Story Transcript
MATERI AJAR Bahasa Indonesia
BAHASA INDONESIA
CERAMAH
sMA Negeri 1 Maumere
2022
Pengantar
eramah, khotbah, dan sambutan merupakan bagian dari pidato. Berarti ketiganya sama-sama kegiatan berbicara di depan umum untuk menyampaikan pikiran, gagasan, atau informasi kepada pendengar yang bersifat persuasif. Akan tetapi, topik yang disampaikan berbeda
Pengertian Ceramah dan khotbah adalah pidato yang menyampaikan atau menyiarkan ajaranajaran agama, sedangkan sambutan adalah pidato yang disampaikan sebagai pengantar atau pembuka dari suatu kegiatan.
1. Penceramah
Unsur-Unsur Teks Ceramah
Penceramah adalah orang yang melakukan kegiatan ceramah. Untuk menjadi penceramah, seseorang harus memiliki ilmu yang mumpuni terhadap materi yang diberikan kepada pendengar.
2. Pendengar Pendengar merupakan penerima nasihat-nasihat dari penceramah. Dalam hal ini, pendengar bisa siapa saja tidak terbatas status sosial, umur, jenis kelamin, latar belakang, dan lain-lain.
3. Materi Materi dalam teks ceramah berasal dari ajaran-ajaran agama. Akan tetapi, ceramah yang bagus adalah ceramah yang mampu membuat pendengar tergugah dan terdorong untuk melakukan nasihat-nasihat yang disampaikan oleh penceramah. Selain itu, materi hendaknya disusun secara sistematis sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
Unsur-Unsur Ceramah
4. Metode Ceramah Metode ceramah adalah cara-cara yang digunakan seorang penceramah untuk menyampaikan materi. Metode ceramah terbagi menjadi: Impromptu, yakni metode ceramah tanpa persiapan. Biasanya penceramah yang melakukan metode ini sudah memiliki jam terbang berceramah yang cukup tinggi. Menghafal, yakni dilakukan dengan persiapan, kemudian menghafalnya. Membaca naskah, yakni melakukan ceramah dengan naskah lengkap. Ekstemporan, yakni metode ceramah yang menuliskan pokok-pokok pikiran sebagai catatan pengingat. 5. Media Ceramah Media ceramah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada pendengar. Ceramah di zaman sekarang tidak hanya dilakukan di rumah ibadah, tetapi juga bisa di banyak tempat. Adapun kegiatan ceramah bisa dilakukan secara langsung ataupun direkam sehingga pendengar bisa melihat dari internet atau televisi. i
Unsur-Unsur Teks Ceramah
Pendahuluan
Pembuka: bagian ini berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, dan ucapan syukur. Pengantar: bagian ini adalah paragraf pengantar yang mengarah pada topik. Biasanya pengantar berasal dari informasi atau berita yang faktual yang masih terkait dengan topik ceramah.
2. Isi Ceramah Inti: berisi paparan dari penceramah, pandangan umum, ilustrasi dari materi yang disampaikan. Gagasan: berisi ide besar yang ingin disampaikan kepada pendengar. Ceramah yang baik berisi satu gagasan besar yang kemudian dikembangkan dalam subtopik.
3. Penutup Simpulan Ucapan permintaan maaf Salam penutup
Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah
Teks ceramah juga memiliki karakteristik dan ciri khas kebahasaan tersendiri yang cenderung beda dengan teks lain. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan dari teks ceramah.
1. Banyak memakai kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak sebagai sapaan. Kata ganti pertama contohnya adalah: saya, aku, kami (mengatasnamakan kelompok). Sementara kata kedua jamak adalah: anak-anak, hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu, kalian, saudara-saudara.
2. Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang dibahas. Misalnya jika topik yang di bahas adalah kebahasaan atau sastra, istilah-istilah yang muncul meliputi: prosa, puisi, etika berbahasa, sarkasme, majas, kesantunan berbahasa.
3. Menggunakan kata-kata yang menunjukan hubungan sebab akibat atau argumentasi. Contohnya adalah: dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka, sebab, karena.
4. Banyak memakai kata kerja mental, misalnya: memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, diharapkan, berasumsi, menyimpulkan, berpendapat.
5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: diharapkan, sebaiknya, hendaklah, perlu, harus.
6. Menggunakan kalimat majemuk
Ciri Teks Ceramah
Ada pun ciri-ciri teks ceramah akan dipaparkan pada daftar di bawah ini.
1. Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas pengetahuan para pendengar. 2. Disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian atau dianggap pakar dalam bidang atau disiplin ilmu yang diceramahkan. 3. Terdapat ajakan atau persuasi untuk mengubah sikap atau melakukan tindakan terhadap materi yang dibicarakan. 4. Berisi argumen yang menguatkan topik yang dibicarakan. 5. Memiliki fakta dan data yang memperkuat argumen dalam teks. 6. Terdapat komunikasi dua atau banyak arah antara pembicara dan pendengar, yaitu berupa dialog, tanya jawab, kolom komentar tanggapan video (jika daring), dsb.
Langkah MenulisCeramah 1. Menentukan Topik
Menentukan topik tentunya menjadi hal pertama yang harus ditentukan.
Tentunya, terkadang topik ceramah juga dapat didapatkan dengan tidak sengaja misalnya saat kita membaca teks berita dan mendapatkan kabar yang sedang hangat dibicarakan. Namun, topik tersebut harus tetap ditentukan dan diolah melalui langkah selanjutnya, tidak hanya asal mengambil tren terbaru saja. Topik yang diambil dapat meliputi: keterampilan, keahlian, pengalaman pribadi, hobi, pelajaran, pendapat pribadi, minat khalayak, biografi tokoh terkenal, dsb
Langkah MenulisCeramah
2. Merumuskan Tujuan Ceramah
Selanjutnya, tujuan adalah hal yang harus diperhatikan ketika sudah menemukan topik yang akan dibawakan. Untuk apa kita memberikan ceramah? Apakah untuk berbagi ilmu? Mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu? Dsb. Namun, dalam gambaran luasnya, tujuan ceramah meliputi:
1. Tujuan umum, yang meliputi: ceramah informatif, ceramah persuasif, ceramah rekreatif (hiburan) 2. Tujuan khusus, yang merupakan rincian dari tujuan umum, tujuan ini meliputi: kebahasaan Indonesia untuk tujuan umum pelajaran, cara melukis untuk tujuan umum keahlian atau hobi, biografi Soekarno untuk tujuan umum biografi tokoh. 3.
3. Menyusun Kerangka Ceramah Kerangka teks ceramah adalah rencana yang memuat pokok-pokok bahasan struktur teks ceramah. Setiap bagian struktur yaitu: pembuka, isi, dan penutup dibuat kalimat pokok atau ide pokoknya terlebih dahulu tanpa penjelasan detail. Pembuatan kerangka teks ceramah yang baik harus memperhatikan:
1. Ketiga struktur harus dibuat: pembuka, isi, dan penutup 2. Maksud ceramah harus diungkapkan dengan jelas 3. Pastikan setiap bagian kerangka hanya memiliki satu gagasan pokok 4. Bagian setiap kerangka harus tersusun secara logis 5.
4. Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka Setelah kerangka telah selesai dibuat, maka kembangkan setiap kalimat pokok menjadi paragraf-paragraf yang diberi kalimat penjelas, baik secara deduktif (kalimat pokok di awal paragraf) maupun induktif (kalimat pokok di akhir paragraf). Bersamaan dengan itu, penulisan teks ceramah juga harus dibarengi dengan penghayatan terhadap bahan-bahan yang akan disampaikan. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji bahan secara kritis 2. Meninjau kelayakan materi terhadap khalayak ramai atau pendengar ceramah 3. Meninjau kembali berbagai bahan yang kemungkinan mendapatkan pro kontra 4. Menyusun sistematika bahan teks ceramah 5. Menguasai materi ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis i
Menyunting teks Ceramah
Setelah menyelesaikan ceramah, tahap selanjutnya adalah untuk menyunting teks tersebut. Penyuntingan bertujuan untuk menyempurnakan atau untuk mengurangi kekeliruan-kekeliruan yang mungkin terjadi dalam suatu teks. Kegiatan penyuntingan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Mengonstruksi, menyusun, atau menulis teks ceramah yang akan disunting.
2. Penyediaan bahan-bahan pemandu penyuntingan, seperti Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus. Keduanya dapat ditemukan secara daring. Selain itu, bahan-bahan tersebut harus disesuaikan dengan teks yang akan disunting (dalam kesempatan ini: teks ceramah).
3. Memperhatikan bahan suntingan secara cermat, baik itu berkenaan dengan cara penyajian isi maupun kaidah kebahasan
4. Memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam bahan suntingan secara benar dengan berpedoman pada sumber-sumber yang dapat dipercaya (PUEBI dan KBBI).
contoh teks Ceramah Pentingnya Berbahasa Santun
Pembuka (pendahuluan)
Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanakkanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapatrapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.
Isi (rangkaian argumen)
Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.
Penutup (Penegasan Ulang) Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.