I. PENDAHULUAN. Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di Flipbook PDF

I. PENDAHULUAN. Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di

62 downloads 116 Views 2MB Size

Story Transcript

1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di utara lepas pantai Sumatra Tenggara, Indonesia bagian barat. Kegiatan eksplorasi pada Cekungan Asri dimulai dengan ditemukannya Lapangan Intan (1987) dan Lapangan Widuri (1988). Kedua lapangan ini merupakan lapangan penghasil minyak utama yang telah memproduksikan minyak bumi kurang lebih setengah milyar barel bersama tujuh lapangan lainnya pada Cekungan Asri. Saat ini Cekungan Asri masuk ke dalam area kontrak produksi kerjasama blok South East Sumatra (SES PSC). Lapangan Widuri adalah lapangan penghasil minyak terbesar di Cekungan Asri. Produksi minyak di lapangan ini dimulai pada Desember 1990 setelah pengeboran sumur eksplorasi Widuri-1 sampai kedalaman 3735 kaki SSTVD di tahun 1988. Produksi kumulatif Lapangan Widuri telah mencapai 370 juta barel atau 48% dari cadangan minyak terbukti (OOIP) di Lapangan Widuri per Desember 2006 yaitu 758 MMBO. Cadangan minyak di lapangan ini tersimpan di Formasi Talangakar Anggota Gita dan Anggota Zelda. Produksi ini dihasilkan dari tujuh interval reservoar utama, yaitu: Interval 36-1, 35-2, 35-1, 34-2, 34-1, 33-6, dan 33- 4. Interval 34-1 merupakan reservoar terbesar ketiga di Lapangan Widuri dengan produksi kumulatif mencapai 11 MMBO dari OOIP 31 MMBO (Gunawan, 2013). Pada Interval 34-1, reservoar Gita, Formasi Talangakar, Lapangan Widuri, belum pernah dilakukan analisis fasies secara menyeluruh pada reservoar batupasir ini. Kusuma (2010) melakukan analisis fasies dan kompartementalisasi pada


2 reservoar Interval 34-1E yaitu Interval 34-1 di bagian timur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fasies litologi area penelitian dan bagaimana korelasi fasies litologi tersebut dengan sistem pengendapan. Model pengendapan reservoar pada penelitian ini akan dibangun melalui pemahaman fasies litologi dan sistem pengendapan sehingga secara geologi diharapkan mendekati kondisi sebenarnya. I.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Bagaimana fasies litologi dan lingkungan pengendapan reservoar Gita Interval 34-1 pada Formasi Talangakar, Lapangan Widuri? 2. Bagaimanakah model pengendapan reservoar Gita Interval 34-1? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan fasies litologi dan lingkungan pengendapan reservoar Gita Interval 34-1. 2. Mendapatkan model pengendapan reservoar Gita Interval 34-1. I.4. Lokasi Penelitian Lapangan Widuri terletak di bagian barat Laut Jawa, sekitar 180 km di utara lepas pantai utara Pulau Jawa bagian barat dan sekitar 140 km di timur lepas pantai tenggara Pulau Sumatra. Lapangan Widuri merupakan bagian dari distrik utara Cekungan Asri (Gambar 1.1).


3 Gambar 1.1. Peta lokasi Lapangan Widuri, Cekungan Asri (Sukanto et al., 1998) I.5. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Objek penelitian dibatasi pada Interval 34-1, Formasi Talangakar Anggota Gita, Lapangan Widuri, Cekungan Asri. 2. Analisis data meliputi analisis fasies, identifikasi litofasies, dan asosiasi fasies dari data batuan inti (3 sumur), data log (7 sumur produksi, 1 sumur eksplorasi), data biostratigrafi, data paleobatimetri, data petrografi dan XRD dipandu oleh peta atribut seismik Interval 34-1 (data sekunder). 3. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui lingkungan pengendapan dan mendapatkan model pengendapan Interval 34-1. I.6. Penelitian Terdahulu dan Keaslian Penelitian Young et al., 1991 melakukan studi untuk memetakan dan memprediksi distribusi reservoar dalam mendukung program pengeboran dan simulasi reservoar


4 di Lapangan Widuri, Cekungan Asri. Studi ini mengintegrasikan penggunaan data log elektrik, data batuan inti dan data seismik 2D grid 250 m. Data batuan inti yang menembus Batupasir 34-1 (B-8 Core) menampilkan batupasir dengan batas erosi yang tegas dan terdiri dominan oleh batupasir berbutir halus sampai sangat halus, tersortasi sangat baik dan umumnya menghalus ke atas. Adanya burrow tipe Thalassinoides / Teichichnus menjadi indikasi adanya pengaruh laut. Young et al., 1991 menginterpretasikan Batupasir 34-1 sebagai distributary channel dari suatu delta yang dominan dipengaruhi oleh pasang surut. ETTI - Exploration Think Tank Indonesia (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui variasi fasies secara lateral dan vertikal serta sistem pengendapan pada semua zona produksi di Anggota Gita Formasi Talangakar, Lapangan Widuri, Cekungan Asri. Studi ini dilakukan karena lapangan Widuri telah memasuki fase mature yaitu fase dimana laju penurunan produksi mulai terjadi. ETTI (2008) melakukan korelasi resolusi tinggi dan detil dengan integrasi semua data yang tersedia (339 data log sumur – 177 memiliki data log lengkap, 162 hanya data log GR, 8 data batuan inti, data produksi, data tekanan, dan data seismik 3D). Pada studi ini, dilakukan deskripsi mikrofasies dan interpretasi sistem lingkungan pengendapan berdasarkan observasi 8 data batuan inti dan deskripsinya. ETTI (2008) membuat peta struktur kedalaman, peta isopach dan peta gross sand dari 177 data sumur yang komplit. Krosplot fasies dari 6 mikrofasies (braided channel/river, tidal bar, paleosol, tidal channel sand, coarsening up tidal bar/estuarie bar, dan low sinous braided river) dipilih untuk krosploting porositaspermeabilitas (nilai dan k diambil dari analisis petrofisik 8 data batuan inti) yang


5 kemudian digunakan untuk menentukan asosiasi fasies-nya. Peta fasies berdasarkan perhitungan metode cut-off menunjukkan fasies dominan pada batupasir Interval 34-1 adalah endapan tidal channel berarah baratlaut-tenggara. Distribusi fasies pada interval ini tidak terkoneksi. Kusuma (2010) melakukan karakterisasi reservoar 34-1E berupa analisis fasies dan kompartementalisasi di Lapangan Widuri, Cekungan Asri, Sumatera Selatan Bagian Tenggara. Identifikasi pola sebaran batupasir menggunakan atribut hasil turunan dari data seismik 3D yang kemudian diikatkan dengan data sumur. Secara seismik, Kusuma (2010) menginterpretasikan batupasir 34-1 sebagai tubuh sinous channel dengan lebar mencapai 2400-4000 ft yang dipisahkan menjadi dua bagian oleh patahan (throw 90ft) dan rendahan Widuri; 34-1W di bagian barat dan 34-1E di bagian timur. Hasil deskripsi data batuan inti dan korelasi antar sumur mengidentifikasi tiga macam fasies pada reservoar 34-1E yaitu Estuarine Channel, Tidal Sand Flat dan Tidal Mud Flat. Tidal Mud Flat akan berfungsi sebagai penghambat permebilitas sekaligus pemisah reservoar yang mengakibatkan reservoar 34-1E terkompartementalisasi secara tekanan dan interaksi fluida. Kusuma (2010) menyimpulkan bahwa reservoar Interval 34-1E adalah reservoar batupasir amalgamasi yang memiliki heterogenitas arsitektur fasies bersifat penghalang yang menyebabkan reservoar ini terbagi-bagi menjadi beberapa kompartemen yang tidak saling terhubung satu sama lain. Nurzaman (2010) melakukan analisis genesa reservoar ’34-Sand’ untuk melihat apakah reservoar ’34-Sand’ di Lapangan Widuri merupakan reservoar yang terbentuk dengan proses yang sama dengan ’34-Sand’ di Lapangan Indri. Unit


6 genesa reservoar dalam riset ini adalah genesa primer proses pembentukan reservoar secara sedimentologi. Interpretasi genesa reservoar ’34-Sand’ dilakukan dengan integrasi analisis data batuan inti, thin section, SCAL, analisis rutin batuan inti, log sumur, data produksi, biostratigrafi, dan seismik 3D. Hasil analisis menunjukkan bahwa reservoar ’34-Sand’ di Lapangan Widuri merupakan fasies batupasir kasar berjenis quartz arenite-subarkose yang diendapkan pada sistem channel di lingkungan transisi. Karakteristik endapan menunjukkan dominasi energi fluvial yang berangsur berubah ke arah atas menjadi dominasi arus pasang surut. Sementara reservoar ’34-Sand’ di Lapangan Indri secara genesa merupakan fasies batupasir berjenis kuarsa yang diendapkan pada lingkungan intertidal - subtidal. Energi sedimentasi di dominasi oleh energi pasang surut. Gunawan (2013) melakukan karakterisasi “rock type” reservoar batupasir interval 34-2 Formasi Talangakar, Lapangan Widuri, Cekungan Asri. Pemahaman karakterisasi reservoar dilakukan dengan pengamatan data batuan inti melalui analisis litofasies, asosiasi fasies dengan pendekatan dan hubungannya dengan sifat-sifat petrofisika batuan yang diperoleh dari pengukuran laboratorium. Berdasarkan integrasi pemahaman data batuan inti dan analisis AVO seismik, Gunawan (2013) menyimpulkan bahwa reservoar batupasir interval 34-2 terdiri dari dua asosiasi fasies yang diendapkan pada waktu yang berbeda yaitu batupasir endapan fluvial-estuary channel dan barrier bar. Endapan pertama adalah endapan barrier bar diikuti terbentuknya lembah torehan akibat turunnya muka air laut. Lembah torehan ini kemudian terisi oleh endapan fluvial-estuary channel. Ringkasan publikasi peneliti terdahulu ditampilkan pada Tabel 1.1.


7 Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Young et al., 1991 Widuri Field, Offshore Southeast Sumatra: Sandbody Geometries and The Reservoir Model Batupasir 34-1 adalah distributary channel dari suatu delta yang dominan dipengaruhi oleh pasang surut. 2 ETTI, 2008 Final Report of Widuri Detailed Facies Description and Analysis Fasies dominan pada batupasir Interval 34-1 adalah endapan tidal channel berarah baratlauttenggara. 3 Kusuma, 2010 Karakteristik Reservoir 34-1E: Analisis Fasies dan Kompartementalisasi, Lapangan Widuri, Cekungan Asri, Sumatera Selatan Bagian Tenggara Tiga macam fasies pada reservoar 34-1E yaitu Estuarie Channel, Tidal Sand Flat dan Tidal Mud Flat. Reservoar 34-1E adalah reservoar batupasir amalgamasi yang memiliki heterogenitas arsitektur fasies. 4 Nurzaman, 2010 Analisis Genesa Reservoir ’34-Sand’ dan Implikasinya Terhadap Strategi Manajemen Reservoir Lapangan Widuri dan Indri, Cekungan Asri, Sumatera Bagian Tenggara Reservoar ’34-Sand’ di Lapangan Widuri merupakan fasies batupasir kasar berjenis quartz arenite-subarkose yang diendapkan pada sistem channel di lingkungan transisi. 5 Gunawan, 2013 Karakterisasi “Rock Type” Reservoir Batupasir Interval 34- 2 Formasi Talang Akar, Lapangan Widuri, Cekungan Asri Reservoar batupasir interval 34-2 terdiri dari dua asosiasi fasies yang diendapkan pada waktu yang berbeda yaitu batupasir endapan fluvialestuary channel dan barrier bar. Penelitian sebelumnya pada Interval 34-1 reservoar Gita, Formasi Talangakar di Lapangan Widuri, Cekungan Asri tidak sampai memodelkan urut-urutan sistem


8 pengendapan yang terjadi pada interval ini. Kusuma (2010) melakukan analisis fasies pada interval 34-1E dan kompartementalisasi tanpa membuat model sistem pengendapannya. Belum ada penelitian yang menggunakan metode dan tempat penelitian yang sama dengan penelitian ini. I.7. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan secara umum dan khususnya bagi literatur geologi di seluruh dunia dan di Indonesia terutama di Interval 34-1, Anggota Gita Formasi Talangakar, Lapangan Widuri, Cekungan Asri. Penelitian ini diharapkan memberi sudut pandang baru dalam memahami lingkungan pengendapan dan sistem pengendapan yang bekerja di Interval 34-1 ini sehingga membantu memahami geometri reservoir dalam pengoptimalan usaha pengurasan minyak daerah penelitian. Pemahaman ini nantinya diharapkan dapat berkontribusi dalam membuat strategi manajemen reservoar Gita Interval 34-1.


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.