Istana Pelangi Flipbook PDF

Istana Pelangi

94 downloads 104 Views 6MB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

Halo, teman-teman! Kami Kelompok 1 Lia


ISTANA PELANGI


Kring….. kring… kring…. Tepat jam 7 alarm ku berbunyi.. Hari minggu ini akan ku habiskan waktu bersama kakek. Kakek mengajaku untuk memancing di danau biasa ia memancing. Setelah mandi dan sarapan, kakek pun tiba dengan motor antiknya. Kakek ku adalah seorang pensiunan militer, ia sangat tegas dan disiplin. ia menghabiskan hari tua dengan nenek di rumah sederhana yang tidak jauh dari rumahku. Setiap hari minggu kakek selalu mengajakku bermain, memancing dan bercocok tanam. Aku merupakan cucu pertama kakek, karena adik ku perempuan maka aku yang sering di ajak berjalan-jalan oleh kakek. Namun, aku terkadang merasa bosan apabila menghabiskan hari libur ku bersama kakek. Rasa bosan itu hadir karena aku iri melihat anak-anak seusia ku yang bermain dengan teman sebaya-nya. Saat diperjalanan bersama kakek, aku selalu melihat anak-anak yang sedang bermain bola, bermain sepeda, dan bermain game oline bersama di taman. Namun aku hanya bisa membayangkannya, karena aku harus menemani kakek ketika libur sekolah.


Kami pun sampai di danau pukul 09.00 pagi. Kakek : “Davi bantu kakek menyiapkan kursi santai yaa… kakek akan menyiapkan pancingan dan umpannya.” Ujar kakek sambil menurunkan barang bawaan. Aku : “Siap kakek.” Selama memancing, kakek menceritakan ku kisah mudanya. Kakek : “Dahulu kakek merupakan lulusan terbaik, kakek tidak pernah berhenti belajar dan selalu berolahraga, memakan makanan sehat dan selalu patuh terhadap perintah orang tua. Hal itu membuat kakek menjadi mandiri dan bertanggung jawab”. Aku : “Apa kakek tidak pernah bermain bareng dengan teman sebaya?”. Ujarku penasaran. Kakek : “Ayah kakek sangat tegas, ia tidak membiarkan waktu kakek habis untuk bermain. Ketika pulang sekolah kakek langsung pulang kerumah, sesampainya dirumah kakek di wajibkan latihan berolahraga dan les.” Aku : “Apa kakek tidak merasa bosan dengan hal itu?.” Kakek : “Bosan itu sering, namun ibu kakek selalu mensupport kakek, sehingga kakek semangat dalam menjalankannya. Kakek selalu menang dalam perlombaan dan hal itu membuat ibu kakek bangga. Kakek menjadi senang dan bisa melawan bosan itu”.


Aku pun terlelap ketika kakek bercerita… Sayup-sayup terdengar suara memanggil namaku… “Daviee….. bangunnn…. Davieee” Aku pun terbangun.. kaget.. dan bingung… Dengan rasa takut, kulihat ada sosok peri kecil yang menghampiriku dengan sayap kecilnya. Aku : “Siapa kamu? Jangan dekat-dekat”. Peri kecil : “Hallo Davi, perkenalkan namaku rahel, aku adalah peri penjaga disini. Kamu tidak perlu taku terhadapku” sambil tersenyum baik. Aku : “Lantas dimana aku sekarang dan dimana kakek ku. Tadi kami sedang memancing di pinggir danau.” Peri kecil : “Saat ini kamu berada di Istana Pelangi, istana yang berada di langit ke tujuh. Kakek mu tidak ada disini. Mari ikut denganku, akan ku antarkan kamu dengan Ratu Istana Pelangi.”


Ditengah rasa takut, aku pun mengikutinya. Saat berjalan mengikuti peri kecil, aku pun terpana dengan keindahan Istana Pelangi. Taman-taman yang dipenuhi bunga warna-warni. Serta ribuan gulali pelangi kesukaanku menghiasi Istana ini. Namun, ada sesuatu yang membuatku lebih terpana, yaitu terdapat anak-anak sesusiaku yang sedang asyik bermain dengan baju bercorak pelangi. Tak sabar aku ingin bergabung bermain dengan mereka.


Peri kecil : “Ratu… inilah tamu ke 100 bernama davi yang akan menetap di Istana ini”. Ratu : “Hallo Davi, kamu sangat tampan dan aku dapat melihat kecerdasan yang kamu miliki, kamu merupakan anak yang selama ini aku cari untuk menjadi pangeran di Istana ini.” Ujar Ratu sambil mengelus kepalaku lembut. Aku :”menetap? Tidak, aku tidak mau menjadi pangeran di Istana ini. Aku ingin pulang, bersama ibu dan ayahku serta kakek dan nenek ku.” Ujarku sambil menghindar. Ratu : “Ratu tahu kamu ingin bermain, kamu sebal dengan kakek mu. Disini kamu hanya akan bermain sesuai keinginan. Kamu tidak perlu sekolah dan tidak perlu mengikuti kakek mu mengisi hari liburnya dengan kegiatan membosankan itu.” Aku : “Tidak… aku tetap ingin pulang.” Jawabku dengan nada tinggi.


Ratu : “Apapun permintaanmu akan ku kabulkan, semua gulali kesukaanmu ini akan menjadi milikmu.” Aku : “Maafkanku Ratu, tapi aku sadar, semua inginku ternyata tidak berarti. Aku ingin kembali, karena kakek ku pasti sedang menungguku, kasihan usianya sudah tidak muda lagi, aku harus menghiburnya. Dan ada ibuku yang harus aku buat tersenyum, seperti yang dilakukan kakek terhadap ibunya dahulu ketika ia muda.” Ratu : “Sungguh mulia kamu davi, selain cerdas kamu juga anak baik, semua ini adalah didikan orang tua serta kakekmu. Kamu tidak lagi memikirkan diri sendiri, namun juga memikirkan kebahagiaan orang lain. Baiklah, ratu akan mengembalikan mu ke dunia mu, namun jika kamu ingin kembali ke Istana Pelangi, pintu Istana akan terbuka lebar untuk anak baik dan cerdas seperti mu”. Ujar Ratu sambil tersenyum. Aku : “Terima kasih Ratu karena tidak memaksa ku, baik aku kan sesekali berkunjung untuk menikmati gulali di Istana ini.” Ratu : “ Ya davi, kamu boleh memakan gulali pelangi sepuasmu.” Ujar Ratu sambil melangkah pergi.


Angin lembut mengelus wajahku hingga membuatku terbangun… Betapa senangnya aku, karena aku hanya bermimpi. Kakek : “Sudah bangun dav… kakek ceritain malah tidur…”. Ujar kakek meledek. Aku : “Cerita kakek sangat seru hingga aku tertidur dan bermimpi indah.” Kakek : “Oh yaa?? Mimpi apa kamu? Coba ceritakan…” Aku : “ Mimpinya rahasia, kakek tidak boleh tahu hehehe.” Jawabku sambil memeluk kakek. Ditengah memeluknya, Aku : “Kakek, minggu depan bagaimana kalau kita ajak nenek, mama, papa, dan adik berkebun.” Kakek : “Tentu saja, nenek pasti senang dan akan menyiapkan banyak makanan enak.”


“Strikeeeeeeeeeeee…..” teriak kakek ketika umpannya berhasil dimakan ikan besar. Kami pun berhasil membawa pulang 3 ikan mas besar. Ketika diperjalanan pulang, aku merasa sangat senang. Dan pastinya kakek lebih senang karena berhasil membawa ikan. Senyum di wajah kakek membuat hatiku terenyuh, betapa bahagianya ia dimasa tuanya hanya dengan hal-hal sederhana. Dan betapa bangganya aku bisa menjadi dan menemani setiap momen kebahagiaannya. Aku bersyukur mempunyai kakek dalam hidupku. Dan cerita masa muda kakek yang displin akan menjadi motivasiku untuk terus berprestasi hingga menjadi alasan ibuku tersenyum bangga atas diriku.


Sesampainya dirumah, aku kelelahan dan langsung bergegas ke kamarku. Ketika ku buka pintu… Betapa kagetnya aku, melihat gulali pelangi di atas meja belajarku disertai pesan singkat yang bertuliskan “Semangat berprestasi” Ya… Ratu memberikan gulali dan pesan untuk ku.. Aku berjanji akan menjadi anak baik dan rajin belajar untuk menghargai kebaikan Ratu terhadapku. ***


Perbuatan baik tidak pernah berakhir sia-sia & Bersyukur akan mengantarkanmu pada tenang dan bahagia.


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.