E- MODUL Flipbook PDF

E- MODUL

47 downloads 120 Views 1MB Size

Story Transcript

MODUL PEMBELAJARAN SISWA

Kelas 5 SD

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Kelas 4 SD

NAMA : NO : KELAS :

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)merupakan salah satu upaya yang dikembangkan oleh masyarakat dunia untuk mengoptimalkan peran masyarakat

dalam

mengatasipermasalahan lingkungan. Padadasarnya PLH

ditujukan untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih ramah lingkungan sehingga dapat meminimalkandampak kegiatan manusia terhadap lingkungan, (Meilani, 2009 : 1)

Dalam proses pembelajarannya, PLH tidak dijadikan sebagai topik hafalan tetapi dikaitkan dengan dunia nyata yang dihadapinya sehari-hari (kontekstual) dan dunia nyata tersebut dijadikan obyek kajian dalam konsep PLH. Obyek kajian PLH ada di lingkungan sekitar sekolah. Karena setiap sekolah memiliki lingkungan yang berbeda sehingga pembelajaran akan semakin menarik karena keragamannya. Walaupun obyek kajiannya berbeda namun tujuan pembelajarannya tetap sama. PLH bukanlah suatu bidang studi yang berdiri sendiri. Namun, dapat di integrasikan ke dalam suatu bidang studi di sekolah, materi pendidikan lingkungan ada dalam ruang lingkup kajian materi pembelajaran IPA dan IPS. PLH dalam mata pelajaran IPA Terpadu SMP/ MTs tercangkup dalam beberapa Kompetensi Dasar di kelas VII yaitu KD Energi dan KD Interaksi mahluk hidup dengan lingkungan.Pembelajaran IPA Terpadu yang ada di sekolah dapat menjadi suatu kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa dengan pembelajaran menggunakan sumber bahan ajar yang menarik bagi siswa contohnya adalah modul. Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, (Departemen Pendidikan Nasional, 2008 : 15) Pembelajaran IPA Terpadu adalah pembelajaran IPA yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan

dari berbagai bidang kajian (fisika, kimia, biologi, bumi dan alam semesta) dalam mata pelajaran IPA dalam satu bahasan. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik, (Departemen PendidikanNasional , 2006 : 2).

1

BAB II

PEMBELAJARAN 1.

Kondisi dan Potensi untuk Pengembangan Modul guru mengalami kesulitan memperoleh bahan ajar yang memadukan materi PLH dengan mata pelajaran IPA Terpadu (3) tidak ada bahan ajar pelengkap dalam mata pelajaran IPA Terpadu yang terintegrasi dengan PLH ada sekarang hanya buku ajar/buku teks yang berdiri sendiri

yaitu buku ajar Ilmu Pengetahuan Alam SMP/Mts Kelas VII Pengarang Teguh Sugiyarto dan Eny Ismawati tahun 2008 dan Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk SMP Kelas VII Jilid 1, pengarang Drs Rudi Hartono, M.Si tahun 2009, dengan kondisi tersebut maka modul PLH berpotensi dikembangkan yangterintegrasi dalam mata pelajaran IPA Terpadu SMP Kelas VII. Modul PLH yang terintegrasi dengan mata pelajaran IPA Terpadu dengan mencoba melengkapi kekurangan buku ajar /buku teks tersebut yaitu : 1. Modul memuat cangkupan materi yang dibahas terdiri atas 5 kegiatan yaitu energi, ekosistem, keanekaragamanhayati, pencemaran dan pemanasan global.

2. Modul memuat gambar yang lebih banyak yang disesuaikan dengan materi dengan gambar yang berwarna dan menarik siswa untuk belajar 3. Evaluasi yang diberikan berupa evaluasi individu berupa essay dan evaluasi kelompok berupa studi kasus/permasalahan.

2.

Proses Pengembangan Modul Menurut Sharon E. Smaldino dkk(2012 : 109) desain ASSURE menggunakan proses tahap demi tahap untuk membuat mata pelajaran secara efektif dalampenggunaan tehnologi dan media untuk meningkatkan

belajar siswa. Selain itu desain ASSURE menggunakan pendekatan standar yang berbasis penelitian bagi perancang mata pelajaran yang sesuai dengan rencana sekolah dan rencana penelitian berbasis pengembangan. Langkah-langkah dalam desain ASSURE adalah (1) analyze learners; (2) state standards and objectives; (3) select strategies, technology, media, and material; utilize technology, media and materials; (5) require learner participation; (6) evaluate and revise.

2

3.

Hasil Pengembangan Awal Modul yang dihasilkan dari penelitian ini adalah modul yang berjudul “Modul Pendidikan Lingkungan Hidup dalam mata pelajaran IPA Terpadu SMP Kelas VII”.

4.

Uji Awal a. Hasil uji ahli konten/materi,(format materi, isi materi, danpenilaian) b. Hasil uji ahli media (tampilanumum modul, interativitas, penyajian, dan peran modul)

c. Hasil uji desain (tampilan cover, tampilan materi, dan tampilan penilaian)

5.

Hasil Revisi Awal Revisi

dilakukan

berdasarkan saran-saran perbaikan dari ahli konten, ahli media,dan ahlidesain.

Mengacu pada saran- saran perbaikan pada uji materi, maka dilakukan revisi dengan memperbaiki peta konsep padamodul dan

perlu

menambah penilaian

sikap

dari

pengetahuan siswa

untuk

menumbuhkan sikapresponsibilitas. Saran dari ahli media adalah diperbaiki dalam penataan/pengunaan bahasa dan menambah daftar pustaka

dalam modul. Saran dari ahli desain adalah memperbaiki beberapa bentuk tulisan pada isi materi dan penilaian, memperbaiki tampilan cover pada modul.

Gambar 4.1 Peta Konsep

3

Komponen Unsur fisik Unsur ini terdiri dari air, udara, tanah, unsur-unsur senyawa kimia, dan sebagainya. Unsur ini berfungsi sebagai media berlangsungnya kehidupan. Air merupakan unsur lingkungan hidup yang paling penting bagi kehidupan. Air di permukaan bumi tersebar dalam bentuk air laut, air permukaan, air tanah, awan dan salju. Air di Bumi

Udara merupakan media kehidupan makhluk hidup yang

Kategori

Persentase

Air asin

97,25%

Total

penting.

Makhluk

hidup

memerlukan

udara

untuk

metabolisme tubuh. Hewan dan tumbuhan memerlukan

1.322.600.000

oksigen untuk menghasilkan energi. Tumbuhan memerlukan

km2

karbon dioksida dalam proses fotosintesis. Lapisan udara juga sangat berguna bagi manusia antara lain sebagai media

Air

di

atmosfer

Air tawar

Air permukaan Air tanah

komunikasi

0,035%

secara

langsung

maupun

melalui

alat

telekomunikasi seperti telepon, televisi, dan radar. Tanah merupakan bagian terpenting dari kehidupan. Dengan

1%

23,97%

2,75%

37.400.000 km2

adanya tanah, tumbuhan sebagai produsen dapat tubuh dengan baik. Manusia dan hewan dapat hidup di atas tanah. Lapisan tanah paling atas merupakan tanah yang subur karena banyak mengandung bahan organik sehingga

Salju/es

75%

warnanya lebih gelap.

Unsur hayati Komponen ini terdiri dari semua makhluk hidup, dari tingkatan paling rendah sampai paling tinggi, dari makhluk hidup yang paling kecil sampai paling besar. Unsur-unsur tersebut juga saling berhubungan, dari yang

sederhana sampai yang paling kompleks. Unsur hayati terdiri dari hewan, tumbuhan, dan jasad renik. Unsur budaya Manusia mempunyai peranan penting dalam kelangsungan kehidupan di permukaan bumi. Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai kemampuan mengolah dan mengelola lingkungan hidup. Secara umum, perkembangan manusia diawali dengan kenyataan bahwa manusia sangat tergantung kepada alam, kemudian manusia mampu menguasai alam. Akan tetapi manusia dan alam seharusnya saling memengaruhi. Manusia dengan kemampuan yang dimilikinya berupaya untuk memenuhi kebutuhan dan memudahkan hidup.

4

Faktor-faktor yang memengaruhi Lingkungan Hidup Faktor-faktor yang memengaruhi lingkungan hidup yang berkaitan dengan tingkat kemampuan daya dukung lingkungan, yaitu terdiri atas faktor-faktor sebagai berikut: Faktor Geografi Iklim, merupakan factor yang memengaruhi aktivitas manusia dalam lingkungannya. Iklim yang ekstrim dapat menjadi pembatas bagi aktivitas manusia.Perubahan cuaca, merupakan faktor pembatas bagi manusia ketika suhu ekstrim sedangkan suhu yang beragam dapat menjadi faktor yang membuat manusia lebih kreatif dan inovatif dalam mengatasi perubahan-perubahan tersebut.Kesuburan tanah, merupakan faktor yang berpengaruh bagi daerah agraris, karena dengan tanah yang subur sebagai daya dukung lingkungan tersebut nilainya jauh lebih tinggi daripada daerah yang kurang subur. Erosi, merupakan faktor yang dapat mengurangi daya dukung lingkungan. Faktor Sosial Budaya Tingkat ilmu yang dimiliki oleh masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup bagi manusia.Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat dapat meningkatkan nilai daya dukung lingkungan.Tingkat teknologi yang dimiliki oleh masyarakat dapat meningkatkan dan menurunkan nilai daya dukung lingkungan. Perilaku manusia dapat meningkatkan nilai daya dukung dari lingkungan. Persetujuan Internasional Tentang Lingkungan Hidup Masyarakat dunia menyadari bahwa masalah lingkungan merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan secara bersama pula. Konferensi tentang lingkungan hidup manusia diadakan untuk pertama kalinya oleh Perserikatan BangsaBangsa di Stockholm, Swedia pada tanggal 5-16 Juni 1972, yang mengusung tema "The Only One Earth". Konferensi ini kemudian dikenal sebagai Konferensi Stockholm, dan tanggal pembukaan konferensi, 5 Juni disepakati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Pada konferensi itu juga disetujui untuk membentuk badan khusus PBB yang bertugas mengurus pemasalahan lingkungan, yaitu United Nation Environment Programe (UNEP) yang bermarkas di Nairobi, Kenya.Indonesia termasuk dalam perjanjian: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Desertifikasi, Spesies yang Terancam, Sampah Berbahaya, Hukum Laut, Larangan Ujicoba Nuklir, Perlindungan Lapisan Ozon, Polusi Kapal, Perkayuan Tropis 83, Perkayuan Tropis 94, Dataran basah, Perubahan Iklim - Protokol Kyoto (UU 17/2004), Perlindungan Kehidupan Laut (1958) dengan UU 19/1961.

5

Pelestarian Lingkungan Hidup Setiap kegiatan pembangunan akan mengakibatkan dampak atau gangguan tehadap komponen ekosistem (lingkungan) itu sebagai lokasi pembangunan. Dampak pembangunan tersebut tidak mungkin ditiadakan atau dihilangkan secara total. Akan tetapi, upaya yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif sehingga kerusakan dan pencemaran yang timbul dapat ditoleransi oleh lingkungan. Untuk mewujudkannya, yaitu dengan pengelolaan lingkungan yang berasaskan pelestarian lingkungan, karenanya perlu pemahaman tentang konsep ekosistem, asas ekologi atau lingkungan, konservasi, dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Perlu diperhatikan bahwa pelestarian lingkungan mengandung dua pengertian, yaitu: Pelestarian fungsi lingkungan hidup itu sendiri. Suatu lingkungan dapat berubah karena adanya pembangunan, tetapi fungsi lingkungan itu tetap dipertahankan. Misalnya, pada suatu areal yang ditumbuhi pepohonan akan dibangun kawasan industri, sehingga pepohonan tersebut harus ditebang. Dalam hal ini perencanaan harus menyediakan pengganti fungsi pepohonan tersebut, yaitu dengan diganti oleh areal terbuka dan pohon tanaman penghijauan setelah proyek berjalan. Pelestarian lingkungan itu sendiri. Keberadaan Hutan Lindung, Taman Nasional dan Cagar Alam yang harus tetap dipertahankan merupakan contoh konkretnya. Artinya, kegiatan pembangunan tidak boleh dilakukan di lingkungan itu karena fungsinya tidak mungkin

dilestarikan dengan adanya kegiatan pembangunan.

6

Permasalahan Lingkungan Hidup Masalah lingkungan terjadi sebagai akibat timbulnya salah satu dari kondisi-kondisi seperti melampaui kemampuan suatu komponen, adanya ketidakseimbangan di antara komponen, terganggunya fungsi komponen atau sama sekali tidak mampu berfungsi seperti biasanya. Masalah lingkungan hidup pada umumnya disebabkan oleh peristiwa alam, pertumbuhan penduduk yang pesat, pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan, industrialisasi, dan transportasi.

7

Peristiwa Alam Peristiwa alam atau kejadian yang terjadi secara alamiah, seperti gempa bumi, longsor, kebakaran hutan oleh petir, banjir, letusan gunung berapi, dan lain-lain, telah banyak menimbulkan masalah lingkungan hidup. Gempa yang terjadi di daratan dapat menyebabkan tanah retak-retak, bentang alam longsor, kerugian harta benda, kematian manusia dan hewan, dan lain sebagainya. Sedangkan, gempa di lautan menyebabkan terganggunya kehidupan biota laut dan badai. Kebakaran hutan mengakibatkan pencemaran udara oleh asap, punahnya sumber daya genetik (plasma nutfah), terganggunya kehidupan satwa liar dan kematian bagi satwa yang pergerakannya lambat. Dampak letusan gunung

berapi sangat luas dan dapat mengubah ekosistem wilayah bersangkutan. Letusan gunung berapi yang dampaknya sangat luas adalah Gunung Krakatau di Selat Sunda pada 1883. Pencemaran Masalah pencemaran timbul bilamana suatu zat atau energi dengan tingkat konsentrasi sedemikian rupa hingga dapat mengubah kondisi lingkungan, baik langsung atau tidak langsung, dan pada akhirnya lingkungan tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Timbulnya pencemaran berkaitan erat dengan berbagai aktivitas manusia, antara lain: Kegiatan industri, dalam bentuk limbah, zat-zat buangan berbahaya seperti logam-logam berat, zat radioaktif, air

buangan panas, kepulan asap, kebisingan, dan lain-lain. Kegiatan pertambangan, berupa terjadinya kerusakan instalasi, kebocoran, pencemaran buangan penambangan, pencemaran udara dan rusaknya lahan-lahan bekas pertambangan. Kegiatan transportasi, berupa kepulan asap, kebisingan kendaraan bermotor, tumpahan bahan bakar, dan lain-lain. Kegiatan pertanian, terutama akibat residu pemakaian zat-zat kimia seperti pestisida, insektisida, herbisida atau fungisida, untuk hama. Demikian pula pemakaian pupuk anorganik.

8

Timbul Berbagai Penyakit Perkembangan industri dan teknologi tidak selamanya menjadi alat pemuas bagi kehidupan manusia, karena di balik itu semua terdapat banyak risiko dan masalah yang bermunculan. Belakangan ini telah banyak muncul penyakit yang diakibatkan oleh limbah industri, seperti Penyakit Minamata dan Itai-itai di Jepang. Penyakit dan wabah-wabah juga semakin banyak bermunculan akibat pengelolaan lingkungan yang tidak benar oleh

manusia. Hutan sebagai habitat dan menyimpan berbagai spesies satwa dan tumbuhan, yang tadinya tertutup, kini terbuka dan habis ditebangi untuk berbagai konsumsi modern, terutama bagi masyarakat perkotaan. Karena hutan sebagai habitat satwa-satwa sudah rusak, maka spesies-spesies satwa bermigrasi ke segala tempat, termasuk ke sekitar permukiman manusia. Berbagai satwa liar banyak pula mengandung berbagai virus mematikan bagi manusia dan ragam hewan piaraan, berinteraksi dengan lingkungan permukiman manusia, dan akhirnya virus ini berpindah ke tubuh manusia. Faktor perdagangan satwa langka juga berkontribusi untuk membawa virus dari hutan dan binatang-binatang ke lingkungan manusia melalui alat transportasi, bahkan ke hotel-hotel. Beberapa wabah yang timbul oleh karena faktor tersebut antara lain wabah virus Marburg, Ebola, HIV (penyakit AIDS), penyakit SARS, dan Chikungunya. Penyakit lainnya timbul akibat proses teknologi, misalnya penyakit yang disebabkan dari radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik memiliki potensi gangguan kesehatan antara lain berupa leukemia, leinfoma, infertilitas pada pria, cacat kongenital, proses generatif, perubahan ritme jantung, perubahan metabolisme melatonin, neurosis, dan lain-lain.

9

Pemanfaatan Alam secara Tidak Terkendali Tingkah laku manusia dalam mengeksplotasi dan menggunakan sumber-sumber daya alam secara tidak seimbang berdampak pada rusaknya tata lingkungan alami. Hal tersebut dapat terlihat melalui praktek-praktek masyarakat seperti pengundulan hutan, pemanfaatan ekosistem pantai, penangkapan ikan laut yang melampaui batas konservasinya, penggunaan alat-alat beracun dan peledak untuk menangkap ikan, perburuan binatang liar, dan pola pertanian sistem ladang berpindah. Masalah ini merupakan dampak yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, misalnya tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih mengungguli tingkat pertumbuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan

lainnya,

perkembangan

kemajuan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi,

peningkatan

taraf

hidup, konsumerisme, masalah keterbataasan alam untuk diolah terutama sumberdaya tak terbaharukan, pengangguran dan lain-lain.

Kepadatan Penduduk Pertambahan penduduk yang semakin lama makin meningkat akan berbenturan dengan sistem lingkungan, yaitu bahwa setiap manusia memiliki berbagai kebutuhan, baik yang pokok dan pelengkap. Sedangkan semua faktor tersebut baru dapat terpenuhi apabila siklus dan cadangan-cadangan sumber daya alam masih mampu dan mencukupi. Akan dapat terjadi masa krisis, jika angka pertumbuhan penduduk kian melewati batas siklus atau jumlah cadangan sumber-sumber kebutuhan, dan hal tersebut tidak ditata secara terencana. Masalah ledakan penduduk tidak hanya terkait dengan masalah kebutuhan dasar, namun juga menyangkut berbagai aspek hidup atau kualitas hidup secara kompeks seperti pemukiman, kesehatan, tingkat pendidikan, kebebasan perorangan, kententeraman, ketertiban, keamanan dan hal lainnya yang diperlukan dalam kondisi hidup wajar

10

11

Masalah lingkungan hidup di Indonesia Bahaya alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor, limbah industri, limbah pariwisata, dan limbah rumah sakit. Masalah Lingkungan hidup di Indonesia saat ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerah perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur; hujan asam yang merupakan akibat dari polusi udara.

12

6. Salah satu bentuk pemanfaatan air yang berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan adalah.. 13 A. Membuang limbah ke sungai B. Menggunakan air secara berlebihan C. Menghemat penggunaan air dalam pemenuhan kebutuhan D. Membuat sumur bor untuk mendapatkan air yang banyak E. Menyuling air laut untuk mendapatkan air tawar

7. Berikut ini merupakan pemanfaatan SDA yang sesuai dengan pembangunan berkelanjutan, kecuali.. A. Pengawetan B. Selektif C. Tidak boros D. Eksploitasi demi kepentingan pribadi E. Menghindari pencemaran 8. Manusia mempunyai peranan penting untuk menciptakan kelestarian lingkungan karena… A. Lingkungan hidup sepenuhnya dikuasai oleh manusia B. Kebutuhan manusia semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk C. Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang mampu menciptakan kelestarian lingkungan Perilaku manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup berpengaruh pada kelestarian lingkungan hidup D. hidup E. Lingkungan yang sudah rusak tidak dapat diperbaiki lagi 9. Mengubah pertanian ladang berpindah menjadi pertanian menetap adalah salah satu usaha untuk… A. Meningkatkan keterampilan petani B. Mencegah kerusakan hutan yang lebih parah C. Melindungi flora dan fauna D. Menanggulangi terjadinya perubahan iklim global E. Menyukseskan program transmigrasi

10. Peningkatan gas karbondioksida di udara mengakibatkan suhu permukaan bumi naik (efek rumah kaca). Di bawah ini yang termasuk gas rumah kaca yaitu ... A. Benzen B. CFC C. HNO3 D. H2SO4 E. CH4

13

13

Essay

13

1. Jelaaskan tentang 3 jenis lingkungan hidup dan contohnya! 2. Jelaskan tentang faktor kerusakan lingkungan hidup! 3. Apa bedanya daya tampung dengan daya dukung lingkungan? 4. Apa perbedaan cagar alam dengan suaka margasatwa?

5. Apa perbedaan reuse, reduce, dan recycle? 6. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan? 7.

Sebutkan perbedaan usaha konservasi DAS Hulu dengan DAS Hilir?

8. Sebutkan beberapa faktor penyebab pencemaran tanah! 9. Jelaskan tentang proses efek rumah kaca! 10. Sebutkan beberapa dampak global warming di bidang pertanian, ekonomi, kelautan dan kesehatan!

BAB IV DAFTAR PUSTAKA Samadi (2007). Geografi 2 : SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia. hlm. 109, 111, 112, 115. Hartono (2007). Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: PT Grafindo Media Pratama. hlm. 97, 98, 99, 100.

Widyatmanti, Wirastuti; Natalia, Dini (2008). Geografi SMP/MTs Kls VIII (KTSP). Jakarta: Grasindo. hlm. 70, 71. Siahaan, Nommy Horas Thombang (2004). Hukum lingkungan dan ekologi pembangunan. Jakarta: Erlangga. hlm. 14, 26, 29, 31–35, 37, 38, 40. Khosim, Amir; Lubis, Kun Marlina. Geografi SMA/MA Kls XI (Diknas). Jakarta: Grasindo. hlm. 90–92. Manik, K. E. S. (2018). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Kencana. hlm. 15, 16, 53, 54.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN 13 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TENTANG PENULIS

Eka F. Situmorang merupakan salah satu Mahasiswi Universitas Pendidikan Ganesha Semester 5. E-Book ini dibuat sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.