Story Transcript
Modul Pembelajaran FIQIH
Disusun oleh: Wulan Nur Safitri (1911101100)
Kelas X MA Semester ganjil
Kata Pengantar Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Modul Pembelajaran Materi Fiqih ini. Sholawat serta salam terjunjung untuk Nabi junjungan segala umat, nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun
umat manusia kearah kemajuan dan menuju kehakikian. Modul ini berisikan materi tentang pengurusan Jenazah di kelas X MA semester ganjil. Diharapkan dengan modul ini, peserta didik dapat belajar secara mandiri, efektif dan efisien. Penyusun menyadari bahwa tiada kata sempuma bagi makhluk ciptaan Tuhan ini, dan pastinya dalam penyusunan modul ini masih jauh dari kesempmaan, maka saran kritik yang membangun sangat kami harapkan. Demikian, semoga dengan mempelajarj modul pembelajaran PAI ini dapat
menambah khazanah keiImuan kita dan memupuk keimanan, kita serta meningkatkan kualitas ibadnh kita terhadap Sang Penguasa semesta.
Penyusun
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
i
Daftar Isi KATA PENGANTAR _______________________________________________ i DAFTAR ISI ______________________________________________________ ii BAB I PENDAHULUAN ____________________________________________ iii A. Latar Belakang___________________________________________________iii B. Kompetensi Inti __________________________________________________iv
C. Kompetensi Dasar ________________________________________________iv D. Indikator Pencapaian ______________________________________________v E. Tujuan Pembelajaran ______________________________________________v F. Peta Konsep _____________________________________________________vi BAB II PENDALAMAN MATERI ____________________________________ 1 A. Kematian _______________________________________________________ 2 1. Sakaratul Maut___________________________________________________ 3
2. Konsep Pengurusan Jenazah_________________________________________4 B. Kewajiban Mengurus Jenazah________________________________________ 5 1. Memandikan Jenazah______________________________________________ 5 2. Mengkafani Jenazah_______________________________________________ 9 3. Mensholatkan Jenazah_____________________________________________ 12 4. Menguburkan Jenazah_____________________________________________ 14 5. Mempraktikkan Pengurusan Jenazah__________________________________ 16
6. Mengambil Hikmah_______________________________________________ 16 BAB III EVALUASI_________________________________________________ 18 BAB IV PENUTUP__________________________________________________ 21 DAFTAR PUSTAKA
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
ii
BAB I Pendahuluan Latar Belakang
A
Dalam ajaran Islam, kehormatan manusia sebagai khalifah Allah swt dan sebagai ciptaan termulia, tidak hanya terjadi dan ada ketika masih hidup di dunia saja. Akan tetapi kemuliaannya sebagai makhluk Allah SWT. tetap ada walaupun fisik sudah meninggal. Kesinambungan kemuliannya sebagai makhluk Allah terjadi karena ruhnya tetap hidup berpindah ke alam lain, yang sering disebut dengan alam berzakh, alam di antara dunia dan akhirat. Pengurusan jenazah muslim sangatlah penting karena jika ada seorang muslim meninggal di suatu tempat dan tidak ada yang bisa merawatnya dengan benar (sesuai dengan ajaran agama Islam), maka seluruh masyarakat yang tinggal di tempat tersebut akan mendapatkan dosa karena pengurusan jenazah merupakan wajib kifayah bagi umat Islam. Oleh sebab itu harus ada orang muslim yang mampu untuk mengurusi jenazah dengan benar berdasarkan ajaran agama Islam.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
iii
B
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humanoria dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 3. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C
Kompetensi Dasar
1.2 Meyakini syariat Islam tentang kewajiban penyelenggaraan jenazah 2.2 Memiliki rasa tanggung jawab melalui materi penyelenggaraan jenazah 3.2 Menganalisis tata cara pengurusan jenazah dan hikmahnya 4.2 Memperagakan tata cara penyelenggaraan jenazah
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
iv
D
Indikator Pencapaian
Peserta didik mampu: 1.2.1 Meyakini pentingnya syariat Islam tentang kewajiban pemulasaraan jenazah 1.2.2 Menyebar luaskan pentingnya syariat Islam tentang kewajiban pemulasaraan jenazah 2.2.1 Menjadi teladan sikap tanggung jawab, peduli dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari 2.2.3 Memelihara sikap tanggung jawab, peduli dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari 3.2.1 Mengkorelasikan ketentuan pemulasaraan jenazah 3.2.2 Mendeteksi ketentuan pemulasaraan jenazah 4.2.2 Menulis laporan hasil analisis tata cara pemulasaraan jenazah 4.2.2 Mempresentasikan hasil analisis tata cara pemulasaraan jenazah
E
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, asosiasi dan komunikasi, siswa dapat: 1. Menjelaskan kewajiban umat Islam terhadap orang yang meninggal 2. Menjelaskan tata cara memandikan jenazah 3. Menjelaskan tata cara mengkafani jenazah 4. Menjelaskan tata cara menshalati jenazah 5. Menjelaskan tata cara menguburkan jenazah 6. Siswa dapat memperagakan tata cara pengurusan jenazah
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
v
Peta Konsep
Memandikan Jenazah
Mengkafani Jenazah Mensholati Jenazah
Fardhu Kifayah
Pengrusan Jenazzah
F
Menguburkan Jenazah
Hikmah Pengurusan Jenazah
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
vi
BAB II Pendalaman Materi
AYO MENGAMATI! Amati dan perhatikan ilustrasi berikut ini dan buatlah komentar atau pertanyaan! Bila manusia meninggalkan dunia, maka sudah tak ada lagi yang bisa dibangga-banggakan. Seorang yang cerdik sekalipun, kecerdikannya tak akan bisa melarikan dirinya dari peristiwa kematian. Bila nyawa sudah meninggalkan raga, maka semua strategi para ilmuan dan tokoh jenius itu pasti akan patah. Bila mati, semua kekuatan orang-orang yang berkuasa itu akan binasa.
MENANYA
Setelah Anda mengamati gambar di atas, buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan!
1. 2. 3. 4.
………………………………….............................................................. ………………………………….............................................................. ………………………………….............................................................. …………………………………..............................................................
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
1
AYO MENDALAMI MATERI Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya
A. Kematian 1. Sakaratul Maut Kematian adalah keadaan seseorang yang keseluruhan alat-alat vitalnya (jantung, paru-paru dan otak) telang hilang atau berhenti secara permanen. Gejala mendekati saat kematian atau ketika manusia akan mengalami kematian (sakaratul maut) maka ia akan menunjukan berbagai gejala seperti dinginnya ujung-ujung
anggota badan, rasa lemah, kantuk dan kehilangan kesadaran, dan hampir tidak dapat membedakan sesuatu. Dan dikarenakan kurangnya pasokan oksigen dan darah yang mencapai otak, ia menjadi bingung dan berada dalam keadaan delirium (gangguan mental yang ditandai oleh ilusi, halusinasi, ketegangan otak, dan kegelisahan fisik), dan menelan air liur menjadi lebih sulit, serta aktivitas bernafas lambat. Penurunan tekanan darah menyebabkan hilangnya kesadaran, yang mana seseorang merasa lelah dan kepayahan. Di dalam al-Qur’an terdapat ungkapan “sakratul maut”. Sebagaimana firman Allah Swt.:
ۤ ْت منهْ ََتيد َْ ك َما كن َْ َو َجاءَتْ َسكَرةْ ال َموتْ ِبْلَقْ ۗ ٰذل
“Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” (QS. Qāf [50]: 19) Ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika menjumpai orang yang baru saja meninggal dunia di antaranya:
a. Apabila mata masih terbuka, pejamkan matanya dengan mengurut pelupuk mata pelan-pelan. b. Apabila mulut masih terbuka, katupkan dengan ditali (selendang) agar tidak kembali terbuka. c. Tutuplah seluruh tubuh jenazah dengan kain sebagai penghormatan. 12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
2
AYO MENDALAMI MATERI
2.
Konsep Pengurusan Jenazah Istilah jenazah berasal dari bahasa Arab, yang berarti mayat dan dapat pula berarti usungan beserta mayatnya. Seorang muslim yang telah meninggal dunia harus segera diurus, tidak boleh ditunda-tunda kecuali terdapat hal-hal yang memaksa, seperti menunggu visum dokter, menunggu keluarga dekatnya dan lain sebagainya. Mengurus jenazah hukumnya farḍu kifāyah, artinya jika dalam suatu daerah terdapat orang yang meninggal dunia, maka orang Islam di daerah tersebut wajib mengurus jenazahnya. Namun jika tidak seorangpun di daerah tersebut
melaksanakannya, semua orang Islam di daerah tersebut berdosa. Dasar hukum yang menjelaskan pentingnya merawat jenazah sebagaimana hadits Nabi berikut, yang artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Saw., ia berkata: “segerakanlah urusan jenazah, jika ia orang baik, maka itulah yang sebaik-baiknya yang kamu segerakan, dan jika bukan orang baik, maka itulah orang yang seburuk-buruknya yang kamu buang ke kuburnya dari pundak kamu, yaitu memasukkannya ke dalam liang lahat.”
( HR. Bukhari Muslim). Dalam syariat Islam terdapat beberapa perlakuan yang diberlakukan terhadap mayit, yang disebut dengan tajhiz mayit. Sedangkan dalam masyarakat, hal itu dikenal dengan pemulasaran jenazah. Pemulasaran jenazah artinya merawat atau mengurus seseorang yang telah meninggal. Hal-hal yang berkaitan dengan pembiayaan sarana dan prasarana perawatan, diambilkan dari harta tirkah (peninggalan) mayat. Dari keempat hal yang
diwajibkan di atas, dalam prakteknya terdapat beberapa pemilahan tergantung status agama dan kondisi jenazah.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
3
AYO MENDALAMI MATERI a.
Kategori Jenazah Dalam teknis perawatan orang meninggal ada beberapa perbedaan pelaksanaannya. Hal ini dipilah-pilah sebagai berikut:
1) Jenazah Muslim Kewajiban yang harus dilakukan pada mayat muslim adalah a) Memandikan b) Mengkafani c) Menshalati d) Memakamkan 2) Syahid Dunia Akhirat Yakni orang yang meninggal dunia dalam medan laga melawan orang musuh demi membela kejayaan agama Islam. Sehingga ketika memerangi sesama muslim, ini tidak dibenarkan apalagi sampai mengadakan pengeboman. Bahkan, orang yang melakukan pengeboman dengan dalil menegakkan agama islam, hal itu sangat
keliru karena melanggar syariat dan undang-undang negara. Hal yang perlu dilakukan pada syahid dunia akhirat hanya ada 2 (dua) macam, yaitu: a) Menyempurnakan kain kafan ketika pakaian yang dikenakannya kurang. b) Memakamkannya. Orang yang mati syahid dunia akhirat hukumnya haram dimandikan dan juga haram
dishalati.
Haram
dimandikan
karena
akan
menghilangkan
bekas
kesyahidannya dan haram dishalati karena masih ada najis-najis yang menempel
juga hadats. 3) Bayi prematur Adalah bayi yang berusia belum genap 6 bulan dalam kandungan. Dalam kitab-kitab salaf dikenal ada 3 (tiga) macam kondisi bayi yang masing-masing memiliki hukum yang berbeda. Ketiga macam kondisi tersebut adalah: a) Lahir dalam keadaan hidup (hal ini bisa diketahui dengan jeritan, gerakan, atau yang lainnya). Yang perlu dilakukan adalah sebagaimana kewajiban terhadap mayat muslim dewasa. b) Lahir dalam bentuk bayi sempurna, namun tidak diketahui tanda-tanda kehidupan. Yang harus dilakukan adalah segala kewajiban di atas selain menshalati. Adapun hukum menshalatinya tidak diperbolehkan 12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
4
AYO MENDALAMI MATERI
c) Belum berbentuk manusia. Bayi yang demikian, tidak ada kewajiban apapun, namun disunahkan membungkusnya dengan kain dan memakamkannya. 4) Kafir Dzimmi
Yaitu golongan non-muslim yang hidup damai berdampingan dan bersikap damai dengan kaum muslimin dan bersedia membayar pajak. Kewajiban yang harus dilakukan ada 2 (dua) macam, yaitu: a) Mengkafani b) Memakamkan
B. Kewajiban Mengurus Jenazah Kewajiban orang Islam terhadap saudaranya yangtelah meninggal dunia adalah : 1. Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah adalah membersihkan dan mensucikan tubuh mayat dari segala kotoran dan najis yang melekat di badannya. Jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki, jenazah perempuan dimandikan oleh perempuan, kecuali suami istri atau mahramnya. a) Hal-hal yang perlu dipersiapkan : •
Sediakan tempat mandi.
•
•
Sarung tangan
Air bersih.
•
•
Sedikit kapas atau beberapa kain sobek.
Sabun mandi.
•
Air kapur barus.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
5
AYO MENDALAMI MATERI
b). Syarat mayat yang dimandikan 1. Muslim 2. Ada tubuhnya walaupun sedikit 3. Tidak mati syahid 4. Manusia sempurna, bukan mayat bayi yang dalam keguguran dan lahir dalam keadaan tidak bernyawa (mati) sudah sempurna pendengarannya, dan pada
waktu lahir sempat bersuara walaupun sedikit. 5. Ada air bersih untuk memandikannya. Jika tidak mampu mendapatkan air maka tidak wajib dimandikan, cukup dengan ditayamumkan. 6. Bila tidak memungkinkan untuk memandikannya seperti pada orang yang mengalami luka bakar dan uzur lain, cukup dilakukan ditayamumkan sebagai pengganti memandikan. c). Syarat orang yang memandikan
1. Muslim, berakal dan balig 2. Mempunyai niat memandikan jenazah 3. Terpercaya, amanah, yang mengetahui cara dan hokum memandikan mayat sesuai sunah yang diajarkan dan tidak menyebutkan sesuatu aib tetapi harus merahasiakan sesuatu yang dilihatnya tidak baik. 4. Orang yang memandikan wajib sama jenis kelaminnya. 5. Jika suami istri, maka suami boleh memandikan istrinya, demikinan juga
sebaliknya. Kecuali suami istri yang telah bercerai dengan status talak bai’in, mereka tidak bisa saling memandikan. Atau orang yang masih terkait mahram dengan mayat. 6. Bila yang meninggal itu anak kecil laki-laki, maka perempuan boleh memandikan jika usia anak dibawah 7 tahun. Jika yang meninggal anak perempuan, laki-laki boleh memandikan jika masih dibawah 3 tahun. 12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
6
AYO MENDALAMI MATERI
6). Jika bila wanita meninggal, sedangkan tidak ada lain selain lelaki yang bukan mahramnya atau bukan suaminya, atau sebaliknya, maka ia boleh ditayamumkan saja atau langsung dikuburkan. d). Cara memandikan Jenazah
1) Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup. Usahakan mayat dihadapkan ke arah kiblat. 2) Ambil kain penutup dan gantikan dengan kain basahan sehingga auratnya tidak terlihat. Yang lebih afdhal, mayat dimandikan dengan baju kurung, sehingga memperkecil kemungkinan terbuka aurat. 3) Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran. 4) Tinggikan posisi kepala dari badannya supaya air tidak masuk ke rongga mulut
dan hidung. 5) Bersihkan najis-najis pada tubuh dan kemaluannya. Kemudian menekan perutnya dengan pelan-pelan kecuali jenazah yang hamil dan apabila keluar kotorannya diambil dengan sobekan kain yang disediakan sampai bersih. Niat beristinja:
6) Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut jenazah,
gosok giginya, dan bersihkan hidungnya. Kemudian, wudhukan seperti wudhu untuk shalat. Niat:
7) Mulakan mandi dengan air bersih. Disertai niat memandikan jenazah (hukum niat adalah sunat) (mandi adalah wajib). Lafaz niat
ِ ِهذهِ الْميِت ِة ِ ِ ِ ت الْغُسل اَ َداء َعن هلل تَ َع َاَل ُ ْنَ َوي َِّ َ ْ ً َ ْ ُ ْنَ َوي/ ت الْغُ ْس َل اَ َداءً َع ْن ه َذاال َْميِِّتِ هلل تَ َع َاَل 12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
7
AYO MENDALAMI MATERI
8) Memulai memandikan dengan menyiramkan air ke seluruh tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki dengan mendahulukan anggota kanan dan anggota wudhu, tiga, lima, tujuh kali atau sesuai dengan kebutuhan, yang penting ganjil. 9) Sewaktu memandikan, mayat harus diperlakukan dengan lembut, termasuk dalam hal membalik, menggosok, menekan melembutkan sendi-sendi dan segala sesuatu yang dilakukan sebagai rasa pemuliaan.
10) Siramlah seluruh permukaan rambut dan kulit jenazah secara merata sampai sela-sela jari dan lipatan kulit dengan air bidara atau air sabun. Disunahkan memulai dari arah yang kanan. 11) Mulut, gigi, hidung, kuku-kuku dan telinga hendaknya dibersihkan dengan jarijari orang yang memandikan, kemudian sarung tangan hendaknya diganti lagi dengan yang bersih 12) Penyiraman hendaknya dilakukan dengan mendahulukan yang kanan dengan
cara memiringkan tubuh mayat ke kiri untuk membersihkan sebelah kanan, lalu miringkan ke sebelah kanan untuk membersihkan yang kirinya. Sebaiknya ini dilakukan 3 atau 5 kali. 13) Sesudah bersih, keringkan jenazah dengan handuk bersih atau kain pengering lainnya dengan pelan-pelan dan lembut, lepaskan kain basahan dang anti dengan kain panjang kering. 14) Jika jenazahnya wanita, rambutnya disisir dulu, lalu dipintal menjadi tiga.
15) Di sunnahkan untuk melakukan hanut sesudah memandikan jenazah selesai, yakni mengusap-usap tujuh anggota badan untuk sujud dengan kapur barus.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
8
AYO MENDALAMI MATERI
2. Mengafani Jenazah
Mengkafani mayat berarti membungkus mayat dengan selembar kain atau lebih yang biasanya berwarna putih, setelah mayat selesai dimandikan dan sebelum dishalatkan serta dikubur. Mengkafani mayat sebenarnya sudah cukup dengan satu lembar kain saja yang dapat menutup seluruh tubuh si mayat. Kafanilah mayat dengan sebaik-baiknya. Nabi Saw. bersabda: “Apabila salah seorang dari kamu mengkafani saudaranya, maka hendaklah ia mengkafaninya dengan baik” (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Daud dari Jabir). A. Ketentuan: a)
Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
b)
Kain kafan hendaklah berwarnah putih.
c)
Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedangkan perempuan lima lapis.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
9
AYO MENDALAMI MATERI
d)
Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi wangiwangian.
e)
Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.
B. Alat-alat perlu disiapkan untuk mengkafani mayat di antaranya adalah seperti berikut: a) Kain kafan kurang lebih 12 meter. b) Kapas secukupnya.
c) Kapur barus yang telah dihaluskan. d) Kayu cendana yang telah dihaluskan. e) Sisir untuk menyisir rambut. f) Tempat tidur atau meja untuk membentangkan kain kafan yang sudah dipotong-potong. C. Cara mengafani jenazah laki-laki a)
Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar
dan luas. Sebaiknya masing-masing helai diberi kapur barus. b)
Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan memanjang lalu ditaburi dengan wangi-wangian.
c)
Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
d)
Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan selembar demi selembar dengan
cara yang lembut. e)
Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan tiga atau lima ikatan. Lepaskan ikatan setelah dibaringkan di liang lahat.
f)
Jika kain kafan tidak cukup menutupi seleruh badan jenazah, tutupkanlah bagian auratnya. Bagian kaki yang terbuka boleh ditutup dengan rerumputan atau daun kayu atau kertas dan semisalnya.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
10
AYO MENDALAMI MATERI Jika tidak ada kain kafan kecuali sekadar untuk menutup auratnya saja, tutuplah dengan apa saja yang ada. Jika banyak jenazah dan kain kafannya sedikit, boleh dikafankan dua atau tiga orang dalam satu kain kafan. Kemudian, kuburkan dalam satu liang lahat, sebagaimana dilakukan terhadap syuhada dalam perang uhud. D. Cara mengkafani jenazah perempuan • Kain kafan perempuan terdiri atas lima lembar kain kafan putih, yaitu: a) Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badannya yang lebih lebar. b) Lembar kedua untuk kerudung kepala. c) Lembar ketiga untuk baju kurung. d) Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki. e) Lembar kelima untuk pinggul dan pahanya. • Langkah-langkahnya sebagai berikut: a) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan tertib. Kemudian angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus. b) Tutup lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas. c) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya. d) Pakaikan sarung (cukup disobek saja, tidak dijahit) e) Pakaikan baju kurungnya (cukup disobek saja, tidak dijahit) f) Dandanilah rambutnya tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang. g) Pakaikan penutup kepalanya (kerudung) h) Membungkusnya dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulung ke dalam. Setelah itu, ikat dengan sobekan pinggir kain kafan yang setelahnya telah disiapkan di bagian bawah kain kafan, tiga atau lima ikatan. Melepaskannya setelah masuk dalam liang lahat. 12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
11
AYO MENDALAMI MATERI
3. Menshalati Jenazah
1) Syarat-syarat shalat Jenazah: a)
Jenazah telah selesai dimandikan dan suci dari najis baik tubuh, kafan, ataupun tempatnya.
b)
Orang yang menshalati telah memenuhi syarat-syarat sah melakukan shalat.
c)
Posisi musholli berada di belakang jenazah. Jika jenazahnya laki-laki, bagi imam atau munfarid sebaiknya berdiri tepat pada kepala. Jika jenazah-nya perempuan, maka posisinya tepat pada pinggang.
d)
Jarak antara mayat dan musholli tidak melebihi 300 dziro (+ 144 m), jika shalat dilaksanakan di luar masjid.
e)
Tidak ada penghalang diantara keduanya.
f)
Musholli hadir (berada di dekat jenazah), jika yang dishalati tidak ghaib
2) Rukun-rukun shalat jenazah:
a)
Niat.
b)
Berdiri bagi yang mampu
c)
Takbir 4 (empat) kali dengan menghitung takbirotul ihrom.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
12
AYO MENDALAMI MATERI
d)
Membaca surat al-Fatihah atau penggantinya jika tidak mampu.
e)
Membaca sholawat pada Nabi Muhammad Saw. setelah takbir kedua.
f)
‘Mendoakan mayat setelah takbir ketiga.
g)
Membaca salam pertama.
3). Teknis pelaksanaan a) Takbirotul ihram beserta niat. • Jenazah laki-laki:
ٍ الى َْ ضْك َفايَةْا َْم ًاما| َمأموًماْهللْتَ َع َ صل َ َىْعل َ ىْه َذاال َميتْاَربَ َعْتَك َِباتْفَر َا “Saya niat shalat atas mayit laki-laki ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah Ta'ala” • Jenazah Perempuan:
ٍ ْضْك َفايَةْ ا َم ًاما| َمأموًماْهللْتَ َع َال َ صل َ َىْعل َ ىْهذهْال َميتَةْاَربَ َعْتَك َِباتْفَر َا “Saya niat shalat atas mayit perempuan ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah Ta'ala”
• Jenazah Ghaib:
ٍ اُصلىْعلَىْامليتْ(فالَن) الغَائبْاَربعْتَكِب ْضْك َفايَةْا َم ًاما| َمأموًماْهللْتَ َع َال َْ اتْفَر َ ََ َ َ َ
“Saya niat shalat atas mayit yang gaib (nama mayit) empat takbir fardhu kifayah karena Allah Ta'ala”. b) Membaca surat al-Fatihah c) Melakukan takbir kedua d) Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW
ص ّل َع ٰلى َسيّد ََن ُُمَ َّم ٍد َ اللّـٰ ُه َّم
ٍ ٍ ك ََحْي ٌد ََمْي ٌد اَللَّ ُه َّم ابَر ْك َ َّلى آل إبْـَراهْيمَ إنـ َ صلَّْي َ َلى آل ُُمَ َّمد َكما َ اَللَّ ُه َّم َ لى إبْـَراهْيمَ َو َع َ ت َع َ لى ُُمَ َّمد َو َع َ ص ّل َع ٍ ٍ ك ََحْي ٌد ََمْي ٌد َ لى آل إبْـَراهْيمَ إ ـَّن َ لى آل ُُمَ َّمد َكماَ ابََرْك َ لى إبْـَراهْيمَ َو َع َ ت َع َ لى ُُمَ َّمد َو َع َ َع
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
13
AYO MENDALAMI MATERI
e) Melakukan takbir ketiga kemudian membaca doa berikut:
ْعن َها َ اْواعف َ اللَّه َّمْاغفرْلَه َْوار ََحه َْو َعافه َْواعف َ َ اللَّه َّمْاغفرْ ََل/ ْْعنه َ اْوار ََح َه َ اْو َعاف َه Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan maafkanlah dia. e) Melakukan takbir keempat dan disunahkan membaca doa:
اْوََلَا َ َ اللَّه َّمْال/ْاْولَه َ َاللَّه َّمْال َ َاْوْاغفرْلَن َ اْوالَْتَفتنَّاْبَع َد َه َ َْترمنَاْأَجَرَه َ ََْترمنَاْأَجَره َْوالَْتَفتْنَّاْبَع َده َْوْاغفرْلَن Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan cobai kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia. e) Membaca salam 4. Menguburkan Jenazah
a)
Sebelum jenazah diberangkatkan ke tempat pemakaman, liang kubur harus sudah siap, begitu pula semua peralatan pemakaman seperti papan, batu nisan, dan lainlain. Ukuran liang kubur adalah: Panjang Sepanjang jenazah ditambah kira-kira 0,5 meter Lebar + 1 meter. Setinggi postur tubuh manusia ditambah satu hasta (+ 60 cm)
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
14
AYO MENDALAMI MATERI b)
Selanjutnya, secara perlahan jenazah dimasukkan ke dalam kubur di tempatkan pada lubang lahat, dengan dimiringkan ke arah kiblat. Selanjutnya, tali pengikat jenazah bagian kepala dan kaki dibuka agar menyentuh tanah langsung. Agar posisi jenazah tidak berubah, sebaiknya diberi bantal dengan bulatan tanah atau bulatan
tanah kecil. c)
Selanjutnya, lubang tanah ditutup dengan kayu atau bambu sehingga waktu penimbunan tubuh jenazah tidak terkena dengan tanah.
d)
Adapun peragaan cara mengubur jenazah dengan mengikuti petunjuk berikut :
b)
Turunlah tiga orang ke liang lahat guna menerima jenazah. Ada yang menerima jenazah pada bagian kepala, bagian tengah, dan bagian kaki.
c)
Angkatlah jenazah pelan-pelan. Orang yang berada di atas liang lahat bertugas
mengangkat jenazah. Ada yang memegangi kepala, perut dan kaki. d)
Masukkan jenazah dari arah kaki kubur atau dari samping kubur (mana yang mudah).
e)
Taruhlah jenazah di liang lahat dan menghadap kiblat.
f)
Berilah penyangga dengan tanah secukupnya agar jenazah tetap miring. Penyangga diletakkan pada bagian kepala dan punggung serta paha.
g)
Kenakan pipi kanan jenazah dengan tanah. Oleh karena itu, lepaskan tali pocong,
kain kafan dilonggarkan dibagian kepala agar mudah ditarik untuk meletakkan pipi mengenai tanah. h)
Membacakan adzan dan iqamah pada jenazah.
i)
Tutuplah liang lahat dengan papan kayu atau yang lain. Hal itu dimaksudkan agar apabila ditimbun, badan jenazah tidak terhimpit dengan timbunan.
j)
Timbunlah pelan-pelan liang lahat sampai selesai. Maksudnya, agar penutup liang lahat tidak patah. Timbunan ditinggikan dari tanah sekitarnya agar tidak tergenang air apabila hujan.
k)
Mentalqin dan mendoakan jenazah dan keluarga yang ditinggalkannya
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
15
AYO MENDALAMI MATERI
C. Mempraktikkan Pengurusan Jenazah Setelah kalian memahami materi tentang proses pengurusan jenazah, buatlah 5 kelompok untuk mendiskusikan sekaligus mempraktekkan proses pengurusan jenazah yang terdiri dari memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkan jenazah. 1.
Praktik memandikan Siswa menyiapkan alat peraga berupa boneka, Air, Sarung tangan, Kain penutup (kain basahan), handuk, sabun, sampo. Setelah semua
alat
peraga
disiapkan,
setiap
kelompok
secara
bergantian
mempraktekkan tata cara memandikan jenazah. 2.
Praktik mengkafani Siswa menyiapkan alat peraga berupa boneka, tikar, kain kafan, kapur barus, kapas, bedak, wangi-wangian. Setelah semua alat peraga disiapkan, setiap kelompok secara bergantian mempraktikkan tata cara mengkafani jenazah.
3.
Praktik menyolatkan Siswa menyiapkan alat peraga berupa boneka yang sudah dimandikan dan dikafani kemuadian setiap kelompok secara bergantian mempraktikkan tata cara menshalattkan jenazah.
4.
Menguburkan jenazah Siswa menyiapkan alat peraga berupa boneka yang sudah dimandikan, dikafani dan dishalati kemudian setiap kelompok secara bergantian mempraktikkan tata cara menguburkankan jenazah.
D. Mengambil Hikmah Jika ditelaah lebih dalam ada beberapa hal yang urgen untuk dicari alasannya mengapa jenazah yang secara lahiriah sudah tidak bernyawa harus diurus dengan baik. 1.
Kedudukan manusia walaupun sudah meninggal dunia di hadapan Allah tetap makhluk yang mulia, yang wajib diberi penghormatan dan tetap diperlakukan sebagai manusia yang masih hidup walaupun mayat sudah dikuburkan.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
16
2. Memandikan jenazah berarti menyucikan jenazah dari segala kotoran dan najis. Ketika dishalatkan jenazah sudah dalam keadaan bersih. Hal seperti itu memberi contoh betapa Islam itu mengajarkan/memberikan pelajaran menekankan kebersihan bukan hanya sewaktu masih hidup setelah meninggalpun kebersihan tetap harus ditegakkan. 3. Mengafani mayat berarti menutup seluruh tubuh mayat dengan kain atau apa saja yang dapat melindungi tubuh dari pandangan yang boleh jadi akan menimbulkan fitnah apabila tanpa pelindung. Hal ini akan menambah keyakinan kepada kita baik keluarga dekat dan jauh serta tetangga bahwa kehormatan seseorang bukan hanya terletak pada kemampuan, kepemimpinan dan kekuatan tetapi yang paling dasar adalah pada kesanggupan melindungi atau menutupi dari pandangan yang dapat mendatangkan fitnah dan celaan. 4. Menshalati jenazah berarti mendoakan mayat. Isi doa adalah permohonan agar mayat mendapat ampunan, kasih sayang dan terlepas dari siksa kubur dan siksa akhirat. Ini menunjukkan betapa tinggi nilai persaudaraan Islam, sehingga melihat seorang muslim meninggal tidak rela saudara muslim mendapat musibah atau cobaan. 5. Keseluruhan penyelenggaraan jenazah difardlukan (kifāyah) kepada umat Islam. Kewajiban ini akan mendorong setiap orang untuk mempererat dan senantiasa berusaha meningkatkan persaudaraan sesama muslim semasa hidup.
ِۗ س ذ ۤاىقة المو َّ َّ ة م ي ق ل ا ت ن م ف ن و ـ ف و ـ ت ِۗ ا َّن ا و ز ح ز م و ـ ي اْلَنَّ َة م ك ر و ج ا ْ ْ ح َعن النَّار َواُْدخ َل َ ْ ُ ْ َ َ َ ٰ َ ْ َ ْ َُ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ِٕ َ ٍ ُك ُّل نـَ ْف ُّ ُاْلَٰيوة الدنْـيَآ اََّّل َمتَاعُ الْغُُرْور ْ فَـ َق ْد فَ َاز ِۗ َوَما “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.(QS. Ali Imran [3]: 185)
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
17
BAB III EVALUASI
AYO DISKUSI Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.
Materi diskusi adalah bagaimana tata cara memandikan jenazah yang jasadnya hancur akibat kecelakan.
PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami ajaran Islam mengenai pengurusan jenazah maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut : 1. Selalu melakukan amal perbuatan yang baik karena maut akan datang kapan saja 2. Membiasakan menolong keluarga yang tertimpa musibah karena ketika kita meninggal siapa lagi yang akan membantu kita
3. Turut mendoakan keluarga kita yang sudah meninggal agar amal ibadahnya diterima oleh Allah Swt. dan diampuni segala kesalahannya 4. Menghindari ucapan-ucapan yang tidak baik ketika kita ta'ziyah dikerabat yang terkenan musibah 5. Memberanikan diri untuk melihat jenazah karena semakin kita menjauh maka ketakutan akan selalu datang 6. Mengikuti acara tahlilan untuk mendoakan mayit. 12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
18
Uji Kompetensi I. Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat dan benar!
1. Ketika kita sedang menunggu keluarga yang sedang syakaratul maut dianjurkan untuk.... 2. Malaikat maut akan datang kapan saja menghampiri manusia, sehingga setiap yang bernyawa pasti... 3. Istilah jenazah sering diartikan... 4. Memandikan jenazah hukumnya adalah.... 5. Mengkafani jenazah menggunakan kain yang berwarna putih untuk laki-laki
berjumlah.... 6. Bila jenazah laki-laki maka posisi imam yang menshalatkan berada pada.... 7. Jika jenazah perempuan, maka posisi imam yang menshalatkan adalah … 8. Pada saat melaksanakan shalat jenazah setelah takbir pertama membaca... 9. Urutan dalam shalat jenazah setelah takbir yang kedua adalah membaca.... 10. Hukum menyegerakan menguburkan jenazah adalah....
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar ! 1. Apa yang harus dilakukan pada saat menunggu orang yang sedang sakaratul maut? 2. Sebutkan kewajiban keluarga ketika salah satu dari mereka ada yang meninggal dunia! 3. Bagaimana tata cara memandikan jenazah yang baik? 4. Jelaskan tata cara pelaksanaan shalat jenazah ! 5. Jelaskan hikmah penyelenggaraan jenazah !
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
19
RANGKUMAN
❑ Setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang didahului oleh dengan syakaratul maut. Ada 4 (emapat) hal yang wajib dilakukan oleh keluarga yang telah ditinggal mati yang hukumnya farḍu kifāyah, yaitu: a. Memandikan Jenazah, yaitu membersihkan dan mensucikan tubuh mayat
dari segala kotoran dan najis yang melekat dibadannya. b. Mengkafani jenazah Membungkus seluruh tubuh dengan kain berwarna putih dan harus dilakukan dengan sebaik mungkin. c. Menshalatkan Jenazah Mendoakan dan memohonkan ampun serta limpahan rahmat kepada Allah Swt. bagi yang telah meninggal dunia. d. Menguburkan Jenazah Menyemayamkan jenazah di liang lahat sebagai tempat terakhir kehidupan dunia untuk menuju kehidupan akhirat. ❑ Keseluruhan penyelenggaraan jenazah difardlukan (kifayah) kepada umat Islam. Kewajiban ini akan mendorong setiap orang untuk mempererat dan senantiasa berusaha meningkatkan persaudaraan sesama muslim semasa hidup.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
20
BAB IV PENUTUP
Melalui pembelajaran berbasis modul, diharapkan akan membantu peserta didik akan dapat belajar secara mandiri, mengukur kemampuan diri sendiri, dan menilai dirinya sendiri. Semoga modul ini dapat digunakan sebagai raferensi tambahan dalam proses pembelajaran pada kegiatan pembelajaran, baik teori maupun praktik. Sehingga peserta didik akan lebih mendalami materi lain di samping materi yang ada di modul ini melalui berbagai sumber, jurnal, maupun internet.
Tak lupa dalam kesempatan ini, penyusun mohon saran dan kritik yang membangun terhadap, demi sempurnanya penyusunan modul ini di masa-masa yang akan datang. Semoga modul ini memberikan manfaat bagi peserta didik khusunya kelas mereka yang duduk di bangku kelas X MA dan pembaca Budiman lainnya.
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA
21
DAFTAR PUSTAKA
As’ary, M. dkk. (2020). Fikih Kelas X MA Peminatan Keagamaan. Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah: S, Andi dan Ulfah Hayati M. (2014). Fikih-Ushul Fikih. Jakarta : Kementerian Agama 2014
Buku
P3KMI
terbitan
IAIN
Surakarta
2012.
Diakses
dalam
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/drmarzuki-mag-perawatan-jenazah.pdf
12/17/2021
Modul Pembelajaran Fiqih X MA