Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................. 2 Hadits Ahkam No. 82............................................................................... 3 Larangan Berbicara Ketika Buang hajat......................................................................... 3

2

Hadits Ahkam No. 82

Larangan Berbicara Ketika Buang hajat

‫ قَا َل َر ُسو ُل َا ه َِّلل صىل هللا عليه وسمل ا َذا تَغ هَو َط‬:‫َو َع ْن َجا ِب ٍر ريض هللا عنه قَا َل‬ .82 ِ ُّ ُ ‫َا هلر ُج ََل ِن فَلْ َي َت َو َار‬ ‫ فَا هن َا ه ََّلل ي َ ْم ُق ُت عَ َىل‬.‫ُك َوا ِح ٍد ِمْنْ ُ َما َع ْن َصا ِح ِب ِه َو ََل ي َ َت َحد َهَث‬ ِ ‫ َو َ ه‬. ‫َذ ِ َِل َر َوا ُه‬ ‫َص َح ُه ِا ْب ُن َا هلس َك ِن َوا ْب ُن َالْقَ هط ِان َو ُه َو َم ْعلُول‬ Dari Jabir Ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: Apabila dua orang buang air besar maka hendaknya masing-masing bersembunyi dan tidak saling berbicara sebab Allah mengutuk perbuatan yang sedemikian. Diriwayatkan oleh Ahmad hadits shahih menurut Ibnus Sakan dan Ibnul Qathan. Hadits ini ma'lul.

3

Perawi Hadits Jabir bin Abdullah bin Haram al-Anshari al-Sulami, Abu Abdurrahman alMadani. Beliau adalah salah satu diantara sahabat yang terkenal dekat dengan Nabi s.a.w., beliau juga termasuk yang paling banyak meriwayatkan hadits. Periwayatannya mencapai 1540 hadits. Beliau mengikuti 18 peperanagn Bersama Nabi s.a.w., termasuk perang Badar. Ikut perang Shiffin Bersama Sayyidina ‘Ali r.a. Di usia tuanya, beliau menderita kebutaan. Dan wafat di Madinah di tahun ke 94 Hijriyah di umur yang sama; 94 tahun. Dan beliau r.a. tercatat sebagai sahabat Nabi terakhir yang wafat di Madinah. Ibn Sakan, al-Hafidz. Namanya Abu Ali Sa’id bin Sakan al-Baghdadi 294 ‫ هـ‬- 353 ‫هـ‬. Kata Imam al-Dzahai, beliau adalah imam, hafidz juga hujjah, bergelut dalam dunia ini dengan banyak karya. Ia juga seorang pengusaha dalam bidang tekstil.

4

Ibn al-Qathan al-Hafidz. Namanya Abu Hasan Ali bin Abdul Malik al-Farisi 562 ‫ هـ‬- 628 ‫هـ‬. Kata imam al-Dzahabi: “aku telah membuat ta'liq atas kitabnya al-Wahm al-Iiham, dan dari situ diketahui bahwa beliau adalah orang yang sangat cerdas, kuat hafalannya dan lancer kecerdasannya serta pengetahuannya tentang ‘illa dangat baik”. Makna Hadits Islam adalah agama yang memperhatikan kehormatan serta rasa malu bagi setiap pemeluknya, karena masyarakat yang punya rasa malu dan menghormati kedudukan orang lain adalah contoh komunitas ideal yang pada pada benak manusia dan memang faktanya begitulah manusia menginginkan dirinya berada. Karena itu, agama ini melarang pemeluknya untuk membuka aurat serta melarang juga untuk orang lain melihatnya walaupun itu terbuka, dan bahkan kelakuan yang mungkin membuatnya membuka serta melihat aurat

5

dilarang oleh agama sebelum itu terjadi. Termasuk juga dalam hal ini larangan melihat dan memperlihatkan aurat ketika buang hajat. Bukan hanya auratnya, agama ini juga melarang pemeluknya untuk berbicara serta ngobrol ketika ia buang hajat; karena itu adalah kondisi terburuk manusia. Jadi larangan ini guna menjaga kehormatan serta kedudukan manusia di hadapan manusia lainnya. Dan memang fitrahnya manusia selalu ingin dihormati. Selain itu, larangan berbicara ketika buang hajat ini juga untuk membedakan kita dengan hewan, dan lebih lagi bahwa murka Allah ta’ala turun kepada orang yang berbicara ketika buang hajatnya. Dalam riwayat imam al-Bukhari dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alayh wasallam tidak menjawab salam salah seorang sahabat yang menyampaikan kepadanya

6

sedang beliau shallallahu ‘alayh wasallam sedang buang air kecil. Padahal menjawab salam itu wajib hukumnya dan itu Nabi shallallahu ‘alayh wasallam tinggalkan sebab dalam keadaan buang hajat. Fiqih Hadits 1. Perintah untuk menjauh dan menutup agar tidak terlihat ketika buang hajat. Itu berarti kewajiban. Siapa yang tidak melakukannya berdosa. 2. Larangan untuk berbicara ketika buang hajat. Berarti hukumnya haram, karena larangan dalam ilmu ushul fiqih menghasilkan cela, sesuatu yang dicela oleh syariat berarti haram dilakukan. 3. Imam al-Shan’ani dalam subulussalam mengutip adanya klain Ijma’ dari sebagian ulama bahwasanya larangan berbicara itu bukan untuk keharaman melainkan kemakruhan saja.

7

Wallahu a’lam

8