Ririn Celvina_UAS TELA`AH KURIKULUM 1 Flipbook PDF


84 downloads 100 Views 239KB Size

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

MAKALAH TELA`AH KURIKULUM DOSEN:FERRY MARLIANTO S.Kom M.Pd

DISUSUN OLEH: NAMA:RIRIN CELVINA

(232110089)

FAKULTAS PENDIDIKAN MIPA DAN TEKNOLOGI INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI IKIP PGRI PONTIANAK 2021

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur,saya panjatkan kepada Tuhan Yesus,atas berkat dan anugrah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Tela`ah Kurikulum”.Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah tela`ah kurikulum. Saya juga menguapkan trimakasih kepada bapak Ferry Marlianto S.Kom M.Pd selaku dosen mata kuliah Tela`ah Kurikulum.Saya menyadari bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh dari kata sempurna,karna pengetahuan,pengalaman dan waktu yang saya miliki sangat terbatas.

DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................... Daftar isi............................................................................................................... Bab l PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ B. Tujuan .......................................................................................... Bab ll PEMBAHASAN A. Pengertian kurikulum ................................................................ B. Fungsi Kurukulum...................................................................... C. Perjalanan Kurikulum ............................................................... Bab lll A. Kesimpulan ................................................................................... B. Saran .............................................................................................. Daftar Pustaka.....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi pendidikan karena pendidikan dan kurikulum saling berkaitan. Jika diibaratkan, kurikulum laiknya jantung dalam tubuh manusia. Jika jantung masih berfungsi dengan baik, maka tubuh akan tetap hidup dan berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum dan pendidikan. Apabila kurikulum berjalan dengan baik dan didukung dengan komponen-komponen yang berjalan baik pula, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan menghasilkan peserta didik yang baik pula. Kurikulum akan berubah secara terus menerus dan berkelanjutan. Perubahan kurikulum yang terus menerus dan berkelanjutan, semestinya juga diikuti dengan kesiapan untuk berubah dari seluruh pihak yang bersangkutan dengan pendidikan di Indonesia karena kurikulum bersifat dinamis, bukan statis. Jika kurikulum bersifat statis, maka kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang tidak baik karena tidak menyesuaikan dengan perkembangan-perkembangan yang ada di zamannya. Di sinilah peran guru sangat diperlukan. Menurut Kurinasih dan Sani (2014), salah satu hal yang krusial dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah masalah kesiapan para pendidik atau guru. Persoalan guru dirasakan krusial karena apabila guru tidak siap mengimplementasikan kurikulum baru, maka kurikulum sebaik apapun tidak akan membawa perubahan apapun pada dunia pendidikan nasional. Dalam bukunya yang lain, Kurinasih dan Sani (2014) menyatakan bahwa “Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pelajaran.” Jadi, guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ini, karena guru selain harus melaksanakan apa yang tertuang dalam kurikulum, juga harus memastikan materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa-siswanya.

C.Tujuan Melalui pemaparan topik ini mahasiswa diharapkan: • Memiliki wawasan/pemahaman yang luas tentang landasan pengembangan kurikulum.Mengidentifikasi beberapa landasan kurikulum yang harus dijadikan dasar pijakan dalam mengembangkan kurikulum oleh berbagai pihak terkait, seperti para pembuat kebijakan pendidikan, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam melakukan program perencanaan pendidikan maupun dalam melakukan pembinaan. • Memiliki sikap yang positif bahwa setiap landasan pengembangan kurikulum harus dijadikan dasar pertimbangan oleh para guru, kepala sekolah terutama dalam mengembangkan isi maupun dalam melaksanakan proses pembelajaran, 2 sehingga program

pendidikan/kurikulum yang diterapkan memiliki nilai manfaat yang optimal bagi siswa, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB ll Pembahasan 1. PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi, kurikulum bukan hanya dokumen yang berisi tujuan dan garis bersar program pengajaran akan tetapi akan berarti setelah diterjamahkan secara relevan dalam bentuk proses belajar mengajar sebagai bentuk operasional system kurikulum. A.Rasional Mengapa Kurikulum Pendidikan Harus Ada Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya pendidikan. Kurikulum memuat komponen-komponen seperti tujuan, isi, struktur program, organisasi dan proses belajar mengajar. Oleh karenanya kurikulum pendidikan harus ada. Pendidikan sebagai sebuah proses tentunya memiliki tujuan, seperti dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, beraklah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Nah, untuk dapat mewujudkan tersebut perlu disusun kurikulum sebagai pedoman untuk mencapai tujuan baik di tingkat pra sekolah, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Tanpa adanya kurikulum maka pendidikan akan morat-marit, tidak tahu kemana arah tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi dengan adanya kurikulum akan mempermudah untuk melaksanakan dan mengimplemantasikan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum akan sangat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk dapat mengembangkan sekolah, kemuadia guru untuk memperlancar kagiatan belajar mengajar di kelas, penulis buku ajar dalam menyusun buku sehingga sesuai dengan kurikulum serta masyarakat sebagai pengguna output dari kurikulum. 4 B. Yang Berhak Untuk Mengubah Dan Menyusun Kurikulum Selama ini kurikulum disusun oleh pakar-pakar pendidikan yang berada di tingkat pusat. Dari kurikulum tersebut kemudian diterapkan di seluruh jenjang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Sekarang ini kurikulum yang berlaku adalah kurikulum KTSP yang disusun disetiap tingkat satuan pendidikan. Jadi yang berhak mengubah dan menyusun kurikulum adalah guru dan kepala sekolah yang merupakan actor yang mengerti bagaimana kondisi real peserta didiknya. Kurikulum diubah sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya

sehingga dapat meningkatkan potensi, kemampuan, bakat, minat peserta didik serta dapat melestarikan kebudayaan dan nilai-nilai moral serta budaya yang ada di masyarakat. Dalam penyusuan kurikulum ini melibatkan berbagai pihak selain guru yaitu kepala sekolah, komite sekolah dan masyarakat sehingga kurikulum benar-benar dapat menjadi jembatan bagi tercapainya tujuan sekolah yang telah dirumuskan. B.Fungsi Kurikulum Dalam undang- undang nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional pasal 1 butir 19 juga menjelaskan pengertian kurikulum. Menurut undangundang tersebut kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi serta bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidika n.Dengan memahami arti kurikulum sebagai rencana pembelajaran, tentunya Anda merasakan bahwa kurikulum ini berperan sangat penting untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Melalui kurikulum, kita jadi tahu tujuan sebuah pendidikan dilaksanakannya. Misalnya dalam lingkungan sekolah, maka peran kurikulum yaitu memberikan arah pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut. Oleh sebab itu, kurikulum hukumnya wajib pada setiap institusi pendidikan. Kurikulum di Indonesia sendiri dikembangkan dan disepakati oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan guru- guru atau tenaga kependidikan. Seperti yang diketahui, di Indonesia sudah terjadi beberapa kali pergantian kurikulum. Hal ini didasari karena beberapa faktor, seperti mengikuti perkembangan zaman, terjadinya pembaharuan, sesuaikan kebutuhan, dan lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.Dari berbagai pergantian kurikulum tersebut tentunya memberikan dampak positif maupun negatif terhadap kondisi pendidikan di Indonesia. Yang harus kita lakukan sebagai bagian dari tenaga kependidikan yaitu menerima dan terus mempelajarinya agar bisa beradaptasi dengan kurikulum baru. Pada dasarnya, fungsi kurikulum dikelompokkan ke beberapa grup sesuai pada pihak yang menerimanya. Hal ini dikarenakan kurikulum berkaitan langsung dengan banyak orang yang terlibat dalam dunia pendidikan.Merujuk pada arti kurikulum yang merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana pembelajaran, maka pihak yang terlibat serta berkaitan langsung dengan kurikulum adalah masyarakat Indonesia, mulai dari peserta didik (siswa), tenaga pendidik (guru), sekolah, pihak orang tua peserta didik, pemerintah hingga dinas pendidikan. Oleh sebab itu, semuanya perlu mengetahui dan memahami kurikulum yang sedang diterapkan.

1.Fungsi Kurikulum Secara Umum Secara umum, fungsi kurikulum mencapai tujuan pendidikan bersama. Kurikulum dijadikan alat atau model yang digunakan oleh setiap institusi untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Adapun tujuan yang dimaksud yaitu tujuan nasional, tujuan institusional atau oleh lembaga atau institusi, tujuan kurikuler atau bidang studi, dan tujuan instruksional atau penjabaran bidang studi. 2.Fungsi Kurikulum untuk Sekolah dan Dinas Pendidikan

Bagi sekolah maupun dinas pendidikan, fungsi kurikulum yaitu untuk menyeragamkan pengetahuan dalam suatu kelompok. Hal ini dikarenakan sekolah dan dinas pendidikan mempunyai ruang lingkup yang lebih besar. Agar serasi dan bisa mencapai tujuan pendidikan nasional maka kurikulum dibutuhkan untuk menyeragamkan suatu pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tersebut.Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, melainkan penuh pertimbangan serta keputusan terbaik untuk mencapai kehidupan dan kesejahteraan, khususnya dalam dunia pendidikan.Meski begitu, dalam hal ini, kurikulum juga perlu disesuaikan sesuai dengan kondisi sekolah seperti letak geografis, keadaan sosial dan budaya masing- masing wilayah. Mengingat Indonesia merupakan wilayah yang cukup luas dan mempunyai beragam budaya, sehingga patut dipertimbangkan.

3.Fungsi Kurikulum untuk Guru Bagi guru atau tenaga pendidik, kurikulum memiliki fungsi atau kegunaan sebagai acuan dalam menerapkan kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, kurikulum di sini dijadikan sebagai pedoman kerja bagi guru dalam mengajar siswa dan mencapai tujuan pembelajaran.Tentunya pendidik atau guru merasa terbantu dengan adanya kurikulum, di mana Anda hanya mengikuti struktur yang sudah dibuat untuk menyampaikan materi pelajaran maupun melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran dan pencapaian peserta didik. Tanpa adanya kurikulum, mungkin guru akan kesulitan dalam menentukan materi yang akan disampaikan serta pencapaian yang harus dicapai siswa. Hal ini juga membuat hasil atau tujuan pembelajarannya berbeda-beda tergantung gurunya. Namun dengan adanya kurikulum, guru bisa tahu batasan keberhasilan siswa, sehingga evaluasi terhadap perkembangan peserta didik dalam menyerap ilmu bisa terlaksana dengan baik.

4. Fungsi Kurikulum bagi Siswa Peserta didik atau siswa merupakan subjek yang akan menerima kurikulum tersebut, sehingga akan sangat berdampak pada perkembangan belajar mereka. Bagi siswa, kurikulum memiliki fungsi sebagai sarana dalam mengukur kemampuan diri serta konsumsi pendidikan. Pasalnya kurikulum juga berkaitan dengan target materi yang harus dipahami siswa serta proses pelaksanaan pembelajaran setiap hari agar berjalan efektif.Melalui kurikulum yang tepat yang dijalankan sekolah diharapkan siswa bisa mendapatkan pengalaman baru yang bisa dikembangkan untuk masa depannya dan menjadi bekal kehidupannya kelak, baik ketika bekerja atau berkontribusi langsung di lingkungan masyarakat.Fungsi kurikulum untuk siswa selanjutnya yaitu memudahkan mereka untuk memetakan jadwal dengan baik dan tepat agar setiap tugas atau pekerjaan yang harus mereka kerjakan bisa terlaksana dengan baik. Melalui jadwal ini, siswa bisa membagi waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas sesuai tuntunan guru.Kurikulum mempermudah siswa untuk mempersiapkan evaluasi yang dilakukan guru setiap 3 atau 6 bulan sekali melalui asesmen seperti Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), Penilaian Akhir Semester (PAS), dan tes atau tugas lainnya.

5. Fungsi Kurikulum untuk Orang Tua Siswa Nyatanya, kurikulum juga berpengaruh terhadap orang tua siswa. Mengingat orang tua memiliki peran penting dalam pendidikan anaknya. Orang tua menjadi sosok yang harusnya bersinergi dengan pihak sekolah dan guru untuk membentuk karakter dan mendidik siswa. Oleh sebab itu, orang tua harus tahu kurikulum yang digunakan sekolah anaknya.Adapun fungsi kurikulum untuk orang tua yaitu sebagai gambaran dan informasi tentang apa saja yang dipelajari anak di sekolah. Sehingga orang tua juga bisa ikut mengevaluasi kemampuan atau ilmu yang diserap anak selama belajar di sekolah. Yang terpenting orang tua juga harus bisa mendukung penerapan kurikulum yang diajarkan di sekolah untuk memudahkan proses pembelajaran anak.Itulah beberapa hal mengenai peran dan fungsi kurikulum bagi dunia pendidikan. Sebagai seseorang yang ikut terlibat dalam hal ini, Anda harus bisa mendukung, mengikuti serta mengimplementasikan kurikulum dengan baik saat pembelajaran di kelas.

C.Perjalanan Kurikulum Kurikulum memiliki arti penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai arahan dan pedoman dalam pelaksanaan Pendidikan. Setelah kemerdekaan, tercatat bahwa kurikulum di Indonesia sudah mengalami pergantian hingga kurang lebih sepuluh kali. Mengutip dari buku Perkembangan Kurikulum SMA di Indonesia dari Kemendikbud, perubahan kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konstelasi politik, sosial, dan budaya bangsa Indonesia yang selalu berkembang dari satu masa ke masa berikutnya. 1. Kurikulum 1947

Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Saat itu mulai ditetapkan Pancasila sebagai asas pendidikan. Kurikulum ini juga disebut dengan Rencana Pelajaran 1947, namun baru dilaksanakan pada tahun 1950. Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. 2. Kurikulum 1952 Kehadiran kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, dengan merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan Indonesia, seperti setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru hanya mengajar satu mata pelajaran. 3. Kurikulum 1964 Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yang dinamakan Rencana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. 4. Kurikulum 1968 Kurikulum pertama pada era orde baru. Bersifat politis dan dimaksudkan untuk menggantikan Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni. Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik sehat dan kuat. 5. Kurikulum 1975 Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975. Kurikulum ini menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen Pendidikan kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. 6. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut dengan Kurikulum 1975 Disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar, yaitu dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). 7. Kurikulum 1994 Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Namun, perpaduan antara tujuan dan proses nampaknya belum berhasil. Akibatnya banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal, seperti bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. 8. Kurikulum 2004 Pada tahun 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pengganti Kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi yang harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi, indikatorindikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran. KBK mempunyai ciri-ciri yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. 9. Kurikulum 2006 Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat. Kurikulum ini juga dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 10. Kurikulum 2013 Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.

11.Kurikulum Merdeka

kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik mempunyai waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

BAB lll Penutup A. Kesimpulan Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU No.20 Tahun 2003.

B. Saran Saran yang di sampaikan penulis agar dengan membaca makalah ini disarankan pada pembaca agar mengetahui tentang pentingnyan kurikulum dalam sistim pembelajaran di sekolah. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.

Daftar Pustaka Undang-Undang Republik Indonesia No.XX Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Faiz, A., & Kurniawaty, I. (2020). Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme. Konstruktivisme : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran. https://doi.org/https://doi.org/10.35457/konstruk.v12i2.973 Faiz, A., & Purwati. (2021). Koherensi Program Pertukaran Pelajar Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan General Education. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(3), 649–655. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i3.378

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.