RV1_MODUL 3. SDM Flipbook PDF

RV1_MODUL 3. SDM

101 downloads 124 Views

Recommend Stories


Porque. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
Porque tu hogar empieza desde adentro. www.avilainteriores.com PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Avila Interi

EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF
Get Instant Access to eBook Empresas Headhunters Chile PDF at Our Huge Library EMPRESAS HEADHUNTERS CHILE PDF ==> Download: EMPRESAS HEADHUNTERS CHIL

Story Transcript

Daftar Isi Modul 03

1.1

Daya Insani (Human Capital) di Industri Pariwisata Kegiatan Belajar 1

1.5

Lapangan Kerja di Industri Pariwisata

Latihan

1.11

Rangkuman 1.11 Tes Formatif 1

1.11

Kegiatan Belajar 2

1.11

Perancangan Strategis Sumberdaya Insani

Latihan

1.11

Rangkuman 1.11 Tes Formatif 2 1.11 Kunci Jawaban Tes Formatif

1.31

Daftar Pustaka

1.33

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: Lapangan Kerja di Industri Pariwisata

F

okus dalam Modul 3, Kegiatan Belajar 1, adalah tentang Lapangan Kerja di Industri Pariwisata Memahami secara sisitematis terkait ketersediaan lapangan kerja pada industri pariwisata

A. PELUANG DAN TANTANGAN SDM PARIWISATA

Inovasi di sektor pariwisata merupakan jawaban bagi trend dan peluang besar yang harus dimiliki di masa mendatang. Indonesia dengan segala potensi pariwisata yang dimiliki, dengan populasi penduduk yang besar menjadi salah satu keuntungan yang dimiliki dalam menjawab inovasi sdm bagi pertumbuhan pariwisata. Pengelolaan Sumber daya manusia yang optimal dan berkualitas,

diharapkan mampu memberikan potensi pertumbuhan ekonomi global.

Diawali komitmen yang terukur dari sebuah kerangka kebijakan yang dilakukan regulator dalam hal ini Pemerintah Indonesia yang selaras pada kerangka pembangunan global yang ditetapkan dalam Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030. Sinergitas dan kolaboratif stakeholder industri pariwisata dalam penerapan kebijakan pengaturan yang beradaptasi pada teknologi digitalisasi sangat urgensi untuk dilakukan , sehingga mampu menjawab potensi ekonomi yang diperoleh dari kemajuan industri pariwisata secara global. Pentingnya sebuah rancangan dan mekanisme yang terukur dan inovatif dalam optimalisasi sumber tenaga kerja global di industri pariwisata , diharapkan tercipta tenaga kerja yang memiliki kualitas layanan yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan pembangunan secara global. Dua prinsip dalam orientasi perencanaan (Paturusi 2005) orientasi perencanaan harus berdasarkan Perencanaan berdasarkan kecenderungan yang ada (trend oriented planning) yaitu suatu perencanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran di masa yang akan datang dilandasi oleh pertimbangan dan tata laku yang ada dan berkembang saat ini. 2. Perencanaan berdasarkan pertimbangan target (target oriented planning) yaitu suatu perencanaan di mana tujuan dan sasaran yang di ingin dicapai di masa yang akan datang merupakan faktor penentu. Lebih lanjut, perencanaan pariwisata menurut Paturusi (2005) adalah, “… suatu proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan masa depan suatu destinasi atau atraksi wisata. Ini merupakan suatu proses dinamis dalam penentuan tujuan, yang secara bersistem mempertimbangkan berbagai alternatif tindakan untuk mencapai tujuan serta implementasinya terhadap alternatif terpilih dan evaluasi. Proses perencanaan mempertimbangkan lingkungan (politik, fisik, sosial,

dan ekonomi) sebagai suatu komponen yang saling terkait dan saling tergantung satu dengan lainnya”. Perencanaan pembangunan berkelanjutan dan pekerjaan layak yang ramah lingkungan , dalam implementasinya mengajak-serta kemitraan dalam bertukar pandangan dan membangun konsensus untuk capaian membangun industri kepariwisataan yang kuat serta berdaya saing secara global. Pengembangan inovasi sdm industri pariwisata mendatang di berbagai negara dan Indonesia dalam prosesnya , direkomendasikan melibatkan berbagai kelompok pemangku kepentingan kunci dari semua stakeholder utama

seperti

, pemerintahan , swasta dan

masyarakat diantaranya komunitas, mitra sosial , lembaga pendidikan dan pelatihan, serta masyarakat umum . Pariwisata berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (World Travel and Tourism Council) diharapkan memberikan kontribusi langsung PDB 3% pada tahun 2021. Perencanaan dengan baik secara langsung dan positif berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan milenium Indonesia.

termasuk

pengurangan kemiskinan, pembangunan perdesaan, pelestarian budaya dan masyarakat, kesetaraan jender, perlindungan lingkungan, mitigasi perubahan iklim dan memperlihatkan dampak yang bermanfaat terhadap mitigasi perubahan iklim.

Transisi ekonomi yang

berkeadilan menuju pembangunan yang rendah karbon, yang tak berpengaruh mengubah iklim (climate resilient), dan ramah lingkungan di Indonesia dengan pandangan kepada Pekerjaan Layak yang ramah lingkungan, termasuk pendidikan dan kesadaran para pemberi kerja/majikan, pekerja, komunitas tuan rumah dan wisatawan, dengan pemerintah daerah berada di garis depan. Penciptaan lapangan kerja merupakan salah satu di antara berbagai pilar kunci transisi , dan penciptaan pekerjaan layak yang layak lingkungan mempunyai potensi besar dalam sektor pariwisata. Revolusi industri 4.0 dengan menghasilkan teknologi digital terkait koneksi data dalam skala besar, luas serta berlangsung dengan super cepat yang kejadiannya tidak pernah kita bayangkan. Revolusi industri 4.0 merupakan tren proses produksi yang berbasis teknologi digital yang menciptakan perubahan pada semua sektor kehidupan dan melahirkan teknikteknik produksi terkini, yang mampu meningkatkan produktivitas serta efisiensi secara berkelanjutan. Teknologi digital meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas . Teknologi informasi digital mampu menciptakan peluang baru sangat besar dan dinamis bagi mereka yang memahami

dan menguasainya , namun dalam implementasinya akan dapat

menjadi ancaman bagi negara yang memiliki tenaga kerja dengan populasi yang tinggi. Jelas kita hidup di masa perubahan transformatif di dunia kerja. Perkembangan teknologi, demografi

perubahan, lingkungan dan perubahan iklim imperatif, globalisasi dan ketidaksetaraan yang berkelanjutan, semuanya mempengaruhi masa depan pekerjaan. Pariwisata, salah satu yang paling cepat berkembang dan paling tangguh sektor ekonomi di dunia, juga merupakan pencipta lapangan kerja utama. Isu global yang terjadi saat ini berupa krisis ekonomi dan pandemik covid 19 , bagaimana semua negara berharap pariwisata kelak dapat menjadi tulang punggung yang menjadi penggerak pertumbuhan Menanggapi beberapa transformasi dinamika

ekonomi negara dan lapangan kerja.

global yang cepat dan peluang dimasa

mendatang , berdasarkan tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB)

pada Inovasi sdm

pariwisata melalui dua pendekatan TPB dalam kelompok Pilar Pembangunan sosial prihal pendidikan berkualitas dan kesetaraan gender dan TPB dalam kelompok pilar Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi , berkurangnya kesenjangan serta kemitraan untuk mencapai Tujuan. Menindakalanjuti pada bab sebelumnya terkait implikasi TPB dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat ditelaah mendalam sebagai berikut : A. TPB Kelompok Pilar Pembangunan sosial TPB 2030

Kebijakan Pariwisata Pariwisata berpotensi mempromosikan inklusivitas. Tenaga kerja berkompeten penting bagi kesejahteraan. Sektor pariwisata menyediakan peluang untuk pekerjaan langsung dan tidak langsung bagi pemuda, perempuan dan berkebutuhan khusus. Semua bisa Menjamin kualitas mendapatkan manfaat dari media pendidikan yang inklusif pendidikan. dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.

Aksi Bisnis Pelatihan dan pendidikan profesional; Kemitraan edukasi; Manajemen keragaman; Pendidikan budaya dan warisan sejarah; Donasi untuk edukasi; Pelatihan staf berkelanjutan; Pelibatan komunitas lokal.

Isu global terkait pendidikan yang berkualitas , menjadi hal yang terutama dalam melakukan inovasi perubahan dan menjawab trend dan peluang global dalam sdm industri pariwisata. Kebijakan pariwisata prihal pendidikan berkualitas , dinyatakan jelas bahwa sektor ini membutuhkan tenaga kerja yang kompeten dibidangnya dalam meningkatkan kesejahteraan . Bagaimana kita menyikapi dalam hal ini , merupakan jawaban kongkret secara jelas industri ini memberikan peluang dan kemampuan khusus

bagi seluruh tenaga kerja yang memiliki

kompetensi. Pendidikan Formal dan informal diharapkan mampu menghasilkan lulusan

kompeten pada bidang ini.

Komitmen dalam mendorong terciptanya pendidikan yang

berkualitas harus terus ditingkatkan, karena sektor ini secara global memberikan pertumbuhan ekonomi yang baik dalam mengentaskan kemiskinan dikarenakan kemudahan tenaga kerja mendapakan pekerjaannya sesuai keahliannya. Potensi ekonomi pariwisata Indonesia sangat beragam dibutuhkan berbagai kompetensi angkatan kerja yang beragam untuk mengisinya. Proyeksi kemajuan pariwisata secara global akan terus terjadi seiring dengan variasi produk wisata yang dimiliki Indonesia . Peningkatan keterbatasan kualitas penguasaan bahasa asing , teknologi informasi serta manajerial pada sdm pariwisata dengan dihasilkannya lulusan pendidikan secara formal dan informal yang tersertifikasi kompetensi dibidangnya. Hasil survey tahun 2020 yang dilakukan BPS dalam https://www.kompas.com dikutip jumlah penduduk Indonesia tahun 2020 mencapai 270.203.917 Jiwa (september 2020) dengan laju pertumbuhan 1,25 pertahun , dengan usia produktif (15-64 )sebanyak 70,72 persen. Data yang dikutip tersebut , membuktikan Indonesia miliki bonus demografi besar dan potensi besar dalam meningkatan pendididkan yang berkualitas untuk memenuhi trend dan peluang di masa depan . Implementasi yang diperlukan dalam peningkatan kualitas pendidikan lebih lanjut penting memahami generasi yang mendominasi Indonesia saat ini data berikut dapat di unduh lebih lengkap melalui QR scan berikut : Tabel 1. Komposisi Penduduk Menurut Generasi

Sumber

:Kompas.com

19/05/2021,

12:39

WIB

Tabel 1. menunjukan potensi SDM yang Indonesia miliki yang sangat membutuhkan pendidikan berkualitas , terlebih nyata terlihat potensi generasi X dan milenial dalam usia produktif tahun 2020. Pemahaman perbedaan karakteristik pada keduanya sangat mempengaruhi bagaimana inovasi pariwisata dalam pembangunan pendidikan yang berkualitas. Generasi X merupakan generasi yang identik dengan kemandirian , pekerja keras, berorientasi pada karier, fleksibel, mahir dalam teknologi, logis, banyak akal, dan problem solver sedangkan generasi Milenial merupakan generasi memiliki keingintahuan tinggi, percaya diri, dan merupakan generasi yang paling banyak membacabuku. Pendidikan yang berkualitas tinggi seperti apa yang dapat menyatukan karakter tenaga kerja dengan potensi karakter yang mereka miliki dan siap menjawab issue yang dibutuhkan kedepannya.

Menyikapi Trend global yang menjadi prioritas utama dalam peningkatan pendididkan yang berkualitas berdasarkan referensi data World Economic Forum The Travel & Tourism Competitiveness Report 2019 ( index per dua tahun) sebagai berikut: Tabel 2. Indikator TTCI sumberdaya Manusia dan T.Kerja

Sumber : The Travel and Tourism Competitiveness Report 2019

Selaras dengan data base tabel 2. Indikator TTCI , pengembangan tenaga kerja dari sektor pariwisata masih perlu terus menjadi perhatian dari sisi kuantitas dan kualitas. Pengembangan Sumberdaya manusia yang berkualitas , menjadi indikator utama bagi perekonomian negara dalam satu kawasan , maupun Indonesia sebagai suatu negara. Data index dari 140 negara,

Travel & Tourism Competitiveness mengukur serangkaian index faktor dan kebijakan yang memungkinkan pembangunan berkelanjutan dari sektor perjalanan dan pariwisata, yang berkontribusi terhadap pembangunan dan daya saing negara. Indonesia secara keseluruhan memperoleh index score 4,3 Index daya saing keseluruhan Sumber : The Travel and Tourism Competitiveness Report 2019 Index score 4,3 dalam kawasan Asia-Pacific Travel & Tourism Competitiveness dimaknai sudah diatas rata- rata daya saing dalam kawasan Asia-pasifik maupun secara global.Indikator kawasan Asia- pasifik sebagai berikut ; • Wilayah T&T yang berkembang pesat, dengan sumber daya alam dan budaya yang melimpah serta transportasi udara yang berkembang pesat, namun kelestarian lingkungan tetap menjadi tantangan. • Peningkatan terkuat datang dari pilar Kesiapan TIK, Daya Saing Harga dan Infrastruktur Transportasi Udara. • Skor rata-rata regional paling baik kedua di dunia sejak 2017, dengan sub-kawasan Asia Selatan mengalami pertumbuhan skor paling cepat. Lebih lanjut dalam peningkatan daya saing industri pariwisata kedepan hendaknya inovasi dalam pendidikan yang berkualitas demi masa depan pengembangan kerja dan keterampilan berdasarkan kebutuhan dan harapan pasar global melalui survey UNWTO diantaranya : 1. Potensi pertumbuhan dalam sektor pariwisata , berdasarkan hasil survey yang diperoleh lapangan kerja pada Sektor swasta, sektor publik dan akademisi menganggap lapangan kerja di sektor tersebut akan tumbuh di bawah 10% dalam lima tahun mendatang. Responden pekerja dan mahasiswa menyatakan optimis dimana hampir 80% menganggap mereka akan bekerja atau terus bekerja di sektor ini. 2. Semua kelompok pemangku kepentingan menganggap digital/TI dan fokus pelanggan sebagai profil dengan tingkat permintaan tertinggi dalam lima tahun mendatang 3. Pekerja dan pelajar menganggap bahwa peran sektor publik adalah kunci untuk mendukung penciptaan lapangan kerja sementara kelompok lain (sektor swasta, sektor publik dan lembaga pendidikan) menganggap lebih relevan untuk mendukung perusahaan dan mempromosikan kewirausahaan.

4. Kualitas kerja dianggap sebagai elemen terpenting untuk penciptaan lapangan kerja di tahun-tahun mendatang di antara empat kelompok, diikuti oleh teknologi sebagai yang kedua untuk semua kelompok kecuali pekerja dan pelajar yang menempatkannya terakhir. 5. Fokus pada pelanggan, kreativitas dan inovasi dianggap sebagai kompetensi utama di masa depan pekerjaan di sektor pariwisata untuk pekerja dan pelajar, badan publik dan organisasi pendidikan. Perbedaan visi antara sektor swasta dan pekerja dan mahasiswa dalam hal kompetensi 'komitmen untuk bekerja', yang menempatkan sektor swasta kedua (di belakang fokus pelanggan) sementara kelompok yang tersisa menganggapnya sebagai kepentingan keempat atau kelima. 6. Penggunaan robotisasi/otomatisasi, berdasarkan survey

tak satu pun dari kelompok

menganggap otomatisasi memiliki dampak besar di masa depan pekerjaan di sektor ini. kalangan pekerja dan mahasiswa menganggap hal itu akan mengurangi kesempatan kerja. 7. Penggunaan saluran perantara dalam pencarian peluang pekerjaan di sektor ini , berdasarkan survey Pekerja dan pelajar penggunaan

jejaring sosial, aplikasi, dan situs web sebagai

saluran pencarian. Resiko terlihat keusangan dalam penggunaan layanan publik dan lembaga yang terkait dengan ketenagakerjaan. 8. Berkenaan pelatihan , hasil survey Pekerja dan pelajar serta sektor swasta menunjukkan preferensi yang jelas untuk pelatihan tatap muka, sementara lembaga pendidikan menilai pelatihan online lebih tinggi. 9. Lingkungan

teknologi dengan kemampuan analisa data dan kepemilikan data besar

dianggap paling berharga untuk dipertimbangkan dalam hal pengembangan keterampilan di masa depan. 10. Keseimbangan hidup dengan pekerjaan adalah aspek yang paling dihargai bagi pekerja dan pelajar dan oleh organisasi pendidikan dan sektor publik TPB 2030

Kebijakan Pariwisata

Aksi Bisnis

Pariwisata memberdayakan

Manajemen keragaman;

perempuan, melalui penyediaan

Kampanye kesadaran dan

pekerjaan langsung dan

donasi untuk melawan

Mencapai kesetaraan

penghasilan dari usaha kecil di

wisata seks dan

gender dan

bidang pariwisata dan hospitalitas.

menegakkan hak asasi;

memberdayakan kaum

Pariwisata menjadi alat bagi

Rekrutmen dan pelatihan

perempuan.

perempuan untuk terlibat penuh

staf tanpa diskriminasi.

dan memimpin masyarakat.

Lebih lanjut , kesetaaraan gender juga menjadi isue yang menarik didalam kontribusi tenaga kerja pada sektor pariwisata.Beberapa sektor yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi negara G 20 rata – rata 8 persen , namun hal ini tidak terjadi pada sektor akomodasi dan jasa makanan yang pertumbuhannya tiga kali lipat lebih cepat pertumbuhannya atau sekitar rata-rata 30 persen lebih.Kesetaran gender sangat penting dalam sektor pariwisata , dengan pemberdayaan perempuan melalui penyediaan pekerjaan langsung dan penghasilan dari usaha kecil di bidang pariwisata dan hospitalitas. Pariwisata dapat menjadi alat keterlibatan bagi perempuan dalam kepemimpinananya ditengah masayarakat. Peran serta perempuan sebagai kesetaraan gender pada sektor ini memberikan kontribusi yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi , penting dilakukan perluasan kesempatan lapangan pekerjaan pada sektor akomodasi dan jasa makanan. Sektor ini juga merupakan pencipta lapangan kerja utama bagi perempuan dan dengan demikian merupakan alat penting untuk mempromosikan pemberdayaan ekonomi dan sosial perempuan.

Kontribusi perempuan

sebagai penyumbang 52% dari pekerjaan di akomodasi dan layanan makanan di negara ekonomi G20 (tentu saja dengan realitas yang beragam di antara anggota) dibandingkan dengan 39% di sektor ekonomi lainnya. Experience tourism yang berkembang saat ini ,berkaitan erat dengan activity based dimana

,

destination-based tidak menjadi daya tarik sepenuhnya bagi wisatawan. Perihal

tersebut , Potensi wisata baru atau yang sering disebut alternative tourism, salah satunya ekowisata menjadi daya tarik sebagai bentuk wisata yang bertanggung jawab pada alam sekitar , dengan menjaga kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Community-based tourism konsep merupakan solusi terbaik dalam mendukung pariwisata berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi kemasyarakatan. Memfasilitasi keterlibatan

yang luas

dari

komunitas

lokal

dalam

proses

pengembangan

dan

mengoptimalisasikan nilai kebermanfaatan sosial dan ekonomi dari kegiatan pariwisata. Cattarinich (2001) pariwisata dapat menjadi mesin untuk pembangunan ekonomi bagi negara berkembang, terutama di daerah yang tertinggal dan didominasi oleh masyarakat perempuan. Kesetaraan gender dalam kegiatan yang berbasis pelibatan kemasyarakatan khususnya pemberdayaan perempuan ,Scheyvens (2000) menyebutkan empat dimensi di mana perempuan dapat berdaya dilihat dari dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi psikologis, dan dimensi politik. Indikator Ekonomi , Boley & McGehee, (2014) memperkuat pendapat schevens melalui konsep Resident Empowerment through Tourism Scale (RETS) partisipatif kesetaraan perempuan dalam tiga indikator dimensi yaitu psikologis , sosial dan politis. Benang merah

dimensi ekonomi Scheyvens ,tertuju pada pemberdayaan sumber daya yang dimiliki yang memberi dampak kesejahteraan masyarakat dimana perempuan berperan serta dan dapat mengendalikannya secara utuh penghasilannya . lebih lanjut dengan tiga dimensi lainnya yang dikemukakan , ada beberapa kesamaan pemikiran seperti pada dimensi psikologi , terkait perempuan dan masyarakat dalam membangun keunikan , kebanggaan dalam pemeliharaan sebuah tradisi bagi wisatawan . Dimensi politik , terkait keterlibatan dan peran serta kelompok masyarakat dalam menghasilkan kebijakan dalam pengembangan pariwisata . Dimensi sosial , keduanya menekankan pada kesamaan dalam kelompok masyarakat yang terkoneksi pada peran serta di pariwisata. Berdasarakan kesamaan pandangan dapat dimaknai kesetaraan gender harus menjadi bagian penting dalam

peran serta atau kontribusi kongkret pada

kontribusi kemajuan pariwisata. Implementasi kesetaraan gender pada sektor pariwisata tidak dapat dikatakan tidak penting yang sejatinya salah satu sektor yang potensial untuk menciptakan kesetaraan gender, secara khusus bagaimana memperjuangkan hak perempuan dalam industri pariwisata. Kesetaraan Gender sendiri yang menjadi salah satu agenda utama msyarakat dunia yang dirumuskan kedalam goal ketiga Millennium Development Goals (MDGs). Peran serta perempuan 56 persen ekonomi kreatif didominasi oleh perempuan potensi ekonomi kedalam tiga subsektor seperti , Fesyen , kuliner dan griya. lebih lengkap dapat di unduh melalui QR scan berikut : Sumber: Kompas.com-2/08/2021, 17:19 WIB

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sandiaga: Perempuan Jadi Game Changer Ekonomi Kreatif di RI" Kontribusi perempuan yang diprediksi di bidang perekonomian Asia-Pasifik pada lima tahun mendatang akan memberi nilai tambah US$ 4,5 triliun dan secara global, kesetaraan perempuan dapat memberikan kontribusi ke ekonomi US$ 12 triliun pada 2025. Kutipan tersebut dapat lihat lebih lengkap dapat diunduh melalui scan QR sacan berikut:

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Kontribusi Perempuan ke Ekonomi Indonesia Bisa Rp 1.957 T pada 2025" Berdasarkan artikel tersebut , jelas kesetaraan gender perlu dimaknai peranan penting bagi kemajuan pariwisata , baik nasional dan global yang berpotensi berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Implementasinya kesetaraan gender global kedepan dimana pandemic Covid 19 mempercepat otomatisasi dan digitalisasi yang mempengaruhi ketersediaan peluang ketenagakerjaan. Data WEF 2021 menunjuk tantangan yang signifikan untuk kesetaraan gender , dimana masa mendatang terdapat peningkatan pemisahan gender. Indentifikasi survey yang dilakukan , paritas gender dari delapan kelompok pekerjaan hanya dua berdasarkan profil keterampilan unik yang miliki kesetaraan gender sementara sebagian besar menunjukkan keterwakilan perempuan yang sangat rendah. Berikut tantangan terkait kesetaraan gender yang tergambar pada gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Representasi Perempuan dalam klaster pekerjaan yang sedang berkembang Sumber : The Travel & Tourism Competitiveness Report 2019

Data gambar 1. Menunjukkan kesenjangan gender lebih mungkin terjadi di bidang yang membutuhkan keterampilan teknis seperti contoh keterampilan Cloud Computing kesetaraan gender 14% dari tenaga kerja; Data dan AI, di mana wanita merupakan 32% ; tenaga kerja teknik, di mana perempuan merupakan 20% dari angkatan kerja. Potensi gap tersebut nampak jelas pada gambar 2.dalam kesetaraan gender pada industri.

Gambar 2. Kesetaraan Gender pada Industri Sumber : LinkedIn’s Economic Graph

B. Data gambar 2. Tantangan kesetaraan gender secara global terhadap keterampilan penguasaan teknologi AI sangat tinggi , daripada kesenjangan gender umum di setiap industri, terlihat industri seperti Pendidikan dan Kesehatan, yang secara tradisional populer di kalangan profesional wanita. Urgensi persiapkan tenaga kerja dalam kesetaraan gender perlu ditingkatkan lebih , dengan potensi ekonomi pemberdayaan perempuan di sektor pariwisata lebih ditingkatkan.. Intervensi khusus industri dalam mempersiapkan untuk menghindari berlanjutnya kesenjangan gender. Sinergi dan kolaborasi pemerintah dan sektor publik sangat penting dalam memahami tren pasar tenaga kerja dan mempersiapkan masa depan pekerjaan. TPB Kelompok Pilar Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Inovasi Pariwisata berkelanjutan dalam implikasi TPB dalam Kelompok Pilar Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. TPB 2030

Kebijakan Pariwisata

Aksi Bisnis

Pariwisata, sebagai perdagangan Pelatihan jasa,

adalah

satu

dari

untuk

empat peningkatan

penghasil devisa global, saat kini profesionalisme; menyediakan satu dari sepuluh Manajemen

keragaman

Mengingkatkan pertumbuhan yang

pekerjaan di dunia. Peluang kerja dan ekonomi yang

inklusi

layak

dan terutama

berkelanjutan

dalam

untuk

rekrutmen

pariwisata, Insentif

pemuda

dan manfaat

lokal;

kinerja

dan

komplemen;

perempuan, dan kebijakan yang Investasi

yang

kesempatan kerja yang mengutamakan diversifikasi melalu bertanggungjawab produktif

dan rantai

menyeluruh pekerjaan

nilai

serta mendorong

pariwisata dampak

dapat pemesanan

dan lokal;

positif Pelibatan masyarakat.

yang layak pariwisata terhadap sosio-ekonomi.

untuk semua.

Sumber: http://sdgsindonesia.or.id/, (UNWTO & UNDP, 2017) Pariwisata telah terbukti memberikan jalan menuju pemberdayaan , dan peluang pariwisata untuk membuat perbedaan di setiap potensi ekonomi daerah wisata harus dimaksimalkan . Konsentrasi kesetaraan gender perempuan dalam status yang lebih rendah dan pekerjaan yang dibayar lebih rendah di bidang pariwisata sedangkan potensi mereka untuk berkontribusi sepenuhnya saat ini belum dimanfaatkan. Memberdayakan perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan ekonomi sangat penting untuk membangun ekonomi yang kuat; menciptakan masyarakat yang lebih stabil dan adil; mencapai tujuan yang disepakati secara internasional untuk pembangunan, keberlanjutan dan hak asasi manusia; dan meningkatkan kualitas hidup perempuan, dan akibatnya, masyarakat. Bagi sektor pariwisata, dampak dari kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang lebih besar akan sangat bermanfaat, karena organisasi yang beragam dan berkeadilan gender berkinerja lebih baik. Tercapainya pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha, inovasi , industri inklusif, infrastruktur memadai, energi bersih yang terjangkau dan didukung kemitraan. Pentingnya kerja layak dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dengan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja produktif serta kerja layak untuk semua. Tujuan menurut ILO diantaranya : ❖ Memelihara pertumbuhan ekonomi per kapita ❖ Mencapai produktivitas ekonomi yang lebih tinggi melalui diversifikasi, pemutakhiran teknologi dan inovasi ❖ Kebijakan yang berorientasi pada pembangunan yang mendukung kegiatan-kegiatan produktif, penciptaan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, serta mendorong

pembentukan usaha formal dan pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk akses ke layanan-layanan finansial ❖ Efisiensi sumber daya global dalam hal konsumsi dan produksi dan berupaya memisahkan pertumbuhan ekonomi dari degradasi lingkungan. ❖ Kesempatan kerja produktif serta kerja yang layak untuk semua perempuan dan laki-laki, termasuk bagi kaum muda dan penyandang disabilitas, serta upah yang setara. ❖ Menurunkan proporsi kaum muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan ataupun pelatihan ❖ Menghapuskan kerja paksa, mengakhiri perbudakan moderen dan perdagangan manusia dan mengakhiri pekerja anak dalam segala bentuknya selambat-lambatnya pada tahun 2025 ❖ Melindungi hak-hak pekerja dan mempromosikan lingkungan kerja yang aman untuk semua pekerja, termasuk pekerja migran. ❖ Kebijakan untuk mendorong pariwisata yang berkelanjutan, yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan produk-produk lokal. ❖ Kapasitas lembaga keuangan dalam negeri guna mendorong dan memperluas akses atas perbankan ❖ Bantuan untuk Perdagangan (Aid for Trade) bagi negaranegara berkembang ❖ Mengembangkan dan mengoperasionalkan sebuah strategi global untuk ketenagakerjaan bagi kaum muda dan mengimplementasikan Pakta Lapangan Kerja Global Organisasi Perburuhan Internasional (Global Jobs Pact of the International Labour Organization) Pencapaian tujuan yang disampaikan menurut ILO , dapat direalisasikan secara sinergi dan kolaboratif oleh seluruh stakeholder terkait. Potret pertumbuhan ekonomi perkapita secara baik, salah satunya pendapatan ekonomi dan daya beli masyarakat kondisinya baik. Pandemik covid 19 sangat mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan yang dkemukakan ILO. Tantangan ekonomi Indonesia dimana laju pertumbuhan mengalami penurunan sebesar -2 ,1 persen menurut data world Bank. Pertumbuhan Indonesia diperkirakan akan kembali ke 4,4 persen pada tahun 2021 dan menguat lebih jauh ke persen pada tahun 2022. Selama krisis seperti perdagangan, transportasi , jasa miliki nilai tambah rendah dan akan terjadi pelambatan untuk kembali. Ancaman gangguan potensi kerusakan dari bencana alam sering terjadi termasuk didalamnya cuaca . Untuk lebih jelas pertumbuhan ekonomi GDP dan prospek kedepan terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Pertumbuhan Perkiraan PDB kawasan Asia dan pasifik

Sumber : World bank Data tabel 3. Estimasi kedepan laju pertumbuhan ekonomi memiliki prospek yang baik hal ini pasti terkait erat adanya peluang yang sama antara pria dan wanita . pentingnya kesetaraan gender dalam mengisi peluang pekerjaan yang ada sehingga laju pertumbuhan kedepan segera pulih. Sebagai kunci penguatan ekonomi Indonesia dari sisi penerimaan devisa, pariwisata khususnya domestik menjadi harapan pada tahun 2021 . Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari Juni 2021 turun 74.33 %. Jelas terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Jumlah kunjungan Wisman 2021 Sumber : BPS 2021

Menempatkan penciptaan kesempatan kerja sebagai pusat dari pembuatan kebijakan ekonomi dan rencana pembangunan, tidak hanya akan menghasilkan peluang kerja yang layak namun juga pertumbuhan yang lebih kuat, inklusif dan dapat mengurangi kemiskinan. Ini merupakan lingkaran positif yang baik bagi perekonomian maupun bagi masyarakat serta mendorong pembangunan berkelanjutan. Mengimbangi pertumbuhan penduduk usia kerja di seluruh dunia yang mencapai sekitar 40 juta per tahunnya, diperkirakan lebih dari 600 juta pekerjaan baru perlu diciptakan hingga tahun 2030. Kondisi sekitar 780 juta pekerja perempuan dan laki-laki dengan penghasilan kurang dari dua dolar per hari dan tidak memadai untuk mengangkat diri dan keluarga mereka keluar dari kemiskinan, juga perlu ditingkatkan.Peran pemerintah sebagai regulator menjadi sesuatu yang penting dalam merumuskan kebijakan bersama stake holder terkait lainnya dalam industri pariwisata. Penciptaan peluang dalam kesetaraan gender dan peningkatan tenaga kerja yang kreatif yang beradaptasi pada kemajuan teknologi , menjadikan pariwisata sebagai industri yang dapat menjawab issue tersebut. Data T&T Indonesia masuk dalam kawasan Asia pasifik di sub regional Asia tenggara , sub regional kawasan ini melampaui rata-rata global dalam daya saing keseluruhan. Subregion tergantung pada T &T lebih dari subregion lain untuk PDB-nya, dengan penekanan khusus pada kedatangan internasional versus pariwisata domestik. Banyak pengunjung tertarik pada kombinasi subregion dari sumber daya alam yang kaya dan daya saing harga, dengan yang terakhir menjadi keuntungan terbesarnya dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan AsiaPasifik yang lebih luas. Maka, tidak mengherankan bahwa, mengingat pentingnya pariwisata ini, subregion melampaui skor global dan Asia-Pasifik untuk prioritas T &T dan keterbukaan internasional. Selain itu, infrastruktur transportasi udara di atas rata-rata subregion terus meningkat dengan cepat, terutama dalam hal jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi dan kapasitas rute. Di sisi lain, Asia Tenggara masih perlu peningkatan sarana global dan regional untuk infrastruktur layanan pariwisata. Kelemahan relatif terhadap rata-rata global adalah kelestarian lingkungan, yang telah dipengaruhi oleh deforestasi, pengolahan air limbah yang tidak mencukupi. Akibatnya, aset alam subregion berada di bawah ancaman, dengan skor pada pilar ini menurun selama dua tahun terakhir karena data baru menunjukkan perlindungan habitat kurang dari yang diyakini sebelumnya. Data T&T score index daya saing Indonesia terjadi peningkatan dari 1,62 ke 3,78 dari tahun 2019, namun daya saing sumber daya manusia dan pasar tenaga kerja mengalami koreksi dari score index 4,69 ke 3,13. Dampak pandemi Covid-19 memberi tekanan yang besar pada sektor ketenagakerjaan Indonesia. Periode Agustus 2020 terdapat sekurang-kurangnya 29 juta penduduk usia kerja yang terdampak pandemi Covid-19 dan tingkat angka pengangguran terbuka 7,07 % atau sebanyak 9,77 juta

orang menganggur pada tabel 4. Tabel 4. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Data tabel 4. Jelas terlihat tantangan kedepan ciptakan peluang kerja , sektor pariwisata dengan potensi peluang pekerjaan yang luas diharapkan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi seiring dengan terciptanya pendapatan yang layak yang didapatkan. Lulusan SMU dan SMK menjadi hal yang menjadi perhatian kedepannya , seharusnya lulusan ini notabene memiliki kecakapan keterampilan yang mumpuni dalam bekerja sehingga diharapkan dapat berkontribusi bagi laju pertumbuhan ekonomi. Menurut golongan usia dominasi tertinggi pada kelompok rentang usia 20-24 dan usia 25-29 tahun berikutnya. Didapati berdasarkan data tabel 5. Pengangguran terbuka didominasi statusnya dalam mencari pekerjaan. Tabel 5. Pengangguran Terbuka Menurut Kategori Pengangguran

Dinamika perubahan demografi, perkembangan teknologi yang cepat, pembangunan ekonomi berkelanjutan , sesungguhnya memberi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing secara responsif dan adaptif. Peningkatan pembangunan sumber daya manusia dilakukan secara holistik dan terintegrasi disertai informasi pasar kerja yang kredibel dan berkelas sebagai upaya reformasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasi yang diharapkan menjadi solusi bagi persoalan yang berpotensi bagi kemajuan pertumbuhan ekonomi dengan pendapatan yang layak. Sinergi dan kolaborasi penerima dan pemberi kerja serta stakeholder terkait dalam penyediaan pasar kerja akan menjadi sebuah ruang interaksi yang sangat efektif

sebagai solusi persoalan pengangguran terbuka yang belum memiliki akses pekerjaan. Balai latihan kerja dan peningkatan kreatifitas dan keterampilan angkatan kerja yang mampu beradaptasi pada kemajuan teknologi. Pengembangan sistem informasi pasar kerja Indonesia pada era digitalisasi saat ini menjadi sesuatu yang urgent seperti bimbingan karir, job masif, analisis pasar kerja dan basis kebijakan publik diharapkan memperoleh pekerjaan layak dan pertumbuhan

ekonomi

TPB 2030

Indonesia

yang

lebih

Kebijakan Pariwisata

baik

dan

Aksi Bisnis

Pariwisata dapat menjadi alat yang Manajemen kuat

dalam

ketidaksetaraan Mengurangi kesenjangan intra dan antar negara.

terukur.

keragaman;

mengurangi investasi wirausaha lokal; jika

berkaitan pemesanan

dengan populasi lokal dan para bertanggungjawab; pemangku

kepentingan

dalam non-diskriminasi

nilai dalam

proses pengembangan. Pariwisata rekrutmen dan pelatihan dapat

berkontribusi

pembaruan

perkotaan

dalam staf; pelibatan masyarakat. dan

pengembangan pedesaan dengan membuat peluang pada masyarakat untuk menyejahterakan daerahnya. Pariwisata menjadi media efektif dalam

integrasi

ekonomi

dan

diversifikasi. Sumber: http://sdgsindonesia.or.id/, (UNWTO & UNDP, 2017) Pariwisata merupakan salah satu peluang yang dapat dikembangkan karena dapat dimanfaatkan dalam mengurangi ketidaksetaraan dengan populasi lokal dan para pemangku kepentingan dalam proses pengembangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pariwisata berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pandemi COVID-19 telah berdampak signifikan pada komunitas di seluruh dunia dan berdampak buruk pada Perjalanan & Pariwisata. WTTC telah mengukur dampak ekonomi dari Perjalanan & Pariwisata, dengan menandai pentingnya sektor ini bagi perekonomian global .Penelitian tahunan tahun 2021 yang meliputi 185 negara dan ekonomi, dan 25 wilayah di dunia, mengungkapkan sepenuhnya dan signifikansi dari krisis COVID-19 ke sektor ini pada tahun 2020. Kontribusi positif dari perjalanan & pariwisata,

memungkinkan pembangunan sosial-ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, memberikan kesejahteraan sosial yang signifikan, termasuk memberikan kesempatan unik kepada perempuan . Akibat

COVID-19 dan pembatasan mobilitas

internasional yang sedang berlangsung, sektor perjalanan dan pariwisata mengalami kerugian hampir USD 4,5 triliun, dengan kontribusi globalnya terhadap PDB menurun sebesar 49,1% dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai USD 4,7 triliun pada tahun 2020; dibandingkan dengan penurunan PDB sebesar 3,7% tahun ekonomi global Pengeluaran pengunjung domestik turun 45%, sementara pengeluaran pengunjung internasional turun 69,4% yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 .Dampak Ekonomi 2000-2020 Sumber : Global Economic Impact and Trends 2021

Jelas terlihat pada gambar 4. Saat ini seluruh dunia mendapat tantangan yang besar di sektor pariwisata , bukti sektor pariwisata berkontribusi erat pada laju pertumbuhan sebuah negara di tahun 2011-2019 dan akhirnya mengalami koreksi penurunan di tahun 2020 dengan adanya pandemic. Sebelum pandemi, sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang paling beragam secara global, dengan kontribusi sebesar 54% dari pekerjaan Perjalanan & Pariwisata di seluruh dunia. Dominasi perempuan Hampir dua kali lebih banyak dibandingkan sektor lainnya. Pada tahun 2020, 62 juta pekerjaan hilang, hanya menyisakan 272 juta pekerja di seluruh sektor secara global. Penurunan 18,5% ini dirasakan di seluruh sektor yang terkait pada

Perjalanan & Pariwisata, dimana 80% Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari bisnis global di sektor ini .Selain itu, penurunan ini , secara tidak proporsional berdampak pada UKM, perempuan, dan angkatan muda . Penurunan belanja pengunjung domestik lebih rendah dari rata-rata global sebesar 45% di beberapa negara di kawasan Asia-Pasifik antara lain, Thailand (-28%), Vietnam (-28,2%), Jepang (-30,3%), Selandia Baru ( -30,4%), India (-30,7%), Malaysia (-32,7%), Korea Selatan (-34%), Indonesia (-35,2%), Filipina (-35,5%) dan Singapura (-36,1%). Di banyak negara ini, ini karena inisiatif dan dukungan fiskal yang diberikan oleh pemerintah untuk merangsang orang agar memesan perjalanan domestik.lebih jelas pada gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik Sektor Sumber : Global Economic Impact and Trends 2021

Data gambar 5. Jelas secara global pengeluaran semua mengalami koreksi, tantangan sektor pariwisata setelah COVID-19 terbukti menjadi katalisator dalam upaya sektor Perjalanan & Pariwisata untuk inovasi dan integrasi teknologi baru. Kebiasaan baru yang saat ini dikenal dengan normalize, customize, localized, dan personalize smaller in size (Kompas.com 02/06/2021, 22:36 WIB) trend itu berkembang dikarenakan pasar konsumen yang mengutamakan perjalanan aman dan mulus. Disrupsi pada sektor Perjalanan & Pariwisata telah menimbulkan gelombang inovasi yang diikuti oleh pertumbuhan. Digitalisasi dan inovasi menawarkan peluang luar biasa untuk pertumbuhan sektor ini dengan pelibatan kemasyarakatan lokal sehingga diharapkan mengurangi dampak ketimpangan yang dihasilkan oleh Industri pariwisata. Aspek keamanan dalam digitalisasi , keberlanjutan sosial dan lingkungan dan kelembagaan dalam industri pariwisata terus ditingkatkan lebih dalam oleh pemerintah sebagai regulator. Era pariwisata yang baru ini , diharapkan dapat memelihara keragaman dan inklusi mengubah dunia dan membuat perbedaan yang langgeng bagi generasi mendatang. Pada akhirnya, kerjasama yang lebih besar dan koordinasi internasional sangat

penting untuk kelangsungan sektor ini. Kolaborasi berbagai pemangku kepentingan akan diperlukan untuk meringankan beban para pelancong, dengan kemitraan publik-swastamasyarakat sebagai kunci keberhasilan. Melalui transisi ini, kepentingan individual dikesampingkan untuk memulihkan rasa aman dan nyaman wisatawan secara keseluruhan dalam Perjalanan & Pariwisata. Pemulihan Perjalanan & Pariwisata dimulai di dalam negeri dan regional, penting untuk membuka kembali perjalanan internasional secepat mungkin untuk memastikan pemulihan sektor ini. Membangun transparansi komunikasi dalam penanganan sektor ini dibarengi dengan pemberian ijin kesehatan secara digital sebagai langkah kongkret dalam jangka pendek dan menengah. Ekonomi keberlanjutan pada sektor ini , memberikan peluang pekerjaan dengan dampak ekonomi berganda yang dihasilkan serta dampak sosial bagi masyaarakat yang menggantungkan penghidupannya dari sektor ini. TPB 2030

Kebijakan Pariwisata

Aksi Bisnis

Dari sifat lintas sektor, pariwisata Pengembangan punya

kemampuan

untuk profesional;

Kemitraan

memperkuat hubungan swasta dan edukasil Proteksi marga Menguatkan

sarana

pelaksanaan

dan

merevitalisasi kemitraan global pembangunan berkelanjutan.

untuk

publik dan mengikutsertakan ragam satwa pemangku

kepentingan

dan

- hewan;

internasional, nasional, regional penyeimbangl

ekosistem Aksi Pelibatan

dan lokal - bekerjasama untuk pemasok dan pelanggan; mencapai TPB dan tujuan-tujuan Kemitraan klien, Pelibatan bersama lain. Kebijakan publik dan staf; Pelibatan masyarakat pendanaan inovatif menjadi kunci setempat. mencapai agenda 2030.

Sumber: http://sdgsindonesia.or.id/, (UNWTO & UNDP, 2017) Tahun 2020 bukanlah tahun yang mudah bagi Indonesia dan dunia dan tahun 2021 diharapkan akhirnya adalah peningkatan pada sektor Perjalanan dan Pariwisata. Pandemic Covid 19 merubah semua tatanan dan kebiasaan dalam melakukan aktifitas juga termasuk dalam melakukan Perjalanan & Pariwisata. Covid-19 dengan cepat berpindah dari dunia offline ke bursa online, bahkan tidak adanya pembatasan drastis dan penahanan skala besar seperti di negara lain.Platform digital menjadi hal yang lumrah untuk dapat digunakan bahkan menjadi bagian konsumsi keseharian , baik dalam bentuk hiburan , kesehatan , perjalanan yang berifat realtime dan uptudate. Berdasarkan renstra 2020-2024

pemerintah dalam pencapaian

tujuannya kedepan melalui pariwisata yang berkualitas (quality tourism experience), pariwisata yang berbasis ekonomi kreatif maupun pertumbuhan nilai tambah ekonomi kreatif yang diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi nasional.

Rancangan strategi yang

diproyeksikan dalam arah kebijakan terkait TPB 2030 , terkait kemitraan untuk mencapai tujuan diantaranya adalah ; Pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis kemitraan strategis , dalam implementasi strateginya Pemerintah memprioritaskan ; ❖ Peningkatkan nilai transaksi wisatawan dibanding dengan volume atau jumlah wisatawan yang datang , ❖ Perluasan pangsa pasar produk ekonomi kreatif , ❖ Pembangunan citra (branding) pariwisata nasional meliputi citra bangsa (national branding), citra daerah/wilayah di Indonesia (regional branding) maupun citra destinasi pariwisata Indonesia (destination branding), ❖ Penanaman Modal di dalam dan di luar negeri melalui single nation branding dengan harapan akan dapat menarik wisatawan dan investasi asing, pemasaran pariwisata dengan berkolaborasi dengan konten creator dan influencer. Pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif terintegrasi , dalam implementasi strateginya Pemerintah memprioritaskan ; ❖ Pengembangan Industri Pariwisata dan Ekonomi kreatif ❖ Mewujudkan tata kelola pariwisata maupun industri ekonomi kreatif sesuai kaidah tata kelola organisasi yang baik (good corporate governance) ❖ Pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif, peran investasi, pendanaan maupun akses pembiayaan sangat penting khususnya dalam memulai usaha Memperkuat implementasi strategi tersebut , penting dalam membangun kemitraan yang dirumuskan terkait ; tatakelola destinasi yang dikenal dengan istilah DMO ( Destination Management Organization). Dipahami , dimana pengelolaan destinasi pariwisata dibuat secara terstruktur dan sinergis didalamnya terdapat fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi yang terpimpin secara terpadu dengan peran masyarakat, pelaku/asosiasi dalam implementasinya. Prioritas DMO , ditekankan pada bagaimana mengelola desa wisata, memperbaiki proses operasi pengelolaan destinasi pariwisata mulai dari mengelola informasi sampai dengan melakukan umpan balik dari para wisatawan, melakukan inovasi produk dengan membuat program digital tourism dan memperbaiki sebuah

nilai pelayanan yang menciptakan loyalitas. ; Pemerintah sebagai regulator , mendukung pertumbuhan industri pariwisata dalam sebuah kebijakan termasuk didalamnya dukungan finansial atau stimulus pembuatan SOP bencana dan pandemic covid 19 sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman. ; Membangun kerjasama kelembagaan melalui penthahelik terdapat kolaborasi antara pemerintah , akademisi , bisnis/swasta ( nasional , rgional ataupun internasional) , pelanggan dan media harus diperkuat. Optimalisasi hasil melalui kolaborasi sesuai perannya masing masing sehingga mampu memunculkan paradigma baru yang menjadi kekuatan kerjasama tersebut. Prinsip dasar untuk konsep pariwisata keberlanjutan telah dipertimbangkan: ide

perencanaan lengkap dan pembuatan strategi, pentingnya melestarikan proses ekologis yang diperlukan, kebutuhan untuk melindungi warisan manusia dan keanekaragaman hayati yang setara, dan pembangunan berpusat pada gagasan bahwa produktivitas dapat berkelanjutan dalam jangka panjang untuk generasi mendatang. Orientasi perusahaan yang sensitif secara ekologis, kadang-kadang dinyatakan sebagai strategi 'hijau', dapat berasal dengan estimasi perusahaan tentang praktik produksi dan pemasaran saat ini dan menyesuaikan perilaku untuk mencerminkan tingkat kesadaran lingkungan yang meningkat.

B. PENDIDIKAN PARIWISATA Berdasarkan Renstra 2020 – 2024, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan peningkatan

jumlah tenaga kerja pariwisata dari 10 juta tenaga kerja di tahun 2020 menjadi 12 juta tenaga kerja di tahun 2024. Ditambah jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif dari 17,25 juta tenaga kerja di tahun 2020 menjadi 19,9 juta tenaga kerja di tahun 2024. Pengembangan SDM yang unggul dan berdaya saing, akan mewujudkannya melalui tiga strategi yang tertuang dalam Renstra tahun 2020–2024. Pertama, Optimasi kelembagaan maupun kurikulum pendidikan dan pelatihan vokasi pariwisata dan ekonomi kreatif. Kedua, Meningkatkan sertifikasi kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif, Ketiga, Melakukan penguatan komunitas dan kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif. Pengembangan pendidikan pariwisata dengan bekerjasama dengan Poltekpar dengan berkolaborasi dengan institusi pendidikan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dan juga perusahaan terbaik dunia, terutama perusahaan berbasis digital yang selama ini mungkin

terkoneksi dengan pariwisata dan ekonomi kreatif..Pengembangan sumber daya manusia yang unggul di bidang kepariwisataan harus terencana baik input maupun dari segi proses. Untuk menghasilkan input yang baik maka harus dilakukan proses sesuai dan tahapan dalam menentukan calon-calon yang akan dididik menjadi sumber daya manusia yang unggul di bidang kepariwisataan terstandarisasi dan tersertifikasi .Di Indonesia hampir semua sektor di kehidupan masyarakat dipengaruhi setelah pandemi, termasuk didalamnya pendidikan pariwisata , di era kenormalan pendidikan wajib melakukan adaptasi dalam pemberian materi pendidikannya secara khusus issue pelayanan kepariwisataan yang beradaptasi pada setiap perubahan trend. Tabel 4 dan 5 menunjukan angkatan kerja surplus dengan angkatan muda , namun justru pengangguran terbuka didominasi golongan usia tertinggi pada kelompok rentang usia 20-24 tahun dan usia 25-29 didominasi statusnya dalam mencari pekerjaan.Peran serta pendidikan pariwisata sangat dibutuhkan untuk berperan meningkatkan kualitas pendidikan nya sesuai dengan kebutuhan pasar pariwisata , sehingga dapat segera terserap pasar dan memberi peningkatan bagi ekonomi. Penting dipahami tabel 1 menunjukan saat ini usia produktif ada pada generasi X dan milenial dalam usia produktif di tahun 2020 dengan cirikhas karakternya , sehingga dapat memberikan pendidikan pariwisata berkualitas yang mengakomodir yang sesuai karakter yang mereka miliki. Berkenaan daya saing , kita masih sangat membutuhkan tenaga kerja pariwisata baik secara kualitas dan kuantitas , tabel 2. Indikator TTCI jelas menunjukan potensi tenaga kerja dibidang pariwisata masih miliki potensi daya saing yang lebih baik. Saat ini Generasi Z dan Milenial merupakan subjek dari

bonus demografi Indonesia, yang berpotensi besar menjadi pengangguran. Antisipasi yang baik, maka mereka akan menjadi pelopor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain jumlah mereka yang melimpah, mereka juga generasi yang adaptif dengan perubahan, khususnya perubahan teknologi. Hakikatnya Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia bertanggungjawab atas semua institusi pendidikan, termasuk sekolah pariwisata, baik sekolah kejuruan maupun sekolah lanjutan. Walau demikian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengelola 4 lembaga pendidikan kepariwisataan: Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, Sekolah Tinggi Pariwisata Makassar dan Sekolah Tinggi Pariwisata Medan Di seluruh dunia, rujukan (voluntary benchmarking) dimana sistem sertifikasi atas penyelenggara pendidikan kepariwisataan dan hospitality telah tumbuh pada dekade yang lalu

dan sedang menjadi satu komponen yang semakin penting dalam standar pendidikan kepariwisataan dan daya saing internasional. Walau begitu, lembaga pendidikan kepariwisataan Indonesia yang terakreditasi sesuai standar yang mengacu pada lembaga serupa

di wilayah Asia Pasifik, seperti badan independen akreditisasi internasional yang mengkhususkan diri dalam pariwisata, hospitality, seni kuliner dan pendidikan penyelenggara acara/peristiwa (event organizers). Lembaga pendidikan menghasilkan lebih banyak lulusan dalam berbagai bidang terkait kepariwisataan, terutama hospitality, mereka mempunyai kesempatan untuk memasukkan pembangunan berkelanjutan ke dalam kurikulumnya. pentingnya pelatihan pengembangan profesi dalam rancangan kurikulum pariwisata berkelanjutan dan implementasinya untuk staf pengajar lembaga pendidikan menengah dan tinggi dan juga tenaga pengajar masa depan di sektor ini. Pendidikan pariwisata di era kenormalan baru pun harus mampu menyiapkan tenaga kerja yang miliki syarat kompetensi keahlian dan menguasai : 1. Sanitasi dan keselamatan kerja (pedoman penerapan C.H.S.E) 2. Sumber daya yang memiliki Kreatifitas untuk menemukan ide dan cara baru

dan

inovatif dalam implementasi solusi 3. Pemecahan masalah 4. Adaptif dengan teknologi

C. KEBUTUHAN TENAGA KERJA PARIWISATA

World Travel & Tourism Council menyatakan kawasan Asia-Pasifik adalah kawasan dengan pertumbuhan tercepat pada tahun 2019 dengan PDB Perjalanan & Pariwisata tumbuh sebesar

7,4%. Hal ini didorong oleh berlanjutnya pertumbuhan rumah tangga berpendapatan menengah, fasilitasi visa, peningkatan konektivitas, investasi dalam infrastruktur, dan prioritas pemerintah di sektor ini. Potensi rebound pariwisata Indonesia pasca pandemi akan berdampak pada tingginya kebutuhan SDM secara bertahap. Penurunan angka kasus harian Covid-19 dan pelaksanaan vaksin massal , menurut Institute for Development on Economic and Finance (INDEF) ; mendorong pemulihan sektor pariwisata, yang diprediksi berangsur membaik pada semester II tahun 2021. Potensi devisa yang besar, dalam sektor pariwisata berkontribusi menyerap 13 juta tenaga kerja atau sebesar 10,2% dari total tenaga kerja nasional. Prospek strategi pemerintah mengembangkan pariwisata khususnya domestik pada masa pandemi ini sebagai solusi dalam pemulihan kontribusi perekonomian saat pandemi. Pemenuhan Tenaga kerja vokasi yang unggul sangat dibutuhkan dalam membangun kembali industri pariwisata

Indonesia yang sangat berdampak . Urgensi kebutuhan sdm yang berkualitas , Kemendikbud melakukan terobosan dalam bentuk pendidikan vokasi berkualitas yang terintegrasi dengan

sebuah teaching factory yang memungkinkan pendidikan vokasi dapat mengembangkan kurikulum dan strategi pembelajaran berbasis industri sesuai bidang masing-masing. World Economic Forum (WEF 2020) dalam

penelitian terkait pekerjaan di masa

mendatang, yang dilakukan dan diprediksi sejak tahun 2018 hingga tahun 2022. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, terdapat pekerjaan baru yang muncul, tapi juga terdapat beberapa pekerjaan lama yang tidak lagi dibutuhkan. https://www.weforum.org/ memprediksi bahwa, terdapat 75 juta lapangan pekerjaan akan menurun dengan munculnya pembagian kerja antara tenaga manusia, teknologi dan algoritma. Di saat yang bersamaan pula, kemungkinan terdapat 133 juta lapangan pekerjaan baru akan muncul diantaranya : 1. Data Analis dan Ilmuwan Data 2. Spesialis Kecerdasan Buatan dan Mesin Pembelajaran 3. Manajer Umum dan Manajer Operasional 4. Developer dan Analis Software dan Aplikasi

5. Profesional Penjualan dan Pemasaran 6. Spesialis Big Data 7. Spesialis Transformasi Digital 8. Spesialis Teknologi Baru 9. Spesialis Pengembangan Organisasi 10. Layanan Teknologi Informasi Terdapat 10 jenis pekerjaan yang menurun hingga 75 juta lapangan pekerjaan diantaranya; 1. Petugas entri data 2. Pegawai akuntansi, pembukuan dan penggajian 3. Sekretaris Administrasi dan Eksekutif 4. Pekerja perakitan dan Pabrik 5. Informasi klien dan pekerja layanan Pelanggan 6. Manajer Layanan dan Administrasi Bisnis 7. Akuntan dan Auditor

8. Petugas Pencatatan Material dan Penyimpanan Stok 9. Manajer Umum dan Operasi 10. Petugas Layanan Pos

Melihat jenis lapangan pekerjaan yang akan meningkat di tahun 2022 mayoritas berhubungan langsung dengan teknologi. Sedangkan jenis lapangan yang menurun berkaitan dengan tenaga manusia. Adapun jenis lapangan pekerjaan bertenaga manusia yang turut meningkat seperti Profesional Penjualan dan Pemasaran, Pelatihan dan Pengembangan, Tenaga Kerja dan Budaya, dan Spesialis Pengembangan Organisasi serta Manajer Inovasi. Berikut keterampilan pekerjaan yang dibutuhkan bagi tenaga kerja kedepan diantaranya pada gambar 6.

Gambar 6. Jenis Keterampilan Sumber : Sumber: https://www.weforum.org/

Keterampilan yang tidak berubah hanya sebesar 58%. 42% pekerja harus bisa beradaptasi dengan keterampilan yang dibutuhkan pada pekerjaan di masa depan, yaitu keterampilan teknologi desain, berpikir analitis dan aktif belajar, yang menunjang pekerjaan di bidang teknologi. Meskipun demikian, keterampilan ini hanya satu bagian dari seluruh keterampilan yang akan meningkat di tahun 2022.

Contoh Kasus: Kesataraan Gender dalam menempuh Pendidikan Gusti Raden Ajeng Nurkamnari Dewi, putri ketiga Sultan Hamengku Buwono X ini mendapat gelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Maduretno setelah menikah dengan Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat. Saat ini beliau menjabat Penghageng ll Kawedanan Hageng Punakawan Parasraya Budaya dan Penghageng Tepas Danartapura. GKR Maduretno sangat dekat dengan sang ayah. Semasa kecil, Gusti Madu, begitu beliau saat ini sering disapa, mempunyai hobby memasak bersama Ngarsa Dalem. Tiap akhir pekan mereka membuat pastel, kastengel, atau roti isi. Ngarsa Dalem menguleni sendiri adonan sementara si putri kecil membantu. Mungkin pengalaman itulah yang menumbuhkan kecintaannya pada bidang kuliner yang di kemudian hari beliau tekuni secara serius. Setelah menamatkan pendidikan SMA di Indooroopilly State High School Brisbane, beliau kemudian mempelajari bidang perhotelan di TAFE Brisbane, lalu mengambil jurusan Food and Beverages di Holmesglen Glen Waverly Campus, Melbourne, Australia. Hal ini menggambarkan bahwa pendidikan adalah kunci demi mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas khususnya di bidang Pariwisata dan juga menjunjung tinggi kesetaraan gender.

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Apa saja peluang dan tantangan sdm pariwisata mendatang? 2) Inovasi sdm apa saja yang perlu dilakukan melalui pemahaman pilar pembangunan sosial? 3) Inovasi sdm apa saja yang perlu dilakukan melalui pemahaman pilar pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi? 4) Apa peran penting pendidikan pariwisata dalam meningkatkan sdm pariwisata mendatang? 5) Adaptasi keahilan seperti apa yang harus dipersiapkan sdm pariwisata mendatang? Petunjuk Jawaban Latihan Untuk menjawab pertanyaan Latihan, pelajari dan pahami penjelasan dalam Kegiatan Belajar 1 Modul 1.

1. Inovasi sdm pariwisata sangat urgent dilakukan dalam peningkatan mutu lulusan dalam memenuhi ketersediaan kebutuhan tenaga kerja pariwisata dengan sinergi dan kolaborasi dengan stakeholder terkait. 2. Pendidikan pariwisata yang berkualitas , merupakan jawaban dari keterbatasan ketersediaan sdm yang memenuhi kualifikasi standart dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja dibidang pariwisata.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1.

1) Experience tourism : a. Pengalaman berwisata b. Hasil interaksi layanan stakeholder c. Faktor yang menciptakan minat beli d. A , b dan c benar

2.

3.

Trend oriented planning : a.

Perencanaan berdasarkan kecendrungan

b.

Perecanaan berdasarkan kesinamungan

c.

Perencanaan berdasarkan capaian

d.

Perencanaan berdasarkan pertimbangan target

TPB pilar pembangunan sosial : a.

TPB pariwisata melalui 2 pendekatan pendidikan dan kesetaraan gender

b.

TPB pariwisata melalui 2 pendekatan kemitraan dan kesetaraan gender

c.

TPB pariwisata melalui 2 pendekatan kemitraan dan pekerjaan layak

d.

TPB pariwisata melalui 2 pendekatan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi

4.

Daya saing pendidikan berkualitas ; a.

Keterampilan berdasarkan kebutuhan dan harapan pasar global

b.

Keterampilan andal berkelanjutan dan modern untuk semua.

c.

Keterampilan inklusi dan berkelanjutan kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh serta pekerjaan yang layak untuk semua.

d.

5.

Keterampilan pendidikan yang tidak miliki kesenjangan intra dan antar negara.

Tantangan kesetaraan gender secara global ; a.

Keterampilan penguasaan teknologi AI sangat tinggi

b.

Kesenjangan gender umum di setiap industri,.

c.

Kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat lokal.

d.

Kebutuhan Pendidikan dan kesehatan

6. Pertumbuhan ekonomi perkapita secara baik : a.

Pendapatan ekonomi dan daya beli masyarakat kondisinya baik

b.

Pendapatan negara meningkat

c.

Pendapatan gaji tenaga kerja meningkat

d.

Pendapatan biaya sosial dan lingkungan. -

7. Kemitraan untuk mencapai tujuan diantaranya adalah ; a.

Pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif

berbasis kemitraan strategis , dalam

implementasi strateginya . b.

Pemasaran pariwisata dan penjualan beersama strategis , dalam implementasi strateginya perusahaan

c.

Pemasaran pariwisata dan kemitraan strategis , egosectoral

d.

Pemasaran pariwisata dan egosectoral dan ekonomi kreatif penelitian strategis ,

8. Pengembangan pendidikan pariwisata yang berkolaborasi ; a.

Benar semua

b.

Bekerjasama dengan Poltekpar

c.

Bekerjasama dengan institusi pendidikan

d.

Bekerjasama dengan perusaahaan berbasis digital terkoneksi dengan pariwisata dan ekonomi kreatif.

9. Teaching factory ; a.

Memungkinkan pendidikan vokasi dapat mengembangkan kurikulum dan strategi pembelajaran berbasis industri sesuai bidang masing-masing.

b.

Memungkinkan pendidikan dalam kembangkan kurikulum dan strategi pembelajaran berbasis kompetensi

c.

Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.

d.

Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua

10. Jenis lapangan pekerjaan meningkat dimasa depan a.

Penggunaan teknologi

b.

Penggunaan konservasi

c.

Kultural, sosial, ekologi, ekonomi

d.

Ekonomi, lingkungan, ekologi, sosial Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di ……

bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: Perancangan Strategis Sumberdaya Insani

F

okus dalam Modul 2, Kegiatan Belajar 2, adalah perancangan strategis sumberdaya insani di Indonesia dengan penjelasan terkait kebijakan pembangunan daya insani pariwisata , perencanaan

pekerjaan layak yang berkelanjutan ,inisiatif daya insani pariwisata.

A.

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAYA INSANI PARIWISATA Kebijakan pariwisata merupakan sebuah produk dari proses yang sangat kompleks dan

terkait dengan berbagai aspek. Kompleksitas pariwisata disebabkan oleh berbagai perubahan besar pada level lokal, nasional dan internasional. Dalam konteks perubahan besar tersebut lingkungan kebijakan pada pariwisata menjadi media yang strategis bagi pemerintah untuk memasarkan potensi wisatanya. Arah kebijakan dan strategi Kemenparekraf/Baparekraf menggambarkan spirit dan upaya yang dilakukan untuk mengubah kondisi saat ini menjadi kondisi yang diinginkan. Dalam formulasi strategi, sangat ditentukan oleh komitmen adalah bagian penting dari banyak ekonomi nasional, dan guncangan langsung , besar pada sektor pariwisata akibat pandemi virus corona mempengaruhi ekonomi yang lebih luas. Ketika pemerintah di seluruh dunia telah memperkenalkan langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menahan virus, pembatasan perjalanan, operasi bisnis, dan interaksi orangke-orang telah membuat ekonomi pariwisata terhenti. Banyak negara kini memasuki babak baru dalam memerangi virus sekaligus mengelola pembukaan kembali ekonomi pariwisata. Ini adalah tugas yang kompleks dan menantang, dan sulit untuk mengukur dampaknya terhadap ekonomi pariwisata. Pengelolaan SDM dalam meningkatkan daya saing dengan cara mengembangkan dan bekerja melalui sebuah sistem manajemen sumber daya manusia yang terintegrasi dengan bagian lain dalam sebuah manajemen. Pada umumnya terdapat lima area fungsional dalam manajemen sumber daya manusia yang efektif: staffing, pengembangan SDM, kompensasi, keselamatan dan kesehatan, serta hubungan antar staf. Perencanaan dalam kelima area tersebut mutlak dibutuhkan sehingga dalam penyediaan dan pengembangan staf, sistem kompensasi, sistem keselamatan dan kesehatan serta hubungan antar staf dipersiapkan secara baik serta diarahkan selaras dengan tujuan organisasi.

Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan pembangunan daya insani adalah 1.Optimasi kelembagaan maupun kurikulum Pendidikan dan Pelatihan vokasi pariwisata dan ekonomi kreatif Pendidikan dan pelatihan vokasi yang dilakukan akan mampu menghasilkan SDM yang siap bekerja sesuai bidang keahliannya. Strategi ini menitikberatkan pada optimasi pendidikan dan pelatihan vokasi pariwisata dan ekonomi kreatif, baik kelembagaan pendidikan dan pelatihannya, maupun kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Sehingga diharapkan akan dihasilkan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif yang unggul dan berdaya saing.

2.Meningkatkan sertifikasi kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif Dalam mewujudkan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif yang kompeten dan profesional, dibutuhkan sertifikasi kompetensi SDM yang dilakukan secara akuntabel dan sesuai kebutuhan. Strategi ini menekankan pada program sertifikasi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif dalam mewujudkan SDM yang kompeten dan profesional tersebut. Strategi ini dilakukan melalui kolaborasi dengan instansi terkait sesuai tugas dan kewenangan masingmasing

3. Melakukan penguatan komunitas dan kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif Strategi ini fokus kepada penguatan komunitas maupun kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif. Peran masyarakat sangat penting dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif. Berjalannya komunitas dan kelembagaan masyarakat di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif akan mampu mendorong pertumbuhan bidang ini secara signifikan, merata dan menyeluruh. Tentunya strategi ini tidak hanya mengupayakan pembentukan kelembagaan maupun komunitas baru, namun juga mengupayakan kelembagaan dan komunitas masyarakat tersebut aktif dan menjalankan peran penting dalam menumbuhkembangkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif nasional. Dalam pelaksanaannya penguatan komunitas dan kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif mempertimbangkan kesetaraan gender. Terutama dalam peningkatan kapasitas perempuan untuk terlibat dalam mata rantai usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.

B. PERENCANAAN PEKERJAAN LAYAK YANG RAMAH LINGKUNGAN (GREEN JOB) Pekerjaan pada bidang pariwisata memberikan manfaat jangka panjang ke destinasi dan sudah pasti memeberikan manfaat bagi pembangunan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan keberlanjutan. Pariwisata dalam perkembangannya mampu memberikan peluang bagi pengembangan usaha , karena membuka peluang bagi usaha kecil dan menengah yang bergerak dalam penyediaan produk dan layanan untuk industri pariwisata. karakteristik yang menjadikan pariwisata sebagai pilihan pengembangan ekonomi yang menarik dan kuncinya adalah potensinya untuk menciptakan dan mendukung lapangan kerja serta meningkatkan lapangan kerja. Secara ekonomi , dampak pariwisata sangat kuat di antara lain industri pertanian dan perikanan lokal, kerajinan tangan dan konstruksi. Karena alasan inilah pariwisata sangat diakui sebagai alat yang berharga dalam mengentaskan kemiskinan karena pekerjaan di sektor ini dapat memberikan pendapatan dan pengalaman dan oleh karena itu berkontribusi pada inklusi sosial dan pengembangan individu seseorang. Hal ini juga berkontribusi besar terhadap keberlanjutan jangka panjang dan daya saing destinasi, di mana penduduk lokal dipekerjakan dan dilatih dan pendapatan mengalir langsung ke ekonomi lokal. Teknologi informasi dan komunikasi yang bekembang dengan pesat telah menghilangkan batasan wilayah negara dan kawasan , konektifitas semakin cepat dan terjangkau karena sebuah informasi diperoleh secara bersamaan . Penguasaan sebuah BIG DATA adalah sebuah keharusan untuk agar dapat menguasai ekonomi kedepan berbasiskan pada penyediaan data. Sedangkan Inovasi di bidang pariwisata, , adalah tindakan kolaboratif antara pemerintah, akademisi, korporasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan startup, investor, mitra bisnis pendukung (akselerator, inkubator) dan pemangku kepentingan lainnya. Keberhasilan dalam mengembangkan inovasi pariwsata yang sukses butuh dukungan semua pihak terkait didalamnya , dimana potensi ekonomi akan tercipta melalui tindakan kolaborasi kapasitas pariwisata yang dimiliki dengan teknologi. Pariwisata HARUS menjadi industri kreatif dan inovatif secara alami. Mengikuti kebutuhan pelanggan sesuai dengan kebiasaan dan tren baru. Aspek pengetahuan , kreatifitas dan teknologi adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan . Pandemic covid 19 , memaksa seluruh stakeholder diindustri pariwisata lebih jeli dan optimal dalam membangun sebuah daya tarik bagi peningkatan pendapatan yang diperoleh dari pariwisata. Strategi pengembangan daerah membutuhkan kemampuan kreatifitas dalam mengimplementasikannya , potensi

ekonomi dari pariwisata Indonesia akan mendukung laju pertumbuhan ekonomi , namun pengetahuan dalam pengelolaannya dibutuhkan strategi yang cukup kreatif dan adaptif dari setiap keunikan dan kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah tersebut. Singkatnya bahwa dalam pengembangan sebuah objek perlu ada keterlibatan masyarakat lokal dalam mengisi setiap kearifan lokal yang dimiliki dengan segala potensinya sehingga tercipta keunikan/kekhasan dari destinasi , dimana desain dan implementasi program penerapannya sangat tergantung pada kesiapan daerah itu sendiri. Kemampuan kreatifitas dan inovasi akan mendorong lebih banyak kota dan daerah untuk mengembangkan strategi pariwisata kreatif, dengan potensi yang mereka miliki. Pasar setelah pandemic mengalami perubahan secara trend dan dibutuhkan cara dalam bentuk sebuah program dari hasil kreatifitas yang kita hasilkan. Pandemi Covid-19 berdampak kepada masa depan pasar tenaga kerja Indonesia. Ekonomi yang buruk dan pembatasan pergerakan manusia, membuat perusahaan mulai mengadopsi teknologi untuk tetap bertahan. Posisi kerja terkait hal itu berpotensi meningkat setelah pandemi. Paradigma trend baru dalam industri pariwisata dengan

istilah sebutan INDUSTRI

MEGASHIFT AFTER PANDEMIC.

Gambar 7. Megashift Sumber : Buku trend pariwisata

Gambar 7. MEGA (CHANGES) dapat diartikan Pergeseran di tingkat Mega mencakup perubahan besar di bidang teknologi, politik, regulasi, sosial, ekonomi, hingga lingkungan. Secara umum ada 6 perubahan besar yang terjadi di tingkat Mega ini yaitu: 1. Macro (competition )Pergeseran di tingkat Makro mencakup perubahanperubahan besar yang menghasilkan peta kompetisi baru di era pandemi. Perubahan besar yang didorong

oleh bencana dahsyat COVID-19 ini menghasilkan lanskap industri baru yang ditandai dengan empat karakteristik: Hygiene, Low-Touch, Less-Crowd, dan Low-Mobility. Perusahaan yang sukses di era pandemi adalah perusahaan-perusahaan yang bisa beradaptasi dengan 4 karakteristik tersebut. Itu sebabnya perusahaan di sektor industri digital misalnya, lebih sustainable di era pandemi karena bersifat low-touch 2. Micro ( Customer ) 3. EMPATHIC SOCIETY Banyaknya korban nyawa akibat COVID-19 melahirkan masyarakat baru yang penuh empati, welas asih, dan sarat solidaritas sosial. 4. BACK TO THE BOTTOM OF THE PYRAMID Mengacu ke Piramida Maslow, konsumen kini bergeser kebutuhannya dari “puncak piramida” yaitu aktualisasi diri, ke “dasar piramida” yaitu makan, kesehatan, dan keamanan jiwa-raga. 5. GO VIRTUAL Dengan adanya COVID-19 konsumen menghindari kontak fisik manusia, mereka baralih menggunakan medium virtual/digital. 6. STAY AT HOME LIFESTYLE Gaya hidup baru tinggal di rumah dengan aktivitas working-living-playing, karena adanya pembatasan sosial. Perencanaan pekerjaan yang layak berkelanjutan tetap diimplementasikan walaupun setelah pandemik , hal tersebut menjadi konsep yang melengkapi dari sebuah keberlanjutan. Komponen penting dalam peralihan ke industri kepariwisataan yang lebih berkelanjutan adalah beralihnya peluang lapangan kerja ke dalam pekerjaan layak yang ramah lingkungan. Upaya untuk meningkatkan keberlanjutan sektor kepariwisataan, dari kedua sudut pandang – sisi lingkungan dan sisi sosial – dapat dicapai melalui pendekatan multi-level, menjamin tepatnya kebijakan pemerintah, instrumen dan insentif ditempatkan secara tepat untuk menciptakan pekerjaan produktif yang mencakup akses untuk peningkatan keterampilan para pekerja, informasi dan pengembangan kapasitas untuk para pemangku kepentingan utama. pekerjaan Pariwisata berkelanjutan merupakan suatu konsep yang perlu digalakkan, tidak hanya kepada penyedia layanan pariwisata, tetapi juga kepada wisatawan serta komunitas tuan rumah dan pemerintah setempat ramah lingkungan juga menawarkan potensi besar dalam penciptaan lapangan kerja ramah lingkungan dalam ekonomi terkait kepariwisataan. Pada dasarnya, sektor pariwisata berpotensi besar untuk produk dan jasa pariwisata ramah lingkungan yang dapat dikembangkan, diproduksi dan dipasarkan oleh komunitas lokal dan pemuda. Produk-produk ini bisa cocok untuk semua destinasi, atau hanya untuk destinasi yang sangat khusus saja, dan harus ditemu kenali secara tepat. Begitu teridentifikasi, perlu segera dibuat rekomendasi untuk melakukan penilaian yang menyeluruh tentang keterampilan yang diperlukan, kompetensi dan

modul pelatihan serta sertifikasi. Selain pelatihan keterampilan, pelatihan lain seperti misalnya pelatihan kewirausahaan (usaha ramah lingkungan bagi pemuda) akan bermanfaat bagi komunitas setempat. Akan tetapi, sikap ramah lingkungan pertama-tama perlu didorong dan dikembangkan. Pengembangan keterampilan ramah lingkungan merupakan komponen penting untuk mencapai pariwisata berkelanjutan. Hal itu akan memperkuat kapasitas pekerja dan para majikan/pengusaha dalam industri kepariwisataan dan pemangku kepentingan yang terlibat lainnya,untuk mengerti dan secara efektif memberi tanggapan secara efektif terhadap tantangan global mengenai perubahan iklim di berbagai destinasi pariwisata. Pengembangan keterampilan harus fokus kepada kedua aspek, yaitu aspek teknis dan keterampilan kewirausahaan usaha kecil. Dengan pandangan tersebut di atas, ILO telah mengembangkan sebuah Model Penciptaan Lapangan kerja, yang ditujukan untuk mendorong pekerjaan dan mata pencaharian ramah lingkungan dalam kepariwisataan berkelanjutan. Kegiatan tersebut menata kondisi teknis dan normatif untuk menciptakan pekerjaan dan mata pencaharian di Indonesia dalam skala besar yang terkait dengan produk dan jasa ramah lingkungan tertentu yang akan dipromosikan. Dalam proyek kini berlangsung, produk-produk tersebut merujuk pada ekotwisata dan rumah inap (homestay) ramah lingkungan menurut Standar Pariwisata ASEAN. Dengan maksud mencapai tujuan penciptaan lapangan kerja layak yang ramah lingkungan, model tersebut mengusulkan kemitraan yang inovatif yang bekerja dalam kelembagaan nasional dan daerah, pengembangan keterampilan, kewirausahaan dan pelatihan keuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan khususnya menciptakan pekerjaan produktif di tingkat lokal. Pekerjaan pekerjaan ramah lingkungan kini diintegrasikan ke dalam program Organisasi Pengelolaan Destinasi (Destination Management Organisation / DMO) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas 15 destinasi di Indonesia dan dalam prosesnya mencakup pelibatan komunitas lokal. Model Penciptaan Lapangan Kerja tersebut sudah diuji di berbagai Investasi yang sistematis ke industri kepariwisataan yang ramah lingkungan diperlukan untuk pengembangan destinasi yang berkelanjutan. Sepert destinasi Gunung Bromo, Jawa Timur, Danau Toba di Sumatra Utara, Gunung Rinjani di Lombok dan Tanjung Puting di Kalimantan Tengah sebagai daerah percontohan. Berbagai aktivitas setempat mencakup berbagai intervensi yang luas. Di berbagai daerah percontohan, diorganisir sesi pelatihan yang ditemukenali, termasuk pelatihan untuk pemandu eco-tour, pelatihan untuk usahawan ramah lingkungan, pendidikan keuangan dan pelatihan koperasi, pelatihan tentang homestay ramah lingkungan menurut standar industri dan kompetensi yang baru dikembangkan. Di samping itu, untuk mendukung proses pengembangan ekonomi lokal untuk komunitas, proyek telah menyerahkan aktivitas pasca

pelatihan dan penunjang tambahan di berbagai area seperti misalnya kuliner, produksi cinderamata, dan produksi briket sebagai sumber energi yang terperbaharui. C. Inisiatif Daya Insani Pariwisata World Economic Forum (WEF), terdapat tiga tranformasi yang perlu dilakukan, yakni transformasi teknologi, transformasi SDM, dan kreatif kolaborasi dalam implementasi pelaksanaanya Kemenparekraf dengan menggunakan 3 c yaitu competence (kompetensi), sementara ‘C’ yang terakhir disebut adalah champion keys atau,sebagai change agent (agen perubahan). Menjawab tuntutan trend pasar milenial dengan memasuki era 4.0 digital maka tersusunlah 6 program inisiatif diantaranya ; 1) Program pemetaan digital ‘maturity’ , dilakukannya pemetaan ekosistem terkait Attitude ,knowladge and skill terkait gapnya didalam industri pariwisata. 2) Program pemetaan kompetensi , kurikulum , metode pembelajaran serta sertifikat WIDT4.0, program ini dilakukan dengan metode blended learning dan dibentuknya center of excellence pada perguruan tinggi dengan pendekatan penthelix yang disertai sertifikasi kompetensi. 3) Program link-match di perguruan tinggi negri pariwisata dan industri dibidang pengembangan digital , program ini dalam pelaksanaannya ada best practice dan kesempatan magang 4) Program pembinaan dan pengembangan sdm desa wisata dengan perguruan tinggi negri pariwisata., dalam pelaksanaannya program ini memberikan pelatihan dan mengembangkan sdm terkait desa wisata berbasis digital

dan adanya program

pendampingan bagi desa wisata bekerjasama dengan perguruan tinggi negri pariwisata terkait aplikasi program desa wisata digital 5) Program kerjasama start-up pariwisata dengan industri kreatif diberbagai destinasi wisata ,program ini dalam pelaksanaannya melibatkan tourism startup dengan creative industry programe dalam rangka kerjasama pengembangan sdm kreatif dan pariwisata di daerah kunjungan wisata 6) Program pengembangan dan pelatihan WIDI (Wonderful Indonesia Digital) champion, program ini dalam pelaksanaannya kerjasama berupa gerakan nasional bagi pengembangan satart up di bidang pariwisata dan adanya building capacity untuk meningkatkan kesiapan penggunaan digital literasi ukm di pariwisata.

Contoh Kasus: Peningkatan sertifikasi kompetensi dan penguatan kelembagaan pariwisata CHSE adalah penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). Kemenparekraf sebagai lembaga yang menaungi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menggencarkan protokol kesehatan CHSE, agar dapat diimplementasikan oleh badan usaha masyarakat. Kemenparekraf sendiri menilai bahwa kunci utama dalam pengembalian kondisi harus dilakukan melalui protokol kesehatan yang disiplin. Program ini hadir sebagai upaya pemerintah dalam menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Program ini akan dilaksanakan dengan pemberian sertifikasi CHSE, bagi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Sertifikasi ini akan menjadi bukti bahwa pelaku usaha telah memiliki, menerapkan, hingga meningkatkan protokol kesehatan di usahanya masingmasing. Selain itu, wisatawan dan masyarakat pun dapat merasa terjamin dengan pemenuhan standar protokol kesehatan CHSE.

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Sebutkan tujuan arah kebijakan pengembangan sdm pariwisata Indonesia ? 2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan issue megashift after pandemic ? 3) Jelaskan apa relevansi issue mega shift after pandemic dengan pekerjaan yang layak berkelanjutan ? 4) Apa saja program yang dimaksud dengan inisiatif daya insani ? 5) Temukan benang merah terkait perancangan startegis sumber daya insani? Petunjuk Jawaban Latihan Untuk menjawab pertanyaan Latihan, pelajari dan pahami penjelasan dalam Kegiatan Belajar 2 Modul 1.

1. Kebijakan Pembangunan Daya Insani Pariwisata di rumuskan kedalam 3 startegi diantaranya optimasi kelembagaan dan kurikulum , peningkatan sertifikasi kompetensi dan penguatan kelembagaan pariwisata 2. Perencanaan pekerjaan layak yang ramah lingkungan (green job) merancang pekerjaan di industri pariwisata dalam penciptaan lapangan kerja layak yang ramah lingkungan. 3. Inisiatif Daya Insani Pariwisata , merupakan bentuk implementatif dalam ke 6 program dalam menggapai pasar milenial di era 4.0 yang dilakukan oleh kemenparekraf.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan pembangunan daya insani dimana dalam implementasi arah strateginya dengan berkolaborasi untuk kompetensi sdm

a. Optimasi kelembagaan b. Peningkatan kompetensi c. Penguatan komunitas d. Penguatan kolaborasi

2. lima area fungsional dalam manajemen sumber daya manusia yang efektif: a. Kompensasi , pengembangan SDM, keselamatan dan kesehatan, serta hubungan antar

staf.,kondite b. Kompetensi , pengembangan SDM, kompensasi, keselamatan dan kesehatan, serta

hubungan antar staf. c. Staffing, pengembangan SDM, kompensasi, keselamatan dan kesehatan, serta

hubungan antar staf. d. Kondite ,Staffing , kompensasi, keselamatan dan kesehatan, serta hubungan antar staf.

3. Peningkatan kapasitas perempuan untuk terlibat dalam mata rantai usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. a. Optimasi kelembagaan b. Peningkatan kompetensi c. Penguatan komunitas d. Penguatan kolaborasi

4. Karakteristik yang menjadikan pariwisata sebagai pilihan pengembangan ekonomi yang menarik dan kuncinya adalah potensinya untuk menciptakan dan mendukung lapangan kerja serta meningkatkan lapangan kerja. a. Menciptakan inklusif pengembangan destinasi pariwisata berkelanjutan berbasis

pelestarian lingkungan. b. Menciptakan peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata berkelanjutan c. Menciptakan dan mendukung lapangan kerja serta meningkatkan lapangan kerja. d.

Menciptakan peningkatan kesadaran pariwisata berkelanjutan.

5. Pergeseran di tingkat mega mencakup perubahan besar di bidang teknologi, politik, regulasi, sosial, ekonomi, hingga lingkungan. a. EMPATHIC SOCIETY b. Micro c. MEGA (CHANGES) d. Micro ( Customer )

6. Pengembangan keterampilan ramah lingkungan merupakan komponen a. Empatich society b. Micro c. Pariwisata berkelanjutan d. Pelestarian destinasi

7. Unsur Model Penciptaan Lapangan kerja yang layak berkelanjutan ; a. Aspek budaya dan destinasi b. Aspek budaya dan lingkungan

c. Aspek teknis dan keterampilan berwirausaha d. Aspek sosial dan keterampilan berwirausaha

8. Pemetaan ekosistem terkait Attitude ,knowladge and skill gap , sebutan a. Program pengembangan dan pelatihan WIDI b. Program pembinaan dan pengembangan sdm c. Program pemetaan digital ‘maturity’ d. Program link-match

9. Kerjasama pengembangan sdm kreatif dan pariwisata di daerah kunjungan wisata a. Pelestarian lingkungan b. Program link-match c. Program kerjasama start-up d. Pengelolaan destinasi

10. Terbentuknya ‘center of excellence’ a. Program link-match b. Pengelolaan destinasi c. Program pemetaan kompetensi , d. Pembelajaran dan berbagi metode penerapan pariwisata berkelanjutan secara nasional

dan internasional Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Kunci Jawaban Tes Formatif 1. d, lihat pada bahasan 2. a, lihat pada bahasan 3. a, lihat pada bahasan 4. a, lihat pada bahasan 5. a, lihat pada bahasan 6. a, lihat pada bahasan 7. a, lihat pada bahasan 8. a, lihat pada bahasan 9. a, lihat pada bahasan 10. a, lihat pada bahasan

Kunci Jawaban Tes Formatif 2 1. b, lihat pada bahasan 2. c, lihat pada bahasan 3. c, lihat pada bahasan 4. c, lihat pada bahasan 5. c, lihat pada bahasan 6. c, lihat pada bahasan 7. c, lihat pada bahasan 8. d, lihat pada bahasan 9. b, lihat pada bahasan 10. b, lihat pada bahasan

Glosarium

Experience tourism

:

Hasil interaksi dari destinasi, sistem pariwisata, masyarakat dan wisatawan yang lain.

Kearifan lokal

:

Pandangan hidup oleh masyarakat lokal yang merupakan hasil proses adaptasi turun temurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan alam tempat mereka tinggal. ... Kearifan lokal merupakan produk budaya yang patut dijadikan pegangan hidup karena banyaknya nilai yang bisa diambil.

Pariwisata

:

Kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi, pelancongan untuk tujuan bersenangsenang.

Pembangunan Berkelanjutan

:

proses pembangunan berprinsip pada pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

PDB

:

Salah satu indikator penting untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara

SDM

:

Sumber daya Manusia

Stakeholder

:

Siapapun yang terlibat di dalam objek wisata tersebut seperti penduduk lokal, pemerintah, kelompok masyarakat, sektor swasta dan pihak lain yang terkait dengan pengelolaan objek wisata.

T&T

:

Travel & Tourism

Daftar Pustaka

Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, 1 (2016). Misso, R., & Foundation, S. C. (2018). Sustainable development and green tourism : new practices for excellence in the digital era Zacharoula Andreopoulou * Gian Paolo Cesaretti Safwat Shakir Hanna Ioakeim Tzoulis. Journal of International Business and Entrepreneurship Development, 11(1), 65–74. https://doi.org/10.1504/JIBED.2018.090035 Mowforth, M. (2015). Tourism and Sustainability. In Tourism and Sustainability. https://doi.org/10.4324/9781315795348 UNWTO. (2020a). Enabling Frameworks for Tourism Investment. https://www.apcontratospublicos.pt/wp-content/uploads/2020/11/1604489844176.pdf UNWTO. (2020b). UNWTO World Tourism Barometer, May 2020 – Special focus on the Impact of COVID-19. In UNWTO World Tourism Barometer, May 2020 – Special focus on the Impact of COVID-19 (Issue May). https://doi.org/10.18111/9789284421930 UNWTO. (2021). UNWTO World Tourism Barometer and Statistical Annex, May 2021. In UNWTO World Tourism Barometer (Vol. 19, Issue 3). https://doi.org/10.18111/wtobarometereng.2021.19.1.3 UNWTO, & UNDP. (2017). Tourism and the Sustainable Development Goals – Journey to 2030. In Tourism and the Sustainable Development Goals – Journey to 2030. UNWTO. https://doi.org/10.18111/9789284419401 World Travel and Tourism Council. (2020). Indonesia 2020 Annual Research: Key Highlight. WTTC. Boley, B. B., & McGehee, N. G. (2014). Measuring Empowerment: Developing and Validating the Resident Empowerment through Tourism Scale (RETS). Tourism Management, 45, 85-94 Cattarinich, Xavier, 2001, Pro-poor Tourism Initiaves in Developing Countries : Analysis of

Secondary Case Studies Scheyvens, R. (2000). Promoting Women's Empowerment Through Involvement in Ecotourism: Experiences from the Third World. Journal of Sustainable Tourism, Vol. 8(3). Pp. 232 – 249 Travel & Tourism Competitiveness Index 2019 Overall Rankings ... Report 2019 is “Travel

and Tourism at a Tipping Point”. The Travel & Tourism .. https://economicgraph.linkedin.com/research/opportunity-index-2020

https://satudata.kemnaker.go.id/ https://data.worldbank.org/ https://kemenparekraf.go.id/pustaka/Buku-Outlook-Pariwisata-dan-Ekonomi-Kreatif-2021

http://www3.weforum.org/docs/WEF_TTCR_2019.pdf https://www.kemenparekraf.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/media_1598887965 _Rencana_strategis_2020-2024.pdf https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/19/123946879/jumlah-penduduk-indonesia2020-berdasarkan-komposisi-usia.

https://www.wisatajabar.com/2019/03/inilah-6-program-pengembangan-sdm.html https://www.kratonjogja.id/ragam/35/gkr-maduretno-putri-tengah-yang-dekat-dengan-sangayah https://m.liputan6.com/regional/read/4454275/penjelasan-protokol-chse-untuk-pariwisatadan-ekonomi-kreatif-terkait-covid-19

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.