Portofolio Aksi Nyata Dwi Rudy Prasetyo Flipbook PDF

Portofolio Aksi Nyata Dwi Rudy Prasetyo

55 downloads 118 Views 4MB Size

Recommend Stories


Rudy Goroskieta es un
25 zk. 2013ko abendua TK Rudy Goroskieta: esta comunidad ha sido muy rockera* R udy Goroskieta es un referente en el panorama musical en Navarra.

Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

Story Transcript

AKSI NYATA Modul 1.1 Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah


https://www.youtube.com/watch?v=j9DaH49FpH8 Modul 1.2.a.10 Aksi Nyata - Nilai dan Peran Guru Penggerak https://www.youtube.com/watch?v=z4nzARm_9gw&t=274s Modul Aksinyata 2.3 Lembar-Praktik-Coaching-Coach LEMBAR PRAKTIK COACHING (UNTUK COACH) Dwi Rudy Prasetyo CGP Angkatan 4 Kota Malang Sebagai Coach, saya diminta untuk menggali potensi yang dimiliki oleh coachee dan membantunya menentukan strategi dalam melaksanakan pengajaran yang berpihak pada murid. TUJUAN: Mendampingi coachee agar mampu melaksanakan pengajaran yang berpihak pada murid RENCANCOACH : Coach bertanya dan mendengarkan cerita pengalaman coachee yang dikembangkan dari lembar pemetaan diri dan aspek pengajaran lain seperti: (1) cara mengatur lingkungan kelas (2) cara memandu murid di kelas (3) cara pelibatan murid dan orangtua dalam pembelajaran. (4) cek posisi coachee saat ini dan harapan tentang kemajuan berikutnya. UKURAN KEBERHASILAN: Coachee dapat menyebutkan strategi pengajaran yang akan dilaksanakan


Dialog antara Coach dan Coachee Coachee : Hei Apa kabar Pak Rudy?, Coach : Baik Bu Yuli, Bu Yuli sendiri bagaimana? Coachee : baik, hmmmmmppp Pak Rudy boleh ngobrol-ngobrol curhat sebentar, boleh gak? COACH : Boleh dong…….emang ada apa ko kelihatan murung gitu sih wajahnya, kayaknya lagi mumet banget ? COACHEE : Ia Pak saya lagi kesulitan mengatur anak-anak di kelas, makin lama makin susah diatur. Apa karna efek pandemi ya? COACH : Kira-kira kalo boleh saya tau metode apa yang Ibu gunakan di dalam kelas? COACHEE : Banyak sih Pak metode yang sudah saya pakai, di kelas COACH : oh… terus dari beberapa metode yang Ibu pakai di kelas mana yang lebih membuat anak tertarik , dan bisa mengikuti dengan baik? COACHEE : biasanya sih metode koperatif learning Pak, berkelompok dan meraka bisa bermain peran COACH : wah menarik juga ya metode yang Ibu pakai, tetapi apa sih yang menjadi kendala ibu, sampai Ibu merasa kesulitan dalam belajar COACHEE : ini loh bu kadang metode saya yang dipakai suka tidak sesuai dengan harapan COACH : hmmmpp emang harapan ibu apa saat pembelajaran berlangsung ? COACHEE : ya anak bisa mengikuti pembelajaran saya dari awal sampai akhir dengan baik dan tujuan pembelajaran pun bisa tercapai, …gini Pak jadinya…. dalam pembelajaran saya terkadang suka lebih banyak ceramah dibanding menyampaikan atau melaksakan kegiatan belajar karena anak-anak sulit diatur ketika belajar.


COACH : Kalau boleh tau apakah sebelum belajar Ibu sudah menerapakan kesepakatan kelas terlebih dahulu? COACHEE : enggak Pak saya fikir anak-anak sudah tau tugas dan kewajiban mereka sbagai murid, tapi ternyata kenyataanya mereka tetap saja ribut di dalam kelas COACH : nah..menurut Ibu ketika mereka tidak bisa melaksakan kewajiban mereka ketika belajar di kelas perlu gak sih menerapkan kesepakatan kelas? COACHEE: sepertinya perlu sekali Pak, jadi anak-anak akan lebih bertanggung jawab dengan kesepakatan yang sudah mereka buat COACH : hmm betul Bu, selain itu apakah Ibu sudah pernah mengajak mereka untuk samasama menentukan kesepakatan atau proses belajar yang seperti apa yang mereka inginkan di pertemuan berikutnya? COACHEE : belum siehh Pak, tp sepertinya ini juga harus saya lakukan ya Pak, saya baru faham sekarang ternyata saya terlalu mendikte ke anak ya Pak, selalu menyuruh mereka menuruti apa yang saya mau, tanpa mendengarkan apa yang meraka mau. COACH : sepetinya Ibu sudah mulai terbuka ya bu pandangannya untuk melaksakan pembelajaran berpihak pada murid di kelas. COACHEE : Ia Pak semoga kedepannya saya akan mencoba menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. COACH : mudah-mudahan bisa konsisten kedapannya ya bu COACHEE : iya Pak… terimaksih ya.. sudah membukakan pandangan saya tentangpenerapan merdeka belajar di kelas. COACH : sama-sama Bu Yuli


Aksi nyata pembelajaran berdiferensiasi modul 2.1.a.10 Pengembangan Aksi Nyata Metode Pembelajaran Cooperativ Learning dengan Pembelajaran Berdiferensiasi Salah satu sebab hasil belajar belum optimal adalah model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang sedang dibahas. Oleh karena itu, guru harus mencari model pembelajaran yang tepat dan media yang cocok. Salah satu yang bisa dilakukan adalah menggunakan cooperative learning model. Cooperative learning adalah model pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok kecil yang hasilnya akan dipresentasikan kepada kelompok lain di dalam kelas. Hasil kelompok tersebut kemudian didalami dan ditanggapi sehingga terjadi proses belajar yang aktif dan dinamis. Model ini sangat bagus karena komunikasi antarsiswa secara informal membuat siswa cepat memahami suatu materi yang sedang dibahas. Siswa yang agak terlambat menerima materi pelajaran, dengan penjelasan temannya yang lebih pandai, akan lebih mudah menerima dan memahami materi yang sedang didiskusikan, di samping mereka juga terlatih untuk belajar mendengarkan pendapat orang lain. Bagi siswa yang pandai, cara ini menjadi sarana untuk menanamkan karakter peduli, tenggang rasa, sifat berbagi, bertanggungjawab kepada teman sejawat, dan melatih kemampuan berkomunikasi. Secara tidak langsung, melalui aktivitas ini, siswa yang pandai akan memperdalam dan memperluas pengetahuannya, dia akan belajar lebih keras agar bisa lebih baik menjelaskan kepada teman di kelompoknya. Bagaimana cara menerapkan cooperative learning model? Model ini sangat mudah diterapkan di dalam kelas. Guru memilih beberapa siswa yang lebih pandai dan diberikan penjelasan terlebih dahulu apa yang harus dilakukan dalam kelompok. Kemudian, siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang anggotanya tidak lebih dari sepuluh siswa agar interaksi antarmereka lebih dinamis. Keaktifan anggota kelompok sangat penting untuk mencapai keberhasilan optimal dalam membahas materi yang ditugaskan kepada mereka. Oleh karena itu, tugas guru untuk mengontrol dan memfasilitasi siswa pada saat diskusi berlangsung sangat penting.


Apakah cooperative learning bisa diterapkan pada saat pandemi? Bagi daerah perkotaan dengan jaringan internet yang baik, model cooperative learning sangat bisa diterapkan. Guru bisa memanfaatkan teknologi untuk menerapkan model ini. WhatsApp, Zoom, Google Meet, Webex, dan platform lainnya dapat digunakan untuk belajar kelompok. Bahkan, dengan sort message pun bisa digunakan walaupun agak sedikit rumit karena siswa harus memahami teks yang dikirim temannya dengan cermat. Bagaimana untuk daerah yang jaringannya belum bagus? Dengan kondisi pandemi seperti ini saya kira pertemuan terbatas tetap bisa dilakukan di sekolah dengan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Siswa bisa datang ke sekolah secara terbatas dan bergiliran sehingga tetap bisa menjaga protokol kesehatan. Guru bisa menggunakan kelas untuk melaksanakan diskusi kelompok. Hal ini bagus sekaligus sebagai cara untuk menghilangkan kebosanan siswa yang sudah hampir empat bulan belajar di rumah. Penerapan Metode Cooperative Learning di sekolah SDK Mardi Wiyata 1 dilakukan dengan beberapa tahapan, dimulai dengan 1. Mencari data dan sumber tentang metode cooperative learning 2. Membuat perencanaan 3. Mengadakan Sosialisasi kepada dewan guru 4. Mengadakan Percobaan 5. Evaluasi dalam hal ini metode tersebut akan dikembangkan kedalam kaitannya dengan pembelajaran yang berdiferensiasi Kegiatan awal / sosialisasi


Penerapan Metode Cooperative Learning dengan siswa yang dihubungkan dengan pembelajaran Diferensiasi dalam hal kelompok yang dibentuk tidak dibedakan berdasar karakter masing-masing anak, penerapan pembelajaran berdiferensiasi sangat tepat diterapkan pada metode pembelajaran cooperative learning karena setiap anak mendapat kesempatan yang dalam menikmati pembelajaran kondisi saat itu kota malang mengalami penurunan level covid sehingga peserta didik diijinkan masuk 100 % sehingga penerapan metode Cooperative Learning yang integrasikan dengan pembelajaran Berdiferensiasi sangat mungkin diterapkan


Pada bulan januari 2022 kota malang mengalami kenaikan level dan memaksa peserta didik melakukan pembelajaran dari rumah, metode pembelajaran ini masih bisa diterapkan dengan menggunakan meet dengan metode break out room, kelompok siswa bisa berkumpul disatu ruangan tentunya kelompok tersebut dibentuk dengan pembelajaran Berdiferensiasi Dari kegiatan tersebut akan kaji kembali tentang pelaksanaannya dengan membuat pertemua evaluasi metode Cooperative Learning yang berintegrasi dalam pembelajaran Berdiferensiasi


Kegiatan ini akan berlanjut untuk Aksi Nyata pada modul berikutnya dalam pengembangan pembelajaran di SDK Mardi Wiyata 1 dan pengembangan calon guru penggerak angkatan 4 kota malang Modul aksi nyata modul 2.2.a.9 https://youtu.be/po9h7kQ1Nj4 3.1.a.10. Aksi Nyata CGP Angkatan 4 Dwi Rudy Prasetyo Masa pandemi covid -19 memberikan dampak yang signifikan terhadap proses pembelajaran disekolah saya, sehingga mengharuskan sekolah untuk melakukan pembelajaran menggunakan model PJJ atau daring dengan berkolaborasi bersama wali murid. Jelas ini sangat berdampak sekali pada cara belajar, sikap, dan motivasi belajar peserta didik yang menurun karena selama melakukan pembelajaran daring saya menggunakan media zoom meet, WA Grup dan aplikasi Jamboard. Namun itu semua tetap saja tidak berdampak signifikan terhadap motivasi dan prestasi peserta didik.


Sekarang ini proses pembelajaran sudah diberlakukan kembali tatap muka seperti biasa, hal tersebut menjadi Dilema etika dimana saya sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu membuat keputusan yang tepat untuk mngembalikan semangat,motivasi,sikap dan prestasi peserta didik. Saya mencoba mengambil keputusan berdasarkan materi pada modul 3.1 yang sudah saya pelajari.Paradigma yang terjadi dalam kasus tersebut diatas adalah jangka pendek lawan jangka panjang ( short term vs long term ), kemudian prinsip yang saya ambil yaitu Berfikir berbasis rasa peduli ( care-based thinking ), saya mencoba menggunakan 9 langkah untuk pertimbangan bahan pengujian dan pengambilan keputusan yang akan diambil sehingga dapatlah sebuah keputusan yang tepat yaitu dengan cara melakukan pembelajaran yang kreatif, inovatif dengan memanfaatkan lingkungan sekitar atau belajar diluar kelas untuk meningkatkan semangat ,motivasi dan meningkatkan kembali prestasi belajar, kemudian menerapkan budaya positif sekolah dengan membuat kesepakatan bersama dan membiasakan kembali menerapkan pembiasaan disiplin dan teratur Ketika berolahraga bersama peserta didik sebagai upaya menanamkan nilai-nilai positif.


Itulah salah satu aksi nyata saya dalam mengambil sebuah keputusan berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan diatas. Perasaan ( Feelings ) Saya sebagai pemimpin pembelajaran merasa tertantang dan termotivasi untuk melakukan suatu keputusan sebagai bentuk solusi atas permasalahan yang terjadi dengan menggunakan materi serta langkah-langkah yang sudah dipelajari pada modul 3.1 ini sehingga, keputusan yang saya ambil tepat dan dapat memenuhi segala kebutuhan peserta didik. Pembelajaran ( Findings ) Dalam proses pembelajaran ini saya mengajak peserta didik dan seluruh warga sekolah ( Kolaborasi ) untuk bersama-sama membangun kembali motivasi, semangat ,sikap dan prestasi belajar peserta didik yang selama ini menurun akibat pembelajaran daring,pada tahap inilah saya dapat mengetahui kendala, hambatan dan solusi yang tepat atas permasalahan yang terjadi sehingga nanti didapat formulasi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah-langkah pada materi modul 3.1 memudahkan saya dalam mengambil keputusan yang tepat. Penerapan ( Future ) Setelah mendapatkan keputusan yang tepat saya mencoba menerapkan solusi dari permasalahan tersebut secara rutin dan melakukan kolaborasi bersama seluruh warga sekolah guna memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik yang dapat meningkatkan


semangat,motivasi,sikap dan prestasi secara berkelanjutan dan terintegrasi dalam proses pembelajaran. Ada dua kebenaran yang ada, adalah benar jika saya menerapkan pembelajaran yang kreatif karena sebagai bentuk cara untuk meningkatkan kembali motivasi belajar murid. Tapi benar juga jika saya menerapkan budaya positif karena dapat membantu membentuk sikap murid dengan menanamkan nilai-nilai kebajikan universal yang berguna untuk kehidupannya. Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah: • jangka pendek lawan jangka panjang ( short term vs long term ) • Prinsip yang diambil yaitu berfikir berbasi rasa peduli ( care- based thinking ) • Yang terlibat dalam situasi ini yaitu saya selaku pemimpin pembelajaran , murid, rekan guru, kepala sekolah dan wali murid / keluarga.


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.