Story Transcript
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL OLEH : HIDAYAT SUGENG RIYADI NIM
: 200105039
PERAN FAKTOR RISIKO DALAM KEJADIAN MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS
Penulis : Alya Putri Khairani,1 Prayudi Santoso,2 Elsa Pudji Setiawati3 1Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran 2Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran-Dr. Hasan Sadikin General Hospital, Bandung 3Department of Public Health Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran 1. Pendahuluan Situasi global tuberkulosis (TB) semakin memburuk dengan meningkatnya jumlah kasus TB dari tahun ke tahun. Di seluruh dunia, tingkat penurunan kejadian TB tetap hanya 1,5% dari tahun 2014 hingga 2015 dengan angka kematian 100.000 kasus pada akhir tahun 2015. Saat ini, Indonesia berada di urutan kedua negara dengan beban TB tertinggi. Resistensi Mycobacterium tuberculosis dapat dipicu oleh beberapa faktor, baik dari bakteri maupun dari inang manusia.4-6 Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi faktor risiko yang berperan dalam kejadian MDR - TB pada populasi pasien di RSUD Dr. Hasan Sadikin Bandung yang merupakan pusat rujukan kesehatan tertinggi di Jawa Barat. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional kasus-kontrol yang dilakukan di Bagian Respirologi dan Perawatan Pernapasan Kritis Departemen Penyakit Dalam RSUP Dr. Hasan Sadikin selama periode Agustus sampai September 2014. Kasus dikumpulkan dari pasien TB-MDR rawat jalan yang menjalani pengobatan Directly Observed Treatment, Short-course-plus (DOTS-plus) di klinik MDR-TB sedangkan kontrol diambil dari pasien rawat jalan TB paru di bawah pengobatan Direct Observed Treatment, Short-course (DOTS) di klinik DOTS. Berdasarkan kebutuhan diambil 100 sampel (terdiri dari 50 kasus dan 50 kontrol) dengan menggunakan metode consecutive sampling. Data yang dikumpulkan adalah jumlah pengobatan TB sebelumnya, keteraturan pengobatan sebelumnya, beban biaya, efek samping, dan langkah-langkah komunikasi, informasi, dan pendidikan yang diberikan oleh petugas kesehatan mengenai TB, pengobatan TB, konsekuensi dari kegagalan pengobatan, dan MDR-TB. Kuesioner yang dikelola sendiri yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya digunakan untuk mengumpulkan data. Demografi subjek dikumpulkan dari formulir pendaftaran pasien.
Analisis statistik yang dilakukan meliputi uji Chi-square untuk analisis bivariat dan regresi logistik berganda untuk analisis multivariat. 3. Hasil Penelitian Dari analisis bivariat, jumlah pengobatan TB sebelumnya, keteraturan pengobatan sebelumnya, dan beban biaya merupakan faktor risiko yang signifikan untuk berkembangnya TB-MDR (p2 pengobatan TB sebelumnya (Tabel 2). Angka yang tinggi juga ditemukan pada berbagai penelitian.6,8 Dilihat dari keteraturan berobat sebelumnya, terungkap bahwa ada 27 pasien MDR-TB yang tidak rutin mengkonsumsi obat TB selama pengobatan sebelumnya. . Selisih jumlah pasien MDR-TB yang berobat teratur dan tidak teratur adalah 4 pasien dengan lebih banyak pasien yang berobat tidak teratur. Perbedaan tipis ini juga terlihat dalam penelitian yang dilakukan oleh Sarwani dkk.9 Untuk beban biaya, sebagian besar pasien TB-MDR merasa biaya menjadi beban, dengan rasio 16:9. Keteraturan pengobatan TB memiliki hubungan kausal hubungannya dengan kejadian MDR-TB. Pengobatan yang tidak teratur, artinya ada kalanya pasien tidak meminum obat TB sesuai anjuran, dapat meningkatkan risiko kekambuhan dan akhirnya menyebabkan MDRTB.1,3,4 Sebuah penelitian oleh Barroso et al.13 menunjukkan bahwa pasien yang tidak teratur pengobatannya memiliki 7 kali lebih tinggi risiko untuk mengembangkan MDR-TB bila dibandingkan dengan pasien yang diobati secara teratur.13 Studi lain juga menunjukkan kesimpulan yang sama. Beban biaya selama pengobatan TB mempengaruhi kejadian MDR-TB. Biaya yang dikeluarkan
selama
pengobatan
juga
menjadi
pertimbangan
ketika
pasien
TB
mempertimbangkan untuk melanjutkan pengobatan selama pengobatan. Banyak pasien memutuskan untuk menghentikan pengobatan karena beban biaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sisi efek pengobatan tidak berperan dalam kejadian MDR-TB. Pernyataan ini didukung oleh fakta bahwa kedua kelompok mengeluhkan efek samping selama pengobatan TB. Meski efek sampingnya mengganggu, beberapa pasien tidak merasa terganggu. 5. Kesimpulan Faktor pasien dan obat merupakan faktor risiko yang berperan dalam kejadian MDRTB. Faktor risiko yang signifikan adalah jumlah pengobatan TB sebelumnya.
6.
Referensi WHO. Global Tuberculosis Report 2016. Geneva, Switzerland: WHO; 2016. Nathanson E, Nunn P, Uplekar M, Floyd K, Jaramillo E, Lönnroth K, et al. MDR tuberculosis—critical steps for prevention and control. N Eng J Med. 2010;363(11):1050–8. Gandhi NR, Nunn P, Dheda K, Schaaf HS, Zignol M, Soolingen DV, et al. Multidrug-resistant