KEL 3 - KALIMANTAN TENGAH Flipbook PDF


81 downloads 105 Views 13MB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

03 Upacara Adat

DENGAN KE-KHASANNYA MASING-MASING KALIMANTAN TENGAH

About Us

Daftar Isi About us

Kerangka ... 1 Macam adat ... 2-5

Joki ( pojok opini )

Apresiasi

Kata penutup

KERANGKA Upacara adat adalah

upacara yang secara turun-temurun dilakukan oleh pendukungnya disuatu daerah.

Mengapa?

upacara a d a t ditinggalkan

Karena pada saat ini masyarakat hanya mengganggap bahwa upacara adat hanya mitos semata , Juga mereka bekerja sehingga tidak ada waktu untuk melakukan upacara adat. Selain itu saat ini banyak masyarakat yang asyik dengan gadgetnya sehingga melupakan kebudayaan dan upacara adat di sekitarnya.

K

n e o

urut n e mingrat

n a j t

Seorang antropolog yang berperan besar dalam mendeskripsikan sejarah dan kebudayaan Indonesia.

upacara adat adalah segala kegiatan yang

dilaksanakan secara bersamasama oleh masyarakat dalam suatu komunitas yang

dianggap sebagai bentuk kebangkitan dalam diri masyarakat.

ADAT Kaharingan Kaharingan Kepercayaan Kaharingan adalah nama agama masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Menurut masyarakat Dayak Ngaju, kaharingan telah ada beribu-ribu tahun sebelum datangnya agama-agama besar seperti Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Dikarenakan kebijakan negara yang hanya mengakui 5 agama resmi, maka Kaharingan dilihat sebagai “adat” “Kebudayaan” atau “aliran kepercayaan”. Penganut Kaharingan percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau Pencipta Alam Semesta yang mempunyai sebutan berbeda-beda di tiap daerah (Ranying Hatalla Langit / Suwara / Yustu Ha Latalla), dianut secara turun temurun dan dihayati oleh para penganutnya di Kalimantan. Ucapan salam dalam agama Kaharingan adalah "Tabe Salamat Lingu Nalatai, Salam Sahujud Karendem Malempang" yang berasal dari bahasa Sangiang dan memiliki arti "Selamat bertemu, semoga dalam keadaan bahagia"

Agama Kaharingan pun mempunyai simbol tersendiri yang disebut Batang Garing, yang berarti pohon kehidupan dalam bahasa Sangiang. Simbol Batang Garing ini sudah tidak asing bagi masyarakat Dayak karena sering dijumpai pada banyak bangunan di Kalimantan bahkan menjadi motif pakaian batik suku Dayak. Akibat pemerintah Indonesia yang mewajibkan penduduk dan warganegara untuk menganut salah satu agama resmi yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia, maka sejak 20 April 1980 agama Kaharingan akhirnya dikategorikan sebagai salah satu cabang dari agama Hindu (sebutannya menjadi Hindu Kaharingan). Sehingga dalam pembuatan KTP, para penganut Kaharingan akan mencantumkan Hindu pada kolom agamanya. Seperti halnya agama Tollotang pada suku Bugis yang memiliki persamaan dengan Hindu dalam melaksanakan ritual pengorbanan hewan suci yang dalam agama Hindu disebut Yadnya, yang kemudian diresmikan menjadi Hindu Tollotang.

ADAT

Mamapus Lewu Alam

Upacara adat Mamapas Lewu merupakan sebuah ritual tolak bala yang dijalankan oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah terutama bagi yang mengangkut agama Kaharingan. Makna dari kebiasaan adat ini adalah upaya dalam membersihkan alam dan lingkungan hidup (petak danum) beserta segala isinya dari berbagai sengketa, bahaya, sial, wabah penyakit, serta menciptakan suasana yang awalnya panas menjadi dingin dan gerah menjadi sejuk. Ciri-ciri: Upacara ini mempunyai 10 tahapan (yakni: Ritual Basir Balian Mandurut Sangiang, Ritual Basir Balian Manantan Dahiang Baya, Sial Pali Seluruh Kota Palangka Ray, Ritual Penyembelihan Hewan Kurban, Ritual Menurunkan Pinggan Sahur, Ritual Pemberian Penginan Sukup Simpan, Pakanan Sahur Lewu, Ritual Mimbul Kuluk Metu, Ritual Balian Karunya, dan Ritual Pabuli Sangiang). Dipimpin oleh para Basir/Balian (pemuka agama Kaharingan) yang mempunyai kemampuan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan roh-roh gaib penjaga alam dengan menggunakan bahasa Sangiang





Funfact Upacara ini biasa diadakan atau digelar di Balai Basarah.

ADAT Manusia

Tiwah Upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah, khususnya suku Dayak Pedalaman penganut agama Kaharingan sebagai agama leluhur warga Dayak. Upacara kematian ini biasanya digelar atas seseorang yang telah meninggal dan dikubur sekian lama hingga yang tersisa dari jenazahnya diperkirakan hanya tinggal tulangnya saja

Tujuan ritual Tiwah adalah sebagai ritual untuk meluruskan perjalanan roh atau arwah yang bersangkutan menuju Lewu Tatau (Surga – dalam Bahasa Sangiang) agar bisa hidup tentram dan damai di alam Sang Kuasa.

Joki

pojok opini

Kaharingan Kaharingan merupakan agama asli leluhur di kalimantan yang sudah menghinggapi dataran borneo sebelum agama yang lain masuk. Kaharingan percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau Pencipta Alam Semesta yang mempunyai sebutan berbeda-beda di tiap daerah (Ranying Hatalla Langit / Suwara / Yustu Ha Latalla).

Tiwah

Kematian adalah kepastian yang menanti suatu saat nanti, banyak orang menakuti hal tersebut, walau tahu suatu nanti kematian menghampirinya. Setiap daerah memiliki upacara khusus tersendiri untuk mengantarkan / menghormati orang yang pergi dengan upacara tertentu. Salah satunya Tiwah yang dimiliki suku Dayak diKalimantan Tengah.

Mamapas Lewu Upacara adat Mamapas Lewu merupakan sebuah ritual tolak bala yang dijalankan oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah terutama bagi yang mengangkut agama Kaharingan. Makna dari kebiasaan adat ini adalah upaya dalam membersihkan alam dan lingkungan hidup (petak danum) beserta segala isinya dari berbagai sengketa, bahaya, sial, wabah penyakit, serta menciptakan suasana yang awalnya panas menjadi dingin dan gerah menjadi sejuk.

wiji

thukul

Setiap daerah memiliki upacara untuk mengucap syukur atas anugerah dan untuk mengarahkan hal menuju kebenaran yang disebut adat, adat memiliki prosedur yang cenderung unik, namun generasi muda sekarang mulai menanggalkan adat tersebut, dan mulai mati ditelan zaman, banyak adat yang hilang dan diakui bangsa lain, dari hal tersebut menjadi pembelajaran bagi kita agar lebih menghargai dan melestarikan adat yang diwarisi leluhur kita, Kalau bukan kita siapa lagi?

pemungkas

kata penutup

Demikianlah, majalah berkaitan tentang beberapa upacara adat dari kalimantan tengah dibuat, dengan harapan kami dapat menambahkan ilmu mengenai upacara adat yang ada. sebagai rasa cintah terhadap tanah air dalam perbedaan yang ada tetapi dapat bersatu seperti kalimat "bhineka tunggal ika"

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2023 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.