Story Transcript
Elvin Sabaruddin
WASPADA Terhadap
Aliran
Ahmadiyah Pemahaman Penyesat Ummat “ Dari Abu Hurairah Radhiyaallhu’anhu, ia berkata : “ Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam telah bersabda, Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, atau tujuh puluh dua golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan atau tujuh puluh dua golongan, dan Islam terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan dan hanya satu yang selamat yakni ahlu sunnah wal jamaah ( HR. Tirmidzi)
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Semesta alam. Sholawat dan salam kepada baginda Rasulullah ﷺyang telah membawa kita dari zaman kegelapan kedalam zaman yang penuh dengan iman dan takkwah. Alhamdulillah telah hadir dihadapan kita sebuah buku yang membahas dan mengulas mengenai pemahaman yang ada di Indonesia. Mungkin nama dari aliran ini tidak asing lagi terdengan di telinga kita yaitu aliran Ahmadiyah yang mereka memiliki nabi palsu Bernama Ghulam Ahmad. Ghulam Ahmad lahir di daerah Qodian, sebuah desa di propinsi Punjab Inde tahun 1839 M dalam sebuah keluarga yang merupakan kaki tangan pemerin tahan pendudukan Inggris. Ayahnya merupakan salah satu di antara orang- orang yang berkhianat terhadap umat Islam, ia bersekongkol [dengan penjajah untuk menghancurkan mereka (umat Islam) dan membantu kaum imperialis demi mencari kedudukan dan pengaruh. Seperti yang dituturkan sendiri oleh Ghulam Ahmad dalam bukunya .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | i
Tuhfah Qoishoriyah bahwa Murtadho, ayahnya, termasuk di antara orang-orang yang memiliki hubungan baik dan ikatan
spesial
dengan
pemerintahan
Inggris.
Ia
menduduki sebuah jabatan di kantor peme- rintahan. la pula yang memberikan jasa baik pada pemerintahan Inggris
ketika
saudara-saudara
setanah
air
seagamanya, rakyat India, melakukan aksi
dan pem-
berontakan pada tahun 1851 M dalam revolusi menentang negara penjajah. Bahkan, ia mengerahkan 50 pasukan dan 50 kuda miliknya sendiri serta mem- bantu pemerintah di luar batas kemampuannya. Bila tidak dilahirkan dalam keluarga seperti ini, siapa lagi yang lebih pantas melahirkan Ghulam Ahmad? AHMADIYAH sudah menjadi noda besar dalam tubuh Islam. Di Indonesia, dari tahun ke tahun umat Islam menuntut ketegasan pemerintah untuk membubarkan Ahmadiyah. Pada tahun 2011 ini pun, tuntutan pembubaran Ahmadiyah kembali bergema. Akan tetapi, Pemerintah seolah tutup mata dan telinga, tidak mau mendengar aspirasi kaum muslimin yang menjadi mayoritas penduduk di Indonesia. .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | ii
Mudah – mudahan dengan lahirnya buku ini di hadapan para pembaca dapat memberikan edukasi mendalam dan berhati hati dalam mengambil dari mana kita mempelajarin agama Islam dan mengetahui mana ajaran Islam yang masih murni di bawakan oleh baginda Rasulullah ﷺpenulis tertarik dan memberi judul buku ini adalah Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah.
03, January 2023
Elvin Sabaruddin
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | iii
DAFTAR
KATA PENGANTAR ..................................................... i DAFTAR........................................................................ iv A. Latar Belakang Kemunculan Ahmadiyah................ 1 B. Sejarah Kemunculan Gerakan Ahmadiyah.............. 6 C. Riwayat Hidup Pendiri Ahmadiyah ......................... 9 D. Pokok – Pokok Ajaran Ahmadiyah ....................... 11 E. Beginilah Kondisi Masyarakat Indonesia. ............. 14 F. Upaya Lppi dan Dewan Da’wah Melawan Ahmadiyah .................................................................... 15 G. Perkembangan Ahmadiyah Di Indonesia ( 1925 – 2011 ) ............................................................................ 19 H. Propaganda Bohong Di Indonesia ......................... 35 I.
Tokoh – Tokoh Aliran Ahmadiyah ....................... 37
J.
Penyelewengan Terhadap Isi Al – Qur’an............. 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................... 48
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | iv
A. Latar Belakang Kemunculan Ahmadiyah Ahmadiyah sebagai sebuah gerakan keagamaan lahir di India pada akhir abad ke-19 dengan latar belakang kemunduran umat Islam India di bidang agama, politik, ekonomi, sosial, dan bidang kehidupan lainnya, terutama setelah pecahunya revolusi India tahun 1857 yang berakhir dengan kemenangan Inggris se hingga India dijadikan sebagai salah satu koloni Inggris yang terpenting di Asia. Akan
tetapi,
dalam
perkembangannya,
secara
intelektual reformisme India memainkan pengaruh yang tidak dapat diabai- kan. Tulisan Amir Ali dan Maulana Muhammad Ali, jika tidak termasuk Muhammad Iqbal, meskipun jarang secara tegas diakui sebagai sumber spiritual bagi kaum reformis Indonesia, sumber itu tidak bisa dibiarkan begitu saja.1 Lagi pula meskipun usaha dakwah
gerakan
Ahmadiyah
India,
khususnya
1
H. J. Benda, Persepektif Islam di Asia Tenggara ter Azyumardi Azra Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1989), hlm. 69 – 70
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 1
Ahmadiyah Lahore yang dibawa ke Jawa oleh Mirza Wali Ahmad Baiq (1924), yang secara angka jauh dari berhasil, Al-Qur'an terjemahan Ahmadiyah bertindak sebagai suatu sumber ilham dan bahkan peniruan bagi beberapa muslim terkemuka Indonesia.2 Para
petinggi
dan pimpinan penjajah Inggris
berkumpul di London dan men- canangkan satu strategi yang paling berbahaya dalam menghadapi Islam. Demskian itu setelah mereka memikirkan secara mendalam dan meneliti secara alourat hingga sampai pada kesimpulan bahwa tak ada kekuatan di dunia yang sanggup menghadapi mereka, selain Islam. Karenanya, (menurut mereka) usaha menyolidkan barisan penjajah harus diupayakan agar bisa mencerai-beraikan lekuatan Islam. Namun tidak melalui agresi militer, tetapi dengan memunculkan kelompok-kelompok batil dari kaum muslimin sendiri yang membawa nama Islam, padahal sebenarnya menghancurkan dasar-dasar dan prinsipprinsip ajaran Islam. Kaum penjajah memberikan segala fasilitas pada kelompok-kelom pok ini, baik berupa dana 2
ibid
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 2
bantuan atau lainnya, supaya dapat berkiprah dan dapat menimbulkan kerugian di pihak kaum muslimin sekaligus memata-matai mereka.3 Strategi ini dijalankan dengan sangat baik dan rapi oleh kaum penjajah. Untuk mewujudkannya, pihak kolonial mengirimkan delegasi-delegasi khusus ke negara-negara yang diduduki dengan misi mempelajari situasi sekaligus mencari para pengkhianat, untuk kemudian membeli hati, keimanan, dan perasaan mereka. Maka delegasi jahat ini pun segera menjalankan tugas mencari para pengkhianat. Tentunya orang-orang seperti ini bisa ditemukan di setiap bangsa. Dan yang paling berbahaya di antara mereka adalah Ghulam Ahmad AlQodiyani (kaki tangan penjajah Inggris di India), dan Mirza Husain Ali yang lebih dikenal dengan julukan Baha'ulloh di Iran.4 Ada perbedaan antara mereka berdua. Orang yang kedua ini cenderung ceroboh dan dungu, la tunjukkan
3
Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak Ideologi Ahmadiyah, Cemani Baru : Wacana Islamiya Press, 2008, hlm. 31 4 Ibid, hlm. 32
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 3
permusuhan dan kebenciannya pada Islam dan kaum muslimin. Dengan lancangnya ia berani mengatakan bahwa dirinya bisa menghapus Al-Qur'anul Karim dengan kitabnya yang sarat dengan ke. salahan, dan bahwa ajarannya menghapuskan syari'at Muhammad Praktis ancaman bahayanya lebih ringan. Sedangkan antek yang pertama, yakni Ghulam Ahmad Al-Qodiyani, sangatlah licik. la
pendam
kedengkian dan kebenciannya pada Islam, lalu tampil dengan klaim sebagai pembaharu (reformis) ajaran Islam di kali pertama dan sebagai Al-Mahdi di kali yang lain. Kemudian, setelah itu ia meloncat jauh de- ngan mengaku sebagai nabi. la mengatakan bahwa dirinya seorang nabi yang diutus dan diberi wahyu. Tapi dirinya bukan nabi yang 'independen', melainkan nabi yang mengikut, seperti halnya Nabi Harun terhadap Nabi Musa. Aliran Qodiyaniyah didirikan untuk mewujudkan berbagai tujuan dan kepen- tingan penjajah; mengutakatik ajaran Muhammad yang senantiasa melahirkan semangat besar dalam hati kaum muslimin; serta mengurai ikatan persaudara- an, empati, persahabatan, .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 4
dan tolong-menolong di antara orang-orang yang meyakini satu Robb, mengarah ke satu kiblat, dan beriman pada satu kitab. Pula orang-orang yang mencintai seseorang, yakni Muhammad, yang ke- cintaan padanya melebihi kecintaan pada harta, keluarga, dan diri orang yang mencintai sendiri. Karena beliau (Muhammad), mereka mencintai setiap negeri yang beliau setiap desa tempat beliau menjalani hidup, setiap masjid yang pernah beliau singgahi untuk sholat di dalamnya, setiap kaum yang berbicara dengan bahasa beliau, dan setiap orang yang memegang teguh ajaran-ajaran peninggalan beliau.5 Jadi, aliran Qodaniyah / Ahmadiyah dibentuk dan dimunculkan untuk tujan – tujuan seperti di atas. Ahmadiyah dipelihara dibawah perlindungan musuh – musuh Islam dan kaum Muslimin yang ingin mengkotak katik ajaran yang telah dibawah oleh Nabi Muhammad .ﷺ
5
Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak Ideologi Ahmadiyah, Cemani Baru : Wacana Islamiya Press, 2008, hlm. 127
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 5
B. Sejarah Kemunculan Gerakan Ahmadiyah Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirza lahir 15 Februari 1835 M. dan meninggal 26 Mei 1906 M di India. Ahmadiyah masuk di Indonesia tahun 1935, kini sudah mempunyai sekitar 200 cabang, terutama Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB dan lain-lain, Pusatnya sekarang di Parung Bogor Jawa Barat, mempunyai gedung yang mewah, perumahan para pimpinan/pegawai di atas tanah seluas 15 ha. Terletak di pinggir jalan raya Jakarta Bogor lewat Parung. Aliran sesat Ahmadiyah sudah banyak dilarang secara lokal/daerah, tetapi belum secara nasional. LPPI dan Majelis Ulama Indonesia serta organisasi-organisasi Islam tingkat pusat sudah mengirim surat kepada pemerintah cq. Kejaksaan Agung RI tapi belum berhasil dan masih me merlukan perjuangan yang lebih intensif lagi. Ahmadiyah Indonesia mempunyai dana yang cukup besar untuk membiayai kegiatan mereka. Untuk menggaji
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 6
pegawainya saja sekitar Rp.60.000.000 (enam puluh juta rupiah)/bulan. Ahmadiyah setiap bulannya membagikan brosur darsus (edaran khusus) kepada masyarakat, organisasiorganisasi Islam, dan tempat- tempat yang mereka anggap sebagai sasaran propaganda, Juga membagikan bukubuku yang berisi ajaran Ahmadiyah secara gratis kepada masyarakat. Mereka telah mempunyai internet untuk menyebarkan propagand di pusatnya di Parung, di Tasikmalaya, dan Garut Jawa Barat, Setia ceramah yang diberikan oleh khalifah mereka di London disiarka langsung oleh internet mereka di tiga tempat tersebut dan langsun diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.6 Gerakan Ahmadiyah diperkenalkan di Indonesia dalam arus besar kebangsaan di tengah situasi politik, ekonomi dan sosial keagamaan yang tidak menentu. Gerakan
itu
berproses
sejak
nasionalisme
yang
6
Hartono Ahmad Jaiz, Aliran Dan Paham Sesat Di Indonesia, Jakarta : Pustaka Al – Kautsar, 2003, hlm. 56
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 7
dikembangkan masih bercorak kultural, yang muncul sebelum tahun 1920-an, sampai munculnya ide tentang Indonesia merdeka baru dengan semangat kebangsaan, semangat kemerdekaan Indonesia yang antikolonialisme dan imperialisme Belanda serta Barat. Ini akan diuraikan dalam bab tersendiri.7 Lahirnya gerakan pembaruan Islam di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh munculnya pemikiranpemikiran baru dengan gerakan-gerakannya pada abad ke-18 yang mem- bawa umat Islam pada kejayaan dan kemajuan
kembali.
Djamaluddin
Di
al-Afghani
Mesir
misalnya,
(1837-1897),
muncul
Muhammad
Abduh (1849-1905), dan Rasyid Ridla (1865-1935); di Arabia muncul Muhammad bin Abdul Wahab (17031787); sementara itu di India dan Pakistan muncul Syah Waliyullah (1703-1762), Syah Abdul Aziz (1746-1823), Sayyid Ahmad Khan (1817-1885), Sayyid Ahmir Ali
7
Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia, Yogyakarta : PT LKIS Printing Cemerlang, 2005, hlm. 4
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 8
(1849-1928), Muhammad Iqbal (1876-1938), dan lain sebagainya,8 C. Riwayat Hidup Pendiri Ahmadiyah Ghulam Ahmad lahir di daerah Qodian, sebuah desa di propinsi Punjab Inde tahun 1839 M dalam sebuah keluarga yang merupakan kaki tangan pemerin tahan pendudukan Inggris. Ayahnya merupakan salah satu di antara orang- orang yang berkhianat terhadap umat Islam, ia bersekongkol [dengan penjajah untuk menghancurkan mereka (umat Islam) dan membantu kaum imperialis demi mencari kedudukan dan pengaruh. Seperti yang dituturkan sendiri oleh Ghulam Ahmad dalam bukunya Tuhfah Qoishoriyah bahwa Murtadho, ayahnya, termasuk di antara orang-orang yang memiliki hubungan baik dan ikatan
spesial
dengan
pemerintahan
Inggris.
Ia
menduduki sebuah jabatan di kantor peme- rintahan. la pula yang memberikan jasa baik pada pemerintahan Inggris
ketika
saudara-saudara
setanah
air
seagamanya, rakyat India, melakukan aksi
dan pem-
8
Harun Nasution, Pembana dalam islam Jakarta Bulan Bintang, 1975), him. 11.
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 9
berontakan pada tahun 1851 M dalam revolusi menentang negara penjajah. Bahkan, ia mengerahkan 50 pasukan dan 50 kuda miliknya sendiri serta mem- bantu pemerintah di luar batas kemampuannya. Bila tidak dilahirkan dalam keluarga seperti ini, siapa lagi yang lebih pantas melahirkan Ghulam Ahmad? Kemudian
saat
menginjak
usia
dewasa,
ia
mempelajari beberapa buku berbahasa Urdu dan Arab dengan bimbingan guru-guru yang tidak dikenal. la juga belajar sedikit tentang hukum. Selanjutnya Ghulam menjadi pegawai dicaerah Sialkot yang sekarang masuk dalam wilayah negara Pakistan, dengan gaji15 rupee per bulan. la seorang laki-laki yang sangat bodoh. Misalnya saja ketika ia disuruh membawa gula dari rumah. Bukannya gula yang ia bawa, tapi garam. Lantaran saking bodoh dan dungunya, di tengah jalan ia memakan garam itu. Dan ketika garam sampai di tenggorokan, ia tersedak hingga air matanya bercucuran,"9
9
Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak Ideologi Ahmadiyah, Cemani Baru : Wacana Islamiya Press, 2008, hlm. 35
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 10
D. Pokok – Pokok Ajaran Ahmadiyah Pokok-pokok Ajaran Ahmadiyah a. Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya Nabi dan Rasul utusan Tuhan. Dia mengaku dirinya menerima wahyu yang turunnya di India, kemudian
wahyu-wahyu
itu
dikumpulkan
seluruhnya, sehingga merupakan sebuah kitab suci dan mereka beri nama kitab suci Tadzkirah. Tadzkirah itu lebih besar dari pada kitab suci AlQur'an. b. Mereka meyakini bahwa kitab suci Tadzkirah sama sucinya dengan kitab suci Al-Qur'an karena sama-sama wahyu dari Tuhan. c. Wahyu tetap turun sampai hari Kiamat begitu juga Nabi dan Rasul tetap diutus sampai hari Kiamat juga. d. Mereka mempunyai tempat suci tersendiri yaitu Qadian dan Rabwah. e. Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah dan sertifikat kavling surga
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 11
tersebut dijual kepada jamaahnya dengan harga yang sangat mahal. f. Wanita haram nikah dengan laki-laki yang bukan Ahmadiyah, tetapi lelaki Ahmadiyah boleh kawin dengan perempuan yang bukan Ahmadiyah. g. Tidak boleh bermakmum dengan (di belakang) imam yang bukan Ahmadiyah. h. Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan, dan tahun sendiri yaitu nama bulan: 1.Suluh 2. Tabligh 3.Aman 4.Syahadah 5.Hijrah 6.Ikhsan 7.Wafa 8.Zuhur 9.Tabuk 10.Ikha 11.Nubuwah 12. Fatah. Sedang nama tahun mereka adalah Hijri Syamsyi (disingkat HS)10 Kebohongan inti dari ajaran ahmadiyah Bohong dan bertentangan dengan Islam itulah inti ajaran Ahmadiyah. Karen nabinya, Mirza Ghulam Ahmad, adalah seorang pembohong dan pembuat ajaran yang bertentangan dengan Islam.
10
Hartono Ahmad Jaiz, Aliran Dan Paham Sesat Di Indonesia, Jakarta : Pustaka Al – Kautsar, 2003, hlm. 57
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 12
Mirza Ghulam Ahmad menyampaikan beberapa pengakuan palsu secara bertahap a. Pertama,ia mengaku sebagai mujaddid (pembaru). b. Kemudian dia mengaku sebagai nabi yang tidak membawa syariat. c. Kemudian dia mengaku sebagai nabi dan rasul yang membawa syariat, menerima wahyu seperti Al – Qur’an dan menerapkan pada dirinya. d. Setelah itu ia mengikuti cara – cara kebatinan dan zindiq ( kufur ) dalam ungkapan – ungkapannya. Ia
mwngikuti
cara
–
cara
baha’I dalam
mengaburkan ucapanya. e. Kemudian ia meniru mukjizat penutup para nabi, Nabi Muhammad ﷺ f. Ia membangun pemakaman yang diberi nama pemakaman
AL
–
Jannah,
semua
yang
dimakamkan disana adalah ahli surga.11
Hartono Ahmad Ajiz, Nabi – Nabi Palsu Dan Para Penyesat Ummar, Jakarta Timur : 2008, Pustaka Al – Kautsar, hlm. 136 11
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 13
E. Beginilah Kondisi Masyarakat Indonesia. Aliran ahmadiyah yang menyesatkan malah disambut kedatangannya di Indonesia Peristiwa yang sangat memilukan Ummat Islam telah terjadi di negeri ini, Juni-Juli 2000M. Ahmadiyah yang difatwakan oleh MUI sebagai aliran yang sesat dan menyesatkan, dan dinyatakan oleh Rabithah Alam Islami (Liga Dunia Islam) di Makkah sebagai aliran kafir di luar Islam, justru di Indonesia disambut dengan upacara penting oleh Dawam Rahardjo tokoh ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia),
Amien
Rais
(ketua
MPR/
Majelis
Permusyawaratan Rakyat), dan Presiden Gus Dur (AbdurrahmanWahid). Pers pun berubah jadi corong aliran sesat menyesatkan itu. Hingga harian Republika yang sahamnya dari umat Islam pun justru seakan memelopori menyebarkan kesesatan itu. Bahkan, ketika dilabrak agar tidak menjadi corong dan penyebar kesesatan pun, ternyata hanya disikapi dengan memuat sekolom kecil berita yang menunjukkan sesatnya Ahmadiyah.
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 14
Demikian pula majalah Panji Masyarakat yang dulunya ditokohi oleh Buya Hamka pun kini berbalik memihak pada pemberitaan yang menyambut baik kehadiran imam aliran sesat dan penerus nabi palsu Mirza Ghulam
Ahmad,
dengan
menyediakan
halaman-
halamannya untuk memberitakan. Sementara itu sama sekali tidak menaruh perhatian, kecuali sedikit sekali, terhadap berita yang menyuarakan kebenaran, yakni menunjukkan
bahwa
Ahmadiyah
itu
sesat
dan
menyesatkan.12 F. Upaya Lppi dan Dewan Da’wah Melawan Ahmadiyah LPPI adalah Lembaga penelitian dan pengkajian Islam yang didirikan pada tahun 1 April 1995, dan dewan da’wah Islamiyah Indonesia didirikan pada tahun 26 February 1967. Ketika mendengar kabar bahwa aliran ahmadiyah ini telah memalsukan Al – Qur’an dengan kitab mereka, yang Bernama Tadzkirah maka dewan
12
Ibid. hlm 57 – 58
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 15
da’wah dan Lppi tidak tinggal diam mereka langsung melakukan perlawanan terhadap ahmadiyah. Musibah semacam itu menjadi keprihatinan bagi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI). Sekjen DDII, H. Husein Umar menugaskan H. Wahid Alwi, sedang Ketua LPPI M. Amien Djamaluddin menugaskan Umar Abduh, Hartono Ahmad Jaiz, Jajat Sudrajat, dan Farid Ahmad Okbah untuk menyatakan kepada pers dalam konferensi di kantor DDII Jakarta, Selasa 4 Juli 2000, bahwa Ahmadiyah adalah aliran yang sesat lagi menyesatkan. Nabinya palsu, kitab sucinya bernama Tadzkirah adalah memalsu dan membajak Al-Qur'an, dan tempat hajinya pun bukan di Makkah, sedang sang nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad pun tidak pernah berhaji ke Makkah. Bahkan di dalam kitab suci Ahmadiyah yakni Tadzkirah itu ada wahyu-wahyu suruhan kepada Mirza untuk melamar gadis, ternyata ditolak, lalu turun wahyu lagi bahwa beberapa bulan lagi suami dan orangtuanya yang laki- laki akan meninggal, maka jandanya nanti akan jadi isteri Mirza Ghulam Ahmad. Tetapi itu semua tidak .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 16
terjadi, walau wahyunya tetap diajarkan, sampai nebi palunya itu sendiri sampai dicabut nyawanya oleh Malaikat Maut.13 Yang jadi keprihatinan DDII dan LPPI, dihadirkannya penerus nabi palsu ke Indonesia dan bahkan disambut oleh Dawam Rahardjo, Amien Rais, dan Gus Dur itu akan mengakibatkan
kaburnya
pandangan
umat
Islam,
dianggapnya Ahmadiyah itu ajarannya benar. Padahal sudah jelas sesat menyesatkan, dan bahkan sudah ada contoh nyata dalam sejarah Islam bahwa nabi palsu itu diserbu habis-habisan oleh Khalifah Abu Bakar AshShiddiq dengan mengerahkan tentara sangat banyak. Sedang panglima yang dikirim pun Khalid bin Walid sang pedang Allah, setelah Panglima Usamah ternyata kewalahan menghadapi nabi palsu Musailamah AlKadzab dan isterinya, Sajah. Setelah tentara Islam pimpinan Khalid bin Walid ini menyerbu Musailamah AlKaddzab di Yamamah, maka sang nabi palsu Musailamah terbunuh bersama
13
10.000 orang murtad. Hingga
Ibid, hlm. 58
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 17
sejarawan Ath-Thabari menyebutkan bahwa belum pernah ada perang sedahsyat itu.14 Sikap Negara-negara Islam dan Organisasi Islam Internasional terhadap Ahmadiyah 1. Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak tanggal 18 Juni 1975. 2. Brunei Darussalam juga telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Negara Brunei Darussalam. 3.
Pemerintah
Kerajaan
Arab
Saudi
telah
mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan tidak boleh pergi haji ke Makkah. 4. Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah golongan minoritas non muslim. 5. Rabithah 'Alam Islamy yang berkedudukan di Makkah telah mengeluarkam fatwa bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan keluar dari Islam.15
14 15
Ibid. hlm 60 Ibid. hlm 64
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 18
G. Perkembangan Ahmadiyah Di Indonesia ( 1925 – 2011 ) Ahmadiyyah yang dikenal juga dengan nama Qadiyaniyyah atau Mirzaiyyah adalah sebuah kelompok yang beranggapan bahwa ajarannya berdasar kepada ajaran Islam yang benar. Ajaran ini didirikan oleh seorang Qadiyan yang mengaku dirinya sebagai Nabi, bernama Mirza Gulam Ahmad, pada tanggal 23 Maret 1889 (Azar) di sebuah kota yang bernama Ludhiana di Punjab - India, Negeri ini oleh orang-orang Ahmadi disebut "Darul Bai'at". Tujuan pertama Ahmadiyah adalah mengajak orangorang Islam dan yang untuk membenarkan pengakuan Mirza Gulam Ahmad Al- Qadiyani sebagai Nabi. Tidak hanya itu, dia juga mengklaim sebagai al Masih yang dijanjikan, dan Imam al-Mahdiy (yang ditunggu-tunggu) Ahmadiyah menganggap umat Islam yang tidak masuk ke dalam kelompoknya sebagai orang kafir. Ahmadiyah di negara asalnya, Pakistan, terpecah menjadi 5 (lima) kelompok besar. Namun, yang masuk ke
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 19
Indonesia hanya 2 (dua) kelompok saja, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore. Dari sejak kehadirannya di Indonesia, Ahmadiyah telah menimbulkan berbagai polemik di masyarakat, karena ajarannya yang menyimpang dari ajaran Islam. Berikut ringkasan sejarah perjalanan Ahmadiyah di Indonesia: 1) Tahun 1925. Ahmadiyah Qadiyan masuk ke Indonesia dengan tokohnya H. Abu Bakar Ayub. Kemudian kelompok ini mendirikan organisasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia atau disingkat JAI. 2) Tahun 1928. Ahmadiyah Lahore masuk ke Indonesia, tepatnya tanggal 28 September 1928. Kelompok ini mendirikan organisasi Gerakan Ahmadiyah Indonesia atau disingkat GAI. 3) Tahun 1933. Setelah berhasil masuk ke Indonesia, ajaran Ahmadiyah mulai menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Akan tetapi banyak mendapat penolakan dari umat Islam Indonesia. Salah satunya ditandai dengan adanya perdebatan terbuka antara tokoh Ahmadiyah saat itu, Abu .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 20
Bakar Ayub dan Rahmat Ali, dengan Ulama Persatuan Islam (PERSIS), Ahmad Hassan. Peristiwa tersebut berlangsung di Gang Kenari, Jakarta Pusat pada September 1933, dan tercatat ada 2 (dua) kali perdebatan, khususnya membahas tentang Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir (Khatamun Nabiyyin). 4) Tahun 1953. Untuk bisa hidup dan berkembang di Indonesia, Ahmadiyah mendaftarkan diri di Departemen Kehakiman RI pada tanggal 3 Maret 1953.
Usaha
disahkannya
itu
mendapat
Ahmadiyah
hasil
dengan
sebagai
sebuah
organisasi, yang dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI No. 26, tanggal 31 Maret 1953. 5) Tahun 1965. Pada tanggal 27 Januari 1965, Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno, mengeluarkan Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1965
tentang
Pencegahan
Penyalahgunaan
dan/atau Penodaan Agama. 6) Tahun 1975. Jauh setelah kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu setelah berdirinya Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 26. Juli 1975, polemik .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 21
Ahmadiyah kembali menghangat. MUI sebagai wadah para Ulama, Zu'ama, dan Cendikiawan Muslim Indonesia pun melakukan penelitian terhadap ajaran yang disebarkan oleh Ahmadiyah. 7) Tahun
1980.
Hasilnya,
pada
Musyawarah
Nasional (MUNAS) II Tahun 1980, MUI mengeluarkan Fatwa dengan Nomor: 05/Kep/ MUNAS II/MUI/1980 bahwa Ahmadiyah adalah Jama'ah di Luar Islam, Sesat dan Menyesatkan. Dan meminta kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk melarangnya. Bahkan, sewaktu Ketua Umum MUI Pusat dijabat oleh (alm.) KH. Hasan Basri dan beberapa pengurus MUI lainnya pernah bersama-sama ke Kejaksaan Agung meminta Kejaksaan Agung Republik Indonesia segera melarang Ahmadiyah di seluruh Indonesia; Dan pada saat itu, Ahmadiyah baru memiliki 45 (empat puluh lima) cabang di seluruh Indonesia. 8) Tahun 1983. Pada 21 November 1983,Kabupaten Lombok Barat telah lebih dulu mengeluarkan SuratKeputusanBersama
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 22
(SKB)No.Kep.11/IPK.32.2/L-2.III.3/11/83 tentangPelarangan Kegiatan Jemaah Ahmadiyah. 9) Tahun 1984. Pada tanggal 12 Pebruari 1984, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara mengeluarkan Keputusan
No.
KEP-07/0.2/Dsb.1/02/
1984
tentang Larangan Kegiatan Ajaran Ahmadiyah Qadiyan di Sumatera Utara. Masih pada tahun yang sama, tepatnya tanggal 20 September 1984, Dirjen Bimas dan Urusan Haji DEPAG RI mengeluarkan
Surat
Edaran
No.
D/BA.01/309/9/84, yang isinya: 'Perlu dijaga agar kegiatan
jamaah
(Ahmadiyah fahamnya
di
Ahmadiyah
Qadiyan) luar
tidak
Indonesia menyebarkan
pemeluknya
agar
tidak
menimbulkan keresahan di masyarakat."Dan pada saat itu, cabang Ahmadiyah di seluruh Indonesia telah bertambah menjadi 75 (tujuh puluh lima) cabang. 10) Tahun
1989.
Pada
tahun
1989,
cabang
Ahmadiyah di seluruh Indonesia bertambah lagi menjadi 150 (seratus lima puluh) cabang.
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 23
(Laporan Tahunan Ahmadiyah Tahun 19881989). 11) Tahun 1994. Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), sebagai lembaga yang khusus menangani aliran-aliran sesat di Indonesia, sejak 1988
terus
berjuang
untuk
membubarkan
Ahmadiyah di Indonesia. Pada Juni 1994, LPPI melayangkan surat resmi kepada Mahkamah Agung RI dengan Nomor: 035/LPPI/6/1994 tertanggal
10
Juni
1994,
yang
memohon
Pelarangan Ahmadiyah Secara Nasional. 12) Tahun 1995. Departemen Agama RI melalui Pusat Pengembangan Kehidupan Beragama Badan Penelitian
dan
Pengembangan
Departemen
Agama RI di Jakarta pada tahun 1995 memberikan usulan sesuai dengan masukan dari MUI Pusat, Organisasi Islam Tingkat Pusat / Nasional dan Tingkat Daerah, agar Jaksa Agung RI melarang ajaran dan kegiatan Ahmadiyah secara Nasional di seluruh wilayah hukum Republik Indonesia. 13) Tahun 1999. Pada tahun 1999, Ahmadiyah semakin melebarkan sayapnya dengan memiliki .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 24
228 (dua ratus dua puluh delapan) cabang di seluruh Indonesia. (Laporan Tahunan Ahmadiyah Tahun 1998-1999) 14) Tahun
2000.
Departemen
Pertahanan
dan
Keamanan RI telah mengeluarkan pernyataan sikap melalui pidato Mayor Jenderal TNI Ir. Soetomo, SA selaku Staf Ahli MENHAN RI Bidang Ideologi dan Agama, dalam kapasitasnya mewakili
Menteri
Pertahanan
RI
dalam
Simposium Sehari pada tanggal 12 Februari 2000 di Tangerang, Pidato tersebut menitikberatkan pada: "Kewaspadaan Umat Islam terhadap Aliran yang Merusak Aqidah Tauhid seperti Ahmadiyah, Syi'ah, Ingkarussunnah, Isa Bugis, dan lainlainnya sebagai Aliran Sesat dan Menyesatkan 15) Tahun 2002. Pada 3 November 2002, MUSPIDA, Pimpinan DPRD, MUI, dan Pimpinan Pondok Pesantren dan Ormas Islam Kabupaten Kuningan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang
Pelarangan
aliran/ajaran
Jemaat
Ahmadiyah Indonesia di Wilayah Kabupaten Kuningan. .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 25
16) Tahun 2003. Pada tanggal 23 Januari 2003, LPPI kembali berupaya membubarkan Ahmadiyah dengan mengirim surat resmi kepada Menteri Kehakiman dan HAM RI, agar mencabut surat pendaftaran Ahmadiyah Indonesia tahun 1953, yang selalu dijadikan dasar hukum pihak Ahmadiyah untuk bisa hidup dan berkembang di Indonesia;14Maret 2003, Departemen Kehakiman dan HAM RI merespon Surat tersebut dengan adanya surat jawaban perihal: MEMORANDUM untuk Menteri Kehakiman dan HAM RI dari Direktorat Administrasi dan Hukum Umum. 17) Tahun 2005. Pada 18 Januari dan 12 Mei 2005, Tim Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) yang berada di bawah koordinasi Kejaksaan Agung RI, dan terdiri dari berbagai unsur yaitu Kejaksaan Agung, Badan Intelijen Negara (BIN), Mabes TNI, Mabes POLRI, Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri,
Departemen
Agama
Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata, serta Majelis Ulama Indonesia (MUI); mengadakan Rapat Koordinasi .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 26
yang menghasilkan Rekomendasi Pelarangan dan Pembubaran Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) serta Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) di Seluruh Wilayah Hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Juni 2005, Ahmadiyah mengadakan
acara
Jalsah
Salanah
yaitu
Pertemuan Tahunan yang dihadiri oleh undangan dar perwakilan Ahmadiyah di seluruh dunia serta para Dut Besar negara barat di Jakarta. Yang sangat disayangka adalah tidak adanya reaksi apapun dari Departemen Agama saat itu, padahal sudah ada tembusan surat No. 1 kepada Dirjen Bimas Islam Depag RI, dari Badan Intelejen Keamanan (Baintelkam) Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri), yang mengeluarkan
Surat
Izin
dengan
Nopol:
S1/YANMIN/453/VI/2005/BAINTELKAM tertanggal 6 Juni 2005, perihal izin acara Jalsah Salanah Ahmadiyah Indonesia yang mendunia tersebut. 20 Juli 2005, Bupati Bogor, Ketua DPRD Bogor, Dandim 0621, Kepala Kejaksaaan Negeri Cibinong, Kapolres Bogor, Ketua PN Bogor, .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 27
DANLANUD ARS, Departemen Agama dan MUI Bogor mengeluarkan Surat Pernyataan Bersama tentang Pelarangan Kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Wilayah Kabupaten Bogor. yah Indonesia 28 Juli 2005, dalam MUNAS VII, MUI menegaskan
kembali
Fatwanya
tentang
Ahmadiyah. Yaitu menetapkan bahwa Aliran Ahmadiyah berada di luar Islam, sesat dan menyesatkan,
serta
orang
Islam
yang
mengikutinya adalah murtad (keluar dari Islam). 6 Agustus
2005,
setelah
melakukan
Rapat
Koordinasi tingkat Menteri bersama Menko Kesra, Menteri Agama, Kapolri, Jaksa Agung, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Polkam, PBNU, PP Muhammadiyah, MUI, Dakwah Islamiyah, Yayasan Lentera Hati, Pusat Studi Al-Qur'an, dan Sekretariat Wakil Presiden; Pemerintah
mengambil
sikap
dengan
menghasilkan kesimpulan bahwa penyelesaian kasus Ahmadiyah yang dinilai menodai ajaran Islam
sehingga
meresahkan
umat
Islam
diharapkan dapat diproses dan diselesaikan secara .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 28
tuntas melalui jalur hukum. 9 Agustus 2005, Bupati Garut, H. Agus Supriadi, Bersama nstansi terkait dan elemen masyarakat, mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) No. 450/Kep. 225 - PEM/2005 tentang Pelarangan Penyebaran aliran/ajaran Jemaat Ahmadiyah Indonesia. 17 Oktober 2005, Bupati Cianjur, Kepala Kejaksaan Negeri Cianjur, dan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Cianjur mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) No. 21 Tahun 2005 tentang larangan melakukan aktivitas penyebaran ajaran/faham Ahmadiyah di Kabupaten Cianjur. Pada tahun 2005, Ahmadiyah justru semakin berkembang
di
seluruh
Indonesia,
dengan
memiliki 305 (tiga ratus lima) cabang, 18) Tahun 2006. ada 20 Maret 2006, Bupati Sukabumi, Kajari Cibadak, Kapolres Sukabumi, Departemen Agama Sukabumi, dan Ketua MUI Sukabumi
mengeliarkan
Surat
Keputusan
Bersama (SKB) No. 143 tahun 2006 tentang Pelarangan
Penyebaran
aliran/ajaran
Jemaat
Ahmadiyah Indonesia. .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 29
19) Tahun 2008. 18 Pebruari 2008, LPPI melakukan audiensi dengan Komisi VIII DPR RI yang menghasilkan catatan bahwa Ahmadiyah sesat dan
menyesatkan,
sehingga
perlu
segera
dibubarkan. Alasan untuk pembubaran sudah cukup
lengkap.
Untuk
itu,
perlu
segera
dikeluarkan Peraturan Presiden untuk pembubaran organisasi Ahmadiyah dan dinyatakan dilarang selama-lamanya. Untuk kemudian. dilakukan pembinaan bagi eks penganut Ahmadiyah oleh Majelis Ulama Indonesia beserta Organisasi Kemasyarakatan
Islam
lainnya.
Kemudian,
persoalan Ahmadiyah harus segera diselesaikan dengan Menteri Agama RI untuk dicarikan payung hukum yang tegas dan mengikat seluruh pihak. Untuk itu, Komisi VIII DPR-RI perlu segera melakukan langkah-langkah yang tepat dan akurat untuk pengambilan keputusan tentang Ahmadiyah di Indonesia dengan mengedepankan kepentingan Islam secara keseluruhan. 9 Juni 2008, Pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Jaksa Agung, .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 30
dan Menteri Dalam Negeri RI dengan Nomor: 3 Tahun 2008, Nomor: KEP-033/A/JA/6/2008, dan Nomor: 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota, dan/ atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat. 1 September 2008, Gubernur Mahyudin N.S. mengeluarkan Surat Keputusan
Gubernur
KESBANGPOL
&
No.563/KPT/ LINMAS/2008
BAN tentang
Larangan Terhadap Aliran Ahmadiyah dan Aktivitas Penganut, Anggota dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dalam
Wilayah
Mengatasnamakan
Sumatera Islam
dan
Selatan
yang
Bertentangan
dengan Ajaran Agama Islam. 20) Tahun 2010. 16 November 2010, Walikota Pekanbaru, H. Herman Abdullah mengeluarkan Surat Keputusan No. 450/BKBPPM/ 749 tentang Pelarangan
Penyebaran
aliran/ajaran
Jemaat
Ahmadiyah Indonesia. 21) Tahun 2011. Pada tahun 2011 ini, beberapa daerah di
Indonesia
sudah
mulai
mengeluarkan
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 31
Keputusan dan Peraturan tentang keberadaan Jemaat Ahmadiyah di wilayahnya masingmasing. 10 Februari 2011, Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo mengeluarkan Surat Edaran Gubernur No 223.2/803/KESBANG tentang Pelarangan Penyebaran aliran/ajaran Jemaat Ahmadiyah Indonesia. 16 Februari 2011, Bupati
Kampar,
Burhanuddin
Husin,
mengeluarkan Peraturan No. 450/PUM/2011/68 tentang
Menghentikan
Ahmadiyah.
21
Kegiatan
Februari
2011,
Jemaat Bupati
Pandeglang, Asmudji HW, Pj mengeluarkan Peraturan No. 5 Tahun 2011 tentang Pelarangan Penyebaran aliran/ajaran Jemaat Ahmadiyah Indonesia. 25 Februari 2011, Walikota, H. Syahrie Ja'ang mengeluarkan Surat
Keputusan No.
200/160/BKPPM.I/II 2011 tentang Pelarangan Penyebaran aliran/ajaran Jemaat Ahmadiyah Indonesia. 28 Februari 2011, Gubernur Jawa Timur, DR. H. Soekarwo, mengeluarkan Surat Keputusan No. 188/94/ KPTS/013/2011 tentang Larangan Aktifitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 32
(JAI) di Jawa Timur. 1 Maret 2011, Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, mengeluarkan Peraturan No. 5 Tahun 2011 tentang Larangan Aktivitas Penganut, Anggota dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Wilayah Provinsi Banten. 3 Maret 2011, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. mengeluarkan Peraturan No. 12 Tahun 2011 tentang Pelarangan Kegiatan Jamaah Ahmadiyah Indonesia di Jawa Barat. 3 Maret 2011, Bogor, Drs. H. Diani Budiarto, mengeluarkan Surat Keputusan No. 300.45-122/2011 tentang Pelarangan Kegiatan Ahmadiyah Indonesia di Kota Bogor. 7 Maret 2011, Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Dengar
Pendapat
Umum
(RDPU)
dengan
Ahli/Pakar tentang Ahmadiyah, yaitu: Prof. Dr. HM. Atho Mudzhar (Kementerian Agama RI); dan M. Amin Jamaluddin (Direktur LPPI), dengan Agenda Rapat: "MENDALAMI TENTANG KEBERADAAN
AHMADIYAH
DI
INDONESIA." 8 Maret 2011, Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya, mengeluarkan Peraturan No. .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 33
11 Tahun 2011 tentang Pelarangan Aktivitas Ahmadiyah di Wilayah Kabupaten Lebak. 24 Maret 2011, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, mengeluarkan Peraturan No. 17 tahun 2011
tentang
Larangan
Kegiatan
Jemaat
Ahmadiyah Indonesia di Provinsi Sumatera Barat. Dan di Tahun 2011 ini, Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail, mengeluarkan Peraturan No. 09 tahun 2011 tentang Larangan Kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Depok.16 Berdasarkan fakta dan data di atas seharusnya warga Indonesia yang terutama memiliki identitas Islam di KTP dia harus mengetahui bahwa aliran Ahmadiyah yang di bawakan oleh Ghulam Ahmad adalah sesat dan bukan dari bagian Islam yang murni yang dibawak dari oleh Nabi Muhummad ﷺdan tidak sesuai dengan Al – Qur’an dan As – Sunnah.
16
M Amin Djamaluddin, Fakta dan Data Ahmadiyah Menolak Islam, Jakarta : 2016, cet kelima, LPPI, hlm. 2 – 11
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 34
H. Propaganda Bohong Di Indonesia Tentang propaganda bohong, Ahmadiyah adalah jagonya. Dai Ahmadiyah pun di depan penulis dan 1200 hadirin di Masjid Al-Irsyad Purwokerto April 2002 dia bisa ngibul (berdusta) bahwa banyak raja-raja di Afrika yang masuk 'Islam', yaitu masuk Ahmadiyah. Hingga seakan orang Ahmadiyah bangga dan berjasa kepada Islam karena bisa 'mengislamkan' raja-raja. Mendengar kisah itu, Dr. Hasan Audah kembali tertawa dan berkata, "Itu bohong besar. Di Afrika, kepalakepala dusun (desa) memang disebut raja. Jadi hanya tingkat kepala dusun, bukan berarti raja yang sebenarnya. Nah, itulah yang dijadikan propaganda. Ahmadiyah memang penuh kebohongan dan propaganda."17 Banyak orang celaka dilahirkan di dunia ini, tapi jarang ada yang sejahat dan sekeji Ghulam Ahmad, nabi palsu Qodiyaniyah, dan para pengikutnya. Telah mencuri selendang kenabian, menghina para nabi, mencela para rosul, dan membuat-buat kebohongan terhadap Alloh.
Hartono Ahmad Ajiz, Nabi – Nabi Palsu Dan Para Penyesat Ummar, Jakarta Timur : 2008, Pustaka Al – Kautsar, hlm.136 17
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 35
Allah ﷻtelah berfirman,"Dan siapakah yang lebih zholim daripada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Alloh...." (Al-An'am [6]: 93). Ghulam Ahmad Mengklaim Punya Jutaan Mukjizat Ghulam Al-Qodiyani telah menciptakan kedustaan terhadap Alloh dengan mengaku sebagai nabi dan rosulNya, seperti dua saudaranya terdulu, Musailamah dan Aswad Al-'Unsi. Kemudian ia mengklaim diri lebih baik dari segenap nabi dan rosul. Karenanya ia dinamakan Adam, Syits, Nuh, Ibrohim, Ishaq, Ismail, Ya'qub, Yusuf, Musa, Dawud dan Isa. Lebih dari ini, ia mengaku diberi segala apa yang diberikan semua nabi dan rosul.' berhenti di sini saja, dengan saran tuannya, Inggris, ia berniat menodai
kehormatan
penghulu
para
nabi
dan
meremehkan dan mengerdilkan martabat beliau serta menobatkan dirinya lebih mulia dari beliau. la berkata, "Nabi memiliki 3.000 mukjizat, sedang mukjizatku lebih dari sejuta mukjizat.18
18
Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak Ideologi Ahmadiyah, Cemani Baru : Wacana Islamiya Press, 2008, hlm.79 – 80
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 36
I. Tokoh – Tokoh Aliran Ahmadiyah
1. Nuruddin (Kholifah I Qodiyaniyah) Nuruddin adalah seorang laki-laki yang tamak dan sangat
berambisi
memperoleh
kedudukan
dan
kehormatan. Sejak awal, ia ingin menonjolkan dirinya. Maka, ketika muncul aliran kaum atheis di India, ia pun bergabung bersama mereka. Tapi, meskipun orang-orang ini (kaum atheis) buruk dan jahat, me- reka adalah orangorang yang cakap dalam
berbagai bidang ilmu
pengetahuan modern dan ilmu alam. Sementara orang malang ini, seluruh pengetahuannya sebatas tentang masjid dan ilmu pengobatan kuno. Akibatnya, ia tidak men- dapatkan tempat di hati mereka. Dalam kondisi seperti ini, secara tak sengaja a berkenalan dengan Ghulam Al-Qodiyani. Lantas ia sadar bahwa orang ini cocok dengan diri dan ambisi-ambisinya. Tanpa pikir panjang, ia masuk dalam jamaahnya. Berikut putra Ghulam menceritakan hal ini, "Yang terhormat Syaikh Nuruddin dulu begitu terwarnai
oleh pemikiran-
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 37
pemikiran kaum athos. Tapi setelah bergabung dengan paduka Ghulam, berangsur-angsur warna ini hilang," Setelah
bergabung
dengan
Ghulam,
Nuruddin
mengendalikannya ke mana saja ia suka dan menyuplai segala kebutuhannya berupa kebohongan dan khurofat, seperti yang telah kami sebutkan. Tujuan dari semua ini adalah menonjolkan diri dan mewujudkan ambisiambisinya.19 Demikianlah kemulian, kehormatan, dan keuntungan duniawi-yang karenanya ia rela mengkhianati Nabi Muhammad-tak juga didapat la anaknya dan putrinya yang pernah menjadi istri dua orang putra si nabi palsu semuanya mati. Hanya tinggal putra keduanya, Abdul Mannan. Tapi malang ketika ia mengajukan tuntutan terkait berbagai tindak kezholiman ini, ia malah dikeluarkan dari jamaah dan dituduh munafik. Dunia dan akhirat hilang semua. Alloh Maha Perkasa lagi memiliki siksa. Kematian Nuruddin terjadi tanggal 13 Maret 1914 M. Dan sepeninggalnya, jabatan khilafah dipegang oleh
19
Ibid. hlm. 228
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 38
putra Ghulam, Mahmud Ahmad. Namun sebelum kita membicarakan orang ini, terlebih dulu kita bahas Muhammad Ali. Tokoh kedua sekte Qodiyaniyah setelah Nuruddin.20 2. Muhammad Ali (Pimpinan Qodiyaniyah Lahore) Muhammad Ali pernah mengenyam pendidikan tingkat tinggi dan berhasil menyabet gelar Magister. Tapi, ia tak kunjung mendapat pekerjaan sehingga menjadi pengangguran. Hingga akhirnya ia dijerat kaum penjajah serta dibeli keimanan dan agamanya. Kemudian ia dipertemukan dengan antek penjajah, si nabi palsu asal Qodian, supaya bekerja bersama-sama dan membantunya menghancurkan agama Islam, menciptakan keraguan kaum muslimin pada akidah Islam, serta menebarkan fitnah di tengah-tengah mereka. Saat Ghulam telah meninggal, Muhammad Ali ditunjuk sebagai pengawas majalah ini dan diamanahi untuk menerjemahkan pengertian Al-Qur'an sesuai penafsiran Qodiyaniyah ke dalam bahasa Inggris, supaya 20
Ibid. hlm. 230
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 39
ia
bisa
menyusupkan
keyakinan-keyakinan
ala
Qodiyaniyah yang palsu dan menyimpang.21 3. Mahmud Ahmad (Kholifah II Qodiyaniyah) Sementara di tempat lain, setelah Nuruddin tutup usia pada
tahun
1914M,
putra
Ghulam
Al-Qodiyani
mengambil alih kekuasaan dan menamakan diri sebagai kholifah.
Bukan
hanya
kholifah
untuk
pengikut
Qodiyaniyah saja tapi sebagai kholifah sedunia, la mengumumkan, "Aku bukan hanya Kholi Qodiyaniyah, juga bukan Kholifah India. Tapi, aku Kholifah Afganistan, dunia Arab, Iran, Cina, Jepang, Eropa, Amerika, Afrika, Sumatera, dan Jawa. Bahkan aku juga Kholifah Negara Inggris. Kekuasaanku mencakup semua benua dunia."22 Sungguh ini benar-benar sebuah warisan dari ayahnya yang gila. la gila seperti ayahnya, la menyatakan, "Diriku telah disebutkan dalam Al-Qur'an. Lihatlah kisah Luqman dan putranya dalam Al-Qur'an. Tahukah kalian siapa
21 22
Ibid, hlm. 230 – 232 Ibid, hlm. 240
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 40
Luqman itu? Dan siapa pula anaknya? Luqman adalah AlMasih Al-Mawud (Ghulam), sedang putranya adalah aku sendiri. la meniti jalan ayahnya sebagai budak penjajah, la mengumumkan, "Ke- pedihan-kepedihan pemerintahan Inggris adalah kepedihan kita juga. Hendak nya tentaratentara
pengikut
Qodiyaniyah
yang
berperang
mempertahankan tanah Prancis bersama musuh-musuh Inggris memahami pengertian ini." 4. Muhammad Ahsan Amruhi Muhammad Ahsan Amruhi adalah tokoh yang telah kita singgung bahwa Ghulam Ahmad biasa mengirimkan kepadanya draf-draf bukunya untuk diedit ulang Tentangnya, Ghulam pernah menulis, "Yang terhormat Ustadz Muhammad Hasan Amruhi adalah seorang yang baik, mulia, terpercaya, bertakwa, serta siap berkorban jalan Alloh dengan jiwa dan hatinya."23 5. Muhammad Shodiq (Mufti Qodiyaniyah)
23
Ibid, hlm. 246
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 41
Muhammad Shodiq juga ditimpa adzab Alloh yang sangat berat. Harian Al- Fadhi memberitakan, "Yang terhormat Mufti Muhammad Shodiq tengah me rasakan penderitaan yang sangat berat akibat demam, batuk menggigil.dan anuresis. Maka semua diharapkan berdoa untuk kesembuhannya." Anehnya, meskipun digerogoti penyakit-penyakit seperti ini, ia masih I sempat menikah dengan seorang gadis muda, padahal usianya sudah di atas 70 tahun. Sebagaimana diberitakan harian Qodiyaniyah Lahore, "Kami men- dapat berita pernikahan Mufti Muhammad Shodiq, padahal beliau telah ber- usia di atas 70 tahun. Sang mufti menikahi seorang gadis muda. Sama-sama diketahui, mufti ini tengah berada di Karachi untuk menjalani terapi pengoba an. Tapi rupanya, hasrat menggebu untuk menikah tak sabar menunggu hingga ia sembuh dari sakit dan pulang ke Qodian. Karenanya, ia menikah dengan cara wakalah (perwakilan, yakni mempelai wanita di Qodian, sedang ia di Karachi). Selain ini, kami juga mendapat berita perihal pemikahan Abdurrohim, Mubaligh Qodyaniyah, yang juga telah .Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 42
berusia 70 tahun. Ceritanya, ia sedang mengajari seorang gadis muda. Dan, tiba-tiba ia mengumumkan telah menikahi- nya" Muhammad Shodiq menderita penyakit-penyakit ini cukup lama, hingga pada tanggal 9 Januari 1946 M, harian Al-Fadhl mengumumkan, "Yang ter- hormat Mufti sakit sangat parah. Kandung kemihnya bengkak dan mengeluar kan darah. la sangat tersiksa. Semalam suntuk ia merasakan sakit seperti ini tanpa jeda."24 6. Abdul Karim (Imam Sholat Ghulam Ahmad) Ada baiknya kita tambahkan di barisan pemimpinpemimpin tersebut seorang pembesar agama Qodiyaniyah yang lainnya, yang mati ketika Ghulam Ahmad masih hidup, yakni Abdul Karim, imam sholat dan khotib Ghulam Ahmad sekaligus kawan sejatinya. Tentang sosok ini, Ghulam berkata, "Di Qodiyaniyah tak dilahirkan orang ketiga yang seperti Syaikh Nuruddin dan Syaikh Abdul Karim.25
24 25
Ibid, hlm.248 Ibid, hlm.249
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 43
7. Yar Muhammad, Abdulloh Timaburi, dan Jamaah Kholifah Qodiyaniyah III Lain halnya dengan Yar Muhammad, Abdulloh Timaburi, dan beberapa orang lainnya. Kala melihat kenabian palsu yang mereka turut berperan dalam pembentukannya, mereka menganggap masalah kenabian adalah hal yang tak sulit diwujudkan. Maka masingmasing dari orang-orang ini mengaku sebagai nabi dan membentuk kelompok lain dalam tubuh Qodiyaniyah. Sebenarnya,
kelom-
pok
inilah
yang
konsisten
menjalankan ajaran-ajaran Ghulam Ahmad dan melaksanakan apa yang digariskan si nabi palsu dari Qodian ini26 Pertama, Yar Muhammad mengaku sebagai nabi dan mendeklarasikan diri sebagai nabi yang mengikuti Ghulam. Nabi palsu yang baru ini adalah guru Mahmud Ahmad bin Ghulam, Kholifah Qodiyaniyah. Mahmud Ahmad menulis, "Yar Muhammad adalah guruku di bangku sekolah. la sangat mencintai paduka Al-Masih
26
Ibid, hlm. 250
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 44
hingga
ia
menggagap
dirinya
adalah
nabi
dan
mengalamatkan semua ilham paduka Al-Masih Ghulam pada dirinya."?27 Berikutnya adalah Nur Ahmad Al-Qodiyani. Ia mengumumkan, "Tiada ilah selain Alloh, Nur Ahmad rosul Alloh. Aku adalah utusan Alloh. Barangsiapa menaatiku, maka ia telah menaati Alloh; dan barangsiapa mendurhakaiku. Berikutnya Abdulloh Timaburi, seorang sahabat dekat Ghulam Ahmad Al-Qodiyani. la juga mengumumkan diri sebagai nabi berdasarkan berita- berita Ghulam Ahmad dan ramalan-ramalannya. la berkata, "Akulah orang yang diberitakan oleh paduka suci Al-Masih Al-Maw'ud Ghulam Ahmad, bahwa ia akan diutus. Dan ini aku sendiri telah diutus dengan berkah dan curahan karunia Ghulam Ahmad. Dari tanganku akan nampak kebenaran paduka Ghulam di dunia.28
27 28
Ibid, hlm. 251 Ibid, hlm. 251
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 45
J. Penyelewengan Terhadap Isi Al – Qur’an Didalam Al – Qur’an disebutkan Ayat seperti ini:
ْ َ ْ َ َ ُ ٰ ْ ْ َ َّ ِان ٓا ان َزلنه ِف ْي ل ْيل ِة القد ِر 1.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (AlQur’an) pada Lailatulqadar.” ( QS Al – Qadr : 1 )
َ َ َْ ُ ٰ ْ َْ َْ َو ِبالح ِق ان َزلنه َو ِبالح ِق ن َزل “ Dan Kami turunkan ( Al Qur’an ) dengan sebenar – benarnya dan ( Al – Qur’an ) itu telah turun dengan ( membawa ) kebenaran.” ( QS. Al – Isra : 105 )
ُ ُ ٗ ْ ُ ََ َُ ُْ ٰ َ َ َ َ ََ هُ ََ ُ ْ ٗ َ َ َ َ ه …ۗۖ…قالوا هذا ما وعدنا اّٰلل ورسوله وصدق اّٰلل ورسوله. “ Mereka berkata: inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita dan benarlah Allah dan Rasul – Nya.” ( QS. Al – Ahzab : 22 )
َ َ ََ ًْ ُ ْ َ ه ْ ُ ….اّٰلل مفعولا ِ …يوكان امر “ Dan Ketetapan Allah Pasti Berlaku.” ( QS. An – Nisa : 47 )
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 46
Dalam kitab Tadzkirah potongan ayat tersebut telah diubah dan di rangkai menjadi:
ً ُ َ ,قريبا م َن القاديان االحق نزل وب أنزلناه الحق ا ب و إنا أنزلناه ِ ِ ِ ِ
ً ْ َ ُ ُ فعولا وكان أمر اّٰلل م,صدق اّٰلل ورسوله
“ Sesungguhnya kami telah menurunkannya ( Tadzkirah ) dekat Qadian dan dengan sebenarnya Kami menurunkannya dan dengan sebenarnua telah turun. Maha Benar Allah dan Rasul – Nya dan ketetapan Allah pasti berlaku.” ( Tadzkirah, Cet, 1956 hlm. 76, 369,377, dan 637) Sunggu celakahlah para Ghulam Ahmad dan para pengikutnya yang telah sesuka hati mereka mengubah isi redaksi dari Al – Qur’an yang Allah, dan para penghafal Al – Qur’an jaga kemurnian Al – Qur’an tersebut. Aliran ahmadiyah mereka sudah memiliki kita suci mereka sendiri Bernama Tazdkirah yang didalamnya semua adalah penyelewengan terhadap isi Al – Qur’an. Maka dari itu kita harus mewaspadai dan jangan sampai ikut ataupun masuk dalam aliran mereka jika kita ingin selamat dari azab Allah ﷻ.
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 47
DAFTAR PUSTAKA Hartono Ahmad Jaiz, Aliran Dan Paham Sesat Di Indonesia, Jakarta : Pustaka Al – Kautsar, 2003 Hartono Ahmad Ajiz, Nabi – Nabi Palsu Dan Para Penyesat Ummar, Jakarta Timur : 2008, Pustaka Al – Kautsar H. J. Benda, Persepektif Islam di Asia Tenggara ter Azyumardi Azra Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1989) Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak Ideologi Ahmadiyah, Cemani Baru : Wacana Islamiya Press, 2008, Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia, Yogyakarta : PT LKIS Printing Cemerlang, 2005 M Amin Djamaluddin, Fakta dan Data Ahmadiyah Menolak Islam, Jakarta : 2016, cet kelima, LPPI,
.Waspada Terhadap Aliran Ahmadiyah | 48