Story Transcript
Salam Redaksi
Halo sahabat Metamorphosa, Bagaimana kabar kalian? Semoga selalu sehat dan tetap berada dalam lindungan Tuhan YME. Aamiin. Tak terasa ya, kita kembali bertemu di bulan penghujung tahun. Bagaimana 2021 kalian? Pasti banyak proses yang mendewasakan kita ya. Entah lebih banyak senang atau sedihnya, kalian hebat sudah sampai di titik ini dan akan selalu bisa mencapai titik yang lain. Karena tahun 2021 akan berlalu, izinkan kami Tim Metamorphosa B-PHA 2021 menemani sisa tahun ini dengan mengenang dan mengabadikan segala memori kita melalui Newslet Metamorphosa Edisi 3 dengan tema 2021’s Memories. Kami berharap dengan terbitnya majalah ini kita bisa saling menyimpan memori baik di tahun 2021 dan mempersiapkan tahun 2022 dengan lebih baik lagi. Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan Newslet Metamorphosa. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para sahabat, pembaca setia Newslet Metamorphosa. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan serta penyusunan majalah ini. Maka dari itu, kami mohon maaf atas kekurangan ini dan segala kritik yang membangun akan kami terima dengan tangan terbuka. Semoga segala sesuatu yang kami sajikan di majalah ini bisa menjadikan sumber informasi dan inspirasi yang bermanfaat bagi sahabat semua.
Yours truly. Metamorphosa 2021
BAGIAN 1: BERITA
Peningkatan Kapasitas Pelayanan Prima Tenaga Kesehatan di 45 Mal Orang Sehat Kabupaten Banyuwangi
Guna meningkatkan pelayanan prima tenaga kesehatan di Mal Orang Sehat Puskesmas, prodi S1 Kesehatan Masyarakat UNAIR Banyuwangi bersama tim mengadakan acara pengmas yang berjudul “Peningkatan Kapasitas Pelayanan Prima Tenaga Kesehatan di Mal Orang Sehat Kabupaten Banyuwangi”. Tim pengmas mengikutsertakan 45 puskesmas yang tersebar di Kabupaten Banyuwangi. Pengmas tersebut diadakan secara online melalui media Zoom Meeting pada Sabtu pagi (04/09/2021). Kegiatan pengmas ini digagas oleh prodi Kesehatan Masyarakat PSDKU UNAIR Banyuwangi yang berkolaborasi dengan Banyuwangi Public Health Association atau yang biasa disebut B-PHA (himpunan mahasiswa). Terdapat dua topik yang disampaikan yakni mengenai social media marketing yang disampaikan oleh Diansanto Prayoga, S.KM., M.Kes. dan materi komunikasi efektif yang dipaparkan oleh Jayanti Dian Eka Sari, S.KM., M.Kes. “Pengmas ini merupakan tindak lanjut dari penelitian yang berjudul “Pengembangan Mal Orang Sehat sebagai Pelayanan Promotif dan Preventif Puskesmas saat Pandemi Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi” yang kami lakukan pada tahun 2020. Maka tahun 2021 ini kami adakan pengmas, ditinjau dari rekomendasi yang telah kami rangkum yakni adanya beberapa layanan yang bisa dilakukan oleh Mal Orang Sehat saat pandemi itu secara daring,” ungkap Diansanto Prayoga, S.KM., M.Kes. dalam sambutannya selaku ketua dari tim pengmas tersebut. Maka dari itu, sambung Diansanto Prayoga, S.KM., M.Kes., setelah kegiatan pelatihan selama satu hari tersebut, Program Studi Kesehatan Masyarakat UNAIR PSDKU Banyuwangi kemudian menerjunkan 45 fasilitator untuk mendampingi puskesmas dalam rangka implementasi pemanfaatan media sosial guna melakukan pencegahan Covid-19 dan mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Fasilitator sendiri telah diseleksi dan diberikan pelatihan dari mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UNAIR PSDKU Banyuwangi oleh tim pengmas. Selama proses pendampingan, fasilitator akan memberikan bimbingan dan membantu masing-masing puskesmas dalam rangka mempersiapkan lomba social media marketing antar puskesmas yang diadakan di akhir serangkaian acara pengmas. Serangkaian kegiatan pengmas tersebut diharapkan mampu mencapai tujuannya yakni meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelayanan prima serta mampu meningkatkan kemampuan pengelolaan social media marketing tenaga kesehatan di Mal Orang Sehat Puskesmas Kabupaten Banyuwangi. Sehingga dapat melakukan pelayanan kesehatan secara optimal dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang informasi kesehatan dari sosial media. “Seperti yang saya sampaikan bahwa jangan terhalang di kala pandemi untuk memenuhi kebutuhan kita untuk berinteraksi, bersosialisasi dengan masyarakat. Tentunya tujuannya adalah untuk berbagi ilmu untuk menghadapi tantangan di era pandemi ini. Harapan saya semua bisa mengikuti dengan baik. Untuk prodi Kesmas UNAIR PSDKU Banyuwangi saya harapkan dapat merancang kegiatankegiatan lain yang juga mempunyai nilai tambah seperti ini baik bagi yang terlibat maupun bagi masyarakat,” ungkap Prof. Dr. H. Widi Hidayat SE., M.Si., Ak., CA., CMA. Selaku Koordinator Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) UNAIR Banyuwangi di akhir sambutannya. (Tyas Ratna Manggali, UNAIR NEWS 2021)
Sobat Sebaya UNAIR Banyuwangi Latih Siswa SMP untuk Jadi Kader
Sobat sebaya merupakan organisasi mahasiswa di UNAIR PSDKU Banyuwangi yang berfokus di bidang kesehatan mental. Sobat sebaya menawarkan jasa untuk mendengarkan curhatan dan mendampingi remaja yang memiliki masalah. Dikarenakan alasan itulah tim pengmas dosen FKM UNAIR Banyuwangi mengajak Sobat Sebaya untuk berkolaborasi dalam pengabdian masyarakat yang diberi judul “Pendidikan Gizi tentang Anemia dan Konseling Kesehatan Mental pada Remaja Melalui Program Kenal Sebaya”. Pada bulan Agustus lalu tepatnya tanggal (28/08) telah diadakan pengmas yang dikemas dalam bentuk webinar bertemakan “Remaja Bebas Anemia dan Sehat Mental” dengan sasaran siswa SMPN 1 Banyuwangi. Sebagai kelanjutan dari webinar tersebut, maka akan dibentuk kader dari siswa di SMPN 1 Banyuwangi. Siswa yang mengikuti pelatihan merupakan lima siswa terbaik yang telah dipilih langsung oleh pihak sekolah. Pelatihan kader dilakukan sendiri oleh mahasiswa anggota Sobat Sebaya. Siswa yang ikut pelatihan akan diberikan modul Sobat Sebaya yang dikirimkan ke rumah masing-masing siswa lewat jasa pengiriman. Metode pelatihan berupa pemberian materi serta di akhir pelatihan akan diadakan simulasi pendampingan agar materi yang disampaikan dapat terserap dengan baik. Pelatihan dilakukan selama dua hari yakni hari Sabtu (11/09) dan hari Minggu (12/09). Hari pertama siswa terlebih dahulu dirangsang agar peka terhadap isu kesehatan mental remaja dengan memberikan materi terkait remaja dan kesehatan mental. Dilanjutkan dengan materi mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan sobat sebaya saat melakukan pendampingan. Materi terakhir yakni mengenai komunikasi efektif yang akan melatih peserta untuk mengkomunikasikan isi pikirannya secara baik dan benar. Hari kedua mulai membahas materi yang lebih berat yakni mengenai cara-cara memanajemen stress serta cara memberikan dukungan sebagai sobat sebaya kepada klien. Materi kedua membahas mengenai cara sobat sebaya menghadapi berbagai situasi ketika melakukan pendampingan. Hari terakhir pelatihan diakhiri dengan sesi simulasi dengan teknik “roleplay” yang dilakukan di breakout room dengan masing-masing peserta. Suasana pelatihan dibuat santai dan interaktif agar dapat membangun bonding yang lebih baik di antara panitia dan peserta pelatihan. Di sela-sela pergantian sesi juga diberikan ice breaking berupa games agar peserta tidak bosan. Harapannya kader dari siswa SMP tersebut dapat menyerap ilmu selama pelatihan dengan baik. Sehingga dapat menyebarkan wawasan mengenai kesehatan mental kepada teman sebayanya serta dapat menurunkan tingkat isu kesehatan mental di sekolahnya dengan menjadi sobat sebaya. (Tyas Ratna Manggali, UNAIR NEWS 2021)
Cerita 3 Mahasiswa UNAIR Banyuwangi Usai Jalani Uji Publik Mawapres FKM 2021
Ajang Mahasiswa Berprestasi atau yang lebih sering disebut Mawapres telah menjadi event tahunan yang diselenggarakan demi memberikan motivasi berprestasi di kalangan mahasiswa dan menciptakan budaya akademik yang lebih baik. Untuk menjadi Mawapres Nasional haruslah melalui serangkaian tahapan seleksi yang ketat dimulai dari tingkat prodi berlanjut hingga ke seleksi antar universitas. Kali ini, tiga orang mahasiswa Prodi S1 Kesmas UNAIR PSDKU Banyuwangi telah berhasil mencapai tahapan seleksi Mawapres tingkat fakultas. Tentunya untuk mencapai tahapan tersebut haruslah melalui proses persiapan yang panjang. Selama proses itupun juga terdapat kendala-kendala yang tidak dapat dihindari, seperti yang diungkapkan oleh Dimas Ahmad Nurullah Subekti, mahasiswa FKM UNAIR 2020 yang juga menjadi salah satu finalis dalam Pemilihan Mawapres FKM 2021. “Untuk kendala mungkin lebih tepat disebut musibah ya karena menjelang H-4 acara tibatiba laptopku error dan sebagian file menghilang. Jadi aku harus mengulang dari awal untuk skrip presentasi dan juga persiapan tanya jawab saat uji publik nanti,” ungkapnya ketika diwawancara UNAIR NEWS pada hari Minggu (19/09/2021). Untuk bisa menjalani proses seleksi Mawapres tersebut juga memerlukan motivasi yang kuat. Afan Alfayad, mahasiswa prodi S1 Kesehatan Masyarakat UNAIR PSDKU Banyuwangi angkatan 2019, mengungkapkan motivasinya untuk mengikuti ajang pemilihan Mawapres tersebut. “Yang mendasari keinginan aku untuk menjadi Mawapres adalah bagaimana aku bisa menggabungkan pikiran dan pandanganku terkait penelitian yang sedang aku gagas. Jadi tidak hanya di lingkup prodi, melainkan aku bisa mengangkat itu ke dalam lingkup fakultas. Disamping itu aku juga ingin menunjukkan kemampuan dan kapasitasku dalam hal penelitian dengan harapan pihak dari FKM melibatkan aku dalam beberapa riset maupun penelitian yang ada di FKM UNAIR itu sendiri,” tuturnya. Tak dapat dipungkiri saat menjalani uji publik yang diadakan melalui platform Zoom Meeting tersebut membuat para finalis merasa gugup. Terlebih lagi harus mempresentasikan penelitian mereka di depan khalayak serta dewan juri. Seperti yang diungkapkan Nanda Eka Putri Septiyaningsih, mahasiswa prodi S1 Kesehatan Masyarakat UNAIR PSDKU Banyuwangi angkatan 2020 sekaligus finalis dalam Pilmapres FKM tersebut. “Sempat ada kendala sih tadi waktu uji publik. Tiba-tiba jaringanku mati saat tanya jawab. Alhamdulillah masih bisa diatasi. Menjelang uji publik dari malam sampai jam 1 sempat merasa sangat gugup. Karena tidak menyangka saja bisa sampai ke tahap uji publik ini,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Nanda tersebut. (Tyas Ratna Manggali, UNAIR NEWS 2021)
Puncak Acara EWBC Datangkan Jehian Owner Menantea sebagai Pembicara
Jika sebelumnya EWBC (Entrepreneurship Workshop and Business Plan Competition) telah mengadakan lomba business plan, sebagai puncak acara diadakan workshop dan talkshow bertajuk “Building a Creative, Innovative, and Productive Young Entrepreneur in 21st Era”. Kegiatan kali ini mengundang salah satu pengusaha muda yakni Jehian Panangian Sijabat, seorang owner Menantea sekaligus President Director dari Mantappu Corp. Dalam acara tersebut, Forbes 30 Under 30 tersebut menjelaskan mengenai “The Existence of Young Entrepreneur for The Best Generation”. “Karena tujuan diadakannya workshop dan talkshow EWBC ini sendiri untuk dapat memotivasi mahasiswa untuk tergerak berwirausaha, jadi kami berusaha mengundang pengusaha-pengusaha muda agar peserta dapat terinspirasi,” ungkap Chelomita Malindra Purnamayanti selaku ketua pelaksana EWBC 2021. Selain itu, sambung mahasiswa yang akrab disapa Chelo tersebut, kegiatan workshop dan talkshow bertujuan untuk menambah skill peserta dalam bidang wirausaha, menambah wawasan lebih jauh dan luas terkait jalan sebuah bisnis, branding serta marketing. Kegiatan workshop dan talkshow tersebut diadakan secara online melalui platform Zoom Meeting pada Sabtu pagi (30/10/2021). Tak hanya Jehian, panitia juga mendatangkan 2 pembicara lain yakni Ganjar Hidayat seorang owner dari Hijrahmen sekaligus Kepala Divisi dari Young Entrepreneur Academy (YEA) Virtual. Beliau menjelaskan mengenai materi yang berjudul “How to be A Smart and Creative Entrepreneur in Running a Business”. Pembicara kedua yakni Amron Naibaho (Co-founder & COO PT Hadir Mengharumkan Nusantara (HMNS.ID) yang menjelaskan materi mengenai “How to be A Young and Successful Entrepreneur in Digital Era”. Kendati telah mengundang pemateri yang luar biasa tersebut, Chelo mengaku bahwa ternyata peserta yang mendaftar masih belum memenuhi target dikarenakan masih kurangnya promosi. Terlebih di era pademi marak acara serupa sehingga kurang banyak peserta yang berminat. “Dari kita sendiri sudah berusaha banyak buat handle kendala itu mulai dari cari banyak media partner, kerjasama dengan hima/bem jurusan/fakultas maupun kampus lain, sampai masingmasing panitia diminta untuk mengajak minimal 2 temannya untuk daftar acara ini. tapi selain ini alhamdulillah acaranya lancar baik dari dana, administrasi, koordinasi panitia maupun pengisi acara ga ada kesulitan yang berarti,” ungkap Chelo. Chelo berharap dengan adanya acara ini semoga bisa menambah ilmu dan wawasan peserta dalam berwirausaha dari materi yang telah disampaikan oleh semua pembicara. Harapan lainnnya yaitu dari kisah yang dibagikan pembicara bisa meningkatkan semangat peserta yang sedang mencoba berwirausaha atau berbisnis. “Selain itu karena ini juga acara kolaborasi antara APHSA dan B-PHA yang melibatkan temanteman dari jurusan Kesehatan Masyarakat UNAIR Surabaya dan Banyuwangi harapannya setelah ini hubungan kerjasama antar dua pihak semakin baik dan juga menambah relasi untuk teman-teman semua,” pungkas Chelo. (Tyas Ratna Manggali, UNAIR NEWS 2021)
KEMBANGKAN ILMU MELALUI TALKSHOW "How to Prevent Food Waste with Fullfillment Nutrition"
Merbaturi merupakan Event Angkatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa baru program studi S1 kesehatan masyarakat PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi. Kegiatan ini diselenggaran pada hari Minggu (07/11/2021). Konsep kegiatan ini berbentuk talkshow dengan tema "How To Prevent Food Waste with Fullfillment Nutrition" yang diisi oleh Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, S.KM, M.Kes sebagai narasumber. Event angkatan ini merupakan salah satu kegiatan pasca kaderisasi. Talkshow ini menjelaskan tentang bagaimana cara mencegah food waste dan pemenuhan gizi yang cukup. Kegiatan ini diikuti oleh peserta masyarakat umum yang maksimal berjumlah 250 peserta. Kegiatan talkshow ini terdapat pre-test, post-test, foto bersama, sesi tanya jawab dan diskusi interaktif antara peserta dengan narasumber yang dipandu oleh moderator. Ketika sesi tanya jawab, narasumber menyampaikan materi tentang food waste. Materi ini sangat penting karena masih banyak masyarakat yang belum sadar tentang dampak negatif food waste bahkan berdasarkan fakta, Indonesia menjadi peringkat kedua penyumbang food waste terbanyak di dunia. Materi ini berisi tentang dampak food waste, cara mencegah food waste, dll. Setelah itu, ada sesi diskusi interaktif antara peserta dan narasumber. Peserta sangat antusias dengan memberikan pertanyaan kepada narasumber. Melalui sesi diskusi ini, peserta dapat memahami cara mencegah food waste dan dampak buruknya. Selain itu, juga ada ice breaking berhadiah. Cara bermain ice breaking, yaitu peserta menebak kata dari gambar yang sudah ditentukan dan nantinya akan dipilih dua peserta yang menang. Tujuan ice breaking ini, yaitu meningkatkan semangat peserta dan meningkatkan pengetahuan tentang food waste. Terakhir, yaitu sesi foto bersama yang dipandu oleh panitia. Melalui kegiatan talkshow ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk food waste. (Citta Nabila)
"Porsi tepat, gizi sehat, tubuh kuat " - Talkshow Merbaturi 2021
Puncak Acara PHOENIX 2021 Adakan Seminar Nasional dan Talkshow
Public Health Top Event In Extraordinary atau yang biasa disingkat PHOENIX merupakan program kerja gabungan dari empat divisi di Himpunan Mahasiswa prodi Kesehatan Masyarakat PSDKU UNAIR Banyuwangi yang disebut B-PHA (Banyuwangi Public Health Association). Program kerja PHOENIX terdiri dari serangkaian kegiatan, yaitu Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang dilaksanakan pada 22 Mei 2021 Sosialisasi Serentak (SOSER) pada 10 Juni 2021, Essay Competition yang dimulai pada 23 Agustus – 14 November 2021. Sebagai puncaknya, diadakan Seminar Nasional dan Talkshow online pada Minggu pagi (14/11/2021). “Diadakannya semnas ini dikarenakan kita ingin meringankan beban pemerintah dalam upaya promosi vaksin pada masyarakat. Kami sebagai mahasiswa yang lebih tau bagaimana pentingnya vaksin, dan sudah seharusnya kami sebagai kesehatan masyarakat mewadahi fasilitas untuk ikut memberantas hoax vaksin yang beredar. Karena target kita masyarakat umum, harapan kita dapat menjangkau seluruh lapisan” ungkap Diana Laili Putri dalam sambutannya selaku Ketua Pelaksana PHOENIX 2021. Acara seminar nasional dan talkshow yang dilakukan melalui Zoom Meeting serta live Youtube tersebut dibuka dengan penampilan video Tari Gandrung khas Banyuwangi dilanjutkan dengan video safety briefing selama seminar untuk peserta. Sebelum memasuki sesi utama, disampaikan hasil Forum Kajian Isu Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut FORKAKESMAS mengenai hasil kajian capaian vaksinasi yang telah dilakukan oleh mahasiswi Prodi S1 Kesehatan Masyarakat PSDKU Banyuwangi. Penyampaian hasil Kajian ini disampaikan oleh Sherina Safitri Sri Anjani selaku Ketua B-PHA periode 2020/2021. Kajian tersebut menjadi pembuka Seminar Nasional yang bertajuk “Urgensi Vaksinasi dalam Upaya Pemulihan Kehidupan Masyarakat Indonesia di Era Pandemi COVID-19”. Untuk sesi pertama, yakni Talkshow, mengundang dua orang pembicara. Pembicara pertama yakni Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, S.KM., M.Kes., M.Sc.PH yang menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI). Untuk pembicara kedua panitia mengundang Bupati Banyuwangi Hj. Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, S.Pd. yang diwakilkan oleh Dr. H. Widji Lestariono, M.MKes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi sekaligus Ketua Bidang Penanganan Kesehatan SATGAS COVID -19 Kabupaten Banyuwangi). Talkshow tersebut dipandu oleh moderator yakni Desak Made Sintha Kurnia Dewi S.KM., M.Kes, salah satu dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Pada sesi talkshow tersebut didiskusikan berbagai tantangan yang dihadapi selama pandemi COVID-19 seperti banyaknya hoax yang beredar, serta cara merespon tantangan tersebut secara mendesak namun tetap aman, adil, dan merata bagi semua pihak. Bahasan topik tersebut merupakan hasil dari QnA yang dilakukan oleh panitia sebelumnya melalui akun Instagram B-PHA. Untuk sesi kedua, yakni Seminar Nasional, panitia mengundang dr.Prima Yosephine, MKM (Plt. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan RI) sebagai pembicara yang diwakilkan oleh dr. Iqbal Djakaria (Koordinator Imunisasi Direktorat Surveilans & Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes RI). Dalam seminar tersebut, dr. Iqbal Djakaria memaparkan materi mengenai “Kebijakan dan Urgensi Vaksinasi COVID19”. Sebagai indikator keberhasilan acara, panitia menargetkan peserta yang hadir minimal 100 orang serta jumlah penanya di setiap sesi acara. “Alhamdulillah kemarin sampai acara berakhir partisipan kami masih melebihi 100, untuk penanya juga sudah memenuhi target bahkan ada beberapa peserta yang belum sempat terjawab” ujar Diana. Selain itu, sambung Diana, dilakukan pretest melalui story di akun Instagram PHOENIX dan posttest berupa testimoni wawancara kepada peserta. Untuk indikator terakhir yakni pemateri menyampaikan sesuai TOR (Term of Reference). Diana mengaku meskipun terdapat beberapa kendala dalam pemateri, namun esensi dari kegiatan tersebut masih bisa diterima. Mendekati akhir acara, dilakukan pengumuman pemenang lomba Essay Nasional PHOENIX 2021 yang telah dilaksanakan dari tanggal 23 Agustus 2021. Untuk meningkatkan antusiasme peserta panitia juga mengadakan doorprize bagi peserta teraktif dan penanya terbaik. “Harapan saya pribadi dengan adanya kegiatan semnas ini, kita sebagai mahasiswa Kesmas setidaknya ikut andil dalam pencapaian kualitas kesehatan yang lebih baik. Apalagi dalam keadaan yang sekarang banyak berita simpang siur yang menjadikan masyarakat bingung mana yang benar dan mana yang salah. Jadi semoga dengan semnas ini bisa membuat masyarakat lebih yakin. Dan harapan saya semoga panitia setelah mengikuti kegiatan ini bisa menambah relasi, pengalaman bahkan melatih skill dalam bekerja sama bahkan communication,” pesan Diana. (Tyas Ratna Manggali, UNAIR NEWS 2021)
Kuliah Tamu FKM UNAIR Banyuwangi Bahas Topik Penganggaran dan Integrasi Program Kesehatan di Daerah
Prodi S1 Kesehatan Masyarakat PSDKU UNAIR Banyuwangi memiliki program rutin berupa kuliah tamu. Untuk kali ini, diadakan kuliah tamu bertajuk “Penganggaran dan Integrasi Program Kesehatan di Daerah” yang dilaksanakan secara online melalui Zoom Meeting dan live streaming di Youtube pada Jumat pagi (19/11/2021). “Kegiatan pagi ini membahas topik terkait dengan penganggaran yang merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Jika kita lihat dari kompetensi S.KM. (Sarjana Kesehatan Masyarakat), maka perlu untuk dipahami terkait penganggaran. Fungsi dari penganggaran ini cukup krusial karena kalau kita membicarakan perencanaan, agar bisa dilaksanakan secara optimal maka butuh penganggaran yang baik,” ungkap Syifaul Lailiyah S.KM., M.Kes dalam sambutannya selaku Sekretaris Prodi S1 Kesehatan Masyarakat PSDKU UNAIR Banyuwangi mewakili Koordinator Program Studi (KPS). Dalam kuliah tamu tersebut, panitia mendatangkan Sony Efriandi, SKM., M.Kes. yang berasal dari Dinas Kesehatan Kota Jambi. Seperti kuliah tamu pada umumnya, sesi dibagi menjadi sesi pemaparan materi dilanjutkan oleh sesi tanya jawab yang dipandu oleh Diansanto Prayoga, S.KM., M.Kes selaku moderator. “Terkait masalah penganggaran ini menjadi suatu isu yang tidak selesai-selesai dibahas. Apalagi sekarang terkait dengan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah itu menjadi polemik yang muncul kembali,” ungkap Sony Efriandi mengawali sesi pemaparan materinya. Di akhir Oktober, sambungannya, terdapat informasi dari beberapa daerah bahwa telah dikeluarkan lagi juknis terkait dengan Dana Alokasi Khusus untuk non fisik yang menjadikan polemik terkait penganggaran muncul kembali. Selama ini fasilitas pelayanan kesehatan daerah terutama puskesmas memanfaatkan DAK Non Fisik untuk hampir keseluruhan programnya. Namun, sekarang kewenangan daerah terkait anggaran tersebut dibatasi hanya menjalankan fungsi dari kewenangan pusat. “Jadi sudah ditentukan ada 5 program saja yang bisa menggunakan DAK. Sehingga untuk program pelayanan kesehatan esensial yang lain, sekarang daerah kebingungan karena anggarannya terus terang dari APBD itu sangat minim bahkan di beberapa daerah itu tidak ada,” terang Sony. Sebenarnya, lanjut Sony, semenjak dikeluarkannya PP No. 21 tahun 2004, pemerintah pusat sudah melaksanakan proses perubahan. Dari proses penganggaran yang tradisional yang hanya berfokus pada besarnya jumlah alokasi sumber daya menjadi penganggaran berbasis kinerja yang berfokus pada hasil yang dicapai dari penggunaan sumber daya. “Jadi sebenarnya secara peraturan sudah berlaku sejak lama, tapi ternyata secara pelaksanaannya masih berfokus pada penganggaran tradisional. Hal ini nanti yang akan kita bahas bagaimana pelaksanaannya dengan anggaran yang minim serta bagaimana pada akhirnya integrasi program itu menjadi suatu hal yang krusial,” ungkapnya. Sony menjelaskan bahwa dalam menyusun penganggaran berbasis kinerja diperlukan kerangka bangun indikator kinerja yang memuat input (SDM, sarana prasarana, dana), kegiatan (proses kegiatan yang menggunakan input), output (hasil dari proses), outcome (manfaat dalam jangka menengah sebagai hasil dari output), dan dampak (hasil pembangunan yang diperoleh dari pencapaian outcome). “Dalam kesehatan, kalau di daerah tidak memiliki anggaran (input) untuk melaksanakan pembangunan kesehatan di bidang yang lain, maka indikator kinerja minimal diukur dari 12 SPM kesehatan yang harus dicapai 100%,” terangnya. Selain itu, imbuhnya, untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya tersebut, dapat dilakukan dengan cara integrasi program. Menurut Sony, integrasi program merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai target indikator kesehatan baik di daerah maupun pusat. Kunci dari integrasi program tersebut adalah sinkronisasi target. “Jadi, kata kuncinya adalah setiap kita mau merencanakan suatu program, kita tentukan dulu indikator kinerjanya, sehingga nanti akan mendapatkan hasil yang optimal,” tegasnya di akhir presentasi. (Tyas Ratna Manggali, UNAIR NEWS 2021)
Program STOP Muncar Atasi Permasalahan Sampah dengan Sistem Pengolahan Sampah Terbaik
Kita sering kali dihadapkan dengan permasalahan lingkungan berupa banyaknya sampah yang dibuang sembarangan. Data dari UN (United Nations) terkait permasalahan sampah di Indonesia dari tahun 2017-2025, peningkatan sampah mencapai sekitar 1% setiap tahunnya. Pada tahun 2020, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah. Dari 67,8 juta sampah tersebut, sebanyak 56% dibuang ke TPA, 37% tidak terkelola, dan hanya 7% yang terkelola. Sampah yang tidak terkelola ini banyak sekali terlihat dibuang ke sungai, dibakar, dibuang ke laut, atau bahkan di pinggiran jalan. Begitulah penjelasan gambaran masalah oleh Kartika Karosekali, S.T., M. Sc. dari PT. Systemiq Lestari Indonesia selaku narasumber dalam kuliah tamu Prodi S1 Kesehatan Masyarakat PSDKU UNAIR Banyuwangi bertema “Best Practices Sistem Pengolahan Sampah Program STOP Muncar”. Kuliah tamu tersebut diadakan secara online melalui Zoom Meeting dan live streaming di akun Youtube Prodi Kesmas UNAIR Banyuwangi pada Jumat pagi (26/11/2021). Program STOP Muncar pertama dilatarbelakangi karena banyaknya sampah laut yang berasal dari daratan dan sebanyak 50% bisa berasal dari kegiatan ekonomi. Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi yang ada pasti akan meningkatkan konsumsi sampah plastik dan bisa berdampak pada peningkatan sampah plastik di laut. Kemudian pada tahun 2017, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025. “Dengan adanya komitmen tersebut, maka PT. Systemiq Lestari Indonesia ikut mendukung komitmen Pemerintah Indonesia tersebut dengan mengadakan program STOP dan salah satunya ini diadakan di Kecamatan Muncar Banyuwangi. Kecamatan Muncar Banyuwangi ini menjadi percontohan untuk program di Kabupaten Banyuwangi,” ungkap Kartika Karosekali, S.T., M. Sc. Idealnya, model pengelolaan sampah yang terbaik adalah sistem pengelolaan sampah terpadu yang berkelanjutan. Sebuah model pengelolaan sampah terpadu yang berkelanjutan harus mencakup semua aspek teknis (infrastruktur) dan tata kelola untuk memungkinkan sebuah sistem yang berfungsi dengan baik dan berjalan dalam jangka panjang. Jadi dalam program STOP melibatkan dari segi teknis, pemerintah, serta masyarakatnya sendiri agar berjalan lebih maksimal. “Terkait program STOP Muncar, kita ini berfokus pada melakukan pengelolaan sampah secara sirkular dengan nol kebocoran. Jadi, tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi kebocoran plastik ke lautan, meningkatkan laju daur ulang plastik, serta meningkatkan manfaat terkait bidang kesehatan, perikanan, pariwisata, dan penciptaan lapangan kerja. Dari nama programnya sendiri adalah Stop Ocean Plastik, jadi kita ingin menghentikan laju pembuangan sampah plastik ke lautan,” jelas wanita yang akrab disapa Kartika tersebut. Saat ini Program STOP ada di tiga kota di Indonesia yaitu, di Muncar Banyuwangi, Jembrana Bali, dan Pasuruan. Berdasarkan penjelasan Kartika, dari data hasil studi kajian sosial ekonomi Muncar, sebanyak 43% masyarakat masih membuang sampah ke sungai atau ke laut, 21% membakar sampah, 12% membuang ke tanah, 11% mengubur sampah, 11% membawa ke TPU, dan hanya 1% yang menggunakan layanan pengumpulan formal. Atas dasar inilah program STOP memilih Kecamatan Muncar sebagai sasaran. Alur perjalanan sampah di program STOP terdiri dari tiga bagian. Pertama pengumpulan, dengan mengambil sampah dari rumah ke rumah dan dikumpulkan di TPS. Kedua pengolahan di TPS 3R, sampah yang dikumpulkan diolah lalu diolah. Untuk sampah organik diolah menjadi kompos dan BSF (Black Soldier Fly) untuk pakan ternak, sedangkan sampah anorganik akan dipilah dan dikemas untuk dijual ke industri pengolahan daur ulang. Lalu untuk ketiga yakni bagian penanganan, untuk sampah residu yang tidak bisa diolah maupun di daur ulang akan dibuang ke TPA. Harapannya dengan adanya sistem tersebut dapat memperbaiki sistem pengelolaan sampah di Indonesia sehingga dapat mengatasi permasalahan sampah baik di Indonesia dan di dunia. Dengan adanya kegiatan tersebut Indonesia dapat mewujudkan salah satu target dari Sustainable Development Goals (SDG’s) yang ke-12 secara substansial mengurangi produksi limbah melalui tindakan pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali. “Dengan sistem seperti ini akan meminimalisir dan tidak ada lagi sampah yang bocor ke lingkungan. Sehingga tujuan program tercapai,” tandasnya. (Tyas Ratna Manggali, UNAIR NEWS 2021)
Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga Lebih Dekat kepada Masyarakat
Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Airlangga di Banyuwangi mengadakan program pengabdian masyarakat bertajuk “Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga Lebih Dekat Kepada Masyarakat”. Pengabdian Masyarakat (pengmas) tersebut diadakan di Kantor Kepala Desa Kedayunan, Kec. Kabat, Banyuwangi pada Minggu pagi (05/12/2021). “Untuk pengabdian masyarakat ini kami adakan sebagai sarana untuk mengenalkan diri kepada masyarakat disini karena kami dari UNAIR akan menjadi bagian keluarga di Kedayunan. Semoga dengan UNAIR disini kami bisa bersinergi, bisa sejalan khususnya untuk pembangunan desa dan untuk kemajuan desa maupun kemajuan kami sebagai sebuah institusi,” ungkap Izzato Millati S. IP., M. IP dalam sambutannya mewakili Koordinator PSDKU UNAIR di Banyuwangi yakni Prof. Dr. H. Widi Hidayat, SE., M.Si., Ak., CA., CMA. Pengmas tersebut merupakan kolaborasi dari dua prodi, yakni prodi S1 Kesehatan Masyarakat PSDKU Banyuwangi (FKM) dan prodi S1 Akuntansi PSDKU Banyuwangi (FEB). Terdapat dua topik utama yang dibahas yaitu “Penciptaan Nilai Produk dan Pengelolaan BUMDES” dari FEB serta “Penerapan Protokol Kesehatan Berbasis CHSE” dari FKM. Sesi pertama merupakan pemaparan topik dari FEB yang dipecah lagi menjadi dua materi. Materi pertama yakni “Menciptakan Produk untuk Kepuasan Pelanggan” yang mendatangkan Arina Manasika, S.A, alumni FEB UNAIR Banyuwangi angkatan 2015, selaku pemateri. Materi kedua berjudul “Tata Kelola BUMDES” yang dijelaskan langsung oleh Achmad Solihin, S.E., MM dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Banyuwangi. Untuk sesi kedua, yakni pemaparan topik FKM juga dibagi menjadi dua. Materi pertama diisi oleh Martono, ST. dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi yang membawakan materi “Produk Aman Saat Pandemi”. Selanjutnya membahas mengenai “Pengelolaan Sampah Hasil Produksi” yang dipaparkan oleh Akhmad Prasetyo Ibnu Toat, S.S dari PT. Systemiq Lestari Indonesia. Sebanyak 30-50 peserta, yang terdiri dari ibu-ibu di Desa Kedayunan, hadir dalam kegiatan tersebut. Sebagai rasa apresiasi, panitia pengmas memberikan hadiah berupa sembako untuk peserta. Selain itu, panitia juga memberikan kit bag yang dibagikan saat akhir acara. Guna mengukur keberhasilan pengmas tersebut, maka diadakan pretest dan posttest untuk mengukur pengetahuan peserta. Sehingga akan terlihat berdampak atau tidaknya pengmas tersebut. “Saya berharap kegiatan ini bisa membawa banyak manfaat, terutama bagi ibu-ibu yang bisa hadir hari ini. Sehingga dapat disampaikan pada warga lain. Dengan adanya UNAIR di Banyuwangi, semua bisa mendapatkan manfaatnya. Jadi saya berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini saja, dan dapat membawa manfaat utamanya bagi kami yang ada di Desa Kedayunan. Kami juga akan support kegiatan dari UNAIR nantinya, jika memang ada kegiatan seperti ini lagi,” ungkap Siti Aminah Tuzzahro, S.Pd, M.Psi selaku Kepala Desa Kedayunan di akhir sambutannya. (Tyas Ratna Manggali, UNAIR NEWS 2021)
BAGIAN 2: ISU & OPINI
Mengubah Paradigma Kesehatan Mental Dewasa ini, kesehatan mental menjadi topik yang sering diperbincangkan baik di sosial media maupun di lingkungan sekitar kita. Terlebih lagi, keadaan pandemi semakin memperparah keadaan kesehatan mental di masyarakat. Data dari Kementrian Kesehatan menyebutkan bahwa angka gangguan mental khusuhnya depresi meningkat sebesar 8,5% dan gangguan kecemasan meningkat sebesar 6,8%. Definisi gangguan jiwa atau sering disebut sebagai mentall illnes menurut UU RI NO.18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana individu mengalami gangguan dalam cara berpikir, berperilaku dan cara mengelola perasaan yang termanisfetasi dalam bentuk perubahan perilaku yang signifikan, serta mengakibatkan timbulnya penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia seutuhnya. Ada beberapa macam gangguan jiwa, diantaranya adalah bipolar disorder, skizofrenia, depresi, anti sosial, dan lain-lain. Terkait urgensi kesehatan mental yang juga terdapat dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Suistainable Development Goals khususnya point 3 mengenai kehidupan yang sehat dan mendukung kesehjateraan bagi semua untuk semua usia. Dimana dijelaskan bahwa pada tahun 2030 diharapkan bisa mengurangi sepertiga dari kematian dini yang disebabkan oleh penyakit tidak menular, melalui tindakan pencegahan dan pengobatan serta menaikkan kesehatan mental dan kesehjateraan. Di Indonesia ada beberapa faktor yang memengaruhi peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa, diantaranya ada faktor biologis, psikologis, sosial dan keanekaragaman penduduk. Penyebab lain tingginya masalah kesehatan mental juga disebabkan oleh kurangnya keterbukaan di masyarakat mengenai pentingnya hal tersebut. Mereka memilih diam dan tidak berani untuk berbagi ke orang lain karena takut distigma buruk oleh orang lain. Perilaku tertutup atau covert behavior ini berdampak signifikan terhadap semakin parahnya keadaan mental seseorang. Masyarakat juga beranggapan bahwa kesehatan mental bukanlah hal yang serius untuk ditangani karena sifatnya yang tidak kasat mata, berbeda dengan penyakit fisik yang terlihat secara nyata. Selain itu, kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan mental juga masih tebalnya stigma buruk bagi penderita kesehatan mental memperparah peningkatan jumlah penderita kesehatan mental yang ada di Indonesia. Peranan dalam memberikan edukasi dan pemahaman mengenai pentingnya masalah kesehatan mental sudah seharusnya menjadi tanggungjawab bersama. Mulai dari mengedukasi diri sendiri yang bisa dilakukan dengan mencari pengetahuan yang valid mengenai kesehatan mental dan membagikan ilmu tersebut kepada orang disekitar maupun kepada masyarakat luas. Selain itu dari pihak keluarga juga orang-orang disekitar juga bisa saling mengedukasi mengenai kesehatan mental dengan cara lebih mengerti, peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar bilamana terdapat individu yang terindikasi mengalami masalah kesehatan mental. Serta tidak lupa peran dari tenaga kesehatan baik itu dari pihak medis maupun tenaga kesehatan masyarakat yang memiliki kewajiban dalam meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Ketersediaan informasi yang tersalurkan kepada masyarakat merupakan salah satu cara untuk menggeser stigma buruk yang ada di masyarakat mengenai kesehatan mental. Melalui bentuk pemahaman dan pola pikir baru yang dilakukan oleh individu maupun personal sedikit banyak akan bisa membentuk paradigma baru mengenai pentingnya kesehatan mental. Upaya yang dapat dilakukan bisa dengan memberikan sebuah edukasi kecil terhadap masyarakat sekitar bahwa penderita kelainan mental tidak boleh dijauhi, dibully, apalagi diberikan perlakuan yang tidak manusiawi. Mereka perlu adanya rasa peduli dan rasa simpati juga mendapat penanganan secara medis maupun psikologis. Kesadaran dari individu juga sangat penting untuk mengurangi dan juga mencegah maraknya kelainan mental yang terjadi. Dengan adanya kesadaran mengenai kesehatan mental maka secara tidak langsung akan membentuk suatu tindakan positif untuk mengurangi permasalahan tersebut. Memulai dari diri sendiri kemudian bisa memberikan edukasi dan juga pemahaman kepada orang lain menjadi sebuah bentuk kontribusi nyata untuk mengurangi masalah kesehatan mental. (Firrial Eksa)
Maut Mengintai, Sayangi Diri dan Orang Lain Kendalikan Emosi Saat di Jalan Raya!!! Seiring dengan perkembangan zaman, telah muncul berbagai jenis kendaraan bermotor. Hal tersebut mengakibatkan jalan raya semakin penuh dan menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sebenarnya sudah ada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang fungsinya sebagai landasan “daya paksa” kepada masyarakat agar mematuhi peraturan lalu lintas demi meningkatkan keselamatan pengguna jalan, baik pengendara maupun orang yang berada di sekitar jalan raya. Kita tidak bisa menutup mata dan telinga bahwasanya banyak masyarakat yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas apabila tidak ada petugas seperti polisi lalu lintas yang sedang berjaga. Bahkan berdasarkan data dari Korlantas Polri, terdapat 183 kecelakaan sepanjang tahun 2021 (Javier, 2021). Hal tersebut menandakan dalam menaati peraturan lalu lintas masyarakat dinilai masih memiliki kesadaran yang rendah Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan yaitu mulai dari faktor manusia, kendaraan, maupun lingkungan. Jika ditilik lebih jauh lagi dari segi faktor manusia, emosi yang tidak terkontrol ketika berkendara adalah pemicu utama terjadinya kecelakaan lalu lintas. Perlu dipahami bersama bahwa berkendara tidak hanya harus menguasai teknik berkendara yang baik dan benar saja, melainkan juga harus mengetahui bagaimana teknik mengendalikan emosi. Apabila kondisi emosional pengendara dalam keadaan sedih atau marah sebaiknya disarankan untuk tidak terlebih dahulu mengendarai motor, karena bisa saja tidak konsentrasi dalam mengendarai motor. Begitupun dengan perasaan bahagia yang berlebihan, karena hal tersebut juga dapat mempengaruhi cara mengendarai sepeda motor. Rasa gembira yang terlalu berlebihan bisa menyebabkan hilangnya kontrol terhadap kendaraan diri sehingga mengakibatkan kecelakaan bagi si pengendara dan orang lain. Maka dari itu, sebaiknya sebelum berkendara baik untuk jarak yang dekat atau jauh, pastikan keadaan kondisi emosi kita dengan baik. Karena dengan pengendalian emosi tersebut, maka akan muncul awareness (kesadaran) untuk memperhatikan kepentingan orang lain selain kepentingan dirinya. Maka sikap emosional yang memicu arrogant driving dapat dihindarkan Dalam pengimplementasiannya dapat diartikan bahwa disaat kita mengendarai kendaraan maka haruslah tercipta pemikiran yang mementingkan dan sangat mengutamakan keselamatan. Mungkin bagi kebanyakan orang, menimbulkan pemikiran yang seperti itu adalah hal yang sulit dan membutuhkan waktu. Namun mau tidak mau, pemikiran yang mengutamakan keselamatan tersebut haruslah berasal dari diri sendiri yang terbentuk dan dibangun dari dalam hati dengan tekad untuk melaksanakan segala aktivitas yang mendasar pada perilaku Safety Riding yang dimulai dengan mengontrol emosi. Bila dasar pemikiran Safety Riding telah masing-masing dimiliki, serta sadar akan pentingnya mengontrol emosi sebelum dan saat berkendara maka kecelakaan lalu lintas akibat faktor masnusia (emosional) akan bisa diatasi. (Rina Pertiwi)12
Selamat kepada telah terpilih dalam sayembara opini. Silakan hubungi CP : Dhea Aulia (085608455570) untuk klaim hadiah Terima kasih kepada seluruh sahabat yang telah berpartisipasi dalam sayembara opini, sampai jumpa di sayembara berikutnya..
1
Javier, F. (2021, November 5). Korlantas Polri: Ada 183 Kecelakaan Sepanjang 2021, Terbanyak di Wilayah Polda Jatim. Retrieved from Tempo: http://data.tempo.co
2
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (n.d.).
BAGIAN 3: KARYA
Rindu Sang Malam Oleh : Nanda Eka (FKM ’20)
Angin berhembus lembut Membawa kesan berjuta kenangan Disini, disudut sepi… Menjadi saksi kerinduan sang malam.
Malam ku sunyi… Malam ku hening… Bulan tak lagi bersama Menyinari sang malam.
Satu kata menjadi sebaris kata luka Membawa dan menenggelamkan sebuah harapan Dengan secerca kata dan beribu makna Menjadi harapan yang berkesudahan.
Suka duka dimasa lalu dan rindu yang tak menentu Biarlah menjadi lukisan indah masa lalu Terima kasih sang malam Bulan merindu.
Kehilangan kemudi Oleh : Diana Laili (FKM ’19) Beberapa hal memang perlu disyukuri Namun banyak juga hal yang tidak sesuai dengan makna ekspektasi Baru baru ini, pelajaran hidup rasanya keluar dari mimpi mimpi Kukira, perjalanan dewasa sudah kuat dengan besi kawat Namun nyatanya sama Semakin lama, juga akan berkarat Lelah rasanya kaki untuk tetap dipaksa melangkah Berat sekali mata untuk tetap dipaksa melihat kenyataan yang berharap hanya canda belaka Tapi memang ini nyata, dan dipaksa untuk menghadapi Kehilangan seseorang bukan berarti akhir dari kita berdiri lagi Meski sosok itu adalah ayah yang selalu jadi pengendali kemudi Gadismu ini, mencoba mengayuh ketepi untuk memulai lagi Sebuah perjalanan yang semoga bisa membuatmu bangga esok nanti