Hindu - Buddha

1

Kelompok 7 Sejarah Indonesia

~

X2

~

- Amelia Eksantya Putri (01) - Hanifah Isnandita Annisa (15) - Keisya Amalika Azzahwa (17) - Yolifa Elga Syatama (36) SMAN 1 BATURETNO

2

Letak Kerajaan

Dalam sejarah pendiriannya, Kerajaan Singasari telah beberapa kali mengalami perpindahan tempat. Ada yang menyebutkan bahwa Singasari berlokasi di ibukota Kutaraja. Ada juga yang mengatakan Singasari adalah wilayah bawahan dari Kerajaan Kediri. Letak geografis Kerajaan Singasari saat ini adalah di daerah Singasari, Malang Jawa Timur. Berdasarkan informasi yang tertulis di Prasasti Kudadu, nama resmi Singasari adalah kerajaan Tumapel. Kemudian, seperti yang ada di dalam Kitab Negarakertagama, ibu kota kerajaan Tumapel awalnya terletak di Kutaraja. Namun pada 1252 raja Singasari, Wisnuwardhana mengganti nama ibukota dari Kutaraja menjadi Singasari. Oleh sebab itu nama Singasari menjadi lebih terkenal dibanding Tumapel. Saat ini, Singasari merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Malang bagian utarakan.

3

Sumber Sejarah

•Kitab Pararaton Pararaton atau Katuturanira Ken Arok adalah sebuah kitab yang dijadikan sumber sejarah Kerajaan Singasari. Kitab Pararaton berisi riwayat Ken Arok dari lahir hingga menjadi raja, serta urutan raja-raja yang pernah memerintah Singasari.

•Candi Singasari merupakan candi •Candi Kidal adalah salah satu candi Hindu - Buddha peninggalan bersejarah warisan dari kerajaan Singasari. dari Kerajaan Singasari yang berlokasi Candi ini dibangun sebagai bentuk di Kelurahan Candirenggo, Kecamatan penghormatan atas jasa besar Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Anusapati, Raja kedua dari Timur. Candi ini merupakan tempat Singhasari, yang memerintah selama pendharmaan bagi raja Singhasari 20 tahun (1227 - 1248). terakhir, Kertanegara, yang meninggal pada tahun 1292. • Selain candi dan prasasti, Singasari

juga meninggalkan jejak sejarah berupa •Prasasti Mula Malurung merupakan patung atau arca. Berikut ini beberapa piagam pengesahan penganugerahan arca peninggalan Kerajaan Singasari: desa Mula dan desa Malurung untuk -Arca Anusapati tokoh bernama Pranaraja dari -Arca Wisnu Wardhana pemerintah Kerajaan Singasari. -Arca Ken Dedes Prasasti ini berupa lempengan-Arca Joko Dolok lempengan tembaga yang -Arca Dwarapala diterbitkan Kertanegara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kediri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singasari.

4

Kehidupan Politik Raja-raja di Kerajaan Singasari: •Ken Arok (1222-1227 M) Menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang petani dari desa Pangkur sebelah timur Gunung Kawi, Malang. Ken arak mempunyai keinginan untuk memperistri Ken Dendes (istri Tunggul Ametung). Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, setelah berhasil kemudian ia menggantikan Tunggul Ametung sebagai penguasa di Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Tahun 1222 M, Ken Arok melakukan serangan ke Kediri dan Raja Kertajaya dapat ditaklukan dalam pertempuran di Ganter dekat Pujon, Malang. Setelah Kerajaan Kediri dapat ditaklukan, seluruh wilayah Kediri dipersatukan dengan Tumapel dan lahirlah Kerajaan Singasari. Selama 5 tahun Ken Arok memerintah Kerajaan Singasari pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seseorang atas perintah Anusapati (putra Ken Dedes dan Tunggul Ametung). Bersama Ken Dedes, Ken Arok memiliki putra bernama Mahesa Wongateleng, sedangkan bersama Ken Umang Ken Arok memiliki empat putra salah satunya bernama Panji Tohjoyo. •Anusapati (1227 - 1248 M) Ia naik takhta pada tahun 1227 M, selama 21 tahun memerintah tetapi belum banyak pembangunan untuk kerajaan. Berita mengenai siapa yang membunuh Ken Arok sampai kepada Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo membalas dendam dengan membunuh Anusapati. Anusapati di candikan di Candi Kidal. Ia meninggalkan seorang Putra yang bernama Ronggowuni.

5

•Tohjoyo (1248 M) Setelah membunuh Anuspati, Tohjoyo naik takhta. Ronggowuni yang merasa berhak atas tahta menuntut pada Tohjoyo, terjadilah pertempuran antara pasukan Tohjoyo dan pengikut Ronggowuni. Dalam serangan tersebut Tohjoyo berhasil meloloskan diri, tetapi akibat luka-lukanya dia meninggal di daerah Katang Lumbang. •Ronggowuni ( Sri Jaya Wisnuwardana 1248 - 1268 M) Tahun 1248 M, Ronggowuni naik takhta Kerajaan Singasari. Dalam memerintah, ia ditemani oleh Mahesa Cempaka. Saat Ronggowuni dan Mahesa Cempaka memerintah Singasari menjadi aman dan tentram, rakyat hidup dengan bertani serta berdagang. Ronggowuni meninggal pada tahun 1268 M dan dicandikan di dua tempat, yaitu sebagai Syiwa di Waleri dan sebagai Buddha Amoghapasa di jajagu (Candi Jago). Mahesa Cempaka pun meninggal kemudian dicandikan di Kumeper dan Wudi Kucir. •Kertanegara (1268 - 1292 M) Naik takhta pada tahun 1268 M menggantikan Ronggowuni. Ia merupakan raja yang paling terkenal di kerajaan Singasari, dan bercitacita menjadikan Singasari menjadi kerajaan yang besar. Kertanegara meninggal dicandikan di dua tempat yaitu di Candi Jawi di Pandaan dan di Candi Singasari, Malang. Ada sebuah Arca Kertanegara yang menyerupai bentuk Arca buddha. Arca tersebut dinamakan Arca Joko Dolok, setelah Raja Kertanegara meninggal berakhirlah Kerajaan Singasari.

6

Peninggalan kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain berupa prasasti, candi, dan patung. Candi peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Candi Jago, Candi Kidal, dan Candi Singasari. Adapun patung-patung yang berhasil ditemukan sebagai hasil kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai Dewi Prajnaparamita lambang dewi kesuburan dan Patung Kertanegara sebagai Amoghapasa. Rakyat Singasari mengalami pasang surut kehidupan sejak zaman Ken Arok sampai masa pemerintahan Wisnuwardhana. Pada masa-masa pemerintahan Ken Arok, kehidupan sosial masyarakat sangat terjamin. Kemakmuran dan keteraturan kehidupan sosial masyarakat Singasari kemungkinan yang menyebabkan para brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok ataskekejaman rajanya.

Akan tetapi, pada masa pemerintahan Anusapati kehidupan masyarakat mulai terabaikan. Hal itu disebabkan raja sangat gemar menyabung ayam hingga melupakan pembangunan kerajaan.

7

Keadaan rakyat Singasari mulai berangsur-angsur membaik setelah Wisnuwardhana naik takhta Singasari. Kemakmuran makin dapat dirasakan rakyat Singasari setelah Kertanegara menjadi raja. Pada masa pemerintahan Kertanegara, kerajaan dibangun dengan baik. Dengan demikian, rakyat dapat hidup aman dan sejahtera. Dengan kerja keras dan usaha yang tidak henti-henti, cita-cita Kertanegara ingin menyatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari tercapai juga walaupun belum sempurna. Daerah kekuasaannya, meliputi Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Melayu, Semenanjung Malaka, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Kehidupan Ekonomi Untuk kehidupan ekonomi saat zaman Kerajaan Singasari tergolong cukup maju. Karena letaknya yang sangat strategis yaitu berada di lembah sungai Brantas, hal ini menjadikan tanah yang ada di kawasan tersebut menjadi sangat subur. Oleh karena itulah, mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai seorang petani. Tidak hanya berada di lembah yang subur, Sungai Brantas pada saat itu juga menjadi salah satu lalu lintas perdagangan antar daerah dan wilayah. Oleh sebab itu, tidak sedikit dari masyarakatnya yang bekerja sebagai pedagang. Walaupun begitu, pada kenyataannya kehidupan ekonomi pada masa Kerajaan Singasari sempat mengalami fluktuasi atau naik turun. Saat dipimpin oleh Ken Arok, kehidupan ekonomi di Kerajaan Singosari tergolong sangat makmur. Tapi kemudian saat dipimpin oleh Anusapati, kehidupan ekonomi masyarakat menjadi terabaikan. Setelah itu, kehidupan ekonomi mulai membaik ketika dipimpin oleh Wisnuwardhana (Ronggowuni). Hingga pada akhirnya saat masa pemerintahan Raja Kertanegara, kehidupan ekonomi Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaannya.

8