Cerpen 2 Perlombaan di Sekolah by Rianna Flipbook PDF


44 downloads 120 Views 3MB Size

Story Transcript

Perlombaan di Sekolah “Selamat pagi anak-anak! Apa kabar? Semoga baik ya.” Acara dibuka oleh Pak Aris, kepala sekolah dengan sangat meriah. Semua murid berbaris dengan sangat rapih di lapangan. Dari kelas 7 sampai 9 semua lengkap menggunakan seragam olahraga. Murid-murid pun tak sabar menunggu Pak Aris selesai berbicara. Hari ini semua murid akan melakukan perlombaan antar kelas. Berbagai kegiatan dilakukan, seperti basket, futsal, estafet air dan masih banyak lagi. Kegiatan ini dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun sekolah yang ke-27. Setiap murid wajib mengikuti perlombaan yang ada. Sudah 15 menit murid-murid berbaris, dan Pak Aris belum juga menyelesaikan pidatonya di depan. “Padahal dijadwal jam 8 udah mulai lomba pertama loh,” ucap Nisa yang dari tadi mengeluh. “Tau nih.” Fela ikut-ikutan. Zahwa yang mendengar teman-temannya mengeluh pun jengah, “sabar kenapa, bentar lagi juga selesai,” ucapnya ketus. Benar saja, tak lama setelah Zahwa berbicara Pak Aris mengakhiri pidatonya. “Kan apa gue bilang.” Nisa diam mendengar perkataan Zahwa sembari mengagguk, sedangkan Fela sibuk membela dirinya. “Yang mulai tadi Nisa ya, gue cuma nambah-nambahin doang.” Ucap Fela tak ditanggapi oleh kedua temannya. Zahwa dan Nisa bergegas meninggalkan lapangan saat mendapat perintah dari Bu Lia. Fela yang merasa ditinggal


pun berlari mengejar temannya itu. “Jahat banget ninggalin gitu!” Fela melayangkan protes kepada kedua temannya itu. “Makanya jangan lama-lama,” balas Nisa. Mereka bertiga kemudian duduk di koridor kelas sembari melihat temantemannya yang akan bertanding. Semua murid duduk bersama sesuai kelas. “Baik acara ini akan dimulai dengan perlombaan futsal, bagi yang merasa mengikuti perlombaan ini segera bersiap,” ucap Bu Lia. Berbagai teriakkan terdengar di telinga Zahwa. Bu Lia kembali bersuara, “untuk kelas 9A dan 9B silahkan maju ke lapangan,” kata Bu Lia dari pinggir lapangan. “Yuhuu! Semangat Ja!” Murid-murid perempuan dari kelas 9A heboh menyorakan nama Reza. “Kakel pada centilcentil banget ya.” Nisa menyenggol pelan lengan Fela, “samping gue kakel nih!” Ucap Nisa takut. Fela menutup mulutnya dengan kedua tangannya, “sorry-sorry lupa.” 20 menit kemudian pertandingan antara 9A dan 9B selesai, dengan poin 5-3. “Mana nih yang disemangat-semangatin tadi, masa gak bisa masukin bola satu pun,” sindir 9A yang senang karna poin mereka lebih unggul. “Namanya juga permainan, santai aja.” 9B membalas dengan tenang, padahal mereka kesal tak bisa mengalahkan kelas samping. Nisa yang mendengar keributan antara kakak-kakak kelasnya hanya tertawa kecil. “Kasian kak Reza abis ini diomelin sama anak kelasnya,” gumam Nisa. “Dari awal gue juga gak yakin kalo Kak Reza jago.” Zahwa menambahkan dengan pandangan yang masih


menghadap ke lapangan, memperhatikan pemain berikutnya. Nisa kaget, “lo denger aja gue ngomong!” “Ya dengerlah,” balas Zahwa. Sudah hampir 2 jam Zahwa menonton pertandingan Futsal itu tapi kelasnya tak juga dipanggil. “Nis, Fel, jajan yuk!” Ajaknya menuju booth makanan. “Ayolah gue bosen banget nontoninnya,” ucap Nisa. Akhirnya mereka beriga beranjak menuju booth makanan. Disana sudah ramai dengan manusia-manusia yang kelaparan. “Yah rame banget lagi, ke kantin ajalah!” Ujar Zahwa yang langsung disetujui kedua temannya. Kantin sangat sepi, hanya ada Zahwa dan kedua temannya disana. Setelah memesan mereka duduk sembari mengobrol. Baru mereka duduk, lomba yang mereka bertiga ikuti sudah ingin dimulai. Terpaksa mereka menunda pesanan mereka. “Teh, makanannya nanti aja deh, kita lomba dulu nanti kalo udah selesai kita balik lagi,” ucap Nisa. Mereka pun bergegas menuju tempat estafet air. Sampai sana mereka diarahkan untuk menuliskan nama dan asal kelas. Setelah semua peserta lomba estafet air berkumpul, lomba pun dimulai. “Baik kita mulai dari 3 kelompok pertama, yaitu 10B, 7A, dan 8B silahkan maju ke lapangan.” Pak Rio memberikan instruksi. Kelas Zahwa masuk line up pertama. “Yess! Yuk semangat guys!” Seru Fela mendukung teman-temannya. 5 orang dari masing-masing kelas yang disebutkan maju.


Setiap orang berdiri di atas garis yang sudah tersedia. Zahwa menjadi orang terakhir yang mendapat kesempatan mengoper air ke dalam ember yang tersedia. Perlombaan di mulai. Hera sebagai orang pertama, ia bertugas untuk mengisi paralon Fela dengan air. Kemudian Fela mengoper air yang ada di paralonnya menuju paralon Desi. Terakhir Desi mengoper air kepada Zahwa dan Zahwa mengisi ember dengan air yang ada di dalam paralonnya. 5 menit berlalu, artinya waktu sudah habis. Pak Rio bergegas mengambil ember dari masing-masing kelas, mencegah muridnya melihat. “Akhirnya selesai juga!” Pekik Fela senang. “By the way Wa tadi lo sempet ngintip embernya kelas lain gak?” Tanya Hera. Zahwa mengangguk, “cuma kelas 7 sih, soalnya Pak Rio udah keburu ngambil ember kelas 10,” jelasnya. “Banyakan mana sama punya kita?” Nisa bertanya. “Hmm kayaknya sih kita, tadi yang gue liat mereka belom ada setengah yang keisi,” jawab Zahwa. “Aamiin, semoga kita menang deh!” Ujar Desi. “Eh! Kelas kita yang futsal lagi main tuh, gak mau liat?” Ucap Fela saat mendengar 8B di panggil dari lapangan utama. “Ayo-ayo gue mau liat!” Ajak Nisa menggandeng Fela dan Zahwa. Yang ditarik hanya bisa pasrah mengikuti. Saat sampai disana sorakan gembira dari 8B terdengar kencang. “GOLL!” Teriak Fela senang. “Keren emang kelas kita,” ujar Nisa yang disetujui oleh Fela dan Zahwa.


teman kelasnya. “Udah dua.” Zahwa kaget mendengar pernyataan Reva. “Gila cepet banget, kayaknya tadi baru mulai deh.” “Sebenernya bukan kelas kita yang jago, Cuma kelas A aja yang cowok-cowoknya gak bisa main,” ujar Nisa. Perkataan Nisa tak salah, karna kebanyakan siswa di kelas 8A itu pintar dibidang akademik. Buktinya yang masuk ke dalam rangking 10 besar hampir semuanya anak kelas A. Dan sebaliknya kelas B lebih unggul dalam bidang olahraga. Banyak yang heran kenapa bisa seperti itu pembagian kelasnya. Tapi guru-guru selalu bilang kalau mereka membagikan kelas secara acak. Jadi sepertinya kejadian seperti ini hanya kebetulan. Waktu habis, dan yap kelas B mendapat poin 7 sedangkan kelas A hanya 2. Siswa-siswi kelas 8B bersorak gembira, bahkan kelas A juga ikut bersorak. Karna mereka sudah pasrah dengan hasilnya, mendapat poin 2 saja sudah cukup bagi mereka. “Selamat!” Seru Farel dari kelas A menyelamati kelas B. “Makasih! Kalian juga semangat!” Balas Kelas B serempak. Zahwa, Fela dan Nisa pergi meninggalkan lapangan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Setelah selesai berganti, mereka kembali menuju kantin untuk melanjutkan makan yang tertunda tadi. “Teteh! Kita balik lagi!” Teriak Fela membuat Teh Lani kaget. “Astaga kalian balik-balik malah ngagetin,” ucap Teh Lani. “Maaf teh, gak bermaksud,” ujar Fela. Mereka pun duduk sembari menunggu Teh Lani membuat pesanan mereka yan


tadi tertunda. Tak lama makanan mereka sudah berada di atas meja. “Makasih teh!” Lagi-lagi Fela berteriak membuat Nisa menyenggol lengannya. “Iya maaf gak lagi,” kata Fela kemudian ia menyantap makanan yang berada di depannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang. Suara microphone juga sudah terdengar dari kantin. Sekitar 2 jam Zahwa dan kawan-kawan duduk di kantin. Mereka terlalu asik mengobrol dengan Teh Lani. “Yuk buruan kayaknya mau pengumuman.” Zahwa mengajak kedua temannya itu pergi dari kantin. “Pamit ya teh!” Ujar Nisa yang dianggkui Teh Lani. Mereka bergegas menuju lapangan dan duduk di koridor depan UKS. Bu Lia dan Pak Rio yang bertugas mengumumkan pemenang lomba kali ini membuka suara. “Gimana semuanya? Udah capek ya? Yaudah langsung aja deh kita umumin.” Bu Lia membuka. Bu Lia mengumumkan pemenang dari perlombaan lompat karet. “Kita memiliki 3 juara. Kelas yang menempati posisi ke tiga adalah kelas… 10B!” Sorakan yang meriah dan tepuk tangan yang ditujukan kepada kelas 10B. “Selanjutnya kelas yang menempati posisi ke 2 adalah…… 12B! Selamat!” Bu Lia kembali membacakan . “YEAYY!” Teriakan gembira yang berasal dari kelas 10 itu membuat Fela tutup kuping. Nisa yang menyadarinya angkat bicara, “gak enak kan denger orang teriak? Makanya jangan suka ngomong kenceng-kenceng,” ujarnya. Fela hanya memanyunkan bibirnya kesal kemudian kembali


mendengarkan pengumuman. “Selanjutnya! Kelas yang menempati posisi pertama adalah… kelas 8A! Selamat semuanya.” Suara ricuh kali ini berasal dari kelas 8B. “Selamat guys!” Kelas 8A tak menyangka jika mereka menang. “Yang menang kelas A tapi yang heboh kelas B keren!” Bu Lia takjub. “Oke sebelum di lanjut, setiap kelas yang dipilih boleh menentukan perwakilan untuk maju diakhir sesi acara nanti,” ucap Pak Rio. Kemudian Bu Lia dan Pak Rio melanjutkan membacakan 2 pemenang lomba basket, dan balon. “Perlombaan selanjutnya! Yaitu Estafet air, kami memiliki 2 pemenang, kelas yang menempati posisi kedua adalah… kelas 8B!” Pak Rio mengumumkan. Kelas 8B melompat kegirangan, akhirnya mereka menang. “Untuk posisi pertama di tempati oleh kelas… 7B!” Lagi, teriakan gembira terdangar. “Baik sekarang saatnya kami mengumumkan pemenang untuk lomba futsal. Kami mendapatkan 3 pemenang dari poin yang paling dikit dulu ya.” Semua kelas terdiam, sepertinya pengumuman perlombaan futsal adalah pengumuman yang paling ditunggu-tunggu. “Di posisi ke tiga, dengan poin 4 yaitu kelas… 11A! Selanjutnya posisi ke dua dengan poin 5 yaitu kelas 12A! Dan yang terakhir, harusnya kalian tau siapa.” Ucapan Pak Rio terputus. “Udah pasti kita gak sih?” Tanya Reno pede. “Ya, di posisi pertama yaitu kelas 8B! Dengan poin 7!” Bu Lia melanjutkan. “YEYYY!!” Teriak senang dari anak-anak kelas 8B. “Kita sudah


masuk ke sesi akhir, silahkan perwakilan yang tadi telah di tentukan silahkan maju.” Ujar Pak Rio. “Wa lo aja ya yang maju,” tunjuk Nisa menyuruh Zahwa. Mau tak mau ia maju untuk sesi foto bersama. Semua perwakilan berfoto di tengah lapangan sambal memegang hadiah dan piala yang diberikan oleh Pak Aris. Setelah itu semua murid kelas 8B berkumpul untuk foto bersama. “Thank you guys atas usahanya hari ini, buat kelompok yang gak menang gapapa, yang penting kalian udah berusaha. “ Alden selaku ketua kelas menyemangati teman-temannya. “Iya pokoknya semangat! Di next perlombaan harus kayak gini juga ya!” Zea menambahkan. Pukul 3 sore hari, yang tandanya sekolah sudah selesai hari ini. Semua murid pulang dengan perasaan senang.


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.