Khori Nurlita_Biologi B PPG Prajabatan Gel.2_Portofolio CT T7 Flipbook PDF


14 downloads 102 Views 895KB Size

Recommend Stories


Consultor Líder PPG Consultor Líder PPG
Consultor Líder PPG_ Proyecto GEF “Paisajes Productivos Sostenibles en la Amazonía peruana” Consultor Líder PPG Consultor Líder PPG 1.1 Carta conf

CT-SDS
CT-APS / CT-ERS CT-MVS / CT-SDS Betriebs- und Montageanleitung Elektronische Zeitrelais, CT-S Reihe (E) Nota: Estas instrucciones no contienen toda

Story Transcript

LAPORAN AKHIR PORTOFOLIO COMPUTATIONAL THINKING

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Computational Thinking Dosen Pengampu: Berti Yolida, M.Pd.

Oleh: KHORI NURLITA 22130612054

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN GEL.2 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2023

DAFTAR ISI

COVER DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN A. Kata Penganta ............................................................................................................... 4 BAB II ISI A. TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN CT 1. Ruang Kolaborasi……………..…………………………………………………. 5 2. Demonstrasi Kontekstual………………………………………...………………. 7 3. Aksi Nyata………………………………………………………….……………. 7 B. TOPIK 2 CT DALAM KURIKULUM 1. Mulai Dari Diri…………………………………………………………………... 9 2. Eksplorasi Konsep……………..………………………………...……………… 10 3. Ruang Kolaborasi……………..………………………………...…………….… 12 4. Demonstrasi……………..…………………………………….....……………… 13 5. Aksi Nyata……………..………………………………...……………………… 14 C. TOPIK 3 CT DALAM PROBLEM SOLVING Sub Topik 1 1. Lembar Kerja Mahasiswa Pada Eksplorasi Konsep (02.04) …………………… 16 2. Ruang Kolaborasi……………..………………………………...……….……… 18 3. Demonstrasi Kontekstual……………..………………………………………… 20 Sub Topik 2 1. Lembar Kerja Mahasiswa Pada Eksplorasi Konsep (02.04) …………………… 22 2. Ruang Kolaborasi……………..………………………………...…………….… 31 3. Demonstrasi Kontekstual……………..……………………...…………….…… 34 4. Koneksi Antar Materi……………..………………………………...……...…… 36 5. Aksi Nyata……………..……………………...………………...………….…… 37 D. TOPIK 5 CT DAN PROYEK STEM 1. Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual……………..………………………… 39 2

2. Ruang Kolaborasi……………..………………………………...……………… 40 3. Demonstrasi Kontekstual……………..………………………...……………… 43 4. Aksi Nyata……………..………..……………………………...……………… 44 E. TOPIK 6 PENDALAMAN PEMAHAMAN CT 1. Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (02.03) ……………..….…………… 46 2. Ruang Kolaborasi……………..………………………………...………...…… 47 3. Demonstrasi Kontekstual……………..………………………...……………… 50 4. Koneksi Antar Materi……………..……………………….…...……………… 51 5. Aksi Nyata……………..……………...………………………...…………...… 52 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……………..………………………………...………...……………… 53

3

BAB I PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar Computational Thinking (CT) adalah sebuah konsep penting yang kini menjadi fokus utama dalam dunia pendidikan. CT merupakan kemampuan berpikir logis dan sistematis yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah dengan cara yang efektif dan efisien. CT tidak hanya berguna dalam teknologi informasi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, bisnis, ilmu pengetahuan, dan sektor publik. Kemampuan CT sangat penting bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan di masa depan, terutama di era digital yang semakin maju. Oleh karena itu, konsep CT kini menjadi bagian dari kurikulum di banyak lembaga pendidikan tinggi di seluruh dunia.

Mata kuliah Computational Thinking ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep CT, serta bagaimana CT dapat diterapkan dalam problem solving dan proyek-proyek yang melibatkan teknologi. Selain itu, mata kuliah ini juga akan membahas tentang integrasi CT dalam pembelajaran. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat mempelajari prinsip-prinsip CT seperti dekomposisi, pola pengenalan, abstraksi, dan algoritma. Selain itu, mahasiswa juga akan dikenalkan pada teknologi dan aplikasi yang menggunakan konsep CT, seperti pemrograman dan desain web.

Dalam pembelajaran, mahasiswa akan diberikan tugas-tugas yang menantang yang membutuhkan kemampuan CT, seperti memecahkan masalah kompleks, membuat program sederhana, dan merancang proyek dengan teknologi. Dengan cara ini, mahasiswa akan dapat memperkuat kemampuan CT mereka dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Secara keseluruhan, mata kuliah Computational Thinking ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang CT dan bagaimana CT dapat diterapkan dalam problem solving, proyek-proyek, dan pembelajaran. Dengan menguasai konsep CT, mahasiswa akan siap menghadapi tantangan di masa depan dan memperluas peluang karir mereka di era digital yang semakin maju. 4

BAB II TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN CT

1. Ruang Kolaborasi Nama/No. Kelompok

Kelompok 3B

No. Induk / Nama Mahasiswa

1. Khori Nurlita 2. Mita Dwifitria Rahayu

Hasil Diskusi secara umum: Dari kedua contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT, dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan seharihari tanpa kita sadari, dalam kegiatan kita sudah berfikir secara sistematis seperti berfikir komputasi (CT). Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT. 1. Proses pengambilan keputusan dalam mengidentifikasi mobil yang mogok 2. Proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam manajemen perusahaan. Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari. A. Jawaban yang sudah tepat 1. Proses pengambilan keputusan dalam mengidentifikasi mobil yang mogok Misalnya ketika mobil kita mogok, secara tidak langsung pola pikir CT kita akan berfungsi. Dekomposisi: nah dalam mengatasi kerusakan mobil ini kita akan mengidentifikasi masalah mobil yang tidak bergerak yang pertama mobil kehabisan bensin dan yang kedua bannya kempes Pengenalan Pola: kemudian kita akan mengenal pola-pola pengalaman yang telah kita lalui misalnya seperti di masa lalu pengalaman kita pernah merasakan hal yang sama saat mobil tidak bergerak. Yang pertama bensin habis atau ban kempes. Abstraksi: Setelah dilihat ternyata bensin masih cukup untuk sampai nanti bertemu pom bensin. Berarti masalah mobil mogok ada pada ban yang kempes, ini merupakan tahap abstraksi Algoritma:

5

selanjutnya saat ban kita kempes yang pertama kita harus menggunakan dongkrak, untuk mendongkrak mobil, kemudian melepas baut dan menggantinnya dengan ban baru kemudian memasang baut pada ban setelah ban yang kempes diganti dengan ban yang baru nah ini adalah pemikiran algoritma. 2. Proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam manajemen perusahaan. Dekomposisi: Manajer perusahaan menganalisis data penjualan produk dan memecah masalah penjualan produk menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana seperti analisis tren penjualan, analisis kompetitor, dan analisis pasar Abstraksi: Menyederhanakan informasi yang diperoleh dari data penjualan produk dengan menemukan pola-pola yang menunjukkan tren penjualan produk yang relevan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan. Pengenalan pola: Menemukan pola-pola dalam data penjualan produk dan menggunakannya untuk memprediksi tren penjualan masa depan. Algoritma: Setelah menganalisi tren penjualan produk, analisis competitor dan analisis pasar, manajer perusahaan mampu mengambil keputusan yang tepat, misalnya menentukan jumlah produk yang harus diproduksi, menentukan harga jual produk, dan menentukan strategi pemasaran yang tepat B. Jawaban yang kurang tepat 1. Proses pengambilan keputusan dalam mengidentifikasi mobil mogok Abstraksi: selanjutnya abstraksi saat ban kita kempes yang pertama kita harus menggunakan dongkrak, untuk mendongkrak mobil Algoritma: kemudian melepas baut dan menggantinnya dengan ban baru kemudian memasang baut pada ban setelah ban yang kempes diganti dengan ban yang baru nah ini adalah pemikiran algoritma. 2. Proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam manajemen perusahaan. Pengenalan pola: Menemukan pola-pola yang menunjukkan tren penjualan produk tertentu. Algoritma: Manajer mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan hasil analisis tersebut, misalnya menentukan jumlah produk yang harus diproduksi, menentukan harga jual produk, dan menentukan strategi pemasaran yang tepat.

6

2. Demonstrasi Kontekstual Nama/No. Kelompok:

Kelompok 3B:

No. Induk / Nama Mahasiswa:

1. Khori Nurlita 2. Mita Dwifitria Rahayu

Feedback/pertanyaan:

Tanggapan/solusi:

Apakah menurut kalian bermain rubrik termasuk penerapan CT?

Menurut kami iya, bermain rubik termasuk penerapan Computational Thinking. Bermain rubik memerlukan kemampuan untuk memecahkan masalah secara logis dan sistematis, membuat rencana dan strategi, dan melakukan iterasi atau perulangan dalam mencari solusi dengan melibatkan kemampuan untuk mengenali pola dan menerapkan algoritma.

3. Aksi Nyata 1. Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini? Jawab : Saya mempunyai target bahwa setelah mempelajari secara mendalam tentang CT ini maka saya mampu menerapkan kemampuan berpikir komputasi dalam menghadapi berbagai persoalan di kehidupan sehari-hari yang akan saya jalani. Setelah saya menguasai Teknik berpikir CT, maka saya akan menerapkannya dengan cara mengintegerasikan pemikiran CT di dalam kegiatan pembelajaran yang akan saya berikan kepada peserta didik agar mereka memiliki kemampuan berpikir CT sehingga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan baik dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari dan menemukan solusi yang efektif dan efisien. 2. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT? Jawab : Saya mendapatkan banyak pelajaran baru dari pembelajaran CT ini, salah satunya yaitu saya menjadi mengerti bahwa ketika kita dihadapkan dengan suatu permasalahan, kita harus mampu menyelesaikannya dengan cara berfikir kritis ala Computational Thinking. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang sedang kita hadapi (Abstraction). Setelah mengidentifikasi masalah, kita harus mampu membreakdown permasalahan tersebut (Decomposition). Setelah permasalahan di bagi menjadi hal-hal yang lebih sederhana, 7

kita harus mengenali pola-pola dalam permasalahan yang terjadi (Pattern recognition). Setelah memahami pola, langkah selanjutnya adalah kita harus merumuskan penyelesaian masalah atau problem solving seefektif dan seefisien mungkin dengan cara berpikir algoritmis (Algorythm). Selain itu saya memahami bahwa CT bukanlah hal yang terpisah dari kurikulum, melainkan terintegrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. 3. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam kehidupan Anda? Jawab : CT sangatlah penting untuk dimiliki oleh kita sebagai individu dan sebagai seorang pendidik. Sebagai individu, CT akan membuat kita berfikir secara logis, kritis dan terbuka ketika dihadapkan oleh suatu permasalahan dan kita mampu merancang penyelesaiannya seefisien mungkin. Sebagai seorang pendidik, CT sangat penting kita pahami agar dapat menularkan kemampuan berpikir komputasi kepada peserta didik melalui kegiatan pembelajaran. 4. Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT? Jawab : Saya merasa sangat terkesan dengan mata kulih CT dan tertarik mempelajari CT lebih lanjut karena CT membuat kita sadar bahwa ilmu berpikir komputasi sangat luas cakupannya dan dapat digunakan diberbagai aspek kehidupan. 5. Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti kuliah ini? Jika ada, tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk mengantisipasinya? Jawab : Kendala yang saya alami adalah pada awalnya saya merasa kesulitan dalam memahami apa itu CT karena di Indonesia sendiri, Computational Thinking baru diperkenalkan secara eksplisit setelah kebijakan Mentri Pendidikan Bapak Nadiem Makarim diberlakukan. Namun setelah mempelajari lebih lanjut, ternyata CT sebenarnya sudah terintegrasi di dalam sintaks model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga lebih mudah untuk memahami bahwa CT adalah kemampuan berpikir secara runtut dan terbuka dalam melakukan penyelesaian berbagai permasalahan (problem solving) dan perlu diterapkan dalam kurikulum kita.

8

TOPIK 2 CT DALAM KURIKULUM

1. Mulai Dari Diri Pertanyaan Reflektif Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT di dalam Kurikulum Merdeka?

Respon Menurut saya, keberadaan CT di dalam Kurikulum Merdeka sangatlah bagus. Karena saat ini kita mulai memasuki era industri 4.0 menuju 5.0 yang dicirikan dengan otomatisasi pekerjaan menggunakan robot dan teknologi. Di masa mendatang kemunculan robot dan teknologi otomatisasi ini akan semakin masif. Sehingga kita harus menyiapkan “skill” yang lebih terlatih untuk lingkungan berbasis robot dan teknologi atau era digital, dengan cara menerapkan Computational thinking dalam pembelajaran. Karena dengan adannya CT dalam kurikulum Merdeka nantinya akan melatih cara berpikir atau literasi berpikir pendidik dan peserta didik yang logis dan kritis seperti CT dan nantinya dapat membantu Pemulihan Pembelajaran. Karena CT berada dalam kurikulum, CT Di Indonesia CT sudah mulai diterapkan dipandang sebagai sesuatu yang perlu oleh beberapa Lembaga Pendidikan, bahkan dipelajari oleh peserta didik. Menurut Anda, pemerintah sendiri sudah memasukkannya mengapa CT tidak diberikan sebagai mata ke dalam kurikulum nasional yang dikenal pelajaran tersendiri? dalam mata pelajaran Informatika meskipun sebenarnya CT dapat diterapkan hampir di semua mata pelajaran tergantung sejauh mana kreativitas dari guru dalam membuat atau menciptakan soal/kasus yang mengarah pada CT. Menurut saya mengapa CT tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri, karena CT adalah literasi berpikir yang perlu dilatih secara terus-menerus, maka tidak cukup hanya dilatih pada mata pelajaran Informatika atau mata pelajaran CT saja. Sehingga CT sangat disarankan diintegrasikan pada seluruh mata pelajaran lain. Karena dengan mempelajari CT dan menerapkannya di semua mata pelajaran, harapannya CT mampu memberdayakan cara berpikir dan mampu mengaitkan 9

masalah dan menemukan solusi dari semua aspek mata pelajaran dan kehidupan, oleh karena itu CT menjadi salah satu bagian penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Pada saat Anda membaca referensi-referensi Bagian menarik adalah ketika saya yang ditugaskan oleh dosen Anda, bagian menjumpai suatu masalah, saya dituntut mana yang: untuk mampu menyelesaikan masalah • Paling menarik untuk Anda? Mengapa? tersebut dengan cara berpikir CT. sedangkan • Paling sulit untuk diajarkan? Mengapa? bagian tersulit dalam mengajarkan CT adalah mengeintegrasikan CT dalam pembelajaran dikelas dan menemukan contoh dan menjelaskan langkah-langkah yang mudah difahami oleh peserta didik nantinnya. Karena berpikir komputasi (CT) merupakan hal yang baru, maka perlu banyak berlatih untuk penerapannya dalam menyelesaikan permasalahan di kehidupan sehari-hari 2. Eksplorasi Konsep Nama/NIM Fase (E) CP

Kata-kata atau istilah yang belum diketahui maknannya 1. Data diskrit

2. Mendisposisikan

Khori Nurlita Biologi Kelas X Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi algoritmik standar pada kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam sistem komputer, untuk menghasilkan beberapa solusi persoalan dengan data diskrit bervolume besar Makna yang didapat setelah mencari tahu lebih lanjut mengenai/istilah tersebut: 1. Data diskrit adalah jenis data yang hanya dapat diambil dari sejumlah nilai yang terbatas dan tidak dapat diukur secara kontinu. Contoh data diskrit adalah jumlah siswa dalam kelas, jumlah buah apel dalam sebuah keranjang, dll. Sedangkan data kontinu adalah data yang dapat diambil dari segala nilai di antara dua nilai tertentu, seperti berat badan, suhu, dll. 2. Disposisi adalah proses mengelola atau mengatasi sesuatu, biasanya dalam konteks administrasi atau pengelolaan sumber daya. Dalam hal ini, disposisi dapat diartikan sebagai tindakan atau langkah yang diambil untuk mengatasi atau menyelesaikan sesuatu, seperti 10

menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengatasi permasalahan. Dalam bidang administrasi, disposisi sering digunakan untuk menyelesaikan masalah atau permintaan yang diterima oleh sebuah organisasi. Contohnya, dalam konteks surat masuk, disposisi dapat berarti mengirimkan surat kepada orang yang tepat untuk ditindaklanjuti atau menyimpan surat dalam arsip untuk referensi di masa depan. 3. Justifikasi efisiensi

3. Justifikasi efisiensi adalah proses untuk menunjukkan bahwa suatu tindakan atau proyek akan menghasilkan efisiensi yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Efisiensi dalam hal ini dapat diartikan sebagai penghematan biaya atau peningkatan produktivitas. Dalam proses justifikasi efisiensi, data yang digunakan biasanya berupa analisis biaya-manfaat, analisis payback period dan analisis rate of return. Dengan menggunakan data ini, dapat ditentukan apakah suatu proyek atau tindakan memang layak untuk dilakukan dari segi efisiensi.

4. Strategi algoritmik

4. Strategi algoritmik adalah sebuah pendekatan yang menggunakan algoritma atau serangkaian instruksi yang diprogram untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Algoritma ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti keuangan, teknologi, ilmu data dan lainnya. Misalnya, dalam bidang teknologi, algoritma dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem atau membuat sistem yang lebih efisien. Contohnya, dalam bidang pengenalan wajah, algoritma dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat akurasi dalam mengenali wajah.

11

Secara umum, strategi algoritmik digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Tuliskan pemaknaan mengenai CP tersebut setelah Anda memahami setiap istilah yang terdapat pada CT tersebbut: • Data diskrit adalah jenis data yang hanya dapat diambil dari sejumlah nilai yang terbatas dan tidak dapat diukur secara kontinu. • Disposisi adalah proses mengelola atau mengatasi sesuatu, biasanya dalam konteks administrasi atau pengelolaan sumber daya. • Justifikasi efisiensi adalah proses untuk menunjukkan bahwa suatu tindakan atau proyek akan menghasilkan efisiensi yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. • Strategi algoritmik adalah pendekatan yang menggunakan algoritma untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan tertentu dengan cara meningkatkan efisiensi dan akurasi. 3. Ruang Kolaborasi Nama/NIM anggota 1 Nama/NIM anggota 2

: Khori Nurlita : Mita Dwifitria R.

Fase (A/B/C/D/E/F) CP

:E : Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi algoritmik standar pada kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam sistem komputer, untuk menghasilkan beberapa solusi persoalan dengan data diskrit bervolume besar

Istilah dan makna dari kata-kata yang sudah disepakati oleh kelompok: 1. Data diskrit: Data yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut hanya memiliki nilai-nilai yang terbatas dan dapat dihitung. Data ini tidak terus menerus atau tidak memiliki nilai-nilai yang tidak terbatas. Contohnya, data jumlah siswa dalam kelas, jumlah buah apel dalam sebuah keranjang hanya dapat memiliki nilainilai yang terbatas seperti 10, 20, atau 30 siswa/apel, tidak memiliki nilai-nilai seperti 10,5 atau 20,75 siswa/apel. 2. Strategi algoritmik: kumpulan prinsip dan metode untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan algoritmik, yang merupakan bagian dari Capaian Pembelajaran Computational Thinking fase E. Strategi ini mencakup analisis masalah, perancangan algoritma, pemrograman, pengujian dan debug, serta evaluasi hasil, dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan pemikiran komputasional yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien di berbagai bidang. Kata-kata yang dipahami sebagai makna yang berbeda oleh anggota kelompok. Diskusikan lebih lanjut tentang perbedaan makna tersebut! Diskusikan juga dengan konsep pada saat eksplorasi konsep! a) Kata-kata yang dipahami sebagai makna yang berbeda oleh anggota kelompok: ➢ Strategi algoritmik 12





Menurut Khori: Strategi algoritmik adalah sebuah pendekatan yang menggunakan algoritma atau serangkaian instruksi yang diprogram untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Algoritma ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti keuangan, teknologi, ilmu data dan lainnya. Misalnya, dalam bidang teknologi, algoritma dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem atau membuat sistem yang lebih efisien. Contohnya, dalam bidang pengenalan wajah, algoritma dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat akurasi dalam mengenali wajah. Secara umum, strategi algoritmik digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Menurut saya (Mita): "Strategi algoritmik" dalam fase E dari "Capaian Pembelajaran Computational Thinking" mengacu pada kumpulan prinsip dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan algoritmik. Ini meliputi konsep seperti analisis masalah, perancangan algoritma, pemrograman, pengujian dan debug, serta evaluasi hasil. Tujuan dari menggunakan strategi ini adalah untuk mengembangkan keterampilan pemikiran komputasional yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien dalam berbagai bidang.

b) Hasil diskusi tentang perbedaan makna “Strategi algoritmik” Kedua pemahaman strategi algoritmik tersebut berbeda dalam fokus dan ruang lingkupnya. Pemahaman Mita lebih terfokus pada pengembangan keterampilan pemikiran komputasional untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien dengan menggunakan pendekatan algoritmik di berbagai bidang. Sementara itu, pemahaman Khori lebih fokus pada penggunaan algoritma sebagai sebuah pendekatan untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan tertentu di berbagai bidang, seperti teknologi, keuangan, dan ilmu data. Tuliskan pemaknaan mengenai CP yang dibahas di kelompok, sesuai pemahaman bersama seluruh anggota kelompok! Pada akhir fase E, peserta didik diharapkan memiliki keterampilan pemikiran komputasional yang memungkinkan mereka menggunakan strategi algoritmik secara efektif dalam menyelesaikan persoalan di berbagai bidang, baik dalam kehidupan seharihari maupun dalam sistem komputer, sehingga mampu menghasilkan solusi yang efektif dan efisien.

4. Demonstrasi Nama/NIM: Khori Nurlita/22130612054 Fase Istilah yang baru Makna dari istilah diketahui maknannya E Strategi algoritmik Strategi algoritmik adalah proses pemecahan masalah yang berfokus pada pengembangan serangkaian instruksi atau langkah-logis yang 13

dapat diikuti oleh komputer untuk menyelesaikan masalah atau tugas tertentu. Strategi ini melibatkan pemahaman masalah, analisis masalah, perumusan algoritma, implementasi algoritma, dan pengujian algoritma. Dengan menggunakan strategi algoritmik ini, seseorang dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah, menemukan solusi yang efektif dan efisien, dan mengimplementasikan solusi dalam bentuk program yang dapat dijalankan oleh komputer. Data diskrit Data diskrit adalah jenis data dalam computational thinking yang hanya dapat mengambil nilai-nilai terbatas dan terdefinisi dengan jelas. Data ini terpisah dan diskontinu, yang berbeda dengan data kontinu yang dapat memiliki nilai di antara nilainilai tertentu. Contoh data diskrit termasuk bilangan bulat, angka 0 atau 1 dalam sistem biner, atau kode pos. Tuliskan pemahaman yang Anda dapat dari presentasi rekan Anda mengenai CP CT pada fase yang berbeda dari fase yang Anda kerjakan dalam kelompok! Fase Pemaknaan CP E Pada akhir fase E, peserta didik diharapkan memiliki keterampilan pemikiran komputasional yang memungkinkan mereka menggunakan strategi algoritmik secara efektif dalam menyelesaikan persoalan di berbagai bidang, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam sistem komputer, sehingga mampu menghasilkan solusi yang efektif dan efisien 5. Aksi Nyata 1. Bagaimana perasaan Anda saat menelaah lebih lanjut mengenai CP CT dalam pertemuan kuliah ini? Jawab: Perasaan saya saat menelaah mengenai CP CT, saya menjadi sadar bahwa ada banyak hal yang belum saya ketahui dan perlu saya ketahui lebih lanjut tentang CT, dan saya merasa terpacu untuk memahami dan mengaplikasikannya ke dalam CP Biologi Fase E. Dalam CP CT yang cocok dengan CP Biologi Fase E, dijelaskan bahwa penyelesaian masalah dengan menggunakan strategi algoritmik standar. Ini berarti bahwa peserta didik mempelajari cara memecahkan masalah dengan menggunakan sekumpulan instruksi atau langkah-langkah yang ditulis secara sistematis dan efektif. 2. Tuliskan pengetahuan-pengetahuan baru yang Anda dapatkan dari pertemuan ini.

14

Jawab: Pengetahuan baru yang saya peroleh dari pertemuan ini adalah, pemahaman tentang strategi algoritmik untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dengan langkah-langkah sederhana namun efektif dan efisien, serta saya menyadari bahwa berpikir komputasional yang kita aplikasikan bukan hanya berfokus pada hasil output, tetapi juga pada hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, CT tidak diajarkan, tetapi ditanamkan dalam diri setiap peserta didik agar mereka mampu menyelesaikan masalah dengan solusi alternatif yang mereka ciptakan dan memilih solusi yang paling efektif dan efisien.

15

TOPIK 3 CT DALAM PROBLEM SOLVING

Sub Topik 1 1. Lembar Kerja Mahasiswa Pada Eksplorasi Konsep (02.04) Nama/NIM

: Khori Nurlita Mita Dwifitria R./22130611928 Jenjang/Mata pelajaran : SMA Judul Soal : Memindahkan Dadu No Pertanyaan 1 Tuliskan solusi untuk masing-masing soal!

Jawaban Jawaban sisi dadu yang ada di permukaan atas saat mencapai petak hijau di ujung pada jenjang SMA adalah 4 titik.

2



Tuliskan langkah-langkah berpikir anda hingga mendapat solusi dari masing-masing soal! Jika anda menggunakan lebih dari satu cara berpikir, tuliskan pada jenjang mana anda menggunakan cara berpikir tersebut!

Cara berpikir Ide: Anda mengenali pola gerakan dadu maju, mundur, ke samping kanan atau ke samping kiri dalam mencapai petak hijau di ujung pada jenjang SMA.

Langkah: 1. Tentukan pola gerakan dadu: a) Bila dadu bergerak maju atau mundur, maka; - Sisi dadu bagian atas, bawah, depan dan belakang yang bergerak, - Sisi kanan dan kiri dadu tetap berada diposisinya; b) Bila dadu bergerak ke samping kanan atau kiri, maka; - Sisi dadu bagian kanan, kiri, atas dan bawah yang bergerak, - Sisi depan dan belakang dadu tetap berada diposisinya. 2. Simulasikan gerakan dadu dari petak satu ke petak berikutnya yang ada pada jenjang SMA. Berikut ini adalah posisi 3 sisi dadu yang terlihat pada gambar dalam soal

16

3. Dari hasil simulasi, saat dadu berada di petak hijau di ujung, posisi sisi 3 titik dadu berada di bawah yang berlawanan dengan sisi dadu yang diatas. Jadi sisi dadu yang berada di atas adalah sisi 4 titik dadu • Dekomposisi: Dalam menyelesaikan persoalan ini, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu sisi dadu yang belawanan dengan sisi dadu yang terlihat pada gambar soal dan pola pergerakan dadu. • Pengenalan Pola: Anda perlu mengenali pola pergerakan dadu dari petak satu ke petak berikutnya dalam mencapai petak hijau di ujung pada jenjang SMA. • Algoritma: Untuk menemukan solusi dari persoalan ini, Anda perlu mensimulasikan pola pergerakan dadu. Contohnya pada kehidupan sehari-hari adalah • Permainan ular tangga • Permainan monopoli.

3

Identifikasi 4 fondasi CT yang anda gunakan dalam menyelesaikan persoalan ini!

4

Adakah contoh pada kehidupan sehari-hari yang mengimplementasikan konsep yang ada pada soal ini? Tuliskan perbedaan Kesulitan dalam soal SD, SMP, dan SMA berkaitan kompleksitas persoalan dengan jumlah dan bentuk lintasan atau petak. Jenjang untuk masing-masing semakin tinggi, maka jumlah dan bentuk petak jenjang yang terdapat di soal semakin banyak dan rumit. ini! • SD memiliki 5 petak dengan bentuk bergulir 3 petak ke depan, kemudian 2 petak ke samping kanan. • SMP memiliki 7 petak, dengan bentuk bergulir 3 petak ke depan, kemudian 2 petak ke samping kanan, 1 petak mundur, dan 1 petak ke samping kanan. • SMA memiliki 9 petak, dengan bentuk bergulir 3 petak ke depan, 2 petak ke samping kanan, 1 petak mundur, 1 petak ke samping kanan, dan 2 petak mundur.

5

17

2. Ruang Kolaborasi Nama/NIM

: Khori Nurlita Mita Dwifitria R. Jenjang/Mata pelajaran : SMA Judul Soal : Memindahkan Dadu No Pertanyaan Jawaban 1 Tuliskan solusi untuk Jawaban sisi dadu yang ada di permukaan atas saat masing-masing soal! mencapai petak hijau di ujung pada jenjang SMA adalah 4 titik. 2

Tuliskan langkah-langkah berpikir anda hingga mendapat solusi dari masing-masing soal! Jika anda menggunakan lebih dari satu cara berpikir, tuliskan pada jenjang mana anda menggunakan cara berpikir tersebut!



Cara berpikir Ide: Anda mengenali pola gerakan dadu maju, mundur, ke samping kanan atau ke samping kiri dalam mencapai petak hijau di ujung pada jenjang SMA. Langkah: 1. Tentukan pola gerakan dadu: c) Bila dadu bergerak maju atau mundur, maka; - Sisi dadu bagian atas, bawah, depan dan belakang yang bergerak, - Sisi kanan dan kiri dadu tetap berada diposisinya; d) Bila dadu bergerak ke samping kanan atau kiri, maka; - Sisi dadu bagian kanan, kiri, atas dan bawah yang bergerak, - Sisi depan dan belakang dadu tetap berada diposisinya. 2. Simulasikan gerakan dadu dari petak satu ke petak berikutnya yang ada pada jenjang SMA. Berikut ini adalah posisi 3 sisi dadu yang terlihat pada gambar dalam soal

3.

Dari hasil simulasi, saat dadu berada di petak hijau di ujung, posisi sisi 3 titik dadu berada di 18

bawah yang berlawanan dengan sisi dadu yang diatas. Jadi sisi dadu yang berada di atas adalah sisi 4 titik dadu • Dekomposisi : Dalam menyelesaikan persoalan ini, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu sisi dadu yang belawanan dengan sisi dadu yang terlihat pada gambar soal dan pola pergerakan dadu. • Pengenalan Pola : Anda perlu mengenali pola pergerakan dadu dari petak satu ke petak berikutnya dalam mencapai petak hijau di ujung pada jenjang SMA. • Algoritma : Untuk menemukan solusi dari persoalan ini, Anda perlu mensimulasikan pola pergerakan dadu. Contohnya pada kehidupan sehari-hari adalah • permainan ular tangga • permainan monopoli.

3

Identifikasi 4 fondasi CT yang anda gunakan dalam menyelesaikan persoalan ini!

4

Adakah contoh pada kehidupan sehari-hari yang mengimplementasikan konsep yang ada pada soal ini? Tuliskan perbedaan Kesulitan dalam soal SD, SMP, dan SMA berkaitan kompleksitas persoalan dengan jumlah dan bentuk lintasan atau petak. Jenjang untuk masing-masing semakin tinggi, maka jumlah dan bentuk petak jenjang yang terdapat di soal semakin banyak dan rumit. ini! • SD memiliki 5 petak dengan bentuk bergulir 3 petak ke depan, kemudian 2 petak ke samping kanan. • SMP memiliki 7 petak, dengan bentuk bergulir 3 petak ke depan, kemudian 2 petak ke samping kanan, 1 petak mundur, dan 1 petak ke samping kanan. • SMA memiliki 9 petak, dengan bentuk bergulir 3 petak ke depan, 2 petak ke samping kanan, 1 petak mundur, 1 petak ke samping kanan, dan 2 petak mundur.

5

Tabel 2.1 Penilaian Teman Kelompok Penilaian dari Teman Kelompok Kriteria penilaian Anggota 1 (Kel 3A) Apakah cara Dapat dipahami mengerjakan soal yang dituliskan dapat dipahami? Apakah cara Sudah lengkap mengerjakan sudah lengkap?

Anggota 2 (Kel 3C) Dapat dipahami

Cukup lengkap

19

Apakah cara mengerjakan dapat diikuti tanpa menimbulkan keambiguan? Apakah 4 fondasi CT yang ditulis benar? Apakah 4 fondasi CT yang dituliskan dijelaskan dengan lengkap? Apakah contoh masalah sehari-hari yang dituliskan sesuai dengan persoalan yang diselesaikan?

Dapat diikuti

Dapat diikuti

Sudah benar

Sudah benar

Lengkap

Lengkap

Cukup sesuai

Cukup sesuai

Tabel 2.2: Perbaikan yang perlu dilakukan Nomor Soal

Hal yang perlu diperbaiki

1. Soal Dadu SMA

Fondasi CT

Masukan atau saran perbaikan Perbaikan fondasi VT sebaiknya tidak menggunakan pengenalan pola

Tabel 2.3: Rubrik Penilaian untuk Masing-masing kriteria A = Sangat Baik Jika ketiga soal memenuhi kriteria

B = Baik Jika hanya 2 soal yang memenuhi kriteria

C = Cukup Jika hanya 1 soal yang memenuhi kriteria

D = Kurang Jika ketiga-tigannya tidak memenuhi kriteria

3. Demonstrasi Kontekstual 1. Klara menyukai bunga. Ia ingin membeli sebuah karangan bunga di sebuah toko bunga. Toko itu hanya mempunyai 4 jenis bunga: Bunga Terompet

Bunga Lili

Bunga Tulip

Bunga Mawar

20

Pada setiap jenis bunga hanya tersedia 3 macam warna:

, Klara

ingin sebuah karangan bunga yang memenuhi syarat sebagai berikut. ➢ Setiap warna muncul dua kali. ➢ Jenis bunga yang sama harus berbeda warnanya. ➢ Paling banyak ada dua bunga untuk setiap jenis bunga.

Tantangan: Karangan bunga mana yang memenuhi syarat 1), 2) dan 3)? No 1

Pertanyaan Tuliskan solusi untuk soal tersebut

Jawaban Salah

satu

memecahkan adalah

cara

untuk

tantangan

dengan

ini

mengamati

posisi semua sisi bunga dengan mengamati 3 sisi saja, karena 3 sisi yang ditentukan

lainnya bisa berdasarkan sisi

yang berlawanan dengannya. Di buket A) ada 3 bunga berwarna putih, B) tiga mawar, di buket C) dua bunga dari jenis yang sama yaitu bunga terompet memiliki warna yang sama. 2

Tuliskan langkah-langkah berpikir

Soal ini merupakan salah satu

Anda hingga mendapatkan solusi

contoh pemecahan masalah

dari masing-masng soal! Jika anda

dengan mengamati hanya

menggunakan lebih dari satu cara

sebagian informasi disetiap

berpikir, tuliskan pada jenjang mana

tahap. Dengan melaksanakan

anda menggunakan cara berpikir

metode ini dapat mengurangi

tersebut

kerumitan dan penggunaan memori. Langkah ini sudah diprogram di Komputer.

21

3

Identifikasi 4 fondasi CT yang anda

4 fondasi yang digunakan

gunakan dalam menyelesaikan

adalah dekomposisi, pattern

persoalan ini!

abtraksi, algoritma Dekomposisi : Menentukan

lapiran

paling

dalam dari bunga tersebut. Pengenalan pola: Terdapat

petunjuk

posisi

susunan bunga dan warma bunga dan

menyamakan

petunjuk

tersebut. Algoritma : Menyusun bunga dan kesesuaian warna dengan memperhatikan petunjukyang telah dijabarkan 4

Adakah contoh pada kehidupan

Terdapat pada kegiatan sehari-

sehari-hari yang

hari dalam membuat roti. Dalam

mengimplementasikan konsep yang

pembuatan roti, kita harus

ada pada soal ini.

mengetahui langkah-langkah dan susunan roti isi didalam roti tersebut.

Sub Topik 2 1. Lembar Kerja Mahasiswa Pada Eksplorasi Konsep (02.04) Nama/NIM: Khori Nurlita/22130612054 Literasi Membaca Mengapa literasi membaca dibutuhkan oleh siswa? Literasi membaca dibutuhkan oleh siswa karena membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk belajar dan berhasil di sekolah, serta untuk sukses di kehidupan mereka di masa depan. Dengan membaca, siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca mereka, memperluas wawasan, meningkatkan kosakata, mengembangkan imajinasi, dan meningkatkan keterampilan

22

sosial mereka.

Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk mengerti, menggunakan, merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca juga mencakup siswa memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks. Apa makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam konteks literasi membaca? 1. Mengerti teks: Kemampuan untuk memahami makna yang terkandung dalam teks, termasuk memahami informasi yang disampaikan, melacak alur cerita, dan mengenali tujuan penulis dalam menulis teks tersebut. 2. Menggunakan teks: Kemampuan untuk menggunakan informasi yang terkandung dalam teks untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, atau melakukan tugas tertentu. Ini meliputi kemampuan untuk mengambil informasi yang relevan dari teks dan menerapkannya dalam situasi nyata. 3. Merefleksikan teks: Kemampuan untuk mempertimbangkan makna yang terkandung dalam teks secara kritis dan melihatnya dari berbagai sudut pandang. Ini meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi sudut pandang dan nilai-nilai yang terkandung dalam teks, serta menganalisis dampak teks tersebut pada pembaca. 4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks: Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri untuk terus belajar dan mengembangkan pemahaman tentang teks. Ini meliputi kemampuan untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat dalam diri sendiri untuk terus mempelajari teks secara lebih mendalam. Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca? Beberapa jenis teks yang umumnya digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca meliputi: 1. Teks Naratif: Jenis teks yang menceritakan sebuah cerita, biasanya dalam bentuk fiksi. Tujuannya adalah untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami alur cerita, karakter, dan konflik dalam cerita. 2. Teks Prosedural: Jenis teks yang memberikan instruksi atau langkahlangkah untuk melakukan sesuatu. Tujuannya adalah untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan instruksi yang diberikan.

23

3. Teks Eksplanasi: Jenis teks yang menjelaskan suatu konsep atau fenomena. Tujuannya adalah untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep ilmiah dan mengekstrak informasi penting dari teks. 4. Teks Argumen: Jenis teks yang mengajukan sebuah argumen atau pendapat, dan biasanya diikuti dengan alasan atau bukti untuk mendukungnya. Tujuannya adalah untuk menguji kemampuan siswa dalam mengenali dan mengevaluasi argumen serta menarik kesimpulan dari teks tersebut. 5. Teks Multimodal: Jenis teks yang menggunakan lebih dari satu media atau format, seperti gambar, grafik, atau video. Tujuannya adalah untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami teks yang kompleks dan mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber. Melalui berbagai jenis teks tersebut, tes PISA untuk literasi membaca bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca dengan pemahaman, menganalisis informasi, dan mengekstrak makna dari berbagai jenis teks. Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan sebagai contoh.

Level

Apa yang dapat dilakukan siswa

1b

Siswa dapat menemukan sebuah informasi yang mudah didapat dari sebuah teks sederhana. Informasi yang dicari biasanya sering diulang di dalam teks. Informasi yang dicari juga bisa dinyatakan dalam gambar dan grafik sehingga memudahkan siswa menemukan informasi tersebut.

1a

Siswa dapat mengidentifikasi informasi yang eksplisit dalam sebuah teks yang sederhana dan jelas. Mereka dapat memahami informasi yang diberikan secara langsung, tetapi mungkin kesulitan dalam menghubungkan atau mengintegrasikan informasi yang berbeda.

2

Siswa dapat mengidentifikasi informasi yang tersirat dan menarik kesimpulan sederhana dari teks yang lebih kompleks. Mereka dapat menggunakan pemahaman konteks untuk memahami makna dari teks.

3

Siswa dapat memahami teks yang kompleks dengan kesulitan sedang. Mereka dapat mengekstrak informasi yang penting dan menganalisis informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

24

4

Siswa dapat memahami teks yang kompleks dengan kesulitan tinggi dan menggunakan pemahaman mereka untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Mereka dapat membuat inferensi, mengevaluasi argumen, dan mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber.

5

Siswa dapat memahami dan mengevaluasi teks yang sangat kompleks dan abstrak. Mereka dapat melakukan analisis kritis dan membuat kesimpulan yang berdasarkan pemahaman yang mendalam.

6

Siswa dapat memahami dan mengevaluasi teks yang sangat kompleks dan abstrak, termasuk teks yang tidak biasa atau tidak dikenal. Mereka dapat melakukan analisis dan sintesis yang rumit, dan menggunakan pemahaman mereka untuk menghasilkan jawaban atau solusi yang orisinal.

02.04.01 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)

Nama/NIM: Khori Nurlita/22130612054 Literasi Matematika Mengapa literasi matematika dibutuhkan oleh siswa? Literasi matematika dibutuhkan oleh siswa karena matematika adalah subjek fundamental yang erat kaitannya dengan banyak aspek kehidupan sehari-hari dan memberikan keterampilan penting yang dibutuhkan dalam banyak profesi. Melalui literasi matematika, siswa dapat memahami konsep dasar matematika, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, meningkatkan kemampuan dalam karir, serta mengembangkan keterampilan hidup sehari-hari seperti mengelola anggaran. Pengertian dari literasi matematika 2012 juga digunakan pada tahun 2015 dan 2018. Literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk memformulasikan sebuah situasi secara matematika, menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran matematika, dan menginterpretasikan hasil matematika untuk berbagai konteks. Apa makna dari masingmasing istilah berikut ini dalam literasi matematika? 1. Memformulasikan sebuah situasi secara matematika: Situasi matematika adalah sebuah situasi yang melibatkan masalah matematika atau konsep matematika. Situasi ini dapat berupa persoalan nyata yang memerlukan pemecahan menggunakan matematika, atau situasi yang diciptakan untuk tujuan pembelajaran atau eksperimen.

25

2. Menggunakan konsep, fakta, prosedur dan penalaran matematika: Kata “menggunakan” dalam definisi literasi matematika mengacu pada individu yang mampu menerapkan matematika konsep, fakta, prosedur, dan penalaran untuk memecahkan masalah Yang diformulasikan matematis untuk memperoleh kesimpulan matematika. Dalam proses menggunakan konsep matematika, fakta, prosedur dan alasan untuk memecahkan masalah, siswa melakukan prosedur matematika yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dan menemukan solusi matematika (misalnya: melakukan perhitungan aritmatika, memecahkan persamaan, membuat deduksi logis dari asumsi matematis, melakukan manipulasi simbolik, mengekstraksi informasi matematika dari tabel dan grafik, mewakili dan memanipulasi bentuk dalam ruang, dan menganalisis data). 3. Menginterpretasikan hasil matematika: Menginterpretasikan hasil matematika dalam literasi matematika adalah kemampuan untuk memahami dan menjelaskan arti dari hasil yang diperoleh dari masalah matematika yang diselesaikan atau dari data yang dianalisis menggunakan konsep matematika. Interpretasi hasil matematika melibatkan proses analisis, pemahaman dan menjelaskan hasil tersebut dalam konteks yang relevan. Terdapat 6 level progress pada literasi matematika. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level

Apa yang dapat dilakukan siswa

1

Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan konteks yang umum serta semua informasi yang relevan tersedia dengan jelas. Mampu mengidentifikasi informasi dan menerima semua petunjuk berdasarkan intruksi yang jelas pada situasi yang ada. Mampu menunjukkan suatu tindakan sesuai dengan simulasi yang diberikan.

2

Siswa mampu menafsirkan dan mengenali situasi dengan konteks yang memerlukan kesimpulan langsung. Mampu memilah informasi yang relevan dari sumber yang tunggal dan menggunakan cara penyajian tunggal. Mampu mengerjakan algoritma dasar, menggunakan rumus, melaksanakan prosedur, atau kesepakatan dalam memecahkan masalah. Mampu menyimpulkan secara tepat dari hasil penyelesainnya.

3

Siswa mampu melaksanakan prosedur dengan jelas, termasuk prosedur yang memerlukan keputusan yang berurutan. Mampu memilih dan menerapkan strategi memecahkan masalah yang sederhana. Mampu menginterpretasikan dan menggunakan representasi berdasarkan informasi yang berbeda. Mampu

26

menjabarkan berdasarkan hasil interpretasi dan alasan mereka. 4

Siswa mampu mengerjakan dengan metode tertentu secara efektif dalam situasi yang kompleks tetapi konkret yang mungkin melibatkan hambatanhambatan atau membuat asumsi-asumsi. Mampu memilih dan menggunakan representasi yang berbeda termasuk pada simbol. Mampu menggunakan keterampilan dan pengetahuannya pada konteks yang jelas. Mampu menjelaskan pendapatnya berdasarkan pada pemahaman, alasan, dan rumusan mereka.

5

Siswa mampu mengembangkan dan bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks, mengidentifikasi masalah, dan menetapkan asumsi. Mampu memilih, membandingkan, dan mengevaluasi strategi untuk memecahkan masalah yang kompleks yang berhubungan dengan model. Mampu menggunakan pemikiran dan penalarannya serta secara tepat menghubungkan representasi simbol dengan situasi yang dihadapi. Mampu menjabarkan dan merumuskan hasil pekerjaannya.

6

Siswa mampu membuat konsep, generalisasi, dan menggunakan informasi berdasarkan penelaahan dan pemodelan dalam situasi yang kompleks. Mampu menghubungkan dan menerjemahkan sumber informasi berbeda dengan fleksibel. Mampu menerapkan pemahamannya dengan penguasaan simbol dan operasi matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru dalam menghadapi situasi baru. Mampu merumuskan hasil pekerjaannya dengan tepat dengan mempertimbangkan penemuannya, penafsiran, dan ketepatan pada situasi nyata.

02.04.02 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)

Nama/NIM: Khori Nurlita/22130612054 Literasi Sains Mengapa literasi sains dibutuhkan oleh siswa? Literasi sains dibutuhkan oleh siswa karena dapat mengembangkan pola pikir dan perilaku siswa serta membangun karakter manusia untuk peduli, bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, alam semesta serta terhadap masalah yang dihadapi masyarakat modern saat ini.

27

Literasi sains adalah kemampuan untuk terlibat aktif dalam masalah dan ide yang berhubungan dengan sains. Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki literasi dalam sains adalah kemampuan untuk menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dan menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah. Jelaskan masing-masing kompetensi di bawah ini! 1. Menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah: Siswa mampu menceritakan sebuah kejadian berdasarkan logika logika ilmiah yang diketahuinya. Jadi proses yang diceritakan bukan dari opini pribadinya tetapi mampu menceritakan berdasarkan fakta secara ilmiah 2. Mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah: Bila seorang siswa mampu menceritakan kejadian dengan ilmiah maka tentunya siswa juga akan mampu mengevaluasi dari suatu kejadian dan mampu memberikan pertanyaan-pertanyaan secara ilmiah 3. Menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah: Siswa mampu memberikan kesimpulan terkait suatu data dan memberikan bukti buktinya dengan fakta yang ilmiah sesuai dengan data yang diminta Terdapat 6 level progress pada literasi sains. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level

Apa yang dapat dilakukan siswa

1b

Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan konteks yang umum serta semua informasi yang relevan tersedia dengan jelas. Mampu mengidentifikasi informasi dan menerima semua petunjuk berdasarkan intruksi yang jelas pada situasi yang ada. Mampu menunjukkan suatu tindakan sesuai dengan simulasi yang diberikan.

1a

Siswa mampu menafsirkan dan mengenali situasi dengan konteks yang memerlukan kesimpulan langsung. Mampu memilah fakta fakta yang relevan dari sumber yang tunggal dan menggunakan cara penyajian tunggal. Mampu mengerjakan soal terkait infromasi sains, melaksanakan prosedur, atau kesepakatan dalam memecahkan masalah. Mampu menyimpulkan secara tepat dari hasil penyelesainnya.

2

Siswa mampu melaksanakan prosedur dengan jelas, termasuk prosedur yang memerlukan keputusan yang berurutan. Mampu memilih dan menerapkan strategi memecahkan masalah yang sederhana. Mampu menginterpretasikan

28

dan menggunakan representasi berdasarkan informasi yang berbeda. Mampu menjabarkan berdasarkan hasil interpretasi dan alasan mereka. 3

Siswa mampu mengerjakan dengan metode tertentu secara efektif dalam situasi yang kompleks tetapi konkret yang mungkin melibatkan hambatan-hambatan atau membuat asumsi-asumsi. Mampu memilih dan menggunakan representasi yang berbeda termasuk pada simbol. Mampu menggunakan keterampilan dan pengetahuannya pada konteks yang jelas. Mampu menjelaskan pendapatnya berdasarkan pada pemahaman, alasan, dan rumusan mereka.

4

Siswa mampu mengembangkan dan bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks, mengidentifikasi masalah, dan menetapkan asumsi. Mampu memilih, membandingkan, dan mengevaluasi strategi untuk memecahkan masalah yang kompleks yang berhubungan dengan model. Mampu menggunakan pemikiran dan penalarannya serta secara tepat menghubungkan representasi simbol dengan situasi yang dihadapi. Mampu menjabarkan dan merumuskan hasil pekerjaannya.

5

Siswa mampu membuat konsep, generalisasi, dan menggunakan informasi berdasarkan penelaahan dan pemodelan dalam situasi yang kompleks. Mampu menghubungkan dan menerjemahkan sumber informasi berbeda dengan fleksibel. Mampu menerapkan pemahamannya dengan penguasaan simbol dan operasi matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru dalam menghadapi situasi baru. Mampu merumuskan hasil pekerjaannya dengan tepat dengan mempertimbangkan penemuannya, penafsiran, dan ketepatan pada situasi nyata.

6

Siswa mampu mengerjakan dengan metode tertentu secara efektif dalam situasi yang kompleks tetapi konkret yang mungkin melibatkan hambatan-hambatan atau membuat asumsi-asumsi. Mampu memilih dan menggunakan representasi yang berbeda termasuk pada simbol. Mampu menggunakan keterampilan dan pengetahuannya pada konteks yang jelas. Mampu menjelaskan pendapatnya berdasarkan pada pemahaman, alasan, dan rumusan mereka.

02.04.03 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)

29

Nama/NIM: Khori Nurlita/22130612054 Literasi Finansial Mengapa literasi finansial dibutuhkan oleh siswa? Literasi finansial dibutuhkan oleh siswa karena pengetahuan dan pengalaman keuangan yang ditanamkan akan terinternalisasi dalam diri siswa sehingga membentuk karakter dan kebiasaan mengelola keuangan mereka di masa depan sebagai suatu budaya baik, seperti mengenal makna uang, kebiasaan menabung, hingga mendahulukan kebutuhan dari keinginan bahkan nilai-nilai berbagi. Seseorang yang memiliki literasi finansial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan, motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya untuk membuat keputusan yang efektif pada berbagai konteks masalah-masalah finansial. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat. Literasi finansial juga memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Jelaskan apa makna dari istilah-istilah berikut ini: 1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial: Siswa memiliki dasar ilmu terkait resiko finansial, yaitu kemungkinan uang hilang atau potensi terjadi kerugian yang bersifat moneter (dapat diukur dengan uang). Risiko keuangan bisa menimpa siapa saja, misalnya individu, berkelompok seperti perusahaan dan juga pemerintah. 2. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial: Setelah memiliki dasar pengetahuan terkait finansial, maka “kemampuan” disini memiliki arti mampu dalam menerapkan pengetahuan tersebut kedalam masalahmasalah finansial yang muncul. 3. Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial: Rasa mantap dan percaya diri tentunya harus dimiliki siswa yang sudah menerapkan finansial ini. Perasaan yang percaya diri sangat mempengaruhi kondisi seseorang dalam menghadapi berbagai permasalahan yang muncul. 4. Berbagai konteks masalah-masalah finansial: Ketika menggeluti suatu kegiatan pasti akan muncul masalah. Masalah ini nantinya bisa membawa ke sudut pandang yang positif maupun negatif. Maka pentingnya tahap memiliki rasa percaya diri adalah ketika mereka menghadapi masalah tidak akan sedih

30

terlalu lama dan bisa berintropeksi kepada diri sendiri 5. Meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat: Mampu menyelesaikan masalah itu salah satu dalam meningkatkan kualitas kehidupan finansial. Hingga seseorang kedepannya menjadi pribadi yang lebih memiliki kehidupan finansial yang lebih matang 6. Memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi: Siswa yang sudah memiliki berbagai pengalaman, baik pengalaman positif maupun negatif akan memiliki mental yang lebih siap dalam menghadapi permasalahan finansial yang muncul. Bahkan akan sangat dimungkinkan siswa tersebut untuk berkontribusi kedalam kegiatan ekonomi. 02.04.04 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)

2. Ruang Kolaborasi

QUESTION 20.1 What is the role of bacteria in dental caries? A. Bacteria produce enamel. 31

B. Bacteria produce sugar. C. Bacteria produce minerals. D. Bacteria produce acid. QUESTION 20.2 The following graph shows the consumption of sugar and the amount of caries in different countries. Each county is represented by a dot in the graph.

Which one of the following statements is supported by the data given in the graph! A. B. C. D.

In some countries, people brush their teeth more frequently than in other countries. The more sugar people eat, the more likely they are to get caries. In recent years, the rate of caries has increased in many countries. In recent years, the consumption of sugar has increased in many countries.

Nama/NIM: Mita Dwifitria Rahayu/22130611928 Jenjang/mata pelajaran yang diampu: SMA/Biologi Unit/no.unit: Science/20 Judul soal: Tooth Decay QUESTION 20.1 No Pertanyaan 1 Tuliskan solusi untuk soal ini!

Jawaban Solusi untuk soal ini adalah dengan langsung mencari informasi tentang peran bakteri penyebab karies gigi.

2

Untuk mendapatkan jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah:

Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini!

32

1. Mencari informasi tentang bakteri penyebab karies gigi pada cerita soal. 2. Di soal disebutkan bahwa bakteri penyebab karies gigi memakan gula yang kemudian gula tersebut diubah menjadi asam yang menyebabkan kerusakan permukaan gigi. 3. Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa peran bakteri menghasilkan asam. 3

Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini!

QUESTION 20.2 No Pertanyaan 1 Tuliskan solusi untuk soal ini!



Dekomposisi: Anda dapat memecahkan persoalan ini dengan melakukan pencarian tentangbakteri penyebab karies gigi terhadap cerita soal. Informasi dari cerita soal kemudian digabungkan untuk mendapat kesimpulan yang tepat.



Abstraksi: Anda tidak perlu mencari secara detail tentang karies gigi.

Jawaban Solusi untuk soal ini adalah dengan mencari trend grafik yang menunjukkan konsumsi gula dan jumlah karies gigi di berbagai negara.

2

Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini!

Untuk mendapatkan jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. Memperhatikan grafik yang menunjukkan konsumsi gula dan jumlah karies gigi di berbagai negara. 2. Secara umum, trend grafik jumlah rata-rata karies gigi per orang di berbagai negara adalah naik jika mengkonsumsi gula dalam jumlah yang besar. 3. Dari trend grafik secara umum dapat diketahui bahwa pernyataan pada pilihan jawaban soal yang didukung oleh data grafik adalah semakin banyak orang makan gula, semakin besar kemungkinan mereka terkena karies gigi.

3

Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini!



Abstraksi: Anda menggunakan trend dari grafik tanpa memperhatikan detail dari grafik soal.



Pengenalan pola: Anda melihat pola pergerakan grafik dari konsumsi gula dan jumlah karies gigi di berbagai negara.

33

Tabel 1: Penilaian Teman Kelompok Penilaian dari Teman Kelompok Kriteria penilaian

Anggota 1

Anggota 2

Apakah cara mengerjakan soal yang dituliskan dapat dipahami?

Dapat dipahami

Dapat dipahami

Apakah cara mengerjakan sudah lengkap?

Sudah lengkap

Cukup lengkap

Apakah cara mengerjakan dapat diikuti tanpa Dapat diikuti menimbulkan keambiguan?

Dapat diikuti

Apakah 4 fondasi CT yang ditulis benar?

Sudah benar

Sudah benar

Apakah 4 fondasi CT yang dituliskan dijelaskan dengan lengkap?

Lengkap

Lengkap

Tabel 2: Perbaikan yang perlu dilakukan Nomor Soal Soal 20.1 dan 20.2

Hal yang perlu diperbaiki -

Masukan atau saran perbaikan Tidak ada masukan ataupun saran perbaikan

3. Demonstrasi Kontekstual Deskripsi Soal Gambar 3.11 menunjukan perubahan permukaan danau Chad di Saharan, Afrika Utara. Danau Chad menghilang sekitar tahun 20.000 SM (BC), pada akhir dari Ice Age. Sekitar tahun 11.000 BC, danau tersebut kembali muncul. Saat ini, ketinggian permukaan danau hampir sama dengan saat 1.000 tahun setelah masehi (AD).

34

Pertanyaan : Berapakah kedalaman dari danau Chad saat ini? a. Sekitar 2 meter b. Sekitar 15 meter c. Sekitar 50 meter d. Sudah menghilang sepenuhnya e. Informasi mengenai hal ini tidak tersedia Nama Jenjang/ Mata pelajaran yang diampu Unit/no. unit Judul Soal Sumber

: Khori Nurlita : SMA/Biologi : Reading / no.1 : Lake Chad : Take the Test (2009)

Tuliskan solusi untuk soal ini? Tuliskan langkah-langkah berpikir anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini

Sekitar 2 meter (a) Untuk mendapat jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. Mencari informasi pada cerita soal mengenai kedalaman danau saat ini. Di soal disebutkan kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000 AD. 2. Karena kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000 AD, maka berikutnya periksa kedalaman danau saat 1.000 AD. 3. Tidak ada informasi persis kedalaman danau saat 1000 AD, tapi dengan mengeliminasi satu per satu pilihan jawaban yang tidak mungkin maka bisa didapatkan jawaban yang paling cocok: Pilihan jawaban b dan c tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman danau harusnya lebih kecil dari 1000. Pilihan jawaban d tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman danau tidak di titik 0. Pilihan jawaban a adalah yang paling mungkin. Dengan melihat ketinggian grafik pada 1.000 AD dengan skala di sumbu y, ketinggian grafik berada di sekitar 1/5 dari rentang 10.000 meter yaitu sekitar 2.000 meter. Pilihan jawaban e jadi salah karena informasinya sebenarnya tersedia. 2. Untuk mengetahui pada tahun berapa kira-kira grafik dimulai, ada beberapa langka 35

Identifikasi 4 fondasi CT yang anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini

1. Dekomposisi: Saya dapat memecah masalah ini dengan melakukan pencarian terhadap 2 hal, yaitu grafik dan cerita soal. Informasi dari grafik dan cerita soal kemudian digabungkan untuk mendapat kesimpulan yang tepat. 2. Abstraksi: Saya tidak perlu mencari secara detail berapa kedalaman danau saat 1.000 AD 3. Pengenalan pola : Saya memperhatikan grafik sehingga tau pola yang dapat menyelesaikan permasalahan dalam soal 4. Algoritma : Saya dapat menerapkan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah kedalaman dari danau Chad

4. Koneksi Antar Materi Nama/NIM : Khori Nurlita/22130612054 Mita Dwifitria R./ 22130611928 Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM : ➢ Kesamaan antara tipe soal Bebras dan PISA/AKM adalah bahwa keduanya adalah tes yang mengukur kemampuan pemecahan masalah (problem-solving) dan pemikiran logis (logical thinking). Keduanya juga memberikan penekanan pada penerapan keterampilan dan pengetahuan matematika dalam situasi dunia nyata. ➢ Perbedaan utama antara Bebras dan PISA/AKM adalah sebagai berikut: 1. Target Kelompok: Bebras ditujukan untuk siswa SD, SMP, dan SMA, sedangkan PISA dan AKM ditujukan untuk siswa SMA. 2. Fokus Soal: Soal Bebras lebih fokus pada keterampilan komputasi dan algoritma, sementara soal PISA dan AKM lebih fokus pada kemampuan berpikir kritis dan analitis dalam pemecahan masalah. 3. Jenis Soal: Soal Bebras lebih banyak berupa soal pilihan ganda dengan beberapa jawaban benar, sedangkan soal PISA dan AKM lebih banyak berupa soal esai. 4. Tingkat Kesulitan: Soal Bebras biasanya lebih mudah daripada soal PISA dan AKM. Soal PISA dan AKM biasanya dirancang untuk menguji kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan matematika dalam situasi yang kompleks. 5. Waktu Pengerjaan: Bebras memiliki waktu pengerjaan yang lebih singkat daripada PISA dan AKM. PISA dan AKM memberikan waktu pengerjaan yang lebih lama dan lebih fleksibel untuk masing-masing soal. 6. Tujuan Tes: Tujuan Bebras adalah untuk mendorong minat siswa dalam bidang informatika dan matematika, sedangkan tujuan PISA dan AKM adalah untuk mengevaluasi sistem pendidikan nasional dan membandingkan prestasi siswa antar negara.

36

Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan : 1. Sama-sama menggunakan penyelesaian berfikir CT dengan memanfaatkan 4 fondasinya, masing-masing memiliki perbedaan kompleksitas sesuai jenjang atau level, mulai dari soal tingkat SD, SMP, hingga SMA. 2. Membutuhkan Computational Thinking dalam menyelesaikan persoalan meskipun detail langkah-langkah yang diperlukan mungkin berbeda-beda tergantung pada jenis persoalan yang dihadapi.

5. Aksi Nyata 1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini. Jawab: Pengalaman menarik yang saya dapatkan dari mengimplementasikan CT adalah pada saat mengetahui bahwa ketika mencoba menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan proses berpikir ala CT ternyata lebih efektif dan lebih terstruktur. CT melatih kita untuk dapat berpikir runtut mulai dari membreakdown suatu permasalahan hingga menyusun langkah-langkah penyelesaian dengan efektif dan efisien. Penyelesaian permasalahan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang keilmuan. Berfikir secara CT mempunyai 4 fondasi yang tidak bisa dihilangkan yaitu decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithm.

Keberhasilan yang saya alami ketika mempelajari CT adalah saya bisa lebih berfikir sistematis dalam memecahkan sebuah permasalahan yang kompleks contohnya ketika sedang menyelesaikan soal bebras. Kegagalan yang saya alami dalam mempelajari topik ini adalah saya masih merasa kesulitan pada saat menentukan langkah penyelesaian dari suatu permasalahan, saya kurang memahami apakah tahap yang sedang saya jalani termasuk ke dalam 4 pondasi CT yaitu pattern recognition, abstraction, decomposition atau algorithm.

2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Jawab: Iya, terjadi banyak perubahan dengan cara berpikir saya khususnya dalam hal problem solving. Saya bisa menyelesaikan permasalahan yang kompleks menjadi 37

lebih runtut dan sistematis sehingga saya mampu menemukan solusi terbaik dalam penyelesaian, lebih terstruktur dan lebih terfokus pada mencari solusi yang tepat, tidak terburu- buru dalam mengambil kesimpulan, dan menemukan solusi yang paling efektif dan efisien.

3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Jawab: Saya ingin membagikan pengalaman dan pengetahuan saya bahwa setiap masalah, seberapa pun rumitnya, dapat dipecahkan dengan menggunakan langkah-langkah CT (Computational Thinking). Melalui CT, kita dapat dengan mudah mengorganisir masalah dan mencari solusi yang tepat. Oleh karena itu, saya akan mendorong peserta didik untuk terbiasa berpikir secara CT dengan melakukan latihan soal seperti AKM atau tantangan Bebras. Hal ini akan membantu mereka dalam menyelesaikan masalah baik di dalam maupun di luar kelas.

Namun, saya menyadari bahwa ada beberapa hal yang perlu saya perbaiki dalam cara mengajar saya. Salah satunya adalah memperkuat pemahaman peserta didik mengenai langkah-langkah dalam CT agar mereka dapat menyelesaikan masalah dengan lebih efektif. Saya akan lebih fokus pada pengajaran cara berpikir komputasi, sehingga diharapkan peserta didik dapat meniru cara berpikir ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari maupun mata pelajaran yang mereka pelajari.

38

TOPIK 5 CT DAN PROYEK STEM

1. Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual 02.03. Lembar Kerja Reflektif individual Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021)! Tuliskan juga intisari dari hal-hal yang sudah Anda pelajari dari makalah tersebut! Jawab: Dari makalah "Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned" (Baek et al., 2021), beberapa hal baru dan menarik mengenai infusional computational thinking dalam kurikulum STEM terintegrasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan infusional computational thinking dalam kurikulum STEM terintegrasi dapat membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana teknologi dan sains saling terkait dalam kehidupan sehari-hari, yang dapat membantu siswa untuk memperoleh keterampilan berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah, terutama ketika mereka diberikan kesempatan untuk mengalami aplikasi teknologi dalam konteks yang nyata sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dan membantu mereka lebih tertarik pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan dalam pelaksanaan pendekatan infusional computational thinking dalam kurikulum STEM terintegrasi dapat menjadi lebih efektif jika guru memiliki pelatihan dan dukungan yang cukup untuk mengintegrasikan teknologi dan pemikiran komputasional ke dalam pengajaran mereka. Secara keseluruhan, makalah ini memberikan informasi yang berharga tentang bagaimana infusional computational thinking dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum STEM terintegrasi untuk meningkatkan pembelajaran dan minat siswa dalam sains dan teknologi.

39

02.04 Lembar Kerja Mahasiswa Nama NPM Judul Proyek STEM yang Dipilih

Sumber

Khori Nurlita 22130612054 Kreativitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bioteknologi Dengan PJBL Berbasis STEAM Pedagonal: Jurnal Ilmiah Pendidikan. Volume 05, Nomor 01, April 2021, Hal. 07 14. e-ISSN: 2550-0406 KREATIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI DENGAN PJBL BERBASIS STEAM | Fatma | Pedagonal : Jurnal Ilmiah Pendidikan (unpak.ac.id)

Deskripsi Singkat tentang Proyek STEM yang Dipilih

Proyek ini menggunakan metode pembelajaran PJBL (Project-Based Learning) yang berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) dalam pembelajaran bioteknologi pada proses pembuatan roti kukus. Peserta didik akan belajar tentang prinsip-prinsip bioteknologi, melakukan percobaan untuk mempelajari mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi, serta mengembangkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan kualitas roti kukus dengan menggunakan prinsip-prinsip bioteknologi yang telah dipelajari. Tujuan dari proyek ini adalah meningkatkan pemahaman peserta didik tentang konsep bioteknologi dan mengembangkan keterampilan STEAM melalui pengalaman praktik dalam membuat roti kukus.

2. Ruang Kolaborasi Nama Proyek

Deskripsi singkat proyek

Kreativitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bioteknologi Dengan PJBL Berbasis STEAM (Pembelajaran bioteknologi melalui PJBL berbasis STEAM pada proses pembuatan roti kukus) Proyek ini menggunakan metode pembelajaran PJBL (Project-Based Learning) yang berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) dalam pembelajaran bioteknologi pada proses pembuatan roti kukus. Peserta didik akan belajar tentang prinsip-prinsip bioteknologi, melakukan 40

Outline

Tujuan pembelajaran

Driving questions Produk akhir Hands-on activities

Asesmen

Resource yang Dibutuhkan

percobaan untuk mempelajari mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi, serta mengembangkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan kualitas roti kukus dengan menggunakan prinsip-prinsip bioteknologi yang telah dipelajari. Tujuan dari proyek ini adalah meningkatkan pemahaman peserta didik tentang konsep bioteknologi dan mengembangkan keterampilan STEAM melalui pengalaman praktik dalam membuat roti kukus. • Pengenalan mengenai konsep bioteknologi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari • Merancang proyek • Pengenalan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan roti kukus • Pembuatan roti kukus dengan menggunakan prinsip-prinsip bioteknologi • Penilaian individual dan kelompok terhadap hasil proyek Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kreativitas belajar biologi siswa kelas 11 IPA.4 di SMAN I Parung, Bogor pada konsep Bioteknologi dengan menggunakan model pembelajaran PJBL berbasis STEAM. Bagaimana membuat roti kukus yang bervariasi Praktek membuat roti kukus yang bervariasi dari segi bentuk warna maupun rasa Merancang pembuatan roti kukus dan praktek membuat roti kukus yang bervariasi dari segi bentuk warna maupun rasa Hasil PJBL dalam pembelajaran bioteknologi adalah kreativitas dalam pembuatan roti kukus atau bakpao penilaian tertinggi di raih dengan dilihat dari bentuknya, bentuk ini selain keserasian juga dilihat dari mengembang atau tidaknya roti kukus, warnanya menarik, rasanya paling enak dibanding kelompok lain, kebersihan dan waktu penyajian. Alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan roti kukus, dan referensi atau buku teks tentang bioteknologi dan proses pembuatan roti sebagai dasar teori dan pengembangan ide kreatif peserta didik. 41

Komponen CT

Kosakata CT

Abstraksi

Algoritma

Komunikasi

Conditional Logic

Deskripsi

Contoh Aktivitas yang merupakan Integrasi CT dalam Proyek STEM: Kreativitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bioteknologi Dengan PJBL Berbasis STEAM Tes, analisis, debug, solusi

Variabel, data, modeling, testing dan debugging, iterasi, dan lain-lain. Eliminasi bagian-bagian yang Mengganti bahan-bahan tidak relevan dan membuat dalam resep roti kukus suatu generalisasi dengan bahan-bahan alternatif yang lebih sehat atau lebih ramah lingkungan. Dengan melakukan ini, peserta didik dapat memperluas pengetahuan mereka tentang bahan makanan dan bagaimana bahan-bahan ini dapat digunakan dalam resep yang berbeda. Langkah-langkah Menyusun langkah-langkah penyelesaian dalam pembuatan roti kukus persoalan menentukan waktu yang tepat untuk mengukus roti Deskripsi secara lisan dan Presentasi hasil praktek tulisan, dapat didukung membuat roti kukus yang dengan grafik, visualisasi, bervariasi dari segi dan lain-lain bentuk warna maupun rasa Penggunaan logik misalnya IF-ELSE untuk Mengubah dalam bentuk IF-ELSE yang Rasio Bahan dapat digunakan dalam Peserta didik dapat pemecahan persoalan. menggunakan logika IFELSE untuk mengubah rasio bahan dalam resep roti kukus. Contohnya, jika mereka ingin membuat roti kukus yang lebih lembut, maka mereka dapat menggunakan logika IF-ELSE untuk memilih antara menambahkan lebih banyak ragi atau menambahkan sedikit susu ke dalam adonan. Jika mereka ingin membuat roti kukus yang lebih gurih, maka mereka dapat menggunakan logika IF-ELSE untuk 42

Pengumpulan Data

Struktur data, analisis, dan representasi data

Dekomposisi

Pengenalan Pola

Pemodelan dan simulasi

Pengumpulan Data untuk mendefinisikan atau menyelesaikan suatu persoalan Eksplorasi data untuk menemukan pola, penyebab dari suatu fenomena, trend, dan lain-lain untuk menghasilkan suatu pengetahuan baru atau untuk menyelesaikan persoalan. Pembagian persoalan ke dalam beberapa subpersoalan yang lebih kecil. Tujuannya adalah agar persoalan lebih mudah untuk diselesaikan

Mengenali pola berulang yang terdapat dalam subpersoalan atau di antara beberapa persoalan yang sejenis. Memodelkan persoalan atau solusinya dan melakukan simulasi.

memilih antara menambahkan sedikit garam atau menambahkan sedikit keju ke dalam adonan. Mengumpulkan data hasil uji Praktek membuat roti kukus yang bervariasi Menggunakan data hasil Praktek membuat roti kukus yang bervariasi berdasarkan bentuk, warna, dan rasa

Membagi masalah pembuatan roti kukus menjadi beberapa tahap, seperti mencari bahan, membuat adonan, mengaduk adonan, mengukus roti, dan menyajikan roti kukus. Pembagian masalah ini memungkinkan peserta didik untuk fokus pada setiap tahap dan memecahkan masalah yang lebih kompleks menjadi masalah yang lebih kecil dan lebih mudah diselesaikan. Mengidentifikasi pola dalam resep roti kukus yang mereka gunakan, seperti rasio antara tepung, ragi, air, dan gula. Hasil praktek membuat roti kukus yang bervariasi dapat dilihat dari segi bentuk warna maupun rasa yang bervariasi

3. Demonstrasi Kontekstual Nama/NIM Nama Proyek

Khori Nurlita (22130612058) Mita Dwifitria R. (22130611928) 1. Kreativitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bioteknologi Dengan PJBL Berbasis STEAM 2. The Recipe for a Gourmet Snack: NGSS, NAE, and STEAM (Fundamental) Resep Camilan

43

Catatan-catatan Perbaikan yang Perlu Dilakukan Berdasarkan Masukan Dari Dosen dan kelompok Lain

Gourmet: NGSS, NAE, dan STEAM (Dasar) 1. Pada jurnal Internasional perlu ditambahkan unsur dari proyek STEM 2. Pada pemaparan jurnal Internasional pemaparan deskripsi singkat bisa diperjelas lagi

4. Aksi Nyata 1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam proyek STEM? Jawab: Dalam pengalaman saya melakukan integrasi CT ke dalam proyek STEM, saya menyadari bahwa guru perlu memiliki kreativitas untuk mengimplementasikan pembelajaran STEM yang terintegrasi CT agar lebih bermakna. Pembelajaran yang bermakna melalui proyek STEM yang terintegrasi CT dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Selain itu, integrasi CT juga membantu siswa dalam memahami dan memecahkan masalah kompleks dengan cara berpikir komputasi yang memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mengembangkan algoritma untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini juga dapat meningkatkan kreativitas siswa.

2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini? Jawab: Saat mengerjakan modul ini, saya merasa semangat dan termotivasi untuk mengetahui bagaimana cara mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM dan manfaat yang bisa didapatkan. Namun, ketika diminta untuk membuat proyek STEM terintegrasi CT sendiri, saya merasa sedikit kesulitan dan ragu apakah bisa menerapkannya di kelas. Namun, hal ini justru membuat saya ingin belajar dan mencari tahu lebih dalam tentang integrasi CT ke dalam proyek STEM agar nantinya saya bisa menerapkannya dengan baik. Dengan mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM, saya berharap dapat meningkatkan keterampilan berpikir komputasi, kreativitas, dan minat belajar siswa di masa depan.

44

3. Jelaskan bagaimana rencana Anda dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM di kelas yang Anda ajar kelak. Jawab: Sebagai calon guru, saya akan menyusun perencanaan pembelajaran berupa modul ajar yang mencakup tahapan-tahapan pembelajaran proyek yang akan saya lakukan dengan integrasi STEM dan CT. Saat melakukan pembelajaran STEM, saya akan terus memantau siswa dalam membuat proyek berbasis STEM dan mengintegrasikannya ke dalam CT. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa dapat memahami dan mengimplementasikan konsep CT ke dalam kehidupan seharihari serta meningkatkan kemampuan berpikir komputasi dan kreativitas mereka.

45

TOPIK 6 PENDALAMAN PEMAHAMAN CT

1. Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (02.03) Intisari apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari makalah “Bringing computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community” (Barr & Stephenson, 2011)? Tuliskan juga kaitan makalah tersebut dengan mata pelajaran yang Anda ampu! Masing-masing kelompok hanya perlu mengisi satu lembar kerja reflektif.

Makalah "Bringing computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community" (Barr & Stephenson, 2011) membahas tentang cara memperkenalkan pemikiran komputasi pada siswa K-12 dan peran komunitas pendidikan ilmu komputer dalam memperkenalkannya. Makalah tersebut membahas tentang pentingnya memperkenalkan konsep-konsep komputasi dan pemikiran komputasional di lingkungan pendidikan K-12 untuk membantu mereka mempersiapkan diri menghadapi dunia digital yang semakin berkembang. Selain itu, makalah ini membahas bagaimana komunitas pendidikan ilmu komputer dapat membantu dalam mengembangkan kurikulum dan strategi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Mereka mengemukakan bahwa CT bukan hanya tentang pemrograman, tetapi juga merupakan cara berpikir dan pemecahan masalah yang melibatkan penggunaan konsepkonsep dasar dari ilmu komputer seperti abstraksi, pemodelan, dan algoritma. Implementasi CT di K-12 dianggap penting karena dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, serta mempersiapkan mereka untuk bekerja di era digital.

Makalah tersebut juga membahas tantangan dalam mengimplementasikan CT di K-12, seperti kurikulum yang padat dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam CT. Komunitas pendidikan ilmu komputer dianggap dapat memainkan peran penting

46

dalam memperkenalkan CT di K-12, dengan memberikan pelatihan dan sumber daya untuk guru dan siswa.

Dalam kaitannya dengan mata pelajaran Biologi, CT dapat diterapkan dalam berbagai aspek di dalamnya. Contohnya, ketika mempelajari genetika, siswa dapat menggunakan CT untuk memproses dan memahami data dari eksperimen genetika. Siswa juga dapat memanfaatkan CT untuk menganalisis data populasi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi populasi dalam ekosistem. Implementasi CT dalam mata pelajaran Biologi dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan analisis data, pemecahan masalah yang dapat diterapkan di bidang Biologi dan juga di berbagai bidang lainnya. Hal ini dapat membantu siswa menjadi lebih siap untuk memasuki dunia kerja dan masyarakat yang semakin kompleks dan didorong oleh teknologi.

2. Ruang Kolaborasi 1. Sumber Materi Ajar a) Judul : Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X (Puspitaningsih, dkk., 2021) b) Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Jakarta c) URL: • Buku Siswa: https://drive.google.com/file/d/13TizgBRNvnzuuhnr0Efho3DtQMsJes2a/view ?usp=share_link • Buku Guru: https://drive.google.com/file/d/1xCRw9V5hnAzxshe6R93ROBiAX08npLHL/ view?usp=share_link d) Bab: Bab 8 – Pemanasan Global: Konsep dan Solusi 2. Capaian Pembelajaran Peserta didik memiliki kemampuan menciptakan solusi atas permasalahanpermasalahan berdasarkan isu lokal, nasional atau global terkait pemahaman keanekaragaman makhluk hidup dan peranannya, virus dan peranannya, inovasi teknologi biologi, komponen ekosistem dan interaksi antar komponen serta perubahan lingkungan. 3. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menciptakan solusi atas permasalahan-permasalahan berdasarkan isu lokal, nasional atau global terkait perubahan lingkungan. 4. Kegiatan Pembelajaran Pada bagian ini diberikan dua scenario kegiatan, yaitu kegiatan pembelajaran yang belum ditambahkan integrasi CT dan scenario kegiatan pembelajaran yang sudah

47

ditambahkan integrasi CT. Pada masing-masing bagian, diberikan penjelasan mengenai unsur CT yang terdapat dalam cara penyampauan materi ajar tersebut. a) Skenario Aktivitas Pembelajaran sebelum ditambahkan Integrasi CT (Sumber: Buku Siswa dan Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMA kelas X) Deskripsi Aktifitas Materi ajar perubahan lingkungan diberikan melalui narasi video terkait penyebab dan dampak pemanasan global secara umum. Kemudian siswa diminta merancang solusi untuk mengurangi dampak pemanasan global tersebut. b) Skenario Aktivitas Pembelajaran setelah ditambahkan Integrasi CT Deskripsi Aktivitas Skenario aktivitas tersebut diusulkan untuk semakin dapat melatih kecakapan CT peserta didik. 1) Guru memberikan gambar-gambar berupa dampak perubahan lingkungan baik lingkup lokal, nasional maupun global 2) Guru meminta siswa untuk menganalisis gambar-gambar tersebut dan menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya dampak perubahan lingkungan. 3) Guru juga meminta siswa untuk merancang aksi nyata berupa kampanye pencegahan perubahan lingkungan dalam bentuk infografis. Contoh Gambar 1. 4) Guru mengelaborasi pemahaman siswa mengenai penyebab dan dampak dari pemanasan global dan efek rumah kaca. 5) Guru melakukan asesmen terhadap infografis yang dibuat oleh siswa

48

Gambar 1. Contoh infografis kampanye pencegahan perubahan lingkungan (Diadaptasi dari: https://www.sribu.com/id/poster-design/contests/desain-posteruntuk-edukasi-perubahan-iklim-553aef8449e20b451f000006/overview) Eksplorasi Unsur CT Pada modifikasi materi ajar perubahan lingkungan ini, siswa berlatih keterampilan dasar CT abtraksi dan algoritma. Siswa berlatih mengabstraksi, yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gambar-gambar terkait dampak dari perubahan lingkungan. Selain itu, siswa juga berlatih algoritma, yakni menyusun langkah-langkah membuat aksi nyata berupa kampanye pencegahan perubahan lingkungan. 49

5. Asesmen Guru dapat menilai hasil karya siswa dari segi kelengkapan informasi terkait faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan pada infografis (abstraksi) dan susunan infografis yang terdiri dari faktor penyebab, solusi, dan kajian literatur (Algortima) Tabel. 1 Contoh Asesmen fondasi CT untuk Infografis Pemanasan global dan Efek rumah kaca Komponen 4 3 2 1 Abstraksi Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat mengenali lebih mengenali 50- mengenali 25- mengenali dari 75% 74% faktor49% faktorkurang dari faktor-faktor faktor yang faktor yang 24% faktoryang mempengaruhi mempengaruhi faktor yang mempengaruhi perubahan perubahan mempengaruhi perubahan lingkungan lingkungan perubahan lingkungan lingkungan Algortima Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa belum menyusun aksi menyusun aksi menyusun aksi dapat nyata yang nyata yang nyata yang menyusun aksi terdiri dari terdiri dari terdiri dari nyata faktor faktor faktor penyebab, penyebab dan penyebab dan beberapa solusi beberapa solusi satu solusi ditambah dengan sumber data hasil dari kajian literatur 3. Demonstrasi Kontekstual NIM/Nama anggota Kelompok yang

1. Khori Nurlita (22130612058)

presentasi:

2. Mita Dwifitria Rahayu (22130611928)

NIM/Nama anggota Kelompok yang

Tidak ada kelompok lain yang memberikan

memberikan evaluasi:

evaluasi, Namun kami mendapat evaluasi dari dosen pengampu bahwa sebaiknya format tugas yang sudah dikerjakan diperbaiki sesuai dengan modul CT pada Topik 6.

Mata pelajaran:

Biologi

Materi ajar:

Perubahan Lingkungan

50

Ide baru yang didapatkan terkait integrasi

Penerapan konsep 4 fondasi CT dalam

CT di dalam mata pelajaran:

modul ajar yang diimplementasikan pada kegiatan inti, menggantikan aktivitas inti seperti pendahuluan, kegiatan, serta penutup.

Evaluasi/saran untuk kelompok yang sedang Evaluasi untuk kelompok lain, sebaiknya presentasi

dalam menjelaskan fondasi CT yang diintegrasikan dalam mata pelajaran tidak terlalu umum, seharusnya dijelaskan lebih mendetail sehingga lebih jelas.

4. Koneksi Antar Materi Naman/NIM Kesimpulan mengenai integrasi CT ke dalam mata pelajaran

Strategi mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran

Khori Nurlita/22130612054 CT dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran dengan mengintegrasikannya ke dalam modul ajar/RPP. Selain itu, pengintegrasian CT dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang lebih kompleks dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Strategi yang dapat dilakukan adalah: • Memiliki berbagai macam metode pembelajaran yang interaktif dan kritis • Penggunaan pendekatan berbasis projek dan teks • Memasukkan tugas-tugas yang menggunakan computational thinking sebagai bagian dari proses pembelajaran di kelas • Memberikan contoh-contoh penerapan computational thinking di dunia nyata sebagai bahan ajar • Menyelenggarakan kegiatan- kegiatan pembelajaran yang mengajarkan computational thinking • Menyediakan sumber-sumber belajar yang menyajikan materi yang selaras dengan konsep computational thinking secara terstruktur dan mudah dipahami

51

5. Aksi Nyata 1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata pelajaran yang Anda ampu? Apakah ada kendala yang Anda hadapi? Jawab: Pengalaman yang saya dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata pelajaran yang saya ampu adalah saya mendapatkan pengetahuan baru bagaimana mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran. Pengintegrasian CT ke dalam Modul Ajar yang harus dilakukan secara runtut dan sistematis agar menghasilkan sebuah Modul Ajar yang efektif dan efisien untuk peserta didik. Pada topik ini juga saya merasa lebih terbiasa dalam proses mengintegrasikan fondasi-fondasi CT ke dalam Modul Ajar karena pada topik-topik awal sebelumnya saya hanya berfokus pada konsep dan teori dari fondasi-fondasi CT. Namun saya juga menemui kendala seperti sulitnya untuk mencari topik maupun aktivitas pembelajaran yang mampu mengintegrasikan ke 4 fondasi CT di dalamnya.

2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini? Jawab: Perasaan saya pada saat mengerjakan modul ini adalah saya merasa tertantang dalam menyusun dan merevisi Modul Ajar untuk mengintegrasikannya kedalam CT. Saya harus memikirkan bagaimana menyusun fondasi-fondasi CT secara runtut agar dalam pengaplikasiannya dan pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah apabila Modul Ajar yang sudah tersedia belum sepenuhnya mengintegrasikan CT di dalamnya. Sehingga, harus dilakukan perombakan pada bagian khususnya langkah-langkah kegiatan pembelajaran maupun LKPD yang akan digunakan.

52

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Mata kuliah Computational Thinking memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep CT dan bagaimana CT dapat diterapkan dalam problem solving, proyek-proyek, dan pembelajaran. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa mempelajari prinsip-prinsip CT seperti dekomposisi, pola pengenalan, abstraksi, dan algoritma. Kemampuan CT sangat penting bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan di masa depan, terutama di era digital yang semakin maju. Oleh karena itu, CT menjadi bagian penting dalam kurikulum di banyak lembaga pendidikan tinggi di seluruh dunia.

Dalam problem solving, CT memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah dengan cara yang efektif dan efisien. Dalam proyek-proyek, CT memungkinkan seseorang untuk merancang dan mengembangkan solusi teknologi yang kompleks. Dalam pembelajaran, integrasi CT dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif, kreatif, dan analitis mahasiswa.

Melalui mata kuliah Computational Thinking, mahasiswa dapat memperkuat kemampuan CT mereka dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Dengan menguasai konsep CT, mahasiswa akan dapat memperluas peluang karir mereka di era digital yang semakin maju. Oleh karena itu, mata kuliah Computational Thinking menjadi bagian penting dalam kurikulum di banyak lembaga pendidikan tinggi di seluruh dunia. Mahasiswa yang menguasai konsep CT akan siap menghadapi tantangan di masa depan dan memperluas peluang karir mereka di era digital yang semakin maju.

53

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.