2. DWI ERNAWATI_BAHAN AJAR_UKIN Flipbook PDF

2. DWI ERNAWATI_BAHAN AJAR_UKIN

48 downloads 103 Views 2MB Size

Story Transcript

Kelas 5 Tema 1

Sub Tema 3 Pembelajaran 2

Untuk membantu mempelajari bahan ajar ini, sebaiknya memperhatikan beberapa petunjuk sebagai belajar berikut: a. Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan sebelum membaca buku b. Mintalah bantuan orang tua untuk mendampingi belajar c. Bacalah uraian permasalahan yang diangkat dalam materi ajar ini. d. Perhatikan peta konsep yang disajikan, untuk mencegah miskonsepsi materi. e. Pahamilah setiap komponen materi di dalam materi ajar ini. f.

Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan dari berbagai sumber, termasuk dari internet.

g. Diskusikan hasil membaca bersama teman atau guru. h. Kerjakan forum diskusi dan tes formatif yang tersedia. i.

Praktikkan

pengetahuan

yang

didapatkan

pembelajaran sehari-hari. j.

Berdo’a sebelum dan sesudah memulai kegiatan

pada

1.

Dengan mengamati gambar - gambar dan video mengenai kelainan tulang pada manusia yang disajikan melalui media PPT berjudul ”Kelainan Tulang pada Manusia” dengan bantuan LCD proyektor (B), siswa mampu (A) menganalisis kelainan tulang pada manusia (C) dengan tepat (D). (C4/Berpikir Kritis)

2.

Melalui kegiatan mengamati gambar dan video rangka tulang yang disajikan melalui media PPT berjudul ”Kelainan Tulang pada Manusia” dengan bantuan LCD proyektor (B), siswa mampu (A) memerinci

kelainan tulang pada manusia (C) dengan benar (D).

(C5/Berpikir Kritis) 3.

Melalui kegiatan mengamati gambar dan video rangka tulang yang disajikan melalui media PPT berjudul ”Kelainan Tulang pada Manusia” dengan bantuan LCD proyektor (B), siswa mampu (A) menganalisis cara memelihara kesehatan tulang pada manusia (C) dengan benar (D). (C4/Berpikir Kritis)

4.

Setelah mengamati langkah – langkah membuat model sederhana alat gerak manusia melalui media PPT berjudul ”Kelainan Tulang pada Manusia” yang disajikan dengan bantuan LCD proyektor (B), siswa dapat (A) membuat model sederhana kelainan tulang pada manusia menggunakan media plastisin (C) dengan penuh kreatif dan tanggung jawab (D). (P5/ Berpikir Kreatif)

5.

Melalui kegiatan membaca teks tentang kelainan tulang pada manusia yang disajikan dengan media PPT berjudul ”Kelainan Tulang pada Manusia”

yang ditampilkan dengan bantuan LCD

proyektor (B), siswa dapat (A) menemukan ide pokok dalam teks tersebut (C) dengan tepat (D). (C4/Berpikir Kritis) 6.

Melalui kegiatan membaca teks tentang kelainan tulang pada manusia yang disajikan dengan media PPT berjudul ”Kelainan Tulang pada Manusia”

yang ditampilkan dengan bantuan LCD

proyektor (B), siswa dapat (A) memperjelas kembali pokok pikiran dari sebuah paragraf dalam teks (C) dengan tepat (D). (C4/Berpikir Kritis) 7.

Setelah membaca teks melalui media PPT dengan bantuan LCD proyektor (B), siswa mampu (A) menyajikan hasil identifikasi ide pokok dari sebuah paragraf (C) dengan baik (D). (P3/Berpikir Kreatif)

Muatan IPA No

Kompetensi Dasar

Indikator 3.1.1 Menganalisis kelainan tulang pada

3.1

Menjelaskan alat gerak dan

manusia (C4)

fungsinya pada hewan dan manusia

3.1.2 Memerinci penyebab kelainan tulang

serta cara memelihara kesehatan alat

pada manusia (C5)

gerak manusia

3.1.3 Menganalisis cara memelihara kesehatan tulang (C4)

4.1

Membuat model sederhana alat

4.1.1 Membuat/menciptakan model sederhana

gerak manusia dan hewan

kelainan tulang pada manusia (P5)

A. KELAINAN TULANG PADA MANUSIA Tulang

belakang

atau

tulang

punggung

merupakan

bagian tulang manusia yang sangat vital. Tulang belakang terdiri dari tulang-tulang kecil yang bertumpuk satu sama lain dalam sebuah cakram. Tulang belakang normal harus lurus ke tengah bagian belakang. Ketika

kelainan

tulang

belakang

terjadi,

kelengkungan

alami tulang belakang tidak selaras atau melengkung ke daerah

tertentu. Kondisi ini biasa disebut dengan gangguan kelengkungan tulang belakang. Gangguan kelengkungan tulang belakang bisa dialami siapa saja. Kondisi ini paling sering muncul pada anak dan remaja. Orang lanjut usia juga berpotensi mengalami gangguan ini.

Ada tiga jenis gangguan kelengkungan tulang belakang: skoliosis, kifosis, dan lordosis. Ketiganya menggambarkan kelengkungan tulang belakang yang tidak normal. Karena sama-sama memengaruhi tulang belakang, tak jarang orang tidak bisa membedakan skoliosis, kifosis, dan lordosis. Padahal skoliosis, kifosis, dan lordosis adalah kondisi yang berbeda. Berikut perbedaan skoliosis, kifosis, dan lordosis yang berhasil

Liputan6.com

rangkum

dari

berbagai

(26/2/2020).

1. SKOLIOSIS

sumber,

Rabu

Seseorang dengan skoliosis memiliki kurva menyamping di tulang belakangnya. Kurva sering berbentuk S atau berbentuk C. Tanda dan gejala skoliosis meliputi bahu dan pinggul tidak rata serta pundak yang tampak lebih menonjol dari yang lain. Jika kurva skoliosis semakin memburuk, selain melengkung ke samping, tulang belakang juga bisa memutar. Sejumlah kecil pasien

dengan

skoliosis

mungkin

memerlukan

pembedahan.

Komplikasi skoliosis meliputi nyeri kronis, defisiensi pernapasan, dan penurunan kapasitas olahraga. Penyebab skoliosis masih belum diketahui hingga saat ini. Skoliosis dipercaya diturunkan dalam keluarga, usia, dan jenis kelamin. Wanita paling sering mengalami skoliosis. Gangguan ini juga sering muncul pada anak-anak. Bentuk skoliosis yang paling umum muncul pada remaja. Ini dikenal

sebagai

skoliosis

idiopatik

remaja.

Skoliosis

dapat

menyerang anak-anak sejak usia 10 tahun. Tanda dan gejala sering mulai selama pertumbuhan sebelum masa pubertas. Dalam kebanyakan kasus, perawatan tidak diperlukan, karena kurva tulang balakang akan mengoreksi dirinya sendiri seiring dengan pertumbuhan.

2. KIFOSIS

Kifosis adalah pelengkungan abnormal pada punggung atas. Pada tulang yang normal, kelengkungan tulang punggung atas berada pada

kisaran

25

sampai

45

derajat.

Pada

penderita

kifosis,

kelengkungan bisa mencapai 50 derajat. Ada tiga jenis kifosis, kifosis postural, kifosis Scheuermann, dan kifosis bawaan. Kifosis postural sering terjadi pada remaja dan postur yang buruk. Ketika tulang belakang dan otot-otot di sekitarnya berkembang secara tidak normal. Kifosis Scheuerman juga cenderung berkembang selama masa remaja, tetapi bisa menjadi lebih parah daripada kyphosis postural dan tidak diketahui penyebabnya. Sementara kifosis bawaan terjadi ketika tulang belakang tidak berkembang dengan baik di dalam rahim, menyebabkan kyphosis saat lahir. Kifosis ringan mungkin tidak menghasilkan tanda atau gejala yang nyata. Tetapi beberapa orang mengalami sakit punggung dan kekakuan di samping tulang belakang yang melengkung tidak normal. Kifosis adalah kondisi relatif umum yang sering berkembang pada masa remaja atau dewasa muda. Postur yang buruk, kelainan pada tulang belakang, atau kelemahan terkait usia, dapat menyebabkan kifosis. Kifosis dapat terjadi dapat terjadi pada usia berapa pun tetapi paling sering terjadi pada wanita yang lebih tua. Jenis lain dari kyphosis dapat muncul pada bayi atau remaja karena malformasi tulang belakang. Beberapa jenis kifosis dapat terjadi sejak lahir, tetapi ini jarang terjadi. Postur yang buruk adalah faktor risiko pegembangan kifosis. Ini berarti bahwa kifosis lebih mungkin terjadi pada orang yang mengadopsi postur yang buruk untuk waktu yang lama, seperti sering bekerja di depan komputer atau membawa beban berat di punggung.

3. LORDOSIS

Lordosis

merupakan

bentuk

kelainan

tulang

belakang

bawah

yang

melengkung ke depan. Lordosis dapat memengaruhi punggung bawah dan leher. Hal ini dapat menyebabkan tekanan berlebih pada tulang belakang, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Gejala lordosis yang paling umum adalah nyeri otot. Ada dua jenis lordosis, lordosis di punggung bawah dan lordosis serviks. Cara termudah untuk memeriksa kondisi ini adalah berbaring telentang di permukaan yang rata. Seseorang dengan lordosis akan memiliki ruang ekstra antara punggung dan permukaan lantai. Dan dari sisi tampilan, perut dan bokong mereka akan menonjol. Sementara untuk lordosis serviks tulang belakang di daerah leher tidak melengkung seperti biasanya. Pada tulang belakang yang sehat, leher akan terlihat seperti huruf C yang sangat lebar, dengan lekukan mengarah ke belakang leher. Lordosis dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Obesitas, kelainan tulang, dan osteoporosis dapat menyebabkan lordosis. Seringkali, lordosis muncul di masa kanak-kanak tanpa diketahui penyebabnya. Ini terjadi karena otot-otot di sekitar pinggul anak lemah atau menegang. Lordosis pada anak biasanya akan hilang seiring dengan pertumbuhan. Lordosis juga biasanya dialami oleh wanita hamil. Banyak wanita hamil mengalami sakit punggung dan akan menunjukkan tanda-tanda lordosis, perut yang menonjol dan bokong. Lordosis selama kehamilan sebenarnya adalah

penyesuaian tulang belakang untuk menyetel kembali pusat gravitasi (Sendari, Anugerah Ayu, 2020).

4. OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini menyebabkan

tulang menjadi

keropos dan

mudah

patah. Osteoporosis

jarang

menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang. Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang.

Gejala Osteoporosis Osteoporosis merupakan salah satu masalah utama dalam sistem rangka manusia. Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini biasanya baru diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang. Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa mengalami gejala berikut: •

Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan yang ringan



Nyeri punggung, biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang



Postur badan membungkuk



Tinggi badan berkuran

Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis Osteoporosis

disebabkan

oleh

menurunnya

kemampuan

tubuh untuk meregenerasi tulang. Hal ini berdampak pada berkurangnya kepadatan tulang. Penurunan kemampuan regenerasi

ini

biasanya

akan

dimulai

saat

seseorang

memasuki usia 35 tahun. Selain faktor usia, berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis: •

Berjenis kelamin wanita, terutama setelah menopause



Memiliki keluarga dengan riwayat osteoporosis



Mengalami kekurangan vitamin D dan kalsium



Mengalami gangguan hormonal dan penyakit tertentu, seperti penyakit Crohn atau malabsorbsi



Mengonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama



Mengalami kecanduan alkohol



Merokok

Diagnosis Osteoporosis Osteoporosis sering kali baru terdeteksi ketika penderitanya mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang. Untuk mendiagnosis osteoporosis dan jenis osteoporosis yang terjadi, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan gejala, termasuk riwayat kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien. Jika pasien cedera dan dicurigai mengalami patah tulang, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dahulu untuk

mengetahui tingkat keparahan cedera dan patah tulang. Setelah itu, dokter akan melakukan Rontgen atau CT scan untuk melihat dengan jelas kondisi tulang yang patah. Untuk

memastikan

osteoporosis

dan

mengetahui

risiko

pasien mengalami patah tulang, dokter akan melakukan pengukuran

kepadatan

tulang

(bone

density

testing)

menggunakan dual energy X-Ray absorptiometry (DXA).

Pengobatan Osteoporosis Pengobatan osteoporosis yang akan diberikan tergantung pada tingkat keparahannya. Jika penderita osteoporosis sangat berisiko untuk mengalami patah tulang, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang, seperti: •

Bifosfonat



Antibodi monoklonal



Terapi hormon

Jika diperlukan, penderita osteoporosis dapat diberikan obat yang

bisa

meningkatkan

pembentukan

tulang,

seperti teriparatide dan abaloparatide. Pasien juga akan dianjurkan untuk mengurangi aktivitias yang dapat menyebabkannya terjatuh atau cedera. Agar lebih aman, pasien lansia yang mengalami osteoporosis juga sebaiknya tinggal di rumah yang aman bagi lansia.

Pencegahan Osteoporosis Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Namun, Anda bisa mengurangi risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, melakukan pemeriksaan berkala jika sudah

menopause, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D dan kalsium. Tulang yang Mengalami Osteoporosis

5.FISURA / RETAK TULANG Kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang akibat kecelakaan.

Apa saja penyebab tulang retak? Keretakan pada tulang paling banyak terjadi di bagian kaki dan pergelangan kaki, akibat aktivitas yang repetitif dan terlalu sering digunakan. Walau begitu, tulang di tubuh bagian atas pun dapat mengalami kondisi ini. Penyebabnya yang umum adalah jatuh atau kecelakaan.Selain itu, ada pula faktor-faktor lain yang meningkatkan kemungkinan tulang retak. Beberapa faktor risiko tersebut meliputi: •

Perubahan

mendadak

pada

intensitas,

frekuensi,

durasi, dan jenis aktivitas fisik. Sama seperti tubuh,

tulang juga butuh proses adaptasi agar tidak cedera. Oleh karena itu, lakukan perubahan secara bertahap. •

Pernah mengalami keretakan tulang. Sekali menderita tulang

yang

retak,

risiko

Anda

untuk

kembali

mengalaminya akan meningkat. •

Jenis olahraga tertentu. Tulang retak rentan terjadi pada orang-orang yang aktif berolahraga tertentu, seperti basket, tenis, sepak bola, hoki, dan senam. Demikian pula dengan kegiatan menari, misalnya balet.



Struktur kaki, misalnya telapak kaki yang sangat datar (flat foot).



Masalah pada alas kaki, contohnya sepatu yang sudah aus atau tidak sesuai dengan jenis kegiatan.



Gangguan pada tulang. Kondisi medis tertentu bisa memengaruhi kondisi tulang dan meningkatkan risiko keretakan, keropos yang

misalnya osteoporosis dapat

membuat

atau

kepadatan

tulang tulang

menurun, sehingga tulang Anda menjadi rapuh. •

Jenis kelamin. Wanita memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena tulang retak.



Kekurangan nutrisi. Tulang retak juga lebih rentan terjadi jika asupan nutrisi Anda tidak terjaga dengan baik, misalnya kekurangan vitamin D dan kalsium.

Bagaimana cara mengetahui tulang retak? Tulang retak umumnya akan memicu kemunculan sejumlah gejala. Gejala utama yang pertama terasa biasanya adalah rasa nyeri. Sensasi ini akan bertambah parah apabila Anda melakukan aktivitas tertentu yang membebani tulang.Rasa sakit juga bisa berkurang pada saat beristirahat, namun

kembali muncul dan semakin parah selama Anda menjalani rutinitas sehari-hari. Di samping rasa sakit, pembengkakan pada area tulang yang mengalami keretakan dan memar pun bisa terjadi.Berikut ini ciri-ciri tulang retak yang bisa Anda rasakan: •

Nyeri



Memar



Perdarahan



Pembengkakan



Munculnya bengkokan yang tak biasa pada tulang



Terdengar

bunyi krek ketika

area

sekitar

tulang

digerakkan •

Kulit sekitar tulang yang retak mengalami perubahan warna



Munculnya rasa nyeri ketika area sekitar tulang retak diberi beban

Perlu diingat, gejala dan ciri-ciri tulang retak bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain. Faktor seperti bagian tulang yang mengalami retak, usia, serta kesehatan penderita secara keseluruhan dapat berpengaruh pada tingkat keparahan gejala.Bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, periksakan dan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, tulang bisa saja patah dan menembus kulit.

Bagaimana cara menangani tulang retak? Setelah mendiagnosis keretakan tulang yang terjadi, dokter dapat menentukan penanganan yang sesuai dengan tingkat keparahan kondisi tulang Anda. Berikut sejumlah langkah perawatan yang bisa dianjurkan: 1. Penanganan tanpa pembedahan Sebagai tindakan dasar, dokter mungkin akan menyarankan

Anda untuk melakukan metode RICE. Cara ini bisa Anda lakukan di rumah. Apa sebenarnya metode RICE ini? •

Rest atau beristirahat

Anda perlu mengistirahatkan atau menghindari penggunaan area tulang yang retak. Langkah ini akan mempercepat proses penyembuhan. •

Ice atau kompres es

Hawa dingin dari es dapat membantu untuk mengurangi nyeri yang disebabkan oleh tulang retak. Tapi ingatlah jangan menempelkan

es

secara

langsung

pada

kulit.

KenapaPasalnya, es batu yang ditempelkan langsung ke kulit bisa memicu radang dingin atau frosbite. Anda sebaiknya menggunakan kompres dari es batu yang telah dilapisi kain atau handuk •

Compression atau tekanan

Bebat bagian nyeri dengan perban khusus, namun jangan terlalu ketat karena dapat mengganggu aliran darah. Jika kulit tampak kebiruan atau terasa dingin, lepaskan lilitan perban. •

Elevation atau mengangkat bagian yang terasa nyeri

Anda perlu mengangkat bagian tubuh yang terasa nyeri akibat tulang retak agar lebih tinggi dari posisi jantung. Langkah ini akanmengurangi rasa nyeri dan bengkak Sebagai contoh, bila tulang yang retak terjadi pada kaki, letakkan kaki yang cedera di atas bantal ketika Anda berbaring sehingga posisinya lebih tinggi posisi jantung Anda.Selain

metode

RICE,

dokter

mungkin

juga

akan

menyarankan Anda untuk meminum obat pereda nyeri, seperti ibuprofen, aspirin, atau naproxen. Obat-obat tersebut bisa

Anda

beli

secara

bebas

ataupun

dengan

resep

dokter.Apabila

diperlukan,

Anda

juga

bisa

dianjurkan

memakai splint atau gips. Tujuannya adalah agar bagian tulang yang retak tidak terlalu banyak bergerak.Pemulihan tulang retak umumnya akan membutuhkan waktu sekitar enam hingga delapan minggu. Selama masa ini, hindari aktivitas yang berat supaya pemulihan berjalan lancar. 2. Tindakan pembedahan Beberapa kasus tulang retak mungkin saja memerlukan pembedahan sebagai langkan penanganan. Tindakan ini biasanya dilakukan pada kejadian di mana tulang yang retak terjadi

pada

area

dengan

aliran

darah

yang

kurang

memadai.Setelah sembuh, jagalah agar tulang retak tidak terjadi lagi. Misalnya, menghindari olahraga yang tinggi risiko cedera,

perubahan

mendadak

pada

intensitas

aktivitas

fisik.Jika Anda ingin memulai olahraga, lakukanlah dengan perlahan-lahan dan secara bertahap. Pastikan pula Anda mencukupi asupan gizi, terutama kalsium dan vitamin D.

Berapa lama tulang retak akan sembuh? Tulang retak bisa sembuh dalam hitungan minggu, namun juga dapat berbulan-bulan. Lamanya penyembuhan tulang retak bergantung pada tindak perawatan yang Anda lakukan.Selain itu, berapa lama tulang retak akan sembuh juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia penderita, tingkat keparahan, dan ukuran keretakan. Maka dari itu, jangan menunda-nunda untuk berkonsultasi ke dokter jika menyadari adanya keretakan tulang. Penanganan sedini mungkin mencegah kondisi yang Anda alami bertambah parah (Putra, Arif, 2019).

6.

FRAKTURA/PATAH TULANG

Kelainan pada tulang akibat kecelakaan, baik jatuh atau karena kecelakaaan bermotor. Fraktura/patah tulang dibedakan menjadi dua, yaitu: a. fraktura tertutup, apabila tulang yang patah menyebabkan otot terluka, tetapi tidak keluar dari kulit b. fraktura

tertutup,

mencuat keluar kulit

apabila

tulang

yang

pata

sampai

Langkah – langkahnya: 1. Siapkan plastisin warna – warni 2. Bentuklah

plastisin

tersebut

menyerupai

bentuk

tokoh

manusia yang mengalami kelainan tulang lordosis, scoliosis, atau kifosis 3. Kerjakan

Bersama

teman

kelompkmu

dengan

penuh

tanggungjawab Muatan Bahasa Indonesia No

Kompetensi Dasar

3.1

Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis

4.1

Menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran dalam teks tulis dan lisan secara lisan, tulis, dan visual

Indikator 3.1.1 Menemukan ide pokok dalam teks tentang kelainan tulang pada manusia (C4) 3.1.2 Memperjelas kembali pokok pikiran dari sebuah paragraf dalam teks tentang kelainan tulang pada manusia (C5) 4.1.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran dari sebuah paragraf dalam teks (P3)

B. IDE POKOK Pengertian Ide Pokok Bacaan. Ide pokok bacaan adalah kalimat inti atau kalimat pokok sebuah paragraf. Ide pokok disebut juga gagasan pokok atau kalimat utama dimana ide pokok bacaan ini didukung oleh ide-ide penjelas dalam paragraf. Ide pokok suatu bacaan berfungsi untuk mengetahui inti atau pokok bahasan pada suatu bacaan Cara Menentukan Ide Pokok Bacaan 1. Membaca paragraf tersebut dengan cermat. 2. Untuk paragraf non-fiksi, cermatilah kalimat pertama dan terakhir. Lihat pengembangannya cenderung mengikuti bagian mana. 3. Untuk paragraf fiksi maka cermatilah setiap paragraf yang ada karena bisa jadi itu adalah paragraf naratif. 4. Jika kalimatnya sudah ditemukan silahkan ambil ide pokok yang ada di dalamnya. 5. Ide pokok disajikan ke dalam bentuk kalimat utama. Kalimat utama yang memuat ide pokok ini bisa berada di awal paragraf, di tengah paragraf, atau di akhir paragraf (Imron, 2017).

Menemukan Ide Pokok Bacalah teks berikut! Tubuh manusia tersusun atas berbagai tulang sebagi penopang. Tulang – tulang pada tubuh kita tersususn secara beraturan. Jika ada bagian tulang yang tidak berada pada tempatnya, maka bisa mempengaruhi postur tubuh kita. Misalnya posisi tulang yang normalnya sejajar, lurus ke bawah, dan sedikit melengkung. Jika kelengkungan tulang belakang tidak normal, maka bisa menyebabkan

adanya kelainan tulang belakang. Ada beberapa kelaianan pada tulang belakang, yakni skoliosis, kifosis, dan lordosis. Skoliosis bentuknya

adalah

bengkok

kelainan

dengan

tulang

lengkungan

belakang

yang

tidak

karena normal,

melengkung ke arah samping. Hal ini menyebabkan badan bengkok dan membentuk huruf S atau C. Skoliosis

ini

bisa

disebabkan

oleh

beberapa

faktor,

diantaranya adalah faktor genetik atau kelalaian pada perkembangan tulang belakang ketika ada di rahim atau skoliosis kongenital. Scoliosis juga bisa dikarenakan adanya infeksi , cidera, cacat lahir, distrofi otot, cerebral palsy, marfan syndrome, dan down syndrome. Selain itu, scoliosis juga bisa disebabkan oleh faktor fungsional seperti salah satu kaki lebih panjang atau kejang otot. Kifosis

adalah

kondisi

tubuh

bungkuk

karena

sudut

kemiringan tubuh menjadi lebih besar. Seseorang disebut mengalami kifosis jika kelengkungan yang terjadi pada punggung atas adalah lebih dari 50 derajat. Tanda orang yang mengalami kifosis terlihat dari postur tubuhnya yang membungkuk. Pada dasarnya, kifosis sering terjadi pada orang yang sudah usia rentan/tua. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kifosis seperti postur tubuh yang buruk, radang sendi, osteoporosis, dan spina bifida yakni kelainan pada sumsum rangka belakang. Kifosis juga bisa disebabkan karena adanya penyakit Scheuerman yaitu kondisi yang menyebabkan kondisi tulang punggung terangkat menjadi seperti punuk. Selain itu, infeksi atau tumor pada tulang belakang dan perkembangan tulang punggung yang tidak normal selama masa kehamilan alias kifosis kongenital juga bisa menjadi factor penyebab kifosis. Tulang belakang pada kondisi normal memang melengkung pada punggung bawah, tetapi jika kelengkungan terlalu masuk ke

dalam maka disebut dengan lordosis. Lordosis adalah kondisi tulang belakang pada punggung bawah melengkung ke depan secara berlebihan.

Kelainan

tulang

yang

satu

ini

bisa

mempengaruhi

punggung bawah dan leher kita. Lordosis bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

osteoporosis,

distrofi

otot,

obesitas,

dan

diskitis

atau

peradangan pada ruang diantara tulang belakang. Selain itu lordosis juga disebabkan oleh achondroplasia yakni tulang tumbuh tidak normal

karena

mutase

genetik

sehingga

akan

menghasilkan

perawakan tubuh yang pendek. Atau bisa juga disebabkan oleh

spondylolisthesis yaitu tulang belakang tergelincir ke depan, sehingga menyebabkan kelengkungan.

Berdasarkan informasi di atas, temukan ide pokok dari masing-masing paragraf sebagai berikut : Paragr11af 1 2 3 4 5 6 7

Ide Pokok

Sumber :(Maryanto, 2018).

1.

Ala Dokter. 2020.Osteoporosis. https://www.alodokter.com/osteoporosis. (dikases pada hari Selasa, 23 November 2021)

2.

Maryanto. 2017. Buku Siswa Organ Gerak Hewan dan Manusia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (hal. 132 - 141)

3.

Maryanto. 2017. Buku Guru Organ Gerak Hewan dan Manusia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

4.

Putra Arif, 2019. Waspada Tulang Retak, Olahraga Tertentu Bisa Menjadi Penyebabnya! https://www.sehatq.com/artikel/waspada-tulang-retakolahraga-tertentu-bisa-menjadi-penyebabnya. (Diakses pada hari Senin tanggal 22 November pukul 22.15)

5.

Sendari, Anugerah Ayu. 2020. Beda Kelainan Tulang Skoliosis, Kifosis, dan Lordosis. https://hot.liputan6.com/read/4188322/beda-kelainan-tulangskoliosis-kifosis-dan-lordosis (Diakses pada hari Senin tanggal 22 November pukul 22.15)

6.

https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/07/27/kunci-jawabantema-1-kelas-5-sd-halaman-180-181-182-183-184-185-186-187-bukutematik-pembelajaran-6?page=all. Diakses pada hari Selasa tanggal 23 November pukul 22.55

7.

https://www.apologiku.com/2020/04/kunci-jawaban-buku-tematik-kelas5-tema_3.html Diakses pada hari Selasa tanggal 23 November pukul 23.55

8.

https://hellosehat.com/muskuloskeletal/cara-menjaga-kesehatan-tulang/ Diakses pada hari Rabu, tanggal 24 November pukul 00.44

9.

https://www.youtube.com/watch?v=6w3ninaZc0Q&ab_channel=SavaSuhita (Lagu tentang Kelainan tulang, diakses pada hari Rabu, 24 November pukul 19.25)

10.

https://www.youtube.com/watch?v=sedBGaHM0I&t=17s&ab_channel=LiterasiEdukatif (Video diakses pada hari Rabu, 24 November pukul 19.20)

kelainan

tulang,

11.

https://www.youtube.com/watch?v=dHj1oTdwwqg&ab_channel=PraktisSim ple (Cara membuat model sederhana kelainan tulang pada manusia, diakses pada hari Rabu, 24 November pukul 19.35)

12.

https://www.youtube.com/watch?v=uMu5aP_R96g&ab_channel=LindaAffriy anti (Video kelainan tulang, penyebab kelainan tulang, diakses pada hari Rabu, 24 November pukul 19.50)

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.