BUKU Flipbook PDF


78 downloads 122 Views 5MB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

ALAT MUSIK TRADISIONAL DAERAH DI INDONESIA

SEjARAH ALAT MUSIK “Kata musik/music” berasal dari bahasa Yunani “Mousal” yang berarti Sembilan dewi yang menguasai seni, seni murni, dan seni pengetahuan. Umumnya, musik selalu dikaitkan dengan sejumlah nada yang terbagi dalam jarak tertentu. Dalam istilah masa kini ada dua jarak, yaitu Diatoni dan Pentagonis. Musik

dijadikan

sebagai

media

untuk

mengungkapkan sesuatu dari dalam jiwanya yang tidak

mampu

dibahaskan

melalui

bahasa

konvensional. Seni musik merupakan bagian dari proses kreatif manusia dalam mengolah bunyi – bunyian yang dihasilkan alam. Unsur bunyi alam seperti denting kayu, gesekan bambu, gemericik air, dan rintik hujan diolah ke dalam bentuk instrument musik yang tercipta dari tingkat keterampilan dan pemahaman seniman tentang keselarasan bunyi instrument dengan ritme kehidupan alam lingkungan sekitarnya. Dari situlah berbagai alat musik lahir dan berkembang. Dengan latar belakang penciptaan yang sama, alat musik yang tercipta memiliki banyak kesamaan, baik dari bahan, cara pembuatan, bentuk, dan cara pemakaiannya. Musik terdapat dalam setiap kebudayaan. Musik pada awalnya juga dipergunakan untuk kegiatankegiatan sakral dan upacara-upacara yang berhubungan dengan kepercayaan dan adat. Musik dipergunakan sebagai sarana untuk membangkitkan semangat, menyemarakan suasana, dan mengiringi gerak tari. Hingga pada akhirnya musik berkembang menjadi sebuah bentuk seni pertunjukan dengan sasaran

hiburan

semata.

Sedangkan

pemanfaatnya ada yang menjadikannya demi menghasilkan bunyi-bunyian saja, sebagai tanda tertentu, ataupun sebagai pengiring lagu, syair dan tari. Seiring perkembangan alat musik ini dipraktikan dengan cara ditiup, dipukul, digesek, dan dipetik.

1. NANggROE AcEH DARUSSALAM Serune Kalee Provinsi Aceh memiliki beberapa alat musik tradisional, salah satunya Serune Kalee. Serune Kalee merupakan jenis alat musik tiup yang telah lama berkembang dan digunakan oleh masyarakat Aceh. Nama Serune Kalee berasal dari istilah “serune” yang berarti alat musik tradisional Aceh, serta “kalee” yang merujuk pada daerah Kale di kabupaten Aceh Besar. Serune Kalee adalah terompet khas Aceh dengan dengan struktur bentuk mirip klarinet. Alat musik tradisional Serune Kalee terbuat dari kombinasi bahan kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk pangkal di bagian peniupnya ramping dan semakin melebar seperti corong di bagian ujungnya. Bentuk ini tak hanya membuatnya unik, namun bisa menciptakan ruang resonansi yang cukup. Karena cara memainkannya adalah dengan cara ditiup, maka terdapat tujuh lubang pada tubuh alat musik ini untuk mengatur nada. Pemain Serune Kalee terdiri dari satu orang peniup serune, satu orang pemukul gendang dan tiga orang

pemukul

rapai,

yang

semuanya

mengenakan pakaian adat Aceh. Hingga hari ini, Serune Kalee masih hidup lestari di lingkungan masyarakat Aceh, serta berperan besar dalam ritus-ritus sosial warga Aceh.

2. SUMATERA UTARA A. Gordang Salah satu alat musik Batak Toba, yaitu satu buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem konstan mau pun ritem variable. Instrumen ini sering disebut sebagai bass dari ensambel

gondang

sabagunan.

Gordang terbuat dari kayu yang dilapisi kulit sapi atau kerbau. Biasanya gordang terdiri dari 6 - 9 gendang yang telah disusun. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi musik gondang pada upacara dan acara yang bersifat tradisional, seperti acara perkawinan dan menari secara adat.

B. Garantung Salah satu alat musik Batak Toba, Sumatra Utara yang merupakan pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada. Klasifikasi instrument ini termasuk

ke

dalam

kelompok

xylophone. Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan sebagai pembawa ritem variable pada lagu-lagu tertentu, dimainkan dengan cara mamalu (memukul 5 bilah nada). Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya. Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangankanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritme, yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam memainkan sebuah lagu.

3. SUMATERA SELATAN A. Gendang OKU Burdah adalah alat musik yang banyak digunakan oleh masyarakat di Sumatera Selatan khususnya Ogan Komering Ulu (OKU). Burdah lebih dikenal dengan nama Gendang OKU sebab alat musik ini pertama kali ditemukan dalam budaya masyarakat OKU. Gendang OKU terbuat dari kayu Nangka dan kulit hewan dan dikenal sebagai alat musik ritmis. Alat musik ini sering dimainkan dalam acara – acara adat misalnya pernikahan, Latihan pencak silat dan banyak acara – acara lainnya. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Burdah masih banyak di gunakan oleh warga Sumatera Selatan terutama ketika acara adat dan acara pengajian sebagai pengantar al-barzanzi sebelum ceramah di mulai.

B. Kenong Basemah Alat musik tradisional ini memang sering kita jumpai di ansambel gamelan Jawa.

Kenong

Basemah

memiliki

bentuk yang bagian tengahnya terdapat lingkaran yang menonjol sebagai tempat yang akan dipukul. Sementara, alat pukul yang digunakan menyerupai kayu dengan ujung yang dililit kain. Sehingga ketika dipukul, Kenong Basemah akan menghasilkan suara yang indah tanpa merusak fisiknya. Alat musik ini jugaa berperan sebagai penegas nada, seperti menekankan sebuah lagu yang memiliki lirik lagu yang bermakna dalam.

4. SUMATERA BARAT A. Saluang Saluang adalah alat musik tradisional Khas Minangkabau, Sumatera Barat. Alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat Saluang berasal dari talang atau jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai. Alat ini termasuk dari golongan alat musik

suling,

tetapi

lebih

sederhana pembuatannya hanya dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang Saluang kira – kira 40-60 cm, dengan diameter 3 – 4 cm.

B. Bansi Bansi merupakan jenis alat musik tiup bambu tradisional yang berasal dari Sumatera Barat. Bentuk Bansi secara khusus menyerupai alat musik Saluang, namun ukurannya lebih pendek, yakni sekitar 33,5 hingga 36 cm dengan diameter 2,5 – 3 cm dan memiliki 7 lubang sebagai pengatur suara. Batang Bansi terbuat dari bambu Talang dan bambu Sariak. Ketujuh lubang tersebut diberi jarak antara lubang sekitar 1,5 cm dan diameter 9,9 mm. Alat musik Bansi biasanya dimainkan pada saat perayaan adat masyarakat Minang, seperti upacara adat Minang, pentas seni, dan beberapa pertunjukkan adat Minang lainnya.

5. BENgKULU

A. Dol

Bedug tradisional yang berasal dari provinsi Bengkulu, Indonesia. Dol termasuk dalam alat musik kategori membranofon. Alat musik Dol biasanya dimainkan oleh pria dan dibuat dengan menggunakan bonggol dari pohon kelapa. Dalam pembuatannya, bonggol pohon kelapa

tersebut

dilubangi

tengahnya dan ditutupi dengan kulit lembu atau kulit kambing sebagai selaput penghasil bunyi. Dol memiliki ukuran diameter 70-125 cm dengan tinggi 75-100 cm. Dol selalu dimainkan dalam perayaan tabot di Bengkulu. Dol juga sering digunakan sebagai musik pengiring dalam tari-tarian tradisional di Bengkulu.

B. Gendang Panjang Alat

musik

tradisional

Bengkulu

selanjutnya adalah Gendang Panjang. Alat musik gendang ini memang dibuat seperti Gendang pada umumnya, yaitu dari kulit hewan dan rotan. Gendang Panjang ini memiliki bentuk silindris dengan kepala ganda.

Cara

memainkan

alat

musik

Gendang Panjang ini biasanya secara bersamaan dengan alat musik tradisional Bengkulu lainnya. Gendang panjang biasa dimainkan pada saat perayaan acara adat, seperti pernikahan atau menyambut tamu. Cara pukulan dari pemain Gendang juga ditentukan bagus atau tidak iramanya yang dihasilkan dari kesenian musik ini.

6. RIAU A. Nafiri Alat musik tradisional yang berasal dari provinsi Riau di pulau Sumatra yang bentuknya mirip dengan terompet. Kita dapat melihat permainan alat musik ini bersama dengan

pertunjukkan

merupakan

sebuah

Makyong bentuk

yang

kesenian

tradisional yang saat ini dimainkan dan diwariskan di Provinsi Riau. Selain sebagai alat musik, Nafiri juga digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat melayu terutama untuk memberitahukan tentang bencana dan berita tentang kematian.

B. Gendang Panjang Alat musik tabuh dari Riau, Indonesia. Gendang panjang merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dan umumnya digunakan untuk mengiringi tari tradisional seperti Tari Jepin Pisau. Selain itu, instrumen

gendang

ini

biasanya

digunakan

bersama alat musik lainnya untuk mengiringi lagulagu daerah atau dimainkan untuk menyambut tamu dan pesta pernikahan. Gendang Panjang berbentuk

silinder,

sentimeter.

Bahan

panjangnya utama

kira-kira

pembuatan

53

badan

gendang panjang berasal dari kayu marbau yang sifatnya keras dan tahan lama. Alat musik tradisional ini memiliki ukuran diameter sekitar 15 sentimeter hingga 30 sentimeter.

7. KEpULAUAN RIAU A. Marwas Marwas merupakan salah satu alat musik Kepulauan Riau. Marwas sendiri sejenis dengan gendang, meskipun Marwas memiliki

ukuran

lebih

kecil

dibandingkan dengan gendang biasa. Alat musik khas Kepulauan Riau ini biasa

digunakan

sebagai

pengiring

dalam tarian musik Zapin. Marwas dimainkan untuk menjaga kestabilan intro dan menciptakan harmoni musik. Selain itu, alat musik tradisional Marwas juga berfungsi sebagai roffle ketukan atau mat. Dalam pertunjukan pentas Mak Yong, alat musik Marwas dimainkan sebagai peningkah.

B. Genggong Genggong merupakan sebuah alat musik tradisional Kepulauan Riau yang

berbentuk

tipis

dan

kecil.

Genggong sendiri memiliki beberapa jenis dan dimainkan dengan beragam cara, yakni dengan cara dipetik, ditarik, dan dipukul, Alat musik Genggong terbuat dari pelapah pohon enau yang diambil kulit luarnya yang keras. Saat ini, ada juga yang terbuat dari tembaga dan besi. Alat musik tradisional Genggong diklasifikasikan sebagai golongan idiofon karena sumber bunyi berasal dari batang tubuh alat nusik itu sendiri. Genggong menggunakan rongga sebagai (rongga suara) untuk dapat menghasilkan suara berbentuk dengungan yang khas.

8. jAMBI A. Cangor Salah satu musik idio-kordofon, Alat musik ini akan kita temukan di Jambi, terutama di daerah Sarolangun, Bungo, Merangin, Kerinci, dan Tebo. Matreial atau bahan yang digunakan dalam pembuatan cangor adalah bambu, caranya dipotong-potong dengan 40cm, setelah dipotong-potong, kulit bambu dicungkil dan diberikan bantalan kayu. Cangor dapat dikatakan musik rakyat, sebab alat musik ini sangat identik dengan petani, mereka bisa memainkannya di selasela istirahat. Memainkan cangor terbilang cukup mudah, yaitu hanya dengan dipukul menggunakan dua buah tongkat kecil yang terbuat dari rotan.

B. Kelintang Jolo Alat musik Jambi yang sangat sederhana, hanya terbuat dari belahan kayu dengan ukuran yang berbeda dan disesuaikan. Kayu yang telah dibelah tersebut disusun menggunakan tali menjadi satu, dari ukuran paling pendek hingga paling panjang. Saat Kelintang Jolo dimainkan akan menghasilkan nada yang tidak jauh berbeda dengan Kelintang Cangor, atau bahkan sama yaitu do, re, mi sol dan la. Dalam memainkan Kelintang Jolo dengan cara dijinjing menggunakan tali, lalu kelintang kayunya diposisikan horizontal.

9. LAMpUNg A. Gamolan Pekhing Instrumen musik dari daerah Lampung Barat dengan menggunakan alat musik Gamolan Peking. Gamolan Peking terdiri dari atas delapan lempengan bambu dan memiliki kisaran nada lebih dari satu oktaf. Menurut Margaret J. Kartomi, lempengan bambu tersebut diikat secara bersambung dengan tali rotan yang disusupkan melalui sebuah lubang yang ada di setiap lempengan dan disimpul di bagian teratas lempeng, Pada Gamolan terdapat penyangga yang tergantung bebas di atas wadah kayu, memberikan resonansi ketika lempeng bambunya dipukul sepasang tongkat kayu.

B. Gambus Lunik Alat musik tradisional yang dimainkan sebagai media komunikasi di masyarakat Lampung pada umumnya, terutama pada anak muda-mudi. Selain itu, Gambang Lunik juga berfungsi sebagai media dakwah Islam, Gawi Adat, upacara ritual, hingga media hiburan. perubahan

Seiring dalam

berkembangnya dawai

Gambus

zaman, Lunik

ternyata antara lain senar yang terbuat dari bahan serat nanas, benang, kawat dan nylon. Sementara pada bagian badan Gambus Lunik tersebut dari kulit hewan atau rusa.

10. BANgKA BELITUNg Dambus Dambus adalah alat musik petik khas Kepulauan Bangka Belitung. Alat musik tradisional ini sampai sekarang masih dimainkan. Bentuknya yang mengambil inspirasi dari kepala rusa mencerminkan kedekatan masyarakat Babel dengan alam sekitar. Bentuk ini pula yang menegaskan bahwa alat musik ini merupakan karya asli masyarakat Bangka Belitung. Alat musik ini

identik

bernafaskan

dengan Islam.

nyanyian Dambus

yang

biasanya

dimainkan secara berkelompok ataupun bisa dimainkan hanya dengan satu orang saja, atau sering disebut “surang” atau dalam bahasa Indonesia disebut sendiri. Musik dambus dimainkan dengan diiringi lagu dan tarian khas melayu yang di Bangka Belitung disebut dengan nama Dincak Dambus. Dahulu pada perkembangannya, musik dambus selalu menjadi andalan dalam berbagai kegiatan masyarakat seperti perayaan hari besar agama islam, seperti hari maulid Nabi Muhammad SAW, perayaan isr’a mi’raj, dan juga perayaan hari besar Islam lainnya, juga untuk perayaan pesta perkawinan, pesta adat, dan berbagai kegiatan lainnya yang ada di provinsi kepulauan Bangka Belitung.

11. KALIMANTAN TIMUR

A. Sampek Sampek merupakan alat musik tradisional dari Suku Dayak. Penyebutan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik ini berbeda-beda

dalam

tradisi

masing-

masing sub Suku Dayak yang ada di Kalimantan Timur. Sampek adalah alat musik yang berfungsi untuk menyatakan perasaan, baik perasaan riang gembira, rasa sayang, kerinduan, bahkan rasa duka nestapa. Terdapat ungkapan mengenai sampe yang termuat dalam Tekuak Lawe, sastra lisan yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam tradisi masyarakat Dayak, khususnya Suku Dayak Kanyaan dan Kenyah.

B. Jatung Adau Jatung adau merupakan alat musik membranofon dari Suku Dayak Kenyah yang tinggak di Kalimantan Timur. Alat ini dibuat dari kayu adau yang kuat, liat, dan tidak mudah pecah, membrannya terbuat dari kulit lembu hutan atau kulit kijang yang kemudian diikat dengan menggunakan rotan dan ring pengikat yang disebut serapah. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai pengiri tari Belian, Jimamnugroho, dan Hudoq. Selain sebagai alat pengiring tari, Jatung Adau juga digunakan oleh suku Kenyah untuk sebagai alat komunikasi seperti memberitakan kematian seseorang, tanda terjadinya bencana, serta sebagai pengumuman jika ada anggota suku yang sakit keras.

C. Gambus Gambus

adalah

alat

musik

dari

Kalimantan Timur. Gambus Kalimantan Timur sama seperti alat musik tradisional pada umumnya, yakni alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik. Bahan pembuatan alat musik Gambus berasal dari

bahan

kayu

dengan

bentuk

menyerupai gitar dengan bagian belakang berbentuk cembung seperti setengah buah labu. Bagian belakang Gambus ini diberi tali senar sejumlah Sembilan senar yang kemudian diikatkan pada penampang di bagian ujung gagang dan lubang suara yang terdiri dari tiga buah. Selain berjumlah 9 senar, beberapa Gambus juga diberi senar berjumlah 3 atau paling banyak 12 senar.

12. KALIMANTAN BARAT

A. Antoneng Antoneng adalah alat musik petik sejenis gitar tabung yang terbuat dari bambu dan kulit ari bambu yang dibuat sebagai dawai sebanyak lima buah. Pada bagian tengahnya, terdapat lubang yang berfungsi sebagai ruang resonator. Dalam penggunaannya, Antoneng, biasa digunakan untuk mengiringi lagu – lagu daerah atau sekadar dimainkan di saat santai untuk mengisi waktu luang setelah bekerja di ladang. Dimainkan dengan cara dipetik dan bunyi yang dihasilkan juga tak jauh berbeda dari alat musik Genggong.

B. Tuma Tuma adalah alat musik sejenis gendang panjang yang banyak digunakan di Kalimantan Barat. Alat musik ini terbuat dari kayu dengan panjang hingga 1 meter dan diameter 25 cm sebagai badannya. Sedangkan membran sebagai tempat pukulnya terbuat dari kulit lembu. Sama seperti gendang pada umumnya Tuma dimainkan dengan cara ditepuk menggunakan telapak tangan. Dalam tradisi masyarakat setempat, Tuma biasa dimainkan sebagai pengiring kesenian tari daerah bersama instrument tradisional lainnya.

C. Kohotong Kohotong merupakan alat musik tradisional Kalimantan Barat yang dimainkan dengan cara ditiup. Dimana cara memainkan alat musik ini juga sama seperti cara memainkan alat musik seruling yang berasal dari pulau Jawa. Perbedaan alat musik Kohotong mempunyai ujung yang lebih besar daripada batangnya dan mempunyai bentuk seperti setengah bola. Alat musik Kohotong terbuat dari bahan material kayu. Dimana Kayu yang digunakan juga tidaklah lagu yang sembarangan dan alat musik ini mempunyai 7 lubang yang bisa digunakan sebagai pengatur buntu atau nada.

13. KALIMANTAN TENgAH

A. Katambung Katambung merupakan alat musik perkusi sejenis kendang yang memiliki panjang 75 cm. Alat musik ini biasa digunakan oleh masyarakat Suku Dayak Ngaju yang tinggal di Kalimantan Tengah dan di perkirakan berkembang sebelum abad 10 Masehi. Bentuk alat musik ini tergolong unik karena menyerupai labu silam atau labu air. Katambung digunakan pada upacara besar atau upacara yang berkaitan dengan upacara gawi belom (memotong pantan) dan gawi matey.

B. Japen Japen adalah alat musik tradisional Kalimantan Tengah yang bentuknya menyerupai kecapi, gitar, atau mandolin. Japen adalah hasil akulturasi budaya Suku Dayak dengan pedagang China yang masuk ke tanah Kalimantan Tengah untuk berdagang. Japen terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan empat buah senar. Bagian badan Japen juga dihiasi dengan ornament khas Suku Dayak yang memiliki banyak filosofi. Ketika dawai dipetik, akan menghasilkan nada yang unik namun akan terdengar sedikit mirip dengan musik kebudayaan Tionghoa.

C. Suling Balawung Suling Balawung merupakan alat musik tiup yang banyak digunakan di Kalimantan Tengah khususnya Dayak Ngaju. Suling ini terbuat dari bahan bambu dengan ukuran kecil, memiliki 5 lubang di bagian atas. Dalam kebiasaan suku Dayak di Kalimantan Tengah,

Suling

Balawung

seringkali

dimainkan oleh kaum perempuan. Ada banyak jenis bambu buluh atau sembilu, tetapi bagi Suku Dayak Ngaju bambu yang pas dan terbaik untuk Suling Balawung adalah terbuat dari bambu yang disebut “Tamiang”. Suling Balawung bisa dimainkan sebagai instrument tunggal, bisa untuk pengiring kecapi dan rebab. Digunakan pada saat mengiring Karungut atau Sansana, dan lain-lain.

14. KALIMANTAN SELATAN

A. Musik Panting Musik Panting adalah kesenian musik dari Suku Banjar di Kalimantan Selatan. Alat musik utama dalam musik Panting adalah alat musik petik yang disebut panting.

Panting

terbuat

dari

kayu

nagnka, rengas, laban, kamuning kulit hewan, dan tali senar yang beragam. Bentuknya menyerupai gitar dengan ukuran yang lebih kecil dan ramping tanpa lekukan. Panting dapat dimainkan secara perorangan maupun beberapa orang.

B. Kalampat Kalampat adalah sebuah alat musik tradisional dari Kalimantan Selatan, khususnya pada daerah Labuhan

Kabupaten

Hulu

Sungai

Tengah.

Kalampat sejenis gendang berkepala tunggal. Badan kalampat terbuat dari batang batung atau bambu

tebal

berdiameter

besar.

Kalampat

dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul dari rotan. Kalampat dimainkan dengan agung (gong) sebagai pengiring dalam upacara Bawanang (panen padi), Babalian (bahiaga atau upacara pengobatan yang bersifat magis).

C. Kalang Kupak Kalang Kupak adalah alat musik tradisional Suku Bukit, dari Kalimantan Selatan. Bahan dasar alat musik ini sama dengan kintung yaitu bambu yang jenisnya bambu tamiang, Kalang Kupak terdiri dari 8 ruas bambu yang Ruas-ruas bambu tersebut kemudian disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya menyerupai calung dari Jawa Barat. Kalang Kupak digunakan untuk mengiringi upacara adat Balian, yaitu upacara keselamatan bagi kehidupan masyarakat setempat yang dilaksanakan setiap tahun dan untuk mengiringi tarian adat, seperti tari Gintor.

15. KALIMANTAN UTARA

A. Jatung Utang Pembuatan alat musik Kalimantan Utara ini dibuat dari batangan kayu yang dirangkai satu sama lain dan diikat dengan tali rotan. Setiap lempengan kayu yang disusun tersebut mempunyai nada tersendiri. Apabila alat musik jatung utang dimainkan dalam posisi horizontal dan umumnya posisi pemain berdiri, maka alat musik geng galing dimainkan dengan posisi vertikal dengan posisi pemain dalam keadaan duduk. Biasanya ada dua instrumen yang dimanfaatkan, yang mana salah satu orang memainkan melodi dan yang lainnya berperan sebagai penyeimbang melodi atau instrument.

B. Sluding Sluding adalah alat musik pukul jenis silofon yang bentuknya mirip dengan alat musik gambang di Jawa, hanya saja, bilahnya terbuat dari kayu. Alat musik sluding ini terdiri dari 8 bilah kayu yang menghasilkan suara dengan nada yang berbeda-beda,

bilah-bilah

kayu

ini

ditempatkan di sebuah rak kayu. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan memukul bilah-bilah kayu yang menggunakan sepasang pemukul yang terbuat dari batang kayu, sehingga melibatkan kedua tangan pemain. Dalam tradisi setempat, alat musik ini biasa digunakan sebagai alat musik pendukung pengiring upacara adat dan tarian setempat.

C. Babun Babun merupakan alat musik tradisional Kalimantan Utara yang memilikibentuk dan cara main yang sama persis seperti gendang. Alat musik ini terbuat dari kayu yang dibentuk menjadi tabung yang di tengahnya berongga dan di masingmasing ujung rongga ditutup dengan kulit binatang. Babun sering digunakan untuk mengiringi tari-tarian daerah dan untuk mengiringi acara wayang kulit. Selain untuk mengiringi tari-tarian daerah dan wayang kulit, alat musik ini sering digunakan untuk mengiringi gamelan dan musik panting. Sama halnya dengan drum, babun bisa digunakan untuk mengatur irama pada lagu, jika pada tarian alat musik ini bisa sebagai penentu perubahan gerak dan langkah para penari.

16. DKI jAKARTA A. Sukong Sukong adalah alat musik tradisional Betawi yang menyerupai alat musik rebab yang berasal dari Arab. Terdapat perbedaan utama yaitu pada bentuk yang lebih kecil dan memiliki dua dawai atau senar dibandingkan dengan rebab yang menggunakan satu buah dawai. Sukong terbuat dari kayu sebagai tempat membentangkan dawai dan batok kelapa sebagai tempat resonansi suara. Sukong dimainkan dengan cara digesek menggunakan alat khusus yang berbentuk busur yang terbuat dari batang pohon yang elastis. Rambut yang digunakan untuk menggesek dawai terbuat dari rambut ekor kuda jantan yang berwarna putih keemasan. Alat musik tradisional satu ini biasa dimainkan untuk mengiringi kesenian Betawi seperti ondel – ondel dan lenong.

B. Rebana Ketimpring Rebana Ketimpring merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditepuk menggunakan tangan. Alat musik tradisional Betawi ini terbuat dari kayu yang dilubangi pada bagian tengahnya dan diberi lapisan berupa kulit hewan. Terdapat ketimpring atau kerincingan pada bagian sisi yang terbuat dari logam yang menghasilkan suara atau bunyi yang khas seperti kecrek. Rebana Ketimpring dimainkan dalam grup atau kelompok yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu rebana lima yang berfungsi sebagai komando atau alat musik utama bagi kelompok rebana yang lain.

C. Tehyan Alat musik tradisional Tehyan merupakan alat musik khas Betawi. Alat musik tersebut biasa dimainkan oleh masyarakat keturunan Tionghoa untuk dipadukan dengan kesenian gambang kromong, lenong betawi. Tehyan dimainkan dengan cara digesek menggunakan alat khusus berserat yang telah disisipkan di antara kedua senarnya, sehingga akan menimbulkan bunyi dari suara gesekan tersebut. Alat musik tradisional ini terbuat dari kayu jati, dan memiliki tabung resonansi yang terbuat dari batok kelapa dan dilengkapi oleh dua senar. Dalam memainkan alat musik Tehyan harus disertai dengan perasaan menghayati agar nada yang dihasilkan semakin indah didengarkan. Alat musik tradisional Tehyan sempat populer seiring dengan semakin berkembangnya orkes gambang.

17. BANTEN

A. Dogdog Lojor Dogdog lojor merupakan instrument musik khas dari daerah Banten Selatan. Adapun ‘lojor’ berarti panjang, sesuai bentuknya yang memiliki panjang hampir 1 meter. Alat musik ini terbuat dari kayu ini berbentuk silinder panjang. Bagian tengahnya dibuat berongga, dengan salah satu sisinya ditutup dengan membran dari kulit kambing. Kulit kambing ini direnggangkan dengan cara diikiat dengan seutas tali dari kulit bambu. Tingkat kerenggangan dari kulit kambing ini menentukan

bunyi

yang

dihasilkan.

Instrumen ini menjadi salah satu pengiring dalam ritual adat masyarakat setempat seperti seren taun atau ruwatan. Tabuhan dogdog lojor dibawakan oleh sejumlah pemain secara riang gembira sebagai wujud rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.

B. Pantung Bambu Pantun Bambu adalah alat musik tradisioal khas masyarakat Cilegon yang terbuat dari bambu berdiameter rata-rata 10cm, panjang 80cm, beruas dua dengan lubang di tengah dan berlidah disayat dengan tiga buah senar bernada bernada empat tangga nada. Dalam satu grup pantun bambu dibutuhkan paling sedikit tiga pantun yang terdiri dari pantun melodi gendang tepak, pantun bas gendang dan pantun ritme patingtung. Alat musik Pantun Bambu sekarang ini juga digunakan untuk mengiringi kagu dan tarian.

C. Rampak Bedug Kata Rampak Bedug berasal dari kata rampak atau kompak. Rampak Bedug berfungsi

sebagai

alat

hiburan,

tradisional baik untuk ritual keagamaan atau politik. Rampak Bedug terbuat dari batang kayu besar. Di bagian tengah batang dilubangi, sehingga menyerupai tabung. Kemudian di ujung batangnya ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran. Bila dipukul, bedug akan berbunyi khas. Meski rendah suaranya, tetap dapat didengar hingga jarak lumayan jauh. Rampak Bedug menjadi tradisi ngadu bedug yang biasa dilakukan warga dalam perataan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

18. jAwA BARAT

A. Angklung Angklung adalah alat musik multitonal yang berkembang dari masyarakat Sunda. Tidak ada petunjuk sejak kapan Angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam

kultur

Neolitikum

yang

berkembang di Nusantara sampai awal peninggalan modern, sehingga Angklung merupakan bagian dari relik Pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara. Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (Awiwulung) dan bambu atr (Awitemen) yang jika mengering berwarna kuning keputihan. Tiap nada dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah, tiap tuas bambu dari ukuran kecil hingga besar.

B. Calung Calung adalah alat musik Purwarupa jenis idiofon yang terbuat dari bambu. Alat musik

ini

adalah

musik

tradisional

masyarakat Sunda, yang juga dikenal dengan Angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan. Jenis bambu untuk pembuatan

Calung

kebanyakan

dari

Awiwulung (bambu hitam), tetapi ada pula yang dibuat dari Awitemen (bambu atr, berwarna putih). Pengertian Calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan.

C. Seruling Seruling/Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu. Suara Seruling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik. Seruling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas, atau campuran keduanya, sedangkan Seruling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak. Berarti Seruling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.

19. jAwA TENgAH A. Siter dan Celempung Siter dan Celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Siter dan Celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan),

sebagai

memainkan

cengkok

instrumen yang (pola

melodik

berdasarkan balungan). Baik siter maupun Celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat). Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Siter dan Celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan Siteran, meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain.

B. Demung Demung adalah alat musik tradisional Jawa Tengah yang masih termasuk di dalam keluarga balungan. Dalam pagelaran musik gamelan, biasanya terdapat dua jenis demung, yaitu demung dengan nada pelog dan slendro. Meskipun bentuknya cukup besar, namun demung justru menghasilkan nada oktaf terendah dalam alat musik balungan. Demung biasanya terbuat dari logam kuningan, dan kamu cukup memukulnya dengan alat pemukul khusus untuk memainkannya.

C. Slenthem Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan bila ditabuh. Dalam menabuh Slenthem lebih dibutuhkan naluri atau perasaan si penabuh untuk menghasilkan gema ataupun bentuk dengungan yang baik. Namun untuk keadaan tertentu misalnya demung imbal, maka slenthem dimainkan untuk mengisi kekosongan antara nada balungan yang ditabuh lambat dengan menabuh dua kali lipat ketukan balungan. Atau bisa juga pada kondisi slenthem harus menabuh setengah kali ada balungan karena balungan sedang ditabuh cepat, misalnya ketika gendhing Gangsaran pada adegan perangan.

D. Bonang

Bonang adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam-logam seperti kuningan, perunggu, atau besi. Cara memainkannya, bonang dipukul menggunakan pemukul khusus yang terbuat dari kayu yang dilapisi

dengan

Khususnya

dalam

kain

atau

teknik

karet. tabuhan

pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu instrumeninstrumen lainnya. Pada jenis Gendhing Bonang, Bonang Barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.

20. DAERAH ISTIMEwA yOgyAgKARTA A. Gejog Lesung Alat musik jenis Gejog Lesung merupakan salah satu alat musik tradisional Yogyakarta. Gejog Lesung juga kerap dikenal sebagain sebutan lesung, alu, atau antan, Alat musik tradisional Gejog Lesung termasuk ke dalam alat musik perkusi yang biasa digunakan untuk menumbuk padi menjadi beras secara tradisional. Cara memainkan alat musik jenis ini dengan cara dipukul menggunakan alu atau antan dari bagian atas, samping, tengah, atau tepat di bagian cekung Lesung. Irama musik tersebut saling bersahutan dan membentuk harmoni yang indah. Kesenian Gejog Lesung dahulu muncul karena salah satu bentuk ucapan syukur kepada Dewa Sri atas nikmat dan rezeki yang didapatkan masyarakat setempat.

B. Rinding Gumbeng Rinding Gumbeng adalah salah satu kesenian tradisional khas Gunungkidul dari daerah Dusun Duren, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kesenian ini menjadi cermin kehidupan masyarakat Gunungkidul yang dikenal sederhana, ulet, serta dekat dengan alam. Para penabuh Gumbeng dan peniup Rinding biasanya hanya mengenakan baju dan celana warna hitam dengan ikat kepala dari kain batik dan penyekarnya mengenakan baju kebaya khas petani desa dengan kain luriknya. Dengan penambahan berbagai alat ke dalam kelompok kesenian Rinding Gumbeng, maka saat ini Rinding Gumbeng bisa di gunakan untuk mengiringi musik dangdut, keroncong, dolanan bocah maupun campursari.

C. Krumpyung Krumpyung adalah instrument yang secara khusus merupakan ciri dari musik khas Kulon Progo yang mayoritas terbuat dari unsur bambu. Dalam mengiringi Jathilan musik Krumpyung menjadi dominan, ada beberapa instrumen tambahan yang masuk sebagai

penguat

adegan.

Kesenian

Krumpyung ini berkembang di Kabupaten Kulon

Progo.

Dari

sisi

kualitas,

keberadaan Krumpyung hingga saat ini masih tetap berpegang pada pola tradisi. Namun demikian, upaya untuk melakukan inovasi juga dilakukan sehingga kesenian tersebut tidak terlihat statis.

21. jAwA TIMUR A. Angklung Reog

Angklung

Reog

merupakan alat

musik

tradisional Jawa Timur yang biasanya akan dimainkan dalam pertunjukan seni reog Ponorogo. Alat musik ini juga mempunyai bentuk yang khas, dengan lengkungan rotan yang menarik. Angklung Reog bukan hanya digunakan sebagai pengiring tarian tradisional saja, melainkan juga sudah merambah ke ranah permusikan. Penggunaan angklung reog ini bisa ditemukan dalam berbagai karya musik, seperti Tahu opo tempe oleh Manthous, Bumi Ponorogo oleh Dalang Poer, Kuto reog oleh Paito, Resik endah omber girang dan juga campursari yang masih berkaitan dengan Ponorogo.

B. Terompet Reog Terompet Reog ini dikenal berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Seperti namanya, Terompet Reog adalah sebuah alat musik tradisional Jawa Timur yang dimainkan dengan cara ditiup yang digunakan untuk mengiringi kesenian Reog di Jawa Timur. Terompet Reog digunakan pada kesenian Reog Ponorogo. Terompet Reog terbuat dari kayu dan bambu serta tempurung kelapa, dibunyikan dengan cara ditiup. Bentuk Terompet Reog sangat unik dengan ukuran besar diujung bawah

dan

mengerucut

mengecil

dibagian yang ditiup serta ada sekat yang terbuat dari tempurung kelapa dengan bentuk menyerupai kumis sang peniup Terompet Reog.

C. Angklung Caruk Angklung Caruk merupakan salah satu dari beragam kesenian yang berkembang di Banyuwangi. Biasanya penabuhnya hanya terdiri dari 2 sampai 3 orang saja. Seiring dengan bertambah majunya zaman dan teknologi, masyarakat seakan terlupa akan kesenian khas yang dimilikinya. Salah satunya yaitu kesenian Angklung Caruk yang

merupakan

kesenian

tradisional

warisan nenek moyang kita yang seharusnya kita jaga dan mempertahankannya sebagai ciri khas Banyuwangi. Hal ini merupakan tantangan bagi masyarakat Jawa Timur khususnya Banyuwangi untuk berupaya sedemikian rupa untuk mencegah semakin tenggelamnya kesenian tradisional tersebut.

22. BALI

A. Genggong Alat musik Genggong ini sering disebut sebagai kecapi atau harpa mulut. Dengung di rongga mulutnya bersentuhan dengan senar yang bergetar dan lidah yang lentur. Inilah ciri khas instrumen Genggong Takep ini. Genggong dapat dimainkan secara individu atau kelompok dan suara yang dihasilkan mirip dengan suara jangkrik, suara angin, dan panggilan lebah. Batang bambu kecil ini dihubungkan dengan rangkaian benang di ujung kanan alat musik ini. Selain untuk hiburan, alat musik kayu ini juga merupakan bagian dari ansambel yang mengiringi seni tari rakyat, seperti cerita “Pangeran Kodok”.

B. Gerantang Gerantang adalah alat musik tradisional Bali yang terdiri dari rangkaian bilah bambu. Di Jawa Barat, kita mengenal alat musik Karun yang sangat mirip dengan alat musik

Bali

ini.

Namun

tentunya

keduanya memiliki perbedaan dengan ciri khas masing-masing. Dalam tradisi Bali,

instrumen

Gerantang

biasa

digunakan dalam seni gamelan dan angklung Bali. Bentuknya mirip alat musik Gambang Jawa, hanya saja bilah jaringnya terbuat dari bambu.

C. Rindik Rindik merupakan salah satu alat musik Bali yang dipukul dan terbuat dari bambu. Alat musik tradisional ini memiliki lima nada dasar pada bilah bambunya dan cara memainkannya dengan memukulnya dengan palu khusus. Alat ini sering digunakan sebagai pelengkap resepsi pernikahan dan penyambutan tamu. Angklung tidak dapat dibentuk dengan cara ini tetapi tetap mengeluarkan suara, jadi angklung ini adalah Rindik. Rindik juga dapat digunakan sebagai pengiring acara seperti pernikahan, resepsi dan penyambutan tamu.

23. NUSA TENggARA TIMUR

A. Sasando Sasando merupakan alat musik petik yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sasando berfungsi sebagai pengatur nada yang berbeda-beda pada senar. Wadah daun lontar ini berfungsi

sebagai

ruang

resonator

suara

Sasando. Berdasarkan struktur nada, sasando memiliki dua jenis: Sasando Gong dan Sasando Biola. Dalam tradisi setempat, Sasando biasa digunakan untuk mengiringi nyanyian atau tarian tradisional.

B. Foy Doa

Foy Doa merupakan alat musik tradisional semacam suling yang berasal dari Pulau Flores, atau lebih tepatnya di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Foy Doa biasanya terdiri dari dua buah suling (atau lebih) yang digandeng, dan dalam permainannya dimainkan secara bersama-sama. Biasanya, alat musik ini digunakan oleh anak-anak muda-mudi dalam sebuah permainan tradisional setempat. Nada-nada yang dihasilkan Foy Doa berupa nada-nada tunggal dan nada-nada ganda. Cara memainkan Foy Doa tak jauh berbeda dengan suling, yaitu dengan meniup lembut pada bagian lubang tiup, sementara jari-jari tangan kanan dan kiri menutup lubanglubang nada untuk mengatur nada yang diinginkan.

C. Nuren Nuren merupakan alat musik tradisional yang cukup terkenal di daerah Solor Barat, Nusa Tengara Timur. Oleh masyarakat Sikka Timur, Nuren lebih dikenal dengan sason atau sason nuren. Sason nuren merupakan perwujudan dua buah suling yang dimainkan oleh seorang pemain saja. Orang-orang Solor Barat dahulu percaya bahwa sosok Edoreo memiliki dua kepala, dua mulut, dan dua kepribadian sekaligus yang berkecamuk pada telinga pendengarannya.

24. NUSA TENggARA BARAT

A. Gendang Beleq

Gendang Beleq merupakan alat musik tradisional Nusa Tenggara Barat yang diyakini berasal dari masyarakat Suku Sasak. Alat

musik

Gendang

Beleq

mempunyai ukuran yang jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan ukuran gendang pada umumnya. Biasanya

alat

musik

ini

bisa

dimainkan baik itu di lapangan terbuka atau dimainkan di panggung. Alat musik Gendang Beleq ini dibagi menjadi dua jenis berdasarkan suara yang dihasilkan, yakni ada gendang mama (laki-laki) dan ada gendang nina (perempuan). Alat musik ini biasanya akan dipentaskan dalam berbagai acara seperti pada Maulid Nabi, Lebaran, khitanan, cukur rambut bayi dan juga upacara pernikahan (Nyongkolan).

B. Gong Tawaq – Tawaq Gong Tawaq-Tawaq merupakan alat musik tradisional Nusa Tenggara Barat yang dibuat dengan menggunakan bahan berupa kuningan. Dimana alat musik ini termasuk ke dalam alat musik tradisional dari suku Sasak yang ada di Lombok. Biasanya alat musik ini bisa dimainkan dengan posisi pemain akan duduk atau arak-arakan dan sering juga digunakan sebagai musik pengiring dalam proses pernikahan, khitanan, penyambutan tamu atau hanya sekedar untuk hiburan.

C. Genggong Genggong

merupakan

alat

musik

tradisional Nusa Tenggara Barat yang disebut dengan alat musik harpa mulut. Dimana alat musik Genggong dibuat dengan menggunakan bahan bambu dan juga tali. Genggong mengeluarkan suara yang dihasilkan dari getaran lidah genggong. hal ini disebabkan oleh tarikan tangan dari pemain dan juga beras dari pengaturan nafas pada rongga mulut dan juga sentuhan lidah yang ada pada langitlangit.

25. gORONTALO

A. Polopalo Polopalo berasal dari kata polo-polopalo yang berarti bergetar dengan nyaring. Alat musik Polopalo asal Gorontalo terbuat dari bambu berbunyi nyaring dan yang sudah kering. Bentuknya hampir mirip dengan garpu tala raksasa. Polopalo dimainkan dengan cara dipukul pada bagian lutut. Polopalo juga termasuk kedalam jenis alat musik idiophone yang bisa menghasilkan bunyi dari badannya sendiri. Sehingga jika alat musik Polopalo ini dipukul maka akan menghasilkan bunyi yang berasal dari getaran alat musik tersebut. Untuk dapat memainkan Polopalo sebaiknya pada malam hari saat suasana sedang hening, hal ini dikarenakan ketika memainkannya memerlukan ketenangan.

B. Marwas Marwas atau Marawis Gorontalo merupakan alat musik tradisional Gorontalo yang masih berkaitan dengan Islam. Dimana alat musik marwas ini mempunyai bentuk bulat dan pada setiap sisinya dilapisi dengan menggunakan

kulit

binatang

yang

direntangkan dengan menggunakan bantuan tali pengikat. Alat musik marwas ini termasuk kedalam jenis alat musik pukul, dimana pemain akan memukul atau menepuk alat musik pada bagian membrannya. Alat musik marwas ini juga diyakini sudah menjadi alat musik tradisional Gorontalo yang diadopsi dari kebudayaan timur yang datang secara bersamaan dengan para pedagang di masa dahulu.

C. Ganda Alat musik Ganda Gorontalo merupakan alat musik tradisional Gorontalo berupa alat musik pukul seperti gendang. Mempunyai dua sisi yang dilapisi dengan menggunakan bahan kulit lembu dan juga sebuah batang kayu yang dibuatkan rongga udara

pada

bagian

tengahnya.

Cara

memainkannya pun tidak memerlukan teknik khusus,

dimana

para

pemain

hanya

membutuhkan kelihaian dan juga naluri pada saat memainkannya. Ganda Gorontalo ini juga disebut sebagai instrumen yang wajib ada di setiap berbagai seni pertunjukan yang ada di daerah suku Gorontalo.

26. SULAwESI BARAT

A. Kecapi Mandar Kecapi Mandar merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Barat. Alat musik jenis ini juga dikenal dengan sebutan Kecaping Tobaine ini berasal dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dalam permainannya, Kecapi Mandar biasanya dimainkan untuk mengiringi berupa syair yang terbagi menjadi 3 kategori,

yakni

Tolo

atau

cerita

tentang

kepahlawanan, Tere atau pujian kepada seseorang dan Masala atau syair bergenre religi. Keunikan dari alat musik Kecapi Mandar yakni bagaimana cara memainkannya. Dengan kata lain bahwa Kecapi cenderung dimainkan oleh perempuan yang lebih melengkung.

B. Gonggo Lawe Alat musik tradisional Sulawesi Barat yang terakhir dikenal dengan sebutan Gonggo Lawe. Alat musik tradisional jenis ini merupakan

alat

musik

yang

biasa

dimainkan oleh suku Mandar yang banyak mendiami

Sulawesi

Barat.

Dalam

pembuatannya, alat musik Gonggo Lawe ini dibuat dari bahan pohon aren atau masyarakat Mandar menyebutnya dengan ponna manyang. Dalam proses pembuatannya juga dapat dikatakan cukup sulit, sehingga alat musik jenis Gonggo Lawe ini hanya bisa dibuat oleh para maestro yang sudah ahli dan handal.

C. Calong Calong merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Barat yang terbuat dari buah kelapa. Alat musik Calong ini dapat menghasilkan bunyi semacam marimba, tapi dengan variasi nada yang kuat dan tinggi. Dalam pembuatannya, alat musik tradisional. Meski telah ada alat musik Calong modern, alat musik Calong tradisional masih dipertahankan eksistensinya dan dipatenkan pada nada-nada pentatonisnya. Terlebih lagi Calong masih banyak digemari oleh anak-anak Mandar dan termasuk alat musik yang direkomendasikan oleh pihak pendidikan untuk dipelajari di sekolah. Calong dijadikan sebagai pelajaran kesenian agar siswa sekolah semakin mengenal aset budaya Mandar.

D. Pakkeke Alat musik Sulawesi Barat selanjutnya dikenal dengan sebutan Pakkeke atau Keke. Alat musik jenis ini berasal dari suku Mandar, Sulawesi Barat. Keunikan dari alat musik tradisional Sulawesi Barat ini adalah bentuknya dan bunyi yang dihasilkan khas. Biasanya alat musik

tradisional

Pakkeke

dimainkan

oleh

masyarakat ketika di ladang atau sawah untuk mengisi waktu senggang atau di kala istirahat setelah bekerja. Seiring berkembangnya zaman, kini alat musik Pakkeke juga sering kali dimainkan untuk pertunjukan kesenian yang dikolaborasikan dengan beberapa alat musik tradisional Sulawesi Barat lainnya.

27. SULAwESI TENgAH

A. Santu Santu merupakan alat musik tradisional Sulawesi Tengah yang masih tergolong kedalam jenis alat musik idio-kordofon atau sejenis dengan sitar tabung. Alat musik Santu merupakan alat musik yang dibuat dengan menggunakan bahan bambu. Bagian kulit tengah bambu alat musik akan dilubangi dan digunakan sebagai resonator, dimana nantinya pada saat alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik, maka alat musik bisa mengeluarkan bunyi yang sedikit lebih kencang. Alat musik Santu juga dijadikan sebagai alat komunikasi di kelompok yang bisa menambah keseruan pada saat memainkan permainan tradisional itu sendiri.

B. Tatali Tatali merupakan alat musik tradisional Sulawesi Tengah yang berupa alat musik khas dari Suku To Wana, dimana suku ini sudah diyakini sudah mendiami pulau Sulawesi sejak 8.000 tahun yang lalu dan sekarang mendiami kawasan Pegunungan Tokala,

Sulawesi

Tengah.

Tatali

merupakan alat musik yang hampir mirip dengan

alat

musik

suling.

Tatali

merupakan alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup. Dimana alat tersebut tidak bisa dimainkan oleh sembarang orang, hal ini dikarenakan alat musik Tatali mempunyai panjang mencapai 50 cm dengan diameternya 2 cm. Apabila ingin menghasilkan bunyi yang indah, maka para pemain perlu menggunakan teknik-teknik khusus dalam meniupnya, yakni dengan menggunakan perasaan.

C. Yori Yori merupakan alat musik tradisional Sulawesi Tengah yang dibuat dengan menggunakan berbagai bahan alam, seperti kulit pelepah enau dan juga tali yang dibuat dengan menggunakan kulit kayu. Alat musik Yori biasanya dimainkan pada saat terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari bagi masyarakat yang ada di suku bangsa Kulawi. Tetapi, fungsi utama dari alat musik Yori adalah digunakan sebagai alat untuk menghibur diri sendiri. Sehingga bunyi yang dihasilkan alat musik ini juga tidak cukup keras atau tidak cukup sunyi, yang terpenting adalah suasana sekitar tidak terdengar lebih sunyi. Pembuatan alat musik ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama, hal tersebut tergantung pada bahan yang tersedia. Apabila pembuat alat musik sudah menyiapkan bahan-bahan dengan lengkap, maka proses pembuatan akan semakin cepat. Alat musik ini juga termasuk ke dalam jenis harpa mulut, dimana alat musik memanfaatkan lidah yang digunakan sebagai vibrator, rongga mulut sebagai sebaran resonator, dan tali pada alat musik yang digunakan sebagai pengatur nada.

28. SULAwESI UTARA

A. Kolintang

Kolintang merupakan alat musik tradisional Sulawesi Utara yang berasal dari Minahasa. Alat musik Kolintang dibuat dengan menggunakan bahan kayu lokal Minahasa yang ringan dan disusun secara horizontal. Dimana alat musik Kolintang dimainkan dengan menggunakan 2 atau 3 mallet (tongkat pukul kecil) yang dibuat dari bahan logam, kayu atau menggunakan plastik dengan bagian ujung akar pemukul dilapis dengan menggunakan beludru, kain atau benang. Untuk penggunaan mallet ini tergantung pada nada yang dimainkan. Dimana apabila nada yang dimainkan adalah nada rendah, maka hanya membutuhkan 2 mallet, tetapi apabila nada yang dibutuhkan adalah nada tinggi, maka mallet yang digunakan adalah 3 batang. Adapun cara memainkan alat musik kolintang adalah dengan cara mengetukkan mallet pada kayu yang sudah disusun secara menyamping. Apabila ingin menghasilkan nada tinggi maka pemain harus menggunakan 3 buah mallet dengan cara, masing-masing tangan akan memegang satu mallet, dan mallet sisanya akan diselipkan diantara jari-jari tengah dan juga jari-jari manis.

B. Sasesahang Sasesahang merupakan alat musik tradisional Sulawesi Utara yang mempunyai bentuk mirip dengan garputala berujung runcing dan dibuat dari bahan ruas bambu. Alat musik sasesahang dimainkan

dengan

cara

dipukul

dengan

menggunakan tangan kiri, dimana jari yang ada di tangan kanan akan diletakkan pada lubang yang berfungsi sebagai pengatur nada. Alat musik ini juga membutuhkan alat pemukul berupa tongkat yang dilapisi dengan menggunakan bahan karet. Adapun bunyi yang dihasilkan oleh Sasesahang tidak sama seperti gendang pada umumnya, dimana bunyinya mirip seperti dengungan, tetapi masih terdengar lembut di telinga. Pada umumnya alat musik sasesahang ini dimainkan pada saat ada pertunjukan atau pagelaran seni musik. Dimana dalam pertunjukan tersebut menggunakan 5 atau 6 buah sasesahang dengan nada yang dihasilkan berbeda-beda.

29. SULAwESI TENggARA A. Ladolado Ladolado adalah salah satu alat musik tradisional dari Sulawesi Tenggara. Alat musik yang satu ini memiliki tampilan yang tidak jauh berbeda dengan gambus. Ladolado mempunyai empat buah senar yang dikaitkan ke bagian bawah. Alat musik ini juga mempunyai pemutar kayu yang berada di bagian atas untuk menetapkan tingkat ketegangan senar supaya bisa mengeluarkan nada yang merdu didengar. Cara memainkan ladolado yakki dengan digesek seperti biola. Fungsi alat musik ladolado adalah untuk mengiringi upacara adat, misalnya seperti upaca buton dan posuo. Selain itu, ladolado juga digunakan untuk hiburan bagi masyarakat di Sulawesi Tenggara. Sayangnya, alat musik ini sudah sangat jarang ditemukan di Sulawesi Tenggara seiring dengan perkembangan dunia musik di era globalisasi. Faktor lain yang memicu minimnya pemain alat musik ladolado yaitu karena mayoritas anak muda cenderung lebih tertarik dengan alat musik modern seperti gitar, piano, biola, dan lain-lain. Alat musik ini lebih mudah ditemukan ketika kamu berkunjung ke museum-museum.

B. Kanda Wuta Alat musik tradisonal Sulawesi Tenggara yang ketiga adalah alat musik Kanda Wuta. Alat musik jenis ini merupakan alat musik yang terbuat dari bahan kayu, tanah liat, rotan, dan pelepah sagu. Alat musik tradisional Kanda Wuta ini biasa dimainkan pada saat 3 malam secara berturut-turut, yakni Malemba Mata Omehe dan Tombara Omehe. Malemba adalah tepat malam pertama ketika terbit empat bulan langit. Kemudian Mata Omehe merupakan malam kedua saat terbitnya 15 bulan di langit. Serta Tombara Omehe merupakan malam ketiga ketika terbitnya 16 bulan di langit. Di samping itu, alat musik tradisional Kanda Wuta juga kerap dimainkan pada saat setelah

masa panen, yakni pada masa ini dilakukan upacara dan dilakukan pertunjukan seni berupa tarian Lulo Ngganda yang diiringi dengan alat musik tradisonal Kanda Wuta.

C. Ore-Ore Nggae Alat musik tradisional Sulawesi Tenggara berikutnya dikenal dengan sebutan alat musik Ore-Ore Nggae. Alat musik jenis ini merupakan alat musik yang terbuat dari bahan bambu dan rotan.Apabila diperhatikan secara seksama, bentuk dari alat musik tradisional Ore-Ore Nggae ini seperti sebuah kayu kecil yang berada diantara dawai dan badannya. Alat musik jenis ini juga menyerupai dengan bentuk alat musik Gendang,hanya saja bentuknya yang lebih kecil dibandingkan gendang pada umumnya. Alat musik tradisional Ore-Ore Nggae termasuk alat musik tradisional yang dimainkan dengan membutuhkan peran kedua tangan. Dengan posisi badan seorang pemain duduk dengan alat musik tersebut diposisikan miring di depannya. Teknik permainkan alat musik Ore-Ore Nggae adalah tangan kanan berperan untuk menepak dan memetik alat musik tersebut, sedangkan tangan kiri berperan sebagai penutup lubang tempat sumber suara dihasilkan.Menurut kepercayaan masyarakat setempat, bahwa Ore-Ore Nggae diyakini sebagai ungkapan ekspresi seorang gadis yang ingin mengungkapkan perasaan cintanya kepada sosok lawan jenis.

30. SULAwESI SELATAN

A. Talindo Alat musik tradisional Sulawesi Selatan selanjutnya adalah alat musik Talindo. Menurut masyarakat suku Bugis, alat musik ini dikenal dengan nama Talindo. Sedangkan menurut masyarakat Makassar dikenal dengan sebutan Popondi. Alat musik tradisional ini memiliki bentuk yang cukup sederhana,yakni dibuat dengan kayu dan rempurung kelapa, serta dilengkapi dengan satu senar atau dawai saja. Talindo merupakan alat musik yang biasa dimainkan oleh para petani saat melakukan panen di sawah. Selain itu juga dimainkan oleh para remaja untuk digunakan mengisi waktu luang dan menghibur diri.

B. Puik-puik Alat musik Puik-Puik merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Selatan. Berapa masyarakat juga menyebutnya sebagai Puik – puik. Alat musik tradisional ini biasa dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik Puik – puik biasa dibuat dari bahan kayu dan besi yang berbentuk kerucut memanjang,bagian pangkal dari alat musik ini dibuat dari lempeng logam dan dilengkapi dengan potongan daun lontar sebagai penghasil suara ketika Puik – Puik ditiup. Karena untuk menghasilkan bunyi yang khas, para pemain ini harus memainkan alat musik ini dengan teknik dan keahlian khusus. Karena jika meniup Puik – puik ini dengan sembarang, malah yang keluar justru suara aneh atau bahkan tidak keluar suara sama sekali.

C. Ana Bacing

Ana Bacing adalah alat musik dari Sulawesi Selatan. Uniknya, alat musik jenis ini biasa dibuat dari bahan besi dan dibentuk semacam anak panah. Cara memainkannya yakni dengan membenturkan dua alat musik Ana Bacing, yakni bagian ujung yang bercabang dipertemukan dengan bagian dengan satu ujung lancip, sehingga kedua ujung dari masingmasing Ana Bacing akan saling mengunci dan berbenturan kemudian menghasilkan suara yang khas. Alat musik tradisional Ana Bacing ini biasa dimainkan dalam mengiringi tarian daerah suku Bugis, tari tersebut dikenal dengan sebutan tari Bissu yang dipertunjukkan dalam upacara pernikahan, kematian, dan pelantikan raja baru.

31. MALUKU UTARA

A. Fu Fu merupakan alat musik tradisonal Maluku Utara yang dibuat dengan menggunakan bahan kulit kerang. Alat musik Fu dimainkan dengan cara ditiup pada bagian yang berlubang atau terbuka. Alat musik Fu biasanya digunakan sebagai alat untuk memanggil penduduk sekitar, bukan hanya itu, alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi tari – tarian khas dari masyarakat Asmat, kabupaten Merauke. Biasanya alat musik dimainkan dan juga dipadukan menjadi panduan dari harmonisasi yang bisa memberikan warna tersendiri. Tetapi sayangnya, pada saat ini alat musik Fu sudah terkikis bahkan hampir punah. Biasanya alat musik lebih banyak disimpan untuk menjadi pajangan yang ada di museum. Tapi, ada juga beberapa desa yang masih melestarikan alat musik ini seperti di desa Siri Sori, Amalatu, dan juga desa Hutumuri.

B. Leko Boko Leko Boko merupakan alat musik tradisional Maluku Utara yang dimainkan dengan cara dipetik pada bagian senarnya. Dimana alat music Leko Boko ini mempunyai lubang resonansi yang terbuat dari bahan labu hutan asli dan alat musik ini hanya mempunyai 4 senar sajam. Leko Boko merupakan alat musikm tradisional yang digunakan sebagai alat musik pengiring alat musik lain yang ada di Maluku Utara seperti pada alat musik Cikir yang juga digunakan sebagai pengiring dari alat musik bambu hitada. Selain digunakan sebagai alat musik, Leko Boko juga digunakan sebagai alat untuk menghibur diri pada saat bosan. Alat musik juga termasuk ke dalam jenis alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik.

32. MALUKU A. Suling Melintang Alat musik Suling Melintang juga merupakan alat musik tradisional Maluku. Alat musik jenis ini juga banyak dikenal dengan sebutan Floit. Alat musik tradisional Maluku ini dibuat dari bahan bambu dengan dilengkapi penyekat pada salah satu bagian ujungnya, kemudian pada bagian atasnya diberi beberapa lubang. Biasanya, alat musik tradisional Suling Melintang ini dimainkan pada saat digelarnya upacara adat atau sebagai pengiring tarian tradisional Maluku. Dalam permainannya, alat musik jenis ini dimainkan secara bersamaan dengan alat musik lainnya, baik alat musik tradisional maupun alat musik modern. Untuk memainkan alat musik tradisional ini dimainkan oleh setidaknya 30 orang dalam bersamaan dengan bentuk akor suara 1, 2, 3, 4. Dalam hal ini, penggunaannya sama dengan alat musik dunia barat, dimana Suling Melintang ini menghasilkan suara sopran, alto, tenor, dan bass.

B. Rumba Kemudian ada alat musik Rumba. Alat musik tradisional Maluku jenis Rumba ini dibuat dari bahan kayu, buah labu, dan tempurung kelapa yang diisi dengan pasir kasar atau batu-batu kerikil. Kayu yang digunakan memiliki peran sebagai pegangan untuk menggoyang-goyangkan sehingga identik menampilkan irama lagu yang gembira. Alat musik tradisional Rumba tergolong ke dalam jenis alat musik perkusi. Pada awal sejarahnya, alat musik tradisional Maluku ini menjadi alat musik khas Kuba yang dibawa ke Ambon oleh para pedagang Spanyol atau Portugis. Dalam permainannya, pemain alat musik Rumba ini terdiri dari beberapa pasang untuk mengiringi kesenian musik Hawaian.

33. pApUA BARAT

A. Guoto Guoto adalah alat musik kodorfon atau yang dimainkan dengan cara dipetik dan suaranya berasal dari getaran dawai atau senar yang dipetik. Guoto merupakan alat musik yang sangat sederhana dan modern, sehingga keberadaannya sulit ditemui. Guoto terbuat dari bilah bambu yang telah dikeringkan. Kulit bambu tersebut kemudian disisit menggunakan pisau untuk membentuk senar. Jadi, senar Guoto berasal dari kayunya sendiri bukan dengan dawai seperti alat musik petik lain. Jumlah senar pada Guoto biasanya berjumlah 4, keempat senar tersebut memiliki jarak yang sama antar satu sama lainnya. Setelah senar dibuat, maka diberikan kayu kecil dibagian bawah senar. Kayu kecil ini bertujuan untuk memberikan ketegangan pada senar. Ganjalan kayu tersebut diatur variasinya agar setiap senar dapat mengeluarkan suara yang berbeda-beda saat dipetik. Kedua pangkal dan ujung senar Guoto biasanya diikat oleh tali yang terbuat dari rotan, maupun kulit lembu yang telah dikeringkan. Guoto dimainkan dengan cara dipetik dan dipukul agar bisa menghasilkan suara yang unik. Permainan Guoto biasanya dilakukan dengan instrumen musik tradisional Papua Barat lainnya untuk menyambut tamu, mengiringin tari, dan juga ritual adat setempat.

B. Krombi Alat musik Papua yang terbuat dari bambu adalah Krombi. Krombi merupakan alat musik tradisional yang berasal dari masyarakat Suku Tehit di Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua. Krombi terbuat dari sebatang bambu dan merupakan alat musik yang digunakan dalam kesenian tari-tarian daerah. Seperti arti di balik namanya, cara memainkan alat musik ini adalah dengan cara dipetik sehingga ia akan menghasilkan suara yang indah. Alat musik ini juga digunakan bersamaan dengan fuu hingga tifa untuk tujuan hiburan, pengiring upacara adat, atau untuk acara keagamaan lainnya.

34. pApUA A. Tifa Tifa adalah alat musik tradisional Papua yang masih sejenis dengan alat musik gendang, alat musik Tifa ini berasal dari masyarakat Suku Sentani yang ada di Kabupaten Jayapura, Papua. Alat musik Tifa dibuat dengan menggunakan bahan batang kayu, biasanya kayu yang digunakan adalah kayu matoa yang sudah dilubangi pada bagian dalamnya. Alat musik Tifa merupakan bakat musik yang menjadi simbol perdamaian dari masyarakat Papua pada zaman dahulu. Dimana pada zaman dahulu apabila terjadi peperangan antar suku yang ada di Papua. Para tetua adat langsung menabuh alat musik Tifa sebagai panggilan yang ditujukan kepada wakil dari kedua belah pihak untuk melakukan perjanjian. Saat ini alat musik Tifa sudah beralih fungsi menjadi alat musik yang digunakan dalam berbagai macam ritual dan juga kesenian adat, baik itu pesta adat, perkawinan, penyambutan tamutamu penting dan juga pengiring tari-tarian dan masih banyak lagi yang lainnya.

B. Amyen Amyen adalah alat musik tradisional dengan jenis tiup, alat musik ini akan menghasilkan bunyi khas ketika ditiup. Sekilas bentuknya memiliki kemiripan dengan seruling, hanya saja terlihat lebih gemuk, dimana pada ujung yang ditiup lebih kecil dibandingkan dengan ujung lainnya. Amyen digunakan oleh masyarakat setempat sebagai pengiring upacara atau tarian-tarian tradisonal. Sedangkan pada zaman dahulu, amyen digunakan untuk memberikan tanda bahaya kepada penduduk. Berdasarkan beberapa keterangan, amyen ini berasal dari Suku Weeb, Kabupaten Keerom, Papua.

35. pApUA TENgAH A. Butshake Butshake merupakan alat musik tradisional Papua yang dibuat dengan menggunakan perpaduan bambu dan juga buah kenari. Dimana alat musik ini berasal dari masyarakat Suku Matu, Kabupaten Merauke. Alat musik butshake dimainkan dengan cara digoyanggoyangkan atau dikocok, sehingga alat musik bisa menghasilkan suara gemericik. Suara yang dihasilkan alat musik ini berasal dari hasil buah-buah kenari yang saling beradu pada saat dikocok. Pada umumnya, alat musik butshake merupakan alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian tradisional atau pada saat upacara-upacara tertentu. Alat musik ini juga mempunyai kemiripan dengan alat musik modern, yakni marakas.

B. Eme Eme merupakan jenis alat musik pukul yang secara bentuk memiliki kemiripan dengan Atowo. Hanya saja Eme memiliki tempat pegangan khusus pada salah satu sisinya. Eme sering terlihat digunakan oleh suku Kamoro di Papua. Eme biasanya dimainkan sebagai sarana hiburan atau bisa juga dimainkan pada acara – acara adat suku Kamoro. Alat musik ini digunakan sebagai pengiring nyanyian atau petuah – petuah kebijakan. Eme terbuat dari bahan campuran kapur dari bia dengan darah manusia yang berfungsi sebagai perekat kulit biawak yang melapisi batang tubuh alat musik ini.

36. pApUA pEgUNUNgAN

A. Pikon Pikon adalah alat musik tradisional Papua yang namanya berasal dari kata Pokonane Dala, bahasa Baliem maknanya sebagai alat musik bunyi. Di mana alat musik Pikon ini merupakan alat musik khas dari suku Dani, sehingga alat musik ini dimainkan saat beristirahat ketika berada di honai (rumah khas setempat daerah). Alat musik Pikon dibuat menggunakan bahan – bahan bambu yang memiliki ruas dan juga bambu yang berongga atau yang biasanya disebut dengan Hite yakni alat musik ini juga memiliki bentuk lonjong dengan ukuran yang sangat kecil. Bagian tengah dari alat musik Pikon terdapat seutas tali yang dipasang dengan kencang dan juga terikat pada sepotong lidi, dimana bagian tersebut berfungsi sebagai penggetar. Alat musik Pikon pada umumnya dimainkan oleh para kaum pria yang berasal dari suku Dani. Cara memainkan alat musik ini juga cukup menarik, yakni dengan cara menarik lidi yang ada pada bagian pangkal, kemudian potongan penggetar dalam alat musik akan bergetar dan bisa menghasilkan suara yang khas.

B. Kecapi Mulut Kecapi Mulut adalah alat musik tradisional Papua yang dibuat dengan menggunakan bahan bambu wuluh. Dimana alat musik kecapi mulut ini dimainkan dengan cara yang cukup unik yakni, alat musik dimainkan dengan cara dijepit dengan bibir, kemudian ditiup sambil menarik bagian dari talinya. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai sarana untuk hiburan atau dimainkan secara individu karena alat musik kecapi mulut menghasilkan suara yang tidak terlalu nyaring. Alat musik Kecapi Mulut ini berasal dari wilayah lembah Baliem, Papua. Di mana wilayah tersebut dihuni oleh mayoritas suku Dani.

37. pApUA SELATAN Triton Triton adalah alat musik dari Papua. Triton adalah alat musik yang terbuat dari cangkang kerang. Nama dari alat musik tersebut berasal dari nama sebuah pulau yang katanya memiliki keindahan alam yang jauh lebih indah daripada Raja Ampat. Alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup tersebut ternyata tidak dibuat seperti pada beberapa alat musik lainnya. Akan tetapi, Anda bisa menemukan Triton dengan mudah di beberapa pesisir pantai seperti Kepulauan Raja Ampat, Wondama, Nabire, Waropen, Yapen dan Biak.

38. pApUA BARAT DAyA Yi Yi adalah alat musik tradisional Papua berupa alat musik tiup yang mempunyai bentuk seperti suling. Alat musik Yi ini dibuat dengan menggunakan bahan kayu dan juga bambu yang mempunyai warna coklat gelap. Alat musik Yi seringnya digunakan sebagai pengiring tarian adat, hal

ini

dikarenakan

alat

musik

Yi

dapat

menghasilkan suara yang cukup unik. Alat musik Yi adalah alat musik tradisional berasal dari Papua Barat. Pada awalnya Yi merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan para penduduk. Biasanya alat ini alat digunakan oleh para ketua adat pada saat akan diadakan upacara adat atau pada saat akan menyampaikan pengumuman kepada masyarakat sekitar.

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.