Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso Flipbook PDF

Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

103 downloads 108 Views 3MB Size

Story Transcript

i |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

ii |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................... i STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS HARIAN IJEN GEOPARK ......ii DAFTAR ISI .........................................................................................iii BAB I

MENGENAL IJEN GEOPARK...................................................... 1

BAB II

TIGA PILAR GEOPARK ............................................................ 13

Bab III

TUJUAN PENGEMBANGAN IJEN GEOPARK ....................... 38

Bab IV

TATA KELOLA IJEN GEOPARK ............................................. 45

iii |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

BAB I MENGENAL IJEN GEOPARK

1.1 Definisi Geopark Indonesia memiliki banyak sekali potensi dan wilayah Geopark. Geopark atau Taman Bumi memiliki berbagai fungsi penting terhadap kelangsungan hidup Bumi. Geopark sendiri adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki Situs Warisan Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), serta dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi,

dan

pembangunan

perekonomian

masyarakat

secara

berkelanjutan, dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya. Kondisi geologi Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik mengakibatkan Indonesia memiliki Keragaman Geologi (Geodiversity) yang bernilai. Keragaman Geologi (Geodiversity) tersebut memiliki nilai Warisan Geologi (Geoheritage) yang terkait dengan Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), serta dapat dimanfaatkan melalui konsep pengembangan Taman Bumi (Geopark) yang berkelanjutan, terutama dalam

rangka

pengembangan

destinasi

pariwisata.

Oleh sebab itu, diperlukan tata kelola pengembangan Taman Bumi (Geopark) yang dapat dijadikan pedoman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dengan demikian, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi atau Geopark.

1.2 Ijen Geopark Permulaan pengajuan nama calon anggota Jaringan Geopark Internasional pada Unesco Global Geopark (UGG) adalah Ijen aspiring Unesco Global Geopark (aUGGp) pada tahun 2020. Aspiring Geopark mengusung tema tentang Danau Kawah Gunung Api Terasam dan pesona Blue Fire yang dimiliki oleh Kawah Ijen, serta hubungannya dengan unsur biologi dan budaya di sekitarnya. Potensi Ijen aUGGp berfungsi sebagai area pemanfaatan konservasi, edukasi, dan geotourism yang melibatkan partisipasi penuh masyarakat lokal. Pengajuan tersebut atas dasar Keputusan Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) yang menetapkan Ijen aUGGp sebagai Geopark Nasional pada 30 November 2018. Ijen aUGGp terletak di ujung timur Pulau Jawa. Kawasan bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo, bagian timur dengan Selat Bali, bagian selatan dengan Samudera Hindia, dan bagian barat

dengan

Kabupaten

Jember.

2 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Secara administratif, letak Ijen aUGGp meliputi Dua (2) Kabupaten, yaitu Banyuwangi dan Bondowoso dengan luas wilayah 4.723 km2. Ijen aUGGp memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Timur, yaitu 175,8 km sehingga menghasilkan sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah.

Gambar : Peta Delineasi Ijen Geopark Ijen aUGGp terbagi atas kawasan dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah merupakan area pertanian, terutama penanaman Padi yang telah lama dikenal sebagai Daerah Lumbung Beras

di

Provinsi

Jawa

Timur.

3 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Kemudian, kawasan dataran tinggi merupakan perkebunan penghasil kopi sebagai komoditas unggulan. Kompleks Gunung Ijen Purba yang terletak pada kawasan dataran tinggi mendominasi topografi kawasan ini. Bentangan kaldera sejauh 20 km membuat kawasan ini berpagar pegunungan dengan dominasi potensi Gunung Ijen yang paling dikenal dengan fenomena geologi Blue Fire dan Air Danau Kawah Terasam di dunia. Sebagai kawasan yang berbatas laut dan selat, ujung Timur Jawa merupakan wilayah perlintasan manusia serta persimpangan niaga sehingga menjadikannya tempat pelbagai persilangan budaya dan beridentitas multikultural yang terepresentasi dalam ragam budaya, seni dan tradisinya (Indiarti, 2016). Jumlah penduduk di kawasan ini menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 adalah 2.121.473 (Dua Juta Seratus Dua Puluh Satu Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Tiga) Jiwa, dengan komposisi penduduk terdiri dari kelompok etnis Jawa, Using (biasa juga disebut Osing), Madura, Bali, Arab, Cina, India, Pakistan, dan Bugis. Kelompok etnis Jawa menempati wilayah Banyuwangi sebelah Selatan seperti Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Gambiran, Purwoharjo. Migrasi penduduk (Migran) dari Jawa biasanya berasal dari

bagian

Barat

Jawa

Timur

dan

Jawa

Tengah.

4 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Kelompok etnis Madura umumnya menempati wilayah Bondowoso dan Banyuwangi Utara seperti Kecamatan Wongsorejo dan sekitar kawasan perkebunan, seperti Kecamatan Glenmore dan Kalibaru, serta kawasan dekat pantai seperti Kecamatan Muncar. Dahulu kala, Migran dari Madura mulai masuk ke Banyuwangi dan Bondowoso bersamaan dengan dibukanya lahan perkebunan dan pabrik gula oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Mayoritas Migran bekerja sebagai buruh perkebunan dan pabrik. Namun, profesi para Migran dari Madura mengalami pergeseran seiring dengan perpindahannya menuju kawasan kota (pasar) dan pesisir. Kelompok etnis atau Migran dari Bali secara masif menetap di Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, dengan ciri khas adat istiadat yang unik. Masyarakat keturunan Bugis tinggal dalam satu perkampungan dekat pantai sehingga pada umumnya mereka menggantungkan

hidupnya

sebagai

nelayan.

Keturunan Bugis

mayoritas bermukim di daerah Timur kota Banyuwangi, seperti Kampung Mandar dan Muncar. Masyarakat Using menempati wilayah Banyuwangi khususnya di kecamatan Kota, Glagah, Giri, Rogojampi, Singojuruh, Temuguruh, Kabat, Songgon, Cluring, dan Genteng.

5 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

1.3 Mengenal Logo Ijen Geopark Dan Penggunaannya

Gambar: Logo Resmi Ijen Geopark

Logo Ijen Geopark memiliki filosofi karakter sebagai berikut: a.

Gambaran Pegunungan Ijen berbentuk pegunungan berkelok berwarna hijau.

b.

Blue Fire berbentuk kobaran api berwarna biru sebagai identifikasi unik.

c.

Matahari terbit berwarna jingga kekuningan sebagai gambaran terangnya langkah Ijen Geopark memberi manfaat pada bumi dan isinya.

d.

Dua garis coretan horizontal berwarna biru sebagai gambaran kawasan garis pantai Banyuwangi.

e.

Tulisan Ijen Geopark berwarna jingga terang menggunakan huruf kapital.

6 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Penggunaan logo Ijen Geopark wajib memperhatikan ketentuan sebagai berikut: a.

Logo Ijen Geopark tidak diperkenankan bersanding

secara langsung penulisannya dengan wilayah administratif Kabupaten Bondowoso maupun Banyuwangi. Hal ini dikhawatirkan akan merubah persepsi dan makna, sebab Ijen Geopark merupakan satu kesatuan kawasan yang terdiri dari Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi.

Gambar: Contoh Logo Ijen Geopark yang tidak tepat

b.

Logo Ijen Geopark yang dicetak berupa Kop Surat,

Banner, Leaflet atau media cetak lainnya tidak diperkenankan diubah,

ditambah,

dan

dikurangi,

baik

konten

dan

pewarnaannya.

7 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Hal ini dikhawatirkan akan mengaburkan esensi logo resmi yang telah ditetapkan hingga dapat menimbulkan multitafsir dan inkonsistensi.

Gambar: Contoh Logo Ijen Geopark yang tidak tepat

1.4 Ijen Geopark Menuju Unesco Global Geopark Ijen aUGGp (Aspiring UNESCO Global Geopark) adalah sebutan bagi Ijen Geopark sebagai kandidat Unesco Global Geopark (UGGp). UNESCO Global Geopark (aUGGp) adalah wilayah geografis tunggal yang menyatu dimana situs dan lanskap dengan signifikansi

geologi

internasional

dikelola

dengan

konsep

perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan secara holistik. UNESCO Global Geopark (aUGGp) melestarikan warisan bumi yang memiliki keterkaitan dengan seluruh aspek warisan alam dan

budaya

di

kawasan

tersebut.

8 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat terkait penggunaan sumber daya bumi secara berkelanjutan, penanganan efek perubahan iklim, dan penanggulangan resiko bencana alam.

Gambar : Surat Dukungan KNIU (Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO) Kemdikbud RI

9 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan geologi bersejarah pada masyarakat, UNESCO Global Geopark (aUGGp) memberikan rasa bangga kepada masyarakat setempat terhadap wilayahnya dengan memperkuat identifikasi fungsi kawasan tersebut. Pembentukan bidang usaha lokal yang inovatif, munculnya lapangan kerja baru, dan kursus pelatihan berkualitas tinggi dirangsang sebagai sumber pendapatan baru yang dihasilkan melalui aspek geowisata, dimana sumber daya geologi di kawasan UNESCO Global Geopark (aUGGp) tersebut tetap terlindungi. Berdasarkan Timeline atau garis waktu penjadwalan, berikut merupakan rangkaian proses pengajuan Proposal Ijen Geopark menuju UNESCO Global Geopark (UGGp) dan prosedur evaluasi, diantaranya: 1.

Calon UNESCO Global Geopark mengirimkan Letter of Intent (LOI), ideal waktu yaitu pada 1 Juli 2020.

2.

Pengajuan aplikasi antara 1 Oktober dan 30 November 2020.

3.

Verifikasi pemeriksaan kelengkapan dokumen setelah 1 Desember 2020.

4.

Evaluasi desktop hingga 30 April 2021.

5.

Misi evaluasi lapangan dimulai 1 Mei hingga Juli 2021.

6.

Rekomendasi mengenai aplikasi pengajuan oleh UNESCO Global Geopark Council pada bulan September 2021.

7.

Keputusan Badan Eksekutif UNESCO selama Musim Semi. 10 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

1.4 Ijen Geopark Wilayah Bondowoso Ijen Geopark Wilayah Bondowoso terbagi atas zona kawasan atau Delineasi 14 Kecamatan yang terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Ijen Sumber Wringin Cermee Sukosari Prajekan Botolinggo Klabang

8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Tapen Wonosari Tenggarang Pujer Jambesari Darus Sholah Bondowoso Tlogosari

Gambar : Peta Kawasan Delineasi Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

11 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Delineasi kawasan tersebut merupakan hasil ketetapan dari KNGI berdasarkan konsinyering (pembahasan data terpadu), baik dengan

memperhatikan

unsur

kajian,

konsep

pengembangan

pariwisata, tata wilayah, analisis potensi dan regulasi terkait. Ketetapan tersebut dikuatkan dengan Keputusan Bupati Bondowoso Nomor: 188.45/941/430.4.2/2020 Tentang Penetapan Delineasi Ijen Geopark Wilayah Bondowoso. Dengan demikian, Ijen Geopark Wilayah Bondowoso terdiri dari 9 Situs Geologi, 2 Situs Biologi, dan 5 Situs Budaya.

Gambar : Peta Lokasi Sebaran Situs Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

12 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

BAB II TIGA PILAR GEOPARK DAN KEKAYAAN WARISAN BUMI IJEN GEOPARK WILAYAH BONDOWOSO

Pengembangan Geopark atau Taman Bumi sangat penting bagi kelangsungan hidup Bumi. Geopark memuat nilai-nilai yang terkandung dalam 3 Pilar utama terkait Keragaman Geologi (Geodiversity),

Keanekaragaman

Hayati

(Biodiversity),

dan

Keragaman Budaya (Cultural Diversity). Ketiga Pilar Geopark memiliki nilai Warisan Geologi (Geoheritage) yang terkait dengan Warisan Biologi (Bioheritage), dan Warisan Budaya (Cultural Heritage). Tiga Pilar Geopark berfungsi menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan yang dilakukan melalui upaya konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan, dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintah.

2.1 Geodiversity Warisan geologi (geoheritage) yang diidentifikasi melalui keragaman geologi (geodiversity), bersama-sama dengan konservasi geologi (geoconservation) menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari neologisme ilmu kebumian yang digagas oleh beberapa ahli geologi pada

kisaran

tahun

1990.

13 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Istilah dan terminologi warisan geologi muncul pertama kali pada Simposium Internasional I tentang konservasi warisan geologi yang diselenggarakan di Digne (Prancis) pada tahun 1991. Simposium ilmiah dunia itu dilanjutkan dengan Konferensi Internasional Malvern, Inggris pada tahun 1993, yang mendiskusikan tentang konservasi geologi dan bentang alam. Simposium dan konferensi serupa pun selanjutnya banyak diselenggarakan paska tahun-tahun tersebut (Hanang Samodra, 2020). Warisan geologi yang ditetapkan di dalam delineasi kawasan geopark disebut sebagai situs geologi (Geosite). Geosite yang terletak di kawasan Ijen Geopark Wilayah Bondowoso adalah:

a.

Geosite Kawah Ijen/ Blue Fire

Gambar: Geosite Kawah Ijen/ Blu Fire (114°14'25.53"E/8°3'35.64"S) Jarak 70 km dari Kota Bondowoso

14 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Gambar: Geosite Kawah Ijen/ Blue Fire Jarak 70 km dari Kota Bondowoso

Geosite Kawah Ijen/ Blue Fire terletak di antara dua Wilayah Administratif Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi. Gunung Api Ijen memiliki komposisi reaktor multi komponen dengan proses kimia dan fisika serta kandungan Sulfat, Klorida, dan Fluoride yang sangat pekat sehingga menghasilkan air danau yang sangat asam dengan pH=0,2. Fenomena khas Geosite Kawah Ijen hanya ada dua di dunia, yaitu

Blue

Fire

Kawah

Ijen

dan

Islandia.

15 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Blue Fire muncul dari adanya emisi gas magmatik yang kaya unsur Belerang

(S)

dengan

temperatur

mencapai

600°C

sehingga

menghasilkan pancaran sinar api berwarna biru dengan temperatur tinggi yang berasal dari kantong magma. Uniknya api ini tidak bisa membakar kayu, namun bisa melelehkan besi (Badan Geologi, 2014). Blue Fire hanya dapat dilihat pada saat gelap menjelang pagi.

b. Geosite Kawah Wurung

Gambar: Geosite Kawah Wurung (114°09’54.03’’E/ 8°04’02.08’’S) Jarak 65 km dari Kota Bondowoso

16 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Geosite Kawah Wurung terletak di antara perbatasan Desa Jampit dan Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Kawasan Geosite ini terbentuk dari aktivitas gunung api yang kompleks. Kawasan sekitar Geosite Kawah Wurung terdapat Gunung Api Intra Kaldera Ijen yang terdiri atas; Gunung Kawah Wurung, G. Genteng, G. Pendil, G. Pendlan, dan G. Anyar. Geosite Kawah Wurung mempunyai nilai keunggulan Geologi berupa tampilan Morfologi Gunung Api ‘Teletubbies’ Intra Kaldera. Keragaman satuan batuan penyusun kawasan Geosite ini disebabkan oleh sumber material dari vulkanisme Gunung Api Intra Kaldera maupun Ring Kaldera terdekat.

c.

Geosite Dinding Kaldera Ijen Megasari

Geosite Dinding Kaldera Ijen Megasari terletak di Desa Sempol, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Geosite ini merupakan perwujudan gawir (dinding) Kaldera Ijen Purba yang membentang sepanjang 12 km dengan jarak ketinggian sekitar 465 m dari dasar lembah. Perbedaan topografi menjadikan geosite ini dimanfaatkan sebagai landasan Take Off Paralayang dan lokasi View Point Kaldera Ijen, baik Ring Kaldera dan Intra (Inner) Kaldera.

17 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Gambar: Geosite Dinding Kaldera Ijen Megasari (114°07’15.42’’E/ 8°00’08.12’’S)

Jarak 54 km dari Kota Bondowoso

Terdapat sejumlah 22 Anak Gunung Api yang tersebar di sekitar kawasan Ring Kaldera dan Intra (Inner) Kaldera Ijen. Pada arah timur terdapat Kaldera Ijen Purba, Gunung (G) Ringgih. Arah Tenggara terdapat G. Kawah Ijen (Geosite Kawah Ijen), G. Merapi, G. Pawenen, G. Rante, dan G. Widodaren. Arah selatan terlihat G. Jampit, G. Pendil, G. Anyar (Jabal Kirmit), G. Lingker, dan Komplek Gunung Api kawasan Geosite Kawah Wurung dan kumpulan Cinder Cone di dasar Kaldera. Arah Barat daya terdapat G. Suket, G. Cemara, G. Mlaten, dan Gunung Api aktif di luar kawasan Kaldera Ijen Purba yaitu G. Raung.

18 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

d. Geosite Komplek Mata Air Panas Blawan Geosite Komplek Mata Air Panas Blawan termasuk dalam wilayah Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Geosite ini memiliki aspek geologi panas bumi (geothermal), mineralogi, dan struktur. Terdapat 19 mata air panas dengan suhu 30 – 50°C dan suhu lebih rendah. Kandungan air tergolong netral dengan pH=6,4. Persebaran mata air panas berdasarkan adanya struktur patahan (Sesar) yang terletak di ujung utara Kaldera Ijen berupa Air Terjun Blawan.

Gambar: Geosite Komplek Mata Air Panas Blawan (114°10’33.19’’E/ 7°59’04.49’’S)

Jarak 60 km dari Kota Bondowoso

19 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Gambar: Geosite Komplek Mata Air Panas Blawan (114°10’33.19’’E/ 7°59’04.49’’S)

Jarak 60 km dari Kota Bondowoso

Proses

Geothermal di kawasan Geosite

ini

ditandai

kemunculan mata air panas yang diikuti oleh pengendapan Terrain Travertine atau Silica Sinter. Pengendapan ini dapat dijumpai di Telaga Damar Wulan yang terdapat sumber mata air bersuhu hangat. Selain Telaga Damar Wulan, terdapat beberapa kolam pemandian umum yang dikelola dengan suhu bervariasi dan bermanfaat bagi masyarakat untuk terapi

kebugaran

serta

relaksasi.

20 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

e.

Geosite Aliran Asam Kalipait

Gambar: Geosite Aliran Asam Kalipait (114°13’00.34”E / 8°03’44.61’’S) Jarak 65 km dari Kota Bondowoso

Geosite Aliran Asam Kalipait terletak di Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Geosite ini merupakan aliran sungai bagian hulu limpas air Danau Kawah Ijen yang banyak mengandung multi-element air asam pekat seperti Sulfat, Klorida, Fluoride,

dan

senyawa

H2SO4

menghasilkan Kristal Gypsum.

yang tinggi

sehingga dapat

Dari kajian yang dilakukan BPPTK

(Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia), setiap 1 liter air menghasilkan Gypsum 100 gram. Proses pembentukan Gypsum dapat diproses secara sintetis dengan mereaksikan bahan gamping kapur tohor dalam bentuk pasta (slurry) supaya dapat bereaksi lebih sempurna. 21 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Geosite Aliran Asam Kalipait dapat dimanfaatkan sebagai Objek Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam di Bidang Geokimia dan Kesehatan Lingkungan. f.

Geosite Lava Blawan

Geosite Lava Blawan terletak di Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Sebelumnya, Penyebutan Geosite Lava Blawan lebih dulu dikenal dengan Air Terjun Little Niagara karena bentuknya yang serupa dengan Air Terjun Niagara di Amerika Serikat namun dengan ukuran lebih kecil. Kemudian berdasarkan sudut pandang Ilmu Geologi, Air Terjun Little Niagara disebut Geosite Lava Blawan.

Gambar: Geosite Lava Blawan (114°10’15.50’’E/7°59’22.99’’S) Jarak 59 km dari Kota Bondowoso

22 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Kawasan Geosite terhampar batuan Lava Basaltis yang menghalangi aliran hulu sungai dari dinding utara Kaldera, sedangkan yang terdekat berada di lereng selatan Dusun Pedati yang belum tercampur dengan aliran air sungai dari Geosite Kawah Ijen. Karakter batuan Lava di sekitar Geosite Lava Blawan bersifat vesikuler dan adanya rekahan permukaan yang dipengaruhi oleh proses pembekuan cepat di bagian permukaan. Proses tersebut menyebabkan relief tidak rata hingga menimbulkan efek riak pada air yang mengalir deras.

g.

Geosite Aliran Lava Plalangan

Gambar: Geosite Aliran Lava Plalangan (114°09’8.25’’E/8°00’33.97’’S) Jarak 55 km dari Kota Bondowoso

23 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Gambar: Geosite Aliran Lava Plalangan (114°09’8.25’’E/8°00’33.97’’S) Jarak 55 km dari Kota Bondowoso

Geosite Aliran Lava Plalangan terletak di antara Desa Kalianyar, dan Desa Sempol Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Posisinya strategis dengan letak lokasi yang relatif tinggi, berada di dekat jalan raya utama Kecamatan Ijen, dan dikelilingi Dinding Kaldera Ijen Purba yang terhampar dari Barat ke Timur sepanjang 12 km dengan luas 10.51 km2, dan membentang dari Gunung Anyar sampai Blawan. Secara makroskopik, Aliran Lava berwarna kehitaman, vesikuler, bertekstur AA, dan berasal dari material erupsi Gunung Anyar (Jabal Kirmit). Aliran Lava menunjukkan karakter dominan batuan cenderung Basalt-Andesit Basaltik yang lebih dikenal dengan nama Black Lava. 24 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

h. Geosite Taman Batu So`On Solor

Gambar: Geosite Taman Batu So`On Solor (114°04’37.77’’E/ 7°51’30.01’’S) Jarak 42 km dari Kota Bondowoso

Geosite Taman Batu So’on Solor terletak di Desa Solor, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. Geosite ini tersusun oleh satuan batuan Gunung Api Ijen Purba yang berumur Kuarter Pleistosen, diantaranya; Breksi Gunung Api, Breksi Batu Apung, Tuf, dan Lava. Berdasarkan batuan yang tersusun oleh material piroklastik, polimiktik, fragmen-fragmen andesit, basalt, dan batu apung, berukuran hingga 60 cm, dengan bentuk menyudut - membulat tanggung, terpilah buruk, dan kompak sedang. Morfologi Taman Batu Soon Solor terbentuk oleh faktor erosi yang mengakibatkan munculnya dampak Eksogen dan Endogen pada struktur kekar atau rekahan dan aspek tekstur batuan, sehingga menghasilkan bentuk batuan bersusun yang lebih dikenal dengan

nama

Batu

So’on.

25 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

i.

Geosite Air Terjun Gentongan

Gambar: Geosite Air Terjun Gentongan (114°10’54.43’’E/ 8°01’24.41’’S) Jarak 58 km dari Kota Bondowoso

Geosite Air Terjun Gentongan terletak di desa Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Sebelumnya, masyarakat mengenal Geosite ini dengan nama Air Terjun ‘Kue Lapis’ Gentongan karena menyajikan keindahan tampilan batuan seperti ‘Kue Lapis’. Dari perspektif Ilmu Geologi, terdapat aspek geologi pada kawasan Geosite ini yaitu struktur patahan dan lapisan. Jejak patahan ditunjukkan oleh adanya perbedaan elevasi yang menyebabkan aliran bagian hilir Sungai Kalipait menjadi Air Terjun. Pergerakan relativitas bidang patahan tersebut tersingkap dan menunjukkan adanya struktur pelapisan dengan perselingan batuan Produk Vulkanik Lava, Tuf, Lapilli, dan Aglomerat. Singkapan ini menyisakan peninggalan rekam jejak fase-fase pengendapan Material Vulkanik berbentuk ‘Dinding Batu Kue Lapis’. 26 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

2.2 Biodiversity Keanekaragaman biologi (Biodiversity) adalah perpaduan antara kekayaan jenis makhluk hidup yang meliputi 5 Kingdom dalam Ilmu Biologi khususnya vegetasi tumbuhan dan hewan yang terdapat didalam suatu ekosistem. Biodiversity merupakan salah satu aspek penunjang Ijen Geopark karena sejarah perkembangan makhluk hidup di kawasan Kaldera Ijen mulai dari awal letusan hingga kondisi saat ini dapat digambarkan dengan melalui Biogeografi dan jenis-jenis Vegetasi tumbuhan maupun hewan yang terdapat di kawasan ini. Unsur biodiversity tersebut merupakan salah satu pilar penting yang dinamis bagi geopark karena dapat menggambarkan biodiversity alamiah yang terbentuk di kawasan Ijen. Secara umum, kawasan Ijen Geopark Wilayah Bondowoso terdapat 2 Situs Biologi yang khas yaitu:

a.

Biosite Kopi Bondowoso

Biosite Kopi Bondowoso terletak di kawasan Perkebunan Kopi Rakyat dan PTPN XII di daerah pegunungan Ijen-Raung di Kecamatan

Ijen

dan

Sumberwringin.

Kabupaten

Bondowoso

merupakan sentra produksi Kopi Rakyat (Java Ijen Raung) dan Kopi Arabika (Java Coffee) terluas di Jawa Timur. Luas Perkebunan Kopi Bondowoso sekitar 7.054 Ha dan terletak di ketinggian sekitar 11001550 mdpl. Letusan Gunung Api Ijen Purba membentuk tanah di sekitar dataran berwarna kelabu kelam dan kaya unsur hara.

27 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Gambar: Biosite Kopi Bondowoso (113°59'59.36"E/7°57'26.73"S) Jarak 31 km dari Kota Bondowoso

Kopi Arabika Bondowoso merupakan satu-satunya produk Kopi Spesialti (Kopi Blue Mountain) di Jawa Timur yang telah mendapatkan Sertifikat Perlindungan Hak Indikasi-Geografis Nomor: ID G 0000000023 oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada 10 September 2013. Cita rasa yang khas menyebabkan produk Kopi Arabika memiliki daya jual dan saing yang tinggi di Pasar Kopi Internasional. Berdasarkan hasil uji cita rasa, kopi ini memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi, terjamin mutu, dan aroma

khas

yang

kuat.

28 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

b. Biosite Hutan Pelangi

Gambar: Biosite Hutan Pelangi (114°0'9.77"E/7°59'56.58"S) Jarak 33 km dari Kota Bondowoso

Biosite Hutan Pelangi terletak di Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso. Hutan Pelangi adalah Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Sumberwringin seluas 23,6 Ha sebagai pusat penelitian dan konservasi bagi beberapa jenis kelompok tanaman sejak Tahun 1939. Nama Hutan Pelangi disesuaikan dengan karakteristik salah satu pohon eksotis yaitu Kayu Leda (Eucalyptus deglupta) yang tersebar di wilayah Maluku dan Papua. Daya tarik gradasi warna-warni seperti pelangi pada batang kayu disebabkan oleh proses Oksidasi Kambium batang dengan Oksigen dan menghasilkan warna hijau, kuning, biru, jingga hingga cokelat. Eucalyptus Deglupta merupakan Tanaman Endemik Indonesia yang rentan di alam dan populasinya terus menurun

akibat

eksploitasi

berlebihan

di

habitat

aslinya.

29 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

2.3 Cultural Diversity Keanekaragaman budaya (Cultural Diversity) merupakan salah satu pilar geopark yang penting karena merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya tersendiri pada masingmasing daerah dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar Ijen Geopark. Disamping itu, keanekaragaman budaya merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai warisan budaya (Cultural Heritage) yang perlu dilestarikan. Keberadaan warisan budaya berupa benda-benda peninggalan historis-arkeologis di ujung timur Pulau Jawa membantu pelacakan jejak masa prasejarah dalam lingkup kawasan. Secara umum, pembabakan sejarah di kawasan ini bisa dibagi menjadi 2, yaitu masa Prasejarah dan Hindu-Buddha. Ujung timur Pulau Jawa menyimpan peninggalan Masa Prasejarah berupa Situs Megalitik. Peninggalan benda-benda megalitik dengan jumlah terbanyak berada di Kabupaten Bondowoso. Berdasarkan jumlah eksisting temuan, kawasan Bondowoso diperkirakan sebagai Pusat Peradaban Budaya megalitik di Jawa Timur. Kawasan Ijen Geopark Wilayah Bondowoso terdapat sejumlah Situs Budaya dengan klasisfikasi Warisan Budaya Benda (Tangible Heritage) dan Tak Benda (Intangible Heritage) sebagai berikut:

30 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

2.3.1 Warisan Budaya Benda (Tangible Heritage) a. Cultural Site - Situs Megalitik Maskuning Kulon

Gambar: Situs Megalitik Maskuning Kulon (113°53’15”E/ 7°58’39.97”S) Jarak 13 km dari Kota Bondowoso

Gambar: Situs Megalitik Maskuning Kulon (113°53’15”E/ 7°58’39.97”S)

31 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Gambar: Situs Megalitik Maskuning Kulon (113°53’15”E/ 7°58’39.97”S) Jarak 13 km dari Kota Bondowoso

Situs Megalitik Maskuning Kulon terletak di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso. Terdapat 90 benda Cagar Budaya yaitu Batu Silindris, Batu Dakon, Dolmen yang letaknya berdekatan, tertata rapi, dan mempunyai keunikan tersendiri. Situs ini berbentuk Komplek Pemakaman yang terbuat dari batu berbentuk besar dengan kaki-kaki dibawahnya yang bertujuan agar jenazah tidak dimakan binatang buas atau dicuri orang, karena didalamnya terdapat bekal kubur berupa perhiasan dan pelaratan lain sebagai bekal menuju Alam

Nenek

Moyang.

32 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

b. Cultural Site - Struktur Gua Butha Cermee

Gambar: Struktur Gua Butha Cermee Jarak 45 km dari Kota Bondowoso

Struktur Gua Butha Cermee terletak di Desa Jirek Mas, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. Situs ini merupakan Gua Pertapaan pada akhir zaman Majapahit, sekitar Abad ke-13 dan 14. Butha memiliki arti ‘Raksasa’ dalam Bahasa Madura (Bahasa Lokal Tradisional). Situs ini berupa cerukan pada tebing batu. Relief berbentuk raksasa berupa wajah dengan mata terbuka lebar, gigi bertaring, dan tangan berkuku tajam. Pada sisi barat gua, terdapat beberapa relief yang merupakan bagian dari relief induk, yaitu berupa relief Kuncup Bunga Teratai (Lambang Agama Buddha), Buddha bermeditasi, Kepala Manusia dengan Surya, Pertapa, dan beberapa binatang yang biasa digunakan sebagai kegiatan ritual keagamaan. 33 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

c.

Cultural Site - Struktur Gua Butha Sumber Canting

Gambar: Struktur Gua Butha Sumber Canting (114°1’9.86”E/ 7°56’15.55”S) Jarak 35 km dari Kota Bondowoso

Struktur Gua Butha Sumber Canting terletak di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso. Situs ini merupakan gua untuk meditasi atau mengasingkan diri dari kehidupan dunia, sebab terdapat beberapa lubang kecil yang diperkirakan sebagai tempat lentera atau lilin saat ritual berlangsung. Relief Kepala Kala pada Gua Butha dipahat dengan mata terbuka lebar, gigi bertaring, dan lidah menjulur ke bawah, serta terdapat pahatan angka 1316 Caka atau Tahun 1394 sebagai tahun penanda pendirian. Ukuran mulut gua setinggi 3 m, lebar 5 m, bentuk ruang memanjang ke dalam dan mengecil,

dengan

kedalaman

17

m

dari

permukaan

gua.

34 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

2.3.2 Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Heritage) a. Cultural Site - Singo Ulung

Gambar: Singo Ulung

Gambar: Topeng Kona

35 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Singo Ulung merupakan Aset Kebudayaan yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Singo Ulung berasal dari Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso. Pertunjukan Singo Ulung ditampilkan bersama Tari Topeng Kona yang diiringi alunan musik gamelan. Singo Ulung dan Topeng Kona menceritakan asal usul Juk Seng dan Jasiman, tokoh masyarakat di Desa Blimbing. Makna dari pertunjukan Singo Ulung sebagai Penolak Bala atau Malapetaka. Hingga kini, Makam Mbah Singo (Juk Seng) kerap dikunjungi masyarakat sebagai bentuk ungkapan syukur pada saat gelar acara tradisional Bersih Desa.

c.

Cultural Site - Tari Petik Kopi

Gambar: Tari Petik Kopi 36 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Tari Petik Kopi merupakan Aset Warisan Budaya Tak Benda yang menggambarkan kehidupan petani kopi dengan alur cerita yang ditampilkan oleh bebebrapa petani kopi perempuan sederhana berkarakter tegas dan luwes sedang memanen biji kopi. Tarian ini ditampilkan pada acara Panen Raya Kopi dengan iringan alunan musik ‘Tong-Tong’, yaitu musik tradisional dengan instrument musik berupa kentongan. Tari Petik Kopi berasal dari Desa Sumberwringin, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso. Hingga kini, Tari Petik Kopi kerap tampil di berbagai acara di Kabupaten Bondowoso sebagai

bagian

identitas

wilayah

penghasil

kopi.

37 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

BAB III TUJUAN PENGEMBANGAN IJEN GEOPARK

Sesuai makna Geopark yakni Melestarikan Bumi dan Menyejahterakan Masyarakat, pengembangan Geopark bertujuan mewujudkan pelestarian Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity) yang dilakukan bersama- sama antara Pemerintah dan Pemangku Kepentingan melalui upaya konservasi,

edukasi,

dan

pembangunan

berkelanjutan

serta

pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat. Melalui konsep tersebut, Ijen Geopark Wilayah Bondowoso menekankan pada konsep Pentahelix.

Gambar : Diagram Pentahelix Pengembangan Geopark 38 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Melalui

pengelolaan Geopark

dan

penerapan

metode

Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai bagian tak terpisahkan melalui Regulasi, Pengembangan dan Pemenuhan Infrastruktur yang Memadai,

Pemberdayaan

Masyarakat

Terpadu

dengan

Turut

Melibatkan Sinergitas 5 Unsur Utama, yaitu; Pemerintah, Komunitas, Badan Usaha, Akademisi (Unsur Pendidikan), dan Media. Pengelolaan Ijen Geopark yang baik melibatkan peran keterlibatan masyarakat agar memperoleh manfaat secara langsung dan tidak langsung. 3.1 Konservasi .

KONSERVASI

Penetapan Regulasi/ Dasar Hukum yang Memuat Aturan dan Kebijakan Pengembangan Geopark Sosialisasi Stakeholder dilakukan secara terpadu agar mampu mensinergikan pengembangan Ijen Geopark secara Profesional, Efektif, dan Efisien

Pengamanan Konservasi agar terwujud perlindungan dan penghargaan terhadap seluruh komponen warisan bumi secara berkelanjutan

39 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi alam. Konservasi (Conservation) merupakan tindakan pelestarian atau perlindungan. Untuk menjamin pelaksanaan dan keberlanjutan program konservasi di Kawasan Ijen Geopark, Pemerintah Kabupaten Bondowoso sebagai kewenangan menerbitkan Peraturan Bupati tentang Perlindungan Lingkungan Geologi di Kawasan Ijen Geopark. Program konservasi di Kawasan Ijen Geopark memerlukan peran serta dan keterlibatan seluruh pihak terkait. Sinergitas pihak-pihak terkait yang terlibat ialah Pemerintah, Badan Pengelola, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Masyarakat (khususnya yang tinggal di kawasan

Situs),

Lembaga

Pendidikan,

Kelompok

Masyarakat

Pemerhati Lingkungan, Swasta, BUMN, BUMD, BUMDes, dan lainnya. Program konservasi yang dilaksanakan dapat berupa; Penanaman Pohon, Adopsi Pohon, Pelepasliaran Satwa, Pembersihan sampah kawasan Situs Geopark, Penelitian Konservasi, Pembentukan dan Pemberdayaan Relawan Konservasi atau Kelompok Masyarakat Sadar Lingkungan (Darling). Pengamanan Situs Geopark yang dilakukan dengan cara memasang pagar pengaman pada Situs yang dilindungi, memasang papan himbauan dan larangan. Upaya tersebut bertujuan agar konservasi dapat terwujud melalui perlindungan dan penghargaan terhadap seluruh komponen warisan bumi secara berkelanjutan. 40 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

3.2 Edukasi Penetapan Muatan Lokal (Mulok) Ijen Geopark pada Kurikulum Pembelajaran Satuan Tingkat Pendidikan Sekolah (SD, SMP, SMA Sederajat)

.

Pendirian Geopark Corner di Institusi Pendidikan Sebagai Visibilitas Sarana Informasi Ijen Geopark

EDUKASI

Penyediaan Edukasi

Paket

Wisata

Sarana Objek Penelitian bagi Bidang Keilmuan Terkait Program Edukasi melalui upaya Pendidikan Mayarakat dalam rangka mewujudkan pemahaman tentang Keragaman Geologi, Biologi, dan Budaya di kawasan Ijen Geopark. Fungsi Edukasi perlu didukung dan diperkuat melalui berbagai sarana Visibilitas bagi masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai bentuk dan format. Branding atau pencitraaan melalui Logo Ijen Geopark di berbagai materi promosi Ijen Geopark perlu disebarkan secara optimal melalui Pendidikan Masyarakat baik formal dan informal di berbagai tingkatan Satuan Pendidikan, misalnya melalui penyesuaian kurikulum pelajaran Muatan

Lokal

materi

Ijen

Geopark.

41 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Program

Geoeducation

diwujudkan

melalui

kegiatan

kunjungan wisata di kawasan Ijen Geopark, penyediaan Ijen Geopark Information Corner di lingkungan sekolah sebagai wahana literasi geoeducation, kegiatan lomba geoeducation, kunjungan lapang atau Geotour pelajar dan guru, dan seminar atau kuliah sejarah dan geografi. Selanjutnya untuk kegiatan pada tingkat Perguruan Tinggi adalah membuka program kerjasama yang menekankan pada penelitan bidang Geologi, Biologi, Budaya, Lingkungan dan Ekosistem, Pariwisata, dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Perwujudan Program Geoeducation dapat diterapkan melalui Edukasi Formal berupa Terapan Kurikulum Akademik bidang Geologi, Biologi, Budaya, Pertanian, Perkebunan, dan Agribisnis. Selain itu, Program Kuliah Kerja Lapang (KKL) Mahasiswa Tematik dan Fasilitasi Kegiatan Kemahasiswaan berbasis Pecinta Alam, Pramuka Saka Pariwisata, Taruna Bumi, dan Karya Ilmiah Mahasiswa (KIM) dapat diarahkan pada kawasan Ijen Geopark. Untuk Program Edukasi Informal dapat berupa; (1) Diskusi (Focus Group Discussion), penyuluhan langsung, (2) Sosialisasi tentang Keragaman Geologi, Biologi, dan Budaya, (3) Implementasi pentingnya menjaga keberagaman

yang

dapat

dimanfaatkan

secara

luas

untuk

keberlanjutan pembangunan ekonomi di kawasan Ijen Geopark, melalui Musyawarah Desa, Pelatihan Kelompok Sadar Wisata, dan pelaksanaan Event atau Kegiatan Kemasyarakatan dan Lingkungan.

42 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

3.3 Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Pertumbuhan Ekonomi Daerah Semakin Berkembang

.

Pembukaan Kerja Baru Program-Program Pembangunan Berkelanjutan dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Lapangan

Mendukung Program Kesetaraan Gender Peningkatan Sasaran Program Kepariwisataan Munculnya Investasi Pariwisata

Implementasi

tujuan

pengembangan

Geopark

Iklim Industri

berupa

konservasi dalam bentuk perlindungan dan pelestarian warisan bumi yang dimiliki, berlangsungnya program edukasi, dan pergerakan roda perekonomian harus melibatkan masyarakat sebagai subjek atau pelaku utama.

43 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Dengan demikian, perkembangan ekonomi di Kabupaten Bondowoso akan terus meningkat seiring transaksi ekonomi dan daya beli masyarakat yang semakin meningkat. Indikasi pertumbuhan lapangan kerja baru berupa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) unggulan pada aktivitas menciptakan aneka

inovasi

Geoproduct

yaitu;

Geohomestay,

Geoculinaire,

Geosouvenir, dan Geotour. Melalui Geoproduct, optimalisasi peran Pemandu atau Pramuwisata (Guide), Ojek Wisata, Penyediaan Jasa Wisata berupa Peralatan Camping dan Outbond, dan lain sebagainya akan menjadi tren kerja yang menarik. Indikator jumlah kunjungan wisata dan lama tinggal wisatawan (Length of Stay) yang meningkat akan berdampak pada nilai pengeluaran (Spend of Money) wisatawan. Selain itu, dukungan Program Kesetaraan Gender dalam upaya penyelarasan kesempatan dan posisi Perempuan untuk berpartisipasi, berperan, dan mengasah kemampuan untuk menjadi bagian dari pembangunan negeri. Peluang Investasi pada sektor pariwisata akan menjadi iklim positif bagi wilayah yang menjadi kawasan Geopark. Jenis investasi Industri Pariwisata yang dimaksud yaitu bidang layanan dan jasa wisata seperti Penginapan (Hotel, Homestay, dan Guest House), Agen Perjalanan (Travel Agent), Rumah Makan (Restaurant), Kedai Kopi (Coffee House), Pusat Kerajinan Khas dan Oleh-Oleh, dan pegiat

industri

pariwisata

lainnya.

44 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

BAB IV TATA KELOLA IJEN GEOPARK

Berdasarkan Konsep Pengembangan Ijen Geopark Wilayah Bondowoso, maka secara Hierarki di dalam membangun dan mengelola Ijen Geopark, yaitu mengenai kelestarian alam dan keterlibatan masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan nilai manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun regulasi pengembangan dan pengelolaan Ijen Geopark Wilayah Bondowoso mengacu pada: 1.

Peraturan Prersiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark).

2.

Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Geopark Sebagai Destinasi Pariwisata.

3.

Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Penetapan Warisan Geologi (Geoheritage).

4.1 Badan Pengelola Ijen Geopark Berdasarkan Delineasi kawasan Ijen Geopark yang terdiri dari Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi dengan potensi warisan dan keanekaragaman Geologi, Biologi, dan Budaya, maka dibentuklah Organisasi

yang

menangani

dan

mengelola

Ijen

Geopark.

45 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Organisasi pengelola tersebut yaitu Badan Pengelola (BP) Ijen Geopark Provinsi Jawa Timur sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/435/KPTS/013/2020 tentang Pengelola Ijen Geopark pada 27 Juli 2020.

4.2 Pengelola Ijen Geopark Wilayah Bondowoso Dengan terbitnya Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/435/KPTS/013/2020 tentang Pengelola Ijen Geopark, maka kawasan Ijen Geopark yang terletak di Dua Kabupaten yaitu Bondowoso dan Banyuwangi secara khusus turut membentuk Pengelola Ijen Geopark. Hal ini bertujuan agar focus dan locus pengelolaan Ijen Geopark pada masing-masing wilayah Kabupaten, seperti Wilayah Bondowoso tertata secara komprehensif. Pembentukan pengelola Ijen Geopark Wilayah Bondowoso ditetapkan berdasarkan terbitnya Keputusan Bupati Bondowoso, antara lain: a.

Keputusan Bupati Bondowoso Nomor: 188.45/ 940/

430.4.2/ 2020 tentang Tim Teknis Pengembangan Ijen Geopark Wilayah Bondowoso pada 8 Desember 2020. b.

Keputusan Bupati Bondowoso

Nomor: 188.45/ 942/

430.4.2/ 2020 tentang Pengurus Harian Ijen Geopark Wilayah Bondowoso pada 8 Desember 2020.

46 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

4.2 Profil Pengurus Harian Ijen Geopark Wilayah Bondowoso Berikut alamat Kantor dan akun media Online Pengurus Harian Ijen Geopark Wilayah Bondowoso: Alamat

: Jl. Ahmad Yani No. 33 Kabupaten Bondowoso (Kantor Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bondowoso)

Telepon

: (0332) 421475

Website

:

http://geopark-ijen.jatimprov.go.id/berita.html Facebook

:

https://www.facebook.com/geoparkijen Instagram

:

https://instagram.com/ijengeopark20?igshid=1h5uey50x6jzk Youtube

:

https://youtube.com/channel/UCMZnRXrzOhvcmqM2 Pb2vis A

47 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

48 |Buku Pintar Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.