Mengenal Ahmadiyah dan Kesesatan-Kesesatannyanya Flipbook PDF

Mengenal Ahmadiyah dan Kesesatan-Kesesatannyanya

44 downloads 112 Views 1MB Size

Story Transcript

Mazwen

MENGENALI AHMADIYAH DAN KESESATAN-KESESATANNYA

KATA PENGANTAR Sejak risalah Islam terbit di tanah Arab lalu menerangi segala penjuru dunia, dan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬menyerukannya untuk mengeluarkan manusia dari kebodohan menuju akal yang sehat, diantara manusia ada yang beruntung karena menerima seruan kebenaran dan kemudian berjalan di dalam ilmu yang terang. Namun, ada juga yang celaka dan terhina karena lebih memilih untuk menolak hidayah yang Allah ‫ ﷻ‬turunkan, dan matanya silau dan memalingkan pandangannya ketika melihat cahaya kebenaran ini. Sedangkan ada juga dari mereka yang mengetahui kebenaran

namun

mengingkarinya.

Mereka

menyadari

keutamaannya namun kemudian mendengkinya karena hawa nafsu mereka dan kecintaan mereka kepada dunia. Mereka mengenal Allah‫ ﷻ‬dan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬akan tetapi mereka menentang Allah dan Rasul-Nya walaupun dalam hati mereka meyakini akan kebenaran risalahnya karena kesombongan dan sifat bodoh mereka. Mereka sebenarnya mengetahui bahwa tidak mungkin untuk menang melawan Allah dan Rasul-Nya, akan tetapi mereka tetap mengupayakan berbagai strategi dengan penyelundupan, tipuan, dan penyesatan dengan label agama. Mereka bidik anteki

entek dan memilih orang-orang yang bodoh yaitu Mirza Ghulam Ahmad salah satunya. Pada awalnya memang terasa aneh apabila orang yang jenius memilih orang yang bodoh sebagai antek mereka. Kedok mereka dengan cepat terbongkar sebagaimana Ghulam dalam dakwahnya menghilangkan jihad dalam agama untuk kejayaan Inggris, dan upayanya menghalangi-halangi kaum muslimin untuk mengangkat senjata melawan mereka. Ini sudah cukup menjadi bukti keburukan nabi palsu ini sebagai antek Inggris. Pasti targetnya hanya satu, walaupun zaman berbeda, ideologinya satu walaupun coraknya berbeda. Setiap kali muncul seorang antek, muncul pula seorang ulama dari kaum muslimin untuk menyingkap kedoknya. Seperti itulah cara Allah ‫ ﷻ‬menjaga Islam, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Hijr ayat 9:

۹‫إَّنا ح َْن ُن نح ازلْنحا ذِّإل ْك حر حوإَّنا لحـه لحح ِّف ُظ ْو حن ۝‬ ِ ِ “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

ii

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah juga mengatakan: “Tiadalah pembela kebatilan mendatangkan suatu bid’ah, kecuali diambil dari perkataannya sendiri apa yang dapat membantahnya.” Hanya kepada Allah saya memohon, semoga Allah memberikan sebaik-baik ganjaran dan bimbingannya untuk senantiasa

berjuang

dalam

menegakkan

agama

Islam.

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan. Mudahan Allah melimpahkan sholawat dan salam kepada hamba dan Rasul-Nya yakni Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sebagai Nabi terakhir. Juga kepada keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman.

Bekasi, 10 Januari 2023

Penulis iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... 1 DAFTAR ISI ......................................................................................... iv SEJARAH AHMADIYAH ................................................................... 1 RIWAYAT HIDUP PENDIRI QODIYANIYAH ............................. 10 QODIYANIYAH DAN UMAT ISLAM ............................................ 16 PENGHINAAN NABI PALSU QODIYANIYAH TERHADAP PARA SAHABAT ............................................................................... 20 KEBODOHAN NABI PALSU QODIYANIYAH DENGAN RAMALANNYA ................................................................................. 24 SEJARAH AHMADIYAH DI INDONESIA .................................... 51 LEGALITAS PAHAM AHMADIYAH DI DUNIA INTERNASIONAL ............................................................................. 58 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 61

iv

SEJARAH AHMADIYAH A. Sejarah Berdirinya Qodiyaniyah (Ahmadiyah) Ahmadiyah adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyaniyah yang berada kota kecil bernama Qodian di India tepatnya berada di perbatasan antara India dan Pakistan.

Lokasi desa Qodiyan dalam peta

Ahmadiyah secara resmi bernama Jamaah Muslim Ahmadiyah adalah sebuah organisasi kebangkitan Islam yang berasal dari Qodian – Punjab, India Britania, pada akhir abad ke19. Organisasi ini didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (18351908), yang mengklaim telah diangkat secara ilahi sebagai Mahdi 1

dan Isa sebagaimana yang telah diyakini oleh umat Islam sebagai manusia yang akan muncul pada akhir zaman dengan kemenangan umat Islam. Mirza Ghulam Ahmad mendirikan organisasi Ahmadiyah pada tanggal 23 Maret 1889 dengan secara resmi menerima kesetiaan pengikutnya. Pemikiran Ahmadiyah menekankan keyakinan bahwa Islam adalah keputusan terakhir bagi umat manusia seperti yang telah di wahyukan kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan perlu untuk mengembalikannya ke bentuk aslinya. Pengikut atau penganut Ahmadiyah menganggap bahwa Mirza Ghulam Ahmad muncul sebagai Mahdi yang mengemban sifat-sifat Isa untuk menggerakkan sistem moral yang akan membawa perdamaian yang abadi. Penganut Ahmadiyah mempercayai bahwa atas bimbingan Mirza Ghulam Ahmad membersihkan Islam dari penambahan asing dalam keyakinan dan tata cara ibadah. Ahmadiyah memandang merekalah sebagai pemimpin penyebaran dan kebangkitan Islam. Sejak kematian Mirza Ghulam Ahmad, organisasinya dipimpin oleh penerusnya yang mereka sebut dengan khalifah. Pada tahun 2017 pemahaman Ahmadiyah telah menyebar ke 210

2

negara di dunia, termasuk negara-negara di Asia Selatan, Afrika Barat, Afrika Timur dan Indonesia.1 Ahmadiyah memiliki dakwah yang kuat setelah membentuk

organisasi

dakwah Muslim pertama di Inggris dan negara-negara bagian Barat lainnya. Pada saat

itu,

Ahmadiyah

dipimpin oleh khalifahnya yang

bernama

Masroor

Ahmad

Mirza dan

diperkirakan berjumlah 20 juta penganut Ahmadiyah di seluruh dunia.

Figure 1 Gambar Mirza Masroor Ahmad khalifah ke-lima

Dalam organisasi itu sendiri terdapat beberapa Ahmadi yang berbeda pandangan mengenai status kenabian Mirza Ghulam Ahmad. Kemudian dari Ahmadi yang tidak setuju dengan kenabian Mirza Ghulam Ahmad membentuk organisasi Ahmadiyah Lahore, sebagai bentuk tentangan terhadap arus dari Ahmadiyah utama.

1

Ahmadiyah, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ahmadiyah, (6 Januari 2023)

3

Pengakuan Ahmadiyah terhadap Mirza Ghulam Ahmad sebagai seorang nabi merupakan pengakuan sesat. Bagi umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sebagai nabi penutup. Istilah Qadiyani digunakan untuk merendahkan gerekan tersebut. B. Qodiyaniyah Sebagai Intel Inggris Para petinggi penjajah Inggris melakukan pertemuan di London untuk membahas strategi untuk menghadapi umat Islam. Setelah mereka memikirkan secara mendalam dan meneliti hingga sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada kekuatan didunia yang sanggup menghadapi umat Islam, kecuali orang Islam itu sendiri. Dengan begitu para penjajah berupaya untuk mempersolid pasukannya untuk mencerai beraikan umat Islam. Namun tidak melalui agresi militer, melainkan dengan memunculkan kelompokkelompok yang batil dari umat Islam yang membawa nama Islam, dengan upaya untuk menghancurkan dasar-dasar dan prinsipprinsip ajaran Islam. Dengan fasilitas-fasilitas yang penjajah berikan kepada kelompok-kelompok batil baik berupa anggaran dana dan fasilitas lainnya, supaya dapat diajak bekerjasama dan menimbulkan kerugian di pihak kaum muslimin sekaligus untuk memata-matai umat Islam.2

2

Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak Ideologi Ahmadiyah, hal. 31

4

Untuk mewujudkan strateginya, pihak kolonial penjajah mengirimkan delegasi-delegasi khusus ke negara-negara yang di duduki dengan misi mempelajari situasi serta mencari para pengkhianat. Adapun para pengkhianat yang menjadi antek-antek Inggris adalah Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani (antek-entek Inggris di India), dan Mirza Husain Ali yang lebih dikenal dengan julukan Baha’ullah di Iran.3 Mirza Husain Ali atau Baha’ullah ini cenderung sangat ceroboh dan dungu. Karena menunjukkan permusuhannya dengan sangat jelas kepada kaum muslimin. Kebenciannya terhadap Islam dengan berani ia mengatakan dapat menghapus Alquran dengan kitabnya, dan ajarannya dapat menghapus syariat Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Ancaman bahaya darinya sangat ringan karena terlihat sangat jelas. Sedangkan Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani lebih licik karena ia sangat dengki dan benci kepada Islam, ia menggunakan cara yang lebih halus agar bisa menarik terutama masyarakat awam. Ia menggunakan cara mengklaim dirinya sebagai pembaharu ajaran Islam, kemudian karena mengikuti hawa nafsunya ia mengklaim dirinya sebagai Al-Mahdi dan bahkan

3

Ibid, hal 31-32

5

mengaku sebagai nabi dengan mengatakan dirinya diutus dan diberi wahyu.4 Menurut para pengikutnya Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi yang diutus dan sebagai Mahdi yang menyandang sifat-sifat Nabi Isa dan setara dengan Nabi Musa dan Nabi Daud sehingga di belakang namanya ditambahi alaihissalam. Pengertian-pengertian

Alquran

diotak-atik

dan

diselewengkan dengan makna yang serampangan. Ia menyebarkan pemikiran-pemikirannya dan memberikan pelayanan-pelayanan yang sangat menguntungkan Inggris dengan tetap bereada dalam barisan kaum muslimin. Diantara pelayanannya adalah ia dedikasikan pada pihak Inggris adalah fatwanya yang menyatakan bahwa seorang muslim tidak boleh mengangkat senjata kepada Inggris, sebab hukum jihad telah di tiadakan, dan Inggris adalah wakil-wakil

Allah

dimuka

bumi

sehingga

tidak

boleh

membangkang kepada mereka.5 Dengan penyataan yang difatwakan oleh Mirza Ghulam Ahmad, Inggris merasa senang dan mensuplai segala bantuan dengan memberikan perlindungan dan harta. Bahkan Inggris memberi Mirza Ghulam Ahmad pasukan yang mengikutinya. Dan ia yang dulunya sangat miskin, mendadak menjadi kaya raya 4 5

Ibid, hal 32 Ibid, hal 32

6

karena kebaikan kolonial Inggris kepadanya. Dengan kekayaannya ia mengambil lebih banyak pelayan-pelayan yang lebih banyak dari pada yang dimiliki keluarganya. Seperti itulah pengakuannya kepada Ratu Inggris ketika melawat ke India.6 Selanjutnya, pihak penjajah mensosialisasikan pada masyarakat, mengangkat kedudukannya dibawah perlindungan mereka, dan mendukungnya untuk melawan kaum muslimin, terutama para ulama kaum muslimin. Bahkan mereka melecehkan kehormatan para Nabi dan Rasul terdahulu, dan melecehkan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Selain para Nabi dan Rasul, mereka juga mencoreng kehormatan keluarga Rasulullah ‫ ﷺ‬yaitu Hasan dan Husein beserta para sahabatnya terutama khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali dan para pengikutnya.7 Oleh karena itu, para ulama muslimin sepakat memvonis Mirza Ghulam Ahmad kafir dan memfatwakan halal darahnya karena mengaku sebagai nabi, menghina para nabi, menolak kebenaran Islam yang lurus. Tapi, pihak kolonial memberikan

6 7

Ibid, hal 32-33 Ibid, hal 33

7

perlindungan kepada nabi palsu tersebut, sehingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk melawannya.89 Dengan demikian, ulama-ulama Islam tetap berupaya melawan dengan mendebat dan menantangnya berdiskusi. Diantara yang paling menonjol adalah seorang Syeikh Tsana’ullah Amritsari atau dikenal dengan Syeikh Abul Wafa pernah beberapa kali memenangkan perdebatan dan menegakkan hujjah melawan nabi palsu itu. Hingga pada akhirnya Mirza Ghulam Ahmad melakukan mubahalah bahwa: “Barangsiapa diantara keduanya berdusta, maka akan mati secara tidak wajar mendahului orang yang jujur” Setelah menjelang 10 tahun setelah mubahalah tersebut, Mirza Ghulam Ahmad mati dengan mengenaskan sehingga semua orang merasa jijik walaupun sekedar menceritakannya.10 Tapi sangat disayangkan, kelompok murtad ini kembali menyusup

kedalam

barisan

kamu

muslimin.

Dengan

memperlihatkan bahwa mereka meyakini semua apa yang diyakini oleh umat Islam. Dan sekali lagi mereka di bantu oleh tuan mereka 8

Ibid, hal 33 Ihsan Ilahi Zhahir, Mengapa Ahmadiyah Dilarang, fakta sejarah dan I’tiqdnya, hal 4 10 Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak Ideologi Ahmadiyah, hal 33-34 9

8

yang dulunya menyebarkan iklan-iklannya di negara-negara Eropa dan Afrika. Bahkan, lembaga Kristen dalam apendiks kamus AlMunjid ikut menyebarkan dengan menuliskan dalam majalah bahwa Qodiyaniyah adalah salah satu dari kelompok Islam. Padahal, secara ilmiahnya kelompok murtad ini tidak ada sangkut pautnya dengan Islam, dan bahkan tidak ada hubungan sama sekali dengan Islam dan Islam pun berlepas diri darinya.11

11

Ibid, hal 34

9

RIWAYAT HIDUP PENDIRI QODIYANIYAH Nama asli pendiri Ahmadiyah adalah Mirza Ghulam Ahmad bin Mirza Ghulam Murtazha bin Atha Muhammad

bin

Gull

Muhammad

yang

lahir

pada tanggal 15 Maret 1835 di sebuah desa Qodian, provinsi Punjab, India. Dan wafat pada tanggal 26 Mei 1908.12

Mirza

Ghulam

Ahmad, dianggapoleh para pengikutnya

disejajarkan

dengan Nabi Isa, Nabi

Figure 2 Gambar Mirza Ghulam Ahmad pendiri Qodiyaniyah (Ahmadiyah)

Musa, dan Nabi Daud, oleh karenanya dibelakang namanya di tambah alaihissalam. Ayahnya bernama Mirza Ghulam Murtazha dan ibunya bernama Chiragh Bibi. Dia mempunyai dua orang istri yaitu Hurmat Bibi dan Nursat Jahan Begum.

12

M. Amin Djamaluddin, Capita Selekta Aliran Sesat di Indonesia, hal. 53

10

Mirza Ghulam Ahmad lahir di keluarga yang licik, pengkhianat agama dan negara, yang merupakan antek penjajah Inggris. Dari beberapa dokumen diketahui bahwa nenek moyangnya berasal dari Samarkand.13 Mirza Ghulam Ahmad menduduki sebuah jabatan dikantor pemerintahan. Ia pula memberi jasa yang baik kepada kolonial Inggris ketika saudara-saudara setanah airnya yaitu rakyat India, melakukan aksi pemberontakan pada tahun 1851 M dalam revolusi menentang penjajah. Bahkan, Mirza Ghulam Ahmad mengerahkan 50 pasukan dan 50 kuda miliknya sendiri serta mambantu pemerintah diluar batas kemampuannya. Mengabdinya Mirza Ghulam Ahmad dengan memberikan loyalitas

pada

penjajah,

mengikrarkan

ketulusannya

dan

kesediaannya pada mereka untuk memata-matai kaum muslimin. Ketika seorang personil penjajah menulis buku yang melecehkan citra baik istri-istri Rasulullah dan mendiskreditkan syariatnya, kaum muslimin India melakukan demonstrasi besar-besaran. Dalam kondisi ini, alih-alih membiarkan dan mendukung umat

13

Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak Ideologi Ahmadiyah, hal 128

11

Islam, justru Ghulam Ahmad melancarkan serangan balik pada kaum muslim.14 Semasa hidup Mirza Ghulam Ahmad mengabdi kepada penjajah Inggris dan memusuhi saudara seagamanya, bahkan memerangi saudara seagamanya. Salah satu dari manusia yang terlaknat karena ia mengaku sebagai nabi yang di beri wahyu. Selain mengaku nabi, ia juga mengaku sebagai Mahdi yang mengemban sifat-sifat Isa, dan menganggap Inggris sebagai wakil Allah di muka bumi. Pada akhir hayatnya, Mirza Ghulam Ahmad meninggal dengan mengenaskan karena mubahalah yang ia lakukan. Ia meninggal dengan menjijikan dan bahkan sangat menjijikan walaupun hanya dengan menceritakannya saja. Matinya nabi palsu ini dengan terhina, karena badannya semakin lama semakin lemas karena keseringan buang air. Di antara ulama yang terdepan menentangnya adalah AsySyaikh Tsana`ullah Al-Amru Tasri. Karena geram, Ghulam Ahmad akhirnya mengeluarkan pernyataan pada tanggal 15 April 1907 yang ditujukan kepada Asy-Syaikh Tsana`ullah. Namun anehnya tantangan mubahalah ini justru dialami oleh Ghulam Ahmad sendiri.

14

Ibid, hal 38

12

Di antara bunyinya: “Engkau selalu menyebutku di majalahmu (‘Ahlu Hadits’) ini sebagai orang terlaknat, pendusta, pembohong, perusak. Maka aku banyak tersakiti olehmu. Maka aku berdoa, jika aku memang pendusta dan pembohong sebagaimana engkau sebutkan tentang aku di majalahmu, maka aku akan binasa di masa hidupmu. Karena aku tahu bahwa umur pendusta dan perusak itu tidak akan panjang. Tapi bila aku bukan pendusta dan pembohong bahkan aku mendapat kemuliaan dalam bentuk bercakap dengan Allah, serta aku adalah Al-Masih yang dijanjikan maka aku berdoa agar kamu tidak selamat dari akibat orang-orang pendusta sesuai dengan sunnatullah. Aku umumkan bahwa jika engkau tidak mati semasa aku hidup dengan hukuman Allah yang tidak terjadi kecuali benar-benar dari Allah seperti mati dengan sakit tha’un, atau kolera berarti aku bukan nabi dan rasul Allah” Aku berdoa kepada Allah, wahai penolongku Yang Maha Melihat, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Berilmu, Yang mengetahui rahasia qalbu, bila aku ini adalah pendusta dan perusak dalam pandanganMu dan aku berdusta atas diri-Mu malam dan siang hari, ya Allah, maka matikan aku di masa hidup Ustadz Tsana`ullah. Bahagiakan jamaahnya dengan kematianku.

13

Wahai Allah, jika aku benar dan Tsana`ullah di atas kesalahan serta berdusta dalam tuduhannya terhadapku, maka matikan dia di masa hidupku dengan penyakit-penyakit yang membinasakan seperti tha’un dan kolera atau penyakit-penyakit selainnya. Akhirnya, aku berharap dari Ustadz Tsana`ullah untuk menyebarkan pernyataan ini di majalahnya. Kemudian berilah catatan kaki sekehendaknya. Keputusannya sekarang di tangan Allah.”15 Setelah berlalu 13 bulan 10 hari dari waktu itu, justru Ghulam Ahmad yang diserang ajal. Doanya menimpa dirinya sendiri. Putranya Basyir Ahmad menceritakan: Ibuku mengabarkan kepadaku bahwa (Ghulam Ahmad) butuh ke WC langsung setelah makan, lalu tidur sejenak. Setelah itu butuh ke WC lagi. Maka dia pergi ke sana 2 atau 3 kali tanpa memberitahu aku. Kemudian dia bangunkan aku, maka aku melihatnya lemah sekali dan tidak mampu untuk pergi ke ranjangnya. Oleh karenanya, dia duduk di tempat tidurku. Mulailah aku mengusapnya dan memijatnya. Tak lama kemudian, ia butuh ke WC lagi. Tetapi sekarang ia tidak dapat pergi ke WC,

15

Ash-Shamad, Tabligh Risalat, hal 120 (assajidin.com)

14

karena itu dia buang hajat di sisi tempat tidur dan ia berbaring sejenak setelah buang hajat. Kelemahan sudah mencapai puncaknya, tapi masih saja hendak buang air besar. Diapun buang hajatnya, lalu dia muntah. Setelah muntah, dia terlentang di atas punggungnya, dan kepalanya menimpa kayu dipan, maka berubahlah keadaannya.”16 Pada akhirnya dia mati tanggal 26 Mei 1908. Sementara Asy-Syaikh Tsana`ullah tetap hidup setelah kematiannya selama hampir 40 tahun. Demikianlah Allah _Subhanahu wa Ta’ala_ singkap tabir musuh-Nya dengan akhir kehidupan

yang

menghinakan.17

16

Basyir Ahmad, Siratul Mahdi, hal. 109 (assajidin.com) https://assajidin.com/kisah-tragis-detik-detik-ajalnya-mirza-ghulam-ahmadsang-nabi-palsu/ (6/Januaru/2023) 17

15

QODIYANIYAH DAN UMAT ISLAM Sikap qodiyaniyah terhadap orang Islam sangatlah buruk. Dengan menyembunyikan identitasnya, mereka bertujuan untuk mewujudkan berbagai kepentingan dan keuntungan. Dalam kitabkitab mereka mengatakan bahwa seorang muslim yang meninggal, tidak berhak untuk di sholatkan dan tidak dikubur di lokasi pemakaman qodiyaniyah. Selain itu, orang-orang dari qodiyaniyah tidak boleh dinikahkan

atau di nikahi siapaun dari kalangan

muslim. Sebab menurut mereka, orang muslim adalah orang kafir, sebagaimana yang ditegaskan oleh nabi palsu laknatullah mereka, Ghulam Ahmad, “Siapa yang tidak beriman kepadaku, berarti ia tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.”18 Putra sekaligus khalifah kedua qodiyaniyah, Ahmad Mahmud, mengatakan “Seseorang menemuiku di Lucknow dan bertanya,’Orang-orang mengatakan bahwa kalian mengkafirkan kaum muslimin yang tidak memeluk keyakinan qodiyaniyah, benarkah berita ini? Beliau menjawab, “Benar, tidak diragukan lagi bahwa kami mengkafirkan kalian.”kemudian orang yang bertanya menganggap aneh jawaban tersebut dan bingung.19

18 19

Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak Ideologi Ahmadiyah, hal 46 Ibid, hal 46

16

Putra keduanya, Basyir Ahmad, dengan tidak tahu malu mengatakan “Setiap orang yang mengimani Musa dan tidak mengimani Isa atau beriman kepada Isa dan tidak beriman kepada Muhammad adalah kafir, keluar dari Islam, kami mengatakan ini bukan semata-mata pendapat kami, tapi kami mengutip dari kitab Allah,’Merekalah orang kafir yang sebenarnya’.” Seorang ulama qodiyaniyah dalam karyanya, An-Nubuwah fi Ilham, menulis, “Allah berfirman kepadanya (Ghulam Ahmad),’Siapa yang mencintai dan mentaati-Ku, maka ia wajib mengikutimu dan wajib beriman kepadamu. Bila tidak maka ia bukan orang yang mncintaiku, sebaliknya ia adalah musuhku. Bila orang-orang yang mengingkarimu enggan menerima hal ini, dan malah mendustakan serta menyakiti dirimu, maka Kami akan membalas mereka dengan balasan yang buruk dan Kami persiapkan untuk orang-orang kafir itu neraka Jahannam sebagai penjara mereka’. Disini Allah telah menjelaskan bahwa orangorang yang mengingkari Ghulam, maka ia kafir dan balasannya adalah neraka Jahannam,”20 Putra Ghulam menukilkan dari Nuruddin, khalifah pertama jamaah qodiyaniyah berkata. “Sesungguhnya orang-orang Islam

20

Ibid, hal 47

17

yang

bukan

pengikut

qodiyaniyah

masuk

dalam

firman

Allah.’Merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya’. Kemudian ia mengomentari hal ini seraya berkata,” Bagaimana bisa orang yang mengingkari Musa dianggapkafirlagi terlaknat, dan yang mengingkari Isa juga terlaknat, sementara orang yang mengingkari Ghulam Ahmad tidak disebut kafir. Ini perkataan kaum muslimin, ‘Kami tidak membeda-bedakannya.’ Karenanya, orang yang mengingkari adalah kafir dan masuk dalam firman Allah, ‘Merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya’. Seperti itulah kayakinan mereka terhadap umat Islam. Hakikat hubungan antara qodiyaniyah dengan umat Islam sesuai dengan pernyataan dan ungkapan mereka sendiri. Tapi mereka berlindung di balik barisan kaum muslimin untuk mewujudkan tujuan-tujuan busuk mereka. Terkadang mereka mengecoh kaum muslimin yang awam, khususnya diluar negara India dan Pakistan, dengan

melakukan

sholat

bersama

kaum

muslimin

dan

bermakmum dibelakang imam kaum muslimin.21 Tentang sholat yang kadang-kadang mereka kerjakan di mesjid muslimin dan bermakmum pada imam muslimin, melalui ungkapan langsung khalifah II Qodianiyah yaitu putra Ghulama

21

Ibid, hal 47

18

Ahmad sendiri, Mahmud Ahmad. Saat perjalanan haji, ia berkata, “Pada tahun 1912 M saya pergi ke Mesir. Dari sana saya berangkat haji. Di Jeddah saya bertemu dengan kakekku, kemudian kami pergi bersama menuju Mekah. Di hari pertama thowaf, waktu sholat tiba. Saya berniat hendak pergi namun terhalangi oleh kerumunan jamaah haji. Sholat pun dimulai dan kakek memerintahkan untuk ikut sholat. Dan ketika telah sampai di penginapan saya berkata, “Mari kita mengerjakan sholat untuk Allah yang tidak boleh ditunaikan dan tidak diterima di belakang selain penganut qodiyaniyah.22

22

Ibid, hal 49

19

PENGHINAAN NABI PALSU QODIYANIYAH TERHADAP PARA SAHABAT Pada abad pertama Hijriah pembohong besar adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan pada abad 14 Hijriah adalah Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani. Keduanya sama-sama mengklaim bahwa dirinya adalah seorang nabi.23 Selain mengaku sebagai nabi, karena terlalu bersemangat Mirza Ghulam Ahmad juga membodohkan para sahabat, padahal dirinya justru terlampau bodoh dari orang yang sangat bodoh, karena dengan mudahnya mengaku sebagai nabi. Adapun ucapan-ucapan nabi palsu, “Tidak diragukan lagi bahwa didalam umat Muhammad telah lahir beribu-ribu wali dan orang-orang pilihan, tapi tak seorang pun yang seperti aku. Ia juga menyinggung Hasan dan Husein

dengan

mengatakan, “Mereka (muslim) marah kepadaku lantaran aku menganggap diriku lebih mulia dari Husein. Padahal namanya yang tidak disebut-sebut dalam Alquran, malah yang disebut adalah nama Zaid. Jika memang Husein lebih utama, seharusnya namanya disebut dalam Alquran. Adapun nasabnya pada Nabi

23

Ibid, hal 59

20

telah terputus oleh firman-Nya. ‘Tiadalah Muhammad itu ayah dari seorang kalian, tetapi ia adalah Muhammad’ Ia juga berkata, ‘Mereka mencemoohku karena aku melebihkan diriku dari Hasan dan Husein. Aku jawab, ya. Aku melebihkan diriku dari keduanya dan Allah akan memperlihatkan keutamaan ini.’ Terlebih lagi, putra sekaligus khalifah keduanya berkata dalam khutbah Jumat yang ia sampaikan di Qodiyan dan dipublikasikan oleh majalah Qodiyaniyah, Al-Fadhl, edisi 26 Januari 1926 M, “Ayahku mengatakan, ‘Seratus Husein ada didalam sakuku. Tapi saya mengatakan lebih dari ini, yakni pengorbanan satu jam untuk berkhidmat pada agama yang dilakukan

ayahku

lebih

utama

dibanding

pengorbanan-

pengorbanan seratus orang Husein.” Harian Qodiyaniyah, Al-Hukm, melansir ucapan, “ Tinggallah perselisihan dalam masalah khalifah yang telah berlalu, dan ikutlah dengan khilafah yang baru. Di tengah-tengah kalian ada Ali yang masih hidup tapi kalian meninggalkannya, dan malah mencari Ali yang sudah mati.” Nabi palsu laknatullah semakin menjadi. Ia mengklaim lebih baik dari orang yang di cintai Nabi Muhammad dan manusia 21

yang paling baik setelah beliau, “Aku adalah Al-Mahdi yang pernah ditanyakan oleh Ibnu Sirin, dan bahkan lebih baik dari sebagian nabi.” Kemudian

mengatakan,

putranya

‘Sesungguhnya

kedudukan Abu Bakar dapat diraih oleh ratusan orang dari umat Muhammad’ Seorang penganut qodiyaniyah menulis. ‘Abu Bakar dan Umar sangat tidak sebanding dengan Ghulam Ahmad, bahwa sekedar membawa alas kakinya saja tidak pantas.” Sangatlah aneh, seorang yang hina dan terlaknat seperti Ghulam Ahmad berani berbangga membandingkan dengan jiwajiwa yang suci yang telah dijamin masuk surga saat masih mereka masih dindunia. Dari kenyataannya justru Ghulam Ahmadlah yang sangat tidak pantas diagungkan, dan yang paling pantas untuknya kerak neraka Jahannam.24 Putra Ghulam, Mahmud Ahmad, berkata, “Opium banyak digunakan dalam obat-obatan. Malah ayahku pernah mengatakan bahwa opium adalah setengah dari ilmu kedokteran. Karenanya, boleh memanfaatkan opium untuk terapi penyembuhan, tidak apaapa. Ayah pernah membuat obat bernama Tiryaq Ilahi langsung 24

Ihsan Ilahi Zhohir, Melacak ideologi Ahmadiyah, hal 59-62

22

dengan arahan dan bimbingan Allah. Saya juga membantunya. Komposisi terbesar obat ini adalah opium. Beliau memberikan obat ini pada khalifah pertama, Nuruddin, sebagaimana beliau juga menggunakannya sendiri dari waktu ke waktu untuk bermacam penyakit.”25 Inilah salah satu penipuannya, karena Ghulam Ahmad adalah seorang pecandu opium, makanya ia berfatwa opium sebagai ilmu kedokteran. Ini menunjukkan betapa bodohnya nabi palsu ini. Ia pernah mengatakan, “Sesungguhnya Abu Hurairah adalah seorang yang tolol, ia tidak memiliki pengtahuan yang benar” dan juga pernah mengatakan “ sebagian para sahabat adalah orang-orang yang bodoh” padahal kenyataanya dia sendirilah yang tolol.26

25 26

Ibid, hal 63 Ibid, hal 65

23

KEBODOHAN NABI PALSU QODIYANIYAH DENGAN RAMALANNYA Salah satu bukti kenabian adalah adanya nubu’ah (ramalan), yakni berita yang datang dengan ilham dari Allah tentang keghaiban atau kejadian di masa mendatang. Seperti ramalan Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang kekalahan pasukan kafir dalam perang Badr, ketika beliau bersabda sebelum dimulainya perang, “Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka mundur ke belakang.”(QS. Al-Qomar: 45) Ramalan beliau terkait tempat terkaparnya pasukan orang kafir dalam perang Badr sehari sebelum terjadi perang, sebagaimana di ceritakan oleh Anas dari Umar bin Al-Khattab bahwa ia berkata, “Sesungguhnya kemaren Rasulullah ‫ ﷺ‬telah memperlihatkan kepada pada kami tempat kamatian pasukan Badr, beliau bersabda, ‘Ini tempat mati si fulan besok Insya Allah, ini tempat mati si fulan insya Allah’ Umar melanjutkan, “Demi Dzat yang mengutus beliau dengan membawa kebenaran, mereka (mati) pada tempat-tempat yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah

‫ ﷺ‬.” Selain itu, terkait ramalan Rasulullah ‫ ﷺ‬terhadap penaklukan Kerajaan Romawi dan Persia oleh kaum muslimin,

24

serta ramalan-ramalan beliau lainnya. Sebab, para rasul tidak memberitahukan dari diri mereka sendiri. Segala yang mereka ucapkan adalah bersumber dari Allah ‫ﷻ‬.27 Dari sini bukti bahwa tidak mungkin seorang rasul mengabarkan suatu peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari, lalu peristiwa itu tidak terjadi, kejadian yang diramalkan oleh rasul pasti terjadi. Masalah ini juga diakui oleh nabi palsu Qodiyaniyah, Ghulam Ahmad dalam ucapannya, “Sesungguhnya Taurat dan Alquran menetapkan bahwa bukti kenabian yang paling konkrit adalah ramalan.” Ia juga mengatakan, “Mustahil ilham-ilham yang diberikan Allah tidak benar-benar terjadi.”28 Berikut adalah ramalan-ramalan yang pernah di ucapkan oleh nabi palsu, Ghulam Ahmad beserta kronologinya sebagai berikut. 1. Ramalan Pertama Seorang

Kristen

bernama

Abdullah

Atsim

mendebat Ghulam Ahmad di kota Amritsar, India pada tahun 1893 M. Setelah melewati perdebatan panjang, keduanya tidak menemukan titik temu dan tidak ada yang

27 28

Ibid, hal. 159-160 Ibid, hal. 160

25

menang antara keduanya, walaupun Ghulam Ahmad mengaku didukung wahyu ilahi. Maka, ia berniat melakukan sebuah permainan untuk membersihkan aib yang muncul karena tidak bisa mengalahkan seorang pemeluk Nasrani biasa. Pada tangga 5 Juni 1893 M, ia mengumumkan bahwasanya ia mendapat ilham dari Allah bahwa Abdullah Atsim akan mati 15 bulan kemudian, yaitu tanggal 5 September 1894 M. Dan dicatat usia Abdullah Atsim pada waktu itu diatas 66 tahun. Ghulam Ahmad juga mengaku Allah memberinya satu ayat bahwa si pendusta akan mati dalam 15 bulan ke depan dengan syarat ia tidak kembali pada kebenaran. Sedang orang yang benar akan dimuliakan dan dihormati. Jika si pendusta itu tidak mati dalam waktu 15 bulan ini mulai tanggal 5 September 1893 M dan apa yang aku katakan tidak menjadi kenyataan, maka aku bersedia menerima sanksi apapun. Wajahku dicoreng-coreng untuk dihinakan, leherku daikalungi tali dan digantung. Aku bersumpah dengan nama Allah Yang Maha Agung bahwa apa yang aku katakan akan terjadi, pasti terjadi.”

26

Mendekati akhir dari ramalan itu, Ghulam Ahmad menulis surat pada seorang pengikutnya yang isinya, “Yang terhormat saudaraku, Rustum Ali, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya telah menerima surat dan kartu yang anda kirimkan. Tinggal beberapa hari lagi menjelang waktu ramalan. Semoga Allah menjaga hambahamba-Nya dari ujian. Orang tersebut (Abdullah Atsim) sekarang berada di Fairuzpur dalam keadaan sehat wal afiat. Semoga Allah menjaga hamba-hamba-Nya yang lemah dari bala’. Amin amin, Aku baik-baik saja. Anda silahkan menulis surat pada Syaikh supaya turut mendoakan (kematian Abdullah Atsim). Wassalam. Ghulam Ahmad dari Qodian.” Dan pada akhirnya ramalan tersebut tidak pernah terjadi, sebagaimana yang di nyatakan oleh iparnya Ghulam Ahmad dalam surat yang dikirim kedapa Ghulam yang berbunyi,

“Tuanku

yang terhormat, semoga Allah

menyelamatkan anda. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hari ini tanggal 7 September, sedangkan hari terakhir ramalan jatuh pada tanggal 5 September. Aku tidak ingin membahas kata-kata ramalan, tapi aku ingat kata-kata ilham yang anda sebutkan, “Jika si pendusta tidak mati 27

dalam waktu 15 bulan ke depan, dan apa yang aku katakan tidak terbukti nyata, aku siap….’. Sekarang ramalan ini belum juga terjadi, dan Abdullah Atsim tetap bugar, sehat dan masih hidup. Ia belum mati. Aku yakin ramalan ini tidak dapat dita’wilkan macam-macam. Muhammad Ali Khan.” Kemudian para Qodiyaniyah ingin menafsirkan ramalan ini, mereka mengatakan bahwa Abdullah Atsim telah keluar dari agama Kristen. Selang 10 hari dari waktu yang diramalkan, Abdullah Atsim mempermalukan mereka atas ramalan dan tafsiran mereka melalui surat pernyataannya. Disebutkan dalam surat itu, “Saya telah mencuri perhatian kalian terkait ramalan Ghulam Ahmad tentang kematianku. Saya informasikan, saya dalam keadaan sehat bugar berkat karunia Tuhan. Aku dengar Ghulam Ahmad mengatakan bahwa aku meninggalkan agama Nasrani. Saya nyatakan bahwa ini semua kedustaan. Saya seorang kristiani dan saya masih memeluk agama Kristen seperti dulu. Aku bersyukur kepada Tuhan karena Dia menjadikanku seorang pemeluk Kristen.”29

29

Ibid, hal. 165

28

Dan begitulah nabi palsu laknatullah yang membuat kebohongan terhadap Allah dihinakan, padahal ia mengatakan, “Bumi dan langit boleh hancur, tapi ramalan ini tidak mungkin salah” Dan ternyata Abdullah Atsim masih diberi usia panjang dan tertunduklah kepada Ghulam Ahmad karena malu. Allah telah mempermalukan dan menghinakannya di depan banyak orang, terbukalah mata orang yang selama ini tertutup, dan sadarlah orang yang ditetapkan mendapat petunjuk. Allah tidak mungkin dan bahkan mustahil akan mempermalukan apalagi menghinakan para nabi dan rasul-Nya. Sebagaimana Allah berfirman:

۹‫۝‬٤ ‫هللا حع ِّزْي ٌز ُذو إنْ ِّتقحا ٍم‬ ‫هللا ُم ْخ ِّل حف حو ْع ِّده ُر ُس حل إ ان ح‬ ‫فح حَل ح َْت حس ح اَب ح‬ ِ “Karena itu, janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya. Sungguh Allah Maha Perkasa dan mempunyai pembalasan.”(QS. Ibrahim: 47) 2. Ramalan Kedua dan Ketiga Suatu kali seorang kerabat nabi palsu, Ghulam Ahmad, yang bernama Ahmad Bik, memiliki keperluan dengan Ghulam terkait masalah yang sedang dihadapinya. Ia meminta bantuan, maka Ghulam berkata kepadanya, 29

“Aku bersedia membantumu dengan syarat engkau mau menikahkanku dengan putrimu, Muhammadi Bijum.” Padahal usia Ghulam Ahmad pada waktu itu sudah menginjak diatas 50 tahun dengan mengidap berbagai macam penyakit seperti TBC, sakit kencing, dan stroke. Tentu Ahmad Bik menolak syarat tersebut. Maka kegilaannya semakin menjadi, karena nafsu dengan putri kerabatnya

itu,

Ghulam

Ahmad

mengancam

dan

menerornya. Kegilaannya terhadap gadis tersebut semakin menggila sehingga Ghulam Ahmad mengatakan suatu ramalan, “Allah menampakkan suatu ramalan kepadaku, bahwa putri sulung Ahmad Bik pasti akan menjadi istriku walaupun keluarganya tidak setuju dan menentang. Allah telah menikahkannya denganku dan menyingkirkan semua kendala, siapa pun tidak dapat menghalangi pernikahan ini” Ia juga mengatakan, “Pernikahannya denganku adalah sesuatu yang bakal terjadi. Aku bersumpah dengan nama Rabbku bahwa ini benar dan kalian tidak akan sanggup menghalanginya. Allah telah mengatakan, ‘Kami sendiri menikahkan engkau dengannya dan tak sorang pun yang bisa mengubah keputusan-keputusan-Ku,’”

30

Dan yang lebih parah lagi, ia mengatakan, “Jika ramalan ini tidak terbukti, maka aku akan menjadi orang yang paling buruk. Wahai orang dungu, ini bukanlah sebuah kebohongan manusia dan pula permainan keji yang penuh kedustaan. Tapi ini janji Allah Yang Maha Benar, sesembahan yang kepputusa-keputusan-Nya tidak dapat diubah dan Rabb yang tak ada penghalang bagi keinginanNya” Disaat menunggu pembuktian ramalan ini, ia mulai menekan Ahmad Bik dan kerabatnya dengan menulis sebuah surat yang isinya, “Saudaraku Ahmad Bik, smoga Allah mensejahterakan Anda. Sekarang aku telah selesai dari bermuqorobah, lantas kantuk menyerangku. Aku bermimpi

bahwa

Allah

memerintahkanku

untuk

memberitahumu supaya engkau menikahkanku dengan putri bungsumu, agar engkau memperoleh kebaikan, berkah, nikmat, dan karunia Allah, pun Dia akan menghilangkan kesusahan dan musibah darimu. Tapi jika engkau tidak memberikan putrimu padaku, maka itu akan menjadi sumber malapetaka dan siksa. Aku telah menyampaikan kepadamu apa yang Allah perintahkan supaya engkau mendapat anugrah dan karunia-Nya, serta 31

supaya perbendaharaan nikmat dibukakan untukmu. Engkau tahu, bahwa aku menghormatimu dan berlaku santun dihadapanmu. Aku yakin engkau deorang mukmin yang religius dan menyayangiku. Aku pun bangga bila engkau melaksanakan perintah ini. Selain itu, aku juga siap menandatangani surat permohonan yang engkau ajukan padaku. Bahkan, lebih dari itu semua hartaku milikmu dan milik Allah. Pun aku siap memintakan kemudahan bagi anakmu, Aziz Bik, untuk memperoleh pekerjaan sebagai polisi, disamping aku juga bersedia menikahkannya dengan putri seorang kaya raya dari pengikutku.” Segala macam godaan dan rayuan yang dilontar oleh Ghulam Ahmad kepada kerabatnya Ahmad Bik, dan bahkan membuat ancaman kepada keluarga Ahmad Bik. Tapi semua yang nabi palsu ini lakukan tidak membuahkan hasil sedikitpun. Allah

melakukan

apa

yang

ia

kehendaki.

Muhammadi Bijum, putri Ahmad Bik, akhirnya menikah dengan seorang anggota militer bernama Sulthon Bik. Sementara si pendusta Ghulam Ahmad terus hidup merana dengan kutukan-kutukan yang mendera dirinya. Kutukankutukan yang ia terapkan untuk dirinya sendiri. 32

Ramalan ini tidak menjadi kenyataan, padahal Ghulam Ahmad mengatakan “Ramalan ini adalah janji Allah Yang Maha Benar…….” Walaupun begitu, Ghulam Ahmad tetap keras kepala bahwa Muhammadi Bijum tetap akan menikah dengan dirinya karena ia telah dinikahkan dilangit, sedang suaminya tersebut akan mati. Ia juga berkata, “Memang benar, Muhammadi Bijum tidak jadi menikah denganku, tapi nantinya pasti ia akan menikah juga denganku sebagaimana disebutkan dalam ramalan. Orang banyak mencibirku lantaran berita ini tidak terbukti. Berita yang tidak berasal dari diriku sendiri, tapi aku ketahui setelah mendapat wahyu Allah. Aku berkata jujur, suatu hari nanti kepala orang-orang yang memperolok-olok tersebut akan tertunduk penuh penyesalan. Dan wanita ini akan tetap hidup hingga ia kembali kepadaku dan menikah denganku. Aku meyakini hal ini dengan sebenar-benanya, sebab janji Allah tidak pernah meleset.” Ghulam menulis, “Aku merendahkan diri dan berdoa sepenuh hati di hadapan Allah. Lantas aku diberi ilham, ‘Aku akan memperlihatkan ayat-ayat-Ku pada mereka bahwa wanita ini menjanda, sedang suami dan 33

ayahnya mati dalam waktu 3 tahun ke depan.’ Kemudian wanita ini kembali kepadaku dan tak seorang pun yang bisa mencegahnya.” Lama

waktu

sudah

berlalu,

namun

suami

Muhammadi Bijum tetap hidup di bawah desingan peluru serta kobaran api. Wanita itu pun tidak kembali kepada Ghulam Ahmad, malah cercaan dan sumpah serapah menghujani

dirinya.

Kemudian

Ghulam

Ahmad

mengeluarkan pengumuman berisi doa, “Terakhir aku memohon kepada Allah. Wahai ilahku yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui, jika ramalan pernikahanku dengan putri Ahmad Bik bersumber dari-Mu, maka wujudkanlah agar menjadi hujjah bagi makhluk-Mu dan menyumpat mulut-mulut kaum hasad dan jahat. Namun jika ramalan ini tidak berasal dari-Mu ya Allah, binasakanlah aku dalam keadaan hina dan rugi. Jadikan aku orang terlaknat dan terkutuk dalam pandangan-Mu.” Pada

kenyataannya,

Allah

mencabut

nyawa

terlaknat dan terkutuk ini dengan keadaan hina , rugi dan frustasi setelah mengerahkan berbagai upaya untuk mewujudkan ramalannya selama 22 tahun. Sedangkan suami dari Muhammadi Bijum yang di ramalkan mati oleh 34

Ghulam Ahmad, malah hidup lebih 40 tahun setelah kematian Ghulam Ahmad. Peristiwa ini menjadi pukulan telak bagi penganut Qodiyaniyah, kepala mereka tertunduk karena malu. Ramalan dari nabi palsu tidak terbukti, dan tidak sedikit dari Qodiyaniyah keluar dari aliran ini dan kembali kepada kebenaran setelah mengetahui bahwa manusia terlaknat dan terkutuk itu adalah seorang pendusta.30 3. Ramalan Keempat Ramalan lainnya atau kebohongan dari Ghulam Ahmad ini, ketika ia mengaku mendapat ilham bahwa ia akan mendapat anak laki-laki yang penyabar, seksi dan tampan. Ilham ini terjadi pada awal Januari 1903 M. Dan bulan itu juga, tepatnya pada tanggal 28 Januari 1903 M, istri Ghulam Ahmad melahirkan, dan berjenis kelamin perempuan. Namun, hidupnya tak lama, anak ini mati setelah beberapa bulan. Di kali lain istrinya hamil lagi,

30

Ibid, hal. 166-171

35

maka ia menyampaikan ramalan, “Akan lahir putra orang mulia, seorang anak laki-laki yang seksi dan tampan.” Hanya berselang sebulan setelah ramalan itu, tepatnya tanggal 23 Juni 1904 M, istri Ghulam Ahmad melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan yang diberi nama Ummah Hafizh. Dan seorang putra yang mulia, seksi dan tampan yang ia idam-idamkan tidak pernah lahir. Untuk kesekian kalinya, pada tanggal 16 September 1907, ia mengumumkan ilham dan ramalannya tentang kehadiran

bayi

laki-laki,

“Sesungguhnya

Kami

mengabarimu dengan anak laki-laki yang penyabar.” Pada bulan Oktober ia mengumumkannya lagi, “Aku akan memberimu anak laki-laki yang suci. Wahai Rabbku, berilah aku keturunan yang baik. Sesungguhnya Kami memberi kabar gembira padamu berupa anak lakilaki bernama Yahya.” Dan kenyataannya, anak laki-laki suci, penyabar tersebut tidak pernah lahir. Selang beberapa bulan setelah pengumuman ilham ini, tepatnya pada tanggal 26 Mei 1908 M, Ghulam Ahmad mati untuk menerima balasan atas

36

kebohongannya. Dan Ummah Hafizh yang lahir tahun 1904 M adalah anak bungsunya.31 4. Ramalan Kelima Pada tanggal 20 Februari tahun 1886 M, ketika istrinya

tengah

mngandung,

Ghulam

Ahmad

mengumumkan bahwa ia mendapat ilham dari Allah yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Mulia, yang Maha mampu atas segala sesuatu, mengabariku bahwa Dia akan memperlihatkan ayat-ayatNya, ayat rahmah, ayat yang jelas. Dengan lahirnya seorang anak laki-laki tampan, tehormat, suci, menguasai ilmu-ilmu yang lahir maupun batin, putra orang yang dicintai, bernasib baik, mengalahkan yang awal dan yang akhir, serta memenangkan kebenaran dan keleluhuran. Seolah-olah Allah turundari langit. Anak ini akan tumbuh dewasa dengan cepat, membebaskan para tawanan, dan banyak orang mengharapkan berkahnya.” Dia menegaskan, “Anak laki-laki luar biasa ini akan lahir dari kandungan yang sedang terjadi.”

31

Ibid, hal. 171-172

37

Setelah pengumuman ilham ini, pada bulan April istri Ghulam Ahmad melahirkan dan yang lahir berjenis kelamin perempuan dan diberi nama ‘Ishmat. Kemudian bayi ini meninggal dalam usia 5 tahun yakni tahun 1891 M. Para penganut Qodiyaniyah masih menunggu datangnya anak laki-laki tersebut yang konon katanya seperti yang nabi mereka katakan. Sangat jelas sekali ini sebuah panipuan dan pengalaman pahit. Anak laki-laki tersebut tidak pernah lahir. Dan yang anehnya, meski kebohongan-kebohongan terus terungkap, tapi masih berkeras kepala dan bereni mengklaim, “Sesungguhnya dia (Ghulam Ahmad) tidak berbicara sesuai hawa nafsu, tiadalah itu melainkan wahyu yang di berikan.”32 Andaikata pendusta ini memakai akal sehatnya tentu tidak akan membuat kebohongan yang memalukan itu. Dan tetap mengklaim itu sebuah wahyu, padahal itu hanyalah nafsu manusia bejat terlaknat lagi terkutuk (Ghulam Ahmad).

32

Ibid, hal. 173-174

38

5. Ramalan Keenam Pada tanggal 20 Februari 1886 M, Ghulam Ahmad mengumumkan, “Sesungguhnya Allah memberikan kabar gembira padaku bahwa aku akan memiliki keturunan yang banyak dari para wanita yang berkah dan sebagiannya aku nikahi setelah ilham ini.” Kemudian ia meralat ucapannya, “Pada bulan Februari 1886 M, sedang menerima ilham dari Allah, saya mengumumkan bahwa bahwa Dia memberikan kabar gembira padaku berupa pernikahan setelah pengumuman tersebut dan aku akan menikahi beberapa wanita yang memiliki keberuntungan dan berkah. Dari mereka akan terlahir beberapa anak laki-lakiku.” Ramalannya sangat gamblang dan mudah ditebak, karena sudah yakin bahwa Ghulam Ahmad setelah bulan Februari 1886 akan menikahi beberapa wanita, kemudian dari wanita-wanita itu akan mendapatkan beberapa anak laki-laki. Tapi pada kenyataannya Ghulam Ahmad tidak melakukan pernikahan lagi stelah pengumuman ini,

39

walaupun dengan satu wanita saja, apalagi mempunyai anak laki-laki.33 Semua dari ramalan Ghulam Ahmad hanyalah berasal dari hawa nafsunya saja dan dari mata keranjangnya ketika melihat gadis cantik. 6. Ramalan Ketujuh Ketika anak laki-lakinya lahir di bulan Juni 1889 M dan diberi nama Mubarok Ahmad, beberapa hari setelah kelahirannya tersebut ia menyampaikan ramalan, “Anak ini adalah cahaya dari cahaya Allah, reformis yang dijanjikan, pemilik keagungan dan kekuasaan, berjiwa Al-Masih, penyembuh berbagai penyakit, kalimat Allah,dan memiliki nasib yang baik. Selain itu, anak ini bakal menyandang popularitas di seluruh penjuru dunia, membebaskan para tawanan, dan banyak orang mengharapkan berkahnya.” Di tahun 1897, anak ini jatuh sakit ketika menginjak usia 8 tahun. Ghulam Ahmad sangat kebingungan, sebab ia sudah terlanjur mengumumkan bahwa anak ini akan menjadi begini dan begini. Dan pada tanggal 27 Agustus 1897, ketika sakit si anak sudah sedikit membaik, Ghulam 33

Ibid, hal. 174-175

40

kembali mengumumkan ramalan, “Allah mengilhamkan kepadaku bahwa doa telah diterima dan penyakit telah sembuh. Artinya, Allah telah menerima doa dan berkenan menyembuhkan Mubarok Ahmad.” Tidak lama setelah nabi palsu mengumumkan kebohongannya dengan menyebut nama Allah, penyakit anaknya kambuh. Dan pada tanggal 16 September 1897, reformis

yang

dijanjikan,

pemilik

keagungan

dan

kekuasaan, penyembuh berbagai penyakit, berjiwa AlMasih, dan anak yang di gadang-gadang banyak orang untuk membebaskan tawanan serta menghilangkan beban dan belenggu

yang

memberatkan

mereka

tersebut

meninggal dunia.”34 7. Ramalan Kedelapan Salah satu dari ramalan Ghulam Ahmad berbunyi bahwa wabah pes tidak akan melanda Qodian, desa tempat kelahirannya, ia berkata, “Dia ilah yang haq, yang mengutus rasul-Nya di Qodian. Dia menjaga dan melindugi Qodian dari wabah pes, meskipun wabah ini berlangsung

34

Ibid, hal. 175

41

selama 70 tahun. Sebab, Qodian tempa tinggal rasul-Nya, dan ini adalah tanda bagi umat-umat.” Dalam ramalan ini, Ghulam Ahmad mengatakan walaupun terjadi wabah pes selama 70 tahun, Qodian akan tetap aman. Tapi ternyata, wabah pes merambah Qodian, dimana Ghulam Ahmad berada di desa tersebut ketika terjadi wabah. Dan ini mematahkan klaimnya atau ramalannya. Pada waktu itu, wabah pes tidak melanda seluruh daerah, dan tidak berlangsung lama dan tidak sampai setahun. Kejadian ini dibuktikan dengan ucapan Ghulam Ahmad sendiri melalui surat yang ia kirimkan kepada iparnya Muhammad Ali Khan, “Wabah pes disini sangatlah luar biasa parahnya. Seseorang terjangkit penyakit ini dan meninggal hanya beberapa jam setelahnya. Hanya Allah yang tahu kapan bencana ini berakhir. Datanglah anda dengan membawa satu kotak besar berisi fenol yang harganya sekitar 20 rupee. Dan anda juga perlu mengirim fenol ke rumah anda.” Melalui surat yang ia kirimkan kepada iparnya, menunjukkan bahwa kebohongan Ghulam Ahmad sangat

42

nyata. Dari pernyataannya di surat tersebut, ia menentang ramalannya sendiri. Bahkan wabah pes masuk ke rumahnya, ia pun mengatakan, “Rumahku seperti kapal Nuh. Barangsiapa memasukinya, maka ia akan aman dari berbagai penyakit dan musibah.” Satu lagi kebohongannya, padahal wabah pes itu masuk ke rumahnya sebagaimana pengakuan Ghulam Ahmad dalam suratnya yang lain, yang ia kirimkan kepada iparnya. Dalam suratnya tertulis, “Wabah pes juga masuk ke rumah kami dan menjangkiti Ghoutsan Kabirah, sehingga terpaksa kami mengusirnya dari rumah. Selain itu juga, menyerang Ustadz Muhammad Din, dan kami pun mngeluarkannya. Dan hari ini, wabah ini menjangkiti seorang wanita yang singgah di rumah kami, ia datang dari Delhi. Dan aku sendiri juga sakit, hingga aku beranggapan tak ada jarak antara aku dan kematian selain beberapa menit saja.” Itulah

ramalan

Ghulam

Ahmad

tentang

terhindarnya desa Qodian dari wabah pes dan mengatakan desanya akan aman serta rumahnya adalah tempat terhindarnya dari segala penyakit dan musibah. Pada 43

kenyataannya yang takterbantahkan, memang ini menjadi tanda bagi seluruh umat manusia atas kedustaan dari Ghulam Ahmad si manusia terlaknat dan terkutuk terhadap Allah.35 8. Ramalan Kesembilan Istri dari salah seorang pengikut Ghulam Ahmad bernama Manzhur Muhammad tengah mengandung. Ia mendatangi Ghulam Ahmad untuk memberitahukan kabar gembira ini padanya. Seperti biasa,nabi palsu ini bangkit mengumbar ramalannya lagi, “Aku bermimpi Manzhur Muhammad memiliki seorang anak. Maka aku bertanya, siapa namanya?” Kemudian kondisi mimpi ini berubah menjadi ilham, dan dikatakan, “Basyir Daulah, tapi aku tidak tahu, siapakah Manzhur Muhammad yang di maksud dalam ilham ini.” Jelas, Manzhur Muhammad yang dimaksud adalah orang yang mendatanginya dan memberitahukan perihal kehamilan istrinya. Dari ungkapan ketidaktahuannya ini, hanya menjadi alasan untuk menghindari penetapan dan pemastian, apalagi setelah ia merasakan akibat pahit dari

35

Ibid, hal. 176-177

44

kedua ramalan seperti ini. Tentu, jika nantinya Manzhur Muhammad mendapat anak laki-laki, maka ia akan berkata padanya, “Engkaulah yang aku maksud.” Dan seandainya ia mendapatkan anak perempuan, dengan mudah Ghulam Ahmad akan mengatakan, “Maksudnya adalah lelaki lain, sebagaimana tidak dijelaskan secara pasti dalam ilham.” Allah berkehendak untuk menghinakan Ghulam Ahmad untuk kesekian kalinya. Hanya berselang 4 bulan setelahnya, nabi palsu ini mengumumkan, “Kami tahu bahwa yang dimaksud adalah Manzhur Muhammad adalah orang ini. Ia dan istrinya, Muhammadi Bijum, akan memiliki anak laki-laki dan dinamakan Basyir Daulah. Bisa jadi anak laki-laki tersebut bukan yang sedang dikandung sekarang, mungkin yang setelahnya. Pastinya, akan lahir karena ia adalah ayat Allah.” Sikap kehati-hatian terlihat dalam ramalan ini, dimana Ghulam Ahmad mengatakan tidak tahu akan lahir dari kandungan ini atau setelahnya. Tapi meskipun demikian, ia masih berani menegaskan suatu hal, yakni kepastian kelahiran anak laki-laki Manzhur Muhammad dan Muhammadi Bijum. Karena ia mengatakan, “Istri

45

Manzhur tidak akan mati sebelum melahirkan anak lakilaki, dan sebelum ramalan ini terbukti nyata.” Kemudian istri Manzhur Muhammad melahirkan seorang anak perempuan di bulan Juli 1906 M, kemudian ia tidak hamil lagi. Ia meninggal dunia. Sedangkan orangorang Qodiyaniyah menunggu-nunggu Basyir Daulah dengan mengatakan, “Allah Maha Mengetahui kapan dan bagaimana ramalan ini terwujud, karena paduka suci telah memberitahukan

kaehadirannya

melalui

Muhammad

Bijum, sementara ia telah mati.”36 Dan begitulah ramalan yang Ghulam katakan tidak terwujud, sekali lagi ramalannya mengenai anak laki-laki yang akan lahir tidak terbukti. Dengan kebodohan nabi palsu ini, membodohi pengikutnya. Dan lebih anehnya, masih ada saja pengikutnya yang masih mengabdi pada nabi palsu terlaknat dan terkutuk itu, walaupun ramalanramalan yang disampai oleh Ghulam Ahmad tidak ada yang terwujud.

36

Ibid, hal. 177-178

46

9. Ramalan Kesepuluh Suatu kali seorang tokoh muslim, Dr. Abdul Hakim, berdebat dengan nabi palsu. Ia menantang dengan mengatakan

bahwa

ia

(Dr.

Abdul

Hakim)

dapat

membuktikan bahwa ia (Ghulam Ahmad) adalah seorang pendusta. Ia mengajaknya berdebat dalam forum terbuka. Alih-alih merespon tantangan tersebut, Ghulam Ahmad malah menakut-nakutinya dengan siksa, adzab, kecelakaan, dan kebinasaan. Seperti ramalan sebelumnya, Ghulam Ahmad mengumumkan, kehidupanku,

“Abdul karena

Hakim ia

akan

berani

mati

menghina

dalam dan

merendahkanku. Orang seperti ini tidak akan berumur panjang…” Tapi, Dr. Abdul Hakim merupakan orang yang luar biasa, maka ia membalas dengan pernyataan, “Nabi palsu Qodiyaniyah akan mati dalam batas waktu 15 bulan dari hari ini.” Pernyataan ini dikeluarkan pada tanggal 4 Mei 1907. Kemudian nabi palsu ini, ia menulis, “Kini muncul musuh yang lain, Dr. Abdul Hakim, yang tinggal di Bidyal. Ia mengklaim bahwa aku akan mati dalam kehidpannya, pada bulan Agustus 1908 M. Namun Allah mengabariku 47

kebalikannya, bahwa dialah yang akan ditimpa adzab dan dibinasakan oleh Allah. Sedang aku terjaga

dari

kejahatannya. Masalah ini ada pada kekuasaan Allah, dan tidak diragukan bahwa Allah akan menolong siapa yang benar

dalam

pandangan-Nya.”

Ghulam

Ahmad

melanjutkan perkataannya, “Abdul Hakim si musuh yang menginginkan kematianku akan binasa dan di cabut nyawanya di hadapanku sebagaimana di alami para penunggang gajah.” Untuk menguatkan ramalan ini, Ghulam Ahmad menyampaikan

ramalan

lainnya,

“Musuh-musuh

mengharapkan dan memprediksi kematianku, tapi Allah memberiku kabar gembira bahwa aku akan berumur di atas 80 tahun.” Disini Ghulam menegaskan bahwa ia tidak akan mati pada tanggal 14 Agustus 1908 M, bahkan sampai 10 tahun

kemudia.

Sebab

ia

mengaku

bahwa

Allah

memberinya kabar bahwa ia akan berumur diatas 80 tahun. Diketahui bahwa Mirza Ghulam Ahmad lahir pada tahun 1839 atau 1840 M. Dengan demikian, dalam ramalan ini terkumpul menjadi tiga ramalan: 48

a) Ramalan bahwa Abdul Hakim mati sebelum Ghulam Ahmad Al-Qodiyani. b) Ramalan bahwa Ghulam Ahmad belum akan mati di tanggal 4 Agustus 1908 M sebagaimana prediksi Abdul Hakim c) Ramalan bahwa ia masih akan hidup di dunia minimal hingga 1919 atau 1920 M. Ghulam Ahmad berkata, “Mustahil ramalanramalan para nabi tidak terjadi.” “Tidak ada yang lebih tepat untuk menguji kebenaran atau kedustaanku dibanding ramalan-ramalanku.” Putra

Ghulam,

Basyir

Ahmad

Al-Qodiyani,

menulis, “Al-Masih Al-Maw’ud masih sehat di tanggal 25 Mei. Tapi setelah Isya’ kami dikejutkan oleh sakit yang mengantarkannya pada kematian. Dan akhirnya ia meninggal pada tanggal 26 Mei 1908 M.” Demikianlah,

nabi

palsu

Qodiyaniyah

ini

berbohong terkait tiga ramalannya: a) Ghulam Ahmad mati dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Dr. Abdul Hakim, sekaligus membuktikan bahwa Ghulam Ahmad adalah 49

seorang pendusta. Sebagaimana telah disebutkan bahwa ia berkata, “Sesungguhnya Allah menolong orang yang benar dalam pandangan-Nya.” b) Ternyata Abdul Hakim tidak mati mendahuluinya sebagaimana yang telah ia ramalkan. Sepeninggal dirinya Abdul Hakim masih hidup dan berusia panjang. c) Ternyata Ghulam Ahmad meninggal dalam usia 68 atau 69 tahun, tidak sebagaimana ramalannya bahwa dirinya hidup hingga lebih dari 80 tahun. Seluruh kedustaannya terbongkar dan ia sendiri terhina. Kiranya sepuluh ramalan yang ia buat cukup untuk memberi gambaran bahwa Ghulam Ahmad hanyalah seorang pendusta. Dia sendiri mengatakan, “Siapa tebukti berdusta dalam satu masalah, maka ia tidak dapat dipercaya dalam masalah-masalah yang lain.” Dari semua yang pernah diramalkan oleh nabi palsu ini, tidak ada yang terbukti satu pun.37

37

Ibid, hal. 178-180

50

SEJARAH AHMADIYAH DI INDONESIA Awal masuknya Ahmadiyah ini bermula dari para pemuda Indonesia yang menuntut ilmu di Pusat Gerakan Ahmadiyah di Qadian, India. Pada tahun 1922, para pemuda Indonesia pergi keluar negeri untuk menuntut ilmu agama Islam, kebanyakan melanjutkan pelajarannya di Mesir, tempat perguruan Al-Azhar. Akan tetapi ada dua pemuda dari Sumatra pergi ke Hindustan (India). Kedua pemuda ini dianjurkan gurunya untuk pergi ke India karena sudah banyak pelajar Indonesia yang melanjutkan pelajaran di Mesir. Tujuan pertama mereka itu adalah kota Lucknow, di kota tersebut mereka tinggal selama tiga bulan. Dua pemuda tersebut adalah Abu Bakar Ayyub dan Ahmad Nuruddin, sementara itu seorang teman mereka menyusul dan tiba di Lucknow, dia bernama Zaini Dahlan. Karena tidak dapat kepuasan belajar di kota itu, mereka meninggalkan kota Lucknow menuju ke Lahore, disini lah awal mula mereka berkenalan dengan Ahmadiyah. Mereka bertiga pergi ke Lahore karena mereka pernah mendengar nama Kwaja Kamaludin salah seorang pemimpin Ahmadiyah building, yaitu pusat Gerakan Ahmadiyah Lahore. Mereka dididik oleh Abdus Sattar, namun tetap saja mereka tidak 51

dapat kepuasan. Pada suatu ketika timbul keinginan mereka untuk berziarah ke makam Mirza Ghulam Ahmad di Qadian, akan tetapi tidak diperbolehkan oleh seketariat Ahmadiyah Lahore yang bernama Babu Manshur. Setelah tidak dibolehkan ke Qadian mereka mendesak gurunya yaitu Abdus Sattar untuk diizinkan pergi ke Qadian karena desakan itu akhirnya mereka diizinkan untuk pergi ke Qadian dan Abdus Sattar mengatakan kepada mereka “kalau kalian berhasyrat betul-betul ingin belajar, tinggalkan Lahore dan pergilah ke Qadian, sebab di sanalah terdapat pusat Ahmadiyah”. Pada bulan Agustus tahun 1923, berangkatlah mereka ke Qadian. Mereka menemui Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad, putera dari Mirza Ghulam Ahmad, yakni khalifah II, untuk belajar agama. Mereka diperbolehkan masuk di Madrasah Ahmadiyah.38 Pada bulan November 1924, para pemuda Indonesia mengundang Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad dalam jamuan teh, beserta para tokoh Jemaat. Dalam jamuan itu, pihak pelajar membacakan pidatonya dalam bahasa Arab yang diwakili oleh Haji Mahmud. Inti dari pidato yang diucapkan oleh Haji Mahmud ialah menyampaikan permohonan atas nama seluruh pemuda Indonesia

38

Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, hal. 173

52

agar Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad berkenan untuk mengunjungi Indonesia. Atas permintaan tersebut maka Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad menunjuk Maulana Rahmat Ali sebagai mubaligh untuk Sumatra dan Jawa. Pada tanggal 15 Agustus 1925 diadakan acara pelepasan mujahid pertama untuk Indonesia, Maulana Rahmat Ali diberi nasihat-nasihat oleh Khalifah II sebelum berangkat ke Indonesia, antara lain berikut : “Janganlah mamakai cara-cara debat. Bicaralah dengan para ulama yang mencintai ilmu. Berbicaralah secara terpisah dengan para ulama yang menentang. Bertabligh dengan para tokoh masyarakat. Di zaman Hazrat Masih Mau’ud a.s di antara ulama besar adalah Hazrat Maulwi Hakim Nuruddin, dan kalangan pembesar masyarakat ialah Nawab Muhammad Ali Khan, kedua-duanya masuk Ahmadi. Bertablighlah secara bertahap dan teratur. Pertama kepada golongan orang baik-baik, kemudian kepada golongan orang yang tidak baik. Setialah dan taatlah kepada kebijaksanaan pemerintah. Jangan mengambil muka kepada pemerintah, tetapi mintalah apa yang jadi hakmu. Dimana ada orang-orang Ahmadi bentuklah badan pengurus. Sibuklah berdoa setiap waktu. Kirimlah laporan secara teratur kepadaku (Hazrat Khalifatul Masih) supaya situasi dapat dipantau. Ciptakanlah kebiasaan 53

bertabligh pada orang-orang Ahmadi baru, dan jadikanlah mereka contoh

yang baik

supaya

orang-orang mengerti

hakikat

Ahmadiyah. Ciptakanlah perdamaian untuk keamanan umum dan pemerintah. Jauhilah politik, supaya dapat berhubungan dengan masyarakat secara bebas. Bertablighlah dengan korespondensi (surat-menyurat).

Tentukanlah

tempat-tempat

bertablighan.

Jangan lalai dalam menjalankan tugas. Tiga perempat dari iuran (canda) belanjakanlah disana dengan ikhlas dan jujur, sisanya kirim ke pusat. Jagalah kewibawaan dan kehormatan diri sendiri dengan keagungan iman. Orang-orang akan masuk Ahmadiyah setelah melihat contoh yang baik. Majukanlah Jemaat dengan penuh keikhlasan.”39 Demikianlah asal mula Ahmadi di Indonesia, berawal dari pemuda Indonesia yang belajar di Qodian India, dan akhirnya menjadi anggota Jemaat Ahmadiyah. Dan pulang ke Indonesia dengan membawa paham sesat Ahmadiyah. Setelah beberapa lama, paham Ahmadiyah yang di bawa oleh Maulana Rahmat Ali di Indonesia, masyarakat Padang mengetahui bahwa paham ini bertentangan dengan syariat Islam. Akhirnya didirikanlah komite “Komite Mencari Hak” yang 39

Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Suvenir Peringatan Seabad Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari Ramadhan 1894-1994, hal. 67

54

dipimpin oleh Tahar Sutan Murojo dengan tujuan mempertenukan Maulana Rahmat Ali tokoh Ahmadiyah dan ulama-ulama Minangkabau. Setelah komite itu berdiri, komite mengundang Maulana Rahmat Ali dan para ulama Minangkabau untuk berdebat di Pasar Gadang. Akan tetapi, debat tersebut dibatalkan karena dari pihak ulama Minangkabau tidak hadir. Adapun dari tahun yang sama, dari Dr. Abdul Karim Abdullah ayah dari Hamka, mengecam keras paham Ahmadiyah berada diluar Islam atau kafir. Mengenai paham yang disebarkan oleh Maulana Rahmat Ali terjadi dua kali debat, yang pertama pada tanggal 14-16 April debat antara tokoh Ahmadiyah dan PERSIS yaitu dari Ahmadiyah Maulana Rahmat Ali dan Maulana Abu Bakar Ayyub sedangkan dari PERSIS adalah A. Hassan bersama pimpinan Mohammad Syafi’i dari PSSI. Perdebatan ini terjadi di Bandung dan di hadiri oleh utusan-utusan dari organisasi-organisasi Islam dari kalangan pers. Perdebatan kedua terjadi pada tanggal 28-30 September 1933, bertempat di Gedung Pemufakatan Nasional, Gang Kenari, Jakarta. Dengan mengambil tema: a) Hidup-matinya Nabi Isa a.s. b) Masalah Kenabian, dan c) Kebenaran dakwah Mirza Ghulam Ahmad. Perwakilan dari masing-masing kubu masih sama seperti 55

debat pertama. Meskipun sudah melakukan dua kali perdebatan, mereka tetap pada pendirian masing-masing dan debatnya berakhir dengan mubahalah.40 Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1953, organisasi ini telah mendapat pengesahan dari pemerintahan Republik Indonesia 13 Maret 1953. Menteri Kehakiman R.I dengan SK. No. J. A/5/23/13 tanggal 13 Maret 1953 mengesahkan JAI (Jemaat Ahmadiyah Indonesia) sebagai Badan Hukum41, surat keputusan itu dimuat dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 31 Maret 1953 No. 26. Secara struktural, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) tidak dapat dipisahkan dari Ahmadiyah yang berpusat di Qadian. Walaupun banyak yang mempertentangkan bandan hukum dan pengesahannya, hal ini mengacu pada dikeluarkannya penetapan Presiden (penpres) No. 1/PNPS/1965 junto undangundang No. 5/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan penodaan agama dan di keluarkanya fatwa dari Majelis Ulama

40

Mubahalah adalah memohon keputusan Yang Maha Kuasa supaya yang palsu dan dusta di kutuk oleh Tuhan dengan mati terkutuk, selama yang benar masih hidup. 41 Munasir Sidk, Dasar-Dasar Hukum dan Legalitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia, hal. 21.

56

Indonesia (MUI) pada tahun 1980 yang intinya agar umat Islam tidak mengikuti paham Ahmadiyah.42 Jemaat Ahmadiyah Indonesia dapat berkembang di Indonesia karena keberanian dan kesabaran para mubalighnya untuk menyebarkan dakwah-dakwahnya dengan teratur walaupun banyak para penentang yang tak segan-segan untuk mencaci mereka dengan kata-kata kasar. Tetapi perkembangan yang dialami Jemaat Ahmadiyah Indonesia ini tidaklah terlalu pesat dan berbeda dengan perkembangan organisasi-organisasi Islam yang ada di Indonesia, seperti; Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama. Sedangkan, Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) masih kalah berkembang dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), walaupun masuknya lebih dulu GAI dilihat dari historisnya dan di bidang pendidikannya JAI medirikan dua macam sekolah, yaitu sekolah umum dan sekolah agama. Pendidikan yang berbentuk sekolah agama terdiri dari tiga tingkat madrasah, yakni Madrasah Diniyyah Awaliyah (tingkat dasar), Madrasah Diniyyah Wusto (tingkat menengah), dan Jami’ah (akademi). Sedangkan, pendidikan berbentuk sekolah umum hanya berupa Taman Kanak-kanak (TK).43

42 43

Abdul Halim Mahally, Benarkah Ahmadiyah Sesat, hal. 69. Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, hal. 285

57

LEGALITAS PAHAM AHMADIYAH DI DUNIA INTERNASIONAL A. Rabithah Alam Islami (Muktamar 14-18 Rabiul Awwal 1394 H) Qodiyaniyah

merupakan

sekte

yang

sangat

mengahancurkan, yang menjadikan Islam sebagai semboyan untuk menutupi maksud-maksud busuknya. Yang paling menonjol dari faham ini diantaranya; pemimpinnya mengaku sebagai nabi; teks Alquran di ubah-ubah; jihad itu tidak ada. Karena qodiyaniyah adalah budak Inggris, mereka akan melakukan demi mendapat penghargaan dari Inggris.44 Untuk mengatasi bahaya dari faham ini, Mukatamar memutuskan:45 1. Setiap Lembaga Islam melakukan inventarisasi kegiatan Qodiyaniyah ditempat-tempat ibadah mereka, sekolahsekolah mereka dan panti-panti asuhan mereka, semua kegiatan mereka amat sangat merusak. 2. Menyatakan bahwa golongan Ahmadiyah adalah kafir dan keluardari Islam. 44 45

M. Amin Djamaluddin, Fakta dan Data Ahmadiyah Menodai Islam, hal. 108 Ibid, hal. 109.

58

3. Tidak

mempergauli

orang-orang

Ahmadiyah,

dan

memutuskan hubungan ekonomi, sosial, dan budaya dengan mereka. 4. Meminta kepada pemerintah Islam untuk melarang setiap kegiatan pengikut-pengikut Mirza Ghulam Ahmad. 5. Menyiarkan foto-copy semua penyelewengan Ahmadiyah di dalam Alquran. 6. Semua golongan yang menyeleweng dari Islam akan diperlakukan seperti Ahmadiyah.

B. Negara Republik Islam Pakistan Menetapkan bahwa seorang yang termasuk ke dalam kelompok Qodian dan Lahore adalah bukan muslim. (UUDS Pemerintah Perubahan tahun 1981 Perintah Penguasa Perang Tertinggi Hukum Darurat No. 2 Tahun 1981).46 C. Kerajaan Arab Saudi Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta tahun 1981 meminta Menteri Agama melarang Ahmadiyah dan menjelaskan

46

Ibid, hal. 143

59

kesesatan serta kekafirannya kepada seluruh masyarakat Indonesia. (Surat No. 8/1/10/B-374/1401 tanggal 6 Mei 1981).47 D. Negara Malaysia Malaysia melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak tanggal 18 Juni 1975 (Keputusan Raja-Raja dalam Musyawarah ke 101 tanggal 18 Juni 1975) E. Negara Brunai Darussalam Negara

Brunai

Darussalam

juga

Ahmadiyah diseluruh negaranya.48

47 48

Ibid, hal. 144. Ibid, hal. 144

60

melarang

ajaran

DAFTAR PUSTAKA Djamaluddin, M. Amin, Capita Selekta Aliran Sesat di Indonesia, Jakarta: Yayasan Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (YLPPI), 2020 . Djamaluddin, M. Amin, Fakta dan Data Ahmadiyah Menodai Islam, Jakarta: YLPPI, 2016. Hamka, Ayahku, Riwajat Hidup Dr. Karim Amrullah dan perjuangan Kaum Agama, Jakarta : Widjaja, 1950. Hawari, Hadang, Aliran Sesat, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), 2011. Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Suvenir Peringatan Seabad Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari Ramadhan 1894-1994.

Mahally, Abdul Halim, Benarkah Ahmadiyah Sesat, Jakarat: PT. Cahaya Kirana Rajasa, 2006. Sidk, Munasir, Dasar-Dasar Hukum dan Legalitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Jakarta: Jemaat Ahmadiyah, 2008. Zhohir, Ihsan Ilahi, Melacak Ideologi Ahmadiyah, Solo: Wacana Ilmiah Press (WIP), 2008.

61

Zhohir, Ihsan Ilahi, Mengapa Ahmadiyah Dilarang, fakta sejarah dan I’tiqadnya, Jakarta: Darul Falah, 2006. Zulkarnain, Iskandar, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2005. Website: Ash-Shamad, Tabligh Risalat, (assajidin.com) Basyir Ahmad, Siratul Mahdi, (assajidin.com) https://assajidin.com/kisah-tragis-detik-detik-ajalnya-mirzaghulam-ahmad-sang-nabi-palsu/

62

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.