AKSI NYATA Modul 1.4 Flipbook PDF

AKSI NYATA Modul 1.4

54 downloads 100 Views 2MB Size

Story Transcript

AKSI NYATA MODUL 1.4 Yunita Purnamasari, S.Pd CGP ANGKATAN 7 SIDOARJO

1. Perubahan Paradigma Belajar 2. Disiplin Positif

AGENDA 1

3. Motivasi Perilaku Manusia 4. Kebutuhan Dasar 5. Posisi Kontrol

PEMAHAMAN KONSEP BUDAYA POSITIF

Restitusi 6. Keyakinan Kelas 7. Segitiga Restitusi

PERUBAHAN PARADIGMA BELAJAR

Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Budaya positif diawali dengan perubahan paradigma tentang teori kontrol. Selama ini barangkali kita sebagai guru merasa berkewajiban mengontrol perilaku siswa agar memiliki perilaku sesuai yang guru harapkan.

PERUBAHAN PARADIGMA BELAJAR Budaya positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Posisi kontrol guru seperti apa yang dapat mewujudkan budaya positif di sekolah?

PERUBAHAN PARADIGMA BELAJAR

Sebagai Guru kita harus mengetahui posisi kontrol guru yaitu, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovativ , dan berpihak kepada murid. Itu semua harus kita pelajari dan praktekan agar kedepannya kualitas pendidikan kita maju.

DISIPLIN POSITIF Ketika mendengar kata “disiplin”, apa yang terbayang di benak Anda? Apa yang terlintas di pikiran Anda? Kebanyakan orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata tertib, teratur, dan kepatuhan pada peraturan. Kata “disiplin” juga sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda, karena belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif terakhir dan kalau perlu tidak digunakan sama sekali. Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan.

DISIPLIN POSITIF Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “Dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470)

DISIPLIN POSITIF Disitu Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri.

DISIPLIN POSITIF Adapun definisi kata ‘merdeka’ menurut Ki Hajar adalah: mardika iku jarwanya, nora mung lepasing pangreh, nging uga kuwat kuwasa amandiri priyangga (merdeka itu artinya; tidak hanya terlepas dari perintah; akan tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri)

DISIPLIN POSITIF Dengan kata lain, seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal.

DISIPLIN POSITIF Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.

NILAI-NILAI KEBAJIKAN UNIVERSAL nilai-nilai kebajikan yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun latar belakangnya. Nilai-nilai ini merupakan ‘payung besar’ dari sikap dan perilaku kita, atau nilai-nilai ini merupakan fondasi kita berperilaku.

MOTIVASI PERILAKU MANUSIA Mari kita tanyakan ke diri kita sendiri, bagaimana kita berperilaku? Mengapa kita melakukan segala sesuatu? Apakah kita melakukan sesuatu karena adanya dorongan dari lingkungan, atau ada dorongan yang lain? Terkadang kita melakukan sesuatu karena kita menghindari rasa sakit atau ketidaknyamanan, terkadang kita juga melakukan sesuatu untuk mendapatkan apa yang kita mau.

MOTIVASI PERIKALAKU MANUSIA Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan ada 3 motivasi perilaku manusia:

MOTIVASI PERIKALAKU MANUSIA 1.

Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman

Ini adalah tingkat terendah dari motivasi perilaku manusia. Biasanya orang yang motivasi perilakunya untuk menghindari hukuman atau ketidaknyamanan, akan bertanya, apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya? Sebenarnya mereka sedang menghindari permasalahan yang mungkin muncul dan berpengaruh pada mereka secara fisik, psikologis, maupun tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, bila mereka tidak melakukan tindakan tersebut. Motivasi ini bersifat eksternal.

MOTIVASI PERIKALAKU MANUSIA 2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Satu tingkat di atas motivasi yang pertama, disini orang berperilaku untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Orang dengan motivasi ini akan bertanya, apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya? Mereka melakukan sebuah tindakan untuk mendapatkan pujian dari orang lain yang menurut mereka penting dan mereka letakkan dalam dunia berkualitas mereka. Mereka juga melakukan sesuatu untuk mendapatkan hadiah, pengakuan, atau imbalan. Motivasi ini juga bersifat eksternal.

MOTIVASI PERIKALAKU MANUSIA 3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Orang dengan motivasi ini akan bertanya, akan menjadi orang yang seperti apabila saya melakukannya? Mereka melakukan sesuatu karena nilai-nilai yang mereka yakini dan hargai, dan mereka melakukannya karena mereka ingin menjadi orang yang melakukan nilai-nilai yang mereka yakini tersebut. Ini adalah motivasi yang akan membuat seseorang memiliki disiplin positif karena motivasi berperilakunya bersifat internal, bukan eksternal.

KEBUTUHAN DASAR

MANUSIA 1. Kebutuhan bertahan hidup (survival) 2. Kasih sayang dan rasa diterima 3. Penguasaan (kebutuhan pengakuan atas kemampuan) 4. Kebebasan (kebutuhan akan pilihan) 5. Kesenangan (kebutuhan akan kesenangan)

5 POSISI KONTROL RESTITUSI

1. Penghukum

2. Pembuat Merasa Bersalah

3. Teman 4. Pemantau 5. Manajer

5 POSISI KONTROL RESTITUSI

1. Penghukum

Guru berbuat: Menghardik, Menunjuk-nunjuk, Menyakiti, Menyindir Guru berkata: “Kalau kamu tidak melakukannya,saya akan...” Hasilnya: Memberontak, Pendendam, Menyalahkan orang lain Murid berkata: “Saya tidak peduli” Dampak pada murid: Mengulangi kesalahan berulang kali dan Perilaku menjadi agresif Kaitan dengan Dunia Berkualitas: Murid meletakkan guru di luar Dunia Berkualitas.

5 POSISI KONTROL RESTITUSI

2. Pembuat Merasa Bersalah

Guru berbuat: Berceramah, Menunjukkan, kekecewaan, mendalam Guru berkata: “Kamu sudah mengecewakan Ibu/Bapak” Hasilnya: Menyembunyi-kan, Menyangkal, Berbohong Murid berkata: “Maafkan saya”. Dampak pada murid: Rendah diri, Merasa gagal, dan tidak berharga Kaitan dengan Dunia Berkualitas: Murid meletakkan guru di dalam Dunia Berkualitas.

3. Teman

5 POSISI KONTROL RESTITUSI

Guru berbuat: Membuatkan alasan-alasan untuk murid-muridnya. Guru berkata: “Lakukan demi Bapak/Ibu” “Ya sudah nanti Bapak/Ibu bantu bereskan” Hasilnya: Ketergantungan Murid berkata: “Saya pikir Bapak/Ibu teman saya” Dampak pada murid: Tergantung Tidak mandiri dan tidak bisa memutuskan Kaitan dengan Dunia Berkualitas: Murid meletakkan guru sebagai orang penting dalam Dunia Berkualitas.

5 POSISI KONTROL RESTITUSI

4. Pemantau

Guru berbuat: Menghitung dan mengukur Guru berkata: “Apa peraturannya?”, “Apa konsekuensinya?”, “Apa yang telah kamu lakukan?”, “Apa yang terjadi sekarang?” Hasilnya: Menyesuaikan bila diawasi. Murid berkata: “Saya akan dapat berapa bintang kalau melakukan hal tersebut?”, “Jika sudah melakukan hal tersebut, saya akan mendapatkan apa?” Dampak pada murid: Menitikberatkan pada dampak pada diri sendiri, mendapatkan hadiah atau mendapatkan hukuman. Kaitan dengan Dunia Berkualitas: Murid meletakkan guru, peraturan di Dunia Berkualitas.

5 POSISI KONTROL RESTITUSI

5. Manager

Guru berbuat: Mengajukan pertanyaan-pertanyaan Guru berkata: “Apa yang kita yakini? Apa kamu meyakini hal tersebut?” “Kalau kamu meyakininya, maukah kamu memperbaikinya?” “Kalau kami memperbaikinya, jadi kira-kira hal tersebut akan menggambarkan apa tentang dirimu?” Hasilnya: Menguatkan watak/karakter Murid berkata: “Bagaimana caranya agar saya bisa memperbaiki keadaan ini?”, “Saya akan memperbaiki masalah ini dengan...” Dampak pada murid: Mengevaluasi diri bagaimana menjadi diri yang lebih baik Kaitan dengan Dunia Berkualitas: Murid meletakkan dirinya sebagai individu yang positif dalam Dunia Berkualitas.

KEYAKINAN KELAS Keyakinan yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Nilai-nilai Kebajikan bahwa menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih memotivasi seseorang dari dalam. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna. Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan memahami arti sesungguhnya tentang peraturan-peraturan yang diberikan, apa nilai-nilai kebajikan dibalik peraturan tersebut, apa tujuan utamanya, dan menjadi tidak tertarik, atau takut sehingga hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan-peraturan yang mengatur mereka tanpa memahami tujuan mulianya.

KEYAKINAN KELAS

Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas: Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.

KEYAKINAN KELAS

SEGITIGA RESTITUSI

SEGITIGA RESTITUSI 1. MENSTABILKAN IDENTITAS (STABILIZE THE IDENTITY) bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. cara mengatakan kalimat-kalimat ini: Berbuat salah itu tidak apa-apa. Tidak ada manusia yang sempurna Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu. Kita bisa menyelesaikan ini. Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini. Kamu berhak merasa begitu. Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?

SEGITIGA RESTITUSI 2. VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH (VALIDATE THE MISBEHAVIOR) tujuannya untuk menunjukkan bahwa guru memahami alasan di balik tindakan murid. Contoh pertanyan: “Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?” “Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu” “Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu”. “Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.”

SEGITIGA RESTITUSI

3. MENANYAKAN KEYAKINAN (SEEK THE BELIEF)

tujuannya untuk menunjukkan bahwa guru memahami alasan di balik tindakan murid.Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi (langkah 2), maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan Contoh pertanyan: Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga? Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati? Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal? Kamu mau jadi orang yang seperti apa?

TERIMA KASIH

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.