AGRINA Edisi 333 Maret 2022 Flipbook PDF

AGRINA Edisi 333 Maret 2022

54 downloads 112 Views 12MB Size

Story Transcript

Vol. 18 - No.333 - Maret 2022 www.agrina-online.com

Edisi Digital Tersedia di: www.ebook.gramedia.com www.magzter.com www.mahoni.com www.myedisi.com

LIPUTAN KHUSUS Hlm 32

Memecahkan Masalah Klasik Persusuan Nasional BISNIS PERIKANAN Hlm 52

Ini Teknologi Pendukung Efisiensi Budidaya

Berburu Efisiensi dengan Pertanian Presisi Rp 25.000,-

GATOT WAHYUDI, Petani Andalan KEMENTAN Kota Serang, Banten

DAFTAR ISI FOKUS Halaman 14

MEMANEN LEBIH DARI LAHAN YANG BERKURANG

DAFTAR ISI

Vol. 18, No. 333 Maret 2022

4

DARI REDAKSI

5

SURAT PEMBACA

6

AGROPOLIS

8

TAJUK

10

SUARA AGRIBISNIS

12

GALERI

13

FOKUS

14

EKSPOSE

26

LIPUTAN KHUSUS

32

Lahan pangan terus menyusut tapi tuntutan produksi terus naik. Butuh cara yang lebih pintar dan efisien.

BISNIS Bawang

38

Sawit

42

Perkebunan

46

Bebek

50

Perikanan

52

Udang

54

SILUET

56

WAJAH

58

Agrina 333 - Maret 2022

LIPSUS Halaman 12

Memecahkan Masalah Klasik Persusuan Nasional

DARI REDAKSI

Menyambangi Jawara Padi di Banten

P

eriode Januari-April adalah musim panen besar padi di Indonesia sehingga hasil panennya sangat diandalkan untuk mengisi lumbung beras nasional. Guna mendapatkan gambaran di lapangan, AGRINA mengunjungi lahan pertanian milik Gatot Wahyudi, petani padi di wilayah Serang, Banten. Di sela-sela diskusi, Gatot bercerita tentang tantangan dan strategi meningkatkan hasil panen di tempatnya. Mulai dari penggunaan varietas yang baik, sistem penanaman hingga penggunaan alsintan untuk mengefisiensikan hasil, waktu, serta tenaga. Sarjana Teknik Nuklir ini mengungkap adanya peningkatan produktivitas dengan mengganti power thresher ke combine harvester. Mesin pemanen ini menyelamatkan lebih banyak gabah dari keterceceran.

BISNIS PERKINANAN Halaman 52

Ini Teknologi Pendukung Efisiensi Budidaya PENI SARI PALUPI

MaNajEr ProduKsI aGrINa selo sumarsono ikut turun dalam pengambilan gambar di serang

Pemimpin Umum: Fitri Nursanti Pemimpin Perusahaan: Suhadi Purnomo Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., F.N. Poernomo, Dr. Ir. Rachmat Pambudi, M.S., Dr. Tungkot Sipayung, Ir. Frans B.M. Dabukke, M.Si. Pemimpin Redaksi: Windi Listianingsih Redaktur Pelaksana: Try Surya Anditya Redaksi: Sabrina Yuniawati Editor Senior : Peni Sari Palupi Koresponden: Syafnijal Datuk Sinaro (Lampung) Kontributor: Lanjar Artama (DIY), Isman (DIY), Indah Retno Palupi (Ponorogo) Produksi: Selo Sumarsono (Manajer) Iklan: Arif Mustofa (Koordinator), Untung Jaya, Galuh Ilmia Cahyaningtyas Usaha Lain: Brenda Andriana (Koordinator) Sirkulasi & Distribusi: Rizkon Thoyiban (Koordinator)

Keuangan: Tri Helyantini Umum: Wahyu, Barman Penerbit: PT Permata Wacana Lestari Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi: Perum Mekarsari Jalan Bulan Kavling 14, Kel. Mekarsari, Cimanggis, Depok 16452 Telepon: (021) 2984 2821, Faks. (021) 2984 2519 Email: [email protected]; [email protected] Website: www.agrina-online.com Rekening: Bank BCA Cabang Millenia, MT Haryono, Jakarta, No. rek. 005-3008531 a.n. PT Permata Wacana Lestari dan Bank CIMB NIAGA Cabang Daan Mogot, Jakarta, No. rek. 238.01.00413004 atau 8000.7.002.3800 a.n. PT Permata Wacana Lestari

333 - Maret 2022 Agrina

5

SURAT PEMBACA

Pesan Majalah AGRINA Hai Majalah AGRINA, saya Yayi. Saya ingin berlangganan Majalah AGRINA, bagaimana cara memesannya dan apakah Majalah AGRINA juga menjual di e-commers? Terima kasih. Yayi – Instagram Majalah Agrina

Hai Yayi, untuk berlangganan Majalah AGRINA silakan hubungi layanan hotline via WhatsApp di nomor (0815 1336 6439). Majalah AGRINA dapat juga ditemukan di e-commers seperti Shopee dengan nama toko Majalah Agrina Official Shop. Anda juga bisa membaca AGRINA versi digital dengan mengakses link http://deirro.com/eagrina/login. Semoga membantu.

6

Rekomendasi Pebisnis Hidroponik Halo Tim AGRINA, saya ingin tanya tentang hidroponik. Saya seorang pemula dalam berbisnis hidroponik. Tolong rekomendasikan saya pebisnis hidroponik yang bagus atau sudah berbisnis hidroponik sejak lama. Terima kasih

juga mengecek akun IG-nya di @HydrofarmIndonesia. Kedua, Jirifarm Hidroponik (Richard) yang mengawali bisnis hidroponik sejak 2010. Richard bisa dikontak di no. Hp (0812 1021 027) atau lewat IG @Jirifarm. Terima kasih, semoga membantu dan semoga sukses berbisnis hidroponik.

Dimas – Tanjung Barat

Halo Dimas, AGRINA akan merekomendasikan dua pebisnis hidroponik untuk belajar lebih dalam mengenai hulu hingga hilir hidroponik. Pertama, Dimas Hydrofarm Indonesia (Wirawan Hartawan). Wirawan telah berbisnis hidroponik sejak 2012 dan dapat dihubungi di no. Hp (0812 9000 0169) atau dapat

Agrina 333 - Maret 2022

Traktor Halo AGRINA, saya lihat di YouTube AgrinaTV menayangkan tentang “Ragam Traktor Solusi Petani Modern. Traktor Canggih asal Korsel”. Saya ingin bertanya berapa harga traktor EX 55 atau tolong arahkan saya harus menghubungi siapa dan perusahaan apa? Terima kasih AGRINA. Sary Kusuma – YouTube AgrinaTV

Halo Sary Kusuma, terkait pena yangan video di YouTube AgrinaTV tentang “Ragam Traktor Solusi Petani Modern. Traktor Canggih asal Korsel”, traktor KIOTI memiliki 2 tipe EX, yaitu EX 50Hp seharga Rp280 juta dan EX 55Hp seharga Rp287 juta. Sary juga dapat menghubungi PT Satrindo Mitra Utama yang beralamat di Jalan Sunter Agung Podomoro Blok N2, no. 9-10 Sunter, Jakarta Utara 14350, dengan no. telpon (021) 651 9127, fax. (021) 651 1095, dan email: [email protected]. Bisa juga menghubungi Sales Division Head PT Satrindo Mitra Utama atas nama Bapak Rendra (0811 658 671). Terima kasih, semoga membantu, salam sukses.

AGROPOLIS Pengawasan Distribusi Pupuk Subsidi Melalui Sistem & Aplikasi Digital PETROKIMIA GRESIK terus meningkatkan pengawasan distribusi pupuk subsidi melalui penerapan sejumlah sistem dan aplikasi digital. Seperti, Werehouse Management System (WMS), Sistem Scheduling Truk Online (SISTRO), dan Petrokimia Gresik Port Information System (Petroport). Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih mengatakan, sistem aplikasi digital dibangun untuk memperkuat pengawasan di seluruh jaringan distribusi yang menjadi tanggung jawab Petrokimia Gresik. Mulai dari pabrik (Lini I) hingga gudang di tingkat provinsi (Lini II), selanjutnya ke gudang tingkat kabupaten (Lini III). Kemudian, diteruskan ke gudang distributor tingkat kecamatan berakhir ke kios-kios resmi di tingkat desa (Lini IV). “Petrokimia Gresik ingin memastikan proses distribusi di seluruh lini yang menjadi tanggung jawab Petrokimia Gresik berjalan dengan baik dan sesuai prosedur,” jelasnya dalam keterangan tertulis (3/2). Lebih rinci Digna mengatakan, WMS merupakan aplikasi digital berbasis mobile apps dan web untuk pengelolaan pergudangan di Lini I Petrokimia Gresik. WMS dilengkapi hardware berupa tablet, monopod, dan action cam sehingga seluruh kegiatan di gudang bisa terpantau dan tersistem dengan baik. WMS juga memiliki fitur yang terhubung langsung dengan Google Maps dan terintergasi SISTRO sehingga secara otomatis akan melakukan manajemen antrian truk untuk meminimalisir terjadinya penumpukan antrian. “Seluruh aktivitas dan data truk mengangkut pupuk akan terekam di aplikasi WMS, baik sebelum maupun sesudah proses pemuatan,” ungkapnya. Data diinput sesuai kondisi rill di lapangan. Petugas gudang wajib melampirkan foto kondisi truk. Serah terima antara petugas dan supir dilakukan

8

Agrina 333 - Maret 2022

setelah proses pemuatan selesai dan ditandai dengan berita acara dilengkapi tanda tangan digital. Setelah pengambilan pupuk selesai, data akan langsung terkoneksi dengan System Application and Product in Data Processing (SAP) pupuk Indonesia. “Dengan demikian, bisa meng-capture kondisi stok secara real time di seluruh area dari Lini I sampai Lini IV, baik indoor maupun outdoor,” jelasnya.

PENGEcEKaN pupuk di Gudang Gresik

Dok. Petrokimia Gresik.

Digitalisasi pengawasan distribusi juga diterapkan di pelabuhan melalui sistem Petrokimia Gresik Port Information System (Petroport). Petroport memiliki fungsi pengawasan, pencatatan, pelaporan, dan penentuan rekomendasi keputusan secara digital dan otomatis. Sehingga, dapat menghilangkan potensi demurrage atau denda akibat keterlambatan proses bongkar muat. “Digitalisasi sistem yang terintegrasi diharapkan dapat meminimalisir potensi penyimpangan dalam jaringan distribusi Petrokimia Gresik. Sehingga, proses distribusi pupuk bersubsidi semakin efektif dan efisien baik secara waktu maupun biaya,” tandasnya. Sabrina Yuniawati

Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Pada 23 Februari - 17 Maret 2022 Kementerian Pertanian melakukan pelatihan sejuta petani dan penyuluh. Pagelaran tahun ini masuk pada tahun kedua yang sebelumnya diadakan di tahun 2021. Kegiatan mengusung tema “Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap Perubahan Iklim”. Pelatihan Tujuan diselenggarkan berdasarkan kesepakatan Presiden Joko Widodo bersama anggota G20 pada KTT Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia untuk menjaga bumi terhadap fenomena pemanasan global. Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, naiknya suhu global akibat emisi gas rumah kaca karena meningkatnya karbon dioksida. Sehingga, berefek pada mencairnya gletser di kutub utara dan selatan yang meningkatkan permukaan air laut. “Tingginya permukaan air ini dapat meningkat kurang lebih 10 – 50 cm atau 1 m, bahkan bisa mencapai 20 m dari garis pantai. Dampak ke pertanian adalah lahan pertanian di pesisir akan terkena air laut, komoditas pertanian semua bisa mati,” jelasnya di Jakarta (16/2). Perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan intensitas dan frekuensi iklim ekstrem, seperti hujan lebat, kekeringan berkepanjangan, dan gelombang panas. “Dulu El Nino dan La Nina hanya 4-6 bulan tapi sekarang dampak fenomena per ubahan iklim frekuensinya meningkat bisa 10 bulan terjadi El Nino. Fenomena ekstrem ini bisa menyebabkan gagal panen, gagal tanam, serta intensitas serangan OPT cukup ekstrem juga,” lanjutnya. Menurut Dedi, perlu ada pengetahuan dan sosialisasi terkait perubahan iklim kepada petani dan penyuluh agar dapat memitigasi dan antisipasi yang tepat. Oleh karena itu, BPPSMDP menggaungkan program satu juta petani dan penyuluh untuk lebih peduli terhadap perubahan iklim sehingga dapat menjaga dan memper ta hankan produktivitas pertanian.

AGROPOLIS

“Solu sinya smart farming, digitalisasi pertanian, varietas tahan genangan dan kekeringan, dan lainnya,” ungkapnya. Dia menegaskan, pelatihan sejuta petani dan penyuluh merupakan komitmen Kementan melakukan pelatihan secara masif di seluruh Indonesia. Hal ini diharapkan mendorong terimplementasinya pertanian berkelanjutan. Sabrina Yuniawati

KKP Sempurnakan Plastik Biodegradable dari Rumput Laut SEBAGAI SALAH SATU NEGARA penghasil rumput laut terbesar di dunia, Indonesia berpotensi menjawab permasalahan sampah plastik global. Artati Widiarti, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Ke-

nologi kemasan rumput laut kepada beberapa pelaku usaha antara lain UKM Pusaka Hati (Mataram), UKM Setiabudi (Lombok Tengah), Mina Horti (Lombok Timur), UKM Saluyu (Sukabumi), dan CV Panda Food (Sleman),” kata Artati dalam keterangan tertulis, Minggu (20/2). Bahkan, UKM Pusaka Hati sudah memproduksi massal kemasan biodegradable “Seaweed Bag”. Sedangkan, UKM lain menerapkan edible coating untuk kemasan dodol rumput laut. Guna mendorong penerapan rumput laut sebagai pengganti kemasan plastik, KKP juga terus melakukan penyempurnaan inovasi. Yang terkini, Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), UPT Ditjen PDSPKP meng gandeng tim peneliti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. “Kita berdiskusi dalam pengembangan kemasan biodegradable berbasis rumput laut yang terjangkau dan bisa diterapkan secara masif,” jelasnya. Sementara, Kepala BBP3KP, Widya Rusyanto mengungkapkan sejumlah aspek yang perlu ditingkatkan dalam penyempurnaan kemasan biodegradable. Yaitu, teknik pencetakan, teknik pengeringan, serta karakteristik kemasan dalam menahan laju transmisi uap air. “Penyempur naan kemasan ramah lingkungan tentu bukan pekerjaan yang mudah jika hanya dilakukan oleh satu institusi saja sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak,” tambahnya. Windi Listianingsih

Dok. KKP

KEMasaN dari rumput laut sudah diproduksi secara massal oleh uMKM lokal

lautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan, timnya melakukan perekayasaan kemasan berbasis rumput laut sejak tahun 2016 dalam bentuk edible film dan edible coating, serta dalam bentuk kemasan biodegradable pada tahun 2019. “Kita juga telah melakukan transfer tek-

Kementan Bina Santri Milenial Tentang Peternakan DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN, Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah menjelaskan, pesantren memiliki sumber daya manusia (SDM) yang dapat diberdayakan kemampuannya dalam bidang pertanian, termasuk peternakan.

Melalui Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Padang Mangatas, Sumatera Barat, pihaknya melakukan pembinaan santi milenial dalam bentuk manajemen pengelolaan ternak, penyediaan pakan, dan tata cara penanaman hijauan pakan ternak. “Tentu akan lebih mudah mendorong dan mengajak masyarakat untuk ber usaha meningkatkan perekonomian termasuk dibidang peternakan,” ujarnya dalam keteranganya, Jakarta (21/2). Nasrullah mengungkapkan, pondok pesantren memiliki lahan luas dan berpotensi untuk pengembangan sektor pertanian bagi kebutuhan pangan internal maupun eksternal. Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri Pertanian No. 10/Kpts/SM.210/I/05/2019 tentang Pedoman Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian. “Generasi muda pertanian merupakan aset insani yang perlu mendapat prioritas dalam penyusunan perencanaan program pembangunan pertanian supaya menjadi generasi penerus, penggerak, dan pelapor yang inovatif, kreatif, profesional, mandiri, mampu bersaing, dan ber wawasan global,” terangnya. Di sisi lain, Kelapa BPTU HPT Padang Mangatas, Dani Kusworo mengatakan, santri dan pondok pesantren merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kedua hal tersebut berkontribusi besar pada pembangunan Indonesia, termasuk sektor pertanian. “Pentingnya menggerakkan potensi besar yang dimiliki pesantren dalam pengembangan pertanian untuk peningkatan produksi pangan dan ekonomi masyarakat,” katanya. Dani menambahkan, BPTU HPT Padang Mangatas siap mengawal perkembangan hibah sapi dan bibit tanaman hortikultura di dua pesantren yaitu Pesantren Nurul Yaqin di Kabupaten Padang Pariaman dan Pesantren Al Fallah di Kota Padang. “BPTU akan kawal supaya mereka berkembang dengan pembinaan berkelanjutan bersama dengan penyuluh pertanian,” pungkasnya. Sabrina Yuniawati.

333 - Maret 2022 Agrina

9

TAJUK Windi Listianingsih

Pertanian Presisi ala Indonesia

B

adan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, produksi padi pada Januari – April 2022 akan naik 7,7% atau setara 14,63 juta ton dari periode yang sama 2021. Peningkatan produksi karena kenaikan potensi luas panen sebesar 0,38 juta ha menjadi 4,81 juta ha. Menurut BPS, tahun lalu produksi beras turun 0,45% dari produksi 2020 yang mencapai 31,5 juta ton. Penurunan ini karena faktor bencana alam, kekeringan yang cukup panjang, serta serangan hama dan penyakit. Seluruh perhitungan tersebut dilakukan melalui metode kerangka sampel area (KSA) yang pengamatannya telah menerapkan teknologi sistem informasi geografi (SIG). SIG merupakan salah satu bentuk teknologi informasi spasial yang digunakan dalam pertanian presisi (precision farming). Sistem ini berperan untuk menentukan lokasi yang spesifik. Dari sini terlihat, pemerintah melalui BPS telah menerapkan pertanian presisi dalam menganalisis data spasial pertanian. Pada pertanian presisi, teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci utama untuk mengumpulkan hingga menganalisis data spasial pertanian. Pertanian presisi adalah pertanian berbasis sistem dengan pemasukan yang rendah (low input), efisiensi tinggi, dan berkelanjutan. H. Winarno Tohir, Ketua Umum Kelompok KTNA Nasional 2010-2020 mengusung konsep “Pertanian Presisi ala Indonesia”. Menurut Winarno, aplikasi pertanian presisi pada agribisnis padi harus bertahap menyesuaikan karakter petani. Pasalnya, mayoritas petani padi adalah petani gurem, sisanya skala menengah dan sedikit pemodal besar. Tingkat pengetahuan, keterampilan, dan penguasaan teknologinya pun berbeda. Ini senada dengan pendapat Prof. Lilik Soetiarso. Guru Besar Fateta UGM itu menilai, pertanian presisi harus dilihat dari berbagai sudut pandang untuk memperoleh pemahaman yang luas dan menyeluruh. Di antaranya, perspektif manajerial, tingkat teknologi, serta aspek ekonomi dan lingkungan sosial budaya petani. Umumnya, pertanian presisi memakai teknologi canggih sarat modal. Sebaliknya, tahap awal penerapan

10

Agrina 333 - Maret 2022

“Pertanian Presisi ala Indonesia” cukup memanfaatkan teknologi yang ada. Sebab, semangat pertanian presisi ialah memberi input yang akurat untuk meningkatkan efisiensi, menghasilkan produktivitas tinggi, dan berkelanjutan sehingga meningkatkan daya saing. Dalam menentukan waktu tanam misalnya, cukup berpedoman pada Kalender Tanam (Katam). Bisa pula mengakses kondisi cuaca dan iklim lokal di laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Untuk pengendalian hama penyakit, ahli hama UGM, Alan Soffan telah menciptakan sistem pemantauan hama ‘pintar’ berharga terjangkau. Sistem ini bisa menghitung hama, memantau iklim, dan memonitor data secara seketika. Mengaksesnya cukup dari smartphone. Ada pula aplikasi pemantauan hama dari perusahaan pestisida yang membantu petani mengamati hama tanpa perlu ke lapang. Petani juga lebih dulu mengadopsi alat panen dan pascapanen padi yang mengurangi kehilangan hasil saat panen. Dari yang sederhana seperti paddy reaper (alat penuai padi) dan thresher (mesin perontok), perlahan digantikan combine harvester (mesin pemotong padi dan perontok gabah) yang penerapannya menyesuaikan kondisi lahan juga akses jalan. Dilanjutkan penggunaan alat pengering sederhana tipe batch dryer beralih ke continous dryer. Lalu, mengolah gabah menjadi beras dengan mesin giling padi sederhana hingga rice milling plant (RMP) yang menghasilkan produk bernilai tambah seperti beras premium, bekatul, dan tepung beras. Sejatinya, esensi penerapan pertanian presisi yaitu meningkatkan kesejahteraan petani padi dan meningkatkan daya saing agribisnis padi Indonesia di level dunia. Memanfaatkan pertanian presisi, hambatan produksi padi seperti perubahan iklim, serangan hama penyakit, dan potensi kehilangan hasil panen bisa diminimalisir. Produktivitas petani meningkat, nilai tambah juga bakal didapat. Pemerintah perlu menyiapkan SDM agar siap mengadopsi pertanian presisi serta fasilitasi pembiayaan dan sarana-prasarana pendukung guna memudahkan petani mengakses teknologi berbasis internet ini.

SUARA AGRIBISNIS Bungaran Saragih

Lebih Efektif Subsidi Selektif Dibandingkan DMO dan DPO “DMO dan DPO menjadi kebijakan yang terlalu besar untuk menurunkan harga minyak goreng. Akan lebih efektif dan efisien dengan melakukan subsidi selektif menggunakan dana yang sudah dikumpulkan dari petani dan perkebunan besar di BPDPKS,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc, Menteri Pertanian periode 2000 – 2004 saat diwawancara AGRINA. Bagaimana peran kebijakan pemerintah pada industri sawit kita? Beberapa tahun belakangan pemerintah membuat kebijakan agar industri sawit nasional bisa bertumbuh secara stabil dan lebih menyumbang pada perekonomian secara makro. Sawit pun telah bisa didiversifikasi dari pangan menjadi energi. Dengan demikian, beban yang diberikan pada industri sawit nasional telah memberi manfaat penciptaan demand dalam negeri yang lebih besar. Dampaknya, harga sawit internasional dan yang diterima para produsen bisa meningkat. Suatu kebijakan pemerintah yang perlu mendapat acungan jempol. Pungutan petani dan perkebunan besar bisa digunakan untuk membantu peningkatan demand dan harga. Seyogyanya, pungutan itu juga digunakan untuk meningkatkan produktivitas agar bisa memelihara daya saing yang ada selama ini. Hal ini masih merupakan pekerjaan rumah yang berat. MIsalnya, banyak masalah yang dihadapi petani, untuk replanting belum mendapatkan solusi yang memadai sehingga dana yang tersedia tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya. Sawit telah banyak menyumbang pada pengembangan industri hilir sawit dan membantu menyelesaikan masalah kebutuhan energi nasional. Ini adalah suatu kebanggaan tetapi juga menjadi beban bagi petani dan perkebunan besar. Lantas, diikuti kebijakan baru pemerintah yang kurang tepat untuk menurunkan harga minyak goreng (migor) dalam negeri yang memberatkan konsumen berpendapatan rendah dan para pengusaha mikro dan kecil yang menggunakan migor cukup banyak. Kebijakan apa yang kurang tepat? Kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO). Hal ini dilakukan dengan cara cepat tanpa persiapan yang baik sehingga menimbulkan kegaduhan dalam pelaksanaannya. DMO 20% dan DPO menjadi tambahan beban buat para petani dan perkebunan besar

12

Agrina 333 - Maret 2022

kita. Kebelumjelasan mekanismenya bisa menimbulkan pasar gelap (black market) seperti penimbunan. Penurunan harga yang diharapkan malah jadi biaya besar buat industri sawit nasional. Sementara, produsen sawit sudah menyumbang biaya keluar dan pungutan ekspor. Pungutan ekspor sawit jumlahnya sangat fantastis namun kebijakan penurunan harga migor mengakibatkan beban yang lebih besar buat industri sawit nasional. Padahal, ada mekanisme yang lebih baik untuk mengatasi kenaikan harga migor, yakni subsidi selektif menggunakan dana yang ada di BPDPKS. Jangan menggunakan mekanisme yang mengganggu produksi dan distribusi industri sawit, khususnya migor. Mekanisme tersebut bisa dijalankan dengan komando Kemenko Perekonomian yang bisa mengoordinir Kementerian Keuangan dan BPDPKS, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, serta kementerian/lembaga perekonomian lainnya. Namun, kenapa DMO dan DPO yang dipilih? DMO dan DPO memang bisa menurunkan harga migor tapi kurang efisien dan efektif. Dalam membuat kebijakan, kita harus melihat efisiensi dan efektivitasnya terhadap perekonomian nasional. Perlu dilihat seberapa penting migor dalam konsumsi masyarakat Indonesia. Diduga persentasenya kecil karena saat ini banyak orang yang tidak butuh migor seiring gaya hidup sehat mengurangi konsumsi gorengan. Migor memang masih penting bagi keluarga berpendapatan rendah. Karena itu, perlu identifikasi konsumen migor yang butuh bantuan sehingga tidak ada konsumen yang mempermasalahkannya. Pengusaha UMKM pinggir jalan butuh bantuan karena pendapatan mereka rendah. Jadi, kebijakan subsidi harus selektif dan tepat sasaran bagi yang membutuhkan. Sebaiknya,jangan tambah lagi beban petani dan perkebunan besar sawit. Jika mereka diberi beban terlalu banyak, menyebabkan tidak kompetitif dan dalam jangka panjang akan menurun peranannya di pasar minyak nabati dunia. Jangan lupa sejarah karet nasional. Pada saatnya dulu karet kita menguasai produksi dan perdagangan dunia dengan harga yang baik. Namun, terlalu banyak beban yang diberikan pada industri karet tapi tidak banyak kebijakan yang membantunya sehingga perannya melorot dan tidak lagi menjadi kebanggaan nasional. Jika tidak hati-hati, industri sawit kita juga bisa mengalami hal sama dengan industri karet. Untung Jaya

GALERI VAKSIN AVISAN Clon/H120

Selang Irigasi Tictas Untuk melengkapi kebutuhan petani Indonesia, PT Hidup Baru Plasindo menghadirkan SELANG IRIGASI TICTAS. Selang irigasi produksi PT Hidup Baru Plasindo ini sudah banyak dipakai oleh petani karena keuanggulannya. Dengan menggunakan bahan plastik murni dan didukung dengan teknologi pembuatan terkini, Selang Irigasi Tictas lebih fleksibel, mudah dipindahkan, dan dapat mengalirkan volume air yang cukup besar. PT Hidup Baru Plasindo berkomitmen untuk membuat Selang Irigasi Tictas dengan 100% biji plastik murni. Selang Irigasi Tictas dijamin lebih kuat, awet, dan tahan terhadap sinar matahari. Dengan Selang Irigasi Tictas tanaman akan mendapat asupan air yang cukup dan tumbuh dengan lebih sempurna. Pakai plastik Tictas hasil panen pasti berkualitas. PT HIDUP BARU PLASINDO Jl. Raya Grogol No. 175, Sukoharjo, Jawa Tengah Telp. (0271) 622214

Microgreen Kit BISI Berkebun itu mudah dan tidak perlu lahan luas. Di pojok-pojok rumah yang sempit pun bisa asalkan masih bisa tertembus cahaya matahari dan udara. PT BISI International, Tbk. sebagai produsen benih terbesar di Indonesia menyediakan beragam benih hortikultura yang dikemas khusus dalam ukuran kecil (home garden). Sangat cocok untuk berkebun di lahan yang sempit dan bisa dijadikan pilihan terbaik. Ragam sayuran seperti bayam, sawi, cabai, tomat hingga tanaman hias seperti bunga marigold juga ada. Bagi pecinta sayuran mungil alias microgreens, tersedia Paket “Sayuran Mungil Organik Microgreen Kit BISI” terdiri dari benih microgreen yang bebas pestisida, media tanam cocopeat yang sudah disterilkan, pot mini fancy 6 buah, dan sprayer. Untuk informasi selengkapnya, bisa menghubungi: PT BISI International, Tbk. Jl. Raya Surabaya-Mojokerto Km. 19, Desa Beringinbendo, Taman, Sidoarjo, Jawa Timur. Telp. (031) 7882528, Fax. (031) 7882856. (Kantor Pusat) Jl. Sunter Mas Utara Blok G2 No. 23, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara 14350. Telp. (021) 65833888.

Kendalikan ND dan IB

PT Hipra Indonesia memperkenalkan vaksin Avisan Clon/H120 dengan No. Registrasi: KEMENTAN RI No. I. 17105362 VKM yang mengandung virus Newcastle Disease strain CL/79 dan virus Infectious Bronchitis strain H120. Strain CL/79 dalam avisan Clon/H120 merupakan kloning dari ND strain La Sota yang memiliki efikasi maksimal terhadap ND velogenik, termasuk ND Genotipe VII. Proses kloning dilakukan dengan memilih subpopulasi yang seragam agar menghasilkan titer antibodi yang seragam pula. Avisan Clon/H120 mengandung konten virus ND lebih tinggi dibanding vaksin sejenis, minimal 106.5 EID50. Titer yang tinggi tersebut berpengaruh besar terhadap pembentukan respon imun dan mencegah terjadinya rolling reaction. Pemberian Avisan Clon/H120 bisa dengan spray pada mesin penetas dan peternakan. Avisan Clon/H120 juga dapat diaplikasikan melalui tetes mata, tetes hidung, dan air minum di peternakan. Informasi selengkapnya hubungi: PT HIPRA INDONESIA GKM Green Tower, lantai 2, Unit 203, Jl. TB Simatupang Kav 89G, Kebagusan, Pasarminggu, Jakarta Selatan 12520 - Tel: 021-22785443 www.hipra.com

Pupuk Polisulfat Mentari Cegah Sengkleh pada Sawit Pupuk Polisulfat Mentari adalah mineral tambang alamiah yang telah lulus uji untuk digunakan pada pertanian organik. Komposisi oksidanya adalah 45% SO3, kalium (13% K2O), magnesium (5,5% MgO) dan kalsium (16% CaO), semuanya terikat dalam bentuk senyawa sulfat (SO4). Suplai K dalam bentuk sulfat mengurangi input Cl- dalam tanah, sedangkan suplai Mg mengurangi jumlah kalium dan menghemat biaya pemupukan setahun. Unsur Ca dibutuhkan tanaman sawit tetapi selalu diabaikan. Padahal penyerapan hara Ca setahun mencapai 90 kg/ha dan konsentrasi dalam tandan buah sebesar 0,29%. Ca berperan membentuk kekuatan jaringan pelepah dan selalu dikaitkan dengan patah pangkal pelepah (sengkleh). Suplai Ca dalam jumlah cukup berpotensi mengatasi sengkleh yang menurunkan hasil produksi akibat berkurangnya luas permukaan daun untuk fotosintesis. Profil larut yang konstan dan bertahap mencegah gejala antagonisme Ca dengan unsur K dan Mg. Pemeliharaan pH tanah mengurangi risiko gangguan penyerapan Fe dan Mn. Info lebih lanjut hubungi: Liang Pheng (Gary Yeo) +6019-4349-837 Dr. Cheng Cong Rong (Agronomis) +6011-3548-7240

333 - Maret 2022 Agrina

13

FOKUS

Memanen Lebih dari Lahan yang Berkurang Lahan pangan terus menyusut tapi tuntutan produksi terus naik. Butuh cara yang lebih pintar dan efisien.

P

emenuhan kebutuhan akan pangan nasional, khususnya beras, semakin menantang. Hal tersebut paling tidak tampak dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) selama empat tahun terakhir, 2018-2021 (lihat Tabel Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah, dan Produktivitas). Sementara, produksi gabah dan produktivitas per hektar tidak bertambah secara signifikan. Padahal, jumlah mulut yang mau makan cenderung bertambah. Lantas, apa yang bisa diupayakan pemerintah beserta segenap pemangku kepentingan tahun ini? Ihwal Penurunan Pada 1 Maret 2022 BPS merilis angka tetap luas panen dan produksi gabah 2020 dan 2021. Luas panen menyusut 250 ribu ha (2,3%) dari 10,66 juta ha menjadi 10,41 juta ha.

PaNEN dan pascapanen harus tepat untuk menurunkan kehilangan hasil SELO SUMARSONO

14

Agrina 333 - Maret 2022

FOKUS Sementara, produksi gabah kering giling (GKG) juga berkurang 230 ribu ton (0,43%) dari 54,53 juta ton menjadi 54,42 juta ton. Akhirnya, produksi beras pun berkurang 0,45% menjadi 31,5 juta ton. Menurut Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, penurunan tersebut disebabkan beberapa faktor. “Antara lain terjadi kemarau yang lebih tinggi pada bulan Agustus dan September 2021 dan bencana atau musibah banjir di awal tahun serta adanya erupsi gunung Semeru dan serangan hama di beberapa tempat,” sebutnya. Penurunan itu, menurut M. Ismail Wahab, disumbang oleh beberapa provinsi. “Ada perubahan iklim, lokasi sawah lahan rawa lebak pada Juni-Juli yang harusnya kering, masih banyak air sehingga tidak bisa tanam. Itu puluhan ribu hektar di daerah Sumsel dan Lampung. Jadi, banyak tanam jagung,” ujar Direktur Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementan saat diwawancara AGRINA di kantornya (1/3). Kendati begitu, masih ada berita baik yaitu terjadi sedikit peningkatan produktivitas dari 51,28 kuintal/ha menjadi 52,26 kuintal/ha. Ismail yang pernah menjabat Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi itu memperkirakan, peningkatan produktivitas lantaran mulai maraknya penanaman varietas Inpari 32 dan Inpari 42. “Banyak daerah sentra fanatik pada Inpari 32 dan Inpari 42, ini signifikan. Kalau bisa rata-rata dapat 6 ton/ha berarti selisih satu ton atau setidaknya 0,5 ton saja, itu di Jawa saja sudah luar biasa,” ulasnya. Produksi Naik 7,7% Dalam rilis BPS itu, Setianto juga membagikan kabar baik. Untuk periode Januari-April 2022, produksi padi diperkirakan naik 7,7% atau setara 14,63 juta ton bila dibandingkan periode yang sama 2021 sebesar 13,58 juta ton. “Angka tersebut kami hitung berdasarkan metode Kerangka Sampel Area. Hasilnya, potensi luas panen kita mencapai 4,81 juta ha atau naik 0,38 juta ha dibanding periode yang sama tahun lalu. Secara persentase ini kenaikannya mencapai 8,58%,” ungkapnya. Pola produksi padi di negara kita memang bertahun-tahun seperti itu. Periode Januari-April yang disebut subround pertama, hampir selalu menjadi tumpuan nasional karena sumbangannya paling besar ketimbang subround-subround berikutnya. Pasokan air yang cukup melimpah menjadikan lahan

Tabel Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah, dan Produktivitas 2018-2021 Tahun Luas Panen Produksi GKG (juta ton) Produktivitas (ku/ha)

2018 11,38 59,20 52,03

2019 10,68 64,60 51,14

2020 10,66 54,53 51,28

2021 10,41 54,42 52,26

Sumber: BPS

tadah hujan mampu memproduksi padi. Suwandi, Dirjen Tanaman Pangan, Kementan dalam webinar Februari lalu mengungkap, tahun lalu ada penambahan luas tanam baru sebanyak 250 ribu ha di lahan tidur atau menganggur. Di samping itu, ada gerakan penanaman, bukan proyek pemerintah, setahun empat kali (IP 400) seluas 200 ribu ha yang sebelumnya program ini dirintis Kementan seluas 10 ribu ha. IP 400 ini salah satu bentuk pelaksanaan Optimalisasi Peningkat an Indeks Pertanaman (OPIP). Tekan Kehilangan Hasil kerja keras para petani itu sekarang terhampar di sentra-sentra produksi padi. Sebagian mulai dituai dengan beraPENI SARI PALUPI gam alat dan mesin panen, mulai dari sabit hingga mesin pemanen (combine harvester). Di sinilah saatnya melakukan kegiatan panen dan pascapanen yang benar untuk menekan kehilangan hasil. “Kegiatan panen ini sangat penting. Jangan sampai upaya yang kita lakukan dengan tenaga dan biaya besar dalam proses penanaman itu, akan siasia karena penanganan pascapanen yang kurang tepat sehingga menghasilkan susut yang besar,” tutur Uning Budiharti, Perekayasa Madya di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB Mektan) dalam webinar Kementan (21/2). Mengutip hasil survei Kementan dan BPS 2021 di 14 provinsi, master dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand itu, menyebut, “Susut pascapanen padi satu musim tanam saja masih cukup tinggi, sekitar 10,43%.” Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu penanganan pascapanen yang masih sederhana; kurangnya kesadaran dan kepedulian para pelaku pascapanen terhadap

TaBEl Perkembangan luas lahan, Produksi, dan Produktivitas

M. IsMaIl WahaB, Program oPIP menyasar 30 ribu ha

333 - Maret 2022 Agrina

15

FOKUS uNING BudIarTI, susut hasil masih 10,43%

susut dan kualitas hasil; kurangnya penerapan teknologi dan dukungan sarana pascapanen; dan belum efektif dalam penerapan SOP dan GHP (Good Handling Practices).” Pengalaman Praktisi Gatot Wahyudi, salah satu petani yang termasuk Petani Andalan versi Kementan dari Kecamatan Kasemen, Kab. Serang, Banten mengungkap upayanya menerapkan pertanian lebih presisi agar hasilnya lebih baik. Pada 2015 Sarjana Teknik Nuklir UGM ini terjun ke bisnis padi dengan mulai menggarap lahan sang mertua tetapi hasilnya baru 4-4,5 ton/ha. “Pada 2017 saya mulai kenal varietas baru, mulai ada peningkatan. Hasil masih 6,5 ton. Menurut saya,

SELO SUMARSONO

GaToT WahyudI dan istri, produktivitas ratarata minimal 8 ton/ha agar petani sejahtera

16

kalau belum 8 ton minimal, petani belum sejahtera. Sekarang ini baru rata-rata kelompok 7 ton tapi masih ada yang 6 ton/ha. Saya terbuka dengan teknologi apa yang bisa kami tingkatkan,” ungkapnya saat ditemui di penggilingannya (25/2). Suami Nurlaela yang ditunjuk menjadi Brigade Alsintan itu juga mengoptimalkan alsintan bantuan dan milik pribadi. Percepatan proses penanaman belum bisa dia lakukan karena masih banyak tenaga tanam di wilayahnya. Sekadar mengganti pola penanaman dari tegel menjadi jajar legowo saja masih ada keengganan di kalangan buruh penanam meskipun jelas ada peningkatan produktivitas. Namun, untuk penggunaan combine harvester sudah lancar tanpa kendala. Menyadari kebutuhan akan peningkatan kan dungan bahan organik tanah, Gatot bekerja sama dengan peneliti Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) memproduksi pupuk hayati. “Dengan combine sudah enak, jerami tinggal ditraktor saja.

Agrina 333 - Maret 2022

Lahan lalu disemprot dengan pupuk hayati. Dengan pupuk hayati ini, pemulihan bibit padinya cepet (ngelilir). Habis pindah tanam yang biasanya 5-7 hari baru ngelilir men jadi 3-4 hari. Memang ada peningkatan paling tidak 500 kg/ha,” urai pemilik 4 unit harvester, seunit traktor roda empat, dan seunit traktor tangan ini. Pemanfaatan alsintan panen yang DOK. PRIBADI baik, menurut dia, memang nyata hasilnya karena mengurangi kehilangan hasil, baik akibat teknis maupun kesengajaan operatornya. “Maka ada yang bilang pakai Gerandong (power thresher) 5-6 ton. Begitu ganti combine, bisa dapat 6,56,75 ton. Dengan combine, tetap ada yang meletik tapi nggak banyak. Combine juga harus dirawat agar yang meletik sedikit,” tutup pemilik CV Gesan Agro itu. Langkah 2022 Pada 2022, menurut Ismail, pemerintah membidik target produksi padi 55,58 juta ton GKG. Salah satu program unggulannya adalah Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP). Tahun lalu OPIP mencapai 9.834 ha dari sasaran 10 ribu ha atau 98,34%. “Tahun 2022 OPIP dialokasikan seluas 30 ribu dengan total anggaran sebesar Rp61,2 miliar. Di luar OPIP yang membutuhkan varietas super genjah, saya juga mendorong lebih massal penggunaan varietas Inpari 32 dan Inpari 42. Apalagi, Inpari 42 ini memang dirakit untuk lahan suboptimal sehingga pas dengan kondisi harga pupuk mahal,” jelasnya. Sementara di kalangan BUMN pangan, Frans M. Tambunan, Direktur Komersial ID Food mengatakan, pihaknya akan mengembangkan Program MAKMUR yang diinisiasi Pupuk Indonesia sejak tahun 2020 menjadi seluas 50 ribu ha. Produksi berasnya dipasarkan ke modern market dengan merek Rania. “ID Food melihat ada potensi pasar beras hitam, organik, beras merah. Kita akan develop ini ke depan. ID Food mendapat penugasan nonsubsidi dan pasar komersial sampai ekspor. Sementara, Perum Bulog mengurus khusus pangan subsidi,” ucap Frans. BUMN pangan selama ini juga aktif bekerja sama dengan petani di Jateng untuk menyerap gabah mereka secara kontinu, salah satunya dengan Aliansi Petani Padi Organik Boyolali (Appoli) dan Koperasi Malai Padi (KMP) di Indramayu. Peni Sari Palupi, Sabrina Yuniawati, Brenda Andriana

FOKUS

Para Pemasok Pelat Merah B

adan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menjadi salah satu tujuan pasar gabah dan beras petani. Dua pemasok ini menyuplai PT Sang Hyang Seri (SHS) dan PT Food Station Tjipinang Jaya. Begini cerita mereka. Butuh Organik Aliansi Petani Padi Organik Boyolali (Appoli), Jateng memulai kerja sama dengan PT Pertani pada November 2019. Saat itu, menurut Siswadi Endro Subroto, Ketua Appoli, selain menjual benih, pupuk, dan obatobatan pertanian, BUMN ini sudah menjual beras konvensional. “Mulai 2020 Pertani mengadakan ekspansi pasar ke beras organik. Mereka kemudian menggandeng organisasi tani profesional agar kepastian usaha dapat terjamin,” ungkapnya kepada AGRINA. Aliansi beranggota 324 orang seluas 135 ha ini sudah mengantongi sertifikat organik sejak 2012. Selain itu, Appoli juga mengantongi sertifikat halal dan izin edar dari Dinas Pertanian setempat. “Sebelum pandemi, kami mendapat order 1.500 kg/bulan. Tapi sejak pandemi, berkurang menjadi 500 kg/bulan. Kami memasarkan order lain ke perusahaan swasta di Yogya, Jakarta, dan Tangerang. Total produksi kami 700 ton/tahun,” beber Endro, sapaannya. Standar mutunya adalah beras kepala 85%, beras patah 15%, kadar air 13%, derajat sosoh 100%, kotoran dan benda lain tidak ada. Beras dikemas vakum isi satu kilogram dengan merek Ratu Mutiara. Jenis berasnya ada tiga: beras merah (varietas Mawar, Legreng, Mawar Wangi), hitam (Cempo dan Jelitheng), putih (Menthik Susu, Menthik Wangi dan Ciherang). Beras ketan hitam dan putih. Aliansi membeli gabah kering panen anggota seharga Rp750/kg lebih mahal ketimbang gabah yang sama nonorganik. Gabah kemudian diproses sesuai standar perusahaan. Pertani yang sejak 1 Januari 2022 bergabung dengan SHS menjemput order di gudang Appoli. Harga yang berlaku sepanjang 2021 - 2022 yaitu beras merah Rp24 ribu/kg, hitam Rp28 ribu, dan putih wangi Rp22 ribu. Pada 2020 harganya lebih murah Rp2.000/ kg. “Harga ditentukan bersama dan pembayaran dilakukan dengan transfer satu minggu setelah barang diambil,” ulas pemilik sawah 3.000 m2 itu.

Varietas Bawor Lain lagi cerita Koperasi Malai Padi (KMP) di Desa Kalensari, Kec. Widasari, Indramayu, Jateng. KMP melayani permintaan Food Station, BUMD milik Pemprov DKI Jakarta berupa ga bah kering panen varietas Bawor sebanyak 150 ton/minggu. Bawor adalah Menthik Wangi berbulir panjang. Dalam webinar Kementan tahun lalu, Pamrihardi Wiraryo, Dirut Food Station menyebut, pihaknya menggandeng KMP untuk mendapat pasokan Bawor dengan luas tanam 1.000 ha. Lahan itu dibagi dua, 500 ha kerja sama tanam dan sisanya kerja sama pasar.“Dalam kerja sama tanam, terkadang pupuk dan saprodi lain dibantu Food Station. Pembiayaan dihubungkan ke bank dengan Food Station sebagai avalis. Sedangkan, kerja sama pasar tanpa fasilitas,” tutur Ito Sumitro, Pengawas KMP. Tahun-tahun kemarin pasokan ke BUMD naik terus, sampai Rp10 miliar lebih per musim. “Pasokan sebelumnya bisa 300 ton/lima hari, belum termasuk beras pecah kulitnya 200 ton/minggu. Namun, tahun ini turun karena banyak pemasok. Bila di Indramayu varietas Bawor sedang kosong, koperasi mengambil dari Karawang, Bekasi, dan Purworejo,” ungkapnya. Spek yang diminta adalah gabah berkadar air maksimal 30%. Food Station memotong kotoran di kiriman sebesar 10%-15%. Harga saat panen Agustus 2021 Rp5.500/kg. Pembayaran 3 hari setelah barang diterima.

FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI

sIsWadI ENdro suBroTo (atas), order 500 kg/bulan ITo suMITro (bawah), pembayaran 3 hari setelah barang diterima

Peni Sari Palupi

333 - Maret 2022 Agrina

17

FOKUS

Pertanian Presisi Bukan Lagi Opsi

Ketika sumber daya alam kian menciut sementara kebutuhan pangan kian membesar, pilihan terbaiknya adalah mendongkak efisiensi dan produktivitas.

B dENGaN alat analisis tanah ini, kandungan hara tanah dan ph cepat diketahui

adI GuNaWaN, kombinasi asam humat dan biostimulan turunkan dosis pupuk

adan Pusat Statistik (BPS) memperingatkan kita dalam rilisnya 1 Maret 2022. Produksi padi kita 2021 menurun 233 ribu ton. Luas panen pun berkurang 250 ribu ha. Sedangkan, kebutuhan pangan pasti meningkat terus. Apa yang bisa kita lakukan pada musim-musim tanam berikutnya? Pertanian presisi yang menekankan pemanfaatan sumber daya secara optimal dan menekan kehilangan kian penting digencarkan. Kita bisa memulai dari tanah sebagai media tumbuh tanaman. “Dokter Tanah” Sudah banyak ahli ilmu tanah yang menyatakan tanah lahan pangan kita “sakit” karena kandungan bahan organiknya di bawah 3%. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Moh. Maksum, mantan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur da-

PENI SARI PALUPI

18

Agrina 333 - Maret 2022

DOK. SUNU PURNOMO

lam sebuah acara tahun lalu bercerita, petani padi di wilayahnya memberikan pupuk sampai 1 ton/ha. Alasannya, mereka ingin mencapai produktivitas 8 ton/ha. Padahal, rekomendasi pemerintah paling banyak 500 kg, yaitu urea 200 kg, Phonska dan ZA 100 kg. Badan Litbang Pertanian memberikan rekomendasi pemupukan per tiap kecamatan di Indonesia melalui aplikasi atau situs Kalender Tanam. Kondisi lahan yang tidak selalu homogen bisa menjadikan rekomendasi tersebut kurang tepat. Seiring kemajuan teknologi informasi, kini ada “dokter tanah” yang pintar menganalisis kondisi hara di tanah dalam waktu beberapa menit saja. “Dokter tanah” bernama Jinawi ini mengukur kandungan N, P, K, dan nilai pH di tanah yang diuji. Sesuai hasil analisis, alat ini kemudian mengeluarkan rekomendasi pemupukan sesuai komoditas, teknik budidaya, dan kondisi tanah. Sunu Purnomo dari Gapoktan Ngudi Mulyo di Desa Tangkisan, Kec. Tawangsari, Sukoharjo, Jateng mengungkapkan pengalamannya menggunakan piranti ini. “Pemupukan jadi tepat jenis, tepat ukuran, tepat waktu. Biasanya, kami menggunakan urea untuk lahan 1.000 m2 sebanyak 25 kg dan fosfat 50 kg. Se-

FOKUS telah pakai ini, urea hanya 12 kg, fosfat 15 kg. Me mang irit. Tapi, penurunan dosis pupuk tergantung kondisi lahan setempat. Ada yang penurunannya 40%, 63%, tapi ada juga yang cuma 15%,” tuturnya saat dihubungi AGRINA. Cara penggunaan alat buatan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) tersebut juga mudah. “Kita hubungkan dengan bluetooth ke Hp. Lalu, kita colokkan sensornya ke lima titik di lahan. Dalam hitungan menit, sudah keluar hasilnya. Alat ini bisa dipindah ke manamana di petani yang butuh. Ini sangat membantu sekali bagi yang sudah tahu manfaatnya,” komentarnya dengan nada senang. Duet Asam Humat dan Biostimulan Adi Gunawan, Komisaris Utama PT Maxima Agro Internasional menawarkan solusi lain. Efisiensi penggunaan pupuk memang sangat relevan dengan harga pupuk nonsubsidi yang kini melambung. Namun, ia berpendapat, peningkatan produktivitas padi juga tak kalah pentingnya. Ini bisa diupayakan dengan kombinasi biostimulan dan asam humat (humic acid). “Biostimulan tersebut dibuat dari ekstrak rumput laut sargassum. Fungsinya menaikkan efisiensi fotosintesis. Sedangkan, asam humat adalah bahan alamiah dari batuan lignit sebagai produk samping tambang batubara. Manfaatnya, pertama, mengurangi pencucian atau kehilangan pupuk dengan mengikat unsur hara. Unsur hara yang terikat tidak mudah terbawa air dan tidak akan dijerap koloid tanah sehingga bisa diserap akar tanaman. Kedua, kapasitas tukar kationnya tinggi, mampu membongkar unsur-unsur hara yang terjerap di tanah sehingga menjadi tersedia bagi tanam,” jelas alumnus Faperta IPB University ini. Menurutnya, produktivitas padi kita sudah cukup tinggi. Namun, “Cost-nya juga tinggi, jauh lebih mahal daripada Vietnam dan Thailand. Penyebabnya, skala usaha kecil-kecil dan pemakaian pupuk berlebihan. Kenapa pemupukan seperti itu harus

DOK. ADI GUNAWAN

dilakukan petani? Karena bahan organiknya makin tipis, sangat jauh dari 1%. Petani diharapkan menggunakan bahan organik kompos tapi ‘kan sifatnya voluminous (banyak sekali). Biaya angkutnya dari tepi jalan ke sawah sangat mahal,” urai bapak yang lama bergelut di industri pestisida ini. Produk asam humat, lanjut dia, bisa menjadi solusi. Tak perlu mengganti seluruh kompos. Cukup setengahnya saja diganti dengan asam humat sebanyak 4 liter, atau maksimal 8 liter untuk satu hektar. Biaya angkutnya ke sawah sangat murah, tidak seperti ber ton-ton kompos. Dengan kemampuan nya mengurangi unsur hara yang tercuci dan membongkar hara yang terjerap tanah, “Asam humat menurunkan dosis urea 25%, sementara NPK-nya turun 10%15%. Asam humat juga dapat merangsang pertumbuhan mikroba. Kombinasi produk asam humat, Humakos dan biostimulan, Citorin

TaBEl peningkatan produksi dengan perlakuan asam humat dan biostimulan

harToyo, notifikasi pada aplikasi menjadi pemandu petani

DOK. PRIBADI

333 - Maret 2022 Agrina

19

FOKUS

VITrI juNIaTI, kegiatan bertani menjadi lebih presisi

TaMPIlaN layar aplikasi riTx

20

dapat meningkatkan produktivitas padi 1,5 ton/ha gabah kering panen,” papar Adi sembari menambahkan hasil ini diperoleh dari 500-an percobaan di seluruh Jawa. Tambahan biayanya bisa tertutup dari penambahan produksi. Hitungan dia, “Katakan tambahannya Rp1 juta. Dengan peningkatan produktivitas 1,5 ton/ha, misal harga gabah Rp5.000/kg, maka tambahannya Rp6,5 juta/ha. Jadi, tambahan dua saprodi itu nggak berarti. Rendemen beras juga ber tambah 8%.” DOK. PRIBADI Masih terkait efisiensi penggunaan pupuk urea, Adi mengajari petani untuk melapisi urea dengan asam humat agar tidak menguap, terutama di pertanaman jagung. Urea 100 kg dicampur 100 ml asam humat. Langkah penghematan pupuk yang juga perlu dipertimbangkan ke depan, menurut dia, adalah aplikasi lewat penyemprotan daun (foliar spray application) menggunakan drone (pesawat nirawak). Kehilangannya hanya 20%. Sementara dengan cara penebaran (broadcast application), kehilangannya lebih besar, 30%-40%. Aplikasi Pertanian Pintar Pertanian presisi sudah dipraktikkan Hartoyo, petani padi di Desa Sidowayah, Kec. Polanharjo, Klaten, Jateng sejak tahun lalu dengan mengikuti aplikasi RiTx Bertani keluaran MSMB. Vitri Juniati, Head of Public Relation & Project Manager MSMB, menuturkan, aplikasi ini merupakan bagian dari paket teknologi yang dtawarkan perusahaannya. “Kami juga menjual hardware sensor tanah dan cuaca yang dipasang di lahan untuk merekam data kondisi tanah dan cuaca. Parameter kondisi tanah, yaitu suhu tanah, kelembapan tanah, pH, electronic conductivity, Sementara, parameter cuaca mulai dari kelembapan, suhu udara, dan curah hujan. Data yang direkam sensor secara real time ini langsung

Agrina 333 - Maret 2022

masuk ke server kita, diubah menjadi informasi yang mudah dicerna petani dalam bentuk notifikasi cuaca dan rekomendasi pemupukan,” terangnya. Notifikasi dan rekomendasi pemupukan tersebut penting diketahui petani terkait perubahan iklim yang bikin cuaca jadi tidak pasti. Lewat notifikasi ini, petani bisa mengetahui dengan pasti kapan musim hujan atau kapan harus lebih waspada penyakit berdasarkan informasi curah hujan. “Tujuan dibuatnya teknologi ini agar petani bisa bertani lebih presisi, nggak sekadar asumsi,” tandas alumnus Fakultas Komunikasi Universitas Diponegoro 2016 ini. Sebagai peng guna aplikasi, Harto yo mengakui manfaatnya. “Saya jadi terbiasa bikin catatan pengeluaran yang berhu bung an dengan bu didaya. Kalau nanti misalnya ada klaim asuransi, akan lebih transparan karena ada catatannya. Kita juga bisa tanya tentang hama yang menyerang. Saya tinggal potret, kirim lewat aplikasi. Dosis pupuk juga tidak seboros petani lain,” ujar penanam varietas Bas mati 2.500 m 2 , Inpari 32 3.200 m2, Bagendit 2.000 m2, dan kini Memberamo 1 ha tersebut. Produksi Basmati DOK. MSMB sebanyak 1,2 ton. Sementara, Inpari 32 1,8 ton meleset dari target 2 ton lantaran diserang tikus. Dari dua varietas pertamanya itu, pria yang berlatar belakang akuntansi ini mengaku meraih untung Rp10 jutaan. Berasnya habis diborong Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dan rombongan saat berkunjung ke Klaten beberapa waktu lalu. Peni Sari Palupi, Untung Jaya

FOKUS

Yuk, Pantau Hama dengan Jari Anda! Aplikasi ini memungkinkan petani memantau populasi hama secara akurat dari ponsel pintarnya.

D

alam konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), pemantauan (monitoring) termasuk unsur kunci keberhasilan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). “Kita harus monitor hama secara presisi dan efektif. Dengan monitoring yang tepat, kita bisa mengupayakan tindak lanjut terkait keputusan cara pengendalian yang tepat,” ujar Alan Soffan, PhD, Dosen Faperta UGM, pengembang itrapsystem.com, sebuah sistem pemantauan hama pintar (smart pest monitoring system-SMS) berbasis internet. Integrasi Tiga Komponen Apa itu iTrap? iTrap terdiri dari 3 komponen, yakni sistem penghitung otomatis hama yang terperangkap, sistem pemantau iklim sekitar, dan platform monitor data seketika (real-time) berbasis web. “Alatnya berupa perangkap konvensional tapi kami buat ‘smart’ dengan dipasangi komponen elektronik untuk coding. Begitu hama terperangkap, sensor menghitung secara otomatis. Data ini dikirim ke sistem yang bermuara di Cloud sehingga bisa diakses siapa saja melalui smartphone tanpa perlu ke lapangan,” jelas jebolan King Saud University, Arab Saudi ini. Yang membedakan SMS berjenis-jenis hama yaitu counting sensor-nya. Ada yang berdasarkan citra (image-based sensor). Perangkapnya dilengkapi kamera kecil yang memotret serangga terjebak secara berkala. Kemudian, gambar masuk ke image processing sehingga bisa dibaca datanya. Ada pula yang berdasarkan kepakan sayap (wing beat). Di Eropa perangkap berkamera telah tersedia tapi harganya lumayan mahal, Rp22 juta/unit. Karena itu, Alan mengutak-atik perangkatnya agar lebih terjangkau dan datanya mendekati real-time. Sampai

saat ini, iTrap sudah bisa dipakai untuk memantau kumbang tanduk di kebun sawit, tikus dan burung hantu di sawah. Sedangkan, SMS untuk penggerek batang padi (PBP) sedang dalam pengujian. PBP dan WBC Di kalangan perusahaan pestisida, FMC mengem bangkan SMS ber nama Arc T M . “Arc T M adalah aplikasi per tanian terkini yang membantu petani mengamati populasi hama melalui ponsel pintar kapanpun, di manapun,” ujar Ahmil Rizkin, Precision Agriculture Manager PT FMC Agricultural Manufacturing. Menurut Ahmil, petani umumnya mengendalikan OPT setelah ada serangan. Pengamatan dilaksanakan 7-10 hari sekali bersamaan pemupukan atau aplikasi pestisida. Selain itu, informasi OPT terbatas dari kelompok, kios, dan penyuluh. Ledakan hama tidak terprediksi dengan baik. Karena itu, petani butuh informasi yang tepat, akurat, dan terpercaya. Aplikasi ArcTM menyajikan info terkini tentang populasi hama. Aplikasi diuji coba sejak Januari 2021 di Karawang dan Subang, Jabar. Sementara ini, aplikasi baru difokuskan ke padi dengan objek pengamatan PBP dan wereng batang cokelat

PENI SARI PALUPI

sEraNGaN penggerek batang fase generatif bikin malai malai kosong (beluk) Perangkap penggerek batang yang dibuat ‘pintar’ – doK. ITraPsysTEM.coM

333 - Maret 2022 Agrina

21

FOKUS ( WBC). Mulai 2022 perusahaan memperluas pantauan jadi 9 ka bu paten meliputi Sumut (Serang Bedagai), Jabar (Subang, Karawang, Indramayu), Jateng (Klaten, Pemalang), Jatim (Bojone goro, Banyuwangi), dan Sulsel (Sidrap). Lulusan Faperta Universitas Padjadjaran itu menjabarkan, tim la pangan menempatkan perangkap Arc T M di lahan petani. Satu unit mencakup hamparan 250 ha. Saat ini telah terpasang perangkap di 540 titik. Lokasi titik

TRY SURYA ANDITYA

FITur arcTM, mulai dari populasi hingga rekomendasi pengendalian aGus suryaNTo, amankan padi di bawah umur 30 hsT ahmil rizkin, arcTM membantu petani memantau populasi hama lewat ponsel pintar – doK. PrIBadI

22

tetap sepanjang tahun. Ada 2 macam perangkap, delta trap untuk PBP dan sticky board untuk WBC. “Tim pengamat mengganti sticky sheet 3 hari sekali, feromon 2 minggu sekali. Mereka juga memfoto serangga yang terperangkap. Foto dikirim ke sistem. Tim kami tidak bisa mengintervensi berapa jumlah imago yang terperangkap karena pakai AI (artificial intelligence) untuk mengetahui jumlahnya. Untuk WBC supaya data lebih akurat, sticky board ditepuktepukkan di bagian bawah tanaman karena WBC menyerang batang,” terangnya. Sejauh ini 600 pengguna sudah mengunduh ArcTM. Petani dapat melihat status populasi hama di sekitar lahan: hijau – rendah, kuning – sedang, merah – tinggi, dan abu-abu – tidak ada tanaman atau belum diamati. Tren populasi bisa diketahui melihat data 6 minggu ke belakang. Ahmil menyarankan pengendalian saat status

Agrina 333 - Maret 2022

kuning. “Ambang batasnya, populasi penggerek batang di bawah 2 ekor/hari masih hijau. Di atas 2 ekor masuk ke kuning. Di atas 3,5 ekor itu merah. Untuk WBC, di bawah 2 ekor hijau, di atas 2 ekor kuning, di atas 3 ekor sudah merah,” urainya. Rekomendasi Enam Tepat Di kesempatan lain, Agus Suryanto, Rice Crop Manager FMC berharap pengguna ArcTM menjadikan hasil monitor sebagai peringatan dini. Mereka bisa mengamankan lahannya dari PBP dan WBC. Kunci sukses pengendalian 2 OPT ini saat tanaman umur 30 hari setelah tanam (HST) ke bawah atau masih fase vegetatif. Tapi, umumnya petani lebih memperhatikan fase generatif. PBP menyerang pada fase vegetatif mengakibatkan ujung daun mengering (sundep) dan tanaman kerdil. Sementara, serangan di fase generatif berdampak malai tidak terisi (beluk). Untuk melindungi tanaman dari PBP, ia rekomendasikan aplikasi Ferterra 0,4GR sebanyak 8 kg/ha bersamaan pemu puk an pertama, 7-10 HST. Serangan bia sanya terjadi di umur 15 HST. “Kita lindungi tanaman yang se dang membentuk anakan pro duktif. Setelah itu, dilanjutkan de ngan Preva TRY SURYA ANDITYA thon pada 21 HST untuk memutus siklus kedua hama. Penyerang pada fase generatif adalah serangga siklus pertama yang tidak terkendalikan. Apabila siklus pertama tidak kita putus maka serangan beluk rata-rata lebih parah. Tapi kalau serangan sundep terkendali, beluk tidak akan parah kecuali ada penerbangan dari luar,” papar Agus. Prevathon diaplikasikan lagi pada 28 HST guna melindungi tanaman yang mulai membentuk bakal malai. Konsentrasinya 3 ml/l atau 750 ml/ha. Untuk pengendalian WBC, ia menyarankan Stargate granul 36 kg/ha bersama pemupukan kedua, antara 25-35 HST. Tujuannya, melindungi tanaman dari serangan WBC tak bersayap yang bisa menyebabkan tanaman seperti terbakar (hopperburn). Jadi agar menghemat biaya, pemupukan kedua dibarengkan Ferterra dan Stargate granul. Peni Sari Palupi, Untung Jaya

FOKUS

Mencegah Panen Amblas Gegara Blas B

alai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Karawang, Jabar menempatkan blas sebagai OPT utama nomor empat pada padi. Luas serangannya di musim tanam 2021/2022 diramalkan mencapai 30.754 ha. Mengutip Prof. Dr. Ir. I Dewa Ngurah Suprapta, MSc yang menyitir data IRRI Knowledge Bank 2020, serangan blas berpotensi mengakibatkan kehilangan hasil 10%-15%. Namun, Guru Besar Faperta Universitas Udayana ini juga menampilkan data kehilangan hasil di beberapa negara bisa 1%-100% (puso).

GEjala Blas pada daun (atas) dan leher malai (bawah) hadI suParNo, pengendalian blas harus secara preventif

24

Mengapa merugikan? Menurut Hadi Suparno, Deve lopment & Registration Manager PT Royal Agro Indo nesia, masih banyak petani terutama di dataran rendah Pantai Uta ra Jawa yang belum memper hatikan blas. Memang, penyakit DOK. ROYAL AGRO INDONESIA akibat cendawan Pyricularia grisea ini baru 5-10 tahun terakhir merebak di dataran rendah. “Dulu blas banyak menyerang padi gogo. Tapi, beberapa tahun ke belakang blas juga sudah menjadi masalah di dataran rendah,” ungkapnya. Lebih jauh ia memaparkan, ada 2 gejala penyakit blas, yaitu blas daun (leaf blast) dan patah leher (neck blast). Blas leher jauh lebih merugikan ketimbang blas daun lantaran cendawannya menyerang pangkal malai. Bila pangkalnya terserang maka malai akan patah sehingga secara langsung mengurangi hasil karena pengisian bulir tidak sempurna atau bahkan tidak terisi sama sekali. “Walaupun begitu, blas daun

Agrina 333 - Maret 2022

OPT peringkat nomor empat ini bisa mengakibatkan puso bila petani tidak mengendalikan serangannya dengan baik.

yang tidak dikendalikan bisa naik terus sampai daun bendera dan menginfeksi malai,” ulas Hadi. Erika Sitindaon, Rice Crop Manager Royal Agro menimpali, tahun lalu ada laporan tentang blas dari Maros, Sulsel yang notabene salah satu daerah endemik blas. “Kalau kena blas sampai parah, tanaman nggak bisa kita apa-apakan lagi. Yang bisa diusahakan hanya mencegah penyebaran lebih luas lagi. Jadi, kalau mau mengendalikan blas ya mau nggak mau harus preventif,” tutur alumnus Faperta IPB University ini. Solusi Excellent Untuk pencegahan, lanjut Erika, Royal Agro menawarkan Blasil 270/230SE. Produk yang meluncur ke pasar sejak Desember tahun lalu ini mengandung 2 bahan aktif, yakni prokloras (270 g/kg) dan trisiklazol (230 g/kg). “Trisiklazol sangat efektif mengendalikan blas. Kita campur prokloras, juga memiliki efikasi bagus untuk blas. Sinergi 2 bahan aktif ini menghasilkan pengendalian yang excellent untuk blas, baik blas daun maupun blas leher. Diharapkan tidak hanya blas yang terkendali tapi juga hasil panennya lebih berkualitas,” jelasnya. Rekomendasi aplikasinya tiga kaUNTUNG JAYA li, umur 40, 60, dan 70 hari setelah tanam (HST) dengan dosis 500 ml/ha. Aplikasi mulai umur 40 HST karena kebanyakan varietas di umur 30 HST, daunnya mulai saling menutup sehingga kondisinya lembap yang memicu timbul penyakit. Namun bila di umur 20-an HST sudah terlihat gejala, sebaiknya petani segera mengaplikasi agar tidak berkembang sampai ke malai. Untuk mendapat perlindungan terhadap blas, petani perlu merogoh kocek sekitar Rp285 ribu/ha. “Mereka juga bisa menikmati tambahan hasil panen 6%-14%,” pungkas Hadi. Peni Sari Palupi

EKSPOSE

Cegah Stunting Sangat Penting

I

ndonesia pada 2045 memasuki masa keemasan karena tepat di tahun tersebut mencapai usia ke-100. Pemerintah mengharapkan, saat itu sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul dan berkualitas agar mampu berdaya saing tinggi. Menuju cita-cita indah itu, pemerintah memfokuskan tumbuh kembang balita atau anak usia dini dengan ‘mendesain’ mereka menjadi generasi unggul. Salah satunya, mengajak orang tua untuk peduli gizi anak dan mencegah stunting. Pasalnya, stunting menjadi masalah utama bayi dan anak usia dini di Indonesia. Kondisi ini perlu dituntaskan karena dapat menghambat pertumbuhan generasi emas Indonesia.

Generasi Unggul Dalam webinar “Peran Protein Hewani Mewujudkan Generasi Emas Indonesia”, Sri Hartati, Ketua Asosiasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Askesmaveti) menjelaskan, sosialisasi pencegahan stunting sangatlah penting. Karena, membentuk generasi emas atau unggul tidaklah mudah tapi harus diupayakan dan disiapkan dengan baik. “Salah satunya, meningkatkan konsumsi gizi seperti protein hewani di fase pertumbuhan pada bayi usia 0–18 tahun. Mengingat, peran protein hewani sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta perlu ditingkatkan asupan gizinya. Saat inilah waktu yang tepat untuk dipersiapkan dengan baik,”

MENGoNsuMsI daging ayam mencegah stunting dan mewujudkan generasi emas

26

Agrina 333 - Maret 2022

Konsumsi protein hewani berperan mewujudkan generasi emas Indonesia.

jelasnya pada acara yang diadakan Askesmaveti dan AGRINA, Jakarta (31/1). Ditambah lagi, lanjut Tati, sapaannya, Indonesia memiliki bonus demografi. Artinya, masyarakat usia produktif jumlahnya lebih banyak dibandingkan masyarakat usia tidak produktif sehingga harus dimanfatkan dengan baik. Banyak negara berhasil memanfaatkan bonus demografi, seperti Malaysia, Korea Selatan, dari negara berkembang menjadi negara maju. Manfaatnya bisa mengubah tingkat perekonomian negara. Senada dengan Tati, Fitri Nursanti, Pemimpin Umum AGRINA menerangkan, bonus demografi merupakan tantangan dan peluang. Peluangnya sangat bermanfaat mencetak generasi unggul di masa

DOK. KEMENTAN

EKSPOSE mendatang. Sedangkan tantangannya, tanpa persiapan matang akan jadi beban di masa depan. “Salah satu caranya peduli akan gizi anak. Sosialisasi tentang konsumsi protein hewani bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi semua pihak untuk lebih mengampanyekan untuk membentuk generasi emas mendatang,” katanya pada acara yang dimoderatori drh. Ruri Astuti Wulandari itu.

TRY SA

srI harTaTI, Ini waktu yang tepat mempersiapkan generasi emas

TRY SA

(Kiri ke kanan) drh. rurI asTuTI WulaNdarI dan Prof. dr. drg. saNdra FIKaWaTI, MPh, anak dapat mengonsumsi daging dan telur sesering mungkin

Kasus Stunting Indonesia Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI) menjelaskan, masa 1.000 hari pertama kehidupan atau 270 hari kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati, menjadi sorotan paling penting untuk mencegah stunting. Periode emas ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan menentukan perkembangan kecerdasannya dalam jangka panjang. “Bicara stunting seharusnya sejak masa kehamilan harus diperhatikan karena konsumsi protein hewani sangat kurang bagi wanita hamil. Proporsi kurang energi kronis pada wanita hamil di usia 15–19 tahun angkanya mencapai 33%, kemudian pada usia 20–24 tahun sekitar 23%, angka ini sangat tinggi. Kurang lebih 70%–80% ibu hamil di desa/kota dan miskin/kaya belum tercukupi konsumsi energi dan proteinnya,” urainya. Sandra menjabarkan, dampak stunting ada beberapa hal. Pertama, kemampuan kognitif dan prestasi belajar rendah. Kedua, tinggi tidak optimal, kualitas kerja yang tidak kompetitif. Ketiga, kekebalan tubuh menurun atau mudah sakit. Saat dewasa akan muncul risiko produktivitas

TRY SA

Prof. drh. M. rIzal MarTua daMaNIK, Mrepsc, Phd, kekurangan asupan protein hewani menyebabkan gangguan fungsi hormonal, regenerasi sel, sistem kekebalan tubuh, dan massa otot

rendah. “Stunting dampak utamanya pada otak, akan menyebabkan kesulitan dalam bersaing dengan negara lain yang angka stunting-nya rendah. Stunting dapat menyebabkan kurang baik untuk jangka panjang,” ungkapnya. Cegah Stunting Menurut Sandra, selain ibu hamil, mencegah stunting juga dilakukan pada periode bayi. World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (Unicef ) menyarankan, mempersiapkan makanan pertama bayi dengan menyusui atau program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. ASI eksklusif dilakukan selama 6 bulan pertama kehidupan.

TRY SA

FITrI NursaNTI, bonus demografi merupakan tantangan dan peluang

Kemudian, dikenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi. Pemberian ASI tetap dilakukan sampai bayi usia 2 tahun dan ibu menyusui juga harus memenuhi konsumsi makanan cukup gizi. Ahli gizi itu melanjutkan, pemberian MPASI pada anak usia 6 bulan berupa ragam makanan seperti padi-padian, umbi, pisang, kacang-kacangan, produk susu, daging sapi, ikan, dan telur, serta sayuran dan buah bervitamin A. Frekuensi hi dangan untuk bayi usia 6–8 bulan minimal 2–3 kali MP-ASI per hari, usia 9–12 bulan minimal 3-4 kali, dan usia 12–23 bulan kurang lebih 4-5 kali. Sedangkan, anak yang tidak menyusui di usia 6–23 bulan dapat diberikan produk susu dengan kandungan kalsium dan zat gizi. Kebutuhan susu pada anak yang mengonsumsi sumber lainnya minimal dua kali, sekitar 200-400 ml/hari. Anak yang tidak konsumsi makanan lainnya, kebutuhan susu minimal dua kali sekitar 300-500ml/hari. “Namun, secara rasional WHO menyarankan, pemberian ASI atau non-ASI, anak dapat mengonsumsi daging dan telur sesering mungkin,” terang lulusan dokter gigi UI itu. Sandra menambahkan, konsumsi telur dapat meningkatkan asupan energi, protein, asam lemak esensial, vitamin B12, vitamin D, fosfor, dan selenium, serta panjang badan lebih tinggi. Pengenalan daging sebagai MP-ASI meningkatkan asupan protein dan seng. Menuju Generasi Emas Menurut Prof. drh. M. Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, Pengembangan Badan Kependudukan Keluarga Beren-

333 - Maret 2022 Agrina

27

EKSPOSE cana Nasional (BKKBN), protein terdiri dari dua macam, yaitu nabati dan hewani. Kedua protein ini berbeda. Protein hewani jauh lebih baik kualitasnya dibandingkan protein nabati karena memiliki asam esensial lebih lengkap dan banyak. “Tubuh kekurangan asupan protein hewani akan mengalami gangguan fungsi hormonal, gangguan regenerasi sel, sistem kekebalan tubuh, dan massa otot. Kekurangan protein secara berlanjut berdampak pada kesehatan dan tumbuh

telur dalam sehari atau bahkan satu telur dibagi untuk 4 anak. Sandra menambahkan, “Survei Kon sumsi Makanan Individu pada 2014, bayi 0-6 bulan mendapatkan protein hewani dari ASI 73%, usia 7–11 bulan konsumsi protein hewani hanya 2%, lalu 1-3 tahun lebih rendah lagi, 0,1%. Situasi ini konsumsi protein hewani sangat rendah. Harus ada perubahan dalam asupan anak.” Rizal mengatakan, untuk meningkatkan mengonsumsi telur di daerah dapat men-

KoNsuMsI telur dapat meningkatkan asupan energi, protein, dan asam lemak esensial

kembang seperti terhambatnya pertumbuhan fisik, menyebabkan stunting, dan gangguan kognitif,” paparnya. Guru Besar FEMA IPB University itu merincikan, jumlah protein yang berasal dari hewan, seperti telur bebek sebanyak 13 g, daging sapi 24,9 g, daging ayam 26,9 g, ikan 21,3 g, udang 16,7 g, dan susu 14,3 g. Anak stunting berhubungan dengan tinggi-rendahnya konsumsi protein. Rizal mencontohkan, konsumsi telur di Kepulauan Bangka Belitung rata-rata hanya 0,81% yang artinya tidak sampai satu butir

28

Agrina 333 - Maret 2022

contoh salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah. “Warga setempat bermitra dengan peternak ayam petelur. Program Bupati tersebut didukung oleh rakyat agar masyarakat dapat mengonsumsi telur setiap hari. Ini sangat bagus sekali programnya. Kita tahu bahwa daging ayam, daging sapi mahal tapi telur dapat jadi solusi sumber protein hewani yang murah selain ikan,” terangnya. Asupan Protein dan Jaminan ASUH Berdasarkan data Studi Status Gizi Balita

Indonesia (SSGBI) 2021, penurunan prevalensi stunting mencapai 24,4% di 2021 ketimbang 2019 yang sebesar 27,7%. Angka ini masih dikatakan tinggi oleh WHO yang memiliki standar angka stunting tidak boleh lebih dari 20%. “Angka stunting ini akan memperburuk citra Indonesia di mata dunia. Tiga wilayah paling tinggi prevalensi stunting di Indonesia yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan Aceh,” jelas Rizal. Ia menambahkan, Presiden Joko Widodo menargetkan akhir 2024 Indonesia mencapai angka stunting 14%. Hanya tinggal 2 tahun untuk mencapai angka tersebut. Perlu upaya kuat dan konsisten untuk menurunkan angka stunting 2,7% per tahun. “Pertumbuhan linier terbukti ditentukan oleh asupan protein hewani yang cukup. Sosialisasi konsumsi pangan hewani, deteksi dini gangguan pertumbuhan linier pada bayi dan balita diperlukan untuk mewujudkan generasi emas Indonesia,” tandasnya. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Syamsul Ma’arif menguraikan, ibu rumah tangga memiliki peran penting dalam pencegahan stunting melalui asupan protein hewani. “Ibu rumah tangDOK. KEMENTAN ga harus memperhatikan protein hewani yang diberikan kepada anaknya,” katanya. Sementara itu, ulasnya, produk hewani yang beredar di pasar juga harus memiliki jaminan ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal). Pasalnya, nutrisi atau kandungan protein hewani diterima masyarakat harus berkualitas dan terjamin mutunya. “Para peternak menyajikan produk hewan dan dijual harus memenuhi persyaratan ASUH agar produk mendapatkan kandungan gizi yang bagus dan dapat mengurangi stunting sehingga bisa mencapai generasi emas,” tegasnya. Sabrina Yuniawati

PROBIOTIK

Peran Probiotik pada Pakan dan Manure Sapi

P

emberian pakan pada sapi akan mempengaruhi seluruh aspek pada peternakan sapi. Pakan yang tanpa diberi nutrisi tambahan hanya hijauan dan dedak saja tentu akan berbeda pada sapi yang diformulasikan dengan baik. Semakin lengkap dan tercukupinya nutrisi pada ransum pakan sapi, akan menghasilkan ADG (Average Daily Gain atau rata-rata kenaikan bobot harian) yang semakin tinggi dan pemberian pakan yang dilengkapi suplemen dan vitamin akan memberikan efek kenaikan ADG yang baik pada sapi potong. Sedangkan untuk sapi perah akan peningkatan produksi susu maupun meningkatkan kekentalan (density) susu. Mineral pada sapi sangat dibutuhkan untuk pembentukan masa otot, pembentukan tulang yang kokoh dan body yang gagah. Pada sapi perah mineral sangat di perlukan dan terkadang kandungan mineral pada ransum pakan kurang. Untuk mencukupi kebutuhan akan mineral ini perlu diberikan tambahan mineral yang baik pada ransum pakan.

Improvium Sapi merupakan mineral makro dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh sapi untuk mempercepat pertumbuhan tulang pada pedet. Penggunaan mineral yang cukup juga membantu mengurangi terjadinya lumpuh pada indukan bunting, mecegah penyakit anemia dan pedet yang dihasilkan baik. Bahan pakan sapi ternyata tidak 100 % dapat diserap nutrisinya oleh sapi, ada bagian pakan yang nutrisinya belum diserap tubuh namun harus keluar sebagia faeces, sehingga menyebabkan faeces berbau tak sedap. Bau tak sedap ini merupakan tanda bahwa masih adanya nutrisi yang seharusnya bisa diserap pada rumen sapi namun tidak terserap secara aksimal, maka perlu bantuan pro-

30

Agrina 333 - Maret 2022

biotik yang mampu membantu pemecahan bahan pakan terutama yang berantai panjang menjadi bahan yang lebih sederhana dengan bantuan enzyme yang dihasilkan oleh probiotik tersebut, misalnya dari Bacillus subtilis yang berfungsi menghasilkan enzyme selulase, Biffidobacterium yang mampu memproduksi mananase yang menghidrolisa hemiselulosa menjadi manan, Lactobacilus Plantarum yang bisa memproduksi Protease dan lainnya. Penggunaan campuran Probiotik pada ransum sapi sangat disarankan guna menaikkan effesiensi penyerapan pakan agar produksi naik, baik pada sapi pedaging maupun sapi perah.

Pro-B10 merupakan salah satu jenis probiotik yang dilengkapi dengan tambahan mix herbal yang berfungsi membantu meningkatkan nafsu makan, menjaga dan meningkatkan stamina sapi. dengan berbagai kombinasi bakteri yang ada, membuat produksi susu sapi meningkat dan menurunkan kandungan lemak susu yang dihasilkan. Manure sapi berupa faeces dan urine yang masih mengandung nutrisi ini sesungguhnya sangat bagus untuk digunakan pada pembuatan pupuk organic, baik POP (Pupuk Organik Padat) yang diambil pada faeces sapi, maupun pupuk Hayati dan POC (Pupuk Organic Cair) yang berasal dari cucian kendang maupun urine sapi. Makin banyak sisa nutrisi yang ada di manure, akan makin membuat tanaman menjadi subur, asalkan manure yang ada diolah menggunakan microba yang tepat seperti azospirilium sp, azotobacter sp, bacillus sp dan lainnya yang ber fungsi sebagai pupuk, adanya bakteri Nitrozomonas dan nitrozobacter yang mengurai amoniak menjadi nitrit, dan nitrit yang ada diurai menjadi nitrat

Kiri: jagung dengan Pupuk Kimia, diameter 4 cm panjang 22 cm Kanan: jagung dengan Pupuk organik cair PEPETaNI, diameter 6.5 cm panjang 26 cm

yang sangat bagus sebagai sumber pupuk N bagi tanaman. Manure dari unrine sapi ini banyak mengandung ZPT antara lain IAA (Indol Acetic Acid) yang bagus untuk merangsang dan memacu pertumbuhan akar pada tanaman dan perakaran akan lebih lebat. Perakaran yang lebat ini akan memberikan dampak pertumbuhan tanaman yang lebih besar dan kuat. Manure sapi dari PT. Green Fields 2 Blitar juga diolah menjadi POC (Pupuk Organic Cair) PEPETANI dan PRAGATANI serta pupuk hayati PRAZAK dan GREGAH. Hasil pemupukan tanaman jagung, padi, cabe, dan lainnya menggunakan POC memberikan dampak kesuburan yang baik dan produksi yang meningkat. Kondisi ini sangat membantu petani dalam pemenuhan kebutuhan pupuk dan memperbaiki kualitas tanah. Tanah semakin gembur dan menyehatkan microflora tanah sehingga bisa memperbaiki kerusakan tanah akibat pemberian pupuk kimia yang terus menerus.***

LIPUTAN KHUSUS

Memecahkan Masalah Klasik Persusuan Nasional Meskipun produksi meningkat tiap tahun, industri susu nasional masih bergantung pada bahan baku impor.

I

ProduKTIVITas susu NasIoNal masih rendah, Indonesia terpaksa masih bergantung pada bahan baku impor

32

ndustri persusuan lokal masih berkutat di kerumitan yang hampir sama setiap tahun. Mulai dari populasi sapi perah yang rendah, produktivitas stagnan, pemeliharaan sapi perah di bawah skala ekonomis, hingga neraca susu segar dalam negeri (SSDN) yang tak kunjung berimbang. Padahal dari segi permintaan, peluang pasar industri susu di dalam negeri masih sangat terbuka lebar. Datangnya pandemi tak bisa dipungkiri turut membuat permintaan SSDN mengalami pasang surut. Pelaku peternakan mengakui, pasar sempat turun akibat pembatasan namun kembali menanjak setelah kegiatan bergerak lagi. Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan pelaku industri pengolahan susu (IPS). Yakni, sebanyak 76 IPS pada 2019, 80 IPS pada 2020, dan 84 IPS pada 2021. Putu Juli Ardika, Plt. Dirjen Industri Agro, Kemenperin mengungkapkan, penambahan jumlah industri ini sejalan dengan investasi sebesar Rp9,6 triliun sepanjang 2021. Data Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menunjukkan, peningkatan investasi asing senilai 75,93% atau sebesar US$2.018 juta pada JanuariSeptember tahun lalu didominasi oleh IPS. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku susu di dalam negeri sebanyak 4,3 juta ton/tahun, IPS masih sangat bergantung pada impor yang mencapai 79%. Sebab, produksi di dalam negeri baru mampu mencukupi 21% kebutuhan. “Salah satu tantangan dalam pengembangan SSDN yaitu produktivitas sapi perah rakyat hanya 8-12 liter/ekor/hari. Secara best practice-nya, yang ideal bisa mencapai 30 liter/ekor/hari,” ucap Putu. Pada kesempatan berbeda, Agung Suganda, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan

Agrina 333 - Maret 2022

dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan, selain populasi sapi perah di dalam negeri, masih kurangnya regenerasi peternak juga menjadi tantangan. Peternak masih terbatas di skala kepemilikan dan didominasi usia 45 tahun ke atas. Genjot Produksi Lebih lanjut Agung menuturkan, berdasarkan data statistik, dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan populasi sapi perah. Pada tahun lalu tercatat populasi sapi perah mencapai 578.579 ekor dengan produksi susu 962,68 ribu ton. Meski begitu, populasi dan jumlah susu segar ini masih sangat jauh dari kebutuhan yang ada.

LIPUTAN KHUSUS

Berdasarkan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021, Jawa Timur menjadi penyumbang utama susu segar, sebanyak 556 ribu ton dengan populasi sapi perah 301 ribu ekor. Menyusul, Jawa Barat sebanyak 283 ribu ton susu dengan populasi 119 ribu ekor, dan Jawa Tengah 102 ribu ton dari populasi 142 ribu ekor. Kementan, ulasnya, berupaya meningkatkan produksi dan populasi sapi perah nasional. Program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) telah menghasilkan 387.702 ekor pedet (anak sapi). Selain itu, Agung menjabarkan, Kementan juga menetapkan 7 kawasan pertanian utama khusus sapi perah. Yaitu, di Sumatera Utara (Karo), Sumatera Barat (Tanah Datar, Padang Panjang, dan Bukittinggi), Jawa Barat (Bogor, Bandung, Bandung Barat), Jawa Tengah (Boyolali dan Semarang), Yogyakarta (Sleman), Jawa Timur (Nongkojajar, Tulungagung, Batu, Malang, Pasuruan, dan Blitar), dan Sulawesi Selatan (Enrekang).

duk susu mengalami kenaikan signifikan. Hal inilah yang mendorong investasi baru di industri makanan dan minuman (mamin). Ia memperkirakan, investasi-investasi baru tersebut mulai beroperasi pada 2022. Kebutuhan bahan baku akan lebih meningkat dibanding 2021.

Pasar Masih Tinggi Sementara itu, Ketua GAPMMI, Adhi S. Lukman menuturkan, selama masa pandemi konsumsi proDOK. HUMAS DIRBITPRO

TRY SURYA A.

Kontribusinya, perkiraan dia, bisa mencapai 80% dari kebutuhan bahan baku. Terbatasnya pasokan bahan baku lokal akan tetap menjadi kendala, terlepas ada upaya pemerintah dan pelaku usaha dalam meningkatkan produksi. Selama pandemi, marak masyarakat mencari produk bergizi termasuk susu. Adhi membenarkan, meningkatnya konsumsi mendorong pabrik beroperasi dengan kapasitas penuh. Kemitraan dan pendampingan memang menjadi senjata dalam meningkatkan produksi. Namun, hingga sekarang dampaknya belum signifikan lantaran banyak perusahaan yang fokus di hilir. Adhi memprediksi, industri mamin berpotensi tumbuh 7% pada 2022. Sedangkan, khusus industri susu diperkirakan pertumbuhannya mencapai dua digit. Bagusnya prospek pasar susu selama pandemi diamini Rizal Fauzi, Strategic Sourcing & Project Management PT Global Dairi Alami. Menurut Rizal, naiknya permintaan pasar karena timbul kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat. Hal ini tentu mendorong pola konsumsi protein hewani, khususnya susu. Ia menuturkan, saat ini Global Dairi Alami memiliki kapasitas peternakan sebesar 6.000 ekor. Peternakan susu terintegrasi bermerek MilkLife ini mampu memproduksi susu 15-20 liter/ekor/hari. Tahun ini target produksinya menyentuh 25 liter/ekor/hari. Perusahaan yang baru berjalan 5 tahun ini, ulas

aGuNG suGaNda, dibutuhkan peran peternak muda

333 - Maret 2022 Agrina

33

LIPUTAN KHUSUS

rIzal FauzI, Global dairi alami mengembangkan susu bebas laktosa untuk menggaet pasar

Rizal, mulai memberdayakan peternak lokal dalam setahun terakhir. Tentunya dengan kriteria penerimaan susu sesuai SNI. Untuk menggaet pasar lebih luas, pihaknya memproduksi susu bebas laktosa (lactose free). Konsumsi susu ini ditujukan bagi konsumen yang memiliki intoleransi laktosa. Lain lagi pengakuan peternakan sapi perah mandiri. Umar Said, Staf Pengelola Cibugary Farm, salah satu peternakan sapi perah terbesar di kawasan Jakarta berujar, awal pembatasan saat pandemi membuat pasar susu anjlok drastis. Penjualan terjun bebas dari yang awalnya bisa di atas Rp10 juta. Dalam sehari Cibugary Farm bisa menghasilkan susu kurang lebih 430 liter. Pemasarannya langsung

TRY SURYA A.

uMar saId, permintaan pasar kembali meningkat setelah susu beruang viral

34

ke end user, baik berupa susu segar maupun olahan. Umar mengakui, pihaknya sudah bekerja sama dengan pesantren di Bogor untuk memasok susu. Selain itu, langganan dengan perusahaan juga sudah mulai berjalan kembali. Selain menjual produk susu, Cibugary Farm membuka agrowisata edukasi untuk melebarkan pasar. Dalam paket kunjungan tersebut, peserta berkesempatan bersentuhan langsung dengan sapi perah dan pastinya mendapatkan paket susu. Namun, Rachmat Al-Baghory, pemilik Cibugary Farm menandaskan, hingga saat ini kegiatan agrowisata belum bisa bergerak normal lantaran sekolah-sekolah masih menerapkan pembatasan. Ia mengakui, peningkatan pemasaran susu mulai bergairah setelah susu beruang ramai jadi perbincangan. Dampak positifnya, banyak masyarakat yang kembali mencari susu segar karena percaya dapat

Agrina 333 - Maret 2022

meningkatkan imunitas. “Penurunan hampir 70% sama seperti lini usaha lain. Saat ini alhamdulillah ada peningkatan, naik mendekati 50%. Habis lebaran insyaallah sepertinya mulai ada gairah lagi,” Rachmat optimis. Kemitraan Mendorong Kesejahteraan Dalam pengembangan industri susu lokal, kemitraan merupakan keniscayaan. Bagi peternak, kemitraan menTRY SURYA A. jamin produksi susunya terserap. Sementara, perusahaan mendapatkan pasokan susu segar dari dalam negeri secara kontinu. Kemenperin mencatat, sejauh ini terdapat 84 perusahan IPS dan turunannya. Namun, baru 14 perusahaan yang bermitra dengan koperasi atau peternakan sapi perah lokal. Meningkatnya permintaan bahan baku susu bak angin segar bagi pelaku usaha atau peternak lokal. Sebaliknya, kekurangan bahan baku malah akan membuat angka impor semakin besar ketika kebutuhan tidak terpenuhi. Dedi Setiadi, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mengemukakan, peternak sapi perah lokal sudah memasok kebutuhan SSDN selama 50 tahun. Hingga 2021 terdaftar sebanyak 76.685 anggota dari 59 koperasi dengan populasi 238.865 ekor sapi perah dan produksinya mencapai 1,7 juta ton/hari. Peternak sapi perah membutuhkan koperasi sebab membuat mereka terhimpun dalam kelembagaan atau korporasi. Sehingga, peternak mendapatkan akses pemasaran dan peningkatan produksi yang lebih baik. GKSI merupakan korporasi milik petani yang sudah tertata dari hulu hingga hilir. Bentuk kemitraan koperasi dengan IPS selain sebagai penerimaan susu, juga peningkatan kualitas peternak serta manajemen dan bantuan pusat pengumpulan susu (milk collection point, MCP). Ia mengulas, lahirnya Permentan No. 26/2017 tentang Penyediaan dan Peredaran Susu merupakan fenomenal sebab sejak 1987 belum ada aturan terkait persusuan nasional. Ini merupakan angin segar bagi peternak lokal. Akan tetapi karena Indonesia terikat perjanjian dagang dunia (WTO), Permentan ini kemudian direvisi. Lalu, lahir Permentan No. 30/2018 yang kemudian diubah lagi menjadi Permentan No. 33/2018. “Tapi ini saya lihat tetap bisa dilakukan kemitraan dan saling mengikat untuk melakukan perbaikan-

LIPUTAN KHUSUS

DOK. PRIBADI

ahMad hoFIT, manajemen pakan dan pencatatan diperlukan

perbaikan di hulunya. Seperti penambahan populasi, peningkatan kualitas, dan bantuan peralatan masih tetap dilakukan,” ulasnya. Dalam mengatasi berbagai persoalan pengembangan SSDN, Putu mengungkap, perlu dukungan fasilitas dan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada koperasi susu dan peternak sapi perah di sisi hulu. Tahun ini, lanjut dia, Kemenperin akan membangun MCP lanjutan dan membantu program digitalisasi tempat penampungan susu seba-

PoPulasI sapi perah dan produksi susu 2018-2021

DOK. DITJEN PKH (Diolah)

gai persiapan diterapkannya neraca komoditas. Bantuan tersebut dinilai Dedi sangat tepat. “Susu itu harus ABCD (Asli, Bersih, Cepat, Dingin). Kemenperin memberikan cooling unit kepada GKSI. Ini untuk menjaga susu ABCD sebab di tempat terbuka susu paling kuat bertahan 1-2 jam sehingga kualitasnya tetap bagus dan tidak terjadi peningkatan bakteri,” bebernya. Perbaikan Produksi Panji Aryo Tegar, Marketing Specialist PT Nutricell Indonesia mengatakan, yang mesti dipenuhi untuk meningkatkan produktivitas susu yakni kebutuhan pakan hijauan. Sapi perah membutuhkan pakan hijauan 30-50 kg/ekor atau 10% dari bobot tubuh. Pada umumnya peternak memberikan pakan sebanyak 2 kali/hari di pagi dan sore hari dengan fre-

36

Agrina 333 - Maret 2022

kuensi 4 kali. Dalam program sapi perah, jelas Panji, konsentrat diberikan sebelum pemerahan sedangkan pakan hijauan diberikan setelah pemerahan. Yang kini menjadi persoalan, ada 70% peternak tidak punya lahan, 20% memiliki lahan, dan 10% memiliki lahan dan cukup. Selain bibit berkualitas, ketersediaan rumput akan menjadi pengungkit meningkatnya produksi dan kualitas susu di tingkat peternak. Selanjutnya, asupan kebutuhan air juga perlu dipenuhi. Ia menjelaskan, sapi tersusun oleh lebih dari 85% air. Agar bisa menghasilkan 1 kg susu, sapi membutuhkan 4-5 kg air. Oleh karena itu, sebaiknya bak minum dibuat terpisah dengan bak makan. Panji menyarankan, penggunaan Nutrifat Ca-84 sebagai sumber lemak by pass ruminansia. Gunanya meningkatkan nutrien susu, terutama lemak dan mendongkrak produksi susu sapi perah. “Ini bisa meningkatkan fertilitas, energi kepadatan pakan, dan komponen dalam susu sapi perah,” tuturnya berpromosi. Ahmad Hofit, peternak muda asal Nongkojajar, Pasuruan berpendapat serupa. Bagi dia, manajemen pakan hijuan, konsentrat, dan air tidak bisa disepelekan. Saat ini ia tengah mengembangkan hijauan pakan ternak yang semula rumput odot menjadi rumput pakchong. Ke depan Duta Peternak Milenial ini juga menyiapkan sorgum untuk pembuatan silase. Untuk kebutuhan air, diberikan secara ad libitum yaitu air tak terbatas tersedia di dalam kandang. Lebih jauh, ia mengatakan, khusus pedet pemberian pakan usia 0-3 bulan tidak memakai rumput. Akan tetapi, memanfaatkan calf starter dan tambahan biji jagung. Tujunnya, mengecek kesiapan pedet untuk mengonsumsi rumput. Kesiapan ini ditandai dengan adanya biji jagung tak tercerna di feses. “Peternak mesti tahu ini. Saya dapat ketika berkesempatan magang di New Zealand. Ini menentukan kualitas ke depan,” bahasnya. Kemudian, ia menekankan, hal sepele yang menunjang keberhasilan peternak adalah manajemen pencatatan. Program ini, ungkap lulusan peternakan Universitas Islam Malang tersebut, sering kali terlewati oleh peternak. Padahal, ini sangat penting terutama dalam hal reproduksi. Siklus birahi jadi terpantau sehingga bisa terjadwal masa inseminasi buatan (IB), kode straw pejantan, tanggal lahir, hingga catatan kesehatan. “Dari situ produktivitas saya di rata-rata 15-16 liter/ ekor/hari. Pernah juga puncaknya 20 liter/ekor/hari,” tandas pemilik Peternakan Kandang Arumi ini. Try Surya Anditya

IMBUHAN PAKAN TERNAK

Nutricell Sukses Tembus Pasar Eropa Sebanyak 13 ton Nutrifat Ca84 senilai Rp500 juta berhasil diekspor ke Denmark.

Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks),” ujar Mentan SYL di sela-sela pelepasan ekspor di Tangerang Selatan, Banten, Selasa (15/2). Ia pun berharap, pertumbuhan nilai ekspor peternakan pada 2024 bisa naik 300% menjadi US$1,9 miliar atau setara Rp27 triliun ke 100 negara tujuan. Ke depannya, Indonesia harus mampu

meliputi kualitas produk, kemamputelusuran (traceability), standar keamanan pangan, ser ta standar ke berlanjutan (sustainability). “Produk yang kami tawarkan, baik untuk pasar roduk per usahaan imbuhan dalam negeri maupun ekspor berasal pakan ter nak nasional, PT dari gugus kendali mutu sesuai Nutricell Pacific, kembali berstandar inter nasional,” ulas Edi, hasil menembus pasar mancanegara. sapaannya. Kali ini, Nutricell Di sisi lainnya, Nutricell bersama mengirim produk IPB University, imbuh Edi, turut memsuplemen pakan bangun peternakan yang berdaya r uminansia saing global melalui sustainability Nutrifat Ca-84 protein. Pihaknya berkomitmen tersebanyak 13 ton hadap terwujudnya sistem peternaksenilai Rp500 juta an yang ramah lingkungan seperti ke Denmark. Angpenurunan produksi gas rumah kaca. ka tersebut meruPada kesempatan ini, Nutricell pakan pengiriman memberikan penghargaan kepada perdana dari total mitranya yang berkomitmen dalam nilai kesepakatan mewujudkan hal tersebut. Pertama, sebesar 1 juta Menteri Pertanian syahrul yasin limpo melepas ekspor Nutrifat ca-84 kategori Greenhouse Gas Emission Euro. Pada 2021 sebanyak 13 ton ke denmark Awareness kepada Nutrifat Ca-84 juga peternak atau instansudah berhasil diekspor sebanyak 28 si yang bergerak di ton ke Korea Selatan. sektor r uminansia, Keberhasilan Nutricell memasarkan khususnya sapi perah produknya ke Eropa merupakan buah serta komponen pedari promosi bersama Kementerian nunjangnya. Kemu Pertanian dalam kegiatan One Day dian kategori Anti with Indonesia Coffee Fruit & Floribiotic Awareness unculture (ODICOFF) akhir tahun lalu. tuk peternak atau insPada kesempatan tersebut, Nutricell tansi yang berkecimmengambil peran dalam misi ber pung di bidang per promosi produk obat dan nutrisi unggasan. suaedi sunanto, cEo Nuticell Pacific (tengah) bersama para penerima penghewan di Denmark (Eropa) dan di Uni Dengan adanya hargaan peternakan ramah lingkungan Emirat Arab (Timur Tengah). apresiasi ini, diharapMenteri Per tanian Syahrul Yasin menjadi rujukan produk ekspor dunia kan semakin banyak pihak yang terLimpo menuturkan, kegiatan ODICOFF karena memiliki kualitas tinggi. gerak membangun sistem peter nakan secara nyata membuat masyarakat dunia yang efisien dan berkelanjutan. “Menmelirik produk nutrisi hewan dari Standar Kualitas Global jaga keselarasan antara per forma Indonesia. “Selamat atas terealisasinya Dalam seremoni itu, CEO Nutricell ternak dengan lingkungan dan ber ekspor PT Nutricell Pacific, berarti Pacific Suaedi Sunanto ber ujar, daya saing global. Untuk tercapainya semua yang telah diupayakan bersama Nutricell selalu berkomitmen dalam peternakan dunia yang lebih baik, for membuahkan hasil yang baik. Dengan menghadirkan produk yang meme- better people, planet & protein,” berbagai upaya ini, turut mendorong nuhi standar kualitas global. Yang pungkas Edi.***

P

333 - Maret 2022 Agrina

37

BISNIS - BAWANG

Tips Merawat Bawang di Musim Hujan

M

enanam bawang merah di musim penghujan gampang-gampang susah karena intensitas air terlalu tinggi. Sehingga, menyebabkan suplai nutrisi tidak terserap dengan optimal. Seperti apa antisipasi dan menjaga hasil panen bawang merah di musim basah? Penyakit Kompleks Bawang merah membutuhkan sinar matahari minimal 70%, suhu udara 25-30⁰ C, dan kelembapan 50%-70%. Kelembapan tinggi dapat memicu serangan penyakit kompleks. Pada musim tanam seperti saat ini, tidak banyak petani melakukan budidaya bawang merah karena berdampak pada kualitas dan hasil produksi yang tidak seberlimpah layaknya di musim kemarau. Menurut Agung Udara Permana, Product Manajer PT Agricon Indonesia, petani tidak banyak menanam bawang merah pada musim hujan karena banyak tantangan. Tantangannya yaitu adanya perubahan iklim, perubahan suhu, serta serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Hasil pantauan di lapangan wilayah Madiun dan Nganjuk, Jatim, intensitas hujan tinggi bahkan hingga berupa hujan es. Secara teknis, hujan es yang menghantam pertanaman bawang merah dapat menyebabkan tanaman patah atau roboh. Sehingga, perlu antisipasi mengunakan paranet, seperti di wilayah Probolinggo, Jatim. “Setelah itu, OPT, hujan lebat, dampaknya serangan penyakit atau jamur. Hujan deras secara langsung pupuk dapat mengurai atau tercuci. Pupuk yang tercuci air hujan dapat menyebabkan tanaman bawang kekurangan nutrisi. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak

38

Agrina 333 - Maret 2022

optimal serta tanaman kurang sehat sehingga mudah terserang hama dan penyakit karena kurangnya suplai nutrisi,” ungkapnya. Pemupukan Menurut Muhammad Khamim, petani asal Desa Tengguli, Kec. Tanjung, Kab. Brebes, Jateng, budidaya di musim hujan sangat berbeda dengan musim kemarau. Kunci paling penting yang harus diperhatikan adalah pengolahan tanah. Khamim memiliki lahan seluas 0,5 ha. Ia biasanya mengolah tanah 2 bulan sebelum tanam agar tanah menjadi kering. Di musim hujan, tanah harus lebih kering dan bedengan lebih tinggi dari biasanya. “Musim hujan tanah biasanya dibajak, dikeringkan selama 2 bulan sebelum

Hati-hati, penyakit atau jamur mendominasi di musim penghujan!

tanam. Sedangkan, saat kemarau dibajak, langsung tanam, dan terpenting sumber airnya tersedia. Perbedaan musim hujan, airnya dibuang sedangkan kemarau sebaliknya, airnya disimpan,” katanya. Pada lahan seluas seperempat bahu atau setara 1.750-1.850 m 2 , Khamim menghasilkan bawang sebanyak 2,5 ton di musim kemarau dan 0,17-0,18 ton di mu sim hujan. “Lebih baik di budidaya musim kemarau daripada banyak air. Pasalnya, kadar air hujan kurang bagus untuk bawang merah. Ini akan mempe ngaruhi proses pertumbuhan hingga hasil produksi menurun,” jelasnya. Bapak asli Brebes ini mengatakan, setelah lahan dibersihkan dari gulma lalu diberikan pupuk dasar sehari sebelum proses penanaman umbi bawang merah.

WINDI L.

PENaNGaNaN oPT tepat, hasil maksimal

BISNIS - BAWANG Berikan pupuk dasar NPK dengan porsi fosfor (P) lebih tinggi. Sumber P bisa dari NPK yang P-nya tinggi, TSP, atau SP 36 kurang lebih 50 kg per seperempat bahu. Lalu, pupuk DAP (diamonium fosfat) 1015 kg dan insektisida 10 kg. “Hitungan saya per seperempat bahu dalam aplikasi pupuk. Serta, pupuk biasanya hanya ditabur saja,” terangnya. Khamim melanjutkan, pemupukan susulan dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam (HST) dengan menambahkan NPK Grower 20 kg dan Kamas 20 kg. Pemupukan terakhir umur 30-35 HST, ia memberikan pupuk mengandung kalium tinggi untuk meningkatkan nutrisi tamanan, yaitu KCl sebanyak 25 kg, Kamas 20 kg, dan ZA 15-20 kg. “Komposisi pupuk kalium diperbanyak

UNTUNG JAYA

aGuNG udara PErMaNa, tidak hanya penyakit, waspada juga serangan hama ulat bawang

tidak masalah agar tanaman tumbuh optimal. Lalu, lakukan penyiraman tanaman bawang setiap 3 hari sekali,” kata pria yang memulai budidaya bawang merah pada 2011 itu. Antisipasi OPT Membahas OPT, Khamim mengungkapkan, yang sering muncul pada musim hujan adalah moler dan busuk daun. Lalu, ulat bawang tetapi intensitasnya tidak terlalu tinggi dibandingkan di musim kemarau. “Setiap dampak serangan OPT bisa gagal panen karena penularan begitu cepat hingga hasil produksi jadi turun,” urainya. Menurut Agung, penyakit yang domi-

nan menyerang pada musim tanam ini adalah bercak ungu atau tro tol. Penyakit ini disebab kan cendawan Alternaria porii. Gejalanya berupa ber cak warna putih lalu meluas menjadi warna keunguan. Di tengah - tengah bercak ungu terdapat titik hitam dan dikelilingi warna ku ning melebar.

aktif brofanilida 53%. “Aplikasikan 2 kali da lam satu musim pada fase vegeta tif, yaitu umur 14-28 HST dengan kon sentrasinya 0,51ml/l. Hanya de ngan satu produk ini, petani bisa menghemat pes tisida dari biasanya menggunakan 2-3 bahan aktif,” te rangnya.

Kombinasi Yagus Munandar Darajat, Crop Mana ger Fruit and Vegetables PT Bina Guna Kimia mengung kapkan, mu DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI sim hujan penyakit MuhaMMad KhaMIM, budidaya di yaGus MuNaNdar darajaT, lindungi tanam- akan lebih domi an bawang pada fase menjelang dan saat musim kemarau beda dengan nan. Pasalnya, kepembentukan umbi penghujan lembap an tinggi “Agricon merekomen da sikan Throne mendukung perkembangan jamur me250 EC konsentrasi 1-2 ml/l. Campurkan nyebabkan penyakit. fungisida kontak atau tepung. Biasanya Biasanya saat muncul satu gejala sepetani mencampurkan (fungisida) rangan penyakit pada bawang merah, berbahan aktif mankozeb. Throne akan memicu penyakit lain, seperti bercak diaplikasikan pada usia awal 7-14 HST,” ungu lalu moler atau inul (layu fusarium) katanya saat dihubungi AGRINA (24/02). secara bersamaan. “Penyakit biasanya Agung memaparkan, tidak menutup kombinasi. Ini harus diperhatikan petani. kemungkinan adanya serangan hama ulat Hal yang perlu dilakukan yaitu monitoring, bawang (Spodoptera exigua). Memang pemupukan berimbang, dan antisipasi tingkat serangannya tidak setinggi di serangan penyakit dengan tepat,” urainya. musim kemarau. Akan tetapi, petani perlu Yagus menerangkan, satu fase yang perlu mewaspadai hama yang dapat merusak dilindungi petani adalah fase menjelang dan bawang hingga menurunkan produksi. saat pembentukan umbi. Saat daun bawang Ulat bawang muncul dari serangga de- rusak terserang penyakit, misalnya moler, wasa yang meletakkan telurnya di per- pembentukan umbi tidak maksimal. mukaan daun. Setelah menetas, ulat mePenyakit moler disebabkan jamur patolubangi bagian ujung daun lalu masuk ke gen Fusarium oxysporum. Gejala serangan dalam daun. Akibat serangan tersebut, yaitu tanaman layu secara mendadak, daun bawang terlihat bercak-bercak putih warna daun berubah menguning dan dan lama-kelamaan daun menjadi ter- melengkung atau nginul. “Petani dapat kulai. Saat populasi serangan membesar, mengaplikasikan Octave 50WP. Fungisida ulat akan menyerang umbi bawang. ini juga bisa digunakan untuk busuk daun Agung menyarankan penggunaan in- atau anthraknose,” katanya. Sabrna Yuniawati sektisida Brofreya 53 SC yang berbahan

333 - Maret 2022 Agrina

39

INSEKTISIDA

Agricon Launching Insektisida Paten Baru Brofreya 53 SC Insektisida Brofreya 53 SC sudah lama ditunggu-tunggu petani bawang merah dan jagung untuk mengatasi kerugian yang mereka alami akibat serangan hama ulat.

rasi terbaru ini mendapat sambutan yang luar biasa dari petani bawang dan jagung dan termasuk kios-kios pertanian. Hal tersebut tercermin dari antusiasme para petani yang terus meningkat di masing-masing wilayah dan testimoni positif para petani yang sudah menggunakan produk Brofreya 53 SC. Langkah berikutnya pada 22 Febuari 2022, Agricon Indonesia secara resmi meerangan hama menjadi faktor lakukan Grand Launching BROFREYA penghambat dalam program pe- 53 SC di tiga lokasi yaitu Brebes, Jawa ningkatan produksi pertanian. Tengah serta Nganjuk dan Probolinggo, Berbagai jenis hama dan penyakit per- Jawa Timur. Acara ini dilaksanakan secara lu dikendalikan. Ulat adalah salah satu bersama-sama secara offline dengan tetap hama yang banyak meresahkan petani mematuhi protokol kesehatan dan online yang menyebabkan kerusakan tanam- melalui sosial media Facebook Fanpage an secara kualitas dan kuantitas se- Agricon Indonesia. hingga menyebabkan petani mengKehadiran para petani di masing-maalami kerugian secara ekonomi atau sing wilayah dan juga melalui Facependapatannya menurun. book, mendukung keAgricon sebagai perusameriahan acara Grand haan pestisida yang sudah Launching BROFREYA berkontribusi lebih dari 50 53SC. Agricon juga tahun di dunia pertanian, memberi kesempatan tentunya selalu men de kepada para petani unngar keluh kesah para petuk mendapatkan bertani tentang hama ulat bagai macam hadiah yang sulit untuk dikendamenarik dengan hanya likan. Seperti slogan yang membeli produk Broselalu digaungkan Agrifreya. Barang elektrocon, Agricon selalu ingin Kasirin, Brofreya 53 sc membantu nik hingga sepeda mohadir membantu petani petani mengatasi hama ulat secara tor diberikan kepada sebagai komitmen untuk lebih baik dan efektif petani di masing-maberupaya terus berkontrising wilayah. Semarak busi dalam meningkatkan kesejahtera- senyum petani pun membuat momen an petani melalui pengembangan pro- grand launching ini menjadi tanda diduk yang berbasis teknologi dan riset- mulainya sejarah Brofreya 53 SC untuk riset terkini yang teruji dan terukur. menjadi solusi dan menjawab keresahan petani terhadap hama ulat pada Brofreya 53 SC Solusinya tanaman bawang merah dan jagung. Atas dasar komitmen tersebut “Hari ini adalah momentum yang Agricon melakukan soft launching sangat kami nantikan, sudah kurang BROFREYA 53 SC pada 17 Januari lebih 15 tahun kami menunggu untuk 2022. Insektisida Paten pertama de- proses registrasi produk ini. Akhirnya ngan Teknologi Tenebenal serta gene- hari ini Agricon berhasil mengeluarkan

S

40

Agrina 333 - Maret 2022

harlan Bengardi, Brofreya 53 sc adalah Produk Paten dan Pertama di Indonesia

produk yang dahsyat yaitu Brofreya 53 SC. Brofreya 53 SC adalah produk paten yang baru keluar di Indonesia, sehingga dapat dikatakan Agricon adalah pioneer. Semoga Bro freya dapat membantu petani mengendalikan hama ulat yang membandel, ke depannya Agricon akan selalu ber usaha konsisten untuk menangani keluhan para petani,” harapan Harlan Bengardi, Senior Vice President Agricon Group. Cukup Dua Kali Aplikasi “Terima kasih kepada para petani Indonesia terutama petani bawang merah dan jagung bahwa Agricon bisa menghadirkan produk paten dengan brand

INSEKTISIDA Brofreya 53 SC dengan bahan aktif brofanilida 53%. Insektisida generasi terbaru dengan mode of action baru dalam grup 30 Insecticide Resistance Action Committee (IRAC) yang belum ada produk sejenis di pasar,” ungkap Kasirin, General Manager PT Agricon Indonesia. Insektisida ini bisa mengatasi hama ulat Lepidoptera yakni Spodoptera exigua pada bawang merah dan S. frugiferda pada jagung yang sudah resisten terhadap insektisida yang ada di pasar. Kasirin menambahkan, ini akan membantu petani mengatasi hama ulat dengan produk yang jauh lebih baik

rangi residual insektisida pada produk akhir. Produk pertanian yang dihasilkan menjadi lebih sehat bagi konsumen,” jelas Kasirin. Insektisida ini mempunyai multiple efek bagi masyarakat. Petani bisa tenang berbudidaya bawang merah dan jagung dengan biaya lebih rendah sekitar 50% tergantung kebiasaan petani sebelumnya dan konsumen akan mendapatkan produk hasil panen yang lebih sehat karena kandungan residu yang sangat rendah. Uniknya Brofreya ini dapat mengendalikan ulat dari berbagai instar dan residualnya di tanaman cukup lama

Protokol kesehatan secara ketat bagi petani yang mengikuti Grand launching Brofreya 53 sc secara offline

Peserta Grand launching Brofreya 53 sc sangat antusias menyimak info tentang Brofreya 53 sc dan testimoni petani

dan efektif, sehingga mengurangi biaya pemeliharaan dalam satu musim tanam. Apalagi apli kasinya cukup dua kali dalam satu musim tanam, yaitu pada tanaman umur 10 dan 24 hari setelah tanam (HST). Bahkan di tanaman jagung cukup satu kali semprot, saat munculnya gejala serangan ulat grayak jagung atau pada 7 – 14 HST atau tanaman memiliki 2 – 4 helai daun. “Brofreya bekerja secara kontak dan translaminar dengan residu yang cukup lama, 14 – 21 hari dan cukup dua kali aplikasi per musim tanam, sehingga memungkinkan petani mengurangi jumlah penyemprotan untuk pengendalian hama sehingga mengurangi jumlah pestisida khususnya insektisida yang disemprotkan dalam satu musim tanam baik bawang merah maupun jagung. Keuntungannya tentu menghemat biaya bagi petani, mengurangi pencemaran lingkungan akibat pe nyem protan yang terlalu sering, dan mengu-

jangan ketagihan menggunakannya karena dapat mempercepat resistensi. Dengan begitu Brofreya dapat memberikan solusi bagi petani dalam jangka panjang,” pungkas Kasirin yang juga Koordinator Agrochemical Business Agricon Group. “Demplot Brofreya 53 SC perlihatkan hasilnya sangat bagus, tidak merusak daun, melindungi tanaman dari serangan ulat dan hasil panen terbukti jauh lebih melimpah sehingga sangat membantu petani khususnya dalam meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan, maka momentum Grand Launching

dengan Brofreya 53 sc tanaman kami terlindungi dari ulat dan hasil Panen optimal

sehingga tanaman terlindungi lebih lama. Selain itu, karena Brofreya memiliki residu yang cukup lama maka disarankan jika petani ingin mengaplikasikan insektisida lain cukup seminggu sekali, jangan lagi seperti kebiasaan selama ini 2 – 3 hari sekali. “Gunakan Brofreya sesuai petunjuk kami,

Brofreya 53 SC ini sangat diharapkan oleh petani maupun pemilik kios. Kami para kios sangat mengharapkan lebih banyak lagi kiriman untuk stok menjelang puncak penanaman bawang merah di bulan Mei,” ungkap Hasan, pemilik kios tani seka ligus petani bawang merah di Probolinggo Jawa Timur.***

333 - Maret 2022 Agrina

41

BISNIS - SAWIT

Benih Ilegal Mengintai di Pasar Digital

M

engkilapnya harga minyak sawit (CPO) yang selalu di atas US$1.000/ton sejak tahun lalu memantik gairah pekebun dan pemain baru untuk menanam sawit. Dalam webinar Gamal Institute (31/01), Dwi Asmono, Ketua Forum Kerjasama Produsen Benih Kelapa Sawit (FKPB-KS) mengatakan, “Kenaikan harga yang signifikan pada CPO membuat petani berbondong-bondong mengorder benih sehingga terjadi kenaikan penyerapan benih dari 87 juta

Dipastikan Ilegal Di sisi lain, semaraknya pasar benih sawit membuka celah perdagangan benih ilegal atau asli tapi palsu (aspal) melalui pasar digital (marketplace) atau diistilahkan lokapasar. Cek saja di lokapasar kondang seperti Lazada, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Blibli. Di sana bertebaran penawaran kecambah sawit yang diklaim dari produsen resmi anggota FKPB-KS, seperti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Sampoerna Agro, Sinar Mas Agribusiness

daFTar 19 Produsen Kecambah sawit resmi

kecambah (2020) menjadi 106 juta kecambah pada 2021. Tahun 2022, kami optimis, dengan harga CPO yang tetap baik dan mudah-mudahan ada perubahan signifikan pada Program PSR, kami proyeksikan ada peningkatan kebutuhan benih 7-10% menjadi 110 juta kecambah.”

42

Agrina 333 - Maret 2022

& Foods, Lonsum, dan Socfindo. Narasinya meyakinkan: barang original, sebelum dikirim QC dulu, dipastikan kecambah polong baik. Calon pembeli yang tidak paham tentang alur pembelian benih sawit dengan mudah bisa tergiur. Tinggal klik, bayar, tidak lama nunggu pula! Padahal, menurut Dwi, tidak ada

Untuk mendapatkan benih sawit resmi memang tidak segampang order benih lain. Ibaratnya, tinggal klik, bayar, lalu duduk manis tunggu kiriman.

DOK. SAMPOERNA AGRO

carI BENIh lEGal langsung ke produsen resminya, anggota FKPB-Ks

ang gota FKPB-KS yang berjualan di lokapasar. Jadi, dipastikan, benih-benih tersebut ilegal atau palsu. Irma Zulhana Koto dari Divisi Pemasaran dan Logistik PPKS dan Agustia man dari PT Socfin Indonesia memberikan konfirmasi dalam jumpa pers Gamal Institute 22 November 2021. “Kami sudah mendekatkan diri dengan pengguna benih. Untuk online, kami hanya menjual melalui aplikasi MySawit. Tidak ada di Toko pedia, Shopee, Bukalapak. Kami tidak pernah menjual di DOK. FKPB-KS marketplace mana pun,” ujar Irma. Hal senada juga disam pai kan H. Rusbandi, Sekjen Perkumpulan Penangkar Benih Perkebunan Indonesia. “Benih sawit itu perdagangannya diatur secara tertutup melalui Kepmentan No. 26/2021. Kami para penangkar pun ada pedoman ketika mendistribusikan dan membeli kecambah. Ada proses permohonan dan

BISNIS - SAWIT ada proses pendistribusian dengan dokumen. Ada kejelasan ketika ada orang membeli kecambah: dibeli oleh siapa, jumlahnya berapa, akan ditanam di mana, sehingga ini menutup kemung kinan diperjualbelikan secara bebas,” paparnya. Karena itu, lanjut dia, benih sawit yang mejeng di berbagai lapak online dipastikan benih ilegal. Pihaknya berharap pemerintah menutup peredaran benih sawit di pasar daring karena tidak sesuai aturan. Ihwal Benih Palsu Peredaran benih palsu sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Beberapa pengedarnya pun sudah ada yang ditindak. Namun, mereka tak kunjung jera dan jeli memanfaatkan peluang. Contoh kasus, November 2021 Polda Bengkulu menahan empat tersangka pengedar 20 ribu kecambah bersertifikat palsu di Kabupaten Bengkulu Utara dan Seluma. “Kami berkoordinasi dengan BP2MP (Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Perkebunan). Hasil penyelidikan awal di beberapa desa memang ditemukan bibit kecambah kelapa sawit yang tidak sesuai standar. Dan terkait dokumen yang mengatasnamakan PPKS, pihak BP2MP memastikan itu palsu. Kami pun berkoordinasi dengan PPKS selaku produsen. Pihak PPKS menyatakan bibit kecambah itu bukan punya dia. Dokumen-dokumennya juga bukan miliknya,” ungkap Hendra Yanto, SH, MH, Kanit Subdit Indagasi Polda Bengkulu dalam jumpa pers tersebut. Para pengedar benih palsu itu disangkakan melanggar Undang-undang No. 22/ 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan Pasal 115 juncto 30 ayat 4 dan Pasal 8 ayat 1 UU 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Menurut Hendra, bila terbukti, para tersangka bisa dipenjara minimal lima tahun. Harga Miring tapi Rugi Respon peminat benih sawit di lapak digital tak lepas dari ketidaktahuan dan kemudahan yang ditawarkan para pelapak. Selain itu, harganya miring. Contoh, di salah satu lapak, kecambah DxP Sriwijaya 5, produksi PT Binasawit Makmur (anak usaha PT Sampoerna Agro, Tbk.) isi

250 butir hanya dibanderol Rp200 ribuRp500 ribu. Padahal, harga resminya Rp9.500/butir atau Rp2,375 juta untuk jumlah yang sama. Kendati begitu, Dwi yakin, perusahaan besar dan petani-petani anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia dan Samade tidak akan pesan kecambah dari lokapasar. Mereka paham betul risikonya. “Dalam produksi sawit, pupuk sangat menentukan produktivitas. Nilai inputnya hampir 40%. Sementara benih hanya sekitar 15% tapi efeknya setara dengan pupuk. Benih yang jelek sama dampaknya dengan pupuk yang kurang,” ulas Direktur PT Sampoerna Agro Tbk. tersebut. Benih sawit adalah hasil persilangan sehingga bila biji dari buahnya ditanam kembali akan berisiko memunculkan sifat pohon tetuanya. Misal, cangkangnya tebal dan kandungan minyaknya rendah. Risiko para pemilih benih abal-abal baru

pemerintah, benih sawit yang diedarkan ke publik itu harus benih bina, nggak boleh benih sembarangan. Benih bina artinya diproduksi dari pohon induk yang sudah ditetapkan pemerintah. FKPB-KS menyatakan, mereka tidak menggunakan e-commerce untuk berjualan, jadi kesimpulannya, benih di e-commerce (lokapasar) itu tidak jelas. Kita kasih tahu mereka aturannya. Kita minta takedown (pemutusan akses, Red.),” ungkap Direktur Perbenihan Perkebunan, Ditjen Perkebunan,

TRY SURYA ANDITYA

dWI asMoNo, anggota FKPB-Ks tidak ada yang jual benih di marketplace

PENI SARI PALUPI

M.shalEh MoKhTar, minta idEa takedown pelapak benih ilegal

akan terlihat paling tidak 30 bulan ke depan setelah bibit ditanam. “Produksinya maksimal hanya 50% dibandingkan kecambah sawit unggul dengan biaya perawatan yang sama,” jelas Irma. Pemerintah Bertindak Menanggapi peredaran benih sawit ilegal di lokapasar, M. Shaleh Mokhtar, menyatakan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan Indonesian ECommerce Association (idEA) beberapa waktu lalu. Lima lokapasar utama yang pelapaknya berjualan benih ilegal tersebut menjadi anggota idEA. “Kita sampaikan, berdasarkan peraturan

Kementan itu kepada AGRINA (23/2). Shaleh menambahkan, pihak idEA sebagai penyedia lapak merespon positif dan siap bekerja sama dengan Kementan. “Tapi mereka menginginkan keywords dari kita dan link online shop-nya untuk mendeteksi yang ilegal,” imbuh doktor alumnus Universiti Putra Malaysia tersebut. Sembari menunggu proses di idEA, Shaleh mengajak para produsen untuk banyak melakukan sosialisasi produk benihnya kepada para pekebun. “Nanti harus ada sosialisasi yang lebih masif lagi bekerja sama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM agar semua penyuluh kita sadar bahwa pekebun rakyat harus dilindungi dari praktik orangorang yang tidak bertanggung jawab. Kita sadarkan juga pekebun-pekebun kita agar tidak sembarangan pilih benih. Kalau pekebun sudah paham, peredaran benih ilegal bisa ditekan. Kita cari cara terbaik bagaimana pekebun bisa mencari benih yang baik dan benar, sementara produsen bisa melayani dengan cepat,” pungkasnya. Peni Sari Palupi

333 - Maret 2022 Agrina

43

SUMBER DAYA MANUSIA

Latih Sejuta Petani dan Penyuluh Untuk Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP bereaksi cepat menghadapi perubahan iklim dengan melatih 1,5 juta petani dan penyuluh.

semua negara bersepakat untuk memelihara bumi dari fenomena perubahan iklim dan berjuang jangan sampai ada kelaparan di dunia. Dalam memperkuat hal tersebut, imbuh Dedi, dilakukan pelatihan sejuta petani dan penyuluh yang bertujuan agar insan pertanian memahami serta bersiap menghadapi dampak perubahan iklim dan mengerti mengatasinya. “Program ini merupakan program reguler. Harapannya, petani mampu mengimplementasikan teknologi, beradaptasi, dan melakukan mitigasi ter-

D

alam menghadapi tantangan dan kondisi tak terduga, seperti perubahan iklim (climate change) dan dampak akibat pandemi Covid-19, Kementerian Per tanian mengatur strategi dan melakukan perhitungan yang tepat. Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan melakukan pelatihan bagi sejuta petani dan penyuluh di dalam negeri selama periode 23 Februari - 17 Maret 2022. Tema yang diusung yakni Adaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim. Menteri Per tanian Syahrul Yasin Limpo menilai, pelatihan ini sangat dibutuhkan guna menghadapi kondisi yang tidak bisa diprediksi, uncontinuous, dan unlinear seperti perubahan iklim dan dampak Covid-19 setelah dua tahun. Menurutnya, saat ini hampir semua negara menghadapi tantangan dan kondisi yang sulit diprediksi. Untuk itu, perhitungan tidak boleh salah dalam mengantisipasi perubahan iklim. “Penting sekali untuk kita serius melakukan mitigasi dan adaptasi per ubahan iklim ini. Apalagi climate change bisa tiba-tiba membuat terjadi banjir, kekeringan dan bencana alam. Tidak hanya

44

Agrina 333 - Maret 2022

Menteri Pertanian syahrul yasin limpo membuka kegiatan “Pelatihan sejuta Petani dan Penyuluh, adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim”

Indonesia, tapi juga dunia,” ulasnya saat membuka pelatihan secara daring, Rabu (23/2). Ia mengingatkan, terganggunya pasokan kedelai asal Amerika dan sapi bakalan asal Australia juga disebabkan salah satunya oleh perubahan iklim. Karena itu, ia mengajak untuk mendorong dan mengembangkan produksi pertanian di dalam negeri agar Indonesia tidak melulu bergantung kepada impor. “Saya meminta teman-teman penyuluh sama-sama bekerja dan tampil mengajak petani bersama-sama mengatasi ini. Saya ingin lihat besok pelatihan ini dilakukan rutin,” harap Mentan. Sementara itu, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menjelaskan, Menteri Pertanian menjadi ketua kelompok kerja pertanian (agriculture working group) G20. Pada pertemuan tersebut,

dedi Nursyamsi, Kepala BPPsdMP, tambah wawasan dan manfaat teknologi untuk mengantisipasi

hadap perubahan iklim,” bahasnya. Mentan Syahrul mengapresiasi inisiasi BPPSDMP dalam menyelenggarakan terobosan ini. Menurutnya, pelatihan ini sangat penting dan bermanfaat. Alasan dia, pertanian tidak boleh salah hitung dan tidak boleh berspeku-

lasi dalam menghitung ketersediaan pangan.

adaptasi perubahan iklim di seluruh sektor pertanian.

Menarik 1,5 Juta Peserta Tercatat sebanyak 1,5 juta petani dan 68.438 penyuluh terdaftar mengikuti pelatihan. Pelatihan berlangsung secara hybrid, yakni secara tatap muka (offline) terbatas yang berlangsung di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan dan Pusat Pelaitah Manajemen Kepemimpinan (PPMKP) Ciawi. Sementara yang melalui daring (online), diselenggarakan di seluruh UPT pelatihan yang menjangkau 34 provinsi, 514 kabupaten/kota dengan titik kumpul di Kostratani, Posluhdes, Poktan atau Gapoktan, Saung Tani, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Ikatan Alumni Magang Jepang (IKAMAJA), Perhimpunan Penyuluh Pertanian (PERHIPTANI), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/ DPA), serta lokasi lain yang berdekatan dengan domisili peserta.

Upgrade Wawasan dan Optimalkan Teknologi Lebih lanjut Dedi mengutarakan, perubahan kondisi iklim berpotensi menimbulkan ancaman kekeringan, banjir, dan bertambahnya kejadian

kapasitas, dan kemampuan melalui berbagai pelatihan, seminar, magang, dan lainnya. Tujuannya, agar dapat menjawab tantangan perkembangan di dunia pertanian. Dedi menambahkan, pertanian harus menerapkan inovasi dan teknologi yang efisien. Emisi gas rumah kaca mesti dikurangi dan meningkatkan

Program pengawalan menghadapi dampak perubahan iklim

cuaca ekstrem yang berdampak pada aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Di sektor pertanian, ancamannya kegagalan panen, berkurangnya mata pen caharian, kehilangan keanekaragaman hayati, dan peningkatan kejadian berbagai jenis penyakit menular. Selain itu, waktu seremonial Pembukaan Pelatihan sejuta Petani dan Penyuluh tanam akan terbatas Dedi mengurai, materi utama yang dan mengubah pola tanam. Dengan disampaikan mencakup perubahan demikian, strategi aksi adaptasi diperiklim dan kebijakan, baik di tingkat lukan untuk melindungi masyarakat nasional maupun internasional. Kemu- dan menjaga keberlanjutan pembadian dilanjutkan dengan pemahaman ngunan. Terutama menghindari kerudampak perubahan iklim terhadap ta- gian sosial ekonomi yang lebih besar nah dan tanaman, ser ta teknologi di kemudian hari. adaptasi dan benefit mitigasi. Ada pula Mentan SYL menegaskan, para petamateri tentang teknologi pengelolaan ni, penyuluh, dan insan pertanian hasumber daya iklim dan air untuk ber- rus terus meningkatkan wawasan,

intensitas karbon rendah. “Pelatihan ini merupakan langkah konkret dalam menghadapi climate change yang tengah menjadi perhatian dunia. Jika tidak diantisipasi, hal ini dikhawatirkan berpengaruh pada sektor pertanian, menyebabkan waktu tanam terbatas, pola tanam dan cuaca yang tidak menentu,” ulasnya. Ia menuturkan, Kementan melakukan identifikasi dan pemetaan di seluruh wilayah lahan pertanian serta mengenalkan varietas pertanaman yang toleran terhadap situasi tertentu. Dalam hal ini, lahan rawa kekeringan dan banjir sebagai wilayah prioritas penanganan. “Cara mengurangi efek gas rumah kaca bisa menggunakan varietas unggulan yang mengeluarkan emisi yang rendah. Selain itu, intermittent irrigation (pengairan lahan berselang), pemupukan berimbang, yakni meningkatkan efisiensi pemupukan dan pemanfaatan pupuk guna mengurangi dampak emisi gas rumah kaca,” tandasnya. Chacha, Humas BPPSDMP

333 - Maret 2022 Agrina

45

BISNIS - PERKEBUNAN

Outlook Perkebunan 2022: Pasar Bergairah, Produksi Melemah

S

ecara umum bisnis perkebunan sawit, kakao, teh, dan kopi mengalami tren kenaikan permintaan namun produksi stagnan bahkan cenderung menurun. Bagaimana rincian perkem bangan bisnis tiap komoditas tersebut?

Sawit Togar Sitanggang, Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menjelaskan, produksi sawit sejak Agustus – Desember 2021 cenderung turun. Bahkan, beberapa pelaku usaha yang ia konfirmasi menyebut kondisi ini akan bertahan hingga kuartal I 2022. Penyebabnya, harga sawit di 2018-2019 sangat rendah sehingga tanaman tidak dipupuk dan terjadi musim kering pada 2019. “2022 akan dimulai dengan stok yang rendah. Q1 adalah yang terendah dari seluruh produksi tahunan. Dan kemungkinan lebih rendah daripada normal,” ucap Togar dalam webinar Outlook Perkebunan 2022. Ia menilai, dalam jangka panjang produksi sawit Indonesia akan melambat karena 40% sawit dikelola para petani yang menghasilkan produktivitas rendah. Sementara, program peremajaan (replanting) sawit rakyat belum menunjukkan hasil signifikan. “Kemungkinan di 2024 atau 2025, produksi kita akan mencapai titik tertingginya. Dan, dari situ tergantung pada suksesnya replanting program, bisa naik atau turun. Kalau replanting program tidak sukses, produksi kita akan turun dimulai 2024 atau 2025,” jelasnya. Togar memperingatkan kemungkinan kekurangan suplai minyak sawit sebab permintaan minyak nabati terus bertambah. Apalagi, ekonomi dunia sedang me-

46

Agrina 333 - Maret 2022

masuki masa pemulihan. Dari tahun 20192021, produksi minyak sawit (crude palm oil, CPO) mengalami tren penurunan berturut-turut dari 47,180 juta ton, 47,034 juta ton, menjadi 46,888 juta ton. Dengan begitu, stok CPO di awal tahun ini hanya 3,5 juta atau 1,3 juta ton lebih rendah dari stok awal 2021.

Foto-foto: WINDI L.

ToGar sITaNGGaNG, produksi cPo mencapai puncak di 2024 atau 2025

Ekspor CPO di 2021 hanya 2,7 jutaan ton atau turun 61,86% dari tahun 2020 karena terkait kewajiban memasok kebutuhan barang dalam negeri (domestic market obligation, DMO) CPO. Sementara, ekspor refined palm oil, oleokimia, dan biodiesel masing-masing naik 21,69%, 7,13%, dan 414.01%. Tahun ini pemerintah menerapkan DMO CPO sebesar 20% dari volume yang akan diekspor dengan harga Rp9.300/kg. Angka DMO CPO itu, terangnya, sekitar 540 ribu ton/tahun atau 40 ribuan ton/bulan dari ekspor 2,7 juta CPO. Jika ekspor RDB palm oil sebesar 20 juta ton maka DMO minyak goreng sebesar 4 juta ton/tahun atau 300 ribuan ton/bulan RBD palm olein. “Kalau RDB olein-nya 300 ribuan ton, artinya dalam bentuk CPO sekitar 500 ribu

Permintaan meningkat karena pendapatan masyarakat membaik pascapandemi.

ton. CPO DMO itu sekitar 50 ribu ton sementara kebutuhan bahan baku untuk DMO olein sekitar 500 ribu ton. Jadi, ada kesenjangan di sini. Artinya, CPO yang dibutuhkan tidak mencukupi dengan CPO yang tersedia dari sistem DMO tersebut,” ulasnya. Kebutuhan biodiesel tahun ini diperkirakan mencapai 10,5 juta KL atau sekitar 8,8 juta ton CPO dengan uji coba program B40 dimulai pada Maret 2022. Pasar meminta kadar air biodiesel jadi 200 ppm dari 350 ppm pada B30. Artinya, dibutuhkan advanced biofuel agar B40 berjalan. “Apakah target itu perlu segera direalisasi? Ini yang harus jadi pertanyaan seluruh stakeholder biodiesel termasuk pemerintah, mau ke mana kita bawa campuran ini, tetap di B30 atau mau kita paksakan ke B40,” tanya dia. Tahun ini GAPKI memperkirakan produksi CPO sekitar 48 juta dengan kenaikan 2%. “Karena produksi CPO melandai dan akhirnya di 2024 atau 2025 akan mencapai peak (puncak) sekitar 51 juta – 52,5 juta ton CPO,” kata Togar. Ia memprediksi ekspor CPO pada 2022 akan mengikuti tren 2021. “Apakah ini menjadi di antara 2,7 juta ton atau kembali ke 7 juta ton, ini sesuatu yang harus kita perhatikan bersama,” katanya yang menyebut prediksi itu merupakan angka moderat. Kembali, ia mengingatkan produksi CPO akan jadi masalah di tahun mendatang karena kurangnya stok. Indonesia, saran Togar, perlu memperhatikan pemakaian minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel untuk mengurangi beban menggunakan minyak yang baru, seperti RBD palm oil dan lainnya. Lalu, harga CPO akan

BISNIS - PERKEBUNAN stabil tinggi tapi mempertimbangkan cara supaya harga minyak goreng rendah. Kakao Pada komoditas kakao, Soetanto Abdullah mewakili Dewan Kakao Indonesia (DEKAINDO) menuturkan, hampir semua negara penghasil kakao meningkat produksinya antara tahun 2020-2021. Pantai Gading dan Ghana menjadi penyumbang terbesar produksi kakao dunia. Kontribusinya 65% dari total produksi dunia. Pada 2021 Pantai Gading menghasilkan 2,5 juta ton biji kakao kering dan Ghana 1 juta ton lebih, naik dari tahun sebelumnya. “Ekuador, Kamerun, Nigeria, dan Brasil juga demikian, ada tren peningkatan meskipun kecil-kecil. Indonesia malah sedikit menurun dari posisi sebelumnya. Kemudian, Papua Nugini juga relatif tetap tapi jumlahnya sangat kecil,” terangnya. Produk antara (intermediate) yaitu kakao giling (grinding) juga naik. Pantai Gading, Belanda, Indonesia, Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, dan Ghana mengalami kenaikan produksi grinding beberapa tahun terakhir. “Pantai Gading produksinya

sekitar 2,5 juta ton (biji kakao) kemudian grinding-nya sekitar 600 ribu ton sehingga masih mengalami surplus biji. Artinya, masih bisa mengekspor dalam bentuk biji cukup banyak,” ulasnya. Sementara, suplai biji kakao Indonesia lebih rendah daripada grinding sehingga ada defisit bahan baku. “Tahun 2021 kita mengimpor biji kakao sebanyak 200 ribu ton,” imbuh Soetanto. Di sisi harga, ia menjelaskan, kurun 2005-2021 harga dimulai US$1.800/ton lalu mencapai puncak sekitar US$3.500/ ton pada 2010. Setelah itu harga turun dan naik lebih dari US$3.000/ton di 2015 kemudian menurun. “Di tahun 2020/2021 trennya masih naik. Kalau kita lihat fluktuasi harga setiap 5 tahunan, biasanya harga kakao akan turun lagi kalau sudah menyentuh angka di atas US$3.000 /ton,” katanya. Tahun ini trennya naik karena harga kakao masih di kisaran US$2.500/ ton. “Sampai nanti menyentuh angka US$3.000 atau US$3.500/ton lalu turun lagi,” ucapnya. Kakao Indonesia diekspor dalam bentuk biji, pasta, lemak, bubuk, cokelat siap kon-

sumsi. Dari 2019 ke 2021 ekspor kakao dalam bentuk biji dan cokelat konsumsi menurun sedangkan dalam bentuk lemak dan bubuk meningkat. Sementara, impor biji kakao cukup tinggi. Tahun 2019 Indonesia mengimpor biji kakao sekitar 230 ribu ton, agak turun pada 2020 jadi 200 ribu ton lalu sedikit di atas 200 ton di 2021. Indonesia masih kekurangan biji kakao sehingga produksi perlu ditingkatkan lagi. Pasar kakao di Indonesia, terang Soetanto, berupa pasar regular dan artisan. Pasar regular adalah pasar yang membeli dalam jumlah banyak (bluky). Pembelinya banyak dan merupakan perusahaan cokelat raksasa dunia. Beberapa tahun terakhir muncul pasar artisan. Yaitu, “Suatu produk cokelat yang dibuat secara lebih detail, rinci, tidak bulky, bahkan ada yang single origin, kemudian harga beli bahan bakunya juga lebih tinggi tapi juga mempersyaratkan karakter bahan bakunya juga sangat spesifik,” katanya. Petani banyak memburu pasar cokelat artisan karena berani membeli biji kakao dengan harga tinggi. Tapi karena syaratnya sangat ketat dan kebutuhan pasarnya

Sumber DEKAINDO

333 - Maret 2022 Agrina

47

BISNIS - PERKEBUNAN

jaMIl MusaNIF, perlu melakukan hal di luar kebiasaan

sedikit, petani sulit memenuhinya. Teh Menurut Rachmad Gunadi, produksi teh Indonesia relatif stabil beberapa tahun terakhir meski cenderung menurun. Produksi teh nasional pada 2021 sebanyak 129.530 ton atau naik sedikit dari 2020 yang sebesar 128.015 ton. Namun, Ketua Dewan Teh Indonesia itu mengungkap, produksi ini masih jauh lebih rendah daripada produksi tahun 2017 sekitar 146.114 ton. “Dari sisi pertumbuhan, dalam 3-4 terakhir memang ada pertumbuhan tapi kecil sekali. Jadi kalau kita perkirakan dalam tahun-tahun yang akan datang, tidak akan jauh dari angka pertumbuhan yang sudah tercatat dalam beberapa tahun terakhir,” ulasnya. Terkait ekspor-impor, lanjut Rachmad, pasar ekspor ke Pakistan sangat menjanjikan. Selain harganya menarik, Indonesia punya riwayat memasarkan teh-teh terbaiknya ke Pakistan, terutama lewat trader. “Yang lewat packer-packer besar memang terdistribusi ke banyak negara tapi Pakistan ini menjadi target trader-trader terpilih dari Indonesia dan harganya cukup menarik. Dan pasar ini untuk black tea sekarang sudah mulai berkurang dan ini pantas untuk kita rebut Kembali,” jelasnya. Nilai dan volume ekspor teh Indonesia cenderung turun juga beberapa tahun terakhir. Sementara, impornya naik tapi relatif stabil. Artinya, pasar teh di Indonesia tumbuh. Pertumbuhan ini terjadi di wilayah dengan kualitas teh tertentu, terutama pasar peminum. “Indonesia sebagai salah satu produsen teh yang kualitasnya baik tapi tidak diikuti dengan tumbuhnya peminum teh di Indonesia,”

48

Agrina 333 - Maret 2022

timpalnya. Menyoal harga, Indonesia mempunyai lelang di Jakarta Tea Auction yang dikelola PTPN. Namun, saat ini kondisi harga lelang tidak begitu menggembirakan. Beberapa produsen teh menawarkan harga sedemikian rupa secara langsung pada pembeli sehingga tidak mengikuti pergerakan harga lelang. Bagi produsen yang masih mengacu harga lelang, sambungnya, fuktuasi harga cukup berarti. “Terutama isu potensi kemungkinan harga akan terkoreksi, terutama untuk black tea, lebih khusus lagi adalah CTC, ini ada potensi terkoreksi 10%-11% lebih rendah. Yang tadinya sekitar 190-an sen dolar, ke depan bisa turun jadi 170-an sen dolar,” terangnya. Pada 2020 pasar teh dunia diperkirakan mencapai 6,71 juta ton. Pertumbuhannya cukup tinggi, diprediksi di atas 8 juta ton di 2022-2027 dengan rerata pertumbuhan tahunan 3,3%. Pertumbuhan ini dipicu pendapatan yang meningkat pasacapandemi dan kenaikan populasi. Permintaan teh yang paling tinggi adalah black tea, diikuti green tea, dan teh oolong. Kopi Jamil Musanif dari Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) menjelaskan, impor kopi ke depan akan semakin meningkat karena produksi yang tidak menutupi permintaan. “Kita lihat tren konsumsi dan produksi, kalau kita tidak melakukan hal-hal yang tidak seperti biasanya, kehilangannya akan sangat besar,” ucapnya. Di sisi lain, Dekopi punya cita-cita menjadikan kopi sebagai country image Indonesia di mata dunia. “Suatu saat kita ingin kalau orang bicara kopi, teringat Indonesia,” katanya. Cita-cita kedua, Indonesia sebagai surganya para pecinta kopi. Indonesia punya alasan untuk itu. Pertama, karena Indonesia sebagai mother country untuk kopi domestikasi. Kopi awalnya berasal dari hutan di Afrika dibawa ke Indonesia. Lalu, para peneliti Belanda dan Indonesia membudidayakan kopi dengan cara yang lebih modern sehingga menghasilkan benih unggul. “Dan benih unggul itulah yang disebar ke pelosok dunia. Jadi boleh kita katakan,

rachMad GuNadI, pasar ekspor ke Pakistan sangat menjanjikan

Indonesia sebagai mother country-nya dunia untuk kopi domestikasi,” tambah Jamil. Alasan kedua, Indonesia mempunyai varian cita rasa kopi yang kaya sekali karena terkait iklim mikro lokasi budidaya kopi. Jadi, Indonesia punya modal historis dan keanekaragaman varian cita rasa. Ia pun menyarankan strategi program dan langkah yang harus dilakukan. Yaitu, peningkatan produksi dan produktivitas. “Dari segi program, kita perlu program replanting perkebunan kopi yang tua, rusak. Barangkali ini lebih parah dari sawit karena kopi ini kebun rakyat yang sangat minim pemeliharaan, GAP-nya juga tidak diterapkan dengan baik sehingga kondisinya lebih parah dari kebun sawit yang dibina oleh perusahaan,” imbuhnya. Kedua, pengembangan industri benih rakyat. Karena itu, perlu kebun induk atau kebun entres karena tidak semua kebun kopi dapat dikembangkan melalui biji tapi melalui stek. Kebun entres dibangun menyesuaikan lokasi sentra pengembangan kopi. Namun, ia mengingatkan, kualitas SDM penangkar benih juga perlukan ditingkatkan. Program ketiga, ekstensifikasi meski pelaksanaannya banyak kendala mengingat keterbatasan lahan. Perlu negosiasi dengan pemanfaatan hutan kemasyarakatan. Keempat, intensifikasi mulai dari penerapan cara budidaya yang baik (GAP) hingga diversifikasi usaha. Ia menekankan pentingnya mengubah paradigma bahwa kebun kopi adalah pabrik uang bagi petani berbasis lahan dengan input tertentu, bukan sekadar hamparan kopi. Windi Listianingsih

BISNIS - BEBEK Seberapa besar menjanjikannya permintaan daging dan telur itik? Mari kita telisik.

Menilik Peluang Profit Itik

K

emajuan era media sosial turut mendongkrak tren konsumsi bebek atau itik di Tanah Air. Dengan meningkatnya minat masyarakat, peluang usaha itik baik petelur maupun pedaging masih terbuka sangat lebar. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, populasi itik nasional mencapai 50.311.991 ekor pada 2021 naik dari produksi tahun 2020 yang sebanyak 48.245.164 ekor. Sementara, telur itik menyentuh 329.565 ton di tahun yang sama, naik dari tahun sebelumnya dengan jumlah 316.960 ton. Albert, Technical Consultant & Marketing Putra Perkasa Genetika (PPG) menuturkan, permintaan bibit itik (Day Old Duckling – DOD) menunjukkan tren positif. Ia menjabarkan, sejak awal PPG berdiri pada 2013, penjualan bibit hanya sekitar 6 ribu ekor/bulan. Saat ini penjualan sudah mencapai 400 ribu ekor/bulan dan mengalami peningkatan permintaan. “Tidak menutup kemungkinan akan meningkat terus permintaan dari beberapa daerah,” ungkapnya. Pasar Masih Besar Bagusnya permintaan pasar itik pedaging diamini Muhamad Yasin. Peternak itik hibrida di daerah Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat ini berujar, populasi kandangnya naik bertahap. Peternakan yang baru dirintis pada Mei 2021 itu awalnya berjumlah 500 ekor. Kini, pembesaran itik pedagingnya sudah sebanyak 3.000 ekor. “Lima bulan terakhir kemarin itu agak susah menjual karena ada PPKM dan daya beli masyarakat juga sedang turun. Tapi, mulai membaik. Saya optimis kesempatan pasar bebek hibrida masih sangat luas,” yakin dia.

50

Agrina 333 - Maret 2022

TRY SURYA A

M. yasIN, dari pelihara 500 ekor jadi 3.000 ekor

Yasin mengulas, dengan harga beli DOD Rp11 ribu/ekor, ia bisa mengantungi keuntungan sebesar Rp10 ribu/ekor ketika harga sedang bagus. Usaha pembesaran itik miliknya, sudah bisa dipanen pada umur 40 hari. Dari 500 ekor itik, jumlah yang bisa dipanen sebanyak 480-490 ekor. Yasin menyarankan, yang ingin mencoba beternak bisa di skala usaha 100 ekor dengan itik hibrida. Sebab, menurutnya, itik hibdrida memiliki ketahanan yang kuat dalam budi daya. Sedangkan dari itik petelur, peluang pasarnya tak kalah menggiurkan. Rully Lesmana, Direktur UD Surya Abadi mengutarakan, permintaan telur itik tidak hanya berasal dari pasar lokal. Ia pun sudah menyanggupi pasar dari beberapa negara luar. Khusus telur asin, urai Rully, permintaan dari Amerika saja mencapai 2,5 juta butir per tahun. Belum lagi permintaan dari Dubai dan Jepang. Dalam memenuhi per-

mintaan ekspor, ia sudah mengantungi sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Ia tidak menampik pasarnya terganggu selama pandemi. Populasi itik petelur yang sebelumnya berjumlah 8 ribu ekor, tergerus menjadi 4 ribu ekor. “Saya pernah bakar 60 ribu telur yang tidak lolos untuk ekspor karena mengandung koksidia. Pernah juga barang sudah sampai Pelabuhan ternyata hasil ujinya labnya terdapat sudan red (zat pewarna). Dari situ, akhirnya memutuskan membangun peternakan sendiri dan menentukan kualitasnya sesuai permintaan pasar internasional,” ulas Rully. Ia mengakui, saat ini tengah memperdalam produksi telur asin hitam. Sebab, permintaan dari Singapura dan lokal su-

PEluaNG usaha ternak itik masih terbuka sangat lebar

BISNIS - BEBEK dah mulai terbuka. Terlebih, harganya menyentuh Rp8.500/butir atau hampir 3 kali lipat lebih mahal dari telur itik biasanya. Varian Bibit Unggul Untuk menunjang produksi, keberadaan varian bibit unggul sangat dibutuhkan peternak. Albert berujar, sebelum hadirnya bebek hibrida, peternak bebek pedaging banyak yang memanfaatkan bebek petelur afkir. Setelah adanya terobosan perkawinan silang antara bebek lokal de-

ngan bebek peking, permintaan bibit menjadi sangat pesat. Bebek peking memang sangat dikenal akan pertumbuhan dan daging yang lebih baik. Intan Nursiam, Nutrisionis Farmsco Feed Indonesia mengatakan hal serupa. Menurut Nursiam, introduksi bibit itik pedaging unggul belum bervariatif seperti ayam. Peternak yang mengandalkan itik petelur afkir sebagai konsumsi, hasil tekstur daging menjadi sedikit alot atau kualitas meat yield daging rendah.

Analisis Usaha Bebek Skala 100 Ekor

DOK. RULLY UD. SURYA ABADI

TErGaNGGu pandemi, namun permintaan telur itik mulai naik

Biaya Produksi Harga DOD per ekor Pakan starter 0,5 kg x Rp7.300 Pakan finisher 3,8 kg x Rp6.700 Biaya operasional per ekor Biaya produksi per ekor Total Biaya Produksi Rp42.610 x 100 ekor

Rp11.000 Rp3.650 Rp25.460 Rp3.000 Rp42.610 Rp4.261.000

Pendapatan Deplesi 3% (100-3) Jumlah panen Bobot Harga jual hidup per kg Total Pendapatan 97 ekor x 2 kg x Rp25.000

97 ekor 2 kg Rp25.000 Rp4.850.000

Keuntungan Pendapatan – Biaya Produksi (Rp4.850.000 – Rp4.261.000) Rp589.000 Catatan: Biaya investasi kandang tidak dihitung Berdasarkan harga di Jawa Barat Sumber: Albert (2022)

TRY SURYA A

Dia mencontohkan, salah satu DOD pedaging yang sudah tersedia di pasar yakni itik PMp Agrinak. Bibit ini merupakan hasil persilangan peking jantan dan mojosari putih betina Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Litbang Kementerian Pertanian. Untuk bobot 1,5-1,7 kg sesuai dengan tren permintaan pasar, bisa dicapai pada usia 7-8 minggu. Sebagai perbandingan, itik peking menyentuh bobot 3,5 kg di usia 10 minggu. Sedangkan, PMp Agrinak bobotnya menyentuh 2 kg pada

Dok. Farmsco Feed Indonesia

INTaN NursIaM, gunakan bibit hibrida dan pakan pabrikan agar produksi optimal

usia yang sama. Maijon Purba, Peneliti Balitnak Litbangtan menambahkan, selain PMp Agrinak terdapat pula itik EPMP. Itik ini merupakan hasil persilangan entog, peking, dan mojosari. Pada usia 8 minggu, bobotnya mencapai 2,3 kg. menurut Maijon, itik ini bisa diandalkan sebagai alternatif itik pedaging. Untuk itik petelur, imbuh Maijon, terdapat itik Alabio dengan rata-rata produksi telur 65-88 butir/tahun. Kemudian, itik Mojomaster Agrinak dengan potensi produksi 68-69 butir/tahun dan itik Master hibrida dengan kemampuan produksi hingga 260 butir/tahun. Dari segi pemenuhan nutrisi itik hasil persilangan peking, Nursiam menyarankan, pada fase starter peternak bisa memanfaatkan pakan berprotein 20%-22%. Setelah masuk fase grower, manfaatkan protein 17%-19%. Secara kumulatif, dalam kurun waktu 8 minggu dibutuhkan pakan sekitar 9,6 kg dengan perhitungan rasio pakan (FCR) 1,9-2. Untuk pemberian pakan pada masamasa starter, jangan terlalu banyak diberikan di wadah pakan. Hanya jika pakan sudah habis, baru ditambahkan lagi. Sedangkan pada masa finisher, 40% diberikan di pagi hari dan 60% di sore hari. Harapannya, itik makan lebih banyak kemudian malam beristirahat sehingga konversi daging lebih cepat. Try Surya Anditya

333 - Maret 2022 Agrina

51

BISNIS - PERIKANAN

Ini Teknologi Pendukung Efisiensi Budidaya

P

eran teknologi sangat penting dalam efisiensi budidaya perikanan. Teknologi itu di antaranya aerator dan automatic feeder (auto feeder). Seperti apa pola kerjanya di kolam ikan dan udang? Aerator Prof. Indra Jaya, Guru Besar FPIK IPB University menjelaskan, aerator berperan dalam manajemen kualitas air, khususnya mem-

untuk Meningkatkan Produksi Budidaya”. Secara konvensional, kata Indra, ada 3 sistem aerator, yaitu paddlewheel, submersible, dan aspirator. Sistem paddlewheel percikannya kuat sekali menghantam permukaan air. Akibatnya, suhu dan DO berbeda dalam kolom air serta membuat salinitas lebih tinggi karena meningkatkan laju evaporasi. Paddlewheel juga rentan terbalik saat terkena angin. Tapi,

DOK. BBAP Jepara

PErTuMBuhaN udaNG lebih terjaga dengan mengaplikasikan teknologi seperti aerator dan auto feeder

pertahankan oksigen terlarut (DO). Aerator diperlukan untuk menstabilkan DO karena secara alami DO berfluktuasi terhadap waktu. Doktor alumnus University Delaware, Amerika Serikat (AS) itu memaparkan, DO bisa drop di malam hari karena tumbuhan tidak berfotosintesis menghasilkan oksigen. Sementara, ikan dan udang membutuhkan oksigen untuk metabolisme. “Kalau DO rendah terus, akan merugikan. Dalam jangka panjang, organisme yang kita kembangkan lambat pertumbuhannya atau produktivitasnya rendah,” urainya dalam webinar “Aplikasi Teknologi

52

Agrina 333 - Maret 2022

instalasinya mudah sekali. Teknologi submersible menghasilkan gelembung udara relatif lebih besar dan dengan cepat naik ke atas sehingga transfer oksigen rendah. Motor dalam kolom air juga rentan gagal dan bocor. Lalu, kehilangan efisiensi yang besar karena harus mengisap udara dari atas permukaan air ke motor yang ada di kolom air. Tantangan teknologi aspirator yaitu memancarkan gelembung udara yang lebih besar yang akan naik ke permukaan dengan cepat. Baling-baling cenderung menyebabkan terjadinya kavitasi, perputaran

Perlu menghadirkan teknologi yang bisa dijangkau pembudidaya skala kecil agar produktivitasnya meningkat.

(vortex), dan getaran yang mempengaruhi masa pakai aerator. Transfer dan pencampuran oksigen pun cenderung buruk. Yang penting dalam aerator, ungkap Indra, permukaan tempat aerasi harus seluas mungkin sehingga oksigen bisa masuk ke dalam air. Semakin kecil gelembung air, makin besar peluang memperluas permukaan dan makin stabil di kolom air. Konsep inilah yang diterapkan pada nanobubble, terobosan teknologi dalam aerator. “Teknologi nanobubble ini terlihat potensinya besar sekali secara signifikan meningkatkan rasio tadi: kepadatan stok dan mengurangi patogen,” katanya. Sayang, ulasnya, teknologi ini harganya terbilang mahal. “Sudah banyak sekali di Indonesia dijual generator nanobubble, di Tokopedia juga ada. Tapi, kita pengen ada teknologi yang murah, bisa digunakan oleh pembudidaya skala kecil sehingga produktivitas meningkat. Ini tantangan kita semua menghasilkan generator nanobubble yang murah,” tandasnya. Auto Feeder Romi Novriadi, dosen Politeknik AUP Jakarta menguraikan peran auto feeder mendukung produktivitas budidaya. Auto feeder adalah sistem yang diotomasi sehingga frekuensi dan jumlah pakan dapat dikendalikan oleh microcontroller. Dengan begitu, pakan lebih merata, jarak antarpemberian pakan dapat diatur dengan tepat, dan efisiensi produksi karena menghindari leaching (pencucian) protein. Letak auto feeder berpengaruh signifikan dalam penyebaran pakan. Auto feeder yang ditempatkan di dermaga sepanjang 12 m pada tambak udang 50 x 50 m, menghasilkan frekuensi penyebaran pakan lebih tinggi

BISNIS - PERIKANAN daripada dermaga ukuran 9 m. Luas penyebaran pakannya naik 78%, dari 354 m2 jadi 452 m2 per feeder. Saat ini auto feeder sudah dikombinasikan dengan iCloud. “Data-data pemberian pakan tersimpan di Cloud. Ini salah satu teknologi yang pernah kita gunakan, kita sebut sound-based feeding system (SBF) atau acoustic feeding,” terang doktor lulusan Auburn University, AS ini. SBF memakai hydrophone yang berfungsi mengenali suara udang. Udang yang lapar mengeluarkan suara berfrekuensi 1737 db. SBF menerjemahkannya menjadi jumlah pakan yang diberikan ke kolam produksi. “Teknologi yang berkembang sekarang ini memberikan pakan sesuai kebutuhan spesifik udang,” katanya. Udang bersifat continues feeder dengan waktu retensi saluran cerna hanya 2 jam. “Ka lau kita lebihkan, pakan yang di konsumsi habis untuk mempertahankan fisiologis dan metabolisme. Jadi, tidak optimal untuk pertumbuhan,” serunya. Konsep yang harus dipegang yaitu pakan diberikan dalam jumlah sama dan frekuensinya lebih sering sesuai keinginan udang. Sehingga, nutrisi dalam pakan se-

cara optimal memenuhi kebutuhan udang untuk tumbuh dan berkembang. Romi meriset efektivitas auto feeder. Hasilnya, pemberian pakan manual (hand feeding) 2 kali sehari menghasilkan laju pertumbuhan sangat rendah. “Bahkan ketika kita tambahkan ekstra 15% pakan, tidak juga

WINDI L.

roMI NoVrIadI, pertumbuhan udang jadi lebih baik dengan auto feeder

mendukung laju pertumbuhan udang,” bukanya. Menggunakan auto feeder dengan pemberian pakan 6 kali sehari, pertumbuhannya jauh lebih baik. “Dibandingkan SBF, frekuensi lebih dari 6 kali dengan jumlah pakan yang sama, laju pertumbuhan udang menjadi lebih baik karena nutrisi

WINDI L.

INdra jaya, nanobubble meningkatkan kepadatan stok dan mengurangi pathogen

dalam pakan jadi lebih optimal dimanfaatkan udang untuk tumbuh dan berkembang. Weight gain (penambahan bobot)-nya lebih baik dibandingkan penggunaan tangan. Ini bisa jadi referensi petambak untuk menggunakan auto feeder sebagai alat,” jelasnya. Yang menjadi catatan, pemberian pakan berlebih dengan auto feeder tidak menghasilkan laju pertumbuhan yang baik. Laju pertumbuhan udang sangat dipengaruhi frekuensi pemberian pakan. “Jadi dengan waktu yang tepat, frekuensi yang kita atur sesuai kebutuhan organisme akuatik yang dibudidayakan, kita harapkan mampu meningkatkan laju pertumbuhan lebih optimal,” pungkasnya. Windi Listianingsih

INFo harGa harGa BEBEraPa KoModITas aGrIBIsNIs (rp/Kg) KOTA Gula Pasir Premium Bandarlampung 14.350 DKI Jakarta 14.650 Surabaya 14.400 Denpasar 13.900 Mataram 15.000 Samarinda 15.600 Makassar 15.250 Jayapura 18.450

KOMODITAS Daging Sapi Kualitas 1 Daging Ayam 129.400 31.650 138.350 34.650 118.900 31.250 116.250 35.250 122.500 37.650 135.400 35.250 117.000 28.450 139.700 42.000

Cabai Rawit Merah 37.150 51.650 37.900 40.250 37.150 58.750 40.000 88.050

Bawang Merah 32.000 44.150 33.200 32.000 25.250 34.900 28.550 46.250

Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional per 21 Februari 2022 HARGA BEBERAPA JENIS BERAS DI PASAR INDUK CIPINANG Cianjur Kepala Cianjur Slyp Setra Muncul I Muncul II 13.250 12.200 13.100 10.800 9.925

IR-64 I 10.225

IR-64 II IR-42 Ketan Putih Biasa 9.675 10.200 11.450

Sumber: Food Station Tjipinang Jaya per 21 Februari 2022

333 - Maret 2022 Agrina

53

BISNIS - UDANG

Rembuk Siasat Cegah AHPND

P

ara praktisi tambak udang vaname (Litopenaeus vannamei) terus memutar otak mencari cara mencegah penyakit kematian dini (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease, AHPND) yang merebak di Lampung dan Bengkulu sejak dua tahun terakhir. Walaupun belum teruji, minimal cara yang mereka lakukan mampu menekan penyakit tersebut.

Penelusuran Ery Brahmantiyo, Manajer Tambak Udang Merry Group menguraikan siasat mengatasi AHPND di tambaknya. “Saat serangan pertama AHPND di tambak Ketapang, Lampung Selatan, pada usia udang 20 hari air kolam mengandung vibrio para (V. parahaemolyticus) dalam kadar tinggi, mencapai 104 atau di atas normal. Lalu, dilakukan penelusuran apa yang menjadi penyebab melonjaknya kadar vibrio para tersebut,” ujarnya di seminar Transformasi Kearifan Lokal Menuju Eksistensi Budidaya di Lingkungan Pandemi AHPND. Pada acara yang digelar Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur (FKPA) tersebut, Ery menjelaskan, terdapat dua kemungkinan penyebab, dari lingkungan tambak atau laut. Kemungkinan pertama, aplikasi TCCA di tandon tidak efektif sehingga vibrio masih tersisa. Untuk mengatasi AHPND, penggantian air dipasok dari sumur bor dan menyetop dari tandon yang memakai air laut. Kolam terinfeksi AHPND langsung dilokalisasi dan udangnya dimatikan lalu dikeringkan. Sebagian kolam yang kematiannya lebih sedikit masih sempat dipanen. Selanjutnya, semua kolam di tambak Ketapang disetop selama 5 bulan atau satu siklus guna memutus mata rantai penyebaran AHPND.

54

Agrina 333 - Maret 2022

Dari hasil pemeriksaan lab diketahui, udang yang terserang AHPND itu hepatopakreasnya pucat dan mengecil lalu ditemukan V. parahaemolitycus. Vibrio yang mati di kolam mengeluarkan racun. Bahkan, racun yang dikeluarkan V. parahaemolyticus yang mati lebih berbahaya daripada pestisida. Ery menerangkan, AHPND muncul di tambak Ketapang ketika musim pancaroba. Suhu air sangat fluktuatif karena ketika

Faktor kunci penyebab AHPND adalah dari air, benur, dan pola budidaya.

Benur Gelondongan Pembicara kedua, Teddy Adle, Manajer Farm MTS Gayau, Kab. Pesawaran menggunakan siasat berbeda untuk mengatasi AHPND. Awalnya Teddy melakukan pendederan benur hingga PL24 dan PL25 di kolam. Hasilnya masih ada kolam yang udangnya terserang AHPND. Selanjutnya, uji coba menebar benur super PL alias benur gelondongan berumur 20 hari, setelah uji coba serupa sukses

FKPa menggelar seminar tentang berbagai kiat menghadapi ahPNd dari pembudidaya

panas terik tiba-tiba turun hujan. Akibatnya selain terjadi goncangan suhu, salinitas air kolam juga turun. Untuk mengatasinya, aplikasi mineral bisa membantu. Dari sejumlah analisis yang dilakukan berdasarkan hasil lab, faktor kunci penyebab AHPND adalah dari air, benur, dan pola budidaya. “Karena itu kami melakukan tes PCR terhadap benur di hatchery (pembenihan) sebelum dikirim ke tambak meski pihak hatchery sudah melengkapinya dengan sertifikat PCR. Jika ditemukan vibrio pada benur yang akan kami beli maka pembelian dibatalkan,” ucapnya.

Foto-foto: SYAFNIJAL DS

di Farm MTS Ketang, Kalianda. Sejak menebar benur super PL, budidaya di tambak MTS Gayau berjalan lancar tanpa ada serangan AHPND. Hanya dibandingkan benur biasa PL9 dan PL10, harga super PL lebih mahal sehingga berimbas ke biaya produksi. Namun, menurut Teddy, penambahan biaya tersebut menjadi tidak signifikan karena ada penghematan pakan dan listrik mengingat pembesaran benur di tambak jadi berkurang selama 10 hari. “Apalagi dibandingkan penambahan biaya, jika kita melakukan pendederan

BISNIS - UDANG sendiri, biaya yang kita keluarkan untuk pendederan lebih besar,” akunya dalam seminar yang dibuka Kadis Kelautan dan Perikanan Kota Bandarlampung serta dihadiri peserta online dan offline itu. Teddy sudah menjalankan penebaran benur super PL pada tiga siklus dan berjalan lancar. Di siklus keempat, ia juga menggunakan benur super PL dan hasilnya masih aman dari serangan penyakit.

mobile,” Teguh menyarankan. Jadi, budidaya udang tidak sebatas melihat produksi akhir. Namun, memperhatikan proses budidaya dari tahap awal sampai akhir dengan pengukuran secara berkala yang berkelanjutan. Karena itu, teknisi harus memiliki data mulai dari parameter air, penyakit, pertumbuhan udang, hingga harga. Tanpa data yang lengkap dari setiap siklus, tidak mungkin menja-

alga karena udang memakan flok se hingga tercipta simbiosis yang mendukung pertumbuhan udang. Sementara untuk pemulihan pasca panen udang dengan kendala myo, ia menerangkan, awali dengan persiapan kolam yang benar-benar optimal. Lalu, tebar benur dengan sistem aklimatisasi. Manajemen air harus selalu diuji melalui lab guna monitoring kualitas air secara berkala. SOP Teknis Yaitu, yang terdiri dari paraTeguh Setyono, Manajer Bumeter fisik berupa suhu, salinididaya PT Dua Putra Perkasa di tas, kecerahan, warna dan keKaur, Bengkulu sebagai pemkeruhan; kimia yaitu DO, pH, bicara ketiga mengatakan, tekalka linitas, TOM, redoks, nisi harus memiliki SOP (Stanphosphat, NH 4 , NH 3 , NO 3 , dar Operasional Prosedur) tekNO 2 ; dan biologi yang nis budidaya berkelanjutan meliputi plankton, total agar terhindar dari berbagai bakteri, vibrio dan parasit. “Ini penyakit. SOP budidaya ini haharus diuji melalui tes PCR. rus disesuaikan dengan kondiLalu, lakukan penggantian air si dan konstruksi tambak serta sebesar 5-7% per hari agar TEddy adlE, menebar benur super Pl daya dukung lingkungan per- Ery BrahMaNTIyo, lakukan peneluparameter air terjaga,” jelas suran penyebab melonjaknya vibrio airan setempat. teknisi senior itu. Perencanaan produksi juga Teguh menekankan, secara ha rus menyesuaikan sarana umum ada 4 pihak dengan dan prasarana pendukung persentase berbeda yang meyang dimiliki dan daya du nentukan keberhasilan budikungnya. Tambak yang mengdaya udang. Yakni, teknisi seoperasikan autofeeder bisa besar 50%, pemilik 30%, pememacu pertumbuhan dan merintah 10%, dan lain-lain meminimalisasi human error 10%. Dukungan pemerintah dibandingkan tambak dengan berupa sarana/prasarana jalan, penebaran pakan manual. listrik, kanal dan karantina. Kemudian, teknisi harus meWaiso, Sekjen Asosiasi Pemnguasai teknis budidaya, terbenih Udang (APU) memotiutama manajemen kualitas air vasi para pelaku usaha tambak TEGuh sETyoNo, punya soP teknis budiWaIso, yakin usaha berjalan sukses karena budidaya udang adalah untuk selalu berpikir positif daya berkelanjutan budidaya air. Jika terjadi penumes ki di tengah pandemi runan produksi akibat serangan penyakit, lankan budidaya secara berkelanjutan penyakit udang. “Kita harus yakin bahwa segera lakukan pemulihan, penanganan dan bebas dari serangan penyakit. Ten- usaha kita akan berjalan sukses. Bayangpenyakit, dan perbaikan kualitas air. Lan- tukan pula ukuran panen udang berdasar- kan seolah-olah budidaya udang yang tas, tentukan strategi baru pada siklus kan posisi harga jual. sedang kita tangani berjalan lancar. Dan berikutnya. Selalu perbaiki kinerja dengan Teguh menambahkan, saat ini berkem- jalani hari-hari dalam membesarkan road map budidaya selanjutnya dan bang bioteknologi, yakni cara baru mem- udang dengan ceria. Sebab jika kita ceria lakukan analisis usaha. besarkan udang yang bisa memproteksi dan bahagia, udang juga akan senang dan “Setiap tambak harus memiliki lab mini dari penyakit dan ramah lingkungan. Ada semangat makan pakan. Sebaliknya jika sehingga bisa mengukur berbagai para- hubungan antara komunitas mikroba kita pengelola tambak galau dan selalu meter air secara berkala. Khusus untuk dalam kolam bioflok dan udang. Kolam mengeluh maka udang juga stres se pemeriksaan udang melalui PCR, tambak yang didominasi bakteri lebih stabil di- hingga mudah diserang penyakit,” bisa bekerja sama dengan pabrikan pakan bandingkan didominasi alga. Flok mem- pungkasnya. Syafnijal Datuk Sinaro (Lampung) yang sudah banyak menyediakan lab proses limbah nitrogen lebih efisien dari

333 - Maret 2022 Agrina

55

SILUET

Evalinda Amir, Pahlawan Keluarga

K

einginan sedari kecil memperbaiki ekonomi keluarga mengantarkan Evalinda Amir terjun dalam bisnis ayam goreng kaki lima. Pernah bangkrut hingga ditodong pistol oleh anak ‘kolong’, Eva sukses membangun D’BestO, miniresto ayam goreng yang punya 300 mitra di seluruh Indonesia. Bagaimana perjalanan hidup perempuan tangguh ini?

Kambing Kurban Eva meresapi betul mimpi mengubah kehidupan. Terlebih, kakaknya yang menanggung pendidikan perempuan asal Payakumbuh, Sumbar ini saat kuliah di IPB University, Bogor, Jabar. Sebab, ayahnya tidak hanya sanggup lagi membiayai. Kakaknya, dosen honorer, kerja sambilan di bengkel untuk menutup kekurangan. “Tambah kuat keinginan saya untuk mengubah nasib. Saya harus menjadi pahlawan di keluarga. Itulah cita-citanya tapi bagaimana caranya, saya nggak tahu,” jujurnya. Selesai kuliah pada 1990, Eva kerja di Jakarta sambil berbisnis. Setahun berlalu, ia menikah dan menjalani usaha bersama suami, Setyajid. Yang dirintis pertama kali yaitu jualan kambing kurban. Di rumah kontrakan, Eva tinggal dengan banyak orang. Ia pun memikirkan kerjaan buat mereka. Mulailah Eva jualan ayam potong. Orang di rumah memotong ayam, ia dan suami yang memasarkan. Dari jualan 5 ekor/hari, naik sampai 300 ekor/hari. Kendalanya, ayam baru dibayar setelah magrib. Jika yang punya warung tidak ada, pembayaran mundur. Ia berpikir mencari dagangan yang tidak bisa diutang orang. Tercetuslah jualan nasi uduk pada 1992. Ayam Goreng Saat sedang jalan-jalan dengan suami di tahun 1993, Eva melihat jualan ayam goreng yang ramai pembeli. Ia ikut beli dan rasanya enak. Eva lalu menjajakan ayam goreng itu sambil mempelajari bumbunya. Setahun ia mempelajari resep dan menguji coba. Jika ketemu orang yang senang masak, ia minta cicip ayam goreng

56

Agrina 333 - Maret 2022

Setiap usaha harus memiliki tabungan atau dana cadangan.

racikannya lalu tanya pendapatnya. Pada 1994 jadilah formula yang pas. Eva mulai dagang ayam goreng kaki lima bermerek Kentuku Fried Chicken (KuFC). “Suami bagian mendobrak, yang bagian keuangan tetap saya. Saya punya ponakan, dia yang saya ajak bagian catat-catatnya,” ulasnya. Tahun 1997 usaha KuFC sedang bagus-bagusnya dengan omzet Rp5 juta sehari. “Luar biasa itu, sudah hebat. Sampai, suami saya suruh berhenti kerja untuk fokus KuFC,” katanya. Bertepatan pula perusahaan menawari pegawai mengundurkan diri dan memberi pesangon sebab krisis moneter mulai melanda. Tidak lama Eva berhenti kerja, krisis itu ‘menghancurkan’ perekonomian Indonesia, termasuk usaha KuFC. “Akhirnya bangkrut, tutup semua. Di situlah mulainya kesulitan kehidupan saya yang sesungguhnya,” bukanya kepada AGRINA. Apalagi, ia berutang Rp50 juta. “Orang yang kita percayakan itu ‘makan’ uang, utang ke supplier ayam. Kita perjanjian ke supplier 2 bon bayar 1. Itu benar-benar drastis banget,” kisahnya. Eva melakukan kesalahan dengan tidak punya tabungan karena setiap keuntungan dipakai buat buka cabang hingga ada 10 outlet. “Itu pengalaman yang sangat berharga. Harusnya kita ada tabungan atau dana cadangan. Siapa yang nyangka 1998 bangkrut,” telah hobiis tanaman itu. Setahun kesusahan, ia menunggak biaya sekolah anak hingga tidak bisa ambil rapor. Meski hidup sulit, keluarga besar di Sumbar tidak ada yang tahu. Adik ipar yang tinggal bersama Eva pulang kampung ke Bojonegoro, Jatim dan bercerita ke orang tua. Ibu mertua sampai menjual tanah dan mengirim uang buat pulang kampung. “Kami minta maaf ke ibu, kita terima duitnya tapi nggak pulang kampung. Kami pinjam duit itu,” tukasnya. Bangkit Bermodal uang itu Eva dan suami mulai dari awal. Beragam usaha dilakoni seperti jualan aneka kue. Pada 1999 Eva bangkit lagi jualan ayam goreng. Ia tak kapok sebab ponakan yang jualan ayam goreng di Bekasi,

SILUET Jabar cerita usaha ini makin bagus. Perempuan kelahiran 1964 itu juga punya tempat di Stasiun Depok, Jabar yang sudah kosong 9 bulan. Walau tak ada modal, Eva punya keyakinan. Apalagi dalam kondisi apapun, ia tidak pernah meninggalkan tirakat, memperbanyak ibadah sunah seperti salat duha dan tahajud serta puasa Senin dan Kamis. “Kalau tirakatan kita bagus, di saat penting itu pertolongan Allah pasti datang. Alhamdullilah, dalam kondisi begitu yang menguatkan kita adalah tirakatan. Dan, saya selalu menggunakan faktorwhy. Ibu saya ‘kan pengen naik haji. Itu yang saya jadikan faktor why-nya,” jelasnya. Tanpa sadar Eva menuju pasar Depok sambil berdoa. “Berdoa supaya ada tukang ayam yang mau minjamin ayam,” katanya. Ia kenalan dengan tukang ayam bernama Yadi. “Saya punya ke ahlian buat fried chicken dan pu nya tempat di stasiun Depok Lama tapi nggak punya “Kalau tirakatan modal. Kalau kita bagus, di saat sam peyan (kamu) penting itu pertopercaya, pinlongan Allah pasti jamin 5 ekor, nanti magrib jemdatang.” put ya Mas, doain mudah-mudahan laku. Dipinjemin tuh, coba, baru kenalan lo! Di saat begitu Allah menunjukkan ke kita,” urainya. Jam 5 sore dagangan habis. Yadi baru muncul sehabis isya. “Untuk menjaga kepercayaan, saya rela menunggu dari jam 5 sampai jam 8 malam,” ulas penyuka makanan tradisional itu. Esoknya, Eva pinjam 10 ekor ayam dan habis terjual. Ia juga mengatur pendapatan yang diperoleh. Akhirnya, ia bisa menjual 50 ekor ayam/hari. Semangat pun muncul. Karyawan yang dulu dirumahkan, dikaryakan lagi. “Tahun 1998 karena bangkrut, nggak bisa gaji. Tapi kami bilang, kami masih punya utang sama kamu, gajimu. Kami pulangkan karyawan hanya untuk ongkos saja,” paparnya. D’BestO Usaha KuFC bertahan 17 tahun karena tidak lolos paten sebab mirip KFC. Eva diminta cari nama lain. Akhir-

nya, tercetuslah D’BestO di tahun 2011 dari kata “The Best to” yang disuarakan dalam logat Jawa. D’BestO mengusung konsep miniresto untuk naik ‘kelas’. “Di 2010 kita mulai berpikir naik ke level yang lebih baik lagi, ke kios, jangan kaki lima terus,” ujarnya. Usaha ini juga menganut pola kemitraan, menjaga kualitas, dan kepercayaan investor. Yang pertama tertarik berinvestasi ialah guru Sekolah Alam. “Mereka patungan 10 orang untuk gabung jadi mitra D’BestO,” terangnya. Pola kemitraannya, investor menitipkan uang lalu dikelola tim dengan sistem bagi hasil. Kiat sukses mengembangkan usaha, jelas Eva, yaitu menjaga rasa, memperhatikan kualitas, memakai kertas

BRENDA A.

HVS baru, menggunakan minyak goreng berkualitas, berseragam, serta tampil beda. Semua dilakukan sejak awal usaha KuFC. “Kami fokus dengan rasa dengan cara blind test (tes mata tertutup). Kalau mau meluncurkan produk baru, kita blind test. Kalau belum 80% enak, kita belum luncurkan,” imbuh ibu 3 anak ini. Di masa Covid-19, Eva mengaku cukup terdampak hingga memberhentikan 200 karyawan. Namun, D’BestO terus berinovasi agar tetap tumbuh. Usaha di bawah bendera PT Setianda Duta Makmur ini bahkan memenangkan penghargaan Shopee Awards 2021 sebagai Top Growing F&B Merchant karena dinilai turut menjadi penggerak ekonomi digital di Indonesia. Windi Listianingsih, Brenda Andriana

333 - Maret 2022 Agrina

57

WAJAH Cornellius Hendrick Septyawan

Selagi Muda, Berkreasilah CORNELLIUS HENDRICK SEPTYAWAN, lulusan S1 Sistem Informasi, Universitas Gunadarma. Pekerja paruh waktu di PT Slava Teknologi Kolese ini tidak ingin hanya sibuk di depan laptop. Bersama dua sahabatnya, ia menciptakan lapak digital Sayurikan.id yang bergerak di bisnis sayuran hidroponik pada Mei 2021. “Senin sampai Jumat di depan laptop, Sabtu Minggu ke kebun. Awalnya refreshing, tapi ternyata bisnis ini dari sisi penjualan lumayan memuaskan,” jelas pria kelahiran 1992 itu. Hendrick, begitu ia disapa, mengaku awalnya ragu membuat sayurikan.id karena bukan bidangnya. Ia lalu belajar mengenai pertanian hidroponik dari komunitas, youtube, dan diskusi dengan pemain lama di hidroponik. Kerja kerasnya terbayarkan. Panen perdana selada pada Juli 2021 menghasilkan 400Dokumen 500 kg yang dijual ke tengkulak dengan bandrol Rp18 ribu-Rp20 ribu/kg. Pribadi “Proses budidaya berjalan baik. Sambil jalan kita buat big data, legal Kemenkop UMK, hak cipta terkait merek, dan sertifikasi agar bisa ke pasar ritel, semua diproses dengan baik. Berhubung teman dari IT semua, kami tidak hanya mengurus teknis budidaya. Tim buat big data Sayurikan.id. Di sana tertera masa tanam, masa panen, total sayur ditanam dan lainnya, itu terpantau dengan baik,” jelasnya. Sabrina Yuniawati

Winartania

Berkebun Lebih Produktif KESADARAN akan penghijauan kota ikut menciptakan demam berkebun. Sejak 2013, Winartania bergabung ke Komunitas Bekasi Berkebun karena memang senang berkebun. Wanita kelahiran Palembang 2 September ini juga mengakui menikmati kegiatan baru yang lebih produktif ketimbang hanya sebagai ibu rumah tangga. “Masuk Bekasi Berkebun diajari berkebun semi organik. Pertemuannya dilakukan setiap seminggu dua kali dengan biaya Rp100 ribu,” ujarnya kepada AGRINA bulan lalu. Keterbatasan ruang hijau di perkotaan khususnya Bekasi, juga menggerakkan alumnus S1 Sastra Jerman, Universitas Padjadjaran ini untuk masuk Komunitas Bekasi Berkebun. Di bawah naungan Indonesia Berkebun, Winartania mengajak warga kawasan Kota Harapan Indah di Kota Bekasi untuk memanfaatkan lahan kosong agar lebih produktif. “Lahan komunitas berada di kawasan kuliner Meli Melo dengan luas 60 m². Media tanamnya Square Foot Gardening (bedengan berbentuk persegi panjang). Komoditasnya bayam dan kangkung, sawi, pakcoy, cabai, tomat, ubi, dan lainnya. Produksi kurang lebih 5-10 kg, hasilnya dikonsumsi anggota kelompok,” katanya. Sabrina Yuniawati

Dokumen Pribadi

58

Agrina 333 - Maret 2022

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.