Story Transcript
1
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Pendahuluan
A. Identitas Bahan Ajar Mata Pelajaran
: Sejarah Peminatan
Kelas
: XII IPS
Judul Bahan Ajar
: Perang Dingin
B. Kompetensi Dasar 3.3 Menganalisis peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan dampaknya terhadap politik dan ekonomi global 4.3 Merekonstruksi tentang peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan dampaknya terhadap politik dan ekonomi global dan menyajikannya dalam bentuk tulisan dan/atau media lain C. Deskripsi Singkat Materi Pada bahan ajar ini kalian akan mempelajari berbagai macam faktor yang menyebabkan terjadinya Perang Dingin. Sebuah peristiwa pasca Perang Dunia II yang akan mewarnai separuh Abad ke 20. Perang Dingin sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang tidak sengaja dicetuskan oleh negarawan Amerika untuk menggambarkan situasi ketegangan politis antara Amerika Serikat Dengan Uni Soviet. Kedua negara adidaya tersebut mencoba untuk berebut pengaruh di berbagai wilayah dunia. Hingga pada akhirnya Perang Dingin ini sendiri nantinya akan juga terjadi perluasan ke luar Eropa. Dari perlombaan senjata nuklir hingga perlombaan antariksa, serta berbagai macam hal dari berbagai aspek kehidupan manusia. Perang Dingin sendiri tidak hanya diwarnai ketegangan, namun juga relaksasi (Détente). Sebagai upaya meredakan ketegangan, kedua pihak mencoba menjalin hubungan baik. Sampai pada akhirnya kembali muncul eskalasi diantara keduanya sebagai dampak pergantian rezim yang berkuasa. Perang PERANG DINGIN
1
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Dingin ini sendiri pada akhirnya dapat diakhiri medio tahun 1990. Selain itu akan dipaparkan mengenai bagaimana peranan Indonesia selama Perang Dingin ini. Indonesia sebagai Negara baru merdeka dan di dukung oleh konstitusi yang jelas untuk menentang kolonialisme serta imperialisme mencoba untuk mengambil peranan penting dengan ikut serta dalam menjaga
perdamaian
dunia
melalui
berbagai
macam
konferensi
Internasional seperti Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, Hubungan Utara-Selatan, dan upaya untuk mengatasi masalah Palestina. D. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar Agar kalian dapat mencapai kompetensi yang diinginkan setelah membaca bahan ajar ini, maka ikutilah petunjuk berikut ini: 1. Bacalah bahan ajar berikut ini dengan cermat dan penuh kesungguhan 2. Bacalah dengan runut dan pahami isi nya 3. Apabila kesulitan dalam membaca maupun memahami isi bacaan, silakan konsultasikan dengan guru E. Materi Pembelajaran Pada bahan ajar ini terdapat empat bagian materi, yaitu: 1. Awal Mula Perang Dingin 2. Jalannya Perang Dingin 3. Masa Akhir Perang Dingin 4. Peran Indonesia masa Perang Dingin
PERANG DINGIN
2
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Peta Konsep
Awal Mula Perang Dingin
Jalannya Perang Dingin
Istilah Perang Dingin
Terbentuknya Aliansi Militer di Eropa
Perluasan Perang Dingin Keluar Eropa Pembangunan Tembok Berlin Perlombaan Senjata Nuklir Perlombaan Antariksa
Peran Indonesia Pada masa Perang Dingin
Masa Akhir Perang Dingin
Bentuk Peranan Indonesia masa Perang Dingin
Latar Belakang Perang Dingin Munculnya Perang Dingin Truman Doctrine Marshall Plan Pembagian Jerman
Periode Detente
Perundingan Pembatasan Senjata Invasi Soviet ke Afghanistan Mikhail Gorbachev & Berakhirnya Perang Dingin Dampak Perang Dingin
Konferensi Asia Afrika Gerakan non Blok ASEAN Hubungan Negara Utara-Selatan Masalah Palestina
PERANG DINGIN
3
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Daftar Isi
Pendahuluan ...................................................................................................1 A. Identitas Bahan Ajar .................................................................................1 B. Kompetensi Dasar .....................................................................................1 C. Deskripsi Singkat Materi ...........................................................................1 D. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar ............................................................2 E. Materi Pembelajaran .................................................................................2 Peta Konsep ....................................................................................................3 Daftar Isi .........................................................................................................4 Kegiatan Pembelajaran 1 Awal Mula Perang Dingin .....................................6 A. Istilah Perang Dingin .................................................................................6 B. Latar Belakang Terjadinya Perang Dingin ..................................................7 C. Membendung Komunisme .......................................................................11 D. Pembagian Jerman .................................................................................16 Kegiatan Pembelajaran II Jalannya Perang Dingin .................................... 18 A. Terbentuknya Aliansi Militer di Eropa .....................................................18 B. Perluasan Perang Dingin Keluar Eropa ...................................................19 C. Pembangunan Tembok Berlin .................................................................21 D. Perlombaan Senjata Nuklir .....................................................................23 E. Perlombaan Antariksa .............................................................................25 Kegiatan Pembelajaran III Masa Akhir Perang Dingin ............................... 29 A. Periode Détente .......................................................................................29 B. Perundingan Pembatasan Senjata ...........................................................31 C. Invasi Soviet ke Afghanistan ....................................................................34 D. Mikhail Gorbachev & Berakhirnya Perang Dingin ...................................37 E. Dampak Perang Dingin ...........................................................................40 Kegiatan Pembelajaran IV Peran Indonesia masa Perang Dingin .............. 42 A. Konferensi Asia Afrika (KAA) ....................................................................42 B. Gerakan Non Blok (GNB) .........................................................................47 PERANG DINGIN
4
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
C. ASEAN ....................................................................................................50 D. Hubungan Negara Utara-Selatan ............................................................53 E. Masalah Palestina ...................................................................................54 Daftar Pustaka .............................................................................................. 59
PERANG DINGIN
5
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Kegiatan Pembelajaran 1 Awal Mula Perang Dingin
A. Istilah Perang Dingin Periode pasca perang Dunia II merupakan masa-masa yang sangat berat bagi dunia. Karena setelah Perang Dunia II yang merenggut banyak nyawa, Dunia kembali dihantui konflik besar yang melibatkan Negara-negara yang sebelumnya memenangkan perang. Periode tersebut sering disebut dengan Perang Dingin. Perang Dingin sendiri merupakan merupakan sebuah istilah yang di ucapkan oleh Bernard Miles Baruch Penasihat Presiden AS Harry S. Truman pada 16 April 1947 ketika berbicara pada forum House of Representatif di South Carolina. Istilah yang di ucapkan oleh Baruch tersebut kemudian di populerkan oleh Koran New York Herald Tribune pada September 1947. Setelah itu, Istilah Perang Dingin menggema di mana mana menggambarkan situasi yang terjadi pada dunia saat itu.
Gambar 2 Bernard Baruch (Wikipedia.org)
PERANG DINGIN
6
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
B. Latar Belakang Terjadinya Perang Dingin 1. Konferensi Yalta Perang Dunia II belum resmi berakhir, tetapi para pemimpin Tiga Raksasa Sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet) sudah bertemu untuk membicarakan
nasib
7egara-negara
Eropa
pasca-perang.
Sejak
Soviet
mengungguli Jerman dalam Pertempuran Stalingrad yang disusul keberhasilan invasi Normandia oleh Inggris dan Amerika, Sekutu memang sudah memastikan kemenangan atas Nazi. Presiden AS Franklin Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill sudah beberapa kali mengadakan pertemuan bilateral semasa perang. Pada 1943, pertemuan serupa kembali digelar di Teheran, Iran, dengan melibatkan Kepala Negara Uni Soviet, Josef Stalin. Dua tahun kemudian, ketiganya kembali bertemu dalam konferensi yang diadakan Stalin di Istana Livadia, Kota Yalta, Semenanjung Krimea. Konferensi Yalta berlangsung selama delapan hari dan berakhir pada 11 Februari 1945. Membicarakan kelanjutan Perang Pasifik, Konferensi Yalta juga banyak membahas masa depan Polandia dan negara-negara Eropa Timur yang kalah perang atau baru dibebaskan dari pendudukan Nazi. Menyambung tuntutan 7egara demokrasi yang diutarakan Roosevelt dan Churchill, Stalin setuju untuk mengadakan pemilihan umum di negara-negara Eropa Timur. Baca juga: Churchill: Diktator Terburuk Abad 20 serupa Hitler dan Stalin Meskipun masih enggan melepaskan Polandia dari bawah kekuasaan Soviet, Stalin berjanji kepada Churchill bahwa perwakilan partai politik Polandia di London akan diberikan tempat dalam pemerintahan komunis sementara di Polandia. Churchill menerima baik janji Stalin tersebut. Sejak lama, masalah Polandia memang menjadi perhatian utama pemerintah Inggris.
PERANG DINGIN
7
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 2. Konferensi Yalta (Wikipedia.org) Pada jam-jam terakhir konferensi pada hari Sabtu, tanggal 11 Februari 1945, ketiga pemimpin menandatangani Deklarasi Pembebasan Eropa. Isinya menegaskan hak 8egara-negara yang baru dibebaskan untuk menentukan nasib sendiri secara demokratis. Ketika konferensi akhirnya usai, Roosevelt, dan Churchill berusaha meyakinkan diri untuk mempercayai hasil “pertemanan” dengan pemimpin Soviet. Pada bulan Maret 1945, menjadi jelas bahwa Stalin tidak pernah berusaha menepati janjinya terkait kemerdekaan Polandia. Alihalih mengizinkan partai politik Polandia mengambil alih pos pemerintahan, Soviet malah membantu menghancurkan setiap oposisi terhadap penguasa komunis yang berbasis di Lublin, Polandia. Tidak sampai dua tahun Polandia sudah resmi berubah menjadi 8egara satelit Soviet pertama di Eropa Timur. 2. Aliansi yang rapuh Di tengah puing-puing perang, struktur kekuatan baru muncul yang akan membentuk peristiwa di dunia pascaperang. Di Eropa, Jerman dikalahkan. Prancis dan Inggris terkuras dan kelelahan. Dua kekuatan lain, Amerika Serikat dan Uni Soviet, telah membawa kemenangan akhir. Tak lama, keduanya 8egara akan menjadi 8egara adidaya dengan ekonomi sumber daya PERANG DINGIN
8
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
dan kekuatan militer untuk mendominasi dunia. Mereka juga akan menjadi saingan yang tegang dalam situasi yang semakin terpecah-pecah dunia. Selama perang, Uni Soviet dan 9egara-negara Barat telah bekerja sama untuk mengalahkan Nazi Jerman. Namun, pada tahun 1945, aliansi masa perang itu runtuh. Ideologi yang saling bertentangan dan saling tidak percaya terbagi dari mantan Sekutu tersebut dan segera menyebabkan konflik yang dikenal sebagai Perang Dingin. Perang Dingin adalah keadaan ketegangan dan permusuhan di antara 9egara tanpa konflik bersenjata antara saingan utama. Pada pertama, 9egar Perang Dingin adalah Eropa Timur, di mana Stalin dan kekuatan barat memiliki tujuan yang sangat berbeda 3. Munculnya Perang Dingin Stalin memiliki dua tujuan di Timur Eropa. Pertama, dia ingin menyebarkan komunisme ke daerah itu. Dan kedua, dia ingin membuat zona penyangga dengan pemerintahan yang bersahabat sebagai pertahanan melawan Jerman, yang telah menginvasi Rusia selama Perang Dunia I dan lagi pada tahun 1941. Karena Tentara Merah telah memukul mundur pasukan Jerman keluar dari Timur Eropa, ia meninggalkan pasukan pendudukan. Saat konferensi ketika perang berlangsung, Stalin mencoba membuat Barat menerima pengaruh Soviet di wilayah tersebut. Diktator
Soviet
menunjukkan
bahwa
Amerika
Serikat
tidak
berkonsultasi dengan Uni Soviet tentang persyaratan perdamaian untuk Italia atau Jepang, dikalahkan dan diduduki oleh pasukan Amerika dan Inggris. Dengan cara yang sama, Rusia akan menentukan nasib Tanah Eropa Timur yang dikuasai oleh Tentara Merah dalam perjalanan mereka ke Berlin. Roosevelt dan Churchill menolak pandangan Stalin, membuatnya menjanjikan “pemilihan bebas” di Eropa Timur. Stalin mengabaikan itu sumpah. Didukung oleh Tentara Merah, komunis 9egar di Polandia, Cekoslowakia, dan di tempat lain menghancurkan partai politik saingan dan bahkan membunuh para pemimpin
PERANG DINGIN
9
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
demokrasi. Pada tahun 1948, Stalin telah memasang pemerintah komunis proSoviet di seluruh Timur.
Gambar 3. Peta Eropa Pasca Perang Dunia II (media.diercke.net) Churchill sudah lama tidak mempercayai Stalin. Pada awal tahun 1946, dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, dia memperingatkan tentang bahaya baru yang dihadapi dunia yang sebelumnya lelah menghadapi perang. Di Barat, “tirai besi” Churchill menjadi 10egara dari Perang Dingin. Ini mengungkapkan ketakutan yang semakin besar terhadap komunisme. Lagi penting, itu menggambarkan pembagian Eropa menjadi “timur” dan blok “barat”. Di Timur didominasi Soviet, 10egara komunis di Eropa Timur. Di Barat adalah demokrasi barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
PERANG DINGIN
10
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
C. Membendung Komunisme Seperti Churchill, Presiden Truman melihat komunisme sebagai kekuatan jahat yang merayap di seluruh Eropa dan mengancam 11egara-negara di sekitarnya dunia, termasuk Cina. Untuk menghadapi ancaman itu, Amerika Serikat meninggalkan isolasionisme tradisionalnya. Tidak seperti setelah Perang Dunia I, ketika menarik diri dari urusan global, itu mengambil peran utama di panggung dunia setelah Perang Dunia II. Ketika Stalin mulai menekan Yunani dan Turki, Truman mengambil tindakan. Di Yunani, Stalin mendukung komunis pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan monarki sayap kanan didukung oleh Inggris. Namun, pada tahun 1947, Inggris tidak dapat lagi mampu untuk membela Yunani. Stalin juga mengancam Turki di Dardanelles, selat yang menghubungkan Laut Hitam dan Mediterania. Kedua belah pihak melakukan perang propaganda. Amerika Serikat berbicara tentang mempertahankan
kapitalisme dan demokrasi melawan
komunisme dan totaliterisme. Uni Soviet mengklaim memiliki beban moral yang tinggi dalam perjuangan melawan 11egara11y11sm barat. Namun terlepas dari hal itu, kedua belah pihak sebenanrnya mencari pengaruh untuk menguasai dunia.
PERANG DINGIN
11
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 4 Menolak Komunisme (Wikipedia.org) 1. Doktrin Truman Pada 12 Maret 1947, Presiden AS, Harry S. Truman menyampaikan kebijakan baru di depan Kongres: “Saya percaya bahwa itu harus menjadi kebijakan Amerika Serikat untuk mendukung orang-orang bebas yang melawan percobaan penaklukan oleh minoritas bersenjata atau oleh tekanan luar…. Orang-orang bebas di dunia meminta pertolongan kepada kami untuk dukungan dalam mempertahankan kebebasan mereka” Kebijakan ini, yang dikenal sebagai Doktrin Truman, menjadi panduan Amerika Serikat
dalam
beberapa
decade
untuk
membendung
Komunisme.
Itu
menjelaskan bahwa Amerika akan menolak ekspansi Soviet di Eropa atau di PERANG DINGIN
12
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
tempat lain di dunia. Truman segera mengirim militer dan bantuan ekonomi dan penasihat ke Yunani dan Turki sehingga mereka bisa menahan ancaman komunis. Doktrin
Truman
berakar
pada
ide
pembendungan
komunisme,
membatasi komunisme ke daerah yang sudah berada di bawah kendali Soviet. George Kennan, seorang negarawan Amerika yang pertama kali mengusulkan pendekatan
ini,
percaya
bahwa
komunisme
pada
akhirnya
akan
menghancurkan dirinya sendiri. Dengan “sabar tapi tegas dan waspada,” katanya, Amerika Serikat dapat menghentikan ekspansi Soviet. Stalin, bagaimanapun, melihat kebijakan pembendungan ini sebagai “pengepungan” oleh dunia kapitalis yang ingin mengisolasi Uni Soviet.
Gambar 5. Presiden Harry S. Truman ketika menyampaikan “Truman Doctrine” (Kompas.com)
PERANG DINGIN
13
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 6. Infografis mengenai Truman Doctrine (Tirto.id) 2. Marshall Plan Kelaparan dan kemiskinan pascaperang terjadi Eropa Barat menjadi lahan subur bagi ide ide komunisme. Untuk memperkuat pemerintahan yang demokratis, Amerika Serikat menawarkan paket bantuan besar-besaran, yang disebut Marshall Plan. Di bawahnya, Amerika Serikat menyalurkan makanan dan bantuan ekonomi ke Eropa untuk membantu 14egara-negara membangun kembali negaranya yang hancur akibat Perang. Miliaran bantuan Amerika membantu Eropa yang hancur karena perang pulih dengan cepat dan mengurangi pengaruh komunis di sana. Presiden Truman juga menawarkan bantuan
kepada
Uni
Soviet
dan
satelitnya
di
Eropa
Timur.
Stalin,
PERANG DINGIN
14
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
bagaimanapun, melihat rencana ini sebagai trik untuk menjatuhkan Eropa Timur dari pengaruh Soviet. Dia melarang 15egara-negara Eropa Timur untuk menerima bantuan Amerika, menjanjikan bahwa Uni Soviet akan membantu mereka sebagai gantinya.
Gambar 7. Ilustrasi yang
Gambar 8. Infografis mengenai
menggambarkan bantuan Amerika
Marshall Plan (Tirto.id)
Serikat terhadap Eropa pasca PD II (World War Era.com)
PERANG DINGIN
15
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
D. Pembagian Jerman Jerman pasca kalah perang menjadi negara lain dari Perang Dingin. Uni Soviet menggunakan pabrik-pabrik yang dibongkar dan sumber daya lainnya dalam zona pendudukannya, untuk membantu membangun kembali Rusia. Sebenarnya, Soviet takut akan bahaya Jerman apabila disatukan kembali. Sekutu
barat,
bagaimanapun,
pendudukan mereka
memutuskan
untuk
menyatukan
zona
dan mendorong Jerman untuk membangun kembali
negaranya. Jerman dengan demikian menjadi negara yang terpecah. Di Jerman Barat, menjadi negara demokratis yang membiarkan rakyat membuat konstitusinya dan mendapatkan kembali pemerintahannya sendiri. Di Jerman Timur, Uni Soviet menaruh rezim komunis yang terikat dengan Moskow untuk memegang pemerintahan.
Gambar 8. Peta Pembagian Jerman Pasca Perang Dunia II (enemyinmirror.com)
PERANG DINGIN
16
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Referensi Bacaan Lanjut untuk Bahan Ajar ini:
Prasetya, D. M. (2016). Geopolitik Bantuan Luar Negeri Dari Perang Dingin Sampai Globalisasi. Sospol: Jurnal Sosial Politik, 2(1), 16-28. Luerdi, Luerdi, & Faruki, Ahmad. (2017). Perang Dingin dan Implikasinya Terhadap Sistem Politik Internasional dalam Tinjauan High Politics. International society, 4 (1), 1–12. Salamah, L. (2008). Meninjau Kembali Konflik Perang Dingin: Liberalisme vs Komunisme. Media Jurnal Global dan Strategi, 2 (1).
https://intisari.grid.id/read/032468136/marshall-plan-saat-amerika-seorang-diri-bangunbenua-biru-yang-hancur-lebur-karena-perang-dunia-ii-demi-bentengi-eropa-darikomunisme?page=all https://tirto.id/tembok-berlin-sejarah-pecahnya-jerman-usai-perang-dunia-ii-ejcf https://tirto.id/di-balik-doktrin-truman-yang-melahirkan-perang-dingin-as-vs-soviet-gaW5 Kegiatan Pembelajaran II https://tirto.id/sejarah-marshall-plan-cara-as-bendung-komunisme-di-eropa-dkwQ
Jalannya Perang Dingin
PERANG DINGIN
17
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Kegiatan Pembelajaran II Jalannya Perang Dingin A. Terbentuknya Aliansi Militer di Eropa Pada tahun 1949, ketika ketegangan meningkat, Amerika Serikat Serikat, Kanada, dan sembilan negara Eropa Barat membentuk aliansi militer. Organisasi militerdisebut Utara Organisasi Perjanjian Atlantik (NATO). Anggota dari NATO berjanji untuk membantu satu sama lain jika ada di antara mereka terserang. Pada tahun 1955, Uni Soviet menanggapi dengan membentuk aliansi militer, Pakta Warsawa. Itu termasuk Uni Soviet dan tujuh negara satelit di Eropa Timur. Namun, tidak seperti NATO, Pakta Warsawa lemah digunakan oleh Soviet untuk menjaga agar satelitnya tetap teratur. Pembentukan alian militer ini merupakan salah satu bnetuk nyata persaingan antara Blok Barat maupun Blok Timur. Sehingga meningkatkan eskalasi Perang Dingin. Negara-negara Eropa Barat menginginkan jaminan campur tangan Amerika Serikat secara otomatis jika terjadi serangan oleh Soviet. Selain itu, kontribusi Eropa untuk keamanan kolektif pun akan membutuhkan bantuan militer skala besar dari Amerika Serikat untuk membantu membangun kembali pertahanan
Eropa
Barat.
Kemudian
para
perunding
AS
berinisiatif
memasukkan negara-negara Atlantik Utara lewat perjanjian baru, seperti Kanada,
Islandia,
Denmark,
Norwegia,
Irlandia,
dan
Portugal.Secara
bersamaan, negara-negara tersebut memegang wilayah yang membentuk jembatan antara pantai seberang Samudra Atlantik, yang akan memfasilitasi militer jika aksi tersebut diperlukan
PERANG DINGIN
18
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 9. Perbandingan Aliansi Militer 1990/2019 (Mavka Slava.com) B. Perluasan Perang Dingin Keluar Eropa Pada akhirnya Perang Dingin yang awalnya hanya masalah orang Eropa berkembang menembus wilayah. Menyeret banyak Negara untuk terlibat dalam konstelasi panas politik antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Baik itu di benua Afrika yang tepat berada di bawah Eropa, benua Asia, hingga ke benua Amerika khususnya Amerika Selatan. Adapun bentuk perluasan Perang Dingin ini antara lain: 1. Pemerintahan Komunis di Tiongkok Tahun 1923, Partai Komunis Cina dipimpin Mao Zedong melakukan aliansi dengan Partai Koumintang pimpinan Sun Yat Sen. Dalam proklamasi kemerdekaan Cina 1 Oktober 1949, Partai Komunis Cina menjadi partai pemegang mandat pemerintahan menggantikan Partai Koumintang pimpinan Chiang Kai Sek. Kemudian, Chiang Kai Sek pindah ke Taiwan dan mendirikan pemerintahan demokratis. AS mendukung pemerintahan Chiang Kai Sek di Taiwan. Dari sudut pandang kekuatan militer, Cina dibantu Uni Soviet, mulai membangun teknologi persenjataan nuklirnya tahun 1957 untuk PERANG DINGIN
19
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
menangkal serangan Negara lain. Aliansi Uni Soviet-Cina tahun 19491950 menjadi penyebab kemunculan poros Barat-Timur. Hal ini membuat AS melebarkan fokusnya ke Asia juga. Parameternya adalah pemberian bantuan militer AS di Vietnam Selatan dan Korea Selatan 2. Perang Korea Setelah Perang Dunia II, Korea dibagi menjadi utara yang didukung Soviet dan selatan yang didukung Amerika. Pada 25 Juni 1950, Korea Utara menginvasi Selatan. Presiden Truman melawan langkah ini dengan United Bantuan bangsa. Amerika Serikat dan negara-negara lain mengirim pasukan untuk 'membantu Korea Selatan. Pada awalnya, Korea Utara tentara menguasai hampir seluruh Korea Selatan. Kemudian AS dan pasukan PBB memulai serangan balik yang berani. Hanya dalam dua bulan, itu telah mendorong Korea Utara jauh ke belakang, hampir ke Cina. Orang Cina kemudian memasuki perang dan hamoir mengusir AS dan memaksa kembali. Pertempuran sengit berlanjut hingga tahun 1953. Itu tahun, kedua Korea menyetujui gencatan senjata. Kembali ke awal batas yang membelah Korea Utara dan Selatan pada tanggal 38 paralel. Korea Utara berkembang sebagai negara komunis mengikuti perang. Itu memiliki pasukan yang kuat dan ketat kontrol pemerintah, tetapi juga memiliki banyak ekonomi masalah. Ekonomi Korea Selatan tumbuh, sebagian karena itu menerima bantuan AS. Namun, selama lebih dari 30 tahun, diktator menguasai negara. Pemilihan umum yang bebas hanya diadakan setelah konstitusi baru diterima pada tahun 1987. 3. Perang Vietnam Amerika Serikat menghadapi perang lain melawan Komunis, kali ini di Vietnam. Daerah itu pernah menjadi Koloni Prancis sampai Jepang menginvasinya di awal Perang Dunia II. Ketika Jepang kalah, Prancis kembali. Seorang Vietnam nasionalis bernama Ho Chi Minh ingin mendapatkan kemerdekaan bagi bangsanya. Pertama, dia mengusir Prancis dari Vietnam. Sebuah konferensi perdamaian membagi Vietnam PERANG DINGIN
20
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
menjadi dua, dengan Ho mengambil pemerintahan di Vietnam Utara. Dia menjadikannya negara komunis. Pemberontak komunis - Vietkong - tetap aktif di Selatan. 4. Pemerintahan Komunis di Kuba Setelah Perang Dunia II, industrialisasi yang cepat, pertumbuhan penduduk, dan kesenjangan yang berkepanjangan, antara si kaya dan si miskin memimpin negara-negara Amerika Latin untuk mencari bantuan dari kedua negara adidaya. Pada saat yang sama, banyak dari negaranegara ini berjuang untuk beralih dari kediktatoran dan kontrol militer ke demokrasi. Pada 1950-an, Kuba diperintah oleh seorang diktator yang tidak populer, Fulgencio Batista, yang mendapat dukungan AS. Kuba kebencian menyebabkan revolusi populer, yang menggulingkan Batista pada Januari 1959. Seorang pengacara muda bernama Fidel Castro memimpin revolusi itu. Pada awalnya, banyak orang memuji Castro karena membawa reformasi sosial ke Kuba, meningkatkan ekonomi, dan meningkatkan standar hidup bagi banyak orang Kuba. Namun Castro adalah seorang diktator yang keras. Dia menangguhkan pemilihan, dipenjara atau mengeksekusi lawan-lawannya, dan mengontrol pers dengan ketat. Ketika Castro mengambil alih pabrik gula milik AS dan kilang minyak, Amerika Serikat memerintahkan embargo pada semua perdagangan dengan Kuba. Castro kemudian beralih ke Soviet untuk bantuan ekonomi dan militer. Sebagai imbalan atas dukungan Soviet, ia mendukung revolusi Komunis di Amerika Latin dan Afrika.
C. Pembangunan Tembok Berlin Setelah Perang Dunia II dari tahun 1949 hingga 1961, sekitar 2,5 juta orang meninggalkan Jerman Timur. Paling kiri ke melarikan diri dari kekuasaan Komunis, karena takut akan kesulitan ekonomi dan represi politik yang PERANG DINGIN
21
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
meningkat. Banyak emigran adalah dokter, insinyur, guru, dan profesional lainnya. Pada Agustus 1961 lebih dari 10.000 orang Jerman Timur telah melarikan diri dalam satu minggu. Berlin Barat adalah rute pelarian utama, terutama untuk60.000 warga Berlin Timur yang bekerja di Berlin Barat. Ketika hilangnya populasi mulai menyebabkan masalah ekonomi, pemerintah Jerman Timur mengambil tindakan. Pada 13 Agustus 1961, para pemimpin Jerman Timur memerintahkan agar jalan-jalan dirobohkan dan ditutup sementara. Mereka menghentikan semua lalu lintas jalan dan layanan kereta api antara Berlin Timur dan Barat dan memotong sebagian besar saluran telepon yang menghubungkan kota yang terbagi. Ribuan warga Berlin Timur yang bekerja di Berlin Barat harus melepaskan pekerjaan mereka. Pekerjaan segera dimulai pada dinding balok beton permanen setinggi 15 kaki yang diatapi kawat berduri. Ratusan menara pengawas berjajar di dinding, yang membentang 28 mil melintasi kota. Bagian dinding sepanjang 75 mil lainnya dipisahkan Barat Berlin dari sekitar Timur pedesaan Jerman. Untuk mencapai dinding, Warga Berlin Timur harus menyeberangi daerah yang terbuka lebar daerah, sering disebut "garis kematian". Penjaga mendapat perintahuntuk menembak siapa pun terlihat di sana. Dekat dengan 200 orang meninggal mencoba melarikan diri
PERANG DINGIN
22
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 10. Pembangunan Tembok Berlin (https://news.usc.edu/)
D. Perlombaan Senjata Nuklir Meskipun Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah sekutu sementara selama Perang Dunia II, aliansi mereka memburuk setelah Nazi Jerman menyerah pada Mei 1945. Amerika Serikat mewaspadai upaya Uni Soviet untuk mendominasi dunia saat mereka memperluas kekuatan dan pengaruh mereka atas Eropa Timur, dan Uni Soviet membenci campur tangan geopolitik Amerika Serikat dan penumpukan senjata Amerika sendiri. Lebih lanjut memicu api ketidakpercayaan, Amerika Serikat tidak memberi tahu Uni Soviet bahwa mereka berencana untuk menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, meskipun mereka telah memberi tahu mereka bahwa mereka telah membuat bom itu. Untuk membantu mencegah ekspansi
komunis
Soviet,
Amerika
Serikat
membangun
lebih
banyak
PERANG DINGIN
23
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
persenjataan atom. Tetapi pada tahun 1949, Soviet menguji bom atom mereka sendiri, dan perlombaan senjata nuklir Perang Dingin dimulai. Amerika Serikat menanggapi pada tahun 1952 dengan menguji "bom super" hidrogen yang sangat merusak, dan Uni Soviet mengikutinya pada tahun 1953. Empat tahun kemudian, kedua negara menguji rudal balistik antarbenua pertama mereka dan perlombaan senjata naik ke tingkat baru yang menakutkan. Sepanjang tahun 1950-an, Amerika Serikat menjadi yakin bahwa Uni Soviet memiliki kemampuan rudal yang lebih baik, yang jika diluncurkan, tidak dapat dipertahankan. Teori ini, yang dikenal sebagai Missile Gap, akhirnya dibantah oleh CIA tetapi tidak sebelum menimbulkan kekhawatiran serius bagi para pejabat AS. Banyak politisi menggunakan Celah Rudal sebagai bahan pembicaraan dalam pemilihan presiden tahun 1960. Namun, pada kenyataannya, kekuatan rudal AS lebih unggul daripada Uni Soviet pada saat itu. Namun, selama tiga dekade berikutnya, kedua negara mengembangkan persenjataan mereka menjadi lebih dari 10.000 hulu ledak.
Gambar 11. Ilustrasi yang mengambarkan perlombaan senjata antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (https://socratic.org/)
PERANG DINGIN
24
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
E. Perlombaan Antariksa Pada pertengahan 1950-an, Perang Dingin AS-Soviet telah memasuki kehidupan sehari-hari di kedua negara, didorong oleh perlombaan senjata dan meningkatnya ancaman senjata nuklir, spionase luas dan kontra-spionase antara keduanya. negara, perang di Korea dan bentrokan kata dan ide yang dilakukan di media. Ketegangan ini akan berlanjut sepanjang perlombaan ruang angkasa, diperburuk oleh peristiwa seperti pembangunan Tembok Berlin pada tahun 1961, krisis rudal Kuba tahun 1962 dan pecahnya perang di Asia Tenggara. Eksplorasi luar angkasa menjadi sebagai arena dramatis lain untuk kompetisi Perang Dingin. Pada tanggal 4 Oktober 1957, sebuah rudal balistik antarbenua R-7 Soviet meluncurkan Sputnik (bahasa Rusia untuk “pelancong”), satelit buatan pertama di dunia dan objek buatan manusia pertama yang ditempatkan di orbit Bumi. Peluncuran Sputnik mengejutkan, dan tidak menyenangkan, bagi kebanyakan orang Amerika. Di Amerika Serikat, ruang angkasa dipandang sebagai perbatasan berikutnya, perpanjangan logis dari tradisi eksplorasi Amerika yang agung, dan sangat penting untuk tidak kehilangan terlalu banyak tanah dari Soviet. Selain itu, demonstrasi kekuatan luar biasa dari rudal R-7—tampaknya mampu mengirimkan hulu ledak nuklir ke ruang udara AS—membuat pengumpulan intelijen tentang kegiatan militer Soviet menjadi sangat mendesak.
PERANG DINGIN
25
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambae 12. Sputnik (history.com) Pada tahun 1958, AS meluncurkan satelitnya sendiri, Explorer I, yang dirancang oleh Angkatan Darat AS di bawah arahan ilmuwan roket Wernher von Braun. Pada tahun yang sama, Presiden Dwight D. Eisenhower menandatangani perintah
umum
yang
menciptakan
National
Aeronautics
and
Space
Administration (NASA), sebuah badan federal yang didedikasikan untuk eksplorasi ruang angkasa. Pada tahun 1959, program luar angkasa Soviet mengambil langkah maju dengan peluncuran Luna 2, wahana antariksa pertama yang menabrak bulan. Pada bulan April 1961, kosmonot Soviet Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang mengorbit Bumi, bepergian dengan pesawat ruang angkasa Vostok 1. Untuk upaya AS mengirim manusia ke luar angkasa, dijuluki Project Mercury, insinyur NASA merancang kerucut yang lebih kecil. berbentuk kapsul jauh lebih ringan dari Vostok; mereka menguji pesawat itu dengan simpanse dan mengadakan uji terbang terakhir pada Maret 1961 sebelum Soviet dapat melanjutkan peluncuran Gagarin. Pada tanggal 5 Mei, astronot Alan Shepard menjadi orang Amerika pertama di luar angkasa (meskipun tidak di orbit). PERANG DINGIN
26
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Kemudian pada bulan Mei itu, Presiden John F. Kennedy membuat klaim publik yang berani bahwa AS akan mendaratkan manusia di bulan sebelum akhir dekade. Pada bulan Februari 1962, John Glenn menjadi orang Amerika pertama yang mengorbit Bumi, dan pada akhir tahun itu, fondasi program pendaratan bulan NASA—dijuluki Proyek Apollo—sudah ada.
Gambar 13. Pidato Presiden Kennedy yang menyatakan perlombaan Antariksa (history.com) Dengan
mendarat
di
bulan,
Amerika
Serikat
secara
efektif
“memenangkan” perlombaan luar angkasa yang dimulai dengan peluncuran Sputnik pada tahun 1957. Sementara itu, Soviet membuat empat upaya gagal untuk meluncurkan pesawat pendarat bulan antara tahun 1969 dan 1972, termasuk peluncuran spektakuler. Ledakan –pad pada Juli 1969. Dari awal hingga akhir, perhatian 27ystem Amerika terpikat oleh perlombaan antariksa, dan berbagai perkembangan program luar angkasa Soviet dan AS banyak diliput media nasional. Kegilaan minat ini semakin didorong oleh media baru 27ystem27e. Astronot kemudian dilihat sebagai pahlawan utama Amerika, dan PERANG DINGIN
27
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
pria dan wanita yang terikat bumi tampaknya menikmati hidup melalui mereka. Soviet, pada gilirannya, digambarkan sebagai penjahat utama, dengan upaya besar dan tanpa henti mereka untuk melampaui Amerika dan membuktikan kekuatan 28ystem komunis. Dengan berakhirnya perlombaan luar angkasa, minat pemerintah AS dalam misi bulan berkurang setelah awal 1970-an. Pada tahun 1975, misi gabungan Apollo-Soyuz mengirim tiga astronot AS ke luar angkasa dengan pesawat ruang angkasa Apollo yang merapat di orbit dengan kendaraan Soyuz buatan Soviet. Ketika komandan kedua kapal tersebut secara resmi saling menyapa, “jabat tangan di luar angkasa” mereka melambangkan peningkatan bertahap hubungan AS-Soviet di akhir era Perang Dingin.
Gambar 14. Tapak kaki manusia di Bulan (History.com)
PERANG DINGIN
28
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Kegiatan Pembelajaran III Masa Akhir Perang Dingin
A. Periode Détente Détente merupakan periode meredanya ketegangan dalam Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet dari tahun 1967 hingga 1979. Era tersebut adalah masa peningkatan perdagangan dan kerja sama dengan Uni Soviet dan penandatanganan perjanjian Pembatasan Pembatasan Senjata Strategis (SALT). Hubungan mendingin lagi dengan invasi Soviet ke Afghanistan. Kedua negara akan memperoleh keuntungan jika perdagangan dapat ditingkatkan dan bahaya perang nuklir dapat dikurangi. Selain itu, Nixon-calon untuk pemilihan kembali- mendapat kecaman di dalam negerinya sendiri dari mereka yang menuntut perubahan sosial, kesetaraan ras, dan diakhirinya Perang Vietnam. Perjalanan ke Rusia, seperti perjalanan bersejarahnya ke China beberapa bulan sebelumnya, memungkinkan dia untuk menjaga perhatian publik terfokus pada pencapaian kebijakan luar negerinya daripada masalah domestiknya. Perjalanan Nixon ke China juga meningkatkan minat Soviet pada détente; mengingat meningkatnya antagonisme antara Rusia dan Cina, Brezhnev tidak ingin melihat saingannya yang paling kuat berhadapan dengannya. Pada 22 Mei, Nixon menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Moskow. Dia dan Brezhnev menandatangani tujuh perjanjian yang mencakup pencegahan bentrokan militer yang tidak disengaja; kontrol senjata, seperti yang direkomendasikan oleh Pembatasan Pembatasan Senjata Strategis baru-baru ini (SALT); penelitian kooperatif di berbagai bidang, termasuk eksplorasi ruang angkasa; dan perdagangan yang diperluas. Perjanjian SALT itu disetujui oleh Kongres pada musim panas itu, seperti juga perjanjian tiga tahun tentang penjualan gandum ke Soviet.
PERANG DINGIN
29
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Pada Juni 1973, Brezhnev mengunjungi Amerika Serikat untuk KTT II; pertemuan
ini
menambahkan
beberapa
kesepakatan
baru,
tetapi
melambangkan komitmen berkelanjutan kedua negara terhadap perdamaian. Summit III, pada Juni 1974, adalah yang paling tidak produktif; saat itu, pembicaraan SALT terhenti, beberapa perjanjian komersial telah diblokir di Kongres karena perlakuan Soviet terhadap orang Yahudi, dan penyelidikan Watergate mendekati klimaks. Penerus Nixon dalam pembicaraan, Presiden Jimmy Carter, mendukung SALT II, tetapi juga menekan pembangunan militer dan kampanye hak asasi manusia, yang mendinginkan hubungan antar negara. Dengan terpilihnya Ronald Reagan, yang menekankan kesiapan militer sebagai kunci hubungan Soviet-Amerika, détente seperti yang dibayangkan Nixon berakhir. Kondisi Détente tadi dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa hal, antara lain: 1. Berkurangnya upaya untuk pertarungan Ideologi di Negara-negara dunia ketiga dan munculnya pola pola baru dalam hubungan Internasional 2. AS menyadari bahwa pertarungan Ideologi tidak boleh mengenyampingkan urusan ekonomi Negara. 3. Sama seperti AS, isu pembangunan ekonomi dalam negeri menjadi perhatian utama Uni Soviet dalam periode tersebut 4. Baik AS maupun Uni Soviet menyadari kebangkitan negera-negara dunia ketiga, sehingga mereka agak kesulitan dalam mencari celah pengaruh.
PERANG DINGIN
30
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 15. Presiden Nixon dalam kunjungannya ke Uni Soviet
B. Perundingan Pembatasan Senjata Strategic Arms Limitation Talks (SALT), negosiasi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang bertujuan untuk membatasi pembuatan rudal strategis yang mampu membawa senjata nuklir. Perjanjian pertama, yang dikenal sebagai SALT I dan SALT II, ditandatangani oleh Amerika Serikat dan Uni Republik Sosialis Soviet pada tahun 1972 dan 1979, masing-masing, dan dimaksudkan untuk menahan perlombaan senjata dalam strategi balistik (jarak jauh atau antarbenua). rudal yang dipersenjatai dengan senjata nuklir. Pertama kali disarankan oleh US Pres. Lyndon B. Johnson pada tahun 1967, pembicaraan pembatasan senjata strategis disepakati oleh dua negara adidaya pada musim panas 1968, dan negosiasi skala penuh dimulai pada November 1969. Nixon dan Brezhnev tampaknya tidak mungkin menjadi calon negarawan Amerika dan Soviet yang akan menandatangani perjanjian pembatasan senjata yang inovatif. Kedua pria itu memiliki reputasi sebagai pejuang Perang Dingin garis keras. Namun, pada tahun 1972, kedua pemimpin sangat menginginkan PERANG DINGIN
31
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
hubungan diplomatik yang lebih erat antara negara masing-masing. Uni Soviet terlibat dalam perang kata-kata yang semakin bermusuhan dengan Cina komunis; sengketa perbatasan antara kedua negara telah meletus dalam beberapa tahun terakhir. Amerika Serikat sedang mencari bantuan untuk melepaskan diri dari perang yang tidak populer dan mahal di Vietnam. Nixon, khususnya, ingin mengalihkan perhatian publik Amerika dari fakta bahwa selama hampir empat tahun sebagai presiden, ia gagal mengakhiri konflik. Pertemuan puncak Mei 1972 antara Nixon dan Brezhnev adalah saat yang tepat untuk mengejar hubungan yang lebih dekat yang diinginkan masing-masing. Elemen terpenting dari pertemuan itu menyangkut kesepakatan SALT. Diskusi tentang SALT telah terjadi selama sekitar dua setengah tahun, tetapi dengan sedikit kemajuan. Namun, selama pertemuan Mei 1972 antara Nixon dan Brezhnev, sebuah terobosan monumental dicapai. Perjanjian SALT yang ditandatangani pada 27 Mei membahas dua masalah utama. Pertama, mereka membatasi jumlah situs rudal antibalistik (ABM) yang bisa dimiliki setiap negara menjadi dua. (ABM adalah rudal yang dirancang untuk menghancurkan rudal yang masuk.) Kedua, jumlah rudal balistik antarbenua dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam dibekukan pada tingkat yang ada. Namun, tidak ada dalam perjanjian tersebut, tentang beberapa rudal kendaraan masuk kembali yang dapat ditargetkan secara independen (rudal tunggal yang membawa banyak hulu ledak nuklir) atau tentang pengembangan senjata baru. Namun demikian, sebagian besar orang Amerika dan Soviet memuji perjanjian SALT sebagai pencapaian luar biasa. Negosiasi SALT II dibuka pada akhir tahun 1972 dan berlanjut selama tujuh tahun. Masalah mendasar dalam negosiasi ini adalah asimetri antara kekuatan strategis kedua negara, Uni Soviet telah berkonsentrasi pada rudal dengan hulu ledak besar sementara Amerika Serikat telah mengembangkan rudal yang lebih kecil dengan akurasi yang lebih besar.
PERANG DINGIN
32
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Pertanyaan juga muncul mengenai teknologi baru yang sedang dikembangkan, masalah definisi, dan metode verifik Seperti yang akhirnya dinegosiasikan, perjanjian SALT II menetapkan batasan jumlah peluncur strategis (mis., Rudal yang dapat dilengkapi dengan beberapa kendaraan masuk kembali yang dapat ditargetkan secara independen [MIRV]), dengan tujuan menunda waktu ketika ICBM berbasis darat kedua belah pihak sistem akan menjadi rentan terhadap serangan dari rudal tersebut. Batas ditempatkan pada jumlah ICBM MIRV, SLBM MIRV, pembom berat (yaitu, jarak jauh), dan jumlah total peluncur strategis. Perjanjian itu menetapkan batas keseluruhan sekitar 2.400 dari semua sistem senjata tersebut untuk masing-masing pihak. Perjanjian SALT II ditandatangani oleh Presiden Jimmy Carter dan Brezhnev di Wina pada 18 Juni 1979, dan diserahkan ke Senat AS untuk diratifikasi tak lama kemudian. Tetapi ketegangan baru antara negara adidaya mendorong Carter untuk menghapus perjanjian itu dari pertimbangan Senat pada Januari 1980, setelah invasi Soviet ke Afghanistan. Namun, Amerika Serikat dan Uni Soviet secara sukarela mematuhi batas senjata yang disepakati dalam SALT II di tahun-tahun berikutnya. Sementara itu, negosiasi baru yang dibuka antara dua negara adidaya di Jenewa pada tahun 1982 mengambil nama Pembicaraan Pengurangan Senjata Strategis (START).asi.
PERANG DINGIN
33
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 16. Penandatangan SALT I (Wikimedia,org)
C. Invasi Soviet ke Afghanistan Pada tanggal 24 Desember 1979, Uni Soviet menginvasi Afghanistan, dengan dalih menegakkan Perjanjian Persahabatan Soviet-Afghanistan tahun 1978. Saat tengah malam mendekat, Soviet mengorganisir pengangkutan udara militer besar-besaran ke Kabul, yang melibatkan sekitar 280 pesawat angkut dan tiga divisi masing-masing hampir 8.500 orang. Dalam beberapa hari, Soviet telah mengamankan Kabul, mengerahkan unit penyerangan khusus ke Istana Tajberg. Unsur-unsur tentara Afghanistan yang setia kepada Hafizullah Amin melakukan perlawanan sengit, tapi singkat. Pada 27 Desember, Babrak Karmal, pemimpin faksi Parcham dari Partai Demokratik Rakyat Afghanistan (PDPA)
PERANG DINGIN
34
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
yang diasingkan, dilantik sebagai kepala pemerintahan baru Afghanistan, dan pasukan darat Soviet memasuki Afghanistan dari utara. Invasi itu memicu perang saudara Afghanistan yang brutal selama sembilan tahun. Pada saat pasukan Soviet terakhir ditarik pada awal tahun 1989, bergemuruh kembali melintasi "Jembatan Persahabatan" yang ironisnya disebut, konflik tersebut telah menelan korban jiwa sekitar 1 juta warga sipil dan sekitar 125.000 pejuang Afghanistan, Soviet, dan lainnya. Perang itu mendatangkan malapetaka tidak hanya di Afghanistan, tetapi juga di Uni Soviet, yang ekonomi dan prestise nasionalnya mengalami kehancuran yang parah. Petualangan militer akan berkontribusi secara signifikan terhadap keruntuhan dan kehancuran Uni Soviet di kemudian hari. Soviet, bagaimanapun, bertemu dengan perlawanan sengit ketika mereka memberanikan diri keluar dari benteng mereka ke pedesaan. Pejuang perlawanan, yang disebut mujahidin, melihat Soviet Kristen atau ateis mengendalikan Afghanistan sebagai pencemaran Islam serta budaya tradisional mereka. Mujahidin menggunakan taktik gerilya melawan
Gambar 17. Hafidzullah Amin, Presiden yang digulingkan Soviet (Detik.com) Soviet. Mereka akan menyerang atau menyerang dengan cepat, lalu menghilang ke pegunungan, menyebabkan kehancuran besar tanpa pertempuran sengit. PERANG DINGIN
35
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Para pejuang menggunakan senjata apa pun yang bisa mereka ambil dari Soviet atau yang diberikan oleh Amerika Serikat. Gelombang perang berubah dengan diperkenalkannya rudal antipesawat yang diluncurkan dari bahu AS pada tahun 1987. Stinger mengizinkan mujahidin untuk menembak jatuh pesawat dan helikopter Soviet secara teratur.Pemimpin Soviet baru Mikhail Gorbachev memutuskan sudah waktunya untuk keluar. Demoralisasi dan tanpa kemenangan yang terlihat, pasukan Soviet mulai mundur pada tahun 1988. Tentara Soviet terakhir menyeberang kembali melintasi perbatasan pada tanggal 15 Februari 1989. Itu adalah ekspedisi militer Soviet pertama di luar blok Timur sejak Perang Dunia II dan menandai berakhirnya periode peningkatan hubungan (dikenal sebagai détente) dalam Perang Dingin. Selanjutnya,
perjanjian
senjata
SALT
II
dibatalkan
dan
AS
mulai
mempersenjatai kembali. Dampak jangka panjang dari invasi dan perang berikutnya sangat besar. Pertama, Soviet tidak pernah pulih dari hubungan masyarakat dan kerugian finansial, yang secara signifikan berkontribusi pada jatuhnya Soviet pada tahun 1991. Kedua, perang menciptakan tempat berkembang biak bagi terorisme dan kebangkitan Osama bin Laden.
Gambar 18. Pasukan Soviet meninggalkan Afghanistan melalu jembatan “persahabatan” (globalvillagespace.com) PERANG DINGIN
36
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
D. Mikhail Gorbachev & Berakhirnya Perang Dingin Mikhail Gorbachev, lengkapnya Mikhail Sergeyevich Gorbachev, (lahir 2 Maret 1931, Privolnoye, Stavropol kray, Rusia, Uni Soviet—meninggal 30 Agustus 2022, Moskow, Rusia), pejabat Soviet, sekretaris jenderal Partai Komunis Uni Soviet ( CPSU) dari 1985 hingga 1991 dan presiden Uni Soviet pada 1990-1991. Upayanya untuk mendemokratisasikan sistem politik negaranya dan mendesentralisasikan ekonominya menyebabkan jatuhnya komunisme dan pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991. Sebagian karena ia mengakhiri dominasi Uni Soviet pascaperang di Eropa timur, Gorbachev dianugerahi Hadiah Nobel untuk Perdamaian pada tahun 1990. Gorbachev adalah putra petani Rusia di wilayah Stavropol (kray) di Rusia barat daya. Dia bergabung dengan Komsomol (Liga Komunis Muda) pada tahun 1946 dan mengemudikan mesin pemanen gabungan di sebuah peternakan negara bagian di Stavropol selama empat tahun berikutnya. Ia membuktikan sebagai anggota Komsomol yang menjanjikan, dan pada tahun 1952 ia memasuki sekolah hukum Universitas Negeri Moskow dan menjadi anggota Partai Komunis.
Gambar 19. Mikhail Gorbachev (Wikimedia.org) PERANG DINGIN
37
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gorbachev diangkat menjadi anggota Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet pada tahun 1971, dan ia diangkat sebagai sekretaris partai pertanian pada tahun 1978. Ia menjadi calon anggota Politbiro pada tahun 1979 dan anggota penuh pada tahun 1980. berutang banyak dari kenaikannya yang stabil dalam partai berkat dukungan Mikhail Suslov, ideolog partai terkemuka. Selama masa jabatan 15 bulan Yury Andropov (1982–84) sebagai sekretaris jenderal Partai Komunis, Gorbachev menjadi salah satu anggota Politbiro yang paling aktif dan terlihat; dan, setelah Andropov meninggal dan Konstantin Chernenko menjadi sekretaris jenderal pada Februari 1984, Gorbachev kemungkinan menjadi penerus yang terakhir. Chernenko meninggal pada 10 Maret 1985, dan keesokan harinya Politbiro memilih sekretaris jenderal Gorbachev dari CPSU. Setelah aksesi, ia masih anggota termuda dari Politbiro. Gorbachev
dengan
cepat
mulai
mengkonsolidasikan
kekuatan
pribadinya dalam kepemimpinan Soviet. Tujuan domestik utamanya adalah untuk menghidupkan kembali ekonomi Soviet yang stagnan setelah bertahuntahun mengalami pergeseran dan pertumbuhan yang rendah selama masa kekuasaan Leonid Brezhnev (1964-1982). Untuk tujuan ini, dia menyerukan modernisasi teknologi yang cepat dan peningkatan produktivitas pekerja, dan dia mencoba membuat birokrasi Soviet yang rumit menjadi lebih efisien dan responsif. Ketika perubahan-perubahan yang dangkal ini gagal memberikan hasil yang nyata, Gorbachev pada 1987-1988 melanjutkan untuk memulai reformasi yang lebih dalam dari sistem ekonomi dan politik Soviet. Di bawah kebijakan barunya glasnost ("keterbukaan"), pencairan budaya besar terjadi: kebebasan berekspresi dan informasi diperluas secara signifikan; pers dan penyiaran diizinkan keterusterangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam reportase dan kritik mereka; dan warisan negara dari pemerintahan totaliter Stalinis akhirnya sepenuhnya ditolak oleh pemerintah. Di bawah kebijakan perestroika (“restrukturisasi”) Gorbachev, upaya sederhana pertama untuk mendemokratisasikan sistem politik Soviet dilakukan; kontes multikandidat PERANG DINGIN
38
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
dan pemungutan suara rahasia diperkenalkan di beberapa pemilihan ke partai dan jabatan pemerintah. Di bawah perestroika, beberapa mekanisme pasar bebas terbatas juga mulai diperkenalkan ke dalam ekonomi Soviet, tetapi bahkan reformasi ekonomi sederhana ini menghadapi perlawanan serius dari partai dan birokrat pemerintah yang tidak mau melepaskan kendali mereka atas kehidupan ekonomi negara. Dalam urusan luar negeri, Gorbachev sejak awal memupuk hubungan dan perdagangan yang lebih hangat dengan negara-negara maju di Barat dan Timur. Pada bulan Desember 1987 ia menandatangani perjanjian dengan Presiden
Amerika
Serikat
Ronald
Reagan
agar
kedua
negara
mereka
menghancurkan semua persediaan rudal nuklir jarak menengah yang ada. Pada 1988–89 ia mengawasi penarikan pasukan Soviet dari Afghanistan setelah sembilan tahun pendudukan mereka di negara itu. Gorbachev adalah pemrakarsa tunggal terpenting dari serangkaian peristiwa pada akhir 1989 dan 1990 yang mengubah tatanan politik Eropa dan menandai awal dari berakhirnya Perang Dingin. Sepanjang tahun 1989 ia telah memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyuarakan dukungannya untuk komunis reformis di negara-negara blok Soviet di Eropa timur, dan, ketika rezim komunis di negara-negara itu runtuh seperti kartu domino akhir tahun itu, Gorbachev diam-diam menyetujui kejatuhan mereka. Karena terpilih secara demokratis, pemerintah nonkomunis berkuasa di Jerman Timur, Polandia, Hongaria, dan Cekoslowakia pada akhir 1989–90, Gorbachev menyetujui penarikan bertahap pasukan Soviet dari negara-negara tersebut. Pada musim panas 1990 ia telah menyetujui penyatuan kembali Jerman Timur dengan Jerman Barat dan bahkan menyetujui prospek negara yang bersatu itu menjadi anggota musuh lama Uni Soviet, NATO. Kebebasan baru yang muncul dari demokratisasi Gorbachev dan desentralisasi sistem politik negaranya menyebabkan kerusuhan sipil di beberapa republik konstituen (misalnya, Azerbaijan, Georgia, dan Uzbekistan) PERANG DINGIN
39
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
dan upaya langsung untuk mencapai kemerdekaan di negara lain (misalnya, Lituania). Sebagai tanggapan, Gorbachev menggunakan kekuatan militer untuk menekan perselisihan antaretnis berdarah di beberapa republik Asia Tengah pada 1989-1990, sementara mekanisme konstitusional dirancang yang dapat memberikan pemisahan sah sebuah republik dari Uni Soviet. Komunis garis keras yang telah menggantikan reformis di pemerintahan terbukti sebagai sekutu yang tidak dapat diandalkan, dan Gorbachev dan keluarganya ditahan sebentar di bawah tahanan rumah dari 19 hingga 21 Agustus 1991, selama kudeta berumur pendek oleh komunis garis keras. Setelah kudeta kandas di hadapan perlawanan keras oleh Presiden Rusia, Boris Yeltsin dan para reformis lainnya yang telah naik ke tampuk kekuasaan di bawah reformasi demokrasi, Gorbachev melanjutkan tugasnya sebagai presiden Soviet, tetapi posisinya sekarang telah melemah tak terelakkan. Memasuki aliansi yang tak terhindarkan dengan Yeltsin, Gorbachev mundur dari Partai Komunis, membubarkan Komite Sentralnya, dan mendukung langkah-langkah untuk melucuti kendali partai atas KGB dan angkatan bersenjata. Gorbachev juga bergerak cepat untuk mengalihkan kekuatan politik fundamental ke republik-republik konstituen Uni Soviet. Namun, peristiwa-peristiwa melampaui dia, dan pemerintah Rusia di bawah Yeltsin siap mengambil alih fungsi pemerintah Soviet yang runtuh ketika berbagai republik setuju untuk membentuk persemakmuran baru di bawah kepemimpinan Yeltsin. Pada 25 Desember 1991, Gorbachev mengundurkan diri sebagai presiden Uni Soviet, yang tidak ada lagi pada hari yang sama. E. Dampak Perang Dingin Perang Dingin yang terjadi mulai 1947 hingga 1991 menimbulkan dampak yang tidak sedikit. Hampir separuh abad ke 20 diwarnai peristiwa yang berlatar belakang Perang Dingin. Berikut ini Dampak dari Perang Dingin: 1. Amerika Serikat menjadi negara Superpower yang menjadi pemegang modal dan kreditur bagi negara-negara yang baru merdeka di kawasan Asia - Afrika. PERANG DINGIN
40
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
2. Sistem ekonomi Liberal dan Kapitalis menyebar ke seluruh penjuru dunia dan diterapkan oleh negara- negara berkembang di kawasan Eropa Barat, Asia, Afrika dan Amerika. 3. Dalam bidang sosial dan politik, Perang Dingin melahirkan persaingan ideologi antara komunis dan liberalis di dunia Internasional. 4. Perang Dingin membawa dampak positif di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan adanya penemuan-penemuan baru seperti komputer, internet dan alat transportasi massa. Selain itu, perlombaan teknologi luar angkasa masa Perang Dingin juga membawa perkembangan pengetahuan Astronomi bagi peradaban manusia. 5. Perang DIngin memunculkan teknik spionase (mata-mata) dalam upaya pertahanan negara. Teknik spionase pada masa kini digunakan oleh hampir seluruh negara di dunia untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara, termasuk Indonesia.
Perlombaan
senjata
pada
masa
Perang
Dingin
berdampak pada perkembangan teknologi persenjataan di dunia. Rompi anti peluru, rudal balistik, senapan otomatis, senapan jarak jauh, pesawat jet, kapal induk adalah beberapa hasil dari perkembangan teknologi persenjataan masa Perang Dingin. 6. Konflik baru di berbagai Negara dunia ketiga 7. Berkembangnya Demokrasi dan pengakuan atas HAM
PERANG DINGIN
41
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Kegiatan Pembelajaran IV Peran Indonesia masa Perang Dingin
A. Konferensi Asia Afrika (KAA) Berakhirnya Perang Dunia II pada 1945 bukanlah akhir dari polemik internasional. Belum meratanya kesetaraan antar bangsa-bangsa dunia, terutama negara-negara di Asia dan Afrika, menjadi persoalan penting yang harus ditemukan solusinya. Sebagian besar negara di Asia dan Afrika merupakan bekas jajahan dari bangsa-bangsa Eropa maupun Amerika. Lebih dari itu, masih ada beberapa negara di Asia maupun Afrika yang belum memperoleh kemerdekaan. Situasi semakin pelik lantaran terjadinya Perang Dingin antara Blok Barat (kapitalis) yang dimotori Amerika Serikat melawan Blok Timur (komunis) yang digawangi Uni Soviet, usai Perang Dunia II. Latar belakang digelarnya KAA tidak terlepas dari fakta bahwa Perserikatan BangsaBangsa (PBB) ketika itu belum mampu menuntaskan persoalan tersebut. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Sukarno, berinisiatif untuk menciptakan rasa solidaritas serta menjalin persatuan dengan dihelatnya KAA di Bandung. Pada tahun 1954, Perdana Menteri Sri Lanka (dulu bernama Ceylon) mengundang perwakilan negara Burma, India, Indonesia dan Pakistan untuk mengadakan pertemuan membahas masalah tersebut yang dikenal dengan Konferensi Kolombo. Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu Ali Sastroamidjojo. Presiden Soekarno pun menekankan pada Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide untuk menggelar Konferensi Asia Afrika. Pertemuan tersebut diharapkan akan membangun solidaritas negara negara Asia Afrika untuk bisa lepas dari konflik yang terjadi di negara masing-masing. Konferensi Kolombo yang dihadiri 5 negara tersebut berlangsung antara 28 April sampai 2 Mei 1954 dan membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan PERANG DINGIN
42
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
bersama. Usulan Ali Sastroamidjojo untuk menggelar Konferensi Asia Afrika pun disetujui oleh 4 perwakilan negara lain.
Gambar 20. Para tokoh pencetus KAA (Pojok1.id) Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 18-24 April 1955 yang diadakan di Gedung Merdeka di kota Bandung, Jawa Barat. ini merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi yang diadakan oleh negara-negara dari Asia dan Afrika. Penyelenggaraan KAA ini diprakarsai oleh lima negara yakni Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan. KAA diikuti oleh total 29 negara dari Asia maupun Afrika, di antaranya adalah Afganistan, Arab Saudi, Burma (Myanmar) Ceylon (Sri Lanka), Cina, Ethiopia, India, Indonesia, Irak, Iran, Jepang, Kamboja, Laos, juga Lebanon. Ada pula Liberia, Libya, Mesir, Nepal, Pakistan, Filipina, Sudan, Suriah, Thailand, Turki Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara), Republik Vietnam (Vietnam Selatan), Yaman, Yordania, serta Siprus. Sebagai catatan, Siprus yang kini menjadi bagian dari Eropa saat itu belum sepenuhnya merdeka. Sementara Turki juga belum diputuskan bergabung dengan Eropa.
PERANG DINGIN
43
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 21. Presiden Sukarno membuka KAA di Bandung (wikipedia.org) Tujuan Konferensi Asia Afrika ini adalah untuk mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika, Meninjau masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan dari negara-negara Asia dan Afrika, Menjalin kerukunan antar umat beragama di wilayah Asia dan Afrika, Memberikan sumbangan
untuk
memajukan
perdamaian
dan
kerja
sama
dunia,
Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing dan terakhir melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet dan negara imprialis lainnya. KAA dibuka oleh Ir. Sukarno selaku Presiden Indonesia. Dalam kesempatan itu, Bung Karno menyampaikan pidato pembukaan sebagai berikut: "Saya berharap konferensi ini akan menegaskan kenyataan, bahwa kita, pemimpin-pemimpin Asia dan Afrika, mengerti bahwa Asia dan Afrika hanya dapat menjadi sejahtera, apabila mereka bersatu, dan bahkan keamanan seluruh dunia tanpa persatuan Asia Afrika tidak akan terjamin." "Saya harap konferensi ini akan memberikan pedoman kepada umat manusia, akan menunjukkan kepada umat manusia jalan yang harus ditempuhnya untuk mencapai
PERANG DINGIN
44
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
keselamatan
dan
perdamaian,"
tandas
Presiden
Sukarno.
Gambar 22. Suasana saat Presiden Sukarno berpidato (wikipedi.org)
Konferensi Asia Afrika menghasilkan beberapa keputusan dalam bentuk Dasasila Bandung. Terdapat 10 poin dalam Dasasila Bandung antara lain : 1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB. 2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara. 3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil. 4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain. 5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.
PERANG DINGIN
45
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
6. (a)
Tidak
untuk
menggunakan kepentingan
pengaturan-pengaturan khusus
negara
pertahanan
besar
kolektif
mana
pun.
(b) Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun. 7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun. 8. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB. 9. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama. 10.
Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional. Konferensi Asia Afrika memiliki arti penting yang besar pengaruhnya
terutama bagi negara yang cinta damai dan telah menaikan citra Indonesia di mata
dunia
internasional,
khususnya
bagi
bangsa
Asia
Afrika
yang
mendambakan kemerdekaan dan perdamaian. Dasasila Bandung juga dianggap sebagai akhir dari era penjajahan dan kekerasan terhadap suatu kaum (apartheid). Konferensi ini juga dianalogikan sebagai suatu badan yang berpendirian luas dan toleran, yang memberi kesan kepadadunia bahwa semua orang dapat hidup bersama, bertemu, berbicara, dan mempertahankan hidupnya di dunia ini. Melansir Museum of The Asian-African Conference, Spirit Bandung
juga
menimbulkan
perubahan
struktur
badan
internasional
Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB). Sehingga forum PBB tidak lagi menjadi forum eksklusif Barat atau Timur saja. Wildan Sena Utama (2017) mengatakan, Makna terpenting konferensi ini adalah memberikan panggung bagi negaranegara Asia-Afrika untuk mempertanyakan ketidakdilan dalam tatanan global yang diakibatkan masih bercokolnya kolonialisme sekaligus munculnya intervensi imperial baru dalam bentuk Perang Dingin
PERANG DINGIN
46
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
B. Gerakan Non Blok (GNB) Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung menjadi perintis jalan bagi Gerakan Non Blok. Pertemuan tersebut disponsori Indonesia, Myanmar, Ceylon (Sri Lanka), India, dan Pakistan. Sebanyak 29 negara mengirimkan delegasi ke Bandung dalam konferensi yang berlangsung dari 18 sampai 24 April 1955. Diskusi KAA berkutat soal mempertanyakan kebijakan Soviet di Eropa Timur dan Asia Tengah, ketegangan AS dengan Republik Rakyat Cina (RRC), pengaruh Perancis di Afrika Utara, dan lainnya. Pembahasan ini secara tidak langsung menyinggung masalah pengaruh Blok Barat dan Blok Timur dan menghasilkan beberapa kesepakatan netral seperti politik penentuan nasib sendiri, nonintervensi, non-agresi, saling menghormati kedaulatan negara, mengakhiri diskriminasi rasial, perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM), dan lainnya. Dasasila Bandung digunakan sebagai salah satu landasan Gerakan Non Blok. Selain Dasasila Bandung, prinsip dasar Gerakan Non Blok diambil dari dua hal lagi yaitu lima poin pidato Jawaharlal Nehru dan Deklarasi Havana 1979. Dari tiga hal ini, lahirlah tujuan Gerakan Non Blok. Tujuannya yaitu memperhatikan kedaulatan negara-negara non blok dan menentang segala bentuk kejahatan politk internasional. Seperti imperialisme, kolonialisme dan neo-kolonialisme, rasisme, apartheid, agresi milter, dominasi dan hegemoni salah satu blok besar. Dan yang paling utama adalah untuk mengakhiri Perang Dingin. Berdirinya Gerakan Non Blok (Non Aligned Movement) diprakarsai oleh para pemimpin negara dari Indonesia (Presiden Soekarno), Republik Persatuan Arab–Mesir (Presiden Gamal Abdul Nasser), India (Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru), Yugoslavia (Presiden Joseph Broz Tito), dan Ghana (Presiden Kwame Nkrumah).
PERANG DINGIN
47
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 23. Pelaksanaan KTT I GNB di Boegard, Yugoslavia (CNNIndonesia.com) Penyelenggaraan KTT I Non Blok di selenggarakan di Boegard 1-6 September 1961, dan dihadiri oleh 26 negara. Konferensi ini menghasilkan lima prinsip kesepakatan yang mejadi dasar GNB. Kelima prinsip tersebut sebagai berikut: 1. Tidak berpihak pada salah satu blok. 2. Berpihak terhadap perjuangan anti kolonialisme 3. Menolak ikut serta dalam berbagai bentuk aliansi militer 4. Menolak aliansi bilateral dengan Negara superpower 5. Menolak pendirian basis militer Negara superpower di wilayah masingmasing
Gambar 23. Para tokoh pencetus GNB (berpendidikan.com)
PERANG DINGIN
48
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Dalam GNB, Indonesia memiliki peran penting sebab negara ini memiliki prinsip politik luar negeri yang bebas aktif, tidak mendukung pakta miliiter atau aliansi militer manapun. Prinsip tersebut dianggap sesuai dengan tujuan didirikannya GNB. Pada tahun 1992, peran penting lain dari Indonesia bagi KTT GNB adalah sebagai tuan rumah dan Presiden Soeharto sebagai ketua GNB. Pada saat itu, Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang seperti pertanian dan kependudukan serta mencetuskan upaya untuk menghidupkan kembali dialog Utara-Selatan. Setiap KTT GNB yang diselenggarakan memiliki tujuan yang berbeda sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi oleh negara-negara anggota. Setiap negara bisa menjadi anggota GNB namun negara tersebut harus menganut politik bebas aktif, mampu hidup berdampingan secara damai, mendukung gerakan kemerdekaan nasional, dan tidak menjadi anggota salah satu pakta militer. Persyaratan yang ditetapkan oleh GNB ternyata mampu memikat hati berbagai negara, terbukti dengan meningkatnya jumlah negara yang bergabung. Sejak Gerakan Non Blok lahir hingga sekarang, KTT dilakukan tiap tiga tahun sekali. Tiap KTT paling lama tujuh hari. Indonesia pernah menjadi tuan rumah KTT Gerakan Non Blok ke sepuluh pada tanggal 1 hingga 6 september 1992 di Jakarta.
Gambar 24. Pelaksanaan KTT GNB pada tanggal 1–6 September 1992 (donisetiawan.com) PERANG DINGIN
49
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 24. Infografis Peranan Indonesia dalam GNB (Tirto.id) C. ASEAN Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia (Adam Malik), Malaysia (Tun Abdul Razak), Filipina Nasisco Ramos), Singapura (S. Rajaratnam), dan Thailand (Thanat Koman). Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan negara, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan kestabilan di tingkat regional, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan damai. Pembentukan PERANG DINGIN
50
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
ASEAN tidak serta merta hanya karena kesamaan geografis masing-masing anggotanya saja, tapi juga karena adanya keinginan yang kuat antara negara anggota untuk membangun kerjasama yang baik dibidang ekonomi, negara, dan pengembangan kebudayaan bagi masing-masing negara anggota. Selain itu, pembentukan ASEAN juga dilatarbelakangi
kekhawatiran menyebarnya
pengaruh komunis setelah mundurnya pasukan Amerika Serikat dari kawasan Asia Tenggara.
Gambar 25. Suasana penandatangan Deklarasi Bangkok sebagai landasan pendirian ASEAN (kompas.com) Selain sebagai salah satu pemrakarsa berdirinya ASEAN, tentunya Indonesia juga memiliki peran tersendiri sebagai anggota ASEAN. Entah itu dalam bentuk program ataupun kerjasama antar sesama anggotanya. Keberadaan ASEAN ternyata sejalan dengan sikap politik Indonesia yang mengacu politik bebas-aktif. Bebas yang dimaksud, berarti Indonesia tidak PERANG DINGIN
51
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
memihak blok manapun. Sedangkan aktif, berarti Indonesia turut serta mewujudkan perdamaian dunia.
Peran Indonesia dalam mewujudkan
perdamaian di kawasan Asia Tenggara ini terlihat saat Indonesia membantu mewujudkan perdamaian konflik di Kamboja dan Vietnam. Indonesia ditunjuk oleh ASEAN sebagai pihak penengah dalam konflik tersebut. Pada tahun 1988 sampai 1989, Indonesia menjadi tuan rumah Jakarta Informal Meeting (JIM) untuk menyelesaikan konflik antara Kamboja dan Vietnam. Indonesia berhasil memfasilitasi kedua negara untuk mendiskusikan dan menyelesaikan konflik. Pada kasus lainnya, yaitu saat pemerintah Filipina dan Moro National Front Liberation (MNFL) berkonflik. Kedua pihak tersebut akhirnya menyetujui perjanjian damai yang kala itu dipertemukan di Indonesia. Selain sebagai salah satu penggagas, Indonesia juga dipercaya untuk menyelenggarakan KTT ASEAN pertama. Saat itu, KTT ASEAN pertama sukses diselenggarakan di Bali pada 2324 Februari 1976. Maka tak heran jika Indonesia juga dikenal sebagai penyelenggara KTT ASEAN pertama.
Gambar 26. Lini Masa Sejarah ASEAN (CNNIndonesia.com) PERANG DINGIN
52
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
D. Hubungan Negara Utara-Selatan Dikotomi kekuatan Barat dan timur yang berpaku pada militer dan politik tidak lagi berlaku pasca Perang Dingin. Kondisi tersebut menyebabkan munculnya kawasan Utara dan Selatan. Istilah kawasan Utara dan Selatan ini lebih memiliki makna ekonomis bukan geografis dalam kedua kawasan tersebut, terdapat pengelompokan beberapa negara. Seperti kawasan Utara, negara-negara yang masuk ke dalam kawasan itu adalah negara-negara maju yang secara geografis terletak di Eropa Barat, Amerika, dan Kanada. Sedangkan beberapa negara yang masuk ke dalam kawasan Selatan adalah negara-negara berkembang yang secara geografis terletak di wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Gambar 27. Peta yang menggambarkan pembagian Negara kawasn Utara dengan Selatan (Donisetyawan.com) Peran Indonesia dalam kerja sama kawasan Utara dan Selatan yaitu pada saat Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang ke-X di Jakarta pada 1-7 September 1992, Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus ketua dari Gerakan Non-Blok. Pada saat itu, Indonesia mendorong kembali diadakannya PERANG DINGIN
53
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
dialog antara kawasan Utara dan Selatan. Tujuannya itu difokuskan pada masalah perdagangan barang komoditas internasional. Negara-negara di kawasan Selatan juga menginginkan komposisi yang adil, sehingga dapat saling menguntungkan dari penjualan komoditas tersebut. Nah, hal itu terangkum dalam kerangka New Partnertship for Development atau kemitraan bagi perkembangan. Sehingga, perlu juga diadakannya dialog antara Selatan dengan Selatan.
Gambar 28. Ciri-Ciri Kawasan Utara-Selatan (ruangguru.com) E. Masalah Palestina Masalah Palestina merupakan sengketa akibat pendudukan yang dilakukan oleh Israel di wilayah Palestina. Masalah ini bermula dari munculnya gerakan Zionisme yang dipelopori oleh Theodor Herzl pada 1895. Herzl merupakan ketua komunitas Yahudi yang berada di Inggris. Zionisme adalah suatu paham dan juga gerakan yang bersifat politis, rasial, dan ekstrim. PERANG DINGIN
54
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Tujuannya adalah menegakkan negara khusus bagi bangsa Yahudi. Akan tetapi, tidak semua orang Yahudi tergabung ke dalam gerakan Zionis. Pada saat itu pemerintah Inggris meminta dukungan kepada Herzl untuk mendukung Inggris selama Perang Dunia I berlangsung. Herzl pun memiliki syarat. Ia meminta pemerintah Inggris untuk mendukungnya membangun sebuah negara. Inggris pun setuju untuk mendukungnya. Hingga kemudian pada tanggal 2 November 1917 tercipta sebuah perjanjain yang bernama Belfour Declaration. Perjanjian yang tercipta itu ternyata ditentang oleh bangsa Arab Palestina, karena mereka tidak dilibatkan dalam perumusan perjanjian Belfour Declaration. Menanggapi hal itu, Inggris kemudian mempertemukan secara langsung komunitas Yahudi tadi dengan bangsa Palestina nih Squad. Nah, pertemuan itu akhirnya menghasilkan White Paper pada 20 Oktober 1930. Pada tahun 1933, NAZI di bawah pimpinan Adolf Hitler menangkapi orang-orang Yahudi yang berada di Jerman. Alasannya karena orang Yahudi dianggap mengganggu keturunan bangsa Jerman. Akhirnya orang-orang Yahudi mulai bermigrasi
ke
Palestina
untuk
menghindari
perburuan
NAZI
Jerman.
Kedatangan orang-orang Yahudi dalam jumlah besar ke Palestina, membuat rakyat Palestina marah. Apalagi, setelah Perang Dunia II, orang-orang Yahudi menjadi lebih leluasa masuk ke wilayah Palestina. Melihat hal itu, PBB akhirnya turun tangan dengan membentuk United Nations Special Commission on Palestina (UNSC). Pada 29 November 1947, PBB memutuskan untuk membagi wilayah Palestina berdasarkan Resolusi PBB No. 181 (II). Wilayah Palestina yang sebelumnya adalah wilayah mandat Inggris dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagi kelompok Arab Palestina dan Yahudi. Perang demi perang terus terjadi antara Palestina dengan Israel. Gerakan Zionisme ini tidak pernah berhenti. Mereka terus berusaha merebut tanah wilayah bangsa Palestina demi tujuan utamanya, yaitu berdirinya sebuah
PERANG DINGIN
55
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
negara bagi kaum Yahudi. Sampai hari ini, wilayah Palestina yang amat luas itu terus berkurang akibat pendudukan yang dilakukan Israel hingga saat ini.
Gambar 29. Infografis wilayah palestina dari masa ke masa (Pantau.com) Hubungan antara bangsa Indonesia dengan Palestina sudah terjalin sebelum bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Palestina mempunyai peran penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti memberikan dukungan atas janji kemerdekaan yang dicetuskan oleh Perdana Menteri Koiso. Selain Palestina, Indonesia juga turut aktif
mendukung
kemerdekaan Palestina. Jadi, sama-sama saling dukung. Peran aktif Indonesia dalam upaya menyelesaikan masalah Palestina ditunjukkan dalam konferensikonferensi internasional. Antara lain seperti berikut ini: 1. Indonesia terlibat penuh dalam upaya perdamaan Timur Tengah. Dengan mengirimkan Pasukan Garuda I tahun 1956. 2. Presiden Sukarno menolak kedatangan kontingen Israel dalam Asian Games IV tahun 1962 di Indonesia PERANG DINGIN
56
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
3. Indonesia mendukung resolusi Majelis Umum PBB Nomor 194 tentang isu Palestina. 4. Ketika menjabat sebagai ketua GNB, presiden Suharto mengirim utusan Palestina ke Negara-negara Arab untuk terlibat langsung dalam negosiasi kemerdekaan Palestina 5. Presiden Joko Widodo mengecam keras pemindahan Ibu Kota Israel ke Yerusalem. 6. Indonesia membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina
PERANG DINGIN
57
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Gambar 30. Lini masa konflik Palestina Israel (CNNIndonesia.com)
PERANG DINGIN
58
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Daftar Pustaka Akbar, T. H., Subagyo, A., & Oktaviani, J. (2020). Realisme Dalam Kepentingan Nasional Indonesia Melalui Forum Konferensi Asia Afrika (KAA) Dan Gerakan Non Blok (GNB). Dinamika Global: Jurnal Ilmu Hubungan Internasional, 5(01), 123-139. Azra, A., & Abdillah, M. Kebijakan politik luar negeri indonesia (studi diplomasi pemerintahan era reformasi 1998-2018 dalam upaya penyelesaian konflik israel-palestina). Choiruzzad, S. A. B. 2016. ASEAN Di Persimpangan Sejarah: Politik Global, Demokrasi, & Integrasi Ekonomi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Luerdi, Luerdi, & Faruki, Ahmad. (2017). Perang Dingin dan Implikasinya Terhadap Sistem Politik Internasional dalam Tinjauan High Politics. International society, 4 (1), 1–12. Magid, J. (2012). The Marshall Plan. Advances in Historical Studies, 1(01), 1. Murtamadji, M. (2008). Gagalnya Perang antara Amerika dan Unisoviet (PD. III) di Era Perang Dingin Sekalipun Kedua Negara Adidaya Saling Bersaing Persenjataan dan Terlibat dalam Berbagai Konflik Regional di Belahan Bumi. Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 8(1). Perry, Marvin. 2014. Peradaban Barat dari Revolusi Prancis hingga Zaman Global. Yogyakarta: Kreasi Wacana Prasetya, D. M. (2016). Geopolitik Bantuan Luar Negeri Dari Perang Dingin Sampai Globalisasi. Sospol: Jurnal Sosial Politik, 2(1), 16-28. Prasetya, D. M. (2016). Geopolitik Bantuan Luar Negeri Dari Perang Dingin Sampai Globalisasi. Sospol: Jurnal Sosial Politik, 2(1), 16-28. Purmintasari, Y. D. (2013). NATO: Kajian Implementasi Containment Policy Bidang Militer di Eropa (1949-1991). SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 10(2). (Jurnal) Reuveny, R., & Prakash, A. (1999). The Afghanistan war and the breakdown of the Soviet Union. Review of International Studies, 25(4), 693-708. Rezasyah, T. (2019). Peranan Diplomat Indonesia dalam Memperjuangkan Palestina di PBB (Masa Presidency of the UNSC Mei 2019). Jurnal ICMES, 3(2), 122-136. Salamah, L. (2008). Meninjau Kembali Konflik Perang Dingin: Liberalisme vs Komunisme. Media Jurnal Global dan Strategi, 2 (1).
PERANG DINGIN
59
Bahan Ajar Sejarah Peminatan
Satris, R. (2019). Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan Jerusalem Sebagai Ibu Kota Israel. POLITEA Jurnal Pemikiran Politik Islam, II (2), 161-170. Setiawati, D. S. (2017). Dilemma Indonesia Dan Hambatan Asean Untuk Menjalankan Peranan Dalam Penyelesaian Konflik Timur Tengah. Jurnal Hukum UII, 1-3. Utama, Wildan Sena. 2017. Konferensi Asia Afrika: Asal Usul Intelektual dan Warisannya bagi Gerakan Global Antiimperialisme. Serpong: Marjin Kiri. UTOMO, T. C. U. T. C. (2013). Pengawasan Senjata Internasional Dan Pengurangan Kekerasan. Politika: Jurnal Ilmu Politik Undip, 2(1), 66-75. Wuryanto, D. D., & Alianingrum, S. (2017) Indonesia Sebagai Tuan Rumah KTT Gerakan Non Blok X Tahun 1992. Avatara: e-Jurnal Sejarah Pendidikan, 5, 289-97.
PERANG DINGIN
60