Budi suseno (2134021245) - E-Modul Perilaku Organisasi Flipbook PDF


107 downloads 121 Views 522KB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

i

Modul Perilaku Organisasi 2023

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya dan meluangkan waktu kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan Makalah “Dasar-Dasar Perilaku Individu, Sikap, Kepuasan Kerja dan Nilai serta Persepsi dan Kepribadian" sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh tentang sebuah manajemen pada suatu individu, kelompok dan juga efektivitas dalam organisasi. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal penulis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca memberikan saran dan kritik guna mengkoreksi kesalahan dan lebih baik lagi untuk kedepannya.

Bekasi, 6 April 2023

Penulis

Universitas Krisnadwipayana | KATA PENGANTAR

i

Modul Perilaku Organisasi

2023

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii FONDASI PERILAKU INDIVIDU ........................................................................... 1 SIKAP DAN KEPUASAN KERJA ............................................................................ 4 A. Komponen Dalam Membangun Sikap ......................................................... 4 B. Faktor-Faktor Pembentuk Sikap .................................................................. 6 C. Kepuasan Kerja ............................................................................................ 7 D. Faktor – Faktor Kepuasan Kerja .................................................................. 8 E. Cara Meningkatkan Kepuasan Kerja ......................................................... 10 F.

Respon Ketidakpuasan Kerja ..................................................................... 11

NILAI DALAM PERILAKU INDIVIDU .............................................................. 12 A. Pengertian Nilai .......................................................................................... 12 B. Nilai – Nilai Lintas Budaya........................................................................ 14 C. Pentingnya Nilai Organisasi....................................................................... 14 D. Perubahan Nilai Organisasi ........................................................................ 15 PERSEPSI...................................................................................................................... 18 A. Pengertian Persepsi .................................................................................... 18 B. Faktor yang mempengaruhi persepsi ......................................................... 18 C. Proses Persepsi ........................................................................................... 19 D. Teori Ambisi .............................................................................................. 19 E. Menilai orang ............................................................................................. 20 KEPRIBADIAN............................................................................................................ 22 A. Pengertian Kepribadian .............................................................................. 22 B. Ciri-Ciri Kepribadian ................................................................................. 22 C. Faktor Penentu Kepribadian ....................................................................... 23

Universitas Krisnadwipayana |

ii

Modul Perilaku Organisasi

2023

KESIMPULAN ............................................................................................................. 24 CONTOH SOAL 1 ....................................................................................................... 25 CONTOH SOAL 2 ....................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 29

Universitas Krisnadwipayana |

iii

Modul Perilaku Organisasi 2023

FONDASI PERILAKU INDIVIDU

Manusia adalah makhluk yang unik. Setiap individu berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan ini akan menyebabkan individu-individupun berperilaku tidak seragam. Mungkin seorang individu akan berperilaku menyebalkan sementara individu yang lain berperilaku ramah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seorang individu, terutama perilaku individu di dalamsebuah organisasi : 1. Karakteristik biografi (biographical characteristic). Karakteristik biografi adalah karakter-karakter personal yang melekat di diri seorang individu seperti usia, gender, dan status pernikahan. 2. Kemampuan (ability). Kemampuan adalah kapasitas yang dimiliki oleh seorang individu untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, terdiri dari memampuan intelektual (IQ) dan kemampuan fisik. 3. Pembelajaran (learning). Perilaku individu tidak muncul secara tiba-tiba. Seorang bayi tidak langsung tahu cara melakukan sesuatu tanpa diajari terlebih dahulu oleh orang tuanya. Oleh sebab itu, pembelajaran kemudian menjadi salah satu faktor yang menentukan perilaku seorang individu. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang proses pembelajaran. Teori pertama adalah teori classical conditioning. Teori ini menjelaskan bahwa seseorang akan memberikan tanggapan terhadap sebuah stimulus tertentu karena belajar, padahal sebelumnya individu tersebut tidak memberikan respon apa-apa terhadap stimulus tersebut. Respon terhadap stimulus timbul karena individu dikondisikan untuk bereaksi dengan pembiasaan secara terus menerus. Pengkondisian klasik pada hakikatnya, mempelajari respon terkondisi yang Universitas Krisnadwipayana |

1

Modul Perilaku Organisasi

2023

melibatkan pembinaan ikatan antara rangsangan tak tekondisi, dengan menggunakan rangsangan berpasangan yang satu memaksa dan yang lain berpasangan, rangsangan netral menjadi rangsangan terkondisi dan yang lain meneruskan rangsangan-rangsangan tak terkondisi. Teori operant conditioning menjelaskan bahwa individu akan berperilaku dengan mempertimbangkan akibat-akibat yang akan ditimbulkan apabila perilaku tersebut ditampilkan oleh individu. Pada teori ini pembelajaran dihubungkan dengan keinginan untuk memperoleh sesuatu sebagai konsekuensi dari setiap tindakan. Seseorang berperilaku tertentu untuk menuju pada perolehan ganjaran (reward)

dan

atau

untuk

menghindari

suatu

hukuman

(punishment).

Pengkondisian operat merupakan tipe pengkondisian perilaku sukarela yang diharapkan untuk mendapatkan hadiah atau mencegah hukuman. Kecenderungan untuk mengurangi perilaku ini dipengaruhi oleh ada tidaknya penguatan yang dihadirkan oleh konsekuensi-konsekuensi perilaku tersebut. Oleh karena itu penguatan perilaku tertentu akan meningkatkan perilaku itu untuk diulangi. Hadiah akan lebih efektif jika segera diberikan menyusul respon yang diinginkan, disamping itu, perilaku yang tidak diberikan penghargaan akan lebih kecil kemungkinan untuk diulang. Teori pembelajaran sosial (social learning) menjelaskan bahwa seorang individu akan mempelajari akan mempelajari perilaku orang lain untuk kemudian dia tiru. Individu belajar melalui pengamatan dan pengalaman langsung. Di sini faktor-faktor lingkungan sangat kuat mempengaruhi perilaku individu. Teori pembelajaran sosial, dimana manusia dapat belajar melalui pengamatana dan pengalaman langsung. Pengaruh model ini merupakan inti dari pembelajaran sosial, dalam pembelajaran sosial ditemukan empat model proses yang mempengaruhi individu dalam menentukan keberhasilan program yaitu: 1. Proses perhatian Orang akan belajar dari model tertentu jika hanya untuk mengenali dan menaruh perhatian pada pitur penting yang menentukan, kita sangat terpengaruh oleh model-model yang menarik, muncul berulang-ulang yang serupa menurut pikiran. 2. Proses retensi Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

2

Modul Perilaku Organisasi

2023

Pengaruh model tertentu akan berpengaruh pada bertapa baiknya individu mengingat tindakan model itu setelah model itu tidak ada lagi. 3. Proses repreduksi motor Setelah seseorang melihat perilaku baru dengan mengganti model itu, pengamatan itu akan berubah menjadi perbuatan, maka proses ini akan memperlihatkan bahwa individu itu akan memperlihatkan model itu. 4. Proses penguatan Individu-individu akan termotivasi untuk memperlihatkan perilaku model tertentu jika disediakan rangsangan tertentu atau mendapatkan hadiah. Perilaku yang dikuatkan melalui mekanisme positif akan lebih banyak mendapatkan perhatian, dipelajari lebih baik, danlebih sering dilakukan.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

3

Modul Perilaku Organisasi

2023

SIKAP DAN KEPUASAN KERJA

Sikap atau attitude diartikan sebagai pernyataan evaluatif atau penilaian terhadap suatu objek, orang atau peristiwa. Sikap (attitude) berbeda dari perilaku (behaviour). Sikap masih berupa penilaian abstrak. Penilaian tersebut menjadi kongkrit dalam perilaku. Misal kita mempunyai sikap bahwa korupsi itu tidak baik, penilaian kita tersebut menjadi nyata ketika kita mewujudkan sikap tersebut de dalam perilaku tidak melakukan korupsi. A. Komponen Dalam Membangun Sikap Robbins dan Judge (2008) mengungkapkan ada tiga komponen yang membangun sikap atau attitude yaitu : a. Komponen kognitif (cognitive component), komponen ini merupakan komponen inti dari sikap (attitude) yang berupa penjelasan atau kepercayaan (belief) tentang suatu hal. b. Komponen afektif (affective component), merupakan komponen sikap (attitude)

yang

bersifat

emosional

atau

bagaimana

seseroang

merasakansesuatu hal. Seperti apakah ia merasa senang atau merasa tidak senang. c. Komponen

Perilaku

(behavioral

component),

yaitu

intensi

yang

berperilaku tertentu terhadap seseorang atau suatu hal yang didasarkan pada keyakinan (kognitif) dan perasaan (affektif) yang dimiliki individu terhadap seseorang atau suatu hal tersebut. Tiga komponen sikap tersebut memberikan pemahaman bahwa sikap individu

dibentuk

oleh

kognisi

dalam

menggunakan

rasio

yang

dikombinasikan dengan kekuatan emosi yang akan mendorong seseorang

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

4

Modul Perilaku Organisasi

2023

individu untuk menunjukkan perilaku tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap bisa menjadi prediktor bagi perilaku. Kita bisa memprediksi kirakira perilaku apa yang akan ditunjukkan oleh seorang individu dengan mengetahui sikap yang dianutnya. Tetapi ada kalanya, muncul ketidaksesuaian antara sikap yang dianut dan perilaku yang ditampilkan, sehingga menimbulkan kondisi yang disebut sebagai cognitive dissonance. Cognitive dissonance adalah suatu kondisi ketika terjadi ketidaksamaan antara sikap dan perilaku. Artinya perilaku yang ditampilkan individu tidak sesuai dengan sikap yang dianutnya. Akibatnya muncul kegelisahan di dalam diri individu. Untuk perilakunya agar sesuai dengan sikapnya atau mengubah sikapnya agar sesuai dengan perilakunya. Tetapi ada kalanya sikap baru tercipta setelah kita menampilkan perilaku tertentu. Di sini perilaku mucul terlebih dahulu baru kemudian sikap yang digunakan sebagai pengesahan terhadap perilaku yang telah dilakukan. Misalkan, seorang mahasiswa berbuat curang dengan berperilaku mencontek ketika ujian karena tidak belajar, perilakunya tersebut kemudian disahkan oleh sikap yang muncul belakangan, misalnya mencontek karena kepepet bukan perbuatan yang tercela. Kondisi ini disebut sebagai self percetion theory yaitu sikap (attitud) digunakan justru untuk menjustifikasi perilaku (behaviour) yang telah dilakukan. Di dalam perilaku organisasi, terdapat tiga jenis sikap yang sering dipelajari dan diteliti, yiaut kepuasan kerja (job satisfaction), yang merujuk pada sikap seseorang terhadap pekerjaannya, keterlibatan kerja (job involvement) yang merupakan ukuran sejauh mana seseorang secara psikologis memihak pekerjaannya dan menggunakan pekerjaannya sebagai ukuran harga diri, dan komitmen organisasi (organizational commitment) yang merupakan sikap sejauh mana seorang individu berniat memelihara keanggotaan di dalam sebuah organisasi.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

5

Modul Perilaku Organisasi

2023

B. Faktor-Faktor Pembentuk Sikap Sikap manusia tidak terbentuk sejak manusia dilahirkan. Sikap manusia terbentuk melalui proses sosial yang terjadi selama hidupnya, dimana individu mendapatkan informasi dan pengalaman. Proses tersebut dapat berlangsung di dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Saat terjadi proses sosial terjadi hubungan timbal balik antara individu dan sekitarnya. Adanya interaksi dan hubungan tersebut kemudian membentuk pola sikap individu dengan sekitarnya. Saifudin Azwar (2010: 31-38) menguraikan faktor pembentuk sikap yaitu: pengalaman yang kuat, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media masa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional. Sarlito dan Eko (2009: 152154) juga menjelaskan mengenai pembentukan sikap, yaitu: 1. Pengondisian klasik, proses pembentukan ini terjadi ketika suatu stimulus atau rangsangan selalu diikuti oleh stimulus yang lain, sehingga rangsangan yang pertama akan menjadi isyarat bagi rangsangan yang kedua. 2. Pengondisian instrumental, yaitu apabila proses belajar yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan maka perilaku tersebut akan diulang kembali, namun sebaliknya apabila perilaku mendatangkan hasil yang buruk maka perilaku tersebut akan dihindari. 3. Belajar melalui pengamatan atau observasi. Proses belajar ini berlangsung dengan cara mengamati orang lain, kemudian dilakukan kegiatan serupa. 4. Perbandingan sosial, yaitu membandingkan orang lain untuk mengecek pandangan kita terhadap suatu hal tersebut benar atau salah. Pembentukan sikap seorang individu juga dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan sekitarnya melalui proses yang kompleks. Gerungan (2004: 166-173) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seorang individu yang berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal pembentuk sikap adalah pemilihan terhadap objek yang akan disikapi oleh individu, tidak semua objek yang ada disekitarnya itu disikapi. Objek yang disikapi secara mendalam adalah objek yang sudah melekat dalam diri

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

6

Modul Perilaku Organisasi

2023

individu. Individu sebelumnya sudah mendapatkan informasi dan pengalaman mengenai objek, atau objek tersebut merupakan sesuatu yang dibutuhkan, diinginkan atau disenangi oleh individu kemudian hal tersebut dapat menentukan sikap yang muncul, positif maupun negatif. Faktor eksternal mencakup dua pokok yang membentuk sikap manusia, yaitu: 1) Interaksi kelompok, pada saat individu berada dalam suatu kelompok pasti akan terjadi interaksi. Masing-masing individu dalam kelompok tersebut mempunyai karakteristik perilaku. Berbagai perbedaan tersebut kemudian memberikan informasi, atau keteladanan yang diikuti sehingga membentuk sikap. 2) Komunikasi, melalui komunikasi akan memberikan informasi. Informasi dapat memeberikan sugesti, motivasi dan kepercayaan. Informasi yang cenderung diarahkan negatif akan membentuk sikap yang negatif, sedangkan informasi yang memotivasi dan menyenangkan akan menimbulkan perubahan atau pembentukan sikap positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa pengalaman pribadi dan keadaan emosional. Pengalaman terhadap suatu objek yang memberikan kesan menyenangkan atau baik akan membentuk sikap yang positif, pengalaman yang kurang menyenangkan akan membentuk sikap negatif. Sedangkan faktor emosional, lebih pada kondisi secara psikologis seorang individu, perasaan tertarik, senang, dan perasaan membutuhkan akan membentuk sikap positif, sedangkan perasaan benci, acuh, dan tidak percaya akan membentuk sikap negatif. Sedangkan faktor eksternal pembentuk sikap, mencakup pengaruh komunikasi,

interaksi

kelompok, dan pengaruh

kebudayaan

C. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja atau job satisfaction sendiri diartikan sebagai sikap (attitude) individu terhadap pekerjaannya. Seseorang yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi akan memiliki sikap (attitude) yang positif terhadap pekerjaannya. Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak puas (kepuasan kerjanya rendah) akan memiliki sikap yang negatif terhadap pekerjaannya. Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

7

Modul Perilaku Organisasi

2023

Kepuasan kerja seseorang biasanya diukkur dengan menggunakan pendekatan summation score. Pendekatan ini mencoba mengukur kepuasan kerja seorang individu dilihat dari enam elemen kunci pekerjaan yaitu : pekerjaan saat ini (nature of curren job), atasan atau penyelia (supervisor), teman sekerja ( co workers), gaji yang diperoleh, kesempatan promosi dan pekerjaan secara umum. Individu diminta merespon keenam hal tersebut apakah ia merasa puas (satisfied) ataukah merasa tidak puas (dissatistied) terhadapnya. Responrespon tersebut kemudian dijumlahkan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja secara keseluruhan. Kepuasan kerja ini, menurut Robbins memiliki pengaruh dan dampakdampak terhadap tingkat produktivitas, tingkat absensi dan tingkat turnover. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa organisasi dengan karyawan yang merasa puas akan lebih efektif dibandingkan dengan organisasi di mana karyawannya memiliki kepuasan kerja yang rendah. Begitu pula dengan tingkat absensi, pekerja yang memiliki kepuasan kerja yang rendah akan memiliki tingkat absensi yang tinggi dibandingkan dengan pekerja yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Selain itu kepuasan kerja juga memberikan dampak terhadap tingkat turnover meskipun pengaruh ini hanya berlaku bagi pekerja dengan kinerja yang rendah (poor performance) dan tidak terlalu memberikan dampak terhadap pekerja dengan kinerja yang bagus (superior performance). D. Faktor – Faktor Kepuasan Kerja Kepuasan kerja terkait dengan psikologi seorang karyawan. Karyawan yang bahagia dan puas di suatu pekerjaan selalu termotivasi untuk berkontribusi lebih banyak. Di sisi lain, karyawan yang tidak puas akan menjadi lesu, melakukan kesalahan dan menjadi beban bagi perusahaan. Elemen dan faktor yang berkontribusi terhadap kepuasan kerja ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Salah satu faktor terbesar dari kepuasan kerja adalah Kompensasi dan Kondisi kerja : kompensasi dan tunjangan yang diberikan oleh perusahaan Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

8

Modul Perilaku Organisasi

2023

kepada seorang karyawan. Seorang karyawan dengan gaji yang baik, insentif, bonus, perawatan kesehatan dan lain-lainya akan lebih bahagia dan puas dengan pekerjaannya dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dengan fasilitas yang sama. Lingkungan tempat kerja yang sehat juga menambah nilai bagi seorang karyawan. 2. Keseimbangan kehidupan kerja : Setiap individu ingin memiliki tempat kerja yang baik serta pekerjaan yang dapat memungkinkan mereka menyisakan waktu yang cukup bersama keluarga dan teman. Kepuasan kerja bagi karyawan sering kali juga disebabkan oleh kebijakan keseimbangan hidup dan kerja (work life balance) yang baik, yang memastikan bahwa karyawan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga di samping melakukan pekerjaannya. Dengan keseimbangan hidup dan kerja yang baik, kualitas hidup karyawan dapat ditingkatkan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja seorang karyawan. 3. Dihormati dan Diakui (Respect & Recognition) : Setiap individu menghargai dan merasa termotivasi jika mereka dihormati di tempat kerja mereka. Seorang karyawan tentunya akan semakin termotivasi apabila diberikan penghargaan atas kerja kerasnya. Karenanya, pengakuan merupakan salah satu faktor kepuasan kerja. 4. Keamanan kerja : Jika seorang karyawan yakin bahwa perusahaan akan berusaha mempertahankan mereka meskipun dalam kondisi pasar sedang bergejolak, itu akan memberi kepercayaan yang sangat besar. Keamanan kerja adalah salah satu alasan utama kepuasan kerja bagi karyawan. 5. Tantangan : Aktivitas kerja yang monoton dapat menyebabkan karyawan tidak puas. Oleh karena itu, hal-hal seperti rotasi pekerjaan, memberikan kesempatan untuk bekerja di proyek baru dan lain sebagainya dapat membantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan juga. 6. Pertumbuhan Karir : Karyawan juga selalu berharap dan berusaha untuk mendapatkan pertumbuhan karir yang dapat membawa mereka ke tingkatan ke lebih tinggi. Oleh karena itu, jika sebuah perusahaan memberikan peran pekerjaan yang lebih baru, tentunya juga akan

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

9

Modul Perilaku Organisasi

2023

meningkatkan kepuasan kerja karena karyawan tersebut tahu bahwa mereka akan mendapatkan kesempatan untuk peningkatan dalam karirnya.

E. Cara Meningkatkan Kepuasan Kerja 1. Memberikan Jadwal dan Peraturan yang Fleksibel

Saat ini, perusahaan memberikan lebih banyak otonomi kepada karyawannya untuk menentukan jadwal kerja mereka sendiri, dan hal ini ternyata berdampak positif pada kepuasan karyawan. Karyawan merasa lebih senang karena memiliki kontrol lebih atas jadwal

mereka

dan

apabila

perusahaan

memberikan

kebebasan

berekspresi, seperti menata meja kerja mereka sesuai dengan yang mereka mau, maka kontribusi karyawan kepada karyawan akan meningkat. 2. Mempermudah Sosialisasi antar Karyawan

Sosialisasi adalah hal yang penting untuk dilakukan oleh semua orang agar mengurangi stres, dan hal tersebut semakin penting dalam lingkungan kerja. Perusahaan yang memberikan ruang dan peluang bagi karyawannya untuk berkomunikasi akan membantu meringankan tingkat stres. Acara kantor yang informal seperti liburan bersama dan ruangan kerja yang terbuka akan sangat membantu karyawan untuk bersosialisasi. 3. Menjabarkan Pekerjaan dan Target Sesuai dengan Keterampilan

Sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan berjalannya bisnis. Namun, tentunya perusahaan tetap membutuhkan sekelompok karyawan untuk berkontribusi di bidangnya masing-masing. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan harus dapat memberikan tugas dan target kepada setiap karyawan yang sesuai dengan keterampilannya agar pekerjaan dapat berjalan lancar. 4. Pemberian Hadiah atau Penghargaan saat Karyawan Mencapai Target

Saat karyawan mencapai atau bahkan melebih target yang ditentukan di awal, sebaiknya perusahaan memberikan penghargaan terhadap kontribusinya. Tindakan ini akan membantu untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Perusahaan dapat menggelar acara untuk

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

10

Modul Perilaku Organisasi

2023

menyelamati karyawan atau memberikan hal sederhana seperti hari cuti tambahan.

F. Respon Ketidakpuasan Kerja Terdapat beberapa respon yang diberikan oleh individu apabila ia merasakan ketidakpuasan di tempat kerjanya, yaitu: 1. Individu memutuskan untuk keluar dari organisasi (exit) 2. Mencoba memperbaiki keadaan di dalam organisasi (voice) 3. Secara pasif menunggu perubahan kondisi organisasi (loyalty) 4. Mengabaikan kondisi yang ada di dalam organisasi (neglect)

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

11

Modul Perilaku Organisasi

2023

NILAI DALAM PERILAKU INDIVIDU

A. Pengertian Nilai Nilai (values) merupakan suatu tuntunan atau pedoman yang mendasari bagaimana seseorang atau suatu organisasi berpikir, mengambil keputusan, bersikap, dan bertindak. Perbedaan nilai yang dimiliki oleh dua orang yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula diantara dua orang tersebut, meskipun mereka berada dalam lingkungan yang sama. Sebagai contoh, seorang manajer pemasaran memberi tugas pada dua orang stafnya untuk

meningkatkan penjualan. Manajer tersebut

tidak memberikan

keterangan tentang reward apa yang akan diberikan bila target penjualan tercapai. Staf pertama bersikap tenang-tenang saja, tidak langsung bergerak, atau berpikir langkah apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan, karena ia belum tahu keuntungan apa yang akan diberikan oleh perusahaan kepadanya jika target tercapai. Baginya jika reward belum jelas, untuk apa bersusah payah memenuhi target, karena toh ia sudah mendapat gaji tetap meskipun target penjualan tidak tercapai. Berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh staf yang kedua, ia langsung berpikir, menentukan langkah apa yang diperkirakan dapat mencapai target, serta bertindak secepat mungkin. Staf ke dua berpikir sebagai seorang karyawan ia harus menunjukkan bahwa ia mampu melakukan apa yang ditugaskan padanya dengan baik dan menghasilkan hasil yang memuaskan. Perbedaan sikap dari dua karyawan tersebut di atas adalah karena adanya perbedaan nilai-nilai yang dimiliki keduanya. Nilai merupakan gambaran dialog yang selalu terjadi dalam diri kita yang menentukan apa yang penting dan apa yang tidak penting untuk dilakukan. Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

12

Modul Perilaku Organisasi

2023

Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Apa yang benar dan apa yang salah. Nilai merupakan dasar yang terdalam, acuan, dan motor penggerak motivasi, sikap dan tindakan. Nilai tidak bisa dipalsukan, karena apa yang dipikirkan, dilakukan, dan disikapi akan terlihat dengan jelas merupakan refleksi dari nilai-nilai yang dianut seseorang. Nilai-nilai yang dianut dan dijalankan oleh karyawan dalam organisasi inilah yang merupakan faktor penentu bagaimana organisasi tersebut secara kolektif memiliki kualitas, kapasitas, dan kapabilitas dalam membuat keputusan, perilaku dan tindakan organisasi. Nilai organisasi bukan nilai yang tertulis dalam pedoman organisasi, karena sering nilai-nilai ini adalah rekomendasi dari konsultan. Nilai organisasi adalah apa secara aktual memang menjadi praktek dari organisasi tersebut.

Apa yang

disaksikan, diyakini,

dipercaya, dilakukan

dan

dipraktekkan oleh para karyawan di organisasi ini merupakan nilai riil (nyata). Banyak organisasi besar yang menyewa konsultan untuk membuat cetak biru organisasi, memasang competency based organization, melakukan program pelatihan karyawan, serta memasang sistem teknologi informasi yang baru. Investasi yang cukup besar ini tanpa diikuti oleh perubahan nilai-nilai yang mendasari keyakinan, kepercayan,

sikap para karyawannya, akan sulit

untuk mewujudkan sikap yang diharapkan. Nilai mencerminkan perilaku dasar bahwa bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara peribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebalikan. Nilai sangat penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta memahami persepsi kita, individu memasuki organisasi berdasarkan yang dikonsefkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya. Milton Rokeatch menciptakan nilai Rokeach (RVS) yang merupakan nilai terminal dan instrumental. Nilai terminal merupakan bentuk akhir keberadaan yang sasarannya sangat diinginkan untuk dicapai seseorang dalam hidupnya. Sedangkan, nilai instrumental adalah bentuk perilaku atau upaya-upaya pencapaian nilai-nilai terminal yang lebih disukai oleh orang tertentu.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

13

Modul Perilaku Organisasi

2023

B. Nilai – Nilai Lintas Budaya Perbedaan kultur telah menjadi isu yang penting dalam organisasi kerja saat ini. Untuk mengukur budaya dapat digunakan pendekatan yang dilakukan oleh Geert Hofstede menggunakan instrumen yang disebut Value Survey Module (VSM). Berdasarkan studinya yang dilakukan terhadap 116.000 karyawan perusahaan komputer IBM di 40 negara pada tahun 1960an, ditemukan terdapat lima nilai-nilai dimensi budaya yang berbeda yaitu: 1. Jarak kekuasaan (Power distance) yaitu tingkatan seseorang mengakui

bahwa distrbusi/pembagian kekuasaan dalam organisasi dan institusi tidak sama; 2. Individualisme

vs Kolektivisme. Individualisme adalah tingkatan

kecenderungan seseorang memilih bertindak sebagai individu dibanding sebagai anggota kelompok, sedangkan Kolektivisme kebalikan dari Individuaslime; 3. Kuantitas hidup vs Kualitas hidup. Kuantitas hidup merupakan nilai-nilai

hidup yang mengutamakan ketegasan, kepemilikan uang dan materi, serta kemenangan melalui kompetisi. Sedangkan kualitas hidup merupakan nilai-nilai hidup yang mengutamakan hubungan baik, menunjukkan empati, dan berfokus pada mensejahterakan orang lain; 4. Menghidari ketidakpastian, yakni tingkat seseorang lebih menyukai

situasi yang terstruktur dibanding tidak terstruktur; dan 5. Orientasi jangka panjang vs jangka pendek. Orang-orang dengan nilai-

nilai hidup yang berorientasi jangka panjang cenderung melihat masa depan, irit, dan tekun. Sedangkan orientasi jangka pendek lebih respek terhadap tradisi dan berupaya memeuhi kewajiban sosialnya.

C. Pentingnya Nilai Organisasi Masa sekarang, nilai-nilai organisasi (organization values) telah menjadi jauh lebih penting dibanding masa-masa sebelumnya. Hal ini terjadi karena aktivitas bisnis dan perekonomian telah mengalami perubahan yang

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

14

Modul Perilaku Organisasi

2023

signifikan. Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi individu. Individu-individu memasuki organisasi dengan gagasan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan tidak seharusnya. Sistem nilai adalah hirarki yang didasarkan pada pemeringkatan nilai-nilai pribadi berdasarkan intensitas nilai tersebut.

D. Perubahan Nilai Organisasi Perubahan nilai organisasi dapat ditempuh dengan dua jalur, yang keduanya harus dilakukan secara bersamaan karena jika tidak maka perubahan nilai akan mengalami kepincangan dalam prakteknya. Jalur pertama adalah melalui keteladanan nilai-nilai dari para jajaran pimpinannya. Jalur kedua adalah melalui penciptaan sistem organisasi dan teknologi yang akan mengarahkan orang mau tidak mau mengikuti penyesuaian perubahan ke nilainilai baru. Dalam upaya untuk menanamkan nilai-nilai ini perusahaan lalu membuat sistem penilaian kinerja yang bisa mengukur sejauh mana para pimpinan sudah menerapkan nilai-nilai tersebut dalam sikap, tindakan, dan perilaku mereka terhadap karyawannya. Penanaman nilai-nilai organisasi juga efektif bila dilakukan melalui program “value based leadership”. Program ini dilakukan

dengan

menggunakan

pendekatan

pengembangan

karakter

kepemimpinan yang mengadopsi nilai-nilai yang sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Salah satu program yang digunakan untuk penanaman nilai-nilai ini adalah dengan metode “neurolingusitic programming (nlp)”. Metode ini menggunakan pendekatan meditasi dan peninjauan diri secara bertahap yang memungkinkan pimpinan melihat secara jernih apa-apa dalam dirinya yang tidak koheren dan tidak sesuai untuk ‘hidup’ dalam lingkungan organisasinya. Penggunaan metode nlp akan mampu membuat eksekutif lebih jernih dalam berpikir, menjadi lebih terarah dalam membuat keputusan, dan bertindak. Nilai-nilai baru dapat lebih mudah diadopsi, dan dipraktekkan jika perubahan cara pribadi berinteraksi telah dilakukan terlebih dahulu. Dan para

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

15

Modul Perilaku Organisasi

2023

eksekutif menjadi sosok yang lebih tenang dan rileks menghadapi persoalan sehari-hari. Jalur kedua dalam melakukan penanaman nilai-nilai organisasi yang baru adalah melalui sistem organisasi, fasilitas infrastruktur, dan manajemen informasi. Agar suatu organisasi berhasil dalam melakukan inovasi maka jalur informasi pasar yang dimiliki oleh divisi pemasaran dan penjualan harus mengalir secara langsung ke bagian pengembangan produk. Proses informasi akan berjalan manakala setiap bagian dalam organisasi terbiasa untuk berbagi informasi penting dan diantara bagian tidak terjadi saling menyembunyikan informasi untuk dijadikan senjata pamungkas pada debat meeting antar divisi.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

16

Modul Perilaku Organisasi

2023

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

17

Modul Perilaku Organisasi

2023

PERSEPSI

A. Pengertian Persepsi Stephen P. Robbins (2005) mendefinisikan perseps i ; A process by which individuals organize and interpret their sensory impressions in order to give meaning to their environment. Persepsi sebagai suatu proses yang ditempuh individu

untuk

mengorganisasikan

dan

menafsirkan

atau

menginterpretasikan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Kinichi dan Kreitner (2003 : 67) pengertian persepsi sebagai berikut : Perception is a cognitive process that enables us to interpret and understand our surroundings. Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami

oleh

setiap

orang

dalam

memahami

informasi

tentang

lingkungannya. baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan, bahwa persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Seperti pendapat David Krech dalam Thoha (1992) sebagai berikut: The Cognitive map of the individual is not, then a photographic, representation of the physical w orld, it is rather, a partial, personal construction in which certain objects, se/ec/ed oof by the individual manner. Every perceiver is, as it were, to some degrees ‹i non representational artist, painting a picture of the world that expresses his individual ie of reality B. Faktor yang mempengaruhi persepsi Robins (2005) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menafsirkan kesan-kesan indera menjadi suatu persepsi, ada tiga faktor, Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

18

Modul Perilaku Organisasi

2023

yaitu: • Faktor dari karakteristik pribadi atau pemersepsi seperti ; sikap, motif, kepentingan, pengalaman, dan pengharapan (ekspektasi). • Faktor Situasional seperti : Waktu, keadaaan/tempat keja, keadaan sosial • Faktor dalam target seperti ; Hal-hal yang baru, gerakan, bunyi, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan dan kesamaan.

C. Proses Persepsi Gibson ( 1998) menguraikan proses persepsi seseorang diawali dari adanya pengaruh realita organisasi kerja berupa stimuli seperti

sistern

imbalan organisasi, alur kerja dan lainnya yang kemudian akan diproses menjadi persepsi individu melalui tahap observasi yang diterima oleh indera. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seperti: stereolip, selektivitas dan konsep diri, maka berikutnya adalah proses evaluasi dan menerjemahkan kenyaiaan Hasil dari proses persepsi seseorang akan menhasilkan perilaku yang responsif dan bentuk sikap.

D. Teori Ambisi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ambisi adalah suatu keinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti pangkat, kedudukan) atau untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, pengertian secara umum adalah sebuah sebutan untuk seseorang yang memiliki harapan atau keinginan kuat. Ambisi yang positif ini biasanya bertujuan untuk membangun suatu hal lebih baik dan menetapkan tujuannya dengan tepat sehingga apa yang ia lakukan dalam meraih ambisi tersebut lebih jelas, terarah, dan juga lebih positif. Oleh sebab itu bagi seseorang yang memiliki ambisi, sebaiknya melakukan hal positif dan menghindari batas wajar. Meski demikian, bukan berarti tidak memiliki ambisi hidupnya akan berjalan mulus saja, Tanpa adanya ambisi, biasanya banyak orang yang kurang memiliki kualitas hidup karena hidupnya berjalan begitu saja tanpa

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

19

Modul Perilaku Organisasi

2023

tujuan dan tantangan. Hal ini membuat mereka tidak menyadari akan potensi lain yang dimilikinya tetapi tidak pernah diasah. Hal ini karena sejatinya ambisi merupakan suatu dorongan atau keinginan keras seseorang yang sebenarnya dimiliki oleh setiap manusia. Akan tetapi banyak orang yang lupa cara memanfaatkan sikap ambisius tersebut, sehingga mereka lupa jika mereka tidak memiliki tujuan atau ambisi dan tidak menggunakannya sama sekali untuk hal yang baik. Ketika Anda mengenal istilah ambisi, tentu Anda juga mengenal istilah ambisius. Berbeda dengan ambisi, ambisius merupakan makna yang positif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ambisius adalah berkeinginan keras mencapai suatu tujuan, harapan, atau cita-cita. Sikap ambisius ini juga artinya seseorang bisa melakukan suatu hal dengan penuh ambisi. Sehingga pengertiannya tentu berbeda dengan ambisi. Meski demikian, ambisius ini kerap disalahartikan bagi lingkungan sosial orang tersebut karena seringkali merugikan orang lain sehingga orang yang ambisius dibenci. Hal itu terjadi karena orang yang ambisius biasanya akan bekerja keras dan memiliki semangat juang dan semangat kerja yang tinggi untuk meraih atau mencapai tujuan hidupnya dengan cepat, sehingga kadang mereka mengabaikan bagaimana kondisi sekitarnya.

E. Menilai orang Jalan Pintas untuk menilai orang lain sering kali memperbolehkan kita untuk membuat persepsi akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid untuk membuat prediksi 1. Persepsi Selektif (Selective Perception), Kecendrungan untuk secara selektif mengintepretasikan apa yang seorang lihat dalam basis minat, latar belakang, dan sikap seseorang. 2. Efek Halo (Halo Effect), Kecendrungan untuk menggambarkan impresi umum mengenai seorang individu berdasarkan karakteristik tunggal.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

20

Modul Perilaku Organisasi

2023

3. Efek Kontras (Contrast Effect), Evaluasi atas karakteristik seorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru muncul yang berperingkat lebih tinggi atau rendah dalam karakteristik yang sama. 4. Stereotip adalah ketika menilai seseorang berdasarkan persepsi kita atas kelompok asalnya kita sedang melakukan Stereotip.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

21

Modul Perilaku Organisasi

2023

KEPRIBADIAN

A. Pengertian Kepribadian John Milton Yinger mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan dari perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi atau berhubungan dengan serangkaian situasi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya. Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu itu. Istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus. B. Ciri-Ciri Kepribadian Ciri-ciri kepribadian adalah karakteristik-karakteristik seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, dan setia yang diperagakan oleh individu dalam sejumlah situasi. Dengan kata lain ciri kepribadian adalah karakteristikkarakteristik yang bertahan yang memberikan perilaku seorang individu. Pencarian dini ciri-ciri utama dengan identifikasi enam belas faktor kepribadian yang dipandang sebagai ciri primer kepribadian atau yang merupakan sumber perilaku yang umumnya konsta, memungkinkan ramalan dari perilaku seorang individu dalam situasi-situasi khusus, dengan menimbang karakteristik-karakteristik untuk relevansi situasi awalnya. Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

22

Modul Perilaku Organisasi

2023

C. Faktor Penentu Kepribadian 1. Faktor keturunan Keturunan

merujuk

pada

faktor

genetis

individu.

Tinggi

fisik,bentukwajah, gender adalah karakterisitik yang pada umumnya dianggap. Pendekatan keturunanberpendapat bahwa penjelasan pokok mengenai kepribadian seseorang adalah struktur molekuldari gen yang terdapat dalam kromosom. 2. Faktor lingkungan Faktor

lain

yang

memiliki

pengaruh

cukup

besar

terhadappembentukan karakter kita adalah lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan; norma dalamkelurga, teman-teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.Faktor-faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian kita,Pertimbanganpetimbangan

yang

seksama

mengenai

argument-argumen

yang

mendukung faktor keturunanmaupun lingkungan sebagai penentu utama dari kepribadian seseorang mendorong kesimpulanbahwa keudanya adalah penting.

Faktor

keturunan

membekali

kita

dengan

sifat

dan

kemampuanbawaan, tetapi potensi penuh kita ditentukan oleh seberapa baik kita menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

23

Modul Perilaku Organisasi

2023

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku individu dlam organisasi dipengaruhi oleh persepsi, kepribadian, sikap, nilai dan emosi individu tersebut, dimana kita dapat meniai atau menafsirkan perilaku dengam cara mengamati pola kebiasaan dan peraturanperaturaan yang ada. Perilaku setiap individu satu dengan yang lainnya berbeda sehingga diperlukan suatu pendekatan untuk menyatukan individu-individu tersebut agar dapat mencapai tujuan secara bersama-sama.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

24

Modul Perilaku Organisasi

2023

CONTOH SOAL 1 Berikut merupakan pertanyaan beserta jawaban berdasarkan uraian yang telah dijelaskan mengenai “Dasar – Dasar Perilaku Individu, Sikap, Kepuasan Kerja dan Nilai”, yaitu: 1. Apa konsep dari sikap kerja? Jawab: Sikap atau attitude diartikan sebagai pernyataan evaluatif atau penilaian terhadap suatu objek, orang atau peristiwa. Sikap (attitude) berbeda dari perilaku (behaviour). Ketika didalam suatu organisasi, sikap menjadi point utama yang harus dimiliki setiap individu.

2.

Apa konsep dari kepuasan kerja? Jawab: Kepuasan kerja atau job satisfaction sendiri diartikan sebagai sikap (attitude) individu terhadap pekerjaannya. Seseorang yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi akan memiliki sikap (attitude) yang positif terhadap pekerjaannya.

3. Apa konsep dari nilai? Jawab: Nilai (values) merupakan suatu tuntunan atau pedoman yang mendasari bagaimana seseorang atau suatu organisasi berpikir, mengambil keputusan, bersikap, dan bertindak.

4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu! Jawab: Faktor yang dapat memperngaruhi perilaku individu yaitu: •

Karakteristik biografi (biographical characteristic).



Kemampuan (ability).



Pembelajaran (learning)

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

25

Modul Perilaku Organisasi

2023

5. Mengapa nilai sangat penting bagi organisasi? Jawab: nilai-nilai organisasi menjadi jauh lebih penting dibanding masa-masa sebelumnya. Hal ini terjadi karena aktivitas bisnis dan perekonomian telah mengalami perubahan yang signifikan. Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi individu. I

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

26

Modul Perilaku Organisasi

2023

CONTOH SOAL 2 Berikut merupakan pertanyaan beserta jawaban berdasarkan uraian yang telah dijelaskan mengenai “Persepsi dan Kepribadian”, yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan persepsi? Jawab: Persepsi merupakan suatu proses yang ditempuh individu untuk menafsirkan pernyataan mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka.

2. Apa yang dimaksud dengan kepribadian? Jawab: Kepribadian merupakan suatu perpaduan yang utuh antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.

3. Bagaimana persepsi kita terhadap orang lain? Jawab: •

Persepsi Selektif (Selective Perception), Kecendrungan untuk secara selektif mengintepretasikan apa yang seorang lihat dalam basis minat, latar belakang, dan sikap seseorang.



Efek Halo (Halo Effect), Kecendrungan untuk menggambarkan impresi umum mengenai seorang individu berdasarkan karakteristik tunggal.



Efek Kontras (Contrast Effect), Evaluasi atas karakteristik seorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru muncul yang berperingkat lebih tinggi atau rendah dalam karakteristik yang sama.



Stereotip adalah ketika menilai seseorang berdasarkan persepsi kita atas kelompok asalnya kita sedang melakukan Stereotip.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

27

Modul Perilaku Organisasi

2023

4. Jelaskan mengenai teori ambisi menurut pemahaman anda? Jawab: ambisi adalah suatu keinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti pangkat, kedudukan) atau untuk melakukan sesuatu.

5. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi persepsi? Jawab: • Faktor dari karakteristik pribadi atau pemersepsi seperti ; sikap, motif, kepentingan, pengalaman, dan pengharapan (ekspektasi). • Faktor Situasional seperti : Waktu, keadaaan/tempat keja, keadaan sosial • Faktor dalam target seperti ; Hal-hal yang baru, gerakan, bunyi, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan dan kesamaan.

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

28

Modul Perilaku Organisasi

2023

DAFTAR PUSTAKA https://www.dictio.id/t/apa-saja-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pembentukansikap/119189 https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/en/article/884-pengertian-kepuasan-kerjadan-faktor-faktor-yang-mempengaruhimya https://greatdayhr.com/id-id/blog/kepuasan-kerja/ https://deepublishstore.com/blog/ambisi/ https://manajemenmudah.blogspot.com/2016/03/persepsi-orang-membuat-penilaianatas.html Herry Tjahjono “Culture based Leadership”. Kompas Gramedia. 2010 Leksana TH “Nilai-Nilai Dasar Fondasi Organisasi”. www.sscnco.com Dewi Hanggraeni “Perilaku Organisasi (Teori, Kasus, dan Analisis)”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2011

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Ekonomi |

29

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.