Sample pemeriksaan penunjang penyakit mulut Flipbook PDF

Sample pemeriksaan penunjang penyakit mulut

107 downloads 112 Views 244KB Size

Story Transcript

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kata Pengantar Peningkatan pemahaman penyakit manusia telah menghasilkan pengakuan menimbulkan kesepakatan bahwa perubahan pada jaringan orofasial dapat menjadi indikasi awal dari sejumlah penyakit sistemik. Karena itu, penting bagi dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh saat meneditangani pasien, mulai pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang baik akan meningkatkan peran praktisi medis gigi sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan. dalam deteksi dini penyakit non gigi pasien. Meskipun sebisa mungkin pasien dirawat dan dikelola dalam fasilitas pelayanan tingkat primer, namun ada kalanya rujukan ke spesialis kedokteran mulut di perawatan sekunder diperlukan. Dalam keadaan seperti itu, rujukan harus melibatkan komunikasi yang baik, salahsatunya dengan menyediakan semua informasi klinis yang relevan dan indikasi urgensi kebutuhan untuk penilaian. Dokter gigi umum sebagai perujuk dari tingkat pelayanan kesehatan tingkat primer sebaiknya memahami pemeriksaan penunjang apa yang dibutuhkan oleh dokter gigi spesialis rujukannya.

Selain mempersingkat waktu diagnosis yang dibutuhkan dokter gigi spesialis, data yang lengkap mengenai pemeriksaan penunjang juga dapat menghemat waktu kunjungan pasien. Semoga bermanfaat Salam hangat.

Daftar Isi Kata Pengantar .............................................................. 2 Daftar Isi ........................................................................ 4 Pendahuluan .................................................................. 6 Pemeriksaan Fisik Orofasial ......................................... 8 Pemeriksaan Ekstra Oral ........................................... 8 Pemeriksaan Intra-Oral ............................................10 Pemeriksaan Penunjang ............................................. 13 Pemeriksaan Histopatologis ................................... 13 Biopsi mukosa ....................................................... 14 Punch biopsy ......................................................... 17 Biopsi Kelenjar Labial ............................................18 Transportasi Spesimen .........................................19 Pemeriksaan Mikrobiologis ......................................19 Apusan ...................................................................19 Swab .......................................................................21 Cetakan kultur (Culture imprint) .......................... 22 Bilas Mulut ............................................................. 23 Aspirasi .................................................................. 25 Pemeriksaan Hematologi ........................................ 26 Biokimia ................................................................. 27 Imunologi ............................................................... 34

Transportasi Spesimen ........................................... 35 Interpretasi Hasil ...................................................... 37 Histopatologi ......................................................... 37 Mikrobiologi .......................................................... 37 Hematologi ............................................................ 38 Pemeriksaan Penunjang Khusus ................................ 39 Deteksi Kanker ......................................................... 39 Pengujian Patch Kulit ............................................... 43 Tingkat Aliran Air Liur .............................................. 45 Imunofluoresensi ..................................................... 46 Diagnostik Saliva...................................................... 48 Pencitraan (Imaging Tests) ..................................... 50 Radiografi Polos .................................................... 50 Computed Tomography dan Cone Beam Computed Tomography ....................................... 50 Sialografi ............................................................... 50 USG........................................................................ 53 Pencitraan Resonansi Magnetik .......................... 53 Rujukan untuk Opini Spesialis .................................... 54 Ringkasan .................................................................... 55 Bacaan lebih lanjut ...................................................... 56

Pendahuluan •

Saat ini telah tersedia berbagai jenis pemeriksaan khusus untuk membantu diagnosis dan manajemen klinis penyakit mulut dan atau orofasial.



Pemilihan pemeriksaan khusus yang tepat dan penghindaran pemeriksaan yang tidak perlu sangat penting untuk perawatan pasien yang efektif.



Pemeriksaan histopatologi jaringan biopsi diperlukan untuk diagnosis sebagian besar bentuk penyakit mukosa mulut, khususnya deteksi kanker mulut.



Berbagai teknik pencitraan tersedia untuk membantu diagnosis penyakit orofasial.



Rujukan yang tepat dan efektif ke perawatan spesialis sekunder adalah aspek kunci dari perawatan gigi primer. Berbagai pemeriksaan khusus secara rutin digunakan untuk membantu diagnosis klinis. Jelas tidak perlu melakukan sejumlah besar pemeriksaan khusus pada setiap pasien dan oleh karena itu

pemeriksaan harus dibatasi pemeriksaan yang paling tepat. •

pada

Pemeriksaan yang akan dibahas yaitu: pemeriksaan fisik orofasial (jaringan intra oral dan ekstra oral), pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan penunjang rutin seperti mikrobiologis, histopatologis dan hematologi, serta pemeriksaan khusus tambahan seperti deteksi kanker mulut, patch test, saliva diagnostic hingga pencitraan seperti radiografi, sialografi dan CT serta CBCT.

Pemeriksaan Fisik Orofasial Pemeriksaan orofasial ini meliputi pemeriksaan umum (general observation), pemeriksaan ekstra oral dan pemeriksaan jaringan lunak (mukosa) dan jaringan keras (gigi dan tulang) intra oral. Tidak ada aturan khusus yang menentukan, pemeriksaan ekstra-oral atau intraoral yang harus dilakukan terlebih dahulu, selama pada akhir proses pemeriksaan, dokter gigi memastikan bahwa semua jaringan telah dinilai.

Pemeriksaan Ekstra Oral Penilaian kondisi Ekstra oral (EO) dapat dimulai dari saat pasien memasuki klinik. Setiap masalah, yang jelas, dengan mobilitas harus dicatat. Misalnya, dokter gigi sebaiknya memperhatikan apakah pasien berjalan limbung (gangguan keseimbangan) atau pasien menggunakan kursi roda (gangguan anggota gerak), dan sebagainya. Setelah duduk di kursi gigi, periksa wajah pasien untuk asimetri yang mungkin ada, baik unilateral maupun bilateral dan penampilan umum kulit wajah diperiksa untuk melihat ada tidaknya

eritema dan pengerasan kulit. Bibir, terutama di sudut, diperiksa apakah terdapat lesi ulserasi atau eritematous, atau eritroplakia. Setiap pembengkakan yang terlihat secara ekstra oral, terutama bibir dan kelenjar ludah harus dipalpasi.

Asimetri wajah

Eritema pada wajah

Jaringan lunak leher dipalpasi di kedua sisi menggunakan ujung jari untuk mendeteksi pembengkakan jaringan abnormal atau pembesaran kelenjar getah bening. Leher pasien harus difleksikan dan pemeriksaan dimulai dari regio submental bergerak kembali ke regio submandibular, kemudian ke fossa supraklavikula.

Pemeriksaan kelenjar getah bening pada leher

Pemeriksaan Intra-Oral Sumber cahaya dan kaca mulut atau cermin yang baik diperlukan untuk pemeriksaan intraoral. Setelah penilaian umum awal mulut, pemeriksaan rinci harus dilakukan. Gigi diperiksa untuk mencari karies gigi yang jelas terlihat dan adanya restorasi. Setiap hubungan antara gigi atau restorasi dan kelainan mukosa harus dicatat. Seluruh mukosa mulut harus diperiksa, termasuk dorsum dan tepi lateral lidah, mukosa bukal dan labial, palatum keras dan lunak, dan dasar mulut.

Situs pemeriksaan intra oral

Air liur yang terkumpul harus terlihat ada di dasar mulut. Air liur yang jernih harus dikeluarkan dari saluran kelenjar ludah utama. Kelenjar ludah sublingual dan submandibular harus dipalpasi menggunakan teknik bimanual.

Pemeriksaan teknik bimanual (bidigitalis)

Pemeriksaan Penunjang Sebelum melakukan pemeriksaan penunjang, harus dilakukan pertimbangan mengenai pengujian mana yang sesuai dan bagaimana pengujian tersebut harus dilakukan. Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan dalam klinik/ praktek pribadi dokter gigi, sementara pemeriksaan lainnya mungkin memerlukan rujukan pasien ke layanan spesialis. Pemeriksaan penunjang yang digunakan dalam pengobatan mulut pada prinsipnya adalah histopatologi, mikrobiologi, hematologi atau pencitraan. Pemeriksaan yang diperlukan untuk kondisi orofasial tertentu disajikan dalam buku elektronik yang berbeda.

Pemeriksaan Histopatologis Biopsi jaringan mungkin merupakan pemeriksaan yang paling membantu dalam menentukan penyakit pada mukosa oral. Masih terdapat perbedaan pendapat mengenai apakah biopsi mukosa mulut dapat dilakukan dalam perawatan primer atau harus dilakukan oleh spesialis.

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.