modul geriatrik Flipbook PDF


68 downloads 100 Views 130KB Size

Story Transcript

A. Pengertian Kader Kader Desa/Kelurahan adalah warga desa setempat yang direkrut atau dipilih untuk menjadi fasilitator/pendamping desa yang mendampingi warga desa dalam setiap proses kegiatan dalam mewujudkan Desa Berdikari. Kader desa terdiri dari Karang Taruna, PKK, Posyandu, Tokoh Masyarakat, Perwakilan dusun/RW maupun perwakilan organisasi yang ada di desa. Hal terpenting kader desa merupakan warga setempat sehingga memahami benar kondisi desa. B. Peran Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu Lansia 1. Memantau status gizi dan kesehatan lansia dan melakukan pencatatan data kesehatan 2. Membantu lansia untuk mengatur pola makan yang sehat. 3. Membantu dan mendukung lansia melakukan aktivitas fisik yang memadai 4. Melakukan konseling, edukasi, dan penyuluhan kesehatan 5. Menjadi fasilitator dalam kegiatan Kelompok Lansia 6. Memotivasi lansia untuk hidup sehat dan mandiri sesuai dengan kemampuan lansia guna membantu meningkatkan kualitas hidup lansia C. Tugas Kader 1. Tugas Kader Sebelum Pelaksanaan Poyandu a. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu Lansia b. Mengajak dan mengingatkan minat untuk datang ke Posyandu Lansia c. Membagi tugas antar kader d. Melakukan koordinasi dengan supervisor, petugas puskesmas, dokter Layanan Kesehatan (LK) e. Menyiapkan kartu bantu, KMS lansia dan buku laporan kegiatan Kelompok Lansia 2. Tugas Kader Saat Pelaksanaan Posyandu a. Mendaftar klien yang datang ke Posyandu Lansia b. Menimbang, mengukur tinggi badan/ tinggi lutut, menilai indeks massa tubuh (IMT) dan mencatat hasilnya c. Mengukur persen lemak tubuh dan mencatat hasilnya d. Mengukur tekanan darah klien dan mencatat hasilnya e. Mengukur kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol klien ketika diperlukan dan mencatat hasilnya f.

Memberitahukan hasil pemeriksaan kesehatan

g. Memberikan konseling h. Memotivasi lansia agar terus menerapkan perilaku sehat i.

Mengisi buku laporan kegiatan Kelompok Lansia Sehat BTPN

j.

Melakukan diskusi dengan supervisor untuk evaluasi kegiatan Posyandu Lansia

D. Pengertian Lansia Lanjut usia (lansia) adalah orang yang mencapai usia 60 tahun ke atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (UU RI No 13 tahun 1998). Menurut WHO (Word Health Organization) membagi masa lanjut usia sebagai berikut : 1. Usia 45-60 tahun, disebut middle age (setengah baya atau A-teda madya) 2. Usia 60-75 tahun, disebut alderly (usia lanjut atau wreda utama) 3. Usia 75-90 tahun, disebut old (tua atau prawasana) 4. Usia diatas 90 tahun, disebut old (tua sekali atau wreda wasana) (Andarmayo, 2018) E. Pengertian Posyandu Lansia Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di Desa yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun keatas. Posyandu merupakan salah satu bentuk pelayanan kesahatan yang diselengarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. F. Strata Posyandu Lansia 1. Posyandu Pratama Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan. Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkatan adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader. 2. Posyandu Madya Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang

dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. 3. Posyandu Purnama Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. 4. Posyandu Mandiri Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing. G. Tujuan Posyandu Lansia Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia, mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada lanjut usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan terjadi proses pengorganisasian, adanya anggota kelompok dan kader serta tersedianya pendanaan (Munandar et al., 2019). Keaktifan lansia dalam mengikuti posyandu lansia merupakan hasil dari keinginan mereka untuk melakukan suatu prilaku secara berkesinambungan.

H. Manfaat Posyandu Lansia 1. Meningkatkan status kesehatan lansia 2. Meningkatkan kemampuan pada lansia 3. Memperlambat aging proses 4. Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia 5. Meningkatkan harapan hidup I.

Sasaran Posyandu Lansia 1. Sasaran Langsung a. Kelompok usia menjelang usia lanjut (45-54 tahun) b. Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55-64 tahun) c. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (65 tahun) 2. Sasaran Tidak Langsung a. Keluarga dimana usia lanjut berada b. Organisasi social yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut c. Institusi pelayanan kesehatan dan non kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan pelayanan rujukan d. Masyarakat luas e. Komponen pokok dalam posyandu lansia

J. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti : 1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dsb. 2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode dua menit. 3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT).

4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensi meter dan stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit. 5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat. 6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi penyakit gula atau Diabetes Mellitus. 7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dala air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal 8. Pelaksaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan poin 1 hingga 7 9. Penyuluhan kesehatan Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santau untuk meningkatkan kebugaran. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu : tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, termometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia. Persoalan yang ada dalam Posyandu Lansia yang mendesak adanya pemecahan dan penegembangan didalamnya yaitu : 1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehariharinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. 2. Dengan pengalaman ini pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan siakap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia. 3. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijaungkau jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalamai kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius,

maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksterna; dari terbentuknya motivasi untk menghadiri posyandu lansia. 4. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. 5. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cerminan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecendurungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons. K. Pemberdayaan Kader Dalam Menjalankan Posyandu Lansia Untuk memperoleh pelayanan posyandu yang maksimal, kader perlu memiliki tingkat pengetahuan tentang posyandu yang baik. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki kader posyandu menjadi salah satu alasan kurang berhasilnya sistem pelayanan di posyandu (Susanti dalam Yanuwardani, 2021). Pengetahuan kader posyandu ini sangat penting sebagai pedoman utama bagi kader dalam melakukan perannya agar dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Untuk mengatasi kurangnya pengetahuan mengenai posyandu maka perlu diupayakan pelatihan bagi masing-masing kader posyandu (Yanuwardani, 2020). Selain pengetahuan, kader dalam melaksanakan tugasnya juga dipengaruhi oleh efikasi diri (Notoatmodjo, 2021). Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader di antaranya pengatahuan kader tentang posyandu. Pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku yang didasari pengatuhuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasarkan oleh pengatahuan (Notoatmodjo, 2021). Selain pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga

dipengaruhi oleh motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari pihak luar seperti dukungan yang positif dari berbagai pihak luar seperti dukungan yang positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat setempat, maupun dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai (mengerimkan kader mengikuti pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikuti kegiatan seminar), penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dapat memberikan pelayanan kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya seorang kader posyandu. Penghargaan bagi kader dengan mengikuti seminar seminar kesehatan dan pelatihan serta pemberian modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan.

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.