#21 MERASAKAN SAYANG-NYA by @quranreview Flipbook PDF

#21 MERASAKAN SAYANG-NYA by @quranreview

105 downloads 109 Views 39MB Size

Story Transcript

Merasakan Sayangnya

Pertemuan Keduapuluh satu Surah Al-Quraisy Bagian Pertama

Surah Quraisy adalah surah Makkiyah, surah yang punya urutan ke-106 di dalam Al-Quran, dan surah ini turun setelah surah Al-Fil. And, ternyata kalau kita liat-liat antara surah Quraisy dan surah Al-Fil itu punya satu kesatuan.

Bahkan ada yang bilang sebenarnya mereka itu satu surah, saking nyambungnya makna antara keduanya. Surah inipun sangat berkaitan juga dengan doa Nabi Ibrahim di surah Al-Baqarah:126, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.”

Surah Al-Fil (pasukan gajah) bercerita tentang keamanan, sedangkan surah Quraisy bercerita tentang makanan dan kekayaan. Dua hal yang biasanya sangat dikhawatirkan oleh manusia dalam hidupnya. 

Surah Quraisy > berbicara tentang kaum Quraisy > Nabi Ibrahim berdoa kemakmuran untuk penduduknya. Kenapa Nabi Ibrahim berdoa agar Allah menjamin kemakmuran (makanan dan kekayaan) untuk penduduk Quraisy. Ada apa dengan Quraisy?

Langsung kita cek ayat pertamanya yukk..

01

Ayat 1 ‫ ٍشْيَرُق ِفٰـَليِإِل‬١ Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

Kata pertama, ‫ِاِل اِل‬ secara bahasa artinya karena. Kata “karena” kalau di bahasa Arab ada berbagai macam bentuk. Apakah itu? Yup, “Li anna” yang maknanya menekankan banget. Tapi kalau di ayat ini, Allah tuh nggak pake kata Li anna tapi pake kata Li, yang simpel banget.

Penggunaan kata li ini bisa digunakan dalam berbagai makna, misalnya gumaman, “mmhhh..”. Yang punya makna terselubung di dalamnya, sesuai dengan kondisi dan intonasi yang diucapkan.

Misal ada pertanyaan, “Aku ada salah sama kamu ya?” Jawabannya, “Mmhh..” dengan nada tinggi. Berarti bisa disimpulkan, “Iya kamu ada salah”. Sedangkan, “Mmhh…” dengan nada rendah bisa disimpulkan, “memangnya iya?”.

02

Nah, li yang mengawali surah Quraisy ini juga punya banyak kemungkinan makna. 

1. Lam ‘aqabah yang bermakna konsekuensi. 

Misalnya, “Karena lo udah dikasih kekayaan berlebih, ya konsekuensinya lo harus berbagi dong” atau “Ya karena lo mau masuk surga, ya lo harus sabar-sabar ngelakuin semua ibadah dalam hidup lo”. 

Dan ternyata konsekuensi yang dimaksud itu nyambung dengan ayat ke-3, yaitu “fal ya’budu rabba hadzal bait”. Ada juga yang bilang kalau konsekuensi ini nyambung dengan ayat terakhir dari surat Al-Fiil, yaitu “faja’alahum ka ‘ashfimm ma’kuul”.

2. Lam ta’ajjub yang bermakna takjub (shock)

Misalnya, “Kok bisa mereka (orang-orang Quraisy) tidak menyembah Tuhan Pemilik Ka'bah, padahal kan mereka udah dikasih ilaf?” Btw, memang apa sih ilaf itu?

03

Yuk cek kata selanjutnya…

Kata kedua, ‫فٰلْي‬

‫ ِفٰلْي‬yang berasal dari beberapa kata:

1

Ilaf atau Alif yang berarti seribu. 

2

Bisa juga diambil dari kata alif yang artinya person you know pretty well. Makna yang kedua ini, kayak kamu udah kenal banget sama dia dan kehadirannya itu udah jadi hal yang biasa.

Misalnya pas kita lagi di kelas. Kita kayak udah kenal banget sama dosen A, jadi kalo dosen A ini masuk kelas, ya biasa aja. Udah familiar banget sama beliau, udah kenal lama. Tapi kalo ternyata yang masuk kelas bukan beliau, tapi dosen B yang kita belum kenal. Pasti kamu bertanya-tanya, ngeliatin dosen B terus, kayak belum familiar gitu karena belum kenal.

3

Awalif yang artinya merpati atau burung dara yang kembali pada tempat yang sama.

Seperti halnya merpati yang selalu kembali pada tempatnya. Love & passionate, tidak pernah ingkar janji.

So, kita bisa ambil kesimpulan kalo kata ilaf di sini bisa bermakna = familiar banget, atau comfortable, kenyamanan.

04

Selain itu, kita juga bisa liat kata ilaf dari bentuk kata “allafa” yang ada di surah Ali Imran:103.

‡ ‫…ْمُكِبْوُلُق َنْيَب َفَّلَاَف‬ “......dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu…...”

Kata allafa (fathah, tasydid, fathah) berarti mempersatukan, kata ini termasuk dalam wazan “fa’ala” (kata yang berbentuk seperti ini bermakna butuh waktu, butuh proses, gak bisa langsung instan).

Seperti Allah menyatukan persaudaraan antar-kabilah, misalnya Muhajirin-Anshar. Ketika kedua orang yang tadinya tidak saling mengenal, kemudian Allah persatukan mereka. Maka kedua kabilah ini pasti butuh waktu adaptasi untuk saling menyesuaikan, nggak bisa langsung bersatu.

Tapi coba kita perhatikan bentuk kata “iilaf” di ayat pertama surah ini. Bentuk katanya nggak pake allafa (butuh waktu lama), tapi iilaf disini pake bentuk katanya “aalafa-yuulifu-iilaaf” (langsung terjadi tanpa proses ataupun tanpa butuh waktu yang lama).

05

So, 3 poin di atas (iilaf-alif-awalif) dipake khusus untuk orang Quraisy. Jadi, ketika orang-orang Quraisy ketemu sama kabilah lain, mereka tuh langsung merasa familiar, nyaman, dan saling mencintai. Allah kasih mereka iilaf yang nggak dinikmati semua orang. Maa syaa Allah. Terus, apa sih efek dari iilaf ini Mereka mudah dalam membuat agreement/persetujuan. Jadi mereka punya free access untuk bisa traveling ke Yaman dan Syam. Dimana ketika kaum lain harus menemukan kesulitan kalau mau traveling ke luar kota, mereka dengan mudah dan amannya melakukan itu Mereka sangat disegani di Jazirah Arab. Ditambah lagi dengan adanya peristiwa di surah Al-Fil. Penduduk sekitar Jazirah menganggap kalo orang Quraisy itu adalah kaum yang paling untouchable karena menang dari pasukan Gajah. 

Terus siapa sih kaum Quraisy ini, kok bisa mereka dapet kenikmatan yang “nggak biasa”?

06

Oke, kita kenalan dikit sama suku Quraisy. Jadi, mereka itu salah satu suku keturunan Nabi Ibrahim as. Suku Quraisy punya nenek moyang namanya An-Nadhr bin Kinanah. Dan suku Quraisy memperoleh julukan “Quraisy” ketika Qushay bin Kilab (keturunan generasi keenam dari An-Nadr bin Kinanah), mengumpulkan sanak saudaranya dan mengambil alih kendali atas Ka'bah.

Sebelumnya, keturunan An-Nadhr ini hidup dalam kelompok nomaden yang terpisah-pisah, saling berperang satu sama lain, kemudian Qushay bin Kilab menyatukan keturunan An-Nadhr dan menjadikan suku Quraisy sebagai kekuatan dominan di Makkah. 

Ada yang tau nggak Qushay bin Kilab itu kakek keberapanya Nabi? Ya, Qushay bin Kilab adalah kakek ke-4 dari Nabi Muhammad Saw. Dan kenapa mereka dijuluki suku Quraisy? Apa ya arti dari Quraisy?

07

Ternyata, ada beberapa pendapat tentang arti dari nama Quraisy ini: 1

Ilaf atau Alif yang berarti seribu. 

2

Ada yang bilang quraisy itu isim tashghir dari qurash yang artinya ikan paus.Kok bisa disebut ikan paus? Karena kalau kita telusuri lagi, kaum ini disamakan dengan sebuah hewan yang sangat luar biasa. Ya, ikan paus adalah hewan yang memakan dan tidak dimakan, dia tinggi dan tidak ada yang dapat lebih tinggi darinya. 

3

Diambil dari kata “At-taqarrusy” yang berarti “mengumpulkan” dimana sebelumnya mereka terpecah belah kemudian bersatu dan berkumpul di Makkah.

4

Diambil dari “At-taqrisy” yang berarti “taftiisy” atau “pemeriksaan”, dimana kaum ini memeriksa jama’ah haji dengan menyediakan semua kebutuhan mereka dan yang lainnya.

So, apa yang kaum Quraisy dapatkan adalah privilege dari Allah. Allah memberikan mereka keamanan, sehingga mereka sangat mudah bepergian kemanapun. Allah memberikan mereka akses rezeki yang mudah, sehingga mereka sukses dalam perdagangan. Allah memberikan semua yang kaum Quraisy butuhkan.

Tapi sadar nggak sih, kalau masing-masing dari kita juga punya banyak “privilege” yang Allah titipkan?

08

Misalnya, ketemu temen-temen di kampus, terus ikut kegiatan. Makan dengan mudahnya dengan nasi goreng sama telur ceplok di kosan. Hal yang simpel bahkan udah biasa. Tapi kadang itulah yang sering kita lewatkan begitu aja, padahal itu juga privilege buat kita. 

Kalau kita lihat dari kesuksesan kaum Quraisy, pasti nggak lepas dari keimanan kepada Tuhannya. Apakah kaum Quraisy beriman kepada Allah? Kalau kita lihat sejarah, ternyata orang-orang Quraisy adalah kelompok yang paling vokal dan keras untuk menentang agama Allah.

Mereka punya privilege, tapi mereka nggak beriman kepada Allah. So, punya privilege ternyata nggak bisa menjamin keimanan seseorang. Nikmat yang banyak belum tentu tanda Allah menyayanginya, belum tentu jadi tanda kalau orang itu dekat dan familiar dengan Allah.

Kedekatan kita kepada Allah itu bukan nikmat yang kita peroleh, tapi dari upaya dan taqwa kita kepada Allah. Tolak ukur sayang Allah bukan dari nikmat.

Next, kira-kira ada lagi nggak kebiasaan orang Quraisy yang bikin mereka istimewa? 

09

Ayat 2 ‫ ِفْيَّصلٱَو ِءٓاَتِّشلٱ َةَلْحِر ْمِهِفٰـَلۦِإ‬٢ (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

Ada kata iilaf (kebiasaan) lagi di ayat kedua. Nah, kalau dalam bahasa Arab, kata yang diulang dua kali memberi kesan "penekanan" atau "pengkhususan" lebih dalem pada sebuah ungkapan.

Bisa kita artikan gini, “Kamu udah dikasih privilege loh, kamu udah dikasih! Kok bisa sih tetep nggak nyembah Allah?? Kamu tuh keterlaluan banget!” (Penekanan ini menggambarkan betapa keterlaluannya orang Quraisy) 

Nah, Iilaf yang kedua ini juga ngasih tau ke kita, sesuatu hal yang paling "khusus", yang paling "menonjol" dan istimewa dari kaum Quraisy. Kira-kira apa itu?

10

11

Biar tau jawabannya, kita geser ke kata berikutnya:

Kata pertama, ‫ةَلْحِر‬ 3 macam

‫ َةَلْحِر‬artinya bepergian. Bepergian dalam bahasa Arab ada

Safar berarti pergi jauh dari tempat tinggal kita dan menetap di san Siyahah berarti bepergian untuk wisat Rihlah diambil dari kata rihl atau rahl yang berarti bagasi, tempat penyimpanan barang-barang saat bepergian (tas/baggage di atas unta).

Dikatakan rihlah karena mereka bepergian dengan membawa barang yang banyak, unta-unta berjejer rapi dalam barisan dengan bawaan di atas punuknya.

Rihlah juga bermakna perjalanan sekali aja, mereka travelnya cuman sekali. Orang Quraisy kalo punya rencana 2 destinasi perjalanan, maka mereka langsung bepergian sekali waktu. Dari Yaman ke Syam, terus balik lagi dari Syam ke Yaman, begitu seterusnya, bukan bolak-balik ke Makkah dulu. Di Yaman dapet logistik, lalu dijual ke Syam.

Kata kedua, ‫فْيَّصلاَو ِءۤاَتِّشلا‬

‫ ِفْيَّصلاَو ِءۤاَتِّشلا‬artinya musim dingin dan musim panas.

Yaman itu panas, Syam itu dingin. Ketika summer, maka mereka pergi ke Syam yang dingin. Ketika winter maka mereka pergi ke Yaman yang panas.

Winter > biasanya dikaitkan dengan kurangnya hasil tumbuhtumbuhan dan budidaya. Biasanya hasilnya banyak saat summer > Peak time untuk berbisnis biasanya ketika summer, dan downtime itu winter. 

12

Kenapa Allah mention winter dulu? Karena kondisi dan keadaan saat winter itu lebih emergency, karena kekurangan logistik.

And then, Allah ngasih ke orang Quraisy apa?

Kalau Allah ngasih potensi luar biasa kepada kaum Quraisy. Mereka punya bakat dalam berdagang dan berbisnis, sampai bisa tetep survive dalam hidup walau di Makkah itu tandus banget. Tapi coba kita lihat kaum Quraisy, apa yang mereka lakukan dengan potensi itu?

Quraisy nggak mau ambil risiko dengan ikut menyembah Allah, karena politik dan ekonomi mereka bisa hancur dan gak lagi untouchable dan disegani masyarakat sekitar.

Orang Quraisy be like: “Kalo kita ikut kamu Wahai Muhammad, ikut nyembah Tuhanmu, terus kalo berhala itu dihancurin, maka orang-orang di sekitar kita gak lagi segan sama kita. gak mau datang lagi ke Makkah.”

Ternyata mereka tetep aja nggak nyembah Allah yang kasih semua potensi itu ke mereka. Mereka lebih percaya kalo apa yang menjadikan mereka aman dan makmur itu berhala-berhala yang mereka letakkan di sekitar Ka’bah, bukan Allah.

They have more confidence in their own analysis. Mereka lebih mempercayai analisis mereka sendiri, daripada apa yang diperintahkan Rasul.

13

Dan terkadang, manusia juga gitu. Manusia itu terlalu percaya dengan pikiran dan analisanya sendiri. Tidak percaya pada Allah dan Rasulnya. Itulah sebabnya kenapa orang suka overthinking.

Karena dia menyandarkan masa depan pada pikirannya sendiri, bukan pada Allah. 

So, di 2 ayat ini kita belajar apa? 1

Manusia itu diberi potensi, privilege dan bakatnya masingmasing sama Allah, tapi sadar nggak sih, gimana kita menggunakan bakat dan potensi yang Allah kasih?

Allah kasih kita kesempatan buat melihat. Apakah melihat adalah sebuah potensi? Coba kita lihat sekitar, apakah semua orang dikasih kesempatan sama Allah buat melihat? So, orang yang paling bersyukur adalah dia yang bisa memanfaatkan potensi dari Allah di jalan Allah.

2

Jangan sampai kita seperti kaum Quraisy yang nggak tau diri. Allah yang sudah ngasih makan, rasa aman, perhatian. Tapi siapa yang dianggap tuhan? Berhala.

Yang ngasih hidup ke kita siapa, yang menenangkan kita ketika gelisah siapa, yang ngasih sehat ke kita siapa. Yang ngasih rezeki ke kita siapa, yang ngasih kesempatan ke kita setiap paginya untuk melihat indahnya pagi siapa? Tanpa disadari, kita kadang  menyanjung-nyanjung yang kita anggap paling penting dalam hidup kita. Siapa?

14

Jadi, jangan sampai ngerasa ditinggal sama Allah atau ngerasa Allah nggak sayang sama kita. Banyak banget bukti sayang Dia ke kita. Tapi, kita seakan nggak sadar, atau kitanya sendiri yang nggak mau coba untuk menyadarinya?

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.