buku manajemen Kurikulum smk Flipbook PDF

TEGUH WAHYUDI buku manajemen Kurikulum smk

92 downloads 100 Views 37MB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

2019 MANAJEMEN KURIKULUM SMK 4.0 (Pelatihan berbasis online) Teguh Wahyudi Prof. Dr.Diana Nomida Musnir, M.Pd Prof. Dr. Basuki Wibawa PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Lampiran Disertasi


i KATA PENGANTAR Puji dan syukur Pada Alloh SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat pada kita sekalian, dngan nikmat Nya tersebut kita dapat menyelesaikan tugas tentang Manajemen SMK sebagai salah satu produk Disertasi dalam Studi Teknologi Pendidikan Terima kasih patut kami ucapkan kepada Prof .Dr.Basuki Wibawa dan Prof, Dr. Diana Nomida Musnir yang tak henti-hentinya telah membimbing saya dalam penyelesaian buku ini . Mudah mudahan buku ini sebagai sumbangan pemikiran dalam studi Teknologi Pendidikan, yang menurut Committe of the Association for Educational Communications and Technology, 2008 (AECT) memberikan definisi dan terminologi teknologi pendidikan: Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological process and resources Berdasarkan definisi Teknologi pendidikan di atas bahwa teknologi pendidikan merupakan sebuah studi dan etika praktis untuk memudahkan belajar dan memperbaiki kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan sumber dan proses teknologi secara tepat. Buku yang berjudul Manajemen Kurikulum SMK adalah bagian dari Teknologi yang memudahkan para pimpinan dan pembelajar SMK dalam melaksanakan tugas perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran pada organisasi belajar SMK dalam mefasilitasi siswanya agar dapat belajar secara optimal dan semoga bermanfaat. Buku ini jauh dari sempurna segala kritik dan saran yang bersifat membangun kami terima dengan senagn hati . Jakarta, Desember 2019 Penulis Teguh Wahyudi


ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL......................................................................... i KATA PENGANTAR.......................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................... iv PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU................................................. PETUNJUK MENGGUNAKAN MATERI PELATIHAN................. 1 4 PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN.................................... 5 REFLEKSI........................................................................................... 6 BAB I BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ABAD 21................................. 7 A. Materi 1.1. Belajar abad 21.......................................................... 7 B. Materi 1.2. Pembelajaran Abad 21.............................................. C. Latihan........................................................................................ 12 51 BAB II KURIKULUM 2013............................................................................ 52 A. Materi 2.1. Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan 53 B. Materi 2.2. Konsep Kurikulum Competency Based Curuculum (CBC)......................................................................................... 56 C. Materi 2.3. Penerapan teknologi Pendidikan............................ 64 D. Latihan......................................................................................... 67 BAB III MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM SMK............. 69 A. Materi 3.1Konsep Manajemen Pengembangan Kurikulum.......... 69 B. Materi 3.2. Dinamika Pengembangan Kurikulum........................ 75 C. Materi 3.3. Pengembangan Isi Kurikulum................................... 78 D. Latihan..................................................................................... 85 BAB IV MANAJEMEN KURIKULUM TINGKAT NASIONAL.................. 86 A. Materi 4.1. Pengembangan Standar Kurikulum.......................... 86 B. Materi 4.2. PPK GLS dan Kepramukaan...................................... 96 C. Latihan.......................................................................................... 101 BAB V MANAJEMEN KURIKULUM TINGKAT DAERAH 103 A. Materi 5.1. Pedoman KTSP....................................................... 103 B. Materi 5.2. Pedoman Pembuatan Silabus..................................... 134


iii C. Latihan...................................................................................... 147 BAB VI MANAJEMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN..................................................................................... 148 A. Materi 6.1 Analisis SKL KI Kd..................................................... 149 B. Materi 6.2 Analisis Materi............................................................. 154 C. Materi 6.3. Analisis Model Pembelajaran....................................... 158 D. Materi 6.4. Analisis Penilaian......................................................... 178 E. Materi 6.5. Pembuatan Program Semester/tahunan....................... 186 F. Materi 6.6. Pembuatan RPP........................................................... 195 G. Latihan........................................................................................... 199 BAB VII PEMBELAJARAN BERBASIS STEM.............................................. 201 A. Materi 7.1. Konsep Dasar STEM ............................................ B. Materi 7.2. Penerapan STEM.................................................... C. Materi 7.3. STEM di SMK....................................................... D. Latihan.................................................................................... 201 210 215 228 BAB VIII PENILAIAN BERBASIS HOTS........................................................ 220 A. Materi 8.1. Konsep Penilaian Berbasis HOTS............................. 229 B. Materi 8.2 Penerapan Penilaian HOTS........................................ 234 C. Latihan...................................................................................... 238 DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 238 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................. 246


1 PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU a. Mengopeasikan E- learning admodo 1. Membuat Akun Edmodo Pendaftaran Sebagai Teacher Gambar 1. Kode Kelas Pelatihan E-Learning Bapak/Ibu Pembelajar SMK, sebelum bapak/ibu belajar melalui E-learning berbasis Web Edmodo pada pelatihan dan pendampingan ini, pertama kali Bapak/Ibu harus membuat akun Edmodo, namun karena Bapak ibu sebagai pembelajar (guru) SMK dalam membuat akun harus memilih sebagai teacher, sebab setelah pelatihan dan pendampingan ini berakhir, Bapak/Ibu dapat melanjutkan pembelajaran di satuan pendidikan masing-masing dengan memanfaatkan E- Learning ini sebagai teacher yang akan mengelola kelas maya sesuai matapelajaran dan banyaknya kelas yang Bapak/Ibu ampu. Mengapa harus membuat akun sebagai teacher, kalau bapak/ibu membuat akun teacher bapak ibu


2 Gambar 2. Tampilan akun Edmodo Gambar 3.. Pemilihan akun teacher atau Student Gambar 4. daftar nama Satuan Pendidikan SMKEdmodo selanjutnya dapat membuat kelas dan mengundang para pemelajar (siswa) dalam pembelajaran, tetapi kalau Bapak/Ibu membuat akun sebagai student, atau Parent Bapak/Ibu tidak dapat membuat kelas dan tidak dapat melakukan pembelajaran di satuan pendidikannya masing-masing. Untuk membuat akun Edmodo dapat dilakukan langkah- langkah sederhana sebagai berikut: 1) Bapak/Ibu dapat mulai menggunakan Edmodo di kelas dalam waktu singkat, maka ikuti beberapa langkah sederhana berikut untuk membuat Akun Guru. 2) Kunjungi www.edmodo.com lalu pilih tombol “I’m a Teacher” untuk membuat akun baru sebagai teacher. 3) Isi form pendaftaran dengan datadata yang valid, lalu pilih tombol “Sign Up” sebagai pelengkap proses pendaftaran. Bapak/ibu kemudian akan menerima konfirmasi pendaftaran melalui email, disertai petunjuk langkah selanjutnya untuk mengatur akun Edmodo Bapak/ibu. 4) Selanjutnya Bapak/ibu akan mendapatkan perintah untuk menemukan sekolah Bapak/ibu. Tulislah nama sekolah Bapak/ibu pada kotak yang disediakan. Jika telah ada guru yang mendaftarkan nama sekolah pada Edmodo, maka Bapak/ibu akan menemukan nama sekolah Bapak/ibu. Untuk menemukan sekolah Bapak/ibu, Bapak/ibu juga dapat mengetikkan nama kota, provinsi, kode pos, atau negara. Untuk melanjutkan ke langkah selanjutnya Bapak/ibu hanya perlu klik tombol “Next Step”. 5) Apabila Bapak/ibu adalah orang pertama yang mendaftar Edmodo dari sekolah Bapak /ibu, Bapak/ ibu tidak akan mendapatkan nama sekolah Bapak / ibu. Oleh karena itu, klik tautan “Add it here”


3 Gambar 6. Mengundang teacher dalam grup/kelas Gambar 5 menunggah Foto Gambar 7. Mengundang teacher dalam grup/kelas kemudian isi formulir yang telah disediakan sesuai dengan data dari sekolah Bapak/ibu, 6) seperti gambar 1.3 Unggah foto Bapak/ ibu dengan klik tombol “Upload a New Photo”. Perhatikan ukuran file dan format foto Bapak/ ibu. Pada saat buku ini di tulis, Edmodo memberikan batasan ukuran file yang dapat diunggah adalah 10 MB, sedangkan mengenai format, Edmodo tidak menerima gif tetapi mendukung format yang lainnya. Pastikan foto yang Bapak/ibu unggah adalah foto asli, agar mudah dikenali oleh siswa Bapak/ibu dan Guru lain yang ingin terkoneksi dengan Bapak / ibu. Jika Bapak / ibu belum memiliki foto yang sesuai, Bapak / ibu dapat mengunggahnya pada lain waktu. Setelah mengunggah foto, untuk memudahkan rekan Bapak / ibu terkoneksi dengan Bapak / ibu, buatlah URL (alamat akun) Bapak/ibu. Jika URL Bapak/ibu berhasil akan ada peringatan tombol hijau yang bertuliskan “URL created successfully!”. Klik tombol “NextStep” untuk melanjutkan ke langkah berikutnya. 7) Pada halaman ini disediakan beberapa komunitas. Pilih Komunitas yang Bapak/ibu minati. Bapak/ibu dapat memilih lebih dari satu komunitas. Klik tombol “Go to Home page” untuk masuk ke halaman utama (beranda) Bapak/ibu. Bapak/ibu masih dimungkinkan untuk kembali ke halaman sebelumnya dengan klik tombol “Back To Step 2 ”. Jangan khawatir, apabila informasi yang Bapak/ibu masukkan pada butir 4, 5, dan 6 ternyata kurang sesuai, Bapak/ibu dapat memutakhirkan


4 informasi tersebut pada bagian pengaturan akun. 2. Mengundang teacher dalam Grup/kelas Ada dua cara dalam mengundang teacher ke dalam grup atau kelas maya (1) membagi kode grup pada calon peserta pelatihan pada saat partisipan membuat akun, dalam kode grup / kelas pada pelatihan ini adalah 82udcv maka teacher langsung memasukan kode tersebut dalam membuat akun. (2) Bagi teacher yang sudah terlanjur memiliki akun lama , maka bisa melakukan dengan memasukan kode grup dan mengundang teacher tersebut dengan e mail teacher yang bersangkutan, seperti gambar 1.6 Setelah teacher diundang sebagai peserta pelatihan dalam kelas Edmodo maka partisipan tersebut mendapatkan notifikasi atau pemberitahuan bahwa yang bersangkutan telah masuk dalam daftar kelas, seperti pada gambar di bawah ini Selanjutnya setelah partisipan meng add notifikasi maka partisipan telah menjadi anggota grup atau kelas yang dapat dilihat seperti gambar 1.7. Setelah itu pengelola kelas dapat mengetahui partisipan siapa saja yang telah masuk dalam Kelas maya (kelas pelatihan) atau partisipan yang belum masuk kelas maya b. PETUNJUK MENGGUNAKAN MATERI PELATIHAN 1. Sebelum Belajar Bapak/Ibu harus mengenal apa itu Teknologi Pendidikan sebagai pendekaan dalam penyusunan Buku ini melalui pengamatan pada Vidio tentang teknologi pendidikan, Bapak ibu akan memahami bagaimana penggunaan dan pemanfaatan buku ini 2. Seluruh materi pelatihan dari Materi 1.1 sampai Materi 8.2. diambil dari materi yang terdapat pada buku ini kecuali ada tambahan pada materi- materi tertentu; Pada Materi 1.2 dan Materi 1,2 Belajar Abad 21 dan Pembelajaran Abad 21 dilengkapi dengan alamat Vidio di YouTube. 3. Materi 5.1, Pembuatan KTSP dan materi 5.2. pembuatan Silabus, disamping di unggah materi yang terdapat pada buku ini juga di unggah materi pedoman pembuatan KTSP dan Pedoman Pembuatan Silabus dari Kemendikbud 4. Materi 6.1 Analisis SKL KI dan KD, Materi 6.2. Analisis Materi (kompetesi), Materi 6.3. Anaalisis Model Pembelajaran, dilengkapi dengan alamat Vidio Model-model Pembelajaran , Materi 6.4. Analisis Penilaian, Materi 6.5. Pembuatan Program Semester dan Materi 6.6. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),


5 dilengkapi dengan aplikasi E-RPP sebuah alat bantu membuat RPP, Dalam postingan E learning ditambah dengan Materi dari Direktorat P SMK sebagai standar Pelatihan K13 untuk tenaga Pendidik 5. Materi 7.1.Pembelajaran berbasis STEM dilengkapi dengan alamat Vidio YouTube tentang Pengertian STEM, Cross Cutting Concept dan vidio Implementasi pelaksanaan pembelajaran STEM 6. Materi 8.1. 8.2. Penilaian berbasis high order thingking skills (HOTS), dilengkapi dengan vidio pengertian HOTS 7. Sebelum belajar di mulai terlebih dahulu Bapak/ibu belajar mengoperasikan Elearning dalam menerima tugas, melaksanakan tugas dan mengirimkan tugas. 8. Bila Bapak Ibu mengalami kesulitan berkaitan dengan konsep materi, latihan mengerjakan tugas dapat bertanya pada nara sumber atau kolaborator pelatihan ini baik langsung maupun tidak langsung C. PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Strategi Pengorganisasian isi (content) Manajemen Kurikulum SMK ini mengguanakan prinsip - prinsip teknologi Pendidikan, yaitu studi praktis etika profesi memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja melalui, penciptaan, menggunakan, manajemen proses teknologi sumber yang tepat yang vidio nya dapat diamati pada alamat berikut : 1.Apa yang dimaksud dengan Teknologi Pendidikan (https://www.youtube.com/watch?v=Y7OCKDX3yIg) Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological process and resources(AECT 2008) 2. Etika Profesi dan Profesionalisme (https://www.youtube.com/watch?v=SY8wR3-Eoyc) 3. Mefasilitasi Belajar (https://www.youtube.com/watch?v=ylYBJF-_Obc) 4. Pemanfaatan Teknologi dalam pendidikan (https://www.youtube.com/watch?v=PgbLoVzM9MY) 5. Manajemen (https://www.youtube.com/watch?v=jl2Mj-F9iyA) 6. Mencipta aplikasi alat bantu membuat RPP https://schoolmedia.id/login 7. Pemanfaatan Sumber Belajar 1. Media Cetak (https://www.youtube.com/watch?v=KkE2bqTS0xs) Media TIK https://www.youtube.com/watch?v=7zMNjraEMvY


6 REFLEKSI


7 BAB I BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ABAD 21 A. Materi 1.1. Belajar Abad 21 Sebelum Bapak/ibu mempelajari materi tentang Belajar abad 21 dan pembelajaran Abad 21, terlebih dulu Bapak/Ibu diajurkan mengamati dua vidio di bawah ini (1) Tentang Belajar abad 21 di alamat: (https://www.youtube.com/watch?v=3BUrASOT7NM), dan peran guru dalam belajar abad 21di alamat (https://www.youtube.com/watch?v=1Rr0G884rrY), Bapak/Ibu untuk memperkaya pengetahuan dipersilahkan pula mengamati vidio- vidio belajar dan pembelajaran abad 21 yang telah di posting dalam tautan E- Larning Edmodo, selamat mengamati ! Gambar 1.1. Pembelajaran materi 1.1. Belajar Abad 21 Menurut Mehmet Can Sahin (2009), bahwa keterampilan abad 21 meliputi: (1) Keterampilan informasi dan komunikasi; (a) Keterampilan melek informasi dan media: Menganalisis, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi dan menciptakan informasi dalam berbagai bentuk dan media, memahami peran media dalam masyarakat. (b) Keterampilan komunikasi: Memahami, menciptakan dan mengelola bahasa lisan, tertulis dan multimedia yang efektif, komunikasi dalam berbagai bentuk dan konteks. (2) berpikir dan keterampilan pemecahan masalah; (a) berpikir kritis dan sistem: berpikir menggunakan penalaran yang masuk akal (mengolah menalar


8 menyaji) dalam memahami dan membuat pilihan komplek, memahami interkoneksi antar sistem. (b) Identifikasi masalah dalam mengamati menaya dan mengolah data, formulasi dan solusinya: Kemampuan untuk membingkai, menganalisis dan memecahkan masalah. (c) Kreativitas dan keingintahuan intelektual: Mengembangkan, menerapkan dan mengkomunikasikan gagasan baru kepada orang lain, terbuka dan responsif terhadap perspektif baru yang beragam. (3). Keterampilan interpersonal dan Pengarahan diri (self-directional): (a) Keterampilan interpersonal paham akan dirinya dan kolaboratif: Mendemonstrasikan kerja tim dan kepemimpinan; Beradaptasi dengan beragam peran dan tanggung jawab; Bekerja secara produktif dengan orang lain; Melatih empati; Menghargai beragam perspektif (b) Pengarahan diri (self- directional): Pemantauan kebutuhan pemahaman dan pembelajaran seseorang, cari sumber daya yang tepat, mentransfer belajar dari satu domain ke domain lainnya. (c) Akuntabilitas dan kemampuan beradaptasi: Melatih tanggung jawab dan fleksibilitas pribadi di tempat kerja dan pribadi dalam konteks komunitas; Menetapkan dan memenuhi standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain; toleransi dalam keberagaman. (d) Tanggung jawab sosial: Bertindak secara bertanggung jawab dengan kepentingan masyarakat yang lebih besar; Menunjukkan perilaku etis dalam konteks pribadi, tempat kerja dan masyarakat Menurut Punya Misrha 2013, belajar abad 21 meliputi 3 segmen (1) foundation knowledge (to know), belajar untuk mengetahui yang meliputi: (a) literacy digital/ICT, (b) core content knowledge dan (c) pengetahuan lintas disiplin (cross-disiplinarry) selanjutnya dikembangkan dengan pembelajaran berbasis STEM (science Technology Enginering and Mathematic) (2) Humanistic Knowledge (to volue) yang meliputi (a) life/job skllis (kecakapan hidup) (b) ethical/emotional awareness (etika dan kesadaran emosional) dan (c) cultural competency (kemampuan akan berbudaya) (3) Meta Knowledge meliputi : (a) creative and innovation berkaitan dengan menciptakan sesuatu yang baru dalam bentuk ide kreatif, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru dalam memecahkan masalah. Menciptakan sesuatu yang baru dalam bentuk karya original yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (b) problem solving and critical thinking berkaitan dengan pemecahan masalah, mengambil keputusan (decision making), perencanaan stratejik (strategic planning), melakukan


9 penelitian ilmiah, mengkritisi sebuah fenomena dengan memberi alasan yang logis dan bertanggungjawab (c) communication and collaboration, berkaitan dengan proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat dipahami baik secara lisan maupun tulisan. Menyadari bahwa manusia sebagai makluk sosial yang hidup selalu tergantung dengan yang lain, maka kerjasama antara yang satu degan yang lain, membuat jaringan untuk memajukan sebuah peradaban,. Belajar abad 21 digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.2. Belajar Abad 21 Punya Misrha 2013 Menurut Barlin Hady Kesuma dampak pada siswa keterampilan Abad 21: (1) Pengembangan multi keterampilan ; (2) keterampilan berpikir kreatif dan kritis ; (3) keterampilan komunikasi ; (4) keterampilan belajar secara kolaboratif; (5) penelitian yang diarahkan sendiri & keterampilan belajar sepanjang hidup ; (6) Meningkatkan pengalaman belajar bagi para siswa’


10 Menurut Partnership for the 21st Century Learning bahwa kecakapan abad 21 melipti : (1) Kecakapan Belajar dan Inovasi, meliputi: Kreatifitas dan inovasi, berpikir kritis dan memecahkan masalah, komunikasi dan kolaborasi (2) Kecakapan Informasi, Media dan Komunikasi: literasi informasi, literasi media, literasi Teknologi Informasi; (3) Kecakapan hidup dan Karier: Luwes & Mampu Beradaptasi, Memiliki inisiatif & Mengarahkan Diri, Memiliki Kemampuan Sosial & Lintas Budaya, Produktif dan Akuntabel Gambar 1.3. Kecakapan Abd 21 Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar abad 21 pemelajar harus menguasai (1) humanistic knowledge (to value) yang meliputi aspek spiritual (Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya), aspek sosial melalui penguatan prndidikan karakter (Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif), aspek cultural competency: menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, hidup dalam suasana keberagaman kultur budaya bangsa. (2) Foundational knowledge (to know): mampu mengetahui memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta dimensi fakta konsep prosedur dan metakognitif baik core content knowledge , digital/ITC literacy , dan belajar lintas disiplin, belajar berbasis STEM (Sience Technology, Enginering and Mathematic);


11 (3)Meta knowledge (to act, ) /keterampilan interpersonal memahami terhadap diri sendiri dihadapan sang pencipta, ditengah keluarga dan di tengah masyarakat dan Pengarahan diri, mengolah menalar menyaji, pada keterampilan abstrak, belajar secara imitasi modifikasi, presisi artikulasi dan natularisasi yang dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi, dapat berpikir kritis dan memecahkan masalah dalam sebuah kehidupan nyata, serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dalam sebuah kerja tim. Tuntutan belajar abad 21 oleh Pemerintah dituangkan dalam permendikbud nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kelulusan (SKL) Pendidikan dasar dan Menengah, untuk standar lulusan SMA MA/SMK MAK paket C berbunyi sebagai berikut: Dimensi sikap, Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Dimensi Pengetahuan, Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian Dimensi Keterampilan, Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Selanjutnya Standar Kelulusan (SKL) diturunkan menjadi Standar Inti (SI) sesuai permendikbud nomor 21 tahun 2016 sebagai berikut: KI.1(Sikap Spiritual): Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 (Sikap Sosial) : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-3 (Pengetahuan) :


12 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. KI-4(Keterampilan) (SMK 3 tahun): Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidangnya. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. KI-4(Keterampilan) (SMK 4 tahun): Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja.Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.


13 B. Materi 1.2. Pembelajaran Abad 21 SMK Gambar 1.4. Pelatihan materi 1.2.Pembelajaran Abad 21 Keterampilan abad 21 yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu adalah pemelajar harus menguasai (1) humanistic knowledge (to value) yang meliputi aspek spiritual (Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya), aspek sosial (Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif), aspek cultural competency: menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, dan belajar lintas budaya. (2) Foundational knowledge (to know): mampu mengetahui memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta dimensi fakta konsep prosedur dan metakognitif baik core content knowledge , digital/ITC literacy , dan belajar lintas disiplin; (3)Meta knowledge (to act, ) /keterampilan interpersonal dan Pengarahan diri, mengolah menalar menyaji, pada keterampilan abstrak, belajar secara imitasi modifikasi, presisi artikulasi dan natularisasi yang dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi, dapat berpikir kritis dan memecahkan masalah dalam sebuah kehidupan nyata, serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dalam sebuah kerja tim. Pembelajaran abad 21 harus memenuhi tuntutan belajar abad 21, yang akan dipaparkan pada bagian berikut.


14 Gambar 1.5. Atribut Pembelajaran Bermakna Elaizabeth 2006 Menurut Elaizabeth A. Asaburn (2006) yang dikutip Uwes A. Chaeruman, (2018) dalam Seminar Nasional Pembelajaran Abad 21 Pusdiklat Kemdikbud, Sawangan, mengatakan bahwa terdapat 6 atribut pembelajaran yang bermakna: (1) intentionalty (kesengajaan), bahwa teknologi secara sengaja dipergunakan untuk pembelajaran. tujuan pembelajaran memberikan arah desain tugas (tasks) belajar dan penilaian kemajuan belajar (2) Content Centrality (berpusat pada isi matapelajaran) Menggunakan teknologi dengan benar untuk menyelaraskan tujuan dan tugas belajar dengan ide-ide besar, pertanyan-pertanyaan penting, dan lebih menekankan pada metode penyelidikan.(3) Autentic work (dengan kerja yang nyata) menggunakan teknologi dengan benar yang membuat siswa dapat mengkonstruk tugas-tugas belajar yang beragam, dengan tantangan, masalah, dan keterampilan berpikir yang diperlukan di luar ruang kelas. (4) Active Inquiry (Secara aktif melakukan penelitian). Menggunakan teknologi dengan benar untuk membuat siswa dapat menggunakan disiplin ilmu untuk proses penyelidikan pada belajar nya yang dibangun di atas pertanyaan siswa sendiri dan mengembangkan kebiasaan pikiran untuk menumbuhkan pemikiran tingkat tinggi. (5) Construction of mental Model (Konstruksi Model Mental) Menggunakan teknologi dengan benar untuk membuat siswa dapat menanamkan artikulasi model kognitif dalam tugas- tugas belajarnya. (6) Colaborative Work (Kerja dengan berkolaborasi), menggunakan


15 teknologi dengan benar untuk membuat siswa dapat bekerja bersama menambahkan nilai untuk mencapai hasil pembelajaran Gambar 1.6. Level Pemanfaatan ICT Menurut Unesco 2003 Tantangan pembelajaran Abad 21, pemelajar tidak lagi belajar bagaimana menggunakan Teknologi informasi Komunikasi (TIK) baik kehadirannya maupun penerapannya dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sebagai obyek belajar, namun lebih dititikberatkan pada menggunakan (integrating, transforming) Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam belajar, TIK sebagai alat- belajar melalui TIK, atau TIK sebagai medium, seperti digambarkan oleh UNESCO, 2003 yang dikutif Uwes A. Chaeruman, (2018) tentang level pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi dalam pembelajaran. Di bawah ini akan di paparkan tentang beberapa bentuk pembelajaran di kelas, pembelajaran jarak jauh, Pembelajaran online, pembelajaran Blended dan pembelajaran Flipped Class Room dalam mendukung pembelajaran abad 21. Kasus ilustratif 1 Tujuan Pemelajar (siswa) kelas XI SMK Teknik Speda motor (TSM) dapat membedakan Kecepatan (V), putara mesin (Rpm) dan Volume langkah (CC) 1. Diluar bengkel pemelajar (siswa) dibagi menjadi 3 kelompok, Kelompok A diberi tugas menemukan apa itu Kecepatan motor, kelompok B diberi tugas menemukan apa itu RPM, dan kelompok C diberi tugas menemukan apa itu CC. 2. Masing-masing kelompok di beri kesempatan untuk mencoba mengendarai speda motor 3. Semua kelompok duduk berkumpul dan mendiskusikan apa yang terjadi setelah mengendarai speda motor. 4. Masing-masing anggota kelompok diminta menemukan apa itu Kecepatan, RPM dan CC. 5. Kemudia pemelajar kembali ke Bengkel untuk mendapat penjelasan yang mendalam Pembelajaran yang efektf, kontekstual dan menyenangkan walaupun tanpa TIK,


16 Kasus ilustratif 2 Tujuan Pemelajar (siswa) kelas XI SMK Teknik Speda motor (TSM) dapat membedakan Kecepatan (V), putara mesin (Rpm) dan Volume langkah (CC) 1. Diluar bengkel pemelajar (siswa) dibagi menjadi 3 kelompok, Kelompok A diberi tugas menemukan Kecepatan motor, kelompok B diberi tugas menemukan RPM, dan kelompok C diberi tugas menemukan apa itu CC. 2. Sebelum mengendarai sepeda motor, anggota lain boleh merekam, baik dg vidio maupun mengambil gambar melalui hp masing-masing 3. Masing-masing kelompok di beri kesempatan untuk mencoba mengendarai speda motor 4. Semua kelompok duduk berkumpul dan mendiskusikan melihat poto dan vidio yang di buat setelah mengendarai speda motor. 5. Masing-masing anggota kelompok diminta menemukan apa itu Kecepatan, RPM dan CC. 6. Kemudia pemelajar kembali ke Bengkel untuk mendapat penjelasan yang mendalam Pembelajaran yang efektf, kontekstual dan menyenangkan, dengan TIK menghasilkan prakarya dan karya otentik Kasus Ilustrasi 3 Tujuan pembelajaran pemelajar (siswa) kelas XI Teknik Sepeda motor (TSM) dapat menemukan perbedaan motor 2 tak dengan motor 4 tak (baik komponen maupun proses kerjanya). 1. Guru menjelaskan perbedaan motor 2 tak dengan motor 4 tak (baik komponen maupun proses kerjanya). 2. Materi di sampaikan melalui powerpoint dengan keterangan yang lengkap dan rinci sampai 50 slide disertai animasi menggunakan LCD Proyektor; 3. Penjelasan diakhiri dengan tanya jawab dan pembelajar (guru) menjawab dengan segenap kemampuannya segala pertanyaan dari pemelajar 4. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan pemberian tugas pekerjaan rumah Pembelajaran tidak kontekstual, tidak menarik, tidak menyenangkan walaupun memakai TIK


17 \ B.2. Konsep Pembelajaran Menurut Snelbecker, teori pembelajaran adalah satu set prinsip yang terintegrasi yang menjelaskan panduan untuk mengatur kondisi guna mencapai tujuan pembelajaran. Menurutnya terdapat empat kategori pembelajaran yaitu: (1) teori pembelajaran modifikasi perilaku, (2) teori pembelajaran konstruk kognitif, (3) teori pembelajaran analisis tugas dan (4) teori pembelajaran humanistik. Dari ke empat kategori tersebut kemudian ditetapkan dua teori pembelajaran, yaitu teori pembelajaran deskriptif dan teori pembelajaran preskriptif. Hal ini didukung oleh Reigeluth yang mengatakan bahwa Kasus Ilustrasi 4. Pembelajaran Abad 21 Tujuan pembelajaran: Disediakan sepeda motor (life engine) 2 tak, 4 tak, dan cut engine motor 2 tak, cut engine motor 4 tak, pemelajar (siswa) kelas XI Teknik Sepeda motor (TSM) dapat menemukan perbedaan motor 2 tak dengan motor 4 tak (baik komponen maupun proses kerjanya). Model pembelajaran Discovery based learning. Di dalam bengkel pemelajar (siswa) dibagi menjadi kelompok kecil, 1. Pemberian rangsangan (Stimulation); Pembelajar (guru) menampilkan, dan menghidupkan 2 sepeda motor 2 tak dan 4 tak secara bergantian, pemelajar mengamati dan mendengarkan suara motor motor tersebut, pembelajar menunjukan cut engine dan pemelajar mengamati sambil menggerakan komponen bagian bagian utama engine dalam proses kerja engine (2 tak dan 4 tak) 2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Probler statement); pemelajar mengidentifikas dengan cara berdiskusi, bagaimana proses kerja serta komponen apa saja bagian bagian utama motor yang membedakan motor 4 tak dan 2 tak 3. Pengumpulan data (Data collection);dengan berdiskusi untuk memperoleh data proses kerja motor dan 2 tak dan 4 tak, data perbedan kmponen motor 2 tak dan 4 tak, mencari animasi cara kerja motor2 tak dan 4 tak 4. Pembuktian (Verification),data hasil observasi dicocokkan di match kan dengan buku manual speda motor tersebut.dan animasi kerja motor motor 2 tak dan 4 tak 5. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).membuat kesimpulan dan melaporkan hasil temuan, guru mengelaborasi hasil temuan secara mendalam, presentasi hasil laporan tersebuf dividiokan dengan HP diunggah di medsos atau You Tube untuk mendapatkan tanggapan oleh masyarakat Pembelajaran yang efektf, kontekstual dan menyenangkan, dengan TIK menghasilkan prakarsa dan karya otentik


18 teori pembelajaran dinyatakan dalam dua bentuk yaitu: (a) teori deskriptif yang menempatkan variable kondisi dan metoda sebagai variable bebas yang berinteraksi untuk menghasilkan efek konsisten terhadap variable hasil sebagai variable tergantung, dan (b) teori preskriptif yang menempatkan variable hasil dan kondisi sebagai variable bebas yang berinteraksi yang digunakan untuk mempreskripsikan metode pembelajaran yang baik sebagai variable tergantung .Berbeda dengan pendapat Reigeluth, menurut Elliot dkk mengatakan teori pembelajaran tidak bersifat deskriptif seperti halnya teori belajar dan teori perkembangannya yang hanya memberikan deskripsi terhadap proses yang terjadi, akan tetap teori pembelajaran bersifat preskriptif karena memberikan preskriptip tentang kondisi optimal yang akan memfasilitasi belajar yang bermakna. Dengan kata lain teori pembelajaran memberikan preskripsi tentang bagaimana agar guru dapat membantu pemelajar mencapai kemampuan kognitif tertentu. Variabel metode pembelajaran menurut Reigeluth et.al, 1983 diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu : (1) strategi pengorganisasian (Organizational strategy) Merupakan metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada kegiatan pemilihan isi, pembuatan diagram, format, dst. Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi 2 yaitu strategi makro dan strategi mikro. Strategi makro mengacu pada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip. Strategi mikro mengacu metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang hanya satu konsep, prosedur, atau prinsip. Strategi makro berkaitan erat dengan proses memilih, menata urutan, membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran. Pemilihan isi dikaitkan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pembuatan sintesis mengacu pada menunjukan kaitan antar konsep, prosedur, atau prinsip. Pembuatan rangkuman mengacu pada cara melakukan tinjauan ulang konsep, prosedur, atau prinsip, dan kaitannya. (2) Delivery strategy (strategi penyampaian) Merupakan metode untuk menyampaiakn pembelajaran kepada siswa dan untuk menerima serta memberikan respon siswa. Bidang kajian utama strategi ini adalah media pembelajaran. Dua fungsi strategi penyampaian adalah (1) menyampaikan


19 isi pembelajaran kepada siswa, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja. Ada 5 cara mengklasifikasikan media untuk menentukan strategi pembelajaran, yaitu : (a). Tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu; (b) Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya; (c) Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya;) Tingkat motivasi yang ditimbulkannya; (e) Tingkat biaya yang diperlukan. (3) Manajemen strategy (strategi pengelolaan) Merupakan metode untuk menata interaksi antara pemelajar dengan variabel pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang akan dipilih dan digunakan selama proses pembelajaran. Ada 3 klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi. Efektif tidaknya suatu pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian pemelajar. Ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan yaitu : (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut tingkat kesalahan, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) tingkat alih belajar, serta (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari oleh pemelajar. Efisiensi pembelajaran, biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai pemelajar dan banyaknya/jumlah biaya pembelajaran ang dipergunakan. Dengan kata lain hasil pembelajaran dapat dilihat dari keefektifan, efisiensi dan daya tarik dari pembelajaran itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Reigeluth bahwa hasil pembelajaran dapat dilihat dan dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu efektifitas pembelajaran, efisiensi pembelajaran dan daya tarik pembelajaran. 1. Pembelajaran dalam Ruang Kelas Pembelajaran dalam ruang kelas secara tradisional adalah pembelajaran yang terjadi antara pembelajar (guru) dengan pemelajar (siswa) secara bersamaan dalam bentuk bersemuka. Berbagai macam bentuk strategi pembelajaran dalam ruangan mulai dari pembelajaran yang berpusat pada pembelajar (guru) dalam bentuk presentasi sampai pembelajaran yang bersifat penyelesaian masalah yang berpusat pada pemelajar (siswa)


20 dengan berbagai strategi di dalamnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran Blended learning, pembelajaran dalam ruang kelas sangat diperlukan, terutama pada awal pembelajaran, dan pada waktu-waktu tertentu diperlukan guna memecahkan persoalan bila para partisipan menghadapi kendala dan mengalami kesulitan. 2. Pembelajaran jarak jauh Pembelajaran jarak jauh yaitu belajar melalui telekomunikasi, telekomunikasi mencakup beberapa konfigurasi teknologi dan media, termasuk telepon dan televisi (lewat udara, berkabel dan satelit), antara guru dan pemelajar merupakan sistem untuk berkomunikasi dalam jarak yang jauh. Pensetingan pembelajaran jarak jauh bisa berupa campuran jenis situasi dalam waktu bersamaan (synchronous) misalnya saling tatap mula, video/televise kondisi real time atau tipe tidak dalam waktu bersamaan (ashynchronous) antara guru dan pemelajar, misalnya pembelajaran online atau pembelajaran berbasis web. Jonuszewski, Molinda (2008), pendidikan jarak jauh berbasis web tumbuh subur pada tahun 2006 di pendidikan tinggi Amerika Serikat, yang awalnya hanya merupakan bagian dari aktifitas pembelajaran yang memberikan dispay informasi seperti silabus dan daftar dari assignment, pemelajar berkomonikasi sesama teman atau instruktur menggunakan fasilitas internet lain, termasuk penggunaan e-mail, bulletin, boards, chat dan file-sharing, melalui fale transfer protocol (FTP), mereka menggunakan e-book, atau bacaan online untuk memperbanyak presentasi content. Siddiqui (2004) mengatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah bentuk pendidikan yang terjadi ketika lokasi, waktu atau keduanya terpisah dengan para partisipan, pembelajar dengan menggunakan teknologi dalam penyampaian pembelajaran pada pemelajar pada lokasi yang terpisah, guru (pembelajar) segera menerima balikan dari pemelajar pada selang waktu beberapa saat. Penerapan pembelajaran jarak jauh dalam pendidikan meliputi: knowledge management, collaboration, support of performance, mentoring, tutoring, classical training and education. Pembelajaran jarak jauh dapat memanfaatkan beberapa teknologi: printed materials, audio//voice technologies, computer technologies dan video technologies Hefzallah (2004), fase perkembangan pendidikan jarak jauh dalam pembelajaran jarak jauh konsep yang telah


21 diterapkan: (1) surat menyurat dan belajar secara independen, (2) media siaran (3) konsep universitas terbuka (4) pendidikan online (5) Blended learning Desmond Keegen (1980) dalam Smaldino, Lowther, Rusel (2008) mengidenfitikasi elemen yang merupakan kunci bagi definisi formal untuk pendidikan jarak jauh : (1) pemisahan fisik pemelajar dari guru (2) program pemelajaran yang terkelola (3) teknologi komunikasi (4) komunikasi dua arah. Konvergensi teknologi elektronik telah memacu hibridisasi teknologi konfigurasi media yang kaya, program disebarkan melalui serangkaian transmisi udara, berkabel, atau dipancar ulang oleh satelit, pemelajar menanggapinya melalui gabungan transmisi e- mail, faks, telepon, siaran atau komputer (Herring dan Smaldino, 2005) dalam Smaldino, Lowther, Rusel (2008) Penekanan pada belajar pemelajar dalam suasana dipimpin guru (pembelajar) atau yang berpusat pada pemelajar adalah penting dalam suasana pendidikan jarak jauh seperti halnya dalam ruang kelas tradisional Smaldino, Lowther, Rusel (2008). Staregistrategi dalam memadukan teknologi dan media pembelajaran dalam ruang kelas menurut Smaldino, Lowther, Rusel (2008): (1) Presentasi dan mengintegrasikan sumber daya teknologi dan media yang bisa digunakan untuk meningkatkan presentasi informasi (2) demonstrasi dibantu oleh teknologi dan media untuk membantu guru dalam demonstrasi di dalam ruang kelas (3) latihan dan praktek, bisa menggunakan format media dan system pembelajaran tertentu yang dipilih untuk diterapkan pada metode latihan dan praktek (4) tutorial, pelaksanaan tutorial meliputi instruktur- ke pemelajar, pemelajar- ke pemelajar, computer- ke –pemelajar dan cetakan – ke pemelajar (5) diskusi, adalah pertukaran gagasan dan opini di antara para pemelajaran dan guru dan sebuah cara efektif untuk mengenalkan sebuah topik baru. Beberapa media lebih kondusif bagi diskusi, misalnya menampilkan video, shofware animasi. (6) Belajar kooperatif. Penelitian telah lama mendukung pernyataan bahwa para pemelajar belajar dari pemelajar lainnya satu sama lain ketika mereka mengerjakan proyek sebagai sebuah tim (7) Permainan, memberikan lingkungan kondusif yang di dalamnya para pemelajar mengikuti aturan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan bermacam-macam permainan. (8) simulasi, melibatkan para memelajar menghadapi situasi kehidupan nyata dalam versi diperkecil (9) strategi penemuan menggunakan pendekatan induktif atau penyelidikan untuk belajar. Teknologi dan media


22 pembelajaran bisa membantu meningkatkan penemuan atau penyelidikan (10) penyelesaian masalah, masalah bisa dirancang bagi sejumlah konten bisa menggunakan teknologi dan media untuk memperkaya masalah yang akan disajikan (11) strategi yang berpusat pada guru (12) strategi yang berpusat pada siswa. Pemberian pembelajaran jarak jauh banyak yang harus diperhitungkan, mengatur dan mengurutkan konten karena berkaitan dengan hasil, mengetahui sumber daya apa yang tersedia, pengalaman apa yang para pemelajar telah miliki terkait dengan sistem yang sedang digunakan, apa yang harus pemelajar lakukan untuk menjamin agar pembelajaran lebih berkualitas. (Dabbagh, Bannan-Ritland, 201 dalam Smaldino, Lowther, Rusel (2008) . Peran Pendidikan jarak jauh meliputi (1) peran pemelajar, (2) peran guru, (3) peran teknologi 3. Pembelajaran online Pembelajaran online dikenal sebagai belajar electric learning atau e-learning merupakan hasil dari pembelajaran yang disampaikan secara elektronik menggunakan media berbasis computer. Materinya sering kali diakses melalui sebuah jaringan, termasuk situs web, internet, intranet, CD, dan DVD Smaldino, Lowther, Rusel (2008) E-learning tidak hanya mengakses informasi (misalnya meletakkan halaman Web), tetapi juga membantu para pemelajar dengan hasil-hasil yang spesifik dalam mencapai tujuan. Selain menyampaikan pembelajaran, e-learning bisa memantau kinerja pemelajar dan melaporkan kemajuan pemelajar. Penggunaan belajar online para pemelajar tidak lagi hanya memiliki akses ke buku cetak, tetapi juga kepada materi pendidikan yang terletak jauh melampau dinding bangunan sekolah. Guru dan pemelajar dapat memperoleh informasi di perpustakaan yang beragam, berjauhan secara fisik tidak bisa di akses, sumberdaya pun melimpah yang langsung tersedia bagi setiap orang Simamora dalam Andriani, et.all, (2003), online learning memanfaatkan teknologi internet/intranet/ekstranet yang dikenal dengan world wide web (CBT- Computer based Training, CD ROM learning). Pembelajaran online learning yang memanfaatkan web, menurut Simamora, merupakan sistem atau proses untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh melalui aplikasi web dan jaringan internet. Lebih lanjut Simamora mengatakan perbedaan web learning dengan web informasi lainnya terletak pada proses interaksi


23 antara pemelajar dengan pembelajar atau antar pemelajar itu sendiri. Web learning dapat menyediakan bentuk interaksi secara langsung (real time) atau tidak langsung (non real time). Disamping itu web learning dapat dirancang memasukan aspek instruksional (pedagogik) dalam proses pembelajaran. Web learning juga memungkinkan untuk memberikan fasilitas melalui dari regrestasi, kalender kelas, interaksi (diskusi), tes/evaluasi, tracking pemelajar, hingga pembayaran melalui web (e- commerse). Interaksi secara tidak langsung dalam web learning diwujudkan dalam menggunakan mail (e-mail), news groups, Bulletine board file exchange, sedangkan interaksi secara langsung (real time) melalui web learning dapat dilakukan dengan menggunakan: chat, application sharing, audio/video conferenc Model Pembelajaran Online menurut Dabbagh, (2005) Ada 2 (dua) model pembelajaran online learning yaitu (1) Fully online course: lingkungan pembelajaran dilakukan secara online, dimana proses pembelajaran dan interaksi berlangsung secara virtual dan (2) Blended learning: metode pembelajaran yang mengkombinasikan metode pembelajaran tatap muka dengan online learning 1) Pembelajaran Fully online Course Menurut Roblyer (2016) fully online course terbagi atas 3 model, yaitu: (1) Model online tidak interaktif (Noninteractive Online Model): Siswa membaca dan mempelajari materi dalam bentuk text, tautan, video, atau latihan mandiri kemudian melakukan test secara online untuk mengukur pencapaian pembelajaran tersebut. (2) Model Online Interaktif Asynchronous (The Interactive, Asynchronus Online Model): Model ini lebih umum digunakan dalam pembelajaran online dengan memanfaatkan Learning Management System (LMS). (3)Model online Interaktif Synchronous (The Interactive online model with Synchronus Event): Model pembelajaran online secara real time. Pada model ini interaksi antara siswa dan instruktur dilakukan dengan bantuan komera dan perangkat komunikasi online seperti Adobe Connect, go to Meeting. Pembelajaran ini mengkombinasikan online meeting dengan aktifitas permbelajaran online (Roblyer, 2016). 2). Blended learning


24 Blended learning adalah metode pembelajaran yang mengkombinasikan metode pembelajaran tatap muka dengan online learning (Dabbagh, 2005). Ada 3 model Blended learning yang biasa digunakan dalam pembelajaran dan pelatihan, yaitu: (1) Kelas tradisional dengan aktivitas online: aktivitas pembelajaran online digunakan untuk memperkaya aktivitas pembelajaran di dalam kelas tradisional. (2) Kelas online dengan aktivitas tatap muka: aktivitas pembelajaran dilakukan secara online, namun ada aktivitas tatap muka yg dilakukan. Contohnya siswa diminta kehadiran untuk melakukan ujian, adanya kegiatan kunjungan ke sumber belajar untuk mengkaji pembelajaran, mengadakan kelas tatap muka antara fasilitator belajar dengan siswa untuk membahas beberapa topik sebagai upaya melibatkan siswa dalam pembelajaran. (3)Flipped class Room model: model pembelajaran di mana guru memberikan tugas kepada siswa untuk aktif mempelajari terlebih dahulu materi yang akan disampaikan melalui media digital berupa video atau e-book beserta beberapa instruksi tugas / latihan soal, sebagai bahan diskusi ketika kegiatan di dalam kelas (tatap- muka) (Roblyer, 2016). Pembelajaran online learning dikembangkan dengan mengacu pada teori belajar dan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi digital dan internet untuk proses belajar berdampak terhadap pola belajar seseorang. Konsep belajar mandiri dan konstruktivistik penting dalam merancang pembelajaran online. 4. Pembelajaran Blended learning 1) Konep Blended learning Smaldino, Lowther, Rusel (2008), pembelajaran Blended learning yaitu pembelajaran yang menggabungkan dan mencocokkan berbagai situasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar pemelajar. Pembelajaran Blended learning paling umum ditemukan dalam situasi jarak jauh. Situasi belajar jarak jauh Blended learning merupakan campuran jenis situasi dalam waktu bersamaan (misalnya, saling tatap muka atau video/televisi real time) dan jenis situasi pembelajaran tidak dalam waktu bersamaan (misalnya pembelajaran on line atau yang berbasis web) Situasi belajar di bagi agar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran para pemelajar dan strategi pembelajaran yang sedang digunakan, kapan yang paling efektif bagi para pemelajar


25 untuk berada dalam situasi fisik faktual bersama guru kapan mereka bisa bekerja lebih mandiri. Januszewski, Molenda, (2008) mengatakan dalam sejarah para pendidik beranggapan bahwa pembelajaran tatap muka dan pembelajaran berbantuan computer (Computer Assisted Instruction, Multimedia/hypermedia web, atau mobile divice) merupakan domain terpisah, Graham, (2006) dalam Januszeweski dan Mollenda (2008) untuk menambah proporsi pelajaran dan latihan dilakukan terutama pada perguruan tinggi dan latihan-latihan militer, dilaksanakan dengan kombinasi pembelajaran tatap muka dengan “computer-mediated format” mengarah pada pembelajaran kombinasi (blended learning) dimana internet sudah merupakan bagian dari kehidupan pemelajar dan pekerja, penggunaan e-mail, instant messaging, chat room, dan selagi para pembelajar telah siap dalam menggunakan file elektronik dan membuat material pembelajaran dengan komputer, sehingga hal tersebut sangat memungkinkan dibawa dalam ruang kelas. Hefzallah (2004) mengatakan bahwa integrated learning (blended learning) merupakan konsep generasi kulminasi yang berusaha menyempurnakan pembelajaran jarak jauh, menempatkan konsep dalam pekerjaan yang menggunakan teknik multi informasi ternasuk di dalamnya terdapat surat elektronik, bagian chat, papan bulletin, grup diskusi, live interaksi, audio dan video pada internet, televisi kabel untuk tele conference, mesin cetak, telepon, mesin fax, pre recorder video (tape atau DVD). CDs, kaset Audio, dan interaksi tatap muka ketika perancangan pembelajaran memerlukannya. Gagne, et all (2005) menekankan tentang collaboration and blended learning, merupakan sebuah power sistem pendekatan pelatihan yang lazim bernilai sebuah solusi dengan memasukkan belajar kolaborasi dalam sekenario belajar yang berkombinasi (blended learning) yang secara luas telah banyak diterima. Elemen kolaborasi mungkin termasuk aktivitas instructor-led- training atau pekerjaan-pekerjaan laboratorium. Kolaborasi dapat juga dilaksanakan selama aktivitas on-the-job. Bila terdapat dukungan dilapangan, mungkin dapat juga dilengkapi dengan sekedar diskusi secara online melalui web site atau chat . Singkatnya blended learning bila dipasangkan dengan kolaborasi merupakan sebuah kunci kombinasi untuk memaksimalkan investasi pelatihan dan untuk meningkatkan unjuk kerja individu atau kelompok


26 Graham, Dziuban (2008) dalam Spector, at. All, (2008), dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat memudahkan mengkonvergensikan lingkungan pembelajaran tadisional (tatap muka) dan technology-mediated, atau blended learning environment mencoba memberikan keuntungan yang kuat pada kedua pola dasar lingkungan belajar . Blended learning environment merupakan lingkungan belajar yang mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka (face- to-face) dengan pembelajaran melalui teknologi (technology-mediated instruction). Selanjurnya Graham, Dziuban dalam Specktor mengatakan alasan utama dalam mengadop pembelajaran “blended” adalah : meningkatkan efektifitas belajar, meningkatkan akses dengan peralatan yang menyenangkan (convenience) dan efektifitas biaya lebih besar. Lebih lanjut Graham, Dziuban mengatakan isu besar dalam penelitian pembelajaran Blended menurut format konsursium Sloan terdapat lima pilar yaitu : (1) efektifitas belajar (learning effectiveness) (2) kepuasan pemelajar (student satisfaction) (3) kepuasan pembelajar (faculty satisfaction) (4) efektifitas biaya (cost effectiveness) dan (5) acces. . Kelima pilar format penelitian menurut format konsursium Sloan diuraikan oleh Graham, Dziuban dlam Factor at. all (2008) dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: (1) Efektivitas belajar (a) Apakah pembelajaran dengan konteks tatap muka dan melalui computer dapat memberikan kekuatan dan bagaimana masing-masing pembelajaran tersebut dipergunakan untuk memperbaiki pembelajaran dan belajar? (b) Bagaimana hasil belajar jangka pendek siswa dengan secara sistemik berkaitan dengan hasil belajar jangka panjangnya? (c) Model-model apa yang muncul untuk menilai hasil belajar dalam lingkungan belajar blended? (d) Peran/tugas apa yang tepat dalam keterlibatan pembelajar dalam menilai efektivitas belajarnya? (2) Acces , pertanyaan meliputi: (a) Bagaimana agar diperoleh peningkatkan akksesibilitas melalui pembelajaran Blended yang dapat menyelesaikan di pendidikan tinggi? (b) Bagaimana pembelajaran “Blended” berpengaruh pada kesempatan pendidikan pada populasi menengah ke bawah (“underrepresented population) (c) Bagaimana interaksi akssesibilitas dengan kualitas belajar? (3) Efektivitas biaya: (a) Model-model apa yang efektif untuk menilai efektifitas biaya dalam pembelajaran Blended? (b) Untuk konteks yang mana (high enrollment courses,specific disciplines) yang mempunyai efektifitas biaya dapat diterima dan bernilai bagi stockholder? (c) Apakah ada hubungan antara efektifitas biaya dan hasil


27 belajar pemelajar? (4) Kepuasan Pemelajar: (a) Komponen-komponen apa dalam lingkungan pembelajaran “Blended” memberikan konstribusi paling banyak pada kepuasan pemelajar? (b) Dalam konteks kepuasan pemelajar apa yang dapat mengukur hasil belajar dan kualitas belajarnya? (c) Bagaimana kepuasan pemelajar dapat berdampak ketika pemelajar diberi pilihan berkenaan dengan Blended dalam sebuah pelajaran? (5) Kepuasan Guru (a) Faktor-faktor apa yang mengarah pada kepuasan pembelajar dalam pembelajaran “Blended”? (b) Dengan model-model apa yang kita punya dan laksanakan untuk mendukung pembelajar mengadopsi pembelajaran “Blended”? (c) Bagaimana beban kerja pembelajar berkaitan dengan kepuasan dengan pembelajaran “Blended” dalam kontek jabatan dan promosi? Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran abad 21yaitu pembelajaran yang di rancang tidak hanya menggunakan satu bentuk pembelajaran di dalam ruang kelas saja melainkan menggunakan multi system baik bentuk belajar jarak jauh, pembelajaran on line atau dalam bentuk campuran blended learning untuk mencapai hasil belajar yang optimal. 2) Proses pembelajaran Blended Perencanaan (planning), a) hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran blanded adalah (luasnya kontek matapelajaran, batasan-batasan program, keadaan sekolah, keadaan guru kelompok professional atau keadaan masyarakat, pengaruh-pengaruh apa yang harus diperhitungkan; b) Elemen-elemen , isi mata pelajaran (content) , sumber daya, aktivitas-aktivitas, penilaian (assessment) yang mendukung kualitas belajar pemelajar; c) Bagaimana situasi pembelajaran, pertimbangan terhadap kurikulum secara umum, membuat rancangan paduan matapelajaran, menulis profil matapelajaran yang memberikan arahan pada aspek-aspek kunci kurikulum; d) Menetapkan tujuan matapelajaran (aims course) dan tujuan khusus pembelajaran (learning objectives) sebelum melaksanakan pembelajaran blended;


28 e) Apa yang akan kita laksanakan agar pemelajar melaksanakan belajar pada matapelajaran ini, dukungan apa untuk memfasilitasi belajar pemelajar, perlukah pemelajar medemontrasikan prestasinya; f) Berdasarkan tujuan matapelajaran (aims course) dan tujuan khusus pembelajaran (learning objectives) selanjutnya untuk dipertimbangkan dalam penetapan pembelajaran Blended, mengapa dan bagaimana dalam penggunaan belajar online; g) Bila kita akan merancang ulang pembelajaran, pertimbangan secara cermat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berlaku saai ini, (1) tujuan matapelajaran (aims course) dan tujuan khusus pembelajaran (learning objectives), mengajar, dan aktivitas belajar dan assesment task dapat dilaksanakan secara paralel dan berkombinasi (2) melaksnakan inventarisasi isi (content) (3) strategi mengajar apa yang berlaku (4) pengalaman pembelajar dalam mengelola pembelajaran (5) bagaimana bentuk umpan balik pemelajar; h) Bagaimana kontek matapelajaran, (1) level matapelajaran (2) program sekolah atau pengaruh kelompok; i) Siapa yang menjadi pemelajar (1) Mahasiswa (pemelajar perguruan tinggi) tahun pertama atau tahun terakhir, (2) Jumlah Kelas: Kelas besar atau kelas kecil; j) Tipe pemelajar: (1) pemelajar internasional, (2) pemelajar yang mempunyai latar belakang sosio ekonomi rendah (3) pemelajar dengan disabilitas, (4) pemelajar dengan usia yang sudah dewasa (5) pemelajar yang telah bekerja atau telah berkeluarga. Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah penggunaan bahasa, akesibilitas, pengalaman dan motivasi. Perancangan dan pengembangan (designing and developing) Perencanaan (planning) sebagai pertimbangan perancangan komponen pembelajaran Blanded. a. Prinsip-prinsip perancangan secara umum a) Tujuan khusus belajar matapelajaran (learning objectives course dan termasuk keterkaitannya dengan kelulusan) aktivitas belajar dan mengajar, kebutuhan penilaian pekerjaan (assessment tasks need) berhubungan yang satu dengan yang lain. (1) sumber daya pada matapelajaran , aktivitas belajar dan mengajar yang secara langsung mendukung prestasi para pemelajar yang dinyatakan dalam bentuk tujuan


29 pembelajaran (2) kebutuhan analisis pekerjaan-pekerjaan (assessment tasks need) konkruen dengan aktivitas dan tujuan-tujuan, mereka membutuhkan untuk menampilkan pemelajar dalam mendemonstrasikan pencapaian tujuan belajar , yang oleh Brigg (1999) disebut “constructive alignment”) b) Kegiatan harus memilik tujuan, dilaksanakan di mana kemungkinan harus tepat dan autentik. Penilaian pekerjaan secara autentik sebanyak mungkin mencerminkan hal yang relevan, merupakan aktivitas dunia nyata, sehingga pemelajar dapat mendemonstrasikan kompetensinya dalam seting kehidupan nyata (“true- to- life”) ; c) Aktivitas mengajar dan belajar berkaitan nyata dengan waktu dan isi (content), (1) misalnya waktu tutorial atau aktivitas belajar lain harus secara nyata berkaitan dengan perkuliahan/modul/ kemajuan topik (2) beberapa elemen belajar Blended harus diintegrasikan secara jelas dengan isi (content) matapelajaran dan tujuan belajar (learning objectives) dan melengkapi aktivitas bersemuka (face-to-face) maupun aktivitas individu. (3) membangun kejelasan urutan untuk keterkaitan isi matapelajaran (content) aktivitas dan penilaian pekerjaan (assessment tasks); d) Beban pekerjaan untuk matapelajaran dengan Blended learning seharusnya tidak melebihi mode matapelajaran tradisional (a 10 cridit-point course equal 10 hours per week); e) Menjaga proporsi waktu, upaya dan sumber daya dimasukan dalam pengembangan belajar Blended yang berkaitan dengan dampak, atau pentingnya dalam matapelajaran. f) Contoh lembar format rancangan yang dibuat oleh Bath, Bourke (2010) sebagai berikut: Tabel 1.1 Format rancangan pembelajaran Blended oleh Bath, Bourke Tujuan Belajar (learning objectives: Cara- cara Penilaian terhadap tujuan (misalnya para pemelajar dapat mendemonstrasikan tujuan) Aktivitasaktivitas blajar dan mengajar Sumber-sumber yang membantu (misalnya web site, petunjukpetunjuk, orang/kontak, contoh-contoh dan seterusnya)


30 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1) Sebagai bagian dari pase perancangan dan pengembangan, pertimbangan dalam pembuatan sebuah peta matapelajaran atau perencanaan yang ditunjukkan pada elemen-elemen matapelajaran dalam hubungannya antara satu dengan yang lain dan bagaimana pemelajar secara durasi berurutan dan melintas dalam mengikuti sebuah mata pelajaran. Gambar 2.10 menunjukkan bagamana beberapa elemen (aktivitas bersemuka (face-to-face), online, dan assessment) bekerja bersama-sama untuk mendukung suatu pencapaian tujuan belajar teretentu. Gambar: 1.7. Pembelajaran Blended di adaptasi dari Debrah Bath, Baurke Sebuah pendekatan “constructive alignment” pada diagram di atas menunjukkan bagaimana masing-masing elemen bekerja bersama-sama untuk mendukung prestasi belajar pemelajar pada out comes belajar tetentu yaitu aktivitas mengajar dan belajar (perkuliahan, tutorial, kuis online, diskusi) secara “serempak”(“aligned”) (hal tersebut


31 secara khusus dirancang) untuk mendukung prestasi pemelanjar dalam mencapai tujuan belajar, dan dilengkapi dengan kesempatan pemelajar untuk mendemonstrasikan prestasinya dalam mencapai tujuan belajar 2) Komponen-komponen perancangan matapelajaran (elements of course design), matapelajaran dalam sebuah kurikulum (course curricula) sering mengandung hubungan antara komponen utama, isi (content) dan sumberdaya, aktivitas dan kolaborasi pemelajar, penilaian (assessment) komunikasi matapelajaran (course communication) menejemen dan administrasi. b. Isi (content) dan Sumberdaya (resources) Penggunaan teknologi dapat memudahkan Isi matapelajaran (content) lebih fleksibel dan mudah di akses untuk pemelajar dan pembelajar. a) Materi Kuliah (lecture materials), catatan kuliah, dan dokumen presentasi diunggah (apload) pada website matapelajaran secara umum praktis dan cara yang sangat efektif untuk melengkapi para pemelajar dengan sumber daya yang mudah di akses, dengan hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah (1) ukuran dokumen dan kompresi image (2) waktu dan kebebasan material (timming and release materials) (3) biaya cetak (4) format dan tujuan material b) Catatan Kuliah (lecture recordings) Catatan kuliah lebih praktis di banyak universitas umumnya dalam bentuk power point slide, kecuali untuk matapelajaran yang full online catatan-catatan kuliah bukan sebagai pengganti secara penuh episode mengajar dikelas. c) Virtual Classroom, Virtual classroom adalah sebuah waktu nyata (a real time), lingkungan online classroom yang membolehkan para individu menggunakan audio dan video ,mempresentasikan isi pesan (content) seperti sebuah presentasi power point pada audien secara nyata (live). Feature lain termasuk pertanyaan interaktif (poling,kuis, survei) kelompok kecil “breakout rooms”, sharing application, dan dokumendokumen, e white board. virtual classroom betul-betul dipergunakan untuk pembelajaran online tetapi juga efektif untuk menyediakan access tambahan pada para guru (pembelajar) dan para pemelajar yang lainnya dalam pembelajaran blanded pada kampus.


32 Pertimbangan dipergunakannya virtual classroom: (1) bila pembelajar akan mempresentasikan kuliah namun keadaan kampus ditempat yang jauh (2) memfasilitasi bila pembelajar berada diluar kampus (3) bila akan menghadirkan dosen tamu baik dari professional industri yang bertingkat nasional maupun internasional yang tanpa menghadirkannya di kampus (4) mengikuti pertemuan grup kecil secara online (5) memfasilitasi pemelajar dan supervisor untuk komunikasi dan mentoring work experience program d) Webcats Webcats adalah media (audio dan video) broadcast yang ada dalam internet, dimana subscribe pada webcats dapat diakses pada computer dan mobile digital devices seperti misal i-pods atau media players atau smart phone. Pertimbangan dipakainya webcats adalah,(1) melengkapi para pemelajar catatan-catatan kuliah dari presentasi yang dapat di akkes secara mudah (termasuk presentasi pemelajar) (2) catatan interview dengan expert atau professional lain untuk pemelajar (3) untuk melengkapi content audio dan video yang telah ada, tetapi dalam bentuk format yang mudah dijangkau. e) Digited readings/dokumen Secara umum pembelajar mempunyai dokumen bahan-bahan kuliah yang berupa jurnal, bagian bab tertentu pada buku- buku, artikel, petunjuk tutorial, work booklets, pada sistem pembelajaran tradisional, untuk mendapatkan dokumen tersebut dalam bentuk hard copy, pemelajar harus mengeluarkan biaya. Dokumen tersebut dapat di apload secara online dengan format elektronik, misalnya dengan format PDF. f) Learning support resourses Terdapat beberapa sumber daya yang tersedia secara online yang dapat dipergunakan untuk mendukung pemelajar dalam mengembangkan keterampilan generic nya seperti pengetahuan dan pemahaman topik matapelajaran secara khusus. Sumber-sumber tersebut dapat dirancang secara terpadu sebagai core material matapelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum resmi sebagai aktivitas tutorial yang mungkin dapat diakses atau tidak.


33 g) Aktivitas Pemelajar dan Kolaborasi Tingkat keaktipan pemelajar dengan material pembelajaran adalah sangat penting, berdasarkan hasil penelitian tentang belajar secara aktif dan belajar secara pasif yang paparkan pada gambar di bawah ini Gamar: 1.8 Belajar Aktif Vs Pasif diadaptasi dari Debrah Bath, Bourke Belajar secara kolaboratif didasarkan pada teori “social constructivisme”. Teori belajar ini memandang bahwa belajarnya individu terletak pada tempat dimana ia berinteraksi dengan kelompoknya. Diskusi kelas, kerja kelompok kecil dan belajar secara kolaborasi . Teori “social constructivisme” berargumentasi bahwa diskusi pemelajar mengembangkan kecakapan pemelajar untuk menguji ide-idenya, mensintetiskan ide-ide lain, membangun ke dalam pengertian dari apakah yang mereka sedang pelajari. juga memfasilitasi prespektif tentang analisis gagasangagasan, alasan berfikir kritis. Masing-masing pengalaman dapat mendukung perasaan dari komunitas kolaborasi antar para pemelajar. Aktivitas belajar diluar kelas seharusnya secara ideal merupakan suatu dikombinasi baik aktivitas individu maupun aktivitas kolaborasi seperti pada situasi formal merupakan aktivitas suplemen dan sumberdaya untuk mendukung pemelajar dalam aktivitas belajarnya serta mencapai prestasi tujuan pembelajaran.


34 a) Mengapa aktivitas pemelajar dengan Blended: (1) karena jumlah pemelajar meningkat, pembelajar tidak dapat mengelola kelompok kerja dalam kelas, (2) pembelajar dapat memberikan pemelajar dengan tambahan latihan keterampilan diluar kelas atau memberikan kesempatan belajar seperti mengerjakan latihan, kuis, tutorial skill akademi, (3) karena menejemen universitas telah membatasi biaya mengajar, sehingga pembelajar tidak lagi menyediakan waktu tutorial klas kecil diluar jam matapelajaran (4) memberi kesempatan pada pemelajar untuk berinteraksi dengan orang-orang di luar universitas (5) memberikan jalan yang lebih baik dalam rancangan dan mengelola kerja kelompok untuk mendukung pemelajar dan mengurangi beban kerja pembelajar (6) memanfaatkan ketertarikan pemelajar terhadap teknologi untuk memotivasikan mereka dalam belajarnya (7) dukungan maksimal terhadap prestasi pemelajar untuk mencapai tujuan belajar tanpa menambah beban kerja staf pembelajar. b) Aktivitas belajar Blended apa yang harus dipilih: Tingkat (level) perolehan belajar pemelajar tergantung pada tipe aktivitas dan penilaian pekerjaan (assessment tasks) apakah mereka selaras dengan tujuan-tujuan belajar, atau hasil belajar yang diinginkan. satu kerangka yang berguna sebagai pertimbangan tujuan belajar (learning objectives) dan akivitas kegiatannya sesuai dengan taksonomi Bloom, suatu klasifikasi hirarki tujuan pembelajaran yang berbeda yang biasanya ditetapkan untuk pemelajar. Gambar 2.12 menunjukkan klasifikasi kunci untuk kerangka kerja Taksonomi Bloom oleh Bath, Bourke (2010) dipergunakan untuk merangcang aktivitas pembelajaran Blended diuraikan dibawah ini.Beberapa peralatan yang dipergunakan untuk merancang aktivitas pembelajaran Blended yang oleh Bath, Bourke (2010) diuraikan sebagai berikut:


35 Gambar :1.9 Peralatan Pembelajaran Blended Debrah Bath, Bourke c. Penilaian (assessment) Blended learning menawarkan berbagai cara di mana kegiatan belajar dapat dimasukkan pada program penilaian pembelajaran (the course assessment program). Beberapa pertanyaan terhadap penilaan pembelajaran Blended oleh Bath, Bourke (2010) sebagai berikut: a) Mengapa dilaksanakan penilaian Blended? (1) Untuk memonitor kemajuan pemelajar pada frekwensi tertentu dengan lebih mudah (misalnya: online kuis, konstribusi kelompok atau individu, forum diskusi atau wiki); (2) Memotivasi para pemelajar untuk terlibat dalam pembelajaran secara terus menerus (3) untuk melaksanakan pengelolaan dan administrasi penilaian lebih efisien dan akurat; (4) untuk memungkinkan merancang penilaian pekerjaan lebih autentik, atau memanfaatkan kegiatan pemelajar/kolaborasi selama pelaksanaan penilaian. b) Memilih pendekatan penilaian secara online Penilaian dan tujuan pembelajaran sangat erat, suatu kerangka yang berguna sebagai pertimbangan adalah taksonomi Bloom, sebuah klasifikasi hirarki tujuan yang berbeda-beda untuk pemelajar. Dalam memilih pendekatan penilaian dalam pembelajaran Blended, adalah penting untuk meninjau kembali tujuan pembelajaran dan sifat demonstrasi pemelajar apa yang di inginkan oleh pembelajar. c) Penilaian aktivitas online


36 Banyak alat-alat yang diuraikan dalam bagian "Kegiatan pemelajar dan Kolaborasi" yang dapat dimanfaatkan sebagai penilaian tugas (assessment tasks). Seperti halnya penilaian tugas, ada beberapa prinsip penting bagi praktek yang terbaik Perencanaan yang baik di awal (Planning well in advance) sangat penting untuk keberhasilan pelaksanaan penilaian tugas (assessment tasks) yang menggunakan teknologi. Sebelum melaksanakan assessment tasks online telah dipastikan terlebih dahulu tentang petunjuk untuk pemelajar : (1) Cara menggunakan teknologi; (2) Ke mana mencari dukungan teknis dan bantuan; (3) Apa dan kapan yang diperlukan dari mereka; (4). Bagaimana penilaian tugas harus diserahkan; (5). Bagaimana pekerjaan mereka akan dinilai (yaitu, memberikan kriteria yang jelas dan standar, atau rubrik); (6). Kapan umpan balik dan akan diberikan pada pemelajar. Memberikan kesempatan yang cukup bagi pemelajar untuk "praktek”, menggunakan teknologi dalam rangka untuk mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan bagi mereka menggunakan teknologi secara efektif untuk tujuan penilaian tugas (assessment tasks), kecuali kalau itu adalah bagian dari penilaian, menghindari gangguan teknis dan kurangnya keterampilan yang tepat dan berdampak pada kualitas pekerjaan pemelajar. Ketika penilaian tugas (assessment task) melibatkan kolaborasi kelompok, pertimbangan apa yang akan menilai (hasil / produk atau proses kelompok, atau keduanya) dan jelas tentang hal ini diperlukan komunikasi pembelajar dengan pemelajar. d) Penilaian diri dan teman sebaya Penilaian diri dan teman sebaya (Self and peer assessment ) dapat membantu untuk mengembangkan suatu perasaan di antara pemelajar dalam suatu masyarakat, dan menempa budaya pembelajaran kolaboratif. Pemelajar secara alami membandingkan pekerjaan mereka dengan orang lain, proses penilaian sejawat dapat membangun untuk menyediakan lingkungan yang mendukung dan terbuka dimonitor yang didasarkan pada kriteria dan standar yang ditetapkan. Teknologi dapat membantu dalam pengelolaan penilaian diri dan teman sebaya , terutama ketika berhadapan dengan pemelajar dengan jumlah besar. e) Komunikasi


37 Efektifitas komunikasi pembelajar-pemelajar dan pemelajar - pemelajar sangat penting untuk keberhasilan program pembelajaran. Saat ini kemampuan pembelajar untuk berkomunikasi dengan individu dan kelompok sangat meningkat melalui penggunaan teknologi. Ketika memilih alat komunikasi yang paling tepat dengan mempertimbangkan baik tujuan dan fungsi sebagai berikut: (1) Apakah pembelajar dan / atau pemelajar perlu berkomunikasi secara real time (synchronous)? (2) Apakah perlu informasi yang akan direkam atau diarsipkan? (3) Apakah komunikasi melibatkan satu persatu orang (one-to-one), satu-ke-orang banyak (one-to-many) , atau orang banyak ke orang banyak (many-to-many)? (4) Apakah ada kebutuhan yang urgen atau ada yang bersifat privasi? f) Konsultasi pembelajar dan pemelajar Pada semua pembelajar matapelajaran perlu disediakannya konsultasi untuk keperluan pemelajar, hal ini bisa menjadi sulit ketika pemelajar sedang belajar di luar kampus atau ditempat kerja atau staf pembelajar yang jauh dari kampus. Terdapat sejumlah pilihan online yang dapat memfasilitasi orang per orang (one-to-one) atau kelompok konsultasi secara real time (synchronous). Fasilitas ini termasuk: (1) Online chat; (2) Virtual classroom; (3) Phone call atau teleconference; (4) Voice over Internet Protocol (VoIP), seperti Skype g) Informasi Pembelajaran dan pengingatan informasi Menyampaikan informasi pembelajaran atau pengingatan informasi kepada pemelajar merupakan aspek penting dari manajemen pembelajaran. Menggunakan email dan yang berfungsi sebagai pengumuman dalam belajar, yang secara otomatis menghasilkan email kelompok. Dengan kohort kecil pemelajar, beberapa pembelajar menggunakan ponsel dan pesan teks SMS untuk memberikan informasi yang tepat waktu tanpa perlu akses komputer. h) Kelompok Diskusi Melalui kelompok diskusi pemelajar memiliki kesempatan untuk berbagi dan mendiskusikan berbagai topik pembelajaran atau masalah yang mereka memiliki, sekaligus mempunyai dampak besar pada keberhasilan dan kepuasan mereka dalam


38 pembelajaran. Banyak pemelajar memiliki pekerjaan atau komitmen lain sementara waktu mereka di kampus dalam waktu terbatas oleh karena itu perlu untuk pertemuan informal dan diskusi. i) Forum diskusi (1) Pertemuan dalam waktu tidak bersamaan (Asynchronous); (2) Para pembelajar perlu mendirikan forum untuk “pemelajar saja” atau forum untuk “pembelajar saja” serta forum terbuka di mana mereka juga dapat berkonstribusi untuk diskusi atau menanggapi pertanyaan; (3) Seperti menggunakan forum diskusi untuk mengajar dan kegiatan belajar penting untuk mempertimbangkan isu-isu seperti tujuan, harapan, integrasi dan manajemen. j) Virtual Classroom Pembelajaran secara real time (synchronous) dapat digunakan untuk diskusi kelompok peserta namun perlu online pada saat yang sama. k) Menejemen dan Administrasi Manajemen dan administrasi yang efektif dan efisien sangat penting bagi keberhasilan program apapun dan dalam mengelola beban kerja pembelajar sendiri. Dalam lingkungan blended learning, sangat penting karena pembelajar mungkin tidak memiliki pertemuan secara rutin bersemuka (face-to-face) dan kontak dengan semua pemelajar untuk menghadapi kesulitan atau masalah. Di sisi lain, bekerja di lingkungan blended learning dapat menawarkan berbagai strategi dan alat untuk mendukung efisien pembelajaran dalam manajemen yang efektif Mengelola situs pembelajaran Dalam lingkungan blended learning situs web pembelajar/pengelola menjadi fokus penting untuk keperluan komunikasi, mengajar, pembelajaran, kolaborasi dan penilaian. Oleh karena itu penting untuk memiliki situs yang dikelola dengan baik untuk pelaksanaan yang efektif dari program studi pembelajar. Pertimbangkan hal-hal berikut: Layout, struktur dan organisasi situs matapelajaran: Segala sesuatu di situs pembelajaran perlu memiliki alasan yang jelas untuk berada di sana dan lokasi yang jelas dan logis. Pemelajar harus dapat memprediksi di mana mereka akan menemukan berbagai jenis bahan,


39 Jika pembelajaran memiliki sejumlah daerah konten, pastikan pembelajaran memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk apa yang terletak di masing-masing situs; Rencana struktur program studi pembelajaran dan organisasi situs Pembelajaran di muka, berikut lihat ide-ide tentang situs organisasi. l) Terminologi dan jargon Menghindari kebingungan pemelajar dengan menggunakan terminologi dan jargon yang baik yang sudah akrab bagi mereka atau yang mudah untuk mengikuti dan memahami; Konsisten dalam penggunaan terminologi di semua komunikasi pembelajaran (tertulis dan lisan, secara online dan bersemuka) dan dalam dokumen serta penamaan sumber daya, misalnya, catatan kuliah dibandingkan handout. bahkan perubahan sederhana pun dapat membingungkan. m) Konsistensi. Konsistensi, adalah aturan “emas” untuk merancang keberhasilannya pengalaman blended learning; Pastikan bahwa Pembelajaran memeriksa semua elemen untuk konsistensi - struktur, lokasi sumber daya yang sama, warna, judul, terminologi, harapan, dan persyaratan. Inkonsistensi dapat menyebabkan kebingungan, keterasingan pada pemelajar, yang semuanya dapat menyebabkan hasil belajar yang buruk; Mempertahankan tingkat konsistensi di pembelajaran dalam program juga akan membantu untuk menciptakan kohesi, keakraban pemelajar dan efisiensi dalam navigasi dan mencari bahan-bahan di situs pembelajaran. n) Organisasi situs pembelajaran Sebelum membangun atau membangun kembali sebuah situs tentu saja dapat berguna untuk memulai terlebih dahulu membuat program peta situs.


40 Gambar: 1.10 Contoh Situs Pembelajaran Blended Bebrah Bath dan Baurke o) Merancang situs pembelajaran Bila pembelajar telah memutuskan struktur program Pembelajaran, pertimbangkan untuk menyesuaikan lokasi pembelajaran agar tercipta: (1) Identitas untuk pembelajaran yang bercita rasa; (2) lingkungan yang ramah bagi pemelajar; (3) Menarik dan merangsang keterlibatan pemelajar; (4) Sebagai tempat di mana pembelajaran merasa nyaman dan terlibat sebagai pembelajar (teacher). p) Menu pembelajaran (course menu) Secara jelas, apa yang termasuk dalam menu pembelajaran akan tergantung pada unsur-unsur yang telah dirancang dalam program studi pembelajaran. Peta pembelajaran untuk pengingat struktur pembelajaran untuk melihat apa yang perlu dimasukkan sebagai materi pelajaran dan bentuk kegiatan memiliki struktur yang


41 jelas akan membantu pemelajar menavigasi jalan mereka di sekitar lokasi ,mencari bahan dengan cepat dan mudah, dan lebih termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. 1) Informasi Pembelajar (staff Information) Pada menu default ada area Informasi Staf di mana pembelajar dapat memasukkan nama, rincian kontak dan informasi lainnya untuk staf pengajar. Beberapa orang mengubah item menu ini untuk "Teaching Team". Pembelajaran dapat menyesuaikan daerah ini untuk menyertakan foto atau gambar lain, dalam link web. q) Mengelola Pemelajar Berpindah menggunakan teknologi dalam mengajar sering dikaitkan dengan kekhawatiran yang berkaitan dengan kesibukan dalam pengelolaan komunikasi yang berasal dari pemelajar (e-mail, diskusi/ chatting dan lain-lain) dalam mengendalikan proses pembelajaran tentang apa yang pemelajar lakukan. 1) Mengelola penilaian Selain meningkatkan belajar pemelajar, penerapan blended learning juga mencoba untuk mengelola hal-hal yang lebih efisien dan efektif dalam penilaian. Mengelola proses penilaian merupakan bagian penting dari beban kerja pembelajar universitas, namun ada cara di mana penggunaan teknologi blended learning dapat mendukung proses ini dengan memasukkan beberapa otomatisasi dan mengurangi jumlah penanganan manual. Teknologi ini juga dapat memiliki dampak positif pada pemelajar dengan memfasilitasi pengajuan dan proses umpan balik. (1) Penyerahan penilaian pembelajaran "Blending" Ada manfaat bagi pembelajar dan pemelajar dalam menggunakan teknologi untuk mendukung proses pengajuan penilaian, misalnya: Proses pengajuan menjadi lebih mudah karena pemelajar tidak perlu mencetak rangkap pekerjaan mereka dan jika menggunakan pengajuan elektronik mereka dapat menyerahkan pekerjaan mereka di luar kampus dan di luar jam kerja; pengajuan elektronik secara otomatis tanggal dan waktu sudah melekat;


42 Jika tidak perlu memiliki hardcopy yang dicetak dari tugas , pengajuan elektronik atau pengiriman via media penyimpanan ( misalnya , USB memory stick , CD/DVD ) adalah pilihan yang jauh lebih memudahkan ; Memberikan umpan balik dapat lebih mudah dan lebih tepat waktu ketika menggunakan sarana elektronik . Tugas-tugas individu atau kelompok, untuk tugas kelompok, semua anggota kelompok atau lebih satu anggota menyerahkan pekerjaan kelompok ? Jika hanya satu pemelajar menyampaikan , ini menambah langkah lain dalam penyediaan langkah dan umpan balik untuk semua anggota kelompok (jika melalui e-mail, mempertimbangkan membutuhkan pemelajar untuk Cc : semua anggota kelompok dalam email pengajuan dalam rangka memfasilitasi balasan pembelajar kepada semua anggota kelompok dengan penandaan dan umpan balik ) ; (2) Mengelola kelas dan memberikan umpan balik Mengelola kelas dan memberikan umpan balik secara elektronik adalah perkembangan alami dalam penggunaan elektronik, tergantung pada konteks program studi pembelajaran, dapat juga memfasilitasi penanganan yang efisien dan efektif dalam proses penilaian. Hal-hal yang diperhitungkan dalam pengelolaan kelas dan pemberian umpan balik: (1) Bagaimana dalam pelaksanaan memberikan umpan balik secara elektronik, (2) Apa yang harus dilakukan jika pem.belajaran melibatkan kelas besar Pelaksanaan (Implementation) Elemen blended learning yang dirancang dengan baik bisa mengalami sebuah kegagalan, atau setidaknya terdapat kelemahan atau dan implementasi terdapat hambatan-hambatan, jika pertimbangan tidak diberikan kepada berbagai isu sosial dengan penerapan blended learning dalam suatu pembelajaran. 1. Apakah menerapkan program pembelajaran blended learning telah siap? (1) Apakah pembelajaran Blended diuji coba berkaitan dengan komponen blended learning (komputer pemelajar dam computer pembelajar)? Apakah Pembelajar


43 merasa kompeten dalam menggunakan alat-alat dan dalam membimbing pemelajar serta cara menggunakannya? (2) Apakah Pembelajar mencatat beberapa masalah secara umum atau kemungkinan kesulitan pemelajar dalam menggunakan alat yang telah Pembelajar pilih? Dan apakah Pembelajar mempertimbangkan bagaimana Pembelajar akan menangani masalah jika muncul? (3) Apakah Pembelajar mengidentifikasi sumber dukungan teknis untuk diri sendiri serta pemelajar? Apakah Pembelajar menyiapkan (atau mempunyai sumber) panduan yang membantu pemelajar atau pelatihan kegiatan penggunaan peralatan blended learning/ teknologi yang telah Pembelajar pilih? (4) Apakah Pembelajar mempertimbangkan apa harapan Pembelajaran dari pemelajar dalam kaitannya dengan rancangan blended learning? Bagaimana Pembelajar dapat mengelola harapan pemelajar tentang belajar dalam lingkungan Blended yang telah pembelajaran rancang? 2. Mewujudkan pemelajar yang siap dengan blended learning 1) Orientasi matapelajaran (orientasi Course) Ketika pemelajar diminta untuk belajar secara online, atau untuk sebagian saja, menciptakan kesempatan bagi pemelajar dan pembelajar (staf) untuk datang bersamasama sebagai sebuah kelompok merupakan langkah pertama yang penting dalam membangun keberhasilan pengalaman belajar (learning) dan mengajar (teaching). Mempertimbangkan merancang komponen program orientasi pembelajaran formal (misalnya, selama pertama bersemuka atau sesi online) yang meliputi: (1) Tujuan - Mulailah membangun tujuan untuk komponen blended learning . (2) Harapan- harapan (expectations) menetapkan harapan yang jelas bagi pemelajar sejak awal. Gunakan komunikasi yang transparan secara konsisten mengenai harapan-harapan ini untuk membantu pemelajar memahami proses dalam Blended Learning (3) Pedoman - Menyediakan pedoman dan tips tentang cara untuk menggunakan alat-alat tertentu yang pembelajar integrasikan (4) Komunitas- Sukses belajar terjadi ketika pemelajar termotivasi dan terlibat, dan ini adalah difasilitasi ketika pemelajar merasa bagian dari kelompok dengan


44 tujuan bersama dan bermakna. oleh karena itu membangun rasa kebersamaan yang penting dan jika tidak ditangani di awal dapat terjadi kegagalan. 2) Orientasi situs pembelajaran Tujuan, harapan, pedoman dan masyarakat semua aspek penting untuk dipertimbangkan di sini dan perlu ada menjadi sinergi antara lingkungan fisik dan virtual. Pembelajar bisa melakukan orientasi pada halaman tertentu dengan menambahkan area content. Sering kali wilayah content ini disebut "Mulai di Sini" atau "Selamat Datang". Berikut adalah beberapa saran apa yang harus meliputi: Sebuah rekaman singkat di mana pembelajar menyambut pemelajar dan memberikan beberapa pernyataan memotivasi dan menarik untuk merangsang minat mereka dan menjelaskan secara singkat bagian-bagian penting dari situs; Jika pembelajaran mencatat orientasi di kelas pembelajar, Pembelajar juga bisa meng-upload di sini; Menyediakan “versi pemelajar” dari program peta-situs yang telah Pembelajar buat (lihat "Mengelola Situs Pembelajaran" di "Manajemen dan Administrasi" dalam panduan ini). Setiap menu bisa menggambarkan lebih lanjut secara rinci untuk menjelaskan peran mereka dalam desain program secara keseluruhan; Pedoman yang mendukung penggunaan secara efektif dan tepat dari situs pembelajaran pada berbagai elemen (misalnya, protokol komunikasi, staf dan harapan pemelajar, dll). 3). Penyiapan Pemelajar Untuk blended learning yang sukses, pemelajar perlu dimotivasi untuk terlibat dalam pengalaman blended learning yang dirancang. Mereka juga perlu untuk merasa percaya diri dalam menggunakan teknologi dan menyadari aspek "sosial" untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dalam lingkungan online sebagaimana mestinya di ruang kelas tradisional. Kurangnya motivasi kadang-kadang bisa disebabkan pemelajar tidak melihat tujuan yang jelas dan relevan untuk kegiatan belajar.


45 Berikan banyak waktu ketika pemelajar mengharapkan untuk menggunakan teknologi tertentu yang pertama kalinya, terutama jika merupakan bagian dari program penilaian. Sebagai contoh, jika menggunakan alat baru atau teknologi pertimbangkan untuk memberikan pemelajar beberapa latihan sebelum penilaian tugas yang sebenarnya sudah jatuh tempo untuk dilaksanakan. .4) Mendukung dan mempertahankan belajar pemelajar Pemberian bimbingan berkelanjutan untuk kegiatan setiap pemelajar adalah penting namun mungkin lebih banyak dilakukan secara online dan jauh dari kontak secara bersemuka (face-to-face). Dalam lingkungan online, pemelajar sering sedikit kesempatan untuk mencari bimbingan secara langsung dengan pembelajar. Oleh karena itu, pertimbangkan bagaimana pembelajar akan menjadi seolah "terlihat" secara online dan memberikan para pemelajar dengan umpan balik dan reaksi terhadap pekerjaan mereka. Setelah orientasi awal pembelajaran di mana pembelajar mencoba untuk memotivasi pemelajar untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran hal tersebut menjadi penting untuk terus mempromosikan dan mendorong penggunaan pemelajar dari komponen blended learning Memonitor partisipasi pemelajar, mengidentifikasi pemelajar yang tidak tampak tertarik dan memulai beberapa komunikasi dengan mereka. Memberikan pengakuan keterlibatan pemelajar dalam pembelajaran baik online maupun di kelas. Hal ini membantu untuk memvalidasi upaya pemelajar dan kontribusinya dari berbagai kegiatan pembelajaran belajar mereka. Buat sinergi dengan kegiatan kelas dicampur dan dengan memasukkan umpan balik atau refleksi .5) Sebuah akhir yang baik Seperti pembelajaran apapun, adalah penting untuk melihat setiap pembelajaran berakhir,sebelum pemelajar meninggalkan pembelajaran atau pindah ke bagian lain, apa yang telah dilakukan, berbagi wawasan yang diperoleh, serta menindaklanjuti hasil atau membangun link ke bagian pembelajaran selanjutnya. Apakah pemelajar menerima umpan balik pada semua kegiatan pembelajaran?


46 Apakah pembelajar telah menyadari pekerjaan luar biasa yang harus diselesaikan oleh pemelajar? Dan jika demikian, apakah ada masalah dengan pemelajar mengakses alat online ini melampaui tanggal tertentu (misalnya, apakah Pembelajar memberi pembatasan tanggal yang ditetapkan berkaitan dengan ketersediaan alat?) Meninjau (mengevaluasi) Seperti pembelajaran apapun, memperoleh umpan balik tentang berbagai aspek dari pengalaman (termasuk konten, desain, belajar dan kegiatan mengajar, dan penilaian) adalah bagian penting dari proses desain , dan penting secara terus-menerus untuk pembelajar sendiri sebagai pengembangan profesional dalam desain kurikulum dan pembelajaran. Mendapatkan umpan balik tepat waktu akan membantu pembelajar meninjau aspek yang berbeda, dan mempertimbangkan di mana perbaikan dapat dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran yang akan datang. 1) Kapan pembelajar harus mengevaluasi? Evaluasi pembelajaran tidak perlu menunggu sampai akhir waktu tertentu, untuk melakukan evaluasi dan mendapatkan umpan balik dari pemelajar, sebaiknya, pembelajar harus mengumpulkan umpan balik secara terus menerus melakukan perbaikan selama pembelajaran. jadi pertimbangkan rangkaian evaluasi di berbagai poin pada seluruh proses. Idealnya untuk mengumpulkan umpan balik berada di pertengahan semester, berikut tugas kunci, atau pada akhir unit atau modul. Sebagian besar pemelajar menghargai kesempatan umpan balik tepat waktu untuk mengomentari isu-isu yang mereka rasakan penting. 2) Apa yang harus pembelajar evaluasi? Mengevaluasi dalam lingkungan blended learning memerlukan elemen dasar yang sama dalam pembelajaran, namun, karena "Blanded" dan penggunaan teknologi, ini akan menyajikan berbagai tambahan masalah dalam mengumpulkan data. Herrington et al (2001) mengusulkan model evaluasi untuk pembelajaran online dan pembelajaran yang berbasis di tiga bidang utama: pedagogi - kegiatan pembelajaran yang mendukung unit; Resources - konten dan informasi yang disediakan untuk peserta didik, dan


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.