Story Transcript
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP FINANCIAL DISTRESS DENGAN RETURN ON ASSET SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2020)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh: Yogi Anggara NIM 102118120252
PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA MEMBANGUN BANDUNG 2022
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR.Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahibul Jami’ no:3289)
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan mudahkan jalannya menuju surga.” Rasulullah SAW (HR. Ibnu Majah dan Abu Daud)
“Hanya ada dua pilihan untuk memenangkan kehidupan: keberanian dan keikhlasan. Jika tidak berani, ikhlaslah menerimanya. Jika tidak ikhlas, beranilah mengubahnya.”
“Memulai dengan penuh keyakinan, menjalankan dengan penuh keikhlasan, menyelesaikan dengan penuh kebahagian.”
“Bukanlah ilmu yang seharusnya mendatangimu, tetapi kamulah yang harus mendatangi ilmu itu.” (Imam Malik)
PERSEMBAHAN Syukur Alhamdulillah atas nikmat Allah SWT Terimakasih pada mamah, bapak, kakak, adik dan semua kerabat yang selalu mendoakan, menyayangi dan mendukung penulis untuk menyelesaikan pendidikan sebaik mungkin. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi, Aamiin
ABSTRAK
Yogi Anggara, Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover Terhadap Financial Distress dengan Return on Assets Sebagai Variabel Intervening (Pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2020) (Di bawah bimbingan: Bapak Muhammad Iqbal Alamsyah, S.E., M.M). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Assets sebagai Variabel Intervening. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif dan teknik pengumpulan data di dapat melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Analisis data dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis) dan pengolahan data menggunakan program IBM SPSS 26.0. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Current Ratio (X1) berpengaruh negatif dan signifikan (0,000 < α = 0,05) terhadap Financial Distress (Y). (2) Debt to Equity Ratio (X2) tidak berpengaruh (0,588 > α = 0,05) terhadap Financial Distress (Y). (3) Total Asset Turnover (X3) berpengaruh positif dan signifika (0,000 < α = 0,05) terhadap Financial Distress (Y). (4) Current Ratio (X1) tidak berpengaruh (0,886 > α = 0,05) terhadap Return on Assets (Z). (5) Debt to Equity Ratio (X2) tidak berpengaruh (0,915 > α = 0,05) terhadap Return on Assets (Z). (6) Total Asset Turnover (X3) berpengaruh positif dan signifikan (0,001 < α = 0,05) terhadap Return on Assets (Z). (7) Return on Assets (Z) berpengaruh positif dan signifikan (0,017 < α = 0,05) terhadap Financial Distress (Y). Sedangkan dalam pengujian simultan (Uji F), dikarenakan Fhitung > Ftabel (42,255 > 2,76) artinya untuk variabel X-Y Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Total Asset Turnover (X3) berpengaruh secara simultan terhadap Financial Distress (Y). Selain itu nilai koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 67,9% sedangkan sisanya sebesar 32,1% dipengaruhi oleh faktor lain (misal: rasio keuangan lainnya) yang diabaikan dalam penelitian ini. Dikarenakan Fhitung > Ftabel (4,211 > 2,76) artinya untuk variabel X-Z Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Total Asset Turnover (X3) berpengaruh secara simultan terhadap Return on Assets (Z). Selain itu nilai koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 67.9% sedangkan sisanya sebesar 32,1% dipengaruhi oleh faktor lain (misal: rasio keuangan lainnya) yang diabaikan dalam penelitian ini. Dikarenakan Fhitung > Ftabel (31,217 > 2,53) artinya untuk variabel X-Z-Y Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Total Asset Turnover (X3) berpengaruh secara simultan terhadap Financial Distress (Y) dengan Return on Assets (Z) sebagai variabel intervening. Selain itu nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar 17,4% sedangkan sisanya sebesar 82,6% dipengaruhi oleh faktor lain (misal: rasio keuangan lainnya) yang diabaikan dalam penelitian ini. Kata Kunci
: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return on Assets, Financial Distress
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur hanya untuk Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan kekuatan serta kesehatan bagi penulis dalam menjalankan aktivitas selama perkuliahan ini. Sholawat serta salam selalu tercurah untuk Nabi Muhammad SAW. Berkat kekuatan dan pertolongan Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover Terhadap Financial Distress dengan Return on Asset Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2020). Penelitian dan penulisan skripsi ini dilakukan untuk
memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana akuntansi di Universitas Indonesia Membangun. Rasa hormat dan ucapan rasa terimakasih yang sangat mendalam atas bantuan dari berbagai pihak yang banyak sekali membantu penulis dalam menyusun skripsi ini terutama kepada Bapak Muhammad Iqbal Alamsyah, S.E., M.M selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa sabar dan baik hati dalam memberi arahan bagi penulis untuk terus memberikan dorongan dan perhatian serta pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu penulis menyampaikan juga ucapan terimakasih kepada: 1.
Bapak Dr. Yoyo Sudaryo, S.E, M.M., Ak., C.A. selaku Rektor Universitas Indonesia Membangun
2.
Ibu Hj. Dr. Erna Herlinawati, S.E., M.Si., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik.
3.
Ibu Hj.Devyanthi Sjarif,S.E.,M,AK selaku Ketua Program Studi Akuntansi
4.
Bapak Ferry Kosadi S.E., M.Kom. selaku Dosen wali.
5.
Para Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Akuntansi Universitas Indonesia
Membangun
yang
telah
memberikan
pembelajaran,
membimbing, mengarahkan dan membantu penulis selama perkuliahan.
ii
6.
Kedua orangtua penulis, Bapak Rahman dan Ibu Imas serta kakak penulis Nyanyang Sudrajat dan adik-adik penulis Lusi Permatasari, Ahmad Ramdani dan Irpan Maolana Sidik yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan do’a yang tiada henti.
7.
Kepada teman seperjuangan yaitu Ayu Teti, Collin Adrian, Dimas Fauzi, Lisna Nashiyah, Livia Renjani, Mia Maryani, Mirna Amelia, Nadia Hasanah, Nita Apnia, Novita Nuraida, Rizkia Nur, Sari Yuliani, Silvi Dwi, Siti Liana, Sri Astuti dan Wafa Shafiya, yang senantiasa bersama-sama dan berbagi ilmu kepada penulis.
8.
Seluruh pihak yang tak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan usulan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa pada penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam teknis penelitian, struktur bahasa ataupun persepsi ilmiah. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk membangun perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.
Bandung, Agustus 2022
Yogi Anggara
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 10 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 11 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 13 1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 13 1.4.2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 13 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 13 1.5.1. Lokasi Penelitian ................................................................................ 13 1.5.2. Waktu Penelitian ................................................................................ 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ........15 2.1 Kajian Pustaka.................................................................................................. 15 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan ................................................................ 15 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ................................ 15 2.1.1.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ...................................... 16 2.1.1.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ................ 17 2.1.2 Laporan Keuangan................................................................................ 19 2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ............................................... 19 2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ..................................................... 19 2.1.2.3 Pengguna Laporan Keuangan ................................................ 20 2.1.2.4 Komponen Laporan Keuangan .............................................. 21 2.1.3 Kinerja Keuangan ................................................................................. 22 2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan ................................................ 22 2.1.3.2 Manfaat Pengukuran Kinerja Keuangan............................... 22 2.1.3.3 Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan ................................. 23 2.1.4 Rasio Keuangan .................................................................................... 24 2.1.4.1 Definisi Rasio Keuangan ........................................................ 24 2.1.4.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan .................................................... 25 2.1.4.3 Keunggulan dan Keterbatasan Rasio Keuangan .................. 26 2.1.5 Financial Distress ................................................................................ 27 2.1.5.1 Definisi Financial Distress..................................................... 27 2.1.5.2 Faktor Penyebab Financial Distress bagi Perusahaan ........ 27
iv
2.1.5.3 Jenis-jenis Financial Distress ................................................ 29 2.1.5.4 Dampak Kondisi Financial Distress ..................................... 30 2.1.5.5 Manfaat Informasi Financial Distress .................................. 30 2.1.5.6 Model Prediksi Financial Distress ........................................ 31 2.1.6 Return on Asset ..................................................................................... 32 2.1.6.1 Definisi Return on Asset ......................................................... 32 2.1.6.2 Fungsi Return on Assets.......................................................... 33 2.1.6.3 Indikator Return on Asset ....................................................... 34 2.1.7 Current Ratio ......................................................................................... 35 2.1.7.1 Definisi Current Ratio............................................................. 35 2.1.7.2 Ukuran Current Ratio.............................................................. 35 2.1.8 Debt to Equity Ratio ............................................................................. 36 2.1.8.1 Definisi Debt to Equity Ratio ................................................. 36 2.1.8.2 Ukuran Debt to Equity Ratio .................................................. 37 2.1.9 Total Asset Turnover ............................................................................ 37 2.1.9.1 Definisi Total Asset Turnover ................................................ 37 2.1.9.2 Pengukuran Total Asset Turnover ......................................... 38 2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 39 2.2.1 Definisi Kerangka Pemikiran .............................................................. 39 2.2.2 Hubungan Current Ratio dengan Financial Distress ...................... 39 2.2.3 Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Financial Distress ........... 39 2.2.4 Hubungan Total Asset Turnover dengan Financial Distress .......... 40 2.2.5 Hubungan Current Ratio dengan Return on Asset ........................... 41 2.2.6 Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Return On Asset .............. 41 2.2.7 Hubungan Total Asset Turnover dengan Return on Asset............... 41 2.2.8 Hubungan Return on Asset dengan Financial Distress ................... 42 2.2.9 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 43 2.3 Hipotesis ........................................................................................................... 45 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 47 3.1 Metode Penelitian ............................................................................................ 47 3.2 Operasional Variabel ....................................................................................... 48 3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 50 3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 51 3.5 Teknik Penarikan Sampel ............................................................................... 52 3.5.1 Populasi Penelitian ............................................................................... 53 3.5.2 Sampel Penelitian ................................................................................. 54 3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 56 3.6.1 Analisis Deskripsi ................................................................................. 56 3.6.2 Analisis Verifikatif ............................................................................... 58 3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik.................................................................... 58 3.6.2.2 Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................ 61 3.6.2.3 Uji Koefesien Korelasi Product Moment ............................. 66 3.6.2.4 Uji Koefisien Determinasi (R2).............................................. 67 3.6.3 Pengujian Hipotesis .............................................................................. 68 3.6.3.1 Uji Parsial (T Test) .................................................................. 68 v
3.6.3.2 Uji Simultan (F Test)............................................................... 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 72 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 72 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 72 4.1.1.1 PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) ...................................... 72 4.1.1.2 PT Expolitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) ..................... 73 4.1.1.3 PT Intraco Penta Tbk (INTA) ................................................ 73 4.1.1.4 PT Inter Delta Tbk (INTD) .................................................... 74 4.1.1.5 PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) .......... 75 4.1.1.6 PT Kobexindo Tractors Tbk (KBOX) .................................. 76 4.1.1.7 PT Ancora Indonesia Reseouces Tbk (OKAS) ................... 76 4.1.1.8 PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL)..................................... 77 4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel yang Diteliti ......................................... 78 4.1.2.1 Analisis Deskriptif Financial Distress .................................. 78 4.1.2.2 Analisis Deskriptif Return on Assets .................................... 82 4.1.2.3 Analisis Deskriptif Current Ratio ......................................... 85 4.1.2.4 Analisis Deskriptif Debt to Equity Ratio .............................. 89 4.1.2.5 Statistik Deskriptif Total Asset Turnover ............................. 92 4.1.3 Analisis Verifikatif Variabel yang Diteliti......................................... 95 4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 95 4.1.3.2 Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................. 100 4.1.3.3 Hasil Uji Koefisien Korelasi Product Moment (Korelasi Pearson) ........................................................................... 104 4.1.3.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................. 106 4.1.4 Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 108 4.1.4.1 Hasil Uji Parsial (Uji t) ......................................................... 108 4.1.4.2 Hasil Uji Simultan (Uji F) .................................................... 115 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian....................................................................... 118 4.2.1 Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif ............................................. 118 4.2.2 Pembahasan Hasil Analisis Verifikatif .......................................... 123 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 132 5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 132 5.2 Saran ............................................................................................................... 140 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 142 LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................................... 147
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 Data Rekapitulasi Fenomena Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Financial Distress di Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar tahun 2019 s/d 2020 .....................................6 Tabel 1. 2 Data Rekapitulasi Fenomena Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Asset di Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar Tahun 2019 s/d 2020 ................................... 8 Tabel 1. 3 Data Rekapitulasi Fenomena Return on Asset dan Financial Distress di Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar Tahun 2019 s/d 2020 ........................................................................................................ 9 Tabel 1. 4 Rencana Penelitian .............................................................................. 14 Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 44 Tabel 3. 1 Operasional Variabel............................................................................ 49 Tabel 3. 2 Populasi Penelitian ............................................................................... 53 Tabel 3. 3 Kriteria Pemilihan Sampel ................................................................... 55 Tabel 3. 4 Objek Penelitian ................................................................................... 55 Tabel 3. 5 Kriteria Durbin-Watson ....................................................................... 61 Tabel 3. 6 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ............ 67 Tabel 4. 1 Data Financial Distress Periode 2013-2020 ........................................ 78 Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif Financial Distress Periode 2013-2020. ................ 80 Tabel 4. 3 Data Return on Assets periode 2013-2020 ........................................... 82 Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Return on Assets Periode 2013-2020 .................... 83 Tabel 4. 5 Data Current Ratio Periode 2013-2020 ............................................... 85 Tabel 4. 6 Statistik Deskriptif Current Ratio Periode 2013-2020 ........................ 87 Tabel 4. 7 Data Debt to Equity Ratio Periode 2013-2020..................................... 89 Tabel 4. 8 Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio Periode 2013-2020 .............. 90 Tabel 4. 9 Data Total Asset Turnover Periode 2013-2020 .................................... 92 Tabel 4. 10 Statistik Deskriptif Total Asset Turnover Periode 2013-2020 ........... 94 Tabel 4. 11 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov....................................... 96 Tabel 4. 12 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................. 98 Tabel 4. 13 Kriteria Durbin-Watson ................................................................... 100
vii
Tabel 4. 14 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 100 Tabel 4. 15 Hasil Analisis Regresi Linier Model 1 ............................................. 102 Tabel 4. 16 Hasil Analisis Regresi Linier Model 2 ............................................. 103 Tabel 4. 17 Hasil Koefisien Korelasi .................................................................. 105 Tabel 4. 18 Hasil Perhitungan ke 1 Uji Koefisien Determinasi (R2).................. 106 Tabel 4. 19 Hasil Perhitungan ke 2 Uji Koefisien Determinasi (R2).................. 107 Tabel 4. 20 Hasil Perhitungan ke 3 Uji Koefisien Determinasi (R2).................. 107 Tabel 4. 21 Hasil Uji Parsial (Uji t) X-Y ............................................................ 108 Tabel 4. 22 Hasil Uji Parsial (Uji t) X-Z............................................................. 111 Tabel 4. 23 Hasil Uji Parsial (Uji t) Z-Y............................................................. 114 Tabel 4. 24 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Model 1 ................................. 116 Tabel 4. 25 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Model 2 ................................. 116 Tabel 4. 26 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Model 3…………………..…117
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Pemikiran .............................................................. 43 Gambar 2. 2 Model Penelitian .............................................................................. 43 Gambar 3. 1 Diagram Jalur ................................................................................... 62 Gambar 3. 2 Sub Struktur Pertama: X1 terhadap Y .............................................. 63 Gambar 3. 3 Sub Struktur Pertama: X2 terhadap Y .............................................. 63 Gambar 3. 4 Sub Struktur Pertama: X3 terhadap Y .............................................. 63 Gambar 3. 5 Sub Struktur Pertama: X1 terhadap Z ............................................... 64 Gambar 3. 6 Sub Struktur Pertama: X2 terhadap Z ............................................... 64 Gambar 3. 7 Sub Struktur Pertama: X3 terhadap Z ............................................... 64 Gambar 3. 8 Sub Struktur Pertama: Z terhadap Y ................................................ 64 Gambar 3. 9 Sub Struktur Kedua: X1, X2, X3 terhadap Y ..................................... 65 Gambar 3. 10 Sub Struktur Kedua: X1, X2, X3 terhadap Z ................................... 65 Gambar 3. 11 Sub Struktur Kedua: X1, X2, X3, melalui Z terhadap Y ................. 65 Gambar 4. 1 Grafik Financial Distress Periode 2013-2020 ................................. 80 Gambar 4. 2 Grafik Return on Assets Periode 2013-2020 .................................... 83 Gambar 4. 3 Grafik Current Ratio periode 2013-2020 ......................................... 87 Gambar 4. 4 Grafik Debt to Equity Ratio periode 2013-2020 .............................. 90 Gambar 4. 5 Grafik Total Asset Turnover periode 2013-2020 ............................. 94 Gambar 4. 6 Grafik Normal P-P Regression Standardized Residual .................... 97 Gambar 4. 7 Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan Scatterplot .............. 99 Gambar 4. 8 Diagram Jalur ................................................................................. 101 Gambar 4. 9 Kurva Uji t Current Ratio terhadap Financial Distress ................. 109 Gambar 4. 10 Kurva Uji t Debt to Equity Ratio terhadap Financial Distress ..... 110 Gambar 4. 11 Kurva Uji t Total Asset Turnover terhadap Financial Distress ... 111 Gambar 4. 12 Kurva Uji t Current Ratio terhadap Return on Assets .................. 112 Gambar 4. 13 Kurva Uji t Debt to Equity Ratio terhadap Return on Assets ...... 113 Gambar 4. 14 Kurva Uji t Total Asset Turnover terhadap Return on Assets ...... 114 Gambar 4. 15 Kurva Uji t Return on Assets terhadap Financial Distress ........... 115
ix
Gambar 4. 16 Kurva Uji F Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress ......................................... 116 Gambar 4. 17 Kurva Uji F Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Assets............................................ 117 Gambar 4. 18 Kurva Uji F Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Assets Sebagai ........................................................................................ 118
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data Laporan Keuangan Sampel ................................................................. 147 Lampiran 2 Tabulasi Data Variabel ................................................................................ 150 Lampiran 3 Hasil Analisis Statistik Deskripftif .............................................................. 152 Lampiran 4 Hasil Analisis Statistik Verifikatif............................................................... 153 Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis ...................................................................................... 156 Lampiran 6 Tabel Durbin Watson .................................................................................. 158 Lampiran 7 t Tabel .......................................................................................................... 160 Lampiran 8 F Tabel ......................................................................................................... 161
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Telah banyak perubahan yang terjadi dalam ruang lingkup perekonomian
Indonesia yang menyebabkan para pelaku ekonomi dari dalam maupun luar negeri tidak ragu untuk menginvestasikan dananya. Salah satu perubahan yang dapat dilihat adalah semakin ketatnya dunia persaingan bisnis. Semakin meningkatnya persaingan bisnis di era globalisasi saat ini tidak terlepas dari pengaruh berkembangnya lingkungan ekonomi,social politik, serta kemajuan teknologi. Setiap perusahaan diharapkan dapat menyesuaikan diri serta mampu membaca situasi yang terjadi agar dapat mengelola fungsi-fungis manajemennya dengan baik, mulai dari bidang produksi, bidang pemasaran, bidang sumber daya manusia, bidang keuangan sehingga perusahaan mampu lebih unggul dari para pesaingnya (Gusti, 2016:1339) Dengan semakin ketatnya dunia persaingan bisnis, semakin kompetitif pula persaingan yang terjadi antar perusahaan-perusahaan baik di sektor industri, perdagangan maupun jasa. Untuk bertahan dalam persaingan bisnis ini, dibutuhkan keunggulan yang digunakan sebagai senjata bagi para perusahaan untuk bersaing dengan rivalnya, yang berupa produk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu, dan tentu teknologi yang semakin canggih. Perkembangan perusahaan dagang di Indonesia setiap tahunnya mengalami naik turun, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Perkembangan serta pertumbuhan sub sector perdangan besar sangat berkaitan dengan kinerja impor dan komsunsi masyarakat. Meningkatnya daya beli masyarakat akan mendorong naiknya laju pertumbuhan konsumsi masyarakat dimana permintaan akan barang-barang konsumsi baik dalam maupun luar negeri meningkat. Dengan melihat lambatnya pertumbuhan perdagangan di Indonesia menuntut perusahaan agar lebih meningkatkan kelangsungan hidup perusahaannya dengan analisis dan pemetaan sebagai gambaran perkembangan usahanya dan mampu meningkatkan kinerja keuangan
1
2
perusahaan kedepannya, sehingga perkembangan perusahaan di Indonesia meningkat setiap tahunnya (Theresia, 2014) Pengembangan sektor perdagangan mengalami berbagai kendala. Kendala yang dihadapi diantaranya disebabkan karena adanya pandemic. Sektor perdagangan dalam negeri mengalami kendala diantaranya: menurunnya omset selama pandemi corona mengakibatkan melemahnya modal usaha pelaku usaha. Salah satu contohnya adalah Giant, akar masalah ini disinyalir karena perubahan pola belanja di masyarakat terutama pada segmen supermarket. Direktur HERO Hardianus Wahyu Trikusumo, pengelola Giant, dalam keterbukaan informasi di BEI, mengatakan alasan perusahaan adalah sebagai respons cepat serta tepat dari perusahaan yang diperlukan untuk beradaptasi terhadap perubahan dinamika pasar, terlebih terkait beralihnya konsumen Indonesia dari format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir, sebuah fenomena yang juga terjadi di pasar global. Kondisi tersebut bisa jadi sebuah indikasi bahwa masyarakat mulai meninggalkan pasar dengan format besar seperti supermarket. Keefektifan dalam berbelanja menjadi salah satu alasannya, perubahan kebiasaan berbelanja itu yang membuat tren belanja bulanan di supermarket menurun. Masyarakat ingin mencari kebutuhan pokok di tempat yang lebih mudah diakses (Sumber : kontan.co.id, 2021). Dalam kasus Giant, tanda-tanda ritel ini mengalami penurunan bahkan sudah terjadi sebelum pandemi Covid-19. Pada Juli 2019, Giant menutup 6 gerainya dengan alasan efek perubahan gaya berbelanja masyarakat. Hero sempat menutup Giant Margo, City Depok, Jawa Barat serta Giant Kalibata, Jakarta Selatan. Hingga Maret 2021, gerai Giant hanya tersisa 75 gerai, untuk Giant Ekstra maupun Giant Ekspres. Sepanjang 2019 hingga Maret 2021 ada 25 gerai Giant yang ditutup (Sumber : kontan.co.id, 2021). Kondisi ekonomi yang senantiasa berubah-ubah sangat mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan. Tidak hanya perusahaan kecil, namun perusahaan besar juga turut merasakan dampaknya sehingga banyak di antaranya yang mengalami kebangkrutan. Hingga saat ini, delisting (penghapusan pencatatan dari daftar saham di Bursa Efek) masih terjadi pada perusahaan-perusahaan yang listing (terdaftar) di Bursa Efek Indonesia. Penyebab dari ketidakmampuan perusahaan
3
dalam mempertahankan kelangsungan usahanya adalah kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan. Kondisi inilah yang membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan (Financial Distress) yang bisa mengarah kepada kebangkrutan (Mitha, 2017). Sebuah perusahaan tentunya ingin menghindari kondisi-kondisi yang dapat mengakibatkan kebangkrutan karena dapat mengakibatkan berbagai kerugian baik bagi pemegang saham, karyawan, maupun perekonomian Nasional. Salah satu kondisi yang dapat menempatkan perusahaan dalam bahaya kebangkrutan adalah Financial Distress (Rochman dkk, 2018). Financial Distress adalah suatu keadaan dimana sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajibannya, keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya dan mengalami kerugian (Hery, 2017:33). Ketika perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan, maka akan menjadi pertimbangan bagi investor maupun kreditur yang akan menanamkan modalnya. Salah satu metode analisis kebangkrutan yang umum digunakan untuk memprediksi kebangkrutan yaitu model perhitungan Springate S-Score. Menurut Rudianto (2013:262) metode Springate adalah “Metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan beberapa rasio keuangan yang umum dengan diberikan bobot yang berbeda satu dengan lainnya”. Adapun kriteria penilaian Springate S-Score yaitu jika nilai S < 0,862 maka menunjukkan indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius (bangkrut). Sedangkan jika nilai S > 0,862 maka menunjukkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (tidak bangkrut) (Rudianto, 2013:262). Prediksi Financial Distress merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan perusahaan guna mengantisipasi adanya risiko kebangkrutan yang akan terjadi di masa mendatang. Selain metode analisis kebangkrutan salah satu cara untuk menghindari kondisi Financial Distress adalah dengan menganalisis suatu
4
laporan keuangan untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan tersebut (Dipta dan Nursito, 2021). Analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Hery, 2018:113). Hasil dari analisis laporan keuangan digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan dan evaluasi dari kinerja tahun sebelumnya. Di dalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pertumbuhan (Muhammad, 2020). Current Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas yang sering digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan dengan menggunakan hubungan antara aset lancar dan liabilitas lancar. Rasio Lancar (Current Ratio) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. (Kasmir, 2018:134). Debt to Equity Ratio termasuk salah satu rasio solvabilitas. Menurut Kasmir (2018:157), Debt to Equity Ratio adalah “Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.” Debt to Equity Ratio digunakan sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor (Fahmi, 2018:128). Total Asset Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva (Kasmir, 2018:185). Nilai Total
5
Asset Turnover yang tinggi menunjukan semakin efektif perusahaan dalam penggunaan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin efektif penggunaan aktiva diharapkan dapat memberikan keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan. Hal itu akan menunjukan baik kinerja keuangan yang dicapai perusahaan. Sehingga kemungkinan terjadinya financial distress semakin kecil. Sebaliknya nilai Total Asset Turnover rendah, maka semakin tidak efektif perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan maka akan memberikan kerugian semakin besar bagi perusahaan dan memicu terjadinya financial distress (Dewi dan Dana, 2017). Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela atau antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2020:39). Tujuan peneliti menggunakan variabel intervening adalah untuk memperkuat antara variabel dependen dengan independen. Alasan peneliti menggunakan variabel intervening karena hasil penelitian terdahulu hasilnya inkonsistensi, yaitu ada yang berpengaruh, ada yang tidak berpengaruh, ada yang positif, dan ada yang negatif maka dari itu peneliti menambahkan variabel intervening. Penelitian ini menggunakan Return on Asset sebagai variabel intervening untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan karena ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini seringkali dipilih investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari total aktiva yang digunakannya. (Syamsuddin, 2016:63). Semakin tinggi Return on Asset menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bagi perusahaan dan semakin rendahnya kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan. (Hanifah dalam Hery 2017:42) Nilai ROA yang semakin mendekati 1 berarti semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba, artinya semakin tinggi nilai ROA maka semakin
6
baik kinerja keuangan tersebut. Return on Assets diartikan sebagai rasio imbal hasil atau disebut juga rasio kekuatan laba (earning power ratio), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari sumber daya (aset) yang tersedia.. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni komang dan I Nyoman (2021) menyimpulkan bahwa Return on Assets berpengaruh positif signifikan atas Financial Distress. Berdasarkan penelitian sebelumnya, rasio-rasio yang biasanya dipakai untuk menganalisis dan diduga mempunyai pengaruh terhadap Financial Distress dengan Return on Asset sebagai Variabel Intervening pada perusahaan antara lain Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover. Dalam penelitian ini akan melakukan sebuah pengujian pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 - 2020 yang akan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Data Rekapitulasi Fenomena Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Financial Distress di Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar tahun 2019 s/d 2020 No KODE
1
2
3
TRIL
CNKO
AKRA
NAMA CR TAHUN PERUSAHAAN (kali)
PT Triwira Insanlestari Tbk PT Expolitasi Energi Indonesia Tbk PT AKR Corporindo Tbk
DER (kali)
TATO (kali)
FINANCIAL DISTRESS (Y)
2019
61,2
0,04
0,002
(10,5)
2020
7,66
0,13
0,047
0,318
2019
0,45
(3,41)
0,75
(0,102)
2020
0,24
(1,97)
0,80
0,733
2019
1,24
1,13
0,93
0,81
2020
1,58
0,77
0,84
0,99
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2021) Berdasarkan Tabel 1.1 maka dapat dijelaskan bahwa PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL) pada tahun 2019-2020 menunjukan tingkat Current Ratio turun sebesar 53,5 dari 61,2 menjadi 7,66 sedangkan prediksi Financial Distress naik sebesar 10,82 dari 10,5 menjadi 0,318. Current Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek dengan memanfaatkan asset
7
lancarnya. Hal ini bertolak belakang dengan teori menurut Kasmir (2018:134) Rasio lancar (Current Ratio) adalah “Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Jika suatu perusahaan mengalami masalah likuiditas maka sangat besar kemungkinan perusahaan akan memasuki masa kesulitan keuangan. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Rochman dkk (2018) yang menyimpulkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financial Distress. PT Expolitasi Energi Indonesia (CNKO) pada tahun 2019-2020 menunjukan bahwa tingkat Debt to Equity Ratio naik sebesar 1,44 dari (3,41) menjadi (1,97) sedangkan prediksi Financial Distress juga naik sebesar 0,835 dari (0,102) menjadi 0,733. Hal ini bertolak belakang dengan teori menurut Kasmir (2018:157) Debt to Equity Ratio adalah “Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Semakin besar tingkat Debt to Equity Ratio menyebabkan semakin tingginya tingkat utang perusahaan sehingga beban bunga akan semakin besar yang mengakibatkan keuntungan/laba perusahaan menurun dan perusahaan semakin mendekati kondisi Financial Distress. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Evita dan Titik (2019) yang menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Financial Distress. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) pada tahun 2019-2020 menunjukan bahwa Total Asset Turnover turun sebesar 0,09 dari 0,93 menjadi 0,84 dan prediksi Financial Distress naik sebesar 0,18 dari 0,81 menjadi 0,99. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang telah ada. Menurut Hery (2018:187) Total Asset Turnover adalah “Rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset”. Semakin rendah Total Asset Turnover maka akan semakin tinggi potensi Financial Distress perusahaan. Dan sejalan dengan penelitian Total Asset Turnover oleh Christon, Farida dan Wiwin (2017) menyatakan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh negatif terhadap Financial Distress.
8
Tabel 1. 2 Data Rekapitulasi Fenomena Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Asset di Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar Tahun 2019 s/d 2020 No KODE
1
2
3
JKON
INTD
AKRA
NAMA PERUSAHAAN
PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
TAHUN
CR (kali)
DER TATO (kali) (kali)
2019
1,36
0,83
1,11
0,041
2020
1,63
0,70
0,66
0,011
2019
16,00
0,20
1,72
0,015
2020
32,21
0,18
1,22
(0,133)
2019
1,24
1,13
0,93
0,033
2020
1,58
0,77
0,84
0,051
ROA (Z)
PT Inter Delta Tbk
PT AKR Corporindo Tbk
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2021) Berdasarkan Tabel 1.2 maka dapat dijelaskan bahwa PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) pada tahun 2019-2020 menunjukan bahwa tingkat Current Ratio naik sebesar 0,27 dari 1,36 menjadi 1,63 sedangkan prediksi Return on Asset turun sebesar 0,03 dari 0,041 menjadi 0,011. Fenomena perusahaan tersebut bertolak belakang dengan teori menurut Kasmir (2018:134) Rasio lancar (Current Ratio) adalah: “Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Apabila rasio lancar (current ratio) rendah, dapat dikatakan perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Sehingga semakin tinggi Current Ratio maka akan semakin tinggi pula Return on Assets. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Ilham (2020) yang menyimpulkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset. PT Inter Delta Tbk (INTD) pada tahun 2019-2020 menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio turun sebesar 0,02 dari 0,20 menjadi 0,18 dan prediksi Return on Asset juga ikut turun sebesar 0,148 dari 0,015 menjadi (0,133). Hal ini bertolak belakang dengan teori menurut Kasmir (2018:157) Debt to Equity Ratio adalah “Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap modal rupiah sendiri yang
9
dijadikan untuk jaminan utang. Naiknya nilai Debt to Equity Ratio menyebabkan semakin tingginya tingkat utang perusahaan, sehingga beban bunga akan semakin besar yang mengakibatkan keuntungan/laba perusahaan akan menurun. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Galuh dan Gusganda (2021) yang menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) pada tahun 2019-2020 menunjukan bahwa Total Asset Turnover turun sebesar 0,09 dari 0,93 menjadi 0,84 dan prediksi Return on Asset naik sebesar 0,018 dari 0,033 menjadi 0,051. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan teori yang telah ada. Menurut Hery (2018:187) Total Asset Turnover adalah: “Rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset”. Semakin besar rasio ini maka semakin baik berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba, sehingga menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan atau jumlah aset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila Total Assets Turnover ditingkatkan atau diperbesar. Sejalan dengan penelitian dikemukakan oleh (R. B. Utami & Prasetiono, 2016) membuktikan adanya pengaruh positif signifikan Total Aset Turnover terhadap Return on Asset.
Tabel 1. 3 Data Rekapitulasi Fenomena Return on Asset dan Financial Distress di Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar Tahun 2019 s/d 2020 No KODE
1
INTA
NAMA CR DER TAHUN PERUSAHAAN (kali) (kali)
PT Intraco Penta Tbk
TATO (kali)
ROA (Z)
FINANCIAL DISTRESS (Y)
2019
1,49 (17,62)
0,48
(0,117)
0,054
2020
0,21
0,24
(0,104)
(1,069)
(3,31)
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2021) Berdasarkan Tabel 1.3 PT Intraco Penta Tbk (INTA) pada tahun 2019-2020 menunjukan bahwa tingkat Return on Asset naik sebesar 0,013 dari (0,117) menjadi (0,104) sedangkan prediksi Financial Distress turun sebesar 1,123 dari 0,054
10
menjadi (1,069). Hal ini menunjukkan fenomena yang tidak sesuai dengan teori yang telah ada, Menurut Sirait (2017:142) Return on Assets adalah: “Rasio imbal hasil aset (Return on Assets/ROA) disebut juga rasio kekuatan laba (earning power ratio), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari sumber daya (aset) yang tersedia”. Semakin rendah nilai Return on Asset, maka akan semakin menunjukan kondisi Financial Distress perusahaan. Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni komang dan I Nyoman (2021) yang menyimpulkan bahwa Return on Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financial Distress. Berdasarkan fenomena dan masalah-masalah yang telah dituturkan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020”
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020?
2.
Bagaimana Return on Asset pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020?
3.
Bagaimana Current Ratio pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020?
4.
Bagaimana , Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020?
5.
Bagaimana Total Asset Turnover pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020?
6.
Bagaimana pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub
11
Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara parsial? 7.
Bagaimana pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara simultan?
8.
Bagaimana pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Asset pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara parsial?
9.
Bagaimana pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Asset pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara secara simultan?
10.
Bagaimana pengaruh Return on Asset terhadap Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara parsial?
11.
Bagaimana pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset sebagai variabel intervening pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara simultan?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, dapat dijabarkan
tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020.
2.
Untuk mengetahui Return on Asset Pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020.
3.
Untuk mengetahui Current Ratio, Ratio pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020.
12
4.
Untuk mengetahui Debt to Equity Pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020.
5.
Untuk mengetahui Total Asset Turnover Pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020.
6.
Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara parsial
7.
Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara simultan
8.
Untuk mengetahui Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Asset pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara parsial.
9.
Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Asset pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara secara simultan.
10.
Untuk mengetahui pengaruh Return on Asset terhadap Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara parsial
11.
Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset sebagai variabel intervening pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2020 secara simultan.
13
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis Sebagai sarana memperluas wawasan bagi kajian ilmu akuntansi dalam kinerja keuangan perusahaan dan memperluas kajian ilmu akuntansi yang menyangkut Financial Distress
1.4.2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset sebagai Variable Intervening serta dapat membandingkan teori dengan kenyataan di lapangan. b. Bagi Universitas Indonesia Membangun Penelitian ini dapat berguna untuk kelengkapan kepustakaan dan sebagai referensi untuk mengetahui data serta informasi mengenai Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset sebagai Variable Intervening. c. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor untuk dijadikan bahan pertimbangan sebagai dasar pengambilan keputusan pada investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang.
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2020 yang berada di Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan, 12190, Indonesia melalui website www.idx.co.id
14
1.5.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan penulis bulan November tahun 2021 sampai dengan Agustus 2022: Tabel 1. 4 Rencana Penelitian No.
Kegiatan
1
Persiapan Pengajuan Judul Penyusunan UP Seminar UP Pengumpulan Data Pengolahan Data Persiapan Sidang Skripsi Sidang Skripsi
November 1
2 3 4 5 6 7 8
2
3
4
Waktu (Tahun 2021/2022) Desember Juni Juli Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Agustus 4
1
2
3
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka Kajian pustaka dalam penelitian ini memuat berbagai teori dari para ahli,
hasil penelitian orang lain dan publikasi umum yang berhubungan dengan masalahmasalah penelitian. Kajian pustaka sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam usulan penelitian. Tinjauan pustaka disusun dengan memberikan tinjauan (overview) terhadap teori dan penelitian sebelumnya yang relevan dengan fenomena gap atau research gap yang akan dipecahkan, dengan tujuan agar pembaca memahami bahwa model yang dibangun memiliki dasar teori yang kuat (Suliyanto, 2018:85). Menurut Sugiyono (2018:58) kajian pustaka adalah “Suatu kegiatan penelitian yang bertujuan melakukan kajian secara sungguh-sungguh tentang teoriteori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti”. Penelitian ini menggunakan berbagai sumber dan literatur baik berupa buku maupun referensi lain sebagai dasar teori dalam analisa perhitungan. Berdasarkan uraian diatas, dasar pertimbangan perlu disusun nya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian didasari oleh kenyataan supaya setiap objek kultural merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda.
2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan perusahaan (Hanafi dan Halim, 2016:5). Menurut Hery (2018:113) Analisis laporan keuangan adalah “Suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri”. 15
16
Sedangkan Menurut Harahap (2016: 190), analisis laporan keuangan yaitu: “Menguraikan pos-pos laporan keuangan (financial statement) menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian analisis laporan keuangan adalah proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat memahami posisi keuangan, hasil operasi, dan perkembangan perusahaan dengan mempelajari hubungan data keuangan dalam suatu laporan keuangan perusahaan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
2.1.1.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Hery (2018:114) Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai selama beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan perusahaan 4. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di masa mendatang khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai hasil yang telah dicapai”. Sedangkan menurut Kasmir (2018:68) Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai selama beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.
17
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di masa depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, tentang hasil yang mereka capai”. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah untuk memperoleh pandangan tentang posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
2.1.1.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Sebuah laporan keuangan yang diperlihatkan oleh pihak akuntan, maka selanjutnya menjadi tanggung jawab bagi manajer perusahaan melakukan analisa secara komprehensif dan kritis terhadap seluruh isi dari laporan keuangan tersebut. Dengan analisa secara komprehensif dan kritis tersebut diharapkan diperoleh kesimpulan atau rekomendasi yang maksimal dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2018:69) dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu : “1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan periode ke periode tidak diketahui. 2. Analisis Horizontal (Dinamis). Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dan hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain”. Di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis teknik analisis laporan keuangan. Adapun jenis-jenis teknik laporan keuangan menurut Kasmir (2017:96-97) adalah sebagai berikut: “1. Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu period. Artinya minimal dua period atau lebih. Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang
18
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen analisis. Dari analisis ini terlihat masing-masing kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis Trend merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari period ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan serta seberapa besar perubahan tersebut dihitung dalam persentase. Analisis Persentase merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen-komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik di neraca maupun laporan laba rugi. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya jumlah modal kerja dalam suatu perode. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber penggunaan kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Selain itu juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah kas dalam periode tertentu. Analisis Rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pospos yang ada dalam suatu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Analisis Laba Kotor merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari satu periode lainnya dan untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antar periode. Analisis Titik Pulang atau Titik Impas (Break Even Point). Analisis titik pulang pokok disebut juga analisis titik impas atau break even point. Tujuan analisis ini digunakan untuk mengetahui kondisi bagaimana penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian”.
Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dari hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan
dari
masing-masing
pos
tersebut
bila
19
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya.
2.1.2 Laporan Keuangan 2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Dalam PSAK No.1 Tahun 2018 disebutkan bahwa: “Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adala menyadiakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomik”. Sedangkan Pengertian laporan keuangan Menurut Kasmir (2018:7), “Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan keadaan mengenai posisi keuangan, kondisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas pada periode tertentu yang berguna bagi pihak yang membutuhkan untuk pengambilan keputusan.
2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Dalam PSAK No.1 Tahun 2018 disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah : “Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya”. Sedangkan menurut Kasmir (2018:10) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
20
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini, 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini, 3. Memberikan informasi tentang jenis pendapatan dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu, 4. Memberikan informasi tentang jenis biaya dan jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu, 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan, 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode, 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan, 8. Informasi keuangan lainnya Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan serta perubahannya. Selain itu, laporan keuangan juga memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan dan informasi keuangan lainnya kepada pihak manajemen perusahaan atau pihak yang berkepentingan lainnya dalam proses pengambilan keputusan.
2.1.2.3 Pengguna Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2018:2-3) pengguna laporan keuangan merupakan: “Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan atau disebut juga dengan stakeholder, yaitu meliputi: 1. Investor 2. Karyawan 3. Pemberi pinjaman 4. Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya 5. Pelanggan 6. Pemerintah serta Lembaga-lembaga nya 7. Masyarakat”. Sedangkan Menurut Prastowo (2015:1), pengguna laporan keuangan yaitu: “1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Investor Kreditor (Pemberi Pinjaman) Pemasok dan Kreditor usaha lainnya Shareholders (Para Pemegang Saham) Pelanggan Pemerintah Karyawan”.
21
Laporan keuangan berguna untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan
serta
memberikan
informasi
kepada
berbagai
pihak
yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Adapun pihak lain yang membutuhkan yaitu investor, kreditur, dan pemerintah. Masing-masing pihak memiliki kepentingan tersendiri terkait laporan keuangan yang ada di perusahan.
2.1.2.4 Komponen Laporan Keuangan Komponen Laporan Keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2018:2) adalah: “1. 2. 3. 4. 5.
Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)”.
Adapun menurut Kasmir (2018:28), ada lima yang termasuk ke dalam unsur atau komponen laporan keuangan yaitu: “1. Neraca Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. 3. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak terhadap kas. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan
22
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu”. Berdasarkan uraian diatas, komponen laporan keuangan yang harus dibuat oleh sebuah perusahan yaitu terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
2.1.3
Kinerja Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dalam konteks dunia usaha mengandung pengertian yang sanga luas. Pengertian Kinerja Keuangan menurut Fahmi (2018:142) adalah: “Suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar, kinerja keuangan perusahaan yang baik adalah pelaksanaan aturan-aturan yang berlaku sudah dilakukan secara baik dan benar”. Sedangkan menurut Hery (2018:217) Pengukuran kinerja merupakan “Salah satu komponen penting di dalam sistem pengendalian manajemen untuk mengetahui tingkat keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka Panjang”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu gambaran yang dilakukan secara menyeluruh yang telah disusun dalam laporan keuangan untuk melihat sejauh mana kondisi keuangan suatu perusahaan dan sebagai prestasi yang telah dicapai perusahaan dalam periode tertentu.
2.1.3.2 Manfaat Pengukuran Kinerja Keuangan Menurut Sujarweni (2017:73) manfaat dari pengukuran kinerja keuangan, yaitu: “1. Untuk mengukur prestasi yang telah diperoleh suatu organisasi secara keseluruhan dalam suatu periode tertentu. 2. Untuk menilai pencapaian per departemen dalam memberikan kontribusi bagi perusahaan secara keseluruhan. 3. Sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.
23
4.
5.
Untuk memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan”.
Sedangkan menurut Munawir (2017:95), manfaat penilaian kinerja keuangan merupakan “Proses penilaian atau hasil penilaian akan memberikan manfaat yang sangat besar, karena dengan adanya hal tersebut menempatkan kegiatan yang tepat agar nantinya akan memberikan keuntungan yang diharapkan perusahaan”. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa proses pengukuran kinerja akan memberikan manfaat yang sangat besar untuk memberikan keuntungan yang diharapkan perusahaan terutama dalam mengukur prestasi yang telah diperoleh suatu organisasi, menilai pencapaian per departemen dalam memberikan kontribusi bagi perusahaan, penentuan strategi dan kebijaksanaan penanaman modal secara efisien.
2.1.3.3 Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan Menurut Sujarweni (2017:71), tujuan dari pengukuran kinerja keuangan yaitu sebagai berikut: “1. Untuk mengetahui likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. 2. Untuk mengetahui solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Untuk mengetahui profitabilitas/rentabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4. Untuk mengetahui stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil”. Sedangkan menurut Munawir (2017:31), tujuan penilaian kinerja keuangan adalah: “1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.
24
2.
3.
4.
Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan”.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengukuran kinerja keuangan adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan stabilitas usaha suatu perusahaan. 2.1.4 Rasio Keuangan 2.1.4.1 Definisi Rasio Keuangan Pengertian Analisis Rasio Keuangan menurut Kasmir (2018:104), sebagai berikut: “Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada di dalam laporan keuangan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian, angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.” Sedangkan menurut Hery (2018:139) bahwa: “Analisis rasio merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio ini dapat mengungkapkan hubungan yang penting antar perkiraan laporan keuangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis yang lazim digunakan oleh para analisis keuangan, dimana dalam menganalisisnya hanya
25
membandingkan antar komponen-komponen satu dengan yang lainnya yang memiliki hubungan untuk kemudian ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan sebuah perusahaan. Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasiorasio keuangan dapat dilakukan dengan beberapa jenis rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan.
2.1.4.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2018:106), jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut: “1.Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) 4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratio) 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) 6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)”. Sedangkan menurut Hery (2018:141), jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut: “1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) 4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratio) 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) 6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)”. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis rasio keuangan adalah rasio likuidiras yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek, rasio solvabilitas untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya, rasio pertumbuhan menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonomi, rasio penilaian memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi.
26
2.1.4.3 Keunggulan dan Keterbatasan Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis, menurut Hery (2018:140) yaitu: 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan 2. Rasio merupakan .pengganti yang cukup sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang pada dasarnya sangat rinci dan rumit. 3. Rasio dapat mengidentifikasi posisi perusahaan dalam industri. 4. Rasio sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan. 5. Dengan rasio, lebih mudah untuk membandingkan suatu perusahaan terhadap perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik (time series). 6. Dengan rasio, lebih mudah untuk melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Keterbatasan analisis rasio keuangan, menurut Sawir (2017:44) antara lain adalah: 1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 2. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. 3. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. 4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan. Dari pendapat beberapa para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterbatasan analisis rasio keuangan adalah menjadi kesulitan perusahaan untuk memilih rasio yang tepat dan dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya, keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan menjadi keterbatsan teknik.
27
2.1.5 Financial Distress 2.1.5.1 Definisi Financial Distress Financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan, sehingga perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan akan mengalami financial distress jika arus kas operasi perusahaan tidak mampu mencukupi pemenuhan kewajiban jangka pendek seperti pembayaran bunga kredit yang telah jatuh tempo. Semakin besar kewajiban yang dimiliki perusahaan, akan menyebabkan semakin besarnya resiko terjadinya financial distress. Menurut Rudianto (2013:251) mengartikan pengertian financial distress adalah: “Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan atau kesulitan likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan”. Menurut Hery (2017:33) Financial distress adalah: “Suatu keadaan dimana sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajibannya, keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya dan mengalami kerugian. Bagi kreditor, keadaan ini merupakan gejala awal kegagalan debitor”. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus melakukan prediksi financial distress karena kondisi financial distress ini mungkin akan membantu perusahaan mengatahui kondisi kesehatan perusahaan yaitu kondisi kebangkrutan perusahaan. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kebangkrutan adalah kondisi ekonomi suatu negara.
2.1.5.2 Faktor Penyebab Financial Distress bagi Perusahaan Financial distress dapat disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut Hery (2017 : 35), faktor-faktor penyebab financial distress adalah sebagai berikut: “1. Faktor internal Faktor internal penyebab financial distress merupakan faktor yang timbul dari dalam perusahaan, yang biasanya bersifat mikro. Faktor internal dapat berupa: a. Kredit yang diberikan kepada pelanggan terlalu besar b. Lemahnya kualifikasi sumber daya manusia
28
c. Kekurangan modal kerja d. Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal penyebab financial distress merupakan faktor yang timbul dari luar perusahaan yang biasanya bersifat makro. Faktor eksternal dapat berupa: a. Persaingan bisnis yang ketat b. Berkurangnya permintaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan c. Turunnya harga jual secara terus menerus d. Kecelakaan atau bencana alam yang menimpa dan merugikan perusahaan sehingga mempengaruhi jalannya aktivitas perusahaan”. Sedangkan menurut Kristanti (2019:13), faktor yang menyebabkan perusahaan mengalami Financial Distress adalah: “1. Internal Perusahaan Masalah yang terjadi di dalam internal perusahaan bisa memicu kesulitan keuangan perusahaan, diantaranya: a. Sumber daya manusia Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang buruk. b. Produk Produk yang buruk dan tidak sesuai dengan harapan konsumen. c. Penetapan harga Anggaran dan penetapan harga yang tidak realistis d. Pemasaran Kegiatan pemasaran yang tidak sesuai sehingga menurunkan penjualan perusahaan. e. Distribusi Saluran distribusi yang buruk sehingga membuat penjualan tidak sesuai dengan harapan atau produk mengalami kerusakan sehingga menimbulkan kerugian perusahaan. 2. Eksternal Perusahaan a. Sosial budaya Ketidakmampuan perusahaan untuk menyesuaikan dengan lingkungan sosial budaya dimana perusahaan beroperasi dapat memperbesar alasan perusahaan untuk gagal. b. Kondisi ekonomi makro Misalnya pertumbuhan ekonomi, inflasi, kebijakan baru dari regulator, baik fiskal maupun moneter, dan faktor makro lainnya yang bisa memicu kesulitan keuangan perusahaan. c. Teknologi Kehadiran teknologi baru sering menyulitkan beberapa perusahaan untuk segera mengadopsi nya sehingga membuat mereka menjadi kurang kompetitif di pasar. d. Legal
29
Hukum yang mengatur mengenai kuota ekspor, impor, perdagangan adalah subjek atas dikenainya penalti jika tidak diikuti. Dan itu semua bisa menimbulkan masalah keuangan bagi perusahaan. e. Bencana alam Kejadian yang terkait dengan bencana alam merupakan faktor yang tidak bisa secara penuh dikendalikan namun bisa menyebabkan kegagalan bisnis”. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor penyebab Financial Distress bagi perusahaan bisa disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri, biasanya bersifat mikro, bisa berupa faktor keuangan maupun faktor non keuangan, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar perusahaan, yang berada di luar kekuasaan atau kendali pimpinan perusahaan atau badan usaha, dan biasanya bersifat makro.
2.1.5.3 Jenis-jenis Financial Distress Setiap perusahaan mengalami financial distress yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan. Menurut Hery (2017 : 34), ada beberapa jenis kesulitan keuangan, antara lain: “1. Economic Failure Economic Failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak cukup untuk menutupi total biaya, termasuk cost of capital. 2. Business Failure Business Failure atau kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang dihentikan aktivitas operasinya, dengan alasan mengalami kerugian. 3. Technical Insolvency Keadaan technical insolvency apabila suatu perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban lancarnya ketika jatuh tempo. 4. Insolvency in Bankruptcy Insolvency in Bankruptcy bisa terjadi di suatu perusahaan apabila nilai buku utang perusahaan tersebut melebihi nilai pasar aset saat ini. 5. Legal Bankruptcy Perusahaan dapat dikatakan mengalami kebangkrutan secara hukum apabila perusahaan tersebut mengajukan tuntutan secara resmi sesuai dengan undang-undang yang berlaku”.
30
2.1.5.4 Dampak Kondisi Financial Distress Dampak kondisi financial distress juga dikemukakan oleh Anderson (2013:25) dimana dampak financial distress dapat dibedakan menjadi lima tingkatan, yaitu: a. Negligible Hal ini terjadi jika kondisi financial distress baru mulai terjadi di suatu perusahaan tetapi belum mengakar terlalu jauh sehingga dapat dikatakan berada pada level 1 atau tingkatan negligible. b. Moderate Tingkatan ini merupakan tingkatan lanjutan dari level sebelumnya ketika kondisi kesulitan keuangan mulai memburuk. c. Sever Tingkat severe merupakan tingkatan yang lebih parah yang akan dialami oleh perusahaan jika kondisi kesulitan keuangan terus menerus terjadi. d. Banckruptcy Jika kondisi kesulitan keuangan sudah tidak dapat dilalui oleh perusahaan, maka akan membawa perusahaan pada tingkatan kebangkrutan. e. Survival Issue Jika pada kondisi bangkrut perusahaan mengalami hal yang lebih buruk, maka akan muncul tingkatan yang berkenaan dengan masalah kelangsungan hidup bagi setiap individual”. Dampak perusahaan yang mengalami kondisi kesulitan keuangan tidak hanya dirasakan ketika perusahaan sedang berada dalam kondisi kesulitan keuangan, tetapi juga setelah masa kesulitan berlalu. Setelah perusahaan melewati kondisi kesulitan keuangan kepercayaan dari investor, kreditor dan supplier akan berkurang karena kinerja perusahaan dimasa lalu yang dinilai buruk.
2.1.5.5 Manfaat Informasi Financial Distress Informasi kebangkrutan suatu perusahaan sangat dibutuhkan atau diperlukan oleh banyak pihak yang tujuan utamanya untuk mengambil keputusan bagi para manajemennya masing-masing. Menurut Rudianto (2013:253) informasi kebangkrutan bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu: a. Manajemen Manajemen perusahaan dapat medeteksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan lebih awal, maka tindakan pencegahan dapat dilakukan. Berbagai aktivitas atau biaya yang dianggap dapat menyebabkan kebangkrutan akan dihilangkan atau diminimalkan. Langkah pencegahan
31
kebangkrutan yang merupakan tindakan akhir penyelamatan yang dapat dilakukan dapat berupa marger atau rektrururisasi keuangan. b. Pemberi Pinjaman (kreditor) Informasi kebangkrutan perusahaan dapat bermanfaat bagi seluruh badan usaha yang berposisi sebagai kreditor untuk mengambil keputusan mengenai diberikan tidaknya pinjaman kepada perusahaan tersebut. Pada langkah berikutnya, informasi tersebut berguna memonitori pinjaman yang telah diberikan. c. Investor Informasi kebangkrutan perusahaan dapat bermanfaat bagi sebuah badan usaha yang berposisi sebagai investor perusahaan lain. Jika perusahaan investor berniat membeli saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang telah dideteksi kemungkinan kebangkrutan, maka perusahaan calon investor itu dapat memutuskan membeli atau tidak surat berharga yang dikeluarkan perusahaan tersebut. d. Pemerintah Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah bertanggung jawab mengenai jalannya usaha tersebut, pemerintah mempunyai badan usaha yang harus selalu diawasi. Lembaga pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan yang perlu dapat dilakukan lebih awal. e. Akuntansi Publik Akuntansi publik perlu menilai potensi keberlangsungan badan usaha yang sedang diauditnya, karena akuntan akan menilai kemampuan going concern perusahaan tersebut”. Informasi kebangkrutan memiliki manfaat yang sangat besar bagi pihak tertentu, apabila tanda kebangkrutan dapat diperoleh sedini mungkin, maka pihak manajemen dapat melakukan tindakan dalam pencegahan kebangkrutan dan pihak kreditor maupun investor dapat melakukan persiapan untuk menghadapi kemungkinan kebangkrutan.
2.1.5.6 Model Prediksi Financial Distress Dalam penelitian ini cara mengukur financial distress yaitu dengan menggunakan metode analisis springate. Menurut Rudianto (2013:262), metode springate adalah: “Metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan beberapa rasio keuangan yang umum dengan diberikan bobot yang berbeda satu dengan lainnya”. Metode springate ditemukan oleh Gordon L.V Springate pada tahun 1978. Springate menemukan terdapat 4 dari 19 rasio-rasio keuangan yang paling
32
berkontribusi terhadap prediksi kebangkrutan perusahaan. Keempat rasio keuangan tersebut dikombinasikan dalam suatu formula yang bernama metode springate dan menentukan batas (standar) berupa nilai 0,862 untuk memprediksikan perusahaan, berpotensi bangkrut atau berpotensi sebagai perusahaan yang sehat (tidak bangkrut). Metode ini dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dengan tingkat keakuratan 92,5%. Hasil penelitan tersebut menghasilkan rumus springate untuk berbagai jenis perusahaan yaitu:
S = 1,03X1 + 3,07X2 + 0,66X3 + 0,4X4
Sumber: Rudianto (2013:262) Keterangan: S = Financial Distress (S Score) X1 = Working Capital to Total Assets (Modal Kerja/Total Asset) X2 =Earning Before Interest and Taxes (EBIT) to Total Assets (Pendapatan Sebelum Dikurangi Pajak dan Biaya Bunga/Total Asset) X3 =Earning Before Tax (EBT) to Current Liabillities (Pendapatan Sebelum Pajak/Utang Lancar) X4 = Sales to Total Assets (Penjualan/Total Asset) Dengan kriteria penilaian sebagai berikut : 1. 2.
Apabila nilai S < 0,862 maka menunjukan indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius (bangkrut). Apabila nilai S > 0,862 maka menunjukan perusahaan dalam kondisi keuagan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (tidak bangkrut).
2.1.6 Return on Asset 2.1.6.1 Definisi Return on Asset Return on Assets merupakan salah satu rasio profitabilitas, dimana rasio ini paling sering disoroti karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Return on Assets mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Menurut Sirait (2017:142) Return on
33
Assets adalah: “Rasio imbal hasil aset (Return on Assets) disebut juga rasio kekuatan laba (earning power ratio), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari sumber daya (aset) yang tersedia”. Sedangkan menurut Hery (2018:193) Return on Assets adalah: “Rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih atau bisa dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam di dalam total asset”. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Return on Assets merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan perusahaan dari keseluruhan aktiva yang dimilikinya. 2.1.6.2 Fungsi Return on Assets Menurut Munawir (2017:91) kegunaan dari analisa Return on Assets dikemukakan sebagai berikut: “1. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa Return on Assets dapat mengukur efisiensi penggunaan modal. 2. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan analisa Return on Assets dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada dibawah, sama, atau di atas rata-rata nya. Dengan demikian akan dapat diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. 3. Analisa Return on Assets juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. Arti pentingnya mengukur rate of return pada tingkat bagian adalah untuk dapat membandingkan efisiensi suatu bagian dengan bagian yang lain di dalam perusahaan yang bersangkutan. 4. Analisa Return on Assets juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan product cost system yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian akan dapat
34
dihitung profitabilitas dari masing-masing produk. Dengan demikian manajemen akan dapat mengetahui produk mana yang mempunyai profit potential. Return on Assets selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya Return on Assets dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan ekspansi”.
5.
2.1.6.3 Indikator Return on Asset Adapun Sirait (2017:142) perhitungan Return on Asset dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 =
Keterangan Return on Asset Laba setelah pajak Total asset
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑥 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
: rasio yang mengukur kekuatan perusahaan membuahkan aakeuntungan atau laba. : profitabilitas atau keuntungan perusahaan yang tidak aatermasuk bunga dan beban pajak penghasilan. : total aset yang dimiliki perusahaan.
Apabila Return on Asset 0,1 atau 1% akan menunjukan 1% total laba bersih sebagai tingkat pengembalian dari penggunaan aset perusahaan. Semakin besar nilai Return on Asset, maka akan semakin besar dana yang dapat dikembalikan dari total aset perusahaan menjadi laba. Ditinjau dari nilai standar Return on Asset yang baik yaitu harus di atas nilai 5,98%, jika nilai tersebut di atas 5,98% berarti nilai ROA dapat dikategorikan baik, dan sebaliknya jika nilai Return on Asset berada di bawah 5,98% berarti nilai ROA tersebut dapat dikategorikan tidak baik (Lukviarman, 2016 : 208)
35
2.1.7
Current Ratio
2.1.7.1 Definisi Current Ratio Current Ratio adalah salah satu rasio likuiditas yang paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan. Menurut Kasmir (2018:134) Rasio Lancar atau Current Ratio adalah: “Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo”. Sedangkan menurut Sawir (2017:8) Current Ratio merupakan: “Ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang”. Dari uraian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio lancar atau Current Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin on safety) suatu perusahaan. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar.
2.1.7.2 Ukuran Current Ratio Adapun rumus untuk menghitung Current ratio (Rasio lancar). Menurut Kasmir (2018:135) adalah sebagai berikut:
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Menurut Kasmir (2018:137) “Apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar hutang.”
36
Menurut Kasmir (2018:135) rata- rata industri untuk Rasio Lancar adalah 200% atau 2:1 maka jika nilai CR>200% maka perusahaan termasuk dalam kategori perusahaan baik. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar yang segera dapat dijadikan uang ada sekian kalinya dari hutang jangka pendek. Current ratio 200% dianggap sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya ratio tergantung pada beberapa factor. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Artinya, setiap saat, perusahaan memiliki
kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi belum tentukondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.
2.1.8 Debt to Equity Ratio 2.1.8.1 Definisi Debt to Equity Ratio Menurut Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio leverage atau rasio solvabilitas untuk mengukur seberapa besar beban tetap yang di tanggung oleh perusahaan. Menurut Kasmir (2018:157) Debt to equity ratio adalah “Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Debt to equity ratio adalah rasio utang terhadap ekuitas, rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas (Hery, 2018:143). Debt to equity ratio adalah mengukur persentase liabilitas pada struktur modal perusahaan, rasio ini penting untuk mengukur risiko bisnis perusahaan yang semakin meningkat denga penambaha jumlah liabilitas (Sukmawati, 2017:50) Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio adalah untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana dari peminjam (kredit) dengan pemilik perusahaan. Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
37
menutup sebagian atau seluruh hutangnya baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari total modal dibandingkan besarnya hutang. Apabila semakin rendah Debt to Equity Ratio akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya.
2.1.8.2 Ukuran Debt to Equity Ratio Adapun rumus untuk menghitung Debt to Asset Ratio. Menurut Kasmir (2018:157) adalah sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi. Sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil. Menurut Kasmir (2018:164) rata-rata industry untuk DER adalah 90%. Jika rata-rata industry suatu perusaahaan diatas 90% maka perusahaan akan dianggap kurang baik hal ini menunjukan komposisi tingkat hutang perusahaan (jangka pendek dan jangka Panjang) semakin besar dibandingkan dengan modal sendiri yang akan berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar.
2.1.9
Total Asset Turnover
2.1.9.1 Definisi Total Asset Turnover Menurut Kasmir (2017:185) Total asset turnover adalah “Rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva”.
38
Adapun menurut Hery (2016:187) Total asset turnover adalah: “Rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset”. Total asset turnover adalah “untuk mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan” (Sudana, 2015:25). Bedasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa total asset turnover mengukur sejauh mana efektifitas dari perputaran aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin efektif perusahaan menggunakan aktivanya agar menghasilan penjualan yang diharapkan dapat memberikan keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan.
2.1.9.2 Pengukuran Total Asset Turnover Adapun rumus untuk mengukur Total Asset Turnover. Menurut Kasmir (2018:185) yaitu sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Total asset turnover dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh perusahaan dibandingkan dengan nilai aktiva total yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut (Hanafi dan Halim (2018:78) rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Menurut Kasmir (2018:186) rata-rata industri untuk Perputaran Total Aset adalah 2 kali. Bila nilai Total asset turnover
meningkat berarti terjadi
kenaikan penjualan bersih perushaan, peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong peningkatan laba sehingga mempengaruhi profit perusahaan. Total asset turnover yang tinggi biasanya menunjukan manajemen yang baik. Sebaliknya nilia Total asset turnover yang rendah mengharuskan manajemen mengevaluasi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya.
39
2.2
Kerangka Pemikiran
2.2.1 Definisi Kerangka Pemikiran Menurut Sugiyono (2018:52) mengartikan Kerangka Pemikiran atau Kerangka Konseptual adalah: “Suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan”. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi, dan telaah kepustakaan (Dalman, 2016:184). Berdasarkan pengetiaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kerangka pemikiran adalah memaparkan secara garis besar mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
2.2.2 Hubungan Current Ratio dengan Financial Distress Menurut Kasmir (2018:134) rasio lancar atau Current Ratio adalah: “Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo”. Hasil penelitian Rochman dkk (2018) menyimpulkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financial Distress. Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amanda (2019) menyimpulkan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Financial Distress.
2.2.3 Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Financial Distress Menurut Kasmir (2018:157) Debt to Equity Ratio adalah “Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.” Debt to Equity Ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total utang
40
dengan total modal sendiri. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio semakin tinggi pula resiko keuangannya. Jika total hutang semakin besar maka mengakibatkan kemungkinan perusahaan mengalami Financial Distress semakin besar (Nakhar dkk, 2017). Hasil penelitian Evita dan Titik (2019) menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Financial Distress. Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian Amanda (2019) yang menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Financial Distress.
2.2.4 Hubungan Total Asset Turnover dengan Financial Distress Total asset turnover yang disebut juga perputaran total aktiva merupakan bagian dari pengukuran rasio aktivitas. Menurut Kasmir (2018:185) Total Asset Turnover yaitu “Rasio yang di gunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang akan diperoleh dari tiap rupiah aktiva”. Nilai Total Asset Turnover (TATO) yang tinggi menunjukan semakin efektif perusahaan dalam penggunaan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin efektif penggunaan aktiva diharapkan dapat memberikan keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan. Sehingga kemungkinan terjadinya financial distress semakin kecil. Sebaliknya nilai TATO rendah, maka semakin tidak efektif perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan maka akan memberikan kerugian semakin besar bagi perusahaan dan memicu terjadinya financial distress (Dewi dan Dana, 2017). Hal tersebut didukung dengan temuan Christon, Farida dan Wiwin (2017) menyatakan bahwa total asset turnover berpengaruh negatif terhadap financial distress, namun berbeda dengan hasil penelitian menurut Shidiq dan Khairunnisa (2019) yang menyatakan bahwa Total Asset Turnover tidak berpengaruh terhadap Financial distress.
41
2.2.5 Hubungan Current Ratio dengan Return on Asset Menurut Kasmir (2018:134) rasio lancar atau Current Ratio adalah: “Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo”. Hasil penelitian yang dilakukan Ilham (2020) menyimpulkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets. Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Surya dan Roni (2019) menyimpulkan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Return on Assets.
2.2.6 Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Return on Asset Menurut Kasmir (2018:157) Debt to Equity Ratio adalah “Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Hasil penelitian Galuh dan Gusganda (2021) menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets. Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Diana dkk (2020) menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh dan signifikan terhadap Return on Assets..
2.2.7 Hubungan Total Asset Turnover dengan Return on Asset Menurut Kasmir (2018:185) Total Asset Turnover yaitu “Rasio yang di gunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang akan diperoleh dari tiap rupiah aktiva”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Angela dkk (2018) menyimpulkan bahwa Total Asset Turnover dapat digunakan untuk memprediksi return on asset karena total aset dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan laba. Pengaruh rasio total asset turnover terhadap return on asset adalah semakin cepat
42
tingkat perputaran asetnya, maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat karena perusahaan sudah memanfaatkan aset tersebut untuk menigkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Sejalan dengan penelitian dikemukakan oleh (R. B. Utami & Prasetiono, 2016) membuktikan adanya pengaruh positif signifikan Total Aset Turnover terhadap Return on Asset. Penelitian tersebut berlawanan dengan Iskarisma (2017) menyatakan bahwa total asset turn over (TATO) tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset (ROA).
2.2.8 Hubungan Return on Asset dengan Financial Distress Menurut Sirait (2017:142) Return on Assets adalah: “Rasio imbal hasil atau disebut juga rasio kekuatan laba (earning power ratio), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari sumber daya (aset) yang tersedia”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni komang dan I Nyoman (2021) menyimpulkan bahwa Return on Assets berpengaruh positif signifikan atas Financial Distress. Namun bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Melisa dan Deannes (2020) yang menyimpulkan bahwa Return on Assets tidak berpengaruh terhadap Financial Distress distress. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, adapun gambaran mengenai kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
43
Analisis Laporan Keuangan Laporan Keuangan Kinerja Keuangan
Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas Current Ratio
Rasio Solvabilitas
Rasio Aktivitas
Debt to Equity Ratio Total Asset Turnover
Return on Assets
Rasio Profitabilitas
Financial Distress Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Pemikiran
Current Ratio
Debt to Equity Ratio
Return on Assets
Financial Distress
Total Asset Turnover Gambar 2. 2 Model Penelitian 2.2.9 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi untuk memberikan gambaran dan penjelasan singkat terhadap kerangka berfikir pada pembahasan ini,disamping itu juga
44
bertujuan mendapatkan bahan perbandingan dan acuan mengenai pembahasan yang berkaitan tentang pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset sebagai Variable
Intervening Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa dari beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis, diantaranya: Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu No
1
2
Nama Penulis, Asal Universitas, Tahun dan Jenis Jurnal
Judul Jurnal
Hasil Penelitian
Evita Indriani, Titik Mildawati Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 8, Nomor 4, April 2019 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya e-ISSN:24600585
Pengaruh Profitabilitas, Aktivitas, Likuiditas, Leverage, dan Arus Kas Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Telekomunikasi
1. Tempat Penelitian 2. Perbedaan waktu 3. Variabel
Amanda Oktariyani Akuntansi dan Manajemen Vol.14, No.1, 2019 Jurusan Akuntansi Universitas Tridinanti Palembang ISSN 2657-1080
Analisis Pengaruh Current Ratio, DER, TATO, dan EBITDA terhadap Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI GO PUBLIC DI INDONESIA
1. ROA berpengaruh Positif terhadap Financial Distress. 2. TATO, CR, Arus Kas tidak berpengaruh terhadap Financial Distress, 3. DER Berpengaruh negatif terhadap Financial Distress 1. CR dan DER tidak berpengaruh terhadap Financial Distress 2. TATO, dan EBITDA berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress
1.
1. Tempat Penelitian 2. Perbedaan waktu 3. Variabel
3
Khirstina Curry dan Erliana Banjarnahor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti. Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P): 2615 - 2584 Buku 2 ISSN (E): 2615 – 3343
4
Christon Simanjuntak, Dr. Farida Titik K, S.E., M.Si., Wiwin Aminah, S.E., M.M., Akt., Fakultas
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Financial Distress
Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA) dan Financial leverage (DER) menunjukkan pengaruh negative 2. Financial leverage (DAR), Pertumbuhan penjualan (growth) tidak berpengaruh 3. Rasio pasar (EPS) memiliki pengaruh positif Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, Rasio
Perbedaan
1. Tempat Penelitian 2. Perbedaan waktu 3. Variabel
1. Tempat Penelitian 2. Perbedaan waktu 3. Variabel
45
5
Ekonomi dan Bisnis Telkom University, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN:2355-9357 Nakhar Nur Aisyah, Farida Titik Kristanti, Djusnimar Zultilisna, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2017, ISSN: 2355-9357
Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Leverage terhadap Financial Distress
Profitabilitas, dan Rasio Pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap prediksi Financial Distress Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Leverage berpengaruh terhadap Financial Distress
1. Tempat Penelitian 2. Perbedaan waktu 3. Variabel
2.3 Hipotesis Menurut Sugiyono (2018:99) hipotesis adalah “Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Menurut Nazir (2014:151) hipotesis adalah “Pernyataan yang akan diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi”. Dari pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data atau pun kuisoner. Berdasarkan teori dan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan sebelumya yang berjudul “Pengaruh, Current Ratio,Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset sebagai Variable Intervening pada pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa tahun 2013-2020”, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini diantaranya: 1.
Terdapat pengaruh antara Current Ratio terhadap Financial Distress
2.
Terdapat pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap Financial Distress
3.
Terdapat pengaruh antara Total Asset Turnover terhadap Financial Distress
4.
Terdapat pengaruh antara Current Ratio terhadap Return on Asset
5.
Terdapat pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap Return on Asset
46
6.
Terdapat pengaruh antara Total Asset Turnover terhadap Return on Asset
7.
Terdapat pengaruh antara Return on Asset sebagai variabel intervening terhadap Financial Distress.
8.
Terdapat pengaruh antara Current Ratio, Debt to Equity Ratio Total Asset Turnover terhadap Financial Distress secara simultan.
9.
Terdapat pengaruh antara Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Asset secara simultan.
10.
Terdapat pengaruh antara Current Ratio,Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset sebagai Variabel Intervening secara simultan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu cara atau prosedur yang digunakan
untuk melakukan penelitian atau observasi, sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2019:2) Sedangkan menurut Sudaryano (2018:69), metode penelitian diartikan sebagai “Suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan caracara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah”. Berdasarkan uraian diatas bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan bentuk cara ilmiah dalam mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan sesuai yang di inginkan oleh sang peneliti. Untuk mencapai tujuan yang diperlukan dibutuhkan metode yang relevan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2018:23) Penelitian Kuantitatif adalah: “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Menurut Sugiyono (2018:147) Metode analisis deskriptif adalah: “Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
47
48
Pendekatan deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah 1, 2, 3, 4 dan 5 yaitu bagaimana Financial Distress, Return on Assets, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020. Sedangkan metode verifikatif menurut Sugiyono (2018:36) adalah “Suatu penelitian yang ditujukan untuk menguji teori dan akan mencoba menghasilkan metode ilmiah yakni status hipotesa yang berupa kesimpulan, apakah suatu hipotesa diterima atau ditolak”. Pendekatan verifikatif dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Pendekatan verifikatif digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel tersebut. Variabel yang dibahas adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Assets sebagai variabel intervening pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020.
3.2
Operasional Variabel Menurut Sudaryono (2018:151) operasional variabel adalah “Secara teoritis
variabel dapat didefiniskan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variansi antara satu dengan yang lainnya”. Adapun menurut Sugiyono (2019:55) variabel penelitian adalah “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh
informasi
tentang
hal
tersebut,
kemudian
ditarik
kesimpulannya”. Sesuai dengan judul skripsi yang penulis teliti, yaitu Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset Sebagai Variabel Intervening, maka terdapat 5 (lima) variabel yang terdiri atas 3 (tiga) variabel bebas, 1 (satu) variabel terikat dan 1 (satu) variabel penghubung, maka terdapat 3 variabel sebagai berikut:
49
1.
Variabel Dependen (Variabel Terikat atau Variabel Y) Menurut Sugiyono (2018:57) variabel terikat atau variabel dependen adalah “Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat atau variabel dependen adalah Financial Distress.
2.
Variabel Independen (Variabel Bebas atau Variabel X) Menurut Sugiyono (2018:57) mendefinisikan variabel bebas atau variabel independen adalah “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover.
3.
Variabel Intervening (Variabel Penghubung atau Variabel Z) Menurut Sugiyono (2018:39) mendefinisikan variabel intervening adalah “Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur”. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubah nya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel intervening adalah Return on Assets. Untuk memudahkan peneliti dalam pengukuran variabel-variabel yang akan
diteliti, maka objek penelitian ini diuraikan kedalam tabel diantaranya: Tabel 3. 1 Operasional Variabel Variabel Financial Distress (Y)
Konsep Variabel Financial distress adalah Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan atau kesulitan likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan. Sumber: Rudianto (2013:251)
Indikator
Skala
S=1,03X1+3,07X2+0,66X3+0,4X4 Keterangan : S = Financial Distress (S Score) X1 = Working Capital to Total Assets (Modal Kerja/Total Asset) X2 = Earning Before Interest and Taxes (EBIT) to Total Assets (Pendapatan Sebelum Dikurangi Pajak dan Biaya Bunga/Total Asset)
Rasio
50
X3 = Earning Before Tax (EBT) to Current Liabillities (Pendapatan Sebelum Pajak/Utang Lancar) X4 = Sales to Total Assets (Penjualan/Total Asset) Return on Asset (Z)
Current Ratio (X1)
Debt to Equity Ratio (X2)
Total Aset Turnover (X3)
3.3
“Rasio Imbal Hasil Aset (return on asset/ROA) disebut juga rasio kekuatan laba (earning power ratio), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari sumber daya (aset) yang tersedia”. Sumber : Sirait (2017:142) “Rasio lancar atau Current Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo Sumber: Kasmir (2018:134) “Debt to equity ratio adalah Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Sumber: Kasmir (2018:157), “Perputaran total aset (total asset turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva”. Sumber: Kasmir (2018:185)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑥 100% = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑅 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝐷𝐸𝑅 =
Rasio
Rasio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Rasio
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Rasio
𝑇𝐴𝑇𝑂 =
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif
yaitu berupa data dari laporan keuangan auditan perusahaan yang meliputi, laporan
51
perubahan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Menurut Sugiyono (2019:18) data kuantitatif adalah ”Data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring)”. Data kuantitatif didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id Data tersebut merupakan data berupa laporan keuangan yang telah diaudit maupun laporan tahunan yang dikeluarkan oleh Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun menurut Sanusi (2014:104) sumber data adalah “Sumber data cenderung pada pengertian dari mana (sumbernya) data itu berasal.” Berdasarkan hal itu, data tergolong menjadi dua bagian, yaitu: 1. Data Primer merupakan data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti. 2. Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2019:213) data sekunder adalah “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misal lewat orang lain atau dokumen”. Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena data yang diperoleh secara tidak langsung sehingga data tersebut diolah dari pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Audit Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar selama 8 tahun dari tahun 2013-2020 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia dalam website www.idx.co.id
3.4
Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2019:224) teknik pengumpulan adalah “Langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:
52
1.
Metode Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2016:231). Laporan keuangan dan laporan tahunan Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 – 2020 yang diperoleh dari website www.idnfinancials.com.
2.
Penelitian Kepustakaan (Library Research) Teknik pengumpulan data yang selanjutnya yaitu studi kepustakaan. Menurut Sunyoto (2016:21), studi kepustakaan (library research) adalah “Teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan obyek penelitian atau sumber-sumber lain yang mendukung penelitian.” Dalam hal ini, peneliti mempelajari bahan-bahan yang berkaitan dengan Financial Distress, Return on Assets, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover
3.5
Teknik Penarikan Sampel Teknik sampling adalah cara pengambilan sampel. Untuk mentukan sampel
yang digunakan dalam penelitia ini, terdapat 2 (dua) teknik sampling yang digunakan Sugiyono (2019:133) diantaranya: “1. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2019:134). 2. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2019:136)”. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling, dengan teknik sampel purposive sampling. Menurut Sugiyono (2019:138) Purposive sampling adalah “Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
53
3.5.1 Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2019:130) populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020 yang bersumber dari www.idx.co.id. Jumlah populasi sebanyak 47 perusahaan dan tidak semua populasi ini akan menjadi objek penelitian, sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel lebih lanjut. Tabel 3. 2 Populasi Penelitian No Kode Emiten
Nama Emiten
1
AGAR
PT Asia Sejahtera Mina Tbk
2
AIMS
PT Akbar Indo Makmur Stinec Tbk
3
AKRA
PT Akr Corporindo Tbk
4
APII
PT Arita Prima Indonesia Tbk
5
AYLS
PT Agro Yasa Lestari Tbk
6
BLUE
PT Berkah Prima Perkasa Tbk
7
BMSR
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk
8
BOGA
PT Bintang Oto Global Tbk
9
CARS
PT Industri Dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
CLPI
PT Colorpak Indonesia Tbk
CNKO DPUM DSSA DWGL EPMT FISH GREN HADE HDIT HEXA HKMU INPS INTA INTD KAYU IRRA JKON
PT Expolitasi Energi Indonesia Tbk PT Duta Putra Utama Makmur Tbk PT Dian Swastatika Sentosa Tbk PT Dwi Guna Laksana Tbk PT Enseval Putra Megatrading PT Fks Multi Agro Tbk PT Evergreen Invesco Tbk PT Himalaya Energi Perkasa Tbk PT Hensel Davest Indonesia Tbk PT Hexindo Adiperkasa Tbk PT HK Metals Utama Tbk PT Indah Prakasa Sentosa Tbk PT Intraco Penta Tbk PT Inter Delta Tbk PT Darmi Bersaudara Tbk PT Itama Ranoraya Tbk PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
54
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
KBOX KONI LTLS MDRN MICE MPMX OKAS OPMS PMJS SDPC SPTO SQMI TFAS TGKA TIRA TRIL TURI UNTR WAPO WICO
PT Kobexindo Tractors Tbk PT Perdana Bangun Pusaka Tbk PT Lautan Luas Tbk PT Modern Internasional Tbk PT Multi Indocitra Tbk PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk PT Ancora Indonesia Reseouces Tbk PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk PT Putra Mandiri Jembar Tbk PT Millennium Pharmacon International Tbk PT Surya Pertiwi Tbk PT Renuka Coalindo Tbk PT Telefast Indonesia Tbk PT Tigaraksa Satria Tbk PT Tira Austenite Tbk PT Triwira Insanlestari Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT United Tractor Tbk PT Wahana Prontural Tbk PT Wicaksana Overseas International
Sumber: www.sahamok.com 3.5.2 Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2019:138) Purposive sampling adalah “Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Menurut Sugiyono (2019:131) Sampel adalah: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling, dengan teknik sampel purposive sampling”. Berdasarkan definisi diatas, maka teknik yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling, jadi sampel tidak diambil secara acak melainkan ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria yang dijadikan dalam pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2020.
2.
Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2020 berturut-turut.
55
3.
Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan tahunan audited dan annual report selama periode 2013-2020.
4.
Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki nilai S-Score < 0,862 selama periode 2013-2020.
Tabel 3. 3 Kriteria Pemilihan Sampel No.
Kriteria Pemilihan Sampel Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013-2020. Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2020 berturutturut.
1
2
Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan audited dan annual report selama periode 2013-2020
3
Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tidak memiliki nilai S-Score < 0,862 selama periode 2013-2020. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel sesuai kriteria
4 5
Jumlah Perusahaan 47
(4)
(18)
(17) 8
Sumber: www.sahamok.com (data diolah oleh peneliti, 2021) Berdasarkan kriteria diatas, maka dari populasi yang berjumlah 47 hanya ada 8 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3. 4 Objek Penelitian No 2
Kode Emiten AKRA CNKO
Nama Perusahaan PT AKR Corporindo Tbk PT Expolitasi Energi Indonesia Tbk
3
INTA
PT Intraco Penta Tbk
4
INTD
PT Inter Delta Tbk
5 6 7 8
JKON
PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
KBOX OKAS TRIL
PT Kobexindo Tractors Tbk PT Ancora Indonesia Reseouces Tbk PT Triwira Insanlestari Tbk
1
Sumber: (Data diolah 2021)
56
3.6
Teknik Analisis Data Analisis data akan dilakukan setelah semua data yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah telah terkumpul secara lengkap. Menurut Sugiyono (2019:285), “Teknik analisis data berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan”. Kegiatan dalam analisis data menurut Sugiyono (2018:226) diartikan: “Mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”. Setelah pengumpulan data selesai, tahap selanjutnya adalah menganalisa data yang selanjutnya diproses sehingga dapat menjawab persoalan yang telah diajukan dalam penelitian. Teknik analisis data yang digunakan ada dua yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik verifikatif.
3.6.1 Analisis Deskripsi Menurut Sugiyono (2019:226) statistik deskriptif adalah: “Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Menurut Ghozali (2018:19) statistik deskriptif adalah: “Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness. Statistik deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan profil data sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis statistik yangberfungsi untuk menguji hipotesis”. Statistik deskriptif merupakan suatu bagian dari statistik yang mempelajari mengenai cara/prosedur pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah untuk dipahami atau dimengerti. Sehingga pada penelitian ini, statistik deskriptif dengan melihat nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum pada masing-masing variabel yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset
57
Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Asset sebagai variabel intervening tahun 2013-2020 dengan rumus sebagai berikut: a.
Maksimum Nilai maksimum adalah nilai data tertinggi dalam suatu data
b.
Minimum Nilai minimum adalah nilai terendah dalam suatu data
c.
Rata-Rata Hitung (Mean) Menurut Sugiyono (2019:49) Mean adalah “Teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut”. Rata-rata hitung (mean) dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑥=
𝑥𝑖 𝑛
Keterangan: = Mean (Rata-rata) = Jumlah nilai X ke i sampai ke n n = Jumlah sampel atau banyak data d.
Standar Deviasi Menurut Sugiyono (2017:58), Standar deviasi adalah “Simpang baku dari data yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi atau data bergolong.” Standar deviasi atau simpang baku dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: = Standar Deviasai = Nilai x ke I sampai ke n = Rata-rata = Jumlah Sampel
58
3.6.2 Analisis Verifikatif Menurut Sugiyono (2019:36) penelitian verfikatif adalah “Penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengenai semua variabel yang diteliti dan yang utamanya menguji kebenaran suatu hipotesis. Analisis statistik verikatif merupakan analisis untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini analisis verifikatif bertujuan untuk mengetahui seberapa kuatnya pengaruh variabel bebas Current Ratio(X1), Debt to Equity Ratio (X2), Total Asset Turnover (X3), terhadap variabel terikat yaitu Financial Distress (Y) dengan variabel intervening yaitu Return on Asset (Z).
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik Menurut Ghozali (2018:105) uji asusmsi klasik adalah “Sebelum melakukan uji linier berganda, metode mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi, guna mendapatkan hasil yang terbaik”. Tujuan pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel bebas sebagai estimator atas variabel terikat tidak bias. Uji asumsi klasik diperlukan untuk menguji kualitas data, yakni menentukan apakah data yang diperoleh layak atau tidak layak untuk digunakan. Untuk Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Untuk mendapatkan model regresi yang efisien dan tidak bias, maka dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi klasik dengan menggunakan IBM SPSS 26 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Mengingat alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur dan data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk memenuhi syarat yang ditentukan, perlu dilakukan pengujian beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
59
3.6.2.1.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2018:161) uji normalitas adalah “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan membandingkan nilai Jarque Bera dengan X² tabel. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal”. Mode l regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu sebagai berikut: 1.
Uji Kolmogrov Smirnov Menurut Sudarmanto dalam Gunawan (2017:93), dasar pegembalian keputusan dalam uji kolmogrov-Smirnov Test adalah sebagaai berikut: “a. Jika probabilitas ≥ 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal b. Jika probablitas ≤ 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal”
2.
Uji Probability Plot Residual Menurut Gunawan (2017:95), dasar pengembalian keputusan uji grafik probability plot residual adalah sebagai berikut: “a. Jika probability plot residual berada disekitar garis horizontal, maka error dari model regresi sederhana tersbut dapat dikatakan berdistribusi normal. b. Jika probability plot residual berada jauh dari garis horizontal, maka error dari model regresi sederhana tersebut dapat dikatakan berdistribusi tidak normal”.
3.6.2.1.2. Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2018:107), “Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent”. Model regresi yang baik semestinya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara mendeteksi ada tidaknya Multikolonieritas yaitu dengan cara
60
memperhatikan angka Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2018:108).
3.6.2.1.3. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam model regresi ini adalah metode white yang akan dilakukan dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen, kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua variable (Ghozali 2018:137). Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka model regresi tersebut termasuk homoskedastisitas. Sebaliknya jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka model regresi termasuk heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID (residual) dan ZPRED (variabel terikat) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –Y sesungguhnya) yang telah distudentized (Ghozali, 2018:138). Menurut Ghozali (2018:138) Dasar analisisnya adalah: “1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas”.
61
3.6.2.1.4. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2018:111) “Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurut sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini akan timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen (Ghozali, 2018:111). Untuk mendeteksi adanya auto korelasi dalam suatu model regresi, dapat dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson. Kriteria pengujian Durbin-Watson menurut Ghozali (2018:93) ditampilkan pada Tabel 3.5 Tabel 3. 5 Kriteria Durbin-Watson Hipotesis Nilai Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negative Tidak ada korelasi negative Tidak ada autokorelasi positif ataupun negative Sumber: Ghozali (2018:112)
Keputusan
Jika
Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak
0 < dw < dl dl ≤ dw ≤ du 4 – dl < dw < 4 4 – du ≤ dw ≤ 4 – dl du < dw < 4 – du
3.6.2.2 Analisis Jalur (Path Analysis) Menurut Ghozali (2018:245) analisis lajur adalah: “Suatu perluasan dari analisis linear berganda atau analisis lajur juga disebut suatu penggunaan analisis
62
regresi untuk menaksir hubungan kualitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori”. Penggunaan metode analisis jalur bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung seperangkat variabel eksogen terhadap variabel endogen (Kuncoro dan Riduwan, 2017:2). a. Diagram Jalur Menurut Ghozali (2018:246) diagram jalur adalah: “Diagram jalur memberikan secara terus terang hubungan kualitas antar variabel berdasarkan teori. Diagram jalur dapat digunakan untuk menghitung pengaruh langsung dari variabel independen terhadap suatu variabel dependen. Pengaruh – pengaruh tersebut tercermin dalam apa yang disebut dengan koefisien jalur, dimana secara matematik analisis jalur dapat mengikuti mode struktural”. Langkah pertama dalam analisis jalur adalah merancang diagram jalur sesuai dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian. Berdasarkan judul penelitian, maka model analisis jalur dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X1
ɛ1
ɛ2
ρyx2
X2
Y
Z
X3 Y = σ 𝜌𝑧𝑥 𝑋 + σ 𝜌𝑦𝑥 𝑋 + 𝜌𝑦𝑧 + 𝜀 + 𝜀 1 2 Gambar 3. 1 Diagram Jalur Setelah dianalisis, maka penghitungan bisa dilakukan. Menurut Ghozali (2018: 246), “Terdapat tiga pengaruh yang harus dihitung, yaitu pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total”.
63
b. Persamaan Struktural Menurut Juliansyah Noor (2014:84), “Persamaan struktural adalah persamaan yang menyatakan hubungan antarvariabel pada diagram jalur yang ada”. Berdasarkan diagram jalur pada Gambar 3.1 di atas, dapat diformulasikan ke dalam bentuk persamaan struktural, sebagai berikut: 1. Persamaan Jalur Sub Struktur Pertama (Hubungan Langsung)
ɛ1 X1
ρyx1
Y
Y = 𝜌𝑦𝑥 𝑋 + 𝜀 1 1 1 Gambar 3. 2 Sub Struktur Pertama: X1 terhadap Y
ɛ1 X2
ρyx2
Y
Y = 𝜌𝑦𝑥 𝑋 + 𝜀 2 2 1 Gambar 3. 3 Sub Struktur Pertama: X2 terhadap Y
ɛ1 X3
Ρyx3
Y
Y = 𝜌𝑦𝑥 𝑋 + 𝜀 3 3 1 Gambar 3. 4 Sub Struktur Pertama: X3 terhadap Y
64
ɛ1 X1
ρzx1
Z
Z = 𝜌𝑧𝑥 𝑋 + 𝜀 1 1 1 Gambar 3. 5 Sub Struktur Pertama: X1 terhadap Z ɛ1 X2
ρzx2
Z
Z = 𝜌𝑧𝑥 𝑋 + 𝜀 2 2 1 Gambar 3. 6 Sub Struktur Pertama: X2 terhadap Z ɛ1 X3
ρzx3
Z
Z = 𝜌𝑧𝑥 𝑋 + 𝜀 3 3 1 Gambar 3. 7 Sub Struktur Pertama: X3 terhadap Z
ɛ1
ρyz Z
Y
Y = 𝜌𝑦𝑧 𝑍 + 𝜀 1 Gambar 3. 8 Sub Struktur Pertama: Z terhadap Y
65
2. Persamaan Jalur Sub Struktur Kedua (Hubungan Total) X1
ɛ2 ρyx2
X2
Y
X3 Y = 𝜌𝑦𝑥 𝑋 + 𝜌𝑦𝑥 𝑋 + 𝜌𝑦𝑥 𝑋 + 𝜀 1 1 2 2 3 3 2 Gambar 3. 9 Sub Struktur Kedua: X1, X2, X3 terhadap Y
X1
X2
ɛ1 ρzx2
Z
X3 Z = 𝜌𝑧𝑥 𝑋 + 𝜌𝑧𝑥 𝑋 + 𝜌𝑧𝑥 𝑋 + 𝜀 1 1 2 2 3 3 1 Gambar 3. 10 Sub Struktur Kedua: X1, X2, X3 terhadap Z X1
ɛ1
ɛ2
ρyx2
X2
Y
Z
X3 Y = σ 𝜌𝑧𝑥 𝑋 + σ 𝜌𝑦𝑥 𝑋 + 𝜌𝑦𝑧 + 𝜀 + 𝜀 1 2 Gambar 3. 11 Sub Struktur Kedua: X1, X2, X3, melalui Z terhadap Y
66
Keterangan : X1 = Current Ratio X2 = Debt to Equity Ratio X3 = Total Asset Turnover Y = Financial Distress Z = Return on Assets 𝜌𝑦𝑥1𝑋1 = Koefisien Jalur Current Ratio terhadap Financial Distress 𝜌𝑦𝑥2𝑋2 = Koefisien Jalur Debt to Equity Ratio terhadap Financial Distress 𝜌𝑦𝑥3𝑋3 = Koefisien Jalur Total Asset Turnover terhadap Financial Distress 𝜌𝑧𝑥1𝑋1 = Koefisien Jalur Current Ratio terhadap Return on Assets 𝜌𝑧𝑥2𝑋2 = Koefisien Jalur Debt to Equity Ratio terhadap Return on Assets 𝜌𝑧𝑥3𝑋3 = Koefisien Jalur Total Asset Turnover terhadap Return on Assets 𝜌𝑦𝑧 𝑍 = Koefisien Jalur Return on Assets terhadap Financial Distress 𝜀1 = Faktor lain yang mempengaruhi Return on Assets 𝜀2 = Faktor lain yang mempengaruhi Financial Distress
3.6.2.3 Uji Koefesien Korelasi Product Moment Menurut Sugiyono (2019:224) korelasi product moment adalah “Angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih”. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besar koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan koefisien yang terkecil adalah 0. Menurut Sugiyono (2019:305) korelasi product moment adalah “Korelasi product moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hiotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dua variabel atau lebih tersebut adalah sama”. Teknik korelasi digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Menurut Sugiyono (2019:305) Rumus dari Korelasi Product Moment adalah:
67
Keterangan: = Korelasi antara variabel X dan Y X Y n
= Variabel independent X = Variabel dependen Y = Jumlah sampel/periode yang diteliti
Untuk menentukan kuat atau lemahnya hubungan (korelasi) diantara kedua variabel, menggunakan interpretasi menurut Sugiyono (2019:231) sebagai berikut: Tabel 3. 6 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2019:278) 3.6.2.4 Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan modal dalam menerangkan variasi variable terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuankemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang akan dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2018:179). Menurut Ghozali (2018:97) “Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen”. Menurut Sugiyono (2018:241), “untuk mencari pengaruh varians variabel dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi (penentu) dinyatakan dalam persen.” Menurut Sugiyono (2018:241) rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
68
Kd = R2 x 100% Keterangan: Kd = Koefisien Determinasi R2 = Koefisien Korelasi Menurut Sugiyono (2017:185) kriteria untuk uji koefisien determinasi adalah: 1. Jika nilai Kd mendeteksi (0% – 20%), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sangat rendah. 2. Jika nilai Kd mendeteksi (21% – 40%), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen rendah. 3. Jika nilai Kd mendeteksi (41% – 60%), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sedang. 4. Jika nilai Kd mendeteksi (61% – 80%), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tinggi. 5. Jika nilai Kd mendeteksi >80%, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sangat tinggi. 3.6.3 Pengujian Hipotesis Menurut Sugiyono (2018:64) Pengertian Hipotesis adalah: “Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”. Tahap-tahap dalam rancangan pengujian hipotesis ini dimulai dengan penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), pemilihan tes statistik, perhitungan nilai statistik dan penetapan tingkat signifikan.
3.6.3.1 Uji Parsial (T Test) Menurut Ghozali (2018:88) Uji t adalah “Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian terhadap variabel dependen secara parsial”.
Menurut Sugiyono (2019:223) Uji t adalah:
69
“Uji t merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari kedua variabel yang diteliti”. Korelasi parsial ini dapat dihitung dengan uji t yang digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Total Asset Turnover (X3) terhadap Financial Distress (Y) dengan Return on Asset sebagai variabel Intervening (Z). Rumus Uji t menurut Sugiyono (2019:278) adalah:
Keterangan: t = nilai uji t r = nilai koefisien korelasi r = jumlah sampel Uji signifikan terhadap hipotesis ditentukan melalui uji t dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika thitung < ttabel maka H0 diterima Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak Bila terjadi penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan, sedangkan H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang yang signifikan. Pengujian ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen (X) yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap variabel dependen (Y) yaitu Financial Distress. Dan untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen (X) yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap variabel intervening (Z) yaitu Return on Assets. Serta menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel intervening (Z) yaitu Return on Assets terhadap variabel dependen (Y) yaitu Financial Distress.
70
H1
: Terdapat pengaruh Current Ratio terhadap Financial Distress
H2
: Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Financial Distress
H3
: Terdapat pengaruh Total Asset Turnover terhadap Financial Distress
H4
: Terdapat pengaruh Current Ratio terhadap Return on Assets
H5
: Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return on Assets
H6
: Terdapat pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return on Assets
H7
: Terdapat pengaruh Return on Assets terhadap Financial Distress
3.6.3.2 Uji Simultan (F Test) Uji F digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan kelayakan model yang dihasilkan dengan menggunakan uji kelayakan model pada tingkat α sebesar 5%. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05 maka model yang digunakan dalam penelitian layak dan dapat dipergunakan untuk analisis berikutnya, begitupun sebaliknya (Ghozali, 2018:179). Menurut Sugiyono (2019:285) Uji F adalah: “Uji F digunakan untuk menguji apakah koefisien korelasi dapat di generalisasikan atau tidak, serta menunjukan apakah semua variabel independent atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”. Rumus uji F menurut Sugiyono (2019:284):
Keterangan: R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independent n = Jumlah anggota sampe Kriteria pengujian: Jika Fhitung > Ftabel maka H0 diterima Jika Fhitung < Ftabel maka H0 ditolak
71
Dengan keputusan sebagai berikut: H8
: Terdapat pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress secara simultan.
H9
: Terdapat pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Assets secara simultan.
H10
: Terdapat pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Assets Sebagai Variabel
Intervening secara simultan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Dari hasil penelitian perihal Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio
dan Total Asset Turnover terhadap Financial Distress dengan Return on Assets sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020 didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil penelitian pada analisis deskriptif di peroleh hasil sebagai berikut: a. Nilai S-Score Financial Distress pada 8 Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel cenderung mengalami fluktuasi. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa nilai S-Score Financial Distress tertinggi terjadi pada PT Inter Delta Tbk (INTD) pada tahun 2016 sebesar 4,01 dan nilai S-Score Financial Distress terendah terjadi pada PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL) pada tahun 2017 sebesar -12,58. Perusahaan dinyatakan mengalami Financial Distress apabila hasil perhitungan Springate S-Score nilainya < 0,862. Dalam penelitian ini didapat rata-rata nilai S-Score Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel adalah sebesar -0,1562 < 0,862 yang berarti ratarata Perusahaan Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel mengalami Financial Distress. Adapun standar deviasi pada variabel Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel sebesar 3.20645. b. Nilai Return on Assets pada 8 perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel cenderung mengalami fluktuasi. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa nilai Return on Asset tertinggi terjadi pada PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) pada tahun 2016 sebesar 0,08.%. Dan nilai Return on Assets terendah terjadi pada PT Ancora Indonesia Reseouces Tbk (OKAS) sebesar -0,53% pada tahun 2017. 132
133
Perusahaan dikatakan baik jika mampu mencapai Return On Assets di atas rata-rata industri yaitu 5,98%. Dalam penelitian ini didapat rata-rata nilai Return on Assets pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel sebesar -0,0275% lebih kecil dari 5,98%
yang artinya
perusahaan tersebut tidak dapat menghasilkan laba yang tinggi dan semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami masalah keuangan (Financial Distress). Adapun standar deviasi pada variabel Return on Assets Pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel sebesar 0,11110. c. Nilai Current Ratio pada 8 Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel cenderung mengalami fluktuasi. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa nilai Current Rato tertinggi terjadi pada PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL) pada tahun 2019 sebesar 61,24 dan nilai Current Ratio terendah terjadi pada PT Intraco Penta Tbk (INTA) pada tahun 2020 sebesar 0,21. Perusahaan dikatakan tidak memiliki masalah likuiditas apabila nilai Current Ratio adalah sebanyak 200% atau 2 kali. Dalam penelitian ini didapat rata-rata nilai Current Ratio 5,9792 yang berarti memiliki nilai perusahaan yang bisa dikatakan baik karena memiliki nilai diatas 200%. Adapun standar deviasi pada variabel Current Ratio pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel sebesar 11,19987. d. Nilai Debt to Equity Ratio pada 8 Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel cenderung mengalami fluktuasi. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa nilai Debt to Equity Ratio tertinggi terjadi pada PT Ancora Indonesia Reseouces Tbk (OKAS) pada tahun 2020 sebesar 49,5 dan nilai Debt to Equity Ratio terendah terjadi pada PT Intraco Penta Tbk (INTA) sebesar -17,62 pada tahun 2019. Perusahaan dikatakan sehat apabila memiliki nilai Debt to Equity Ratio < 90% atau 0,9 kali. Dalam penelitian ini didapat rata-rata nilai Debt to Equity Ratio sebesar 3,2067 lebih besar dari 90% atau 0,9 kali yang artinya rata-rata perusahaan sampel yang diteliti termasuk dalam kategori perusahaan yang tidak sehat, sehingga
134
semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan (Financial Distress). Adapun standar deviasi pada variabel Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel sebesar 7,94912. e. Nilai Total Asset Turnover pada 8 Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel cenderung mengalami fluktuasi. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa nilai Total Asset Turnover tertinggi terjadi pada PT Inter Delta Tbk (INTD) pada tahun 2013 sebesar 1,99 dan nilai Total Asset Turnover terendah terjadi pada perusahaan Triwira Insanlestari (TRIL) pada tahun 2019 sebesar 0,002. Rata-rata industry untuk Total Asset Turnover adalah 2 kali. Apabila nilai Total Asset Turnover meningkat maka perusahaan dikatakan baik, karena perusahaan mampu meningkatkan penjualan bersihnya. Dalam penelitian ini didapat rata-rata nilai Total Asset Turnover pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel sebesar 0,7705 kali lebih kecil dari 2 kali, yang artinya perusahaan tersebut tidak dapat meningkatkan penjualannya dan semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami masalah keuangan (Financial Distress). Adapun standar deviasi variabel Total Asset Turnover pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar sampel sebesar 0,51042. 2.
Berdasarkan hasil penelitian pada Uji t X-Y diperoleh hasil sebagai berikut: a. Current Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020. Maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh terhadap Financial Distress diterima. Keputusan diterimanya hipotesis secara parsial dimana diperoleh nilai thitung untuk Current Ratio sebesar -5,952 dan ttabel sebesar 1,99773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dikarenakan thitung > ttabel, dan nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya Current Ratio (X1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Financial Distress (Y). Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang
135
dilakukan, besaran korelasi antara Current Ratio (X1) terhadap Financial Distress (Y) adalah sebesar -0,529. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi negatif yang rendah antara Current Ratio (X1) dengan Financial Distress (Y), yang artinya jika variabel Current Ratio mengalami kenaikan maka nilai S-Score Financial Distress akan mengalami kenaikan juga. Dimana semakin besar nilai Current Ratio maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. b. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020. Maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Financial Distress ditolak. Keputusan ditolaknya hipotesis secara parsial dimana diperoleh nilai thitung untuk Debt to Equity Ratio sebesar 0,545 dan ttabel sebesar 1,99773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,588 > 0,05. Dikarenakan thitung < ttabel, dan nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H2 ditolak, artinya Debt to Equity Ratio (X2) tidak berpengaruh terhadap Financial Distress (Y). Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara Debt to Equity Ratio (X2) terhadap Financial Distress (Y) adalah sebesar 0,64. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi positif yang sedang antara Debt to Equity Ratio (X2) dengan Financial Distress (Y). Yang artinya jika variabel Debt to Equity Ratio (X2) mengalami kenaikan maka nilai S-Score Financial Distress (Y) akan mengalami penurunan. Dimana semakin besar nilai Debt to Equity Ratio makan semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami Financial Distress. c. Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020. Maka hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh terhadap Financial Distress diterima. Keputusan diterimanya hipotesis secara parsial dimana diperoleh nilai thitung untuk Total Asset Turnover (X3) sebesar 8,620
136
dan ttabel sebesar 1,99773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dikarenakan thitung > ttabel, dan nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H3 diterima, artinya Total Asset Turnover (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financial Distress (Y). Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara Total Asset Turnover (X3) terhadap Financial Distress (Y) adalah sebesar 0,688. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi positif yang sedang Total Asset Turnover (X3) dengan Financial Distress (Y). Yang artinya jika variabel Total Asset Turnover (X3) mengalami kenaikan ataupun penurunan maka nilai S-Score Financial Distress (Y) yang diperoleh perusahaan akan mengalami peningkatan begitupun sebaliknya. Dimana semakin besar nilai Total Asset Turnover maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami Financial Distress. 3.
Berdasarkan hasil penelitian Uji t X -Z diperoleh hasil sebagai berikut: a. Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Return on Assets pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020. Maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Current Ratio tidak pengaruh terhadap Return on Assets ditolak. Keputusan ditolaknya hipotesis secara parsial dimana diperoleh nilai thitung untuk Current Ratio (X1) sebesar 0,145 dan ttabel sebesar 1,99773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,886>0,05. Dikarenakan thitung < ttabel, dan nilai signifikansi > 0,05 maka H0 dititerima dan H4 ditolak, artinya Current Ratio (X1) tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (Z). Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara Current Ratio (X1) terhadap Return on Assets (Z) adalah sebesar -0,034. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi negatif yang sangat rendah antara Current Ratio (X1) dengan Return on Assets (Z).Yang artinya jika variabel Current Ratio (X1) mengalami kenaikan maka nilai Return on Assets (Z) akan mengalami kenaikan juga. Dimana semakin besar nilai Current Ratio maka akan semakin besar pula Return on Assets.
137
b. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Return on Assets pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020. Maka hipotesis kelima yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Return on Assets ditolak. Keputusan ditolaknya hipotesis secara parsial dimana diperoleh nilai thitung untuk Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 0,108 dan ttabel sebesar 1,99773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,915 > 0,05. Dikarenakan thitung < ttabel, dan nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H5 ditolak, artinya Debt to Equity Ratio (X2) tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (Z). Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara Debt to Equity Ratio (X2) terhadap Return on Assets (Z) adalah sebesar -0,028. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi negatif yang sangat rendah antara Debt to Equity Ratio (X2) dengan Return on Assets (Z). Yang artinya jika variabel Debt to Equity Ratio (X2) mengalami kenaikan maka nilai Return on Assets (Z) akan mengalami kenaikan juga. Dimana semakin besar nilai Debt to Equity Ratio maka akan semakin besar pula nilai Return on Assets. c. Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Rerun on Assets pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20132020. Maka hipotesis keenam yang menyatakan bahwa Total Asset Turnover berpengaruh terhadap Return on Assets diterima. Keputusan diterimanya hipotesis secara parsial dimana diperoleh nilai thitung untuk Total Asset Turnover (X3) sebesar 3,530 dan ttabel sebesar 1,99773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Dikarenakan thitung > ttabel, dan nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diolak dan H6 diterima, artinya Total Asset Turnover (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (Z). Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara Total Asset Turnover (X3) terhadap Return on Assets (Z) adalah sebesar 0,417. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi positif yang sedang Total Asset Turnover (X3) dengan Return on Assets (Z). Yang artinya jika variabel Total Asset Turnover (X3)
138
mengalami kenaikan maka nilai Return on Assets (Z) akan mengalami kenaikan juga. Dimana semakin besar nilai Total Asset Turnover maka akan semakin besar pula nilai Return on Assets. 4.
Berdasarkan hasil penelitian Uji t Z-Y diperoleh hasil sebagai berikut: a. Return on Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financial Distress pada Perusahaan Perdagangan Sub Sektor Perdagangan Besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020. Maka hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa Return on Assets berpengaruh terhadap Financial Distress diterima. Keputusan diterimanya hipotesis secara parsial dimana diperoleh nilai thitung untuk Return on Assets (Z) sebesar 2,458 dan ttabel sebesar 1,99773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,017 < 0,05. Dikarenakan thitung > ttabel, dan nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H7 diterima, artinya Return on Assets (Z) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Financial Distress (Y). Selain itu, berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, besaran korelasi antara Return on Assets (Z) terhadap Financial Distress (Y) adalah sebesar 0,298. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat korelasi positif yang rendah antara Return on Assets (Z) dengan Financial Distress (Y). Yang artinya jika variabel Return on Assets (Z) mengalami kenaikan maka nilai S-Score Financial Distress (Y) akan mengalami kenaikan juga. Dimana semakin besar nilai Return on Assets maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami Financial Distress.
5.
Berdasarkan hasil penelitian pada uji F (secara simultan) X-Y diperoleh hasil sebagai berikut: a. Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover secara simultan berpengaruh positif terhadap Financial Distress. Maka hipotesis kedelapan
diterima.
Keputusan
diterimanya
hipotesis
kedelapan
berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan yang dilakukan dimana diperoleh Fhitung sebesar 42,255 dengan p-value (sig) 0,000 dengan α = 5% serta derajat kebebasan dengan df pembilang k (jumlah variabel independen = 3) dan df penyebut = (n-k-1) = (64-3-1) dengan taraf kesalah 0,050, maka diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,76. Dikarenakan nilai Fhitung >
139
Ftabel (42,255 > 2,76, maka H0 ditolak dan H8 diterima, artinya variabel Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Total Asset Turnover (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Financial Distress (Y). Selain itu, berdasarkan uji koefisien determinasi yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 67,9% yang menunjukkan arti bahwa Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Total Asset Turnover (X3) memberikan hubungan secara simultan sebesar 67,9% terhadap Financial Distress (Y). Sedangkan sisanya sebesar 32,1% dipengaruhi oleh faktor lain (misal: rasio keuangan lainnya) yang diabaikan dalam penelitian ini. 6.
Berdasarkan hasil penelitian pada uji F (secara simultan) X-Z diperoleh hasil sebagai berikut: a. Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover secara simultan berpengaruh positif terhadap Return on Assets. Maka hipotesis kesembilan diterima. Keputusan diterimanya hipotesis kesembilan berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan yang dilakukan dimana diperoleh Fhitung sebesar 4,211 dengan p-value (sig) 0,009 dengan α = 5% serta derajat kebebasan dengan df pembilang k (jumlah variabel independen = 3) dan df penyebut = (n-k-1) = (64-3-1) dengan taraf kesalah 0,050, maka diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,76. Dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (4,211 > 2,76), maka H0 ditolak dan H9 diterima, artinya variabel Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Total Asset Turnover (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Return on Assets (Z). Selain itu, berdasarkan uji koefisien determinasi yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 67.9% yang menunjukkan arti bahwa Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Total Asset Turnover (X3) memberikan hubungan secara simultan sebesar 67,9% terhadap Return on Assets (Z). Sedangkan sisanya sebesar 32,1% dipengaruhi oleh faktor lain (misal: rasio keuangan lainnya) yang diabaikan dalam penelitian ini.
7.
Berdasarkan hasil penelitian pada uji F (secara simultan) X-Z-Y diperoleh hasil sebagai berikut:
140
a. Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover secara simultan berpengaruh positif terhadap Financial Distress melalui Return on Assets sebagai Variabel Intervening. Maka hipotesis kesepuluh diterima. Keputusan diterimanya hipotesis kesepuluh berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan yang dilakukan dimana diperoleh Fhitung sebesar 31,217 dengan p-value (sig) 0,000 dengan α = 5% serta derajat kebebasan dengan df pembilang k (jumlah variabel independen = 4) dan df penyebut = (n-k-1) = (64-4-1) dengan taraf kesalah 0,050, maka diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,53. Dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (31,217 > 2,53), maka H0 ditolak dan H10 diterima, artinya variabel Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Total Asset Turnover (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Financial Distress (Y) dengan Return on Assets (Z) sebagai Variabel Intervening. Selain itu, berdasarkan uji koefisien determinasi yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 17,4% yang menunjukkan arti bahwa Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2) Total Asset Turnover (X3) memberikan hubungan secara simultan sebesar 17,4% terhadap Financial Distress (Y) dengan Return on Assets (Z) sebagai Variabel Intervening. Sedangkan sisanya sebesar 82,6 % dipengaruhi oleh faktor lain (misal: rasio keuangan lainnya) yang diabaikan dalam penelitian ini.
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat, maka saran yang
dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Peneliti Selanjutnya Karena penelitian yang dilakukan oleh penulis masih memiliki keterbatasan, baik dalam pemilihan sampel, penyajian teori maupun analisis permasalahannya. Maka penulis menyarankan kepada para peneliti selanjutnya yang akan menggunakan variabel intervening selain Return on Assets, menambah jumlah sample dan jangka waktu, serta mengganti dan mencari indikator atau variabel independen lain yang dapat mempengaruhi
141
Financial Distress sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih valid dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan perekonomian di Indonesia, khususnya bagi perusahan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2.
Bagi Universitas Indonesia Membangun Menambah kelengkapan kepustakaan dan sebagai referensi untuk mengetahui data serta informasi mengenai Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asser Turnover Terhadap Financial Distress dengan Return on Assets sebagai Variabel Intervening.
3.
Bagi Pihak Lain (Investor) Para investor tentunya ingin menanamkan sahamnya ke perusahaanperusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat atau dalam keadaan baik. Sebelum melakukan investasi investor harus melihat kondisi keuangan perusahaan dari berbagai aspek rasio keuangan, dimana hal ini akan membantu investor dalam menentukan pilihan dalam pengambilan keputusan atas investasi nya.
142
DAFTAR PUSTAKA
Buku: Anderson, Thomas J. (2013). How to manage Both Sides of a Balance Sheet to Maximize Wealth: The Value of Debt. New Jersey: John Wiley and Sons Inc. Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (2015). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dalman. (2016). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Fahmi, Irham. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gunawan, Heri. (2017). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Hanafi, dkk. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP SYIM. Harahap, Sofyan Safri. (2016). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Hery. (2017). Kajian Riset Akuntansi. Jakarta: Grasindo. Hery. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo. Kasmir. (2017). Pengantar Manajemen Keuangan. Cetakan ke-6. Jakarta:Prenada Media Group. Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kristanti, Farida Titik. (2019). Financial Distress: Teori dan Perkembangannya Dalam Konteks Indonesia. Malang: Inteligensia Media. Munawir. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian. Cetakan ke-10. Bogor: Ghalia Indonesia.
143
Noor, Juliansyah. (2014). Metodologi Penelitian, Skripsi, Tesis dan Disertasi Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media. Prastowo, Andi. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-ruzzmedia. Riduwan, & Kuncoro. (2017). Cara Menggunakan dan Memahami Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta. Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategi. Jakarta: Erlangga. Sanusi. (2014). Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sawir, Agnes. (2017). Analisa Kinerja keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sirait, P. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Ekulibria. Sudaryono. (2018). Metodologi Penelitian. Depok: Raja Grafindo. Sugiyono. (2017). Statistika untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujarweni, V. Wiratna. (2017). Analisis Laporan Keuangan: Teori, Aplikasi, & Hasil Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Suliyanto. (2018). Metode Penelitian Bisnis untuk Skripsi, Tesis, & Disertasi. Yogyakarta: Andi Offset. Sunyoto, Danang. (2016). Metode Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika Aditama Anggota Ikapi.
144
Jurnal: Amanda Oktariyani. (2019). Analisis Pengaruh Current Ratio, DER, TATO dan EBITDA Terhadap Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Tridinanti Palembang. ISSN: 2657-1080. Akuntansi dan Manajemen Vol.14 No. 1 2019. Diana Felicia, dkk. (2020). Pengaruh Debt to Equity Ratio, Firm Size dan Working Capital Terhadap Return on Assets Pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-ISSN: 2548-9224, PISSN: 25487507. Riset dan Jurnal Akuntansi Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020. Dipta Adytia Nugraha dan Nursito. (2021). Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Equity Terhadap Financial Distress. Universitas Singaperbangsa Karawang. E-ISSN: 2597-5234. Journal of Economic Busisness and Accounting Volume 4 Nomor 2 Juni 2021. Euis Hernawati dan Karyadi. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Penjualan dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return on Asset. Politeknik Piksi Ganesha. P-ISSN: 2339-1839, E-ISSN: 2722-4082. The Ekbis Journal Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020. Evita Indriani dan Titik Mildawati. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Aktivitas, Likuiditas, Leverage, dan Arus Kas Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Telekomunikasi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya. E-ISSN: 2460-0585. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 8 Nomor 4 April 2019. Galuh Pramesti Irawan dan Gusganda Suria Manda. (2021). Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Quick Ratio Terhadap Return on Assets. Universitas Singaperbangsa Karawang. E-ISSN: 2597-5234. Journal of Economic Business and Accounting Volume 5 Nomor 1 2021. Ilham. (2020). Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return on Assets pada PT Gudangan Garam, Tbk. Prodi Manajamen Universitas Pamulang. E-ISSN: 2581-2777, P-ISSN: 2581-2696. Jurnal Sekuritas Vol. 3, No.3, Mei 2020 hal 289-299. Imam Asfali. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Pertumbuhan Penjualan Terhadap Financial Distress Perusahaan Kimia. Universitas Gajayana Malang. E-ISSN: 2614-4212, ISSN: 1411-5794. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Volume 20 No. 2 Juni 2019. Iskarisma, E. (2017). Pengaruh current ratio, total asset turnover, inventory turnover, debt to equity ratio dan umur perusahaan terhadap return on asset
145
pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Melisa Oktariza dan Deannes Isynuwardhana. (2020). Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage. Profitabilitas, dan Sales Growth Terhadap Financial Distress. Universitas Telkom. ISSN: 2355-9357. E-Proceeding of Management Vo. 7 No. 2 Agustus 2020. Mitha Christina Ginting. (2017). Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio Terhadap Finansial Distress pada Perusahaan Property & Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Universitas Methodist Indonesia. P-ISSN: 23016256. Jurnal Manajemen Vol 3. No.2, p. 37-44. Muhammad Abdul Muis. (2020). Analisis Pengaruh Return on Assets, Net Profit Margin, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, dan Debt to Asset Ratio untuk Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017. Politeknik Bisnis dan Pasar Modal, Universitas Muhammadiyah Tangerang. ISSN: 23023449, EISSN: 2580-9490. Jurnal Manajemen Bisnis, Vol.9 No.1, hal 5161. Nakhar Nur Aisyah, Farida Titik Kristanti, Djusnimar Zultilisna. (2017). Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Leverage Terhadap Financial Distress. Telkom University. ISSN: 2355-9357. EProceeding of Management Vol.4 No.1 April 2017. Ni Komang Yuliani dan I Nyoman Anggradana. (2021). Pengaruh Net Profit Margin, Return on Assets, Likuiditas Terhadap Financial Distress (Studi Kasus pada Perusahaan Agriculture Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019). Universitas Pendidikan Nasional Denpasar. P-ISSN: 2528-2093, E-ISSN: 2528-1216. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vol.6 No.1 Juni 2021. Ni Komang Desy Sukmawati, dkk. (2020). Analisis Kinerja Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017. Universitas Mahasaraswati Denpasar. (2020). ISSN: 2721-6810. Values Volume 1 Nomor 3, Agustus 2020. Putri Wulandari dan Robinhot Gultom. (2018). Pengaruh Likuiditas, Aktivitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017. Universitas methodist Indonesia. E-ISSN: 2598-9693. Jurnal Ilmiah Methonomi Volume 4 Nomor 2 2018. Rangga Putra Ananto dan Rasyidah Mustika. (2017). Prediksi Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Model Zmijewsky dan Model Grover.
146
Politeknik Negeri Padang. E-ISSN: 2549-9807, P-ISSN: 1412-3290. Economac Volume 1 Issue 20 Oktober 2017. Rochman Marota, dkk. (2018). Pengaruh Debt to Assets Ratio (DAR), Current Ratio (CR) dan Corporate Governance dalam memprediksi Financial Distress. Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. P-ISSN: 2502-3020, EISSN: 2502-4159. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol.4 No.2, Des. 2018, Hal 249-266. Roni Setiawan dan Yunita Fitria. (2020). Pengaruh Debt Ratio, Current Ratio dan Return on Assets Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Mulawarman Samarinda. P-ISSN: 0216-7743, EISSN: 25281135. Akuntabel 17 (2) 2020 226-230. Surya Sanjaya dan Roni Parlindungan Sipahutan. (2019). Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio dan Total Asset Turnover Terhadap Return on Assets Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Muhammadiyah Sumetera Utara. P-ISSN: 169037597, E-ISSN: 2623-2650. Jurnal Riset dan Akuntansi Bisnis Vol. 19. No. 2 2019. Utami, R.B. dan Prasetiono. (2018). Analisis Pengaruh TATP, WCTO, dan DER Terhadap Nilai Perusahaan dengan ROA sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2017). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Hlm. 28-43. Website: https://lokadata.id, diakses pada 24 Oktober 2021. https://lokadata.id, diakses 24 Oktober 2021. https://www.sahamok.net/emiten/sektor-perdagangan-jasa-investasi/sub-sektorperdagangan-besar-barang-produksi/ diakses pada 25 Oktober 2021. www.idx.co.id, diakses pada 27 Oktober 2021. www.liputan6.com, diakses pada 1 November 2021. https://vovworld.vn/id,diakses pada 4 November 2021 www.idx.co.id, diakses pada 5 November 2021.
147
LAMPIRAN – LAMPIRAN Lampiran 1 Data Laporan Keuangan Sampel Current Assets Tahun
Kode emiten AKRA
2013 2014 2015 2016 2017
6.910.304.557
CNKO
INTA
INTD
JKON
3.799.802.697
2.386.224
45.014.053.036
KBOX
OKAS
TRIL
102.656.729
118.288.246.175
2.750.419.881.029
95.338.506
8.072.172.112
2.592.159.538
2.279.676
42.300.630.077
2.713.953.035.193
100.108.731
94.623.138
113.978.311.913
7.285.598.874
2.858.672.801
2.125.940
39.788.870.868
2.573.496.572.550
77.854.373
44.286.816
109.025.176.085
39.239.681.157
2.496.151.085.313
44.286.816
104.851.997.760
7.391.379.002 8.816.349.100
2.692.664.580 1.922.621.340
2.071.684 2.186.005
42.889.578.252
2.413.163.524
63.090.853 65.688.513
51.050.433
93.822.546.437
2018
11.268.597.800
1.873.722.676
2.291.606
45.326.151.824
2.510.268.566
83.571.362
57.689.038
91.670.013.515
2019
10.777.639.192
807.439.077
1.248.836
43.558.578.916
2.678.070.135
89.414.215
63.869.984
90.655.369.844
2020
8.042.418.506
421.671.344
653.858
38.784.380.944
2.646.131.575
79.803.586
52.018.904
87.330.392.540
Total Assets Tahun
Kode emiten AKRA
2013
14.633.141.381
2014
14.791.917.177
2015
15.203.129.563
2016
15.830.740.710
2017
16.823.208.531
2018
19.940.850.599
2019
21.409.046.173
2020
18.683.572.815
CNKO
INTA
INTD
JKON
5.437.382.685
4.742.849
53.413.143.441
3.417.012.222.326
KBOX
OKAS
TRIL
120.622.187
228.831.255
185.933.390.815
5.487.447.707
5.774.709
50.956.633.269
3.862.294.107.901
123.458.832
241.856.146
163.049.700.629
5.672.002.482
5.801.865
47.676.255.943
3.810.273.494.244
99.243.365
187.376.310
155.543.436.188
5.214.379.032
5.191.586
46.760.927.085
4.007.387.279.838
85.848.621
167.847.509
148.478.336.260
3.705.091.478
5.248.164
49.746.327.705
4.202.515.316
89.107.941
187.707.521
134.762.173.852
2.703.608.742
4.999.532
52.193.007.226
4.804.256.788
111.921.689
187.917.594
130.923.003.824
1.635.154.338
4.055.100
49.420.100.780
4.928.108.872
123.443.661
191.653.781
127.408.518.076
1.110.213.240
2.888.438
42.082.606.466
4.565.315.258
113.540.513
171.114.176
130.128.528.279
current Liabilities Tahun
Kode emiten AKRA
2013
6.593.291.994
2014
6.183.756.223
2015
4.871.402.133
2016
5.815.707.526
2017
5.429.491.457
2018
8.062.727.824
2019
8.712.526.231
2020
5.102.110.055
CNKO
INTA
INTD
1.801.265.622
3.239.607
16.456.158.739
JKON 1.714.717.243.531
KBOX
OKAS
69.822.263
123.009.606
TRIL 748.074.307
2.015.479.106
2.991.109
10.895.201.166
1.862.336.444.530
74.786.492
142.278.897
478.280.410
2.470.072.241
2.459.065
4.114.441.745
1.560.940.417.329
60.037.186
153.257.988
677.057.859
926.725.760
1.474.480.963.677
2.672.288.026 2.404.999.645
2.366.870 2.896.474
2.624.381.969
1.416.455.539
39.525.028 46.140.137
119.300.563 124.723.183
503.063.915 482.515.135
3.020.835.004
1.883.735
3.112.978.732
1.933.630.733
74.906.893
94.970.148
33.622.467
1.793.934.043
836.491
2.721.869.447
1.972.160.394
82.678.723
98.378.716
148.026.821
1.777.594.073
3.056.088
1.203.940.394
1.628.187.787
83.776.462
99.537.306
11.396.895.956
148
Total Liabilities Tahun
Kode emiten AKRA
2013
9.269.980.455
2014
8.830.734.614
2015
7.916.954.220
2016
7.756.420.389
2017
7.793.559.184
2018
10.014.019.260
2019
11.342.184.833
2020
8.127.216.543
CNKO
INTA
INTD
2.180.572.998
4.434.534
29.834.827.063
JKON 1.800.740.198.870
KBOX 81.322.545
OKAS 184.710.201
TRIL 10.213.788.092
2.387.895.972
3.239.607
23.779.826.241
2.097.311.966.535
83.707.074
204.805.690
10.446.618.925
3.110.067.789
5.106.521
16.316.576.257
1.866.428.882.202
65.576.604
167.296.224
11.359.087.793
3.265.752.622
4.692.486
12.581.397.973
1.806.636.040.445
58.047.488
156.800.994
10.513.611.253
3.285.230.351
4.738.014
13.516.620.591
1.799.503.533
59.983.424
167.630.733
6.818.174.896
3.521.570.964
4.782.393
13.389.632.251
1.416.455.539
79.892.496
174.011.534
5.653.211.292
2.314.994.107
4.299.038
8.113.892.125
2.230.341.912
91.348.230
179.427.806
4.671.172.374
2.260.164.528
4.136.308
6.404.326.711
1.882.247.833
91.675.166
167.725.851
14.823.598.237
KBOX
OKAS
39.299.642
44.121.054
Equity Tahun
Kode emiten AKRA
2013
5.363.160.926
2014
5.961.182.563
2015
7.286.175.343
2016
8.074.320.321
2017
9.029.649.347
2018
9.926.831.339
2019
10.066.861.340
2020
10.556.356.272
CNKO 3.256.809.687
INTA 308.315
INTD
JKON
23.578.316.378
1.616.272.023.456
TRIL 175.719.602.723
3.099.551.735
914.516
27.176.807.028
1.764.982.141.366
39.751.758
37.050.456
152.603.081.704
2.561.934.693
695.344
31.359.679.686
1.943.844.612.042
33.666.761
20.080.086
144.184.348.395
1.948.626.410
499.100
34.179.529.112
2.200.751.239.393
27.801.133
11.046.515
137.964.725.007
419.861.127
510.150
36.229.707.114
2.403.011.783
29.124.517
20.076.788
127.943.998.956
-817.962.222
217.139
38.803.374.975
2.582.496.255
32.029.193
13.906.060
125.269.792.532
-679.839.769
-243.938
41.306.208.655
2.697.766.960
32.095.431
12.225.975
122.737.345.702
1.149.951.288
1.247.870
35.678.279.755
2.683.067.425
21.865.347
3.388.325
115.304.930.042
KBOX
OKAS
TRIL
199.357.718
11.803.937.466
Total Sales Tahun
Kode emiten AKRA
2013
22.337.928.480
2014
22.468.327.501
2015
19.764.821.141
2016
15.212.590.884
2017
18.287.935.534
2018
23.548.144.117
2019 2020
CNKO
INTA
INTD
1.643.633.905
2.570.668
106.044.685.755
JKON 4.623.675.713.706
82.888.105
993.413.183
1.671.141
93.817.217.955
4.717.079.531.523
74.788.374
183.405.709
7.367.640.365
1.112.555.923
1.324.062
85.862.318.532
4.655.901.024.842
47.770.052
160.859.900
7.154.576.929
2.221.075.505
1.506.890
73.938.540.229
4.650.940.587.932
42.323.109
101.327.506
478.905.970
1.538.822.975
2.068.946
53.215.089.941
4.495.503.187
74.867.571
104.870.333
13.855.133.512
2.555.488.486
2.780.040
82.434.741.654
5.157.266.424
101.498.594
137.732.195
3.934.382.336
19.810.516.040
1.220.774.774
1.962.957
84.938.903.562
5.470.824.200
71.466.257
161.793.840
261.990.000
15.668.008.065
884.575.360
681.103
51.421.794.000
3.013.778.917
50.968.714
108.304.264
6.175.945.533
149
Laba Sebelum Pajak Tahun
Kode emiten AKRA
2013
733.052.865
2014
993.343.617
2015
1.291.914.896
2016
1.118.546.845
2017
1.126.408.644
2018
868.080.622
2019
865.379.704
2020
1.191.716.906
CNKO 126.012.888 -180.023.939 -610.286.860 -682.579.143 -1.891.004.777
INTA -300.627 -82.970 -284.211 -338.521 -328.562
INTD
JKON
5.916.298.456 4.644.998.389 3.429.925.981 1.854.980.256 2.622.348.041
KBOX
OKAS
TRIL
301.161.873.703
691.392
516.916
319.509.563.207
1.000.420
7.898.802
-7.152.610.077
291.109.438.494
5.713.842
20.969.254
-8.305.848.585
402.068.042.408
5.773.965
10.281.749
-7.065.335.388
354.886.780
2.570.315
7.346.665
-46.308.248.302
-9.828.956.930
1.207.331.049
-297.111
2.755.865.468
320.148.629
5.237.495
-6.201.438
-3.703.622.286
116.487.959
-523.185
2.119.215.744
258.217.922
685.384
859.111
-2.532.446.830
-266.991.306
1.007.829
3.275.351.276
89.830.345
9.651.826
-4.231.985
-5.729.743.908
Laba Bersih Tahun
Kode emiten AKRA
2013
615.626.683
2014
790.563.128
2015
1.058.741.020
2016
1.046.852.086
2017
1.304.600.520
2018
1.596.652.821
2019
703.077.279
2020
CNKO 103.574.210 -139.020.824
961.997.313
INTA -242.631 -80.600
INTD 4.300.057.860 3.598.490.650
JKON 210.967.010.853 220.489.606.735
KBOX 504.411
OKAS 1.855.102
522.550
-23.099.091.629 -8.174.731.100 -7.141.404.534
-539.821.037
-315.461
2.518.557.847
236.634.983.529
-6.267.764
-593.295.296
-245.749
1.226.300.267
331.660.186.639
-5.850.021
-8.521.643
-279.596
1.680.588.246
309.948.018
-36.567.882.185
7.366.409 17.606.878
-1.979.376.235
TRIL
1.535.696
10.005.989
-10.010.094.634
1.239.921.130
-399.526
1.729.634.987
268.229.012
3.129.444
-6.919.962
-2.836.364.593
116.487.959
-473.029
739.722.738
202.283.267
138.862
1.237.442
-2.532.446.830
-266.991.306
1.021.799
5.583.199.431
51.834.425
10.436.582
-8.464.461
-5.583.232.681
150
Lampiran 2 Tabulasi Data Variabel No
1
Kode Emiten
AKRA
Nama Emiten
PT Akr Corporindo Tbk
Tahun
CR (Kali) (X1)
DER (kali) (X2)
TATO (Kali) (X3)
ROA (%)
Financial Distress
2013
1,05
1,73
1,53
0,042
0,993
2014
1,58
1,48
1,30
0,053
1,205
2015
1,50
1,09
0,93
0,070
1,237
2016
1,27
0,96
0,96
0,066
0,977
2017
1,62
0,86
1,09
0,078
1,120
2018
1,40
1,01
1,18
0,080
0,948
2019
1,24
1,13
0,84
0,033
0,806
2020
1,58
0,77
1,53
0,051
0,988
2013
2,11
0,67
0,30
0,617
1,29
0,77
0,18
1,16
1,21
0,20
1,01
1,68
0,43
0,80
0,42
0,24
7,82 4,31 3,41 1,97
0,019 0,025 0,095 0,114 0,534 0,459
0,74
14,38
0,54
0,76
3,54
0,29
0,86
7,34
0,23
0,88
9,40
0,29
0,75
9,29
0,39
1,22
0,56
2014 2015
2
CNKO
PT Expolitasi Energi Indonesia Tbk
2016 2017 2018 2019
PT Intraco Penta Tbk
0,24
2,74
1,27
1,99
0,081
2,777
2014
3,88
0,88
1,84
0,071
2,592
2015
9,67
0,52
1,80
0,053
3,252
2016
42,34
0,37
1,58
0,026
4,006
2017
16,34
0,37
1,07
0,034
3,070
2018
14,56
0,35
1,58
0,033
3,147
2019
16,00
0,20
1,72
0,015
3,282
2016 2017 2018 2019 2020
4
INTD
PT Inter Delta Tbk
-0,107
0,21
2015
INTA
-0,444
2013
2014
1,49
0,75
0,046
22,02 17,62 3,31
2013
0,45
0,95
-0,037
0,071 0,240 0,051 0,014 0,054 0,047 0,053 0,080 0,117 0,104
2020
3
0,62
0,201
0,80
0,48
-0,102 -0,733 0,325 0,180 0,117 0,090 0,022 0,432 0,054 -1,069
151
32,21
0,18
1,22
0,133
0,314
2013
1,60
1,11
1,35
0,062
1,526
2014
1,46
1,19
1,22
0,057
1,360
2015
1,65
0,96
1,22
0,062
1,504
2016
1,69
0,82
1,16
0,083
1,602
2017
1,70
0,75
1,07
0,074
1,386
2018
1,30
0,55
1,07
0,056
0,801
2019
1,36
0,83
1,11
0,041
1,189
2020
1,63
0,70
0,66
0,011
0,862
2013
1,37
2,07
0,69
0,004
0,984
2014
1,34
2,11
0,61
0,863
1,30
1,95
0,48
2020
5
JKON
PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
1,60
2,09
0,49
0,004 0,063 0,068
2017
1,42
2,06
0,84
0,017
1,113
2018
1,12
2,49
0,91
0,028
1,038
2019
1,08
2,85
0,58
0,653
0,95
4,19
0,45
0,001 0,092
0,83
4,19
0,87
0,700
0,67
5,53
0,76
0,29
8,33
0,86
0,37
14,19
0,60
0,008 0,030 0,094 0,051
0,41
8,35
0,56
0,61
12,51
0,73
0,65
14,68
0,84
0,52
49,50
0,63
15,81
0,06
0,06
23,83
0,07
0,05
16,10
0,08
0,05
20,84
0,08
0,003
19,44
0,05
0,10
27,26
0,05
0,03
61,24
0,04
0,002
7,66
0,13
0,047
2015 6
KBOX
PT Kobexindo Tractors Tbk
2016
2020 2013 2014 2015 7
OKAS
PT Ancora Indonesia Reseouces Tbk
2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015
8
TRIL
PT Triwira Insanlestari Tbk
2016 2017 2018 2019 2020
0,524 0,610
0,294
0,560 -0,017 -0,100
0,053 0,037
0,018
0,006 0,049 0,197 0,142 0,053 0,048 0,074 0,022 0,020 0,043
0,585
0,371
0,254 -4,07 -9,07 -7,31 -8,53 -12,58 -7,19 -10,55 0,318
152
Lampiran 3 Hasil Analisis Statistik Deskripftif 1. Financial Distress. N Financial Distress Valid N (listwise)
Descriptive Statistics Minimum Maximum 64 -12.58 4.01 64
Mean -.1562
Std. Deviation 3.20645
2. Return on Assets N Return on Assets Valid N (listwise)
Descriptive Statistics Minimum Maximum 64 -.53 .08 64
Mean -.0275
Std. Deviation .11110
Descriptive Statistics Minimum Maximum 64 .21 61.24 64
Mean 5.9792
Std. Deviation 11.19987
3. Current Ratio N Current Ratio Valid N (listwise)
4. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio Valid N (listwise)
Descriptive Statistics N Minimum Maximum 64 -17.62 49.50
Mean 3.2067
Std. Deviation 7.94912
64
5. Total Asset Turnover
Total Assets Turnover Valid N (listwise)
Descriptive Statistics N Minimum Maximum 64 .00 1.99 64
Mean Std. Deviation .7705 .51042
153
Lampiran 4 Hasil Analisis Statistik Verifikatif 1.
Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
64 .0000000 1.59212485 .090 .085 -.090 .090 .200c,d
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
b. Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model 1 (Constant) Current Ratio Debt to Equity Ratio Total Assets Turnover Return on Assets
Unstandardized Coefficients Std. B Error -2.034 .474
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics T -4.292
Sig. Tolerance .000
VIF
-.112
.019
-.447
-5.910
.000
.949
1.054
.014
.027
.041
.537
.593
.954
1.048
3.470
.452
.630
7.673
.000
.806
1.240
.541
2.053
.021
.264
.793
.826
1.211
a. Dependent Variable: Financial Distress
154
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
d. Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson 1 .824a .679 .657 1.64521 1.912 a. Predictors: (Constant), Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Total Assets Turnover b. Dependent Variable: Financial Distress
2.
Uji Analisi Jalur (Analysis Path) a. Hasil Analisis Regresi Linier Model 1 Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -2.087 .424 -.112 .019 -.447 .014 .026 .041
Model 1 (Constant) Current Ratio Debt to Equity Ratio Total Assets 3.520 .408 Turnover a. Dependent Variable: Financial Distress
.639
t
Sig. -4.921 -5.952 .545
.000 .000 .588
8.620
.000
b. Hasil Analisis Regresi Linier Model 2 Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -.100 .027 Current Ratio .000 .001 .017 Debt to Equity Ratio .000 .002 .013 Total Assets Turnover .091 .026 .420 a. Dependent Variable: Return on Assets
t -3.701 .145 .108 3.530
Sig. .000 .886 .915 .001
155
3.
Hasil Koefisien Korelasi Product Moment Correlations
Financial Pearson Distress Correlation Sig. (2tailed) N Current Ratio
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Financial Distress 1
Current Debt to Ratio Equity Ratio -.529** .064
Total Assets Return Turnover on Assets .688** .298*
.000
.613
.000
.017
64
64
64
64
64
**
1
-.181
-.117
-.034
.151
.358
.790
-.529
.000 64
64
64
64
64
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.064
-.181
1
-.090
-.028
.613
.151
.480
.826
64
64
64
64
64
Total Pearson Assets Correlation Turnover Sig. (2tailed) N
.688**
-.117
-.090
1
.417**
.000
.358
.480
64
64
64
64
64
Return Pearson on Assets Correlation Sig. (2tailed) N
*
-.034
-.028
**
1
.017
.790
.826
.001
64
64
64
64
Debt to Equity Ratio
.298
.001
.417
64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
4.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb Adjusted R Model R R Square Square Std. Error of the Estimate 1 .824a .679 .657 1.64521 a. Predictors: (Constant), Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Total Assets Turnover b. Dependent Variable: Financial Distress
156
Model Summaryb Adjusted R Model R R Square Square Std. Error of the Estimate a 1 .824 .679 .663 1.63240 a. Predictors: (Constant), Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio, Current Ratio b. Dependent Variable: Financial Distress
Model Summaryb Adjusted R Model R R Square Square Std. Error of the Estimate a 1 .417 .174 .133 .10347 a. Predictors: (Constant), Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio, Current Ratio b. Dependent Variable: Return on Assets
Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis 1.
Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji T)
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) -2.087 .424 Current Ratio -.112 .019 Debt to Equity .014 .026 Ratio Total Assets 3.520 .408 Turnover a. Dependent Variable: Financial Distress
Standardized Coefficients Beta -.447 .041
t -4.921 -5.952 .545
Sig. .000 .000 .588
.639
8.620
.000
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) -.100 .027 Current Ratio .000 .001 Debt to Equity .000 .002 Ratio Total Assets .091 .026 Turnover a. Dependent Variable: Return on Assets
Standardized Coefficients Beta t -3.701 .017 .145 .013 .108
Sig. .000 .886 .915
.420
.001
3.530
157
Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error .207 .348 on 7.539 3.067
Model (Constant) Return Assets a. Dependent Variable: Financial Distress 1
2.
Standardized Coefficients Beta .298
t .595 2.458
Sig. .554 .017
Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
ANOVAa Sum of Model Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 337.799 3 112.600 42.255 .000b Residual 159.884 60 2.665 Total 497.684 63 a. Dependent Variable: Financial Distress b. Predictors: (Constant), Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio, Current Ratio
ANOVAa Sum of Model Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .135 3 .045 4.211 .009b Residual .642 60 .011 Total .778 63 a. Dependent Variable: Return on Assets b. Predictors: (Constant), Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio, Current Ratio
ANOVAa Sum of Model Squares Df 1 Regression 337.988 4 Residual 159.696 59 Total 497.684 63 a. Dependent Variable: Financial Distress b. Predictors: (Constant), Return on Assets, Debt Assets Turnover
Mean Square 84.497 2.707
F 31.217
Sig. .000b
to Equity Ratio, Current Ratio, Total
158
Lampiran 6 Tabel Durbin Watson
N 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
k=1 dL
dU
0.6102
1.4002
0.6996 0.7629 0.8243 0.8791 0.9273 0.9708 1.0097 1.0450 1.0770 1.1062 1.1330 1.1576 1.1804 1.2015 1.2212 1.2395 1.2567 1.2728 1.2879 1.3022 1.3157 1.3284 1.3405 1.3520 1.3630 1.3734 1.3834 1.3929 1.4019 1.4107 1.4190 1.4270 1.4347 1.4421 1.4493 1.4562 1.4628 1.4692 1.4754 1.4814 1.4872 1.4928 1.4982
1.3564 1.3324 1.3199 1.3197 1.3241 1.3314 1.3404 1.3503 1.3605 1.3709 1.3812 1.3913 1.4012 1.4107 1.4200 1.4289 1.4375 1.4458 1.4537 1.4614 1.4688 1.4759 1.4828 1.4894 1.4957 1.5019 1.5078 1.5136 1.5191 1.5245 1.5297 1.5348 1.5396 1.5444 1.5490 1.5534 1.5577 1.5619 1.5660 1.5700 1.5739 1.5776 1.5813
k=2 dL 0.4672 0.5591 0.6291 0.6972 0.7580 0.8122 0.8612 0.9054 0.9455 0.9820 1.0154 1.0461 1.0743 1.1004 1.1246 1.1471 1.1682 1.1878 1.2063 1.2236 1.2399 1.2553 1.2699 1.2837 1.2969 1.3093 1.3212 1.3325 1.3433 1.3537 1.3635 1.3730 1.3821 1.3908 1.3992 1.4073 1.4151 1.4226 1.4298 1.4368 1.4435 1.4500 1.4564
dU 1.8964 1.7771 1.6993 1.6413 1.6044 1.5794 1.5621 1.5507 1.5432 1.5386 1.5361 1.5353 1.5355 1.5367 1.5385 1.5408 1.5435 1.5464 1.5495 1.5528 1.5562 1.5596 1.5631 1.5666 1.5701 1.5736 1.5770 1.5805 1.5838 1.5872 1.5904 1.5937 1.5969 1.6000 1.6031 1.6061 1.6091 1.6120 1.6148 1.6176 1.6204 1.6231 1.6257
k=3 dL
0.3674 0.4548 0.5253 0.5948 0.6577 0.7147 0.7667 0.8140 0.8572 0.8968 0.9331 0.9666 0.9976 1.0262 1.0529 1.0778 1.1010 1.1228 1.1432 1.1624 1.1805 1.1976 1.2138 1.2292 1.2437 1.2576 1.2707 1.2833 1.2953 1.3068 1.3177 1.3283 1.3384 1.3480 1.3573 1.3663 1.3749 1.3832 1.3912 1.3989 1.4064 1.4136
dU
2.2866 2.1282 2.0163 1.9280 1.8640 1.8159 1.7788 1.7501 1.7277 1.7101 1.6961 1.6851 1.6763 1.6694 1.6640 1.6597 1.6565 1.6540 1.6523 1.6510 1.6503 1.6499 1.6498 1.6500 1.6505 1.6511 1.6519 1.6528 1.6539 1.6550 1.6563 1.6575 1.6589 1.6603 1.6617 1.6632 1.6647 1.6662 1.6677 1.6692 1.6708 1.6723
k=4 dL
0.2957 0.3760 0.4441 0.5120 0.5745 0.6321 0.6852 0.7340 0.7790 0.8204 0.8588 0.8943 0.9272 0.9578 0.9864 1.0131 1.0381 1.0616 1.0836 1.1044 1.1241 1.1426 1.1602 1.1769 1.1927 1.2078 1.2221 1.2358 1.2489 1.2614 1.2734 1.2848 1.2958 1.3064 1.3166 1.3263 1.3357 1.3448 1.3535 1.3619 1.3701
dU
2.5881 2.4137 2.2833 2.1766 2.0943 2.0296 1.9774 1.9351 1.9005 1.8719 1.8482 1.8283 1.8116 1.7974 1.7855 1.7753 1.7666 1.7591 1.7527 1.7473 1.7426 1.7386 1.7352 1.7323 1.7298 1.7277 1.7259 1.7245 1.7233 1.7223 1.7215 1.7209 1.7205 1.7202 1.7200 1.7200 1.7200 1.7201 1.7203 1.7206 1.7210
k=5 dL
0.2427 0.3155 0.3796 0.4445 0.5052 0.5620 0.6150 0.6641 0.7098 0.7523 0.7918 0.8286 0.8629 0.8949 0.9249 0.9530 0.9794 1.0042 1.0276 1.0497 1.0706 1.0904 1.1092 1.1270 1.1439 1.1601 1.1755 1.1901 1.2042 1.2176 1.2305 1.2428 1.2546 1.2660 1.2769 1.2874 1.2976 1.3073 1.3167 1.3258
dU
2.8217 2.6446 2.5061 2.3897 2.2959 2.2198 2.1567 2.1041 2.0600 2.0226 1.9908 1.9635 1.9400 1.9196 1.9018 1.8863 1.8727 1.8608 1.8502 1.8409 1.8326 1.8252 1.8187 1.8128 1.8076 1.8029 1.7987 1.7950 1.7916 1.7886 1.7859 1.7835 1.7814 1.7794 1.7777 1.7762 1.7748 1.7736 1.7725 1.7716
159
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
1.5035 1.5086 1.5135 1.5183 1.5230 1.5276 1.5320 1.5363 1.5405 1.5446 1.5485 1.5524 1.5562 1.5599 1.5635 1.5670 1.5704 1.5738 1.5771 1.5803 1.5834 1.5865 1.5895 1.5924 1.5953 1.5981 1.6009 1.6036 1.6063 1.6089 1.6114 1.6139 1.6164 1.6188 1.6212 1.6235 1.6258 1.6280
1.5849 1.5884 1.5917 1.5951 1.5983 1.6014 1.6045 1.6075 1.6105 1.6134 1.6162 1.6189 1.6216 1.6243 1.6268 1.6294
1.4625 1.4684 1.4741 1.4797 1.4851 1.4903 1.4954 1.5004 1.5052 1.5099 1.5144 1.5189 1.5232 1.5274 1.5315 1.5355
1.6283 1.6309 1.6334 1.6359 1.6383 1.6406 1.6430 1.6452 1.6475 1.6497 1.6518 1.6540 1.6561 1.6581 1.6601 1.6621
1.4206 1.4273 1.4339 1.4402 1.4464 1.4523 1.4581 1.4637 1.4692 1.4745 1.4797 1.4847 1.4896 1.4943 1.4990 1.5035
1.6739 1.6754 1.6769 1.6785 1.6800 1.6815 1.6830 1.6845 1.6860 1.6875 1.6889 1.6904 1.6918 1.6932 1.6946 1.6960
1.3779 1.3855 1.3929 1.4000 1.4069 1.4136 1.4201 1.4264 1.4325 1.4385 1.4443 1.4499 1.4554 1.4607 1.4659 1.4709
1.7214 1.7218 1.7223 1.7228 1.7234 1.7240 1.7246 1.7253 1.7259 1.7266 1.7274 1.7281 1.7288 1.7296 1.7303 1.7311
1.3346 1.3431 1.3512 1.3592 1.3669 1.3743 1.3815 1.3885 1.3953 1.4019 1.4083 1.4146 1.4206 1.4265 1.4322 1.4378
1.7708 1.7701 1.7694 1.7689 1.7684 1.7681 1.7678 1.7675 1.7673 1.7672 1.7671 1.7671 1.7671 1.7671 1.7672 1.7673
1.6318 1.6343 1.6367 1.6390 1.6413 1.6435 1.6457 1.6479 1.6500 1.6521 1.6541 1.6561 1.6581 1.6601 1.6620 1.6639 1.6657 1.6675 1.6693 1.6711 1.6728 1.6745
1.5395 1.5433 1.5470
1.6640 1.6660 1.6678 1.6697 1.6715 1.6733 1.6751 1.6768 1.6785 1.6802 1.6819 1.6835 1.6851 1.6867 1.6882 1.6898 1.6913 1.6928 1.6942 1.6957 1.6971 1.6985
1.5079 1.5122 1.5164
1.6974 1.6988 1.7001 1.7015 1.7028 1.7041 1.7054 1.7067 1.7079 1.7092 1.7104 1.7117 1.7129 1.7141 1.7153 1.7164 1.7176 1.7187 1.7199 1.7210 1.7221 1.7232
1.4758 1.4806 1.4853
1.7319 1.7327 1.7335 1.7343 1.7351 1.7358 1.7366 1.7375 1.7383 1.7390 1.7399 1.7407 1.7415 1.7423 1.7430 1.7438 1.7446 1.7454 1.7462 1.7470 1.7478 1.7485
1.4433 1.4486 1.4537
1.7675 1.7676 1.7678 1.7680 1.7683 1.7685 1.7688 1.7691 1.7694 1.7698 1.7701 1.7704 1.7708 1.7712 1.7716 1.7720 1.7724 1.7728 1.7732 1.7736 1.7740 1.7745
1.5507 1.5542 1.5577 1.5611 1.5645 1.5677 1.5709 1.5740 1.5771 1.5801 1.5830 1.5859 1.5888 1.5915 1.5942 1.5969 1.5995 1.6021 1.6046
1.5205 1.5245 1.5284 1.5323 1.5360 1.5397 1.5432 1.5467 1.5502 1.5535 1.5568 1.5600 1.5632 1.5663 1.5693 1.5723 1.5752 1.5780 1.5808
1.4899 1.4943 1.4987 1.5029 1.5071 1.5112 1.5151 1.5190 1.5228 1.5265 1.5302 1.5337 1.5372 1.5406 1.5440 1.5472 1.5505 1.5536 1.5567
1.4588 1.4637 1.4685 1.4732 1.4778 1.4822 1.4866 1.4909 1.4950 1.4991 1.5031 1.5070 1.5109 1.5146 1.5183 1.5219 1.5254 1.5289 1.5322
160
Lampiran 7 t Tabel Titik Persentase Distribusi t (df = 41 – 80) Pr
0.25 0.50
0.10 0.20
0.05 0.10
0.025 0.050
0.01 0.02
0.005 0.010
0.001 0.002
42
0.68052 0.68038
1.30254 1.30204
1.68288 1.68195
2.01954 2.01808
2.42080 2.41847
2.70118 2.69807
3.30127 3.29595
43
0.68024
1.30155
1.68107
2.01669
2.41625
2.69510
3.29089
44 45
0.68011 0.67998
1.30109 1.30065
1.68023 1.67943
2.01537 2.01410
2.41413 2.41212
2.69228 2.68959
3.28607 3.28148
46
0.67986
1.30023
1.67866
2.01290
2.41019
2.68701
3.27710
47
0.67975
1.29982
1.67793
2.01174
2.40835
2.68456
3.27291
48 49
0.67964 0.67953
1.29944 1.29907
1.67722 1.67655
2.01063 2.00958
2.40658 2.40489
2.68220 2.67995
3.26891 3.26508
50
0.67943
1.29871
1.67591
2.00856
2.40327
2.67779
3.26141
51
0.67933
1.29837
1.67528
2.00758
2.40172
2.67572
3.25789
52 53
0.67924 0.67915
1.29805 1.29773
1.67469 1.67412
2.00665 2.00575
2.40022 2.39879
2.67373 2.67182
3.25451 3.25127
54
0.67906
1.29743
1.67356
2.00488
2.39741
2.66998
3.24815
55
0.67898
1.29713
1.67303
2.00404
2.39608
2.66822
3.24515
56 57
0.67890 0.67882
1.29685 1.29658
1.67252 1.67203
2.00324 2.00247
2.39480 2.39357
2.66651 2.66487
3.24226 3.23948
58
0.67874
1.29632
1.67155
2.00172
2.39238
2.66329
3.23680
59
0.67867
1.29607
1.67109
2.00100
2.39123
2.66176
3.23421
60 61
0.67860 0.67853
1.29582 1.29558
1.67065 1.67022
2.00030 1.99962
2.39012 2.38905
2.66028 2.65886
3.23171 3.22930
62
0.67847
1.29536
1.66980
1.99897
2.38801
2.65748
3.22696
63
0.67840
1.29513
1.66940
1.99834
2.38701
2.65615
3.22471
64 65
0.67834 0.67828
1.29492 1.29471
1.66901 1.66864
1.99773 1.99714
2.38604 2.38510
2.65485 2.65360
3.22253 3.22041
66
0.67823
1.29451
1.66827
1.99656
2.38419
2.65239
3.21837
67
0.67817
1.29432
1.66792
1.99601
2.38330
2.65122
3.21639
68 69
0.67811 0.67806
1.29413 1.29394
1.66757 1.66724
1.99547 1.99495
2.38245 2.38161
2.65008 2.64898
3.21446 3.21260
70
0.67801
1.29376
1.66691
1.99444
2.38081
2.64790
3.21079
71
0.67796
1.29359
1.66660
1.99394
2.38002
2.64686
3.20903
72 73
0.67791 0.67787
1.29342 1.29326
1.66629 1.66600
1.99346 1.99300
2.37926 2.37852
2.64585 2.64487
3.20733 3.20567
74
0.67782
1.29310
1.66571
1.99254
2.37780
2.64391
3.20406
75
0.67778
1.29294
1.66543
1.99210
2.37710
2.64298
3.20249
76 77
0.67773 0.67769
1.29279 1.29264
1.66515 1.66488
1.99167 1.99125
2.37642 2.37576
2.64208 2.64120
3.20096 3.19948
78
0.67765
1.29250
1.66462
1.99085
2.37511
2.64034
3.19804
79
0.67761
1.29236
1.66437
1.99045
2.37448
2.63950
3.19663
80
0.67757
1.29222
1.66412
1.99006
2.37387
2.63869
3.19526
Df 41
161
Lampiran 8 F Tabel Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilitas = 0,05 df untuk penyebut (N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
df untuk pembilang (N1) 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
161 18.51 10.13 7.71 6.61 5.99 5.59 5.32 5.12 4.96 4.84 4.75 4.67 4.60 4.54 4.49 4.45 4.41 4.38 4.35 4.32 4.30 4.28 4.26 4.24 4.23 4.21 4.20 4.18 4.17 4.16 4.15 4.14 4.13 4.12 4.11 4.11 4.10 4.09 4.08 4.08 4.07 4.07 4.06 4.06
199 19.00 9.55 6.94 5.79 5.14 4.74 4.46 4.26 4.10 3.98 3.89 3.81 3.74 3.68 3.63 3.59 3.55 3.52 3.49 3.47 3.44 3.42 3.40 3.39 3.37 3.35 3.34 3.33 3.32 3.30 3.29 3.28 3.28 3.27 3.26 3.25 3.24 3.24 3.23 3.23 3.22 3.21 3.21 3.20
216 19.16 9.28 6.59 5.41 4.76 4.35 4.07 3.86 3.71 3.59 3.49 3.41 3.34 3.29 3.24 3.20 3.16 3.13 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01 2.99 2.98 2.96 2.95 2.93 2.92 2.91 2.90 2.89 2.88 2.87 2.87 2.86 2.85 2.85 2.84 2.83 2.83 2.82 2.82 2.81
225 19.25 9.12 6.39 5.19 4.53 4.12 3.84 3.63 3.48 3.36 3.26 3.18 3.11 3.06 3.01 2.96 2.93 2.90 2.87 2.84 2.82 2.80 2.78 2.76 2.74 2.73 2.71 2.70 2.69 2.68 2.67 2.66 2.65 2.64 2.63 2.63 2.62 2.61 2.61 2.60 2.59 2.59 2.58 2.58
230 19.30 9.01 6.26 5.05 4.39 3.97 3.69 3.48 3.33 3.20 3.11 3.03 2.96 2.90 2.85 2.81 2.77 2.74 2.71 2.68 2.66 2.64 2.62 2.60 2.59 2.57 2.56 2.55 2.53 2.52 2.51 2.50 2.49 2.49 2.48 2.47 2.46 2.46 2.45 2.44 2.44 2.43 2.43 2.42
234 19.33 8.94 6.16 4.95 4.28 3.87 3.58 3.37 3.22 3.09 3.00 2.92 2.85 2.79 2.74 2.70 2.66 2.63 2.60 2.57 2.55 2.53 2.51 2.49 2.47 2.46 2.45 2.43 2.42 2.41 2.40 2.39 2.38 2.37 2.36 2.36 2.35 2.34 2.34 2.33 2.32 2.32 2.31 2.31
237 19.35 8.89 6.09 4.88 4.21 3.79 3.50 3.29 3.14 3.01 2.91 2.83 2.76 2.71 2.66 2.61 2.58 2.54 2.51 2.49 2.46 2.44 2.42 2.40 2.39 2.37 2.36 2.35 2.33 2.32 2.31 2.30 2.29 2.29 2.28 2.27 2.26 2.26 2.25 2.24 2.24 2.23 2.23 2.22
239 19.37 8.85 6.04 4.82 4.15 3.73 3.44 3.23 3.07 2.95 2.85 2.77 2.70 2.64 2.59 2.55 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40 2.37 2.36 2.34 2.32 2.31 2.29 2.28 2.27 2.25 2.24 2.23 2.23 2.22 2.21 2.20 2.19 2.19 2.18 2.17 2.17 2.16 2.16 2.15
241 19.38 8.81 6.00 4.77 4.10 3.68 3.39 3.18 3.02 2.90 2.80 2.71 2.65 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.39 2.37 2.34 2.32 2.30 2.28 2.27 2.25 2.24 2.22 2.21 2.20 2.19 2.18 2.17 2.16 2.15 2.14 2.14 2.13 2.12 2.12 2.11 2.11 2.10 2.10
242 19.40 8.79 5.96 4.74 4.06 3.64 3.35 3.14 2.98 2.85 2.75 2.67 2.60 2.54 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.32 2.30 2.27 2.25 2.24 2.22 2.20 2.19 2.18 2.16 2.15 2.14 2.13 2.12 2.11 2.11 2.10 2.09 2.08 2.08 2.07 2.06 2.06 2.05 2.05
243 19.40 8.76 5.94 4.70 4.03 3.60 3.31 3.10 2.94 2.82 2.72 2.63 2.57 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.28 2.26 2.24 2.22 2.20 2.18 2.17 2.15 2.14 2.13 2.11 2.10 2.09 2.08 2.07 2.07 2.06 2.05 2.04 2.04 2.03 2.03 2.02 2.01 2.01
244 19.41 8.74 5.91 4.68 4.00 3.57 3.28 3.07 2.91 2.79 2.69 2.60 2.53 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.25 2.23 2.20 2.18 2.16 2.15 2.13 2.12 2.10 2.09 2.08 2.07 2.06 2.05 2.04 2.03 2.02 2.02 2.01 2.00 2.00 1.99 1.99 1.98 1.97
245 19.42 8.73 5.89 4.66 3.98 3.55 3.26 3.05 2.89 2.76 2.66 2.58 2.51 2.45 2.40 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18 2.15 2.14 2.12 2.10 2.09 2.08 2.06 2.05 2.04 2.03 2.02 2.01 2.00 2.00 1.99 1.98 1.97 1.97 1.96 1.96 1.95 1.94
245 19.42 8.71 5.87 4.64 3.96 3.53 3.24 3.03 2.86 2.74 2.64 2.55 2.48 2.42 2.37 2.33 2.29 2.26 2.22 2.20 2.17 2.15 2.13 2.11 2.09 2.08 2.06 2.05 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.99 1.98 1.97 1.96 1.95 1.95 1.94 1.94 1.93 1.92 1.92
246 19.43 8.70 5.86 4.62 3.94 3.51 3.22 3.01 2.85 2.72 2.62 2.53 2.46 2.40 2.35 2.31 2.27 2.23 2.20 2.18 2.15 2.13 2.11 2.09 2.07 2.06 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.98 1.97 1.96 1.95 1.95 1.94 1.93 1.92 1.92 1.91 1.91 1.90 1.89
162
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilitas = 0,05
df untuk penyebut (N2) 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
df untuk pembilang (N1) 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
4.05 4.05 4.04 4.04
3.20 3.20 3.19 3.19
2.81 2.80 2.80 2.79
2.57 2.57 2.57 2.56
2.42 2.41 2.41 2.40
2.30 2.30 2.29 2.29
2.22 2.21 2.21 2.20
2.15 2.14 2.14 2.13
2.09 2.09 2.08 2.08
2.04 2.04 2.03 2.03
2.00 2.00 1.99 1.99
1.97 1.96 1.96 1.96
1.94 1.93 1.93 1.93
1.91 1.91 1.90 1.90
1.89 1.88 1.88 1.88
4.03 4.03 4.03 4.02
3.18 3.18 3.18 3.17
2.79 2.79 2.78 2.78
2.56 2.55 2.55 2.55
2.40 2.40 2.39 2.39
2.29 2.28 2.28 2.28
2.20 2.20 2.19 2.19
2.13 2.13 2.12 2.12
2.07 2.07 2.07 2.06
2.03 2.02 2.02 2.01
1.99 1.98 1.98 1.97
1.95 1.95 1.94 1.94
1.92 1.92 1.91 1.91
1.89 1.89 1.89 1.88
1.87 1.87 1.86 1.86
4.02 4.02 4.01 4.01
3.17 3.16 3.16 3.16
2.78 2.77 2.77 2.77
2.54 2.54 2.54 2.53
2.39 2.38 2.38 2.38
2.27 2.27 2.27 2.26
2.18 2.18 2.18 2.18
2.12 2.11 2.11 2.11
2.06 2.06 2.05 2.05
2.01 2.01 2.00 2.00
1.97 1.97 1.96 1.96
1.94 1.93 1.93 1.93
1.91 1.90 1.90 1.90
1.88 1.88 1.87 1.87
1.86 1.85 1.85 1.85
4.01 4.00 4.00 4.00
3.16 3.15 3.15 3.15
2.76 2.76 2.76 2.76
2.53 2.53 2.53 2.52
2.37 2.37 2.37 2.37
2.26 2.26 2.25 2.25
2.17 2.17 2.17 2.16
2.10 2.10 2.10 2.09
2.05 2.04 2.04 2.04
2.00 2.00 1.99 1.99
1.96 1.96 1.95 1.95
1.92 1.92 1.92 1.91
1.89 1.89 1.89 1.88
1.87 1.86 1.86 1.86
1.84 1.84 1.84 1.83
4.00 3.99 3.99 3.99
3.15 3.14 3.14 3.14
2.75 2.75 2.75 2.75
2.52 2.52 2.52 2.51
2.36 2.36 2.36 2.36
2.25 2.25 2.24 2.24
2.16 2.16 2.16 2.15
2.09 2.09 2.09 2.08
2.03 2.03 2.03 2.03
1.99 1.98 1.98 1.98
1.95 1.94 1.94 1.94
1.91 1.91 1.91 1.90
1.88 1.88 1.88 1.87
1.85 1.85 1.85 1.85
1.83 1.83 1.83 1.82
3.99 3.98 3.98 3.98
3.14 3.13 3.13 3.13
2.74 2.74 2.74 2.74
2.51 2.51 2.51 2.50
2.35 2.35 2.35 2.35
2.24 2.24 2.24 2.23
2.15 2.15 2.15 2.15
2.08 2.08 2.08 2.08
2.03 2.02 2.02 2.02
1.98 1.98 1.97 1.97
1.94 1.93 1.93 1.93
1.90 1.90 1.90 1.90
1.87 1.87 1.87 1.86
1.84 1.84 1.84 1.84
1.82 1.82 1.82 1.81
3.98 3.98 3.97 3.97
3.13 3.13 3.12 3.12
2.74 2.73 2.73 2.73
2.50 2.50 2.50 2.50
2.35 2.34 2.34 2.34
2.23 2.23 2.23 2.23
2.14 2.14 2.14 2.14
2.07 2.07 2.07 2.07
2.02 2.01 2.01 2.01
1.97 1.97 1.96 1.96
1.93 1.93 1.92 1.92
1.89 1.89 1.89 1.89
1.86 1.86 1.86 1.86
1.84 1.83 1.83 1.83
1.81 1.81 1.81 1.81
3.97 3.97 3.97 3.97
3.12 3.12 3.12 3.12
2.73 2.73 2.72 2.72
2.50 2.49 2.49 2.49
2.34 2.34 2.33 2.33
2.22 2.22 2.22 2.22
2.14 2.13 2.13 2.13
2.07 2.06 2.06 2.06
2.01 2.01 2.01 2.00
1.96 1.96 1.96 1.96
1.92 1.92 1.92 1.92
1.89 1.88 1.88 1.88
1.85 1.85 1.85 1.85
1.83 1.83 1.82 1.82
1.80 1.80 1.80 1.80
3.96 3.96 3.96 3.96
3.11 3.11 3.11 3.11
2.72 2.72 2.72 2.72
2.49 2.49 2.49 2.48
2.33 2.33 2.33 2.33
2.22 2.22 2.21 2.21
2.13 2.13 2.13 2.12
2.06 2.06 2.06 2.05
2.00 2.00 2.00 2.00
1.95 1.95 1.95 1.95
1.91 1.91 1.91 1.91
1.88 1.88 1.88 1.87
1.85 1.85 1.84 1.84
1.82 1.82 1.82 1.82
1.80 1.79 1.79 1.79
3.96 3.96 3.95 3.95
3.11 3.11 3.11 3.10
2.72 2.71 2.71 2.71
2.48 2.48 2.48 2.48
2.33 2.32 2.32 2.32
2.21 2.21 2.21 2.21
2.12 2.12 2.12 2.12
2.05 2.05 2.05 2.05
2.00 1.99 1.99 1.99
1.95 1.95 1.95 1.94
1.91 1.91 1.90 1.90
1.87 1.87 1.87 1.87
1.84 1.84 1.84 1.84
1.81 1.81 1.81 1.81
1.79 1.79 1.79 1.79
3.95 3.95 3.95 3.95
3.10 3.10 3.10 3.10
2.71 2.71 2.71 2.71
2.48 2.48 2.48 2.47
2.32 2.32 2.32 2.32
2.21 2.20 2.20 2.20
2.12 2.12 2.12 2.11
2.05 2.05 2.05 2.04
1.99 1.99 1.99 1.99
1.94 1.94 1.94 1.94
1.90 1.90 1.90 1.90
1.87 1.87 1.86 1.86
1.84 1.83 1.83 1.83
1.81 1.81 1.81 1.80
1.78 1.78 1.78 1.78
3.95
3.10
2.71 2.47
2.32
2.20
2.11
2.04
1.99
1.94
1.90
1.86
1.83 1.80
1.78
163