Qadha' & Qadar Flipbook PDF

Qadha' & Qadar

46 downloads 123 Views 8MB Size

Recommend Stories

Story Transcript

:0tffimfl* &

04ililE

W

engan dalih sulit, rumit dan pelik, tidak sedikit muslim yang antipati mengkaji masalah yang satu ini. Ada yang pusing dan berputus asa mencari .jawaban korelasi antara takdir dan amal. Walau akhirnya ia (terpaksa) beriman kendati masih menyisakan "ganialan" yang terselip di hatinya, Padahal, sebagaimana rukun iman yang lain, iman kepada takdir menuntut kemantapan, keyakinan penuh dan bersih dari ganlalan, kebimbangan, dan keraguan. 0leh karena itulah, manakala lbnu Ad Dailamy mendatangi Ubay bin Ka'ab dan berkata,"Ada ganjalan di hatiku perihal takdir," dengan nada tinggi sahabat agung tersebut berkata,"Demi Allah, andai saja engkau menginfakkan segunung uhud emas sekali-kali Allah tidak akan menerimanya hingga engkau beriman kepada takdir."

Risalah ini, -bi idznillah- akan membantu mengusir ganjalan, mendudukkan hakekat takdir dengan benar hingga anda merasa ridha, puas dan menerima dengan bulat ketetapan Allah tersebut. Jika anda merasa kesulitan dengan buku lain, mudah-mudahan tidak anda temui dengan buku ini. Dengan bahasa yang mudah, dalil

t, i:

i i

f

\\

yang shahih dan analogi yang mudah diterima serta contoh-contoh kasus yang paling sering kita hadapi, risalah ini membuktil€n bahwa persoalan takdir tidaklah pelik.

t'rrflo{:fi

,g

!!

51 V

I

(i^

Syaikh Muhammad bin Shalih Ah *Utsaimin

Oadh

i

a

Qadar Penerbit

At-Tibyan

Judul Asli

;Al-Qadha' wal Qadar

Penulis

:Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin

;Maktabah DarutThabariyah Riyadh

Penerbit

Edisi Indonesia :

TanyaJawabTentangQadha’ dan Qadar

Penerjemah

Abu Idris

Editor

Abu Umar Abdillah Asy-Syarief

Desain Sampul

Studio

R a f fi s u a l , J l - C i k a r e t

Raya Komplek Cikaret Hijau Blok C-7 Tel./Fax ;(0251) 485663

Setting &Lay Out Cetakan Pertama Penerbit

Bogor, 16001 S t u d i o A t - Ti b y a n

Pertama, Maret 2002 At-Tibyan -Solo

Jl. Kyai Mojo 58, Solo, 57117

Telp. (0271) 652540 email; [email protected]

Tidak Patut Seorang Muslim MengambU Hak Saudaranya Tanpa Seizin Darinya

D A F TA R I S I Kata Pengantar Penerbit

9

Pertanyaan Pertama :Siapa yang tidak wajib mempelajari aqidah khususnya tentang Qadar

13

Pertanyaan Kedua :Perbedaan Qadha' dan Qadar

16

Pertanyaan Ketiga :Adakah kekhususan tentang Qadha' dan Qadar

1 7

Pertanyaan Keempat :Adakah tingkat keimanan kepada Qadha' dan Qadar

.18

Pertanyaan Kelima: Segala sesuatu telah

ditentukan dan manusia diberi pilihan .... 29 Pertanyaan Keenam: Apakah manusia diberi kebebasan memilih

3 7

Pertanyaan Ketujuh: Hukum ridha' terhadap Qadar

3 9

Pertanyaan Kedelapan: Apakah do'a bisa merubah ketentuan

4 2

Kesembilan: Bagaimana Allah menyiksa manusia sedang itu sudah ditentukan Allah 43

Pertanyaan Kesepuluh: Apakah rezki dan jodoh telah ditulis di Lauh Mahfudz

TanyaJawabTentangQadha'danQadariLi

4 7

Pertanyaan Kesebelas: ]ika perbuatan orang kafir telah ditulis mengapa dia disiksa

5 0

Keduabelas: Tentang sabda Nabi "sesimgguhnya manusia beramal dengari amalan jannah 55 Pertanyaan Ketigabelas: Cara Mengkompromikan Firman Allah dalam Surat Al-An'am 125

5

7

Pertanyaan Keempatbelas': Tentang firman Allah Surat Ash-Shaffaat 95-96

Pertanyaan Kelimabelas; Cara menanggapi orang yang berbuat maksiat

Pertanyaan Keenambelas: Hikmah adanya kemaksiatan dan kekufuran

Pertanyaan Ketujuhbelas: Tentang perdebatan Adam dan Musa

Pertanyaan Kedelapanbelas: Apakah dalam qadar Allah ada keburukan

6 0

6 1

63

6 6

6 9

Pertanyaan Kesembilanbelas: Bagaimana Allah menetapkan yang tidak disukai-Nya

Pertanyaan Keduapuluh: Orang yang marah bila ditimpa musibah

7 0

7 2

Pertanyaan Keduapuluh satu: Sabda Nabi tentang orang yang di lapangkan rezki dan panjang umur

7 4

Pertanyaan Keduapuluh dua: Hujjah orang yang melakukan maksiat

Pertanyaan Keduapuluh tiga: Qadha' dan Qadar

m

JAl-Qadha' wal Qadar

7 6

dapat membantu keimanan seseorang ..

7 7

Pertanyaan Keduapuluh empat: Apa penyakit 'ain dapat menimpa manusia Pertanyaan Keduapuluh lima: Perselisihan manusia tentang penyakit 'ain

8 1

Pertanyaan Keduapuluh enam: Hukum orang yang tidak mengambii makanan yang jatuh karena takut penyakit 'ain

8 3

Tanya Jazvab Tentang Qadha' dan Qadar

7 8

Al-Qadha' wal Qadar

K ATA P E N G A N TA R P E N E R B I T Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya dan memohon ampunanNya. Kami berlindung kepada-Nya dari jahatnya jiwa kami dan buruknya amal-amalan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak

satupun dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan, tak satupun dapat menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah

hamba dan utusan-Nya. Wa ba'dii.

Tak dapat disangkal lagi bahwa persoalan takdir masih menjadi teka-teki bagi kebanyakan kaum muslimin. Tidak sedikit di antara mereka yang telah

berputus asa untuk menemukan korelasi antara

takdir dan amal hamba. Adapula yang antipati

mengkaji tentangnya dengan dalih sulit, pelik, rumit atau takut tersesat. Wal hasil, kendati akhirnya . mereka (terpaksa) mengimani takdir, tak urung masih menyimpan ganjalan yang terselip di hatinya. Masih belum menerima seratus persen dalam meng¬ imani takdir ini.

Padahal, sebagaimana arkanul iman yang lain, iman terhadap takdir menuntut kemantapan, keTanya Jawab Tentang Qadha’ dan Qadar

J

yakinan utuh dan tidak tercampuri oleh noda-noda

keraguan ataupun ganjalan. Oleh karena itulah

tatkala Ibnu Ad-Dailami mendatangi Ubay bin Ka'ab dan berkata, "di hatiku ada ganjalan perihal takdir." Dengan nada tinggi, sahabat agung ini menjawab: ,

K

f

t

'

*

,

«iJJ1 -dJ Lii -b-l c.

/L&J

\j_J Aillj _^

g

j

J

"Demi Allah, seandainya engkau infakkan segunung uhud emas, maka sekali-kali Allah tidak akan meneri-

manya darimu hingga engkau beriman kepada takdir." Kesalahan dalam memahami takdir dapat ber-

akibat fatal, bukan saja dalam perkara yang furu' n a m u n dalam perkara akidah yang ushul (prinsip).

Bisa jadi seseorang tergelincir ke jurang pemahamqadariyah yang mengatakan bahwa segala sea

n

suatu terjadi semata-mata usaha manusia ataupun

alamiah, tidak ada hubungannya dengan takdir.

Atau kelompok ekstrim lain bemama jabriyah yang mengatakan bahwa manusia dipaksa untuk menger-

jakan apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah, sehingga tidak ada pilihan ataupun usaha dari hamba.

Penulis buku ini berpihak pada pemahaman

yang diyakini oleh salaful ummah dari kalangan sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in serta orang-orang Al-Qadha' wal Qadar

yang mengikuti mereka dengan baik, yakni pema-

haman ahlus sunnah wal jama^ah yang merupakan sebaik-baik pemahaman.

Dengan metode tanya jawab perihal polemik yang sering diperbincangkan manusia tentang takdir, buku ini akan memiliki andil yang besar -bi idznillafi-

dalam menghilangkan keraguan dan ganjalan dan menempatkan takdir secara proporsional sebagai-

mana yang dikehendaki oleh Allah dan Rasuh Nya, Wallahul miista'an.

Tanya Jawah Tentang Qadha’ dan Qadar

m j\Al-Qadha'wal Qadar L

^

(1). Fadhilatusy Syaikh ditanya: Siapakah yang tidak wajib mempelajari Aqidah, khususnya masalah Qadar karena dikhawatirkan salah ?

*^J ^^'o'

lyip^ V:J>i (

! j

^

j

ji

ois" *y lif ("J Qj*-*- J^ 'j^i Ji'jj ls-t*j) 0l5^ ^5:iljeljl Jjil — I — 3 l f

l^li ):1^ jiJ ,ojU!iJl Jil

S

sSjUliJl Jil

j

lilj jU—J-b ^"b [

>

■' . . . l i

'J

J



J-*' “

X

JLS^^^b lW “c?

"Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tem-

patnya di surga atau tempatnya di neraka". Kemudian

(sahabat) bertanya: "Ya Rasulullah, apakah kita tidak

menyerah saja". (Dalam satu riwayat disebutkan :"apakah kita tidak menyerah saja pada catatan kita dan meninggalkan amal). Beliau menjawab :"Jangan, beramallah, setiap orang dipermudah (menuju

takdirnya)". (Dalam satu riwayat disebutkan :"Ber¬ amallah, karena setiap orang dipermudah menuju se-

suatu yang telah diciptakan untuknya"). Orang yang termasuk ahli kebahagiaan, maka dia dipermu¬ dah menuju perbuatan ahli kebahagiaan. Adapun orang yang termasuk ahli celaka, maka dia diper¬ mudah menuju perbuatan ahli celaka". Kemudian beliau membaca ayatAdapun orang yang memberi Al-Qadha' wal Qadar

dan bertaqwa dan memhenarkan kebaikan, maka Akii akan mempermudahnya menuju kemudahan. Ada-

pun orang yang bakhil dan menumpuk kekayaan dan membohongkan kebaikan, maka Aku akan memper¬ mudahnya menuju kesulitan". Dari hadits di atas, jelaslah bahwa nabi melarang.sikap menyerah pada catatan (takdir) dan

meninggalkan beramal, karena tak ada peluang iintuk mengetahuinya dan beliau menyuruh hamba untuk berbuat semampu mungkin, yang berupa amal. Beliau mengambil dalil dengan ayat yang menunjukkan bahwa orang yang beramal shalih

dan beriman, maka dia akan dipermudah menuju kemudahan. Ini merupakan obat yang berharga dan mujarab, di mana seorang hamba akan menda-

patkan puncak kesejahteraan dan kebahagiaannya dengan mendorong untuk beramal shalih yang di-

bangun di atas landasan iman dan dia akan bergembira dengannya karena ia akan didekatkan de¬ ngan tauJfiq menuju kemudahan di dunia dan akhirat. Saya memohon kepada Allah agar memberikan taufiq kepada kita semua untuk melakukan amal

shalih dan mempermudah kita menuju kemudahan dan menjauhkan kita dari kesulitan dan mengampuni di akhirat dan dunia. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.

(6). Fadhilatusy Syaikh ditanya; Apakah manusia dibebaskan memilih atau dijalankan ?

Tanya Jazoab Tentang Qadha' dan Qadar

!

clr* Aiit

^

**.a

t

L->«S^«X^1 4

"Aku lindungkan kalian berdua dengan kalimatkalimat Allah yang sempurna dari setiap syaithan dan penyakit menular dan dari pemjakit 'ain yang tercela." Ibrahim juga berdo'a demikian ketika memohon perlindungan untuk Ishaq dan Ismail

8^'. Hadits riwayat AI-Bukhari. (25). Fadhilatusy Syaikh ditanya: sebagian manusia berselisih tentang penya¬ kit 'ain. Sebagian mengatakan, itu tidak berpengaruh karena ia menyelisihi AlQur'an. Bagaimana pendapat yang benar dalam masalah ini?

(BeCiau menjaivaS: Pendapat yang benar adalah seperti yang diucapkan oleh Nabi yaitu:

‘Sesunggiihnya penyakit 'ain itu haq." Perkara ini telah dibuktikan oleh berbagai fakta dan saya tidak mengetahui adanya ayat-ayat yang bertentangan dengan hadits ini sehingga sekelompok orang mengatakan bahwa 'ain bertentangan dengan Tanya Jawab Tentang Qadha' dan Qadar

Al-Qur'an karim. Bahkan Allah menjadikan

jaian bagi segala sesuatu, sehingga sebagian mufasir ketika menafsirkan ayat :"Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu henar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka tatkala mereka mendengar Al-Qur'anf^'* mereka mengatakan..." ; yang dimaksud di sini adalah penyakit 'ain. Tetapi

apakah ini yang dimaksud oleh ayat itu atau yang lairmya, penyakit 'ain tetap ada, ia haq tidak ragu lagi. Fakta membuktikan hal itu semenjak masa

Rasulullah ^sampai hari ini. Tetapi, apa yang harus diperbuat oleh orang yang terkena 'ain? Jawabnya: Dilakukan pembacaan (misalnya ayat kursi *^"*). Dan apabila diketahui orang yang meng-'ainnya, hendaklah ia diminta berwudhu dan air wudhunya yang jatuh diambil kemudian diberikan kepada orang yang dikenai 'ain tadi de¬ ngan diguyurkan ke kepalanya dan ke punggungnya dan meminumkan darinya. Dengan cara seperti ini, ia akan sembuh insya Allah. Kebiasaan yang kita lakukan, mereka mengam-. bil pakaian yang biasa dikenakan oleh yang melakukan 'ain seperti tutup kepala dan semisalnya dan mencelupkannya ke air, kemudian meminum¬ kan air itu kepada orang yang kena musibah. Kami melihat hal itu cukup berfaedah seperti berita 62. Surat ATQalam: 51

Al-Qadha' wal Qadar

yang biasa kami dapati. Jadi apabila fenomena ini

betul-betul terjadi, maka tidak mengapa mengamalkannya, karena suatu cara apabila telah ditetapkan menurut syara' atau menurut penginderaan, ia diang-

gap benar. Adapun suatu cara yang bukan syar'i atau tidak hissiy (dapat diinderawi ), maka ia tidak

boleh dipegangi. Seperti mereka yang bersandar kepada azimat dan semisalnya,. mereka menggantungkannya pada diri mereka untuk menolak 'ain. Perbuatan seperti ini .tidak ada dasarnya, sama saja apakah azimat itu diambil dari Al-Qur'an atau yang lainnya. Namun sebagian ulama salaf membolehkan menggantungkan azimat yang berasal da¬ ri Al-Qur'an karim karena kebutuhan kepadanya. (26). Fadhilatusy Syaikh ditanya mengenai apa yang dilakukan oleh sebagian manusia ketika melihat orang yang memandang kepadanya sewaktu ia makan, ia lalu membuang makanan itu ke tanah karena takut terhadap 'ain. Bagaimana hukum perbuatan ini?

(BeCiau menjawaS: -semoga Allah merahmatinyamenjawab: ini i'tiqad yang fasid dan menyelisihi sabda Nabi

Tanya Jawab Tentang Qadha’ dan Qadar

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.