ARUE - Edisi Jan-Feb 2022 - Online Flipbook PDF

Majalah ARUE merupakan salah satu karya dari Yayasan Santo Martinus De Porres dan kolaborasi Keluarga Dominikan Indonesi

23 downloads 108 Views 15MB Size

Story Transcript

Edisi 113 | Januari - Februari 2022

1.

Download Aplikasi “QR & Barcode Scanner”

1.

Masuk ke Aplikasi Kamera Original iPhone

2.

Arahkan Kamera ke Gambar QR

2.

Arahkan Kamera ke Gambar QR

3.

Klik link untuk masuk ke website

3.

Klik link untuk masuk ke website

Editorial KEBENARAN BERAWAL DARI HATI

Saudara sekalian, Di masa pergantian tahun ini, beberapa kejadian dapat ­ icatat. Bagi Gereja Indonesia, terpilihnya Uskup Amboina yang d baru tentu memiliki arti penting. Mulai setelah Paskah nanti, keuskupan ini akan digembalakan Mgr. Seno Ngutra sebagai uskup baru. Keuskupan Amboina terletak di kepulauan Maluku. Sejarah Gereja di keuskupan ini membentang sejak ratusan lalu, di mulai bahkan sejak sebelum kedatangan Santo Fransiskus Xaverius 500 tahun lalu di Ambon. Kehadiran salah satu imam pertama Serikat Yesus ini di Keuskupan Amboina menjadikan wilayah Gerejawi ini memiliki arti penting bagi sejarah Gereja di Indonesia. Dengan seorang gembala baru, tentu akan membawa “­perubahan” dalam pola pastoral dan pelayanan. Dengan wilayah berupa kepulauan, Keuskupan Amboina memiliki t­antangan ­pelayanan yang beragam dan tidak selalu mudah. Saat ini, d ­ engan perkembangan teknologi komunikasi yang maju, p ­ elayanan di lokasi-lokasi sulit diharapkan semakin kreatif dengan inovasiinovasi yang menjadikan pewartaan Injil semakin efektif. Di edisi ini, kita juga bersyukur atas kehadiran Kongregasi ­Suster St Dominikus di Indonesia (OP), yang sudah ada sejak 90 tahun lalu. Meski perayaan puncaknya sudah berlalu sebulan lalu, namun patut kalau kita juga menengok sedikit ke dalam pada peristiwa ini. Salah satu yang dapat menjadi refleksi adalah perkembangan panggilan suster. Pada momen 90 tahun kelahirannya, K ­ ongregasi OP Indonesia mendapat 13 calon suster baru. jumlah yang cukup banyak mengingat fenomena menurunya panggilan biarawan­/­ biarawati belakangan ini. Dua peristiwa ini seharusnya menjadi pengingat bagi setiap umat beriman, bahwa panggilan imam/bruder/biarawati sangatlah penting bagi kelangsungan Gereja. Mereka adalah ­ ­aktor penting dalam pewartaan Injil. Mereka adalah penjaga ­ajaran Gereja. Di tangan mereka, Gereja di dunia diwarnai ­dengan nilai-nilai cinta kasih. Dari hidup mereka memancarkan cinta kasih Tuhan bagi orang-orang yang miskin dan terpinggirkan. Maka di awal tahun ini, ketika Gereja juga mengenang kesatuannya dalam Pekan Doa Sedunia 2022, kita ingin ­ ­berdoa juga bagi panggilan dalam Gereja. Semoga Tuhan akan mengirimkan semakin banyak penuai sebab tuaian memang ­ ­semakin banyak.

Antonius E. Sugiyanto

Penasihat Pastor Andreas Kurniawan, ­OP Pemimpin Umum Pastor Dr. Johanes Robini ­Marianto, OP Pemimpin Redaksi Antonius E. Sugiyanto Desain Visual Monika Hendrawan Charles W. Suryana Sirkulasi / Iklan Theo Atmadi (Jakarta) Maria Elizabeth (Jakarta) Sonny Gunawan (Surabaya) Ellyana (Surabaya) Redaksi, Iklan, & ­Berlangganan Komplek Harmoni Plaza Blok E no. 38-39, Lt.3 Jl. Suryopranoto no. 2, Jakarta 10130 Email MajalahArue@ martinusdeporres.org Telepon (Berlangganan) 0818328066 / 082234081501 Penerbit Yayasan St. Martinus de Porres Bank BCA, No. Rek. 0299000771 a/n Yayasan Santo Martinus de Porres

13

SAJIAN KHUSUS Kaul Dominikan Kardinal Jo

SAJIAN KHUSUS

5

BERITA UTAMA

90 Tahun Mewarta di Nusantara

16 Uskup Amboina yang Baru

ORANG KUDUS 23 St Rosa da Lima

BERITA 32 Paus Yohanes Paulus I akan Dibeatifikasi September 2022

39

44 25 Tahun Redemptor Mundi

BERITA NUSANTARA

KISAH KESAKSIAN

Patung Maria Tionghoa di ­Pemangkat

47 Daniel Mananta

SEPUTAR GEREJA 51 Benih Iman dari Katedral Keuskupan Surabaya

Karya-Karya Yayasan Santo Martinus de Porres

RESENSI BUKU

53

59 Menimba Kebenaran dari Kehidupan St Yosef

PENGETAHUAN IMAN 61 Keuskupan, Arti dan ­Sejarahnya

INFO DOMINIKAN

Scan Me!

Landasan Dialog Menurut Seorang Dominikan

5 | Berita Utama

90 Tahun Mewarta di Nusantara

Dok. Suster OP Indonesia - Para Suster OP pada momen perayaan 90 Tahun Mewarta di Indonesia.

Misi pertama Suster-Suster St. Dominikus dari Keluarga Kudus Yesus, ­ Maria, dan Yosep ke Indonesia terjadi ­ pada 17 September 1931. Saat itu, ­sebagai ­jawaban atas ajakan Mgr. BJJ Visser, MSC, tiga suster diutus ke Hindia Belanda ­yaitu Sr. Angelina’t Hoen (Sr. Angelina) OP, Sr. Hildegardis Dukker, OP dan Sr. Clara Mentink, OP. Kloter pertama ini tiba di ­Batavia pada 8 Oktober 1931. Selanjutnya masih pada tahun yang sama pada bulan November 1931, diberangkatkan tiga suster pada misi ­

kedua. Misi ketiga diberangkatkan empat suster pada Juni 1933. Misi keempat pada Agustus 1933 diberangkatkan. Pada misi kelima, ada empat suster yang diutus pada Juli 1934. Hanya dalam kurang dari empat tahun, ada 15 Suster St. Dominikus dari ­Keluarga Kudus Yesus, Maria, dan Yosep yang diutus ke Hindia Belanda. Kisah ini disampaikan Pemimpin Kongregasi Suster-Suster St. Dominikus ­ ­Indonesia (OP), Sr Elisabeth Yaya Budiarti OP saat menyampaikan sambutan dalam ­Syukur 90 Tahun Kongregasi Suster-Suster

Berita Utama | 6 St. Dominikus I­ ndonesia. Sr. Elisabeth merefleksikan, bahwa ­semangat yang saat itu dimiliki para suster misionaris awal adalah karena mereka ­ingin mewarta sampai ke ujung d ­ unia, demi keselamatan jiwa. “Apa yang memotivasi mereka sehingga mereka mau pergi ke negeri yang jauh yang cenderung terbelakang saat itu? Apakah hanya uforia? Jawabannya, tentu karena mereka ingin mewarta sampai ke ujung dunia, demi keselamatan jiwa,” ujar Sr. ­ Elisabeth. Para suster sangat menghidupi sema­ ngat St. Dominikus dan Pater Dominikus Daniel Josephus van Zeeland, OP, ­pendiri kongregasi. Semangat itu berkobar mengesampingkan rasa takut dan cemas pada perjalanan di laut yang mencekam. “Yang ada adalah come, see, and do whatever you can do. Datang dan buat sesuatu bagi masyarakat sekitar,” d ­ emikian Sr. Elisabeth. Kehadiran selama 90 tahun K ­ ongregasi Suster-Suster St. Dominikus Indonesia ­nyatanya ­menjadi saat di mana k­ ongregasi

juga b ­ersyukur atas berkat panggilan. Sr. Elisabeth m ­ enceritakan, pada awal ­perayaan ­syukur ini, kongregasi b ­ erharap ­mendapat setidaknya sembulan calon baru yang akan bergabung dalam k­ ongregasi. ­Namun, ia mensyukuri bahwa yang ­didapat j­ ustru melebihi yang diharapkan. Tahun ini, ­Kongregasi Suster-Suster St. Dominikus mendapatkan 13 calon suster baru. Sr. Elisabeth mengajak seluruh ­anggota kongregasi untuk mensyukuri dengan mengingat Sabda Tuhan. Ia m ­ enuturkan, Sabda Tuhan tentang ajakan untuk ­bersukacita dan bersyukur ­mendominasi Kitab Suci, ini menjadi alasan untuk Kongregasi Suster-Suster St. Dominikus ­ juga bersyukur atas berkat usia 90 tahun di Indonesia. Kasih Persaudaraan Syukur 90 tahun Kongregasi Suster-­ Suster St. Dominikus Indonesia d ­ itandai dengan Misa yang di­ pimpin Uskup Bandung, Mgr. A ­ ntonius ­ Subianto ­Bunjamin OSC di Biara St. ­Maria Cimahi,

Dok. Pena Katolik - Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bujamin OSC saat memimpin Misa Syukur 90 tahun Kongregasi Suster Dominikan Indonesia di Cimahi, Jawa Barat.

7 | Berita Utama ­Bandung, Jawa Barat, 12 Desember 2021. Saat menyampaikan homili, Mgr. Anton menyampaikan, bahwa dalam ­ hidup ­rohani dikenal yang istilah c­orectio ­fraterna, yaitu sebuah latihan rohani ­dengan saling ­mengoreksi sesama saudara yang t­inggal dalam satu biara. Ini berupa teguran yang disampaikan kepada ­saudara satu biara untuk meningkatkan ­ kualitas hidup ­rohani. Corectio fraterna selalu ditempatkan dalam kerangka perjalanan untuk semakin diri dengan Tuhan. “Maka dalam koreksi persaudaraan orang bukan menegur untuk mencari kesalahan. Namun dalam kasih dalam rangka pertobatan untuk meraih kesucian dan sampai kepada Allah,” ujar Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) ini. Mgr. Anton menyampaikan, bahwa dalam Kitab Suci, Yohanes pun ­menegur dan menyampaikan ajakan pertobatan.

Langkah ini untuk mempersiapkan ­kehadiran Tuhan. Ia menyampaikan syarat minimal pertobatan. Jumlah personel adalah situasi yang selalu berubah dan akan terus dihadapi kongregasi. Sering kali, minimnya anggota kongregasi menjadi alasan untuk berkecil hati. Mgr. Anton menyampaikan, kehadiran para Suster OP di Indonesia adalah ­menjadi kepanjangan tangan Paus, sehingga, yang diperlukan adalah keyakinan bahwa Tuhan akan memberi banyak. “Tidak apa-apa suster, kita sedikit ­tetapi melayani Paus, nanti Tuhan akan ­memberi banyak,” ujar Mgr. Anton. Refleksi ini ­disampaikan Mgr. Anton saat ­mengingat permohonannya untuk mengirim ­ Suster OP untuk berkarya di Kedutaan Besar ­Vatikan untuk Indonesia. Berbicara mewakili para imam yang berkarya di Keuskupan Bandung, Mgr. ­Anton menyampaikan selamat dan t­ erima

Dok. Suster OP Indonesia - Para Suster OP saat Misa 90 tahun kongregasi di Cimahi Bandung Jawa Barat.

Berita Utama | 8

Mengenal Langsung Suster Dominikan Indonesia

Dok. Suster OP Indonesia - Sr Elisabeth Yaya Budiarti OP saat menyampaikan sambutandalam perayaan 90 tahun Kongregasi Suster OP di Indonesia.

kasih atas kehadiran Suster-Suster OP agar para suster selalu membuat Kristus di keuskupannya dan di Indonesia. Ia hidup dalam diri masing-masing dalam ­berharap momen 90 tahun ini akan ­menjadi dalam karya kerasulan. titik tolak bagi karya yang lebih besar lagi. Pada sambutan di akhir Misa, Mgr. ­Anton mengajak para suster untuk m ­ ensyukuri Berakar dalam Yesus panggilan yang ada. Ia ­ menyampaikan Sementara itu, Duta Besar Vatikan meski sedikit, namun dengan tulus ­untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo pada ­melayani, Tuhan akan mengirimkan lebih momen syukur 90 tahun Kongregasi banyak. Mgr. Anton ikut bersyukur atas Suster ­ ­ Dominikan mengajak para ­ suster ­ bertambahnya panggilan sebanyak 13 untuk merefleksikan pesan St P­ aulus, ­suster. “­ Hendaklah kamu berakar di dalam Mgr. Anton berharap para suster Dia dan b ­ ertambah teguh dalam iman”. ­ untuk tetap bersemangat dalam karya Iman ­adalah harta t­erbesar yang d ­ imiliki ­kongregasi. Mgr. Anton juga mengajak para manusia juga ­ ­ kongregasi, dihidupi di suster untuk terus berakar dalam Kristus di ­Indonesia dalam konteks historis dan sosial dalam setiap karya. dan b­erpengaruh besar dalam masyarakat. “Selamat pesta ke-90 tahun k­ ongregasi,” “Bagi anda yang hidup menurut ajaran kata Mgr. Anton. (Antonius E. Sugiyanto) agung St. Dominikus untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, iman ada dan selalu menjadi dasar panggilan, sebagai perjumpaan total dan baru dengan Yesus Kristus,” ujar Mgr. Pioppo. Video Langsung Jejak Kedekatan dengan Kristus menjadi ­pusat 90 Tahun Mewarta dalam setiap karya. Mgr Pioppo berharap di Indonesia

9 | Berita Utama

Karya Suster OP Indonesia Kongregasi Suster-Suster Santo D ­ ominikus (Suster OP) I­ndonesia ­tersebar di enam keuskupan yaitu: ­Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Agung S ­ emarang, Keuskupan ­Purwokerto, Keuskupan Bandung, Keuskupan ­Larantuka, dan Keuskupan Surabaya. Pendidikan: TK sampai SMA • Yayasan Santo Dominikus Pusat, Jl. ­Kembangraya No. 179 Maguwoharjo, ­Depok, Sleman, Yogyakarta • Yayasan Santo Dominikus Kantor Cabang Yogyakarta, Jl. Melati Wetan No. 53, ­Yogyakarta (TK/SD Fatima Rawaseneng, SD Joannes Bosco, SMP Joannes Bosco, SMA Dominikus Wonosari) • Yayasan Santo Dominikus Kantor Cabang Purwokerto, Jl. Gatot Subroto No. 44, ­Purwokerto (TK Santa Maria, TK Santa ­Maria dan SD St. Yoseph, SD Santa Maria, SMP Susteran) • Yayasan Santo Dominikus Kantor Cabang Cirebon (TK Santa Maria, SD Santa Maria 1, SMP Santa Maria, SMA Santa Maria 1) • Yayasan Santo Dominikus Kantor Cabang Cimahi (TK Santa Theresia, SD Santa Maria, SD St. Yusup, SMP Santo Mikael, TK Boncel)

dengan Keuskupan Purwokerto), ­ Purwokerto Pastoral Kemasyarakatan • Panti Werda Karitas, Cimahi Selatan • Rumah Retret St. Rosa de Lima, Rawaseneng, Ngemplak, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah • Rumah Doa St. Dominikus, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta • Karya Sosial Anak Asuh dan Keluarga St. Maria Cimah • Unit Jahit Dewi Sartika, Cimahi

Kerjasama Karya Dengan Keuskupan – Lembaga lain • Nunciatura, Gambir, Jakarta Pusat • Konferensi Waligereja Indonesia, Jakarta Pusat • PA Pondok Si Boncel, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta • Rumah Pastoral “Hening Griya”, Kesehatan: Klinik dan Rumah Sakit ­Baturaden, Purwokerto • RSIA. Panti Abdi Dharma (Kerjasama • Seminari Menengah Wacana Bhakti, ­dengan PT Kasih Abdi Dharma) Cirebon, Pasar Minggu, Jakarta Jawa Barat • Sekolah Strada Pasar Minggu, Jakarta • RSU. Santa Elisabeth (Lama), Purwokerto ­Selatan • RSU Santa Elisabeth (Baru), Kranji, • Campus Ministery Univ.Atmajaya ­Purwokerto ­Yogyakarta • Klinik Pratama Fatima, Rawaseneng, • Campus Ministery Universitas Katolik Ngemplak, Kandangan,Temanggung ­Darma Cendika, Surabaya • Klinik Pratama Dewi Sartika, Cimahi • Campus Ministry STKIP Pamane Talino, • Klinik Pratama Adi Dharma (­Kerjasama Kalimantan Barat

Berita Utama | 10

Jejak- Jejak Sejarah Suster Dominikan Indonesia

Dok. Pena Katolik - Seorang Suster Dominikan Indonesia saat terlibat dalam Misa Yubelium tahun 2015 di Keuskupan Purwokerto.

Kongregasi Suster-suster ­ Santo Dominikus Indonesia berasal dari ­ ­Kongregasi Suster-suster Santo ­Dominikus dari Keluarga Kudus: Yesus, Maria, dan Yosef di Neerbosch, Belanda. Kongregasi ini didirikan pada tahun 1848 oleh Pater Dominikus Daniel Josephus van Zeeland, OP. Pada mulanya, Kongregasi Suster OP ini merupakan kongregasi tingkat ­keuskupan dengan kaul-kaul sederhana. K ­ ongregasi ini merupakan bagian dari Keluarga Dominikan (Familia Dominicana). Di usianya ke 83 tahun, K ­ongregasi Suster OP mengirim utusannya ke ­ ­Indonesia untuk mulai berkarya di negara ini. Sejak saat itu, pimpinan Kongregasi Suster OP di Indonesia sebagai Pemimpin

Misi. Misi di Indonesia berkembang yang sebagian besar anggotanya adalah orangorang Indonesia. Pada Kapitel tahun 1982, Misi di Indonesia diberi wewenang dalam ­ mempersiapkan ­ kemandirian atau otonomi kongregasi. Pada tanggal ­ 12 D ­esember 1987, Misi di Indonesia diberi otonomi dan menjadi k­ongregasi ­ ­mandiri yaitu ­Kongregasi Suste- Suster St. ­Dominikus Indonesia. Tonggak Sejarah ­Indonesia

Suster

Dominikan

Awal Kehadiran 17 September 1931: Para S ­ uster D ­ ominikan Belanda berangkat ke I­ndonesia untuk

11 | Berita Utama membuka misi pertamanya untuk ­ menanggapi panggil Mgr. BJJ Visser, MSC. Yang diutus Sr. Angelina’t Hoen (Sr. ­Angelina) OP, Sr. Hildegardis Dukker, OP dan Sr. Clara Mentink, OP 8 Oktober 1931: Para Suster Dominikan tiba di Pelabuhan Batavia, Indonesia 15 Oktober 1931: Tiba di Cilacap. Misi pertama dimulai dari sini. Dengan ­ ­mendirikan Hollands Chinese School (HCS), sekolah untuk anak-anak keturunan ­Tionghoa sekolah dasar untuk anak Jawa dan Manado. Para Suster membuka panti asuhan dengan nama Pondok ­ Theresia “Huiz Theresia” untuk menampung anakanak yatim piatu dan asrama untuk menampung untuk menampung anak­ anak dari luar kota. 24 Desember 1931: Misi kedua akan dimulai kembali dengan setibanya Sr. ­ Virgini S ­ ­childerman, OP, Sr. Alphonsa Hoogenbosch, OP dan Sr. Hubertine ­ ­Simonse, OP di Cilacap, Indonesia. Juni 1933: 4 Suster Dominikan Belanda diutus lagi ke Indonesia, yaitu Sr. Godeliva de Maat, Sr. Ludovica Koster, Sr. Engelina Hendriksen, dan Sr. Aimona Wiezel. Misi Cimahi Dimulai 22 Juli 1934: Mendirikan Biara kedua di Cimahi dengan nama Biara Santa Maria. Tahun 1935: Suster dominikan ­menerima para aspiran suster dominikan. Salah ­satunya adalah Casiana Sari dengan nama biaranya Sr. Bernadette sebagai suster ­ pribumi pertama. Ada pun beberapa nama-nama Suster yang masuk sebelum perang Dunia II: Sr. Bernadette Sari, Sr.

Theresia Redjeb, Sr. Ignatia Sini, Sr. Rosa van Deursen, Sr. Albertha, Sr. Dominika Soeminah, Sr. Marie Yoseph Brilleman, Sr. Jacoba Soemilah, dan Sr. Bertranda Wolters. Februari 1936: Konggresi mengutus Sr. Thomasine Speller, Sr. Callista Gertzen, Sr. Josina Leuverink ke Cimahi, Indonesia. Tahun 1939: Sebagai misi ke-7 s­ekaligus sebagai utusan terakhir. Mengutus Sr. Gaudentia Koster, dan Sr. Josephine ­ Hendriks dengan mendirikan sekolah ­ Kepandaian Putri Lengkap (SKP). Maret 1939: Sr. Bertandra van der Avoort mengganti pemimpin kongregasi yang tidak mampu mengadakan p ­erjalanan jauh Sr. Willibrorda untuk mewakili dalam ­kunjungan pertama ke tanah Misi I­ndonesia bersama Sr. Hubertine van der Berg. Zaman Jepang 6 Februari 1942: Sebagian suster dan para anak dari Pondok Theresia mengungsi dari Cilacap ke Karanganyar karena terjadi ­peperangan dampak dari perang dunia II yang sudah dimulai. 1 Maret 1942: Tentara Jepang ­mendarat di Pulau Jawa. Selang beberapa hari kota Cilacap pun dijatuhi bom-bom. Para ­korban yang terluka bom dibawa ke ­sekolah suster yang telah diubah menjadi rumah sakit darurat. 23 Juli 1943: Terjadi perpisahan antara Suster Belanda dengan suster pribumi. Para Suster Belanda dibawa ke tempat pengasingan di Muntilan dan suster-suster pribumi tinggal di Karanganyar.

Berita Utama | 12 24 Nopember 1943: Para Suster yang di Muntilan dipindahkan ke Mendut, ke biara Suster-suster Fransiskanes. 19 Maret 1944: Para Suster ­dikembalikan Ke Muntilan dari Mendut. Tempat ­pengasingan ini mereka disatukan b ­ ersama Para r­ eligius (Romo). Meski sebenarnya dilarang tapi Para Suster m ­emberikan pengajaran agama, banyak orang yang telah lama ­ meninggalkan agamanya bertobat. Para religius dipisahkan dengan kaum awam. 24 Agustus 1945: Adalah kabar ­gembira ­karena perang sudah berakhir. D ­ ampak dari pengeboman Kota Hiroshima. I­ndonesia pun sudah merdeka pada ­ tanggal 17 ­Agustus 1945. 8 Maret 1946: Para Suster Belanda secara berkelompok kembali ke Belanda ­lantaran keadaan di tanah Misi (Cimahi) belum sepenuhnya pulih. 4 November 1947: Beberapa yang Suster Belanda yang kembali ke Belanda, datang kembali ke tanah Misi. Pada tahun 1947 Cimahi dijadikan Biara Induk (Biara Santa Maria). Tahun 1950: Para Suster berangkat ke Cirebon untuk membuka misi di sana. ­ Setelah mereka menerima kesepakatan ­ bahwa tempat yang akan ditempati itu ­sudah kosong. Suster yang ke sana a­dalah Sr. Angelina, Sr. Hubertine, Sr. Rosa, Sr. Bernadette, Sr. Fransisca, Sr. Ludovica, dan Sr. Marie Yoseph. Akan tetapi ketika tiba di Cirebon mereka belum bisa menepati ­tempat yang sudah dijanjikan. Mulai Misi Purwokerto Tahun 1951: Para Suster menerima misi

di Purwokerto untuk melanjutkan karyakarya yang sudah ditinggal Suster Ursuline setelah perang Dunia II. Pada tahun yang sama untuk mendukung misi di Jawa dikirim 2 Suster dari Belanda; yaitu Sr. ­Edmunda Van der lee dan Sr. Jacoba van der Ploeg. Misi tersebut adalah misi ke-8 para suster Dominikan. 17 Desember 1951: Perutusan tetap ­berlanjut, kali ini yang diutus adalah Sr. ­Ludovica Koster, Sr.Philomena Baas, dan Sr. Josephine Henricks yang ­ kemudian disusul oleh Sr. Alphonsa H ­ oogenbosch, Sr. Theresia Redjeb, Sr. Bernadette Sari, Sr. Josina Leuverink, dan Sr. Virgini ­Schilderman untuk memulai misi ke-9 di Purwokerto. Rawaseneng dan Yogyakarta Tahun 1962: Membuka misi di R ­ awaseneng dengan mengirim Sr. Beata dan Sr. ­Bernadette. Tahun 1968: Membuka novisiat di ­Yogyakarta, dimana sebelumnya di Cimahi. Tahun 1970: Misi membangun biara di Maguwoharjo. Tahun 1972: Membuka misi baru dengan menerima tawaran dari Ordo Saudara Dina (OFM) untuk mengelola panti asuhan ­Pondok Si Boncel. Tahun 1976: Melaksanakan Kapitel Pemilih­an Pemimpin Misi yang baru. Tahun 1981: Membuka biara baru di ­Wonosari. Tahun 1982: Membuka biara baru di Jalan Pejaten Raya, Jakarta.

13 | Sajian Khusus

Kaul Dominikan Kardinal Jo

www.op.org - Kardinal Jose F Advincula Jr DD OP saat mengikrarkan kaul sebagai Dominikan.

Dalam perayaan Hari Jadi ke-50 ­Provinsi Dominika Filipina sebagai Provinsi Ordo Pengkhotbah ke-41, Pater Filemon I. dela Cruz, Jr., OP, Provinsi Prior OP ­Filipina, menerima kaul Profesi Kardinal Jose F. ­ ­Advincula, Jr, Uskup Agung Manila. Selama Ritus Profesi pada tanggal 11 Desember 2021, pada pukul 7 malam di Gereja Nasional Bunda Rosario “La ­Naval de Manila” di Kota Quezon, K ­ardinal Advincula telah berkomitmen untuk ­ hidup sesuai dengan Aturan Persaudaraan Dominikan. Bagi para anggota Provinsi Filipina, keanggotaan Kardinal Advincula dalam persaudaraan merupakan anugerah bagi Yubileum mereka. Bergabungnya K ­ ardinal Advicula juga berkat bagi Ordo dan bagi para anggota Keluarga Dominikan di ­seluruh dunia. Kardinal Jo, demikian ia akrab

dipang­ gil, menganggap dirinya “putra St. ­ Dominikus”, karena telah dibentuk ­sebagai seminaris keuskupan di Seminari Pusat ­Universitas Santo Tomas oleh para formator dan ­ ­ profesor Dominikan, dan ­kemudian ­sebagai imam muda sementara ia sedang menjalani Studi Hukum K ­ anonik di Universitas Kepausan St. Thomas ­Aquinas (Angelicum) di Roma. Dengan janjinya untuk ­ menghidupi imamatnya mengikuti semangat St. Dominikus, persahabatan Kardinal ­dengan para Dominikan yang dimulai selama masa seminari, tidak hanya dilembagakan, ­tetapi juga diperbarui dan diperdalam. Melalui acara ini, Kardinal Advincula menjadi kardinal kedua yang bergabung dengan Keluarga Dominikan tahun ini. sebelumnya Kardinal José Tolentino de Mendonça juga bergabung dalam keluarga Dominkan. Sungguh, tahun yang indah

Sajian Khusus | 14 untuk dirayakan tidak hanya untuk P ­ rovinsi Filipina tetapi juga untuk Ordo. Kardinal Jo diangkat Paus Fransiskus menggantikan Kardinal Luis Antonio Tagle untuk menjadi Uskup Agung Manila sejak bulan Maret tahun ini. Kardinal Jo juga baru setahun diangkat menjadi Kardinal, tepatnya pada 28 November 2021. Putra St. Dominikus Keputusan Kardinal Jo untuk ­berabung menjadi seorang dominikan b ­ukanlah perjalanan yang singkat. Ia melalui permenungan yang Panjang sebelum ­ akhirnya memutuskan untuk memilih ­ masuk sebagai bagian dari Keluarga ­ Dominikan. Selayaknya seorang yang ingin masuk dalam satu ordo, Kardinal ­ Jo juga melalui masa ini, tentu dengan penyesuaian mengingat keinginannya ­ masuk Ordo Dominikan setelah ia sudah menjadi uskup, bahkan Kardinal. Pada Misa memperingati 800 tahun kematian St. Dominikus di Gereja ­Paroki Santisimo Rosario Manila, 4 A ­gustus 2021. Kardinal Jo bersumpah untuk mengikuti teladan St. Dominikus dalam ­melayani orang-orang yang dipercayakan ­kepadanya. “Saat saya menyatukan diri saya d ­ engan Anda dalam merayakan Yubileum ini, saya berdoa agar kita semua dapat belajar dari proses khotbah sinode St. Dominikus, bukan untuk memuliakan tetapi untuk ­ membagikan terang kebenaran kepada orang lain, terutama kepada orang miskin, orang muda. rakyat, tertindas, dan terpinggirkan,” kata Advincula dalam homilinya. Saat itu, Kardinal Jo mengatakan, ­bahwa

St. Dominikus telah mengilhaminya untuk tetap teguh pada tugasnya. Dalam menjalankan pelayanan, seseorang harus terus maju tidak peduli “­apakah nyaman atau tidak, terus-menerus mengajar dan tidak pernah kehilangan kesabaran.” Saat itu, Kardinal Jo mendesak umat ­Katolik ­untuk meniru khotbah k­ omunal St. ­Dominikus. “Saya berdoa agar kita masing-­ masing di Keuskupan Agung ­ Manila, ­ keluarga Dominikan, dan Gereja dapat b ­ enar-benar menjadi garam dan terang d­unia, ­terutama di masa-masa sulit ini. Gambaran kasih Kristen yang tidak ­ditujukan kepada diri sendiri tetapi menempatkan diri kita ­dengan murah hati ­untuk ­melayani orang lain,” katanya. Prelatus itu mengatakan, bahwa ia ­gembira, warisan khotbah St. Dominikus tetap dihidupi oleh para penerusnya. “Kita tidak dapat mengabaikan kontribusi besar putra-putra St. Dominikus bagi negara kita. Para misionaris Dominikan benar-benar menjadi garam dan terang, [yang] setia pada misi mereka memberitakan Injil Yesus,” katanya. Dominikan Filipina memperingati 800 tahun kematian St. Dominikus pada tahun di mana Gereja Katolik Filipina ­memperingati 500 tahun kedatangannya. “Saya merasa rendah hati dengan kenya­taan bahwa saya adalah penerus ke32 Domingo de Salazar. Saya ­menganggap diri saya sebagai putra St. Dominikus karena saya dilatih dan dibentuk di ­ ­Seminari ­Pusat Universitas Santo Tomas dan kemudian hari menjadi Universitas Saint Thomas Aquinas di Roma,” ungkap Kardinal Jo.

15 | Sajian Khusus Perjalanan Panggilan Jose Lázaro Fuerte Advincula ­Advíncula lahir pada 30 Maret 1952, di Dumalag, Capiz, Filipina. Orangtuanya adalah pasangan José Firmalino Advíncula dan ­ Carmen Falsis Fuerte. Ia belajar di Sekolah Menengah Seminari X Saint Pius di Roxas, Quezon City, Metro Manila. Di kota ini juga ia belajar filsafat dan kursus teologi di ­Universitas Santo Tomas di Manila. Di tempat terakhir inilah inilah, Fr. Advincula mulai mengenal spiritualitas ­ St. Dominikus. Ia kemudian belajar untuk meraih gelar magister jurusan Pendidikan Bimbingan dan Konseling di Universitas De La Salle. Ia juga belajar hukum kanonik di Universitas Santo Tomás dan di Universitas Angelicum, Roma, Italia hingga memperoleh gelar lisensiat. Ia ditahbiskan menjadi imam di keuskupan agung Cápiz pada 14 April 1976. Ia lalu bertugas sebagai direktur spiritual dari Seminari St. Pius X. Setelah menyelesaikan studinya di luar negeri, ia kembali ke Filipina dan b ­ ekerja di seminari Nueva Segovia di Vigan City, ­Ilocos Sur, dan di seminari regional Jaro. Pada tahun 1995, ia menjadi rektor ­ Seminari St. Pius X Cápiz; ia juga m ­ emegang ­posisi dalam administrasi keuskupan agung sebagai promotor keadilan, dan ­ ­ vikaris yudisial. Pada tahun 1999, ia menjadi pastor paroki Paroki Santo Tomás de ­ ­Villanueva di Dao, Capiz. Menjadi Uskup Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup San Carlos pada 25 Juli 2001 dan ia menerima pentahbisan uskup pada 8 September 2001. Pada tanggal 9 November

2011, Paus Benediktus XVI ­mengangkatnya menjadi Uskup Agung Cápiz. Dalam Konferensi Waligereja Filipina, ia telah ­ menjadi anggota Komisi Ajaran Iman dan Komisi untuk Masyarakat Adat. Paus Fransiskus mengangkatnya ­sebagai kardinal dalam sebuah konsistori pada 28 November 2020, menugaskannya sebagai kardinal imam di San Vigilio di Via Paolo Di Dono. Namun, ia tidak dapat menghadiri konsistori karena risiko dan pembatasan pandemi Covid-19. Pada 16 Desember, ia diangkat menjadi anggota Kongregasi Klerus. Sebagai pengganti konsistori ­November 2020, Advincula menerima biretta 'topi merah' dan cincin sebagai penanda bagi seorang Kardinal dari Charles John Brown, Nuncio Apostolik untuk Filipina, pada 18 Juni 2021, di Katedral Immaculate ­Conception di Kota Roxas. Pada 25 Maret 2021, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai uskup agung ­Manila, untuk menggantikan Kardinal Luis Antonio Tagle, yang selesai tugasnya pada 9 Februari 2020 setelah diangkat ­sebagai prefek Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-bangsa. (Antonius E. Sugiyanto)

Dok. Wikipedia - Kardinal Jose F Advincula Jr OP.

Sajian Khusus | 16

Penunjukkan yang Tidak Seperti Biasa Mgr. Seno Ngutra masih ­ ingat pengalamannya bersama sang ayah. Sebagai seorang kapten ­kapal, Inno, begitu Uskup Amboina terpilih itu dipanggil waktu kecil, pernah naik di kapal yang dikemudikan ayahnya. Inno tidak akan lupa. Hari itu, ­ hujan turun ditengah lautan. Gelombang laut pun mulai naik turun menggoyang kapal kayu ­ yang ia ­naiki. Sebagai seorang anak ­kecil, saat itu Inno pun ketakutan. Tangisnya mulai pecah, ia takut ­ ­kalau-kalau kapal akan tenggelam.

Dok. Pribadi - Uskup Amboina terpilih Mgr. Seno Ngutra.

Namun, meski di tengah badai itu, sang ayah tetap saja memacu kapalnya. ­Dilewati satu per satu ombak seolah tanpa rasa t­akut. Di akhir perjalanan, kapal itu ­mampu mencapai tujuan dengan selamat. Pengalaman berlayar bersama sang ayah ini tidak akan dilupakan oleh Mgr. Inno. Kini, setelah ia akhirnya dipilih Paus Fransiskus untuk menjadi Uskup Amboina, pengalaman itu akan menjadi kenangan berharga. Ia belajar dari sosok seorang ayah yang meski di tengah kesulitan, ­namun tetap sabar dan tenang melewati rintangan yang ada. Tidak ada yang Menduga Keterpilihan Mgr. Inno menjadi Uskup Amboina memang tidak ada yang menduga. Awal tahun 2021, sekretaris ­ pribadi Uskup Amboina meminta agar ­ Romo Inno mengumpulkan curriculum

vitae. Romo Inno tidak berpikir macammacam ketika itu, hingga beberapa saat kemudian ia dihubungi oleh Duta B ­ esar ­Vatikan untuk Indonesia. Ketika itu, Mgr. Piero Pioppo meminta beberapa nama imam yang dapat menjadi referensi ­tentang pribadi Romo Inno. Tanpa ada pikiran macam-macam, Romo Inno memberikan beberapa nama imam yang dulu pernah bersamanya ­menjadi mahasiswa di Universitas Santo Tomas, Manila, Filipina. Romo Inno masih ingat, percakapannya dengan Mgr. Pioppo terjadi di awal Januari 2021. “Saya tidak berpikir macam-macam saat itu. Saya hanya memberikan apa yang diminta,” ujar Mgr. Inno menceritakan. Waktu pun berjalan seperti biasa. ­Selama berbulan-bulan sejak percakapan itu, seolah tidak aka nada sesuatu yang luar biasa terjadi. Begitu juga orang-orang dan

17 | Sajian Khusus

Dok. Pribadi - Mgr Seno Ngutra (paling kanan) bersama beberapa imam di Manila, Filipina.

para imam di Keuskupan Amboina tidak harus kembali ke pastoran karena ada ada yang menaruh curiga. meeting penting. “Saat itu, saya mengatakan bahwa Panggilan dari Duta Besar saya punya rapat penting sehingga harus Pada awal Desember 2021, Romo Inno ­kembali ke pastoran. Mereka mengiyakan kembali mendapat ­panggilan dari ­Kedutaan saja. Mereka tidak curiga dengan siapa besar. Orang yang ­ menghubunginya saya akan melakukan pertemuan itu,” memberitahu bahwa Duta Besar ­Vatikan kenang Mgr. Inno. m­ eminta kesediaan Romo Inno untuk Sesampainya di pastoran, Romo Inno bertemu pada 2 ­Desember 2021. Saat itu, melakukan komunikasi melalui Zoom Romo Inno sedang berada di Dobo dan ­dengan Mgr. Pioppo. Dalam pertemuan itu, pada tanggal 2 Desember itu, ia sudah selain Mgr. Pioppo ada juga Mgr. Arnaud merencanakan berangkat ke Kei melalui Jean Marie Du Cheyron De Beaumont, Bandara Dobo. Sekretaris Kedutaan Besar Tahta Suci ­ Dalam bayangannya, Romo Inno akan ­Vatikan dan seorang karyawan kedutaan. dapat melakukan Zoom dengan Mgr. Dalam pertemuan itu, Mgr. Pioppo tidak ­Pioppo sesampainya di Kei. Namun apa banyak basa-basi. Hanya setelah sekitar yang terjadi saat itu hujan lebat, sehingga lima menit. Mgr. Pioppo menyampaikan penerbangan pun ditunda. Melihat bahwa maksud utama pertemuan itu, Mgr. ­Pioppo tidak ada peluang ia akan sampai ke Kei menyampaikan bahwa Paus Fransiskus tepat waktu, Romo Inno memutuskan telah memilih Romo Inno untuk menjadi kembali ke Pastoran Paroki St. Yosafat Uskup Amboina menggantikan Mgr. Petrus ­ Dobo. Saat itu ia tidak sendiri, ia bersama C. Mandagi MSC yang sudah dipindahkan dua orang lain. Maka, ia pun beralasan menjadi Uskup Agung Merauke.

Sajian Khusus | 18 “Father, Paus Fransiskus sudah mem- yang baru di akhir Misa Hari Raya St Maria baca profil anda dan mengganggap ­bahwa Imakulata di Gereja St Maria Bintang Laut anda layak dan Paus mengakat anda Ambon, Maluku. menjadi Uskup Amboina sebegai penerus Sebelumnya, Mgr. Inno adalah Uskup Mandagi. Beliau m ­enyatakan ­Sekretaris Keuskupan Amboina. Mgr. Inno ­semoga tidak ada ada keberatan e­ sensial sebelumnya juga menjadi Vikaris Y­ udisial atas keputusan ini dan menyampaikan Keuskupan Amboina. Mgr. Inno juga merubahwa p ­engangkatan ini adalah demi pakan dosen di STPAK St. ­Yohanes ­Penginjil Gereja dan Paus meminta ketaatan penuh Amboina. Sebelumnya, ia a­dalah l­ulusan sebagai seorang imam untuk tugas ini,” dari Sekolah Tinggi Filsafat S ­eminari begitu Mgr. Inno menceritakan pesan Mgr. Pineleng, Sulawesi Utara. Ia kemudian Pioppo kepadanya. melanjutkan spesialsiasi di bidang Hukum Mendengar perkataan Mgr. Pioppo itu, Gereja di Saint Thomas University Manila Romo Inno pun tidak memungkiri, bahwa Filipina. ada ungkapan emosional atas penunjukRencananya, Tahbisan Uskup Mgr Inno kan ini. Namun, ia mencoba menahan diri akan diadakan di Katedral St F­ransiskus dan menerima pengangkatan ini dengan ­ Xaverius Ambon pada 23 April 2022. kedewasaan seorang imam. Mgr. Mandagi menunjuk beberapa imam Begitulah, tidak seperti kebiasaan-­­ sebagai panitia tahbisan ini. Di mana kebiasaan sebelumnya, Mgr. Inno ­dipilih Panitia Tahbisan adalah Vikaris Jenderal menjadi Uskup Amboina tanpa perlu ­datang Pastor Ignasius Samson Sudirman Refo. ke Kedutaan Besar ­Vatikan u ­ ntuk ­Indonesia Wakil Panitia Tahbisan adalah Romo Orat di Jakarta. Hal ini b ­erbeda dibanding Mangun, sedangkan Sekretaris Panitia ­kebiasaan-kebiasaan ­sebelumnya. Karena ­ Tahbisan Uskup Amboina adalah Pastor di masa pandemic Covid-19, proses penun- Agus Arbol. (Antonius E. Sugiyanto) jukkan ini dilakukan hanya melalui media komunikasi. Setelah Paskah Tidak butuh waktu lama, pengumum­an terpilihnya Mgr, Inno menjadi Uskup A ­ mboina dilakukan seminggu setelah ­pertemuan itu. ­Pengumuman ini ­ disampaikan langsung oleh ­Administrator ­Apostolik ­Keuskupan ­Amboina, Mgr. Mandagi sendiri. Mgr. M ­ andagi ­mengumumkan Uskup Ambon

Dok. IST - Uskup Amboina terpilih Mgr Seno Ngutra (kiri) dan Uskup Agung Merauke Mgr Petrus C Mandagi MSC.

19 | Sajian Khusus

Pentahbisan Katedral Maria Ratu Arab

Dok. IST - Katedral Maria Ratu Arab di Bahrain

Katedral Maria Ratu Arab dibangun ­dengan struktur berbentuk bahtera yang dapat menampung 2.300 orang. Peresmian dan penahbisannya pada 9-10 Desembeer 2021 menjadi akhir dari perjalanan yang dimulai pada 11 Februari 2013 saat Pesta Maria Lourdes. Saat itu, keputusan untuk membangun Katedral Maria Ratu Arab ­diambil. Tanah yang digunakan untuk memba­ ngun Katedral Maria Ratu Arab adalah ­hadiah dari Raja Hamad bin Isa Al Khalifa, Raja Bahrain. Tanah itu dihibahkan sejak 2002. Raja Hamad bin Isa Al Khalifa memberikan tanah itu sebagai hadiah untuk komunitas Katolik. Raja yang sama akan meresmikan katedral ini pada 9 Desember 2021, sehari sebelum pentahbisannya. Raja secara pribadi mempersembahkan model katedral kepada paus pada tahun 2014. Katedral adalah bagian dari

k­ompleks sekitar 95.000 kaki persegi di Awali, sebuah kota kecil di pusat negara, yang memiliki populasi 1,7 juta orang dan terletak di sebelah timur Arab Saudi dan barat Qatar. Segera Membangun Tak lama setelah Vikaris Apostolik ­Arabia Utara, Mgr. Camillo Ballin mende­ ngar bahwa raja telah memberikan tanah itu untuk sebuah katedral, ia berterima kasih kepada Bunda Maria atas keajaibannya. Gelar Maria Ratu Arab disetujui pada ­tahun 1948. Pada saat itu, sebuah kapel ­kecil di Ahmadi, Kuwait. Perayaan Maria Ratu Arab ditetapkan pada 8 Desember. Pada tahun 1957, Pius XII mengeluarkan dekrit yang menyatakan Maria Ratu Arab sebagai pelindung utama wilayah itu dan Vikariat Apostolik Kuwait. Pada tahun 2011,

Sajian Khusus | 20 Vatikan secara resmi menyatakan Maria Ratu Arab sebagai santo pelindung V ­ ikariat Kuwait dan Arab. Tahta Suci lalu mereorganisasi Vikariat Kuwait, memberinya nama baru Vikariat Apostolik Arab Utara. Wilayah pastoral vikariat ini mencakup wilayah Qatar, Bahrain, dan Arab Saudi. Tahta episkopal Ballin dipindahkan dari Kuwait ke Bahrain, di mana ada umat Katolik yang signifikan, diperkirakan ­ ­sekitar 15% dari populasi yaitu sebanyak 80.000 umat Katolik. Banyak di antaranya adalah pendatang dari Asia, khususnya ­Filipina dan India. Sayang, Mgr. Ballin meninggal pada 12 April 2020, pada usia 75 tahun. Ia a ­ dalah tokoh penting yang melihat mimpinya ­tentang sebuah katedral yang didedikasikan untuk Maria Ratu Arab terwujud di Bahrain. Dalam sebuah wawancara tahun 2014 dengan CNA, uskup berkebangsaan Italia itu meminta para umat “berdoa agar Perawan Maria mengirimkan dermawan” untuk mendanai pembangunan katedral.

Dok. IST - Proses pembangunan Katedral St Maria Ratu Arab.

Pondasi St Petrus Paus Fransiskus telah menunjukkan dukungannya untuk Katedral Maria Ratu Arab di Teluk Persia. Paus memberikan batu bata yang diambil dari Basilika S ­ anto Petrus di Roma sebagai batu fondasi bangunan. Mgr. Ballin lalu memberkati ­ batu fondasi itu untuk pembangunan ­Katedral Maria Ratu Arab yang terletak di Kota Awali, Bahrain. Batu bata itu diambil dari Pintu Suci Basilika, pintu masuk paling utara yang biasanya disemen tertutup. Pintu itu ­ dibuka oleh Santo Yohanes Paulus II ­ pada tahun 2000 untuk merayakan tahun ­Yobileum. Juga oleh Paus Fransiskus pada Yubileum Luar Biasa Kerahiman Ilahi tahun 2015. Raja Bahrain Hamad bin Isa Al K ­ halifah memberi Paus Fransiskus model ba­ ngunan Katedral Maria Ratu Arab ini saat ­berkunjung ke Vatikan tahun 2014. Gereja berkapasitas 2.500 tempat duduk itu tidak hanya akan menjadi pusat utama bagi umat

21 | Sajian Khusus

Dok. IST - Kardinal Luis Antonio Tagle saat memimpin Misa Konsekrasi Katedral Maria Ratu Arab di Bahrain.

“Sebuah gereja biasanya disebut 'Rumah Tuhan', dan oleh karena itu, Rumah Keluarga Tuhan” - Kardinal Tagle (­Cathedral of Mary Queen of Arabia) pada 10 Desember 2021. Peristiwa ini sehari s­ etelah Raja Hamad Bin Isa Al-Khalifa meresmikannya. Kardinal Tagle sendiri saat ini adalah Vikaris Apostolik Arabia ­ Selatan. Kardinal Tagle memegang k­ epemimpinan ­sementara di wilayah Gerejawi ini s­ etelah meninggalnya Mgr. Ballin. Mgr Ballin ­adalah pendukung utama di balik proyek tersebut. Katedral ini akan menjadi yang kedua di vikariat setelah Katedral ­Keluarga Kudus yang berada di Kuwait. Kardinal Tagle lalu memberikan pengPentahbisan hormatan kepada mendiang uskup Italia Prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-­ dalam homilinya, serta kepada Uskup Paul Bangsa, Kardinal Luis Antonio Tagle Hinder, Vikaris Apostolik Arab Selatan, yang menahbiskan Katedral Maria Ratu Arab hadir dalam Misa. ­ Katolik dari seluruh Bahrain tetapi juga bagi umat Katolik dari negara-negara t­etangga di kawasan itu, terutama dari Arab Saudi terdekat, di mana tidak mungkin untuk membangun gereja Kristen manapun. Ada 100.000 umat Katolik di Bahrain di antara populasi sebanyak 1,3 juta, di antaranya sekitar 250.000 adalah non­ warga negara. Sekitar 2.000 umat ­Katolik adalah orang Bahrain, sebagian besar keturunan Timur Tengah. Sampai saat ini, hanya ada dua gereja Katolik di negara ini.

Sajian Khusus | 22 “Kami mengingat dengan rasa terima kasih mendiang Uskup Camillo Ballin yang memprakarsai proyek ini, yang sekarang diselesaikan dengan sukses oleh Uskup Paul Hinder, kepada siapa kami juga ­berterima kasih.” Misa Pentahbisan ini disiarkan ­langsung dari katedral berbentuk bahtera itu. Pada Misa itu, Kardinal Tagle mengajak umat untuk memuji Tuhan atas karunia ­Katedral Maria Ratu Arab. Itu adalah ­tanda yang hidup dari pemeliharaan Tuhan bagi umat-Nya, demikian ungkap Kardinal ­berkebangsaan Filipina ini. “Bapa Suci, Paus Fransiskus, dan komunitas Katolik di Bahrain berterima ­ kasih kepada Yang Mulia Raja Hamad bin Isa bin Salman Al Khalifa karena mempertahankan tradisi dukungan keluarga ­kerajaan kepada Gereja Katolik dan untuk menyumbangkan tanah yang sekarang berdiri katedral.” Konsekrasi adalah akhir dari ­perjalan­an

Dok. IST - Raja Hamad bin Isa al Khalifa saat bertemu Paus Fransiskus di Vatikan.

yang dimulai pada 11 Februari 2013, pesta Maria Lourdes, ketika keputusan ­ untuk membangun katedral diambil. Uskup Camillo Ballin, Vikaris Apostolik ­Arabia ­Utara saat itu, memutuskan bahwa katedral itu harus didedikasikan untuk ­ ­Maria Ratu Arab. “Sebuah gereja biasanya disebut ­‘Rumah Tuhan,’ dan oleh karena itu, rumah keluarga Tuhan. Rumah Tuhan dan rumah keluarga Tuhan. Di sini, keluarga Tuhan, ­tolong sering-seringlah pulang ke gereja ini untuk bertemu dan berbicara, ­berbicara dengan Bapa kami yang ­ penyayang. Sering-seringlah pulang ke sini,” seru ­ ­Kardinal Tagle. (Antonius E. Sugiyanto)

Website Katedral Maria Ratu Arab

23 | Orang Kudus

Jalan Kekudusan Rosa Si Jelita

Dok. Wikipedia - St Rosa da Lima.

Kusak-kusuk mulai muncul di Kota Lima, Peru. Sebabnya tak lain k­arena ­seorang gadis muda yang ­kecantikannya telah ­ menjadi perbincangan hangat di antara pria-pria di kota itu. Gadis k­ eturunan ­bangsawan itu begitu ­menawan, hingga setiap pria pun tertarik pada k­ ecantikannya. Namun, rasanya pemuda-­ pemuda itu harus gigit jari. Pasalnya, gadis k­ eturunan bangsawan itu telah memutuskan ­masuk menjadi anggota Ordo Ketiga St. ­Dominikus. Dengan cara hidup yang baru ini, gadis itu sudah mulai mulai ­berpuasa tiga kali ­ seminggu dan melakukan ­penebusan dosa berat secara rahasia. Begitulah salah satu bagian dari kisah

hidup St. Rosa da Lima ketika ­remaja, saat ia mulai menjadi bagian dari P ­ ersaudaraan Awam St. Dominikus. ­Untuk ­menghindari kejaran pemuda-pemuda yang n ­aksir kepadanya, Rosa harus ­ memotong ­rambutnya dan menggosokkan merica ke wajahnya. Cara itu rasanya a ­ mpuh, sebab setelah itu pemuda-pemuda yang b ­ erusaha mendekatinya semakin berkurang. Rosa bertekad untuk m ­engambil sumpah ­keperawanan. Ikrar ini tak begitu saja berjalan ­mulus. Kedua orangtuanya mengecap pilihan hidup Rosa. Sumpah sebagai perawan ini ditentang oleh orangtuanya yang ingin dia menikah. Akhirnya, karena frustrasi, sang ayah memberinya kamar untuk dirinya sendiri di rumah keluarga. Namun, ia justru semakin berpegang pada Tuhan. Ia menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan Sakramen ­ ­Mahakudus yang dia terima setiap hari, sebuah praktik yang sangat langka pada periode itu. Keluarga Bangsawan Rose da Lima adalah bukti kebenaran bahwa orang-orang kudus adalah sahabat Tuhan yang paling menyenangkan. Cinta yang mereka untuk Tuhan memenuhi jiwa mereka dan meluap dalam cinta. Dengan cinta itu, mereka menemukan sukacita bahkan dalam penderitaan. Begitulah St. Rosa yang mungkin digambarkan sebagai “Bunga Kecil” dari Dunia Baru. Sejak usia dini, Rosa ingin menjadi

Orang Kudus | 24 seorang biarawati. Dia sering berdoa dan berpuasa secara sembunyi-sembunyi. Dia melakukan penebusan dosa rahasia. Rosa lahir dengan nama Isabel Flores de Oliva pada 20 April 1586. Rosa a ­ dalah anak ketujuh dari sebelas bersaudara yang ­lahir dari keluarga Gaspar Flores dan Olivia. Ayahnya adalah seorang ­ anggota ­pengawal raja di Lima. Dengan status ini, orangtuanya cukup dipandang meski ­kehidupan ekonomi mereka tidak terlalu menggembirakan. Saat Rosa masih remaja, Olivia ­senang menghiasi putrinya dengan karangan bunga mawar terindahnya. Gadis k­ecil ­ itu begitu cantik dan dewasa sebelum waktunya, sehingga ibunya memiliki ­ ­harapan ­besar untuknya. Tetapi, harapan kedua o ­rangtuanya agar Rosa segera menikah, karena m ­ emang banyak pemuda yang melamar, nyatanya

Dok. IST - Lukisan kaca St Rosa da Lima.

tak dapat dipenuhi. Seperti St. Katarina dari Siena, yang hidup seabad ­sebelumnya, Rosa sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa tangan Tuhan ada di atasnya. Tuhan telah memilih Rosa. Pada usia lima tahun, ketika dia membuat pengakuan pertama. Rosa ­ ­memperoleh izin dari bapa pengakuannya untuk membuat sumpah keperawanan. Ia memotong rambutnya, mencoba m ­ enutupi kekurangannya di balik kerudungnya. ­Ketika ibunya menemukan “malapetaka” itu, dia mengungkapkan ketidaksenangannya dengan sangat berapi-api. Ordo Ketiga Beberapa laku ini sangat ­menyakitkan. Ia juga melakukan adorasi harian S ­ akramen Mahakudus dan menerima ­ komuni setiap hari. Dia berhenti makan d ­ aging, ­pembatasan diet ekstrim untuk saat itu.

25 | Orang Kudus

“Penglihatan dan kegersangan rohani St. Rosa adalah tanda p ­ ersahabatan tertinggi dengan Tuhan.” - Martin de Porres Ketekunan dalam doa membuahkan hasil. Ketika Rosa berusia 20 tahun, ia ­diizinkan untuk bergabung dengan Ordo Ketiga St. Dominikus. Namun sejak itu, ia melanjutkan kehidupan rohaninya yang ekstrim. Ia berpuasa dan ­ melakukan penebusan dosa. Di saat tertentu, ia ­ bahkan membakar tangannya sebagai ­ ­tindakan penebusan dosa. Pada saat itu juga, Rosa mulai mengambil sumpah keperawanan abadi. Dia hanya membiarkan dirinya tidur paling ­banyak dua jam setiap malam, sehingga dia ­memiliki lebih banyak waktu untuk ­berdoa. Dia mengenakan mahkota berat yang ­terbuat dari perak, dengan paku k­ ecil di yang menempel di bagian dalam. Mahkota ini meniru mahkota duri yang dikenakan oleh Kristus. Sebelas tahun Rosa menjalankan cara hidup rohani seperti ini. Pada saat tertentu, ia mengalami ekstasi. Rosa ­ ­akhirnya m ­ eninggal pada 24 Agustus 1617, karena demam dan kelumpuhan, pada usia muda 31 tahun. Alkisah, Rosa bahkan telah meramalkan tanggal kematiannya. Pemakamannya diadakan di Katedral Lima yang dihadiri oleh semua pejabat publik di Kota Lima. Setelah meninggal, Paus Klemens IX menyetujui dekrit beatifikasi Rosa di mana Misa Beatifikasinya diadakan pada 10 Mei 1667. Tak lama kemudian, Paus Klemens

X menyetujui keutamaan rohani St Rosa dengan kanonisasi pada 12 April 1671. ­ Gereja mengenang kekudusan St. Rosa ­ setiap tanggal 23 Agustus. Sebagai penghormatan kesucian St. Rosa, Gereja lalu membangun sebuah ­gereja di Kota Lima. Di tempat ini juga St. Rosa dihormati bersama St. Martin de Porres, dan St. John Macias. Gereja ini ­ ­terletak di dalam biara Santo Dominikus di Lima. Gereja Katolik mengatakan bahwa ­banyak mukjizat mengikuti kematiannya: ada cerita bahwa dia telah menyembuhkan seorang penderita kusta, dan bahwa, pada saat kematiannya, kota Lima berbau seperti harum bunga mawar. Mukjizat Kapal St. Rosa paling terkenal karena penebus­an dosanya, yang dilakukan ­bukan untuk kepentingan pribadi tetapi sebagai ekspresi murni cintanya kepada Yesus. ­ St. Rosa berdoa berjam-jam untuk Uskup Agung Turibius yang dicintainya, yang juga seorang santo, dalam pencobaannya, dan memohon kepada Tuhan untuk ­pertobatan orang Indian di Peru, yang saat itu masih mempraktekkan agama pagan. Semasa hidupnya, St. Rosa belajar membuat obat-obatan herbal. Sehari-hari, ia senang membagikan obat racikannya kepada orang miskin yang sakit di Lima.

Orang Kudus | 26 Ketika bajak laut Belanda menyerbu pelabuhan Lima dan mengalahkan ­armada Peru. Mereka bermaksud tidak hanya untuk menjarah kota tetapi juga u ­ ­ntuk menodai gereja-gereja. Hal ini sebagai ­imbas dari gerakan Reformasi yang saat itu telah s­ ampai di Benua Amerika. Para wanita, anak-anak dan religius di Lima berlindung di gereja-gereja. Di G ­ ereja Santo Dominikus, Rosa ­ menggerakkan mereka semua untuk berdoa. Ajaib, ­bajak laut menyerbu masuk ke dalam gereja, mereka dihadapkan dengan tontonan mengerikan dari seorang gadis muda yang terbakar dengan cahaya, memegang monstrans dengan Sakramen Mahakudus. Alhasil, para bajak laut itu berbalik dan melarikan diri ke kapal mereka, yang lalu berlayar jauh. Saat dia melanjutkan doa, penebusan

dosa dan perbuatan baik, Rosa mengalami musim penderitaan yang baru. Terlepas dari doanya, tuan tanah Spanyol yang kejam menindas dan mengeksploitasi ­ orang Indian yang dicintainya. Saat itu, Rosa mulai diserang asma dan radang sendi. Selain itu, ia mulai ­mengalami mimpi yang menyebabkan ­ goncangan pada jiwanya. Satu-satunya ­dukungannya datang dari sahabatnya, Bruder ­ Martin de Porres. Bruder D ­ominikan itu lalu meyakinkan Rosa bahwa ­ ­ penglihatan dan kegersangan rohaninya adalah tanda ­persahabatan tertinggi dengan Tuhan. Rosa juga menerima rahmat ­pernikahan mistik dengan Kristus dan memiliki sebuah cincin yang diukir dengan kata­ kata yang Dia ucapkan kepadanya: "Mawar ­Hatiku, jadilah pasanganku". (Antonius E. ­Sugiyanto)

Melihat Langsung Basilika St Dominikus, Lima - Peru

Dok. Wikipedia - Katedral St Dominikus di Lima Peru, tempat di mana St. Rosa da Lima disemayamkan.

27 | Tokoh

Fatmawati dan Kisahnya Memerankan Maria Malam Natal 24 Desember 1938, menjadi malam yang dikenang Fatmawati. Seorang gadis remaja yang kelak menjadi istri Soekarno, Presiden pertama Indonesia. Saat itu, Fatmawati ­ adalah salah satu siswa di Sekolah RKVakschoo. Sebuah sekolah ­Katolik yang dikelola oleh para imam dari Belanda. Di Malam Natal itu, Fatmawati m ­ ­ enjadi salah satu pemeran dalam ­Drama Natal. Pada pementasan kelahiran Yesus ini, Fatmawati yang ayu memerankan Maria Bunda Yesus.

Dok. IST - Fatmawati.

Wajah oriental Fatmawati begitu pas kala memerankan Bunda Maria. Remaja kelahiran Bengkulu itu khidmat memerankan sosok Maria di Malam istiwa itu. Saat itu, Bung Karno turut duduk menontonnya. Sejak Sore Sejak sore, Fatmawati sudah bersiap melakonkan perannya. Kawan-kawannya pun sama. Sebelum matahari terbenam di Curup, mereka bersiap menjadi peran mereka masing-masing. Curup di kala itu hanyalah sebuah kampung kecil yang belum teraliri listrik. Saat malam tiba, ­ wilayah itu terasa sunyi. Namun, di saat malam belum begitu larut, di salah satu sekolah di sana dipentaskan drama Natal. Dalam buku Catatan Kecil Bersama Bung Karno, Fatmawati mengutarakan pengala-

mannya menjadi ­Maria di malam Natal itu. Fatmawati yang di ­keseharian ­mengenakan kerudung, ­ mengenakan ­ kostum yang tak jauh beda dengan k­ ehidupan ­kesehariannya itu. ­Dengan ­kerudung dan di bawah temaram p ­ enerangan, wajahnya begitu indah memerankan Maria. “Malam pesta Natal datang. Mulai sore hari aku sudah mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Kami ­ berhias di ruangan anak-anak asrama. ­ Aku ­disuruh mengenakan baju rok l­engan panjang berwarna putih. Rambutku ­ ­dibelah.” Dalam buku itu, Fatmawati menceritakan, ia terharu kala memainkan watak ­sabar dan teguh Bunda Maria. Baru beberapa ­bulan belajar di Sekolah Katolik itu, ia yang seorang Muslim diminta memainkan peran

Tokoh | 28 seorang perawan yang akan melahirkan Sang Penebus. Fatmawati mengingat, pentas itu d ­ ihiasi pohon Natal dengan lampu dan salju buatan. Pemandangan yang melukiskan ­ masa Yesus lahir. Ia memainkan sebagai maria yang menjalankan tugas suci yang penuh tantangan serta hinaan. Tidak berhenti di situ, Pesta Natal hari itu dilanjutkan dengan persembahan lagu “Stille Nacht”, ‘Malam Kudus’. Fatmawati, sosok yang sopan, cerdas, dan pandai dalam bernyanyi pun menyanyikan lagu itu. Pentas itu disaksikan ­ langsung dan disambut baik oleh para pastor, s­uster, ­ Soekarno, Inggit, dan kedua o ­ ­rangtua Fatmawati yang merupakan tokoh ­ ­Muhammadiyah terkenal di Bengkulu. Sempat Putus Sekolah Sekolah di RKVakschoo bukanlah tempat pertawa bagi Fatmawati me­ ­ nempuh ilmu. Sebelumnya, saat ­berusia enam tahun, ia menempuh ­ pendidikan di ­ Sekolah Gedang (sekolah rakyat). Kemudian, ayahnya (Hasan) memindah­ kan Fatmawati ke HIS yang berbahasa ­Belanda pada 1930. Setiap hari, Fatmawati harus menempuh jarak sekitar enam ­ ­kilometer dari ­rumahnya. ­Kendaraan yang d ­itumpanginya setiap pagi ­adalah mobil Jeep p ­ engangkut ­balok es. Ketika ­pulang, ia harus berjalan kaki b ­ ersama teman-temannya. Saat keluarga Hasan ­ ­ pindah ke ­ Palembang dan ­ membuka usaha percetakan, Fatmawati­

melanjutkan sekolahnya ­kelas 4 dan 5 di HIS ­Muhammadiyah ­Palembang. ­Keluarga hasan akhirnya pindah lagi ke ­Curup di daerah ­ antara Lubuk ­ Linggau dengan ­Bengkulu. ­Untuk meme­nuhi ­kebutuhan sehari-hari, ­keluarga Hasan pun berdagang sayur. Bagi Fatmawati, tidak ada pilihan selain ­putus sekolah. ­Namun, Fatmawati tetap giat dalam ­ organisasi Nasyi’atul ‘­Aisyiyah. Pada saat inilah, Fatmawati ­mengenal Soekarno, ketika itu, Proklamator itu sedang dibuang di Bengkulu. Dalam ­ ­pengasingannya, Bung Karno masih dapat berinteraksi dengan masyarakayt sekitar. Saat itu, Soekarno telah menikah dengan Inggit Garnasih, putri Pahlawan Nasional Tjokroaminoto. Bung Karno saat itu berkawan dengan Hasan, ayah Fatmawati. Melihat bahwa gadis remaja itu putus sekolah, ­Soekarno mengenalkan Hasan kepada Pastor ­Peter Cobben SCJ yang saat itu berkarya di Curup. Singkat cerita, Fatmawati dapat ­ kembali melanjutkan sekolah di Sekolah Katolik RKVakschool. Fatmawati tamat dari sekolah itu saat usianya menginjak usia ­ke-17. (Antonius E. Sugiyanto)

Dok. IST - Fatmawati saat menyetir mobil di Jakarta.

29 | Tokoh

Saat Anggun C Sasmi Berjumpa Paus Fransiskus Bagi Anggun C Sasismi, berjabat tangan dengan Paus Fransiskus, sungguh mengungkapkan energi positif. Itu yang dia rasakan. Penyanyi kenamaan asal Indonesia itu membagikan momen spesial saat perayaan Natal. Anggun menyanyi di

Dok. Anggun C Sasmi - Anggun C Sasmi saat berjabat tangan dengan Paus Fransiskus.

Vatikan untuk pada pembukaan pertunjukan musik “Concerto di Natale” di Vatikan. Momen tersebut ia bagikan di Instagram pribadinya @ggun_cipta. Pada saat itu, ia sempat menyanyikan lagu Silent Night ­versi Indonesia di hadapan publik Vatikan. Anggun juga memiliki momen lain ­ketika dia bertemu Paus Fransiskus dan menjabat tangannya. Baginya p ­ ertemuan ini sangat spesial dan tentunya ­menjadi pe­ ­ ngalaman yang sangat berkesan. Bertemu d­ ­ engan ­ tokoh Katolik dunia, ­Anggun merasa ­terhormat. “Sangat terhormat bisa bertemu d ­ engan Pope Francis,” tulis Anggun di k­olom ­caption postingannya bersama Paus. Bagi Anggun, Paus Fransiskus adalah sosok yang lembut dan penyayang. Itu di­ ilustrasikan dari cara dia berbicara. ­Anggun kemudian membagikan kesannya bertemu dengan Paus. Ketika Paus berbi­cara dengan lembut dan menatap matanya, ­ dia bisa merasakan cinta, kebaikan, dan ­kemanusiaan dari pemimpin Katolik itu. “Dia berbicara dengan lembut, ­terlihat

tepat di mataku, tersenyum dan aku bisa merasakan cinta, kemanusiaan, dan ­kebaikannya. Momen yang tak ­terlupakan #­ PopeFrancis @franciscus`” tulisnya ­Anggun di akun Instagramnya. Pertemuan ini pun menghangatkan hati netizen. Toleransi Anggun dipuji. Anggun sendiri dikenal beragama Islam ­ dan ­ pertemuannya dengan Paus yang ­terhormat itu mengundang reaksi positif dari warganet. Bahkan tak sedikit yang merasa iri karena juga ingin merasakan kesempatan tersebut. Tak ketinggalan, penyanyi lain, ­Rossa, juga menyampaikan rasa hormatnya “­Respect kak” ujarnya di kolom ­komentar melalui akun @itsrossa910. Itulah momen tak terlupakan yang d ­ialami A ­nggun saat bertemu dengan Paus ­ Fransiskus, pemimpin umat Katolik ­ ­ sedunia yang tentunya sangat disegani dan d ­ ­isegani. Sukses terus untuk Anggun dalam menebar kebaikan dan tidak segan­ segan m ­ enunjukkan toleransi antar umat ­beragama. (Antonius E. Sugiyanto)

Tokoh | 30

Gelar Kebangsawanan untuk Kardinal Inggris Kardinal Michael ­Fitzgerald, mantan presiden Dewan ­ Kepausan ­ untuk Dialog ­Antaragama, diangkat menjadi Officer of the Order of the B ­ ritish Empire, by Queen ­ Elizabeth (OBE). Dengan p ­enghargaan ini, maka Kardinal Fitzgerald ­berhak ­menyandang gelar “Sir”. Anugerah ini ­ diberikan pada tanggal 31 Desember. ­Kardinal Fitzgerald ­ mendapat anugerah ini atas jasanya u ­ ntuk layanan bagi Kemitraan Antaragama dan Antar Gereja.

Dok. IST - Kardinal Michael Fitzgerald.

“Saya menghargai dan berterima kasih atas penghargaan ini, terutama ­mengingat 'layanan saya untuk ­hubungan antaragama' telah terjadi terutama di ­ luar Inggris," katanya kepada CNA pada 3 ­Januari. Kardinal emeritus berusia 84 tahun, yang tinggal di Liverpool ini telah mende­ dikasikan hidupnya untuk memperkuat hubungan antara orang Kristen dan M ­ uslim. Kardinal Fitzgerald adalah anggota Tarekat Imam-Imam Afrika. Tarekat yang didirikan didirikan pada tahun 1868 oleh Kardinal Prancis Charles Lavigerie dengan tujuan misi di Afrika. “Saya pikir penghargaan itu harus ­benar-benar diberikan kepada Misionaris Afrika, Serikat tempat saya berasal, karena telah mengizinkan saya untuk memiliki formasi yang diperlukan untuk layanan ini yang saya laksanakan pertama kali dalam

kerangka kerja Institut Kepausan untuk Studi Arab dan Islam, dan kemudian ke Tahta Suci, kepada Paus St. Yohanes ­Paulus II yang, pada tahun 1987, mengangkat saya sebagai sekretaris Sekretariat untuk Non-Kristen (seperti dulu) dan kemudian pada tahun 2002 menunjuk saya presiden ­Dewan Kepausan untuk Dialog ­Antaragama (­seperti yang telah terjadi).” Daftar penghargaan yang mengakui kontribusi kepada masyarakat Inggris diterbitkan dua kali setahun: di Tahun Baru dan pada hari ulang tahun resmi ratu di bulan Juni. Kehormatan ini termasuk gelar ksatria, serta penunjukan ke Ordo Kerajaan Inggris, yang memiliki tiga k­ elas: Komandan (CBE), Perwira (OBE), dan ­ ­Anggota (MBE). CBE adalah penghargaan dengan peringkat tertinggi dari ketiganya, diikuti oleh OBE dan MBE. (Antonius E. ­Sugiyanto)

31 | Tokoh

Seorang Imam yang Hampir Memenangi Master Chef Uruguay PASTOR Juan Andrés Verde berhasil ­ mencapai babak final kompetisi memasak terkenal ­ ­ Master Chef Uruguay. Ia m­ enjadi kontestan bersama ­ banyak kandidat berbakat. ­ Untuk ronde terakhir, ­ pada 10 D ­esember 2021, dia ­mengakhiri ­tantangan ­memasak tiga ­hidangan dengan sentuhan m ­ isionaris yang luar b ­ iasa.

Dok. Pribadi - Pastor Juan Andrés Verde.

Pada babak akhir itu, ia ­memutuskan untuk membuat kue favorit Paus Yohanes Paulus II yang biasa disantap ­ sebagai ­ hidangan pencuci mulut “papal ­millefeuille,” Papieska Kremowka yang terkenal. “Makanan penutup adalah titik lemah saya, tetapi Paus Yohanes Paulus II dapat menyelamatkan saya,” ujar Pastor Verde mengakui sambil tertawa. Pastor Verde menambahkan bahwa dia ingin menyiapkan makanan penutup ­untuk Paus Fransiskus suatu hari nanti. Meski tidak memenangkan kompetisi tersebut, Pastor Verde keluar sebagai “pemenang”. Ia senang bisa ­menularkan, m ­ elalui ­hasratnya untuk memasak­, i­ mannya ­kepada Kristus. Dengan makanan penutup, ia ingin memberi penghormatan kepada Yohanes Paulus II, yang “menginjil keliling dunia di darat dan laut. Saya pikir saya ada di

sana sedikit untuk itu, untuk menginjili. Itu sebabnya dia menginspirasi saya. Alasan kehadiran saya dalam program semacam itu adalah untuk mencoba, dengan cara Uruguay, untuk menularkan Kristus.” Awalnya, motivasi Pastor Verde untuk berpartisipasi dalam kompetisi adalah ­untuk mengumpulkan uang untuk membantu orang miskin di lingkungan Santa Eugenia di ibu kota Uruguay, ­Montevideo. Meskipun dia tidak memenangkan­ ­ ­kompetisi, ia lalu mempublikasikan motivasi ini dan dia mengatakan bahwa seorang donor ­bersedia memberi jumlah uang yang sama yang akan dia terima sebagai hadiah uang jika dia memenangkan kompetisi. Pastor Verde adalah imam Keuskupan Agung Montevideo. Ketika pulang dari kompetisi ini, dia menerima sambutan pahlawan dari orang-orang di sekitarnya. (Antonius E. Sugiyanto)

Seputar Vatikan | 32

Paus Yohanes Paulus I akan Dibeatifikasi September 2022 Kongregasi Penggelaran Kudus secara resmi me­ngumumkan 4 September 2022 sebagai tanggal beatifikasi Paus Yohanes Paulus I. Pada bulan Oktober 2021 lalu, Paus Fransiskus me­nyetujui sebuah dekrit yang mengakui mukjizat yang dikaitkan dengan Paus Italia, yang adalah kepala Gereja selama 34 hari. Dengan penandatangan dekrit ini maka gelar Beato telah resmi dapat disandang Paus berkebangsaan Italia ­ ini. Ini juga pengakuan atas mukjizat yang dikaitkan dengan perantaraan Yohanes Paulus I (Albino Luciani), membuka jalan bagi ­beatifikasinya. Dua bulan kemudian, Kongregasi Penggelaran Kudus secara resmi mengumumkan beatifikasinya, yang dikomunikasikan kepada postulator penyebab kanonisasi, Kardinal Beniamino Stella, dan kepada Uskup Renato Marangoni dari Belluno-Feltre, keuskupan tempat perkara Luciani dibuka pada 23 November 2003, dan ditutup pada 9 November 2017, dengan proklamasi kepahlawanan. Bato Yohanes Paulus I lahir Canale d'Agordo, Italia pada 17 Oktober 1912. Ia menjadi Paus dari 26 Agustus - 28 September 1978. Pemerintahannya yang hanya 33 hari adalah salah satu Paus dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah kepausan. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Kamis di surat kabar Italia L'Avvenire oleh wakil postulator gerakan itu, Stefania Falasca, Beato Yohanes Paulus I – Paus ke-263, yang menghabiskan 34 hari sebagai kepala Gereja. Ia adalah Paus keenam dari t­ ahun 1900-an yang menjadi Beato. Dari kelompok ini, empat telah dinyatakan sebagai santo: Pius X, Yohanes XXIII, Paulus VI, dan Yohanes Paulus II. Mukjizat yang dikaitkan dengan Beato Yohanes Paulus I melibatkan ­penyembuhan seorang gadis muda di Buenos Aires, Argentina. Gadis itu ensefalopati ­inflamasi akut yang parah, penyakit epilepsi refrakter ganas, dan syok septik. Situasinya s­ angat serius, ditandai dengan banyak kejang setiap hari dan keadaan septik bronko-­ pneumonia. Menurut hukum Kanonik, Gereja harus menunggu hasil dari proses ­Super miro (mengenai mukjizat) lainnya setelah beatifikasi untuk melanjutkan ke kanonisasi. (Antonius E. Sugiyanto)

33 | Seputar Vatikan

Enam Belas Bayi Menerima Sakramen Pembaptisan di Kapel Sistina ENAM belas bayi akan me­nerima Sakramen ­Pembaptisan di Kapel Sistina di Vatikan pada Pesta Pembaptisan Tuhan, 9 J­ anuari 2022. Pembaptisan ini adalah tradisi yang sudah ­berusia 40 tahun dan ditetapkan pertama kali oleh Paus Santo ­Yohanes Paulus II pada tahun 1981. Keenam belas anak kecil yang ­ dibaptis oleh Paus F­ransiskus pada Minggu pagi, 9 ­Januari 2022, adalah bayi yang baru ­lahir dari ­keluarga pegawai Takhta Suci dan Kuria Roma. Pembaptisan berlangsung selama Misa Kudus ­ yang dirayakan oleh Paus di tengah-tengah kemegahan lukisan dinding ­Michelangelo. Jadi, dalam empat puluh tahun terakhir, ratusan anak telah memasuki kehidupan Kristen, menerima Sakramen Pembaptisan oleh seorang Paus, di tempat di mana keindahan dan kesakralan bersatu menjadi satu. Ini adalah tempat yang abadi dan khusyuk, tempat di mana yang suci melampaui abad. Di sanalah Roh Kudus turun ke Kolese Kardinal selama Konklaf untuk memilih Penerus Petrus di masa depan: Kapel Sistina. Bayi-bayi yang diberi hak istimewa untuk menerima Sakramen pertama dari Paus sendiri adalah anak-anak pegawai Takhta Suci dan Kuria Romawi. Tradisi ini ­didirikan oleh Paus St. Yohanes Paulus II, pada tanggal 11 Januari 1981. Awalnya, upacara berlangsung di Kapel Paulus di Istana Apostolik, dan kemudian sejak ­tahun 1983, di Kapel Sistina di dekatnya. Awalnya, upacara pembaptisan Kapel Sistina hanya diperuntukkan bagi keturunan Pengawal Swiss tetapi kemudian diperluas ke anak-anak pejabat awam Kuria. Dalam homili singkat di bawah penggambaran Penghakiman Terakhir karya ­Michelangelo, Paus mengatakan bahwa dalam pembaptisan anak-anak menerima identitas Kristiani mereka. Orangtua dalam hal ini bertanggungjawab menjaga ­identitas ini. “Dan Anda, orang tua dan wali baptis, harus menjaga identitas ini. Ini adalah ­tugas Anda sepanjang hidup Anda: untuk menjaga identitas Kristen anak-anak Anda. Ini adalah komitmen harian: untuk membuat mereka tumbuh dengan cahaya yang akan mereka terima hari ini.” (Antonius E. Sugiyanto)

Seputar Vatikan | 34

Banyak Pasangan Memiliki Dua Anjing dan Dua Kucing Pada Pesta St. Joseph, Paus Fransiskus menjelaskan peran ayah angkat Yesus itu. Di mana peran ini mengundang untuk merenungkan zaman “yatim piatu” yang terkenal kejam. Paus menyerukan, bahwa saat ini manusia hidup di peradaban yang ibarat anak yatim. Bapa Suci menjelaskan pentingnya ayah yang sah memberikan nama kepada anak itu. Di mana, ini mengarah pada refleksinya tentang adopsi, ketidaksuburan, dan anak-anak yang menderita kekurangan perhatian dalam keluarga. “Semoga Santo Yosef, yang menggantikan ayah kandung Tuhan, membantu kita memahami bagaimana mengatasi rasa ‘yatim piatu’ yang begitu berbahaya bagi kita hari ini,” doanya. Mengutip surat apostoliknya Patris corde, Paus menegaskan kembali bahwa membawa seorang anak ke dunia tidak cukup untuk menjadi ayah atau ibu sejati. Seseorang juga harus menerima tanggung jawab atas kehidupan anak itu. Ia memuji mereka yang terbuka untuk diadopsi. Tindakan ini ia sebut sebagai “sikap yang baik dan murah hati”. “St Joseph menunjukkan kepada kita bahwa jenis ikatan [adopsi] ini tidak sekunder; itu bukan renungan, tidak. Pilihan seperti ini adalah salah satu bentuk cinta tertinggi, dan kebapaan dan keibuan.” Bapa Suci juga mencatat rasa sakit dari ketidaksuburan, serta pasangan yang ­sudah memiliki anak tetapi ingin berbagi kasih sayang keluarga mereka. Paus ­mengingat bagaimana dia menyebutkan musim dingin demografis di Italia. Di n ­ egara itu, tingkat reproduksi berada di bawah tingkat ‘penggantian’. “Banyak pasangan tidak memiliki anak karena mereka tidak ingin, atau mereka hanya memiliki satu - tetapi mereka memiliki dua anjing, dua kucing. Ya, anjing dan kucing menggantikan anak-anak," katanya. "Ya, itu lucu, saya mengerti, tetapi itulah kenyataannya." Penyangkalan menjadi ayah atau ibu mengurangi dan menghilangkan ­kemanusiaan setiap orang. Paus menegaskan, dengan cara ini peradaban menjadi tua dan tanpa kemanusiaan, karena kehilangan kekayaan kebapaan dan keibuan. Paus mengajak untuk meminta rahmat kepada Santo Yosef untuk ­membangkitkan hati nurani dan memikirkan hal ini: tentang memiliki anak. Menjadi ayah dan ibu adalah kepenuhan hidup seseorang. Pikirkan tentang ini. (Antonius E. Sugiyanto)

35 | Berita Mancanegara

Visi Agama Presiden Tiongkok

UCA News - Perayaan Ekaristi di salah satu gereja di Tiongkok.

Hongkong, Pena Katolik Uskup dan pemimpin agama Tiongkok memberi penjelasan kepada imam senior Katolik Keuskupan Agung Hong Kong ­ tentang visi agama Presiden Xi Jinping. Visi ini dikatakan sebagai memiliki "karakteristik Tiongkok". Pertemuan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan diselenggarakan oleh kantor perwakilan Tiongkok di kota itu.

Selama pertemuan, para uskup Tiongkok dan para imam ulama yang ­menghadiri atau mengetahui pertemuan 31 Oktober 2021 itu, menggambarkannya sebagai ­langkah paling tegas Beijing dalam upaya mempengaruhi keuskupan Hong Kong, yang bertanggung jawab kepada Vatikan dan termasuk pembela gerakan demokrasi dan hak asasi manusia di wilayah semi-otonom. Para pemimpin Katolik Hong Kong telah bertemu rekan-rekan mereka dari ­daratan secara individu di masa lalu, namun baru pertama kali kedua belah pihak bertemu secara resmi, demikian dilaporkan Reuters, Kamis, 30 Desember 2021. Terlepas dari simbolisme pertemuan itu, para pejabat daratan dan pemimpin agama umumnya menghindari pesan politik yang terang-terangan, kata sumber yang mengetahui pertemuan itu. Pertemuan yang tidak diungkapkan secara ­publik ini menyoroti apa yang digambarkan oleh beberapa tokoh agama, politisi, dan ­diplomat sebagai perluasan peran Kantor Penghubung Pemerintah Pusat Beijing di Hong Kong. Kantor Penghubung dan pejabat dari Administrasi Negara Urusan Agama ­memantau sesi Zoom. Pertemuan itu dihadiri tiga uskup terkemuka dan sekitar 15 tokoh agama dari Gereja Katolik resmi yang didukung negara Tiongkok. Selain itu ada 15 imam senior di Hong Kong berpartisipasi dalam pertemuan sepanjang hari itu. Vatikan menganggap Hong Kong sebagai keuskupan tunggal sehingga h ­ anya memiliki satu uskup. Susanne Ho, juru bicara Keuskupan Katolik Hong Kong, ­ mengatakan kepada Reuters bahwa keuskupan tidak mengungkapkan rincian ­ ­pertemuan ini. (Antonius E. Sugiyanto)

Berita Mancanegara | 36

Sebanyak 22 Misionaris Terbunuh Selama 2021 Ada sebanyak 22 misionaris terbunuh di seluruh dunia selama tahun 2021. Data ini dikumpulkan Agenzia Fides sepanjang tahun lalu. Dari jumlah itu, ada 13 imam, tiga religius, dan enam awam yang terbunuh. Jumlah misionaris terbanyak yang meninggal tercatat ada di Afrika. Di benua ini ada 11 misionaris yaitu tujuh imam, dua religius, dan dua awam yang dibunuh. ­Sementara itu, di benua Amerika ada tujuh misionaris terbunuh yang terdiri atas ­empat imam, satu religius, dan dua awam. Misionaris yang terbunuh juga ada di Asia, di mana sebanyak tiga misionaris yaitu seorang imam dan dua orang awam. Terakhir, di Eropa ada , seorang imam dibunuh. Dalam beberapa tahun terakhir, Afrika dan Amerika menjadi tempat di mana terdapat jumlah terbanyak misionaris yang terbunuh. Dari tahun 2000 hingga 2020, menurut data kami, 536 misionaris terbunuh di seluruh dunia. Laporan tahunan Fides tidak hanya menyangkut misionaris ad gentes dalam arti sempit, tetapi mencoba untuk mendaftarkan semua orang Kristen Katolik yang ­terlibat dalam kegiatan pastoral, yang meninggal dengan kekerasan, tidak secara ­eksplisit "dalam kebencian terhadap iman". Inilah sebabnya istilah "martir" tidak digunakan, namun menyebutnya dengan misionaris. Dengan cara yang sama kita menggunakan istilah “misionaris” untuk semua yang dibaptis, menyadari bahwa “berdasarkan Baptisan yang diterima, setiap ­anggota Umat Allah telah menjadi murid misionaris. Setiap orang yang dibaptis, apa pun fungsinya dalam Gereja dan tingkat pendidikan imannya, adalah subjek aktif ­evangelisasi "(Evangelii Gaudium 120)

Vatican News - Umat di salah satu Paroki di Afrika Barat.

37 | Berita Mancanegara Dari biografi mereka yang gugur, terlihat komitmen yang luar biasa akan iman mereka. Mereka memberikan ­kesaksian tentang iman mereka dalam k­onteks kekerasan, sosial ketidak­ setaraan, ­eksploitasi, degradasi moral dan ­lingkungan. Para imam ini, pria dan ­wanita ­religius dan umat awam,

Vatican News - Romo Oliver Maire dibunuh oleh orang yang diselamatkannya.

­ enyadari semua ini, mereka sering lahir di tanah yang sama di mana mereka m ­meninggal, oleh karena itu mereka tidak naif atau naif, tetapi "ketika semuanya ­disarankan untuk diam, untuk mengambil perlindungan , tidak mengakui iman, mereka tidak bisa, mereka tidak bisa gagal untuk bersaksi ”­ demikian Paus F­ ransiskus saat di Budapest, 14 September 2021. Pastor paroki dibunuh di komunitas mereka, di Afrika dan Amerika, disiksa, ­diculik oleh penjahat untuk mencari harta yang tidak ada atau tertarik oleh fatamorgana penebusan yang mudah atau untuk membungkam suara-suara yang tidak nyaman, yang mendesak untuk tidak secara pasif tunduk pada rezim kejahatan; imam yang terlibat dalam pekerjaan sosial, seperti di Haiti, dibunuh untuk merampok apa yang mereka butuhkan untuk menjalankan kegiatan tersebut, atau bahkan dibunuh oleh orang yang mereka bantu, seperti di Prancis, atau di Venezuela, di mana seorang ­religius dibunuh oleh pencuri di tempat yang sama. sekolah tempat dia mengajar anak muda untuk membangun masa depan; biarawati diburu dan dibunuh dengan darah dingin oleh bandit di Sudan Selatan. Masih banyak orang awam, yang jumlahnya terus bertambah: para katekis ­terbunuh oleh bentrokan bersenjata bersama dengan komunitas-komunitas yang menghidupkan Sudan Selatan. Seorang pemuda terbunuh oleh penembak jitu ­ketika mencoba membawa bantuan kepada orang-orang terlantar yang melarikan diri dari bentrokan antara tentara dan gerilyawan di Myanmar. Lagi seorang misionaris awam yang dibunuh secara brutal karena mencuri ponsel di Peru; seorang pemuda melompati ranjau di Republik Afrika Tengah saat bepergian dengan mobil misi. Ada juga seorang katekis pribumi, aktivis untuk menghormati hak asasi manusia dengan cara tanpa kekerasan, dibunuh di Meksiko. Mereka semua "tidak bisa, tidak bisa gagal untuk bersaksi" dengan k­ ekuatan hidup mereka diberikan karena cinta, berjuang setiap hari, damai, melawan ­kesombongan, kekerasan, perang. (Antonius E. Sugiyanto)

Berita Mancanegara | 38

Hukuman Suu Kyi Diperberat

Vatican News - Masyarakat Myanmar yang protes atas kudeta militer di negara itu.

Pengadilan Myanmar pada hari Senin menjatuhkan ­hukuman empat tahun penjara kepada ­ ­pemimpin terguling Aung San Suu Kyi. Dakwaan ini ­dijatuhkan ­ketika Paus Fransiskus ­ menyesalkan ­situasi di negara Asia Tenggara itu. Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer 1 ­Fe­bruari 2021 yang menggulingkan Suu Kyi dan pemerintah sipilnya yang terpilih secara demokratis.

Ini menyebabkan protes dan pemogokan yang meluas dan menandai berakhirnya 10 tahun reformasi menuju pemerintahan demokratis setelah beberapa dekade ­pemerintahan militer yang keras. Beberapa jam kemudian pada hari Senin, Paus Fransiskus menyatakan k­ esedihan atas krisis yang terus berlanjut di Myanmar. “Dialog dan persaudaraan semakin ­dibutuhkan untuk menangani secara bijaksana dan efektif krisis yang selama hampir satu tahun ini telah mempengaruhi Myanmar,” kata Paus dalam pidato tahunannya kepada korps diplomatik di Vatikan. Hukuman terhadap Suu Kyi tampaknya berasal dari saat tentara menggeledah rumahnya pada hari kudeta. Polisi mengatakan menemukan enam walkie-talkie yang diimpor secara ilegal. Sebelumnya pada 6 Desember, pengadilan Myanmar menjatuhkan hukuman 2 tahun penjara kepada Suu Kyi karena menghasut orang dan melanggar undang-undang. Dengan vonis terakhir, hukuman penjaranya ­bertambah. Sejak kudeta militer hampir setahun yang lalu, dia telah ditahan atas sekitar selusin dakwaan, yang semuanya digabungkan dengan hukuman maksimum lebih dari 100 tahun penjara. Perempuan 76 tahun itu membantah semua tuduhan. Persidangan hari Senin di ibukota ditutup untuk media, dan pengacara Suu Kyi dilarang berkomunikasi dengan media dan publik. Peraih Nobel Perdamaian 1991 itu tampak tenang ketika putusan dibacakan pada hari Senin. Militer belum ­ me­ngungkapkan di mana Suu Kyi, yang menghabiskan bertahun-tahun di bawah ­tahanan rumah di bawah pemerintahan militer sebelumnya. Ia mengklaim dia ­sedang diberikan proses hukum oleh pengadilan independen yang dipimpin oleh ­seorang hakim yang ditunjuk oleh pemerintahannya sendiri. (Antonius E. Sugiyanto)

39 | Berita Nusantara

Patung Maria Tionghoa di Pemangkat dan Gereja Baru di Singkawang

Dok. IST - Mgr Agustinus Agus dan Wali Kota Singkawang membuka tirai papan nama Gereja Katolik Santo Paulus Stasi Sijangkung Singkawang Selatan.

Uskup Agung Pontianak Mgr ­Agustinus Agus akan bangun patung Bunda M ­ aria Bunda Tionghoa (Bunda Maria gaya ­Tionghua) di Paroki Pemangkat. Rencana ini sudah dua kalinya Uskup Agustinus sampaikan kepada umat Paroki Santo Yosep Pemangkat. Informasi pertama rencana pemba­ ngunan patung ini disampaikan pada 2 ­ November 2021 saat kunjungan misa arwah di Paroki Pemangkat. Kemudian ­untuk kedua kalinya pada 12 Desember 2021 saat kunjungan Uskup Agustinus ke satu-satunya gereja Stasi yang ­bernuansa Tiongkok yakni di Stasi Jawai Paroki ­Pemangkat. Menurut Mgr. Agustinus pembangunan Patung Bunda Maria di kompleks pastoran paroki adalah tanda bahwa Gereja

Dok. IST - Maria Bunda Tionghoa.

Katolik juga memperhatikan umat Paroki ­Pemangkat yang mayoritasnya dari etnis Tionghoa. Dengan dibuatnya simbol patung ­Bunda Maria gaya Tionghoa Uskup ­ Agustinus ­menegaskan bahwa Gereja juga memperhatikan orang Tionghoa yang selama ini dianggap “pendatang” dan termasuk suku yang minoritas. Sejalan dengan itulah alasan ­ Gereja Stasi Jawai alias “Kasi” dalam bahasa ­ Hakka yang notabene umatnya ­keturunan Tiongkok mendirikan gereja dengan ­nuansa kental Tiongkok merupakan t­ anda gereja Katolik menerima kebudayaan ­setempat. “Karena Paroki Pemangkat adalah mayoritas umat yang keturunan Tionghoa dan dalam masyarakat Tionghoa sendiri

Berita Nusantara | 40 memiliki kebudayaan serta khas mereka, juga dihadiri Wali Kota Singkawang, Tjhai kenapa tidak kita angkat,” kata Uskup Chui Mie. Keduanya menandai pesesmian Agustinus. ini dengan penandatanganan prasasti. Mgr. Agustinus menuturkan, peresmian Maria Bunda Tionghoa Gereja di Sijangkung ini adalah puncak dari Adapun rencana patung Bunda Maria perjuangan umat umat Katolik ­setempat yang akan dibangun oleh adalah Patung untuk memiliki tempat ibadah yang lebih Our Lady of China (Maria Bunda Tionghoa). baik. Ia mengingatkan, dengan selesainya Patung ini dibuat berdasar sebuah lukisan pembangunan gereja, bukan berarti s­ elesai karya Lu Hung Nien yang dibuat sekitar tugas sebagai umat. Langkah ­selanjutnya ­tahun 1924. adalah mewujudkan iman dengan melakLatar historis patung ini adalah Penam- sanakan amal bhakti dan hidup dengan pakan Bunda Maria di Dong Lu, Tiongkok berpegang pada Sabda Tuhan. yakni pada tahun 1900. Dong Lu merupa“Gereja baru ini diharapkan akan kan sebuah desa kecil miskin di bagian ­ dapat mengokohkan persatuan kita utara Tiongkok. Di daerah tersebut ber- ­ sebagai umat. Di Gereja baru ini juga, diam sekitar seribu umat kristiani. Saat kita akan m ­ ela­k­sa­nakan amal bhakti dan pemberontakan boxer, Dong Lu jadi satu ­ mendengarkan Sabda Tuhan d ­engan sasaran serangan karena para prajurit mau ­ penuh iman. Dengan Gereja baru ini, menghapus jejak-jejak kebudayaan barat ­pembinaan iman umat hendaknya dapat termasuk para pengikut Kristus. terus ditingkatkan.” Peristiwa yang bertepat pada April Tjhai Chui Mie menuturkan ­selesainya tahun 1900, para prajurit datang untuk pembangunan Gereja Santo Paulus ­ menyerang Dong Lu. Dengan sekonyong-­ ­ Sijangkung pantas untuk disyukuri oleh konyong tampak sesosok perempuan umat katolik. Proses pembangunan Gereja cantik berjubah putih muncul di langit. Santo Paulus ini tentunya membutuhkan ­ ­Cahaya terang mengelilingi perempuan itu. pengorbanan baik pikiran, waktu, tenaga Sontak para prajurit mencoba menem­ maupun biaya yang tidak sedikit. (Samuel) bakinya, tapi tak satu peluru pun yang mengenainya. Tak lama berselang, seorang penunggang kuda berselubungkan lidah api turun mengusir mereka dari Dong Lu. Gereja Singkawang Awal tahun ini, Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus juga memberkati dan meresmikan Gereja Katolik Santo Paulus Stasi Sijangkung Kecamatan Singkawang Selatan, Minggu 9 Januari 2022. Peresmian

Video Peresmian dan Pemberkatan

41 | Berita Nusantara

Romo Paulus Christian Siswantoko Jabat Sekretaris Eksekutif KWI

Mengenal Kantor ­Waligereja Indonesia

Dok. Pena Katolik - Romo Paulus Christian Siswantoko.

Romo Paulus Christian Siswantoko diangkat menjadi Sekretaris Eksekutif ­ Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) ­ yang baru. Ia ditunjuk menggantikan Romo Ewaldus yang selama ini menjadi ­Sekretaris Eksekutif KWI sekaligus menjadi Sekretaris Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) KWI. Dengan pergantian ini, maka Romo Ewaldus akan sepenuhnya bertugas di Komisi PSE KWI. Imam Keuskupan Sintang ini selama ini memimpin di dua pos di KWI setelah terpilihnya Sekretaris Eksekutif KWI sebelumnya, Mgr. Siprianus Hormat, sebagai Uskup Ruteng. Romo Siswantoko sendiri bukanlah orang baru di Kantor KWI. Selama ini, ia pernah menjabat dalam dua pos di K ­ antor KWI yaitu sebagai Sekretaris Komisi ­Keadilan, Perdamaian, dan Pastoral Migran Perantau

(KKPMP) dan Komisi Kerasulan Awam KWI. Imam Diosesan Porwokerto ini juga masih menjadi Ketua Unio KWI. Acara serah terima jabatan ini diadakan kemarin di Kantor KWI di Cikini Jakarta ­Pusat. Dalam serah terima ini hadir juga Sekretaris Jenderal KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC. Selain jabatan Sekretaris Eksekutif KWI, ada beberapa pos di Komisi KWI yang dipimpin Sekretaris baru. Romo ­ ­ Ristin Situmorang OSC menggantikan Romo ­ John Rusae sebagai Sekretaris eksekutif Komisi Liturgi KWI. Sedangkan Romo Hans Jeharut mengisi posisi sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI. Lalu, ­posisi Sekretaris Eksekutif Dokpen KWI juga ­dijabat oleh Romo Themas Eddy Susanto SCJ. (Antonius E. Sugiyanto)

Berita Nusantara | 42

Keuskupan Ruteng Launching Tahun Pariwisata Holistik 2022

Dok. IST - Mgr Siprianus Hormat saat berjumpa dengan tokoh umat di Ruteng.

Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus ­Hormat meluncurkan Tahun Pariwisata H ­olistik 2022 sebagai agenda terakhir Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Ruteng, ­ Jumat 7 Januari 2022. ­Launching ini ­ dilakukan saat Perayaan Ekaristi dan ­ resepsi dalam rangka perayaan Natal, ­ ­Tahun Baru Katedral Ruteng yang dihadiri para imam, biarawan-biarawati dan tokoh umat di sekitar kota Ruteng. Mgr. Siprianus mengucapkan terima kasih kepada para agen pastoral yang t­ elah terlibat aktif dalam karya p ­ astoral selama tahun Tata Layanan Pastoral Kasih 2021. Ia menyampaikan terima kasih khusus atas Sidang Pastoral yang telah d ­ iselenggarakan dengan lancar dan baik. Ia ­ mengajak seluruh umat untuk ­ ­ bergandengan ­tangan, bekerja sama dalam melaksanakan p ­ rogram-program pastoral yang telah dirancang. "Kami berharap sekali lagi, mari kita bergandengan tangan, kita eratkan dan

kuatkan temali persaudaraan kita bersama-sama berjalan menelusuri zaman dalam kebersamaan, dalam persatuan dan dalam persaudaraan kita,"kata Uskup Siprianus. Mgr. Siprianus menjelaskan, dalam mewujudkan pastoral Pariwisata ­Holistik yang Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan, maka di tahun 2022 ini pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan program edukasi/pencerahan ­tentang Pariwisata Holistik, program e­konomi, program budaya, program ekologi ­ (­pariwisata alam), dan program rohani. Keuskupan Ruteng secara intensif akan melaksanakan edukasi pada ­bidang ekonomi, sosial, budaya, ekologis, dan ­ spiritual melalui Surat Gembala Natal dan Paskah Uskup, khotbah, rekoleksi, Katekese Umat, pengumuman/imbauan paroki, dan seminar/lokakarya/hari studi (fakultatif). (Antonius E. Sugiyanto)

43 | Berita Nusantara

Keuskupan Agung Jakarta Memasuki Tahun “Martabat Manusia”

Dok. Pena Katolik - Uskup Agung Jakarta (KAJ) Kardinal Ignatius Suharyo.

Uskup Agung Jakarta (KAJ), Kardinal I­gnatius Suharyo mencanangkan tahun 2022 sebagai “Tahun Martabat Manusia”. Tema ini menjadi gerak Arah Dasar (Ardas) Pastoral KAJ. Kardinal Suharyo menyerukan, agar ­tahun ini umat Katolik KAJ menunjukkan wajah kasih Tuhan selama 12 bulan ke depan. Ia mengumumkan tahun istimewa itu dalam homili pada Misa Dimulainya ­Ardas KAJ tahun 2022 pada 8 Januari 2022 di Katedral St Maria Diangkat ke Surga, ­Jakarta. Tahun Martabat Manusia akan mengawali gerak lima tahun umat KAJ. ­Selama lima tahun ke depan, umaty KAJ akan ­mendalami kehidupan iman dengan ­slogan “Mengasihi, Peduli, Menjadi Saksi”. Gerak pastoral ini akan dijalankan di sebanyak 67 paroki KAJ. “Bersama semua gereja, hari ini kita

merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Dan pada hari ini, kami umat Katolik K ­ euskupan Agung Jakarta juga akan memulai ­perjalan­an iman kami untuk lima t­ ahun ke depan berdasarkan arahan ­pastoral dasar,” kata Kardinal Suharyo itu. Ajaran Sosial Katolik dapat dibagi secara sederhana menjadi lima poin ­ ­penting. ­Kardinal Suharyo ­menjelaskan, lima poin itu adalah penghormatan kepada ­ ­ martabat manusia, berjuang ­untuk kebaikan ­bersama, memelihara dan ­mempromosikan solidaritas, memperhatikan yang kurang beruntung, dan merawat ciptaan Tuhan sebagai rumah bersama. “Poin-poin ini saling berhubungan. Untuk menegakkan harkat dan ­martabat manusia, kepentingan bersama harus ­diwujudkan. Untuk mewujudkan kemaslahatan bersama, semangat solidaritas harus dijaga,” ujarnya. (Antonius E. Sugiyanto)

Berita Nusantara | 44

Natal dan Seperempat Abad Paroki Redemptor Mundi Surabaya

Dok. Pena Katolik - Serah terima Kepala Paroki Redemptor Mundi Surabaya.

Ada yang menarik dari peringatan ­ulang tahun Paroki Redemptor Mundi tahun ini. Biasanya setiap ulang tahun paroki, dimeriahkan dengan beberapa kegiatan ­ dan acara yang menarik. Namun pada usia yang penuh sejarah yakni s­ eperempat abad (25 tahun), justru acara ulang tahun ­terlihat sepi. Ada satu alasan yang pasti ­karena pandemi virus corona belum b­erakhir. Yang berikutnya adalah bertepatan dengan hari ulang tahun paroki ke-25, ­ paroki ini berganti komandan. Di usia yang sudah menginjak seperempat abad ini, Provinsial OP mempercayakan k­ epada gembalanya Romo Joseto Namoko Bernadas, OP, yang sehari-hari menjadi ­ pastor rekan di Paroki Redemptor Mundi sekitar enam tahun lalu. Bagi Romo Joseto kepercayaan tersebut tidak menjadi beban justru menjadi tantangan yang harus dia jawab. Dalam sambutan, Romo Joseto me­ ngatakan, ketika hendak ke Surabaya, ­Indonesia, oleh teman-teman komunitas­

nya di Filipina berpesan agar jangan ­takut. “Saya masih ingat 6 tahun lalu oleh ­provinsial, saya ditugaskan ke Surabaya. Dalam benak saya saat itu, saya merasa aman dan nyaman, karena waktu sudah ada Romo Atrhur di sini (Surabaya), dan saat itu Romo Andre yang menjadi pastor kepala paroki.” Natal Sederhana Meski d ­engan banyak pembatasan, umat sudah d ­iperkenankan mengikuti Misa Natal di gereja. Dalam homilinya, Romo Adrian ­Adiredjo, OP yang memimpin misa ­pertama malam Natal mengajak umat ­ untuk bersama-­ sama merenungkan akan k­ elahiran Yesus. Ketika lahir, Yesus ada dalam ­kegelapan. Kemudian Yesus ­ ­ ditemukan di atas palungan. Lalu para gembala datang ­ ­melihat-Nya. “Yesus lahir dalam kegelapan ­artinya Yesus lahir dalam kegelapan dosa ­manusia,” tutur Romo Adrian. (Pena ­Katolik)

45 | Berita Nusantara

Pembangunan Gereja Kalvari Lubang Buaya Akhirnya Mendapat IMB Pembangunan Gereja Kalvari Lubang Buaya, Jakarta Timur telah melewati perjuangan bertahun-tahun. Menjelang ­ perayaan Natal tahun 2021, Paroki Kalvari, Keuskupan Agung Jakarta akhirnya mendapat Izin Menderikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Uskup Agung Jakarta, Kardinal ­Ignatius Suharyo melakukan ­ peletakan baru pertama pembangunan Gereja Kalvari ­ Lubang Buaya dilakukan pada 21 D ­ esember 2021. Acara ini juga dihadiri ­Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Kepala ­Paroki Kalvari, Romo Johan Ferdinand Wijshijer. Usaha Lama Kardinal Suharyo menyampaikan, momen peletakan batu pertama pemba­ ngunan Gereja Kalvari ini adalah buah dari usaha yang bersungguh-sungguh yang melalui waktu cukup lama. Ini terjadi ­karena usaha para sahabat yang berusaha dengan sungguh, membantu umat untuk memiliki tempat ibadah yang baru, karena sebelumnya hanya berupa tempat darurat. “Terima kasih kepada tokoh agama di tempat ini dan kepada pemerintah,” ujar Kadinal Suharyo. Izin pemberian bangunan ini ­diberikan ketika Gereja menjelang ­ merayakan ­kelahiran Yesus. Kardinal S ­ uharyo ­mengajak umat untuk mengingat pesan ­Natal PGI dan KWI “Cinta Kasih ­ Kristus ­ Menggerakkan Persaudaraan”. Ia m ­ ­enjelaskan, tema ini berlandaskan ­ banyak alasan, yang

­ engajak umat ­bersyukur karena selama m pandemi, ­ kebersamaan sebagai warga bangsa ­sangat kuat. “Kita diajak merawat dan mengembangkan persaudaraan, karena akibat Covid-19 ini sangat besar, termasuk yang kurang baik menyangkut seluruh segi k­ ehidupan manusia. Untuk keluar dari ­akibat-akibat ini diperlukan persaudaraan yang semakin kuat.” Kardinal Suharyo berharap, tema Natal ini hendaknya terus berlanjut. Hal ini, kata Kardinal, karena Indonesia dengan berbagai pulau dan bahasa, dan suku, serta meski sudah ada Sumpah Pemuda, ­namun kesatuan itu belum selesai dibangun. ­Kardinal menyampaikan, kesatuan bangsa harus terus menjadi semakin kuat. Bangsa Indonesia hendaknya semakin bersatu dan semakin bersaudara, sehingga cita-cita ­kemerdekaan bangsa menjadi kenyataan. “Umat katolik mendapat pesan untuk terus merawat dan mengembangkan persaudaraan, menjadi jalan baru agar persaudaraan yang kuat dan sejati menjadi kenyataan yang semakin kuat,” ujarnya. Romo Ferdinan berterima kasih atas terbitnya IMB, baik kepada Gubernur DKI Jakarta maupun kepada Uskup Agung Jakarta. Ia menceritakan pesan Kardinal ­Suharyo kepadanya agar selalu melakukan kebaikan. Hal ini yang ia selalu s­ ampaikan kepada umat agar dengan cara ini, umat Katolik di Lubang Buaya dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai orang yang baik.

Berita Nusantara | 46

Dok. IST - Penyerahan IMB pembangunan Gereja Kalvari kepada Kardinal Suharyo.

Dok. IST - Penandatanganan prasastri pembangunan Gereja Kalvari Lubang Buaya Jakarta Timur.

IMB Terbit Pada kesempatan ini, Gubernur DKI ­Jakarta Anies Baswedan menyerahkan IMB untuk pembangunan Gereja Katolik Kalvari yang berlokasi di Jalan Masjid al Umar, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Anies yang juga datang dan mengikuti prosesi peletakan batu pertama pemba­ ngunan gereja tersebut. Ia juga melakukan penandatanganan prasasti pembangunan Gereja Kalvari. Hadir juga dalam acara peletakan batu pertama ini adalah Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, Hendra ­

­idayat beserta jajaranya, Perwakilan H FKUB DKI Jakarta, serta tokoh masyarakat setempat. Prinsip keadilan diwujudkan dalam ­keluarnya IMB bagi Gereja Kalvari. Anies menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta terus mengedepankan prinsip keadilan, kesetaraan, dan ketaatan kepada aturan hukum. Hal ini berlaku dalam membina ­semua umat yang ada di Jakarta. “Kami meyakini bila menjalani d ­ engan prinsip-prinsip itu, maka ketenangan, ­keteduhan, kerukunan akan tumbuh," ujar Anies. (Antonius E. Sugiyanto)

47 | Kisah Kesaksian

Daniel Mananta yang Kini Lebih Religius Berawal dari melihat matahari t­ erbenam di balkon apartemen pada s­ uatu sore. Pengalaman ini mengubah hidup Daniel Mananta menjadi lebih religius. Daniel pernah diisukan akan jadi pastor, namun meski begitu, ia tidak menampik bahwa ada pengalaman yang mencerahkan dalam hidupnya. Berawal dari melihat matahari terbenam di balkon apartemen pada ­ suatu sore. Pengalaman ini mengubah ­ hidup Daniel Mananta menjadi lebih religius. Daniel pernah diisukan akan ­ jadi pastor, namun meski begitu, ia tidak menampik bahwa ada pengalaman yang mencerahkan dalam hidupnya. Mantan host Indonesian Idol menceritakan, Tuhan menyapanya lewat pengalaman hariannya. Pengalaman ini ­ membuat ­ Daniel menjadi lebih religius ketimbang sebelumnya. Daniel Mananta menjelaskan, perjalan­ an spriritualnya tidak instan. Ada banyak faktor pemicu. Salah satunya ­kehilangan suara yang pernah dialaminya. Saat peristiwa itu datang, ia bahkan nyaris ­ bunuh diri. Namun, ada alasan lain, suatu hari Daniel berdiri di balkon di apartemen. “Gue melihat sunset, di situ gue benarbenar (sadar dan bilang), Tuhan, Engkau bisa bikin gue sampai tahap ini nih luar biasa banget,” katanya. Yang dimaksud Daniel adalah k­ embali sukses usai kehilangan suara. Sebagai pembawa acara beken, suara adalah aset utama. Nama Daniel sudah dikenal di

Dok. IST - Daniel Mananta.

I­ndonesia. Ia menjadi pemandu acara dua ajang pencarian bakat terbesar. “Gue bersyukur, gila ini nih Daniel Mananta satu-satunya (mungkin) host I­ndonesia Idol dan The Voice, di mana dua acara ini gede banget dan berkompetisi,” kenang Daniel. Suara dalam Hati Daniel mengisahkan, suatu hari ia ­seperti mendengar suara yang membisik di hati. Suara itu mengajukan sejumlah pertanyaan yang menohok nurani presenter kelahiran Jakarta, 14 Agustus 1981. “Memang benar semua ini karena lo? Semua karena performa lo? Memang benar ini semua karena kehebatan lo? Kejagoan lo MC?” Daniel Menyadari, kemampuannya adalah berkat yang Tuhan berikan untuk hidupnya. Daniel lalu balik bertanya ke diri

Kisah Kesaksian | 48 sendiri sebenarnya untuk apa popularitas? Saat itulah Daniel Mananta menemukan tujuan hidup dan mendedikasikan suaranya untuk Tuhan. “Dari yang tadinya suara gue mati dan dihidupkan kembali, sudah pasti ini dide­ dikasikan untuk mengangkat nama ­Tuhan,” begitu Daniel mengisahkan. Selanjutnya, ia berkomitmen untuk berhenti bicara kotor. Ia menata hidupnya, segala pengalaman dihadapi dengan hati dan dengan cara yang lebih sabar. “Sekarang sebisa mungkin gue ­ngomong bahasa kotor karena apa yang keluar dari mulut gue takutnya jadi doa,” pungkasnya. Bangun Gereja Boleh jadi sebagai wujud syukur atas berkat Tuhan atas hidupnya, Daniel, Olga Lidya dan beberapa rekan mereka k­ emudian membiayai pembangunan ­sebuah gereja di Flores. Lokasi gereja itu ada di Kampung Waemata Manggarai, Nusa Tenggara Timur. "Pas ke Flores ada gereja hancur, pas Misa gue lihat ada pastur hampir ­kejatuhan. Di situ gue tersentuh dan ­ memutuskan untuk membangun gereja tersebut," ­

­sambung host Indonesian Idol itu. Kini, Daniel sudah bukan host I­ndonesian Idol lagi. Daniel lalu ­membuat channel Youtube di mana ia sering ­mengundang orang-orang untuk bercerita tentang pengalaman iman mereka. Dari kisah orang-orang yang ia undang, dapat ditimba nilai iman dan kehidupan. Kembali pada kerelaannya membangun gereja, Daniel mencerita­ kan, ­ perjuangannya membangun rumah ibadah menggunakan kocek p ­ ­ribadinya. Ia sama sekali tak meminta bantuan orang lain ­untuk ­mendanai ­pembangunan ­gereja tersebut. Ketika gereja itu a ­ khirnya rampung, ia ­ ­ datang saat upacara ­pemberkatan. Diakui Daniel, membangun g ­ ereja merupakan sebuah bentuk syukur atas ­ nikmat yang ia telah terima. Daniel ­ ­mengisahkan, ia sempat kehilangan ­suara dikarenakan ada gangguan pada pita ­suaranya. Pria kelahiran 14 Agustus 1981 ini pun harus naik meja operasi. "Sebagai presenter, gue jelas membutuhkan suara untuk kerja. Pas suara gue hilang, jelas gue lumayan stress,” kenang Daniel. (Antonius E. Sugiyanto)

Youtube - Kisah Pengalaman Iman

49 | Seputar Gereja

Semua Berawal dari Singkawang

Dok. Pribadi - Bruder Rufinus van Dal dan beberapa Bruder MTB lain di rumah mereka di Singkawang.

Kapal Johan de Wit berlayar dari ­Belanda menuju timur jauh, tepatnya di ­sebuah p ­ ulau di Nusantara pada 26 April 1924. ­ Tujuan kapal itu ­ adalah ke West ­Borneo. Pulau yang saat itu ­menjadi salah satu “jajahan” Belanda. Di dalam kapal itu, Bruder Rufinus van Dal bersama Bruder Bertrandus, Bruder Edmundus, dan Bruder Gonzaga. Barang kali, keberadaannya saat itu tidak ada yang memperhatikan, ­ selain dia adalah seorang Bruder M ­isionaris Maria Tak Bernoda (MTB). Siapa s­angka, kehadirannya di Borneo, kelak akan ­ menjadi salah satu peletak dasar ­ ­kekatolikan di Kalimantan hingga kini. Tiba di Singkawang Tiba di West Borneo, Bruder Rufinus lalu ditempatkan di Singkawang. Tugas pertamanya adalah mengajar di dalam ­gedung sekolah yang sangat sederhana dan kecil.

Sekolah ini merupakan ­ sumbangan dari Paroki St. Dyonisius di Tilburg, Belanda, tempat kelahirannya. Pada tahun 1926, ia pindah ke HCS di Pontianak. Seperti saudara-saudaranya Bruder ­Rufinus berbakat musik. Suaranya merdu dan sebab itu menjadi pemimpin koor ­gereja. Bakat inilah yang kelak berguna juga saat ia bekerja di Kalimantan. Di masa muda, Bruder Rufinus ­adalah anak yang halus dengan kulit yang agak berwarna sawo matang. Ia ­berparas t­ampan dengan lekukan kecil di ­ kedua p ­ipinya, ­kemudian juga di dagunya. S ­ ejak usia muda juga, Bruder Rufinus s­ udah ­menunjukkan sikap bertakwalah dan saleh. Oleh i­bunya, ia dididik untuk b ­ ersopan ­santun ­kepada siapa pun, seperti ­kebanyakan anak pada waktu itu. Sikap ramah dan sopan ini juga yang ­ mempengaruhi karyanya di ­Singkawang dan tempat-tempat karyanya yang lain.

Seputar Gereja | 50 Tiga Terpanggil Bruder Rufinus lahir di Tilburg pada tanggal 28 Oktober 1890. Ia dipermandikan di Gereja St. Dyonisius di Goirle-Tilburg dan diberi nama Arnoldus Josephus Maria. Nama panggilannya Noutje. Kedua orangtuanya adalah Bernadine Mannaerts dan Bernardus van Dal. Noutje adalah ­sulung dari delapan bersaudara, s­ emuanya laki-laki. Dari delapan bersaudara, tiga ­ orang masuk biara dan menjadi Bruder ­Kongregasi MTB di Huijbergen. Selain dia, dua yang lain adalah Bruder Winfridus, dan Bruder Borromeus. Tahun 1921, Bruder Winfridus sebenar­ nya sempat diustus mendahului ­kakaknya untuk berlayar ke Borneo. Namun, rencana ini gagal karena ia sakit maag ­ harus d ­ioperasi. Saudara yang akhirnya ­menyusul Bruder Rufinus adalah Bruder Borromeus yang diutus ke Kalimantan Barat dari tahun 1946 sampai 1971. Di masa muda, keluarga van Dal memiliki mata pencaharian dengan membuka toko roti yang sekaligus juga warung kopi dan penginapan. Tempat ini biasa dimanfaatkan petani-petani dari sekitar ­Sungai Bergse Maas untuk dapat menginap, ­supaya keesokan paginya dapat menjual kentang, apel, pir dan sayurnya di pasar. Masuk Biara Noutje mulai masuk biara t­ahun 1906 dan disusul Sjef setahun s­etelahnya. Pada tanggal 24 Agustus 1907 si Noutje menerima jubah dan ­ ­ diberikan nama Bruder ­Rufinus. Pada ­tanggal 4 S ­ eptember 1909, ia ­mengikrarkan kaul pertama dalam kongregasi MTB , sedangkan kaul kekal ­

Dok. Pribadi - Bruder Rufinus van Dal.

ia ikrarkan pada tanggal 2 September 1911. Bruder Rufinus sempat belajar di Sekolah Guru St.Fransiskus, Bergen op ­ Zoom. Ia lulus tanggal 20 April 1911. Pada tgl 24 Agustus 1915, ia memperoleh ijazah “Hoofd Akte” dan kemudian pada ­tanggal 8 Agustus 1923 Ijazah Bahasa Perancis. Sesudah memperoleh ijazah guru, Bruder Rufinus langsung ditugaskan sebagai guru di Sekolah St. Maria di Huybergen. Sesudah satu tahun mengajar di St. Maria, beliau ditugaskan di SD di Hoogstraat di Bergen op Zoom. Bekal pendidikan guru ini kelak ­menjadi dasar bagi karya Bruder Rufinus di ­Kalimantan. Kini setelah sekian tahun, karya Bruder Rufinus telah berkembang. Sekolah-sekolah Katolik yang tersebar di Kalimantan Barat, sedikit banyak ­adalah buah dari “benih-benih” yang disebar Bruder Rufinus selama karyanya. (Samuel)

51 | Seputar Gereja

Benih Iman dari Katedral Keuskupan Surabaya

Dok. IST - Interior Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya.

Pendirian Katedral Hati Kudus Yesus Kaliasin, Tegalsari, dan Ketabang. Surabaya, Jawa Timur terkait dengan Keempat lokasi tersebut tidak t­ erwujud ­Gereja Maria Geboorte (Gereja Kelahiran menjadi gereja. Lalu delapan tahun Santa Perawan Maria) di Kepanjen. G ­ ereja ­ kemudian pada tahun 1919, ­ terdapat yang terakhir ini saat itu sudah tidak dua pilihan lokasi, yakni di daerah ­mampu lagi menampung umat yang hadir. ­Hoogendorplaan (kini Jalan Kartini) dan Gereja Maria Geboorte menjadi yang daerah Anita Boulevard (kini Jalan Polisi pertama dibangun di Surabaya. Saat itu, Istimewa). Lokasi di Jalan Anita Boulevard gereja yang pertama kali berdiri di kota kemudian terpilih untuk didirikan gereja. Surabaya ini umatnya berkembang pesat. Sebagai kota Pelabuhan, S ­ urabaya perkem- Awal Kekatolikkan bangan umat bergerak ke ke wilayah Pada masa sebelumnya, tahun 1819, ­selatan. Karena umat ­katolik di wilayah umat Katolik di Surabaya masih merupaSurabaya selatan semakin berkembang kan salah satu stasi dari Perfektur A ­ postolik pesat dan Gereja Kepanjen tidak menam- Batavia. Pada tahun 1859 ­ beberapa pung lagi maka timbullah pemikiran u ­ ntuk imam Serikat Yesus (Yesuit) ditempatkan membangun gereja baru di Surabaya ­ melayani Surabaya sampai tahun 1923. ­bagian Selatan. Pada masa inilah, para imam Serikat Yesus Maka, pada pertemuan tahun 1911, mulai merintis pembangunan Gereja Hati dipikirkan untuk mencari lokasi baru bagi Kudus Yesus Surabaya hanya beberapa pembangunan gereja di Kota ­ Surabaya. ­ tahun sebelum mereka meninggalkan Ada empat calon lokasi gereja yakni di Surabaya. daerah Tunjungan, Embong Wungu-­ Ketika Surabaya kemudian diserahkan ­

Seputar Gereja | 52 kepada para imam Lazaris (CM), k­ ongregasi ini ditugasi menjadi misionaris di Surabaya­ -Kediri-Rembang. Pastoral dan perkembang­ an umat melebar hingga ­hingga Madiun pada 1928. Saat itu, umat Katolik berkembang dari 5000 orang pada 1924 menjadi 7625 pada tahun 1928. Pada saat inilah, perancangan ­desain gereja dilakukan oleh Ed Cypress B ­ ureau, di mana rangka denah memiliki bentuk persegi panjang. Sementara itu, ­konstruksi bentuk basilika dilakukan oleh sebuah biro arsitek, yakni Huswit-Fermont. ­Pembangunan gereja mengeluarkan biaya 216.000 Gulden Belanda. Gereja Hati Kudus Yesus sendiri diba­ ngun dengan arsitek khas dengan denah berbentuk persegi panjang dengan panti imam model kulit telur dengan bentuk lengkungan di bagian kiri dan kanannya. Saat itu, gereja dibuat untuk menampung sekitar 900 umat. Upacara peletakan batu pertama ­gereja dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 1920 oleh R.P. Fleerakkers, S.J, sedangkan Misa Peresmian dan Pemberkatan Gereja

Jangka Jawa - Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya.

Hati Kudus Yesus ini dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 1921 yang dimpimpin Mgr. ­Edmundus Luypen, S.J., Vikaris ­Apostolik Batavia. Sejak pada saat itu, gereja ini diberi nama Gereja Hati Kudus Yesus, ­ ­Surabaya. Pada perkembangan selanjutnya, ­Gereja Hati Kudus Yesus sempat d ­ irenovasi pada tahun 1951. Saat itu wilayah ­Surabaya telah berstatus Vikaris Apostolik Surabaya sejak 16 Oktober 1941. Di mana saat itu Mgr. Michele Verhoeks, CM menjadi ­Prefek Apostolik Surabaya. Gereja ­kembali ­direnovasi setelah pelemparan granat oleh salah seorang anggota Partai Komunis ­Indonesia pada tanggal 15 Oktober 1967. Dari 6 Juni 1928, Gereja ini menjadi pusat dari perkembangan umat Katolik di Surabaya. Sejak saat itu juga, di sinilah pemimpin Ordinaris Surabaya tinggal dan menjadikan gereja ini sebagai Katedral. Saat ini, Gereja ini ditetapkan sebagai ­bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2013. (Antonius E. Sugiyanto)

53 | Info Dominikan

Landasan Dialog Menurut Seorang Dominikan Kemajuan dalam dialog Kristen-Muslim pada akhirnya harus datang dari umat Katolik dan lainnya yang dengan sengaja berupaya untuk berteman dan memahami umat Islam, kata Pastor Jean Druel, O.P. Pastor Druel adalah kepala L­embaga Dominikan yang berbasis di Kairo yang fokus pada studi Islam di dunia Arab. Ia menekankan perlunya memiliki ­persahabatan, studi dan pemahaman diri yang melintasi garis agama. “Mungkin saya sangat naif tetapi pada akhirnya saya adalah seorang s­arjana. Saya percaya bahwa kecerdasan dan pembelajaran dan alasan, ­ ­ rasionalitas, adalah ­ senjata ­ terbaik melawan kebodohan, melawan kekerasan,” kata ­ Pastor Druel kepada CNA. Pastor Druel mengatakan, ­ kebebasan adalah kebalikan dari ketakutan. Jika seseorang mengetahui, ia mendapatkan ­ kebebasan, ia kehilangan rasa takut, dan

ia mulai terlibat dengan tradisi dan dengan pikiran yang bebas. Dari Pedesaan Pastor Druel berasal dari pedesaan wilayah Anjou di Prancis barat. Sebagai saudara Dominikan, ia dikirim ke Kairo ­ pada tahun 1994 untuk dua tahun dinas ­militer. Ia kembali ke Mesir pada tahun 2002 dan mengkhususkan diri dalam studi ­Islam, khususnya bahasa Arab. Ia m ­ enerima gelar doktor dalam tata bahasa Arab pada tahun 2012 dari Universitas ­Nijmegen Belanda. Dari perspektif Islam, kata Pastor Druel, bahasa Arab adalah topik teologis yang termasuk dalam kajian agama. Dari 2014 hingga 2020, ia menjabat sebagai d ­ irektur Institut Dominikan untuk Studi Oriental yang berbasis di Kairo. Lembaga tersebut, yang juga disebut dengan singkatan IDEO dalam bahasa Prancis, mempelajari Islam Arab dan memupuk dialog akademik dan

Dok. Aleteia - Pastor Jean Druel OP saat berdialog dengan beberapa Ulama Muslim.

Info Dominikan | 54

dan antaragama. banyak kesalahpahaman ­tentang Dok. “Ada Vatican News - Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al Azhar Mesir. apa itu dialog, dengan banyak harapan yang sangat, sangat tinggi dari semua orang. Ada banyak frustrasi karena ­harapan dan kesalahpahaman yang sangat tinggi itu,” katanya. Dalam pandangan Druel, pertemuan tingkat tinggi antara paus, anggota G ­ ereja lainnya, dan ulama Muslim terkemuka ­sangat penting, tetapi hanya dalam arti simbolis atau diplomatik. Baginya, dasar kemajuan harus mencakup lebih banyak orang Kristen yang secara aktif mencari Muslim sebagai teman dan kolaborator dalam komunitas dan masyarakat mereka masing-masing. “Anda tidak akan pernah bisa ­berbicara bersama, bekerja bersama, jika Anda tidaklah teman satu dengan yang lain. Itu sangat mendasar. Jadi, jika Anda m ­ elihat seorang Kristen dan Muslim di sebuah ­ruangan dan Anda dapat meminta mereka untuk ­menjadi teman ngobrol, tidak akan terjadi apa-apa,” katanya.

Teman Muslim Ketika Druel mengajar kelas orang Kristen, dia terkadang mengalihkan ­ ­pertanyaan tentang Islam kembali ­kepada murid-muridnya, ada berapa teman Muslim mereka. “Pertanyaan ini akan ­ ­diikuti keheningan karena tidak ada yang memiliki teman Muslim.” Hari setiap orang Kristen memiliki teman Muslim sejati, dan hari setiap ­ ­Muslim memiliki teman Kristen sejati, akan menjadi langkah maju yang besar. Pastor Druel mengatakan, biasanya orang akan menunggu Paus bertemu dengan seorang imam Muslim, tetapi umat Katolik tidak melakukan apa pun pada level mereka sendiri. “Anda dapat mengeluh berulang kali bahwa orang-orang Kristen dianiaya di Pakistan. Ok, tapi apa yang Anda ­lakukan dengan tetangga Anda? Apakah Anda ­mengunjungi masjid?” Bagi Pastor Druel, salah satu penga­ lamannya yang paling mengharukan ­dengan Muslim datang setelah kekejaman

55 | Info Dominikan mengerikan kelompok Negara Islam di Irak, Suriah, dan negara-negara lain pada pertengahan 2010-an. Mahasiswa dari ­Universitas Al-Azhar Kairo, salah satu yang paling menonjol di dunia Muslim, datang kepadanya dan para Dominikan lainnya dari komunitasnya untuk menanyakan pendapat mereka tentang Muslim biasa dan ekstremis Muslim. “Mereka keluar dan berbicara dengan kami. Mereka mengajukan pertanyaan seperti apakah kata melihat mereka? Apa menurutmu kami seperti itu?” Pertanyaan lain yang mereka ­ajukan, katanya, adalah: “Bagaimana Anda melakukannya? Bagaimana Anda bisa ­ begitu religius, pendeta, dan biarawan, ­ dan berpikiran terbuka pada saat yang sama, dan liberal?” Pastor Druel mengatakan, mereka, ­saudara Muslim, menolak untuk ­memilih antara negara Islam dan ateisme. M ­ ereka ingin menjadi Muslim yang setia dan ­berpikiran terbuka. Saat itu Pastor Druel menyarankan kepada mereka untuk mempelajari, terlibat dengan tradisi, teks, dan interpretasi agama, dan untuk memperdalam agama seseorang di luar tingkat "identitas" belaka. Orang Kristen juga ­dapat mengikuti saran ini untuk melewati dikotomi palsu masyarakat. Dialog Islam – Kristen Druel memiliki analisisnya ­ sendiri tentang dialog Kristen-Muslim yang ­ menonjol, seperti ketika paus ­ ­ bertemu dengan seorang pemimpin Muslim ­tingkat tinggi, atau seorang imam dan seorang imam berfoto bersama, atau ­ seorang

wanita ­Kristen dan seorang wanita ­Muslim muncul di panggung untuk sebuah ­pembicaraan bersama. “Ini sangat simbolis. Sejujurnya, tidak ada konten. Anda tidak dapat mengharap­ kan konten apa pun dari pertemuan ini. Bagi banyak orang itu satu-satunya hal yang mereka lihat dari dialog antaragama, dan mereka tidak mengerti mengapa tidak ada kemajuan, karena bukan itu intinya.” Kolaborasi Paus Fransiskus sendiri ­baru-baru ini dengan umat Islam, t­ ermasuk penandatanganan bersama pada F­ ebruari 2019 sebuah dokumen tentang persaudaraan manusia, perdamaian dunia, dan koeksistensi dengan Sheik ­ Ahmad el-Tayeb, Imam Besar al-Azhar. Imam ­ agung m ­ engepalai masjid yang terkait dengan universitas dengan nama yang ­ sama dan dianggap sebagai pemimpin utama Islam Sunni. Pertemuan semacam itu “­diplomatis”, menurut pandangan Druel. Ketika paus dan Sheik el-Tayeb menandatangani d ­ okumen yang sama, hal terbesar yang bisa mereka katakan adalah antara Islam dan Kristen adalah saudara. “Ini adalah kemajuan besar dalam dirinya sendiri bahwa sebagian besar ­ pemimpin Kristen dan Muslim bersedia ­ ­untuk bertemu,” kata Druel. Bagi Druel, dialog akademis ­ antara cendekiawan Kristen dan Muslim ­adalah “bagian yang sangat penting dari ­dialog antaragama.” Dialog ini tidak ­ terlalu terlihat, tetapi para cendekiawan ini ­ membahas topik-topik khusus dan ­ mendapat manfaat dari tidak perlunya ­ menjadi wakil agama mereka. (Aleteia)

Info Dominikan | 56

Eropa Harus Mengakui, Saat ini adalah Daerah Misi Nama resminya adalah Ordo Peng­khotbah, tetapi kebanyakan orang menge­ nal kongregasi ­ religius internasional ini ­ sebagai Dominikan. Didirikan pada abad ke-13 oleh seorang imam Spanyol ­ bernama Dominic Guzman. Ordo ini hari ini ­ mencakup para b ­ iarawan (imam dan bruder), biarawati biara, ­ apostolik suster dan rekan awam.

Dok. Pena Katolik - Pater Gerard Francisco Timoner saat mengucap janji sebagai pemimpin Ordo Dominikan Dunia.

Pemimpin Umum Ordo Pengkhotbah saat ini adalah Pater Gerard Francisco Timoner, seorang imam dan teolog Filipina berusia 53 tahun. Ia terpilih untuk jabatan itu pada Juli 2019. Ia adalah orang Asia ­pertama yang melayani sebagai penerus St. Dominikus . Dalam wawancara eksklusif dengan koresponden La Croix di Roma, Loup Besmond de Senneville, Pater Francisco ­ berbicara tentang tantangan yang ­dihadapi Gereja dan Ordo Pengkhotbah. Anda telah menjadi Master ordo Dominikan sejak Juli 2019, ­menggantikan Pater Bruno Cadore. Bagaimana Anda memutuskan untuk menjadi seorang Dominikan? Ceritanya Panjang, saya adalah ­putra provinsi Filipina. Pada akhir sekolah

­ enengah, saya ingin masuk seminari, m tetapi orang tua saya, didukung oleh ­pastor paroki saya, menganggap ­ saya ­ terlalu muda. Beberapa waktu kemudian, saya ­pindah ke Manila, ibu kota, dengan ide untuk ­bergabung dengan para Yesuit. Nenek saya dan kakak perempuannya menentangnya, karena mereka takut saya akan dikirim ­sebagai misionaris ke belahan dunia lain. Ketika mereka menolak, saya memutuskan untuk pergi ke Universitas Santo T ­ omas, di mana para seminaris dari berbagai ­keuskupan bertemu. Untuk itu, saya membutuhkan ­ surat dukungan dari uskup saya. Namun dalam ­surat itu, sekretarisnya tidak menulis ­kepa­­­­da Universitas "São Tomás", tetapi ­ kepada para Dominikan dari "São Domingos". Saya berumur 17 tahun, saya tidak tahu apa-apa.

57 | Info Dominikan Terkadang mereka me­ ngatakan bahwa Tuhan me­ nulis lurus dengan garis yang bengkok. Dalam kasus saya, Tuhan membuat kesalahan ketik! Jadi, ketika saya memasuki kaum Dominikan, saya benar-benar mengenal mereka. Dan saat itulah saya berkata pada diri sendiri: ­beginilah saya menginginkan hidup saya.

Dok. Aleteia - Pater Gerard Francisco Timoner.

Anda adalah pemimpin Ordo Peng­ khotbah. Apa artinya ini di dunia yang ­sedang mengalami semacam krisis kata? Karisma kita adalah untuk berpartisipasi, seperti yang diinginkan St. Dominikus, dalam Gereja mistik Kristus, memberitakan Kabar Baik. Itu tidak berarti kita satusatunya yang melakukan ini. Beberapa imam diosesan adalah pengkhotbah yang lebih baik daripada Dominikan! Tapi itu menekankan bahwa khotbah adalah salah satu karisma Gereja.

di ­ Yerusalem, dan saudara-saudara kami yang terlibat dalam perbatasan ­eksistensial, seperti mereka yang belajar bahasa Arab dan Alquran untuk berdialog dengan ­Muslim. Siapa sajakah anak-anak muda yang ingin bergabung dengan Ordo? Itu tergantung dari mana mereka ­berasal. Di Amerika Serikat, banyak yang mengenal Ordo melalui internet. Beberapa berasal dari keluarga yang tidak berlatih dan menemukan kembali Gereja. Di Afrika dan Asia, mereka biasanya datang kepada kami setelah bertemu ­ dengan komunitas Dominika. Sulit untuk digeneralisasi, tetapi apa yang dapat kita lihat adalah bahwa beberapa anak muda kehilangan semacam masa lalu yang ­gemilang.

Apakah ini berarti bahwa para Domini­ kan menyampaikan homili yang baik? Tidak. Kami bukan ordo “pengkhotbah” tetapi pengkhotbah. Homili adalah ­ khotbah liturgi, tetapi ada banyak ­bentuk khotbah lainnya. Pastor Angelico, ketika melukis, berkhotbah dengan caranya sendiri. Hal yang sama berlaku untuk ­semua orang yang menawarkan khotbah Saran apa yang dapat Anda berikan melalui pekerjaan amal mereka. ­ ntuk keberhasilan proses sinode yang u Hal ini juga terjadi pada para ­martir baru saja bergulir dalam Gereja U ­ niversal? kita di Cina, Jepang dan Vietnam. Dan ini Yang penting adalah mendengarkan ­adalah kasus siswa kami di cole ­Biblique orang lain. Sebagian besar waktu, orang

Info Dominikan | 58 tidak setuju karena mereka hanya mende­ ngarkan diri mereka sendiri. Dan untuk mendengarkan diri sendiri, Anda harus mengakui bahwa terkadang Anda sedikit berbeda satu sama lain. Ini hanya mungkin antara orang-orang yang berdamai satu sama lain. Bagaimana Anda dalam memerangi pelecehan seksual? Pertama-tama, saya ingin mengatakan bahwa atas prakarsa Fra Bruno, ­pendahulu saya, semua provinsi kita sekarang m ­ emiliki kebijakan “perlindungan” dan protokol untuk memerangi pelecehan seksual. Beberapa telah diadaptasi oleh negara dan memperhitungkan imperatif uskup lokal atau aturan yurisdiksi sipil. Ketika peristiwa ini terjadi, mereka dianggap ­sangat serius. Di masa lalu, kita ­mungkin memandang pelecehan anak sebagai dosa yang dapat diampuni. Kami salah: itu ­adalah kejahatan yang harus dibawa ke pengadilan sipil.

Dok. Pena Katolik - Para imam dan frater Ordo Dominikan di Indonesia.

Bagaimana Anda melihat masa depan Ordo dan Gereja secara lebih luas? ­Apakah Anda masih di Eropa? Masa depan Gereja adalah tempat ­Injil harus diberitakan. Adapun Eropa, yang merupakan Gereja misionaris, mungkin harus mengakui bahwa itu sekarang a ­ dalah wilayah misi. Saya berasal dari negara yang tahun ini merayakan 500 tahun baptisan pertama dan misa pertama. Ini dimungkinkan berkat misionaris yang menyeberangi lautan. Banyak yang mati, banyak yang menderita. Kami tidak menyadari apa yang mereka alami. Kami bersyukur, tetapi kami juga harus menyadari bahwa tanah ­tempat mereka berasal sekarang adalah tanah misi. Kebanyakan umat Katolik tidak lagi ­berada di Eropa. Pola yang sama berlaku di Ordo: hampir setengah dari 4.800 imam Ordo adalah orang Eropa. Namun, dari 752 siswa yang dididik menjadi imam, p ­ roporsi orang Eropa adalah 32%. Adapun 165 novis, hanya 48, atau 29%, yang lahir di Eropa. (Aleteia)

59 | Resensi Buku

Menimba Kebenaran dari Kehidupan St Yosef Judul Buku : St. Yusuf: Kebenaran yang Tersembunyi Penulis : Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP Penerbit : Dioma Malang Ukuran Buku : 14 X 21 cm Tebal Buku : 166 halaman Bagi pembaca yang berminat bisa menghubungi Sekretariat Paroki ­Redemptor Mundi, Jln Dukuh Kupang Barat I/7 Surabaya. Harga per buku Rp 55.000 plus Ongkir. Jangan terlambat karena edisi terbatas! Orang Kristen pasti sudah tahu siapa Santo Yusuf, yang tertulis dalam P ­ erjanjian Baru atau dalam Alkitab. Orang pasti menyebut Santo Yusuf adalah suami ­ dari Maria. Namun, masih banyak pula orang Kristen yang tidak mengetahui bagaimana peran St. Yusuf dan perjalanan hidupnya serta silsila sebenarnya. Orang Kristen h ­ ­anya mengetahui sekilas kalau St. Yusuf sebagai orangtua dari Yesus, dan ­mendampingi Maria dalam suka dan duka. Terus, siapa sebenarnya sosok St. ­Yusuf sebenarnya? Dari keturunan siapa St. Y­ usuf berasal? Benarkah St. Yusuf, sosok lelaki yang dipilih Allah untuk m ­ endampingi Maria kelak? Apakah semua itu ­ ­­ sudah tertulis dalam nubuat-nubuat nabi ­ ­terdahulu dalam Kitab Taurat? Kalau boleh dikata, kehadiran di dunia atau ketokohan St. Yusuf sangat misterius. Sebagai bukti, kita umat Katolik pada umumnya hanya mengetahui sekilas ­peran

St Yusuf adalah sebagai suami Maria. Itu pun cerita hanya dari awal ketika St. Yusuf sebagai tukang kayu bertunangan dengan Maria. Kemudian St. Yusuf berniat bercerai dengan Maria setelah mengetahui Maria sudah mengandung. Namun pada suatu malam, St. Yusuf bermimpi di mana seorang malaikat datang dalam mimpi ­ dan mengatakan agar St. Yusuf jangan ­menceraikan Maria. Cerita selanjutnya di mana St. Yusuf terus mendampingi Maria hingga Yesus lahir dan dibesarkan. Namun setelah Yesus wafat di kayu salib, cerita tentang St. Yusuf menghilang. Romo Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP, salah seorang imam dari Ordo Pewarta, yang kini menjadi pastor rekan di Paroki Redemptor Mundi tertarik menulis dan mengulas habis tentang St. Yusuf. Dalam buku pertama karangannya berjudul: St Yusuf: Kebenaran yang Tersembunyi. Judul ini langsung menjadikan St. Yosef sebagai

Resensi Buku | 60 pusat. Dalam pribadinya tersimpan ­kekayaan rohani yang dapat terus digali. St. Yusuf merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah kehadiran Tuhan Yesus ke dunia. Namun kehadiran St. Yusuf sepertinya hanyalah pelengkap. Padahal, St Yusuf menjadi suami Maria merupakan pilihan Allah. Inilah sebuah kebenaran yang harus diungkapkan. Dalam buku ini RP Bayuhadi membagikan dalam beberapa bab antara lain Bab I: “Tentang Tunas Baru.” St. Yosef ditempatkan dalam sejarah penciptaan. Di mana sejak awal mula sejarah panjang bangsa Israel yang dimulai dengan Janji Allah ­ ­kepada Israel; Kerajaan Israel; Tuhan tidak Melupakan Janjinya; Pengaruh Kekuasaan Yunani; Janji Allah sudah Dekat. Pada Bab II: “Tentang Keturunan Daud” membahas St. Yosef dalam kisah Injil ­Matius dan Lukas. Dua pengarang Injil ini lebih memperlihatkan kesamaan dan perbedaan dalam penekanannya dan m ­ isinya. Kemudian, menjelaskan Keturunan ­Biologis dan Hukum. Bab III tentang Bait Allah dibahas. Selanjutnya hingga Bab ke X disajikan ­ pembahasan mengenai tonggak-­ tonggak penting dan refleksi dari kehidupan St. Yosef. Apabila pembaca membuka buku ini, setiap bab seakan menuntun u ­ ntuk mengerti s­iapa itu sebenarnya St. ­Yusuf. Misalnya pada Bab II, penulis m ­ulai mengarahkan kita kepada cikal bakal ­ dari mana cikal bakal St. Yusuf. Cerita ini ­memang diperlihatkan kepada kita ­kalau dari keturunan Daud-lah St. Yusuf berasal. Mengapa keturunan Daud yang kita b ­ ahas? Karena Allah pernah berjanji bahwa akan

datang ke dunia yang diutusNya dari k­eturunan Daud. Di Bab III, Romo Bayu ingin menjelaskan kepada kita sebagai pembaca bagaimana awal mula hadirnya keluarga Nazareth. Di bab ini jelas ada dua sub judul yang ­hubungan erat satu sama lain. Dari buku ini secara transparan, menjelaskan kepada pembaca siapa itu ­ Yusuf, dari mana dan seperti apa masa hidupnya dan apa peran dia selama itu. Orang mungkin menduga kalau St Yusuf bukan berasal dari suku yang bukan p ­ ilihan Tuhan tetapi ternyata dia adalah pilihan Tuhan untuk mendampingi Maria. Nah, kepada para pembaca ­ tunggu apalagi, kalau ingin memperdalam ­ ­wawasan tentang St. Yusuf. Buku ini ­bukan sekadar buka untuk dibaca tetapi ­sangat berguna bagi kita dalam ­ menambah wawasan tentang Agama Katolik dan ­ lebih khusus lagi mengetahui bagaimana kehidupan keluarga Nazareth. Silakan ­ membaca. Tuhan Yesus memberkati Anda (yok)

61 | Pengetahuan Iman

Keuskupan, Arti dan Sejarahnya Hukum Kanonik Gereja Katolik mendefinisikan keuskupan sebagai “bagian dari umat Allah, yang dipercayakan kepada uskup untuk digembalakan dengan kerjasama para imam, sedemikian sehingga dengan mengikuti gembalanya dan dihimpun olehnya dengan Injil serta ­Ekaristi dalam Roh Kudus, membentuk Gereja partikular, dalam mana sungguh-sungguh terwujud dan berkarya Gereja Kristus yang satu, kudus, katolik dan apostolik. (KHK, 369) Keuskupan juga dikenal sebagai g ­ ereja particular atau gereja lokal. Keuskupan berada di bawah otoritas seorang uskup. Di mana keuskupan digambarkan s­ ebagai satu distrik Gerejawi yang dibatasi oleh wilayah geografis. Keuskupan sering dikelompokkan oleh Takhta Suci ke dalam suatu Provinsi Gerejawi. Dalam Provinsi Gerejawi, satu keuskupan dapat ditetapkan sebagai keuskupan agung atau keuskupan agung metropolit, yang merupakan pusat dari sebuah provinsi gerejawi. Keuskupan agung menyandang peringkat yang lebih tinggi dibanding keuskupan sufragan. Keuskupan Agung dipimpin oleh seorang uskup agung. Di mana kesukupan ini sebagian besar adalah takhta metropolit, di mana uskup agung juga merupakan kepala Provinsi Gerejawi. Istilah “keuskupan agung” tidak dijelaskan secara khusus dalam Hukum Kanonik, sehingga dengan istilah “keuskupan” dan “tahta episcopal” berlaku untuk wilayah di bawah yurisdiksi Gerejawi uskup manapun.

Jika gelar uskup agung diberikan atas dasar pribadi kepada seorang uskup ­diosesan. Seorang dengan gelar ini tidak selalu ­memimpin sebuah keuskupan agung. Keuskupan agung sering dipilih berdasarkan jumlah populasi dan ­signifikansi historisnya. Semua keuskupan dan keuskup­ an agung, dan masing-masing uskup atau uskup agungnya, berbeda dan otonom. Keuskupan agung memiliki ­tanggung jawab terbatas dalam p­rovinsi gerejawi yang sama yang ditugaskan ­kepadanya oleh Takhta Suci. Dalam Gereja-Gereja Katolik Timur yang masih ada dalam persekutuan dengan Takhta Suci, unit yang setara keuskupan disebut eparki atau "arkeparki". Istilah ini sama dengan keuskupan. Hingga April 2020, Gereja K ­atolik di ­seluruh dunia terdiri dari 2.898 k­ euskupan yang terdiri atas: satu takhta ­kepausan, sembilan patriarkat, empat k­euskupan agung mayor (Gereja Timur), 616 k­ euskupan agung metropolit, dan 2.248 keuskupan sufragan. (Antonius E. S ­ ugiyanto)

Dok. abs-cbn - Uskup Agung Manila, Kardinal José Fuerte Advíncula Jr, OP, DD

Beasiswa Dominikan Indonesia Yayasan St. Martinus de Porres mendidik anak-anak untuk berprestasi dan bersaksi di tengah masyarakat melalui kepemimpinan yang melayani, dengan 4 Pilar Utama:

Komunitas

3

Karya

cara menjadi berkat bagi anak-anak didik Beasiswa Dominikan yaitu:

Donatur Langsung Donasi langsung menggunakan ke rekening Beasiswa Yayasan St. Martinus de Porres

Doa

Studi

Donasi untuk dana pendidikan dapat disalurkan melalui: Bank BCA - 0299000933 a/n Yayasan St. Martinus de Porres

Donatur Bulanan Donasi rutin per bulan melalui Virtual Account khusus untuk Anda

Coin For Education Mengajak keluarga terutama anak Anda untuk berbagi menggunakan botol celengan

“ B e c a u s e of YOU, t h ey c a n fol l ow t h e i r DR E A M S ”

Informasi lebih lanjut : Jakarta - Elizabeth (0818 328 066), Theo Atmadi (0818 109 885), Rita (0811 949 131) Surabaya- Elly (0811377154), Gwenny (0811 311 770) || Pontianak - Sr. Ergie, OP (0821 5309 0509)

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.