SEJARAH. (2) Flipbook PDF

SEJARAH. (2)

50 downloads 113 Views 24MB Size

Story Transcript

SEJARAH.

Majalah Edukasi

Sejarah Indonesia Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Portugis dan Spanyol

5

Perlawanan Indonesia Terhadap Penjajahan

September 2023

Kelompok 1 - Pioneer Class I 00

MEET TH Materi Perlawanan Aceh

Viya Azahra Fauziya

Zaneta Nur Athalia Arief

Nadine

Materi Perlawanan Malaka

Denis William Situmorang

Materi Perlawanan Maluku

Vincentius Andriell

Muhammad Faqih Hadi P.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 01

HE TEAM Materi Perlawanan Demak

Muhammad Rifqi

Hilbram Zufar Zayan

Materi Perlawanan Ternate

Isaura Maritza Febriani

Jasmine Nabilla Putri

Cikal Tsabita Azzahra

Editor Muhammad Fairuz Arkana

Isaura Maritza Febriani

Kelompok 1 - Pioneer Class I 02

Meet The Team

Perlawanan Dem

Perlawanan Aceh

Perlawanan Tern

Perlawanan Malaka

Perlawanan Mal

CONTE Kelompok 1 - Pioneer Class I 03

Latar Belakang

mak

Perlawanan

nate

Tokoh Perlawanan

luku

ENT

Kelompok 1 - Pioneer Class I 04

Para Pahlawan Indonesia dalam Perang Aceh

Sc : Kompas.com

Latar Belakang

Perlawanan menentang kolonialisme Belanda juga berkobar di Aceh. Tatkala Belanda mencampuri urusan politik Kesultanan Aceh. Pertempuran itu meletus pada 1873 hingga pengakuan kekalahan Aceh pada 1904. Tetapi perlawanan tidaklah usai, di Aceh terus berkobar perang gerilya hingga Indonesia merdeka. Keinginan Belanda menguasai Aceh tujuan utamanya adalah mendominasi alur perdagangan di sekitar pintu masuk Selat Malaka. Peraturan pajak kapal dagang adalah motif utama untuk mendapatkan pemasukan yang melimpah selain dari rempahrempah. Kesultanan Aceh dianggap sebagai penghalang dalam usaha tersebut. Oleh karena itu, Belanda sangat berambisi untuk menaklukkan Aceh dengan segala macam upaya.

Ketika Kesultanan menyerah terhadap Bel Sultan Ismail menandat Perjanjian Siak yang isi penyerahan daerah Del Langkat, dan Serdang k Belanda. Padahal daera merupakan daerah wila Kesultanan Aceh. Akibat adanya Perjanji maka terlanggarlah Per London yang isinya me

Kelompok 1 - Pioneer Class I 05

n Siak landa, tangani inya li, Asahan, kepada ah tersebut ayah

ian Siak rjanjian enjelaskan

tentang pembagian kekuasaan antara Belanda dengan Inggris di kawasan Asia Tenggara. Dalam hal ini wilayah Kesultanan Aceh secara sepihak direbut oleh Belanda. Karena persoalan tersebut, maka kapal-kapal Belanda yang berlayar diwilayah perairan Aceh dengan segera ditenggelamkan oleh armada perang Aceh. Baik kapal-kapal dagang ataupun militer, semua dihancurkan. Aceh telah mengobarkan perang terbuka terhadap Belanda. Kelompok 1 - Pioneer Class I 06

Perang Aceh ini terhitung menjadi empat waktu yang berbeda. Perang Aceh Pertama terjadi pada tahun 1873-1874. Perang Aceh Kedua terjadi pada tahun 1874-1880. Perang Aceh Ketiga terjadi pada tahun 1881-1896. Serta Perang Aceh Keempat pada tahun 1896-1910. Perang pertama dan kedua adalah perang terbuka, dimana pasukan Aceh dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah bersama Panglima Polim melawan Jenderal Kohler. Perang ketiga dipimpin oleh Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien. Sedangkan perang keempat dipimpin oleh Pocut Baren dengan srategi gerilya secara masif.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 07

Perang Aceh Part 1 (1873-1874)

Perang yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah ini dikomandani lagsung oleh Panglima Polim. Pasukan Aceh berhadapan dengan pasukan Belanda dibawah Jenderal Kohler dengan 3000 pasukan penggempur bersenjata modern. Pada pertempuran ini Jenderal Kohler terbunuh dan pasukan Belanda dapat dikalahkan. Perang berkecamuk diseluruh penjuru Aceh, khususnya di lokasi pendaratan atau pos dan tangsi militer Belanda. Pertempuran dalam usaha perebutan Masjid Raya Baiturahman menjadi tonggak kemenangan pasukan Aceh. Belanda mundur dalam pertempuran pertama. Perang besar ini melibatkan masyarakat dari Peukan Aceh, Lambhuk, Lampu’uk, Peukan Bada, Lambada, Krueng Raya, Teunom, Pidie, Peusangan dan beberapa wilayah lainnya.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 08

Perang Aceh Part 2 (1874-1880)

Pada perang Aceh yang kedua, taktik perang terbuka masih menjadi andalan pasukan Kesultanan. Gugurnya sejumlah pemimpin perang berpengalaman pada perang pertama, membuat pasukan Aceh terdesak hingga ke Keraton Sultan. Sultan Mahmud Syah meninggal pada masa perang Aceh yang kedua. Sedangkan Panglima Polim sudah tidak memiliki pengaruh akibat campurtangan Belanda pada politik Kesultanan Aceh. Tuanku Mohammad Dawood pengganti Sultan, tidak mampu meneruskan perlawanan frontal terhadap Belanda. Campurtangan Belanda dalam urusan internal Kesultanan membuat ibu kota negara berpindah-pindah dari Keumala Dalam, Indrapuri, dan lokasi lainnya. Hal ini dilakukan agar Kesultanan tetap dapat menghimpun kekuatan dalam menghadapi Belanda.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 09

Perang Aceh Part 3 (1881-1896)

Perang Aceh yang ketiga ini tidak lagi melakukan siasat pertempuran frontal. Kekurangan pasukan menjadi masalah utama Kesultanan dalam menghadapi Belanda. Sistem gerilya yang ditempuh pada awal mula pertempuran menghasilkan kemenangan bagi pasukan Aceh. Kala itu pasukan Aceh dipimpin oleh Teuku Umar bersama Panglima Polim yang turut bergerilya. Pada tahun 1899 Teuku Umar gugur ketika disergap secara mendadak oleh pasukan Belanda di Meulaboh. Cut Nyak Dien istri dari Teuku Umar lantas kembali mengobarkan pertempuran dan tampil sebagai komandan dalam perang gerilya. Ia dibantu oleh Pocut Baren dalam mengatur strategi pertempuran di medan gerilya yang saat ini dilakukan di dalam hutan. Perjuangan Cut Nyak Dien harus berakhir di Beutong Le Sageu pada tahun 1905. Ketika Pang Laot sebagai salah seorang komandan perang, membocorkan lokasi persembunyian Dien. Pang Laot beralasan, Dien sudah tidak mampu memimpin perang gerilya. Tetapi Pocut Baren berhasil lolos dan melanjutkan gerilya.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 10

Perang Aceh Part 4 (1896-1910)

Perang Aceh kali ini dilakukan secara bergerilya oleh perorangan. Mekanisme komando untuk penyerbuan, penghadangan dan perlawanan sudah tidak lagi datang dari Kesultanan Aceh. Kekuatan pejuang relatif lebih sedikit usai peristiwa penangkapan Cut Nyak Dien. Sesi Perang ini dianggap sebagai yang terakhir dilakukan oleh para pejuang Aceh. Kepemimpinan Cut Nyak Dien segera digantikan oleh Pocut Baren yang berhasil lolos dari penyergapan di Beutong Le Sageu. Ia melancarkan perang gerilya hingga ke daerah pegunungan dan memilih markas di goa Gunung Mancang. Strateginya lebih dominan bertahan dengan mengembangkan siasat jebakan rimba yang dibuat untuk menghalau pasukan Belanda. Akhir perjuangannya diawali dengan siasat Belanda membakar seluruh pohon di area persembunyiannya. Dengan tetap menghunus rencong, Pocut Baren berhasil ditaklukkan oleh Belanda dengan cara ditembak. Ia kemudian diasingkan dari mobilitas masyarakat Aceh.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 12

PERLAWANAN MALAKA

Kelompok 1 - Pioneer Class I 13

Latar Belakang Perlawanan Rakyat Malaka Terhadap Portugis Indonesia merupakan suatu negara yang sangat kaya akan hasil buminya termasuk rempah- rempah. Hal tersebut telah dibuktikan dengan banyaknya negara- negara barat (Eropa) yang ingin menuju ke Indonesia, demi untuk mencari rempah- rempah tersebut. Bahkan bangsa Eropa termasuk bangsa Portugis tersebut rela menjelajahi samudera yang belum pernah mereka kenal, Penjelajahan samudera tersebut diawalai dengan pelayaran menyusuri pantai barat Afrika kemudian kea rah selatan, lalu berbelok ke pantai timur afrika hingga akhirnya menuju wilayah utara. Di wilayah utara tersebut, bangsa Eropa khususnya bangsa Portugis tersebut singgah ke daerah Babelmandep, bangsa Portugis telah melihat banyak pedagang- pedagang islam yang telah melakukan perdagangan dengan Indonesia. Karena hal tersebutlah, bangsa Portugis mengetahui lokasi dimana Indonesia itu berada. Ke Indonesia, bangsa Portugis telah dipimpin oleh Alfonso Delbuquerque. Di Indonesia, Bangsa Portugis telah mendirikan kantor dagang di Goa. Dengan mendirikan kantor dagang di Goa tersebut, Portugis mengetahui wilayah yang lebih strategis lagi yaitu Malaka. Malaka adalah salah satu wilayah yang ada di Indonesia yang telah dijadikan sebagai pelabuhan transito yang ramai. Dengan melihat potensi Malaka yang sangat besar sekali, membuat bangsa Portugis ingin menguasai wilayah Malaka juga. Kelompok 1 - Pioneer Class I 14

Tujuan Bangsa Portugis Menguasai Malaka Adapun tujuan dari bangsa Portugis untuk menguasai Malaka yaitu untuk menguasai perdagangan melalui selat Malaka dan atau untuk berdagang dengan Malaka. Dengan menguasai perdagangan melalui Selat Malaka tersebut, Bangsa portugis bisa juga menguasai perdagangan yang dilakukan oleh Gujarat, Benggala, dan Golkonda yang telah menyalurkan perdagangan mereka melalui selat Malaka. Karena motif bangsa Portugis tersebut, bangsa Portugis menyerang Malaka yang dipimpin oleh Albuquerque . Untuk menguasai wilayah Malaka, Bangsa Portugis lebih suka melakukan penyerangan atau kekerasan daripada melakukam atau membuat kesepakatan (perjanjian) dengan penguasa Malaka , Sultan Muhammad Syah.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 15

Perebutan Malaka (1511)

Dengan serangan yang telah dilakukan oleh bangsa Portugis, membuat penguasa Malaka dan rakyat Malaka melakukan pertahanan dan perlawanan atas serangan yang telah dilakukan oleh Portugis tersebut. Dengan adanya pertempuran yang dahsyat antara kedua kubu tersebut maka berakibat pada banyaknya pertumpahan darah. Bahkan penguasa Malaka, Sultan Muhammad Syah harus menerima kekalahannya dengan konsekuensi harus meninggalkan Malaka. Bahkan senjata- senjata milik rakyat Malaka diambil yaitu seperti tombak, pedang, panah, perisai, bola- bola besi dan panahpanah beracun. Adapun alasan kenapa penguasa Malaka, Sultan Muhammad Syah, dan rakyatnya tidak bisa memenangkan atau mengalahkan pasukan dari bangsa Portugis yaitu karena senjata – senjata yang digunakan oleh masyarakat Malaka tersebut tidak mampu mengimbangi senjatasenjata dari pasukan Portugis. Kemudian, untuk jenis senjata yang digunakan oleh bangsa Portugis tersebut adalah Meruam. Atas kekalahan yang diperoleh oleh Sultan Muhammad Syah dan rakyatnya, Sultan meninggalkan Malaka untuk mencari perlindungan. Adapun tempat Sultan Malaka berlindung yaitu di pulau Bintan. Dan akhirnya, Malaka dikuasai oleh bangsa Portugis.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 16

Perlawanan Demak Terhadap Portugis

Latar Belakang Latar belakang Demak melakukan perlawanan terhadap Portugis adalah ancaman kedatangan Portugis dan gangguan Portugis terhadap hubungan dagang antara Demak dan Malaka. Perdagangan yang dijalankan antara Demak dan Malaka adalah beras dan bahan pangan. Pedagang-pedagang yang datang ke Malaka harus mendapat izin dahulu dari pemerintah Portugis di Malaka. Untuk menghindarkan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan tersebut, pedagang-pedagang mencari jalan yang tidak memerlukan izin, yaitu melalui selat Sunda.Pada 1511, Malaka dikuasai Portugis di bawah Jenderal Afonso de Albuquerque dengan mengalahkan Kerajaan Malaka. Tujuan Portugis menguasai Malaka yaitu untuk menguasai perdagangan yang melalui selat Malaka atau yang melakukan perdagangan dengan Malaka.Sejak Malaka pada tahun 1511 jatuh ke tangan Portugis, penjajah ini memaksakan sistem monopoli kepada pedagang yang telah biasa dengan sistem perdagangan bebas. Sejak itu, pedagang dari Persia, India, Cina, dan wilayah lain yang biasanya datang pada musim angin tertentu dan bertemu di Malaka mulai menghindari kota pelabuhan tersebut. Monopoli Portugis di Malaka membuat kekacauan sistem perdagangan di wilayah Asia karena tidak ada pelabuhan pusat transaksi komoditas. Di samping itu, Malaya tidak dapat lagi menjaga ketertiban dan keamanan jalur perdagangan di Selat Malaka. Kondisi ini menyulut kemarahan saudagar Islam sehingga tidak mau lagi berdagang di Malaka. Kelompok 1 - Pioneer Class I 18

Tujuan Portugis Datang ke Malaka Pada 1511, Malaka dikuasai Portugis di bawah Jenderal Afonso de Albuquerque dengan mengalahkan Kerajaan Malaka. Tujuan Portugis menguasai Malaka yaitu untuk menguasai perdagangan yang melalui selat Malaka atau yang melakukan perdagangan dengan Malaka.Sejak Malaka pada tahun 1511 jatuh ke tangan Portugis, penjajah ini memaksakan sistem monopoli kepada pedagang yang telah biasa dengan sistem perdagangan bebas. Sejak itu, pedagang dari Persia, India, Cina, dan wilayah lain yang biasanya datang pada musim angin tertentu dan bertemu di Malaka mulai menghindari kota pelabuhan tersebut.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 19

Perlawanan Kerajaan Demak Terhadap Portugis

Perlawanan untuk mengusir Portugis dari Indonesia juga dilakukan oleh Kerajaan Demak, yang bertujuan mengusir Portugis dari Malaka. Perlawanan ini dipimpin oleh Pangeran Sabrang Lor atau Dipati Unus, yang mengumpulkan dan mengirimkan pasukan dari Jawa, Makassar, serta Lampung. Kerajaan Demak dan pasukan perangnya ini kemudian bekerjasama dengan Kerajaan Aceh dalam usaha merebut Pelabuhan Malaka. Sayangnya, penyerangan pada pasukan Portugis ini gagal, karena pasukan Kerajaan Demak mengalami kekurang persenjataan. Namun perlawanan yang dilakukan oleh Kerajaan Demak dan Kerajaan Aceh dalam melawan Portugis ini mampu membuat Portugis mengalami kekurangan bantuan ketika berada di Maluku. Hal inilah yang kemudian membuat Portugis mulai keluar dari Indonesia. Kelompok 1 - Pioneer Class I 20

Perlawanan Ternate Latar belakang terjadinya perlawanan Ternate adalah karena keserakahan Portugis dalam menguasai perdagangan rempah-rempah dan tindakan Portugis yang berbuat sewenangwenang terhadap rakyat Ternate. Di samping itu, terdapat sebab khusus perlawanan yaitu terbunuhnya Sultan Hairun oleh Portugis yang mengakibatkan kemarahan dari Sultan Baabullah.

Latar Belakang

Kelompok 1 - Pioneer Class I 21

Perlawanan

Setelah berhasil menguasai Malaka pada 1511, Bangsa Portugis melanjutkan perjalanan ke Maluku. Tujuan utamanya adalah untuk menguasai rempahrempah di Ternate atau Maluku.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 22

Perlawanan

Awalnya, kedatangan Bangsa Portugis disambut hangat oleh raja dan rakyat Ternate. Bahkan, Portugis diberi kesempatan untuk mendirikan benteng dan hak monopoli perdagangan cengkeh. Namun, semakin lama Portugis mulai bertindak serakah dengan menentukan harga cengkeh yang terlalu rendah. Hal ini membuat rakyat Ternate atau Maluku sengsara. Permusuhan antar keduanya pun tidak dapat dihindarkan. Di Ternate, terjadi pertempuran antara tentara Portugis melawan tentara Sultan Hairun dari tahun 1550. Pada tahun 1570, Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis. Akibatnya, pengganti Sultan Hairun, yaitu Sultan Baabullah, bersumpah akan terus memusuhi Portugis dan mengepung benteng Portugis di Ternate. Benteng ini berhasil bertahan selama empat tahun, hingga akhirnya tentara Sultan Baabullah berhasil menjebol pertahanan benteng. Portugis tidak dapat mengirim bala bantuan karena Malaka sedang dikepung oleh Kesultanan Aceh, sehingga mereka harus menyerah dan pergi dari wilayah Ternate.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 23

Tokoh Perlawanan Rakyat Ternate Sultan Hairun Sultan Hairun. Portugis yang terdesak pada tahun 1570 mengajak menjalin perdamaian, Sultan Hairun justru dibunuh di benteng Portugis.

Sultan Baabullah Perang berkobar lagi setelah dipimpin putra dari Sultan Hairun, yaitu Sultan Baabullah yang akhirnya berhasil mengusir Portugis dari Ternate pada tahun 1570.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 24

Latar Belakang

Perlawanan Rakyat Maluku Latar belakang perlawanan rakyat Maluku mengusir bangsa Belanda karena adanya praktik monopoli dan sistem pelayaran Hongi yang membuat rakyat sengsara. Belanda melaksanakan sistem penyerahan wajib sebagian hasil bumi terutama rempah- rempah kepada VOC. Kompeni juga melangsungkan sistem pelayaran Hongi (hongitochten). Dengan cara itu, para birokrat Kompeni dapat menginspeksi satu per satu pulaupulau di Maluku yang bertujuan menjaga keberlangsungan monopoli rempah-rempah. Kompeni juga punya hak ekstirpasi, yaitu hak memusnahkan pohon pala dan cengkeh jika harganya turun. Kelompok 1 - Pioneer Class I 25

P E R L A W A N A N

Perlawanan rakyat Maluku muncul pada tahun 1635 di bawah pimpinan Kakiali, Kapitan Hitu. Saat Kakiali tewas terbunuh, perjuangannya dilanjutkan Kapitan Tulukabessy. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Sampai akhir abad ke18 tak terdengar lagi perlawanan pada VOC. Baru kemudian muncul nama Sultan Jamaluddin, dan Sultan Nuku dari Tidore. Namun VOC dengan cepat bisa memadamkan perlawanan itu. Lalu pada 1817 muncul tokoh dari di Pulau Saparua bernama Pattimura. Dalam aksi Pattimura itu, Benteng Duurstede berhasil dihancurkan oleh rakyat Maluku. Bahkan, Residen Belanda Van den Bergh terbunuh dalam peristiwa tersebut. Tak sampai di situ, Belanda terus membawa pasukan dari Ambon hingga Jawa demi mengalahkan rakyat Maluku. Peristiwa ini menjalar ke kota lainnya di Maluku, seperti Ambon, Seram, dan pulau lainnya agar rakyat Maluku mundur. Rakyat Maluku pun mundur karena kekurangan pasokan makanan. Demi menyelamatkan rakyat dari kelaparan, Thomas Mattulessia atau Patimurra menyerahkan diri dan dihukum mati.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 26

Tokoh Perlawanan Rakyat Maluku Ada dua tokoh yang terlibat dalam perlawanan tersebut, yakni Patimurra sebagai pemimpin perlawanan pertama dan pejuang perempuan Khristina Martha Tiahahu.

Khristina Martha Tiahahu diketahui menggantikan kepemimpinan Pattimura yang menyerahkan diri demi rakyat. Sayang, perjuangannya harus berhenti ketika ia dibawa ke pengasingan di Jawa dan meninggal dunia. Kolonial pun semakin menerapkan kebijakan yang berat terhadap rakyat Maluku, terutama rakyat Saparua setelah perlawanan rakyat Maluku. Monopoli rempahrempah kembali diberlakukan.

Kelompok 1 - Pioneer Class I 27

Kelompok 1 - Pioneer Class I 28

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.