LAPORAN ANALISIS TPA Flipbook PDF

LAPORAN ANALISIS TPA

21 downloads 106 Views 6MB Size

Story Transcript

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN LEGO DI TPA /DAYCARE AL FAQIH CIKARANG PUSAT BEKASI 2022 SARNIH NURHAYATI 837149288 LAPORAN ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD4504) PROGRAM S1-PGPAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-JAKARTA 2022


i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan observasi di TPA/Dycare Al Faqih. Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD4504 pada program S 1 PG PAUD. Dalam penyusunan laporan observasi ini, penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan. Banyak kendala yang penulis alami, akan tetapi puji syukur berkat bimbingan dan orongan dari semua pihak Laporan Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini ini penulis selesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ali Zulfikar, S.Pd. selaku pengelola POKJAR UPBJJ-UT Serang Baru. 2. Buda Yossi Srianita, selaku pembimbing mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD4504. 3. Seluruh guru PAUD KB Tarbiyatul Wildan cikarang pusat Bekasi. 4. Seluruh guru TPA/Daycare Al Faqih cikarang pusat Bekasi. 5. Ibu, Bapak, Suami dan anak tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dan perhatiannya. 6. Rekan-rekan mahasiswa UT PG PAUD Pokjar Serang Baru. 7. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan observasi ini. Akhir kata penulis mengharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jasa-jasa beliau. Dan harapan penulis semoga laporan observasi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.


ii DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................... .... ... i Daftar Isi ................................................................................................. .... ... ii I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ……………………………………………... ....... 1 B. Fokus Penelitian …………………………………………............ 2 C. Tujuan penelitian …………………………………………... ....... 2 D. Manfaat Penelitian …………………………………………. ....... 2 II. KAJIAN PUSTAKA............................................................................ 3 A. Hakikat Kemampuan motorik halus ………………………… ..... 3 B. Konsep dasar bermain lego …………………………………....... 4 III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 6 A. Subjek Penelitian …………………………………………... ....... 6 B. Metode Penelitian ………………… ............................................. 6 C. Instrumen Penelitian ……... .......................................................... 7 IV. ANALISIS DATA ............................................................................... 11 A. Tabulasi Data………………………………… ............................. 11 B. Analisis Kritis……………………………………… ........ 13 V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 16 A. Kesimpulan ………………………………………………... ........ 16 B. Saran ………………………………………………………. ........ 16 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………......... 17 FOTO-FOTO KEGIATAN OBSERVASI………………………….. 18


1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Tempat Penitipan Anak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia emapat sampai enam tahun. Dalam undang-undang pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tenatng system Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak memasuki pendidikan lebih lanjut. Tempat Penitipan Anak berfungsi sebagai tempat bermain yang indah, nyaman, gembira dan menarik bagi anak untuk mewujudkan berbagai aktivitas dalam masa bermain,, bersosialisasi dengan teman sebaya, beradaftasi dengan lingkungan baru setelah rumah, dan mengembangkan potensi dasar yang anak miliki. TPA/Daycare Al-Faqih berdiri pada Tahun 2018 TPA/Daycare Al Faqih mempunyai visi dan misi sebagai berikut : Visi : Menciptakan generasi penerus bangsa yang berakhlakul karimah dan didasari dinul islam. Misi : Membantu peran serta orang tua untuk menumbuhkan kemandirian anak sejak dini. Peran para pendidik baik orang tua, guru, pengasuh maupun orang dewasa lainnya sangat dibutuhkan pada masa usia dini, dengan menyediakan lingkungan yang kondusif, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah analisis tersebut maka telah dilakukan penelitian di TPA/Daycare Al Faqih yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan


2 anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis. B. Fokus Penelitian Setelah diadakan observasi di salah satu ruang TPA/Daycare Al Faqih maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan “ Bermain Lego” membuat bentuk sederhana. C. Tujuan Penelitian Penelitian-penelitian ini bertujuan : a. Mengumpulkan data mengenai : 1) Alasan pendidik melakukan kegiatan “ Bermain lego”. 2) Tujuan pendidik melakukan kegiatan bermain lego 3) Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan bermain lego. b. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan bermain lego membuat bentuk sederhana. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk : a. Membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak b. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan motorik halus pada anak di TPA/Daycare Al Faqih c. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas. d. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.


3 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Sujiono dkk (2009: 1.14) Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, nemun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi seperti melipat kertas, menganyam kertas. Namun tidak semua anak memiliki kematangan uuntuk menguasai kemampuan ini. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental. Menurut Hildayani dkk (2008: 8.5) Perkembangan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan di bagian jari-jari tangan. Contohnya menulis, menggambar, memegang sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk. Menurut Sumantri (2005: 143) Keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lainlain. Sujiono (2009: 1.14) berpendapat, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagaian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Sehingga gerakan ini tidak memerlukan tenaga melainkan membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Dalam melakukan gerakan motorik halus, anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik


4 lain serta kematangan mental. Menurut Prof. Sumantri (2005: 145) tujuan pengembangan motorik halus anak usia dini adalah untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Pengembangan motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan melatih koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum mungkin tercapai. Masih menurut Sumantri (2005: 146) tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda, mampu mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan serta mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. Pada usia 3 (tiga) tahun gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat. Di usia itu, anak dapat meniru cara ayahnya memegang pensil. Namun, posisi jari-jarinya masih belum cukup jauh dari mata pensil. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah dapat memegang pensil warna atau crayon untuk menggambar. Gerakan motorik halus, seperti menulis dan menggambar akan diperlukan saat ia bersekolah nanti. Kemampuan seorang anak untuk melakukan gerak motorik tertentu tidak sama dengan anak lain walaupun usia mereka sama. B. Konsep dasar bermain lego 1. Pengertian bermain lego Block Lego merupakan sejenis permainan bongkah plastik yang terkenal di kalangan anak-anak. bongkah-bongkah ini serta kepingan lain dapat disusun menjadi model apa saja, seperti mobil, kereta api, bangunan, kota, patung, pesawat terbang, robot, dan lain-lain. Sehingga Manfaat dari


5 bermain lego bagi perkembangan anak diantaranya: dapat membantu menstimulasi kreativitas anak, imajinasi, konsentrasi, dan ketelitian. Disamping itu, dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana mengembangkan motorik halus dan kognitif anak. Permainan lego Block menurut Sudono (2000) menyatakan permainan yang memiliki kegiatan memasang, memadukan, membangun, dan menumpuk dapat menjadikan kreativitas dan motorik halus semakin berkembang. Menurut Latif, Zukhairina, Zubaidah, dan Afandi (2013) lego Block merupakan salah satu bentuk alat permainan pembangunan dan alat main pembangunan berfungsi untuk mengembangkan aspek sosial emosional dalam hubungan dengan teman sebaya, meningkatkan bahasa dalam kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar serta dapat meningkatkan perkembangan aspek kognitif seperti mengenal konsep, bentuk, pengetahuan, dan pemetaan. 2. Manfaat permainan Lego https://id.theasianparent.com/manfaatbermain-lego a. Melatih keterampilan motorik halus anak b. Mendorong kerja tim c. Menigkatkan kreativitas anak d. Mengajarkan anak untuk memecahkan masalah dan pemikiran matematis e. Meningkatkan keterampilan komunikasi f. Mengembangkan kegigihan g. Meningkatkan kepercayaan diri h. Mengembangkan berpikir lateral dan keterampilan perencanaan


6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik dan pimpinan TPA/Daycare Al Faqih. Waktu kedatangan atau waktu pengantaran anak yaitu pukul 07.00 – 17.00 WIB. Ruangan Daycare Al Faqih terdiri dari ruangan tidur anak, kamar mandi, dapur, wastafel dan sarana bermain outdoor. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan. C. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan selama satu kali pertemuan.


7 Selama dua jam pelajaran yaitu pada tanggal 28 Oktober 2022. Penelitian menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan bermain lego blocks. 2. Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan pimpinan TPA untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar Kemampuan motorik halus melalui kegiatan bermain lego blocks di TPA Al Faqih. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari dokumen,wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.


8 Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Kegiatan Pengembangan OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TPA (DAYCARE AL FAQIH) DAYCARE : AL FAQIH TANGGAL : 28 Oktober 2022 No. Hal-hal yang unik/menarik yang ditemukan dalam : Ada Keterangan/Uraian/Pertanyaan Ya Tidak 1. Model Pengembangan Kegiatan √ Mengembangkan motorik halus anak 2. Penataan ruangan √ Penataan ruangan cukup tertata, dari mulai ruangan tidur anak, kamar mandi, dapur, ruang bermain dan juga banyak permainan yang edukatif. 3. Kegiatan yang dilakukan anak √ Kegiatan bermain lego membentuk benda sederhana 4. Alat Peraga Edukatif (APE) yang digunakan √ Alat peraga yang digunakan adalah lego blocks 5. Pengaturan/Pengelompokan anak √ Anak tidak dikelompokkan sesuai usianya, tetapi anak disatukan dari berbagai usia 6. Cara memimpin kegiatan √ Pendidik memimpin dengan menyenangkan 7. melibatkan siswa sebanyak mungkin dalam kegiatan belajar √ Dengan permainan lego blocks anak-anak sangat bersemangat memainkannya. Karena lego blocks bisa dibuat menjadi mobil-mobilan, kereta dan sebagainya, sehingga semua anak ikut bermain lego tersebut. 8. menggunakan mediayang tepat √ Lego blocks adalah media yang tepat sebagai media belajar untuk mengembangkan motorik halus 9. memberikan penguatan √ Sebelum kegiatan dimulai pendidik memberipenguatan terlebih dahulu 10. membimbing diskusi √ Pendidik membimbing diskusi setelah kegiatanselesai


9 Tabel 3.2 INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN GURU No Kisi-kisi pertanyaan 1 Usia berapa saja anak-anak yang berada di Daycare yang ibu asuh ? Di mulai dari usia 8 bulan-7 tahun. 2 Berasal dari lingkungan mana anak usia bermain tersebut? Saat ini anak didik kami berasal dari lingkungan terdekat dengan sekolah. 3 Apa perbedaan/keistimewaan program di Daycare yang ibu asuh dibandingkan Daycare lainnya ? Di TPA/Daycare kami lebih memprioritaskan pembiasaan kemandirian sejak dini mungkin. 4 Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di Daycare yang ibu asuh ? Harus sesuai dengan kurikulum, harus sesuai dengan Protah, harus sesuai dengan Prosem, dan harus sesuai dengan SKM dan SKH. 5 Referensi apa yang ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak ? Yaitu dari SKM dan SKH yang telah saya buat berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 6 Apa saja yang ibu ambil/manfaatkan dari referensi tersebut ? Manfaatnya adalah kita dapat berkreasi dalam melakukan pengembangan anak usia dini dengan berbagai contoh media pembelajaran yang ada. 7 Tadi saya melihat kegiatan bermain lego membentuk benda sederhana mengapa ibu melakukan kegiatan tersebut ? Tujuannya agar anak lebih mampu mengembangkan kretifitas dan motorik halusnya melalui kegiatan bermain lego membentuk benda sederhana sehingga mereka dapat berkoordinasi antara mata dan otot-otot tangan yang sangat penting untuk persiapan anak melakukan kegiatan menulis. 8 Apa dasar pemikirannya sehingga ibu melakukan kegiatan seperti itu ? Dasar pemikirannya adalah dengan adanya kurikulum dan program yangsudah dibuat, maka kami mencoba untuk mengembangkan system pembelajaran yang lebih menarik dan dapat memotivasi anak agar aktifmengikuti kegiatan pembelajaran. 9 Apakah kegiatan meningkatkan motorik halus anak penting bagi anak-anak Daycare?Penting, karena melalui kegiatan ini melatih koordinasi mata dan tangan, melatihkonsentrasi, koordinasi indra dan lain-lain.


10 10 Apakah kegiatan bermain lego mampu mengembangkan motorik halus anak di Daycare ini? Iya, karena dengan bermain lego, anak belajar menghubungkan legolego yang berbeda bentuk dan ukuran. Tentunya, membutuhkan tekanan otot tangan yang berbeda ketika anak mencoba menghubungkan lego besar dengan yang kecil. 11 Menurut ibu sudah tepatkah bermain lego yang digunakan saat kegiatan ? Sangat tepat, karena permainan lego ini sangat diminati oleh anak-anak. Tabel 3.3 INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PIMPINAN TPA No Kisi-kisi pertanyaan 1 Apa visi/misi/tujuan dari Daycare ini dalam konteks pendidikan anak ? Belajar untuk bersosialisasi, dari lingkungan, belajar tata tertib dengan aturanaturan yang diterapkan. 2 Untuk mencapai visi/misi/tujuan tersebut, program apa yang diadakan di Daycare yang ibu pimpin ? Program mengajarkan do’a-do’a sehari-hari, program belajar kemandirian. 3 Siapa yang merancang program tersebut ? Kepala Sekolah dan pendidik Daycare Al Faqih 4 Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di Daycare ini ? 2 Pendidik dan 9 anak 5 Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di Daycare ini (Misal : model sentra, model area, model kelompok) ? Saya terapkan dengan semua model 6 Tadi saya telah berbicara dengan seorang pendidik di Daycare ini, dan menurutnya Daycare ini utamanya menerapkan program kemandirian Alasan apa lembaga ini memprioritaskan hal tersebut ? Karena supaya mengarahkan anak menjadi pribadi yang mandiri 7 Apa dasar pemikirannya sehingga ibu melakukan kegiatan seperti ini ? Supaya anak lebih mandiri dan percaya diri.


11 BAB IV ANALISIS DATA A. Tabulasi data Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitan dibuat tabulasi sebagai berikut : Observasi Wawancara dengan guru Wawancara dengan pimpinan TPA Dokumentasi Anak-anak sedang melakukan kegiatan bermain lego Usia berapa saja anakanak yang berada di Daycare ini ? • Daycare kami menerima dari usia 8 bulan – 7 Tahun. Apa saja perbedaan dan keistimewaan program di Daycare ini ? • Menanamkan kemandirian anak sejak usia dini • Kegiatan yang selama ini dilakukan untuk meningkatkan motoric halus anak melalui kegiatan bermain lego yang mencakup kegiatan untuk melatih koordinasi mata dan tangan, melatih konsentrasi, koordiasi indra dan lain-lain. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di Daycare ini ? • Model pengembangan motorik halus, anak akan mengkoordina sikan antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jarijari, pergelangan tangan, lengan yang digunakan untuk aktivitas bermain lego ini yang secara tidak langsung dapat mengembangk an pengetahuanny a secara efektif. Seperti misalnya mulai belajar memegang pensil.


12 Observasi Wawancara dengan guru Wawancara dengan pimpinan TPA Dokumentasi Tadi saya melihat kegiatan anak bermain lego. Mengapa ibu melakukan kegiatan tersebut ? • Karena dengan bermain lego anakanak secara tidak langsung distimulus untuk mengemb angkan berbagai aspek kemampu annya terutama kemampu an motorik halus anak. Tadi saya telah berbicara dengan seorang pendidik di Daycare ini, menurutnya di Daycare ini mengutamakan penerapan kemandirian anak, apa alasan lembaga ini memprioritaskan hal tersebut ? - Karena dengan menerapkan kemandirian anak sejak usia dini diharapkan anak didik ke depannya menjadi anak yang mandiri dalam segala hal. Guru menggunak an alat peraga langsung berupa lego Mengapa ibu menggunakan alat peraga berupa media lego untuk bermain ? • Karena media lego adalah salah satu permainan yang banyak diminati anakanak. Sehingga dengan bermain lego anak-anak secara tidak langsung melakukan pembelajaran seperti Apa dasar pemikiran ibu melakukan kegiatan seperti itu? - Kami mengembangk an potensi anak sejak dini sedemikian rupa sehingga anak mampu melakukan kegiatan bermain lego membentuk benda misal: bentuk mobil, kereta, robot


13 mengetahui warna, bentuk dan lain-lain. Dan juga motorik halus anak terstimulus dengan optimal. dan lainnya. Sebelum anak pulang menghafalk an doa-doa harian Mengapa pada saat anak pulang, dilakukan pembiasaan dengan membaca doa-doa harian ? • Untuk kemampuan di bidang agama lebih banyak kami berikan bacaan doa-doa harian, diharapkan agar anak selalu mengingat dan menghafalkan. Selain pengembangan Motorik halus apa saja kegiatan pengembangan yang ada di Daycare ini ? • Kami memang memberikan bidang pengembangan agama lebih banyak karena sesuai dengan harapan dan sesuai dengan visi dan misinya. B. Analisis Kritis Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anak bermain lego membuat bentuk benda sederhana merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan Kemampuan motorik halus yang merupakan kemampuan yang dikembangkan di Daycare Al Faqih. Guru selalu menyiapkan media yang tepat sebelum melakukan kegiatan berupa mainan lego blocks. Sehingga kegiatan bermain lego membuat benda sederhana mudah di pahami anak. Dalam kegiatan ini guru dan murid yang berperan di dalam kegiatannya. Dalam proses permainan agar anak selalu


14 bersemangat dan tidak bosan dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan, pihak sekolah diharapkan selalu mendukung proses belajar dan mengajar dengan menginformasikan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran inovatif yang lain, bagi peneliti lain diharapkan mampu menyempurnakan penerapan metode bermain serta mampu melaksanakan penelitian dengan menerapkan metode pembelajaranyang lain sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan yangdiharapkan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di TPA/Daycare Al Faqih, pengembangan motorik halus melalui kegiatan bermain lego membentuk benda sederhana membawa banyak manfaat dan respon positif yang diterima oleh anak. Baik perkembangan afektif, kognif serta psikomotor. Permainan lego blocks menurut Sudono (2000) menyatakan permainan yang memiliki kegiatan memasang, memadukan, membangun, dan menumpuk dapat menjadikan kreativitas dan motorik halus semakin berkembang. Menurut Latif, Zukhairina, Zubaidah, dan Afandi (2013) lego Block merupakan salah satu bentuk alat permainan pembangunan dan alat main pembangunanberfungsi untuk mengembangkan aspek sosial emosional dalam hubungan dengan teman sebaya, meningkatkan bahasa dalam kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar serta dapat meningkatkan perkembangan aspek kognitif seperti mengenal konsep, bentuk, pengetahuan, dan pemetaan. Pendidikan hanya memiliki satu tujuan, yakni membangun generasi penerus bangsa yang dapat diandalkan untuk pembangunan negara ini dimasa yang akan datang. Tugas orang tua adalah tetap melakukan bimbingan terarah agar anak tetap pada jalan yang benar serta menjadi anak yang berguna di masa depan kelak.


15 Secara umum Daycare Al Faqih telah mempunyai kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga kemungkinan anak berkembang dengan optimal.


16 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari tabulasi dan analisis dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Daycare Al Faqih mempunyai program unggulan yaitu memberikan kegiatan pengembangan motorik halus melalui kegiatan bermain lego membentuk benda sederhana sejak awal anak masuk Daycare sehingga anak didiknya dapat mengembangkan kemampuan menulis. 2. Pengembangan kemampuan motorik halus anak salah satunya dikembangkan melalui kegiatan bermain lego membentuk benda sederhana sehingga anak dapat berkreasi sesuai dengan imajinasi yang dimiliki. 3. Lingkungan kelas di Daycare Al Faqih Cikarang pusat juga disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan motorik halus anak didik. B. Saran-saran Dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak, pendidik bisa memberikan kegiatan lain yang lebih bervariasi sehingga anak berkreasi sesuai dengan imajinasinya dan Kemampuan motorik halus anak berkembang dengan optimal. Pengembangan kemampuan motorik halus dilakukan dengan media dan sarana yang lebih bervariasi dan dikemas melalui kegiatan yang menyenangkan sehingga anak-anak lebih termotivasi dan menikmati dunia bermainnya.


17 DAFTAR PUSTAKA Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks Hildayani,R.dkk (2004). Psikologi Perkembangan Anak. Modul 1. Bandung: Universitas Terbuka. MS Sumantri. (2005). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan. Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo Latif, Mukhtar. Rita Zubaidah, Zukhairina, dan Muhammad Afandi. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana https://id.theasianparent.com/manfaat-bermain-lego


18 FOTO-FOTO KEGIATAN OBSERVASI


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.