Laporan hasil penelitian Flipbook PDF

Laporan hasil penelitian

69 downloads 106 Views 294KB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

Laporan hasil penelitian

Terjadinya tanah longsor di Kabupaten Trenggalek

Oleh : 1. Nathan (4) 2. Jenifer (18) 3. Kezia (21) 4. Nixon (27) 5. Rafael (28) 6. Evan (34)

BAB I I. Rumusan Masalah 1. Bagaimana lokasi sebaran area kejadian longsor di daerah penelitian? 2. Bagaimana karakter dan pola tanah atau area yang mengalami longsor di daerah penelitian? 3. Apa penyebab-penyebab terjadinya longsor di daerah penelitian? 4. Apa fakfor-faktor penyebab utama terjadinya longsor di daerah penelitian?

II. Kajian Teori Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Berdasarkan jenisnya penelitian ini bersifat deskriptif. Subjek penelitian dispesifikan pada daerah rawan longsor di sepanjang jalur jalan Ponorogo-Trenggalek yang melintasi Desa Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo sampai Desa Pucanganak Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. Identifikasi daerah rawan longsor diamati berdasarkan beberapa variabel yaitu kemiringan lereng, pemusatan mata air, tingkat pelapukan tanah, kerapatan kekar, kedalaman pelapukan, struktur lapisan batuan, permebilitas tanah, indeks plastisitas, tekstur tanah. penggalian tebing dan vegetasi penutup. Maka dibagi tiga kelompok rentang faktor keamanan (SF) ditinjau dari intensitas kelongsorannya (Bowles, 1989 dalam Suludani, 2011), seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.

BAB II I. Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Berdasarkan jenisnya penelitian ini bersifat deskriptif. Subjek penelitian dispesifikan pada daerah rawan longsor di sepanjang jalur jalan Ponorogo-Trenggalek yang melintasi Desa Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo sampai Desa Pucanganak Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. Identifikasi daerah rawan longsor diamati berdasarkan beberapa variabel yaitu kemiringan lereng, pemusatan mata air, tingkat pelapukan tanah, kerapatan kekar, kedalaman pelapukan, struktur lapisan batuan, permebilitas tanah, indeks plastisitas, tekstur tanah. penggalian tebing dan vegetasi penutup. Maka dibagi tiga kelompok rentang faktor keamanan (SF) ditinjau dari intensitas kelongsorannya (Bowles, 1989 dalam Suludani, 2011), seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.

I. Pengumpulan Data

Faktor penyebab longsor dideskripsi berdasarkan pengamatan dan peta-peta seperti peta curah hujan, kemiringan lereng, geologi, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Dan pada penelitian stabilitas lereng digunakan juga jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang didapatkan dari hasil uji tanah di lapangan dan di laboratorium, serta menganalisis faktor keamanan lereng dengan menggunakan software Geo Slope/W.

III. Penggunaan Populasi atau Sampel POPULASI DAN PENENTUAN SAMPEL PENELITIAN Di antara kecamatan-kecamatan di Trenggalek yang rentan gerakan tanah tingkat menengah hingga tinggi, yakni Kecamatan Bendungan, Kecamatan Trenggalek, Tugu, Durenan, Karangan, Pule, Punggul, Kambak, Watulimo dan Munjungan. Jalur jalan yang berada pada Kecamatan Sawoo sampai dengan Kecamatan Tugu merupakan satu-satunya jalur penghubung antara Kabupaten Ponorogo dengan Kabupaten Trenggalek. Panjang jalur tersebut± 16 Km, serta merupakan jalur provinsi penghubung kedua kabupaten tersebut. Pada musim hujan, jalur ini rawan terhadap bencana longsor. Melihat kondisi wilayah tersebut ada beberapa tempat yang mempunyai potensi rawan longsor. Namun permasalahannya lokasi rawan longsor pada jalur tersebut hingga saat ini belum teridentifikasikan dan belum terpetakan. Akibatnya belum ada penanganan yang tepat untuk mengatasi bahaya longsor tanah karena penanganan setiap tipe longsor berbeda satu dengan dengan yang lainnya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik medan daerah penelitian, lokasilokasi yang berpotensi terjadinya longsor tanah, serta kemungkinan tipe longsor tanah yang berkembang di sepanjang jalur Ponorogo-Trenggalek.

IV. Teknik Analisis Data Analisis dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan peta, tabel dan literatur- literatur selanjutnya dikombinasikan dengan kondisi langsung di lapangan sehingga dapat diketahui penyebab kejadian longsor.

BAB III I. Kesimpulan Dari laporan yang kami buat dapat menarik kesimpulan, diantaranya: tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai factor alami dan manusia. Terjadinya bencana alam tanah longsor ini dapat diminimalkan dengan memberdayakan masyarakat untuk mengenali tipologi lereng yang rawan longsor, gejala awal longsor, serta upaya antisipasi dini yang harus dilakukan, sehingga pengembangan dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan tanah baik dalam skala nasional, regional maupun lokal secara berkelanjutan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menggalang kebersamaan segenap lapisan masyarakat.

II. Saran Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat-akibat yang ditimbulkannya. Kami sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, korban meninggal dan kerugian harta benda yang besar. 1. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan lingkungan. 2. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana, agar tidak terjadi korban dan kerugian yang besar. 3. Masyarakat pada umumnya harus mengetahui baik melalui Media Elektronik (radio, TV dan internet) maupun Media Cetak (buku literature, surat kabar, majalah) tentang bencanabencana yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi atau menyelamatkan diri.

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.