PENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM_TIARA ANASTASYA M. BUTA_431419058_BIODIK A Flipbook PDF

PENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM_TIARA ANASTASYA M. BUTA_431419058_BIODIK A

48 downloads 97 Views 406KB Size

Story Transcript

PENUNTUN PRAKTIKUM LABORATORIUM Oleh : Tiara Anastasya M. Buta (431419058) Pendidikan Biologi - A

PRAKTIKUM I A. Judul Pengamatan Uji Nutrisi Pada Makanan Dengan Menguji Amilum B. Tujuan 1. Siswa dapat mengetahui cara atau metode menguji dengan metode sederhana 2. Siswa dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung Amilum C. Dasar Teori Untuk memiliki tubuh sehat dan tumbuh normal, setiap orang memerlukan zat makanan seperti: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Kandungan zat dalam makanan dapat diidentifikasi dalam suatu pengujian sederhana namun jumlah kandungan setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara yang kompleks. Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon (C), Ada 3 (tiga) golongan karbohidrat yaitu : a) Golongan Monosakarida Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari satu satuan gula, rumus kimia: C6H12O6. Contoh: glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Contoh pada makanan adalah: madu dan rasa manis pada air buah. b) Golongan Disakarida Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari dua satuan gula, rumus kimia: (C6H12O6)2. c) Golongan Polisakarida Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari banyak satuan gula, rumus kimia: (C6H12O6)n. Contoh: amilium (pati/zat tepung). Contoh pada bahan makanan adalah: semua makanan yang mengandung zat tepung (amilium), misalnya nasi (beras), roti (terigu), ubu, keladi, sagu. Pada buahbuahan misalnya : alpukat, durian, nangka, mangga manalagi (harum manis).

Untuk mengetahui amilum dalam bahan makanan dapat diuji dengan pemberian larutan lugol. Amilium yang ditetesi larutan lugol akan memperlihatkan perubahan warna larutan lugol dalam bahan makanan menjadi berwarna biru tua (biru ke hitam-hitaman). Jadi bahan makanan yang mengandung amilium jika ditetesi dengan larutan lugol, maka bagian yang ditetesi akan berwarna biru-ungu atau biru ke hitam-hitaman. Untuk membantu agar warna dapat diidentifikasi secara jelas, maka usahakan memilih bahan makanan yang berwarna putih. Selain itu demi keamanan dalam penggunaan larutan lugol, maka yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu pekat dalam mencampur larutan karena larutan lugol beracun dan dapat membuat iritasi kulit. D. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan Alat

Bahan

Cawan Petri

Larutan HCL

Pinset

Tulang Paha Ayam

Gelas ukur

Air

Penjepit

E. Prosedur Kerja Tulang Paha Ayam

Bersihkan sisa-sisa daging yang melekat pada tulang paha ayam. Potonglah tulang paha ayam menjadi 2 bagian dan amati keadaan tulang paha sebelum dilarutkan HCL Rendam tulang paha ayam ke dalam larutan HCL selama 1 jam Amati tulang paha ayam dari larutan HCL menggunakan penjepit

F. Hasil Pengamatan No

Keadaan Tulang

Sebelum direndam larutan HCL

1.

2.

Sesudah direndam larutan HCL

3.

G. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan :

PRAKTIKUM II A. Judul Pengamatan Uji Nutrisi Pada Makanan Dengan Menguji Amilum B. Tujuan 1. Siswa dapat mengetahui cara atau metode menguji dengan metode sederhana 2. Siswa dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung Amilum C. Dasar Teori Untuk memiliki tubuh sehat dan tumbuh normal, setiap orang memerlukan zat makanan seperti: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Kandungan zat dalam makanan dapat diidentifikasi dalam suatu pengujian sederhana namun jumlah kandungan setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara yang kompleks. Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon (C), Ada 3 (tiga) golongan karbohidrat yaitu : d) Golongan Monosakarida Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari satu satuan gula, rumus kimia: C6H12O6. Contoh: glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Contoh pada makanan adalah: madu dan rasa manis pada air buah. e) Golongan Disakarida Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari dua satuan gula, rumus kimia: (C6H12O6)2. f) Golongan Polisakarida Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari banyak satuan gula, rumus kimia: (C6H12O6)n. Contoh: amilium (pati/zat tepung). Contoh pada bahan makanan adalah: semua makanan yang mengandung zat tepung (amilium), misalnya nasi (beras), roti (terigu), ubu, keladi, sagu.

Pada buah-

buahan misalnya : alpukat, durian, nangka, mangga manalagi (harum manis). Untuk mengetahui amilum dalam bahan makanan dapat diuji dengan pemberian larutan lugol. Amilium yang ditetesi larutan lugol akan memperlihatkan perubahan warna larutan lugol dalam bahan makanan menjadi

berwarna biru tua (biru ke hitam-hitaman). Jadi bahan makanan yang mengandung amilium jika ditetesi dengan larutan lugol, maka bagian yang ditetesi akan berwarna biru-ungu atau biru ke hitam-hitaman. Untuk membantu agar warna dapat diidentifikasi secara jelas, maka usahakan memilih bahan makanan yang berwarna putih. Selain itu demi keamanan dalam penggunaan larutan lugol, maka yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu pekat dalam mencampur larutan karena larutan lugol beracun dan dapat membuat iritasi kulit. D. Alat dan Bahan 1. Uji Amilum Pada Makanan Alat dan Bahan yang digunakan Alat

Bahan

Wadah

Betadin/ Iodin

Tusuk Gigi

Nasi

Kertas HVS

Margarin / Mentega

Spidol

Biscuit

Lumpang Porselin

Pisang

Pipet tetes

Tahu putih

E. Prosedur Kerja 1) Siapkan Alat dan Bahan. 2) Letakkan bahan makanan pada wadah yang sudah disiapkan. 3) Berilah label pada setiap bahan makanan. 4) Teteskan betadin/iodin pada makanan kemudian ratakan. 5) Ratakan betadin/iodin kemudian tunggu hingga 1-2 menit. 6) Perhatikan perubahan perubahan betadin pada masing-masing makanan.

F. Hasil Pengamatan No

Bahan

Perlakuan

Hasil Pengamatan Warna

Waktu

1.

2.

3.

G. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan :

PRAKTIKUM III A. Judul Uji Golongan Darah Dengan Sistem A,B,O B. Tujuan 1. Siswa dapat mendeskripsikan cara melakukan uji golongan darah sistem A,B,O 2. Siswa dapat Menjelaskan kesesuaian golongan darah pada proses transfusi C. Dasar Teori Menurut Heru (2008), golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Pada tahun 1900 dan 1901 K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit (sel darah merah) seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak akan mengakibatkan penggumpalan darah. Dalam suatu populasi golongan darah terbanyak adalah golongan darah O, diikitu golongan darah B, selanjutnya glongan darah A dan paling sedikit adalah golongan darah AB. Frekuensi golongan darah ini berbeda-beda pada setiap bangsa. Penelitian yang pernah dilakukan di Jawa pada daerah Ampel gading dari 450 orang, 30,4 % bergolongan darah O, kemudian 24,7% bergolongan darah A, golongan darah B sebesar 37,4% dan hanya 7,6% bergolongan darah AB. Sistem ABO yang sering digunakan yaitu ditemukan oleh K. Landsteiner ia menggolongkan darah manusia menjadi 4 macam diantaranya: 1. Golongan darah A Mempunyai aglutinogen A dalam eritrositnya dan mengandung aglutinin b dalam serumnya. 2. Golongan darah B Mempunyai aglutinogen B dalam eritrositnya dan mengandung aglutinin a dalam serumnya. 3. Golongan darah AB Mempunyai aglutinogen AB dalam eritrositnya dan tidak mengandung aglutinin a dan b dalam serumnya. 4. Golongan darah O Darah yang tidak mengandung aglutinogen dalam eritrositnya dan mengandung aglutinin a dan b dalam serumnya.

Golongan darah ditentukan oleh ada atau tidak adanya antigen-antibodi dalam darah seseorang. Sifat ada dan atau tidak adanya antigen-antibodi ini dikontrol oleh pasangan-pasangan alel ganda. Hanya sepasang alel pada setiap individu yang bertanggung jawab akan golongan darahnya. Ada tiga macam alel yang salah satunya dimiliki oleh seseorang, yaitu gen A menghasilkan antigen A, gen B menghasilkan antigen B dan gen O tidak menghasilkan antigen. Gengen ini terletak pada kromosom autosom, bukan pada kromosom seks. Gen disimbolkan I (dari isohemaglutinogen) dan tiga alel itu disimbolkan sebagai berikut: IA , IB , IO . Alel A dan B sama-sama dominan dan O resesif terhadap keduanya. Keberadaan alel dominan tunggal berakibat diproduksinya zat yang disebut aglutinin yang bertindak sebagai antibodi. Sebagai contoh, genotif IA I O akan menyebabkan munculkan antigen aglutinogen A pada dmembran sel darah merah, sementara itu plasma darahnya mengandung aglutinin anti B (Suryo, 2003). Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999). Menurut Suyo (2003), bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O.

D. Alat dan Bahan 1. Alat

a) Blood lancet steril b) Kapas c) Alkohol d) Tusuk gigi beberapa batang 2. Bahan a) Serum anti A b) Serum anti B c) Serum anti AB d) Serum anti D e) Darah dari pendonor E. Prosedur Kerja

1. Cuci tangan sampai bersih, lalu ambil segumpal kapas dengan pinset, celupkan ke dalam alkohol dan gosokkan pada jari manis tangan anda (tangan kanan atau tangan kiri), biarkan alkohol mengering

2. Kemudian tusuk dengan menggunakan lanset yang telah disterilkan 3. Tempatkan setetes kecil darah di bagian kartu golongan darah (hal ini dapat yang ditusuk). Tutuplah bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam alkohol (tahan kapas dengan ibu jari tangan yang sama selama 5 menit).

4. Berikan setetes serum anti A pada kotak darah anti A, serum anti B pada kotak darah anti B, serum anti AB pada kotak darah AB dan serum anti D pada kotak darah anti Rh di kartu golongan darah.

5. Kemudian aduk dengan menggunakan tusuk gigi, lalu amati perubahan pada darah tersebut apakah terjadi penggumpalan atau tidak dan tentukan golongan darah si pendonor.

F. Hasil Pengamatan No

Nama

Anti A

Anti B

Anti AB

Anti D (Rh)

Ket

1.

2.

3.

G. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan :

PRAKTIKUM 4 A. Judul Fermentasi Tape B. Tujuan 1. Siswa dapat Mempelajari proses fermentasi alkohol melalui pembuatan tape ketan C. Dasar Teori Fermentasi merupakan proses produksi energi oleh sel pada kondisi anaerob atau tanpa melibatkan oksigen. Tahap pertama fermentasi adalah proses pemecahan glukosa (glikolisis) dan menghasilkan asam piruvat, selanjutnya piruvat akan mengalami reduksi dan menghasilkan produk fermentasi. Mikroorganisme seperti khamir dan bakteri mampu melakukan fermentasi dan menghasilkan berbagai metabolit seperti etanol, CO2, asam laktat, asam asetat dan metabolit lainnya bergantung pada enzim yang dimilikinya. Proses fermentasi juga terjadi pada sel otot pada kondisi keterbatasan oksigen dan menghasilkan asam laktat. Kemampuan mikroorganisme untuk melakukan fermentasi telah digunakan sejak jaman dahulu untuk mengawetkan pangan atau menghasilkan produk pangan seperti wine, roti, keju, yogurt, acar dan sebagainya. Tape atau tapai merupakan produk pangan fermentasi tradisional Indonesia yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar berkarbohidrat tinggi seperti beras ketan atau singkong. Fermentasi tape merupakan fermentasi alkoholik karena dihasilkan alkohol sebagai produk utamanya. Ragi tape digunakan sebagai sumber mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi tape. Ragi ini terdiri dari campuran berbagai macam mikroorganisme seperti khamir Saccharomyces cerevisiae, Endomycopsis burtonii dan Candida utilis, kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp dan bakteri Pediococcus sp., Bacillus sp., serta mikroorganisme lainnya. Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim amilolitik yang mendegradasi amilum pada ketan atau singkong menjadi gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut disebut sakarifikasi (saccharification).

Kelompok khamir selanjutnya akan mengubah sebagian gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Hal ini yang menyebabkan munculnya rasa dan aroma alkohol pada tape. Tape memiliki manfaat sebagai sumber probiotik yang dapat memperlancar proses pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Tape juga 48 mengandung vitamin B1 yang diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan untuk dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, Vitamin B12 yang terkandung di dalam tape juga dapat mencegah anemia. D. Alat dan Bahan

1. Alat a) Panci b) Kompor c) Baskom d) Baki (nampan) e) Toples f) Sendok/centongBahan 2. Bahan a) 1 liter bers ketan (hitan atau putih) b) Ragi tape

c)

Daun pisang

E. Prosedur Kerja

1. Cuci beras ketan hingga bersih. kemudian rendam dalam air bersih selama 1-2 jam.

2. Tiriskan beras ketan yang telah direndam, kemudian kukus hingga matang. 3. Setelah matang letakkan ketan di atas nampan yang telah dialasi dengan daun pisang dan diamkan hingga benar-benar dingin.

4. Haluskan ragi tape dengan sendok hingga menjadi serbuk lalu taburkan serbuk ragi dengan merata di atas ketan (taburkan saat ketan telah benar benar dingin) 5. Bungkus ketan yang telah di beri ragi dengan daun pisang dan masukkan ke dalam toples yang bersih dan kering. Tutup rapat sehingga udara tidak dapat 49 masuk ke dalam toples dan fermentasikan selama 3 hari. Amati dan catat

perubahan yang terjadi setiap hari. Tape yang telah jadi akan memiliki tekstur lunak, berarir dan beraroma alkohol. F. Hasil Pengamatan Perubahan yang Terjadi pada Ketan dalam Proses Fermentasi Tape Parameter

Sebelum diberi ragi Hari ke-0

Setelah diberi ragi Hari ke – 1

Hari ke - 2

Hari ke-3

1.

2.

3.

G. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan :

PRAKTIKUM 5 A. Judul Jaringan Pada Tumbuhan B. Tujuan

1. Siswa dapat Mengamati berbagai bentuk jaringan dasar 2. Mempelajari struktur jaringan yang membentuk organ akar, batang dan daun 3. Mempelajari ikatan pembuluh pada akar, batang dan daun C. Dasar Teori Satuan terkecil dalam tumbuhan adalah sel, yang berisi protoplasma dan diselubungi oleh dinding sel. Tubuh tumbuhan terdiri atas sekumpulan sel-sel yang dilekatkan satu dengan lainnya oleh suatu perekat antar sel. Pengelompokkan sel seperti itu, yang berbeda struktur atau fungsinya, atau keduanya dari kelompok sel yang lain disebut jaringan. Jaringan yang secara umum terdiri dari sel-sel yang sama bentuk serta fungsinya disebut jaringan sederhana, sedangkan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel namun asalnya sama disebut jaringan kompleks atau majemuk (Hidayat, 1995). Sachs (1875) membagi jaringan dalam tiga sistem berdasarkan kesinambungan topografi, yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni pelindung primer bagi bagian luar tubuh, dan periderm yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem yang mengangkut air dan garam tanah, dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis. Berdasarkan struktur dan fungsinya, xilem dan floem ini merupakan jaringan kompleks. Xilem terdiri dari beberapa jenis sel, yakni trakea dan trakeid, parenkim, serat dan sklereid, sedangkan floem terdiri atas sel tapis, pembuluh tapis, serat dan sklereid. Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah parenkim yakni jaringan yang berdinding tipis, dengan semua ragamnya; kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup,

dan sklerenkim, yakni jaringan berdinding tebal dan seringkali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya mati. Sel-sel parenkim membentuk jaringan berkesinambungan dalam korteks akar, batang, dan mesofil daun. Selain itu, parenkim terdapat pula pada empulur, endosperm biji, buah berdaging dan terdapat sebagai elemen xilem dan floem. 51 Kolenkim pada akar biasanya terdapat di daerah korteks langsung di bawah epidermis. Pada batang kolenkim tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang, sedangkan pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama. D. Alat dan Bahan

1. Alat a) Mikroskop cahaya b) Kaca objek c) Kaca penutup d) Pinset anatomi runcing e) Pisau silet f) Kertas saring/tissue 2. Bahan a) Tangkai daun tasbih (Cana indica) b) Preparat awetan akar jagung (Zea mays) c) Batang jagung (Zea mays) d) Batang bunga mawar (Rosa sinensis) 54 e) Daun karet (Ficus elastica) f) Larutan anilin sulfat g) Larutan phloroglucinol dan HCl pekat E. Prosedur Kerja

1. Buatlah sayatan melintang dari tangkai daun bunga tasbih setipis mungkin, keriklah tempurung kelapa bagian dalam yang telah direndam air selama 12 jam, dengan menggunakan pisau silet yang tajam.

2. Letakan sayatan tangkai daun tasbih diatas kaca objek yang telah ditetesi anilin sulfat, tutup dengan kaca penutup, hati-hati jangan sampai ada gelembung udara.

3. Letakan kerikan tempurung kelapa di atas kaca objek yang telah ditetesi phloroglucinol, jarangkan dengan menggunakan pinset anatomi agar tidak bertumpuk. Kemudian tetesi dengan HCl pekat, tutup dengan kaca penutup.

4. Amati preparat-preparat tersebut dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10 x, kemudian 40 x. Kenali bentuk jaringan kedua preparat tersebut.

5. Gambarkan jaringan parenkim pada daun tasbih dan berikan keterangan. 6. Gambarkan jaringan sklerenkim pada tempurung kelapa dan berikan keterangan. F. Hasil Pengamatan Perubahan yang Terjadi pada Ketan dalam Proses Fermentasi Tape Jaringan Dasar

Jaringan Dasar

(Parenkim)

(Sklerenkim)

Keterangan

G. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan :

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.