GEOGRAFI KELAS 11 Flipbook PDF

GEOGRAFI KELAS 11

43 downloads 120 Views 182MB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

TUGAS AKHIR

GEOGRAFI KELAS 11

EUNIKE GRACIA

DAFTAR ISI Bab 1 - Poros Maritim Indonesia Bab 2 - Flora dan Fauna Bab 3 - Sumber Daya Alam Bab 4 - Ketahanan Pangan, Industri dan Energi Bab 5 - Dinamika Kependudukan Bab 6 - Keragaman Budaya Bab 7 - Bencana Bab 8 - Perwilayahan Bab 9 - Interaksi Desa Kota

1. LETAK ASTRONOMIS Berdasarkan globe, dapat dilihat bahwa letak astronomis Indonesia berada pada koordinat 95 derajat Bujur Timur hingga 141 derajat Bujur Timur, dan juga antara 6 derajat Lintang Utara sampai dengan 11 derajat Lintang Selatan (6 derajat LU – 11 derajat LS dan 95 derajat BT – 141 derajat BT). Pengaruh Letak Astronomis Indonesia: 1. Temperatur tinggi Temperatur adalah panas dan dinginnya udara di wilayah itu. Indonesia memiliki temperatur rata-rata yang tergolong tinggi, yakni 28°C. Makin tinggi letak suatu tempat, semakin rendah atau dingin udaranya. Sebaliknya, semakin rendah suatu tempat, suhunya semakin panas. 2. Curah hujan tinggi Curah hujan adalah jumlah volume air hujan yang jatuh di suatu tempat di saat tertentu. Curah hujan di negara Indonesia biasanya termasuk dalam kategori yang tinggi.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

3. Hujan Zenital Suhu udara yang sangat tinggi mengakibatkan terjadinya hujan zenithal. Hujan zenithal muncul dikarenakan udara yang naik karena adanya temperatur yang tinggi. Hujan jenis ini biasanya terjadi di daerah tropis antara 23,5 derajat LU-23,5 derajat LS. 4. Keanekaragaman Hayati Hal ini karena hutan-hutan di Indonesia sangatlah subur sehingga mampu menyediakan makanan untuk beraneka ragam makhluk yang hidup didalamnya. Di tambah luasnya wilayah perairan bangsa ini yang menjadi tempat tinggal berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya.

2. LETAK GEOGRAFIS Letak Geografis Indonesia Dalam Peta Dunia Pada umumnya, posisi geografis Indonesia ada di antara dua samudera dan dua benua. Berikut akan dijelaskan secara mendetail letak geografis Indonesia.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

Letak Geografis Indonesia Dalam Peta Dunia Pada umumnya, posisi geografis Indonesia ada di antara dua samudera dan dua benua. Berikut akan dijelaskan secara mendetail letak geografis Indonesia. Terletak di antara 2 benua Indonesia ada di antara benua Asia dan Benua Australia. Posisi menguntungkan Indonesia sebab dapat terbentuknya lalu lintas perdagangan dunia. situasi tersebut pula dapat mempengaruhi kondisi iklim serta cuaca di Indonesia. Terletak di antara 2 samudra indonesia juga terapit oleh 2 samudera yang paling luas di Asia yakni Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. menyebabkan adanya 2 macam musim di Indonesia yakni musim penghujan dan musim kemarau.

3. LETAK GEOLOGIS Secara geologis, Indonesia adalah negara yang terletak di antara beberapa lempengan bumi dan beberapa dangkalan laut.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

Daerah Indonesia bagian barat dilalui oleh deretan Pegunungan Muda Mediterania, yang merupakan rangkaian dari Pegunungan Himalaya dengan sifat basa. Sedangkan bagian tengah dan timur dilewati oleh deretan pegunungan Serkum Pasifik yang cenderung bersifat asam. Letak geologis Indonesia ditandai dengan tiga hal berikut : · Indonesia dilalui oleh dua rangkaian pegunungan besar dunia. Yaitu rangkain sirkum mediterania dan sirkum pasifik. Selain menyebabkan kesuburan tanah yang tinggi, hal ini juga menyebabkan sering terjadi bencana alam yang disebakan peristiwa vulkanik. Misalnya gempa bumi, letusan gunung api, sampai tsunami. Dilihat dari segi jalur pegunungan yang melalui wilayah Indonesia, kepulauan Indonesia dilalui oleh sirkum mediterania yang aktif di bagian barat dan Sirkum Pasifik yang terdiri dari rangkaian gunung api tua di bagian timur.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

Pengaruh letak geologis terhadap kondisi tanah: Banyak gunung api yang aktif Wilayah barat dilalui oleh rangkaian sirkum pegunungan mediterania. Laut bagian barat merupakan laut diam Dipengaruhi oleh kondisi geologis Indonesia yang dilalui oleh dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul. Wilayah Indonesia menyimpan banyak tambang Terdapat cekungan sedimen (sedimentary basin) yang disebabkan aktifitas tektonik di wilayah Indonesia. Daerah "Rawan Bencana" Di Indonesia sering terjadi gempa bumi tektonik ataupun gempa bumi vulkanik yang disebabkan aktivitas geologis. Pegunungan di Indonesia Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian dari pegunungan muda sirkum mediterania (wilayah barat) dan sirkum pasifik di wilayah timur. Terdapat banyak jenis tanah Untuk pertanian dan perkebunan. Hal ini juga disebabkan oleh aktivitas gunung merapi yang menghasilkan tanah vulkanik.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

Keanekaragaman hayati yang tinggi Di Indonesia juga terdapat banyak flora dan fauna endemik yang menjadi flora dan fauna ynag dilindungi. Muncul gunung api di tengah laut Di wilayah barat Indonesia yang dilalui sirkum Mediterania. Gunung api muda yang masih aktif ini juga terdapat di tengah laut dan terus “berkembang”

4. LETAK TERITORIAL Wilayah laut Indonesia pertama kali ditentukan dengan Territoriale Zee En Maritime Kringen Ordonantie (TZMKO) tahun 1999. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman Indonesia. Laut pedalaman Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut.Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam pada garis dasar.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

LUAS DAN BATAS INDONESIA LANDASAN TEORI Suatu negara memiliki batas wilayah yang biasanya ditentukan oleh perjanjian dengan negara lain. Batas wilayah negara Indonesia, meliputi batas darat, batas laut, dan batas udara. BATAS DARATAN Indonesia memiliki batas daratan dengan Negara Malaysia di Pulau Kalimantan, Papua Nugini di Pulau Papua, dan Timor Leste di Pulau Timor Batas alamiah atau batas suatu negara dengan negara lain yang terbentuk secara alamiah, (Thailand dan Laos bibatasi Sungai Mekong) Batas buatan atau batas yang dibuat oleh manusia (Antara Indonesia dan Malaysia di Pulau Kalimantan.) Batas geografis atau batas yang ditetapkan berdasarkan garis lintang dan garis bujur. (Letak negara Indonesia secara geografis berada pada 6°LU-11°LS dan 95°BT-141°BT ) .

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

SEKILAS BATAS INDONESIA YANG LAIN Batas laut Batas laut Indonesia ditentukan dengan cara menarik garis khayal dari pulau-pulau terluar di indonesia. Batas laut teritorial Batas laut teritorial merupakan batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar dengan jarak 12 mil laut atau sekitar 22,2 km. Batas landas kontinen Batas landas kontinen diukur dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh 200 mil. Batas zona ekonomi eksklusif batas wilayah perairan laut ekonomis suatu negara yang ditentukan dengan jarak 200 mil dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

KARAKTERISTIK WILAYAH DARATAN INDONESIA SIRKUM PASIFIK Sirkum pasifik terbentuk akibat aktivitas tektonik di sepanjang batas Lempeng Pasifik yang menumbuk lempeng-lempeng lain di sekitarnya. Rankaian pegunungan Sirkum Pasifik memanjang dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan melaui Pegunungan Rocky di Amerika Utara bersambung ke Kepulauan Jepang. Sesudah itu, pegunungan ini bersambung ke pegunungan di Filipina menuju Indonesia dan berlanjut ke Selandia Baru. SIRKUM MEDITERANIA Terbentuk karena bergeraknya lempeng Afrika, Arab, India, danIndo-Australia ke arah utara dan menumbuk Lempeng Eurasia. Sirkum mediterania memanjang dari Pegunungan Atlas di Maroko (Afrika Utara) ke

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

Pegunungan Alpen di Swiss (Eropa). Sesudah itu, masuk ke Asia dan membentuk rangkaian Pegunungan Asia Tengah, seperti Nan Shan, Altyn Tagh, dan Himalaya. Rangkaian ini kemudian berbelok ke selatan dan masuk ke Indonesia melalui Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku, sejajar dengan zona subduksi Lempeng Indo-Australia.

KARAKTERISTIK WILAYAH LAUTAN INDONESIA Perairan Indonesia pada tahun 2015 memiliki luas 6.315.222 km2 dengan panjang 99.093. Wilayah perairan Indonesia dapat dikelompokkan dalam delapan belas ekoregion, yaitu sebagai berikut:

JENIS EKOREGION

SAMUDERA HINDIA BARAT SUMATERA Di ekoregionini, ada empat cekungan sedimen dengan potensi migas. Karena dipengaruhi oleh kondisigeologi,

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

daerah ini rawan gempa bumi dan tsunami. SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA Ekoregion Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Di ekoregion ini, ada jalur pegunungan lipatan di bawah laut hasil subduksi dan cekungan sedimen dengan potensi migas. SELAT MALAKA Selat Malaka merupakan bagian dari Paparan Sunda yang relatif stabil sehingga sedikit aktivitas tektonik yang terjadi. LAUT BANDA SEBELAH SELATAN SULAWESI Di wilayah ini ada lima cekungan sedimen dengan potensi migas. Daerah ini rawan gempa dan tsunami. LAUT SERAM DAN TELUK BINTUNI Di wilayah ini terdapat empat cekungan sedimen dengan potensi migas. Daerah ini rawan gempa bumi dan tsunami. LAUT BANDA Di wilayah inimemilikitigacekunganmigas. Daerah ini rawangempabumi dan tsunami.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

SAMUDERA PASIFIK Di wilayah ini terdapat dua cekungan sedimen berpotensi migas dan fenomena arus Halmahera Eddy. TELUK CENDRAWASIH Di wilayah ini terdapat satu cekungan sedimen berpotensi migas. Daerah ini rawan gempa bumi dan tsunami. LAUT ARAFURA Laut ini memiliki tiga cekungan sedimen yang berpotensi migas. Wilayah ini rentan terhadap tsunami dan berpotensi gempa bumi.

PERKEMBANGAN JALUR TRANSPORTASI DAN PERDAGANGAN INDONESA Sebagai negara maritim, nenek moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung. Kaum pelaut sangat mengandalkan kapal sebagai alat transportasi untuk melakukan perjalanan laut alias pelayaran. Di relief candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, itu,

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

tampak gambar yang menggambarkan kehidupan nenek moyang di masa lalu, yakni perahu atau kapal orang Nusantara yang sudah pernah sampai ke Madagaskar, Afrika. Setelah kemerdekaan tahun 1945, Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini dan mengubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Kemudian pada tanggal 15 April 1980, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1980, status perusahaan berubah dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas.

PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA Sumber Daya Perikanan Laut Indonesia memiliki angka potensi sumber daya ikan sebesar 6,4 juta ton per tahun. Sumber daya ikan tersebut terdiri dari dua kelompok, yakni kelompok pelagis (cakalang, tuna, layang, kembung) dan domersal. (kakapmerah)

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

Pengelolaan •Di beberapadaerahperikanantangkap, telahterjadi overfishing. •Perairanlaut Indonesia marakterjadi illegal fishing di perbatasan yang mencapai 300 triliun rupiah.

POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM SUMBER DAYA LAUT Komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. INFRASTRUKTUR DAN KONEKTIVITAS MARITIM Komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan serta pariwisata maritim.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

DIPLOMASI MARITIM Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerjasama pada bidang kelautan. PERTAHANAN MARITIM Pembangunan kekuatan pertahanan maritim.

BAB 1 - POROS MARITIM INDONESIA

Bumi merupakan tampat tinggal semua makhluk hidup. Di mana makhluk hidup tersebar di berbagai penjuru dunia. Selain manusia, makhluk yang hidup di bumi adalah hewan (fauna) dan tumbuhan (flora). Flora dan fauna yang berada di bumi tidaklah sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. Di mana persebaran tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapunfaktor-faktor yang mempengaruhi persebaran tersebut, diantaranya iklim, tanah, bentuk muka bumi, dan juga faktor dari makhluk hidup lainnya. Banyak flora dan fauna yang terancam punah, terutama di Indonesia. Untuk itu, perlu dilakukan upaya penyelamatan agar flora dan fauna tersebut tidak punah.

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

FAKTOR SEBARAN FLORA DAN FAUNA

Tidak semua makhluk hidup bisa tinggal di tempat yang sama. Untuk bisa hidup, maka tempat tersebut harus sesuai denga kebutuhannya. Di mana tempat yang sesuai untuk makhluk hidup dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi makhluk hidup sebagai berikut. FAKTOR IKLIM SUHU DAN CAHAYA MATAHARI Sumber panas bumi berasal dari matahari. Di mana tinggi rendahnya intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh vegetasi. ANGIN Angin diartikan sebagai udara yang bergerak. Dalam proses alami yang terjadi di atmosfer, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

KELEMBAPAN UDARA Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Tidak semua tumbuhan membutuhkan kelembapan udara yang sama. CURAH HUJAN Tumbuhan sangat bergantung pada curah hujan dan kelembapan udara untuk memenuhi kebutuhan air. Intensitas curah hujan yang ada pada setiap wilayah akan menyebabkan pembentukan karakter bagi vegetasi di permukaan bumi. FAKTOR TANAH (EDAFIK) Tanah merupakan media utama bagi pertumbuhan berbagai jenis vegetasi. Sifat-sifat tanah, seperti tingkat kegemburannya, tekstur (ukuran butiran tanah), kadar udara, kadar air, dan mineral sangat menentukan jenis tanaman yang tumbuh di tempat itu. FAKTOR FISIOGRAFI (RELIEF PERMUKAAN BUMI) Faktor fisiografi, meliputi tinggi rendahnya permukaan bumi dan bentuk lahan. Di mana tinggi rendahnya suatu

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

tempat mempengaruhi angin dan suhu udara yang ada. FAKTOR KEHIDUPAN (BIOTIK) Manusia merupakan faktor biotik yang berpengaruh paling dominan terhadap tatanan kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi.

FLORA INDONESIA

Flora di indonesia sangat banyak, bahkan mungkin tidak bisa dihitung. Flora tersebut tidak hidup di tempat atau wilayah yang sama. FLORA INDONESIA BARAT Wilayah Indonesia Barat termasuk iklim Af dan Flora Indonesia barat sejenis dengan flora di Asia. Di wilayah ini terdapat hutan hujan tropis. FLORA INDONESIA TIMUR Wilayah Indonesia Bagian timur termasuk iklim Aw. Jenis flora di Indonesia timur sama dengan flora yang di Benua Australia, FLORA INDONESIA TENGAH Wilayah Indonesia bagian tengah termasuk iklim Am. Flora di Indonesia tengah merupakan daerah peralihan antara Indonesia barat dengan Indonesia timur.

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

FAUNA INDONESIA Keadaan hewan di Indonesia sama dengan keadaan tumbuhan, dimana terjadi akibat terjadinya dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dengan laut tengah AustralAsia, maka persebaran fauna di Indonesia juga dibagi menjadi tiga daerah fauna. FAUNA INDONESIA BARAT Di Indonesia Barat, terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah Asia 1) Harimau, terdapat di Jawa, Madura, dan Bali. 2) Beruang, terdapat di Sumatra dan Kalimantan. 3) Gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah di India. 4) Badak, terdapat di Sumatra dan Jawa. 5) Banteng, terdapat di Jawa dan Kalimantan. 6) Mawas (orang hutan), terdapat di Sumatra dan Kalimantan. 7) Siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor), terdapat di Sumatra. 8) Tapir, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

9) Kera Gibbon, terdapat di Sumatra dan Kalimantan. Di daerah Indonesia barat juga banyak ditemui beberapa kijang (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Lombok), kancil pelanduk (di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Karimata), trenggiling (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan) FAUNA INDONESIA TIMUR 1) Kanguru pohon (binatang berkantong), terdapat di Papua. 2) Tikus berkantong dan musang berkantong, terdapat di Maluku sebelah timur dan Papua. 3) Burung kasuari, terdapat di Papua, kepulauan Aru, dan pulau Seram. 4) Burung cendrawasih, terdapat di Papua dan kepulauan Aru. 5) Burung kakatua berjambul merah dan berjambul putih terdapat di Maluku. FAUNA INDONESIA BAGIAN TENGAH 1) Biawak, komodo, terdapat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Binatang ini merupakan sisa hewan purba.

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

2) Anoa di Sulawesi. 3) Babi rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di Sulawesi dan Maluku bagian barat. 4) Burung maleo, sangat langka, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.

FLORA DUNIA PADANG RUMPUT (STEPA) 1) Tundra, terdapat di daerah bersuhu dingin dan curah hujan rendah. Kondisi ini mengakibatkan jenis tumbuhan rumput-rumput kerdil. 2) Praire, terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim panas. Rumput di praire tinggi disbanding rumput tundra. 3) Steppa, terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi. GURUN/PADANG PASIR Tumbuhan yang bisa hidup di daerah gurun adalah tumbuhan menahun, yang bisa menyesuaikan terhadap

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

kekurangan air dan penguapan yang cepat, maka biasanya berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun dan berakar panjang Contoh tumbuhan yang hidup di gurun adalah kaktus dan kurma. TUNDRA (PADANG LUMUT) Tumbuhan yang banyakhidup di daerah tundra adalahlumut, terutama sphagnum dan lichens (lumutkerak). Tumbuhansemusim di daerah tundra biasanyaberbungadenganwarna yang menyolok, dengan masa pertumbuhan yang sangatpendek HUTAN BASAH Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutan secara langsung, tetapi kelembapan tinggi dan suhu sepanjang hari hampir tetap. Pada hutan basah tropika selain pepohonan yang tinggi terdapat tumbuhan khas, yaitu liana dan epifit. Contoh liana: rotan, dan epifit adalah anggrek. PALEATIK 1) Mencakup Eropa dan Asia bagian utara. 2) Memiliki 28 famili kondata dan yang 9 tersebar di

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

mana-mana. 3) Faunanya adalah beberapa reptile, domba, kambing, bison, ikan salmon, dan ikan forel. NEARTIK 1) Meliputi Amerika Utara dan Grenland 2) Banyak kesamaandenganpaleatik, keduanyapernahbergabung pada zaman tersier dan plestosen. Misalnya, fauna jenis bison, ikan salmon, dan ikanforel. 3) Faunanyamemilikibeberapabentuk yang khas, musangberkantung, tikusberkantung, reptile, kalkun liar, jenisberuang, bebek, dan angsa. ORIENTAL 1) Meliputi wilayah Australia dan Asia Tenggara. 2) Mempunyai ciri tropik yang ada di daerah Semenanjung dan pulau-pulau. Kedudukan tropik memberinya pertalian dengan wilayah Ethiopia dan Himalaya, membentuk batas tajam yang melindungi banyak daerah di utaranya. 3) Fauna meliputi satu spesies gajah, badak, beberapa spesies rusa, dan antelope, burung kus-kus, burung enggang, harimau,

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

ETHIOPIA 1) Meliputi sebagai besar wilayah tropik, Afrika bagian selatan Sahara, dan Arabia Selatan. 2) Memiliki fauna yang beraneka 3) Banyak kesamaan dengan wilayah oriental, misalnya antelope, tapir, badak, kera, dan burung enggang. 4) Kuda nilardvarik, burung unta, dan kelompok penguggis serta pemakan serangga. AUSTRALIS 1) Memiliki fauna di Australia. 2) Memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas. 3) Selandia Baru memiliki sedikit fauna, yaitu kelelawar dan burung berjalan, reptile-reptil seperti tokek dan sphenodon. NEOTROPIK 1) Memiliki fauna di Australia. 2) Memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas. 3) Selandia Baru memiliki sedikit fauna, yaitu kelelawar dan burung berjalan, reptile-reptil seperti tokek dan sphenodon.

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

ANTARTIKA 1) Sebagai wilayah kelanjutan. 2) Memiliki fauna yang termiskin. ETHIOPIA Penyebaran di samudra membentuk perbedaan nyata dengan yang ada di daratan

PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA dititikberatkan pada pelestarian hutan, karena hutan lebih berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup di bumi, antara lain hutan menghasilkan sumber air, menghasilkan gas oksigen yang penting untuk pernapasan makhluk hidup dan hutan merupakan sumber penghasilan manusia dan sebagainya. DIBENTUK POLISI KHUSUS untuk menjaga kelestarian hutan, agar hutan tidak dicuri kayunya MERUMAHKAN ORANG-ORANG PERAMBAH agar tidak merusak hutan PENINGKATAN SISTEM TEBANG PILIH dengan Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).

BAB 2 - FLORA DAN FAUNA

Sumber daya alam adalah unsur-unsur lingkungan alam yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya. .Berbagai macam sumber daya alam tersedia di sekitar manusia. Tinggi rendahnya penghargaan terhadap suatu sumber daya tergantung dari kebutuhan orang yang memerlukannya. Kegunaan sumber daya alam ditentukan oleh kebutuhan manusia ditambah dengan kemauan dan kemampuan maunis untuk mengusahakannya. Sumber daya ada karena manusia dengan segala kebutuhannya. Sumber daya alam sangat beragam, sehingga dikelompokkan atau digolongkan berdasarkan pembentukannya, bagian atau bentuk yang bisa dimanfaatkan,lokasinya dan proses terbentuknya. BERDASARKAN KEMUNGKINAN PEMULIHANNYA: Sumber daya alam yang dapat diperbaharui Adalah sumber daya alam yang jika digunakan secara terus menerus maka dalam jangka waktu tertentu akan kembali seperti sediakala dan bisa digunakan lagi untuk diambil manfaatnya.

BAB 3 - PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui Adalah sumber daya alam jika digunakan terus menerus maka lama kelamaan akan habis dan tidak bisa dihasilkan sendiri oleh manusia. (besi, tembaga, timah, bauksit, batu bara, alumnium, gas alam) BERDASARKAN BENTUK YANG DAPAT DIMANFAATKAN: SDA materi sumber daya alam yang berupa benda mati, diambil dari alam secara langsung maupun melalui proses penambangan dan pengolahan (bensol, avtur, pertamax, solar, oli) SDA Hayati Sumber daya alam yang berupa benda mati, diambil dari alam secara langsung maupun melalui proses penambangan dan pengolahan (bensol, avtur, pertamax, solar, oli) SDA Energi Sumber daya alam energi adalah sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Penggunaannya bisa secara langsung maupun melalui proses pengolahan atau industri.

BAB 3 - PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

(Minyak bumi, gas alam, batu bara, sinar matahari) SDA Ruang Sumber daya alam ruang adalah tempat atau wilayah yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sumber daya alam ruang sangat dipengaruhi oleh letak, topografi atau relief, kondisi tanah, tata air, dan sebagainya. SDA Waktu Sumber daya alam waktu adalah sumber daya yang ketersediaanya terikat dengan waktu atau musim, meskipun sulit digambarkan bahwa waktu merupakan sumber daya alam. BERDASARKAN PROSES TERBENTUKNYA: SDA Biotik Sumber daya alam yang terbentuk karena adanya proses kehidupan seperti tumbuh dan berkembang biak, (tumbuhtumbuhan dan hewan) SDA Fisik Sumber daya alam yang terbentuk karena adanya proses fisik dan kekuatan alam, (tanah, air, udara, dan barangbarang tambang)

BAB 3 - PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

SDA Lingkungan Perpaduan antara sumber daya alam fisik dan sumber daya biotik yang membentuk lingkungan tertentu, (pegunungan, lembah, pantai, gunung)

KEHUTANAN (KAYU)

Kayu jati Tumbuh di hutan buatan maupun alami yang memiliki curah hujan berkisar antara 1.500 sampai 2.000 mm per tahun. Jati dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah yang tidak digenangi air. Kayu meranti Persebarannya meliputi hutan-hutan di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Kayu cendana Dihasilkan dari pohon dengan nama latin Santalum Album yang ditemukan di Nusa Tenggara Timur. Persebaran cendana sekarang sudah meliputi hutan-hutan di daerah Jawa dan keseluruhan Nusa Tenggara. Kayu akasia Kayu akasia memiliki nama latin Acacia Mangium. Kayu akasia banyak ditemukan di hutan-hutan Jawa Barat.

BAB 3 - PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

KEHUTANAN (NON KAYU) Buah-buahan Buah-buahan yang bisa ditemukan di hutan adalah buah durian, bery, kaktus, pir berduri, jambu monyet, ara, markisa. Madu Cairan kental yang diperoleh dari sarang lebah ini kaya akan manfaat. Madu asli hutan biasanya dijadikan obat herbal dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Karet Karet banyak digunakan diberbagai industri, seperti industri pembuatan ban Rempah-rempah Jenis rempah-rempah yang dihasilkan di hutan di antaranya kayu manis, pala, cengkih, dan vanila.

AMDAL

Kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegitan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan

BAB 3 - PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

usaha dan/atau kegiatan. PRINSIP Pembangunan berkelanjutan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup manusia. KOMPONEN Terdiri dari studi proyek, laporan penelitian, pembuatan keputusan, persetujuan proyek, dan pemantauan proyek. PENERAPAN Harus dilakukan dengan dua macam cara : 1. Sesuai undang-undang 2. Menjaga Kualitas lingkungan PERANAN Untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup.

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pertambangan berkelanjutan Industri berkelanjutan Pariwisata berkelanjutan Pertanian berkelanjutan

BAB 3 - PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Menurut UU nomor 18 tahun 2012 ketahanan pangan adalah segala segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan perikanan, peternakan baik yang di oleh maupun tidak di oleh yang di peruntukan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia. Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal. PERTANIAN Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. PERKEBUNAN Segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem

BAB 4 - KETAHANAN PANGAN, INDUSTRI, DAN ENERGI

yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut. PERIKANAN Kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi

BAHAN INDUSTRI

Bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa inggris: industrious) dan penggunaan alatalat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. HASIL PERTANIAN Keadaan tanah yang subur dan beriklim tropis, tanah di Indonesia dapat ditanami berbagai macam tanaman. PERKEBUNAN Terdapat perkebunan-perkebunan yang dijadikan bahan baku industry, antara lain: tebu, karet, kelapa HASIL HUTAN Indonesia memiliki 4 macam hutan, yaitu : hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau dan savanna

BAB 4 - KETAHANAN PANGAN, INDUSTRI, DAN ENERGI

ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

ANGIN Angin ini nantinya akan mendorong turbun dari kincir angin yang bisa menghasilkan energi listrik. MATAHARI Sumber energi panas dari matahari juga banyak digunakan untuk berbagai macam aktivitas, seperti fotosintesis buatan AIR LAUT PASANG Energi terbarukan yang bersumber dari dari tekanan naik turunnya gelombang air laut. PANAS BUMI Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis, berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

BAB 4 - KETAHANAN PANGAN, INDUSTRI, DAN ENERGI

Berdasarkan UUD 1945 pasal 14 ayat 1, penduduk adalah tiap-tiap orang yang bertempat kedudukan di dalam daerah Negara Indonesia selama 1 tahun berturut-turut. Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh beberapa faktor. Penduduk termasuk dalam bahasan Antroposfer. Saat mempelajari Antroposfer, terdapat tiga bahasan penting, yaitu demografi, mobilitas, dan masalah kependudukan. Demografi mempelajari tentang sensus penduduk, kuantitas dan kualitas kependudukan. Selanjutnya mobilitas, yang akan membahas tentang transmigrasi dan urbanisasi. Terakhir, adalah masalah kependudukan di Indonesia A. Dinamika Kependudukan 1. Sensus Penduduk Sensus penduduk adalah pencacahan jiwa setiap 10 tahun sekali oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pengumpulan data sensus bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu de facto dan de jure. Perbedaannya terletak pada perhitungannya. • de facto adalah perhitungan dari setiap orang yang berada

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

dalam wilayah sensus. Penduduk asli wilayah yang sedang melaksanakan sensus ataupun bukan akan tetap masuk dalam perhitungan tersebut dengan cara de facto. • de jure adalah perhitungan penduduk yang benar-benar bertempat tinggal di dalam wilayah sensus. Jika bukan penduduk asli daerah situ tidak akan masuk perhitungan sensus dengan cara de jure. Berdasarkan cara pencatatan datanya terdapat 2 cara, yaitu householder dan canvasser. • Cara pertama adalah householder dimana data tersebut diisi oleh kepala keluarga. • Cara kedua adalah canvasser dimana data diisi oleh petugas sensus. 2. Survei Penduduk Survei penduduk adalah pencacahan yang ditujukan hanya sebagian penduduk untuk topik tertentu. Survei ini juga tidak terpaku pada waktu tertentu seperti pada sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun sekali. Misalnya, Survei Angkatan Kerja Nasional. Survei tersebut hanya

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

fokus kepada penduduk yang angkatan kerja, tidak meneliti penduduk yang produktif dan non produktif, dll. 3. Registrasi Registrasi merupakan proses pencatatan, misalnya kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan migrasi yang dilakukan oleh pemerintah. Contohnya adalah pencatatan data kelahiran yang dilakukan oleh kelurahan setempat. B. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/ umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai alasan, antara lain setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula.

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

C. Kelahiran dan Kematian Kelahiran memengaruhi jumlah penduduk karena dengan adanya kelahiran, jumlah penduduk pun bertamah Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, angka kelahiran atau natalitas adalah frekuensi kelahiran hidup dalam suatu populasi. Angka kelahiran dihitung dengan jumlah kelahiran hidup per seribu penduduk setiap tahunnya. Mengapa yang diperhitungan kelahiran hidup dan bukan kelahiran bayi? Karena tidak semua bayi dilahirkan hidup ada juga yang meninggal saat dilahirkan.

Angka kematian atau mortalitas adalah frekuensi kematian dalam suatu populasi perseribu penduduk setiap tahunnya. Kematian berarti berkurangnya jumlah penduduk disuatu daerah dan dapat dihitung dengan persamaan:

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

D. Rasio Jenis Kelamin Rasio jenis kelamin (Sex ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk pria dan jumlah penduduk wanita pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk pria per 100 wanita.

Berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. E. Depencency Ratio Angka yang menyatakan perbandingan antara penduduk usia non produktif (penduduk di bawah usia 15 tahun dan penduduk 65 tahun atau lebih) dengan banyaknya

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

penduduk usia produktif (penduduk usia 15 – 64 tahun) 1. Rasio Ketergantungan Anak (RKA) Rasio ketergantungan anak digunakan untuk menunjukkan besarnya beban tanggungan anak bagi usia produktif di suatu daerah pada suatuwaktu tertentu

2. Rasio Ketergantungan Usia Lanjut (RKL) Rasio ketergantungan usia lanjut digunakan untuk menunjukkan besarnya beban tanggungan penduduk lanjut usia bagi usia produktif di suatu daerah pada suatu waktu tertentu.

3. Total Rasio Ketergantungan(RK)

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

Rasio ketergantungan/Rasio beban tanggungan sering disebut Age Dependency Ratio rasio ini lebih merupakan perbandingan antara penduduk muda dan penduduk tua dengan penduduk usia kerja. Kegunaan Rasio Ketergantungan: • Menunjukkan potensi dampak dari perubahan struktur umur penduduk untuk pembangunan sosial dan ekonomi • Angka rasio ketergantungan yang tinggi menunjukkan bahwa populasi yang aktif secara ekonomi dan perekonomian secara keseluruhan menghadapi beban yang lebih besar untuk mendukung dan memberikan pelayanan sosial yang dibutuhkan oleh anak-anak dan oleh orangorang tua yang sering tergantung secara ekonomi • Rasio ketergantungan anak yang tinggi, misalnya, menunjukkan bahwa investasi yang lebih tinggiperlu dibuat di sekolah dan tempat penitipan anak. F. Angka Angkatan Kerja Definisi angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja, belum

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Menurut ketentuan pemerintah Indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah mereka yang berusia minimal 15 tahun sampai 65 tahun. Namun, tidak semua penduduk yang memasuki usia tadi disebut angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja, seperti ibu rumah tangga, pelajar, dan mahasiswa, serta penerima pendapatan (pensiunan). Pembagian usia angkatan kerja dan bukan angkatan kerja Selain jumlah penduduk, pertumbuhan angkatan kerja dipengaruhi pula oleh struktur penduduk berdasarkan: jenis kelamin, usia penduduk, dan tingkat pendidikan. Makin banyak komposisi jumlah penduduklaki -laki dalam suatu negara, semakin tinggi pula angkatan kerja di negara itu. Mengapa? Karena ibu rumah tangga tidak digolongkan sebagai tenaga kerja. Sementara, usia penduduk berpengaruh pada jumlah angkatan kerja dalam suatu negara. Semakin besar jumlah penduduk yang berusia produktif, maka semakin tinggi pula angkatan kerjanya. Selanjutnya, semakin rendah

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

tingkat pendidikan penduduk suatu negara, maka akan makin rendah pula angkatan kerjanya, sebab saat ini tingkat pendidikan adalah salah satu syarat untuk memasuki dunia kerja. G. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk terjadi disebabkan oleh pertambahan atau pengurangan jumlah penduduk akibat adanya kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian merupakan faktor pertumbuhan alami, adapun perpindahan penduduk merupakan faktor pertumbuhan non alami. 1. Pertumbuhan Penduduk Alami Pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian dalam satu tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan dalam perseribu. Kejadian paling sederhana dapat kita lakukan dengan melakukan pengamatan penduduk di lingkungan kita. Dalam satu tahun, berapa kali terjadi kelahiran, dan berapa kali terjadi kematian?

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

Misalkan, pada saat ini jumlah penduduk di kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan kematian maka kita akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu. Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20, maka dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung adalah 40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%. Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus: P=L–M P = Pertumbuhan penduduk L = Lahir M = Mati

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

2. Pertumbuhan Penduduk Non Alami Pertumbuhan penduduk non alami diperoleh dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi (migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungan penduduk non alami dapat digunakan rumus sebagai berikut: P=I–E P = Pertumbuhan penduduk I = Imigrasi E = Emigrasi 3. Pertumbuhan penduduk Total Jamur menyerap zat organik dari lingkungannya atau bersifat heterotrof, penguraian zat organik dilakukan diluar tubuh jamur. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, saprofit atau simbiosis mutualisme dengan organisme lain. Pertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan kematian ditambah dengan selisih dari pertumbuhan non alami.

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

Perhitungan penduduk total dapat menggunakan rumus sebagai berikut: P = (L – M ) + (I – E) P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun L = jumlah kelahiran dalam satu tahun M= jumlah kematian dalam satu tahun I = Imigrasi E = Emigrasi Laju pertumbuhan penduduk total di Indonesia tidak terlalu banyak berbeda dengan laju pertumbuhan penduduk alami, karena migrasi (baik imigrasi maupun emigrasi) jumlahnya tidak begitu banyak sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat diabaikan. Pertumbuhan penduduk biasanya dinyatakan dengan angka persen (%) dan biasanya diperhitungkan untuk jangka waktu per setiap tahun.

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

Perhitungan penduduk total dapat menggunakan rumus sebagai berikut: P = (L – M ) + (I – E) P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun L = jumlah kelahiran dalam satu tahun M= jumlah kematian dalam satu tahun I = Imigrasi E = Emigrasi Laju pertumbuhan penduduk total di Indonesia tidak terlalu banyak berbeda dengan laju pertumbuhan penduduk alami, karena migrasi (baik imigrasi maupun emigrasi) jumlahnya tidak begitu banyak sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat diabaikan. Pertumbuhan penduduk biasanya dinyatakan dengan angka persen (%) dan biasanya diperhitungkan untuk jangka waktu per setiap tahun. Dalam istilah kependudukan, terdapat istilah pertumbuhan penduduk dan pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk dinyatakan dalam persen (%) dan untuk

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

pertambahan penduduk besarannya dinyatakan dengan angka tertentu. Contoh: penduduk Indonesia bertambah menjadi 250 juta jiwa pada tahun 2014 dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Kelahiran dan kematian merupakan faktor utama pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan pendidikan. Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kesadaran tentang kesehatan melalui proses pendidikan. Lingkungan yang kurang terawat, limbah pabrik yang sudah di atas ambang batas wajar, permukiman yang kumuh, selokan yang tidak terawat dan sebagainya merupakan penyebab datangnya berbagai penyakit. Hal tersebut dapat berdampak pada angka kematian suatu daerah yang dapat menyebabkan angka kematian menjadi tinggi.

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk yang setiap tahun bertambah. Hal tersebut mendorong agar negara Indonesia terus giat meningkatkan kualitas penduduk demi keperlun pembangunan. Pendidikan merupakan cara yang cocok dan paling strategis untuk meningkatkan kualitas penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 %. Jika laju pertumbuhan penduduk tetap pada angka 1,49 %, maka pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 450 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

terjadi pada tahun tersebut jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan ideal untuk Indonesia yakni sebesar 0,5%. China masih menguasai dunia dengan jumlah populasi terbanyak saat ini. China menempati posisi pertama dengan jumlah populasi yang mencapai 1,355 miliar. India berada di posisi kedua dengan memiliki jumlah penduduk mencapai 1,236 miliar. AS masih berada di posisi ketiga dengan jumlah penduduknya yang mencapai 318.892 juta. Indonesia berada di peringkat keempat dengan jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa dan disusul Brasil yang mencapai jumlah penduduk sebesar 202,65 juta jiwa. India berada diposisi kedua dengan memiliki jumlah penduduk mencapai 1,236 miliar. AS masih berada di posisi ketiga dari peringkat negara dengan jumlah penduduk terbanyak. AS jumlah penduduknya mencapai 318.892 juta. Indonesia berada di peringkat keempat dengan jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa dan disusul Brasil yang mencapai jumlah penduduk sebesar 202,65 juta jiwa.

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

H. Doubling Time Waktu yang dibutuhkan (tahun) oleh penduduk suatu negara/ wilayah untuk menjadi dua kali lipat jumlahnya.H. Doubling Time Waktu yang dibutuhkan (tahun) oleh penduduk suatu negara/ wilayah untuk menjadi dua kali lipat jumlahnya.

I. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dan luas daerah yang ditempati. Kepadatan penduduk atau population density menggunakan satuan penduduk jiwa/km². Cara menghitungnya yakni: jumlah penduduk di suatu wilayah : luas wilayah tersebut Semakin besar angkanya maka semakin padat wilayahnya.

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

Sebaliknya, semakin kecil angkanya maka semakin renggang penduduknya. Suatu wilayah tumbuh lebih padat dibanding daerah lain karena didorong beberapa faktor. Selain karena pertumbuhan alami, pemusatan penduduk di suatu wilayah juga didorong oleh faktor: Fisiografis Ekonomi Sosial budaya Berikut penjelasannya: 1. Faktor fisiografis Faktor fisiografis meliputi bentuk permukaan bumi, kondisi perairan, dan kondisi iklim. Kondisi alam berpengaruh terhadap kepadatan penduduk karena sumber daya yang dimiliki dan dihasilkan. Misalnya, Indonesia mengandung banyak sumber daya alam. Selain itu, iklimnya menghasilkan berbagai jenis makanan. Ini membuat pertumbuhan penduduk Indonesia lebih tinggi dibanding misalnya Islandia yang terletak di dekat Kutub Utara. Kawasan dataran rendah yang dekat dengan perairan, tanah subur, dan daerah aman, cenderung memiliki kepadatan penduduk tinggi. 2. Faktor ekonomi Faktor ekonomi dapat mempengaruhi kepadatan penduduk

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

suatu daerah karena tersedianya peluang dan lapangan pekerjaan yang menarik banyak orang. Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Contohnya, banyak penduduk di Indonesia yang memilih pindah ke Jakarta untuk bekerja. Ini karena Jakarta adalah pusat pemerintahan dan pusat perekonomian Indonesia. Pekerjaan di Jakarta jauh lebih banyak, lebih bervariasi, dan lebih menghasilkan uang dibanding pekerjaan di daerah lain. 3. Faktor sosial budaya Sementara faktor sosial budaya meliputi kemudahan pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat. Contohnya wilayah dengan banyak sekolah bagus, fasilitas publik yang bagus, akan menarik banyak penduduk untuk tinggal. Wilayah yang relatif aman secara sosial politik juga umumnya menjadi pilihan tempat tinggal masyarakat. J. Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk merupakan perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

di daerah lain. 3. Faktor sosial budaya Sementara faktor sosial budaya meliputi kemudahan pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat. Contohnya wilayah dengan banyak sekolah bagus, fasilitas publik yang bagus, akan menarik banyak penduduk untuk tinggal. Wilayah yang relatif aman secara sosial politik juga umumnya menjadi pilihan tempat tinggal masyarakat. J. Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk merupakan perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi). Ketiga komponen tersebut akan menentukan jumlah dan struktur umur penduduk di masa depan. Untuk menentukan masing-masing asumsi diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi tiap-tiap komponen, dan hubungan antara satu komponen dengan yang lain, termasuk target yang diharapkan dicapai pada masa mendatang.

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

K. Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah geografis ke wilayah lain dalam kurun waktu tertentu. Banyak faktor yang mendorong terjadinya perpindahan penduduk seperti perbedaan sumber daya tiap daerah. Penduduk melakukan mobilitas untuk mendapatkan sesuatu yang tidak tersedia di wilayah asal mereka, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi seperti pekerjaan. Terdapat dua macam mobilitas penduduk yang biasa dilakukan oleh manusia, yaitu mobilitas permanen dan mobilitas non-permanen. Berikut ini penjelasan masing-masing jenis mobilitas penduduk. Mobilitas permanen Mobilitas permanen, bersumber dari situs sumber.belajar.kemdikbud.go.id, merupakan perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain kemudian menetap di tempat tujuan. Jenis mobilitas ini juga sering disebut dengan migrasi. Migrasi sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu migrasi internasional dan migrasi

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

internal. Seperti namanya, migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Jenis migrasi ini terbagi lagi menjadi tiga jenisi: Emigrasi: Keluarnya penduduk dari suatu negara ke ke negara lain dengan tujuan menetap di negara tujuan. Penduduk yang melakukan kegiatan emigrasi disebut dengan emigran. Imigrasi: Masuknya penduduk ke suatu negara dari negara lain yang bertujuan untuk tinggal di negara tujuan. Penduduk yang melakukan imigrasi dikenal dengan imigran. Remigrasi atau repatriasi: Perpindahan penduduk yang kemudian kembali lagi ke negara asal. Contohnya seperti seseorang yang tinggal di Korea Selatan pada tahun 1990 kemudian kembali lagi ke Indonesia pada 2021 untuk seterusnya. Untuk migrasi internal terjadi saat penduduk berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam satu wilayah negara. Pola migrasi dalam negeri atau nasional bisa dibagi menjadi: 1. Transmigrasi: Perpindahan penduduk dari wilayah yang padat penduduk menuju ke daerah yang jarang

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

penduduknya. 2. Urbanisasi: Perpindahan penduduk dari desa atau kota kecil menuju ke kota besar. 3. Ruralisasi: Perpindahan penduduk dari kota besar ke kota kecil atau desa. Hal ini bisa terjadi karena kesempatan kerja di kota sangat kecil. Mobilitas non-permanen Macam mobilitas penduduk ini merupakan jenis perpindahan penduduk dimana masyarakat berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain namun tidak bertujuan untuk menetap di wilayah tujuan. Singkatnya mobilitas non-permanen adalah perpindahan penduduk yang bersifat sementara dengan durasi waktu tertentu, seperti harian, mingguan, bulanan, atau lebih. Mobilitas non-permanen dibedakan menjadi dua jenis: 1. Komutasi: Pergerakan penduduk secara ulang-alik atau pulang-pergi tanpa menginap di suatu wilayah. Jenis mobilitas ini terjadi kurang dari 24 jam. 2. Sirkulasi: Perpindahan penduduk yang tidak permanen namun ada durasi dimana mereka menginap di tempat

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

tujuan. Jenis mobilitas penduduk ini juga bisa disebut mobilitas musiman.

BAB 5 - DINAMIKA KEPENDUDUKAN

Budaya dapat dibedakan menjadi budaya lokal dan budaya nasional. Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh daerah atau Suku bangsa tertentu bersifat khas dan diwariskan secara turun-temurun dalam ruang lingkup wilayah tersebut. Budaya lokal lahir ketika penduduk suatu daerah telah memiliki segala bentuk cara-cara berperilaku dan bertindak, serta pola pikir yang sama. Semuanya itu menjadi kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk daerah lain. Budaya nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Budaya lokal merupakan unsur pembentuk budaya nasional dengan demikian, budaya nasional merupakan gabungan dari budaya lokal atau daerah yang ada di suatu negara. A. Faktor Penyebab Keberagaman Budaya Keberagaman Indonesia dapat dilihat dari banyaknya jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Setiap suku memiliki ciri dan karakteristiknya sendiri dalam aspek sosial dan budaya. Selain itu, keberagaman pada masyarakat bisa menjadi kekayaan bangsan dan sebuah potensi dari bangsa Indonesia. Berikut ini faktor

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

yang menyebabkan keanekaragaman bangsa Indonesia. 1. Letak Indonesia yang strategis Salah satu faktor penyebab keberagaman masyarakat adalah letak strategis wilayah Indonesia, yaitu di antara benua Asia dan Australia, serta berada di tengah jalur perdagangan internasional. Jalur perdagangan internasional tersebut tidak hanya membawa komoditas dagang ke Indonesia, tetapi juga kebudayaan asing. Kedatangan budaya asing tersebut berpengaruh kepada budaya asli Indonesia, yang kemudian terjadi akulturasi kebudayaan. Selain itu menetapnya para pendatang yang membawa budaya asing mengakibatkan adanya perbedaan ras, agama, dan juga kepercayaan. 2. Kondisi geografis Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau menimbulkan banyaknya suku, budaya, ras dan golongan. Keadaan itu menghambat hubungan antarmasyarakat dari pulau yang berbeda, sehingga masyarakat di suatu pulau akan mengembangkan budaya mereka masing-masing yang sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungannya.

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

Salah satunya adalah terkait mata pencaharian yang berbeda-beda di setiap lingkungannya. Dari mata pencaharian itu kemudian menimbulkan perkembangan sosial budaya yang diciptakannya. 3. Iklim dan kondisi alam Kondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur, padang rumput, dan dataran rendah mengakibatkan perbedaan masyarakat. Begitu pula dengan kondisi kekayaan alam, tanaman yang dapat tumbuh, dan hewan yang hidup di sekitarnya. Kondisi alam tersebut tentu akan membuat mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian, bahkan kepercayaan masyarakat berbeda. 4. Keadaan transportasi dan komunikasi Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga berpengaruh terhadap keberagaman masyarakat Indonesia. Kemudahan sarana akan membawa masyarakat mudah berhubungan dengan masyarakat lain yang berbeda budaya, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit. Sebaliknya, sarana yang terbatas juga menjadi penyebab

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

keberagaman masyarakat Indonesia. 5. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan Sikap masyarakat terhadap sesuatu membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat Indonesia. Misalnya, masyarakat perkotaan umumnya mudah untuk menerima orang ataupun budaya asing. Namun, aja juga masyarakat yang tetap bertahan pada budaya sendiri dan tidak mau menerima budaya luar. B. Sebaran Keberagaman Budaya Berbagai budaya tersebut dapat di wilayahkan sesuai dengan persebarannya. Region budaya di Indonesia biasanya dibagi berdasarkan budaya suatu suku atau ras yang besar, misalnya region budaya Jawa, region budaya Sunda, region budaya Melayu, dan lain-lain. Budaya mempunyai cakupan yang luas sehingga region budaya dapat dibuat berdasarkan unsur budaya tersebut. Misalnya unsur bahasa, kesenian, mata pencaharian, adatistiadat, makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain. Berikut merupakan region dari budaya Indonesia. a. Region budaya Batak

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

Region budaya Batak sebagian besar mendiami daerah Sumatera Utara pegunungan mulai dari perbatasan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di sebelah utara sampai ke perbatasan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat di sebelah selatan. Kehidupan masyarakat Batak dipengaruhi oleh beberapa agama seperti Islam, Kristen, Katolik Hindu dan Buddha. Agama Kristen dan Islam sejak abad ke-19 telah masuk dan mempengaruhi masyarakat Batak. Menurut kepercayaan nenek moyangnya, orang orang Batak mengenal tiga konsep jiwa atau roh yaitu Tondi, sahala, dan begu. Suku bangsa Batak, menganut sistem kekerabatan patrilineal yaitu mengikuti garis keturunan dari pihak bapak atau laki-laki. Dalam hal kesenian SukuBatak sangat kaya mulai dari seni tari hingga bangunan tradisional. Kesenian suku Batak juga tercermin dari motif-motif khas pada kain ulos, upacara kematian, pakaian adat dan lagu-lagu daerah. b. Region Budaya Minangkabau Region ini berada di wilayah Sumatera Barat, separuh

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

daratan Riau, Bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, Barat Daya Aceh. Masyarakat Minang saat ini merupakan pemeluk agama Islam jika ada masyarakat yang keluar dari agama Islam atau murtad secara langsung yang bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minang dalam istilahnya disebut dibuang sepanjang adat. suku Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal yaitu mengikuti garis keturunan dari pihak ibu atau perempuan. Kedudukan ayah berada di luar keluarga istri dan anak-anaknya. Kekuasaan dan Kekayaan sepenuhnya di pihak istri dan anak-anaknya walaupun suaminya yang mencari nafkah. c. Region Budaya Sunda Berasal dan bertempat tinggal di daerah Pasundan Jawa Barat daerah kebudayaan suku bangsa Sunda. Secara geografis di sebelah timur dibatasi oleh Sungai Cilosari dan Sungai Citanduy yang merupakan batas bahasa Sunda dengan bahasa Jawa. Dalam dialek bahasa Sunda mengenal tingkatan dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Masyarakat Sunda sebagian besar memeluk

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

agama Islam. Orang orang Sunda dikenal cukup taat dalam menjalankan ajaran agama Islam. Namun di daerah-daerah pedesaan masih ada orang-orang Sunda yang percaya pada hal-hal yang bersifat gaib dan tahayul. Sistem kekerabatan suku bangsa Sunda ialah parental yaitu mengikuti garis keturunan dari kedua orang tua atau ayah dan ibu. Seni pertunjukan tradisional seperti calung angklung, gendang pencak, debus, sisingaan, wayang golek dan sebagainya. Seni tari seperti tari Jaipong, Merak dan Patilaras. d. Region Budaya Jawa Daerah kebudayaan Suku Jawa meliputi seluruh bagian tengah dan timur Pulau Jawa. Berdasarkan tingkatannya terdapat dua macam dialek bahasa Jawa yaitu bahasa Jawa ngoko dan bahasa Jawa krama. Bahasa Jawa ngoko digunakan kepada orang yang dikenal secara akrab, orang yang lebih muda, dan orang yang lebih rendah status sosialnya. Bahasa Jawa krama dipakai untuk berbicara dengan orang yang belum dikenal secara akrab, orang yang sebaya dalam usia maupun derajat serta orang yang lebih tua unsur dan status sosialnya. Suku Jawa umumnya memeluk agama Islam.

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

Selain itu, orang Jawa percaya pada suatu kekuatan yang disebut dengan kesaktian, seperti percaya kepada arwah leluhur, makhluk halus, Jin, benda keramat dan sebagainya. Mereka yang percaya bahwa makhluk halus selain dapat mendatangkan keselamatan juga menimbulkan malapetaka. Untuk menghindarinya mereka berpuasa, mengadakan selamatan dan bersaji. Sistem kekerabatan suku Jawa adalah bilateral dengan corak kesenian masyarakat Jawa mencerminkan pengaruh seni budaya luar orang Jawa memiliki sejumlah pakaian adat, seperti pakaian adat Solo, pakaian adat Yogyakarta dan pakaian adat Surakarta. Seni bangunan tradisional Jawa memiliki bentuk bentuk yang berbeda diantaranya bentuk Joglo adalah rumah adat Jawa Tengah sedangkan Bangsal Kencono adalah bentuk Keraton Yogyakarta. Jenis tarian yang paling terkenal antara lain tari serimpi (tarian keratin pada masa lalu), tari kendalen (tarian keprajuritan), tari merak (tari yang mengisahkan keindahan) tari jejer (tarian untuk menyambut tamu) tarian sakral Bedhaya Ketawang (tarian

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

agar budaya keratin terus lestari) dan sebagainya seni pertunjukan tradisional yaitu ada Reog Ponorogo. e. Region Budaya Bali Budaya Hindu dan Jawa di daerah Bali pada zaman Majapahit dahulu, menyebabkan terbentuknya dua golongan masyarakat yaitu ada Bali Aga dan Bali Majapahit. Bali Aga kurang begitu dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu Jawa titik sedangkan Bali Majapahit sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu Budha. Suku Bali umumnya menganut agama Hindu Bali, ajaran agama Hindu Bali mengandung unsur-unsur asli kebudayaan Bali yang telah lama berkembang. Orang Bali percaya pada satu konsep Satu Tuhan dalam satu Trimurti yaitu Brahma (Dewa Pencipta) Siwwa (Dewa penghancur) dan Wisnu (Dewa pelindung). Semua ajaran itu tercantum pada kitab suci yang bernama Weda. Perkawinan di Bali ditentukan oleh kasta, wanita dari kasta tinggi tidak boleh menikah dengan laki-laki dari kasta yang rendah begitupun sebaliknya. Seni bangunan di Bali tampak pada bangunan candi, seperti gapura Candi Bentar sedangkan tari

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

tradisional Bali antara lain tari Sanghyang, tari barong, tari kecak dan sebagainya. Upacara keagamaan yang terkenal adalah Ngaben. f. Region Budaya Dayak Suku Dayak terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan yang biasanya hidup di pedalaman. Suku Dayak terkenal dengan kepandaian menganyam kulit rotan yang berupa tikar, topi dan keranjang. Sistem religi suku bangsa Dayak ialah Kaharingan (air kehidupan). Dalam mitologi kuno masyarakat Dayak, air kehidupan itulah yang memberi kehidupan kepada manusia. Orang orang Dayak yang menganut agama tersebut mempercayai bahwa alam semesta itu penuh dengan makhluk-makhluk halus dan roh (Ngaju Ganan) yang menempati batu-batu besar, pohonpohon besar, hutan belukar, sungai, danau dan sebagainya. sistem kekerabatan suku bangsa Dayak adalah ambilineal, yaitu garis keturunan dari laki-laki dan perempuan yaitu memungkinkan individu untuk memilih garis keturunan mereka sendiri sejak dulu. Orang Dayak dikenal pandai

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

membuat kain tenun dari kapas dan kulit kayu. Pakaian adat asli laki-laki Dayak disebut mewah atau cawat yang dibuat dari kulit kayu, sedangkan kaum wanitanya menggunakan kain sarung dan baju yang juga terbuat dari kulit kayu. Rumah adat orang Dayak dinamakan Rumah Panjang. Tarian orang Dayak banyak jenisnya antara lain ada tari balean dadas, tari Tambun dan Tari Bungai. g. Region Budaya Bugis-Makassar Bugis Makassar meliputi daerah Sulawesi Selatan dan dibagi lagi menjadi 4 suku bangsa yaitu Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Suku bangsa Bugis menggunakan bahasa Ugi dan suku bangsa Makassar menggunakan bahasa Mangasara. Sistem kepercayaan Suku Bugis dibagi menjadi dua yaitu kepercayaan Lo Tang dan Agama Islam. Kepercayaan Lo Tang dalam bahasa Bugis adalah kepercayaan yang menyembah Dewata Sawwa sebagai Tuhan. Sistem kekerabatan masyarakat Bugis disebut dengan Assiajingen yang tergolong bilateral atau parental yaitu sistem kekerabatan yang mengikuti lingkungan maupun dari pihak ibu atau garis keturunan berdasarkan

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

kedua orang tua. Hubungan kekerabatan ini menjadi sangat luas disebabkan karena selain ia menjadi anggota keluarga Ibu, Ia juga menjadi anggota keluarga dari pihak ayah. Kerajinan rumah tangga yang khas adalah tenunan sarung sutra dari Mandar dan Wajo, tenunan sarung Samarinda dari Bulukumba sangat terkenal tidak hanya di nusantara tetapi juga sampai ke luar negeri. C. Pembentukan Kebudayaan Nasional Bangsa Indonesia yang plural, terbentuk atas beragam etnis, agama, dll. bukan hanya pengaruh dari dalam, dari luar pun turut mewarnai kebudayaan Indonesia, lewat proses asimilasi dan akulturasi. Kebudayaan Indonesia telah dipengaruhi Hindu-Budha yang datang dari India sejak 400 tahun sebelum Masehi. Mahabharata dan Ramayana telah banyak diadaptasi dalam kebudayaan Indonesia bahkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya telah mengakar pada kepribadian orang Indonesia. Selain Hindu-Budha, kebudayaan Islam juga telah beradaptasi di Indonesia, sejak awal abad ke 13.Bahkan Islam kini menjadi agama mayoritas orang

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

Indonesia. Kebudayaan Barat masuk ke Indonesia sejak orang Portugis pertama mendarat di Nusantara, menyebarkan agama Katolik, dan orang-orang Belanda mendarat di Nusantara sekitar tahun 1500 Masehi membawa agama Protestan. Bukanlah hal mudah untuk mempersatukannya dalam wujud kebudayaan nasional yang tunggal. Perbedaan ini harus diterima dengan satu kontrak kebangsaan Bhinneka Tunggal Ika.Sehingga seluruh perbedaan dapat menyetu dalam Indonesia. Bent Anderson, menuliskan bingkai nasionalisme Indonesia ini bagai the imagine society (komunitas yang dibayangkan). Konsep tentang kebudayaan Indonesia yang kemudian diperjelas menjadi kebudayaan nasional (Indonesia) atau kebudayaan bangsa bukan merupakan pembahasan baru dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia. Sutan Takdir Alisyahbana, menyebutkan bahwa kebudayaan nasional Indonesia sebagai suatu kebudayaan yang universal. Unsur-unsur dikreasikan terutama yang masih langka dan dimiliki masyarakat Indonesia masa itu, yaitu:

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

teknologi, ekonomi, keterampilan berorganisasi, ilmu pengetahuan. Sementara tokoh budayawan lian, Poerbatjaraka menggariskan bahwa kebudayaan nasional Indonesia harus berakar pada kebudayaan Indonesia sendiri, artinya harus berakar pada kebudayaan suku-suku bangsa yang ada di Nusantara. Dianjurkan pula agar manusia Indonesia banyak mempelajari sejarah kebudayaan sendiri. Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan nasional Indonesia adalah puncak kebudayaan daerah. Dalam hal ini ia telah memasukkan aspek mutu karena ungkapan puncak berarti unsur-unsur kebudayaan daerah yang paling tinggi mutunya. Keajekan konsep kebudayaan nasional ini dianggap penting karena selain di dalamnya termuat berbagai pedoman nilai juga mencerminkan simbol identitas bangsa, sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 sebagai berikut: Undang-undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 32 menyatakan bahwa Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

Selanjutnya, penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncakpuncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia. Menurut Undang-undang RI Nomor 5 tahun 2017, Pemajuan Kebudayaan dilaksanakan berlandaskan Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dan asas pemajuan kebudayaan Indonesia adalah: 1. toleransi; 2. keberagaman;

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

3. kelokalan; 4. lintas wilayah; 5. partisipatif; 6. manfaat; 7. keberlanjutan; 8. kebebasan berekspresi; 9. keterpaduan; 10. kesederajatan; dan 11. gotong royong. Objek Pemajuan Kebudayaan meliputi: 1. tradisi lisan; 2. manuskrip; 3. adat istiadat; 4. ritus; 5. pengetahuan tradisional; 6. teknologi tradisional; 7. seni; 8. bahasa; 9. permainan rakyat; dan 10. olahraga· tradisional.

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

D. Pemanfaatan Produk Kebudayaan Bidang Ekonomi Kreatif Produk Budaya adalah karya artistik, intelektual, dan praktik individu atau kelompok yang memiliki makna tertentu berdasarkan keyakinan, sikap, gagasan, dan nilai budaya dalam tradisi lokal tertentu. Produk budaya ini bisa berwujud ataupun tidak berwujud. Untuk produk budaya yang berwujud seperti lukisan, lembar literatur, karya seni, dan tembikar. Sementara, untuk yang tidak berwujud seperti musik, tarian, cerita rakyat, dan upacara sakral tertentu. Salah satu produk budaya nasional Indonesia adalah kain batik. Batik Indonesia sudah terkenal sejak dahulu kala dengan desain dan warna serta motif yang sesuai dengan kelompok etnis yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Industri batik banyak di temukan di berbagai daerah seperti Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Jakarta dan Cirebon. Untuk di luar Pulau Jawa, Industri batik juga banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. Indonesia memiliki sekitar tiga ribu motif batik.

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

Untuk yang berasal dari Pulau Jawa sendiri terdapat beberapa contoh motif seperti parang, kawung, ceplok, tumpal , dan truntum. Umumnya motif-motif batik ini berasal dari alam, seperti gunung, awan, air, hingga daun dan bunga. Produk budaya yang beragam tersebut dapat dimanfaatkan dalam bidang ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreatifitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Ekonomi kreatif sendiri digerakkan oleh industri kreatif, yakni industri yang berasal dari pemanfaatan keterampilan, kreatifitas, serta bakat untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan kerja. Subsektor dari industri kreatif ialah periklanan, TV dan radio, penerbitan dan percetakan, video dan fotografi, film, musik, arsitektur, fesyen, kerajinan, desain, seni pertunjukan, pasar barang seni, permainan interaktif, layanan komputer dan peranti lunak, serta penelitian dan pengembangan. Contoh pemanfaatan kebudayaan Indonesia dalam industri kreatif ialah

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

pemanfaatan batik sebagai motif dari pakaian, tas, hingga sepatu. Dengan memadukan hasil kebudayaan Indonesia dengan industri kreatif, dengan sendirinya kebudayaan tersebut akan terlestarikan. Bidang Pariwisata Produk kebudayaan yang ada di Indonesia juga tentunya bisa dimanfaatkan dalam bidang pariwisata. Berdasarkan UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan mendapat dukungan berupa berbagai fasilitas serta layanan oleh masyarakat, pemerintah, pengusaha, dan juga pemerintah daerah. Daya taris dari wisata sendiri ialah segala sesuatu yang memiliki keindahan, keunikan, dan nilai kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia. Salah satu ketertarikan Indonesia sebagai tujuan wisata ialah keragaman budaya Indonesia. Oleh karena hal tersebut Indonesia menjadi salah satu tujuan pariwisata budaya, yakni pariwisata yang berdasarkan pada tradisi, kesenian, mosaik tempat, upacara-upacara, dan pengalaman yang yang memotret suatu bangsa atau suku

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

bangsa yang merefleksikan keanekaragaman dan identitas masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Contoh dari objek wisata budaya seperti candi, rumah adat, dan juga tari-tarian. E. Globalisasi Era globalisasi dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang adalah; kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaannya sendiri. Menurut Maliowski, Budaya yang lebih tinggi dan aktif akan mempengaruhi budaya yang lebih rendah dan pasif melalui kontak budaya. Teori Malinowski ini sangat nampak dalam pergeseran nilai-nilai budaya kita yang condong ke Barat. Dalam era globalisasi informasi menjadi kekuatan yang sangat dahsyat dalam mempengaruhi pola pikir manusia. Untuk mengatasi hal ini, perlu kesadaran akan pentingnya budaya lokal sebagai jati diri bangsa.

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

Kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat untuk mempertahankannya, dimana peran generasi muda sangat diharapkan untuk terus berusaha mewarisi budaya lokal dan akan menjadi kekuatan bagi eksistensi budaya lokal itu sendiri walaupun diterpa arus globalisasi. Upaya dalam Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara. yaitu; Culture Experience dan Culture Knowledge.

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

Kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat untuk mempertahankannya, dimana peran generasi muda sangat diharapkan untuk terus berusaha mewarisi budaya lokal dan akan menjadi kekuatan bagi eksistensi budaya lokal itu sendiri walaupun diterpa arus globalisasi. Upaya dalam Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara. yaitu; Culture Experience dan Culture Knowledge.

BAB 6 - KEBERAGAMAN BUDAYA

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. A. Karakteristik Bencana Alam Berdasarkan karakteristiknya, bencana alam dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu bencana geologi, bencana meteorologi, dan bencana ekstraterestrial. Bencana alam geologi merupakan bencana alam yang

BAB 7 - BENCANA

terjadi pada permukaan atau bentang alam permukaan bumi. Contoh bencana alam yang termasuk ke dalam kategori ini adalah tanah longsor, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, serta likuifaksi. Sementara itu, bencana alam meteorologi terjadi sebagai akibat pengaruh iklim yang berdampak langsung pada kehidupan manusia. Contoh bencana alam meteorologi di antaranya adalah angin topan, kekeringan, badai, banjir, dan kebakaran hutan. Terakhir, bencana alam ekstraterestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, tetapi berdampak langsung pada kehidupan manusia. Contoh bencana alam yang termasuk ke dalam bencana alam ekstraterestrial adalah badai matahari dan hujan meteor. B. Persebaran Daerah Bencana Berikut ini persebatan daerah yang rawan terhadap bencana alam di Indonesia, yaitu: 1. Gunung Api Gunung api memberikan dampak bencana alam berupa gunung meletus, berikut ini beberapa daerah yang

BAB 7 - BENCANA

berpotensi bahaya gunung api: - Ternate, bersumber dari gunung Gamalama. - Bandung dan Cimahi, bersumber dari gunung Tangkuban Perahu. - Sleman, Salatiga, Klaten, Yogyakarta dan Magelang, bersumber dari gunung Merapi. - Blitar, bersumber dari gunung Kelud. - Bitung, Sulawesi Utara yang bersumber dari gunung Tangkoko. - Probolinggo dan Lumajang, bersumber dari gunung Lamongan. 2. Gempa Bumi Gempa bumi terjadi karena adanya getaran pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik dan vulkanik. Patahan yang aktif tersebar di daerah Sumatera yang membelah Aceh sampai Lampung, lalu ada di Jawa, utara Bali, Lombok, NTT, NTB, selain itu ada di Sulawesi, kalimantan dan Papua.

BAB 7 - BENCANA

3. Banjir Wilayah yang berpotensi terkena banjir adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambil, Bengkulu, Lampung, dan Sumatera Selatan. Selain itu, di daerah Jawa ada DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Lalu, ada Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. 4. Tsunami Daerah Indonesia yang rawan terhadap tsunami yaitu diantaranya pantai selatan Jawa Barat, pantai selatan Jawa Timur, pantai selatan Bali, Pantai selatan Lombok, dan pantai utara Flores. Selain itu Adjarian, pantai barat pulau Sumatera, kepulauan Sulawesi, dan Maluku juga rawan terhadap tsunami. 5. Tanah Longsor Tanah longsor terjadi karena penggundulan hutan dan pengikisan tanah. Darah yang rawan terkena tanah longsor adalah daerah di

BAB 7 - BENCANA

sepanjang Bukit Barisan dari Aceh sampai Lampung. Kemudian, di Jawa bagian Tengah dan Selatan, Bali, NTB, NTT,serta di sebagian besar Sulawesi. Lalu kalimantan daerah Utara dan juga papua yang banyak terdapat banyak kasus penggundulan hutan. C. Tahap Penanggulangan Bencana Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan sebagai berikut: 1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak terjadi bencana dan ketika sedang dalam ancaman potensi bencana 2. Tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang terjadi bencana. 3. Tahap pasca bencana yang dalam saat setelah terjadi bencana. TAHAP PRA BENCANA 1) Tahap Pencegahan dan Mitigasi Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi serta menanggulangi resiko bencana.

BAB 7 - BENCANA

Rangkaian upaya yang dilakukan dapat berupa perbaikan dan modifikasi lingkungan fisik maupun penyadaran serta peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dapat dilakukan secara struktural maupun kultural (non struktural). Secara struktural upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana adalah rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Sedangkan secara kultural upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana adalah dengan cara mengubah paradigma, meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga terbangun masyarakat yang tangguh. Mitigasi kultural termasuk di dalamnya adalah membuat masyarakat peduli terhadap lingkungannya untuk meminimalkan terjadinya bencana. Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada tahapan ini adalah: 1. membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana

BAB 7 - BENCANA

2. pembuatan alarm bencana 3. membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu 4. memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana. 2) Tahap Kesiapsiagaan Tahap kesiapsiagaan dilakukan menjelang sebuah bencana akan terjadi. Pada tahap ini alam menunjukkan tanda atau signal bahwa bencana akan segera terjadi. Maka pada tahapan ini, seluruh elemen terutama masyarakat perlu memiliki kesiapan dan selalu siaga untuk menghadapi bencana tersebut. Pada tahap ini terdapat proses Renkon yang merupakan singkatan dari Rencana Kontinjensi. Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi berarti suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika

BAB 7 - BENCANA

keadaan yang diperkirakan tidak terjadi. Secara umum, kegiatan pada tahap kesiapsiagaan antara lain: 1. menyusun rencana pengembangan sistem peringatan, pemeliharaan persediaan dan pelatihan personil. 2. menyusun langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana evakuasi untuk daerah yang mungkin menghadapi risiko dari bencana berulang. 3. melakukan langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum peristiwa bencana terjadi dan ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan kerusakan saat bencana terjadi. TAHAP TANGGAP DARURAT Tahap tanggap darurat dilakukan saat kejadian bencana terjadi. Kegiatan pada tahap tanggap darurat yang secara umum berlaku pada semua jenis bencana antara lain: 1. Menyelamatkan diri dan orang terdekat. 2. Jangan panik. 3. Untuk bisa menyelamatkan orang lain, anda harus dalam kondisi selamat.

BAB 7 - BENCANA

4. Lari atau menjauh dari pusat bencana tidak perlu membawa barang-barang apa pun. 5. Lindungi diri dari benda-benda yang mungkin melukai diri. TAHAP REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi biasa dilakukan setelah terjadinya bencana. Kegiatan inti pada tahapan ini adalah: 1. Bantuan Darurat o Mendirikan pos komando bantuan o Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana (SATKORLAK PBP) dan pemberi bantuan yang lain. o Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos koordinasi. o Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian. o Mencari dan menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian. o Membantu petugas medis untuk pengobatan dan

BAB 7 - BENCANA

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.