C.1.a.2)a) Monograf Inkuiri Terbimbing Dipadu Diagram Alir Dalam Pembelajaran Kimia Flipbook PDF

C.1.a.2)a) Monograf Inkuiri Terbimbing Dipadu Diagram Alir Dalam Pembelajaran Kimia

41 downloads 104 Views 421KB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

INKUIRI TERBIMBING DIPADU DIAGRAM ALIR DALAM PEMBELAJARAN KIMIA Pahriah, M.Pd.

PENERBIT CV. PENA PERSADA i

INKUIRI TERBIMBING DIPADU DIAGRAM ALIR DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

Penulis : Pahriah, M.Pd. ISBN : 978-623-6504-89-5 Design Cover : Retnani Nur Briliant Layout : Nisa Falahia Penerbit CV. Pena Persada Redaksi : Jl. Gerilya No. 292 Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas Jawa Tengah Email : [email protected] Website : penapersada.com Phone : (0281) 7771388 Anggota IKAPI All right reserved

Ukuran 15,5 x 23 cm Halaman vii + 134 Cetakan pertama : September 2020

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin penerbit. ii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kehadirat Allah subhanallahu wata’ala atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga buku ini dapat diselesaikan. Buku ini merupakan hasil dari penelitian tesis penulis yang berjudul Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dipadu dengan Diagram Alir Terhadap Kualitas Proses Belajar, Prestasi Belajar, dan Persepsi Siswa SMA Islam Malang Pada Topik Kesetimbangan Kimia. Buku ini disusun dengan tujuan sebagai petunjuk praktis agar mahasiswa atau peneliti lainnya mendapat gambaran secara jelas dalam penggunaan inkuiri terbimbing dipadu diagram alir. Bahasan yang tersaji dalam buku ini dilengkapi dengan skenario pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), penilaian aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor, sehingga dengan membaca buku ini pembaca dapat memperoleh wawasan dan gambaran yang utuh dalam penggunaan inkuiri terbimbing dipadu diagram alir di kelas. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang banyak membantu dalam penyusunan buku ini. Pertama kepada Dra. Surjani Wonorahardjo, Ph.D. dan Prof. Effendy, Ph.D., selaku dosen pembimbing tesis penulis yang dengan keikhlasan dan kesabaran memberikan bimbingan dan arahan pada saat penyusunan tesis. Kedua kepada ayahanda H. M. Ikhsan dan Hj. Sri Wahyuni (almh.) yang menjadi inspirasi dalam hidupku, beserta kakak, adik-adikku dan semua keponaanku Arina Fathiatun Nuronia, Davina Anindia Nur Inayati, Baiq Arifa Nurul Hasani, Baiq Nurul Ilma Qur’ani, dan Muhammad Hafidz Imamul Hakim yang selalu memberikan senyum kesegaran. Akhir kata, segala saran dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati guna memperbaiki buku ini pada cetakan berikutnya. Saran dan komentar dapat disampaikan melalui email [email protected] atau nomor ponsel 081-835-6945. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Pringgabaya, 4 Juli 2020

Pahriah, M.Pd

iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... PENDAHULUAN ................................................................................................... PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KIMIA .................................................. PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING ......................................................... PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KIMIA ......... PERTANYAAN-PERTANYAAN PADA PENGAJARAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING ......................................................... LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ........ LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INKUIRI TERBIMBING ............................. DIAGRAM ALIR (FLOW DIAGRAM) ............................................................... A. Definisi Diagram Alir ............................................................................ B. Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Alir ...................................... C. Kelebihan Diagram Alir ......................................................................... D. Diagram Alir Dalam Pendekatan Inkuiri Terbimbing ....................... E. Skenario Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dipadu Diagram Alir ............................................................................................................ INKUIRI TERBIMBING DIPADU DIAGRAM ALIR DALAM PEMBELAJARAN KIMIA .................................................................................... A. Data Deskripsi Nilai Kemampuan Awal Siswa .................................. B. Kualitas Proses Pembelajaran ................................................................ C. Kualitas Proses Pembelajaran Pendekatan Inkuiri Terbimbing ........ D. Kualitas Proses Pembelajaran Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dipadu dengan Diagram Alir ............................................................... E. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing yang Dipadu dengan dan Tanpa Diagram Alir ............. F. Persepsi Siswa Tentang Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing yang Dipadu dengan dan Tanpa Diagram Alir .................................. PENUTUP ................................................................................................................ A. Kesimpulan .............................................................................................. B. Saran ......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. Lampiran 1. Skenario Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .............................. Lampiran 2. LKS Inkuiri Terbimbing ................................................................. Lampiran 3. Skenario Pembelajaran IT Dipadu Diagram Alir ....................... Lampiran 4. Lembar Penilaian Aspek Kognitif .................................................

iv

iii iv vi vii 1 5 7 9 12 14 22 28 28 30 30 31 35 46 46 47 48 51 52 56 59 59 59 60 65 83 94 114

Lampiran 5. Pedoman Penilaian Afektif Diskusi Kelompok .......................... 128 Lampiran 6. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotor ......................................... 130 TENTANG PENULIS ............................................................................................. 134

v

DAFTAR TABEL 1. Persentase Hasil NH3 dan Reaksi N2 dan H2 dengan Perbandingan mol 1:3 .................................................................................................................. 2. Skenario Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .................................................... 3. Skenario Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dipadu Diagram Alir ............. 4. Deskripsi Data Kemampuan Awal Siswa ....................................................... 5. Data Ketuntasan Kemampuan Awal Siswa .................................................... 6. Data Hasil Penilaian Kualitas Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................................................................. 7. Ringkasan Data Hasil Penilaian Kognitif, Psikomotor dan Afektif Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................... 8. Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dipadu dengan Diagram Alir ........................................

vi

11 12 35 47 47 48 53 56

DAFTAR GAMBAR 1. Diagram Alir dalam Reaksi Reversibel ............................................................ 32

vii

PENDAHULUAN Kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa (Sirhan, 2007). Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini terkait dengan karakteristik ilmu kimia itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp (1985) adalah: (1) sebagian besar bersifat abstrak; (2) ilmu kimia yang dipelajari merupakan penyeder-hanaan dari yang sebenarnya; (3) materi kimia sifatnya berurutan dan berkembang dengan cepat; (4) ilmu kimia tidak hanya sekadar memecahkan soal-soal; (5) bahan yang dipelajari dalam kimia sangatlah banyak. Menurut Iskandar (2002) ada beberpa faktor yang menjadi penyebab kesulitan dalam mempelajari ilmu kimia diantaranya: (a) ilmu kimia memerlukan kemampuan berpikir abstrak; (b) ilmu kimia memerlukan penguasaan matematika contohnya pada kajian termokimia, laju reaksi dan stoikiometri; (c) ilmu kimia terdiri dari konsep-konsep yang saling berkaitan dan terkadang berjenjang sehingga bila siswa kurang memahami biasanya berakhir dengan sikap yang kurang senang dan akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep lain yang berkaitan dengan konsep tersebut; (d) diperlukan daya ingat yang kuat dan logika yang mantap untuk mempelajari ilmu kimia. Kesetimbangan kimia adalah salah satu pokok dalam materi pelajaran kimia. Materi kesetimbangan kimia memiliki karekteristik abstrak, konkret, dan algoritmik (Driel & Graber, 2002). Karakteristik abstrak muncul karena dalam materi kesetimbangan kimia terdapat konsep-konsep yang bersifat abstrak, misalnya konsep keadaan setimbang, kesetimbangan dinamis, dan pergeseran kesetimbangan. Karakteristik konkrit muncul karena pada materi kesetimbangan kimia terdapat fakta-fakta yang mungkin dapat diamati pada waktu terjadi pergeseran kesetimbangan. Misalnya pada kesetimbangan

N2O4(g)

2NO2(g).

Apabila suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau produk, yang ditunjukkan dari warna campuran gas yang berubah menjadi cokelat. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke kiri atau reaktan yang ditunjukkan dari warna campuran gas yang berubah menjadi tidak berwarna. Karakteristik algoritmik pada materi kesetimbangan kimia ditunjukkan dengan adanya beberapa perhitungan kesetimbangan, meliputi penentuan Kc dan Kp, perhitungan harga Kc berdasarkan Kp, atau sebaliknya. 1

Sanberg & Bellamy (2004), deJong (2000), Tyson, Treagust, & Bucat (1999), dan Stewart (dalam Niaz, 1995) menyimpulkan kesetimbangan kimia dianggap sulit untuk dipelajari siswa sehingga memungkinkan terjadi kesalahan konsep pada siswa yang mempelajarinya. Beberapa hasil penelitian yang menunjukkan kesalahan konsep dalam materi kesetimbangan kimia telah banyak dilaporkan diataranya, Akhmad (1998) melaporkan persentase siswa yang mengalami kesalahan konsep pada pokok bahasan kesetimbangan kimia sebesar 58%. Hairun (2003) melaporkan persentase rata-rata kesalahan konsep pada materi kesetimbangan kimia sebesar 54,9%. Sihaloho (2007) melaporkan persentase siswa yang memahami dengan tepat materi kesetimbangan kimia sebesar 39,7% sisanya mengalami kesalahan pemahaman. Hackling dan Garnet (1985) menemukan banyak terjadinya kesalahan-kesalahan konsep terhadap 30 siswa kelas XII di Australia Selatan yang mempelajari kesetimbangan kimia. Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap kesetimbangan kimia merupakan materi yang cenderung sulit dipahami oleh siswa. Rahayu (2001) mengemukakan bahwa pembelajaran kimia saat ini lebih ditekankan pada bagaimana proses yang dialami oleh siswa untuk menguasai konsep kimia, bukan dengan cara menghafal informasi yang diberikan. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai lebih efektif maka digunakan paradigma baru dalam pendekatan kimia, yakni paradigma konstruktivistik. Hal ini bertujuan agar permasalahan dalam pembelajaran dapat dipahami dan dipecahkan oleh siswa sendiri sehingga siswa tidak akan mudah melupakan apa yang diperolehnya. Dengan demikian, perlu dikembangkan pembelajaran yang dapat mendukung pemahaman siswa dalam mempelajari kesetimbangan kimia. Pendekatan alternatif yang diusulkan untuk diterapkan adalah inkuiri. Pembelajaran dengan inkuiri merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivistik. Dengan menggu-nakan pembelajaran inkuiri, siswa didorong untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dengan melakukan eksperimen atau dengan menganalisis data-data eksperimen yang telah tersedia. Kegiatan tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki dan melakukan percobaan yang memung-kinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Arifin, 1995). Salah satu jenis pembelajaran inkuiri adalah inkuiri terbimbing yang berorientasi pada filosofi pembelajaran konstruktivistik. Sejalan dengan filosofi konstruktivistik, pembelajaran inkuiri terbimbing mempunyai kelebihan, yaitu mampu meningkatkan pemahaman siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. 2

Beberapa penelitian sebelumnya tentang penggunaan pembelajaran inkuiri terbimbing antara lain dilakukan oleh Pavelich dan Abraham (1977), Effendy (1985), dan Rosadi (2006). Mereka melaporkan bahwa prestasi belajar pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar siswa/mahasiswa yang diajar dengan verifikasi. Hasil penelitian Farrel, et al., (1999) melaporkan bahwa pada umumnya siswa mengalami peningkatan belajar ketika mereka sendiri mengikuti siklus belajar inkuiri terbimbing. Yousefzadeh, et al., (2007) melaporkan bahwa inkuiri terbimbing dapat memacu peserta didik untuk berinvestasi dalam pemecahan masalah. Penelitian Pelligrino (2008) menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan inkuiri terbimbing yang dipadu dengan pertanyaan mengajarkan siswa untuk mampu berpikir dan mampu membuat keputusan-keputusan yang tepat berdasarkan pendekatan proses yang mereka alami selama pembelajaran berlangsung. Keefektifan penggunaan pendekatan inkuiri terbimbing diasumsikan akan meningkat apabila pada pelaksanaan dipadukan dengan diagram alir. Perlunya diagram alir dalam kegiatan laboratorium bertujuan untuk memaksimalkan kesiapan siswa sebelum melakukan eksperimen. Seperti yang telah diungkapkan oleh Nakhleh (1994) kurangnya persiapan siswa dalam melakukan eksperimen disebabkan karena kurangnya konsep dasar atau pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Kurangnya konsep dasar atau pengetahuan awal siswa dapat dibantu dengan diagram alir. Hasil penelitian Davidowitz dan Rollnick (2001) melaporkan bahwa terhadap mahasiswa tingkat I dan tingkat II di Afrika yang berjumlah 236 siswa membuktikan lebih dari setengah mahasiswa bersikap positif terhadap penggunaan diagram alir serta penggunaan diagram alir dapat menghemat waktu eksperimen, 40% mahasiswa menyatakan bahwa mereka lebih mampu mempersiapkan diri sebelum eksperimen, 30% mahasiswa merasa dapat memahami konsep-konsep, dan hampir 1/3 mahasiswa merasa bahwa diagram alir dapat membantu mereka mengaitkan eksperimen dengan teori. Adanya sikap positif mahasiswa terhadap diagram alir menyebabkan mahasiswa mampu dan siap berpikir kreatif untuk memecahkan masalah dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan diagram alir memiliki tiga fungsi, yaitu: (1) dapat digunakan untuk mendefinisikan masing-masing tahap prosedur kerja; (2) sebagai petunjuk eksperimen dan dapat menghemat waktu; serta (3) menjembatani materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari (sebagai advance organizer). Selain itu, penggunaan diagram alir diharapkan dapat membantu siswa untuk menemukan penyelesaian soal yang sedang mereka pelajari. 3

Penggunaan diagram alir telah banyak digunakan diantaranya diantaranya dilakukan oleh Davidowitz & Rollnick (2001) dan Jelita (2003). Hasil penelitian Davidowitz & Rollnick melaporkan bahwa penggunaan diagram alir dalam kegiatan laboratorium dapat mingkatkan keterampilan berpikir siswa, pemahaman konsep kimia, serta dapat menghubungkan eksperimen dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki sebelumnya. Hasil penelitian Jelita menunjukkan bahwa penggunaan diagram alir dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan dalam mempelajari konsep asam basa. Buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dipadu dengan Diagram Alir Terhadap Kualitas Proses Belajar, Prestasi Belajar, dan Persepsi Siswa SMA Islam Malang Pada Topik Kesetimbangan Kimia.

4

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KIMIA Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari sifat dan perubahan zat, hukum, serta prinsip yang berkaitan dengan perubahan zat serta teori yang menafsirkan perubahan tersebut (Slabaugh & Parsons, 1976). Depdiknas (2003) menyatakan bahwa ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika, dan energitika zat. Ilmu kimia mempelajari fakta, teori, konsep, dan hukum serta proses yang berupa kerja ilmiah. Herron (1975) menyatakan bahwa materi ilmu kimia cenderung dapat dipelajari dengan baik oleh individu yang sudah mencapai tingkat berpikir formal berdasarkan teori Piaget. Berdasarkan teori perkembangan intelek Piaget, kemampuan berpikir formal akan dimiliki oleh individu yang telah berusia 11 tahun ke atas. Namun, tidak semua siswa yang telah berusia 11 tahun ke atas memiliki kemampuan berpikir formal (Carrin & Sund, 1985). Hasil penelitian Pavelich dan Abraham (1979) menyatakan bahwa hanya 14% mahasiswa tingkat satu yang sudah mencapai tingkat operasi formal, 78% berada pada tingkat peralihan (transisi), dan sisanya dianggap masih berada pada tingkat operasional konkret. Berdasarkan hasil-hasil penelitian mengenai perkembangan intelek, Good, Kromhout, & Mellon (1979) menyimpulkan bahwa perkembangan intelektual siswa sekolah lanjutan atas dan mahasiswa yang sudah mencapai tingkat berpikir formal berkisar antara 25% sampai 75%. Ardhana (1983) melaporkan bahwa proporsi siswa kelas VI, VII, VIII, IX, dan X yang memperlihatkan kesanggupan berpikir formal masih sangat kecil, yaitu berkisar antara 12% sampai 15%. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa belum semua siswa SMA mencapai tingkat berpikir formal. Hal tersebut dimungkinkan menjadi salah satu penyebab kesulitan siswa dalam memahami kesetimbangan kimia yang pada akhirnya berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Oleh karena itu, dalam pembelajaran kesetimbangan kimia diperlukan pendekatan yang efektif, baik ditinjau dari prestasi belajar siswa maupun kemampuan berpikir mereka. Kemampuan siswa dalam mempelajari materi kesetimbangan kimia tampaknya dapat ditingkatkan apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan dapat mendorong peningkatan kemampuan berpikir formal siswa. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir formal siswa adalah pendekatan inkuiri (Renner dan 5

DAFTAR PUSTAKA Ahmad, S. 1998. Kesalahan Konsep dalam Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas II SMUN di Kotamadya Palangkaraya. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang. Ansberry, K. & Morgan E. 2007. More Picture Perpect Lesson: Teaching Science Trough Inquiry. Arlington Virginia: NSTA Press. Amien, M. 1990. Pemetaan Konsep Suatu Teknik Untuk Belajar Bermakna. Malang: Jurnal Ilmu Pendidikan (Filsafat, Teori, dan Praktik Kependidikan), 9(2): 55−56. Ardhana, I.W. 1983. Kesanggupan Berpikir Formal Ala Piaget dan Kemajuan Belajar di Sekolah. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang. Arifin, M. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya: Universitas Airlangga. Bennet, J. 2001. The Development and Use of an Instrument to Assess students’ Attitude to The Study of Chemistry. International Journal of Science Education, 23(8): 833−845. Bucat, B. & Shand, T. 1996. Thinking Task in Chemistry; Teaching for understanding. Department of Chemistry, Nedlands: Western Australia. Carrin, A.A., Sund, R.B. 1985. Teaching Science Through Discovery. New York: Bell Howell Company. Cracolice, M.S. 2009. Guided inquiry and learning cycle. Norbet J. Pienta, Melanie M. Cooper, & Thomas J. Greenbowe (Eds), Chemist’s Guide to Effective Teaching Volume II (page. 20−33). New Jersey: Pearson Education Inc. Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK. Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Davidowitz, B. & Rollnick, M. 2001. Effectiveness of Flow Diagrams as a Strategy for Learning in Laboratories. Australian Journal Education in Chemistry. 57(6): 18−24. Davidowitz, B. & Rollnick, M. 2005. Development and Application of a Rubric For Analysis of Novice Students’ Laboratory Flow Diagrams. International Journal of Science Education. 27(1): 43–59. Davis, T.N. 2002. Implementing Inquiry, (Online), (http://www.justsciencenow.com/phases/index.htm), diakses 2 Juni 2012. deJong, O. 2000. Crossing The Border: Chemical Education Research and Teaching Practice. Journal of Chemical Education, 4 (1):31−34.

60

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang. Farrel, J.J., Moog, R.S., & James, S.N. Guided inquiry in chemistry. Journal of Chemical Education. 76(4): 570−573. Goh, N.K. & Chia, L.S. 1989. Use of Modified Laboratory Instruction for Improving Science Procces Skills Acquisition. Journal of Chemical Education, 24: 270−279. Driel, J.H. & Graber, W. 2002. ”The Teaching and Learningof Chemical Equilibrium”. Chemical Education: Towards Research-based Practice, 271−292. Effendy. 1985. Pengaruh Pengajaran Kimia dengan Cara Inkuiri Terbimbing dan Cara Verifikasi terhadap Perkembangan Intelek dan Prestasi Belajar Mahasiswa IKIP Jurusan Pendidikan Kimia Tahun Pertama. Tesis tidak diterbitkan. Jakarta: PPS IKIP Jakarta. Effendy. 2007. A-Level Chemistry for Senior High School Students Volume 2A. Malang: Bayumedia Publising. Good, R., Kromhout, R.A., & Mellon E.K. 1979. Piaget’s Work and Chemical Education. Journal of Chemical Education. 56(7): 428−430. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo. Hackling, M.H. & Garnett, P.J. 1985. Misconception of Chemical Equilibrium. International Journal of Science Education, 7(2): 205−214. Hairun, M. 2003. Identifikasi Pemahaman Konseptual dan Algoritmik serta Miskonsepsi dalam Materi Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas II SMUN di Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UM. Hamalik, O. 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Haury, L.D. 1993. Teaching Science through Inquiry. (Online), (http://www.ericdigests.org/1993/inquiry.htm), diakses 2 Juni 2012. Herron, D.J. 1975. Piaget For Chemists Explaining What Good Students Cannot Understand. Journal of Chemical Education, 52(3): 146−150. Hewson, M.G. & Hewson, P.W. 1983. Effect of Instruction Using StudentsPrior knowledge and Conceptual Change Strategies of Science Learning. Journal of Research in Science Teaching, 20(8): 731−734. Iskandar, S. 2002. Model Pembelajaran Daur Belajar Konstruktivisme dan Ilmu Kimia SMU. Jurnal Matematika dan IPA Sekolah, 1(1): 22−34. Jelita. 2003. Keefektifan Diagram Alir (Flow Diagram) dalam Pembelajaran Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Asam Basa dan Persepsi Siswa Kelas II SMUN 5 Malang Terhadap Penggunaan Diagram Alir.

61

TENTANG PENULIS Pahriah, S.Pd., M.Pd., adalah dosen program studi pendidikan kimia, Fakultas Sains Teknik dan Terapan (FSTT) Universitas Pendididikan Mandalika (UNDIKMA) Mataram. Ia terlahir di Pringgabaya Lombok Timur pada 8 Mei 1986 anak kedua dari tujuh bersaudara dari pasangan H. Muhammad Ikhsan dan Hj. Sri Wahyuni (almh.) Menyelesaikan pendidikan di SDN 4 Pringgabaya tahun 1998, SLTPN 1 Pringgabaya tahun 2001, SMAN 1 Pringgabaya tahun 2004, menyelesaikan S1 pendidikan kimia IKIP Mataram tahun 2009. Gelar Magister diperoleh dari pendidikan kimia Universitas Negeri Malang (UM) pada tahun 2012. Pernah bekerja di Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Anjani (2013) sebagai dosen luar biasa pada jurusan pendidikan matematika hingga diangkat menjadi dosen tetap yayasan Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA) Mataram sejak tahun 2014 sampai sekarang. Selama mengajar ia mengampu mata kuliah kimia umum, perkembangan peserta didik, teori belajar, dan dasar-dasar kependidikan MIPA. Ia aktif melakukan penelitian bidang pendidikan kimia, khususnya yang terkait dengan pembelajaran dan media pembelajaran. Berbagai karyanya telah dipublikasi dalam jurnal nasional ber-ISSN dan prosiding seminar nasional. Ia telah berhasil menerbitkan beberapa buku baik sebagai penulis tunggal dan penulis utama seperti Teori Belajar & Aplikasinya Dalam Pembelajaran (Garuda Ilmu, 2016), Kimia Dasar (Deepublish Yogyakarta, 2018), dan empat buku lainnya yang dibiayai oleh Kemenristekdikti yaitu Kerajinan Sampah dari Plastik dan Logam (JPP Mandala, 2017), Petunjuk Budidaya Jamur Tiram (Deepublish Yogyakarta, 2018), Modul Multipel Representasi Berbasis Inkuiri Materi Laju Reaksi (Deepublish Yogyakarta, 2018), dan Ikatan Kimia Berbasis Model Inkuiri dengan Strategi Konflik Kognitif (Deepublish Yogyakarta, 2019).

134

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.