Story Transcript
E-BOOK PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN TEORI BELAJAR
Abelta Cananda Apriliya
DAFTAR
ISI
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
Konsep Dasar Perkembangan dan Hakikat Peserta Didik. Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Perkembangan Kognitif Moral Perkembangan Sosial dan Emosi Belajar dan Pembelajaran Belajar dan Permasalahan Belajar Behavioristik Kognitif Konstruktivis Humanistik Belajar Sosial
KONSEP DASAR PEREKMBANGAN DAN HAKIKAT PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN Perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai pada masa pertumbuhan dan berlangsung seumur hidup. seperti perkembangan kognitif, emosi, psikososial, mora, dan lain-lain. Yang bersifat kualitatif. Perkembangan juga bersifat proogresif dan berkesinambungan.
kematangan "maturation" merupakan hasil dari proses pertumbuhan dan perkembangan, kematangan fisik muali terjadi pada masa pubertas, kematangan tidak dipengaruhi oleh pengalaman, karena merupakan usur genetika
pertumbuhan merupakan pertamabahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagianbagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan, seperti:tinggi badan, berat badan, dan lain-lain =. Yang sifatya meningkat, menetap, dan mengalami kemunduran seirig bertambahnya usia.
faktor-faktor perkembangan faktor internal : bakat, sifa-sifat keturunan atau hereditas dorongan dan instink. faktor eksternal : nutrisi atau makanan, iklim, kebudayaan, ekonomi, kedudukan anak dalam keluarga. faktor umum : inteligensi, jenis kelamin, kelenjar gondok, kesehatan, ras.
Perkembangan Fisik dan Psikolotorik Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Faktor yang mempengaruhi perkembangan Fisik, yakni pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, dan jenis kelamin. Faktor yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik, yakni pola asuh anak, gen, pengaruh lingkungan, dan pengaruhh struktur jasmani
Karakteristik Perkembangan Fisik TK: Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata bertambah 46,6 inci. SD: Kenaikan tinggi pertahun adalah 2-3 inci, rata-rata anak 11 tahun mempunyai tinggi badan 58 inci dan laki-laki 57,5 inci. SMP: Munculnya ciri primer sepeprti menstruasi pada wanita, dan mimpi basah pada laki-laki. SMA: Anggota tubuh ulai mencapai perbandingan tubuh yang baik misalnya seperti laki-laki semakin bidang dan perempuan seperti gitar spanyol. DEWASA: Pada usia 18 tahun ke atas ada pertumbuhan tinggi sudah berhenti.
Pengertian Perkembangan Fisik merupakan perubahan yang terjadi pada tubuh manusi, baik dari segi berat, tinggi, otak, maupun proporsi tubuh (kuantitatif).
Pengertian Pengembangan Psikomotorik kemampuan anak dalam menggunakan anggota tubuhnya, baik jasmani maupun fungsi otak.
Karakteristik Perkembangan Psikomotorik TK: Pada usia ini anak sudah mampu melepas dan mengancingkan baju sendiri. SD: Diusia ini anak mampu mengontrol tubuhnya juga menggunakan anggoa tubuhnya dengan baik. SMP: Diusia ini anak semakin kompleks memilih wadah untuk menampung kemmapuan yang mereka miliki seperti ekstrakulikuler. SMA: SMA juga memberikan wadah yaitu ekstrakulikuler untuk menampung kemampuan yag dimiiki sisiwa. DEWASA: Pada usia ini orang dewasa mampu mencerna segala hal yang lebih baik dari sebelumnya, seperti mengambil keputusan dengan bijak.
Perkembangan Kognitif Proses Kognitif proses berfikir yang digunakan individu untuk membangun pengetahuan mereka tentang dunia.
Konsep dalam teori piaget Skema, yakni tindakan atau reprentasi mental yang mengatur pengetahuan. Asimilasi, yakni penggabungan informasi baru ke dalam pengetahuan yang ada (skema). Akomodasi, yakni penyesuaian skema agar sesuai dengan informasi dan pengalaman baru. Equilibrasi, yakni proses peralihan dari saru tahap ke tahap pemikiran berikutnya, atau keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Organisasi, yakni pengelompokan atau pengaturan item ke dalam kategori.
Setiap tahap piaget berkaitan dengan usia dan cara berfikir yang berbeda-beda. ada 4 tahap yakni Sensorimotorik, yakni pada usia 0-2 tahun. Bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman sensorik dengan tindakan motorik. Praoperasional, yakni pada usia 2-7 tahun. Pada tahap ini pemikiran simbolik meningkatkan namun belum pada pemikiran operasional, misalnya anak-anak mulai menggunakan desain coretan unutk mewakili orang, rumah, mobil, awan dan banyak aspek dunia lainnya Operasional Formal, yakni pada usia 11-15 tahun. Pada tahap ini anak dapat berfikir dengan cara yang lebih abstrak, idealis, danlogis, serta mampu memecahkan masalah yang bersifat abstrak. operasional konkrit, yakni pada usia 7-11 tahun. Anak belum dapat bernalar secra logis tentang peristiwa-peristiwa konkret dan mengklasifikasikan objek ke dalam set yang berbeda. penalaran logis menggantikan penalaran intivitif, namun hanya dalam situasi knkret, dan belum dapat memecahkan masalah yang bersifat abstrak.
Teori Kognitif Vygotsky Zone of Proximal Development (ZPD), merupakan istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas anak yang terlalu sulit untuk dikuasai oleh bimbingan dan bantuan dari orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil. Scaffolding, merupakan sebuah teknik yang berkaitan dengan perubahan tingkat dukungan untuk belajar, seorang guru menyesuaikan jumlah bimbingan agar sesuai dengan kinerja siswa saa ini, disini siswa diberi tanggung jawab oleh guru dan tugas yang sesuai kemampuan.
MORAL Moral adalah pembentukan secara bertahap tentang konsep benar-salah, baik-buruk, hati nurani, nilai-nilai etika dan agama, sikap sosial, dan juga perilaku.
Teori Perkembangan Moral Piaget Hereronomous morality: perkembangan moral anak berdasarkan pengaruh dari orang lain, egosentrisme pada mata kanakkanak menyebabkan mereka percaya bahwa aturan yang dibuat orang lain perlu ditaati dan jika tidak maka akan mendapatkan hukuman, sehingga dari perilaku mereka mengalami hal buruk itu sehingga akibat dari perilaku mereka yang kurang baik. Autonomous morality: pertimbangan moral anak berdasarkan pertimbangan dari sendiri, terkadang tidak apa-apa untuk melanggar aturan, niat dalam melakukan lebih penting dari pada hasil perilaku dan hukuman diberikan sesuai niat dan tingkatan kesalahan, hal buruk ynag terjadi belum tentu.
Perkembangan Moral Kohlberg Pra-Conventional Aturan ditetapkan orang lain. Orientasi pada hukuman ketaatan, konsekuensi dari tindakan yang menentukan sesuatu itu baik/buruk, benar/salah. Conventional Harapan keluarga, kelompok atau bangsa dipandang sebagai sesuatu yang berharga terlepas dari konsekuensi langsung & nyata. Orientasi pada nilai/norma yang berlaku di lingkungan sosial. Orientasi pada "hukum dan ketertiban" di lingkungan sosial. Post-Conventional Orientasi moral pada nilai-nilai individu sendiri dan prinsip-prinsip etika yang telah mereka pilih untuk diikuti. Orientasi pada prinsip etika universal. apa yang benar ditentukan oleh keputusan hati nurani menurut prinsip-prinsip etika yang dipilih sendiri.
PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI
Perkembangan sosial dan emosi bergantung pada pengalaman yang diberikan oleh lingkungan baik sekolah, keluarga, dan masyarakat. Perkembangan tersebut juga mengikuti pola yang dapat diprediksi
Beberapa Permasalahan Remaja Gangguan emosional, seperti depresi, putus asa, atau marah. Bullying berupa ejekan, pelecehan, dan agresi terhadap teman sebaya. Putus sekolah yang berakibat pada pekerjaan tingkat rendah, pengangguran, dan kemiskinan. Resiko kehamilan. Kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkoba dan kecanduan alkohol. Masalah identitas seksual, termasuk gay dan lesbian.
Emosi Emosi merupakan perasaan atau pengaruh yang terjadi ketika seorang individu terlibat dalam interaksi yang penting baginya, terutama untuk kesejahteraan.
Perkembangan sosial-emosi Usia Pra-Sekolah Pada masa ini jumlah istilah yang digunakan anak untuk menggambarkan emosi meningkat (Lewis,2016). Anak juga belajar tentang penyebab dan konsekuensi dari emosi. Perkembangan ini dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan tempat tinggal. Tugas perkembangan penting selama usia pra-sekolah yakni, hubungan teman sebaya, bermain, perilaku prososial. Usia SD pada usia ini banyak anak menunjukkan peningkatan yang nyata dalam memahami dan mengelola emosi mereka (Calkins & Perry,2016). Tugas penting pad amasa ini anak menunjukkan peningkatan kemmapuan dalam menekan atau menyembunyikan reaksi emosional negatif bahkan kepada orang tua, anak juga lebih banyak merefleksikan pengalaman emosional dan mengembangkan strategi untuk mengatasi emosi mereka dengan cara kognitif, anak-anak menge,bangkakn kapasitas untuk empati ynag tulus, konsep diri dan harga diri. SMP-SMA Masa remaja digambarkan sebagai masa gejolak emosi (strom&stress), anak perempuan sangat rentan terhadap depresi pada masa remaja (Nolenhoeksema,2011). Perubhan signifikan terhadap aspek siso-emosi remaja disebabkan oleh perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, penyebab utama masalh anak dan orang tua karena anak merasa kurag dipahami dan teman menjadi penting dalam fase ini.
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Belajar: Pembelajaran:
Ajar (n): petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) Pembelajaran berasal dari kata pem-bel-a-jar-an: proses, cara, pembuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
PERBEDAAN: Belajar: Proses perubahan tingkah laku yang relatif permanen, disebabkan oleh interaksi individu dengan lingkungannya Pembelajaran: Kegiatan belajar yang dilakukan oleh pemelajar dan guru.
CIRI-CIRI BELAJAR: Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior). Perubahan perilaku relative permanent. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
FUNGSI PEMBELAJARAN: Pembelajaran sebagai sistem: Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindakan lanjut pembelajaran. Pembelajaran sebagai proses: Persiapan, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya.
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN: Merupakan upaya sadar dan disengaja Pembelajaran harus membuat siswa belajar Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
Belajar dan Kesulitan Belajar BELAJAR: Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang terwujud dalam perubahan perilaku. beljar juga merupakan pengalaman multisensori (melihat, mendengar, merasa, melakukan). Hasil belajar relatif menetap berupa perubhan kognitif dan perilaku (tampak/tidak). Pondasi utama belajar yakni rasa ingin tahu, hasrat yang kuat dan pengendalian diri, pengendalian diri ini terkait dengan orang lain dan juga lingkungan belajar, dengan motivasi diri yang kuat dan dukugan lingkungan, hasil belajar dapat maksimal.Untuk menumbuhkan rasa motivasi belajar memang beda-beda setiap individu akan tetapi lebih baik orangtua/guru hendaknya memahami karakter dan kebutuhan masing-masing anak.
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN: Learning disabilites : Merupakan ketidakmampuan seseorang yang disebabkan oleh gangguan sistem syaraf hal tersebut mempengaruhi kemampuan dasar belajar yakni membaca (disleksia), menulis, (disgrafia) dan berhitung (diskalku). Learning difficulties: istilah learning difficulties mencakup kesulitan seseorang dalam memproses, mengingat, dan menghasilkan informasi. learning difficulties diartikan juga sebagai gangguan belajar yang disebabkan lingkungan. misal: kondisi belajar yang kurang kondusif, kurang motivasi, sarana belajar, dan lain-lain. Learning Difficulties misal: prokrastinasi akademik, burnout, sulit konsentrasi, dan lain-lain. Solusi untuk mengatasi learning difficulties bisa diatasi dengan motode sederhana, misal: pemberian layanan konsultasi, memberikan motivasi, penerapan reward, dan lain-lain, namun hal ini perlu didukung dari berbagai pihak seperti guru, orangtua, teman, dll. Pada umumnya anak yang mengalami LD ini memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, namun mereka memiliki keterbatasan dalam menguasai ketrampilan khusus seperti membaca, dalam kondisi lain juga memungkinkan anak mengalami kondisi gangguan lebih dari satu
PENYEBAB LD: Penyebab Learning disabilities: Kondisi semasa kehamilan, waktu melahirkan dan setelah kelahiran, semasa kehamilan pola hidup ibu sangat mempengaruhi terjadinya LD pada anak misal: ibu yang suka mengkonsumi alkohol, obat-obat terlarang, keracunan, malnutrisi, dll. ketika melahirkan misal: si bayi kekurangan oksigen, lahir prematur, dll. setelah kelahiran misal si bayi terinveksi virus dimana awal perkembangan. LD ini tidak dapat disebuhkan, namun penanganan tepat dapat membantu anak berhasil, baik dalam belajar beradaptsi, bersosialisasi, berprestas. Pada ]dasarnya, setiap kondisi anak yang berbeda, perlu diberikan yang sesuai, dukungan setiap pihak dapat membantu proses perkembangan anak yang optimal.
BEHAVIORISTIK Konsep Behavioral Pendekatan behavioral ditekankan pada prilaku yang dapat diamati/bukan proses mental. Perilaku tersebut baik verbal/non verbal dapat dilihat dan didengar secara langsung. Perilaku yang muncul tersebut juga merupakan respon atas rangsangan dari lingkungan. Konsep "penguatan dan hukuman" sebagai perilaku proses pembelajaran dan perilaku. Classical Conditioning(Ivan pavlov,1927), teori ini menekankan pada asosiasi dari stimulusu yang ada untuk menghasilkan respon. Operant Conditioning (B.F,Skinner), teori ini berfokus pada penggunaan konsekuensi untuk mengubah perilaku. misalnya: perilaku yang cenderung menetap.
Analisis Perubahan Perilaku Merupakan prinsip-prinsip dalam operant conditioning untuk merubah perilaku 3 penggunaan ABA: 1. Meningkatkan: Meningkatkan perilaku yakni, memberi penguatan yang efektif, tepat waktu dan sasaran kontrak. 2. membentuk: menghentikan simulus dan reinforcement pemberian punishment 3. mengurangi perilaku: mengajarkan perilaku baru memberi respon dan penguatan.
Belajar yakni perubahan terkait pengetahuan, perilaku, dan ketermapilan berfikir dan perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman.
KOGNITIF
KATA KUNCI Memperhatikan Proses daripada Hasil Pengalaman membentuk insight dalam belajar ingatan/memori membentuk informasi jangka pendek dan jangka panjang pengetahuan awal penting dalam proses belajar
MODAL DALAM BELAJAR perhatian/attention: pemusatan pada sesuatu memori/ingatan keahlian/expertise metakognisi
PROSES KOGNITIF pemahaman konseptual berfikir (executive functionong, berfikir kritis, kreatif, novatif, dan lain-lain) problem solving transfer of learning proses meningkat
STRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN Analogi: penyesuaian atau menyamakan antara hal 1 dengan hal yang lainnya. Elaborsi: penggarapan secara tekun dan cermat, jadi di strategi ini siswa hanya memfokuskan pada 1 materi. Skema Organisasi: membuat sesuatu agar mempermudah dipelajari contohnya: pembutan maidmapping dalam penulisan materi atau bisa membuat suatu ciri khas agar mudah mempelajari. Tanya Jawab: diskusi antara 2 orang atau lebih yang dari kedua pihak sama-sama aktif. model konseptual: pengajaran agar mudah dipahami. problem based learning: para sisiwa diajarkan untuk memecahkan masalah, hal ini membantu siswa untuk berfikir kritis dan bijaksana dalam pengambilan sikap dan tindakan. dialog sokrates: menganalisis maslah.
Konstruktivis Teori konstruktivisme didefinisakan sebagai pembelejaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan menciptkan sesuatu makna dari ap ayang dipelajari. Belajar menurut konstruktivisme adalah proses mengasimilasi dan mengkaitkan pengalaman atau pembelajaran yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.
tokoh teori konstruktivisme Vygotsky (socio cultural theory) Gagne (the instruction theory) Mayy Wertheimen, Wolfgang Kohler, Kurt Koffa (teori gesalt/problem solving theory) Jean Piaget (ognitive contructivism) Jerome Bruner (discovery learning) Robert Kegan (theory of identity development)
CIRI-CIRI
TUJUAN Menumbuhkan motivasi siswa bahwa beljar merupakan tanggung jawab sendiri. Mengembangkan kemampuan sisiwa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya. Mengembangkan kemmapuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman yang telah ada. Belajar merupakan penafsiran personal tentnag diri. Belajar merupakan proses aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman. Pengetahuan tumbuh karen adanya perundingan (negosiasi) makan melalui berbagai informasi.
PRINSIP-PRINSIP Pengetahuan dibangun oleh sisiwa sediri. pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid kecuali dengan keaktifan murid sendiri. Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi.
kelebihan Berfikir, dalam proses pemebelajaran, murid berfikir untuk menyelesaiakan masalah, dan membuat keputusan. Faham, murid terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga lebih faham dan mengaplikasikan dalam semua situasi. Ingat, oleh karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Kemahiran sosial, diperoleh apabila berinteraksi dengan rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru. Menyenangkan, proses pembelajaran terasa menyenangkan karena siswa terlibat secara aktif.
KESIMPULAN
Jadi dalam pembejalaaran, kontruktivesme menekankan perlunya keaktifan sisiwa dalam menambah pengetahuan dan guru diposisikan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan membangun pengetahuannya sendiri
HUMANISTIK Proses memanusiakan manusia, dimana seorang individu menggali kemampuan sendiri untuk diterapkan dalam lingkungan Berdasarkan teori maslow teori humanistik menekankan motivasi untuk mengembangkan potensi penuh seseorang, Berdasarkan teori robers yakni, teori humanistik membahas tentang belajar dan pembelajaran.
TINGKATAN MENURUT MASLOW 1. Aktualisasi diri: Pengembangan diri, Mengikuti ekstrakulikuler, Berusaha menjadi sang juara. 2. Penghargaan: Pencapaian, Tanggung jawab, Reputasi. 3. Sosial: Rasa kasih sayang, Relasi, Keluarga. 4. Rasa aman: Menghemat uang, Menyelamatkan nyawa, Mengambil kebijakan asuransi. 5. Fisiologis: Makanan, Udara, Air.
KEBUTUHAN TINGKAT RENDAH HARUS DIPENUHI SECARA MEMADAI SEBELUM KEBUTUHAN TINGKAT TINGGI DAPAT MEMPENGARUHI PERILAKU.
KECENDERUNGAN AKTUALISASI (TEORI ROGERS) Keinginan memenuhi potensi manusia berkembang dengan cara yang berbeda, lingkungan belajar mempengaruhi kecenderungan aktualisasi
PENERAPAN TEORI HUMANISTIK DALAM PEMBELAJARAN Pengajar bisa memberikan reward kepeda peserta didik. Hindari tekanan pada lingkungan belajar. Beri kesempatan untuk mengembangkan diri. Fasilitasi dengan sumber belajar yang beragam.
KESIMPULAN
Sebagian besar tindakan manusia mewakili upaya untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan bersifat hierarkis (tingkatan). Maslow mengurutkan tingkatan kebutuhan menjadi 5 tingkatan yakni, fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, aktualisasi diri. Dalam pembelajaran, tugas utama guru yaitu tindakan sebagai fasilitator yang membangun suasana kelas menjadi lebih efektif.
belajar sosial KONSEP
Teori Pembelajaran sosial adalah teori proses pembelajaran dan perilaku sosial yang mengusulkan bahwa perilaku baru dapat diperoleh dengan mengamati dan meniru orang lain.
Implementasi Teori Belajar Sosial Teori belajar sosial menjelaskan bahwa perilaku manusia mempunyai interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Seperti: 1. Peserta didik sering beljar hanya dengan mengamati tingkah laku orang lain yaitu guru. 2. Menggambarkan konsekuensi perilaku yang efektif dapat meningkatkan perilaku yang sesuai dengan diharapkan dan menurukan perilaku yang tidak pantas. 3. Guru dan orangtua harus menjadi mode prilkau yang sesuai dan berhati-hati agar peserta didik tidak meniru perilaku yang tidak pantas.
Determinis Resiprokal Pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusi dalam bentuk interaksi timbal balik yang terus menerus antara determinan kognitif (person), behavioral, dan lingkungan (environment). Beyond Reinforcement Individu dapat beljar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mnegulang apa yang dilihatnya. Belajar memalui observasi tanpa ada reinforcement (pengetahuan) yang terlibat, berarti tingkah laku ditentukan oleh antisipasi konsekuensi, itu merupakan pokok teori belajar sosial. Kognisi dan Regulasi Diri Teori beljar tradisional sering terhalang oleh ketidaksenangan atau ketidakmampuan mereka untuk menjelaskan proses kognitif. Konsep ini menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur lingkungan, mencipakan dukungan kogitif, megadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.