DU 54 PROGRAM BK 2022 2023 Flipbook PDF


14 downloads 100 Views 14MB Size

Recommend Stories


BK
PORTABLE STEREO FM/FM-STEREO RADIO-PLAYER WITH CD/CD-R/CD-RW/ MP3 PLAYBACK, USB / SD / AUX-IN. CDR-485US/BK Instruction manual Bedienungsanleitung Ma

Story Transcript

SEKOLAH INDONESIA RIYADH

7488 Suwaid Ibn Hubairah Road, Umm Al Hamam Al Gharbi, Riyadh, Arab Saudi

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

2022-2023

ATASE PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA (KBRI) RIYADH 2022

LEMBAR PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

: MUSTAJIB, S.Pd., M.Pd.

NIP

: 19681231 199 203 1 136

Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I/IV/b Jabatan

: Kepala Sekolah

Mengesahkan bahwa: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH INDONESIA RIYADH TAHUN AKADEMIK 2022-2023 Adalah salah satu dokumen program dan kurikulum Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) yang disusun oleh: Nama

: NURJANNI ASTIYANTI, S.Pd., M.Si.

NIP

: 19821202 200901 2 002

Pangkat/Golongan : Penata Tk. I/III/d Jabatan

: Guru Muda/Guru Bimbingan dan Konseling/ Koordinator Bimbingan dan Konseling

Riyadh, 25 Agustus 2022 Kepala Sekolah Indonesia Riyadh,



MUSTAJIB, S.Pd., M.Pd. NIP. 19681231 199 203 1 136

Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tuntasnya penyusunan Program Bimbingan dan Konseling (BK) Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) tahun 2022-2023 ini. Program ini dirumuskan sebagai salah satu wujud implementasi BK pada Kurikulum Merdeka level Merdeka Berbagi di satuan pendidikan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN). Program layanan BK yang komprehensif ini berkelindan dengan prinsip Kurikulum Merdeka, yaitu berorientasi pada peserta didik untuk mencapai taraf perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh meliputi aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir. Berakar dari tradisi developmentalism, setiap komponen layanan dalam Program ini terangkai dengan rencana dan implementasi yang terintegrasi dengan pencapaian profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila menjadi tujuan jangka panjang dan memayungi keseluruhan layanan bimbingan dan konseling dalam mewujudkan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Penyusunan Program BK SIR dalam setting penyelenggaraan layanan pembelajaran multi-jenjang didahului dengan asesmen kebutuhan yang telah disesuaikan dengan tugas perkembangan peserta didik dan kondisi kebutuhan di sekolah pasca Covid-19. Program layanan kemudian dirumuskan ke dalam empat bidang layanan serta empat komponen BK komprehensif yang meliputi layanan dasar, peminatan dan perencanaan individual, responsif dan penguatan tumbuhnya sistem, strategi satuan pendidikan dalam pencegahan serta penanganan isu penting melalui pemberdayaan keluarga dan mitra sekolah lainnya. Rencana evaluasi dan tindak lanjut juga disiapkan untuk menjamin efektifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan layanan. Sebagai bagian dari pelaksanaan Kurikulum Merdeka, dokumen Program ini bertautan erat dengan Kurikulum Operasional Sekolah, Program Pembelajaran dan Asesmen, serta pengembangan Projek Profil Pelajar Pancasila. Sebagai produk perencanaan layanan, Program BK ini akan secara dinamis dikembangkan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak demi mewujudkan kepentingan terbaik bagi peserta didik. Akhir kata, kami meyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyusunan Program ini. Semoga setiap sumbangsih akan mengalirkan investasi kebaikan jangka panjang dari Allah SWT Penyusun,

Nurjanni Astiyanti, S.Pd., M.Si

DAFTAR ISI 01

Dasar Penyusunan Rasional Dasar Hukum Deskripsi kebutuhan

Visi-misi

02

Strategi Implementasi Komponen program Bidang layanan Tema/Topik layanan Action Plan Evaluasi dan tindak lanjut Sar/Pras Anggaran dan biaya

03

Strategi Program Khas Identifikasi dan Bimbingan Kesulitan Belajar Stop Kekerasan: Tebar Cinta dan Damai Coaching Clinic Studi Lanjut SIR 2023

01

Dasar Penyusunan Rasional Dasar Hukum Visi Misi Layanan BK SIR Deskripsi Kebutuhan

Rasional Dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Bimbingan dan Konseling (BK) adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru BK untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Bila dikaitkan dengan Implementasi Kurikulum Merdeka, peran layanan bimbingan dan konseling dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai

koordinator dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis peserta didik (student wellbeing) dan memfasilitasi perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya dalam rangka mencapai perkembangan secara optimal. Selain itu, bimbingan dan konseling juga menjadi bagian dalam penyusunan perencanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Guru mata pelajaran dan tenaga pendidik dapat berkolaborasi menjalankan

peran bimbingan dan konseling dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis peserta didik. Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, peran layanan bimbingan

dan

konseling

untuk

memfasilitasi

potensi

peserta

didik

diharapkan tidak hanya dilakukan oleh guru BK namun juga dapat dilakukan oleh Guru Mata pelajaran atau Tenaga Pendidik.

Kurikulum Merdeka merupakan produk dari transformasi kebijakan Merdeka Belajar yang mengarusutamakan pendekatan yang berorientasi pada potensi dan kompetensi peserta didik dalam pembelajarannya. Pada level satuan pendidikan, layanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengakomodasi peserta didik untuk mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengembangkan minat dan bakat, merencanakan masa depan, dan menuntaskan permasalahan, untuk mencapai kemandirian dan kemaslahatan peserta didik. Kurikulum Merdeka yang bersifat fleksibel didasarkan pada pemikiran Ki Hajar Dewantara, yakni bahwa maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian

dari persatuan rakyat (Ki Hadjar Dewantara, 1928). Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan memiliki keleluasaan dalam menyesuaikan kurikulum dengan keragaman dan kebutuhannya. Dengan kemerdekaan yang telah diberikan untuk mengelola manajemennya, satuan pendidikan berkewajiban untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satunya adalah dengan mengimplementasikan profil pelajar Pancasila sebagai bagian dari pendidikan dan penguatan karakter peserta didik. Profil pelajar Pancasila ini merupakan dasar bagi satuan pendidikan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling. Hal ini sejalan dengan filosofi pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hadjar

Dewantara, bahwa sebagai orang dewasa, pendidik, baik Guru BK dan guru lain, harus menjadi teladan bagi peserta didik (ing ngarsa sung tuladha); bersama-sama dengan peserta didik sebagai sahabat untuk membangun

karsa ing madya mangun karsa; menginspirasi, menguatkan motivasi, serta memfasilitasi setiap peserta didik untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal (perkembangan cipta, rasa, dan karsa). Selain itu, bimbingan dan konseling berperan sebagai penyambung suara peserta didik tut wuri handayani.

Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) secara institusional terklasifikasi sebagai

salah satu Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) dari 13 SILN yang saat ini masih beroperasi di seluruh dunia. Seturut sejarah, SILN pada awalnya diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan nasional anak-anak diplomat dan staf lokal Perwakilan -Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) atau Konsuler Jenderal Republik Indonesia (KJRI)- di negara-negara setempat, serta orang Indonesia yang bekerja di negara terkait. Seiring perkembangan kebutuhan dan kebijakan, SILN -termasuk SIRkemudian berkembang menjadi salah satu fungsi pelayanan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia di luar negeri baik dalam moda luring maupun moda daring. SIR dalam hal ini, ditunjuk sebagai penyelenggara layanan pendidikan bagi WNI bukan hanya di kota Riyadh, tetapi meliputi seluruh negara Timur Tengah dengan layanan Kelas Jarak Jauh (KJJ) sejak tahun pelajaran 2022-2023 ini. Bahkan, SILN termasuk SIR pun didapuk untuk melaksanakan misi soft diplomacy dan cultural diplomacy khususnya dalam penetrasi kebudayaan.

SILN berstatus sebagai penyedia layanan khusus dan sekolah Perwakilan yang penyelenggaraan dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah yang secara langsung diperankan Kemdikbud dan Kemenlu, termasuk di dalamnya pihak Perwakilan (KBRI dan KJRI) dan partisipasi masyarakat Indonesia di negara setempat.

Dalam hal ini, bantuan teknis diberikan oleh Pemerintah Indonesia dalam bentuk penganggaran bantuan Pemerintah untuk penyediaan buku-buku pelajaran serta pengadaan peralatan dan sarana pendidikan, dan penugasan Guru dan Tenaga Kependidikan berstatus PNS maupun Non-PNS melalui skema seleksi Nasional untuk berperan sebagai Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan lainnya, termasuk Guru BK. Dalam situasi tertentu, dapat pula dilakukan rekrutmen lokal Guru/Tenaga Kependidikan.

Heterogenitas peserta didik SIR berdasarkan latar belakang keluarga merupakan salah satu tantangan penyelenggaraan pendidikan berkualitas yang tidak dapat dielakkan. Peserta didik berasal dari anak local staff, home staff KBRI, ekspatriat, sampai anak-anak TKI yang bekerja secara legal bahkan

tidak terdokumentasi di luar negeri. Di samping itu, para peserta didik tumbuh di lingkungan negara berkaitan yang tradisi dan budayanya sama sekali berbeda dengan budaya nusantara. Situasi tersebut tentunya membentuk tipikal sekaligus tantangan bagi implementasi pendidikan karakter anak bangsa di luar negeri yang salah satunya diperankan oleh layanan bimbingan dan konseling.

Urgensi pengembangan program bimbingan dan konseling yang terencana, sistematis, berkualitas dan menjawab kebutuhan peserta didik SIR juga tidak dapat dilepaskan dari fenomena learning loss usai pandemi global Covid-19. Penutupan sekolah selama pandemi terbukti menghadirkan risiko rusaknya pendidikan, perlindungan dan kesejahteraan anak (UNESCO, et al, 2020). Risiko penurunan kemampuan belajar siswa tersebut bukan hanya terkait dengan capaian akademik semata, tetapi juga mengancam kapasitas psikologis, dan berimbas secara sosioekonomi. Dampaknya, angka-angka prediktif potensi anak putus sekolah karena pandemi dan learning loss terus mengemuka (Wagner & Warren, 2020).

Dasar Hukum Rumusan dan implementasi program bimbingan dan konseling didasarkan pada prodak-prodak legal berikut: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara

Republik IndonesiaNomor 5410); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941);

5. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022: Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah;

6. Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022: Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Standar isi dikembangkan melalui perumusan ruang lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan; 7. Permendikbudristek No. 262/M/2022: Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Memuat struktur Kurikulum Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan asesmen, Projek Penguatan Profil Pelajar Peancasila, serta beban kerja guru. 8. Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022: Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, pada Kurikulum Merdeka. 9. Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022: Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.

Visi-Misi Visi Sekolah Indonesia Riyadh: Terwujudnya peserta didik yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berwawasan global dengan jiwa nasionalisme yang tinggi Misi Sekolah Indonesia Riyadh: 1. Menanamkan keimanan dan ketakwaan melalui pengamalan ajaran agama; 2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan;

3. Mengembangkan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan

minat, bakat dan potensi peserta didik; 4. Mengembangkan soft skill dan karakter peserta didik melalui kegiatan pembiasaan, kewirausahaan, dan pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan;

5. Mengenalkan dan mengapresiasi seni budaya Indonesia; 6. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, masyarakat dan perwakilan. Visi Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Indonesia Riyadh:

Hadir bermakna mengakomodasi peserta didik SIR agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengembangkan minat dan bakat, merencanakan masa depan, dan menuntaskan permasalahan, untuk mencapai kemandirian dan kemaslahatan. Misi Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Indonesia Riyadh: 1. Membangun inklusivitas bagi semua peserta didik untuk mendapatkan pelayanan profesional, penghargaan dan perlakuan yang setara dan tidak diskriminatif; 2. Membantu setiap peserta didik mencapai taraf perkembangan yang optimal, membuat pilihan yang bertanggung jawab dan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan; 3. Mengembangkan lingkungan tumbuh kembang yang kondusif bagi pengembangan diri dan perwujudan aspirasi karier setiap peserta didik melalui pengembangan komunitas sekolah berbasis aset.

Deskripsi Kebutuhan Pada tahap persiapan penyusunan program, unit layanan bimbingan dan konseling SIR menyiapkan perangkat asesmen kebutuhan yang ditujukan untuk peserta didik (secara kuantitatif), serta orang tua, guru dan tenaga kependidikan dan stakeholder sekolah (secara kualitatif). Spesifik pada penjaringan kebutuhan peserta didik, disajikan sebanyak empat perangkat asesmen yang disesuaikan dengan taraf perkembangan-estimasi peserta didik/konseli pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang terdiri dari:

1. Penerapan teknik naratif melalui pendekatan art therapy menggunakan seni visual yang ditujukan untuk peserta didik/konseli kelas 1, 2 dan 3 SD sebagai media mengekspresikan pikiran, perasaan dan gagasannya yang

dalam; 2. Asesmen Kebutuhan Anak SD Atas (kelas 4, 5 dan 6 SD) dalam bentuk paper-pencil test (untuk kelas reguler) dan borang daring google form (untuk Kelas Jarak Jauh/KJJ) yang dikembangkan dari konsep student

engagement (Adam F.C. Fletcher, 2022) dan faktor protektif lingkungan (Bonnie Benard, 2004);

3. Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) karya Andori (2013) dan Daftar

Ekspektasiku yang disematkan pada tiga borang daring google form untuk peserta didik/konseli kelas 7, 8 dan 9 SMP; 4. Asesmen Awal Pembelajaran kelas 10, 11 dan 12 SMA yang dioperasikan menggunakan borang digital google form untuk mengukur skala growth mindset, grit, gaya belajar VARK dan taraf student agency.

Proses pengumpulan data dilakukan pada periode tanggal 1-11 Agustus 2022 dalam kegiatan layanan bimbingan klasikal (pada jenjang SD) dan penugasan di luar jam bimbingan klasikal (pada jenjang SMP-SMA). Secara umum, lebih dari empat per lima peserta didik terlibat dalam pengumpulan data kebutuhan pengembangan program. Dengan demikian masih ada sekira seperlima jumlah peserta didik/konseli pada tahun ini yang perlu dijangkau dan diungkap kebutuhannya untuk memastikan terimplementasikannya prinsip layanan bimbingan dan konseling yang inklusif untuk semua.

Selanjutnya, berikut disajikan gambaran dan deskripsi kebutuhan yang terungkap dari keempat asesmen tersebut:

1. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Jenjang SD a. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 1-3 Tabel 1. Deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli kelas 1 SD SIR melalui pendekatan art therapy dalam bentuk menggambar potret diri.

NO

ITEM KEBUTUHAN

FREKWENSI

BIDANG LAYANAN

1

Pemahaman diri terhadap potensi-potensi diri pada aspek minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap

23

Pribadi

2

Pemahaman terhadap lingkungan orang tua, keluarga, teman sepermainan di sekolah dan di rumah

19

Sosial

3

Pemahaman terhadap instruksi dan bahasa pengantar guru dan orang tua/keluarga

7

Belajar

4

Rentang fokus konsentrasi, kontrol diri dan disiplin

13

Belajar Pribadi

5

Kecepatan dan aktivitas belajar

5

Belajar

6

Pemahaman terhadap pekerjaan di sekitar

19

Karier

7

Pekerjaan yang dicita-citakan

21

Karier

8

Relasi adik kelas-kakak kelas

7

Sosial

9

Penggunaan kata-kata yang sopan

5

BelajarSosial

10

Daya ingat

3

Belajar

11

Paparan buku dan bacaan

15

Belajar

12

Keterikatan dengan gawai dan tontonan

20

Belajar

13

Memahami, mengungkapkan dan mengatur emosi: bahagia, marah, takut, sedih, jijik

11

Pribadi Sosial

14

Menunggu giliran

16

Sosial

Tabel 2. Deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli kelas 2 SD SIR melalui pendekatan art therapy dalam bentuk menggambar potret diri dan rumah.

FREKWENSI

BIDANG LAYANAN

1

Pemahaman diri terhadap potensi-potensi diri pada aspek minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap

19

Pribadi

2

Pemahaman dan pengungkapan emosi: bahagia, sedih, takut, marah, jijik

11

Pribadi Sosial

3

Pemahaman terhadap lingkungan orang tua dan keluarga

15

Sosial

4

Penerimaan teman sebaya

4

Sosial

5

Pemahaman terhadap instruksi dan bahasa pengantar guru dan orang tua/keluarga

6

Belajar

6

Rentang fokus konsentrasi

5

Belajar

7

Kecepatan dan aktivitas belajar

5

Belajar

8

Pekerjaan impian

19

Karier

9

Relasi pertemanan berbeda jenis

6

Sosial

10

Relasi adik kelas-kakak kelas

7

Sosial

11

Penggunaan kata-kata yang sopan

4

Belajar-Sosial

12

Daya ingat

5

Belajar

13

Paparan buku dan bacaan

6

Belajar

14

Menghargai dan mendengarkan

7

Sosial

15

Rasa memiliki dan dimiliki

3

Pribadi-Sosial

16

Latihan bertanggung jawab atas diri sendiri

9

Pribadi

NO

ITEM KEBUTUHAN

Tabel 3. Deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli kelas 3 SD SIR melalui pendekatan art therapy dalam bentuk menggambar potret diri dan rumah.

FREKWENSI

BIDANG LAYANAN

1

Pemahaman diri terhadap potensi-potensi diri pada aspek minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap

11

Pribadi

2

Pemahaman dan pengungkapan emosi: bahagia, sedih, takut, marah, jijik

6

Pribadi Sosial

3

Pemahaman terhadap lingkungan orang tua dan keluarga

9

Sosial

4

Hubungan teman sebaya: kelompok dan penerimaan

3

Sosial

5

Pemahaman terhadap instruksi

3

Belajar

6

Penggunaan kata-kata dan tindakan sopan

2

Sosial

7

Kecepatan, aktivitas belajar dan ketuntasan tugas

3

Belajar

8

Pekerjaan impian

11

Karier

9

Daya ingat

2

Belajar

10

Paparan buku dan bacaan

5

Belajar

11

Menyampaikan ide dan daya imajinasi

4

Pribadi Belajar

12

Berkata dan bertindak asertif

5

Pribadi-Sosial

13

Menghargai dan mendengarkan

5

Sosial

14

Latihan bertanggung jawab atas diri sendiri

2

Pribadi

ITEM KEBUTUHAN

NO

Tabel 3. Deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli kelas 3 SD SIR melalui pendekatan art therapy dalam bentuk menggambar potret diri dan rumah.

FREKWENSI

BIDANG LAYANAN

1

Pemahaman diri terhadap potensi-potensi diri pada aspek minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap

11

Pribadi

2

Pemahaman dan pengungkapan emosi: bahagia, sedih, takut, marah, jijik

6

Pribadi Sosial

3

Pemahaman terhadap lingkungan orang tua dan keluarga

9

Sosial

4

Hubungan teman sebaya: kelompok dan penerimaan

3

Sosial

5

Pemahaman terhadap instruksi

3

Belajar

6

Penggunaan kata-kata dan tindakan sopan

2

Sosial

7

Kecepatan, aktivitas belajar dan ketuntasan tugas

3

Belajar

8

Pekerjaan impian

11

Karier

9

Daya ingat

2

Belajar

10

Paparan buku dan bacaan

5

Belajar

11

Menyampaikan ide dan daya imajinasi

4

Pribadi Belajar

12

Berkata dan bertindak asertif

5

Pribadi-Sosial

13

Menghargai dan mendengarkan

5

Sosial

14

Latihan bertanggung jawab atas diri sendiri

2

Pribadi

ITEM KEBUTUHAN

NO

b. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 4 SD Gambaran kebutuhan peserta didik/konseli kelas 4 SD SIR tahun akademik 2022-2023 ditampilkan pada grafik hasil asesmen berikut:

Gambar 1. Grafik hasil asesmen kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 4 SD SIR

Seturut grafik di atas, maka dapat diperoleh rincian kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik kelas 4 SD: Tabel 4. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 4 SD SIR

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

INDIKATOR VARIABEL

BIDANG LAYANAN

2

Senang dengan tugas yang dikerjakan

AE

Belajar

6

Suka membaca buku

AE

Belajar

8

Merasa disukai oleh teman-teman

SE

Sosial

9

Senang ketika pulang dari sekolah

AE

Belajar

10

Suka kegiatan-kegiatan di sekolah

AE

Belajar

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

INDIKATOR VARIABEL

BIDANG LAYANAN

11

Mengikuti ekstrakurikuler sesuai minat dan kemampuan

PE

Pribadi

14

Turut serta memelihara fasilitas dan lingkungan sekolah

CE

Pribadi Sosial

15

Merasa dikenali oleh semua guru

HPGS

Sosial

21

Sekolah memberlakukan hukuman bagi setiap pelanggaran aturan secara adil dan tanpa mempermalukan

ETGS

Sosial

c. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 5 SD Gambaran kebutuhan peserta didik/konseli kelas 5 SD SIR tahun akademik 2022-2023 ditampilkan pada grafik hasil asesmen berikut:

Gambar 2. Grafik hasil asesmen kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 5 SD SIR

Berdasarkan grafik di atas, maka dapat diperoleh rincian kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik kelas 5 SD sebagai berikut:

Tabel 5. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 5 SD SIR

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

INDIKATOR VARIABEL

BIDANG LAYANAN

1

Suka datang ke sekolah

AE

Belajar

2

Senang dengan tugas yang dikerjakan

AE

Belajar

4

Memiliki banyak teman di sekolah

SE

Sosial

6

Suka membaca buku

AE

Belajar

7

Suka memperlihatkan nilai kepada ayah dan ibu

SE

Sosial

8

Merasa disukai oleh teman-teman

SE

Sosial

10

Suka kegiatan-kegiatan di sekolah

AE

Belajar

13

Suka dengan makanan dan minuman yang disediakan oleh kantin dan koperasi sekolah

CE

Sosial

15

Merasa dikenali oleh semua guru

HPGS

Sosial

21

Sekolah memberlakukan hukuman bagi setiap pelanggaran aturan secara adil dan tanpa mempermalukan

ETGS

Sosial

d. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 6 SD

Gambar 3. Grafik hasil asesmen kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 6 SD SIR

Pada grafik di atas tampak sepuluh butir kebutuhan layanan peserta didik kelas 6 SD yang dapat dirinci sebagai berikut: Tabel 6. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 6 SD SIR

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

INDIKATOR VARIABEL

BIDANG LAYANAN

2

Senang dengan tugas yang dikerjakan

AE

Belajar

6

Suka membaca buku

AE

Belajar

7

Suka memperlihatkan nilai kepada ayah dan ibu

SE

Sosial

8

Merasa disukai oleh teman-teman

SE

Sosial

9

Senang ketika pulang dari sekolah

AE

Sosial

10

Suka kegiatan-kegiatan di sekolah

AE

Belajar

15

Merasa dikenali oleh semua guru

HPGS

Sosial

19

Guru-guru menyediakan peluang bagi siswa untuk memebrikan sumbangsih dalam kegiatan sekolah

KPBGS

Sosial

20

Sekolah memberikan reward bagi setiap prestasi peserta didik secara akademik maupun non akademik

ETGS

Sosial

21

Sekolah memberlakukan hukuman bagi setiap pelanggaran aturan secara adil dan tanpa mempermalukan

ETGS

Sosial

2. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Jenjang SMP Untuk menjaring data kebutuhan layanan peserta didik/konseli pada jenjang SMP di SIR, selain digunakan Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) dan Daftar Ekspektasiku, pada kelas 7 dan 9 juga dihimpun hasil curah gagasan topik dan materi layanan yang diharapkan. Topik atau materi tersebut kemudian diklarifikasi dan diklasifikasikan sesuai bidang layanan yang relevan.

a. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 7 SMP Melalui AKPD Kelas 7 SMP, diperoleh deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli yang dapat diurutkan berdasarkan prioritas kepentingannya sebagai berikut: Tabel 7. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 7 SMP SIR yang diperoleh dengan AKPD Kelas 7

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

SKOR

KUALIFIKASI

BIDANG LAYANAN

1

Gampang marah tanpa tahu penyebabnya

0.875

Tinggi

Pribadi

2

Sering lupa waktu saat bermain/ membuka media sosial

0.875

Tinggi

Sosial

3

Kesulitan memahami pelajaran tertentu

0.875

Tinggi

Belajar

4

Belum memahami cara belajar yang baik di sekolah baru

0.875

Tinggi

Belajar

5

Belum tahu cara memperoleh beasiswa pendidikan

0.875

Tinggi

Belajar

6

Belum banyak tahu jenis-jenis pekerjaan di masyarakat

0.875

Tinggi

Karier

7

Kesesuaian perbuatan dengan perkataan

0.75

Tinggi

Pribadi

8

Merasa malu dengan tampilan fisik sendiri

0.75

Tinggi

Pribadi

9

Belum mengenal jati diri yang sebenarnya

0.75

Tinggi

Pribadi

10

Belum tahu perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja

0.75

Tinggi

Pribadi

11

Belum terbiasa disiplin dalam kehidupan

0.75

Tinggi

Pribadi

12

Belajar dirumah apabila disuruh/diperintah orang tua

0.75

Tinggi

Belajar

13

Menunda-nunda pekerjaan sekolah

0.75

Tinggi

Belajar

14

Merasa belum paham hubungan antara hobi, bakat, minat dan kemampuan

0.75

Tinggi

Karier

Pada Daftar Ekspektasiku, peserta didik/konseli kelas 7 SMP menunjukkan kebutuhan yang tinggi terhadap layanan yang memuat konte berikut ini: Tabel 8. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 7 SMP SIR dari Daftar Ekspektasiku

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

SKOR

KUALIFIKASI

BIDANG LAYANAN

1

Tinggi

Sosial

1

Belajar tentang memahami raut wajah dan bahasa tubuh orang lain

2

Menata rasa takut yang beralasan maupun tanpa sebab yang jelas

0.875

Tinggi

Pribadi

3

Merumuskan target-target pribadi yang ingin dicapai

0.875

Tinggi

Pribadi

4

Membiasakan diri bertanggung jawab dalam mengerjakan PR sendiri secara mandiri tanpa bantuan dari pihak lain

0.75

Tinggi

Belajar

5

Memiliki kemauan mengeksplorasi nilai kehidupan yang paling penting bagi diri pribadi

0.75

Tinggi

Pribadi

6

Memiliki kebebasan mengekspresikan diri sesuai dengan budaya, lingkungan, musik kesukaan, pertemanan dan gaya berpakaian, tanpa perasaan tertekan

0.75

Tinggi

Pribadi

7

Belajar menerima perbedaan cara berpikir orang lain

0.75

Tinggi

Sosial

Di samping itu, secara kualitatif, melalui curah gagasan terdokumentasi, diperoleh juga data kebutuhan layanan peserta didik/konseli kelas 7 yang sudah diklasifikasikan ke dalam empat bidang layanan yang relevan, yakni: Tabel 9. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 7 SMP SIR dari hasil curah gagasan

BIDANG PRIBADI

Saya sudah punya niatnya tapi saya kalau mau melakukannya akhirnya saya malas atau selalu ditunda (kayak ngerjakan PR), saya juga susah bersosialisasi bicara ke orang asing pasti susah banget, saya juga susah untuk memilih cita-cita dan menolak, saya ingin bisa mengatasi itu semua

BIDANG SOSIAL

Saya selalu risih atau tidak bisa fokus jika berisik jika sedang menghapalkan sesuatu Kenapa rasanya kalo ke Italy mau tau bahasa Italy, tapi rasanya mau tahu culture-nya Italy

BIDANG BELAJAR

Saya aslinya ingin belajar tentang banyak hal Saya ingin belajar tentang tari/dance Saya ingin belajar tentang menggambar/melukis Saya ingin belajar bahasa baru (Arab, Jepang, Korea) Saya susah untuk memilih cita-cita saya

BIDANG KARIER

Sebenarnya dari kecil aku ingin bercita-cita menjadi dokter tapi mengapa gak niat gitu jadi dokter. Aku sukanya kaya crafting, merajut, bahkan aku tidak suka sekali mempelajari tentang IPA. Hal yang aku suka adalah crafting dan tidak sesuai dengan citacitaku, tetapi aku ingin sekali menjadi Dokter.

b. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 8 SMP Melalui AKPD Kelas 8 SMP, diperoleh deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli yang dapat diurutkan berdasarkan prioritas kepentingannya sebagai berikut: Tabel 10. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 8 SMP SIR yang diperoleh dengan AKPD Kelas 8

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

SKOR

KUALIFIKASI

BIDANG LAYANAN

1

Merasa malu membicarakan masah seks dan pacar kepada orang tua

1

Tinggi

Sosial

2

Merasa belum memiliki rasa percaya diri

0.83

Tinggi

Pribadi

3

Belum tahu cara mengeksplorasi bakat secara mandiri

0.75

Tinggi

Pribadi

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

SKOR

KUALIFIKASI

BIDANG LAYANAN

4

Merasa malu jika bergaul dengan teman yang beda jenis kelamin

0.75

Tinggi

Sosial

5

Mengenal macam-macam kecerdasan

0.75

Tinggi

Belajar

6

Mengetahui prospek karier untuk setiap mata pelajaran yang dikuasai

0.75

Tinggi

Karier

7

Mengetahui jenis-jenis profesi di masyarakat dan prospeknya

0.75

Tinggi

Karier

Pada Daftar Ekspektasiku, peserta didik/konseli kelas 8 SMP menunjukkan kebutuhan yang tinggi terhadap layanan yang memuat konten berikut ini: Tabel 11. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 8 SMP SIR dari Daftar Ekspektasiku

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

SKOR

KUALIFIKASI

BIDANG LAYANAN

1

Memperbaiki keterampilan menentukan target-target hidup yang akan dicapai

0.75

Tinggi

Karier

2

Bersikap terbuka membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang tidak bisa disama-samakan

0.75

Tinggi

Pribadi

3

Mengembangkan ketertaikan untuk mengeksplorasi diri lebih mendalam mengungkap "siapa aku"

0.71

Tinggi

Karier

c. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 9 SMP Melalui AKPD Kelas 9 SMP, diperoleh deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli yang dapat diurutkan berdasarkan prioritas kepentingannya sebagai berikut:

Tabel 12. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 9 SMP SIR dari Daftar Ekspektasiku

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

SKOR

KUALIFIKASI

BIDANG LAYANAN

1

Tinggi

Belajar

1

Belajar secara rutin

2

Mengetahui kiat sukses menghadapi ujian

0.923

Tinggi

Belajar

3

Khawatir tidak dapat lulus sekolah

0.846

Tinggi

Belajar

4

Paham cara meningkatkan konsentrasi belajar

0.846

Tinggi

Belajar

5

Kesulitan mempelajari dan memahami mata pelajaran tertentu

0.846

Tinggi

Belajar

6

Paham perihal peminatan bidang studi di SMA/Sederajat

0.846

Tinggi

Karier

7

Paham masalah peminatan/jurusan di SMK/MAK

0.846

Tinggi

Karier

8

Merasa belum memiliki rasa percaya diri

0.769

Tinggi

Pribadi

9

Merasa tidak lancar dalam berkomunikasi dengan orang lain

0.769

Tinggi

Sosial

10

Belum bisa mengevaluasi hasil prestasi belajar

0.769

Tinggi

Belajar

11

Belum tahun informasi syarat-syarat kelulusan

0.769

Tinggi

Belajar

12

Berencana untuk lebih mandiri saat melanjutkan ke SMA/sederajat tetapi belum tahu cara mengelola keuangan

0.769

Tinggi

Karier

13

Sulit mengendalikan emosi

0.692

Tinggi

Pribadi

14

Belum mengenal macam-macam kepribadian manusia

0.692

Tinggi

Pribadi

15

Belum paham cara meningkatkan motivasi belajar

0.692

Tinggi

Belajar

NO

DESKRIPSI KEBUTUHAN

SKOR

KUALIFIKASI

BIDANG LAYANAN

16

Memiliki kebiasaan belajar hanya pada saat akan menghadapi tes/ujian

0.692

Tinggi

Belajar

17

Sulit mengambil keputusan karier

0.692

Tinggi

Karier

18

Belum tahu tentang cara atau strategi masuk sekolah favorit atau sekolah yang diinginkan

0.692

Tinggi

Karier

19

Belum memahami tentang dunia kerja

0.692

Tinggi

Karier

Pada Daftar Ekspektasiku, peserta didik/konseli kelas 9 SMP menunjukkan kebutuhan pada taraf tinggi terhadap layanan bimbingan dan konseling yang memuat konten tentang tiga hal seperti di bawah ini: Tabel 13. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 9 SD SIR dari Daftar Ekspektasiku

DESKRIPSI KEBUTUHAN

SKOR

KUALIFIKASI

BIDANG LAYANAN

1

Menjelaskan situasi yang dihadapi dengan kata-kata secara langsung melalui tulisan yang dapat dimengerti

0.769

Tinggi

Pribadi

2

Memperbaiki keterampilan menentukan target-target hidup yang akan dicapai

0.769

Tinggi

Pribadi

3

Meningkatkan motivasi-diri menjadi individu yang lebih baik setiap harinya

0.692

Tinggi

Pribadi

NO

Di samping itu, secara kualitatif, melalui curah gagasan terdokumentasi, diperoleh juga data kebutuhan layanan peserta didik/konseli kelas 9 yang sudah diklasifikasikan ke dalam empat bidang layanan yang relevan, yakni: Tabel 14. Deskripsi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 9 SMP SIR dari hasil curah gagasan BIDANG PRIBADI

Gampang bosen sama sesuatu yang dilakukan Trust Issues; susah percaya sama orang (2)

Kalau mau mastiin sesuatu pasti nanya ampe berulang kali Sering merasa bosan, biasanya setiap 1-3 jam kurang saya merasa bosan dalam hal yang saya lakukan

BIDANG PRIBADI

Trust Issues; aku suka sedih dengan masalah pribadi. Ingin bercerita namun aku punya trust issues. Aku ingin orang mengerti dengan perasaanku, tapi aku gak pernah ceritaaaa Susah melupakan hal buruk yang pernah dialami Gampang maluan alias kurang percaya diri Saya selalu cepat kecewa terhadap diri sendiri Cara ngatasin insecure fisik Selalu malu ngomong sama orang lain Social anxiety Tidak bisa bersosialisasi Insecurities Suka dicuekin sama Kakel

BIDANG SOSIAL

Gampang terpercaya Cara membuat dia tertarik dengan saya gimana Gampang kecewa Mental melemah dikarenakan Seringkali tidak dihargai Susah bersosialisasi Baperan. Kalau ada orang ngomong hal sepele walau becanda suka masuk ke hati

Susah serius; “sering ngelawak” BIDANG BELAJAR

Saat melakukan sesuatu yang ingin saya lakukan saya mempunyai niat dan semangat yang tinggi namun ketika sampai di pertengahan, niat dan semangat yang saya miliki pudar Kesulitan melupakan memori buruk

BIDANG KARIER

Rancangan masa depan Saya khawatir dengan masa depan saya

3. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Jenjang SMA a. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 10 SMA Berikut disajikan dua grafik yang merepresentasikan data kebutuhan pengembangan kualitas growth mindset dan grit peserta didik/konseli kelas 10 SMA sebagai input pengembangan program layanan bimbingan dan konseling.

Gambar 4. Grafik hasil asesmen kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 10 SMA untuk pengembangan Growth Mindset

Pada variabel growth mindset, peserta didik/konseli kelas 10 SMA membutuhkan layanan bimbingan untuk: (1) meyakini kekuatan usaha untuk mengubah emosi-emosi yang dirasakan, (2) mempercayai bahwa pengendalian emosi dapat dipelajari, (3) memandang bahwa dirinya dapat membuatnya merasa

lebih baik setiap kali dihinggapi perasaan negatif terhadap diri sendiri, (4) meyakini bahwa dirinya dapat mengubah perilaku sekalipun sudah terlanjur terbiasa berperilaku tertentu, (5) menyadari bahwa dirinya selalu dapat mengambil pilihan cara berperilaku, (6) mempercayai bahwa dirinya dapat mengubah cara berperilaku jika benar-benar berusaha, (7) menyadari bahwa dirinya dapat mempelajari aneka hal baru dan dapat mengubah kecerdasan dasarnya, (8) membuka diri pada kenyataan bahwa setiap orang punya potensi untuk memiliki kendali yang amat besar terhadap emosi-emosi mereka, dan (9) mengandalkan diri sendiri dalam mengontrol perasaan-perasaan yang berkembang dalam dirinya,

Gambar 5. Grafik hasil asesmen kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 10 SMA untuk pengembangan kualitas Grit

Pada variabel grit, peserta didik/konseli kelas 10 SMA membutuhkan layanan bimbingan untuk (1) menemukenali minat dan ketertarikan jangka panjang, (2) tidak mudah berkecil hati manakala dihadapkan pada rintangan, (3) memupuk kualitas pribadi seorang yang rajin, (4) mencari peluang keberhasilan mencapai suatu tujuan yang butuh bertahun-tahun ditempuh, (5) belajar mempertahankan daya fokus terhadap projek-projek yang perlu dituntaskan dalam waktu beberapa bulan, (6) tidak mudah terdistraksi dengan ide-ide dan projek-projek baru di tengah-tengah suatu garapan, dan (7) mendapatkan pengalaman mengatasi beragam kesulitan demi menaklukkan suatu tantangan yang amat penting.

b. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 11 SMA Berikut disajikan dua grafik yang merepresentasikan data kebutuhan pengembangan kualitas growth mindset dan grit peserta didik/konseli kelas 11 SMA sebagai input pengembangan program layanan bimbingan dan konseling.

Gambar 6. Grafik hasil asesmen kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 11 SMA untuk pengembangan Growth Mindset

Pada variabel growth mindset, peserta didik/konseli kelas 11 SMA membutuhkan layanan bimbingan untuk: (1) menyadari bahwa konsep dan gambaran diri setiap orang dapat diubah, (2) membuka diri pada kenyataan bahwa setiap orang punya potensi untuk memiliki kendali yang amat besar terhadap emosiemosi mereka, (3) meyakini kekuatan usaha untuk mengubah emosi-emosi yang dirasakan, (4) mempercayai bahwa pengendalian emosi dapat dipelajari, (5) mempercayai bahwa dirinya dapat menendalikan perasaan-perasaan yang berkembang dalam diri, (6) memandang bahwa dirinya dapat membuatnya merasa lebih baik setiap kali dihinggapi perasaan negatif terhadap diri sendiri, dan (7) meyakini bahwa dirinya mampu mengganti pikiran yang tidak disukainya. Adapun pada variabel grit, peserta didik/konselu kelas 11 SMA membutuhkan layanan bimbingan untuk menguatkan (1) keempat indikator pada komponen kunci sustained interest, yakni menemukenali, menguji dan merawat minatminat jangka panjang terhadap ide ataupun projek yang digelutinya sampai tuntas, dan (2) salah satu indikator komponen sustained effort dalam hal kesungguhan mewujudkan satu tujuan yang sudah ditentukan.

Gambar 7. Grafik hasil asesmen kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 11 SMA untuk pengembangan kualitas grit

c. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli Kelas 12 SMA Berikut disajikan dua grafik yang merepresentasikan data kebutuhan pengembangan kualitas growth mindset dan grit peserta didik/konseli kelas 11 SMA sebagai input pengembangan program layanan bimbingan dan konseling.

Gambar 8. Grafik hasil asesmen kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 12 SMA untuk pengembangan Growth Mindset

Gambar 9. Grafik hasil asesmen kebutuhan layanan bimbingan dan konseling peserta didik/konseli kelas 12 SMA untuk pengembangan Grit

Pada variabel growth mindset, peserta didik kelas 12 SMA tampak membutuhkan layanan bimbingan untuk indikator: (1) merasa yakin dapat mengubah perasaan-perasaan yang dialami sepanjang dicoba, (2) menyadari bahwa dirinya memiliki sejumlah jenis kecerdasan dan dapat

berbuat banyak untuk mengubahnya, (3) memandang kescerdasan sebagai salah satu hal yang menggambarkan dirinya yang dapat banyak diubah, (4) menyadari kemampuannya berubah pikiran setiap kali dirinya merasa tidak

suka dengan pikiran-pikirannya, (5) mempercayai bahwa dirinya dapat mengubah perasaan kapanpun bahkan jika sudah terlanjur terbiasa memiliki perasaan tertentu, (6) memandang bahwa dirinya dapat mengubah pikirannya sekalipun sudah terbiasa berpikir dengan sesuatu cara tertentu, (7) mempercayai bahwa dirinya dapat mengganti pikiran-pikiran yang tidak disukaiknya dengan pikiran-pikiran baru, (8) memandang bahwa dirinya dapat mempelajari aneka hal baru dan dapat mengubah kecerdasan dasarnya, (9) meyakini bahwa usaha seseorang akan dapat mengubah emosi-emosi yang dirasakan, dan (10) memiliki pandangan bahwa kepribadian seseorang merupakan hal yang sangat mendasar namun dapat banyak diubah. Adapun pada variabel grit, peserta didik kelas 12 membutuhkan bimbingan untuk: (1) menemukenali minat dan ketertarikan yang tidak berubah dari tahun ke tahun, (2) mengatur ketertarikan pada target-target baru yang

ingin dikejar setiap beberapa bulan berjalan, (3) memeliharan minat dalam menuntaskan ide atau projek tertentu, dan (4) bersungguh-sungguh mengejar satu tujuan tertentu sebelum menuju tujuan yang lainnya.

02

Strategi Implementasi Komponen program Bidang layanan Rencana Kegiatan (Action Plan) Evaluasi dan tindak lanjut Sarana/Prasarana Anggaran dan biaya

Komponen Program 1. Layanan Dasar Layanan dasar merupakan proses membantu peserta didik secara sistematis untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan peserta didik sesuai tugas perkembangannya dan dalam mencapai profil pelajar Pancasila sesuai fasenya. Layanan ini dapat diberikan dalam kelompok besar, kelompok kecil, atau individu. Tujuan layanan dasar ini salah satunya agar peserta didik dapat memperoleh pemahaman tentang berbagai isu pribadi, belajar, dan sosial, termasuk perundungan, kekerasan seksual/pelecehan, dan intoleransi. Layanan dasar ini bersifat preventif dan juga pengembangan. Pada konteks Sekolah Indonesia Riyadh tahun akademik 2022-2023, komponen layanan dasar dirancang sebagai layanan bimbingan secara (a) klasikal dalam satu rombongan belajar pada kelas 1 SD sampai dengan kelas 12 SMA secara rutin per pekan (ekuivalen 2 JP), atau dalam (b) kelas besar/lintas kelas

secara insidental (minimal 1 JP), atau (c) di luar kelas secara terbuka dengan alat bantu/media tertentu, atau (d) dilakukan secara berkelompok terdiri dari 4-8 orang peserta didik membahas konten topik yang aktual, dan (e) aktivitas yang dilaksanakan melalui media berupa papan bimbingan, leaflet dan media inovatif bimbingan dan konseling.

2. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Pada Implementasi Kurikulum Merdeka, peserta didik diharapkan dapat mengenal serta mengembangkan diri sesuai minatnya secara proaktif di semua dimensi profil pelajar Pancasila. Untuk itu, layanan peminatan dan perencanaan individual diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik dalam mengenali minat, bakat, dan kemampuannya sejak dini. Peserta didik perlu didorong untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, organisasi, komunitas ataupun klub. Hal ini merupakan salah satu cara terbaik untuk pengenalan minat dan bakat terutama bila jenis kegiatannya merupakan pilihan mereka. Selain untuk pengenalan minat, bakat, dan kemampuan, penelitian pun menunjukkan bahwa anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki pencapaian yang lebih baik, percaya diri yang lebih tinggi, disiplin dan terdorong untuk melakukan aktivitas produktif dalam keseharian mereka secara umum (Nandana, Maksum, & Priambodo, 2020; Syam, 2021, dan Irmawati, 2022. Layanan peminatan dan perencanaan individual dapat dilakukan secara klasikal melalui bentuk bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan/atau secara

Lindividual melalui konseling individual dan layanan konsultasi. Umumnya layanan ini juga memerlukan kolaborasi dengan tim kurikulum, wali kelas, guru mapel atau dapat melibatkan orang tua untuk mendiskusikan tentang arah dan pilihan minat anaknya.

3. Layanan Responsif Berbeda dengan layanan dasar dan layanan peminatan, layanan responsif dirancang untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang memerlukan penanganan mendesak dan segera. Layanan ini dapat dilakukan melalui bentuk konseling individual, konseling kelompok, dan konseling krisis yang sewaktuwaktu dapat didukung oleh tindakan referal ahli, konferensi kasus atau mediasi yang berkolaborasi dengan orang tua

Sesuai dengan labelnya, layanan responsif merupakan bantuan kepada peserta didik yang sedang mengalami kondisi darurat atau membutuhkan pertolongan

segera. Tujuan bantuan ini adalah agar peserta didik memiliki strategi dalam mengatasi masalah sehingga mereka dapat memenuhi tahapan perkembangan psikologis dan kognitif. Pelaksanaan layanan responsif pada satuan pendidikan dilakukan untuk membantu peserta didik menghadapi masalah belajar, pribadi, dan sosial.

Beberapa isyu yang seringkali ditemukan pada penerapan komponen layanan responsif, diantaranya: membantu peserta didik menyelesaikan masalah kebiasaan belajar yang kurang mendukung, mengatasi kecemasan akademik,

mendampingi peserta didik dalam menghadapi konflik dengan teman sebaya, kesulitan penentuan kelanjutan studi, rasa tidak percaya diri atau mengentaskan peserta didik dari masalah perilaku seperti tindak kekerasan, yang di antaranya meliputi intoleransi, perundungan, kekerasan seksual, dan masalah lainnya. Melalui konseling individual, peserta didik juga didampingi jika mereka menghadapi stres.

4. Dukungan Sistem Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan guru BK/konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (a) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen, kunjungan

rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (b) kegiatan tambahan dan pengembangan profesi bagi guru BK/konselor dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.

Berdasarkan karakteristik institusional dan fungsional SIR sebagai salah satu Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), setiap pendidik SIR termasuk guru BK berperan aktif dalam (a) menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi setiap

anak warga negara indonesia (WNI) di luar negeri, (b) memberilakan layanan perlindungan, dan (c) menjadi agen soft diplomacy dan cultural diplomacy khususnya dalam penetrasi kebudayaan. Oleh karena itu, peran-peran guru BK dalam menjalankan fungsi-fungsi SILN tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam komponen dukungan sistem.

Secara aktual, proporsi perencanaan keempat komponen program bergantung pada hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli. Namun, secara umum, persentase pembagian waktu layanan guru BK dapat diatur didistribusikan kepada komponen program sebagai berikut: 1. Layanan dasar sekira 35% x 40 jam kerja = 14 jam kerja untuk setiap

pekannya; 2. Layanan peminatan dan perencanaan individual berkisar 30% x 40 jam kerja

= 12 jam kerja setiap pekan; 3. Layanan responsif sekitar 25% x 40 jam kerja = 10 jam kerja seminggu; dan 4. Dukungan sistem sekira 10% x 40 jam kerja = 4 jam kerja per pekannya.

Bidang Layanan 1. Bidang Pribadi Layanan bidang pribadi adalah suatu proses pemberian bantuan dari guru BK atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (a) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik

kondisi fisik maupun psikis, (b) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (c) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.

2. Bidang Sosial Layanan bimbingan dan konseling bidang sosial merupakan suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk

memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga kebermaknaan dalam kehidupannya.

mencapai

kebahagiaan

dan

Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (a) berempati terhadap kondisi orang lain, (b) memahami keragaman latar sosial budaya, (c) menghormati dan menghargai orang lain, (d) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (e) berinteraksi sosial yang efektif, (f) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (g) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.

3. Bidang Belajar Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi:

(a) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar (b) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif (c) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat (d) Memiliki keterampilan belajar yang efektif (e) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya (f) Memiliki kesiapan menghadapi ujian

4. Bidang Karier Proses pemberian bantuan oleh guru BK/konselor kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karier sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi : (a) Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir

(b) Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir (c) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karier (d) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar

(e) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir (f) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik dan kesempatan karir (g) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat (h) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki perempuan.

Rencana Kegiatan 1. Program Bimbingan dan Konseling SD

2. Program Bimbingan dan Konseling SMP

3. Program Bimbingan dan Konseling SMA

Rencana Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut 1. Evaluasi JENIS DATA

METODE PENGUMPULAN DATA Kualitatif: wawancara konseling

Gambaran peserta didik/konseli

Kuantitatif: survey sosial demografis, kemampuan akademik di jenjang sebelumnya Kuantitatif: survey

Kebutuhan layanan peserta didik

Kebutuhan sarana prasarana

Pelaksanaan layanan

Kualitatif: observasi, angket terbuka, wawancara konseling, brainstorming, konseling naratif

ALAT PENGUMPUL DATA

Pedoman wawancara dan ATK Paper and pencil Google form

Asesmen awal pembelajara n (Google form dan paper) Pedoman wawancara/ observasi Sticky notes

Pedoman Kualitatif: observasi, observasi, rekap dokumentasi dokumen kegiatan kegiatan

Kualitatif: observasi, wawancara, dokumentasi kegiatan, lesson study Kuantitatif: survey, pengukuran kinerja guru BK

Asesmen berkala peserta didik Dokumen administrasi layanan guru BK, evaluasi diri Guru BK,

SUMBER DATA

WAKTU

Peserta didik baru Guru/Wali kelas dan pengajar di kelas/jenjang sebelumnya Orang tua Tendik

Awal tahun ajaran

Peserta didik, orang tua, lingkungan sekolah

Awal tahun ajaran

Peserta didik, orang tua, lingkungan sekolah, KS dan GTK

Awal tahun ajaran

Guru BK, peserta didik, orang tua, guru/wali kelas, guru mata pelajaran, KS dan tenaga kependidikan

Sepanjang tahun ajaran

METODE PENGUMPULAN DATA

JENIS DATA

Hasil layanan

ALAT PENGUMPUL DATA

SUMBER DATA

Peserta didik, orang tua, guru/wali kelas, guru mata asesmen pelajaran, KS dan semesteran dan tenaga akhir tahun kependidikan

Dokumen Kualitatif: pencatatan administrasi, dan dokumentasi Kuantitatif: survey

WAKTU

Akhir semester dan tahun ajaran

2. Pelaporan JENIS LAPORAN

Laporan Bulanan

Jurnal Catatan Anekdot konseli

Laporan Semesteran

Laporan Tahunan

JENIS DATA

Data evaluasi proses

Data evaluasi proses

Data evaluasi proses dan hasil semesteran

Data evaluasi akhir

FORMAT Jurnal kegiatan bimbingan dan konseling Rekap pelaksanaan komponen program

Catatan Anekdot Konseli

Laporan Semester Ganjil

Laporan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

PIHAK YANG TERLIBAT

Guru BK, KS

Guru BK, Guru/wali kelas, Guru mata pelajaran, orang tua, KS dan tenaga kependidikan

Guru BK, KS

Guru BK, Guru/wali kelas, Guru mata pelajaran, orang tua, KS dan tenaga kependidikan

3. Tindak Lanjut JENIS TINDAK LANJUT

Bagian terintegrasi dalam pelaksanaan layanan

Tahap akhir dari kegiatan evaluasi layanan

BENTUK TINDAK LANJUT

Guru BK menunjukkan respons segera terhadap hasil evaluasi dan refleksinya yang ditujukan pada permasalahan yang teridentifikasi selama proses penyajian layanan

Hasil evaluasi dijadikan pertimbangan untuk perumusan program layanan yang lebih baik di tahun berikutnya

LUARAN

Implementasi strategi 5M: memanusiakan hubungan, memahami konsep, membangun keberlanjutan, memilih tantangan, memberdayakan konteks

Pengambilan keputusan: Program dilanjutkan, atau program direvisi, atau program dihentikan, atau program ditingkatkan

Sarana dan Prasarana Sebagai penunjang terimplementasikannya konten layanan pada program bimbingan dan konseling, beberapa sarana dan prasarana yang dibutuhkan meliputi: Tabel Sarana dan prasarana penunjang layanan bimbingan dan konseling SIR secara luring maupun daring

LAYANAN LURING

Ruangan bimbingan dan konseling yang representatif (Permendikbud 111 tahun 2014)

LAYANAN DARING

Perangkat keras teknologi dengan spesifikasi memadai: desktop, laptop, tablet, ponsel pintar, sirkuit jaringan WiFi atau LAN

Fasilitas penunjang: Dokumen program layanan bimbingan dan konseling

Perangkat lunak: pulsa, kuota data internet, sinyal WiFi, apliakasi pengembang media Instrumen pengumpul data dan digital untuk materi layanan (teks, kelengkapan administrasi audio, video) Alat pengumpul data (tes dan non Ide dan kreativitas pengembangan tes) media layanan digital Alat penyimpan data: folder kelas Pengembangan konten layanan binaan, lemari folder kelas binaan, melalui media sosial folder guru BK, perangkat komputer Akses terhadap sumber-sumber dan alat cetak dokumen belajar bagi Guru BK untuk Kelengkapan penunjang teknis pengembangan layanan, diri dan Furniture ruangan yang nyaman profesi. Media visual layanan yang atraktif di dalam maupun di luar ruang BK

Sumber belajar: referensi kepustakaan fisik maupun digital, kodifikasi prodak kebijakan yang relevan, digest, majalah, tabloid, jurnal, artikel ilmiah,

Salah satu prasarana penting yang dapat menunjang terhadap efektifitas dan efisiensi layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah ketersediaan ruang bimbingan dan konseling representatif. Hal tersebut bermakna bahwa ruangan tersebut dapat menampung segenap aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling. Secara spesifik, Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN, 2007) telah merekomendasikan ruang bimbingan dan konseling yang memenuhi standar minimal pelayanan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Letak lokasi ruang bimbingan dan konseling mudah diakses oleh peserta didik/konseli tetapi tidak terlalu terbuka sehingga prinsip konfidensial terjaga;

2. Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kebutuhan jenis

layanan dan jumlah ruangan yang tersedia; 3. Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang; 4. Jenis ruangan yang diperlukan, meliputi: a. Ruang kerja b. Ruang administrasi/data

c. Ruang konseling individual d. Ruang bimbingan dan konseling kelompok e. Ruang biblio terapi f. Ruang relaksasi/desensitisasi, dan g. Ruang tamu

Secara visual, denah ruangan bimbingan dan konseling yang memenuhi standar minimal pelayanan, tampak pada gambar di bawah ini.

Anggaran Biaya Anggaran biaya pelaksanaan program bimbingan dan konseling ini diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori pembiayaaan yang terdiri dari: 1. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum dalam program bimbingan dan konseling; 2. Anggaran untuk aktivitas pendukung program bimbingan dan konseling (seperti anggaran untuk pengadaan pojok literasi BK, guru BK mengikuti diklat/seminar/workshop kegiatan keprofesian bimbingan dan konseling, studi lanjut, musyawarah guru bimbingan dan konseling (professional learning center/PLC mulai pada level sekolah, provinsi (antar SILN), nasional hingga internasional), dan alat penunjang program bimbingan dan konseling lainnya; dan

3. Anggaran untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan layanan bagi peserta didik maupuan kelayakan bekerja bagi guru BK dalam sebuah ruang bimbingan dan konseling yang memadai secara fisik maupun mapan secara virtual.

(Daftar anggaran terlampir).

03

Strategi Program Khas Identifikasi dan Bimbingan Kesulitan Belajar Stop Kekerasan: Tebar Cinta dan Damai Coaching Clinic Studi Lanjut SIR 2023

Program Identifikasi dan Bimbingan Kesulitan Belajar Secara aktual, pada hampir semua kelas di Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) terindikasi satu atau beberapa orang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dengan ciri-ciri di atas. Sebagian kecilnya diasumsikan mengalami gangguan perkembangan yang perlu ditegakkan status diagnosanya oleh spesialis tumbuh kembang. Oleh karena itu, kebutuhan terhadap program layanan khusus yang ditujukan untuk identifikasi kesulitan belajar dan konten bimbingan belajarnya, merupakan hal yang tidak dapat dielakkan. Bimbingan belajar, dalam hal ini adalah “suatu bantuan dari pembimbing kepada individu (siswa) dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam

memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesulitankesulitan yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di institusi pendidikan” (Winkel, 2011). Penyelenggaraan bimbingan belajar diarahkan untuk membantu para individu dalam menuntaskan masalah-masalah akademik (Nurihsan, 2011:15) Program yang disusun oleh seorang guru BK/Konselor ditujukan sebagai upaya

memfasilitasi pengembangan diri peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mencapai tugas-tugas perkembangan berdasarkan

rumusan tugas-tugas perkembangan yakni Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) (Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2007) yang salah satunya meliputi aspek belajar. Terkait spesifik dengan implementasi kurikulum merdeka, program identifikasi dan bimbingan kesulitan belajar ini diorientasikan untuk mewujudkan keenam dimensi profil pelajar Pancasila, utamanya dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri dan gotong-royong. (Naskah program terlampir)

Program Stop Kekerasan: Tebar Cinta dan Damai Hasil evaluasi Kemdikbudristek (2021) menunjukkan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini mengalami tantangan besar dengan adanya “tiga dosa besar pendidikan”, yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Ketiga dosa besar tersebut dikategorikan sebagai tindak kekerasan. Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanganan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, kekerasan diartikan sebagai “perilaku yang dilakukan secara fisik, psikis, seksual, dalam

jaringan (daring), atau melalui buku ajar yang mencerminkan tindakan agresif dan penyerangan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan mengakibatkan ketakutan, trauma, kerusakan barang, luka/cedera, cacat, dan atau kematian.”

Secara kontekstual, tindak kekerasan di satuan pendidikan disinyalir dapat berdampak buruk pada terhambatnya proses belajar peserta didik. Bahkan,

sebagian besar peserta didik yang menjadi korban, terindikasi mengalami trauma akut dan/atau kronis. Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) mengambil

komitmen untuk menciptakan sekolah sebagai ruang yang aman dan nyaman secara fisik, psikologis maupun pedagogis bagi anak untuk bertumbuh dan berkembang tanpa tindak kekerasan. Di samping itu, SIR amat menyadari signifikasi peran orangtua/keluarga dan berbagai pihak mitra yang urgen dalam perwujudan pengembangan komunitas sekolah berbasis aset.

Terdapat dua konten utama program ini, yakni pencegahan dan penanganan. Konten program pencegahan terdiri dari: 1. Asesmen non/akademik berkala; 2. Produksi, akses dan penyebarluasan materi edukasi, sosialisasi dan kampanye sosial melalui: (a) pembelajaran mapel, (b) layanan BK, (c) partisipasi dan kontribusi peserta didik, (d) menciptakan lingkungan fisik dan digital sekolah yang bebas dari tindak kekerasan, (e) pengembangan diri GTK, (f) menyusun dan menyoalisasikan POS pencegahan tindak kekerasan 3. Keteladanan dan pembiasaan karakter 4. Pemberdayaan orang tua/keluarga dan kerjasama ahli/institusi lain Adapun konten program penanganan ditempuh melalui (1) identifikasi fakta tindak kekerasan, (2) menindaklanjuti kasus secara proporsional, (3) melakukan referral kepada pihak/ lembaga terkait. (Naskah program terlampir).

Program Coaching Clinic Studi Lanjut SIR 2023 untuk Peserta didik kelas 12 SMA Melanjutkan studi ke perguruan tinggi bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sedikitnya memenuhi beberapa kebutuhan strategis perkembangan karier remaja, yaitu: (1) meningkatkan kompetensi dan pengetahuan, (2) mengembangkan koneksi sosial, (3) memperbesar kesempatan karir, (4) menyediakan pengalaman berorganisasi, (5) melatih pola pikir, dan (6) membuka jalan perwujudan cita-cita. Taraf pemahaman dan keterampilan para pelajar SMA kelas XII tentang program studi, pola seleksi masuk, prospek

karir serta kehidupan kampus perguruan tinggi secara luas, tampak beragam antara satu individu dengan individu lainnya. Komponen lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah keragaman latar belakang, pemahaman diri, dukungan dan ekspektasi keluarga terhadap karir sang remaja yang masih berperan amat signifikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat pengetahuan dan

kompetensi memasuki dunia perguruan tinggi ialah coaching clinic. Secara spesifik, model pembelajaran dengan coaching clinic memungkinkan pelajar SMA kelas XII mendapatkan paparan informasi dan pengalaman yang memadai untuk menaklukkan ragam tes seleksi masuk perguruan tinggi dengan

pendekatan coaching individual dan tutoring kelompok dari para pendidik profesional di bidangnya selama satu periode tertentu. Secara umum, pada mayoritas perguruan tinggi, diberlakukan seleksi tes bakat dan minat skolastik, skill literasi dan numerasi serta rekognisi terhadap capaian individual baik secara akademik maupun non-akademik. Coaching clinic dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran seperti discovery learning, small group discussion, role play and simulation, collaborative learning, dan project based learning and inquiry. Secara mendasar, coaching clinic merupakan salah satu Layanan bimbingan belajar dalam seting pendidikan formal maupun nonformal. Layanan bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan bagi pelajar yang ditujukan untuk pengembangan pemahaman (Yuliana, 2019) dan skill belajar serta penuntasan masalah belajar (Handoko & Riyanto, 2016). Selain itu, bimbingan belajar membantu pelajar menemukenali bakat dan minat serta mengambil keputusan pendidikan (Wardani & Yuniasih, 2020) dan meningkatkan motivasi belajar (Amelia, 2021). Oleh karena itu, urgensi penyelenggaraan coaching clinic bagi pelajar kelas XII SIR dengan ekspektasi karir pendidikan tinggi di dalam/luar negeri amat relevan dengan kebutuhan. (Naskah program terlampir).

Referensi (Naskah terlampir).

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.