JURNAL REFLEKSI 1.1 PEMIKIRAN KHD Flipbook PDF


57 downloads 122 Views 18MB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

Setelah pembelajaran h merefleksikan dan me terhadap pendidikan. B holistik dan imbang. Pe dengan konteks sosial b perubahan pendidikan konvergensi dan konsen Setelah melakuka target saya beriku suasana belajar y berpihak pada m membantu siswa bakat yang dimili terus kembangka sepanjang hayat. Setelah pembelajaran hari ini, saya akhirnya memahami bahwa pendidikan hakikat pendidikan adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya. Karena pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dan harus mengikuti kodrat alam dan kodrat zaman Jurnal Refleksi Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara


hari ini, saya akhirnya mampu engilhami pemikiran KHD Bahwa pendidikan harus bersifat endidikan harus disesuaikan budaya di daerah kita. Prinsip harus berisfat kontinuitas, ntris Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah ada perasaan bersalah dari saya bahwa selama ini saya pernah memaksa anak dan siswa untuk mencapai target-target yang mungkin tidak saya sesuaikan terlebih dahulu dengan kemampuan dari dalam dirinya an pembelajaran hari ini, utnya adalah menciptakan yang menyenangkan dan murid. Sehingga dapat mengenal apa potensi dan ki , yang nantinya dapat ia an. Sebagai pembelajar By : Rizky Prasastifani, S.Pd SMAS YP UNILA CGP Angkatan 5


JURNAL REFLEKSI MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) oleh Dr. Roger Greenaway FACT (PERISTIWA) Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut? Di modul 1.1 saya mempelajari tentang filosofi Pendidikan Ki Hadjar. Di modul 1,2 ini saya mempelajari tentang nilai dan peran yang harus dimiliki seorang CGP yang nantinya dapat ditularkan kepada rekan sejawat lainnya. Pada modul 1.3 saya mempelajari tentang visi guru penggerak. Hal baik yang saya alami adalah saya memahami sebagai guru penggerak kita memerlukan visi sebagai acuan dari kegiatan atau prgram yang akan kita laksanakan. Visi merupakan hal besar yang kita harapkan akan terjadi di masa datang. Setiap orang memiliki visinya masing-masing. Begitupun dengan guru/ pendidik. Seorang guru seyogyanya dapat menyusun visi yang jangkauannya jauh melampaui zamannya. Guru bukan sekedar berperan mentransfer ilmu pengetahuan dan sukses mengantar murid masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hambatan yang saya alami, awalnya memang semangat saya agak menurun karena terjeda kegiatan CGP selama 1 bulan. Sehingga memang butuh effort lebih untuk kembali memiliki rasa semangat itu kembali. Namun karena iklim di dalam PGP ini sangat lah mendukung baik dari fasilitator , pengajar praktik, dan rekap sesama CGP maka semua hal terasa sukit dapat teratasi. Untuk mengatasi kendala tersebut saya selalu berkolaborasi kepada teman angkatan, pengajar praktik dan juga fasilitator. Sehingga kebingungan yang saya alami akan menemukan jalan keluarnya. Ada yang sangat menarik bagi saya dalam modul ini, yaitu pada kegiatan mulai dari diri, CGP mendapat tugas untuk menggambarkan imajinya tentang murid di masa depan (dalam bentuk gambar). Bagi saya itu adalah tantangan, karena saya kurang bisa menggambar. Tantangan dan kesulitan lain yang saya hadapi adalah dalam menyusun visi sebagai guru penggerak dan Menyusun prakarsa perubahan dengantahapan BAGJA . Tetapi dengan bimbingan dari fasilitator, PP dan bantuan dari sesama CGP, akhirnya saya berhasil menyusun visi guru penggerak dan Menyusun prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA. FEELINGS (PERASAAN) Pembelajaran modul 1.3 telah selesai saya laksanakan, melalui LMS secara daring, baik secara ansinkronus maupun sinkronus dengan Fasilitator dan Instruktur (dalam kegiatan ruang kolaborasi dan elaborasi pemahaman) sudah berjalan dengan lancar. Dari semua tahap kegiatan yang sudah saya lalui saya merasa bersyukur dan bahagia telah mendapat ilmu dari Fasilitator dan Instruktur serta teman-teman CGP lain yang hebat dan luar biasa. Alhamdulillah, pembelajaran modul 1.3 sudah bisa terlaksana an tugas-tugas bisa terselesaikan dengan baik. Dan saya merasa materi ini sangat membantu saya dalam memandu saya menguatkan hubungan dengan lingkungan sekolah saya. Karena sejatinya perubahan tidak dapat dilakukan sendiri melainkan dibutuhkan kolaborasi dan koordinasi yang baik. Di dalam Program Guru Penggerak ini, khususnya modul 1.3, terdapat materi BAGJA yang dapat berfungsi sebagai wahana yang menguatkan hubungan antar manusia di sekolah. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam tahap demi tahap memungkinkan saya sebagai calon guru penggerak sebagai pemrakarsa (pemimpin dan pengelola) perubahan untuk menguatkan hubungan antar manusia dan gotong-royong. FINDINGS (PEMBELAJARAN) Pelajaran yang saya dapatkan adalah untuk mewujudkan visi dan melakukan proses perubahan dibutuhkan pendekatan atau paradigma yaitu Inkuiri Apresiatif (IA). IA merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan, dengan menggunakan prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA di sekolah dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal baik apa yang sudah ada, mencari cara bagaimana hal-hal baik tersebut dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Pendekatan IA diterapkan dengan melalui tahapan-tahapan yang dikenal dengan BAGJA, B; Buat pertanyaan utama (Define), A; Ambil pelajaran (Discover), G; Gali mimpi (Dream), J; Jabarkan rencana (Design), A; Atur eksekusi (Deliver). Amati apa kekuatan asset yang kita miliki. Proses prakarsa perubahan harus selalu berorientasi pada murid. Agar semua orang ikut berkontribusi dalam perubahan maka harus fokus menguatkan hubungan relasi yang ada di sekitar lingkungan pengaruh kita. FUTURE (PENERAPAN) Yang saya akan lakukan setelah mempelajari modul 1.3 adalah : Saya akan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik adalah dengan membersamai dan mengajak teman sejawat untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada siswa. Dengan visi yang sudah kita terapkan mengenai murid inilah yang nantinya menjadi bintang penunjuk arah bagi guru dalam menentukan program dan strategi pembelajaran yang dirumuskan secara bersama di sekolah. Perwujudan visi ini harus dilakukan dalam segala kegiatan positif yang dilakukan secara berulang-ulang (learning by doing) sehingga akan menjadi kebiasaan yang baik. Selain itu saya berencana akan : Saya akan berusaha untuk memerapkan ilmu yang saya dari modul ini. Mengajak sesama guru untuk berkolaborasi melakukan perubahan positif di sekolah berfokus pada permasalahan dengan mengidentifikasi kekuatan positif yang kita miliki. Mengajak sesama guru untuk menyusun visi dan prakarsa perubahan serta menyusun tahapan BAGJA. Berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah. Melakukan evaluasi dan refleksi pada akhir setiap kegiatan.


MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF OLEH RIZKY PRASASTIFANI, S.PD CGP ANGKATAN 5 KOTA BANDAR LAMPUNG JURNAL REFLEKSI 4C Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak? Konsep utama yang saya pelajari adalah perlunya memberikan pembiasaan budaya positif kepada seluruh anggota komunitas sekolah. Perlunya kita membuat keyakinan kelas sebagai langkah awal untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan suaranya. Selanjutnya hal tersebut diyakini bersama dan menjadi motif instrinsik yang timbul dari dalam dirinya sendirinya. Perlunya segitiga restitusi untuk menyelesaikan suatu konsep yang dirasa kurang tepat dari budaya positif sekolah. Dengan menempatkan posisi kontrol sebagai manajer. CONCEPT Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak? Sebagai seorang pendidik saya perlu menanamkan motivasi dan budaya positif pada murid-murid yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Ketika muridmurid kita memiliki motivasi tersebut, mereka telah memiliki motivasi intrinsik yang berdampak jangka panjang, motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau hadiah. Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai. CONNECTION Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini ? Bahwa ternyata selama ini mungkin saya telah melakukan hal yang kurang tepat yakni posisi kontrol saya sebagai pemantau yang memantau perilaku anak. Harusnya saya bertindak sebagai manager. Dan salah satu konsep yakni dihukum oleh penghargaan yang membuat anak tidak melakukan sesuatu dari motif instrinsik. CHALLENGE Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini? Perubahan yang ingin dilakukan adalah dengan menerapkan budaya positif dan nilai kebajikan di ekosistem sekolah saya dengan keyakina sekolah yang diyakini bersama oleh seluruh murid. Sehingga profil pelajar pancasila dapat dimiliki oleh seluruh warga sekolah. Menerapkan segitiga restitusi pada penyelesaian masalah di sekolah. Saya berharap dapat menempatkan posisi kontrol saya sebagai manajer CHANGE


Mengapa pembelajaran diferensiasi ? DIFERENSIASI PRODUK JURNAL REFLEKSI MODEL PAPAN CERITA REFLEKTIF PEMBELAJARAN DIFERENSIASI MODUL 2.1 PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PEMBELAJARAN Gambar berikut adalah contoh hasil diferensiasi produk yang saya terapkan dikelas. Berupa tugas yang dikumpulkan oleh siswa. Dimana siswa di kelas saya berikan kesempatan untuk dapat mengumpulkan tugas sesuai dengan kesukaan / minatnya. Ada siswa yang mengumpulkan dalam bentuk foto, video maupun artikel DIFERENSIASI PROSES Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anakanak tersebut merasa selamat dan bahagia. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: 1. 2. 3. 4. 5. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan pemberian tugas yang sama, pemberian tugas individu, pemberian tugas kelompok. Pemberian pendalaman materi bagi peserta didik yang sudah mampu melampui standar. ASESMEN DIAGNOSTIK oleh Rizky Prasastifani, S.Pd CGP Angkatan 5 Kota Bandar Lampung Sebelum kita merancang pembelajaran diferensiasi kita dapat melakukan asesmen untuk melihat profil gaya belajar peserta didik. kesiapan belajar dan minat. DIFERENSIASI KONTEN Diferensiasi konten dapat berupa pemberian kebutuhan kepada siswa dalam hal jenis materi, seperti video untuk siswa dengan gaya belajar audio, PPT/gambar untuk siswa dengan gaya belajar visual, dan praktik LKPD untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik.


Jurnal Refleksi Modul 2.2 pembelajaran Sosial Emosional Perasaan saya setelah mempelajarinya adalah senang karena ternyata masalah pembelajaran sosial emosional bukan hanya harus dilakukan oleh psikolog atau guru BK saja. Namun kita juga sebagai guru mata pelajaran bisa menerapkanya di awal pembelajaran kita sebagai apersepsi Setelah mempelajari ini saya mampu memahami pentingnya kompetensi sosial emosional baik kepada diri saya maupun kepada murid Target saya berikutnya adalah menerapkan kompetensi sosial emosional baik kepada diri saya maupun kepada murid. Perlunya berbagi praktik baik juga tentang PSE ini ke rekan sejawat Saya akhirnya memahami bahwa perlunya mindfullnes sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial emosional. Hal itu yakni kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab Rizky Prasastifani, S.Pd CGP Angkatan 5 Kota Bandar Lampung


Jurnal Refleksi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik Setelah mempelajari ini saya mampu membedakan prinsip coaching secara umum dan coaching dalam proses pendidikan Perasaan saya setelah mempelajarinya adalah senang karena ternyata coaching mampu menggali potensi yang kita miliki dalam menyelesaikan masalah Target saya berikutnya adalah menerapkan coaching untuk supervisi akademik dengan rekan sejawat maupun siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara mandiri Saya akhirnya memahami bahwa tugas coach adalah mengeksplor segala potensi yang ada di dalam diri coachee nya Rizky Prasastifani, S.Pd CGP Angkatan 5 Kota Bandar Lampung


MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN SEKOLAH JURNAL REFLEKSI RIZKY PRASASTIFANI, S.Pd CGP ANGKATAN 5 KOTA BANDAR LAMPUNG


Model ke 6: Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing (5R)


Model refleksi 5M diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). 5M terdiri dari langkah-langkah berikut: 1. Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulangperistiwa yang terjadi 2.Merespon (Responding): menjabarkan tanggapan yang diberikan dalammenghadapi peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupuntindakan yang diambilsaat peristiwa berlangsung. 3.Mengaitkan (Relating): menghubungkan kaitan antara peristiwadengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki. 4.Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut. Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.


1.Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulang peristiwa yang terjadi


SEKOLAH SEBAGAI INSTITUSI MORAL Di awal modul ini kia diajak untuk memahami sekolah sebagai institusi moral. ebagai sebuah institusi moral, sekolah adalah sebuah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah tentunya berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai institusi moral. KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Perlu diingat bahwa kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilainilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil


2. .Merespon (Responding): menjab dalam menghadapi peristiwa yan pemberian opini, pertanyaan, ata peristiwa be BUJUKAN MORAL Ketika berada di dalam sebuah institusi mungkin kita pernah mengalami situasi bujukan moral. Bagaiamana cara kita melihat sebuah situasi tersebut adalah bujukan moral ?Yakni dengan menilai adakah aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu ?Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.


barkan tanggapan yang diberikan ng diceritakan, misalnya melalui aupun tindakan yang diambil saat erlangsung. DILEMA ETIKA Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini Pengujian benar atau salah (Uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar Melakukan Prinsip Resolusi Investigasi Opsi Trilema Buat keputusan Lihat kembali keputusan Adalah sebuah situasi dimana keadaan benar lawan benar. Bagaiamana cara kita memahami dilema etika : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.


3. Mengaitkan (Relating): menghub pengetahuan, keterampilan, keya PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan yang telah kita pelajari pada akan sangat membantu misalnya keterampilan coaching, karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.


bungkan kaitan antara peristiwa dengan akinan atau informasi lain yang dimiliki. KEYAKINAN DIRI Cara yang dapat saya lakukan untuk dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid adalah dengan menganalisis apa saja yang menjadi kebutuhan murid saya. Karena setiap murid memiliki poensi yang berbeda. Pengambilan keputusan dapat saya terapkan misalnya pada pemilihan metode cara mengajar yang akan saya gunakan. Sebelum memilih tentunya saya harus mempertimbangkan karakteristik lingkungan siswa melalui asesmen diagnostik. Sehingga apa yang saya putuskan akan menjadi sesuatu yang dapat berpihak pada murid. Tentunya keputusan yang saya ambil harus dapat bertanggung jawab dan juga memiliki nilai kebajikan universal yang diyakini bersama.


4. Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan detai beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kej Sebagai sebuah institusi moral, sekolah adalah sebuah miniatur du moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam men sekolah, adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah institusi moral. Dalam menjalankan perannya, tentu seorang pemimpin suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sam sebagai sebuah dilema etika. Disaat itu terjadi, keputusan mana yang menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksika sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan sekitarnya. Diharapakan bahwa sebuah sekolah dapat membentuk sesorang m pengambilan keputusan kita sebaiknya melihat apakah keputusa memberdayakan manusia. Dan juga dapat menciptakan suasana yang


il mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil adian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut. unia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan negakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh h tentunya berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai n di sekolah akan menghadapi berbagai situasi dimana ia harus mengambil ma-sama benar, namun saling bertentangan. Situasi seperti ini disebut akan diambil? Tentunya ini bukan keputusan yang mudah karena kita akan n integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan memiliki budi pekerti dan nilai kebajikan yang diyakini bersama. Dalam n yang kita ambil sudah mampu berpihak pada murid dan mampu aman, positif, nyaman dan aman.


Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu p mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setia nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai kebaji keputusan adalah Keadilan dan Tanggung Jawab. Adil adalah menempatka berani menghadapi segala resiko atas keputusan yang kita ambil. Nilai ini h agar kelak murid kita menjadi orang yang bijak dan bertanggung jawab da bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri ( self awareness awareness ) dan keterampilan berhubungan sosial ( relationship skills ). Pro penuh ( mindful ) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Kete keputusan. Dengan pengelolaan kse yang baik maka seseorang dapat mel yang muncul maka diperlukan kembali kemampuan kse untuk melihat apa y terlibat, adakah trilogi keputusan yang dapat ditentukan. dan bagaimana h YANG DIAMBIL HARUS LAH TEPAT WAKTU, TEPAT GUNA DAN TEPAT SA BERSAMA. Merancang ulang (Reconstructing): menu menghadapi kejadian serupa d


prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang ap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, kan yang sangat mempengaruhi kebajikan kita dalam pengambilan an sesuatu sesuai porsinya sedangkan tanggung jawab merupakan wujud harus ditanamkan sejak dini dan dibudayakan dalam lingkungan sekolah, lam mengambil suatu keputusan. Untuk mengambil keputusan yang s ), pengelolaan diri ( self management ), kesadaran sosial ( social oses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran erampilan sosial emosional sangat berperan dalam hal pengambilan ihat apakah ini sebuah dilem etika atau bujukan moral. ketika dilema etika yang sedang terjadi, kondisi paradigma apa yang terjadi, siapa yang hasil keputusan yang diambil ? apakah ada dampaknya ? KEPUTUSAN ASARAN DAN JUGA MENGANUT NILAI-NILAI KEBAJIKAN YANG DIYAKINI uliskan rencana alternatif jika di masa mendatang.


Thank


k You!


JURNAL REFLE Pemimpi Pengelolaa Da RIZKY PRASAS CGP ANGKATAN 5 KOT


EKSI MODUL 3.2 in dalam an Sumber aya STIFANI,S.PD TA BANDAR LAMPUNG


Model 9: Gaya Round Robin Berikut pan 1)Apa hal y ini? Menga sangat men 2)Apa hal ini? Apa ya tersebut? 3)Apa hal hari ini? C membingun


nduan pertanyaan untuk membuat refleksi model ini: yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari apa Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda nguasainya? yang belum Anda kuasaisetelah pembelajaran hari ang akan Anda lakukanuntuk mengatasi hal yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran Ceritakanhal-hal apa saja yang membuathal tersebut ngkan.


Apa hal yang paling Anda kuasai set merasa hal tersebut bisa me 1. Yang saya kuasi adalah sebagai se harus mampu untuk mengenali dan dimiliki sekolah kita dan lingkun mengelola sumb Sekolah adalah sebuah bentuk inter hidup) dan abiotik (unsur yang ti berinteraksi satu sama lainnya sehin yang selaras dan harmonis. Dalam e akan saling memengaruhi dan memb lainnya. Faktor-faktor biotik yan antaranya adalah: Murid, Kep Kependidikan, Pengawas Sekola sekolah, Dinas terka


elah pembelajaran hari ini? Mengapa Anda embuat Anda sangat menguasainya? eorang pemimpin pembelajaran kita n memanfaatkan aset / potensi yang ngan sekitar. Sehingga kita mampu ber daya yang ada. raksi antara faktor biotik (unsur yang idak hidup). Kedua unsur ini saling ngga mampu menciptakan hubungan ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik butuhkan keterlibatan aktif satu sama ng ada dalam ekosistem sekolah di pala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga ah, Orang Tua, Masyarakat sekitar ait, Pemerintah Daerah


SELAIN FAKTOR-FAKTOR BIOTIK YANG SUDA YANG JUGA BERPERAN AKTIF DALAM MENUNJ DI ANTARANYA ADALAH: KEUANGAN, SARAN DALAM MEMANFAATKAN ASET/ EKOSISTEM BERBASIS ASET (ASSET-BASED APPRO DIKEMBANGKAN OLEH DR. KATHRYN CRA MENEKUNI KEKUATAN BERPIKIR POSITIF UNT MERUPAKAN CARA PRAKTIS MENGENALI HA DENGAN MENGGUNAKAN KEKUATAN SEBAGA MEMUSATKAN PERHATIAN PADA APA YANG INSPIRASI, YANG MENJADI KEKUATAN


AH DISEBUTKAN, FAKTOR-FAKTOR ABIOTIK ANG KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN NA DAN PRASARANA, LINGKUNGAN ALAM. KITA PERLU MENGGUNAKAN PENDEKATAN ACH) AYAKNI SEBUAH KONSEP YANG AMER, SEORANG AHLI PSIKOLOGI YANG UK PENGEMBANGAN DIRI. PENDEKATAN INI L-HAL YANG POSITIF DALAM KEHIDUPAN. AI TUMPUAN BERPIKIR, KITA DIAJAK UNTUK BERJALAN DENGAN BAIK, YANG MENJADI N ATAUPUN POTENSI YANG POSITIF.


Modal Manusia = guru, tendik Modal Sosial = norma dan atur yang ada Modal Politik = kepala sekolah membuat kebijakan Modal agama dan budaya = an Modal Fisik = bangunan sekola Modal lingkungan/alam = tumb Modal finansial = keuangan ko Sebagai sebuah komunitas, sekola yang dimilikinya sama seperti kom sumber daya yang dimiliki sekola digunakan pada pendekatan peng Terdapat 7 aset yang dapat m 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.


, masyarakat, siswa ran yang mengikat warga masyarakat dengan kewenangan yang dimilikinya neka budaya dan agama yang beragam ah, taman, jalan raya buhan, alam, wisata edukasi mangrove mite, dana bos ah dapat memanfaatkan sumber daya munitas pada umumnya. Pemanfaatan ah dapat memanfaatkan konsep yang gembangan komunitas berbasis aset. menjadi kekuatan sebuah sekolah :


2) Apa hal yang belum Anda kuasai setel Anda lakukan untuk me MELIHAT ASET/KEKUATAN POT OLEH SEKOLAH DAN MENDAYA BERKOORDINASI DENGAN MAS MEWUJUDKAN EKOSISTEM YAN PENGEMBANGAN SISWA 1. 2. YANG AKAN SAYA LAKUKAN UNTUK DENGAN BERKOORDINASI DENGAN SEKOLAH DAN LINGKUNGAN AGAR MERUMUSKAN ASET YANG DAPAT PENDIDIKAN DAN KEBAHAGIAN PE


ah pembelajaran hari ini? Apa yang akan engatasi hal tersebut? TENSI YANG TELAH DIMILIKI GUNAKAN SECARA MAKSIMAL YRAKAT SEKITAR UNTUK NG SALING BERMANFAAT UNTUK K MENGATASINYA ADALAH SELURUH STAKEHOLDER SECARA BERSAMA SAMA DAPA DIBERDAYAKAN UNTUK KEMAJUAN ESERTA DIDIK.


Bagaimana caranya kita dapat memanfaatk berfikir berbasis masalah,karena pendekatan menemukan dan mengenali hal hal yang posi sebagai tumpuan berfikir sekolah harus diban harus selalu fokus pada pembangu Dan juga bagaimana caranya agar semua kekurangan yang di Yang masih me 3) Apa hal yang masih mem pembelajaran hari ini? Ce yang membuat hal terse


kan cara berfikir berbasis aset bukan cara n berbasis ini merupakan cara praktis untuk itif. Dengan menggunakan kekuatan sebagai ngun dengan melihat pada kekuatan potensi nan sumber daya yang tersedia. a orang mampu melihat aset bukan lagi imiliki di sekolah ? embingungkan mbingungkan Anda dari eritakanhal-hal apa saja but membingungkan.


Terimaka


asih ....


JURNAL R MODU PENGELOLAAN BERDAMPAK


REFLEKSI UL 3.3 PROGRAM YANG K PADA MURID


Model 2: Description, Exam Learnin Ash dan Cla Untuk membuat refleksimodel ini, tulisl panduan berikut: -Description: Deskripsikan pengalaman unsur 5W1H (apa, siapa,di mana, kapa -Examination: Analisis pengalaman ters terhadaptujuan/rencana yang telah dib -Articulation of Learning: Jelaskan hal y perbaikan di masa mendatang.


mination and Articulation of ng (DEAL) ayton (2009) lahpenjabaran dari pertanyaan n yang dialami dengan menceritakan n,mengapa, bagaimana); sebut dengan membandingkannya uatsebelumnya; yang dipelajari dan rencana untuk


APA ? SIAPA ? DIMANA ? MENGAPA ? Pada kali ini saa diajak untuk mempelajari bagaimana cara pengelolaa membentuk stundet agency pada ekosistem sekolah. Modul ini menjelaskan bahwa seluruh ratkeholder di dalam ekosistem lah sebagai subjek utama dalam setiap program yang yang dirancang dapat membimbing dan mengarahkannya. Program ini dapat kita laksanakan di kelas maupun di sekolah sebaga luar sekolah dengan melibatkan beberapa pihak lain (kerjasama pihak Melalui filosofi dan metafora “menumbuhkan padi” , Ki Hajar Dewant yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana me sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Den pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau eks utama. Mengapa program ini dilakukan ? karena kepemimpinan murid keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya se sepatutnya sekolah sebagai membimbing peserta didik menjadi ke ar Deskripsikan pengalaman yan unsur 5W1H (apa, siapa,di man


an program yang berdampak pada murid. Khususnya disini kita akan m sekolah harus terlibat dalam perencaan program ini. Dimana siswa g. Siswa yang akan emrancang konsep nya sebagai guru kita harus ai lingkung yang lebih luas. Atau bisa juga kita lakukan sampau ke k lain). tara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran embangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid ngan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan strakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan d adalah tentang murid yang bertindak secara aktif, dan membuat kedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Sudah rah student agency. ng dialami dengan menceritakan na, kapan,mengapa, bagaimana);


Analisis pengalaman terse terhadaptujuan/rencana Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepem kebutuhannya. Mengurangi kontrol kita terhadap mereka Refleksi diri pada pengalaman terdahulu dan kemudian m memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tan tidak berdaya, dengan secara sepihak memutuskan semua yan tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan Namun setelah mempelajari modul ini saya melihat bahwa, ag pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesemp mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepem adalah: 1. 2. Ketika murid mendemonstrasikan “ student agency ” ketik membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan perta berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pema sebagai hasil proses belajarnya.


ebut dengan membandingkannya a yang telah dibuatsebelumnya; mimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan enyadari bahwa terkadang, guru atau orang dewasa sering membuat keputusan, pilihan, atau memberikan pendapat terkait npa sadar membiarkan murid-murid kita secara sengaja menjadi ng harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, n keputusan tersebut. gar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses patan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mimpinannya dapat berkembang dengan baik. Adapun peran kita ka mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, anyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan ahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata


-Articulation of Learning: Jelaskan ha perbaikan di ma Ketika murid menunjukkan agency dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara alamiah mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar). Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka dan bukan hanya untuk saat ini.


al yang dipelajari dan rencana untuk asa mendatang. Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.