Story Transcript
Calon Guru Penggerak MOH. AYAT EFENDI, S.Pd.SD. CGP Angkatan 4 Kabupaten Ponorogo
Minggu ini adalah minggu kedelapan. Seperti biasa, pada akhir minggu saya membuat jurnal refleksi mingguan. Minggu ini adalah minggu yang cukup padat, lebih padat dari sebelumnya. Karena bersamaan
dengn
tugas
sekolah
yakni
anak-anak
sedang
melaksanakan Penilaian Akhir Semester. Jadi banyak yang harus dikerjakan secara bersama-sama Jurnal refleksi minggu ke-8 saya susun berdasarkan model 5M yang diadaptasi dari model 5R. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan ⟮Reporting⟯: menceritakan ulang peristiwa yang terjadi 2. Merespon
menjabarkan
⟮Responding⟯:
tanggapan
yang
diberikan dalam menghadapi peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung. 3. Mengaitkan
⟮Relating⟯:
menghubungkan
kaitan
antara
peristiwa dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki. 4. Menganalisis
⟮Reasoning⟯:
menganalisis
dengan
detail
mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil
beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut. 5. Merancang ulang ⟮Reconstructing⟯: menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.
Pembelajaran minggu ini adalah pembelajaran akhir modul 1.3 dan awal modul 1.4. Alur terakhir modul 1.3 adalah Aksi Nyata, yaitu merancang tindakan yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan langkah Inkuiri Apresiatif di awal minggu dan Modul 1.4 Budaya Positif diawali dengan Mulai dari Diri. Pada pembelajaran ini, CGP diminta menjawab pertanyaan tentang pengetahuan, pengalaman dan harapan pada diri dan siswa terkait Budaya Positif di sekolah. Pada bagian Eksplorasi Konsep, CGP diminta mencermati bahan ajar dan menjawab pertanyaan tentang pandangan terhadap suatu kasus, motivasi, dan budaya positif di sekolah. Saya banyak melakukan diskusi dengan rekan CGP lain terhadap pandangan dalam masalah yang diberikan. Karena pada sub modul ini sangat banyak pertanyaan dan slide yang harus kami jawab. Pada modul ini kami harus memberikan catatan serta memberikan komentar terhadap catatan CGP lain. Alur pembelajaran
berikutnya adalah Ruang Kolaborasi. Ruang kolaborasi kami awali dengan mengerjakan quiz sebagai penyegaran. Kami sngat antusias dalam mengerjakannya. Meskipun di modul sebelumnya kami telah membaca dan mengerjakannya, namun ternyata banyak yang rancu antara sanksi dan hukuman. Pada pembelajaran ini, saya bersama rekan CGP dan fasilitator melakukan pertemuan tatap muka daring, untuk membahas penerapan budaya positif dan mendiskusikan kasuskasus dalam kelompok kecil. Dalam mengikuti pembelajaran, saya merasa tertantang karena materi ini adalah materi baru bagi saya. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, tak jarang saya membuka kembali modul, bahan ajar, maupun browsing di internet. Saya bersemangat dalam pembelajaran, terutama dalam ruang kolaborasi karena saya bisa berbagi pengalaman dan menemukan inspirasi dari pengalaman rekan lain. Saya selalu berusaha menyelesaikan setiap tugas dengan baik dan tepat waktu. Budaya positif sangat berkaitan erat dengan keseharian menjadi guru maupun orang tua di rumah. Hal-hal yang telah terbiasa dilakukan di sekolah, ternyata sebagian besar adalah ilusi, misalnya guru mengontrol murid, memberikan penguatan positif, dan hak untuk memaksa. Dalam mengambil solusi atas permasalahan,
guru hendaknya bertindak sebagai manajer yang menyadarkan murid atas kesalahnya, menguatkan keyakinan murid, dan mengarahkan untuk memperbaiki diri. Penerapan disiplin di sekolah selama ini, banyak yang bertentangan dengan budaya positif. Misalnya disiplin tepat waktu. Siswa yang terlambat akan diberikan sanksi tetapi belum dapat memperbaiki
kesalahannya.
Ketika
menghadapi
murid
yang
bermasalah, terkadang posisi guru adalah sebagai penghukum dan pembuat orang merasa bersalah. Padalah, dampaknya tidak baik bagi psikologis anak dan tidak memperbaiki kesalahan yang diperbuat. Untuk menghadapi kegiatan pembelajaran selanjutnya, saya berkeyakinan bahwa saya mampu melakukannya. Pengamanan belajar selama ini telah membekali diri saya dengan kemampuan belajar mandiri, berpikir kritis, kreativitas menemukan solusi permasalahan, mampu berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas, dan komunikatif dalam menyampaikan ide/gagasan. Di kelas, saya akan menggali keyakinan kelas untuk dipedomani oleh murid. Apabila memukan murid bermasalah, saya bisa
menerapkan
segitiga
restitusi
untuk
membantu
murid
memperbaiki kesalahannya. Dalam melaksanakan tugas sebagai guru,
saya akan terus mengamalkan nilai-nilai guru penggerak untuk mencapai visi yang dilandasi dengan budaya positif.
Demikian Jurnal Refleksi Minggu Ke-8, semoga bermanfaat. Salam dan Bahagia Guru Penggerak Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan