e-modul pancasila Flipbook PDF

e-modul pancasila

82 downloads 115 Views 1MB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

E-MODUL

PANCASILA ARIEF SYAH SAFRIANTO

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

Disusun oleh : Mochamad Fanani 2234021260 REG 16 R.MM4 Fakultas Ekonomi Manajemen

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas tentang Nilai-Nilai Pancasila dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Jakarta, 16 Januari 2022

Mochamad Fanani

Contents PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4 BAB 1 ................................................................................................................................... 5 2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila ....................................................................... 6 3. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila ............................................................................ 6 4. Sumber Politik Pendidikan Pancasila ............................................................................. 7 BAB 2 Peristiwa dan Fenomena Sosial yang Aktual yang Berkaitan dengan Pancasila .......... 9 BAB 3 ................................................................................................................................. 14 PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA DALAM PRA KEMERDEKAAN ... 14 Nasionalisme (2) Sosio .................................................................................................... 15 BAB 4 ................................................................................................................................. 17 PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS JIWA BANGSA DAN PERJANJIAN LUHUR.. 17 BAB 5 ................................................................................................................................. 20 PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA PASCA KEMEDEKAAN ............... 20 BAB 6 ................................................................................................................................. 23 PERIODE PENGUSULAN , PERUMUSAN , DAN PENETAPAN PANCASILA ............. 23 BAB 7 ................................................................................................................................. 27 Pancasila Sebagai Dasar Negara .......................................................................................... 27 Bab 8 .................................................................................................................................. 30 Kajian Pancasila Sebagai Dasar Negara ............................................................................... 30 a. Hakikat Pancasila ......................................................................................................... 30 Bab 9 .................................................................................................................................. 34 Pancasila Sebagai Dasar Negara .......................................................................................... 34 A. Pancasila Sebagai Dasar Negara.................................................................................. 34 Bab 10 ................................................................................................................................ 38 Pancasila Sebagai Ideologi Negara ...................................................................................... 38 A. Konsep Ideologi .......................................................................................................... 38 Bab 11 ................................................................................................................................ 47 Pengantar Filsafat ............................................................................................................ 47 A. Pengertian Filsafat ...................................................................................................... 47 Bab 12 ................................................................................................................................ 54 Bab 13 ................................................................................................................................ 61 Bab 14 ................................................................................................................................ 68 HUBUNGAN ILMU (SCIENCE) DAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE). ................ 68 Ilmu (Science) berhubungan dengan pengetahuan (knowledge). Setiap ilmu merupakan pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Hal ini disebabkan karena adanya pengetahuan-pengetahuan yang tidak ilmiah, misalnya mitos. Contohnya: mitos

orang Jawa tentang peristiwa terjadinya pelangi yang dikatakan sebagai tangga menuju pemandian bagi dewi-dewi khayangan. ............................................................................ 68 b.

Dinamika pancasila sebagai dasar perkembangan ilmu pengetahuan. ........................ 68

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 83

PENDAHULUAN

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilainilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.

Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila.

Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika. Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya dengan yang lain. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

BAB 1

Urgensi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Yang Meliputi Historis, Sosiologis, Yuridis, dan Politik.

1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila Presiden Soekarno pernah mengatakan”jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang filsuf yunani yang bernama Cicero. Yang mengungkapkan “Historia Vitae Magistra”, yang bermakna, “Sejarah memberikan kearifan” Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat umum (common-sense), adalah “sejarah merupakan guru kehidupan.” Implikasinya pengayaan materi perkuliahan Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting dan tidak boleh dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian hari. Melalui pendekatan ini kita dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain. Dengan pendekatan historis Anda diharapkan akan memperoleh inspirasi untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sesuai dengan program studi Anda, dalam berbagai kehidupan bangsa, secara arif dan dapat berusaha menghindari perilaku yang bernuansa kesalahan sejarah. Dalam peristiwa sejarah nasional banyak hikmah yang dapat dipetik misalnya mengapa bangsa Indonesia sebelum masa pergerakan nasional selalu mengalami kekalahan dari penjajah? Jawabannya antara lain karena perjuangan itu bersifat kedaerahan, kurang adanya persatuan, mudah dipecah belah, dan kalah dalam penguasaan IPTEKS termasuk IPTEKS dalam bidang persenjataan. Ini berarti bahwa apabila integrasi bangsa lemah dan penguasaan IPTEK lemah, maka bangsa Indonesia dapat kembali terjajah atau setidak-tidaknya daya saing bangsa melemah. Implikasi dari pendekatan historis ini adalah meningkatkan motivasi kejuangan bangsa dan meningkatkan motivasi belajar Anda dalam menguasai Ipteks sesuai dengan prodi masing-masing.

2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antar manusia. Didalamnya mengkaji antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan osial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. Menurut Soekanto “Sosiologi dapat menetapkan bahwa suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai tertentu” Melalui pendekatan sosiologis Anda diharapkan mengkaji struktur sosial, proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yangmengacu kepada nilai-nilai Pancasila Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara.

3. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila Negara RI adalah negara hukum (rechtsstaat) dan salah satu cirinya atauistilah yang bernuansa bersinonim yaitu pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law). Pancasila sebagai Dasar Negara merupakan landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara hukum tersebut. Hal tersebut berarti pendekatan yuridis (hukum) merupakan salah satu pendekatan utama dalam pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah pendidikan Pancasila. Urgensi pendekatan yuridis ini adalah dalam rangka menegakkan undangundang (law enforcement) yang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting.Penegakkan hukum ini hanya akan efektif apabila didukung oleh kesadaran

hukum warga negara terutama dari kalangan intelektualnya. Dengan demikian, pada gilirannya melalui pendekatan yuridis tersebut mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan negara hukum formil dan sekaligus negara hukum materil, sehingga dapat diwujudkan keteraturan sosial (social order) dan sekaligus terbangun suatu kondisi bagi terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.

4. Sumber Politik Pendidikan Pancasila Salah satu sumber pengayaan materi Pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa kita. Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran mengenai bagaimana mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi politik yaitu mengandung nilai-nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal. Melalui pendekatan politik ini Anda diharapkan mampu menafsirkan fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan kehidupan politik yang sehat.Pada gilirannya Anda akan mampu memberikan kontribusi konstruktif dalam menciptakan struktur politik yang stabil dan dinamis. Secara spesifik fokus telaahan melalui pendekatan politik tersebut yaitu menemukan nilai-nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau pedoman dalam mengkaji konsep-konsep pokok dalam politik yang meliputi negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), dan pembagian (distribution) sumber daya Negara, baik di pusat maupun di daerah. Melalui kajian tersebut, Anda diharapkan lebih termotivasi berpartisipasi memberikan masukan konstruktif baik kepada infrastruktur politik maupun suprastruktur politik.

Soal dan beserta Jawabannya. 1. Mengapa bangsa Indonesia sebelum masa pergerakan nasional selalu mengalami kekalahan dari penjajah? Jawab : lain karena perjuangan itu bersifat kedaerahan, kurang adanya persatuan, mudah dipecah belah, dan kalah dalam penguasaan IPTEKS termasuk IPTEKS dalam bidang persenjataan. 2. Sosiologi dipahami sebagi ilmu tentang kehidupan antar manusia, didalamnya berisi antara lain? Jawab : latar belakang, susunan dan pola kehidupan osial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. 3. Bagaimana Urgensi pendekatan Yuridis terhadap Mahasiswa? Jawab : mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan negara hukum formil dan sekaligus negara hukum materil, sehingga dapat diwujudkan keteraturan sosial (social order) dan sekaligus terbangun suatu kondisi bagi terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa. 4. Materi Pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa kita, apa maksud dari tujuannya? Jawab : Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran mengenai bagaimana mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 5. Sebutkan nilai – nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau pedoman dalam mengkaji konsep – konsep pokok dalam politik? Jawab : yang meliputi negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), dan pembagian (distribution) sumber daya Negara, baik di pusat maupun di daerah.

BAB 2 Peristiwa dan Fenomena Sosial yang Aktual yang Berkaitan dengan Pancasila

Ada banyak permasalah yang dihadapi tanah air kita. Masalah yang sering didengar meliputi masalah kemiskinan. Radikalisme, perbedaan agama dan masih banyak lagi, bangsa Indoneisa memang tidak bisa menyelesaikan masalah tetapi ada solusi untuk mencegah permasalah terjadi. Bagaimana caranya mencegah permasalahan bangsa? Caranya dengan menanamkan pancasila pada setiap individu. Pancasila merupakan dasar bangsa Indonesia, buat apa pancasila ada jika masyarakatnya sendiri tidak memakai itu sebagai pedoman pada setiap individu. Pancasila sebaiknya tidak diucapkan saat melakukan upacara saja namun perlu dipraktikan dalam kehidupan bermasyarakat. Sudahkan kita sebagai warga Indonesia melakukan itu? Masalah sosial dalam perselisihan dalam masyarakat yang terdorong akibat interaksi sosial antar individu, interaksi sosial dan kelompok, atau antara suaut kelompok dan kelompok lainnya. Dalam keadaan normal masyarakat akan terintegrasi (bersatu) di dalam kehidupan yang sesuai pada unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, akan tetapi apabila unsur yang telah menjadi kaidah sosial ini bentrok, maka dapat dipastikan bahwa hubungan hubungan sosial akan terganggu sehingga memungkinkan terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Pancasila memiliki lima sila yang berisi solusi dari setiap permasalahan yang terjadi. Masalah sosial yang pada saat ini terjadi di Indonesia dan dapat memberikan efek yang berarti adalah pengganguran, korupsi, konflik Ras, kenakalan remaja, narkoba, dan pendidikan yang rendah.

Permasalahan Sosial Faktor : penyebab pengangguran ini adalah kekalahan SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia untuk berkompetensi dengan tenaga kerja dari

negara lain. Keadaan ini memicu negara dalam jumlah penduduk yang tidak produktif. Salah satu cara mengatasi pengangguran dan sosial di Indonesia ialah dengan memberikan pelatihan tenaga kerja, memberikan pelatihan bahasa, serta pelatihan keterampilan yang membuat laku bekerja di sektor unggulan Indonesia. Korupsi ini merupakan masalah sosial yang seringkali menjadi masalah yang menahun, dari tahun ke tahun adalah korupsi yang menggunakan jabatan dengan memperkaya diri sendiri. Masalah ini begitu pelik di alami Indonesia, bahkan pada saat ini masyarkat Indoensia seringkali dihadapkan dengan para pejabat yang menggunakan kekayaan negara untuk keperluan pribadi. Baru-baru ini pada tahun 2018 misalnya, kasus korupsi di Indonesia merajalela pada E-KTP yang memberikan efek kejerahan atas kepercayaan masyarakat dengan ketua DPR (Setya Novanto). Oleh karenanya cara atau solusi dalam mengatasi korupsi ini bisa dilakukan dengan memberikan hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan hukuman yang saat ini diterapkan. Konflik Ras ini merupakan salah satu dari permasalahan sosial lainnya yang seringkali terjadi antara masyarakat Indonesia adalah konflik antar ras, karean tidak bisa menerima perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat multikultural. Pengertian masyarakat itu sendiri yaitu kumpulan dua atau lebih orang untuk bersatu dalam kurun waktu tertentu. Negara Indonesia ini bisa terbentuk karena ada kumpulan orang-orang yang seharusnya bersatu untuk mencapai tujuan bersama bukan pada tujuan pribadi. Kenakalan remaja menjadi salah satu masalah sosial yang sering terjadi di Indonesia, masalah ini berakibat pada rusaknya mental remaja dalam menghadapi perkembangan perubahan sosial yang tinggi. Generasi muda yang sudah rusak bahkan bisa menjadi ancaman yang berarti bagi Indonesia. Dorongan ini bisa dilakukan dengan memberikan fasilitas untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri bagi remaja yang berprestasi. Contoh lainnya yang berhubungan erat dengan masalah sosial di Idonesia adanya penyebarluasan narkoba yang menjadi salah satu yang ditakuti bagi Indonesia. Narkoba sudah banyak dipasarkan di Indonesia. Bahkan dari sejumlah kasus Pemerintah Indonesia melalui kepolisian pernah menangkap jumlah 4 ton sabu pada tahun 2018. Cara mengatasi masalah sosial ini ialah dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya narkoba sehingga dengan demikian masyarakat akan

mengetahui dampak negatif dari narkoba ini. Pendidikan yang rendah menjadi salah satu masalah yang sering terjadi di Indonesia, masalah ini berhubungan erat dengan kemampuan masyarakat dalam kualitas yang diberikan. Dengan pendidikan rendah masyarakat tidak bisa bersaing dengan tenaga kerja di luar negeri, bahkan bangsa ini identik sebagai pemasok PRT (Pembantu Rumah Tangga) ketika bekerja di luar negeri. Oleh karena itu, salah satu sektor upaya mengatasi masalah sosial ini ialah dengan meningkatkan pendidikan dan terus menerus menyebarkan pendidikan yang merata bagi daerah-daerah tertinggal di Indonesia, untuk saat ini aplikasi nyata yang bisa dilakukan ialah dengan memberikan program relawan pendidikan. Dari permasalah sosial diatas perlu disadari bahwa negara Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara maju lainnya maka perlulah masyarakat mempelajari lebih dalam mengenai pancasila supaya warga negara Indonesia bersatu dalam mencegah masalah. Pengenalan akan pancasila dimulai dari keluarga. Keluarga dihimbau untuk mengajarkan anak mereka mengenai pancasila dan mengajak mereka untuk mempraktikkannya. Selain keluarga cara mengenalkan pancasila dengan melakukan seminar, lewat pendidikan, dan adapun upaya pemerintah yaitu dengan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang biasa kita kenal dengan P4 untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila tapi pada masa reformasi nilai-nilai tersebut pudar dan hilang dalam pandangan masyarakat Indonesia. Penanaman pancasila pada setiap individu harus dimulai sejak dini supaya mereka sadar akan tanggung jawab mereka sebagai warga negara. Dengan adanya pancasila yang menjadi sumber hukum, sudah seharusnya pemerintah mempersiapkan segala bentuk rencana kebijakan yang bernafaskan kebijakan asas kekeluargaan dan rasa keadilan yang seadil-adilnya kepada rakyat tanpa pandang bulu. Seluruh masyarkat Indonesia sudah sejak lama mendambakan wakilwakilnya yang peduli pada rakyat yang mengangkat mereka menjadi penguasa di bumi Indonesia ini. Kembali kan citra Indonesia sebagai Negara hukum yang bersih dan menjadikan Pancasila sebagai etika politik bangsa yang murni dan jujur, dalam hal pemenuhan tuntutan kewajiban pembagunan yang merata.

Soal dan Jawabannya.

1. Jelaskan penyeba pengangguran? Jawab : kekalahan SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia untuk berkompetensi dengan tenaga kerja dari negara lain. Keadaan ini memicu negara dalam jumlah penduduk yang tidak produktif.

2. Bagaimana cara mengatasi pengangguran saat ini? Jawab : Salah satu cara mengatasi pengangguran dan sosial di Indonesia ialah dengan memberikan pelatihan tenaga kerja, memberikan pelatihan bahasa, serta pelatihan keterampilan yang membuat laku bekerja di sektor unggulan Indonesia.

3. Yang berhubungan erat dengan masalah sosial di Indonesia adanya penyebarluasan narkoba, mengapa demikian? Jawab : narkoba yang menjadi salah satu yang ditakuti bagi Indonesia. Narkoba sudah banyak dipasarkan di Indonesia. Bahkan dari sejumlah kasus Pemerintah Indonesia melalui kepolisian pernah menangkap jumlah 4 ton sabu pada tahun 2018, dan salah satu penyebabnya pendidikan yang rendah menjadi salah satu masalah yang sering terjadi di Indonesia, masalah ini berhubungan erat dengan kemampuan masyarakat dalam kualitas yang diberikan. Dengan pendidikan rendah masyarakat tidak bisa bersaing dengan tenaga kerja di luar negeri, bahkan bangsa ini identik sebagai pemasok PRT (Pembantu Rumah Tangga) ketika bekerja di luar negeri sehingga banyak orang yang depresi karna menjadi pengangguran sehingga cara mereka mentenangkan dirinya dengan cara menggunakan narkoba.

4. Upaya dan cara bagaimana mengatasi masalah sosial salah satunya narkoba? Jawab : . Cara mengatasi masalah sosial ini ialah dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya narkoba sehingga dengan demikian masyarakat akan mengetahui dampak negatif dari narkoba ini, dan membuka lapangan pekerjaan agar mengurangi angka pengangguran yang menyebabkan banyaknya penggunaan narkoba.

5. perlu disadari bahwa negara indonesia masih jauh tertinggal dengan negara maju lainnya, upaya apa yang harus dilakukan masyarakat agar negara ini bisa berkembang dan menjadi negara maju? Jawab : perlulah masyarakat mempelajari lebih dalam mengenai pancasila supaya warga negara Indonesia bersatu dalam mencegah masalah. Pengenalan akan pancasila dimulai dari keluarga. Keluarga dihimbau untuk mengajarkan anak mereka mengenai pancasila dan mengajak mereka untuk mempraktikkannya. Selain keluarga cara mengenalkan pancasila dengan melakukan seminar, lewat pendidikan, dan adapun upaya pemerintah yaitu dengan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang biasa kita kenal dengan P4 untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila tapi pada masa reformasi nilai-nilai tersebut pudar dan hilang dalam pandangan masyarakat Indonesia. Penanaman pancasila pada setiap individu harus dimulai sejak dini supaya mereka sadar akan tanggungjawab mereka sebagai waarga negara.

BAB 3 PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA DALAM PRA KEMERDEKAAN Cikal bakal munculnya ideologi bangsa ini diawali dengan lahirnya rasa Nasionalisme yang menjadi pembuka kepintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Sartono Kart odirdjo sebagai mana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang be rjudul ”Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik” menerangi bahwa benih Nasion alisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Kemudian disusul lahirnya Soempah Pe moeda 28 Oktober 1928 merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu merupakan modal poli tik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan. Selanjutnya, sidang sidang BPUPKI berlangsung secara bertahap dan penuh dengan semangat musyawara h untuk melengkapi goresan sejarah bangsa Indonesia hinggga sampai kepada masa se karang ini. Perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI p ertama yang dilaksanakan pada 29 Mei

1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh pemerintahan pendudukan jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 60 orang. menurut catatan sejarah diketahui bahwa sidan g tersebut menampilkan beberapa pembicara yaitu, Mr. Moh Yamin, Ir. Soekarno, Kib agus Hadikusumo, Mr. Soepomo. Catatan sejarah dalam sejarah kelima butir gagasan oleh Soekarno di beri nama Pancasila yaitu

1.Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia 2.Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan 3.Mufakat atau Demokrasi 4.Kesejahteraan Sosial

5.Ketuhanan yang berkebudayaan Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu TRISILA yang terdiri atas (1) Sosio.

Nasionalisme (2) Sosio Demokrasi (3) Ketuhanan yang Maha Esa. Soekarno juga menawarkan angka 1 yaitu, EKASILA yang berisi asas gotong royong. Pidato lisan Soekarno kemudian diterbitka n oleh Kementrian Penerangan Republik Indonesia yang berjudul lahirnya pancasila (1947) dan menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Setelah pidato Soeka rno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar filsafat Negara yang diusulka n oleh Soekarno dan kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wahid Hasyim, Muh. Yasmin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, da n Moh. Hatta) yang bertugas menampung usulusul seputar calon dasar Negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29 mei 1 juni 1 945) ini untuk berhenti sementara . Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10-16 Juli 1945 adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Pada alinea ke empat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila.

PERTANYAAN 1. Apa yang menjadi alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia? 2. Apa saja tantangan Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia? 3. Apa pentingnya menelusuri konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah perjuangan bangsa? 4. Apakah sejarah bangsa indoensia dalam perumusan Pancasila sudah sesuai dengan kaidah yang di perlukan oleh bangsa dan masyarakat seluruh Indonesia? 5. Bagaimana proses perumusan Pancasila dalam konteks sejarah?

JAWABAN 1. Karena Pancasila merupakan identitas dan jiwa bangsa serta mencerminkan kepribadian bangsa Indonenesia 2. Adanya upaya perubahan ideologi Pancasila sering kali terjadi upaya upaya menggeser Pancasila sebagai ideologi negara yaitu seperti peristiwa pemberontakan pki yang bertujuan menggantikan ideologi negara menjadi komunis tidak lagi menjadi pancasila 3. Membimbing serta memberikan daya dan upaya kepada masyarakat bangsa dan negara untuk mewujudkan cita cita dan tujuan nasional 4. Sejarah dalam bangsa indoensia dalam melakukan pembentukan Pancasila telah sesuai dengan kaidah bangsa dan masyarakat. Karena pembuatan Pancasila sendiri dilakukan dengan pemikiran mendalam yang penuh dengan kehati hatian yang akan menjadi sebuah pendoman yang memiliki oleh bangsa indoensia 5. Pancasila di rumuskan dalam sidang pertama BPUPKI sidang pertamanya sendiri dilaksanakan pada 29 Mei 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI pertama yang di bahas adalah dasar negara Indonesia kemudian di lanjut sidang kedua yang dilaksanakan pada 10-17 Juli 1945 membahas tentang rancangan undang undang dasar

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS JIWA BANGSA DAN PERJANJIAN LUHUR

A. DEFINISI PERJANJIAN LUHUR BANGSA Perjanjian luhur rakyat Indonesia adalah suatu perjanjian yang disepakati bersama ole h seluruh rakyat Indonesia dan harus diamalkan serta dilestarikan. Pada saat Bangsa In donesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, Bangsa Indonesia t elah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terw ujud pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Neg ara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh ban gsa Indonesia Rakyat Indonesia beragama .Bangsa Indonesia ada yang beragama Islam, katolik, protestan, hindu, budha. Semua agama yang bermacammacam sumbernya beriman kepada Ketuhanan Yang Maha Kuasa, semua rakyat yang bersukusuku bangsa beragama mengalami dijajah. Didalam sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosa kai menyatakan prinsip ketuhanan “Negara Indonesia Merdeka berazaskan Ketuhanan Ya ng Maha Esa “.Maka cukup jelas negara kesatuan RI adalah negara yang beragama dan dilegalitaskan pada UUD 45 pasal 29 ayat 1. “ Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa Rakyat Indonesia telah dijajah. Selama mengalami dijajah penderitaan yang luar biasa, kekayaan di keruk, rakyat dip eras dijadikan budak, lisannya di tutup,kupingnya ditutup supaya tidak mendengar ber ita-berita dari luar, pemimpinpemimpin dipenjara, kesadaran rakyat dimatikan, persatuan dipecah belah, karena sif at penjajah pengingkar terhadap nikmat kemerdekaan suatu bangsa. Pada hakekatnya

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka karena kemerdekaan itu adakah hak ko drat (mutlak), tetapi setelah datangnya bangsa penjajah menjadi bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia telah berusaha dan mencapai kemerdekaannya berusaha dengan cara berjuang Rakyat Indonesia mempunyai citacita yang luhur/mulia seperti keinginan merdeka tanah airrnya . Keinginan berkehidupan berkebangsaan yang bebas, keinginan merdeka kedaulatany a. Semua itu adalah citacita luhur yang mulia dicantumkan pada UUD 45 alinea 3 yang berbunyi: “……. dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang beb as,maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya ” . Suatu pernyataan seluruh rakyat Indonesia mempunyai Hak Kodrat dan hak moral y aitu hak kemerdekaan. Indonesia mendapatkan kemardekannya.

PERTANYAAN

1. Mengapa Pancasila disebut sebagai perjanjian luhur seluruh rakyat Indonesia? 2. Bagaimana kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup. Bangsa dalam kehidupan sehari hari? 3. Mengapa Pancasila disebut sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia ? 4. Kapan pancasila berfungsi dan disepakati sebagai perjanjian luhur bangsa indoensia 5. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa kapan di wakili oleh siapa?

JAWABAN

1. Pancasila bersumber dari sosial budaya bangsa indoensia sendiri Pancasila di sepakati bersama oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai milik bangsa yang harus di amalkan serta dilestarikan 2. Sebagai dasar negara Indonesia dalam kedudukannya yang paling tinggi Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di indoensia 3. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia Bentuk peran dalam menujukkam adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat di bedakan dengan bangsa lain yaitu sikap intellectual tingkah laku dan amal perbuatan bangsa indoensia 4. Pancasila sebagai perjanjian luhur telah berfungsi dan disepakati melalui sidang ppki tanggal 18 Agustus 1945 yakni saat ppki sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia menetapkan dasar negara Pancasila secara konstitusional dalam pembukaan UUD 1945 5. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia juga muncul pada pidato kenegaraan soekarno di depan sidang dewan perwakilan rakyat gotong royong (DPR-GR) pada 16 Agustus tahun 1967.

BAB 5 PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA PASCA KEMEDEKAAN

Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Ind onesia Arus

sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa

semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tidak memilikinya atau jika konsepsi dan menjadi kabur dan usang, mak bangsa

itu adalah

dalam bahaya. Begitu kuat dan mengakarnya Pancasila dalam jiwabangsa menjadikan Pancasila terus berjaya sepanjang masa. Hal tersebut disebabkan ideologi Pancasila tid ak hanya sekedar “confirm and deepen” identitas Bangsa Indonesia.

Ia lebih dari itu. Ia adalah identitas Bangsa Indonesia sendiri sepanjang masa. Pada kerajaan Kutai masyarakat Kutai merupakan pembukaan zaman sejarah Indonesia untuk pertama kali karena telah menampilkan nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan kenduri dan sedekah kepada para brahmana. Perkembangan kerajaan Sriwijaya oleh mr Muhammad Yamin disebut sebagai negara Indonesia pertama k dengan dasar kesatuan itu dapat di temukan nilai nilai Pancasila material yang paling berkaitan satu sama lain seperti nilai kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dengan nilai ke tuhanan yang tampak pada raja sebagai pusat kekuasaan dengan kekuatan religius berusaha mempertahankan kewibawaannya terharap para datu

Periode Pengusulan Pancasila Pada Era Kemerdekaan Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideology

bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik, menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam,

gerakan

Perhimpoenan Indonesia ,yang sangat menekankan solidaritas dan, kesatuan bangsa. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku,

bangsa

bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian, disusul lahirnya

Soempah Pemoeda ,28 Oktober 1928 merupakan momen-

momen perumusan diri bagi bangsa indonesia , kesemuanya itu meruapakan modal politik awal yang sudah di miliki tokoh tokoh pergerakan sehingga sidang sidang maraton BPUPKI yang di fasilitas kan laksamana maeda tidak sedikit ada intervesi dari pihak penjajah jepang.

Periode Perumusan Pancasila Pada Era Kemerdekaan Hal terpenting yang mengemukakan. Dalam sidang BPUPKI kedua pada 10-16 Juli adalah disetujuinya naskah awal “ pembukaan hukum dasar” yang kemudian dikenal dengan nama piagam Jakarta pihak Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia.

PERTANYAAN 1. Apa yang di maksud dengan Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia 2. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila

dalam arus sejarah bangsa

Indonesia ? 3. Apa yang menjadi alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia? 4. Bagaimana ketertarikan Pancasila dengan sejarah bangsa Indonesia? 5. Bagaimana penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan Indonesia?

JAWABAN

1. Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia yaitu Pancasila merupakan produk otentik Berdiri negara Indonesia , nilai nilai Pancasila bersumber dan di Gali dari nilai agama kebudayaan dan adat istiadat 2. Untuk membimbing mengerahkan segenap daya dan ialah masyarakat bangsa dan negara dalam mewujudkan cita cita dan tujuan nasional. 3. Karena Pancasila

merupakan identitas

dan jiwa

bangsa serta

mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia 4. Hubungan sejarah Indonesia dengan perumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah sejarah Indonesia menyajikan nilai nilai luhur yang kemudian didefinisikan ke dalam lima nilai dasar pancasila 5. Penerapan Pancasila pada masa awal kemerdekaan tidak mendapatkan jalan yang mulus terjadi pemberontakan

yang berusaha

untuk

menggantikan Pancasila sebagai dasar negara sehingga berdampak pada terpecahnya persatuan bangsa

BAB 6 PERIODE PENGUSULAN , PERUMUSAN , DAN PENETAPAN PANCASILA

Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yaitu panca dan sila. Panca yang berarti lima dan silayang berarti prinsip atau asas,Pancasila merupakan rumusan dan pedoma n kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila di era reformasi sebagai dasar negara dan ideologi nasional merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga Negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memili ki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peran dan fungsi pancasila dala m kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni1945 sebagai dasar falsafah Negara KesatuanRepublik Indonesia atau lebih dikena l sebagai Dasar Negara. Lahirnya pancasila diketahui saat Soekarno diminta oleh ketu a Dokuritsu Junbi Cosakai untuk berbicara didepan sidang BPUPKI pada tanggal terse but. Beliau menegaskan dasar Indonesia merdeka sesuai dengan permintaan ketua. Pid ato yang kedua Soekarno menyatakan bahwa dasar Negara merupakan dasar berdiriny a Negara Indonesia dan juga menyataka filosofich principle. Yang kedua adalah intern asionalisme, pengertian internasionalisme tersebut dinyatakan bahwa internasionalisme bukanlah berarti kosmopolitisme, yang menolak adanya kebangsaa n, bahkan beliau menegaskan “ internasionalisme tidak

dapat tumbuh subur

kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup s ubur kalau tidak dapat hidup dalam tanah sarinya internasionalisme”. Prinsip dasar ya ng

ketiga

Soekarno menyatakan bahwa

Negara Indonesia adalah negara “ semua buat semua, satu buat semua, semua buat sat udan syarat yang kuat untuk berdirinya Negara Indonesia

Menjelang akhir tahun 1944 bala tentara Jepang menderita kekalahan dan mendapatka n tekanan terus mernerus dari serangan-

serangan pihak sekutu. Keadaan ini sangatlah menggembirakan para pemimpin bangsa Indonesia yang telah

bertahun-

tahun memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, agar mendapat duku ngan dari bangsa Indonesia, maka pemerintahan jepang bersikap bermurah hati terhad ap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia merdeka dikemudian hari dalam lin gkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya, apabila perang dunia II berakhir dan kemenangan dipihak Jepang. Janji tersebut diucapkan oleh Perdana Menteri Jepang Je ndral Kaiso pada, 7 September 1944 di depan sidang Istimewa Dewan perwakilan Rak yat Jepang (Toikuhu Gikai). (Paradigma Baru Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa, 2013; 32)

Adanya tuntutan dan desakan dari para pemimpin bangsa Indonesia kepada Pemerinta h bala tentara Jepang agar segera memerdekakan Indonesia atau setidaktidaknya diambil tindakan, langkah dan usahausaha yang nyata untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Pemerintah bala tent ara Jepang menyadari bahwa kedudukannya semakin terdesak, tidak dapat menghinda rkan diri dari tuntutan dan desakan tersebut. Walaupun Jepang tetap mengusahakan ag ar supaya Indonesia yang merdeka itu tetap di lingkungan Asia Timur Raya yang dipi mpin oleh pemerintah pusat Jepang. Karena peristiwaperistwa itu dan untuk menarik simpati dari bangsa Indonesia, pada tanggal 7 Septem ber 1944 Pemerintah balatentara Jepang mengeluarkan ja nji “Kemerdekaan Indonesia di kemudian hari” yang menurut rencananya akan diberik an pada tanggal 24 Agustus 1945

Sebagai realisasi janji politik, pada tanggal 29 April 1945 oleh Geuseikan (Kepala Pe merintah Balatentara Jepang di Jawa) dibentuk suatu badan yang diberimana Dokurits u Zyunbi Cosakai atau Badan Penyelidik UsahaUsaha Persiapan Kemerdekaan (BPUK). Badan ini bertugas untuk menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia dan beranggotakan pemukapemuka bangsa Indonesia yang berjumlah 60 orang.

PERTANYAAN

1. BAGAIMANA

KRONOLOGI

PERUMUSAN

DAN

PENGESAHAN

PANCASILA DAN UUD 1945 SEBAGAI DASAR NKRI?

2. BAGAIMANA

PERKEMBANGAN

PANCASILA

SEBAGAI

DASAR

NEGARA?

3. BAGAIMANA LAHIRNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA?

4. APA YANG DI MAKSUD DENGAN DASAR FALSAFAH NEGARA?

5. APA ISI ULASAN DASAR NEGARA DARI IR SOERKARNO

JAWABAN

1. 1.Tanggal 7 September 1944:Proses perumusan dan pengesahan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dimulai sejak Indonesia masih dijajah oleh jepang. 2. Tanggal 29 April 1945:Gunseikan (gubernur pemerintah balatentara Jepang di Jawa) membentuk Dokuritsu Zyunbi Coosakai/Badan penyelidik usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) tugasnya menyelidiki segala sesuatu mengenai

persiapan

kemerdekaan

Indonesia.

3. Tanggal 28 Mei 1945:BPUPKI dilantik oleh Gunseikan yang diketuai oleh Dr. Radjiman

Widjodiningrat.

4. Tanggal 29 Mei s.d. 01 juni 1945:Sidang I BPUPKI tanggal 29 Mei s.d. 01 Juni 1945. Mempersiapkan Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka. 5. Tanggal 1 juni 1945:Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul tentang Konsepsi Dasar Filsafat Negara Indonesia yang diberi nama Pancasila

6.

Tanggal

10

s.d.

16

Juli

1945

7.Tanggal 9 Agustus 1945:PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus 1945. PPKI adalah badan bentukan pemerintahan Jepang tetapi bukan alat pemerintaha Jepang, sebab

: PPKI

8.Tanggal

17

bekerja Agustus

sesudah

Jepang

1945:Proklamasi

tidak

berkuasa

kemerdekaan

lagi.

Indonesia

10. Tanggal 18 Agustus 1945:Pukul 10.30, dimulai sidang pleno membahas naskah rancangan hukum dasar dan pengesahan UUD

2. Pidato Soekarno berjudul Pancasila pada sidang BPUPKI pertama Tanggal 1 Juni 1945 menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila sebagai sadar negara setelah melalui sejarah yang panjang dengan berbagai perdebatan dan musyawarah Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia

3. pemilihan tanggal satu Juni sebagai hari lahir Pancasila menunjuk pada momen sidang dokuritso junbi

Cosakai ( badan penyelidikan

kemerdekaan /BPUPKI) dalam upaya merumuskan

usaha persiapan

dasar negara republik

Indonesia badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945

4. falsafah berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang artinya ialah hakikat kebenaran falsafah atau filsafat adalah pemusatan pikiran sehingga manusia menemui kepribadiannya di dalam kepribadian itu terdapat suatu kesungguhan

5. usulan dasar negara ir Soekarno 1 Juli 1945 ialah . 1) kebangsaan Indonesia 2) internasional atau perikemanusiaan 3) mufakat atau demokrasi 4) kesejahteraan sosial 5) ketuhanan yang maha esa

BAB 7 Pancasila Sebagai Dasar Negara

PENGERTIAN PANCASILA

Pancasila adalah Dasar Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia. Kata pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Pancasila berarti lima asas atau Lima Dasar atau lima Sila. Lima sila tersebut adalah :

1. Ketuhanan yang maha Esa. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam Permusyawaratan perwakilan, dan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman bagi Bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang Fundamental. Adapun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancaasila, yang bilamana dianalisis makna yang terkandung di dalamnya tiak lain merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila.

KONSEP NEGARA

Konsep dasar negara Indonesia adalah Pancasila itu artinya Pancasila di jadikan sebagai dasar dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi negara republik Indonesia termasuk mengatur nilai kehidupan dan jalannya pemerintah

PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI

Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Dengan demikian, tinjauan Pancasila berlandaskan pada Tuhan, manusia, rakyat, dan adil sehingga nilai-nilai Pancasila memiliki sifat objektif. Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara yang memuat nilai-nilai luhur untuk menjadi dasar negara. Sebagai gambaran, di dalam tata nilai kehidupan bernegara, ada yang disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. • Nilai dasar Asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Nilai dasar berasal dari nilai-nilai kultural atau budaya yang berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu yang berakar dari kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang mencerminkan hakikat nilai kultural • Nilai instrumental Pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud nilai sosial atau nilai hukum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu

• Nilai praktis Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan bahan ujian, apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh- sungguh hidup dalam masyarakat atau tidak. Di dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai tersebut adalah nilai ideal, nilai material, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai sosial dan nilai religius atau keagamaan

TUJUAN NEGARA DAN DASAR NEGARA Salah satu tujuan negara dan dasar negara adalah membentuk suatu pemerintahan negara indoensia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

PERTANYAAN

1. Apa yang di maksud Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa? 2. Apa yang di maksud Pancasila sebagai sumber nilai? 3. Apa itu konsep negara? 4. Apa akibat bila tidak ada Pancasila sebagai dasar negara? 5. Bagaimana kedudukan Pancasila sebagai dasar negara?

JAWABANNNYA

1. Artinya kita menjadikan Pancasila sebagai pendoman di setiap hal yang akan kita lakukan jadi sikap kita sebagai warga negara Indonesia juga harus mencerminkan nilai nilai yang ada dsi setiap butir Pancasila 2. Seluruh tantanan kehidupan masyarakat bangsa dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau normal dan tolak ukur tentang buruk benarnya sikap perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia

3. Dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan di taati oleh rakyat nya negara adalah integrasi dan keluasan an politik 4. Negara ini akan kacau balau dan tidak memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan akan kesulitan dalam menyelenggarakan pemerintah selain itu juga akan sering terjadi san persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia menjadi terancam atau bahkan bisa hancur 5. Menempati kedudukan yang paling tinggi sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia

Bab 8 Kajian Pancasila Sebagai Dasar Negara a. Hakikat Pancasila Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila dijadikan landasan dalam penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara berarti bahwa, seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan tidak boleh bertentangan. Menurut Damanhuri dkk (2016:183) secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yang di artinya Pancasila berarti lima dan sila berarti batu sendi, alas dan dasar. Pancasila memiliki arti lima dasar, sedangkan sila sendiri sering diartikan sebagai kesesuaian atau peraturan tingkah laku yang baik. Hakikatadalah sesuatu hal yang ada pada diri seseorang atau sesuatu hal yang harus ada dalam diri sendiri. Pancasila bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi warga Indonesia, diterapkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV dan dijadikan sebagai dasar negara Republik Indonesia yang terdiri dari 5 sila. Maskipun dalam UUD 1945 tidak secara langsung dijelaskan mengenai Pancasila, namun Pancasila sudah tertanam sediri dalam jiwa masyarakat Indonesia bahwa Pancasila merupakan pedoman yang harus ditanamkan dalam diri. Menurut Suraya (2015:154) Pancasila adalah dasar negara Indonesia, Pancasila diibaratkan sebagai pondasi, jadi semakin kuat pondasi

tersebut maka akan semakin kokoh suatu negara. Pancasila juga mencerminkan kepribadian masyarakat Indonesia karena didalamnya terdapat butir-butir yang apabila diimplementasikan akan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat Pancasila adalah sesuatu yang terkandung dalam nilai-nilai yang terdapat pada sila Pancasila yang harus dijadikan sebab, sehingga dijadikan sebagai dasar negara. Pancasila menunjukan hakikat atau subtansi Pancasila yaitu dasar atau kata dasar Tuhan, manusia, rakyat, dan adil. Mendapatkan awalan serta akhiran ke-an, per-an, ke-tuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Hakikat atau substansi memiliki sifat abstrak, umum, universal, mutlak, tetap, tidak berubah, terlepas dari situasi, tempat dan waktu. Menurut Notonagoro (dalam susanti, 2013:28) hakikat atau subtansi dibagai menjadi tiga macam yaitu:

(a) hakikat abstrak, disebut hakikat jenis atau hakikat umum yang memiliki unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Sifat tetap dan tidak berubah tersebut karena dari sejak dahulu sampai sekarang diakui oleh umat manusia, (b) hakikat pribadi, unsur-unsur yang tetap yang menyebabkan segala sesuatu yang bersangkutan tetap dalam diri pribadi, dan (c) hakikat konkrit, sesuatu yang secara nyata dan jelas. Setiap manusia dalam kenyataannya. Hakikat konkrit ini sebagai pedoman praktis dalam kehidupan berbangsa dan negara Indonesia yang sesui dengan kenyatan sehari-hari, tempat, keadaan, dan waktu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara memiliki lima sila. Pancasila sebagai filsafat menunjukan hakikat atau subtansi yang sifatnya abstrak (ada dalam pikiran manusia sejak dulu), pribadi (bersangkutan dengan kehidupan pribadi), dan konkret (direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari), umum atau universal, mutlak, tetap, tidak berubah-ubah, terlepas dari situasi, tempat dan waktu.

b. Pancasila Sebagai Dasar Negara Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat ditemukan dalam landasan konstitusional yang pernah berlaku di Indonesia. Landasan tersebut tidak disebutkan istilah Pancasila namun dengan penyebutan sila-sila Pancasila, dengan demikian dokumen-dokumen tersebut memuat dasar negara Pancasila. Menurut Imron (2017:12) “Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai landasan dasar dalam

penyelenggaraan negara”. Pancasila sebagai dasar negara berarti seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Menurut Sulasmana (2015: 68) Makna atau peran Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia adalah dasar berdiri dan tegaknya negara , dasar kegiatan penyelenggaraan negara, dasar partisipasi warga negara, dasar Pergaulan antar warga negara, dasar dan sumber hukum nasional. Berdasarkan poin diatas dapat disimpulkan bahawa Pancasila sebagai tonggak negara Indonesia. Negara Indonesia didirikan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional bangsa yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945. Cita-cita dan tujuan nasional bangsa juga tercakup dalam ideologi bangsa Indonesia.

c. Pancasila Sebagai Ideologi Negara Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun Pancasila dapat bersifat dinamis, reformatif, dan terbuka. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2016:322) ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Secara harafiah ideologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang pengertian dasar atau ide. Ideologi dalam kehidupan sehari-hari dapat diartikan dengan citacita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai, cita-cita tersebut juga dijadikan sebagai dasar/pandangan hidup. Makna “Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara” (Imron, 2017:13). Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya merupakan gambaran bagaimana kehidupan bernegara harus dijalankan. Pancasila dapat berperan sebagai pemersatu bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta dapat mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. “Pancasila dapat memberi gambaran cita-cita dan dapat dijadikanmotivasi dan tekad untuk mencapai citacita bangsa Indonesia” (Sulasmono,2015:13). Ideologi Pancasila juga dapat memberikan tekad untuk menjaga identitas bangsa. Pancasila dapat dijadikan gambaran identitas bangsa, sehingga dengan Pancasila masyarakat dapat mengembangkan karakter dan identitas bangsa Indonesia sendiri. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia sangat penting dalam menjaga keutuhan bangsa dan dapat menjadikan ciri khas bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa lain. Pancasila memuat gagasan tentang bagaimana cara mengelola kehidupan bernegara. Rumusan-rumusan dalam Pancasila tidak langsung operasional maka dari itu harus dilakukan penafsiran ulang terhadap pancasila sesuai perkembangan zaman, dan didalam Pancasila juga terkandung unsur-unsur nilai.

Soal beserta jawaban

1. Jelaskan Pancasila menurut Suraya (2015:154) ! Jawab : Menurut Suraya (2015:154) Pancasila adalah dasar negara Indonesia, Pancasila diibaratkan sebagai pondasi, jadi semakin kuat pondasi tersebut maka akan semakin kokoh suatu negara. Pancasila juga mencerminkan kepribadian masyarakat Indonesia karena didalamnya terdapat butir-butir yang apabila diimplementasikan akan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

2. Sebutkan 3 hakikat atau subtansi menurut Notonagoro (dalam susanti, 2013:28) ! Jawab : Menurut Notonagoro (dalam susanti, 2013:28) hakikat atau subtansi dibagai menjadi tiga macam yaitu: (a) hakikat abstrak, disebut hakikat jenis atau hakikat umum yang memiliki unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Sifat tetap dan tidak berubah tersebut karena dari sejak dahulu sampai sekarang diakui oleh umat manusia, (b) hakikat pribadi, unsur-unsur yang tetap yang menyebabkan segala sesuatu yang bersangkutan tetap dalam diri pribadi, dan (c) hakikat konkrit, sesuatu yang secara nyata dan jelas. Setiap manusia dalam kenyataannya. Hakikat konkrit ini sebagai pedoman praktis dalam kehidupan berbangsa dan negara Indonesia yang sesui dengan kenyatan sehari-hari, tempat, keadaan, dan waktu.

Bab 9 Pancasila Sebagai Dasar Negara A. Pancasila Sebagai Dasar Negara Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau lenyap, maka pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan yang menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan, rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar Negara.

Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Artinya, pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk Negara. Konsep pancasila sebagai dasar Negara dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau filosophische gromdslag bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang. Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan sebagai berikut: 1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. 2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945. 3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara. 4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan 5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.

Pancasila sebagai ideology juga mengandung system nilai yang bersifat menyuruh. Pancasila merupakan dasar kehidupan dasar sehari-hari, baik berdasarkan realita kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, masyarakat harus lebih dahulu memahami dasar falsafah dan ideologi negara itu, yang selanjutnyaakan mendorong perilaku warga negara, rakyat maupun penyelenggara negara dalam suasana realitas. Pancasila juga merupakan ideology terbuka. Artinya, yang dikandung oleh sila-sila pancasila hanyalah

terbatas pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. Peranan pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia Peranan pancasila dalam ketatanegaraan Repulik Indonesia ialah : 1. Pancasila sebagai pemersatu bangsa, yaitu dengan menyatukan banyak perbedaan-perbedaan yang ada di antara masyarakat. 2. Pancasila sebagai dasar filsafat(pandangan) hidup dalam berbangsa dan bernegara 3. Pancasila sebagai ideology negara yaitu dapat membawa Indonesia kearah yang lebih baik setelah peristiwa dijajah oleh negara asing, sebagai pondasi dalam memperkuat sikap religi dan social, yang terakhir ialah menjadi pegangan hidup menjadi warga negara yang baik. 4. Pancasila sebagai dasar yaitu menjadi sumber dari segala hukum yang ada 5. Pancasila menjadi identitas bangsa Indonesia.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan gerakan-gerakannya yang positif dan serasi, karena ketatanegaraan akan selalu berkaitan dengan tata negara. Karena tata begara merupakan pengatur kehidupan bernegara yang mennyangkut sifat, bentuk, tugas negara,dan pemerintahannya. Karena banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti krisis-krisis yang menimpa bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan bangsa tampak menonjol satu atau beberapa sila saja. Hal ini silih berganti bisa terjadi pada setiap sila dalam peristiwa-peristiwa lain, menurut sifat tantangan bahaya yang dihadapi bangsa dan negara. Tetapi bila masyarakatnya pulih kembali menjadi stabil, kembalilah sila-sila pancasila atau kembali ke dalam gerak lingkarannya yang serasi dan seimbang. Dari kalimat diatas telah diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara. Dengan kelima sila tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah.

Soal beserta jawaban

1. Apa kedudukan Pancasila setelah pidato dari IR.Soekarno pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau filosophische gromdslag? Jawab : 1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.

2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945. 3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara. 4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan 5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.

2. Sebutkan peranan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia! Jawab : Peranan pancasila dalam ketatanegaraan Repulik Indonesia ialah : 1. Pancasila sebagai pemersatu bangsa, yaitu dengan menyatukan banyak perbedaan-perbedaan yang ada di antara masyarakat. 2. Pancasila sebagai dasar filsafat(pandangan) hidup dalam berbangsa dan bernegara 3. Pancasila sebagai ideology negara yaitu dapat membawa Indonesia kearah yang lebih baik setelah peristiwa dijajah oleh negara asing, sebagai pondasi dalam memperkuat sikap religi dan social, yang terakhir ialah menjadi pegangan hidup menjadi warga negara yang baik. 4. Pancasila sebagai dasar yaitu menjadi sumber dari segala hukum yang ada 5. Pancasila menjadi identitas bangsa Indonesia.

3. Apa yang dimaksud dari Pancasila ideologi terbuka? Jawab : Artinya, yang dikandung oleh sila-sila pancasila hanyalah terbatas pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

4. Jelaskan Pancasila sebagai Dasar Negara? Jawab : Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau lenyap, maka pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan yang menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan, rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar Negara. Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Artinya, pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk Negara.

5. Apa kesimpulan dari Peranan pancasila dalam ketatanegaraan Repulik Indonesia? Jawab : bahwa sila-sila pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan gerakangerakannya yang positif dan serasi, karena ketatanegaraan akan selalu berkaitan dengan tata negara. Karena tata begara merupakan pengatur kehidupan bernegara yang mennyangkut sifat, bentuk, tugas negara,dan pemerintahannya. Karena banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti krisis-krisis yang menimpa bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan bangsa tampak menonjol satu atau beberapa sila saja. Hal ini silih berganti bisa terjadi pada setiap sila dalam peristiwa-peristiwa lain, menurut sifat tantangan bahaya yang dihadapi bangsa dan negara. Tetapi bila masyarakatnya pulih kembali menjadi stabil, kembalilah sila-sila pancasila atau kembali ke dalam gerak lingkarannya yang serasi dan seimbang. Dari kalimat diatas telah diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara. Dengan kelima sila tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah.

Bab 10 Pancasila Sebagai Ideologi Negara

A. Konsep Ideologi Ideologi adalah seperangkat keyakinan atau filosofi yang dikaitkan dengan seseorang atau sekelompok orang, terutama karena alasan yang tidak murni epistemik, di mana elemen praktis sama menonjolnya dengan elemen teoretis. Istilah ideologi berasal dari bahasa Prancis idéologie, yang berasal dari gabungan bahasaYunani: idéā yang berarti ‘gagasan, pola’ dan logíā yang berarti ‘studi tentang, ilmu yang mempelajari’. Istilah ini diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy, seorang aristokrat danfilsuf Pencerahan Perancis. Pada tahun 1796 Tracy memahami bahwa istilah ideologi merupakan “ilmu gagasan” untuk mengembangkan sistem gagasan yang rasional. Dia memahami ideologi sebagai filosofi liberal yang akan membela kebebasan individu, properti, pasar bebas, dan batasan konstitusional pada kekuasaan negara. Dia berpendapat bahwa, di antara aspek-aspek ini, ideologi adalah istilah yang paling umum karena ‘ilmu gagasan’ juga berisi studi tentang ekspresi dan deduksi mereka. Kudeta yang menggulingkan Maximilien Robespierre membuat Tracy melanjutkan pekerjaannya. Tracy bereaksi pada fase terorisme revolusi selama rezim Napoleon. Ia mencoba menyusun sistem gagasan rasional untuk melawan orang-orang irasional yang hampir menghancurkannya. B. Pancasila Sebagai Ideologi Fungsi ideologi Pancasila adalah sebagai dasar negara, pedoman hidup masyarakat, motivasi dan jati diri Indonesia, sarana pemersatu bangsa Indonesia, dan dapat mengarahkan Indonesia untuk mencapai tujuan. Pancasila sebagai dasar negara memiliki maksud adalah semua hukum yang dibuat harus mengikuti/mematuhi isi Pancasila dan tidak boleh menyimpang dari tujuan asli Pancasila. Pancasila pedoman hidup masyarakat berarti Pancasila sebagai petunjuk dan pengarah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia berfungsi sebagai dasar persatuan Indonesia, hal ini sesuai dengan sila Pancasila ke-3, yaitu Persatuan Indonesia. Pancasila sebagai pengarah Indonesia untuk mencapai tujuan berarti Pancasila dapat menjadi pedoman negara agar dapat mencapai tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Ideologi Pancasila berfungsi sebagai dasar negara dan juga pedoman hidup masyarakat. Tanpa adanya Pancasila, hukum-hukum yang dibuat akan bersifat menguntungkan beberapa individu dan tidak bersifat adil bagi masyarakat Indonesia. Ideologi asing yang merajelal dapat merusak sendi-sendi kehidupan bernegara Indonesia apalagi jika memengaruhi pola pikir dan tindakan masyarakat ke arah tercerabut dari akar budaya, adat istiadat, Pancasila dan kearifan lokal bangsa sendiri. Ketidaksetaraan dan segregasi dapat merajalela karena tidak adanya pedoman yang mengajarkan masyarakat mengenai keadilan ras, agama, budaya, dan suku. Hal-hal yang dapat kita lakukan secara pribadi untuk memperkuat dan melestarikan ideologi Pancasila demi Indonesia jaya di masa kini dan masa depan seperti mematuhi semua aturan terutama

yang berkaitan dengan ideologi Pancasila, menerapkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan asas gotong royong, menghargai agama dan kepercayaan orang lain dan tidak membeda-bedakan orang berdasarkan suku dan ras. C. Ideologi yang lain di Dunia 1. Liberalisme Secara ideologis, bahasa berasal dari dua kata yaitu, ideo yang berarti ide dan logie yang berarti logika dan rasio. Ideologi adalah ilmu yang membahas tentang asal dan sifat ide atau gagasan. Secara ideologis, menurut para ahli, mereka termasuk: Karl Marx, ideologi adalah alat yang digunakan untuk mencapai kemakmuran bersama dalam masyarakat dengan tujuan untuk menyamakan di antara mereka. Thomas H., ideologi adalah ide yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk melindungi dan mempertahankan kekuasaannya sehingga dapat mengelola warganya dengan baik. Moh. A. Safaudin, ideologi adalah keseluruhan pemikiran melalui proses berpikir manusia untuk menentukan aturan dalam kehidupan dalam mencapai keadilan, kesetaraan dan kemakmuran bersama. Dari pengertian menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah pemikiran manusia tentang hukum dan aturan yang ada di suatu negara yang digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya sehingga keadilan, kesetaraan dan kesejahteraan sosial dapat tercapai. Kata “liberal” berasal dari kata Latin “liber” yang berarti bebas / tidak budak. Dengan perkembangan zaman, kata liberal dalam kehidupan sehari-hari dapat diartikan sebagai berpikiran terbuka, murah hati, atau bebas dari pengekangan dan prasangka. Ideologi liberal atau liberalisme adalah salah satu jenis ideologi atau ideologi yang menjunjung tinggi kebebasan, dan mengakui hak-hak individu dalam bidang politik, agama, sosial, ekonomi dan budaya yang dilindungi oleh campur tangan negara dan badan-badan lainnya. Pemahaman ini berpandangan bahwa manusia sebagai makhluk bebas dan rasional di mana dalam membentuk pemerintahan harus berdasarkan persetujuan masyarakat. Orang yang menganut ideologi ini disebut liberal. 2. Ideologi Komunisme Ideologi komunis atau komunisme adalah perlawanan besar pertama dalam abad ke-20 terhadap sistem ekomomi yang kapitalalis dan liberal. Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat priduksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dlam bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan ideologi komunias yang berseifat doktriner. Jadi, menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan bangsa (kolektivisme). Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin pada rakyatnya,

dengan prinsip bahwa “agama dianggap candu” yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi). Komunisme merupakan ideologi yang menghendaki penghapusan pranata kaum kapitalis serta berkeinginan membentuk masryarakat kolektif agar tanah dan modal (faktor produksi) dimiliki secara sosial dan pertentangan kelas serta sifat kekuatan menindas dari negara tidak berlangsung lagi. Dalam setiap upaya-upaya untuk menanamkan ideologinya itu, Paham komunis berusaha mengambil jalan pintas yakni dengan jalan revolusi dengan metode kekerasan. Hal inilah yang menyebabkan antipati masyarakat dunia terhadap paham ini. Kalau kita membuka lembaran sejarah berikutnya, Afganistan yang pernah berada di bawah jajahan Unisoviet mengalami tragedi kemanusiaan yang panjang akibat cara-cara kekerasan yang dilakukan Penganut paham komunis tersebut. Ciri-ciri Ideologi Komunisme 1. Ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia. 2. Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi. 3. Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. 4. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international. 5. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang bertugas membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi 6. Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM. 3. Ideologi Fasisme Ideologi Fasisme adalah sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang mengartikan bahwa ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat terlihat. Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau bangsa).Hal tersebut dikarenakan menurut ideologi fasis, Negara bukan ciptaan rakyat merupakan ciptaan orang kuat .

Ciri-Ciri Ideologi Fasisme Adapaun ciri-ciri ideologi fasisme yang diantaranya yaitu: Pemerintahan bersifat otoriter dan totaliter. Sistem pemerintahan satu partai. Negara dijadikan alat permanen untuk mencapai tujuan negara. Mempercayai adanya perbedaan antara orang yang memerintah dan yang diperintah antara elite dan massa. Membenci kemerdekaan berbicara dan berkumpul. Tidak rasional. Tidak mengakui persamaan derjat manusia. Tidak mengakui oposisi. Unsur-Unsur Fasisme Pelopor dan tokoh Ideologi Fasisme ialah Nazisme Hitler dengan bukunya Mein Kampft, dan Mussolini dengan Doktrine of Fascism. Ada tujuah unsur pokok fasisme yaitu: 1. Ketidakpercayaan pada kemampuan nalar. 2. Pengingkaran derajat kemanusiaan. 3. Kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. 4. Pemerintahan oleh kelompok elit. 5. Totaliterisme. 6. Rasialisme dan imperialisme. 7. Fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional. Keunggulan ideologi fasisme : 1. memiliki rasa kesatuan nasional, 2. memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi, 3. dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat, 4. pemerintahan dipegang oleh orang yang ahli. Sedangkan kelemahan dari ideology fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan dan kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan. Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman. Sifat Ideologi Fasisme Ideologi Fasisme memiliki beberapa sifat yaitu : Rasisme Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu. Militerisme Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa. Ultra Nasionalis Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri) secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali

memancing pertengkaran/peperangan Imperialisme Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). “Menguasai” disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti kubudayaan, agama, ras. 4. Ideologi Sosialisme Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Secara ringkas, sosialisme ialah rasa perhatian, simpati dan empati antar individu kepada individu lainnya tanpa memandang status. Pandangan hidup dan ajaran kermasyarakatan tertentu yang berhasrat menguasai saranasarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara merata. Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Prancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel tanpa judul oleh Alexander Vinet.Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Prancis.Saint-Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat. Pada akhir abad ke-19, Karl Marx dan Friedrich Engels mencetuskan apa yang disebutsebagai sosialisme ilmiah. Ini untuk membedakan diri dengan sosialisme yang berkembang sebelumnya. Marx dan Engels menyebut sosialisme tersebut dengan sosialisme utopia, artinya sosialisme yang hanya didasari impian belaka tanpa kerangka rasional untuk menjalankan dan mencapai apa yang disebut sosialisme. Oleh karena itu Marx dan Engels mengembangkan beberapa tesis untuk membedakan antara sosialisme dan komunisme. Menurut mereka, sosialisme adalah tahap yang harus dilalui masyarakat untuk mencapai komunisme.Dengan demikian komunisme atau masyarakat tanpa kelas adalah tujuan akhir sejarah.Konsekwensinya, tahap sosialisme adalah tahap kediktatoran rakyat untuk mencapai komunisme, seperti halnya pendapat Lenin yang mengatakan bahwa Uni Sovyet berada dalam tahap sosialisme. Sejarah Lahirnya Ideologi Sosialisme Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis, sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat.Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia. Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang

dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah individualisme tumbuh.Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi. D. Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara berhadapan dengan ideologi-ideologi lainnya. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno, ideologi Pancasila mengalami pasang surut karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep Nasakom. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto, ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan organisasi masyarakat (Ormas). Pada masa era reformasi, Pancasila sebagai ideologi negara mengalami pasang surut dengan ditandai beberapa hal, seperti: enggannya para penyelenggara negara mewacanakan tentang Pancasila, bahkan berujung pada hilangnya Pancasila dari kurikulum nasional, meskipun pada akhirnya timbul kesadaran penyelenggara negara tentang pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Di tengah perubahan zaman, persoalan yang perlu diwaspadai adalah ketika masyarakat, khususnya generasi muda, tidak lagi memandang Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Dan pada era globalisasi tantangan pancasila sebagai ideologi negara adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila. Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi. Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut: Pertarungan ideologis antara negara-negara super powerantara Amerika Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super power. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologiasing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan,seperti banjir, kebakaran hutan. Adapun faktor internal sebagai berikut: Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasilasering terabaikan. Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi menurun drastis. Dengan tantangan pancasila yang semakin berat, generasi bangsa diharapakan mampu menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagi ideologi negara.

Generasi bangsa dapat mempertahankan ideologi Pancasila dengan cara konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Soal beserta jawaban 1. Apa fungsi Ideologi Pancasila? Jawab : Fungsi ideologi Pancasila adalah sebagai dasar negara, pedoman hidup masyarakat, motivasi dan jati diri Indonesia, sarana pemersatu bangsa Indonesia, dan dapat mengarahkan Indonesia untuk mencapai tujuan. Pancasila sebagai dasar negara memiliki maksud adalah semua hukum yang dibuat harus mengikuti/mematuhi isi Pancasila dan tidak boleh menyimpang dari tujuan asli Pancasila. Pancasila pedoman hidup masyarakat berarti Pancasila sebagai petunjuk dan pengarah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia berfungsi sebagai dasar persatuan Indonesia, hal ini sesuai dengan sila Pancasila ke-3, yaitu Persatuan Indonesia. Pancasila sebagai pengarah Indonesia untuk mencapai tujuan berarti Pancasila dapat menjadi pedoman negara agar dapat mencapai tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Ideologi Pancasila berfungsi sebagai dasar negara dan juga pedoman hidup masyarakat. Tanpa adanya Pancasila, hukum-hukum yang dibuat akan bersifat menguntungkan beberapa individu dan tidak bersifat adil bagi masyarakat Indonesia. Ideologi asing yang merajelal dapat merusak sendi-sendi kehidupan bernegara Indonesia apalagi jika memengaruhi pola pikir dan tindakan masyarakat ke arah tercerabut dari akar budaya, adat istiadat, Pancasila dan kearifan lokal bangsa sendiri. Ketidaksetaraan dan segregasi dapat merajalela karena tidak adanya pedoman yang mengajarkan masyarakat mengenai keadilan ras, agama, budaya, dan suku. 2. Simpulkan Ideologi Liberalisme dari menurut para ahli! Jawab : dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah pemikiran manusia tentang hukum dan aturan yang ada di suatu negara yang digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya sehingga keadilan, kesetaraan dan kesejahteraan sosial dapat tercapai. Kata “liberal” berasal dari kata Latin “liber” yang berarti bebas / tidak budak. Dengan perkembangan zaman, kata liberal dalam kehidupan sehari-hari dapat diartikan sebagai berpikiran terbuka, murah hati, atau bebas dari pengekangan dan prasangka. Ideologi liberal atau liberalisme adalah salah satu jenis ideologi atau ideologi yang menjunjung tinggi kebebasan, dan mengakui hak-hak individu dalam bidang politik, agama, sosial, ekonomi dan budaya yang dilindungi oleh campur tangan negara dan badan-badan lainnya. Pemahaman ini berpandangan bahwa manusia sebagai makhluk bebas dan rasional dimana dalam membentuk pemerintahan harus berdasarkan persetujuan masyarakat. Orang yang menganut ideologi ini disebut liberal. 3. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat dari Ideologi Fasisme! Jawab : Ideologi Fasisme memiliki beberapa sifat yaitu : Rasisme Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu. Militerisme Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya terletak

pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa. Ultra Nasionalis Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri) secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali memancing pertengkaran/peperangan Imperialisme Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). “Menguasai” disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti kubudayaan, agama, ras. 4. Tuliskan sejarah lahirnya Ideologi Sosialisme! Jawab : Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis, sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia. Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah individualisme tumbuh. Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrikpabrik dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi. 5. Sebutkan Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara meliputi faktor eksternal dan internal ! Jawab : Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut: Pertarungan ideologis antara negara-negara super powerantara Amerika Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super power.

Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologiasing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan,seperti banjir, kebakaran hutan. Adapun faktor internal sebagai berikut: Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasilasering terabaikan. Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi menurun drastis.

Bab 11 Pengantar Filsafat A. Pengertian Filsafat Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni “philosophia”, yang mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”. Philo berarti ‘cinta dalam arti yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau pandai’. Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai cita pada kebijakan. Banyak ahli yang mendefinisikan apa itu filsafat. Poedjawijatna berpendapat bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab secara sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan pikiran belaka. Lalu menurut Hasbullah Bakry, filsafat memiliki definisi berupa sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam, mulai dari ketuhanan, alam semesta, hingga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia. Kemudian ada juga tokoh filsafat terkenal, Plato, yang mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat untuk mencapai pada kebenaran asli. Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani Kebanyakan, tokoh-tokoh filsafat atau para filsuf ini berasal dari Yunani sebab ilmu pengetahuan tersebut memang bersumber dari pemikiran Yunani Kuno. Para filsuf Yunani ini hidup sekitar abad Sebelum Masehi. Meskipun mereka telah meninggal sudah ratusan tahun lamanya, tetapi pemikiran mereka turut berkontribusi pada ilmu pengetahuan filsafat ini. Nah, berikut adalah tokoh-tokoh filsafat Yunani yang perlu Grameds ketahui! 1. Socrates Socrates hidup sekitar tahun 469-399 Sebelum Masehi. Beliau sangat menaruh perhatian pada manusia dan menginginkan supaya para manusia yang ada di muka bumi ini mampu mengenali dirinya sendiri. Menurut Beliau, jiwa manusia merupakan asas hidup yang paling mendalam sehingga berkaitan dengan hakikat manusia sebagai penentu kehidupannya sendiri. Berdasarkan pandangannya, dirinya tidak mempunyai niat untuk memaksakan orang lain untuk mau menerima ajarannya, justru Beliau mengutamakan supaya orang lain dapat menyampaikan pandangan mereka sendiri. Maka dari itu, Socrates menggunakan dialektika, yakni berupa berdialog dengan orang lain supaya orang lain tersebut dapat mengemukakan atau menjelaskan pandangan serta idenya, sehingga kemudian dapat timbul pandangan baru. Meskipun Socrates ini tidak pernah meninggalkan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pandangannya tersebut, tetapi pandangan Beliau dikemukakan kembali oleh Plato yang menjadi salah satu muridnya. 2. Plato Grameds pasti sudah tidak asing lagi dengan nama tersebut yang bahkan dikenal sebagai filsuf terkenal sepanjang sejarah. Plato yang hidup sejak 427-347 SM ini mengemukakan atas pendapatnya bahwa realitas yang paling mendasar atau ide. Beliau percaya bahwa alam yang kita lihat ini bukanlah realitas yang sebenarnya, sehingga terdapat adanya dunia tangkapan indrawi atau dunia nyata, dan dunia ide. Untuk memasuki dunia ide, diperlukan adanya tenaga kejiwaan yang besar dan untuk itu para manusia harus melakukan banyak hal, termasuk meninggalkan kebiasaan hidupnya dan mengendalikan hawa nafsu. Beliau juga menyatakan bahwa jiwa manusia itu terdiri atas tiga tingkatan, yakni akal budi, rasa atau keinginan, dan nafsu. Akal budi yang mana merupakan bagian tingkatan jiwa tertinggi dapat digunakan untuk melihat ide dan menertibkan “tingkatan jiwa” bagian lain.

Apakah Grameds mengetahui bahwa Plato ini telah meninggalkan lebih dari 30 tulisan sastra yang tentu saja mengandung keindahan dan kemurnian dalam setiap tulisannya. Plato pernah mendirikan sebuah sekolah dan murid yang paling terkenal adalah Aristoteles. 3. Aristoteles Aristoteles hidup sejak 384-322 Sebelum Masehi dan pernah menjadi murid terbaik dari Plato selama 20 tahun. Aristoteles ini senang melakukan perjalanan jauh ke berbagai tempat dan sempat menjadi guru dari Pangeran Alexander hingga dirinya menjadi Raja Alexander Yang Agung. Sama halnya dengan gurunya, Plato, Beliau ini juga mendirikan sebuah sekolah bernama Lyceum. Aristoteles dikenal sebagai pemikir yang kritis dengan banyak melakukan penelitian dan aktif mengembangkan pengetahuan semasa hidupnya. Beliau paling banyak menaruh perhatian pada ilmu alam dan kedokteran. Sebelum meninggal, Aristoteles telah meninggalkan banyak tulisan mengenai ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih dijadikan landasan teori, mulai dari ilmu alam, masyarakat dan negara, sastra, kesenian, hingga kehidupan manusia.Tulisan milik Aristoteles yang paling terkenal adalah yang mengenai logika, disebut dengan analitika. Analitika ini jika diterapkan pada zaman sekarang, bertujuan untuk mengajukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pemikiran sehingga dimaksudkan demi mencapai kebenaran. 4. Thales Thales adalah tokoh filsuf yang berasal dari daerah Miletus, Yunani Kuno, dan diperkirakan telah hidup di antara tahun 624-548 Sebelum Masehi. Beliau ini dianggap sebagai orang pertama yang berupaya mencari jawaban atas pertanyaan tentang asal dari segala benda yang ada di alam semesta ini. Beliau tinggal di setiap pulau dan setiap hari melihat lautan luas, sehingga pandangannya tersebut dapat muncul. Thales pernah melakukan perjalanan hingga ke negeri Mesir dan menyaksikan bahwa air yang ada di Sungai Nil dimanfaatkan oleh para penduduk, terutama untuk keperluan pertanian. Atas hal itulah, Beliau berpendapat bahwa asal segala yang ada di dunia ialah air. Air yang senantiasa bergerak itu dipandangnya sebagai asas kehidupan manusia. Pandangan Beliau memang benar adanya bukan? Sebab memang manusia tidak dapat hidup tanpa bergantung pada air. 5. Anaximenes Berbeda dengan Thales, Anaximenes yang hidup di antara tahun 585-528 Sebelum Masehi ini justru berpandangan bahwa dasar kehidupan makhluk hidup di alam semesta ini adalah udara. Pandangan tersebut dikemukakan berdasarkan landasan pemikiran bahwa manusia dan semua makhluk hidup itu bernapas, yakni mengambil udara yang terdapat di alam semesta. Udara memang sumber kehidupan semua makhluk hidup dan tanpa keberadaannya semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini akan mati. Jadi, Beliau berpikir bahwa segala sumber kehidupan makhluk hidup adalah udara. 6. Phytagoras Jika mendengar atau membaca nama Beliau, Grameds pasti akan selalu teringat akan rumus matematika yang namanya sama bukan? Nah, pencetus rumus matematika tersebut memang Phytagoras yang juga merupakan tokoh filsuf terkenal. Phytagoras hidup di antara tahun 580500 Sebelum Masehi di kota Kroton, Italia Selatan. Selain menjadi tokoh filsuf yang berpandangan bahwa manusia harus melakukan pembersihan rohani supaya jiwanya dapat memperoleh kebahagiaan, Beliau juga dikenal sebagai ahli matematika. Maka dari itu, Beliau selalu mengajarkan kepada para muridnya bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini berasal dari bilangan atau angka. Pandangannya tentang alam semesta bertitik pada bilangan.

Pandangan-Pandangan Dalam Filsafat Dalam perkembangannya, muncul pandangan atau aliran yang menjadi dasar atau landasan manusia ketika hendak melakukan suatu tindakan. Hingga sekarang, pandangan-pandangan tersebut masih dipraktikkan dalam bidang ilmu apapun. Nah, berikut adalah pandangan-pandangan filsafat tersebut. 1. Idealisme Istilah ‘Idealisme” ini dikemukakan oleh Plato sekitar 2400 tahun yang lalu. Grameds pasti sudah tahu bukan jika Plato memiliki pemikiran bahwa realitas yang paling fundamental dan realitas yang tampak oleh indera manusia adalah ide. Penekanan dalam pandangan ini idealis alam yang mana bersifat spiritual. Orang-orang yang mengikuti pandangan ini cenderung menghormati kebudayaan dan tradisi, sebab mereka memiliki pandangan bahwa nilai-nilai kehidupan tersebut mempunyai tingkat yang lebih dari sekadar ilmu kelompok individu. 2. Humanisme Sebenarnya, sejak zaman kuno hingga pertengahan abad ke-4 M, pendidikan yang ada di Yunani dan Romawi memiliki tujuan membentuk manusia supaya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi negara serta bangsa. Kemudian selanjutnya, di Eropa pada abad ke-5 hingga ke-14 juga terdapat pendidikan yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup abadi dan mengatasi kebutuhan duniawi. Pandangan humanisme ini sebenarnya memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan humanisme sosial. Dalam humanisme individu, lebih mengutamakan adanya kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang menuntut kreativitas. Biasanya, pemikiran tersebut disalurkan melalui kesenian, kesusastraan, musik, dan teknologi. Sementara dalam humanisme sosial, lebih mengutamakan pendidikan bagi masyarakat secara keseluruhan untuk kesejahteraan sosial dan hubungan antar manusia. 3. Rasionalisme Rasionalisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya berasal dari rasio (akal) manusia. Rene Descartes dikenal sebagai Bapak Rasionalisme sekaligus tokoh filsuf modern. Selain itu ada juga tokoh John Locke yang berpandangan mengenai adanya tabula rasa, artinya setiap manusia diciptakan sama, layaknya kertas kosong. Dengan demikian, para manusia itu harus dilatih dan diberikan pendidikan supaya dapat menalar dan tidak selamanya menjadi kertas kosong. 4. Empirisme Empirisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya adalah pengalaman, sebab pengalaman selalu memberikan kepastian yang diambil dari dunia nyata. Pandangan ini juga berpendapat bahwa suatu pernyataan yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti. 5. Kritisisme Pada abad ke-18, terdapat seorang tokoh filsuf bernama Emmanuel Kant yang berhasil menjembatani dua pandangan yakni rasionalisme dan empirisme sehingga menjadi pandangan kritisime ini. Singkatnya, pandangan ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu diuji sebab sudah memiliki batasan-batasan tersendiri antara rasionalisme dan empirisme. 6. Konstruktivisme Pandangan ini dikemukakan oleh Giambattista Vico pada tahun 1710, yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil konstruksi dari individu itu sendiri, melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Tokoh lain bernama E. Von Galsersfelf yang berasal dari University of Massachusetts mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang dibentuk oleh individu tersebut sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

B. Landasan Ontologis,Epistemologis dan Aksiologis Kata Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi menurut bahasa berasal dari Bahasa Yunani. Kata Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada (yang ada)” (Bahrum, 2013: 36). Berdasarkan landasan ontologis, filsafat mempersoalkan tentang ciri khas dari ilmu pengetahuan (yang mencakup segala jenis ilmu pengetahuan) bila dibandingkan dengan berbagai macam pengetahuan dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Secara ontologis juga perlu dipersoalkan tentang lingkup wilayah kerja ilmu pengetahuan sebagai obyek dan sasarannya, serta perlu diketahui tentang target dari kegiatan ilmu pengetahuan yang ingin diusahakan serta dicapainya (Wahana, 2016: 6). Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani artinya knowledge yaitu pengetahuan. Kata tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu logia artinya pengetahuan dan episteme artinya tentang pengetahuan (Hamersma, 1992: 15). Jadi dapatlah dikatakan bahwa epistemologi merupakan pengetahuan tentang pengetahuan. Landasan epistemologis memberikan dasar pembahasan tentang cara kerja ilmu pengetahuan dalam usaha mewujudkan kegiatan ilmiah. Disini perlu dijelaskan langkah-langkah, metode-metode ilmu pengetahuan, dan sarana yang relevan dengan sasaran serta target kegiatan ilmiah yang dilakukannya (Wahana, 2016: 6). Dan kata Aksiologi berasal dari kata “Axios” yang berarti “bermanfaat”. Ketiga kata tersebut ditambah dengan kata “logos” berarti ”ilmu pengetahuan, ajaran dan teori” (Bahrum, 2013: 36). Landasan aksiologis menjadi dasar pembahasan untuk menemukan nilai-nilai yang terkait dalam kegiatan ilmiah. Selain nilai kebenaran, perlu disadari adanya berbagai nilai kegunaan yang dapat ditemukan dalam ilmu pengetahuan sebagai implikasinya. Sebagai yang memiliki nilai kegunaan, ilmu pengetahuan memiliki nilai netral yang baik dan jahatnya sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikannya (Wahana, 2016: 6). Sehingga dapat disimpulkan bahwa, ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Epistemologi adalah ilmu yang membahas secara mendalam segenap proses penyusunan pengetahuan yang benar. Sedangkan Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut kefilsafatan. Dengan demikian Ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang ada. Epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang teori, sedangkan Aksiologi adalah kajian tentang nilai ilmu pengetahuan. Soal beserta jawaban 1. Jelaskan apa itu ilmu filsafat? Jawab : Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni “philosophia”, yang mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”. Philo berarti ‘cinta dalam arti yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau pandai’. Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai cita pada kebijakan. Banyak ahli yang mendefinisikan apa itu filsafat. Poedjawijatna berpendapat bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab secara sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan pikiran belaka. Lalu menurut Hasbullah Bakry, filsafat memiliki definisi berupa sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam, mulai dari ketuhanan, alam semesta, hingga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia. Kemudian ada juga tokoh filsafat terkenal, Plato, yang mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat untuk mencapai pada kebenaran asli. 2. Sebutkan 4 dan jelaskan tokoh filsafat Yunani ! Jawab : 1. Socrates Socrates hidup sekitar tahun 469-399 Sebelum Masehi. Beliau sangat menaruh perhatian pada

manusia dan menginginkan supaya para manusia yang ada di muka bumi ini mampu mengenali dirinya sendiri. Menurut Beliau, jiwa manusia merupakan asas hidup yang paling mendalam sehingga berkaitan dengan hakikat manusia sebagai penentu kehidupannya sendiri. Berdasarkan pandangannya, dirinya tidak mempunyai niat untuk memaksakan orang lain untuk mau menerima ajarannya, justru Beliau mengutamakan supaya orang lain dapat menyampaikan pandangan mereka sendiri. Maka dari itu, Socrates menggunakan dialektika, yakni berupa berdialog dengan orang lain supaya orang lain tersebut dapat mengemukakan atau menjelaskan pandangan serta idenya, sehingga kemudian dapat timbul pandangan baru. Meskipun Socrates ini tidak pernah meninggalkan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pandangannya tersebut, tetapi pandangan Beliau dikemukakan kembali oleh Plato yang menjadi salah satu muridnya. 2. Plato Grameds pasti sudah tidak asing lagi dengan nama tersebut yang bahkan dikenal sebagai filsuf terkenal sepanjang sejarah. Plato yang hidup sejak 427-347 SM ini mengemukakan atas pendapatnya bahwa realitas yang paling mendasar atau ide. Beliau percaya bahwa alam yang kita lihat ini bukanlah realitas yang sebenarnya, sehingga terdapat adanya dunia tangkapan indrawi atau dunia nyata, dan dunia ide. Untuk memasuki dunia ide, diperlukan adanya tenaga kejiwaan yang besar dan untuk itu para manusia harus melakukan banyak hal, termasuk meninggalkan kebiasaan hidupnya dan mengendalikan hawa nafsu. Beliau juga menyatakan bahwa jiwa manusia itu terdiri atas tiga tingkatan, yakni akal budi, rasa atau keinginan, dan nafsu. Akal budi yang mana merupakan bagian tingkatan jiwa tertinggi dapat digunakan untuk melihat ide dan menertibkan “tingkatan jiwa” bagian lain. Apakah Grameds mengetahui bahwa Plato ini telah meninggalkan lebih dari 30 tulisan sastra yang tentu saja mengandung keindahan dan kemurnian dalam setiap tulisannya. Plato pernah mendirikan sebuah sekolah dan murid yang paling terkenal adalah Aristoteles. 3. Aristoteles Aristoteles hidup sejak 384-322 Sebelum Masehi dan pernah menjadi murid terbaik dari Plato selama 20 tahun. Aristoteles ini senang melakukan perjalanan jauh ke berbagai tempat dan sempat menjadi guru dari Pangeran Alexander hingga dirinya menjadi Raja Alexander Yang Agung. Sama halnya dengan gurunya, Plato, Beliau ini juga mendirikan sebuah sekolah bernama Lyceum. Aristoteles dikenal sebagai pemikir yang kritis dengan banyak melakukan penelitian dan aktif mengembangkan pengetahuan semasa hidupnya. Beliau paling banyak menaruh perhatian pada ilmu alam dan kedokteran. Sebelum meninggal, Aristoteles telah meninggalkan banyak tulisan mengenai ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih dijadikan landasan teori, mulai dari ilmu alam, masyarakat dan negara, sastra, kesenian, hingga kehidupan manusia. Tulisan milik Aristoteles yang paling terkenal adalah yang mengenai logika, disebut dengan analitika. Analitika ini jika diterapkan pada zaman sekarang, bertujuan untuk mengajukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pemikiran sehingga dimaksudkan demi mencapai kebenaran. 4. Thales Thales adalah tokoh filsuf yang berasal dari daerah Miletus, Yunani Kuno, dan diperkirakan telah hidup di antara tahun 624-548 Sebelum Masehi. Beliau ini dianggap sebagai orang pertama yang berupaya mencari jawaban atas pertanyaan tentang asal dari segala benda yang ada di alam semesta ini. Beliau tinggal di setiap pulau dan setiap hari melihat lautan luas, sehingga pandangannya tersebut dapat muncul. Thales pernah melakukan perjalanan hingga ke negeri Mesir dan menyaksikan bahwa air yang ada di Sungai Nil dimanfaatkan oleh para penduduk, terutama untuk keperluan pertanian. Atas hal itulah, Beliau berpendapat bahwa asal segala yang ada di dunia ialah air. Air yang senantiasa bergerak itu dipandangnya

sebagai asas kehidupan manusia. Pandangan Beliau memang benar adanya bukan? Sebab memang manusia tidak dapat hidup tanpa bergantung pada air. 3. Sebutkan pandangan – pandangan filsafat dan jelaskan ! Jawab : 1. Idealisme Istilah ‘Idealisme” ini dikemukakan oleh Plato sekitar 2400 tahun yang lalu. Grameds pasti sudah tahu bukan jika Plato memiliki pemikiran bahwa realitas yang paling fundamental dan realitas yang tampak oleh indera manusia adalah ide. Penekanan dalam pandangan ini idealis alam yang mana bersifat spiritual. Orang-orang yang mengikuti pandangan ini cenderung menghormati kebudayaan dan tradisi, sebab mereka memiliki pandangan bahwa nilai-nilai kehidupan tersebut mempunyai tingkat yang lebih dari sekadar ilmu kelompok individu. 2. Humanisme Sebenarnya, sejak zaman kuno hingga pertengahan abad ke-4 M, pendidikan yang ada di Yunani dan Romawi memiliki tujuan membentuk manusia supaya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi negara serta bangsa. Kemudian selanjutnya, di Eropa pada abad ke-5 hingga ke-14 juga terdapat pendidikan yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup abadi dan mengatasi kebutuhan duniawi. Pandangan humanisme ini sebenarnya memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan humanisme sosial. Dalam humanisme individu, lebih mengutamakan adanya kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang menuntut kreativitas. Biasanya, pemikiran tersebut disalurkan melalui kesenian, kesusastraan, musik, dan teknologi. Sementara dalam humanisme sosial, lebih mengutamakan pendidikan bagi masyarakat secara keseluruhan untuk kesejahteraan sosial dan hubungan antar manusia. 3. Rasionalisme Rasionalisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya berasal dari rasio (akal) manusia. Rene Descartes dikenal sebagai Bapak Rasionalisme sekaligus tokoh filsuf modern. Selain itu ada juga tokoh John Locke yang berpandangan mengenai adanya tabula rasa, artinya setiap manusia diciptakan sama, layaknya kertas kosong. Dengan demikian, para manusia itu harus dilatih dan diberikan pendidikan supaya dapat menalar dan tidak selamanya menjadi kertas kosong. 4. Empirisme Empirisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya adalah pengalaman, sebab pengalaman selalu memberikan kepastian yang diambil dari dunia nyata. Pandangan ini juga berpendapat bahwa suatu pernyataan yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti. 5. Kritisisme Pada abad ke-18, terdapat seorang tokoh filsuf bernama Emmanuel Kant yang berhasil menjembatani dua pandangan yakni rasionalisme dan empirisme sehingga menjadi pandangan kritisime ini. Singkatnya, pandangan ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu diuji sebab sudah memiliki batasan-batasan tersendiri antara rasionalisme dan empirisme. 6. Konstruktivisme Pandangan ini dikemukakan oleh Giambattista Vico pada tahun 1710, yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil konstruksi dari individu itu sendiri, melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Tokoh lain bernama E. Von Galsersfelf yang berasal dari University of Massachusetts mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang dibentuk oleh individu tersebut sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

4. Jelaskan pengertian dari Ontologis ! Jawab : Kata Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi menurut bahasa berasal dari Bahasa Yunani. Kata Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada (yang ada)” (Bahrum, 2013: 36). Berdasarkan landasan ontologis, filsafat mempersoalkan tentang ciri khas dari ilmu pengetahuan (yang mencakup segala jenis ilmu pengetahuan) bila dibandingkan dengan berbagai macam pengetahuan dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Secara ontologis juga perlu dipersoalkan tentang lingkup wilayah kerja ilmu pengetahuan sebagai obyek dan sasarannya, serta perlu diketahui tentang target dari kegiatan ilmu pengetahuan yang ingin diusahakan serta dicapainya. 5. Jelaskan pengertian Epistemologi ! Jawab : Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani artinya knowledge yaitu pengetahuan. Kata tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu logia artinya pengetahuan dan episteme artinya tentang pengetahuan (Hamersma, 1992: 15). Jadi dapatlah dikatakan bahwa epistemologi merupakan pengetahuan tentang pengetahuan. Landasan epistemologis memberikan dasar pembahasan tentang cara kerja ilmu pengetahuan dalam usaha mewujudkan kegiatan ilmiah. Disini perlu dijelaskan langkah-langkah, metode-metode ilmu pengetahuan, dan sarana yang relevan dengan sasaran serta target kegiatan ilmiah yang dilakukannya (Wahana, 2016: 6). Dan kata Aksiologi berasal dari kata “Axios” yang berarti “bermanfaat”. Ketiga kata tersebut ditambah dengan kata “logos” berarti ”ilmu pengetahuan, ajaran dan teori” (Bahrum, 2013: 36). Landasan aksiologis menjadi dasar pembahasan untuk menemukan nilai-nilai yang terkait dalam kegiatan ilmiah. Selain nilai kebenaran, perlu disadari adanya berbagai nilai kegunaan yang dapat ditemukan dalam ilmu pengetahuan sebagai implikasinya. Sebagai yang memiliki nilai kegunaan, ilmu pengetahuan memiliki nilai netral yang baik dan jahatnya sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikannya (Wahana, 2016: 6). Sehingga dapat disimpulkan bahwa, ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Epistemologi adalah ilmu yang membahas secara mendalam segenap proses penyusunan pengetahuan yang benar.

Bab 12 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

A. Pancasila Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran manusia Indonesia secara mendalam, sistematis, dan menyeluruh tentang kenyataan. Maka, sebagai sistem filsafat, Pancasila berarti refleksi kritis dan rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktif berarti dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif berarti dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Melalui cara-cara tersebut, filsafat Pancasila sebagai hasil perenungan memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila. Dengan kata lain, Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pada dasarnya, yang menjadi subjek atau pendukung dari isi sila-sila Pancasila adalah manusia Indonesia sebagai manusia. Ali Mudhofir dalam jurnal berjudul Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan (1996) menjelaskan bahwa manusia di sini merujuk pada manusia yang terdiri dari sejumlah unsur mutlak. Yang mana, semua unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara mutlak. Artinya, fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain. Inti isi masing-masing sila Pancasila sendiri merupakan penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur-unsur hakikat manusia, sehingga setiap sila menempati kedudukan dan menjalankan fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan Pancasila. Lebih lanjut, filsafat Pancasila sebagai hasil pemikiran juga dapat dimaknai sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau weltanschauung). Pancasila merupakan pencerminan pandangan bangsa Indonesia dalam menghadapi realitas. Melalui kelima silanya, yaitu: 1) Ketuhanan yang Maha Esa. 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 3) Persatuan Indonesia 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan pandangan bangsa, dengan inti ajaran pada masing-masing sila sebagai berikut:   

Tuhan, yaitu sebagai kausa prima Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial Satu, yaitu kesatuan yang memiliki kepribadian sendiri



Rakyat, yaitu unsur mutlak negara yang menjunjung nilai kerja sama dan gotong royong Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain sesuai haknya.

Berdasarkan hal tersebut, ajaran dalam Pancasila mencakup wawasan filsafat yang meliputi bidang atau aspek ontologi (keberadaan), epistemologi (pengetahuan), dan aksiologi (nilainilai). Selama manusia hidup sebenarnya tidak seorang pun dapat menghindar dari kegiatan berfilsafat. Adapun arti dalam pengertian dari Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur, masing-masing unsure mempunyai fungsi sendiri-sendiri, mempunyai tujuan yang sama, saling keterkaitan (interrelasi) dan ketergantungan (interdependensi), sehingga merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.Pancasila adalah sebuah system karena pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

B. Benturan dan Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari Pancasila sebagai ideologi bangsa memuat lima poin utama, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima poin tersebut hendaknya selalu ditanamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Pengimplementasian nilai-nilai pancasila ini tentunya disesuaikan dengan kondisi terkini negara. Terlebih, Pancasila hadir melalui proses musyawarah dari berbagai golongan masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai zaman. Berikut penerapan pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang dikutip dari jurnal berjudul Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Sebagai Sebuah Bangsa Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa   

Menjalanan perintah agama masing-masing sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Memegang erat nilai toleransi antar umat beragama. Menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan kemuliaan dalam diri. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 

Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Saling menghargai dan toleran terhadap sesama. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

 

Memberikan perlindungan kepada semua orang yang berstatus warga negara Indonesia. Perlakuan yang sama pada seluruh warga di manana pun berada tanpa memandang latar belakang suku, ras, budaya, maupun agamanya. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan



Selalu mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan bersama.



Tidak memaksakan kehendak kepada sesama ketika berbeda pendapat saat musyawarah. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 

Menjalankan wajib gotong royong bersama tetangga. Menegur orang yang mengganggu ketertiban umum di lingkungan sekitar.

C. Aktualisasi Nilai Pancasila dalam paradigma berpikir dan bersikap Aktualisasi berasal dari kata aktual yang berarti betul-betul ada, terjadi, dan sesungguhnya. Di mana Pancasila memang sudah jelas berdiri dalam bangsa Indonesia sebagai dasar negara dan ideology negara. Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur Negara sampai kepada rakyat biasa. Nilai-nilai Pancasila yang bersumber pada hakikat Pancasila adalah bersifat universal, tetap, dan tak berubah. Nilai–nilai tersebut dapat dijabarkan dalam setiap aspek dalam penyelenggaraan Negara dan dalam wujud norma–norma, baik norma hukum, kenegaraan, maupun norma–norma moral yang harus dilaksanakan dan diamalkan oleh setiap warga Negara Indonesia. Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu : 1. Aktualisasi Objektif Aktualisasi Pancasila secara objektif yaitu melaksanakan pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara antara lain: legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya terutama dalam penjabaran kedalam Undang-Undang, garis-garis besar haluan Negara, hankam, pendidikan maupun bidang kenegaraan lainnya. 2. Aktualisasi Subjektif Aktualisasi Pancasila secara subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan masyarakat yang dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku. Perpaduan ciri tersebut di dalam kehidupan kampus melahirkan gaya hidup tersendiri yang merupakan variasi dari corak kehidupan yang menjadikan kampus sebagai pedoman dan harapan masyarakat. B.

Tri Dharma Pancasila Pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masyarakat bukanlah menara gading yang jauh dari kepentingan masyarakat melainkan senantiasa mengemban dan mengabdi kepada masyarakat. Perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk :

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang terdiri dari : 1. Pendidikan Merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan IPTEK dan seni. 2. Penelitian Kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, model, atau informasi baru guna memperkaya IPTEK dan seni. 3. Pengabdian Kepada Masyarakat Kegiatan yang memanfaatkan IPTEK dalam upaya memberi sumbangan demi kemajuan masyarakat.

Penumbuhan Moral Etika Pancasila Akhir-akhir ini di berbagai tempat timbul kerusuhan massa yang cenderung brutal dikarenakan adanya kesenjangan sosial antara pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini menimbulkan gejolak berupa gerakan pengacau keamanan bahkan tuntutan untuk melepaskan diri misalnya Aceh dan Irian Barat. Apabila tidak segera diatasi maka akan menyebabkan disintregrasi bangsa. Disini pula dikarenakan hubungan social lainnya, kebebasan berkumpul sangat dibatasi, kesadaran pemeliharaan lingkungan yang kurang, kurangnya kerjasama antar agama, kurangnya penyadaran sosial, serta sentiment yang selalu ditutup-tutupi dengan isi SARA. Yang justru menyebabkan meledaknya kerusuhan di beberapa tempat. Padahal para pendiri bangsa telah mencontohkan pada kita bagaimana cara mencipatakan situasi demokrasi melalui BPUPKI – PPKI dengan melakukan perdebatan dan pemufakatan disaat-saat mempersiapkan kemerdekaan. Bahkan saat proklamasi hingga pengesahan UUD 1945 mereka tetap bersatu hingga Negara Republik Indonesia dapat diwujudkan.

Persoalan demokrasi bukan hanya masalah yang menyangkut pengaturan kekuasaan Negara, melainkan juga terkait cara hidup antar kelompok masyarakat yang sangat pluralis dimana persoalan-persoalan sosial dapat dipecahkan secara bersama. Maka muncul pemikiran kearah desentralisasi pemerintahan yang kurang lebih sejalan dengan perkembangan masyarakat modern dan demokratis. Namun terjadinya kerusuhan dibeberapa tempat, kekejaman bahkan

pembunuhan antar masyarakat etnis bertentangan dengan jiwa dan semangat Pancasila. Sebab bagi bangsa Indonesia keanekaragaman etnis, agama, adat istiadat, wilayah yang begitu luas yang konsekuensi logisnya, pluralisme, visi dan aspirasi yang beraneka ragam harus diterima dan dihormati. Yang menjadi perhatian kita adalah mengatasi pluralisme dai kerawanan menjadi asset nasional. Cara mengatasinya yakni dengan “Etika Pluralisme”, yakni etika yang mengajarkan sopan santun dalam sikap dan mau menerima beda pendapat dalam musyawarah dan mufakat sebagai penjelmaan demokrasi Pancasila. Dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa dapat diciptakan dan menghindari disintregrasi bangsa. Sarana yang sangat strategis yakni dengan pendidikan Pancasila. Untuk itulah maka revitalisasi nilainilai Pancasila serta moral etika Pancasila harus terus-menerus dikembangkan.

Soal beserta jawaban 1. Jelaskan Pancasila sebagai sistem dasar filsafat! Jawab : Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran manusia

Indonesia secara mendalam, sistematis, dan menyeluruh tentang kenyataan. Maka, sebagai sistem filsafat, Pancasila berarti refleksi kritis dan rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Dengan kata lain, Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pada dasarnya, yang menjadi subjek atau pendukung dari isi sila-sila Pancasila adalah manusia Indonesia sebagai manusia. Ali Mudhofir dalam jurnal berjudul Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan (1996) menjelaskan bahwa manusia di sini merujuk pada manusia yang terdiri dari sejumlah unsur mutlak. Yang mana, semua unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara mutlak. Artinya, fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain. Inti isi masing-masing sila Pancasila sendiri merupakan penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur-unsur hakikat manusia, sehingga setiap sila menempati kedudukan dan menjalankan fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan Pancasila. Lebih lanjut, filsafat Pancasila sebagai hasil pemikiran juga dapat dimaknai sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau weltanschauung).

2. Jelaskan Pancasila dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif sebagai sistem filsafat ! Jawab : Cara deduktif berarti dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan

menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif berarti dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Melalui cara-cara tersebut, filsafat Pancasila sebagai hasil perenungan memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila. 3. Sebutkan dan jelaska penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab :

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa   

Menjalanan perintah agama masing-masing sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Memegang erat nilai toleransi antar umat beragama. Menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan kemuliaan dalam diri. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 

Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Saling menghargai dan toleran terhadap sesama. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

 

Memberikan perlindungan kepada semua orang yang berstatus warga negara Indonesia. Perlakuan yang sama pada seluruh warga di manana pun berada tanpa memandang latar belakang suku, ras, budaya, maupun agamanya. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

 

Selalu mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan bersama. Tidak memaksakan kehendak kepada sesama ketika berbeda pendapat saat musyawarah. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 

Menjalankan wajib gotong royong bersama tetangga. Menegur orang yang mengganggu ketertiban umum di lingkungan sekitar.

4. Sebutkan dan jelaskan Aktualisasi Pancasila! Jawab : Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu : 1. Aktualisasi Objektif Aktualisasi Pancasila secara objektif yaitu melaksanakan pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara antara lain: legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya terutama dalam penjabaran kedalam Undang-Undang, garis-garis besar haluan Negara, hankam, pendidikan maupun bidang kenegaraan lainnya.

2. Aktualisasi Subjektif Aktualisasi Pancasila secara subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat.

Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan masyarakat yang dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku. Perpaduan ciri tersebut di dalam kehidupan kampus melahirkan gaya hidup tersendiri yang merupakan variasi dari corak kehidupan yang menjadikan kampus sebagai pedoman dan harapan masyarakat. 5. Jelaskan dan sebutkan isi dari Tri Dharma Pancasila ! Jawab : Pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masyarakat bukanlah menara gading yang

jauh dari kepentingan masyarakat melainkan senantiasa mengemban dan mengabdi kepada masyarakat. Perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk : 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang terdiri dari : 1. Pendidikan Merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan IPTEK dan seni. 2. Penelitian Kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, model, atau informasi baru guna memperkaya IPTEK dan seni. 3. Pengabdian Kepada Masyarakat Kegiatan yang memanfaatkan IPTEK dalam upaya memberi sumbangan demi kemajuan masyarakat.

Bab 13 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

A. Pancasila Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran manusia Indonesia secara mendalam, sistematis, dan menyeluruh tentang kenyataan. Maka, sebagai sistem filsafat, Pancasila berarti refleksi kritis dan rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktif berarti dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif berarti dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Melalui cara-cara tersebut, filsafat Pancasila sebagai hasil perenungan memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila. Dengan kata lain, Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pada dasarnya, yang menjadi subjek atau pendukung dari isi sila-sila Pancasila adalah manusia Indonesia sebagai manusia. Ali Mudhofir dalam jurnal berjudul Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan (1996) menjelaskan bahwa manusia di sini merujuk pada manusia yang terdiri dari sejumlah unsur mutlak. Yang mana, semua unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara mutlak. Artinya, fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain. Inti isi masing-masing sila Pancasila sendiri merupakan penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur-unsur hakikat manusia, sehingga setiap sila menempati kedudukan dan menjalankan fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan Pancasila. Lebih lanjut, filsafat Pancasila sebagai hasil pemikiran juga dapat dimaknai sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau weltanschauung). Pancasila merupakan pencerminan pandangan bangsa Indonesia dalam menghadapi realitas. Melalui kelima silanya, yaitu: 1) Ketuhanan yang Maha Esa. 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 3) Persatuan Indonesia 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan pandangan bangsa, dengan inti ajaran pada masing-masing sila sebagai berikut:   

Tuhan, yaitu sebagai kausa prima Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial Satu, yaitu kesatuan yang memiliki kepribadian sendiri



Rakyat, yaitu unsur mutlak negara yang menjunjung nilai kerja sama dan gotong royong Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain sesuai haknya.

Berdasarkan hal tersebut, ajaran dalam Pancasila mencakup wawasan filsafat yang meliputi bidang atau aspek ontologi (keberadaan), epistemologi (pengetahuan), dan aksiologi (nilainilai). Selama manusia hidup sebenarnya tidak seorang pun dapat menghindar dari kegiatan berfilsafat. Adapun arti dalam pengertian dari Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur, masing-masing unsure mempunyai fungsi sendiri-sendiri, mempunyai tujuan yang sama, saling keterkaitan (interrelasi) dan ketergantungan (interdependensi), sehingga merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.Pancasila adalah sebuah system karena pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

B. Benturan dan Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari Pancasila sebagai ideologi bangsa memuat lima poin utama, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima poin tersebut hendaknya selalu ditanamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Pengimplementasian nilai-nilai pancasila ini tentunya disesuaikan dengan kondisi terkini negara. Terlebih, Pancasila hadir melalui proses musyawarah dari berbagai golongan masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai zaman. Berikut penerapan pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang dikutip dari jurnal berjudul Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Sebagai Sebuah Bangsa Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa   

Menjalanan perintah agama masing-masing sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Memegang erat nilai toleransi antar umat beragama. Menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan kemuliaan dalam diri. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 

Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Saling menghargai dan toleran terhadap sesama. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

 

Memberikan perlindungan kepada semua orang yang berstatus warga negara Indonesia. Perlakuan yang sama pada seluruh warga di manana pun berada tanpa memandang latar belakang suku, ras, budaya, maupun agamanya. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan



Selalu mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan bersama.



Tidak memaksakan kehendak kepada sesama ketika berbeda pendapat saat musyawarah. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 

Menjalankan wajib gotong royong bersama tetangga. Menegur orang yang mengganggu ketertiban umum di lingkungan sekitar.

C. Aktualisasi Nilai Pancasila dalam paradigma berpikir dan bersikap Aktualisasi berasal dari kata aktual yang berarti betul-betul ada, terjadi, dan sesungguhnya. Di mana Pancasila memang sudah jelas berdiri dalam bangsa Indonesia sebagai dasar negara dan ideology negara. Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur Negara sampai kepada rakyat biasa. Nilai-nilai Pancasila yang bersumber pada hakikat Pancasila adalah bersifat universal, tetap, dan tak berubah. Nilai–nilai tersebut dapat dijabarkan dalam setiap aspek dalam penyelenggaraan Negara dan dalam wujud norma–norma, baik norma hukum, kenegaraan, maupun norma–norma moral yang harus dilaksanakan dan diamalkan oleh setiap warga Negara Indonesia. Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu : 1. Aktualisasi Objektif Aktualisasi Pancasila secara objektif yaitu melaksanakan pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara antara lain: legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya terutama dalam penjabaran kedalam Undang-Undang, garis-garis besar haluan Negara, hankam, pendidikan maupun bidang kenegaraan lainnya. 2. Aktualisasi Subjektif Aktualisasi Pancasila secara subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan masyarakat yang dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku. Perpaduan ciri tersebut di dalam kehidupan kampus melahirkan gaya hidup tersendiri yang merupakan variasi dari corak kehidupan yang menjadikan kampus sebagai pedoman dan harapan masyarakat. B.

Tri Dharma Pancasila Pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masyarakat bukanlah menara gading yang jauh dari kepentingan masyarakat melainkan senantiasa mengemban dan mengabdi kepada masyarakat. Perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk :

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang terdiri dari : 1. Pendidikan Merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan IPTEK dan seni. 2. Penelitian Kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, model, atau informasi baru guna memperkaya IPTEK dan seni. 3. Pengabdian Kepada Masyarakat Kegiatan yang memanfaatkan IPTEK dalam upaya memberi sumbangan demi kemajuan masyarakat.

Penumbuhan Moral Etika Pancasila Akhir-akhir ini di berbagai tempat timbul kerusuhan massa yang cenderung brutal dikarenakan adanya kesenjangan sosial antara pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini menimbulkan gejolak berupa gerakan pengacau keamanan bahkan tuntutan untuk melepaskan diri misalnya Aceh dan Irian Barat. Apabila tidak segera diatasi maka akan menyebabkan disintregrasi bangsa. Disini pula dikarenakan hubungan social lainnya, kebebasan berkumpul sangat dibatasi, kesadaran pemeliharaan lingkungan yang kurang, kurangnya kerjasama antar agama, kurangnya penyadaran sosial, serta sentiment yang selalu ditutup-tutupi dengan isi SARA. Yang justru menyebabkan meledaknya kerusuhan di beberapa tempat. Padahal para pendiri bangsa telah mencontohkan pada kita bagaimana cara mencipatakan situasi demokrasi melalui BPUPKI – PPKI dengan melakukan perdebatan dan pemufakatan disaat-saat mempersiapkan kemerdekaan. Bahkan saat proklamasi hingga pengesahan UUD 1945 mereka tetap bersatu hingga Negara Republik Indonesia dapat diwujudkan.

Persoalan demokrasi bukan hanya masalah yang menyangkut pengaturan kekuasaan Negara, melainkan juga terkait cara hidup antar kelompok masyarakat yang sangat pluralis dimana persoalan-persoalan sosial dapat dipecahkan secara bersama. Maka muncul pemikiran kearah desentralisasi pemerintahan yang kurang lebih sejalan dengan perkembangan masyarakat modern dan demokratis. Namun terjadinya kerusuhan dibeberapa tempat, kekejaman bahkan

pembunuhan antar masyarakat etnis bertentangan dengan jiwa dan semangat Pancasila. Sebab bagi bangsa Indonesia keanekaragaman etnis, agama, adat istiadat, wilayah yang begitu luas yang konsekuensi logisnya, pluralisme, visi dan aspirasi yang beraneka ragam harus diterima dan dihormati. Yang menjadi perhatian kita adalah mengatasi pluralisme dai kerawanan menjadi asset nasional. Cara mengatasinya yakni dengan “Etika Pluralisme”, yakni etika yang mengajarkan sopan santun dalam sikap dan mau menerima beda pendapat dalam musyawarah dan mufakat sebagai penjelmaan demokrasi Pancasila. Dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa dapat diciptakan dan menghindari disintregrasi bangsa. Sarana yang sangat strategis yakni dengan pendidikan Pancasila. Untuk itulah maka revitalisasi nilainilai Pancasila serta moral etika Pancasila harus terus-menerus dikembangkan.

Soal beserta jawaban 1. Jelaskan Pancasila sebagai sistem dasar filsafat! Jawab : Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran manusia

Indonesia secara mendalam, sistematis, dan menyeluruh tentang kenyataan. Maka, sebagai sistem filsafat, Pancasila berarti refleksi kritis dan rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Dengan kata lain, Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pada dasarnya, yang menjadi subjek atau pendukung dari isi sila-sila Pancasila adalah manusia Indonesia sebagai manusia. Ali Mudhofir dalam jurnal berjudul Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan (1996) menjelaskan bahwa manusia di sini merujuk pada manusia yang terdiri dari sejumlah unsur mutlak. Yang mana, semua unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara mutlak. Artinya, fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain. Inti isi masing-masing sila Pancasila sendiri merupakan penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur-unsur hakikat manusia, sehingga setiap sila menempati kedudukan dan menjalankan fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan Pancasila. Lebih lanjut, filsafat Pancasila sebagai hasil pemikiran juga dapat dimaknai sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau weltanschauung).

2. Jelaskan Pancasila dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif sebagai sistem filsafat ! Jawab : Cara deduktif berarti dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan

menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif berarti dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Melalui cara-cara tersebut, filsafat Pancasila sebagai hasil perenungan memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila. 3. Sebutkan dan jelaska penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab : Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa   

Menjalanan perintah agama masing-masing sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Memegang erat nilai toleransi antar umat beragama. Menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan kemuliaan dalam diri. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 

Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Saling menghargai dan toleran terhadap sesama. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

 

Memberikan perlindungan kepada semua orang yang berstatus warga negara Indonesia. Perlakuan yang sama pada seluruh warga di manana pun berada tanpa memandang latar belakang suku, ras, budaya, maupun agamanya. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

 

Selalu mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan bersama. Tidak memaksakan kehendak kepada sesama ketika berbeda pendapat saat musyawarah. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 

Menjalankan wajib gotong royong bersama tetangga. Menegur orang yang mengganggu ketertiban umum di lingkungan sekitar.

4. Sebutkan dan jelaskan Aktualisasi Pancasila! Jawab : Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu : 1. Aktualisasi Objektif Aktualisasi Pancasila secara objektif yaitu melaksanakan pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara antara lain: legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya terutama dalam penjabaran kedalam Undang-Undang, garis-garis besar haluan Negara, hankam, pendidikan maupun bidang kenegaraan lainnya.

2. Aktualisasi Subjektif Aktualisasi Pancasila secara subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan masyarakat yang dapat

mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku. Perpaduan ciri tersebut di dalam kehidupan kampus melahirkan gaya hidup tersendiri yang merupakan variasi dari corak kehidupan yang menjadikan kampus sebagai pedoman dan harapan masyarakat. 5. Jelaskan dan sebutkan isi dari Tri Dharma Pancasila ! Jawab : Pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masyarakat bukanlah menara gading yang

jauh dari kepentingan masyarakat melainkan senantiasa mengemban dan mengabdi kepada masyarakat. Perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk : 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang terdiri dari : 1. Pendidikan Merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan IPTEK dan seni. 2. Penelitian Kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, model, atau informasi baru guna memperkaya IPTEK dan seni. 3. Pengabdian Kepada Masyarakat Kegiatan yang memanfaatkan IPTEK dalam upaya memberi sumbangan demi kemajuan masyarakat.

Bab 14 Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu dan Sistem Etika

A. Bahwa perkembangan ilmu dewasa ini selalu bersentuhan dengan budaya dan agama HUBUNGAN ILMU (SCIENCE) DAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE). Ilmu (Science) berhubungan dengan pengetahuan (knowledge). Setiap ilmu merupakan pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Hal ini disebabkan karena adanya pengetahuan-pengetahuan yang tidak ilmiah, misalnya mitos. Contohnya: mitos orang Jawa tentang peristiwa terjadinya pelangi yang dikatakan sebagai tangga menuju pemandian bagi dewi-dewi khayangan. b.

Dinamika pancasila sebagai dasar perkembangan ilmu pengetahuan. Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh para penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para penyelenggara negara pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya. Namun pada kurun waktu

akhir-akhir

ini,

belum

ada

lagi

suatu

upaya

untuk

mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kaitan dengan pengembangan Iptek di Indonesia. 1. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu menjadi terbatas. 2. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen daripada produsen dibandingkan dengan negara-negara lain 3. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya.

4. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan), satisfaction

(kepuasan),

dan result

(hasil)

(Titus,

dkk.,

1984)

mewarnai

perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. a)

Pancasila sebagai dasar perkembangan ilmu pengetahuan Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Oleh karena itu, beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut. Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan menggunakan teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana.

Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler. Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewahmewah. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini mencapai kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua, iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan

diwarnai nilai human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukum-hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal (budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling bergantung secara ketat. Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat niscaya. Sebab, pengembangan ilmu yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, justru dapat mengakibatkan sekularisme, seperti yang terjadi pada zaman Renaissance di Eropa. Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga manakala pengembangan ilmu tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas. b.)

Peran pancasila dalam menghadapi dinamika dan tantangan sebagai dasar nilai perkembangan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Pancasila dituntut terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan kesatuan dari perkembangan ilmu yang menjadi tuntutan peradaban manusia. Peran Pancasila sebagai paradigma pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran bahwa fanatisme kaidah kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu hanya akan

menjebak manusia dalam masalah-masalah yang tidak dapat diatasi dengan sematamata berpegang pada kaidah ilmu sendiri, khususnya mencakup pertimbangan etis, religius, dan nilai budaya yang bersifat mutlak bagi kehidupan manusia yang berbudaya. Peran Pancasila dalam pengembangan ilmu dapat ditinjau dari masing-masing nilai-nilai Pancasila sebagai berikut : 1.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Melengkapi ilmu pengetahuan dengan menciptakan perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya. Dalam hal ini memberi batasan bahwa bukan manusia yang menguasai atau mengontrol alam.

2.

Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok atau lapisan tertentu. Pancasila sebagai kontrol agar tidak ada diskriminasi dalam pengembangan ilmu.

3.

Sila Persatuan Indonesia Pancasila menjamin pengembangan ilmu untuk memenuhi kebutuhan individu dan merangkulnya agar tidak mengancam integritas dan keutuhan bangsa Indonesia.

4.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan

dan perwakilan. Mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian sampai penerapan massal.

5.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu. Pancasila berperan agar pengembangan ilmu dapat mencipatakan pemerataan dan keadilan sosial.

Peran Pancasila secara umum sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut : 1.

Pengembangan iptek diarahkan untuk mencapai kebahagian lahir batin, memenuhi kebutuhan material dan spiritual.

2.

Pengembangan iptek mempertimbangkan aspek estetik dan moral.

3.

Pengembangan iptek pada hakekatnya tidak boleh bebas nilai tetapi terikat pada nilainilai yang berlaku di masyarakat

4. 5.

Pembangunan iptek mempertimbangkan akal, rasa dan kehendak Pembangunan iptek bukan untuk kesombongan melainkan untuk peningkatan kualitas manusia, peningkatan harkat dan martabat manusia.

B. Bahwa cepatnya perubahan yang terjadi mempengaruhi pula bagaimana nilai/pola perilaku masyarakat itu sendiri Teori perubahan sosial dikemukakan oleh para ahli dengan aksentuasi yang berbeda-beda, sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Terlepas dari perbedaan pandangannya, yang jelas, para ahli sepakat bahwa perubahan sosial terkait dengan masyarakat dan kebudayaan serta dinamika dari keduanya. Ogburn tidak memberi definisi tentang perubahan-perubahan sosial, melainkan memberikan pengertian tertentu tentang perubahanperubahan sosial itu.

Dia mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsurunsur kebudayaan baik yang material maupun yang non-material. Yang ditekankannya adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur non-material. Dengan pengertian ini sebenarnya Ogburn mau mengatakan bahwa perubahanperubahan sosial terkait dengan unsur-unsur fisik dan rohaniah manusia akibat pertautannya dengan dinamika manusia sebagai suatu totalitas. Perubahan pola pikir, pola sikap dan pola tingkah

laku manusia (yang bersifat rohaniah) lebih besar dipengaruhi oleh perubahan-perubahan kebudayaan yang bersifat material. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, geografis, atau biologis (unsur-unsur kebudayaan material) menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspekaspek kehidupan sosial lainnya (pola pikir, pola sikap, dan pola tingkah laku) (Marius, 2006). Dalam perubahan social, agama memiliki peranan penting dalam kaitannya. Konsepsi agama menurut Durkheim meliputi perbedaan dua kategori yang saling berlawanan (oposisi biner), yakni antara yang sakral dan yang profan dan pembedaan antara kolektif dan individual. Konsefsi mengenai sakral (sacred) menunjuk pada sesuatu yang bersipat suci, ketuhanan, dan berada diluar jangkauan alam pikiran manusia. Sementara profan merupakan dunia nyata, dunia kehidupan sehari-hari yang berada di bawah kendali manusia. Agama merupakan domain masyarakat (kolektif) seperti ritual yang dilakukan secara bersama-sama (Haryanto, 2015). Di dalam masyarakat di mana terjadinya proses perubahan, terdapat faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi,salh satunya adalah Kontak dengan kebudayaan lain. Hal ini merupakan salah satu proses yang menyangkut difusi. Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain dan dari masyarakat kemasyarakat lain. Proses tersebut memampukan manusia menghimpun penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan adanya difusi, maka suatu penemuan baru yang telh diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai umat manusia di dunia dapat menikmati kegunaanya. Proses tersebut merupakan pendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudaan-kebudayaan masyarakat manusia. Ada dua tipe difusi. Pertama, difusi intramasyarakat atau penyebaran unsur-unsur kebudayaan diantara satu kelompok masyarakat. Kedua, difusi antara masyarakat. Difusi intramasyarakat terpengaruh oleh Ada beberapa factor (O'Dea, 1992): a.tidak adanya unsur-unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidak diterimanya unsur-unsur yang baru. b.Unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur yang lama, kemungkinan besar tidak akan diterima. c.Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru akan memengaruhi hasil penemuanya itu dengan mudah diterima atau tidak.

C. Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu dan Sistem Etika Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.

Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu). (Dikti, 2016) Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu sebagaimana dikemukakan di atas mengandung konsekuensi yang berbeda-beda. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila. Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilainilai Pancasila sebagai faktor internal mengandaikan bahwa sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan. Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan main. Pengertian keempat yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai Pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil. (Dikti, 2016) Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat ditelusuri ke dalam hal-hal sebagai berikut; Pertama, pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam pengembangan iptek di Indonesia. Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila sebagai sumber nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana yang dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung arti bahwa segala aspek pembangunan harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Negara dalam rangka mewujudkan tujuannya melalui

pembangunan nasional untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dikembalikan pada dasar-dasar hakikat manusia. Oleh karena itu pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa yang mencakup akal, rasa dan kehendak, aspek raga, aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya. Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai bagi pengembangan iptek demi kesejahteraan hidup manusia. Pengembangan iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu pada hakikatnya sila-sila Pancasila harus merupakan sumber nilai, kerangka pikir serta basis moralitas bagi pengembangan iptek. Menurut Kaelan (2000) bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu sila-sila dalam Pancasila menunjukkan sistem etika dalam pembangunan iptek yakni : 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta, perimbangan antara rasional dengan irrasional, antara akal, rasa, dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga dipertimbangkan maksudnya dan akibatnya apakah merugikan manusia dengan sekitarnya. Pengolahan diimbangi dengan pelestarian. Sila pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya. 2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasardasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari proses budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh sebab itu, pembangunan iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat manusia Iptek harus dapat diabdikan untuk peningkatan harkat dan martabat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong akibat dari penggunaan iptek. 3. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek. Oleh sebab itu, Iptek harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan masyarakat internasional. 4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mendasari pengembangan iptek secara demokratis. Artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan iptek. Selain itu dalam pengembangan iptek setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulanh maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya. 5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional menurut Syahrial Syarbaini (2003) harus memperhatikan konsep sebagai berikut : 1. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa. Pancasila harus diletakkan sebagai kerangka berpikir yang obyektif rasional dalam membangun kepribadian bangsa. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan budaya ilmu pengetahuan dalam memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa. 2. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional, perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan bangsa akibat dari pembangunan harus semakin menempatkan nilai-nilai Pancasila yang dapat dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional, proses pembangunan nasional tidak terlepas dari kontrol nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu, kemana arah pembangunan melalui tahap-tahapnya tidak dapat dilepaskan dari usaha mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, sehingga pembangunan adalah pengamalan Pancasila. 4. Pancasila merupakan etos pembangunan nasional, untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan diciptakan misi pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Konsistensi antara teori dan kenyataan dan ucapan dengan tindakan, merupakan paradigma baru dalam menjadikan Pancasila sebagai etika pembangunan nasional. 5. Pancasila sebagai moral pembangunan, sebutan ini mengandung maksud agar nilai-nilai luhur Pancasila (normanorma Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945) dijadikan tolok ukur dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasinya. Menurut Prof. Dr. M. Sastrapratedja (dalam Dikti, 2016;207-208) dalam artikelnya yang berjudul, Pancasila sebagai Orientasi Pembangunan Bangsa dan Pengembangan Etika Ilmu Pengetahuan menegaskan ada dua peran Pancasila dalam pengembangan iptek, yaitu pertama, Pancasila merupakan landasan dari kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan, yang kedua, Pancasila sebagai landasan dari etika ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal pertama yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai landasan kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan mencakup lima hal sebagai berikut. Pertama, bahwa pengembangan ilmu pengetahuan harus menghormati keyakinan religius masyarakat karena dapat saja penemuan ilmu yang tidak sejalan dengan keyakinan religious, tetapi tidak harus dipertentangkan karena keduanya mempunyai logika sendiri. Kedua, ilmu pengetahuan ditujukan bagi pengembangan kemanusiaan dan dituntun oleh nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan. Ketiga, iptek merupakan unsur yang “menghomogenisasikan” budaya sehingga merupakan unsur yang mempersatukan dan memungkinkan komunikasi antar masyarakat. Membangun penguasaan iptek melalui sistem pendidikan merupakan sarana memperkokoh kesatuan dan membangun identitas nasional. Keempat, prinsip demokrasi akan menuntut bahwa penguasaan iptek harus merata ke semua masyarakat karena pendidikan merupakan tuntutan seluruh masyarakat. Kelima, kesenjangan dalam penguasaan iptek harus dipersempit terus menerus sehingga semakin merata, sebagai konsekuensi prinsip keadilan sosial. Hal kedua yang meletakkan Pancasila sebagai landasan etika pengembangan iptek dapat dirinci sebagai berikut. (1) Pengembangan iptek terlebih yang menyangkut manusia haruslah selalu menghormati martabat manusia, misalnya dalam rekayasa genetik; (2) iptek haruslah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik sekarang maupun di masa depan; (3) pengembangan iptek hendaknya membantu pemekaran komunitas manusia, baik lokal, nasional maupun global (4) iptek harus terbuka untuk masyarakat; lebih-lebih yang memiliki

dampak langsung kepada kondisi hidup masyarakat; (5) iptek hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang semakin lebih adil. Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu. Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dikemukakan Prof. Wahyudi Sediawan (dalam Dikti, 2016; 2016-217) dalam Simposium dan sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut: Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kesadaran bahwa manusia hidup di dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan kehidupannya yang abadi di akhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah manusia diperintahkan melakukan perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk membuat kerusakan di bumi. Tuntunan sikap pada kode etik ilmiah dan keinsinyuran, seperti: menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat; berperilaku terhormat, bertanggung jawab, etis dan taat aturan untuk meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan professional, dan lain-lain, adalah suatu manifestasi perbuatan untuk kebaikan tersebut. Ilmuwan yang mengamalkan kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik sesuai dengan tuntunan sikap tersebut berarti menyukuri anugrah Tuhan. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik bersifat universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas kemanusiaan atau humanisme menghendaki agar perlakuan terhadap manusia harus sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki keinginan, seperti kecukupan materi, bersosialisasi, eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam lingkungannya, bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi. Hakikat kodrat manusia yang bersifat mono-pluralis, sebagaimana dikemukakan Notonagoro, yaitu terdiri atas jiwa dan raga (susunan kodrat), makhluk individu dan sosial (sifat kodrat), dan makhluk Tuhan dan otonom (kedudukan kodrat) memerlukan keseimbangan agar dapat menyempurnakan kualitas kemanusiaannya. Sila ketiga, Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan dan ahli teknik Indonesia perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia ini dalam tugas-tugas profesionalnya. Kerja sama yang sinergis antar individu dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi daripada penjumlahan produktivitas individunya. Suatu pekerjaan atau tugas yang dikerjakan bersama dengan semangat nasionalisme yang tinggi dapat menghasilkan produktivitas yang lebih optimal. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang mengandung arti bahwa pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh dan untuk semua rakyat Indonesia. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara. Demikian pula halnya dengan ilmuwan dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebasarbesarnya sesuai kemampuan untuk kemajuan negara. Sila keempat ini juga memberi arahan dalam manajemen keputusan, baik pada tingkat nasional, regional maupun lingkup yang lebih sempit. Manajemen keputusan yang dilandasi semangat musyawarah akan mendatangkan hasil yang lebih baik karena dapat melibatkan semua pihak dengan penuh kerelaan. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara bangsa Indonesia. Ilmuwan dan ahli teknik yang mengelola industri perlu selalu mengembangkan sistem yang memajukan perusahaan, sekaligus menjamin kesejahteraan karyawan. Selama ini, pengelolaan industri lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, dalam arti keuntungan perusahaan sehingga

cenderung mengabaikan kesejahteraan karyawan dan kelestarian lingkungan. Situasi timpang ini disebabkan oleh pola kerja yang hanya mementingkan kemajuan perusahaan. Pada akhirnya, pola tersebut dapat menjadi pemicu aksi protes yang justru merugikan pihak perusahaan itu sendiri.

Soal beserta jawaban 1. Sebutkkan beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa Indonesia Jawab : Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan menggunakan teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana. Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan bendabenda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler. Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah. 2. Relasi antara iptek dan nilai budaya serta agama dapat ditandai dengan? Jawab : Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua, iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukum-hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di

pihak lain diperlukan faktor eksternal (budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling bergantung secara ketat. 3. Jelaskan peran Pancasila dalam pengembangan ilmu dapat ditinjau dari masing-masing nilai-nilai Pancasila! Jawab :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Melengkapi ilmu pengetahuan dengan menciptakan perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya. Dalam hal ini memberi batasan bahwa bukan manusia yang menguasai atau mengontrol alam. 2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok atau lapisan tertentu. Pancasila sebagai kontrol agar tidak ada diskriminasi dalam pengembangan ilmu. 3. Sila Persatuan Indonesia Pancasila menjamin pengembangan ilmu untuk memenuhi kebutuhan individu dan merangkulnya agar tidak mengancam integritas dan keutuhan bangsa Indonesia. 4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan dan

perwakilan. Mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian sampai penerapan massal. 5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu. Pancasila berperan agar pengembangan ilmu dapat mencipatakan pemerataan dan keadilan sosial.

4. Jelaskan peran Pancasila secara umum dalam pengembalian ilmu pengetahuan dan teknologi! Jawab : 1.Pengembangan iptek diarahkan untuk mencapai kebahagian lahir batin, memenuhi kebutuhan material dan spiritual. 2.Pengembangan iptek mempertimbangkan aspek estetik dan moral. 3.Pengembangan iptek pada hakekatnya tidak boleh bebas nilai tetapi terikat pada nilai-nilai yang berlaku di masyarakat 4.Pembangunan iptek mempertimbangkan akal, rasa dan kehendak 5.Pembangunan iptek bukan untuk kesombongan melainkan untuk peningkatan kualitas manusia, peningkatan harkat dan martabat manusia.

5. Jelaskan beberapa jenis pemahaman Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu! Jawab : Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di

Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu). (Dikti, 2016) Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu sebagaimana dikemukakan di atas mengandung konsekuensi yang berbeda-beda. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila. Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal mengandaikan bahwa sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila

ada dalam posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan. Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan main. Pengertian keempat yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai Pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil.

Daftar Pustaka BAB 1 https://mading.id/perspektif/memahami-urgensi-pendidikan-pancasila-di-perguruantinggi/ https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-malang/pendidikanpancasila/rangkuman-3-pendidikan-pancasila/20765033

BAB 2 https://www.scribd.com/document/540712798/Peristiwa-Dan-Fenomena-Sosial-YangAktual-Dan-Berkaitan-Dengan-Pancasila https://osf.io/ptm58/download/?format=pdf https://brainly.co.id/tugas/34056331

BAB 3 https://osf.io/7fu9t/download/?format=pdf https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/19/160000879/konsep-dan-urgensi-pancasiladalam-arus-sejarah-bangsa?page=all http://choirul_umam.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/64444/2_Buku_PPancasila_II.pdf

BAB 4 https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jiip/article/view/1634/1082 https://www.academia.edu/37153071/MAKALAH_PANCASILA_SEBAGAI_PERJANJIAN_LUHUR_BA NGSA_INDONESIA_POLTEKKES_KEMENKES_JAKARTA_III

BAB 5 https://osf.io/7fu9t/download/?format=pdf https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/19/160000879/konsep-dan-urgensi-pancasiladalam-arus-sejarah-bangsa?page=all https://elearning.ikipjember.ac.id/claroline/work/user_work.php?cmd=exDownload&authId=338 4&assigId=2&workId=115&cidReset=true&cidReq=007002C_003

BAB 6 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5734304/sejarah-perumusan-pancasilasebagai-dasar-negara-hingga-penetapannya https://prezi.com/p/esq3xb-zajrl/pengusulanperumusan-dan-pengesahan-pancasila/ https://prezi.com/p/esq3xb-zajrl/pengusulanperumusan-dan-pengesahan-pancasila/

BAB 7 https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13144/Pancasila-Sebagai-PhilosopischeGrondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-Von-Stafenufbau-DerRechtsordnung.html#:~:text=Pancasila%20merupakan%20pandangan%20hidup%20bangsa,dalam %20tata%20hukum%20di%20Indonesia. https://bpip.go.id/berita/1035/859/pancasila-sebagaisumber-dari-segala-sumber-hukum-apa-artinya.html

Bab 8 https://eprints.umm.ac.id/39488/3/BAB%20II.pdf https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=160955 https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1744390002/03Tugas%201%20Pancasila%20Sitt i%20Halimatus%20Sadiyah%201744390002.pdf

Bab 9 https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13144/Pancasila-Sebagai-PhilosopischeGrondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-Von-Stafenufbau-DerRechtsordnung.html#:~:text=Pancasila%20merupakan%20pandangan%20hidup%20bangsa,dalam %20tata%20hukum%20di%20Indonesia. https://www.hukumonline.com/berita/a/pancasilasebagai-dasar-negara-lt61f23142a7e13

Bab 10 https://bpip.go.id/berita/1035/1198/ideologi-pancasila-di-eramilenial.html#:~:text=Pancasila%20adalah%20sebuah%20ideologi%20negara,masih%20menyepa katinya%20secara%20bersama%2Dsama. https://bpip.go.id/berita/1035/1198/ideologipancasila-di-era-

milenial.html#:~:text=Pancasila%20adalah%20sebuah%20ideologi%20negara,masih%20menyepa katinya%20secara%20bersama%2Dsama. https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1744390002/03Tugas%201%20Pancasila%20Sitt i%20Halimatus%20Sadiyah%201744390002.pdf

Bab 11 http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=1182 http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=1182 https://www.researchgate.net/publication/338828927_PENGANTAR_FILSAFAT

Bab12 https://sipejar.um.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=227535#:~:text=Pancasila%20disebut%20sebaga i%20sistem%20filsafat%20karena%20Pancasila%20mempunyai%20fungsi%20dan,yang%20telah%20 ditetapkan%20yaitu%20Pancasila. https://repository.unikom.ac.id/54524/1/Pancasila%20sebagai%20Sistem%20Filsafat.pdf

Bab 13 https://sipejar.um.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=227535#:~:text=Pancasila%20disebut%20sebaga i%20sistem%20filsafat%20karena%20Pancasila%20mempunyai%20fungsi%20dan,yang%20telah%20 ditetapkan%20yaitu%20Pancasila. https://repository.unikom.ac.id/54524/1/Pancasila%20sebagai%20Sistem%20Filsafat.pdf

Bab 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t%21@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_882729925752.pdf https://www.coursehero.com/file/76405126/Pancasila-Makalah-Ilmu-dan-sistem-Etikadocx/

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.