Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Peradaban itu Bermula dari Rumah Oleh : Bunda Nafilah
"Surga berada di bawah telapak kaki ibu", demikian salah satu arti dari beberapa hadist Rasullullah Sallallahu ‘alaihi wasallam yang menggambarkan tentang kedudukan dan kemuliaan seorang ibu. Salah seorang sahabat juga pernah bertanya kepada Rasul perihal kemuliaan seorang ibu, hal ini
telah
diriwayatkan oleh imam Bukhari sebagai berikut, dari Abu Hurairah radliallahu `anhu dia berkata, "Seorang shallallahu `alaihi
laki-laki
datang
wasallam sambil
kepada
Rasulullah
berkata; "Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "kemudian siapa lagi?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" dia menjawab: "Kemudian ayahmu." (HR. Bukhari) [No. 5971 Fathul Bari] Shahih. Dari dua riwayat ini dapat kita ketahui bahwa betapa mulianya kedudukan seorang ibu di dalam ajaran Islam,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
bayangkan saja Rasul menjawab tiga kali untuk "ibumu" dan satu kali untuk "ayahmu". Ini menggambarkan kedudukan ibu yang memiliki derajat kemuliaan disisi Robbul 'izzati wal jalalah. Mengapa demikian? Mengapa kedudukan seorang wanita bernama ibu memiliki derajat tiga kali dibandingkan dengan ayah?Apa saja yang menyebabkan hal ini bisa terjadi? Lantas apa saja peran seorang ibu di rumahnya?Sedemikian pentingkah kedudukan seorang ibu? Mari kita mencoba mengurai sedikit tentang peran seorang perempuan hingga menjadi tonggak utama pembangkit peradaban di muka bumi ini. Jika kita melihat ke dalam rumah seseorang, maka peran ibu di dalam rumah tersebut sangatlah dominan. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan
buah
hatinya, juga tutur sapa anak-anaknya terhadap sesama. Bisa juga dilihat dari tata laksana rumahnya, mulai dari halaman, teras rumah, ruang tamu, hingga dapur. Ini
semua
memerlukan sentuhan artistik seorang perempuan yang bernama ibu. Dalam hal ini, penulis tidak mengumpamakan dengan rumah tangga yang memiliki asisten, karena sejatinya, meskipun ada asisten rumah tangga toh semuanya atas perintah sang nyonya yakni ibu di dalam rumah tersebut. Seorang perempuan yang secara sah menjadi istri
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
seorang laki-laki akan mengemban tugas ini, tugas berat sebagai seorang ibu. Mengapa demikian? Karena setelah melakukan ijab dan qabul, maka ia akan menjadi seorang istri dari suami yang menikahinya, laki-laki yang mengambil peran dan tanggung jawab dari ayahnya kepada dirinya. Ketika seorang ibu mulai mengandung anak dari suaminya, maka sejak itulah si ibu sudah harus menanamkan sifat-sifat baik dan menanamkan tauhid serta kecintaan terhadap Allah Subhanahuwata'ala, juga mengenalkansunnahsunnah Rasul kepada calon buah hatinya. Memangnya bisa, ya? Pertanyaan ini muncul dikarenakan anaknya yang masih di dalam kandungan belum lahir, kok sudah ditanamkan tauhid dan sunnah-sunnah. Kita tahu bahwa janin yang berada di dalam perut ibunya akan mendengar dan menyerap apapun informasi yang didapat dari ibunya, baik perkataan maupun perbuatannya. Juga menyerap apapun yang dikonsumsi oleh sang ibu. Di dunia modern saat ini, kita ketahui bahwa para ahli menyarankan kepada ibu-ibu yang sedang hamil untuk memperdengarkan dikandungnya.
Hal
musik
klasik
kepada
janin
yang
ini
menurut
mereka
akan
dapat
meningkatkan kecerdasan dan ketenangan pada janin yang dikandungnya.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Bukankah akan lebih baik jika yang diperdengarkan adalah murottal Al-Qur'an? atau ibu yang sedang mengandung janin tersebut secara langsung membaca Al-Qur'an? Juga melaksanakan ibadah-ibadah mahdhoh yang lain, seperti sholat, sedekah, berdzikir dan amalan-amalan lain yang mendekatkan diri kepada Allah Subhanahuwata’ala? Karena, jika musik klasik yang buatan manusia saja bisa bermanfaat bagi janin di dalam kandungan ibunya, apatah lagi Al-Qur'an yang notabene ciptaan dari Allah Subhanahuwata'ala, Dzat yang menciptakan dunia dan isinya. Bukankah akan lebih bermanfaat dan menenteramkan? Selain itu juga dapat menanamkan ketauhidan terhadap anak kita kelak? Setelah anak lahir ke dunia, sang ibu memiliki tugas baru, bukan hanya sekedar mengajarkan anak untuk memakai pakaian, berbicara yang santun terhadap orang yang lebih tua dan bagaimana berbicara kepada yang lebih muda, tata cara makan dan minum, juga bagaimana jika berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitar rumah. Ibu juga bukan hanya memperkenalkan keluarga dari pihak ayah maupun ibu atau cara sholat dan berwudhu yang benar, serta belajar membaca Al-Qur'an. Namun lebih dari itu, semua yang diajarkan dan diperkenalkan kepada anak-anak kita seharusnya selalu kita
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
kaitkan dengan Allah Subhanahuwata'ala dan sunnah Rasulullah
Shalallahu
'alaihi
wasallam.
Juga
selalu
mengingatkan bahwa semua ibadah baik sholat, puasa, zakat, sedekah, maupun ibadah lain merupakan kebutuhan kita sebagai seorang hamba. Sehingga sedikit banyaknya anakanak kita akan memahami bahwa apapun yang mereka kerjakan tidak ada hal yang sia-sia. Jika sejak usia balita kita perkenalkan hal-hal kecil yang dikaitkan dengan aqidah, insya Allah setelah beranjak menuju usia sekolah dasar dan remaja, hal ini akan menjadi tameng dan jati diri bagi anak kita dalam meniti pergaulan dengan sesamanya. Inilah tugas ibu yang memiliki nilai teramat tinggi, yakni mengajarkan dan mendidik putra putrinya, sejak dini dari dalam rumah. Ini merupakan amal
jariyah
yang
terkadang tidak disadari oleh kita, para ibu. Di dalam rumah ibu mengajarkan bagaimana cara menatalaksanakan rumah dengan baik, sehingga sang ibu dengan kedua tangannya bak malaikat yang memiliki 100 tangan tambahan. Bisa dibayangkan, di kala anak-anaknya bangun dari tidur, beliau sudah bangun terlebih dahulu, dimulai dengan tahajud dan berlanjut hingga waktu subuh tiba. Sebelum semuanya merasa lapar, sang ibu telah mempersiapkan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
sarapan pagi untuk semua anggota keluarga yang ada di rumah tersebut. Setelah anak-anak berangkat ke sekolah dan sang suami berangkat bekerja, sang ibu kembali melanjutkan aktivitasnya dengan cekatan dan terampil. Sembari mencuci baju, ia juga mempersiapkan aneka bahan makanan yang hendak dimasak, sekaligus juga menyapu dan mengepel lantai hingga separoh hari tak terasa dilaluinya. Sang ibu terkadang lupa bahwa dirinya sendiri belum sempat sarapan pagi, dikarenakan kesibukan mengurus anak dan suaminya. Tak cukup hingga disini, semua pakaian yang sudah kering dari jemuran ia seterika ketika anggota keluarga yang lain tengah beristirahat siang. Belum lagi jika malam sudah menjelang, di kala anak-anaknya sudah masuk ke kamar masing-masing, Sang ibu masih menyelesaikan pekerjaan yang masih tersisa dan bahkan mempersiapkan baju anak dan suaminya untuk esok hari, masya Allah. Belum lagi jika sang ibu memiliki pekerjaan di luar rumah, tentunya hal ini akan menambah daftar panjang kegiatan dan rutinitasnya sebagai ibu dan sebagai pekerja yang juga dibutuhkan oleh masyarakat. Mencari asisten rumah tangga bukan solusi untuk mengatasi berjubelnya tugas, karena anak-anak sebaiknya tetap dibawah pengawasan dan kasih sayang ibunya.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Itulah
sebabnya
mengapa
dalam
Islam
ibu
mendapatkan prioritas dan kedudukan yang tinggi hingga jika kita ingin merubah wajah dunia, maka wahai para bidadari bernama ibu, jadikan dirimu berilmu dahulu, jadilah perempuan yang tangguh, tidak cengeng, bergaullah dengan masyarakat untuk menambah wawasan dan menyambungkan tali silaturahmi. Karena pengalaman yang engkau dapatkan akan menempa anak-anakmu menjadi orang-orang yang tangguh dan insya Allah kelak dapat merubah wajah dunia. Jika engkau tidak ambil peduli dengan agama ini, bagiamana anak-anak mu akan peduli? Jika engkau tidak paham tentang perlunya membela agama, bagaimana mungkin akan terlahir para mujahidin dan mujahidah? Oleh karenanya wahai ibu, di tengah kesibukan yang melekat dalam diri, marilah kita ikuti majelis-majelis ilmu yang ada disekitar kita, baik majelis yang langsung bertatap muka dengan para asatidz dan asatidzah maupun majelis ilmu secara daring. Akses itu saat ini terbuka, dan mari kita pergunakan sebaik-baiknya di sebagian waktumu, ibu. Engkaulah pemegang tonggak perubahan peradaban itu. Jangan sia-siakan kesempatan ini, selagi anak-anakmu masih dalam pengasuhanmu, tanamkan ghiroh atau semangat memperjuangkan agama ini, semampu dan sebisa kita.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Satu hal yang terpenting, bawalah Allah selalu dalam setiap langkah dan aktivitasmu, ibu, karena hanya dengan-Nya insya Allah anak-anakmu akan mudah diarahkan ke jalan kebenaran. Ibu, ingatlah! bahwa doamu untuk anak-anakmu seumpama doa Nabi untuk umatnya yang tidak akan tertolak. Maka
berdoalah
dan
bermunajatlah
kehadirat
Allah
Subhanahuwata'ala untuk kebaikan dan kesuksesan anakanakmu dunia akhirat. Jangan hanya berdoa untuk kesuksesan putra dan putri kita di dunia saja, karena kehidupan yang abadi bukan di dunia ini. Juga pada-Nya kita memohon supaya anak-anak kita terlindung dari pergaulan bebas dan fitnah dajjal, yang saat ini merebak dan sangat mengkhawatirkan. Karena apapun usaha dan upaya yang kita lakukan untuk anak-anak kita, akan jauh dari jalan-Nya jika kita tidak meminta pertolongan-Nya. Kita hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki kekuatan apa-apa, maka salah satunya amalkanlah dzikir ini, La Haula Wala Quwwata Illa Billaah. Dzikir khuqolah ini merupakan salah satu kunci surga. Wallahu A'lam.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Penulis bernama Illah Nafilah,S.Pd lahir di Indramayu, pada tanggal 22 Maret 1974. Saat ini berdomisili di desa Titian resak
Kecamatan
Kabupaten Provinsi
Seberida
Indragiri Riau
dan
Hulu bertugas
sebagai kepala sekolah di SD Negeri 021 Berapit. Penulis telah memiliki buku solo sebanyak 7 judul antara lain "Ajarkan Aku Menjadi Istri Idaman" (Mediaguru) "Aku Tersungkur di HadapanMu" (Mediaguru), "Bingkai Rindu Sakura ku" (Mediaguru), "Pantun Mutiara Indragiri Hulu"(Mediaguru), "Di Pintu Taubat" (Perruas), "Asiknya Menyanyi Lagu ASEAN" (RK), dan "Ku Relakan Hidup Tanpa Rahim" (Mediaguru). Penulis juga telah memiliki buku antologi kurang lebih 80 judul yang ditulis bersama rekan-rekan di Media Guru Indonesia, Perkumpulan Rumah Seni Asnur Jakarta, Forum Lingkar Pena Riau, Forum Sastra Hijau Riau, juga mudahmenulis.id dan Forum Indonesia Mudah Menulis.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Rumah-Rumah Peradaban Oleh : Upy Ummu Hafidz
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS An-Nisa: 1) Rumah adalah tempat dimana seorang laki-laki dan perempuan membangun keluarga. Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang lainnya, yang kita sebut anak. Memiliki keturunan adalah keinginan fitrah setiap manusia sebagai penerus bagi kehidupannya di bumi. Rumah telah ada sejak dulu. Ia menjadi saksi dimana manusia berproses menjalani setiap skenario kehidupan yang telah Allah gariskan untuknya. Tempat seorang ayah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
berkiprah dengan fitrah keayahannya yang tegas dan kuat serta seorang ibu dengan kiprah keibuannya yang lembut dan penuh kasih sayang. Anak-anak
laki-laki
belajar
bagaimana
memperlakukan perempuan dari ayahnya. Ia membangun impian calon pasangannya dengan melihat ibunya. Perempuan pertama yang ia kenal adalah ibunya. Ia mengenal kelembutan dan rasa kasih sayang dari ibunya. Ia juga belajar menjalankan fitrahnya sebagai laki-laki pencari nafkah dari ayahnya. Ia belajar bertanggung jawab, melejitkan fitrah keimanannya, belajar beribadah dan mencintai Penciptanya dari ayah dan ibunya.
Begitupun
anak
perempuan.
Seringkali
kita
mendengar orang berkata bahwa cinta pertama bagi seorang perempuan adalah ayahnya. Bagaimana tidak? Bukankah ayahnya adalah laki-laki pertama yang ia kenal, yang cintanya membuat seorang anak perempuan merasa disayangi? Sedangkan ibu bagi seorang anak perempuan adalah model perempuan terbaik yang ingin ia teladani. Like mother, like daughter. Anak perempuan adalah versi lain dari diri ibunya. Walau tak sama, tapi mereka sangat mirip. Pengetahuan yang anak-anak tampung dalam memorinya tentang rasa nyaman dan aman bersama orang tua adalah landasan bagaimana mereka merasa dan beperilaku. Namun,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
bagaimana seorang anak perempuan dapat belajar menjadi perempuan ketika sosok ibu tak pernah ada di rumah? Begitu pula anak laki-laki, bagaimana ia bisa belajar menjadi seorang laki-laki ketika tidak ada seorang pun yang menjadi sosok model
bagaimana
menjalankan
peran
laki-laki
dalam
kehidupan? Terkadang dalam situasi khusus, ketika seorang anak harus kehilangan kedua orang tuanya, mau tidak mau ia akan hidup bersama orang lain yang rela mengasuh dan membesarkannya. Namun, Allah telah memberikan petunjuk pula pada kita tentang bagaimana seharusnya kita dapat membantu seorang anak yatim piatu tumbuh. Selalu harus ada sosok
pengganti
yang
akan
menjadi
model
dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Entah itu kakek, nenek, paman, bibi atau siapapun yang mungkin menjadi pengasuh di panti asuhan. Rumah yang ideal adalah rumah dengan kenyamanan di dalamnya. Ada ketenangan dan kedamaian ketika berada di sana. Ayah menjadi pemimpinnya dan ibu adalah manajernya. Semua yang berlaku di rumah menjadi budaya bagi anakanak. Aturan-aturan, nilai-nilai yang dianut kedua orang tua, sikap dan prilaku orang tua menjadi budaya bagi anakanaknya. Tak ada keluarga yang punya budaya sama. Semua
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
berbeda menurut warna keluarganya. Budaya keluarga lahir dari penggabungan budaya ayah dan ibu. Kedua budaya itu mengalami asimilasi sehingga membentuk budaya baru. Semua tergantung ayah dan ibu. Apa yang menjadi dasar peletak kebudayaan dalam rumahnya menjadi penentu budaya seperti apa yang akan dihasilkan. Dalam ajaran Islam, kewenangan ayah sebagai pencari nafkah sangat menentukan keberhasilan suatu keluarga. Bukan dari banyaknya uang yang dihasilkan tetapi darimana sumber nafkah didapatkan. Memberi makan istri dan anak merupakan tanggung jawab ayah yang terberat. Sedikit saja harta haram masuk ke dalam mulut keluarganya, bagaikan bara api yang ia suapkan untuk semua. Ia membakar tak hanya dirinya sendiri tetapi seluruh keluarganya. Seperti yang Allah sampaikan pada kita dalam surah Abasa ayat 24, “Maka, perhatikanlah apa yang kamu makan.” Kewenangan ibu jelas berbeda dengan ayah. Dalam ajaran Islam, ibu adalah “ummu warabbatul bayt” yaitu ibu dan pengurus rumah tangga. Ibu adalah manajer yang mengatur rumah, mengurus suami serta anak. Rumah adalah istananya dimana seorang perempuan mengabdikan dirinya untuk menggapai rida suaminya. Ia mengatur rumahnya agar semua anggota keluarga senang dan nyaman berada di sana. Ia
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
menjadi sumber kebahagiaan anak dan suaminya. Anak-anak belajar pertama kali dari ibunya. Bahkan sejak ia berada dalam rahimnya. Rahim seorang perempuan adalah tempat terkokoh dan ternyaman bagi bayinya. Rahim menjadikan seorang perempuan mulia. Karena rahimnya pula, menyebabkan
anak
laki-lakinya
berkewajiban
berbakti
padanya bahkan saat anaknya telah memiliki keluarga baru. Rahimnya pula yang telah membuat seorang anak perempuan mengerti arti kasih sayang yang harus ia berikan kepada keluarga barunya kelak. Sepak terjang perempuan dalam rumah menjadi penentu
bagaimana
anak
keturunannya
membangun
peradaban baru. Rumah tak mungkin tak pernah diserang badai. Rumah diuji ketahanannya dari badai dan goncangan sampai mampu bertahan dengan kekokohannya. Tak ada yang dapat menafikkan bahwa ketahanan itu terjadi karena iman. Selalu ada Allah dalam rumah-rumah orang beriman. Selalu ada Al-Qur’an yang menjadi petunjuk
dalam
menghalau badai setiap kali ia datang. Rumah orang beriman adalah rumah yang dijaga oleh Allah. Bukankah dalam sebuah hadits dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
wasallam bersabda, “Nak, aku ajarkan
kepadamu
beberapa untai
kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan
menjagamu.
Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu,
maka
hal
itu
tidak
akan
membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR At-Tirmidzi) Penjagaan yang Allah lakukan hanya terjadi jika kita menjaga Allah dengan berpegang teguh pada apa yang Allah tuangkan dalam Al-Qur’an, menjaga ketakwaan kita, tetap istiqomah menjaga keimanan, ibadah dan berakhlak mulia kepada siapapun. Rumah orang beriman adalah seperti rumah lebah dimana semua anggota keluarga menjalankan fungsi sosialnya dengan baik. Ayah bekerja mencari nafkah sedangkan ibu di rumah menjaga, mengasuh dan mendidik anak-anak serta
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
bertanggung jawab menjaga dan mengurus rumahnya. Dimana lebah hinggap mengisap sari bunga, ia menentukan kualitas madu yang dihasilkan. Begitu pula seorang ayah yang bekerja, darimana ia menjemput rizkinya akan menentukan hasil dan kualitas anak-anaknya. Begitupun ibu, dimana ia seringkali menghabiskan waktunya, apa yang dikerjakannya, kedekatannya pada Allah menentukan kualitas anak-anak seperti apa yang ia hasilkan dari didikannya. Waktu anak bersama orangtua adalah di masa kanakkanaknya. Bukan masa saat anak-anak telah menjadi remaja. Anak-anak menyimpan memori masa kecilnya sebagai landasan melangkah ke masa berikutnya. Saat ini yang terjadi pada banyak keluarga adalah ada banyak hal yang telah terlewatkan bagi orang tua untuk membersamai
anak-
anaknya. Saat kecil, anak-anak dititipkan pada pengasuh, sedangkan ibunya memilih untuk bekerja. Lalu, ia sekolahkan anak-anaknya di sekolah terbaik dengan harapan sekolah dapat membantu anak-anaknya menjadi sholeh. Namun, saat anak-anak kembali pada orang tuanya, tidak ada kelekatan yang tersisa kecuali ‘ibu saya pergi mencari uang untuk saya padahal saya tidak terlalu butuh dengan uang.’ Anak-anak menginginkan ibunya ada saat ia pulang dari sekolah. Mereka bisa bercerita apapun yang mereka alami
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
di sekolah dan ibunya duduk mendengarkan dengan penuh minat. Setelah menyantap masakan ibunya, mereka ingin bermain bersama ibu. Ibunya bukan ibu yang lelah karena bekerja mencari nafkah dan menyisihkan sedikit waktu saja untuk mereka. Bukan ibu yang lelah karena asik menuntut ini dan itu pada suaminya hingga jeleklah moodnya. Bukan ibu yang menghardiknya saat ia ingin belajar lewat pengalamanpengalaman di dapur. Ibu memang bukan perempuan sempurna. Ia pun manusia yang boleh saja lelah dan sedih. Namun, anak-anak membutuhkan ibu yang siap mendengarkan, menjaga, mendidik, mengarahkan, membimbing mereka mengenal alam semesta dan Penciptanya untuk mewujudkan peradaban baru yang gemilang. Bukan dengan pemikiran meterialistis sekuler, tapi dengan pemikiran kehidupan yang berkelanjutan dalam asas keimanan dan ketakwaan pada Sang Pemilik alam semesta. Ibulah yang memegang peranan penting dalam membentuk generasi. Ia menjadi teladan dalam bersikap dan berprilaku. Prinsip-prinsipnya menjadi pasak bagi prinsip keberimanan anak-anaknya. Sedang ayah adalah penanggung jawab bagi semuanya. Keberhasilan ibu dalam mendidik anak-anak adalah hasil didikan seorang suami terhadap
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
istrinya. Dialah yang berjuang memastikan bahwa setiap suapan yang masuk dalam mulut istri dan anak-anaknya adalah dari sumber yang halal. Inilah yang dimaksudkan dengan ‘menjaga Allah.’ Ayah menjaga rizkinya dari sesuatu yang
Allah
tak
suka.
Ibu
menjaga
Allah
dengan
kesholehahannya dan niat tulusnya dalam menjalankan tugas jihadnya di rumah. Keduanya beriringan membangun kesholehan dan kesholehahan bersama hingga terwujudlah rumah-rumah peradaban yang bersinar karena iman dan ketakwaan. “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS AtTahrim: 6) Generasi emas lahir dari rumah-rumah peradaban yang penghuninya menjaga hak Allah hingga Allah pun rida untuk menjaga mereka. Merekalah para penghuni rumahrumah peradaban yang menjalankan peran peradaban dengan tulus ikhlas hanya karena mengharap keridaan Allah. Keturunan-keturunan mereka keluar dari rumah untuk
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
membangun rumah baru dengan peradaban baru pula. Anak laki-laki mereka memelihara diri dengan selalu menjaga sumber rizki yang mereka dapatkan sedangkan anak perempuan
mereka
memelihara
diri
dengan
menjaga
kehormatan dan menghiasi diri dengan ilmu, akhlak dan kedewasaan untuk membentuk generasi baru yang lebih baik dari diri mereka. Rumah-rumah peradaban yang cemerlang tak akan pernah mati selama penghuninya menjaga Allah dengan iman dan ketakwaan.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Upy Ferdiany (Ummu Hafidz) lahir di Pontianak pada 1 Maret 1982. Setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta pada 2004 silam, ibu 3 putra ini memutuskan kembali ke kampung halaman dan memulai karirnya sebagai guru bimbingan konseling di SMP Islam Al Azhar 17 Pontianak sejak tahun 2005 hingga saat ini. Pada tahun 2021, mengikuti kegiatan Wisata Literasi Guru dari Kemendikbudristek dan menghasilkan karya pertamanya, sebuah buku non fiksi berjudul “Menikah hingga ke Surga (2021)”. Kemudian, berkolaborasi bersama beberapa penulis Kalimantan Barat dalam Antologi Cerpen berjudul “Festival Jatuh Cinta di Malam Bulan Hujan (2022)” dan menulis bersama beberapa kepala sekolah dan guru-guru di Kalimantan Barat dalam Antologi “Jangan Pernah Berhenti Mengajarkan (2021”) dan Antologi “Kumpulan Catatan Pena Sang Guru dalam Balutan Literasi (2022).” Penulis dapat dihubungi melalui akun facebook Upy Ferdiany dan Instagram @ferdianyupy.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Wanita, Kaulah Kuncinya! Oleh : Supriyatni
Islam Sebuah Solusi Sebelum datangnya Islam, kaum wanita tidak mendapatkan tempat yang selayaknya di tengah masyarakat. Islam hadir di tengah kaum jahiliyah menghapus diskriminasi dan kezaliman, dengan mempertanyakan apa kesalahan bayi perempuan
sehingga
mereka
di
kubur
hidup-hidup?.
Disebutkan dalam Al Qur’an, “Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya karena dosa apakah ia dibunuh”. (QS. At Taubah : 89). Harga
diri
didiskriminasikan keimanan,
tingkat
seorang
berdasarkan ketakwaan,
manusia gender, kesadaran
tidak
layak
karena
kadar
sosial
dan
kecerdasan emosional merupakan beberapa hal yang patut Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dijadikan pembeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya, bukan jenis kelamin. Adanya surah An-Nisa dalam Al-Qur’an yang banyak membicarakan wanita merupakan salah satu bukti bahwa Islam sangat memuliakan wanita. Allah sangat memuliakan wanita shalihah dalam berbagai momen. Saat hamil, wanita shalihah dapat melebur dosa-dosanya. Ketika menjadi seorang ibu, seorang wanita menjadi mulia yang kata-katanya menjadi do’a bagi putra-putrinya, bahkan surga berada di telapak kakinya. Seorang wanita shalihah akan menjadi calon bidadari-bidadari surga yang jauh lebih mulia dari bidadari sesungguhnya. Maka kita tidak perlu merasa
insecure
terhadap laki-laki bahwa wanita itu lemah, hanya berkutat pada sumur, dapur dan kasur.
Suami Istri Dan Sepasang Sayap Kaum pria bukan manusia perkasa dan sempurna yang tidak butuh siapapun, termasuk wanita. Demikian juga wanita, bukanlah mahluk yang tidak mempunyai kelebihan apapun. Ada sifat-sifat tertentu yang hanya diperuntukkan untuk laki-laki dan ada sifat-sifat khusus yang hanya disertakan
untuk
wanita.
Dari
ketidaksamaan,
Allah
pasangkan laki-laki dan wanita sebagai media untuk saling
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
membantu dan melengkapi satu sama lain. Sehingga, ada peran-peran tertentu yang hanya bisa dilakukan oleh laki-laki dan ada peran-peran tertentu yang hanya bisa ditangani wanita. Keunikan hubungan ini diibaratkan sebagai sepasang sepatu, walaupun berbeda bentuk tapi tidak pernah saling mencela, walaupun saat berjalan tidak pernah berdampingan tapi tetap dalam satu arah tujuan, sehingga bila yang satu hilang yang lain tiada arti. Itulah suami istri. Hubungan pernikahan dalam Islam bukan hanya didasari oleh kebutuhan akan fitrah untuk hidup berpasangan. Tapi pernikahan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ibadah dan dakwah. Sebagai ibadah, pernikahan merupakan sarana untuk meningkatkan dan menyempurnakan ketaatan kita pada Allah. Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa menikah maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan separuh iman, karena itu hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam separuh yang tersisa”. (HR. Thabrani).
Sebagai dakwah, bagaimana pernikahan menjadi sarana untuk saling mengingatkan dalam ketaatan dan kebaikan satu sama lain, bukan hanya berfokus untuk
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
keluarga kita, tapi bagaimana keluarga yang kita bangun bisa menjadi teladan bagi keluarga yang lain dan masyarakat pada umumnya. Kita harus berkomitmen bahwa rumah tangga yang kita bangun menjadi sarana dakwah yang efektif. Kerja sama yang kuat antara suami istri menjadikan dakwah kita kuat membentang mengundang hidayah-Nya turun ke bumi sehingga semakin banyak ketaatan yang menghujam di hati para penduduk bumi, bagaikan burung yang terbang dengan sepasang sayapnya mengelilingi dunia.. Sebaliknya ketiadaan sinergi, maka bagaikan burung yang terbang dengan satu sayapnya saja yang kepakannya tidak bisa terbang jauh. Sejarah juga membuktikan bahwa dakwahnya para Nabi yang didukung dan dibersamai oleh istri-istrinya sebagaimana dakwahnya Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad, maka dakwahnya berkembang sangat pesat. Sebaliknya dakwah yang tidak didukung istrinya sebagaimana dakwahnya Nabi Nuh dan Nabi Luth, mereka berdakwah dalam waktu yang panjang tapi hanya sedikit pengikutnya. Ummu Warabbatul Bait Bersyukur kita lahir sebagai wanita yang diamanahi organ rahim, tempat tumbuhnya generasi hebat. Di dalam Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
rahim inilah tumbuh manusia baru yang akan lahir ke dunia. Hanya wanita yang benar-benar penyayang yang bersedia mengorbankan kenyamanan dirinya demi menyaksikan si buah hati lahir dengan selamat. Hanya wanita tangguh yang sanggup bertahan 9 bulan menahan beban berat di perutnya dan berani menahan sakitnya melahirkan. Ummu warabbatul bait yang disematkan pada wanita tangguh merupakan sebuah profesi multi talenta. Sewaktu-waktu menjadi konsultan keuangan, tiba-tiba berganti peran menjadi chef, mendadak menjadi guru dan perawat untuk anak-anaknya. Inilah kerja ikhlas tanpa pamrih yang mendatangkan pahala jihad tanpa harus pergi ke medan perang. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Pekerjaan rumah tangga seorang diantaramu, pahalanya setara dengan jihadnya para mujahidin di jalan Allah”. Maka bagaimana kita tidak menjadi ibu yang mandul, meminjam ungkapan dari Ustadz Oemar Mita, bahwa orang tua yang mandul adalah orang tua yang hanya mempunyai anak-anak biologis tapi tidak
mempunyai
anak-anak
ideologis.
Rasulullah pernah bertanya pada para sahabat,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
“Tahukah engkau siapakah yang mandul itu?. Para sahabat menjawab orang yang mandul adalah orang yang tidak mempunyai anak, Lalu Rasulullah Saw bersabda, ”Orang yang mandul adalah orang yang mempunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya tidak memberikan manfaat kepadanya sesudah ia meninggal dunia.” Seorang ibu harus mempunyai cita-cita tertinggi bahwa anak-anak yang dilahirkan tidak hanya menjadi investasi dunia, tapi persiapkanlah anak-anak kita menjadi investasi surgawi. Anak-anak yang menjadi qurrota a’yun, yang membahagiakan orang tuanya di dunia dan di akhirat. Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu berkata, ”Qurrota a’yun maksudnya adalah keturunan yang mengerjakan ketaatan,, sehingga dengan ketaatannya ia akan membahagiakan orang tuanya di dunia dan di akhirat”. Seorang ibu yang baik akan membimbing anakanaknya menjadi baik, karena didikan pertama seorang ibu akan berpengaruh pada masa depan anaknya. Seorang ibu yang baik, tidak hanya menyiapkan fisik yang kuat dengan mengontrol asupan gizi yang dikonsumsi buah hatinya, tapi lebih dari itu adalah menyiapkan jiwa yang kuat dengan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
landasan agama yang kokoh dengan menjadikan syari’at Islam sebagai barometer untuk mengukur segala segi aktivitasnya. Menanamkan kecintaan kepada Allah dan RasulNya menjadi sesuatu yang sangat fundamental sebagai perisai bagi anak-anaknya yang bisa membentengi bentuk-bentuk kebatilan yang berusaha mengikis pemikiran-pemikiran anak, karena pemikiran lebih berbahaya bahkan lebih mematikan daripada peluru. Sebagai ummu warabbatul bait seorang ibu dituntut harus produktif dalam mengelola dan memanajemen waktu sehingga setiap detik yang berlalu merupakan aktivitas yang bernilai ibadah, selama 24 jam dalam rangka ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Aktivitas fisik mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali contohnya makan, minum, tidur, masuk atau keluar rumah, dan ketika kita berada di WC sekalipun apabila
dilakukan
sesuai
dengan
caranya
Rasulullah
Sallallahu ‘alaihi wasallam, maka aktivitas yang kita lakukan akan bernilai ibadah dan mendatangkan kebaikan. Untuk menambah dan memperdalam kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya, majelis ilmu sebagai salah satu pintu masuknya agama yang merupakan sarana untuk tholabul ilmi menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting. Jangan hanya kita bersemangat untuk menghadiri majelis-majelis ilmu di
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
komunitas-komunitas tertentu atau di ruang-ruang zoom sehingga kita melalaikan untuk menghidupkan majelis ilmu di rumah-rumah kita, yang Rasulullah sebut sebagai tamantaman surga. Dengan majelis ilmu. kita bisa bacakan tentang perintah- perintah Allah yang menjadi kewajiban kita sebagai hamba-Nya, hadist-hadist Nabi dan semangat para sahabat dalam berjuang dan berkorban untuk menegakkan agama Allah. Hal ini tentunya akan menjadi amunisi yang menambah semangat anak-anak kita dalam ketaatan pada-Nya. Kerja berat dan agenda besar tidak akan pernah terwujud tanpa suri teladan dari seorang ibu. Ibu tidak hanya mendidik tapi juga sebagai motivator ulung yang sikap, perkataan dan perbuatannya menjadi referensi yang utama dan pertama bagi anaknya. Perempuan yang baik akan mewarisi anaknya menjadi pribadi yang baik dengan teladan dan karakter yang mulia berasaskan syari’at Islam maka akan tumbuh generasi muslim yang hebat. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kejahatan seorang wanita jahat adalah seperti jahatnya 1000 orang jahat dari kaum lelaki. Kebaikan seorang wanita yang sholehah adalah seperti amalannya 70 wali Allah.” [Abu Syaikh] Penerapan pola hidup minimalis di rumah dengan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
menyederhanakan segala keperluan-keperluan hidup kita menjadi kepentingan yang urgent. Dengan menyederhanakan keperluan, maka kita bisa mengarahkan kesibukan-kesibukan kita pada kesibukan agama, sehingga waktu kita lebih berkualitas dengan mengisi setiap waktu yang ada dengan bekerja dan berkarya. Jangan yang penting sibuk ya, tapi bagaimana sibuk dengan urusan-urusan yang penting, tahu mana yang lebih utama dikerjakan Ibu Hebat yang Menyiapkan Generasi Hebat dari Rumahnya Seorang penyair Arab pernah berkata, “Al ummu madrasatul ula, idzaa a’dadtaha a’dadta sya’ban khoirul ‘irq” Yang artinya, seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya . jika engkau persiapkan dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa berakar kebaikan”. Dengan kata lain, ketika kita ingin memperbaiki suatu negara dan bangsa, maka harus dimulai dari rumahnya. Mengapa harus dari rumah? Karena di dalam rumah ada madrasah, yaitu ibu. Kenapa hanya ibu, bukankah suatu keluarga itu terdiri dari ayah dan ibu?. Ayah sudah sangat sibuk dengan tugasnya di luar rumah, mencari nafkah dan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
menghidupkan suasana agama di lingkungannya, sehingga tugas di dalam rumah lebih banyak di kerjakan oleh ibu. Ditambah hubungan yang begitu dekat antara ibu dan anak semenjak di dalam kandungan. Keberhasilan suatu bangsa berawal dari keberhasilan seorang ibu mendidik anak-anaknya dalam keluarga kecilnya. Ibu dengan profesi sebagai da’iyah, dengan dakwah yang paling utama dan pertama bagi seorang ibu adalah di rumahnya. Seorang ibu yang selalu mengingatkan anakanaknya dalam hal ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Ibu, dengan profesinya sebagai muta’alimah (pendidik), yang selalu mendidik anak-anaknya dengan pengetahuan agama sebelum anak-anaknya mendapat pendidikan di pondok dan di sekolah. Ibu, dengan profesinya sebagai murabbiyah, yang tidak hanya mendidik tapi juga memberikan contoh nyata, teladan yang utama. Ibu yang menyederhanakan segala keperluan demi untuk menyibukkan diri dalam ketaatan padaNya. Maka tidak diragukan lagi bahwa keberhasilan suatu bangsa bermula dari keberhasilan seorang ibu mendidik anakanaknya dan mengatur rumah tangganya. Bahwa di balik kesuksesan seorang pria pasti ada wanita tangguh di belakangnya, di balik mulianya sebuah generasi pasti ada
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
kerja keras seorang ibu, di balik kokohnya negara, pasti ada perempuan tangguh dan hebat.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Supriyatni biasa
yang dipanggil
Ummi Aqil lahir di Kabupaten
Cilacap
Jawa Tengah. Saat ini, ia berdomisili di Banjarmasin KalSel. Ibu 5 anak sholeh dan 2 anak sholehah ini menyelesekan sarjana theology di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga pada tahun 1995. Bergabung di grup dakwah bil qolam untuk belajar dengan para penulis hebat, mencoba menekuni hobi yang sudah lama terlupakan, semoga bisa bermanfaat untuk sesama. Ia memiliki motto hidup yaitu, jadikan dakwah maksud hidup, hidup dalam dakwah, dakwah sampai mati, mati dalam dakwah.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Ukhti, Bekali Dirimu dengan Ilmu Oleh : Katlia Rizka
Islam merupakan agama yang memuliakan dan menghormati derajat kaum perempuan. Padahal pada zaman pra-Islam atau zaman jahiliyah, Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi dalam kitabnya Fiqhu Al-Mar’ah, menjelaskan bahwa perempuan sangatlah dihinakan dan dianggap sebagai objek. Namun setelah datangnya agama Islam, Rasulullah mengajarkan
bahwa
Islam
merupakan
ajaran
yang
menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan termasuk juga kepada perempuan. Dalam Islam, perempuan memiliki kedudukan yang terhormat dan istimewa. Bahkan karena istimewanya AlQuran bahkan memiliki sebuah surah yaitu An-Nisa yang artinya adalah perempuan dan di dalamnya membahas tentang perempuan. Ajaran Rasulullah memerintahkan laki-laki khususnya para suami & para ayah untuk menjaga dan melindungi istri maupun anak perempuan mereka. Para suami juga diperintahkan Allah dan Rasul-Nya untuk bersikap baik terhadap istrinya. Semua perintah di atas yang Allah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
firmankan melalui kalam-Nya merupakan bukti bahwa Allah memuliakan dan menjaga perempuan. Disamping itu Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 124, “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” Firman di atas menunjukan bahwa kedudukan laki laki dan perempuan di sisi Allah adalah sama. Laki-laki maupun perempuan beriman memiliki kesempatan yang sama untuk meraih tujuan tertinggi manusia yaitu Surga. Perempuan juga memiliki peran sebagai ibu, dimana ibu memiliki sebutan Al’ Ummu Madrasatul Ula, yaitu ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi putra-putrinya. Sebagai pendidik utama perempuan diharapkan menjadi orang pertama yang mengenalkan putra-putri kepada Rabbnya, serta menanamkan pada mereka untuk memiliki tauhid yang kuat dalam
menjalani
kehidupannya.
Ia
diharapkan
dapat
membangun kecintaan mereka kepada Allah, Rasul serta agamanya dan dapat menanamkan akhlakul karimah sesuai dengan ajaran Rasul-Nya. Seorang ibu juga merupakan Warobbatul Bait, sehingga perannya sangat penting untuk seluruh keluarganya.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Dengan menjalankan peran sesuai aturan Islam, perempuan dapat menghasilkan generasi yang tangguh di masa yang akan datang, generasi-generasi yang dapat menjadi pejuang agama Allah dalam menegakkan kebenaran sesuai syariat Islam. Karena
perannya
penting
dalam
mengkader generasi yang akan datang inilah,
maka
perempuan
suatu
menjadi
yang
dasar
sangat
tumpuan
kemuliaan
masyarakat. Apabila perempuan dan para ibu dalam suatu masyarakat itu baik maka akan baik pula masyarakatnya, sementara apabila dalam suatu lingkungan yang para perempuannya tidak baik, rusak dan hancur moral serta akhlaknya
maka
masyarakatnya
pun akan
mengalami
degradasi moral. Atas dasar itulah, maka membangun sebuah peradaban yang merupakan tatanan masyarakat yang baik dapat dimulai dari menjadikan para perempuan di dalamnya menjadi baik. Baik dalam arti luas adalah
memahami
fitrahnya sebagai hamba ciptaan Allah yang harus menjalani peran kehidupan sesuai kehendak dan aturan penciptanya. Baik juga sudah pasti memiliki karakter, moral maupun akhlak yang benar sesuai dengan yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh suri teladan kita yaitu Rasulullah. Di tengah berkembangnya fitnah akhir zaman dan arus modernisasi seperti saat ini, tentunya bukanlah sebuah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
hal yang mudah dan instan untuk bisa menjadikan para perempuan dalam suatu masyarakat menjadi baik. Kondisi zaman saat ini telah banyak terpengaruh oleh budaya asing yang menjunjung kehidupan hedonisme dan materialisme. Degradasi moral dan maraknya gaya hidup pergaulan bebas menyebabkan rusaknya akhlak dan iman banyak perempuan. Fenomena eksploitasi kecantikan dan aurat perempuan yang dijadikan sebagai objek serta ajang kebanggaan kemerosotan
juga
turut
moral.
andil
menyebabkan
Ditambah
minimnya
terjadinya pemahaman
perempuan akan ilmu agama yang didapatkan dari jenjang pendidikan formal maupun tidak formal, serta berbagai situasi dan tantangan zaman yang luar biasa besar saat ini, menjadikan tugas besar mendidik perempuan menjadi hal yang kompleks dan membutuhkan keseriusan. Pendidikan agama yang memadai merupakan solusi yang paling utama untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dasar bagi para perempuan. Dengan memahami ilmu agama, perempuan dapat memilah dan memilih antara yang haq dengan yang bathil dalam tatanan pergaulan, pekerjaan, rumah tangga maupun dalam muamalah lainnya. Dengan ilmu agama, perempuan dapat menguatkan dan mengokohkan tauhidnya sehingga menjadi pribadi yang
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
memurnikan segala ibadahnya ikhlas hanya kepada Allah dan untuk Allah semata, serta memahami tujuan hidupnya yaitu fokus dalam mengejar rida Tuhannya. Selain memahami dasar-dasar tauhid maupun ilmu agama lainnya seperti fikih dan akhlak, perempuan juga wajib memahami panduan cara menjalankan peran kehidupan yang diamanahkan kepadanya dengan cara yang benar dan sesuai dengan perintah Penciptanya. Seorang perempuan harus terus belajar untuk memahami bagaimana caranya menjalankan perannya sebagai seorang istri dan seorang ibu, disamping pemahaman dasarnya terhadap peran dirinya sebagai seorang hamba Allah sesuai dengan tuntutan Allah dan petunjuk Rasulullah. Idealnya seorang perempuan telah mendapatkan ilmu agama sejak kecil, remaja dan terus berlanjut sampai dewasa. Menuntut ilmu tidak akan pernah cukup dan tidak boleh berhenti sampai kelak kita berhenti bernafas. Namun karena kurangnya peran dan pemahaman orang tua serta lingkungan yang tidak mendukung menyebabkan minimnya pemahaman perempuan terhadap ilmu agama. Sehingga pada akhirnya, perempuan tersebut tumbuh besar menjadi perempuan dewasa yang fakir ilmu agama yang menyebabkan ia pun tidak dapat mendidik anaknya kelak untuk memahami aturan-aturan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Allah. Sehingga lagi-lagi terlahir generasi yang makin jauh dari Islam. Kondisi seperti ini tidak mungkin kita biarkan terjadi berulang-ulang. Kita tidak boleh membiarkan lingkaran kejahilan terus menerus berputar. Para perempuan dewasa khususnya yang saat ini telah Allah amanahkan buah hati, dituntut untuk menyudahi kebodohan terhadap ilmu agama. Kita harus segera dan wajib membekali diri dengan ilmu yang cukup, agar kelak putra-putri kita dan generasi selanjutnya menjadi generasi yang tangguh keimanan dan ketakwaannya terhadap Allah. Ditengah gempuran kemaksiatan, kesyirikan dan kapitalisme yang kian menguat. Begitu pentingnya menuntut ilmu hingga Rasulullah bersabda, "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim, no. 2699). Menuntut
ilmu
dapat
menghantarkan
sesorang
mendapatkan hidayah sehingga dengan hidayah tersebut insya Allah dapat memudahkan jalannya menuju surga. Ilmu merupakan cahaya yang dapat menerangi jalan seorang hamba, hingga dengan cahaya tersebut ia dapat menemukan jalan pulang kepada Rabbnya dengan selamat.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Menuntut ilmu merupakan kebaikan,
baik
bagi
dirinya mapupun anaknya, serta bagi suaminya juga bagi orangtuanya dan secara luas bagi masyarakat di lingkungan sekitarnya. Rasulullah pun menyampaikan dalam hadist yang berbunyi, “Jika seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh”. (HR Muslim dari Abu Hurairah). Dari amal yang tidak terputus diatas, kesemuanya merupakan hal yang sangat membutuhkan ilmu. Maka beruntunglah orang yang berilmu, karena ilmunya dapat menuntun ia menjalankan amal ibadah
sesuai
dengan
tuntunan yang benar. Ilmunya juga dapat diajarkan dan dibagikan kepada banyak orang sehingga kelak dapat menjadi pahala jariyah yang akan terus mengalir walaupun ruh telah terpisah dari raganya. Pun juga dengan ilmu, dia mendidik putra putrinya hingga dengan izin Allah insya Allah akan menjadi anak sholeh yang kelak akan terus mendoakannya. Dalam menuntut ilmu perempuan harus memiliki semangat yang tinggi. Semangat untuk meninggalkan kebodohan dalam perkara agama. Seperti yang disampaikan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
oleh Ali Bin Abi Thalib, ada enam hal yang harus dimiliki oleh orang yang hendak mencari ilmu yaitu kecerdasan, semangat, kesabaran, modal biaya, petunjuk guru dan waktu. Kita harus terus mencari peluang dan kesempatan untuk tholabul ‘ilmi dari para guru yaitu ahli ilmu atau para ulama yang berilmu. Kita juga harus bersungguh sungguh dan menyediakan waktu khusus untuk menuntut ilmu, bukan hanya disaat waktu luang tetapi memberikan prioritas waktu untuk menuntut ilmu dalam kegiatan harian kita. Menuntut ilmu juga memerlukan kesabaran dan juga pengorbanan. Adakalanya untuk mendapatkan sebuah ilmu kita harus berkorban biaya yang terkadang tidak sedikit. Adakalanya juga kita harus berkorban menempuh jarak yang terkadang tidak dekat. Betapapun beratnya pengorbanan itu, namun tetaplah berusaha semampu dan sekuat kita bisa, karena insya Allah semua pengorbanan yang kita keluarkan akan Allah catatkan menjadi amal sholeh dan bukti kesungguhan kita dalam menuntut ilmu Allah. Seorang perempuan juga diharapkan dapat menjadi support system bagi perempuan lainnya khususnya dalam hal menuntut ilmu. Tugas utama seorang support system adalah melakukan amar maruf nahi munkar dengan cara yang penuh hikmah, hal ini harus dilakukan karena perempuan juga
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
diamanahi untuk mengemban dakwah oleh Allah dan RasulNya. Kita sebagai perempuan wajib saling menyampaikan kebenaran, saling mendukung dalam tholabul ‘ilmi dan saling mengajak dalam kebaikan. Beberapa caranya adalah dengan mengajak teman perempuan menghadiri kajian, membagikan informasi jadwal kajian keislaman ataupun berbagi konten dakwah melalui media sosial, dan media lainnya. Dengan saling mendukung, mengajak dan mengingatkan sesama perempuan untuk belajar dan memahami ilmu agama berarti kita telah melakukan hal yang kelak dapat melahirkan pahala jariyah. Bayangkan apabila ajakan atau informasi maupun konten dakwah yang kita bagikan, dapat menjadi wasilah datangnya hidayah bagi orang lain, masya Allah, berarti kita telah menjadi perantara hadirnya hidayah Allah. Dalam hadist Bukhari, Rasulullah bersabda, “Seseorang mendapat hidayah Allah melalui engkau, maka hal itu lebih baik bagimu dari seekor unta merah”. Hadist diatas harusnya menjadi motivasi bagi kita para perempuan untuk terus melakukan dakwah sesuai dengan kapasitas dan porsi masing masing. Dengan mempelajari ilmu agama, diharapkan para perempuan dapat mengamalkan dan mempraktekan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
maupun masyarakatnya. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang dapat
mendekatkan
kita
kepada
Allah
serta
dapat
memperbaiki akhlak kita kepada sesama. Dengan ilmu dan akhlak yang baik insya Allah para perempuan dapat menghasilkan generasi robbani, yaitu generasi penerus Islam yang bertauhid, taat kepada Allah, mengikuti sunnah Rasulullah, berani menegakkan kebenaran dan membenci kemunkaran serta peduli kepada sesama umat. Dengan hadirnya generasi tersebut, maka peradaban yang mulia adalah impian yang dapat menjadi realita. Demikianlah pentingnya peran perempuan bagi peradaban umat, karena itu kita semua harus menyadarinya serta
mengupayakannya.
Bismillah,
semoga
Allah
memudahkan jalan kita menuju ke sana, dengan cara memulai dari diri kita para perempuan untuk menuntut ilmu dan terus mengajak sebanyak-banyaknya perempuan untuk menuntut ilmu. Aamiin Allahumma Aamiin.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis
Penulis memiliki nama lengkap Katlia Rizka, lahir di Jakarta pada tanggal 4 April 1979. Merupakan putri pertama dari Bapak Awad Ali Bajri dan Ibu Sakinah Thalib. Menempuh pendidikan Diploma 3 di Institut Pertanian Bogor dan Sarjana Strata Satu di Universitas Padjajaran Bandung. Istri dari Safrizal Syahril yang saat ini telah dikaruniai tiga orang putra yaitu Nabil (17), Naufal (15) dan Razieq (9). Aktifitas keseharian penulis adalah menjalankan perusahaan logistik bersama suami, serta sebagai mompreneur dibeberapa bidang bisnis. Penulis juga aktif dalam kegiatan sosial bersama Komunitas Ikhtiar Syurga dan dalam kegiatan dakwah bersama Komunitas Perempuan Pembelajar
di
Sekolah 7 Perempuan. Alumni dari Kelas Tauhid PPA (Pola Pertolongan Allah) dan Sekolah Muslim Preneurship serta Kampus Pengusaha Muslim. Memiliki visi hidup ingin terus belajar dan menjadi pensyiar kebaikan untuk mengejar jariyah demi menggapai rida Allah. Penulis berharap karyanya di buku Antologi yang kedua ini dapat bermanfaat bagi para perempuan khususnya bagi diri penulis sendiri serta dapat mengalirkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Aamiin.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Penulis dapat dikontak melalui sosial media instagram dan facebook dengan nama Katlia.rizka
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Mulianya Perempuan Bersama Al-Qur’an Oleh : Ummu Aufar
Pepatah
Arab
menyebutkan,
“al-ummu
hiyal
madrasatul ula fii hayati kulli insan.” Ibu adalah sekolah pertama bagi kehidupan setiap insan. Hal itulah yang turut menjadi salah satu sebab vitalnya peran perempuan dalam membangun sebuah peradaban. Karena bermula dari didikan seorang ibulah, anak-anak bisa menjadi shalih dan shalihah atau sebaliknya. Dan di tangan anak yang shalih atau shalihah inilah, peradaban akan menampakkan rupa sebagaimana pembangunnya. Sebut
saja
ibu
adalah
"pabriknya"
generasi.
Bagaimana tidak, para pemimpin hari ini, tokoh-tokoh besar zaman ini, orang-orang sukses pada masa ini, pasti punya ibu dengan perannya yang luar biasa, tanpa mengesampingkan andil besar seorang ayah tentunya. Meskipun gelar
di
belakang namanya berderet dari hasil pendidikan formalnya di luar rumah, luar pulau bahkan luar negeri, tak pelak seorang ibulah yang mengisi jiwanya sampai seorang anak bisa haus akan ilmu. Bahkan hanya melalui fisik seorang ibulah,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
seorang anak bisa dilahirkan dan disusui atas izin Allah. Maka jika kita mengkaji lebih dalam makna dari frasa "ibu adalah sekolah pertama", kata "pertama" ini, bisa saja bermakna jauh sebelum seorang anak itu dilahirkan, yaitu ketika ia masih berupa janin di dalam kandungan. Banyak penelitian modern telah membuktikan, bahwa stimulasi positif tertentu yang intens serta kontinyu yang dilakukan seorang ibu terhadap janin dalam kandungannya, dapat membantu perkembangan neuron dalam otak yang meningkatkan kecerdasan anak. Kemudian setelah masa hamil dan melahirkan, ibu akan menuju masa menyusui. Dewasa ini
istilah
itu
diperindah dengan kata meng-ASI-hi, yang memiliki dua makna sekaligus, yaitu memberikan ASI (air susu ibu) dan memberikan kasih sayang melalui proses menyusui tadi. Bahkan pada masa menyusui inilah, nilai-nilai kesalihan akan lebih mudah diwariskan. Karena dalam aktifitas menyusui yang ideal terdapat empat kontak sekaligus, yaitu kontak fisik, kontak mata, kontak suara, dan kontak emosi atau hati. Maka jika ibu itu shalihah, besar kemungkinannya akan melahirkan generasi yang juga shalih atau shalihah. Lalu bagaimana caranya menjadi ibu yang shalihah? Bagaimana supaya bisa menjadi perempuan mulia sekaligus
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
agen peradaban yang gemilang? Tentu saja dengan banyak menuntut ilmu dalam rangka mengharap rida Allah Ta'ala. Al 'ilmu qabla al-qoul wa al 'amal. Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan. Supaya mampu beramal dengan baik dan benar, maka diperlukan ilmu sebelumnya. Demikian halnya dalam mengamalkan peran sebagai pembangkit peradaban, seorang ibu wajib berbekal ilmu yang banyak. Jangankan bagi seorang ibu, yang di tangannya dipertaruhkan masa depan sebuah peradaban, bagi semua muslim yang bukan seorang ibu pun demikian. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah). Namun saya kemudian menyadari, bahwa hal ini akan lebih mudah direalisasikan jika mereka tahu lebih awal. Jika perempuan-perempuan single di luar sana sudah memahami pentingnya memiliki ilmu terkait berumah tangga dan berketurunan sebelum mereka menikah. Namun, bagaimana dengan ibu-ibu yang baru saja tersadar akan pentingnya menuntut ilmu seputar rumah tangga dan pengasuhan? Bagaimana dengan ibu-ibu yang Allah getarkan hatinya ketika sudah beberapa lama menikah bahkan sudah dikaruniai keturunan? Yang mana waktu senggang sudah layaknya
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
benda langka. Yang mana ghiroh menuntut ilmu bak fauna yang terancam punah. Biidznillah, ada salah satu cara minimal dengan hasil maksimal menurut hemat saya, dalam menjawab peliknya kondisi tersebut di atas, yaitu dengan mempelajari Al-Qur'an, sebagai panglimanya ilmu. Seluruh ilmu di alam semesta ini adalah milik Allah. Maka sejatinya semua ilmu itu mulia jika diniatkan karena Allah. Namun derajat paling mulia dari ilmu adalah yang menyebabkan kita mengenal Allah, yaitu Al-Qur'an. Dari AlQur’an pula kita mengenal tauhid, yang merupakan syarat mutlaknya masuk surga. Maka dalam rangka membentuk peradaban cemerlang di masa mendatang, tidak mungkin dengan
meninggalkan
Al-Qur'an.
Maka
seorang
ibu
hendaknya terlebih dahulu mengenal dan mampu membaca Al-Qur’an. Kemudian membaguskan bacaan Al-Qur'annya, mampu membaca ayat demi ayat dengan tartil dan dengan haqqut tilawah. Terlebih yang demikian itu hukumnya fardhu 'ain. Mari sejenak kita berkelana keliling Indonesia. Meski Islam tercatat sebagai agama mayoritas di Indonesia, angka buta aksara Al-Quran sungguh sangat memprihatinkan, yaitu 53,57%, mengutip data Sensus Nasional Badan Pusat Statistik
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
(BPS) tahun 2018. Dalam sekian persen itu pastilah ada yang berstatus sebagai ibu. Sangat disayangkan, jika pendidikan tentang ilmu dasar Al-Qur'an selalu disubkontrakkan kepada pihak lain, atau malah diabaikan demi mengejar ilmu dunia. Padahal pahala dari membaca Al-Qur'an itu sungguh luar biasa. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh yang semisal. Aku tidak katakan alif laam miim itu satu huruf. Namun alif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf. ”(HR. Tirmidzi). Bayangkan jika satu saja anak kita mampu membaca Al-Qur'an asbab kita yang telah mengajarinya. Lalu setiap hari dia membacanya satu halaman saja. Bayangkan berapa huruf yang ia baca dalam satu bulan, lalu kalikan dengan pahala yang Allah janjikan. Yang mana pahala anak kita juga akan mengalir untuk kita sebagai pengajarnya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala dia, selaku yang membaca. Bayangkan jika anak kita dua, tiga, empat dan seterusnya. Kita baru membahas keuntungan pribadi seorang ibu sebagai pengajar Al-Qur'an untuk anaknya, belum sampai pada
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
korelasinya terhadap peradaban. Bismillah, pada bagian akhir coretan, ini akan kita bahas bagaimana ibu yang mengajarkan Al-Qur'an mampu menjadi pembangkit peradaban. Peradaban dalam bahasa Inggris disebut civilization dan dalam bahasa Arab disebut hadharah. Menurut Armahedi Mahzar dalam The Butterfly Effect (Takariyawan, Cahyadi. 2020), peradaban memiliki empat aspek eksistensial, yang dalam istilahnya dinamakan dien (keyakinan terhadap nilainilai yang dianut, berupa aspek aksiologis), hikmat (aspek ideologis
yang
diwariskan
dalam
bentuk
ideologi,
pengetahuan ilmiah, filsafat, seni dan sebagainya), tamaddun (aspek aksiologis peradaban yang meliputi lembaga politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan sebagainya), serta ummat (populasi manusia sebagai aspek ekoteknologi). Armahedi Mahzar dalam rujukan yang sama, juga mengungkapkan bahwa aspek-aspek tersebut tak lain merupakan manifestasi dari aspek teologis yang merupakan esensi sekaligus sumber dari nilai-nilai yang dianut umat pendukung suatu peradaban. Dengan demikian, bagi peradaban Islam, ruh dari peradaban itu tidak lain tidak bukan, adalah kalam-kalam Allah yang termaktub dalam Al-Qur'an dan disokong dalam sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam. Memperbaiki
peradaban
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
tentu
dengan
ilmu,
| Perempuan Pembangkit Peradaban
sebagaimana disebutkan di awal. Namun jika semua ilmu dipelajari dengan menjauhkan diri dari Al-Qur'an, hilang sudah harapan menjadi bangsa yang berperadaban ideal. Jangan sampai terbalik. Untuk ilmu-ilmu umum atau ilmu dunia, kita bisa kerahkan banyak hal untuknya. Mulai dari tenaga, waktu, pikiran, hingga harta. Untuk ilmu dunia kita rela keluar uang berapapun juga. Untuk ilmu dunia, kita rela mengejarnya hingga ke luar Indonesia. Berjenjang-jenjang hingga menjadikan nama kita tertulis sangat panjang. Tapi bagaimana dengan Al-Qur’an?. Kita semua mungkin sudah tahu. Al-Qur'an adalah petujuk, guidance, yang memberikan arah dan tujuan kita sebagai manusia ketika diciptakan. Maka jika seorang anak mau membaca Al-Qur’an, menghafalkannya, mempelajari tafsirnya, mentadabburi serta mengamalkan, sejatinya Allah sendirilah yang tengah memberinya petunjuk untuk sampai pada
pemikiran
dan
aksi-aksi
menuju
"membangun
peradaban". Ya, goals dari mempelajari Al-Qur’an adalah mengamalkannya. Namun untuk sampai pada fase itu, tentu harus melewati fase pengenalan terlebih dahulu. Kenalilah AlQur’an, agar kita mudah mengenalkannya kepada anak-anak kita. Pelajarilah Al-Qur’an, agar kita mudah mengajarkannya pada anak-anak kita. Cintailah Al-Qur’an, agar kita mudah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
mentransfer rasa cinta itu kepada anak-anak kita. Sekali lagi, Al-Qur’an adalah asbab kita mengenal Allah. Al-Qur’an diturunkan untuk dijadikan pelajaran bagi hamba-hambanya yang mau berpikir. Pelajaran dalam banyak hal. Pelajaran dalam mentauhidkan ibadah hanya kepada Allah. Pelajaran dalam menjalankan tugas penciptaan sebagai seorang manusia. Pelajaran dalam menjalankan berbagai peran kehidupan. Pelajaran dalam menghadapi permasalahan. Termasuk
di
dalamnya,
pelajaran
dalam
membangun
peradaban. Sungguh membangun peradaban Islam itu tidak bisa hanya dengan mengedepankan akal. Pergerakan-pergerakan menggebu yang lahir dari pemikiran-pemikiran itu sering kali hanya menurutkan nafsu. Sementara agama ini hadir dengan Al-Qur’an sebagai wahyu. Dan kabar baiknya, ibu, engkaulah awal mula pembangkitnya jika engkau mendekatkan dirimu dengan Al-Qur’an. Mari ibu, kendatipun kini engkau tak lagi muda, anakmu juga bukan lagi balita, namun mempelajari Al-Qur'an tidak pernah ada ruginya. Bahkan seandainya
anakmu
terlanjur mendapatkan pengajaran Al-Qur'an bukan darimu, ketahuilah bahwa usahamu saat ini dalam membersamai AlQur'an hari demi hari, akan menjadi pemandangan indah yang
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
tertangkap dan tersimpan rapih di sebagian memori mereka. Kelak, dia akan me-recall-nya. Dan dengan doa yang gigih kau panjatkan pada pemilik hatinya, andaikata qodarullah belum di tanganmu peradaban Islam ini bangkit, setidaknya wasilah kegigihanmu hari inilah, bermunculan ibu-ibu baru di masa mendatang yang menggantikan peranmu sebagai pembangkit peradaban. Mari sama-sama menjadi ibu terbaik melalui jalan ber-Qur'an. Allahummarhamna bil Qur'an.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Ummu Aufar adalah nama pena dari Masrurotul Ummah, S.Psi., ibu rumah tangga yang lahir di Lamongan, 27 Oktober 1986. Selepas menyelesaikan studi strata satunya pada jurusan Psikologi, Universitas Negeri Malang tahun 2009, Ia pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta dengan posisi yang cukup bagus. Namun nalurinya sebagai ibu, membuatnya memutuskan untuk berhenti dan fokus mengasuh anak. Ia pun kini mengabdikan diri sebagai pegiat parenting Islam dan menjadi pengajar Tahsin Al-Qur’an secara online. Sebetulnya berbicara di depan publik lebih ia sukai daripada menulis. Namun ia juga pernah aktif menulis untuk konsumsi sendiri, di bangku SMP dan SMA. Pernah juga menjadi penulis artikel di beberapa laman di dunia maya. Kini ia kembali tergerak menulis karena tuntutan dakwah. Penulis cukup aktif di beberapa kanal media sosial. Penulis bisa dihubungi di beberapa akun berikut. IG : ummu_aufar_ Email :
[email protected]
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Ada Malaikat di Rumah Kami Oleh : Annisajo
Sebulan
terakhir,
ayah
mendapat
tugas
untuk
mengerjakan proyek di luar kota. Sejak saat itulah cerita ini dimulai. Beberapa tugas yang biasa ayah kerjakan akan dilimpahkan
kepada
ibu,
seperti
membuka
warung,
menjaganya hingga menutupnya. Aku tidak bisa banyak membantu karena masih memiliki jadwal yang terlalu padat dengan
tugas
akhir
perkuliahan
yang
tidak
kunjung
menemukan titik terang. Ibu pun paham hal itu. Akan ada sedikit perbedaan juga terkait urusan rumah yang biasa aku dan ibu kerjakan bersama. Pada akhirnya, tugasku dirumah jadi bertambah. Aku si anak yang sulit mengumpulkan tekad ini harus mulai semangat lagi untuk menyelesaikan tanggung jawabku sebagai seorang anak di bangku pendidikan. Walaupun sekarang sudah berbeda ritme kegiatan yang dijalankan dari sebelumnya karena 2 tahun sudah “dirumahkan”, maka harus bisa kembali lagi untuk mengatur waktu. Kegiatan yang
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
biasanya bisa dilaksanakan hanya dari rumah, tapi kali ini harus benar-benar diselesaikan dengan ke luar kota. Hal ini pastinya membuatku harus menempuh jarak dan memakan waktu sehingga aku harus memperhitungkan segalanya dan pastinya juga biaya yang harus dipersiapkan, maka semua harus terorganisir dengan matang. Di situlah permasalahan diri ini. Dari sebelum pandemi pun time management-ku sebenarnya masih kacau. Segala hal yang aku lakukan ya on going aja, gak ada yang benar-benar dipersiapkan atau terjadwal. Itulah mengapa tas dan bawaanku selalu penuh, karena di dalamnya berisi seperangkat kegiatan on going-ku. Novel, buku diary, binder, laptop dan dagangan (fyi: anaknya memang hobi dagang). Jadi kalau kegiatan yang satu terhambat, ya kerjain yang lain yang bisa dikerjakan. Kalau yang satu udah dirasa membosankan, pindah ke aktivitas lain. Dan lebih parahnya ya, semua tugas dan aktivitas itu dilakukan seingatnya aja. Kalau ingat dan
mood
ya
dikerjakan, kalau gak ya sudah. Bingung sebenarnya apakah ini lumrah atau masalah. Yang penting ada pergerakan dan lakukan kebaikan aja deh setiap harinya. Sampai kata-kata di atas muncul di kepalaku dan hingga detik tulisan ini dirangkai pun, aku masih dalam masalah ini.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Belakangan
ini,
aku
sangat
bersyukur
Allah
mempermudahku untuk bangun pagi dan produktif sejak dini hari. Aku pun mulai memangkas satu demi satu rasa malas yang memang gak ada obatnya ini dengan terus memaksa tubuh ini bergerak. Terus kuulang-ulang di dalam hati perkataan Imam Syafi’i “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan” Belakangan,
Allah
juga
mempertemukanku
dengan
perempuan-perempuan hebat yang bahkan di umur yang pastinya tidak semuda aku, tetapi masih semangat belajar. ”Nisa, ih, malu atuh masih muda kok udah gak ada semangatnya. Kok banyak kali malasnya. Istrahat boleh, tapi plis jangan berhenti!!”, pintaku dalam hati untuk diri dan jiwa ini. Sebisa dan sesering mungkin aku menyemangati diri sendiri. Semampu dan sekuat mungkin aku memaksa diri untuk produktif, bukan hanya sok sibuk belaka. Sreeett.. Ibu membuka pintu keluar kamar. Mataku yang masih sayup dan sebelah terbuka menyadari pergerakan ibu. Kuraih telepon genggam untuk memastikan waktu. Pukul 04.01 WIB. Pagi sekali orang tua ini sudah bangun. Butuh 10 menit bagiku untuk duduk dan bangkit setelah peregangan dan Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
“mengumpulkan nyawa”. Lagi-lagi, melakukan hal yang terbesit olehku. Saat terbangun di waktu yang masih sangat pagi itu adalah tahajjud. Pergilah aku ke toilet kamar dan berwudhu lalu shalat. Tidak direncanakan. Tapi aku sangat bersyukur Allah masih perkenankan aku untuk bangun dan mengingat hal yang baik dari pada aku lanjut untuk tidur kembali karena waktu subuh masih satu jam lagi. Ternyata ibu memasak. Tercium aroma sambal yang makin membuat perut keroncongan. Kulihat punggungnya sambil menyapa. “Masak apa, bu?” tanyaku, “Ini, ikan sambal. Ke Medan hari ini?” lanjutnya bertanya, “Iya.” “Jam berapa?” “Seberapa siapnya aja, secepatnya. Mau makan ya, bu.” jawabku, “Sholat subuh lah dulu,” “Udah kok, bu” “Oh ya udah, makanlah! Biar dimasak nasinya lagi.” Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Pintanya sambil meletakkan sayur sawi yang baru saja ditumis dan masih beruap. “Biar Ica yang masak, ibu sholatlah!” kataku setelah mengambil nasi terakhir dari masakan tadi malam dan berniat paling tidak membantu meringankannya walaupun sedikit. “Ibu mau mandi dulu, masak dua tekong, ya.” ujarnya, “Oke bu.” Ibu pun berlalu menuju kamar, dan aku pun lanjut meniriskan air cucian beras. Kami mengelola warung nasi padang turun-temurun dari nenek, terhitung sudah 6 tahun belakangan ini. Beliau akan pergi membuka warung tersebut pukul 06.00 WIB. Tugas ibu untuk membuka, menjadi kasir beserta mengelola keuangan warung tentunya, dan menutup kembali warung, selebihnya ada tenaga pekerja yang digaji untuk menyelesaikan. Kenapa tidak diundur saja waktu bukanya agar tidak terlalu pagi? Ya, karena memang target marketnya adalah orang-orang yang mencari sarapan pagi. Jadi memang warung nasi padang ini sudah jadi langganan tukang becak setiap pagi sebelum “narik” dan ibu-ibu yang pulang berbelanja dari pasar ataupun yang baru selesai
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
menutup lapaknya di pasar. Layakkah aku mengeluh? Semakin ke sini, semakin banyak aku belajar lewat berbagai macam orang beserta kepribadiannya. Aku belum pernah bertanya pandangan mereka terhadapku, bagaimana dan seperti apa
aku
sebenarnya dari sisi pandang mereka baik sebagai teman, rekan diskusi ataupun rekan kerja. Tapi setiap orang pastilah akan bertumbuh. Cepat atau lambat prosesnya dalam setiap fase kehidupan pastilah kita belajar hal baru yang membuat kita paham akan banyak hal dan begitulah cara kita berkembang. Dengan tuntutan, tanggung jawab beserta resikonya, dalam pilihan-pilihan hidup yang kita ambil yang tidak lagi “main-main” skalanya, pasti kita semua harus berubah dari kita yang dulu. Seperti dipaksa oleh keadaan, tapi semua itu balik lagi pada penerimaan kita akan hal dengan level yang lebih tinggi. Aku pun demikian. Dalam penilaian pribadi tentang diri ini, banyak perubahan yang terjadi. Jika ditanya, apakah aku yang dulu sama dengan aku hari ini? Tentu tidak. Dulu aku hanya perlu bangun pagi,
menikmati
sarapan bersama ayah, ibu dan abang, berangkat sekolah, belajar, pergi kursus, ikut organisasi, main, pulang ke rumah, mengerjakan tugas sekolah, tidur. Begitulah ritmenya setiap
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
hari. Sebenarnya tak jauh berbeda, dengan hari ini. Hanya ada beberapa penambahan, namun punya tantangan yang jauh lebih tinggi. Bisa dilihat bahwa sekolah dan kuliah itu jauh berbeda. Kalau kita di sekolah masuk dan keluarnya samasama. Tapi kalau di perkuliahan, masuk memang barengan, tapi lulusnya masing-masing. Pintar sekalipun tak menjamin lulus tepat waktu. Tapi kalau sekolah, males-malesan, nilai tes selalu dibawah KKM, lulusnya selalu tepat waktu. Kecuali yang memang sudah banyak kasusnya dan tidak termaafkan. Nah, itu baru satu perbedaan kondisi. Belum lagi, kalau sudah menginjak usia 20-an, sudah ada tuntutan baru seperti untuk bekerja dan menikah, karena orang tua usianya sudah semakin bertambah dan sudah sulit bekerja. Mereka ingin segera menimang cucu. Ya, berbagai fase kehidupan seperti itulah yang memang harus dilalui. Semuanya balik lagi kepada bagaimana penerimaan kita dan cara memilih solusi dari setiap permasalahan yang hadir. Maka pelan-pelan aku belajar untuk tidak banyak mengeluh. Terkadang aku kewalahan dengan tugas tambahan yang akhirnya diberikan, karena tentunya harus ada penyesuaian agar semua tetap terlaksana. Seperti sebelum pergi ke kampus, aku harus beresin seluruh rumah, mulai dari merapikan kamar ibu, kamarku, menyapu rumah, menyapu
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
teras, entahlah, padahal tidak banyak tetapi karena cukup memakan waktu. Aku juga harus mandi, sarapan, belum lagi “kebiasaan” setelah sarapan yang memang tak bisa dipungkiri. Sistem pencernaan tubuh ini dari dahulu kala cukup baik untuk yang satu itu, lalu mandi, beres-beres dan harus mengejar kereta api pukul 07.10 WIB yang akhirnya membuatku harus buru-buru. Kalau sudah ketinggalan kereta api, pasti semangatku langsung down dan udah gak mood lagi mau ke kampus. Tapi kalau tidak ke kampus sulit rasanya bisa menyelesaikan tugas, karena suasana rumah itu bagiku benarbenar sebagai tempat istirahat, jadi bawaannya kalau dirumah itu ingin leyeh-leyeh saja, tidak mau banyak berpikir apalagi yang benar-benar harus menguras otak. Jadi, ini semua benar-benar tentang pilihan, aku harus bangun lebih pagi agar tidak terburu-buru atau tetap ke kampus dengan jadwal keberangkatan kereta api selanjutnya. Semua tetap harus terlaksana apapun kondisinya. Di sinilah kemampuan manajemen waktu diasah. Terkadang aku mulai berpikir, akan seperti apa aku ke depannya. Jika melihat sosok ibu memang
sepertinya
bukanlah sosok yang sesuai ekspektasiku. Entah dari mana dan sejak kapan ekspektasi itu hadir tapi ada harapan-harapan lain yang aku inginkan hadir dari ibu. Karena di luar sana aku
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
banyak melihat ibu-ibu hebat yang luar biasa untuk mempersiapkan masa depan anak-anak mereka. Ibu-ibu yang bahkan untuk pendidikan anaknya segitu sibuknya, ibu yang keren dengan titel dibelakang namanya. Bahkan guru-guruku saat SMA dan dosen-dosenku hari ini, yang bukan hanya seorang ibu, tetapi juga pemikir yang luar biasa. Bukan hanya untuk anaknya tetapi bahkan untuk umat. Itu versi ibu keren menurutku. Tapi aku balikkan lagi itu semua pada diriku. Apa aku sanggup menjadi ibu dengan versi seperti itu kelak? Bahkan aku yang sekarang saja dengan aktivitas dan tanggung jawab yang ada sering sekali kewalahan. Bagaimana nanti kalau ada satu peran yang harus aku emban lagi yaitu menjadi seorang ibu. Menjadi seorang ibu itu, pastilah sepaket dengan peran lain yang tak kalah luar biasa tantangannya yang harus dijalankan, yaitu peran sebagai istri. Maka benar kata ustadzah yang pernah aku simak kajiannya mengenai peran sebagai seorang ibu bahwa “ibu itu sebagai tonggak peradaban”, dari ibulah banyak hal pertama yang kita pelajari, dari ibulah banyak waktu kita habiskan saat kita berada di fase golden age, dari ibulah kepribadian kita dibentuk, ditangan ibulah dasar-dasar ilmu kehidupan tertanam, maka menjadi ibu tak hanya melahirkan, menjaga, dan membesarkan, tapi lebih dari itu semua. Di tangan ibu
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
pula, seorang anak bisa menjadi pemimpin yang hebat. Tak bisa dipungkiri ini memang benar-benar nyata adanya dan bukan hal yang mudah untuk melaksanakannya. Siapalah aku yang berani-beraninya mengatakan bahwa sosok ibu yang Allah amanahkan hari ini menjadi ibuku bukan sosok yang luar biasa. Siapalah aku yang beraniberaninya tidak bersyukur dengan keberadaan sosok malaikat di rumah kami yang Allah titipkan untuk menjaga keluarga kecil kami agar tetap hangat, damai, nyaman, dan hal-hal lain yang mungkin memang tak terindera olehku tetapi tanpa disadari memiliki pengaruh yang besar. Bahkan jika bertukar posisi pun mungkin aku tak akan sebaik dan selihai ibu dalam menjalankan
perannya.
Mengingat
bagaimana
orang
terdahulu banyak yang selesai sekolah, langsung ingin menikah tanpa ada persiapan apa-apa dan hanya berbekal keberanian. Karena memang dahulu jarang sekali ada yang menyadari bahwa menjadi ibu itu butuh ilmu dan pastinya tidak semudah sekarang yang bahkan bisa mengakses ilmu hanya berbekal telepon genggam saja. Ternyata menjadi ibu itu pekerjaan terumit dan super complicated di dunia ini. Gak heran kalau Allah meletakkan surga di bawah telapak kakinya dan Nabi Muhammad menyebutkan kata ibu hingga 3x sebelum ayah untuk sosok
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
yang harus dihormati. Karena memang seluas dan selapang itu hatinya, selembut dan sekasih itu perlakuannya untuk standar seorang manusia biasa. Hebat, sungguh hebat. Bak dua mata pisau, kagum dan ingin bisa seperti beliau, tetapi di sisi lain ada rasa takut yang membuncah, apakah aku benar-benar bisa menjalankan peran yang demikian? Maka harapanku untuk diriku di masa depan, jika Allah mengizinkan dan diberi amanah besar ini untuk menjadi seorang ibu, aku berharap Allah perkenankan aku untuk menjadi ibu yang hebat, tentunya dengan segenap usaha yang harus aku lakukan mulai dari sekarang. Berbekal dengan ilmuilmu kehidupan yang sengaja maupun tanpa sengaja telah ibu berikan kepadaku, ditambah dengan ilmu lainnya yang aku dapatkan dari sosok-sosok hebat di luar sana yang telah menjalankan perannya dengan berbagai versi. Maka aku pun harus bisa membuat versiku sendiri, walaupun aku juga gak tau sih kapan bisa diterapkan, wong hilalnya saja belum terlihat. Berarti, Allah kasih aku waktu untuk belajar dan belajar lagi sebelum nanti masuk ke medan perjuangannya. Semoga semangat ini pernah tak pernah pudar, aamiin yaa Rabb. Mungkin kita belum menjadi ibu. Tapi percayalah, bahwa ketika kita memuliakan ibu, maka segala urusan,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
halangan, rintangan, ujian yang kita hadapi di dunia ini, Allah akan mudahkan dan lancarkan. Semoga aku, kamu, dan kita semua Allah ridai menjadi ibu terbaik untuk anak-anak hebat kita. Aamiin.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Lahir dengan nama Annisa Johana di sebuah kota kecil bernama Duri di wilayah provinsi Riau pada 13 Januari 2000. Saat ini berdomsili di Binjai, Sumatera Utara. Mahasiswi yang
sedang
berusaha
menyelesaikan studi di bidang pendidikan ini, juga sedang merintis usaha handmade kecilkecilan dengan label @ahns.project yang jika Allah perkenankan akan menjadi besar kelak, aaamiin. Saat ini, penulis juga manajemen
Allah
Sekolah
amanahkan
menjadi
7 Perempuan
bagian
dari
di Jalan Kembali
Coorporation bersama perempuan-perempuan hebat lainnya. Bergabung dengan komunitas dakwah kampus yaitu The Great Muslimah Community yang mengajarkan banyak hal tentang Islam yang begitu luas hingga akhirnya kini tertarik untuk terus menekuni dunia dakwah, salah satunya melalui tulisan. Penulis dapat dihubungi di beberapa akun. Instagram : annisajo
|
Facebook
:
Annisa
Johana
|
Twitter
:
@JohanaAnnisaa
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Perempuan
Tangguh
Itu... Oleh : Jumaina Badrun
Perempuan shalihah adalah harta yang paling berharga. Ada yang bilang, beruntunglah seseorang lelaki yang mendapatkan perempuan shalihah. Bahkan tegaknya sebuah negara karena besarnya peran perempuan shalihah, artinya perempuan shalihah menjadi salah satu kunci jayanya sebuah negara. Hal tersebut pernah disampaikan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Wanita adalah tiang negara, jika baik wanitanya maka baiklah negaranya dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya”. Sebegitu pentingnya seorang perempuan dalam pembentuk peradaban baik dalam sebuah keluarga, maupun sebuah negara. Mengacu pada perkataan
Rasulullah
Sallallahu
‘alaihi wa sallam tersebut, harusnya menjadi pijakan awal kita dalam hal memandang peran perempuan. Apa yang di
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
maksud
dengan
implementasinya
sabda dalam
tersebut kehidupan
dan
bagaimana
nyata?
Perempuan
mempunyai kedudukan yang sangat sentral, baik dalam rumah tangga, keluarga, lingkungan dan negara. Dalam rumah tangga, perempuan disebutkan sebagai pembawa suasana bahagia. Jika seorang ibu sedang sedih, maka dalam keluarga tersebut akan ikut terbawa dan merasakan suasana tersebut. Sebagai perempuan, kita layak mempelajari lebih dalam lagi tentang apa yang telah disampaikan. Berdasarkan Ilmu Sosiologi, fungsi keluarga adalah sebagai pondasi dalam masyarakat. Sosok sentral yang meletakkan pondasi tersebut adalah perempuan. Perempuan yang akan membentuk karakter seorang anak,
sebagai
pendidik dan pencetak generasi shalih shalihah. Sebegitu besarnya peran perempuan, harus juga kita belajar dan menyelami
kembali
bagaimana
perempuan-perempuan
terdahulu dalam mengimplementasikan sabda Rasulullah tersebut. Begitu
banyak
tokoh
perempuan
yang
telah
disampaikan juga melalui kisah-kisah dalam Al-Qur’an maupun hadist. Kisah yang sangat inspiratif menjadi pembelajaran dalam menjalani hidup. Kisah perempuan pembangkit peradaban sungguh hadir dengan cerita hidup
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
yang berbeda-beda. Ada pengorbanannya melalui taatnya dalam mendampingi suaminya dalam menyampaikan dakwah, beliaulah Khadijah radhiyallau ‘anhu. Ada juga perempuan yang bertahan dalam taat kepada suaminya yang luar biasa kasar dan jahat, beliaulah Asiyah. Ada juga perempuan yang rela dan siap ditinggal oleh suaminya demi melaksanakan perintah Allah Azza wa Jalla, beliaulah bunda Hajar, yang melalui kisahnya terus mengalir air keberkahan yaitu air zamzam yang tak lekang oleh waktu. Agar kisah-kisah tersebut dapat menjadi ibroh bagi kita semua, maka akan diuraikan secara singkat.
1. Siti Khadijah Ra binti Khuwailid Mungkin bagi kalian semua bukan lagi hal yang asing mendengar nama Khadijah radhiyallau ‘anhu, seorang pembisnis hebat dan janda kaya raya pada zamannya. Mempunyai kepribadian pekerja keras, ulet, cerdas dan penyayang sehingga pada zaman jahiliyah digelar sebagai AtThahiroh yang berarti seorang wanita yang suci. Dalam menjalankan bisnisnya, Khadijah selalu berbagi keuntungan yang diperoleh untuk orang yang menjalankan usahanya, sehingga Khadijah dikenal dengan perempuan pebisnis yang hebat dan sukses. Salah satu orang yang menjalankan usaha
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
bisnisnya adalah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga pada suatu hari Khadijah mendengar tentang kejujuran, amanah, kemuliaan akhlaq dan sifat pekerja kerasnya sehingga menarik perhatian Khadijah radhiyallau ‘anhu. Dalam
menjalankan
bisnis
Khadijah
tersebut,
Rasullulah mendapat keuntungan yang berlipat, sehingga Khadijah radhiyallau ‘anhu memberikan bonus untuk Rasulullah. Disebabkan sikap
dan
prilaku
Rasulullah
tersebut, membuat hati Khadijah radhiyallau ‘anhu tertarik kepada Rasulullah dan bersedia dijadikan isteri
oleh
Rasulullah Sallallhu ‘alaihi wa sallam. Semasa menjadi isteri Rasulullah, Khadijah adalah orang yang pertama yang mengakui agama Islam dan selalu mendukung penuh untuk jalan dakwah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari seorang Khadijah radhiyallau ‘anhu, kita dapat belajar menjadi seorang isteri yang selalu mendukung dakwah suaminya. Menjadi seorang isteri yang selalu taat dan ada di dalam kondisi apapun, selalu mendampingi suaminya, menyayangi dengan sepenuh taat.
2. Asiyah Binti Muzahim Asiyah merupakan seorang putri dari keluarga
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
beriman yang taat kepada Allah Azza wa Jalla. Ia terkenal dengan kecantikannya, baik parasnya maupun akhlaknya. Suatu hari informasi bahwa ada seorang perempuan cantik tersebut terdengar oleh raja Fir’aun, membuat Fir’aun mengutus menterinya yang bernama Haman untuk melamar Asiyah. Lamaran tersebut ditolak oleh Asiyah, karena mengetahui raja Fir’aun adalah seorang yang kafir dan juga kejam. Mendengar penolakan dari Asiyah, Fir’aun sangat marah. Dengan kekuasaan yang ia punya, kemudian Ia memerintahkan Menteri Haman agar menyeret kedua orang tua Asiyah ke kerajaannya. Dengan kejadian tersebut orang tua Asiyah terpaksa bertanya kepada Asiyah, “Sediakah ananda menikah dengan Fir’aun?” mendengar pertanyaan tersebut, alangkah terkejutnya Asiyah, bagaimana mungkin aku akan menikah dengan seorang raja yang kejam dan bengis tersebut. Setelah keluarga Asiyah di bawa ke dalam kerajaan Fir’aun, kemudian Fir’aun memberikan dua pilihan. “ Hai Asiyah, jika engkau seorang anak yang baik, tentulah engkau sangat sayang kepada kedua orang tuamu. Oleh karena itu, engkau boleh memilih menerimaku atau aku akan menyiksa kedua orang tuamu di dalam penjara dan memerintahkan algojoku untuk membakar hidup-hidup kedua
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
orang tuamu, tepat dihadapanmu”. Fir’aun melakukan itu semua demi menekan Asiyah agar menerima permintaannya. Kemudian untuk persetujuan itu, demi orang tuanya, Asiyah pun memberikan syarat. Pertama, Fir’aun harus membebaskan orang tuanya dan membuatkan
rumah
yang
indah
lengkap
dengan
perabotannya. Kedua, Fir’aun harus menjamin kesehatan, makan, minum dan kesejahteraan orang tuanya. Jika kedua syarat itu di penuhi, maka Asiyah menerima lamarannya, dan Fir’aun pun menyetujuinya. Asiyah menjadi isteri kesayangan Fir’aun. Dalam acara-acara tertentu Asiyah selalu hadir namun tidak bersedia tidur bersama Fir’aun. Selama menikah dengan Fir’aun, Asiyah terus taat kepada perintah Allah, menjalankan ibadah dan selalu berdoa, memohon diberikan perlindungan dan kekuatan. Pada malam hari, Asiyah selalu bangun untuk menunaikan ibadah dan berdoa agar tidak disentuh oleh Fir’aun. Untuk menjaga kehormatannya, Allah menciptakan iblis yang serupa dengan Asiyah, sehingga dapat melayani dan bercinta dengan Fir’aun di setiap malamnya. Pada
suatu
ketika,
Fir’aun
bermimpi
bahwa
kebebasannya akan dilumpuhkan oleh seorang anak laki-laki. Kemudian atas mimpi tersebut, Fir’aun memerintahkan agar
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
semua bayi laki-laki Bani Israil untuk dibunuh. Yakabed seorang Wanita shalihah keturunan Nabi Ishak ‘alaihissalam melahirkan seorang anak laki-laki, kemudian Allah ilhamkan kepadanya agar bayi tersebut di buang ke Sungai Nil sebagaimana yang tertuang dalam surah Al-Qashash ayat 7 yang berbunyi, “Dan kami Ilhamkan kepada ibu Musa “susukanlah dia
dan
apabila
kamu khawatir
terhadapnya,
maka
jatuhkanlah dia ke dalam sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir
dan
janganlah
pula
bersedih
hati,
karena
sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) rosul dari para rosul.” Kemudian Yakabed, Ibunda Musa memasukkan bayi Musa kecil kedalam peti dan menghanyutkannya ke sungai. Atas kehendak Allah, sampailah peti tersebut ke dalam wilayah istana Fir’aun. Atas izin Allah Azza wa Jalla, Allah tiupkan rasa sayang pada hati Asiyah terhadap bayi Musa ‘alaihissalam, dan meminta kepada Fir’aun untuk menjadikan bayi Musa sebagai anak angkat yang diceritakan dalam surah Al-Qashash ayat 9 yang berbunyi, “Dan berkatalah isteri Fir’aun” (ia) biji mata bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudahmudahan ia bermanfaat untuk kita atau kita ambil ia menjadi
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
anak, sedang mereka tidak menyadari.” Singkat cerita, Musa pun kembali bertemu dengan ibundanya Yakabed dalam persusuannya, setelah proses silih berganti mencari ibu susu untuk Musa, namun selalu tidak mendapatkan persetujuan dari Fir’aun hingga akhirnya Yakabed lah yang dianggap cocok. Kisah ini pun diabadikan dalam Al-Quran surat Al-Qashash ayat 12 dan 13 yang berbunyi : “ Dan kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa” maukan kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” “Maka, Allah kembalikan Musa kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya” Dalam perjalanan Asiyah dalam mendidik Musa, banyak cobaan yang dia alami, melalui orang-orang yang zalim disekitarnya, bahkan dari orang terdekatnya, suaminya Fir’aun serta orang-orang istana yang berada di bawah perintah Fir’aun.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Jika ditilik kembali cerita Musa dan Asiyah, mereka adalah hamba Allah yang menjalankan tugas kekhalifahan berdasarkan peran dalam status yang berbeda.
Asiyah
berstatus isteri dan ibu angkat Musa, sekaligus pengemban agama tauhid yang luar biasa, sedangkan Musa merupakan anak angkat Fir’aun, sekaligus mengemban amanah kenabian yaitu menegakkan agama Allah di muka bumi. Dalam
perjalanan
pernikahan
tersebut,
melalui
putrinya Ana, Fir’aun mengetahui bahwa Asiyah tidak menuhankannya, tapi menuhankan Allah. Ketika itu Fir’aun yang zalim itu murka dan marah besar kepada Asiyah, isteri kesayangannya
yang
tidak
patuh
padanya,
sehingga
memerintahkan Haman untuk membenamkan kaki Asiyah ke dalam tanah dan diatasnya diletakkan pasak dari beton agar ia mengingkari
Allah
dan
menjadikan
Fir’aun
sebagai
Tuhannya, tetapi Asiyah tetap pada keyakinannya dan berdoa kepada Allah swt yang tertuang dalam surat At-Tahrim ayat 11, “Dan
Allah
swt
membuat
isteri
Fir’aun
perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkaata : Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah disisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim” Allah mendengar doa Asiyah, sehingga Allah mengutus malaikat kepada Asiyah yang sedang disiksa untuk memperlihatkan tempatnya kelak di surga. Akhirnya Asiyah binti Muzahim keturunan Nabi Ishak as gugur di tangan tentara Fir’aun sebagai syuhada yang mempertahankan keimanannya. Dari perjalanan kehidupan Asiyah, sebagai seorang perempuan kita dapat memetik pelajaran yang luar biasa. Kita dapat berlajar tentang makna sabar, bisa dibayangkan hidup dalam genggaman suami yang kasar, zalim dan pemarah, bahkan sombong hingga mengaku dirinya sebagai Tuhan, pasti harus sangat sabar untuk menghadapi orang seperti ini. Tak terbayangkan jika bukan karena Rabb yang menjadi tujuannya sehingga Allah Azza wa
Jalla
menguatkan
imannya. Dari seorang Asiyah tergambarkan dengan jelas, jika keimanan sudah tertancap di hati, tak ada yang perlu dikhawatirkan, yakin bahwa Allah akan menolongnya dan memberikan kehidupan terbaik setelah penderitaan yang dialaminya. Meski berada dalam lingkungan yang luar biasa tidak nyaman, penuh dengan kemusyrikan dan kekufuran, ia
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
mampu mempertahankan imannya sehingga dia mendapatkan kehidupan yang indah pada akhirnya, bahwa Allah Maha Benar dengan janji-Nya. 3. Siti Hajar Berdasarkan
kisah,
Hajar
bukan
anak
orang
sembarangan, beliau anak seorang raja yang terkemuka dan merupakan anak kesayangan ayahnya. Namun atas sikap Nabi Ibrahim yang terkenal sebagai seorang yang bijaksana dan shalih, ayah Hajar menitipkannya pada Ibrahim untuk mendapatkan pelajaran pendidikan yang baik. Bertahun-tahun Hajar ikut dalam keluarga Ibrahim dan isterinya sehingga banyak pembelajaran yang didapatkan oleh Siti Hajar. Usia Sarah, isteri Nabi Ibrahim semakin tua dan sampai saat itu belum juga memiliki anak, hingga bertambah resah hatinya. Pada suatu hari Sarah mengatakan kepada Nabi Ibrahim, “Jika engkau menikah dengan Hajar, mungkin engkau akan mendapatkan keturunan”. Sedangkan Usia Nabi Ibrahim sendiri pada waktu itu sudah mencapai usia lanjut. Tidak lama setelah itu, Nabi Ibrahim as melangsungkan pernikahan. Waktu terus berjalan, tidak lama kemudian Siti Hajar hamil anak Nabi Ibrahim as dan lahirlah seorang putra yang bernama Ismail. Ternyata kondisi ini membuat Sarah Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
cemburu, sehingga pada suatu hari dia mengatakan pada Nabi Ibrahim agar tidak menyatukannya dengan Hajar dalam satu rumah dan menghendaki Hajar dan putranya pergi dari rumah. Atas petunjuk dan perintah Allah, Nabi Ibrahim pun membawa Siti Hajar dan putra tersayangnya pergi ke sebuah padang pasir, negeri yang tandus. Siti Hajar pun tanpa banyak bertanya mengikuti dan patuh terhadap perintah suaminya. Dengan perbekalan roti kering dan air putih pada bejana kulit mereka pun pergi dan tibalah pada tempat yang dituju dan saatnya Nabi Ibrahim as akan meninggalkan Siti Hajar dan Ismail, kemudian Siti Hajar pun bertanya “Wahai suamiku, akankah engkau meninggalkan kami di tempat yang tandus dan gersang ini?”, Nabi Ibrahim pun tidak menjawabnya. Kemudian Siti Hajar mengulang pertanyaannya dan Nabi Ibrahim pun kembali diam. Dan kemudian Siti Hajar bertanya lagi, “Apakah ini merupakan perintah Allah kepadamu?”. Kemudian Nabi Ibrahim pun menjawab dengan jawaban pendek, “Benar”
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Kemudian Siti Hajar berkata,“Baiklah jika
itu
perintah Allah, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan kami”. Dengan menyaksikan
wajah
Nabi
sabar
Ibrahim
dan as
sedih,
yang
Siti
pergi
Hajar menjauh
meninggalkannya beserta putra tercinta. Nabi Ibrahim pergi bukan atas kemauannya sendiri, Ia pergi karena perintah Allah. Dengan berat hati dan sedih, Nabi Ibrahim as melanjutkan perjalanannya hingga sampai ke Tsaniah, tempat dimana Hajar dan Ismail tidak dapat lagi melihatnya, Nabi Ibrahim yang menyayangi keluarga nya pun berdoa seraya mengangkatkan wajah dan tangan dengan memohon kepada Allah, “Ya
Tuhan
kami,
sesungguhnya
aku
telah
menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman
di
dekat
rumah
Engkau
(Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” Setelah beberapa hari ditinggalkan, perbekalan Siti Hajar dan Ismail pun habis. Ismail kehausan, hingga beliau berguling-guling karena kehausan. Dengan penuh cinta, Siti
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Hajar berusaha mencari sumber air yang ada disekitar atau berharap menemukan orang yang lewat di daerah tersebut. Melihat Ismail yang terus menangis, membuat Siti Hajar semakin panik hingga Siti Hajar berlari ke bukit Shafa, berharap bisa bertemu air ataupun seorang musafir, kemudian lari lagi ke bukit Marwa, hingga 7 kali bolak balik namun belum juga ditemukan. Dengan perasaan sedih dan penuh harap, diantara larinya tersebut sampai datanglah pertolongan Allah, tiba-tiba Siti Hajar melihat air keluar dari bawah kaki Ismail kecil yang sedang menangis. Dengan rasa takjubnya, Siti Hajar berkata, “Zamzam, zamzam.” Yang artinya berkumpul-berkumpul. Ia segera membuat kolam kecil agar air zamzam tak kemana-mana. Dari kehidupan Siti Hajar, kita dapat belajar tentang ketaatan pada suami, kesabaran dan ketabahan dalam menjalankan perintah Allah Azza wa Jalla. Bertawakkal dengan sepenuhnya dalam menjalankan perintah Allah setelah berupaya dengan sepenuh jiwa. Ibu yang selalu menyayangi dan mendoakan anaknya dalam kondisi apapun, yang bersiap berkorban apapun untuk anak tercinta demi menjadikan anaknya sebagai anak yang shalih. Demikianlah kisah ketabahan Siti Hajar dan kasih
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
sayang seorang ibu, hingga air zamzam yang terus ada sampai hari ini. Walaupun sudah berpuluh ribu tahun berlalu dan berjuta ribu orang yang meminumnya, namun air Zamzam tidak pernah habis. Masya Allah. Perempuan, jadilah engkau muslimah yang luar biasa, muslimah yang tangguh menghadapi apapun, muslimah yang memberikan inspirasi. Pada zaman apapun engkau dilahirkan sungguh telah ada kisah yang telah diungkapkan yang dapat diambil sebagai hikmah dan pembelajaran. Apapun ujian ataupun pujian yang engkau dapati hari ini, sesungguhnya kalian mempunyai kisah yang luar biasa sebagai pembangkit umat dalam membentuk peradaban. Saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja, mari bangkit bersama perempuan shalihah,
goreskan
mengharumkan
kembali
namamu
warna
dalam
peradaban
pembangkit
dengan
peradaban
rahmatan lil alamiin. Perempuan, sungguh ujian dan kejadian yang menimpa kita hari ini, mungkin belumlah cukup untuk mengeluh, belumlah cukup untuk lelah, belum lah cukup untuk menyerah dalam menggapai rida-Nya. Teruslah kuat, karena apapun yang menimpamu pasti terdapat kebaikan didalamnya. Pintarlah untuk memahami pesan cinta-Nya, hingga dengan pemahaman tersebut, engkau akan tampil
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
memukau menjadi perempuan muslimah inspirasif untuk banyak orang, lingkungan sekitarmu bahkan dunia. Wahai Perempuan, engkau memiliki banyak peran. Engkau dapat melakukan dengan multi peranmu, pada bagian apapun lakukan sesuai kemampuanmu, semoga
sedikit
ataupun banyak yang dilakukan dapat memberikan tambahan pahala dan keridaan Allah untuk memasuki pintu surga mana yang disuka, termasuk surga firdaus. Aamiin ya robbal ‘alamin.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Assalamualaikum, Namaku Jumaina, Lahir di Pangkalniur (Bangka) 24 Februari 1983, tepatnya 39 tahun silam. Alhamdulillah, Allah Swt takdirkan hidup merantau, saat ini tinggal di Kota Tanggerang. Banyak pengalaman dan pembelajaran hidup yang telah didapat, semakin jauh melangkah semakin banyak cerita dan semakin banyak belajar. Pembelajaran hidup terindah adalah dunia ini, belajar bagaimana kita berinteraksi dengan baik dan bijak, bagaimana dapat melewati sebuah luka dan mencapai bahagia, tetap kuat walau perih. Hal itulah yang membuat saya akhirnya memilih untuk bercerita dalam sebuah tulisan. Semoga tulisan dalam buku ini menjadi pembelajaran dan manfaat bagi yang membacanya. Wassalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Khadijah Masa Kini Oleh : Nuryani Chotib Yassir
Khadijah binti Khuwailid memiliki kedudukan yang tinggi dikalangan kaum Quraisy. Meski seorang janda namun ia mampu membangun bisnis yang besar dan sukses. Khadijah menjadi perempuan kaya raya dan banyak merekrut warga sekitar untuk mengembangkan bisnisnya lebih luas lagi. Khoirul Amru Harahap, dalam bukunya “Rahasia Sukses Bisnis Khadijah Istri Nabi SAW” mengatakan, Khadijah memang terlahir di keluarga pedagang sehingga dalam diri Khadijah sudah mengalir darah "pedagang". Ayahnya, Khuwailid bin Asad, merupakan pedagang kaya yang disegani di kalangan Quraisy. Khuwailid juga terkenal baik
hati,
membina
hubungan baik dengan tetangga, dan suka menolong fakir miskin. Tak hanya mendapat modal dari sang ayah, Khadijah juga mendapat warisan harta yang berlimpah dari suaminya. Kendati demikian, warisan tersebut mampu dikelola Khadijah dengan baik sehingga harta tersebut terus bergerak dan produktif.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
"Di situlah letak kepiawaian Khadijah dalam mengelola uang. Selain itu, Khadijah juga memiliki bakat berwirausaha karena sering mempekerjakan para lelaki dan mampu mendelegasikan tugas dengan baik. Salah satu ciri orang yang bermental wirausaha adalah ia selalu berusaha mendelegasikan pekerjaan ke orang lain sehingga ia bisa mengerjakan yang lain dan berpikir untuk mengembangkan usahanya," ujar Harahap. Jika dirumuskan, terdapat hal unggul dari jiwa kewirausahaan Khadijah, yakni pandai mengelola modal, baik materi maupun nonmateri. Menurut Harahap, Khadijah merupakan sosok yang tidak suka menimbun harta, melainkan wanita yang sangat produktif. Ia senantiasa menjalankan roda bisnis dan tidak pernah melakukan monopoli. Modal besar yang didapat Khadijah tidak dibiarkan tertimbun atau dihabiskan secara
konsumtif.
Khadijah
memiliki
mentalitas
wirausaha sehingga modal tersebut diinvestasikan dalam bentuk usaha perdagangan. Meski modal harta berlimpah, Khadijah tak akan sukses sebagai pebisnis tanpa disertai modal nonmateri,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
yakni jiwa kewirausahaan yang dimilikinya. Modal inilah yang membawanya menjadi pebisnis sukses. (Sumber : Republika. Co.id, Jakarta). Mengulang sekilas tentang sejarah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abd Al-`Uzza. Khadijah adalah istri Rasulullah SAW yang memiliki
gelar
Ummul Mukminin ( ibu orang yang beriman). Khadijah lahir di Mekkah pada tahun ke-68 sebelum Hijriyah, Khadijah adalah perempuan terpandang pada waktu itu, dan kaum quraisy menganggap Khadijah sebagai pemimpin perempuan mereka. Rasulullah meminang Khadijah saat Rasulullah SAW berusia 25 tahun dan usia Khadijah saat itu 40 tahun. Jadi memiliki selisih 15 tahun. Khadijah adalah seorang janda dari pernikahannnya dengan seorang laki-laki bernama ‘Atiq bin ‘Abid dan dikaruniai seorang putri bernama Hindun, dan suaminya meninggal. Khadijah memilki jasa yang sangat besar terhadap perjuangan
Rasulullah
dalam
menyampaikan
dan
menyebarkan Agama Islam. Sebelum suaminya diangkat menjadi Rasul, ia sering menyepi dan menyendiri di gua hira dan Khadijah selalu setia menyiapkan dan mengantarkan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
sendiri bekal untuk suaminya, bahkan selalu setia menunggu suaminya pulang ke rumah.
Khadijah lah orang yang pertama kali beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta membenarkan risalah-Nya, ia juga memberikan seluruh
hartanya
kepada Rasulullah untuk kepentingan Islam. Khadijah meninggal dunia 3 tahun sebelum masa Hijriah, Ia mendampingi Rasulullah selama 25 tahun dengan meninggalkan 6 anak yaitu 2 laki-laki dan 4 perempuan. Kekayaan dan kedudukan Khadijah yang tinggi sangat bermanfaat untuk syiar Islam, sehingga para ulama memberi julukan kepada Khadijah sebagai salah satu tokoh terbesar dan dalam hadits juga banyak disebutkan bahwa Khadijah adalah salah satu perempuan penghulu surga. Menjadi pebisnis perempuan di zaman sekarang ini adalah sesuatu yang mungkin. Seorang perempuan tetap bisa menjalankan perannya sebagai “Ummul Warobatul Bait” sebagai ibu, sebagai istri dan sebagai pengatur rumah tangganya (domestik), namun bisa menjalankan fungsi sosialnya sebagai pebisnis. Inilah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Khadijah masa kini, dimana bisnis yang dijalankannya bertujuan untuk meluasakan manfaat, bisa membangun umat dan sebagai jihad dari sisi ekonomi. Saya bercerita sedikit, ya, pada bulan Februari 2022 saya pernah mengikuti kajian puan talk yang di adakan oleh komunitas 7 Perempuan dengan pembicara Ustadzah Imanda Amalia, di situ membahas tentang Khadijah Masa Kini. Sosok Khadijah yang beliau ceritakan sungguh membuat hati ini bergetar dan terinspirasi, ternyata sosok Sayyidah Khadijah sosok perempuan suci, berkarya, bijaksana, tegar, tangguh, penyayang, pemberani, visioner, dan lain-lain. Beliaulah
perempuan
pertama
yang
sudah
dijamin surga makanya disebut sebagai perempuan Penghulu Surga, dan beliaulah perempuan pertama yang langsung dapat salam dari Allah SWT. Sayyidah Khadijah juga adalah perempuan pertama yang memberi keturunan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Belajar dari sosok Sayyidah Khadijah, harusnya kita emak-emak bisa meneladani sifat-sifat beliau, dan berusaha untuk menjadi Khadijah masa kini. Mengabdi
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dan berbakti pada suami, ikut andil dan berkontribusi untuk negara, agama dan bangsa, tidak menjadi perempuan yang pasrah dan menyerah pada keadaan. Apalagi kalau sebagai perempuan berharta, tentunya kita bisa
lebih
membantu
kepada
orang-orang
yang
membutuhkan. Sebagai perempuan muslimah, kita diwajibkan untuk terus belajar, memperbaiki diri dengan ilmu agama, sharing, seminar, diskusi atau kegiatan-kegiatan yang dapat membuat kita menjadi lebih bermanfaat. Maka dari itu, pentingnya belajar, meng-upgrade diri dengan ilmu-ilmu yang akan membuat kita sebagai perempuan
dapat
dihargai,
dipandang
karena
kontribusinya bukan karena fisiknya semata. Alhamdulillah saat ini pun saya sedang berproses menjalankan sebuah bisnis dan berusaha untuk menjadi sosok seperti Sayyidah Khadijah. Qodarullah, saya dipertemukan dengan bisnis yang tepat dan sesuai visi misi saya sebagai perempuan yang memilih resign dan fokus pada keluarga. Nah, di bisnis ini juga, saya dibimbing oleh para perempuan hebat sebagai mentor
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
kami, mereka dengan ikhlas membimbing kami dalam berproses, bagi saya para mentor ini patut dicontoh karena merekapun terus berusaha menjadi
sosok
Khadijah Masa kini, seperti Ibu Riri Sulaiman, Bude Fajra Pilohima, Ibu Bertin, Cikgu Anita, Madam Anita, Umi Nani Handayani, dan masih banyak lagi. Mereka memberi contoh nyata kepada kami misalnya, selalu pantang menyerah, berbagi ilmu, disiplin, aktif belajar. Bahkan dari bisnis, mereka sudah ada yang membangun mesjid, sekolah, mengumrohkan orang tua, bersedekah dan lainnya. Kita juga bisa mencontoh perempuan-perempuan yang sukses dalam menjalankan bisnisnya, berikut beberapa kisah pengusaha sukses perempuan asal Indonesia yang bisa dijadikan panutan, diantaranya: 1. Nurhayati Subakat Nama pengusaha perempuan ini mungkin tidak begitu dikenal oleh masyarakat. Namun, jika kamu pernah memakai produk seperti Wardah, Putri, dan Make Over, semua brand itu dibuat oleh Nurhayati. Salah satu pengusaha perempuan asal Indonesia ini juga sukses
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
menjalankan bisnisnya dari nol. Bahkan, produknya termasuk kosmetik besar di tanah air. Nurhayati Subakat adalah lulusan farmasi dan berkarir di bidang kosmetik. Hanya saja, beliau pernah bekerja sebentar, lalu berniat mendirikan usaha kosmetik versi sendiri. Usahanya tidak selalu mulus dan bahkan pernah mengalami kerugian besar akibat pabriknya kebakaran.
Dengan
semangat
bisnis
yang
besar,
Nurhayati berusaha bangkit dan produknya bisa dikenal hingga saat ini. 2. Aulia Halimatussadiah Aulia
Halimatussadiah
adalah
salah
satu
pengusaha perempuan sukses yang memulai bisnis dari nol. Beliau sukses memulai usaha berdasarkan hobinya, yakni
menulis
dan
teknologi.
Meskipun
pernah
menerbitkan buku, beliau tahu seperti apa kesulitan yang dialami oleh para penulis pemula. Sebab, Aulia pernah mendapatkan persyaratan yang harus dipenuhi dari penerbit tertentu.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Dari
hal
nulisbuku.com
itulah, yang
beliau
dikenal
mendirikan sebagai
situs
platform
menerbitkan buku sendiri pertama di Indonesia. Dengan adanya
platform
tersebut,
penulis
pemula
dapat
menerbitkan karyanya sendiri tanpa harus melalui berbagai seleksi. Selain itu, Aulia juga membangun toko online untuk buku, platform penulisan buku fiksi dan non fiksi, dan masih banyak lagi yang lainnya. 3. Diajeng Lestari Selanjutnya ada nama Diajeng Lestari yang merupakan salah satu pengusaha perempuan yang sukses dari nol. Sejak tahun 2011, beliau telah mendirikan usaha fashion yang khusus untuk busana muslim. Nama usahanya adalah Hijup dan cukup dikenal oleh pecinta busana muslim. Ketika
pertama
kali
ingin
mendirikannya,
Diajeng mengalami kesulitan keuangan. Bahkan, para Investor pun banyak yang menolak karena ragu dengan dirinya yang sudah menikah dan menjadi seorang Ibu. Meskipun begitu, Diajeng tidak menyerah begitu saja. Beliau akhirnya berhasil membuktikan bisa fokus
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
bekerja tanpa meninggalkan keluarganya. 4. Hanifa Ambadar Satu lagi pengusaha perempuan yang mendirikan bisnis dari hobi menulis, yakni Hanifa Ambadar. Beliau adalah pemilik Female Daily Network untuk memuat berbagai informasi yang berkaitan dengan wanita. Hal tersebut sangat membantu para pembaca khususnya kaum hawa. Situs yang dibuat oleh Hanifa Ambadar ini sangat informatif sekaligus edukatif untuk setiap perempuan. Bahkan, saat ini anggotanya semakin bertambah sejak didirikan pada tahun 2005. Hal itulah yang membuat Hanifa menjadi salah satu pengusaha perempuan yang sukses dari nol. (Sumber : Ardito Wahyu Octian, 12 September 2022).
Bolehkah Perempuan Berbisnis? Di zaman digital saat ini sangat dipengaruhi banyak hal, diantaranya usaha online atau jualan melalui media sosial. Bisnis ini kebanyakan diikuti serta
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dimanfaatkan oleh kaum perempuan. Bukan saja perempuan yang masih single, namun perempuan yang sudah menikah pun ikut memanfaatkannya. Berbagai alasan seperti harga kebutuhan pokok yang terus naik, biaya sekolah anak yang juga mengalami kenaikan setiap tahunnya, membuat emak-emak harus terjun untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Tapi apakah dibolehkan seorang wanita untuk berbisnis dalam Islam ? Menurut Ustadzah Dr. Oki Setiana Dewi dalam seminar onlinenya via zoom, beliau menjelaskan tentang poin ini. Perlu dipahami bahwa sebaik-baik tempat bagi kaum perepmpuan adalah di rumahnya. Inilah yang diuji dalam berbagai ayat diantaranya dalam surat An-Nisa ayat 34 yang artinya: “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lakilaki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.” Kemudian dalam surat lain juga Allah berfirman: وقِ ِرن ي بِيِو ت ِب جن ت ِ اجا ِه ِِل ِِي ِِة ا ِِل ِولِى ِ ِ ِكِن ِِرو ب ِت ِِل ِِر لج “Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu.” (QS Al Ahzab: 33). Yang dimaksud dengan ayat ini adalah hendaklah perempuan berdiam di rumahnya dan tidak keluar kecuali jika ada kebutuhan. Dr.Yusuf Qordowi seorang cendekiawan muslim dan seorang pakar dalam kajian fikih Islam berpendapat bahwa hukum perempuan bekerja adalah boleh. Islam tidak melarang perempuan bekerja atau berbisnis sebagaimana tercantum dalam surat At-Taubah ayat 105:
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
ِِم ع ِِ ل
ِوست ِ ا ِردِِ ِل ِون ى
وا ِل ِم ِِؤ ِِمن ِِ ِو ِن
ع ِ ِول وقِ ِل ا ع ِي ِِلل ِ ِمل ر ِمل ِرى ِك و ِه ِ س ا ِو ِ ِم ا ِلغ ِي ب وال ِهادِ ِة ِ ِما كِ ِنت ِ ِم ت ِ ِع ِمل ِ ِو “ ِن ِفِي ِب’ ِِئ ِك ن ِ ِمش
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orangorang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Perempuan boleh bekerja jika mendapatkan kebaikan-kebaikan diantaranya: 1. Seperti kisah Zainab Ast Tsaqifah Istri Ibnu Mas’ud, ia memiliki suami yang kurang berada, sehingga Zainab membantu suaminya dalam bidang ekonomi, dan penghasilannya itu ia sedekahkan kepada anak dan suaminya (Perempuan yang memberi nafkah kepada keluarga dapat 2 pahala yaitu pahala sedekah Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dan pahala silaturrahim). 2. Memahami dengan benar bahwa tugas utama perempuan adalah tugas domestik 3. Seseorang yang bekerja dengan tujuan untuk mencari
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
nafkah agar terhindar dari meminta-minta, maka itu boleh karena disebut jihad fii sabilillaah. 4. Tidak ada masalah jika perempuan punya penghasilan atau lebih besar penghasilannya dari suami, yang menjadi masalah jika istri bersikap sombong terhadap suaminya. Ketika seorang perempuan bekerja, ada hal-hal atau adab yang harus diperhatikan diantaranya: 1. Tidak
boleh
melembut-lembutkan
suara
atau
mendayu-dayu. Bicara harus singkat, padat dan jelas. (lihat surat Al-Ahzab ayat 32) 2. Jaga pandangan kita. 3. Bekerjalah sesuai tabiat atau passion, jika ada peluang sebaiknya di rumah. 4. Tidak boleh berikhtilat (campur baur tanpa batas). 5. Hendaklah mencari pekerjaan yang bisa dijalankan dari rumah. Dalam kitab Tambihaat ‘ala Ahkam Takhtash bi Al-Mu’minaat (hlm.12) mengenai syarat perempuan boleh bekerja di luar rumah adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang ia butuhkan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
atau pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat karena tidak mungkin tergantikan oleh laki-laki. 2. Bekerja di luar rumah dilakukan setelah pekerjaan pokok di rumah beres. 3. Pekerjaan yang dilakukan berada di lingkungan para perempuan (jauh dari interaksi dengan pria) seperti sebagai pengajar bagi murid-murid perempuan dan merawat pasien wanita. (Sumber Rumaysho.com) Menurut Pak Ippho Santosa, seorang Motivator 5 Benua dan Penulis Buku Mega Best Seller 7 Keajaiban Rezeki, beliau menjelaskan dalam akun Instagramnya @ipphoright bahwa perempuan tidak wajib mencari nafkah. Sebelum perempuan menikah, ia dinafkahi ayahnya (pria). Setelah menikah, ia dinafkahi suaminya (pria). Andai suaminya sudah tidak ada, ia dinafkahi ayahnya, pamannya, atau saudara laki-lakinya (pria). Lalu, bolehkah perempuan mencari nafkah? Boleh. Kita sama-sama tahu, Khadijah pun berbisnis. Jika penghasilan,
perempuan ia
berbisnis
memiliki
dan
kelebihan.
memiliki Apa
sih
kelebihannya? diantaranya untuk antisipasi sebagai
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
berikut: ✓ Saat suami kurang fight mencari nafkah, sementara kebutuhan terus meningkat, maka istri bisa terjun untuk mem-backup. Sambil terus mendo’akan dan menyemangati suami agar benar-benar fight mencari nafkah. ✓ Saat suami kena PHK atau sakit keras, sementara kehidupan terus berjalan, istri pun bisa membantu sementara. ✓ Saat suami meninggal duluan (menurut statistik umur pria
memang
menggantikan
lebih peran
pendek),
istri
suaminya.
pun
Apalagi
bisa kalau
misalnya si wanita sudah tidak punya ayah, paman, atau saudara laki-laki. ✓ Agar suami tidak macam-macam. Kadang terjadi, ketika suami kuat mencari nafkah dan istri tidak mengerti
apa-apa,
suami
malah
semena-mena
terhadap istri. Ada juga kasus seorang suami yang pelit atau mendadak genit. ✓ Misal berpisah dan suami tidak bertanggung-jawab, ujung-ujungnya perempuan yang menggantikan peran
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
penafkahan. Harusnya sih nafkah seorang anak ditanggung ayahnya, tapi realitanya sering
kita
melihat ayah yang tidak bertanggung-jawab. ✓ Perempuan yang menghasilkan juga bisa mentraktir suaminya. Sesekali, mungkin suami diajak jalan-jalan, misal ke Raja Ampat, Bali, Borobudur atau tempat wisata lainnya. Mungkin juga suami bisa dibelikan arloji baru, dasi baru atau sepatu baru. ✓ Wanita yang menghasilkan juga bisa membantu keluarganya. Beliau juga menekankan yang tak bisa diubah, bahwa tugas utama ibu tetap dalam keluarga. Sebagai pebisnis, bisa saja ibu membuka usaha di rumah, sehingga tidak perlu banyak keluar meninggalkan rumah. Semua ciri bisnis praktis selalu dibahas dalam seminarseminar beliau ini. Poin terakhir yaitu saat menjalankan bisnis haruslah melibatkan 3A yaitu Allah dan Rasul, Anak dan keluarga dan Amal Jariyah. Wallahu’Alam
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Biodata Penulis Nama Nuryani, Dilahirkan di Desa Bangbayang, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Lahir pada tanggal 08 Februari 1981. Orang-orang sekitar rumah suka memanggil dengan sebutan Bu Nur atau Mama Gaza, nama brandingnya adalah Nuryani Chotib Yassir. Kurang lebih 14 tahun penulis pernah bergelut di dunia pendidikan formal alias menjadi guru, namun karena panggilan hati dan berusaha melaksanakan
pesan
cintanya Allah, penulis memutuskan untuk resign dari guru dan fokus mengurus anak dan keluarga. Karena sebaik-baik perempuan adalah yang berada di rumahnya dan ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Saat ini penulis juga sebagai
mompreneur,
sedang berproses menjalankan usaha bisnisnya dari rumah agar tugasnya sebagai ibu dan istri tetap bisa dijalankan, sehingga dari rumah pun penulis bisa menghasilkan rupiah. Selain Ibu rumah tangga dan aktif menjalankan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
bisnis, saat ini pun penulis masih tetap menjalankan perannya di masyarakat yaitu dengan mengajar Al Qur’an kepada anak-anak dan ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya. Baginya Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang tidak boleh ditinggalkan, penulis ingin terus bertahan dengan Al-Qur’an, membumikan Al-Qur’an dan memiliki impian memiliki keturunan para penghafal Al-Qur’an serta kelak mampu
membangun
rumah
tahfizh gratis untuk anak yatim dan dhu’afa. Bagi puan-puan yang ingin menghasilkan rupiah dari rumah, dan memilki banyak impian serta ingin mewujudkannya, bisa join di usaha saya. Silahkan hubungi nomor 08973797415. Bisa juga mengakses akun FB @Nuryani Chotib Yassir dan akun Instagram @Britishpropolis_agency. Insya Allah kami akan membimbing puan-puan sampai menghasilkan.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Ibu, Guru Pemula Oleh : Rumini
Masih jelas di ingatan, kala itu, tanggal 12-12 -1993, saya mengakhiri masa lajang. Saya dipinang oleh seorang lelaki pilihan yang belum lama saya kenal. Waktu itu, saya masih bekerja, namun calon suami menyarankan untuk resign. Saya pun menyetujuinya dengan satu syarat, yaitu setelah punya momongan. Alhamdulillah, sebulan setelah kami menikah, saya positif hamil. Bahagianya kami waktu itu. Ya, saya mau jadi seorang ibu. Allah telah mengamanahkan seorang calon anak bagi kami. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan berganti bulan, kami lalui berdua dengan sejuta nikmat cinta. Apa saja yang saya mau alhamdulillah terlaksana tanpa kesulitan yang berarti. Rabu pagi, tanggal 2 November 1994, lahirlah putra pertama kami. Alhamdulillah wasyukurillah,
bersyukur
kepada Allah, anak pertama kami lahir sesuai keinginan kami, yaitu berjenis kelamin laki-laki. Sesuai kesepakatan di awal, saya harus resign setelah melahirkan. Alasan saya resign setelah melahirkan karena biaya melahirkan diganti oleh perusahaan. Rupanya inilah pesan cinta-Nya, bahwa seorang wanita sebaiknya di rumah, mengurus suami dan anakCatatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
anaknya, karena ibu adalah "guru pertama" bagi putra putrinya. Alasan suami menyuruh saya resign adalah alasan yang sangat mendasar. Beliau bilang, "Bu, anak diasuh ibunya sendiri aja kadang belum benar, bagaimana kalau diasuh orang lain? Sudahlah nerima saja, manusia itu kalau diturutin terus, merasa kurang terus. Punya sepeda, pingin motor, punya motor pingin mobil dan seterusnya." Dalam hati, saya membenarkan perkataan beliau. Alhamdulillah, saya merasakan nikmat menjadi ibu rumah tangga yang sesungguhnya. Semua saya kerjakan sendiri, walaupun dengan keterbatasan kemampuan karena semuanya memang perlu proses belajar. Saya telah merasa menjadi wanita yang sesungguhnya, menjadi seorang ibu yang telah mengandung, melahirkan dan menyusui. Hari-hari saya lalui dengan begitu nikmat. Nikmat menjadi seorang ibu. Bangun pagi-pagi sebelum buah hati terbangun. Pekerjaan rumah tangga yang selalu menanti, saya kerjakan dengan senang hati. Mencuci, memasak, menyapu, mengepel dan sebagainya. Jika urusan rumah tangga sudah rapi, ganti mengurus diri sendiri. Jadi begitu anak bangun, semuanya sudah beres, tinggal mengurus baby. Tak terasa detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu pun berganti
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
bulan. Tak terasa di saat usia putra pertama kami baru menginjak 10 bulan, saya sudah positif hamil yang kedua. Sempat syok dan malu juga, tapi tidak berlangsung lama. Punya momongan itu rezeki, punya momongan itu anugerah luar biasa dari Sang Maha Pencipta. Alhamdulillah, sujud syukur saya panjatkan, seiring berjalannya waktu sudah bisa menerima qadar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bukankah banyak pasangan suami istri yang bertahun-tahun merindukan momongan belum juga terwujud? Kenapa saya mesti malu? Saya kembali menata hati dan memasrahkan semuanya kepada Allah, bahwasanya yang terbaik menurut Allah saja, bukan menurut kita, sehingga hidup akan ringan tanpa beban. Menikmati hidup sebagai ibu rumah tangga saya lalui dengan segala kodrat wanita. Arisan, ke pasar, mengaji sambil mengajak kedua anak kami. Saat yang satu digendong, satunya lagi dituntun. Serepot apapun, saya usahakan berangkat mengaji, dengan demikian secara tidak langsung saya sudah mengajarkan dan memberikan contoh yang positif bagi putra -putri saya, karena ibu adalah "Al Ummu Madrasatul Ula", ibu adalah yang pertama kali menjadi role model bagi putra -putrinya. Sebisa mungkin kami selalu berusaha memberikan contoh dan pengajaran yang baik sesuai syariat. Saat masuk
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
TK, kami pilihkan TK islam, dengan harapan akidah dan pemahaman islam bisa mengurat, menghujam di hatinya. Merasa diri ini fakir agama, jadi anak-anak kami daftarkan juga di Taman Pendidikan Al-Quran. Pagi mereka sekolah, sorenya mereka mengkaji Al-Qur'an. Alhamdulillah haadza min fadli Rabbi, anak-anak kami tumbuh dengan baik, tanpa ada masalah yang berarti sampai ikut wisuda khatam Al-Quran. Walaupun belum ada yang hafidz atau hafidzoh. Semoga ada keturunan kami yang menjadi hafidz atau hafidzoh, baik itu putra, cucu, cicit atau keturunan berikutnya lagi. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin. Sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah. Wanita sholihah yang bisa menjaga kehormatan suaminya, mentaati suami sesuai syariah, menjaga harta suami, meminta izin bila ke luar rumah, menyejukkan hati di hadapan suami, mengingatkan suami jika lalai, dan lain sebagainya. MasyaAllah, semoga suami rida dengan segala kekurangan saya sehingga Allah juga meridainya, Aamiin. Namun tak bisa dipungkiri, terbiasa mempunyai uang hasil keringat sendiri, mengusik hati saya yang paling dalam. Saya lantas mengutarakan niatan untuk memiliki usaha sambil mengasuh anak-anak. Alhamdulillah suami setuju. Saya pun membuka warung kecil-kecilan. Kesibukan saya bertambah,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
pagi-pagi setelah subuh, masak sambil buka warung. Mengaji masih tetap menjadi rutinitas saya, baik di lingkungan dekat rumah, kelurahan, bahkan yang agak jauh dari rumah, tentu dengan seizin suami. Seiring berjalannya waktu, saat itu putri kami
sakit,
menyarankan
sampai agar
dirawat warung
di
rumah
ditutup
sakit.
saja,
saya
Suami pun
menurutinya. Anak lebih penting, begitulah beliau bilang. Sejak saat itu kesibukan agak berkurang. Setelah putri kami sehat pun, kami tidak membuka warung lagi. Alhamdulillah tetap bisa beraktifitas di lingkungan rumah, salah satunya dengan turut serta memandikan jenazah, tentu dengan seizin suami pula. MasyaAllah...bahagia tak terperi waktu itu. Ikut terjun mengurusi keperluan jenazah, memandikan, mengkafani, kadang sampai ikut menshalatkan jenazah dan mengantarkan sampai ke makam. Ada kepuasan tersendiri saat bisa membantu orang lain. Namun setelah kurang lebih tiga tahun, lagi-lagi suami meminta agar saya menyudahi kegiatan tersebut dengan suatu alasan. Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Tak habis cara untuk tetap produktif. Belajar dan mengajar Al-quran pun saya lakukan. Apa yang saya tahu dan bisa, berusaha semampunya untuk diajarkan ke anak-anak.Sebagaimana sabda Nabi,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
قِال ِر ِك مِن-صلى هلل عليه وسلم«ى’ ِم خ ِي
ع ِن النِِ ِِب-ع ِن عثِ ِمان – رضى هلل عنه ِعِلِِ ِم ا ِلقِ ِرآن وعلِِ ِمهِ» رواه ت البخاري
“Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari Nomor 4639) Inilah sekelumit kisah saya dalam rangka menjadi perempuan berkualitas. Semoga apa yang kami lakukan sedikit
banyak
bisa
berkontribusi
dalam
kebangkitan
peradaban. Karena sejatinya perubahan itu dimulai dari lingkup terkecil dahulu. Demikian pula dalam firman Allah subhanahuwata'ala dalam surat Al 'Alaq ayat 1, "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan." Allah memerintahkan kepada kita untuk membaca. Dengan membaca, maka kita akan tahu banyak hal. Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca, mentadaburi Al-quran, maka kita akan tahu, mana larangan, mana kewajiban yang
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
harus kita taati sesuai dengan syari'at-Nya, keimanan kita akan kuat, teguh tak tergoyahkan oleh hal-hal keduniawian
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
yang menyilaukan setiap mata memandang. Tak bisa kita pungkiri bahwa saat ini, dimana-mana terjadi pemurtadan hanya karena harta yang tak seberapa, tahta, dan wanita. Dunia ini tidak sedang baik-baik saja. Wanita dieksploitasi sedemikian rupa agar menghasilkan pundi-pundi rupiah. Wanita yang semestinya dirumah, mendidik, menjaga harta suaminya,
saat
ini
harus
membanting
tulang
demi
terpenuhinya kebutuhan hidup keluarganya. Padahal menurut syariat, perempuan itu tidak wajib mencari nafkah. Wanita bekerja hukumnya mubah. Jika wanita mengharuskan bekerja seharusnya sesuai dengan hukum-hukum islam. Wanita diwajibkan mentaati perintah suami yang sesuai syariat. Jika suami melarang kerja di luar rumah, hendaklah ditaati. Marilah saudaraku! Apapun profesimu, jabatanmu tidak akan terlepas dari peran besar membangun peradaban dunia. Apapun yang kita lakukan, marilah kita niatkan untuk membawa perubahan bagi dunia. Dimanapun dan kapanpun kita hidup, tetaplah sebagai perempuan penggerak perubahan sampai titik darah penghabisan, sampai Allah memanggil pulang. Bersemangatlah selagi masih ada sisa waktu (usia). Jangan sia-saikan sisa hidup kita. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al -Ashr ayat 1-3, "Demi masa. Sesungguhnya, manusia itu berada
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran."
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Bismillahirrahmanirrahim Saya adalah seorang ibu rumah tangga murni. Hamba Allah yang terlahir di dusun Bandut Lor, Argorejo, Sedayu, Bantul, Jogjakarta, pada hari Kamis. Orang Tua memberi nama, Rumini (biasa dipanggil budhe). Dikaruniai 3 orang anak shalih, shalihah, yang pertama, Andry Nugroho, kedua, Linda Rosalina dan ketiga, Sekar Arum Gayatri. Merantau dari tahun 1990 hingga saat ini dan kami tinggal di Tangerang, Banten. Kebetulan kami keluarga besar, saya terlahir menjadi anak ke-5 dari 6 bersaudara. Kedua orang tuaku sudah tiada. Bapak wafat Januari 1997,si mbok wafat Agustus 2021. Ini tulisanku yang kedua bersama saudara di Sekolah 7 Perempuan. Semoga bermanfaat untuk diriku, anak cucuku khususnya dan untuk umat pada umumnya. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin. Motto Hidup : Belajar dan mengajar Belajar tiada akhir. Takbir... Allahu Akbar! Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Kiprah Bisnisku dalam Kebangkitan Peradaban Oleh : Dilisti Saidun
Awal Bisnis, Modal ‘The Power of Kepepet’, Tanpa Ilmu Akhirnya Terjebak Riba
Sepuluh tahun yang lalu, kami dikaruniai putra ketiga. Waktu itu, saya masih bekerja sebagai fasilitator pada Program Pemberdayaan Masyarakat yang bertugas di salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu dan cukup kerepotan dengan kondisi punya bayi. Sekitar 5 bulan setelah itu kontrak kerja saya berakhir dan saya memutuskan untuk fokus di rumah mendidik ketiga anak saya yang masing-masing kelas 1 SMP, kelas 3 SD dan bayi 5 bulan. Di tengah kejenuhan setelah tidak bekerja itu (waktu itu masih jahiliyah, sehingga merasa jenuh hanya mengurus rumah dan anak-anak), ditambah kondisi keuangan keluarga juga ‘kurang’, saya mulai mencari ide untuk bisnis dari rumah, akhirnya diputuskan untuk berjualan baju murah di ruang tamu.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Seiring berjalannya waktu, usaha kami mulai berjalan dan mulai juga punya beberapa pelanggan, ada juga yang mendaftar untuk menjadi mitra kami, mereka pun ingin punya penghasilan tambahan bahkan ada juga yang menjadikannya sebagai usaha utama atau penghasilan pokok keluarga yaitu berdagang. Walau tertatih-tatih pada tahun pertama dan kedua, alhamdulillah usaha kami makin meluas. Tidak hanya pelanggan dalam kota tapi juga mulai punya jaringan pelanggan dan mitra usaha dari kabupaten. Kondisi ini membuat saya merasa tempat berjualan kami makin sempit namun belum punya uang untuk meluaskan ruang tamu yang difungsikan sebagai ‘galeri’. Memasuki tahun ke-3 yaitu tahun 2015, kami pun memutuskan untuk mengajukan pinjaman tambahan modal ke bank “plat merah” yang kebetulan baru membuka unit di depan perumahan tempat kami tinggal. Itulah transaksi riba pertama dan alhamdulillah menjadi transaksi riba terakhir atas nama saya sendiri. Sebelumnya kami memang sudah punya hutang riba dari gaji suami yang tergadai, tapi kami tidak menyadarinya. Satu tahun setelah akad riba itu, yaitu tahun 2016, Saya sudah merasakan kegalauan yang sangat. Kami sudah tidak sanggup membayar cicilan hutang atas nama saya
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
sendiri itu, yang juga masih ditambah harus membayar cicilan mobil. Sementara gaji suami juga tinggal sedikit karena dipotong cicilan bank lainnya. Barang dagangan saya pun sudah tidak kelihatan adanya, hanya tinggal beberapa lembar baju saja, uangnya pun tidak tahu kemana. Alhamduillah di tengah kegalauan itu Saya berkenalan dengan sebuah komunitas anti riba dan kami pun hijrah mulai awal tahun 2017.
Fakta di Lapangan, Banyak Muslimah yang Belum Paham Kewajiban Menutup Aurat (Konsumen, Reseller, Supplier, Ojek Langganan dan Lain-lain)
Setelah hijrah dan terus aktif belajar, Saya pun merasakan banyak sekali fakta di sekitar saya yang tidak sesuai dengan syariat Allah. Terutama masalah menutup aurat. Banyak sekali pelanggan kami yang belum memahami bagaimana sebenarnya menutup aurat yang diperintahkan Allah, yang dapat kita lihat pada QS.Al-Ahzab ayat 59, “…Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…” dan juga QS.An-Nur ayat 31, “…Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…”
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Termasuk
teman-teman
saya
sendiri,
mereka
menyebut pakaian syar’i. Maksudnya pakaian dengan kerudung yang panjang tanpa memperhatikan ketentuan yang lain. Misalnya tidak boleh bahannya tipis (menerawang) atau bahannya nempel ke badan sehingga membentuk lekuk tubuh atau juga bajunya ketat dan cenderung kekecilan. Pakaian yang mereka sebut syar’i ini hanya dipakai ketika hadir ke pengajian, atau acara-acara keagamaan lainnya. Selebihnya tidak ada kewajiban berpakaian syar’i. Sesungguhnya ini adalah pola pikir sekularisme yang memisahkan agama dengan kehidupan. Kondisi ini membuat hati saya miris. Saya terpanggil untuk mengajak mereka belajar agar sama-sama memahami syariat yang benar. Saya terpanggil untuk membuat kegiatan sharing ilmu Islam kepada mereka, walaupun saya sendiri baru punya secuil ilmu, tapi saya sudah mulai menyadari bahwa ini kewajiban seorang muslim, sebagaimana kewajiban amar ma’ruf nahi munkar yang Allah perintahkan pada QS.Ali Imran ayat 110, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Saya juga terus berbenah dengan barang jualan saya. Jangan sampai ada barang-barang yang saya jual menjadi wasilah kemaksiatan pada pelanggan kami atau barang yang mengandung zat-zat terlarang semisal najis yang tidak boleh diperjualbelikan. Selain barang dagangan, sistem penjualan, akad-akad dalam perniagaan baik kepada pelanggan maupun supplier kami, semuanya menjadi fokus perhatian perbaikan kami.
Hukum Bekerja/ Berbisnis bagi Perempuan Kewajiban bekerja atau lebih tepatnya mencari nafkah dalam Islam memang berada di pundak laki-laki (suami). Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam QS. An-Nisa ayat 34 “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lakilaki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya”. Namun
bukan
berarti
Islam
melarang
atau
mengharamkan wanita bekerja. Wanita boleh bekerja, jika memenuhi syarat-syaratnya dan tidak mengandung hal-hal yang dilarang oleh syari’at. Dalam QS.At-Taubah ayat 105 Allah berfirman,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
“Katakanlah (wahai Muhammad), bekerjalah kalian! maka Allah, Rasul-Nya, dan para mukminin akan melihat pekerjaanmu“ Ayat ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Hanya saja wajib diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan dan bisnisnya, hendaklah pelaksanaannya bebas dari hal-hal yang menyebabkan masalah dan kemungkaran. Tidak boleh ada ikhtilat (campur baur) antara wanita dengan pria dan tidak menimbulkan fitnah. Dalam kebolehannya bekerja, harus dengan syarat tidak membahayakan agama dan kehormatan, baik untuk wanita maupun pria. Pekerjaan wanita harus bebas dari halhal yang membahayakan agama dan kehormatannya, serta tidak menyebabkan fitnah dan kerusakan moral pada pria. Jadi Islam tidak mengekang wanita, tapi mengatur wanita agar hidupnya menjadi baik, selamat, tentram, dan bahagia dunia akhirat. Begitulah cara Islam menghormati wanita, menjauhkan mereka
dari
pekerjaan
yang
memberatkan
mereka,
menghindarkan mereka dari bahaya yang banyak mengancam mereka di luar rumah, dan menjaga kehormatan mereka dari niat jahat orang yang hidup di sekitarnya. Pemberdayaan wanita dalam Islam bukanlah dengan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
menjadikan
mereka
produktif
menghasilkan
materi,
melainkan menjadikan para wanita optimal dalam seluruh perannya yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah. Inilah sudut pandang yang lahir dari akidah Islam bahwa tolak ukur perbuatan seseorang bukan berdasarkan keuntungan materi, tetapi berdasarkan halal dan haram. Pemberdayaan wanita yang sesuai dengan syariat tentu
membutuhkan
sistem
kehidupan
yang
memang
memuliakan peran para wanita agar tidak dieksploitasi atas nama pemberdayaan ekonomi. Mereka akan fokus pada amanahnya dan tidak terbebani kewajiban mencari nafkah. Insya Allah, penerapan syariat Islam dalam bingkai negara yang menerapkan semua hukum Allah akan mampu mewujudkan itu semua. Wallahu’alam
Mengapa Harus Berbisnis Sesuai Syariat? Rasulullah 14 abad yang lalu sudah bersabda, “Akan datang suatu zaman, ketika seseorang tidak peduli lagi apakah yang diambilnya dari yang halal atau yang haram” (HR. Bukhari dan Muslim). Apakah zaman yang dimaksud Rasulullah ini adalah zaman sekarang? Iya, zaman sekarang, atau yang sering disebut dengan akhir zaman. Sangat terasa sekali, jika ada
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
tawaran untuk pelatihan atau seminar tentang bagaimana cara berbisnis yang syariah misalnya, maka akan sepi, sunyi, senyap. Biasanya hanya akan diikuti oleh segelintir orang saja. Tapi sebaliknya jika ada tawaran atau iklan bagaimana membangun sebuah bisnis yang cepat kaya,
mudah
dijalankan, modal kecil bahkan tanpa modal, maka akan berduyun-duyun yang mengikutinya. Sementara Allah sudah berfirman dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 29, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan cara yang batil, kecuali melalui perniagaan yang kalian saling rida”. Kata batil dalam ayat di atas sama maknanya dengan batal atau tidak sah dalam bahasa Indonesia. Artinya jika seseorang mendapatkan harta dengan cara tidak sah, maka hukumnya menjadi haram. Sebuah akad disebut batil jika tidak terpenuhi rukun dan syaratnya (As-Sabatin, Yusuf). Implikasi dari sebuah akad batil adalah menjadi tidak sah pula apa-apa yang dihasilkannya, dipakai tidak halal, disedekahkan juga tidak halal, dijualbelikan juga tidak halal atau tidak sah. Saling rida dalam ayat ini tidak hanya pernyataan rida atau ikhlas diantara kedua belah pihak (penjual dan pembeli)
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
namun juga memiliki syarat yang lain, yaitu caranya harus sesuai syariat. Jadi, sekalipun kedua belah pihak penjual dan pembeli mengaku saling rida tapi ada keharaman di dalam akad tersebut baik meliputi zat/barang yang menjadi objeknya atau pun dalam sistem atau cara transaksinya, maka akadnya tetap batil. Bisnis bukan hanya untung dan rugi, tapi surga atau neraka,sebagaimana dalam hadist riwayar At-Tirmidzi, “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba dihari kiamat, hingga dia ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya bagaimana dia amalkan, tubuhnya untuk apa dia gunakan, hartanya darimana dia peroleh dan kemana dia belanjakan.”
Bukan Toko Fashion Biasa Alhamdulillah, dengan mengharap rida Allah semata, kami mulai berubah. Mulai tahun 2022 ini, usaha/ jualan kami yang berawal dari kepepet kemudian menjadi lebih serius agar bisa berkembang dan berkontribusi pada umat. Sekarang bukan toko fashion biasa, tapi kami memberikan edukasi pakaian sesuai syariat dan edukasi bisnis syariah untuk konsumen, reseller, produsen dan semua mitra usaha kami. Selain jualan, di rumah kami ada banyak kelas belajar.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Ada kelas konsultasi bebas utang, ada kajian umum untuk ibuibu, kajian umum untuk bapak-bapak, ada kelas belajar fikih muamalah umum dan ada juga kelas khusus untuk temanteman pengusaha. Ada juga kelas tahsin walaupun baru kelas untuk anak-anak. Semua yang kami lakukan sekarang, adalah bentuk usaha kami untuk ikut berperan pada kebangkitan peradaban. Kebangkitan, tidak akan pernah terjadi tanpa ketakwaan, dan ketakwaan tidak bisa maksimal tanpa kebangkitan taraf berfikir atau aqliyah. Sementara, taraf berfikir seseorang itu bisa meningkat dengan proses belajar dan adanya ilmu. Kami juga berharap menjadi pengusaha muslim yang berperan pada kebangkitan peradaban. Kemudian bisa masuk ke surga Allah, bersama keluarga besar dan semua mitra usaha kami dengan predikat pedagang yang jujur. Sebagaimana sabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam, “Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan dibangkitkan pada hari kiamat, bersama para
Nabi,
Shiddiqiin dan Syuhada” (HR. At-Tirmidzi dari Abu Said AlKhudri). Bagaimana bisa menjadi pedagang yang jujur dan selalu amanah? Tentu butuh ilmu. Itulah alasan kami untuk berkonsentrasi pada memperbanyak kelas belajar dan sharing
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
ilmu kepada semua mitra kami. Dan berubah dari toko fashion biasa menjadi toko fashion yang mengedukasi.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Nama
: Dilisti Saidun
Tempat/Tahun Lahir
: Kedurang/02 Oktober 1976
Pendidikan
: SD sampai Perguruan Tinggi di Provinsi Bengkulu
Pekerjaan
: Ibu Pendidik Generasi, Pengemban Dakwah dan Pengusaha
Motto
: Belajar
Tiada
Henti,
Dakwah
sampai Mati, Istirahat di Sorga Nanti
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Peran Ibu dan Kebangkitan Oleh : Aisyah Rahma Nasution (ARN)
Dalam Islam seorang ibu berada dalam posisi yang sangat mulia, bahkan dikatakan jika ingin meruntuhkan suatu negara maka terlebih dahulu yang perlu untuk dirusak adalah ibu dan pola pikir yang dimilikinya. Seorang perempuan dalam Islam juga sangat mulia kedudukannya. Seorang perempuan adalah “kehormatan yang harus dijaga”. Selamanya, perempuan ditanggung hidupnya di dalam peraturan syariat Islam selagi dia belum menikah dan dalam penjagaan ayahnya. Kemudian jika sudah menikah, dia dalam penjagaan suaminya. Jika suaminya meninggal, dia dalam penjagaan kerabatnya dari pihak ayahnya. Dan jika anak lakilakinya sudah dewasa, dia dalam penjagaan anak laki-lakinya. Begitu mulianya kedudukan seorang ibu khususnya dan seorang perempuan pada umumnya di dalam syariat Islam. Hal ini sejatinya karena seorang ibu punya peran yang sangat besar dalam membentuk peradaban karena di tangannyalah pribadi dari generasi akan dibentuk, Allah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dengan sifatnya yang Al-Aliim, Maha Mengetahui tentang peran krusial ini sehingga Allah mengkhususkan
peran
seorang muslimah, jika sudah memiliki seorang anak adalah sebagai ummu yakni seorang ibu yang akan menjadi madrosatul ula bagi anak-anaknya. Untuk memenuhi peran sebagai seorang ummu, perempuan harus belajar, supaya tidak seperti anggapan sebagian besar masyarakat, ”mejadi ibu kan bisa
learning
by
doing”.
Ungkapan
tersebut
seolah
merendahkan dan menggampangkan peran krusial tersebut. Ketiadaan
penjagaan
terhadap
pemikiran
umat
menyebabkan pemikiran-pemikiran sesat seenaknya bisa masuk ditengah kehidupan umat. Sebut saja pemikiran feminis yang belakangan sering digaungkan oleh para penganut kesetaraan gender dan kebebasan, mereka ingin mengejar
karir
setinggi-tingginya
dan
ingin
menjadi
independen woman dan bebas dari keterikatan dengan lakilaki dan menyalahi fitrahnya yang memiliki rahim untuk mengandung dan melahirkan serta menjadi seorang ibu. Dunia seolah terbalik, itulah yang terjadi sekarang, seorang perempuan dituntut untuk bekerja dan berada di luar rumah, ladang pekerjaan untuk laki-laki berkurang akibat pekerjaan yang seharusnya bisa diisi laki-laki kini diisi kaum perempuan. Alhasil yang terjadi adalah seperti sinetron dunia
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
terbalik. Bahkan hadirnya sinetron ini mungkin juga termasuk dalam respon terhadap fenomena yang terjadi dalam kehidupan. Sekarang sang ayah yang pengangguran dibiarkan untuk mengurus putra dan putrinya di rumah, sesuatu yang secara fitrah tidak seharusnya ia lakukan dan akhirnya hal ini menyebabkan sifat qowwamah yang seharusnya ada dalam diri seorang ayah berkurang bahkan hilang di mata istri dan anak-anaknya. Seorang anak yang memiliki visi
kebangkitan
mustahil terlahir dari seorang ibu yang tak paham hukum syara’ dan tidak mengkaji Islam. Seorang ula selalu terlahir dari sosok ibu yang luar biasa, seorang usamah terlahir dari rahim ibu tangguh yang mengajarkannya tentang keberanian. Seorang Muhammad Al-Fatih bahkan sejak kanak-kanak telah diperkenalkan ibunya tentang tembok Konstantinopel yang akan ditaklukkannya. Seorang Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi juga berasal dari dua orang tua yang memang memiliki visi besar pembebasan Palestina. Sungguh mereka semua lahir dari seorang ibu yang mengajarkan mereka tentang keimanan dan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta mereka telah menjadikan visi kehidupan anak-anak mereka adalah untuk kepentingan umat di atas kepentingan dirinya pribadi. Cermatilah wahai ibu, betapa peran seorang ibu sangat krusial
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
untuk terlaksananya suatu kebangkitan. Ibu sebagai pendidik generasi adalah yang paling bertanggung jawab dan paling bisa untuk melahirkan generasi yang memiliki visi kebangkitan Islam. Sejak anak dalam kandungan, seorang ibu berdoa dan memberikan pendidikan terbaik serta memilihkan guru terbaik yang akan memberikan ilmu kepada anak. Seorang ibu bisa mendidik anak-anaknya supaya menjadi sosok yang mencintai jihad dan bercita-cita untuk menjadi seorang mujahid atau menjadi seorang ulama. Perhatikanlah wahai ibu, engkau adalah pendidik generasi untuk kebangkitan. Tatkala Imam Ibnu Taimiyah tidak bisa pulang untuk menjumpai ibunya karena masih harus belajar dan mengirimkan surat permohonan maaf kepada ibunya, lantas yang luar biasa dari jawaban surat sang ibu kepada anaknya yang telah ia didik deengan visi kebangkitan : "Anakku yang tercinta, yang kuridai Ahmad bin Taimiyah wa 'alaika assalam warahmatullahi wa barakatuh wa maghfiratu wa ridhwanuh. Sesungguhnya, demi Allah untuk yang seperti inilah aku mendidikmu sejak kecil, dan demi menolong agama Islam dan kaum muslimin aku mempersembahkanmu dan demi syariat agamamu aku mengajarkan ilmu kepadamu. Jangan engkau mengira kedekatanmu dariku lebih aku cintai
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dari kedekatanmu terhadap agamamu dalam rangka engkau menolongnya beserta kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Bahkan, ketahuilah wahai anakku, keridaanku kepadamu itu kembali pada sejauh mana engkau menolong agama Allah dan kaum muslimin. Dan esok di hari kiamat aku tak akan menuntutmu di hadapan Allah karena jauhnya engkau dariku, karena aku tahu di mana dan apa yang engkau lakukan... Bahkan wahai anakku, Ahmad. Aku akan menuntutmu di hadapan Allah ketika engkau lalai menolong agama Allah dan pengikutnya kaum muslimin. Semoga
Allah
senantiasa
meridaimu
wahai
anakku,
menerangi perjuangan dan meluruskan setiap langkahmu, dan semoga Allah mengumpulkan kita di bawah naungan Arsy-Nya di mana tiada naungan selain naungan-Nya. Wasaalamu ‘alaikum warahmatullah wa barakatuh”. (dalam Komara, Fika. Geo Politik dan Institute Muslimah Negarawan). Sungguh kutipan surat ini memiliki makna yang begitu dalam, dan jadi pembelajaran hingga akhirnya kita
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
paham bagaimana peran yang sangat penting ada dalam pundak seorang ibu, untuk mampu mendidik buah hatinya menjadi penolong agama Allah dan Rasul-Nya.
Serta
memiliki visi kebangkitan, karena seorang anak akan dibentuk oleh orang tuanya terlebih ibunya, yang akan jadi madrasatul ula untuknya. Semoga akan jadi pengingat untuk kita semua yang membaca agar memiliki keinginan yang kuat mencetak generasi rabbani dengan visi kebangkitan. Mari kita songsong kebangkitan Islam dan andil dalam proyek besar kebangkitan Islam. Allahu akbar!
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Aisyah Rahma Nasution, itulah nama penulis kisah ini. Alumni Universitas Negeri Medan yang bercita-cita
ingin
menjadi
penulis dengan banyak karya, agar dapat menjadi amal jariyah serta penggugur dosa-dosa di masa lalu yang tak terhitung tangan. Memiliki harapan besar untuk berkarya demi kebangkitan umat Islam. Seorang putri dari pasangan Andarohot Nasution dan Samsidar Harahap, lahir di hari Kamis 14 Mei 1998, di kota Padangsidimpuan. Motto hidup yang ia punya adalah “Masa Muda Penuh Karya Untuk Kebangkitan Islam”. Dan pegangan hidupnya di kala lelah menyapa atau masalah menerpa adalah firman Allah dalam Qur’an Surah Muhammad ayat 7, “Barangsiapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan mengokohkan kedudukannya” Sudah pernah menulis buku antologi sebelumnya berjudul “The Light of Civilization” dan “Jalan Hijrahku Menuju Jannah-Nya”. Semoga setelah ini akan ada buku karya Aisyah sendiri. Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Perempuan untuk Dunia Oleh : Kak Za
Perempuan Madrasah Pertama bagi Anak-anaknya Perkembangan zaman memiliki dampak positif dan negatif yang teramat nyata bagi anak-anak kita. Mereka
dengan
mudahnya
mengakses
internet
sedangkan di dalamnya, ada begitu banyak sekali sajian informasi yang tak bisa disaring. Tidak sedikit anak-anak dengan rasa keingintahuan mereka yang tinggi mencari hal-hal di luar yang diajarkan di sekolah maupun di keluarga. Rasa penasaran terus mendorong mereka untuk menjajal setiap hal baru, termasuk tontonan film-film tak bermoral yang bisa saja berawal dari lingkungan sekitar, misalnya dari teman atau keluarga sehingga membuat mereka mencoba mencari tahu sendiri melalui internet. Tak sedikit pula, orang tua yang
sudah
membatasi akses internet bagi anak-anak mereka. Pemakaian ponsel dengan dibatasi hanya beberapa jam.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Bahkan ada yang melarang bermain ponsel kecuali di hari libur sekolah saja. Berbagai macam cara dilakukan orang tua demi agar anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik. Sekuat tenaga orang tua mengupayakan yang terbaik
termasuk
menyekolahkan
di
sekolah
internasional dengan kualitas tinggi bahkan ada juga yang sampai dimasukkan ke pesantren. Akankah itu semua bisa membuat anak-anak kita memiliki pribadi yang baik? Tidak sekadar ikut-ikutan apa yang sedang viral dan tidak dengan mudah mencontoh budaya lain yang tidak sesuai dengan budaya sendiri? Belum tentu. Benar
memang,
memilihkan
sekolah
yang
baik
merupakan salah satu cara agar anak mendapatkan pendidikan yang baik pula sehingga mereka bisa memfilter apa yang sedang mereka temui. Apakah itu hal baik atau buruk, boleh ditiru atau tidak. Namun, ada yang lebih mendasar dari semua itu, yaitu penanaman moral sejak dini dari orang tua, terutama Ibu. Ibu adalah madrasah pertama yang akan menjadi suri tauladan yang baik untuk anak-anaknya. Itulah mengapa, seorang ibu seharusnya juga diimbangi dengan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
pendidikan yang baik. Haruskah seorang ibu itu sarjana? Bukankah kerjanya cuma di dapur, sumur dan kasur? Jawabannya adalah, justru karena ibu adalah orang pertama yang menjadi guru anak-anak di rumah, dia haruslah memiliki pendidikan yang tinggi. Supaya bisa melahirkan dan mendidik anak-anak yang shalehshaleha, berbudi pekerti dan memiliki adab. Ketika seorang ibu mengajarkan banyak hal kepada anaknya, maka sejak lahir sudah ditanamkan rasa cinta dan sayang kepada Allah SWT. Ibu mengajarkan mereka tentang tauhid, agama, dan bagaimana Tuhannya begitu
sangat
menyayangi
hamba-Nya.
Dengan
demikian, bukan tidak mungkin, saat ia besar kelak, anak-anak
memiliki
rasa
cinta,
rasa
takut
dan
kemampuan memfilter mana yang baik dan buruk untuk dilakukan atau tidak. Membatasi anak-anak dari pergaulan yang buruk memang merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan. Tapi belum tentu akan diamalkan seterusnya. Selama masih ada kita sebagai orang tua, mereka takut dan tidak ikut-ikutan. Namun, bagaimana jika orang tuanya sudah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
tidak ada? Atau bahkan mereka sembunyi-sembunyi di belakang kita? Semua itu bisa saja terjadi. Selama ini, mereka menjadi anak yang baik hanya karena terpaksa. Bukan karena kecintaan yang bersumber dari lahir dan batinnya sendiri. Apa yang harus kita lakukan? Supaya anak-anak kita siap dalam menghadapi perkembangan zaman yang tak dapat dikontrol dan kehidupan yang semakin bebas di luar sana? Jawabannya hanya satu, yakni dengan mempertebal iman mereka. Memberikan mereka keteguhan hati sejak usia dini. Inilah peran utama kita sebagai orang tua, yaitu mengajarkan tauhid dan kecintaan kepada yang Esa. Menjadi seorang Ibu haruslah memiliki bekal. Tidak hanya sekadar menikah dan melahirkan seorang anak, tapi juga bekal ilmu pernikahan. Supaya anak-anak yang kita didik tidak salah jalan nantinya. Ibu hendaknya belajar ilmu parenting tentang bagaimana cara mendidik anak dan mengajarkan tauhid sedari dini. Contohnya, saat ibu meng-ASI-hi, ibu mengajar dan mengenal mereka dengan mengajak mereka aktif berkomunikasi walau masih bayi. Usia 5 tahun pertama adalah usia
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
emas anak-anak. Saat itu, ingatannya tajam dan ia merekam segala sesuatu di memori alam
bawah
sadarnya. Maka, di usia itu, sepatutnya kita sebagai orang tua, memberikan banyak sekali pelajaran berharga. Salah satunya, menanamkan iman. Dialog sederhana yang bisa kita ulang-ulang saat menyusui buah hati misalnya, "Adek, sedang minum ASI. ASI dari siapa? Dari Allah." Saat kita mengajak anak-anak jalan-jalan untuk melihat hewan atau tanaman di lingkunga sekitar, teruslah ajak mereka
bicara.
Ajarkan pula caranya untuk bersyukur. Jangan lupa, doakan anak-anak kita setiap saat,terutama
setelah
selesai sholat. Semoga mereka menjadi anak-anak yang baik, sholeh-sholeha dan penuh keberkahan. Menjadi seorang ibu membuat kita menjadi figur pertama bagi anak-anak kita. Memang ada sosok ayah, tapi yang menghabiskan banyak waktu dengan anakanak adalah kita. Salah jika orang beranggapan menjadi ibu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Toh pada akhirnya, pekerjaannya itu-itu saja. Kalau tidak di sumur, ya di dapur, dan kasur. Anggapan itulah yang selama ini
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
sering beredar di masyarakat kita. Padahal, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Mereka harusnya memiliki bekal yang cukup. Rajin membaca buku-buku parenting, memiliki ilmu agama dan pengetahuan yang luas agar anak-anaknya nanti, bisa menjadi orang yang bijaksana, mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Benteng utama menghadapi riuhnya akhir zaman dengan
segala
pernak-perniknya
yang
begitu
mengkhawatirkan orang tua adalah dengan membekali anak-anak kita dengan iman. Saat anak-anak kita sudah memiliki iman dengan keyakinan yang bersumber dari nuraninya sendiri, maka mereka bisa menentukan mana yang perlu mereka lakukan ataupun tidak tanpa perlu kita memantaunya setiap saat. Jika kita hanya menyalahkan anak-anak untuk setiap tingkah laku mereka yang menyalahi norma, tentu bukanlah hal yang bijak. Walau kita melarang setengah mati, mereka tetap memiliki celah untuk melakukannya di tempat lain, saat kita tak ada. Sebab yang mereka takutkan, hanyalah kita. Berbeda jika mereka memiliki
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
iman di dasar hatinya, tanpa perlu kita mengawasi, mereka pasti akan membentengi diri. Sebagai orang tua, pendidikan pertama yang harus didapat seorang anak adalah dari dalam rumah. Di mana kita menjadi figur dan contoh yang baik untuk anak-anak kita. Pastikan, sebelum memerintah mereka, kita sudah membiasakan diri memberi contoh kepada mereka. Jangan hanya menyuruh mereka sholat, tapi ajaklah mereka sholat bersama kita. Anak adalah peniru paling ulung. Otaknya akan merekam apa saja yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita memiliki kebiasaan yang baik, maka anak-anak kita akan terbiasa dengan tontonan yang baik setiap harinya sehingga mereka akan melakukan hal yang sama karena terbiasa. Perempuan adalah Pencipta
Generasi
Penerus
Bangsa Menjadi seorang ibu haruslah memiliki ilmu yang bisa kita gunakan untuk melatih dan mendidik anak-anak kita. Mengapa harus ibu? Karena di rumah, hampir 70% waktu anak-anak dihabiskan bersama
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dengan ibu daripada ayah, karena ayah harus pergi keluar rumah untuk bekerja mencari nafkah. Kita sebagai ibu
menggantikan
peran
ayah
dengan
berusaha
memberikan pendidikan yang baik untuk mereka. Menjadi ibu, harus memiliki hati yang lapang dan dipenuhi
dengan kesabaran.
Sebab
tidak
mudah
mengurus anak dan mendidik mereka. Anak-anak terkadang membuat kita merasa lelah karena tingkah laku mereka yang sering kali menguras kesabaran. Apalagi saat anak-anak mengalami tantrum
atau
memiliki keinginan yang harus dipenuhi. Maka para ibu dan juga calon ibu di luar sana, bersabarlah! Jadikan hati kita lapang dan ikhlas untuk mengurus mereka karena mereka adalah anak-anak, bukan orang dewasa yang sekali diberitahu langsung paham. Mereka bukan orang dewasa yang terperangkap dalam tubuh kecil. Mengapa anak-anak terlahir dari kita, orang dewasa? Karena kita sudah pernah menjadi anak-anak. Kita sudah pernah mengalami rasanya menjadi mereka. Maka dari itu, Allah titipkan anak-anak ini kepada kita yang sudah memiliki pengalaman menjadi seorang anak.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Pemikiran mereka pun belum sempurna. Kita harus banyak meluaskan kesabaran, agar hati lebih tenang dan tidak mudah mengeluh dalam mendidik mereka. Anak-anak adalah pondasi bangsa. Bagaimana masa depan sebuah bangsa, tentu dilihat dari bagaimana generasi penerusnya. Menjadi ibu membuat
kita
memiliki PR lebih untuk terus berinovasi melakukan banyak pendekatan dengan anak agar kita jauh lebih mudah dalam mendidik mereka. Lebih sering upgrade ilmu tentang cara mendidik anak dan belajar cara Baginda Rasulullah dalam mendidik putra-putri beliau. Suatu bangsa yang maju, dilihat dari seberapa besar peran
pemudanya
dalam
berjuang
memajukan
bangsanya. Bangsa yang hebat dilihat dari berapa banyaknya pemuda yang aktif, kreatif dan inovatif dalam memberikan perubahan terhadap bangsa. Peran seorang ibu sangat penting. Bagaimana kita sebagai ibu memberikan dukungan kepada buah hati kita agar bisa menjadi pemuda yang diharapkan mampu berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Pentingnya Perempuan dalam Peradaban Dunia Lahirnya seorang imam besar, tentu tak luput dari usaha keras seorang ibu. Seperti beberapa di antaranya adalah kisah Imam Ahmad Bin Hambal. Ibunya bernama Shafiyah binti Maimunah binti Abdul Malik. Ayahnya wafat di usia muda, 30 tahun. Shafiyah tidak menikah lagi. Ia memilih menjanda walau usianya belum genap 30 tahun. Ia hanya ingin fokus memenuhi kebutuhan anaknya
dengan
kehidupan
yang
baik.
Berkat
pengorbanannya, maka jadilah Imam Ahmad sebagai salah satu ulama besar yang kehadirannya berpengaruh dalam peradaban Islam. Contoh lain, berkat kegigihan seorang ibu, terlahirlah seorang imam besar, yaitu, Imam Asy-Syafi'i, yang ayahnya juga wafat di usia muda. Ibunya yang mendidik, membesarkan dan memperhatikannya hingga kemudian Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i kecil, hijrah menuju Mekkah dari Gaza. Di Mekkah, ia mempelajari Al-Qur'an dan berhasil menghafalkannya di usia 7 tahun. Kemudian sang ibu mengirimkannya ke pedesaan yang bahasa arabnya masih murni sehingga bahasa arabnya
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
menjadi
tertata
dan
fasih.
Ibunya
tidak
pernah
meninggalkannya untuk urusan yang lain. Berkat kedisiplinan yang tinggi, Imam Malik memperbolehkan Imam Asy-Syafi'i berfatwa di usianya yang ke 15 tahun. Begitulah beberapa contoh kisah sebagai bukti kuat bahwa perempuan begitu berperan penting dalam melahirkan dan mendidik seorang anak yang akan mempengaruhi peradaban dunia. Di balik seorang anak yang hebat tentunya ada seorang ibu yang jauh lebih hebat dalam mendidiknya.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Zaetoon Za lahir di kota Cilacap Jawa Tengah pada tanggal 03 Agustus 1990. Anak terakhir dari tiga bersaudara
ini
merupakan
lulusan
Sarjana
Ilmu
Perpustakaan. Ia mulai mendalami ilmu kepenulisan sejak Februari 2022. Karya yang telah terbit melalui kelas menulisnya antara lain: 1. Antologi fiksi ‘Lauder Than Bombs' (April 2022) 2. Antologi non fiksi ‘Part of Dream' (April 2022) 3. Antologi fiksi ‘Manusia-manusia Kuat' (Oktober 2022) 4. Antologi non fiksi ‘ Jalan Hijrah-ku Menuju JannahNya' (Oktober 2022)
Untuk mengenal lebih dekat, silahkan follow media sosialnya: •
Instagram @zaetoon_za
•
Facebook: Zae Toon
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Sang Pencetak Pemimpin Masa Depan Oleh : Anita Salim
Muslimah, Islam Memuliakanmu
Kaum laki-laki dan kaum perempuan memiliki kodrat dan tabiat yang berbeda, baik secara fisik maupun psikis. Namun demikian di dalam ajaran Islam hal itu bukan berarti menjadikan kaum laki-laki lebih unggul atau lebih rendah dari kaum perempuan. Hal tersebut hanya menunjukkan adanya bentuk dan karakter yang berbeda. Kedudukan perempuan pada masa pra Islam sangatlah memprihatinkan. Perempuan hanya dipandang sebagai obyek seksual kaum laki-laki. Perempuan dianggap tidak bisa mengangkat kesejahteraan keluarga, bahkan dianggap sebagai beban sosial di masyarakat. Terjadi
diskriminasi
terhadap
perempuan
dan
perempuan harus disingkarkan dengan cara dibunuh.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Di masa jahiliyah masyarakat Mekkah, seorang ayah boleh saja membunuh anaknya yang lahir
dan
berjenis kelamin perempuan. Pada masa itu juga ada keyakinan bahwa setiap anak perempuan yang lahir harus dibunuh, karena khawatir nantinya akan kawin dengan orang asing atau orang yang berkedudukan sosial rendah, misalnya budak. Pada saat Islam datang, perempuan menempati posisi terhormat dan dimuliakan. Perempuan diberikan hak-haknya
secara
memberikan
hak
penuh,
salah
warisan
satunya
kepada
seperti
perempuan,
memberikan kepemilikan penuh terhadap hartanya. Allah
Azza
wa
Jalla
sangat
memuliakan
perempuan. Di antara buktinya, Allah memberikan penghargaan yang luar biasa bagi perempuan yang bisa menjaga dirinya, menjaga kemuliaan keluarganya, memberikan pahala yang besar bagi perempuan yang mengandung dan melahirkan anak-anaknya kemudian bersusah
payah
merawat,
mendidik
dan
membesarkannya, bahkan kedudukan seorang ibu yang harus dimuliakan anak-anaknya tiga tingkat di atas
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
bapaknya.
Shalihah, Kamu Istimewa
Ada beberapa keistimewaan yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada perempuan, diantaranya yaitu : •
Perempuan
dikaruniai
mengandung,
oleh
melahirkan
Allah
dan
bisa
menyusui.
Lelahnya mengandung, sakitnya melahirkan, susahnya
merawat,
menyusui
hingga
menyapihnya, mendidiknya menjadi anak yang shalih
dan
shalihah.
Maka
begitu
besar
keutamaan dan pahala yang diberikan bagi yang ikhlas menjalani kodratnya sebagai perempuan. •
Perempuan adalah pendamping bagi laki-laki, bukan
bawahan
atau
budak
yang
bisa
diperlakukan seenaknya. Mereka adalah partner atau sahabat dalam kerjasama menjalankan visi misi kehidupan. •
Saat menjadi ibu kedudukannya lebih tinggi dari ayah, sampai Rasulullah Sallallahu ‘alaihi
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Wasallam berpesan “Muliakan ibumu.. ibumu.. ibumu.. baru ayahmu”. •
Perempuan shalihah akan masuk surga dari pintu mana saja yang dia kehendaki. Perempuan shalihah adalah perempuan yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagai anak, dia juga taat kepada orang tua. Sebagai istri, dia juga taat kepada suami.
•
Ajaran Islam melindungi kehormatan seorang perempuan. Salah satunya dengan disyariatkan bagi perempuan yang sudah baligh menutup aurat dengan pakaian kemuliaan. Selain itu perempuan menjadi tanggung jawab orang tuanya, walinya atau suaminya apabila sudah menikah.
•
Berhak mendapatkan mahar ketika menikah, ini menunjukan perempuan itu berharga.
•
Perempuan shalihah lebih berharga daripada perhiasan yang ada di dunia dan seisinya, bukan karena fisiknya, bukan karena cantiknya, bukan karena kelembutannya, bukan karena pakaian kebesaran yang dibanggakan ataupun perhiasan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
indah yang melekat ditubuhnya, tapi karena iman dan taqwanya serta akhlaknya. •
Perempuan shalihah lebih tinggi derajatnya dari pada bidadari surga. Bidadari surga sudah diciptakan Allah bersifat tunduk dan taat dengan segala kemudahan dan kenyamanan, sedangkan perempuan di dunia harus berjuang, berusaha, mengerahkan kemampuan melawan hawa nafsu untuk bisa taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Susah payahnya bersabar dalam ketaatan dan berbagai ujian, maka Allah berikan penghargaan setinggi-tingginya hingga bidadari surga pun cemburu
padanya.
Ketika
di
surga
nanti,
perempuan shalihah akan menjadi ratunya para bidadari surga, Masya Allah.
Perempuan juga diberikan Allah sifat yang khas, sifat yang pada umumnya dimiliki oleh perempuan kebanyakan, di antaranya yaitu perempuan mempunyai sifat
kelembutan,
perempuan
mudah
menangis,
perempuan mudah merayu, perempuan mudah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
terpengaruh dan mempengaruhi. Sifat-sifat ini bisa menjadi positif apabila digunakan untuk yang haq, tapi juga bisa menjadi negatif apabila digunakan untuk yang bathil. Digunakan
untuk
yang
haq
misalnya
kelembutannya digunakan ketika bergaul, bersama orang tua atau suaminya, tangisannya digunakan untuk merengek dihadapan Allah, memohon ampun, hidayah dan keselamatan. Rayuannya digunakan untuk merayu suaminya agar mau menuntut ilmu dan saling tolong menolong dalam amar ma’ruf nahi munkar. Apabila tidak digunakan untuk yang haq maka kebatilan
pasti
akan
mendekati.
Kelembutannya
digunakan kepada yang bukan mahram, tangisannya untuk hal yang sia-sia, rayuannya digunakan pada yang bukan tempatnya, dirinya akan dimanfaatkan oleh paham-paham kebatilan dan ahli maksiat. Betapa banyak hari ini perempuan muslimah yang mempertontonkan auratnya, keindahannya, kecantikannya, kelembutannya, air matanya, rayuannya, dan sebagainya hanya untuk mendapatkan kesenangan sesaat, mereka sudah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dimanfaatkan untuk kebatilan, diekplorasi oleh ahli-ahli kemaksiatan. Sadar atau tidak diri mereka sudah mendapatkan kerugian besar. Belajar dari sejarah Islam, perempuan sudah ditunjukkan keistimewaannya sejak zaman Nabi Adam as. Kata-kata yang keluar dari mulut seorang perempuan mampu menundukkan hati laki-laki. Di antara beberapa contoh kekuatan kata-kata perempuan yaitu, Nabi Adam ketika di surga menolak dengan tegas bujukan setan untuk memakan buah khuldi karena Allah melarang memakannya, tapi karena bujukan dan rayuan ibunda hawa maka beliau akhirnya luluh. Oleh karena itu mereka dikeluarkan dari surga diturunkan ke bumi oleh Allah. Nabi Yusuf ‘alaihissallam dipenjarakan karena kata-kata Siti Zulaikha, orang-orang lebih percaya pada kata-kata fitnah Siti Zulaikha. Namun kekuatan dari kata-kata perempuan ini apabila digunakan untuk kebaikan maka dampaknya juga sangat besar, terbukti di zaman Rasulullah ada dua orang
Khalifah
yang
masuk
Islam
asbab
dari
perempuan.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Di antaranya adalah, Umar bin Khattab radhiallahu’anhu yang masuk Islam sebab adik perempuannya, dan Usman bin Affan radhiyallahu’anhu sebab dakwah bibinya. Selain itu, Fir’aun yang mempunyai sifat tegas dan keras, juga tunduk pada keinginan Asiyah ketika menemukan Nabi Musa dan ingin merawatnya. Ada lagi sahabat Amr bin Jamuh, sahabat yang cacat karena udzur syar’i boleh untuk tidak mengikuti perang, tapi karena kata-kata istrinya beliau termotivasi untuk berangkat perang dan akhirnya syahid di medan perang. Masya Allah, betapa luar biasa dampak dari potensi yang dianugerahkan Allah kepada perempuan dan semua itu terukir dalam sejarah Islam Bagaimana dengan para perempuan zaman now?.
Maksimalkan Peranmu di Dunia untuk Akhirat
Perbincangan
mengenai
perempuan
selalu
menjadi topik yang menarik. Banyak persoalan seputaran perempuan yang masih sering dibahas dan belum selesai dibahas hingga hari ini. Seorang perempuan kerap
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dianggap makhluk yang lemah sehingga seringkali terjadi kasus ketidakadilan, ketertindasan atau eksploitasi terhadap perempuan. Perempuan berhak bahagia, menjalani aktivitas tanpa tertindas, perempuan sangat berpotensi untuk produktif,
maju
dan
membangun
sebuah
‘karir’
impiannya. Bukan karena paham feminisme, tapi dalam rangka memaksimalkan peran yang Allah amanahkan kepada para perempuan istimewa ini, semuanya dalam kerangka ibadah. Islam mengajarkan bahwa perempuan secara individual adalah manusia mulia yang harus dilindungi, dihormati dan dihargai. Kaum perempuan bersama dengan kaum laki-laki saling bekerja sama, tolong menolong dalam kebaikan, ibadah, serta menjadi bagian dari tatanan keluarga dan masyarakat yang harmonis. Dalam Islam yang membedakan antara laki- laki dan perempuan hanyalah ketakwaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. ”Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
dilahirkan untuk manusia, (karena) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”. (QS. Ali Imran : 110) Dalam ayat tersebut Allah memberikan predikat “terbaik” tidak hanya untuk kaum laki-laki tapi juga untuk kaum perempuan, tidak hanya kepada para sahabat Rasulullah, tapi juga para sahabiyah. Jadi kata “kuntum” di sini untuk mukmin dan mukminah dikarenakan kerjasama dalam dakwah Islam. Ayat tersebut merupakan salah satu bukti bahwa perempuan juga mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia dan beragama. Maka penting sekali perempuan-perempuan
muslimah
ini
mempunyai
kesadaran penuh akan peran pentingnya, tanggung jawabnya serta kepahaman dalam ilmu agama, dan menyadari bahwa dalam dirinya Allah titipkan potensi yang luar biasa. Apa saja peran perempuan didunia ini? Ada 7 peran perempuan yaitu : 1. Peran perempuan sebagai hamba Allah 2. Peran perempuan sebagai personal (individu) 3. Peran perempuan sebagai ibu Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
4. Peran perempuan sebagai anak 5. Peran perempuan sebagai istri 6. Peran perempuan sebagai pekerja/ pengusaha 7. Peran perempuan
sebagai
support
system
lingkungan (pengemban dakwah). Ingin tahu detail penjelasan tentang 7 peran perempuan?
Dapatkan
infonya
di
Instagram
@7perempuan.official, maka kita akan lebih memahami bagaimana
memaksimalkan
7
peran
ini
dalam
kehidupan.
Perempuan Pencetak Sang Pemimpin
Menjadi ibu adalah sebuah anugerah besar dari Allah Azza wa Jalla, namun menjadi ibu juga tidak mudah karena amanah ini akan dipertanggung jawabkan. Menjadi ibu juga perlu ilmu, kekuatan
mental,
kesabaran, banyak tantangan dan pengorbanan, demi membentuk generasi terbaik. Seorang ibu menjadi ujung tombak kelangsungan generasi berkualitas bahkan diposisikan sebagai peletak
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
kunci peradaban umat manusia. Mengapa demikian? Karena jika perempuan-perempuan ini berkualitas, berakhlak, terdidik dan mempunyai bekal agama yang cukup, maka Insya Allah yang lahir adalah generasigenerasi terbaik yang akan menebarkan manfaat dan kebaikan kepada umat manusia seluas-luasnya. Tapi apabila
perempuan-perempuan
ini
sudah
rusak
akhlaknya, rusak agamanya, didikan seperti apa yang akan diberikan kepada anak-anaknya? Mungkin saja yang terlahir adalah generasi yang jauh dari agama, na’udzubillahi min dzaalik. “Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik”(HR. Al Hakim) Wahai para ibu, jadilah ibu yang visioner, mempunyai misi besar menjadikan anak sebuah investasi berharga, aset dunia akhirat.
Membentuk
generasi
unggul yang menjunjung tinggi keimanan, ketakwaan dan nilai-nilai Islam. Membuat cita-cita besar melahirkan para ulama, da’i-da’iyah, ‘alim-‘alimah, hafidz-hafidzah, bahkan menjadi sang pemimpin masa depan (khalifah).
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Wahai muslimah... Kalian diciptakan Allah dengan penciptaan yang luar biasa, diantaranya dengan bentuk yang indah, perasaan yang lembut, potensi yang besar dan diberikan kelebihan yang istimewa. Apabila ciptaan Allah ini dimanfaatkan sebagaimana keinginan-Nya, digunakan di jalan-Nya dan untuk meraih rida-Nya, dengan izin-Nya maka akan membangkitkan sebuah kekuatan dahsyat yang mampu menjadi agen perubahan bahkan pembentuk peradaban mulia di muka bumi. Berbahagialah terlahir sebagai perempuan, apalagi bisa melahirkan generasi pejuang dan pembangkit peradaban.
Keep Hamasah Lillah!
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Anita
Salim
adalah
nama
pena
seorang
perempuan yang lahir dan berdomisili di Banjarmasin. Saya hanyalah orang biasa yang mau belajar menjadi penulis, sangat pemula dan masih perlu banyak belajar serta bimbingan. Alhamdulillah, berawal dari menjadi alumni Sekolah 7 Perempuan, Saya bersyukur sekali bisa mengikuti program Dakwah bil Qolam ini yang merupakan salah satu program alumni Sekolah 7 Perempuan dari divisi syi’ar. Karena di sini tidak hanya tergabung dengan penulis-penulis hebat, tapi juga circle positif yang menjadi wadah belajar tentang kepenulisan dan tempat berkarya dengan semangat ibadah dan dakwah. Terima kasih yang tak terhingga kepada orangorang yang selalu mendukung
dan
memberikan
dorongan semangat, hingga saya bisa menyelesaikan antologi ini. Karya ini saya persembahkan untuk kedua orang tua yang sangat Saya sayangi dan sudah berpulang ke rahmatullah. Semoga hal-hal baik yang saya lakukan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
bisa mengalirkan pahala untuk mereka dan membuat mereka bahagia dan bangga. Semoga kelak kita berkumpul lagi disurga-Nya. Aamiin. Berharap tulisan yang sedikit ini juga bisa bermanfaat banyak bagi para pembaca
dimanapun
berada. Barakallah fiikum. Follow medsos saya >>> Ig : anitas_1724 Fb : Anita Salim
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Penjaga Cahaya-Nya Oleh : Aisyah Achmad
Peran utama perempuan adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kemampuan reproduksi yang tidak bisa digantikan oleh kaum laki-laki. Amanah termulia dan penting bagi umat karena kemajuan umat berangkat dari berhasilnya organisasi terkecil yakni sebuah keluarga. Seorang perempuan berperan penuh terhadap tanggung jawab besar ini, diibaratkan sebagai tiang dan fondasi sebuah rumah karena begitu penting perannya dalam sebuah keluarga. Kasih sayangnya adalah nutrisi batin dan penyemangat bagi anak-anaknya. Saat menjadi istri, perempuan bukan hanya sebatas ibu, melainkan juga mitra sekaligus sahabat suaminya. Kita mengenal Ibunda Khadijah yang merupakan istri pertama Rasulullah Muhammad Shalallaahu Alaihi Wasallaam. Ibunda Khadijah merupakan orang pertama
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
yang mengakui kebenaran Islam dan masuk dalam jajaran Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam pertama). Ibunda Khadijah merupakan salah satu sumber kekuatan Rasulullah
Shalallaahu
mengemban
risalah
Alaihi
Islam
Wasallaam
dan
dalam
pendukung
setia
Rasulullah berdakwah dalam suka maupun duka. Seorang anak tak pernah bisa memilih dan tak pernah tahu akan terlahir dari keluarga seperti apa, rahim perempuan yang mana, siapakah yang nantinya akan menjadi
pemberi
cahaya
dalam
hidupnya,
dan
pendidikan dasar yang akan diterima apakah sesuai dengan inginnya Allah atau justru akan menyesatkannya dari fitrahnya sebagai seorang hamba. Imam Syafi’i adalah salah satu imam mazhab yang populer dalam agama Islam, beliau terlahir dalam keadaan yatim dan miskin. Ibunya yang mendidik dan mengarahkan Syafi’i kecil hingga menjadi ulama besar. Ibunya bernama Fatimah binti Ubaidillah selalu menjaga makanan, minuman, kesehatan serta daya pikir Imam Syafi’i sejak kecil. Imam Syafi’i telah hafal Al-Qur’an pada usia 9 tahun,
kemampuan
yang
luar
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
biasa
dan
di
| Perempuan Pembangkit Peradaban
atas rata-rata kebanyakan orang. Selama ribuan tahun perempuan berdaya sudah ada untuk meninggalkan jejak sejarah di masyarakat. Dalam peradaban Islam, banyak perempuan berdaya dengan beragam latar belakang, bekerja bersama baik dengan sesama perempuan maupun laki-laki untuk memajukan komunitas mereka. Salah satu perempuan yang memperjuangkan bidang pendidikan dan budaya adalah Fatima Al-Fihri. Dialah yang membangun Masjid Qarawiyyin di Kota Fez, Maroko, pada tahun 859 M. Masjid tersebut dibangun menggunakan uang yang diwariskan sang ayah, Mohammed Al-Fihri. Selain dimanfaatkan untuk beribadah, Fatima pun menjadikan masjid ini sebagai lembaga pendidikan umat. Tanpa disangka, lembaga pendidikan yang
dirintis
Fatima menjadi tujuan belajar para pelajar dari seluruh dunia. Sebagian besar dari mereka tertarik mempelajari studi Islam, astronomi, bahasa, dan matematika. Saat ini, Masjid Qarawiyyin masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu masjid tertua di dunia. Lembaga pendidikan yang dirintis Fatima di masjid ini berabad silam pun
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
disebut-sebut sebagai universitas pertama di dunia. Karena hal itulah, Fatima tercatat sebagai tokoh perempuan yang memberi sumbangsih cukup signifikan dalam peradaban Islam pada masa silam. Berkat inisiatif dan tindakannya, Fatima telah berkontribusi memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam. Allah juga telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa kedudukan antara laki-laki dan perempuan sama, keduanya mendapat perlakuan yang sama sesuai batas kemampuan dan kodrat masing-masing. Inilah sebuah undang-undang bijak yang telah membebaskan wanita dari perbudakan jahiliyah menuju kemerdekaan Islam. Dari jurang kehinaan, kenistaan, ketidakberdayaan menuju
martabat
kehormatan,
kemuliaan
dan
kemerdekaan. Laki-laki dan perempuan diciptakan sesuai fitrah dan posisi masing-masing. Sebagai manusia dan hamba, ketakwaanlah yang menjadi barometer ketinggian derajat seseorang, baik laki-laki maupun perempuan. Sehingga, sejatinya
tidak
ada
siapapun
yang
mengungguli
siapapun, kecuali atas dasar ketakwaannya di sisi Allah
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya, "Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.” (Q.S. An-Nisa : 124).
Perempuan dapat tampil bersama laki-laki dalam martabat yang sama untuk berbuat kebaikan bagi kehidupan bersama sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah, “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik lakilaki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl : 97).
Beberapa
kisah
perempuan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
pembangkit
| Perempuan Pembangkit Peradaban
peradaban di atas membuatku ingin menjadi bagian kecil dari adanya sebuah perubahan. Jika kelak tak berbuah pahala, semoga cukup menjadi penggugur dosa-dosa yang telah lalu baik yang sengaja maupun tak disengaja pernah dilakukan oleh diri karena luputnya diri sebagai seorang hamba. Sebuah perjalanan
panjang untuk
menemukan jati diri dan potensi diri yang sebenarnya. Dunia adalah kehidupan sementara, diliputi oleh gemerlap kenikmatan yang fana, siang malam ribuan orang mengincarnya. Namun sayang kebahagian yang hakiki bukan di sana. Dunia tidaklah dicela karena semata dirinya sendiri, namun itu tentang bagaimana kita menyikapi, mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi. Lalu sudah sampai dimana persiapan diri ini? Berapa lama lagi sisa usia ini bisa memberikan manfaat untuk orang lain? Apakah kesempatan itu Allah berikan lebih lama lagi? Tujuan hidup ini untuk apa? Mau ke mana atau akhir hidup yang seperti apa yang Allah takdirkan
nantinya?
Adalah
beberapa
kalimat
perenungan saat diri ini masih berkecimpung dalam kesibukan mengejar duniawi.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Sebagaimana
telah
diceritakan
pada
buku
antologi perdana bersama para puan-puan hebat alumni Sekolah 7 Perempuan sebelumnya. Diri ini dulu sempat menjadi budak dunia yang pagi, siang, dan malamnya lebih terfokus pada satu titik yang ketika disadari merupakan jebakan kenikmatan duniawi yang fana. Selepas diri ini melepaskan diri dari belenggu duniawi, kemudian meyakinkan diri untuk mencari jawaban, kemanakah diri ini akan melangkah setelah semua terlewati? Dalam perenungan dan doa di setiap sujud, meminta untuk dibimbing Allah menjadi hamba yang lebih baik, mengazamkan pada diri untuk menjadi pribadi yang bisa memberikan manfaat kepada sebanyak mungkin orang, berharap sepenuh rasa agar sisa usia yang Allah berikan tak lagi diri ini pergunakan hanya untuk memenuhi ego pribadi yang hanya mengejar materi duniawi. Atas izin Allah, diri ini dipertemukan dengan
komunitas-komunitas
positif
untuk
meng-
upgrade kemampuan diri dan memberikan sedikit
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
kontribusi untuk sesama. Suatu hari ada sebuah pesan masuk dari seorang teman yang memintaku untuk mengajar di sebuah sekolah dasar, tanpa berpikir panjang aku menyetujui permintaannya. Berharap sedikit ilmu yang
Allah
titipkan mampu memberikan manfaat yang meluas agar keberkahannya pun juga mengalir untuk para guru yang telah berjasa memberikan ilmunya. Tak disangka sekolah ini merupakan sekolah baru dan murid yang akan aku ajarkan adalah anak-anak yang special. Sempat bertanya ke dalam diri apakah akan sanggup mengajarkan ilmu kepada mereka dengan penuh kesabaran dan ketelatenan yang bahkan ini merupakan awal mula diri ini berkecimpung di dunia pendidikan. Teringat sebuah potongan firman Allah yang berbunyi, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.” (Q.S. AlBaqarah : 286)
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Cukup menjalani dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan selalu membersamai hamba-Nya yang berjalan di jalan-Nya, dan di balik setiap skenario yang Allah takdirkan pada seorang hamba pasti menyimpan banyak pelajaran yang bisa jadi mungkin tidak saat ini, namun suatu hari nanti akan memetik hasil dari sebuah pembelajaran kehidupan yang telah Allah hadirkan. Saat diri sudah memantapkan hati untuk menjalani amanah baru itu, seorang kakak ipar yang merupakan guru di sebuah sekolah ternama berkata, “Dik, kamu masih muda. Kamu masih sangat berpotensi untuk mencari sekolah yang lebih baik dari itu, memulai hal baru itu akan lebih banyak tantangannya dan kamu tidak punya teman untuk berbagi pengalaman jika di sekolah baru.”
Ada juga teman yang selalu mengingatkan bahwa potensi masuk di dunia kerja dengan gaji yang melimpah masih bisa aku raih, dengan jaminan-jaminan kehidupan lainnya. Perkataan kakak ipar dan beberapa teman,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
membuatku berpikir dan bermuhasabah. Mengembalikan pertanyaan pada diri sendiri, muhasabah dalam hati, “Ya Rabb, tolong bimbing diri ini. Hamba tidak tahu usia hamba akan berakhir kapan
sedangkan
malaikat maut akan selalu siap mencabut nyawa hambaMu ini setiap saat tanpa berkabar. Jangan condongkan hati ini kembali salah dalam melangkah, teguhkan hati ini untuk terus melangkah dalam kebenaran meski hamba tahu akan banyak kerikil yang akan hamba temui di depan. Ya Rabb, tolong jaga hamba dan jangan tinggalkan walaupun hanya sekejap mata karena hamba tahu tak kan pernah sanggup untuk itu.”
Mengambil
hikmah
dari
kisah
perempuan
pembangkit peradaban di masa lalu, rasanya diri ini belum berbuat apa-apa, terlebih untuk kebangkitan agama Islam. Meski jauh dari kata sempurna tapi langkah-langkah kecil yang bisa diupayakan selama Allah memberikan kesempatan untuk terus bernafas dan bergerak semoga dapat merayu rida serta ampunan-Nya
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Saat awal mula aku mulai mengajari anak-anak special yang Allah amanahkan kepadaku, aku berazzam pada diri untuk mengajari mereka lebih banyak dan lebih dulu tentang kewajiban menjadi hamba, mengenalkan dasar tauhid pada mereka, mengajarkan kepada mereka kemandirian, dan memiliki jiwa sosial dan kepedulian terhadap sesama. Aku tak memiliki kurikulum pasti dalam mengajari mereka, namun aku berharap apapun yang akan aku ajarkan kepada mereka semua, aku fokuskan pada mendidik anak sesuai dengan fitrahnya sejak dini. Aku ingin mengganggap mereka bukan lagi seorang murid namun seperti aku sedang mengajari anakku sendiri dengan penuh kasih
sayang
dan
perhatian. Di samping mengajarkan pelajaran dasar umum, Aku juga mengajarkan kepada mereka secara perlahan untuk mulai menghafal Al-Qur’an dari surat-surat pendek, mengingat terjemahan surat pendek dengan gerakan, bagaimana tata cara berwudhu berikut doa sebelum dan sesudah berwudhu, sholat (sholat dhuha
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
sebagai agenda wajib pagi hari sebelum memulai pembelajaran untuk membiasakan bacaan-bacaan dalam sholat, berikut gerakan dalam sholat). Kalimat thayyibah, doa-doa pendek, berbagi makanan ke jalanan, akhlak terhadap orang tua dan sesama teman,
membuat
minuman kesukaan mereka sendiri, kebersihan, cara berbelanja di swalayan sampai pada transaksi di kasir, menjadi tutor sejawat bagi sesama temannya, Aku lakukan untuk memacu rasa percaya diri, keberanian, dan keterampilan mereka dalam menyampaikan gagasan yang ada dalam kepala mereka kepada orang lain dengan catatan tidak harus sempurna karena mereka masih belajar dan dalam kondisi yang juga tidak sempurna. Belajar berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di taman, outbond, hingga mencuci kotak makan mereka, Aku wajibkan mereka lakukan sendiri setelah istirahat dan makan bersama. Menjadi
malaikat
penjaga
cahaya-Nya
tak
selamanya berjalan mulus, ada kalanya bertemu dengan rasa lelah, menyerah, hingga berpasrah sepenuhnya mengikuti
ingin-Nya
bukan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
inginnya
diri.
Aku
| Perempuan Pembangkit Peradaban
pernah mengalami kejadian yang tak terduga saat salah satu muridku yang memiliki kebiasaan tantrum sedang marah, hingga jilbab yang aku kenakan robek dan aku mendapatkan luka pada tubuhku karena kemarahannya yang tak terkendali. Suatu ketika aku yang paling tak sanggup memcium bau muntahan orang lain, harus mengepel muntahan muridku yang sedang sakit dan merawatnya layaknya single fighter karena memang aku mengajar sendiri kala itu. Namun semua itu aku anggap hanya ujian kecil yang Allah hadirkan untuk menguji seberapa kuat dan mampu aku menjalani tantangan yang Allah berikan, jika dibandingkan dosa yang sudah aku perbuat mungkin tak akan ada apa-apanya. Saat pengambilan rapor, aku cukup terharu dengan penyampaian orang tua muridku atas perubahan anak-anaknya dari cara komunikasi. Muridku yang memiliki keterbatasan speech delay mulai
berani
berbicara dengan orang lain, mampu menyampaikan apa yang dirasakan dengan lebih baik, bahkan dari segi keberanian
dan
berbagai
aspek
lain
mengalami
peningkatan. Muridku yang tantrum yang aku tahu itu
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
semua terjadi karena kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tuanya yang sibuk bekerja, mulai berkurang tantrumnya dan perkembangan lainnya. Dan hal yang paling membuatku terharu ketika salah satu dari orang tua muridku yang dalam satu rumahnya terdapat beberapa keluarga dengan keyakinan agama yang berbeda, berkata bahwa saat ini anak laki-lakinya rajin ke masjid untuk sholat berjamaah meski tanpa diperintah dan hafalannya bertambah banyak dengan bacaan yang lebih baik. Alhamdulillah, perjalanan ini indah Ya Rabb dan semua terjadi atas izin serta pertolongan-Mu. Ya Allah, titip dan temani hamba selalu dalam mengemban apapun amanah yang Engkau percayakan, baik dalam dunia pendidikan, komunitas, dan aktivitas lainnya. Tak perlu terobsesi untuk menjadi yang paling dikenal, berambisilah untuk terus memberi manfaat. Perjalanan hidup hanya sekali, berusaha menjadi seperti yang Allah mau, memasrahkan dan menitipkan setiap amanah pada-Nya adalah jalan terbaik tak terkecuali dalam
menjalankan
peran
perempuan
sebagai
pembangkit peradaban.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis
Aisyah Achmad, lahir di kota Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 24 Oktober. Anak terakhir dari enam
bersaudara
ini
adalah
lulusan
Manajemen
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Aktivitasnya saat ini adalah belajar dan mengajar, berusaha terus bergerak
dalam
kegiatan
sosial
pada
beberapa
komunitas. Mengajar berenang secara gratis, cukup dibayar dengan doa pada member Muslimah Swimming Squad, mengajar tahsin di Rumah Qur’an PPA dan bunda-bunda serta kawan-kawan komunitas lainnya, mengajar anak- anak special di dalam sebuah masjid, dan aktivitas tambahan terbaru sedang mempelajari PAZ (Pengobatan
Akhir
Zaman).
Mohon
terus
saling
mendoakan dalam kebaikan dan doakan selalu penulis beserta keluarga terus Allah jaga dan bimbing dalam keistiqomahan untuk beramal shalih dan kelak bisa Allah persatukan di tempat yang lebih indah dari pada di dunia. Penulis dapat dihubungi melalui facebook : Aisyah Achmad.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Diriku, di Antara Peran-peranku Oleh : Nurliah Syarkowi
Menjadi seorang ibu adalah impian setiap perempuan. Dengan usia saat menikah yang tidak muda lagi, terbersit rasa khawatir dalam diri ini. Akankah kepercayaan dari Yang Maha Kuasa tercurahkan kepada hamba-Nya yang lemah ini? Bismillah, mencoba yakin dan berusaha memantaskan diri. Alhamdulillah, Allahu Akbar,
amanah
besar
sangat cepat dicurahkan, di saat para pejuang garis dua di luar sana masih berjibaku dengan rasa gundah gulana, dalam waktu yang tidaklah begitu lama, diri ini langsung menampakkan perubahan. Usia pernikahan yang sangat singkat, yaitu baru satu bulan berjalan, di bulan kedua langsung berhenti datang bulan. Rasa bahagia tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, karena keberhasilan dalam suatu pernikahan sering kali dilihat dari adanya calon bayi yang mulai tumbuh di rahim seorang istri.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Hari–hari sebagai istri saya lalui seperti biasa, meski saat itu tugas akhir perkuliahan belum tuntas. Kesibukan menyelesaikan skripsi mewarnai masa-masa bahagia
dalam
menikmati
proses
kehamilan.
Penyelesaian tugas akhir perkuliahan melalui perjalanan yang sangat panjang. Dimana lokasi tempat tinggal dengan tempat perkuliahan lumayan jauh, yaitu antara kabupaten ke ibukota provinsi. Namun hal ini juga menjadi penyemangat tersendiri
bagi
saya. Tekad
kuat harus menyelesaikan pendidikan tidak
boleh
menjadi penghambat dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Alhamdulillah, di usia kehamilan 7 bulan tuntas sudah perjuangan menyelesaiakn pendidikan dan calon bayi dalam rahim menjadi saksi perjalanan panjang sampai prosesi yudisium dan wisuda. Selanjutnya,
menjadi
perempuan
bekerja
memang impian dan idaman saya sejak kecil. Begitupun jiwa bisnis serta berpetualang yang sudah saya jalani sejak tamat sekolah dasar. Dalam prinsip hidup saya, tidak ingin mengalami hal–hal yang membuat mumet setiap bulan karena harus tutup lubang gali lubang. Saya
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
pun ingin berjuang secara mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, karena jiwa untuk selalu berbagi dan membantu yang membutuhkan
pertolongan,
telah
terpatri dalam diri. Untuk itu, di saat mengikrarkan diri menuju jenjang pernikahan, saya telah
komitmen
dengan suami untuk tetap dan terus bekerja meski telah berkeluarga dan mempunyai anak. Alhamdulillah suami men-support dan memberikan peluang seluas luasnya sampai melanjutkan pendidikan ke level lebih tinggi lagi. Semua itu saya lakukan karena adanya rasa ingin menunjukkan aktualisasi diri dan juga diliputi rasa ingin lebih dari yang lainnya. Namun sayangnya, ada hal–hal yang menjadi korban selama saya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Dana untuk rencana berangkat umroh sekeluarga tergunakan, inlah yang sampai sekarang menjadi penyesalan. Hingga sekarang saya kembali ikhtiar agar bisa mewujudkan keinginan untuk umroh bersama ananda dan suami. Hal lain lagi yang menjadi korban adalah ketidakseimbangan peran, antara menjadi ibu dengan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
peran sebagai pekerja. Padahal saya menyadari bahwa seorang istri yang shalihah harus tetap mengutamakan peran dan fungsinya secara optimal di rumah, meskipun dia bekerja. Walau bagaimanapun, seorang perempuan tetaplah harus menjadi pendidik yang utama bagi anak– anaknya. Karena begitulah fitrah seorang perempuan, hamil, melahirkan dan menyusui serta mengasuh buah hatinya. Memantau pertumbuhan serta perkembangannya sehingga bisa melalui golden period dengan baik. Hal ini sudah saya pahami secara general, akan tetapi faktanya, masa–masa tersebut tidak terlalui dengan baik. Banyak tugas utama sebagai istri dan sebagai ibu terabaikan. Hak–hak suami serta anak-anak tidak bisa terpenuhui dengan baik. Semua ini jelas dan nyata terlewatkan. Saat mereka membutuhkan, seringkali dihadapkan pada kondisi yang harus memilih dan mengambil keputusan antara tanggung jawab terhadap pekerjaan dan cinta kepada keluarga. Waktu terus berlalu, beberapa episode kehidupan terlewati. Singkat cerita, anak-anak tidak diasuh dengan ideal oleh ibunya dan muncullah penyesalan yang
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
mendalam hingga hari ini. Hal itu terus menghantui, akankah bisa segera terobati? Berbagai ikhtiar telah dilakukan, tetapi diri ini terus dan terus dihantui rasa bersalah. Penyesalan memang selalu datang di akhir. Namun satu hal yang kemudian saya tekadkan dalam hati, agar rasa bersalah tidak selalui menghantui, yaitu mengganti momen-momen yang terlewati dengan berupaya lebih keras lagi menjadi sosok istri dan ibu yang shalihah. Mulai dari mengurus sendiri kebutuhan rumah tangga setiap hari. Alhamdulillah menjadi kebahagiaan tersendiri. Semua pekerjaan diupayakan untuk dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Semua anggota tubuh difungsikan dengan maksimal. Semua kebutuhan anggota keluarga berusaha dipenuhi dengan baik, mulai dari kebutuhan suami yang akan berangkat kerja, kebutuhan anak yang mau berangkat sekolah dan kebutuhan anggota keluarga lainnya yang tinggal serumah baik itu mertua ataupun ipar, semua diusahakan terpenuhi dengan baik. Semua diatur sebaik mungkin meski lelah, karena aktivitas di kantor benar–benar menyita waktu dan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
membutuhkan daya pikir dan kreativitas yang besar bagi seorang perempuan yang bekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga yang tidak dibantu oleh asisten rumah tangga. Setiap harinya harus tetap bisa meluangkan waktu mengurus kebutuhan ananda, dimana setiap paginya semua kebutuhan ananda harus sudah siap. Apabila ananda terlambat masuk sekolah itu murni kesalahan orangtua. Bangun jam 03.00 dimulai dengan sholat tahajud lalu kemudian berjibaku dibelakang menyiapkan sarapan pagi serta bekal untuk ananda bawa ke sekolah. Setelah semuanya sudah siap baru kemudian bergegas ambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh yang kemudian dilanjutkan dengan menemani ananda sarapan sampai benar–benar siap berangkat ke sekolah. Lalu melanjutkan aktivitas beres–beres rumah mulai dari depan sampai ke belakang yang semuanya harus selesai aman nyaman terkendali karena di rumah ada ibu mertua yang sangat mencintai kebersihan dan kerapihan. Disaat ananda semua sudah berangkat ke sekolah, tibalah waktunya berjibaku melanjutkan tugas
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
rumah tangga yang belum tuntas serta mempersiapkan kebutuhan pribadi untuk tugas negara, berangkat ke kantor. Saat ishoma pun harus bisa meluangkan waktu untuk
pulang
ke
rumah
beberapa
menit
demi
mengakomodir kebutuhan ananda dan ibu mertua karena suami bekerja di luar kota yang pulang ke rumah setiap Jumat malam saja, kemudian berangkat lagi Senin paginya. Memang melelahkan, namun semua ini dilakukan demi menebus dosa pengasuhan di saat ananda masih bayi dan balita, yang terabaikan dengan kesibukan tugas negara. Inilah yang menyebabkan kurangnya perhatian dan kasih sayang terhadap ananda mulai dari masa bayi sampai balita bahkan saat pra sekolah. Karena hal tersebut membuat saya mengupayakan bisa selalu antar jemput ananda ke sekolah demi menebus kesalahan dan dosa-dosa pengasuhan tersebut. Senyuman ananda disaat saya menjemput serta celotehan selama di perjalanan baik berangkat ke sekolah maupun pulang dari sekolah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya
sebagai
seorang ibu yang mempunyai peran ganda.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Pada momentum hari ibu yang setiap tahunnya saya mendapatkan ungkapan kasih sayang dari ananda yang sangat berkesan berbalik menjadi hari yang harus menunjukkan bakti kepada orang tua. Hari–hari yang dilalui berkecimpung dengan kondisi orang tua yang sakit dan butuh perhatian maksimal, karena terbayang diri ini akan mengalami masa tua seperti beliau. Yaa Allah Yaa Robb, beri hamba kesabaran dan keikhlasan serta kekuatan dalam mengurus orang tua yang sedang sakit, semoga sakit beliau bisa menghapus dosa-dosa dan bagi kami anak-anak beliau, bisa menjadi ladang pahala dalam mengurus beliau selama sakit bahkan sampai maut memisahkan. Aamiin Allahumma Aamiin. Momen ini pulalah yang membuat saya semakin yakin untuk berbenah dalam menjadi ibu yang terbaik untuk ananda, meski tertatih dan sedikit terlambat. Maka lewat tulisan ini saya berharap tekad saya semakin kuat dan langgeng serta mudah untuk menjalankannya. Demikian pula bagi yang membaca, semoga bisa diambil hikmahnya.
Bahwa
menjadi
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
ibu
adalah
profesi
| Perempuan Pembangkit Peradaban
yang mulia. Meskipun harus bekerja, menjadi ibu tidak bisa digantikan. Janganlah seperti saya,
yang hanya demi
memuaskan hawa nafsu aktualisasi diri, ingin dipuji dan disanjung orang, menjadikan kita egois dalam menjalani peran sebagai perempuan. Padahal perempuan yang shalihah adalah pembangkit peradaban. Belajarlah ilmu akhirat, tidak hanya ilmu dunia saja, supaya tidak salah langkah dalam menjalani kehidupan,
termasuk
menjalani
peran
sebagai
perempuan. Supaya tidak mudah mendelegasikan peran pengasuhan dan pendidikan kepada lembaga di luar rumah. Ini jugalah yang saya sesalkan. Penanaman tauhid pun terabaikan. Semua diserahkan kepada orang ketiga, yaitu neneknya dan para guru di sekolahnya. Tidak ada sumbangsih saya dalam proses belajar anakanak, kecuali dana saja. Tahuunya semua beres, diserahkan kepada pihak sekolah, maupun bimbingan belajar yang ditunjuk. Kini neneknya telah tiada, dan usianya pun semakin dewasa. Tidak lebih dari 3 tahun lagi, ananda
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
akan melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan. Tidak lebih dari 3 tahun lagi, diri ini akan ditinggalkan pergi
menuntut
ilmu,
sedangkan
bertahun-tahun
sebelumnya kebersamaan dengan anak terasa amat kurang. Semoga waktu yang singkat mudahkan
untuk
setidaknya
ini,
membayar
Allah hutang
pengasuhan. Semua yang saya jalani akan menjadi cerita sendiri bagi saya dengan status sebagai istri, ibu dan anak. Hal ini menjadi pembelajaran yang sangat mahal bagi saya pribadi. Namun semoga juga terdapat hikmah yang bisa diambil bagi para perempuan di luar sana yang berkecimpung dengan berbagai peran lainnya. Jadilah perempuan yang cerdas dan bijak dalam menjalankan peran. Jadilah perempuan shalihah yang siap mengasuh, mendidik serta menjadi peletak dasar peradaban.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Penulis bernama Nurliah, biasa dipanggil Ibu Kiki. Wanita berusia 52 tahun ini berdomisili di kota kecil Adipura, tepatnya di Muara Enim Sumatera Selatan. Penulis adalah seorang istri dengan dua orang putra. Berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga merangkap ASN di bidang Kesehatan. Saat ini sedang mencoba belajar mewakafkan diri dalam komunitas Alumni Sekolah 7 Perempuan. Semoga Allah Ta 'ala meridhoi. Aamiin.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Adab Para Perempuan Pembangkit Peradaban Oleh : Yulianti Sylvia Setiati “Tauhid mewajibkan iman. Barang siapa tidak beriman, ia tidak bertauhid; dan iman mewajibkan syari’at, maka barangsiapa yang tidak ada syari’at padanya, ia tidak memiliki iman dan tidak bertauhid; dan syari’at mewajibkan adanya adab; maka barangsiapa yang tidak beradab, (pada hakikatnya) tiada syari’at, tiada iman dan tiada tauhid padanya.” -Hasyim Asy’ary, Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alimMakna adab dalam Islam. Makna kata adab dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak. Dalam kitab yang
membahas
masalah adab karya Hasyim Asy’ary yaitu kitab “Adabul ‘Alim wal Muta’allim” dijelaskan bahwa istilah “adab”
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
berasal dari agama Islam. Manusia yang beradab harus berbuat baik kepada sesama manusia dan kepada Tuhan pencipta-Nya. Seorang muslim harus memiliki konsep adab menjadikan suri teladan sebagai panutan yaitu Baginda Rasulullāh Sallallahu’alayhi wasallam. Seorang muslim dikatakan beradab apabila menjalankan syari’at, beriman dan bertauhid pada Allah.
Dalam
bukunya
“Risalah
Untuk
Kaum
Muslimin” Prof Al-Attas juga menjelaskan bahwa “adab” adalah “right action” yang berawal dari pengenalan
(recognition)
dan
pengakuan
(acknowledgmen). Ketika sudah memiliki pengenalan yang benar, timbul cara pandang yang benar, dan satu pengakuan atau perbuatan yang benar dan tepat, maka tidak ada lagi penyamarataan atas segala sesuatu. Saat seseorang mengenal Allah dengan benar, maka dia tidak akan menyamakan Tuhan dengan makhluk-Nya. Adab bersumber dari hikmah kejadian, “Adab is coming from Hikmah”. Hikmah itulah sebagai buah daripada ilmu.
Beberapa Ayat Al quran dan hadits yang menerangkan tentang adab bagi perempuan pembangkit peradaban,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
diantaranya : 1. Ayat Al-Quran yang mengajarkan akhlak dan aqidah. “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,” (QS Al-Baqarah: 83). 2. Ayat Al-Quran yang mengajarkan akhlak dan ikhlas. “Tuhanku
menyuruhku
untuk
berlaku
adil.
hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada shalat, dan sembahlah Dia dengan
Dan setiap
mengikhlaskan
ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula’,” (QS Al-A’raf: 29) 3. Ayat Al-Quran yang mengajarkan tentang akhlak dalam perkataan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
“…Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,” (QS Al-Baqarah: 83). 4. Ayat Al- Q uran yang mengajarkan akhlak dalam berdebat. “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka,” (QS AlAnkabut: 46). Rasulullah SAW telah mencontohkannya terlebih dahulu sebagai uswatun hasana atau contoh yang terbaik memerintahkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia. 5. Hadits yang mengajarkan akhlak Islami. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu,” (HR Ibnu Majah).
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
6. Hadits yang mengajarkan akhlak dan keimanan. “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya,” (HR At Tirmidzi). 7. Hadits yang mengajarkan akhlak dan mizan. Abu Darda RA berkata: “Aku mendengar Nabi SAW berkata, ‘Tak ada yang lebih berat
pada
timbangan
(mizan, pada hari
pembalasan) dari pada akhlak yang baik. Sungguh orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat,” (HR At Tirmidzi). Masih banyak lagi ayat–ayat Al Quran dan hadits yang menjelaskan tentang adab untuk para perempuan memperbaiki akhlak, serta menunjukkan keutamaan akhlak mulia. Sungguh Maha benar Allah dengan segala firman-Nya sebagai pedoman dan petunjuk jalan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
keselamatan di dunia dan akhirat. Seputar Fakta tentang Adab yang Dijunjung oleh Para Muslimah Saat Ini Prof. Naquib al-Attas mengatakan bahwa ada dua hal permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam saat ini, yaitu ; Pertama, masalah Eksternal, yang berupa pemikiran-pemikiran yang merusak, hal ini dimaksudkan dengan gerakan westernisasi dari Barat. Kedua, masalah Internal, yaitu hilangnya adab dalam diri (loss of Adab). Inilah fakta saat ini,”the central crisis of Muslim today is loss of adab”. Beliau juga mengartikan loss of adab sebagai; “loss of disipline-disipline of body, mind and soul.” Menurut Beliau hal ini terjadi akibat kebingungan dan kekeliruan persepsi mengenai ilmu pengetahuan sebagai akibatnya lahirlah para pemimpin yang tidak bisa dikategorikan tak layak memimpin umat, disebabkan tidak memiliki akhlak yang luhur dan kapasitas intelektual serta bekal spiritual yang tidak mencukupi.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Hasil survey Programme for International Student
Assessment
(PISA)
2018
menunjukkan
Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dari 78 negara
sebagai
negara
yang
banyak
mengalami
perundungan murid sekolahnya. Pada tahun 2018 KPAI hasil
surveynya
menyatakan
bahwa
84%
pelajar
mengalami kekerasan di lingkungan sekolah. Dari 445 kasus yang terjadi sepanjang 2018, sekitar 51,2% di antaranya merupakan kasus kekerasan fisik, seksual maupun verbal. Hal ini tersebut baru contoh kasus dari sisi pelajar belum lagi dari aspek bermasyarakat lainnya yang lebih komplek. Pentingnya
Adab
dalam
Memajukan
Sebuah
Peradaban. Hasil pentingnya
survey
penanaman
tadi
menunjukkan
darurat
pada umat
muslim.
adab
Sesungguhnya Islam lebih meninggikan dan memuliakan orang-orang yang memiliki adab/akhlak daripada mereka yang berilmu. Ini lah misi utama kenabian Rasulullah. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
menyempurnakan akhlakul karimah.” (HR. Bukhari). Sesungguhnya Islam membawa kehidupan yang menjadi rahmat bagi semua makhluk ciptaan Tuhan dan manusia menjadi khalifah di muka bumi. Di era ideologi Islam berkemajuan, perempuan harus membekali diri dengan nilai keislaman dan memiliki karakter seorang muslim yang beradab untuk menghidupkan dunia ini menjadi lebih maju. Agama Islam menjadi satu-satunya agama yang dapat mengubah masyarakat jahiliyah yang pada saat itu percaya syirik, tahayul, berzina, minuman keras, riba, dan lain sebagainya menjadi masyarakat yang berperadaban unggul dan berakhlak mulia. Sesuai firman-Nya dalam
Al-Quran:
"Alif Laam Raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia
dari
kegelapan
menuju
cahaya
terang-
benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa dan Maha Terpuji." (QS Ibrahim (14):1). Menanamkan Adab Sebelum Ilmu bagi Perempuan untuk Memajukan Peradaban
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Sejatinya kedudukan adab ditempatkan lebih tinggi daripada ilmu. Sebab orang yang berilmu dapat menjaga akhlaknya dengan beradab. Allah menyeru keras kepada ahli ilmu Bani Israil yang tidak memiliki adab. “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS Al Jumuah: 5) Saat ini banyak perempuan yang sudah mapan ilmunya, banyak mempelajari tauhid, fikih dan hadits, namun tingkah lakunya terhadap orang tua, kerabat, tetangga dan saudara muslim lainnya bahkan terhadap guru sendiri jauh dari yang dituntunkan. Adab terlebih dahulu baru ilmu, itulah yang seharusnya dilakukan oleh para penuntut ilmu. Imam Malik juga pernah berkata, “Ibuku pernah berkata,
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
“Pelajarilah adab darinya sebelum mengambil ilmunya.” Imam Abu Hanifah lebih senang mempelajari kisah-kisah para ulama dibanding menguasai bab fiqih. Dari situ beliau banyak mempelajari adab, itulah yang kurang dari keadaan kita saat ini.
Pengaruh Lingkungan dalam Membentuk Jiwa. Pengenalan dan pengakuan dari lingkungan selalu
berdampingan
sesuai
ketentuan
Allah.
Pengenalan-pengenalan seperti itulah yang membuat cara pandang dan tindakan manusia menjadi beradab. Ketika salah satunya tidak dilaksanakan, maka seseorang tidak bisa membentuk jiwa yang beradab. Imam alGhazali mengingatkan bahwa, “Ilmu tanpa amal itu gila dan amal tanpa ilmu sia-sia”. Saat seseorang yang sudah mengetahui sesuatu dengan benar dan tepat, tapi tidak mengakuinya, maka dia persis seperti Iblis
saat
mengakui sebagai makhluk paling sempurna dan tidak mengakui kebenaran atas perintah Allah.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Sejak dahulu para ulama sudah mengingatkan dan mengajarkan untuk tidak meninggalkan mempelajari masalah adab dan akhlak. Para perempuan pembangkit peradaban haruslah pribadi yang memiliki kecerdasan beragama untuk berkontribusi bagi umat. Nabi ﷺ bersabda: "Sebaik - baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR Ahmad).
Seorang Muslimah dengan Segala Kelebihannya dari Allah. Perempuan sesudah kedatangan syiar Islam oleh Rasulullah menempati posisi paling mulia dan tinggi derajatnya. Berbeda kedudukan perempuan saat ini dengan di era kelam masa jahiliyyah. Dalam berbagai sendi kehidupan, kita butuh peran perempuan tangguh sebagaimana awal peradaban yang dipelopori oleh Sayyidah Hawa. Pada era Islam berkemajuan saat ini perempuan pembangkit peradaban harus bisa keluar dari kehidupan yang terdiskriminasi, termarginalisasi, dan
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
sebagainya.
Bahkan
Sakinah”, kemajuan
dalam
pandangan
perempuan
akan
“Keluarga membawa
manfaat.(Sumber: https://www.nu.or.id/nasional/bangunperadaban-bermartabat-perempuan) Bahkan kita dapat menjadikan kaum wanita untuk berprestasi, mendapat hak pendidikan, hak berpendapat,
hak
memperoleh
kepemilikan,
hak
kehormatan, namun jangan hilangkan unsur-unsur kodrat pada diri wanita yang Allah muliakan karena pada dirinya sendiri terdapat kemuliaan yang tak dapat diraih oleh kaum Adam seperti seorang ibu bisa menjadi wasilah untuk kita meraih surga, seorang istri menjadi penyempurna agama, dan anak perempuan menjadi wasilah yang mencegah dari api neraka. Beberapa Contoh Perempuan Pembangkit Peradaban. Sejarah membuktikan adanya peran perempuan dalam membangun peradaban utama yang tercerahkan dan mencerahkan. Para tokoh perempuan tersebut antara lain, Ibunda Siti Khadijah, Ibunda Siti ‘Aisyah sebagai tokoh utama Ummahatul Mukminun. Rabiah Al-
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Adawiyyah, Zubaidah permaisuri Khalifah Harun AlRasyid yang dikenal sangat dermawan, Nusaybah binti Ka’ab yang bertempur dalam medan perang saat perang Uhud, Rufaida Al-Aslamia pelopor kesehatan, Zainab binti Ahmad sosok ilmuwan muslimah di bidang hadist dan mengajar di madrasah Hanbali di Damaskus, serta Fathimah Al-Fihri yang mendirikan Universitas AlQarawiyyin sebagai salah satu universitas tertua di dunia. Begitupun peran dari para tokoh perempuan Indonesia sejak zaman perjuangan pembebasan dari penjajahan hingga era modern berperan aktif dalam membangun peradaban, diantaranya seperti tokoh Tjut Nyak Dien, RA Kartini, Hj Rasuna Said, Nyai Khairiyah Hasyim, Siti Walidah, Siti Moendjiyah, Siti Hayyinah, dan sebagainya. Sangat banyak tokoh perempuan yang menginspirasi dengan kemampuan dan hasil karya mereka yang membawa kebermanfaatan bagi umat muslim lainnya secara ikhlas hanya untuk menjadi khalifah Allah.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Menjadi
Para
Pembangkit
Peradaban
dari
Lingkungan Terkecil hingga Mendunia. Peran-peran yang dilakukan oleh para perempuan pembangkit peradaban bukanlah semata dalam gerakan praksis emansipatoris untuk pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan kehidupan. “Tetapi sebagai dasar pondasi menegakkan
kebenaran,
kebaikan,
pengetahuan,
mengembangkan budaya tanpa kekerasan terhadap perempuan dan anak, dan keadaban yang lahir dari nilai dasar ajaran Islam sebagaimana misi risalah Islam yang rahmatan lil-‘alamin.” Berlandaskan dasar pondasi yang kuat dan gerakan dakwah dalam berbagai peran perempuan akan dapat dibangun peradaban yang utama atau terbaik sebagaimana jejak sejarah keemasan Islam di dunia Islam maupun kemajuan Islam di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan oleh para perempuan pembangkit peradaban yang berada di pelosok negeri hingga luar negeri
yang
menggiatkan
dakwahsesuai
dengan
kemampuan diri mereka masing-masing yang tujuan hidupnya mencari ridha dan karunia Allah Swt.”
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Berbahagialah
Para
Perempuan Pembangkit
Peradaban Berbahagialah!
Datangnya
Islam
membawa
harapan yang baik untuk kaum perempuan. Perempuan menjadi terangkat kedudukannya pada saat turunnya wahyu. Terbitnya matahari Islam memuliakan kaum perempuan dan mendudukkan mereka di tempat yang layak. Perempuan pembangkit peradaban juga harus menjadi pendidik yang hebat untuk anak-anaknya, mampu berjuang di masyarakat dan tetap kuat bertahan. Perempuan beradab yang kuat tidak lahir begitu saja. Namun, lahir berkat tempaan dan tantangan hidup. Hingga kelak para perempuan pembangkit peradaban mendapatkan balasan surga tertinggi di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amiin.
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
Profil Penulis Saya adalah hamba Allah bernama Yulianti Sylvia Setiati biasa dipanggil Lia, lahir di Kota Kuningan Jawa Barat, 14 Juli tahun 1979. Saya dikaruniai tiga orang anak sholeh dan shalehah. Saat ini saya tinggal di kota Palu. Hobi menggambar,
membaca
dan
memasak.
Keinginan
menambah ilmu agama, Allah berikan melalui jalan dipertemukan dengan Sekolah 7 Perempuan. Saya tidak mau berhenti sampai di sini, terus belajar hingga akhir hayat dan menapaki jalan dakwah melalui tulisan. Menjadi hamba yang bisa bermanfaat bagi yang lainnya sesuai
kemampuan
yang
Allah
berikan
sebagai
Employee of Allah. Memberikan hikmah dan perubahan bagi pembaca melalui sebuah tulisan yang menghiasi sejarah kehidupan. Bagi yang ingin bersua sapa dapat berjumpa di IG yuliantisylvia_mra dan FB yulianti sylvia. “Demi Allah jika seseorang mendapatkan hidyah dari Allah sebab kalian, itu lebih baik dari pada
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban
pahala sedekah dengan hewan ternak termahal” (Kalam Sayyidil Al Habib Umar bin Hafidz)
Catatan Inspiratif Alumni Sekolah 7 Perempuan
| Perempuan Pembangkit Peradaban