Green Floral Decorative Foundation Corporate Booklet (6) Flipbook PDF

Green Floral Decorative Foundation Corporate Booklet (6)

109 downloads 119 Views 29MB Size

Recommend Stories


Spanish Summer Booklet
Spanish Summer Booklet Over the summer, it is important that you keep up your level of Spanish. Language abilities atrophy when not used. The last thi

Edexcel GCSE (9-1) Spanish Foundation. Starter Booklet: Modules 1 and 2. Rachel Hawkes, Christopher Lillington
Sta Mo rter du Bo les ok 1 a let: nd 2 Edexcel GCSE (9-1) Spanish Foundation Rachel Hawkes, Christopher Lillington 7625_GCSE_MFL_FASTTRACK_CVRS_S_ED

Story Transcript

Etnobotani Tumbuhan Pala (Myristica fragrans)(Studi Kasus pada Masyarakat Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan) Dina Unzila Ananda | Nurdin Amin S,Pd,I.,M,Pd | Mulyadi S,Pd,I.,M,Pd

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadiran ALLAH SWT yang memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis bisa menyelesaikan sebuah e-booklet yang berjudul Etnobotani Tumbuhan Pala Oleh Masyarakat Tapaktuan Kecamatan Aceh Selatan Sebagai Penunjang Mata Kuliah Etnobiologi. Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepangkuan alam baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menuntun umat manusia dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami ucapkan kepada semua yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian e-booklet ini. Semoga booklet ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Pembuatan e-booklet ini tentunya masih jauh dari kata sempurna baik dari segi konteks maupun konten untuk itu kami membuka diri untuk saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan kedepan. Banda Aceh, 16 April 2022

Penulis

i

DAFTAR ISI Kata Pengantar.......................................................... i Daftar Isi................................................................... ii Kopetensi Dasar....................................................... iii Tujuan...................................................................... iii A. Tumbuhan Pala.................................................... 1 B. Klasifikasi Tumbuhan Pala.................................. 1 C. Morfologi Tumbuhan Pala................................... 2 D. Etnobiologi........................................................... 7 E. Glosarium............................................................. 38 Daftar Pustaka.......................................................... 37 Biografi Penulis........................................................ 39

ii

KOPETENSI DASAR Mahasiswa mampu untuk mengkaji hubungan antara masyarakat dengan tanaman. Pemamfaatan tanaman tertentu sebagai makanan, pengobatan/obat-obatan, ritual adat, alat rumah tangga dan sebagainya. TUJUAN

Untuk mengkaji hubungan antara masyarakat dengan tanaman. Pemamfaatan tanaman tertentu sebagai makanan, pengobatan/obat-obatan, ritual adat, alat rumah tangga dan sebagainya.

iii

Tumbuhan Pala Tumbuhan pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari “Malaise Archipel” yaitu gugusan kepulauan Banda dan Maluku yang kemudian menyebar dan berkembang ke pulau-pulau seperti Aceh, Sulawesi Utara dan Papua. Tanaman pala merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun. Pala termasuk familia Myristicaceae yang terdiri dari 15 genus (marga) dan 250 spesies. Pala yang dibudidaya secara luas adalah Myristica fragrans. Klasifikasi Tumbuhan Pala Klasifikasi tumbuhan biji pala dapat digolongkan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Class : Angiospermae Sub kelas : Dicotyledonae Ordo : Myristicales Family : Myristicaceae Genus : Myristica Species : Myristica Fragrans Gambar : Buah Pala

1

Morfologi Tumbuhan Pala

Kata morfologi berasal dari basaha latin morphologi (morphus : bentuk, logos : ilmu). Berikut di bawah ini morfologi tumbuhan pala: Gambar : Morfologi Tumbuhan Pala 1. Daun (Folium) Ukuran daun pala berbeda-beda pada umumnya, daun pala jantan lebih kecil dari pada daun pala betina, bentuknya seperti telur atau elip, dengan pangkal dan pucuknya meruncing. Panjang daun pala sekitar 5-15 cm dengan lebar 4-7 cm dan panjang tangkai daun sekitar 0,4-1,5 cm.

2

Gambar : Daun Pala

2. Bunga (Flos) Bunga pala berbentuk malai tandan karena termasuk bunga majemuk (Inflorecentis). Tanaman pala biasanya berkelamin dua (hermaphrodit) artinya, bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu pohon.

Gambar Buah Pala

Gambar : Bunga Pala

3. Buah (Fructus) Buah pala umumnya berebentuk peer, lebar, dengan ujung meruncin dam berwarna kuning. Beberapa sisinya berkulit licin, berdaging, dan cukup banyak mengandung air. Buah pala mempunyai daging buah keras, bewarna keputih-putihan, mengandung getah putih, dan rasanya kelat asam. Diameter buah pala bervariasi dari 3 cm sampai dengan 9 cm.

3

4. Biji (Semen) Biji pala termasuk kelas tanaman berbiji tunggal, berkeping dua, dan dilindungi oleh tempurung. Biji pala berbentuk bulat atau lonjong dengan panjang sampai 4,5 cm dan lebar sampai 2,5 cm. Biji ini ditutupi atau dilindungi oleh tempurung yang berwarna cokelat tua, kering, licin dan mengkilat. Tempurung biji dibungkusi oleh Fulli (Arillus) atau bunga pala. Didalam tempurung terdapat biji pala yang permukannya keriput, beralur dengan warna coklat muda di bawahnya dan coklat tua di bagian atasnya.

Gambar : Biji Pala 4

5. Fulli (Arillus) Fulli (Arillus) adalah bagian tanaman yang menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman. Fulli (Arillus) terdapat diantara daging dan biji buah pala, fulli (Arillus) bewarna merah atau kuning muda dan dapat diambil minyaknya.

Gambar : Batang Pala

Gambar : Fulli Pala

6. Batang (Caulis) Batang pokok bisa tumbuh mencapai ketinggian 18 - 20 meter. Tumbuhnya tegak dengan bentuk bulat agak berbonggolbonggol. Batang pokok biasanya memiliki cabang primer dengan bentuk yang hampir serupa. Biasanya cabang primer tumbuh membentuk karangan melingkari batang pokok. Kulit batang pokok umumnya bewarna abuabu kelam atau hijau tua. 5

7. Akar (Radiks) Tumbuhan pala termasuk dalam akar tunggang. Tanaman pala berumur panjang dan dapat mencapai ketinggian 8 meter dengan membentuk akar tunggang yang cukup dalam. Ukuran kedalaman akar hampir sama dengan tinggi pohon, maka sewajarnya tanaman pala membutuhkan tanah yang cerul (porous), dalam arti tanahnya gembur, mudah menyimpan air, serta tidak pecah-pecah pada musim kemarau. Perakaran lateral tidak tahan terhadap genangan air yang lama dan memudahkan timbulnya pembusukan akar.

6

Etnobiologi

Etnobiologi berasal dari kata Etnologi dan Biologi. Etnologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang etnis, suku atau masyarakat. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup, mulai dari manusia, hewan, dan tumbuhan, beserta segala aspek dan strukturnya. Etnobiologi dapat diartikan secara umum sebagai evaluasi ilmiah terhadap pengetahuan penduduk tentang biologi, termasuk di dalamnya pengetahuan tentang tumbuhan (botani), Hewan (zoology) dan lingkungan alam (ekology). Salah satu etnobiologi tentang tumbuhan yang kaya manfaat yaitu tumbuhan pala (Myristica fragrans) yang biasanya dimanfaatkan sebagai makanan, obat-obatan, upacara adat dan lainnya.

7

Kegunaan tumbuhan pala oleh masyarakat Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan adalah sebagai berikut 1. Tumbuhan pala sebagai obat-obatan a. Ramuan mandi ibu melahirkan Bagian tumbuhan pala yang dimasukkan kedalam ramuan mandi ibu melahirkan yaitu Akar pala. Akar pala ini dimanfaatkan sebagai obat yang dimasukkan kedalam ramuan mandi setelah melahirkan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat tersebut, akar pala ini sering dijadikan ramuan mandi bagi wanita yang baru melahirkan. Seorang wanita yang baru saja melahirkan, biasanya dimandikan dengan air rebus dengan tumbuhan obat lainnya. Salah satu tumbuhan obat dalam ramuan mandi ibu melahirkan tesebut adalah akar pala dan daun pala. Dimandikannya dengan air rebusan tersebut dapat memulihkan tenaga dan menyegarkan badan bagi ibu tersebut. salah satu kandungan yang terdapat pada buah pala yaitu vitamin C, yang berfungsi untuk meningkatkan sistem imun dan kekebalan tubuh.

8

b. Obat sakit kepala Masyarakat Tapaktuan menjadikan tumbuhan pala sebagai obat sakit kepala, terdapat dua cara pengobatannnya yaitu: a) Bagian daun pala dijadikan obat untuk menghilangkan sakit kepala. Dibuat ramuan dari pucuk daun pala, pucuk daun asam, biji pala muda dan pucuk daun sirih yang dihaluskan dengan cara digiling dan tambahkan minyak tanah kemudian dioleskan ke dahi. Cara mengoleskan ramuannya harus dari kiri ke kanan, dengan teknik tersebut dipercaya obat nya akan manjur dan sakit kepala hilang. b) Biji pala juga bisa dijadikan untuk obat sakit kepala. Penggunaannya yaitu dengan cara menghaluskan biji pala yang sudah kering ditambahkan dengan minyak kelapa kemudian diolehkan ke dahi. c. Menghentikan ingusan Masyarakat Tapaktuan juga menjadikan daun pala sebagai obat untuk menghentikan ingusan. Pengobatannya dengan cara pucuk daun pala dan biji pala muda dihaluskan dengan cara digiling, lalu dioleskan dihidung bagian atas. aroma yang dikeluarkan oleh ramuan dapat menghentikan ingusan 9

dan penciuman akan terasa. Karena minyak atsiri yang berasal dari buah pala dapat digunakan sebagai aromaterapi. Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau wangi, dan therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau penyembuhan, sehingga aromatherapy dapat diartikan sebagai suatu cara perawatan tubuh dan penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak essential. Aromaterapi dapat mengurangi stress, menenangkan pikiran, melegakan hidung tersumbat, membangkitkan semangat dan meningkatkan kosentrasi. d. Obat sakit lutut/rematik Masyarakat Tapaktuan menggunakan daun pala untuk obat rematik. Pengobatan rematik tersebut dengan cara pucuk daun pala, putik buah pala, cengkeh dan pucuk daun cengkeh dihaluskan kemudian dicampurkan dengan minyak pala lalu dioleskan ke lutut yang sakit. Rasa panas yang dikeluarkan oleh ramuan tesebut dipercaya dapat meredakan rasa saki pada lutut dengan pemakaian yang teratur. Pemamfaatan tumbuhan herbal salah satu di dalamnya adalah air rebusan buah pala yang digunakan sebagai obat rematik. karena pada 10

buah pala mengandung minyak atsiri, minyak lemak, pektin, lamonena, asam tetradekanoid dan asam aleanolat.

e. Obat sakit perut Masyarakat Tapaktuan menggunakan daun pala untuk obat sakit perut. Pengobatan sakit perut tersebut dengan cara pucuk daun pala ditumbuk/diblender kemudian diperas dan disaring airnya lalu diminum. buah pala mengandung minyak atsiri, minyak lemak, zat samak, miristinin, saponin, dan lain sebagainya. Kandungan yang terdapat pada buah pala tersebut dapat berkhasiat untuk mengobati maag, kembung, membantu pencernaan dan sakit perut. f. Obat diare Masyarakat Tapaktuan menggunakan dan memanfaatkan tumbuhan pala sebagai obat diare, terdapat dua cara pengobatannya yaitu: a) Pucuk daun pala dan pucuk jambu klutuk/jambu biji sebagai ramuan obat untuk menyembuhkan diare. Pengobatannya dengan cara daun tersebut diremas lalu disaring untuk membuang ampasnya kemudian diminum. 11

b) Buah pala yang mengkal juga dijadikan sebagai obat diare oleh masyarakat Tapaktuan. Buah pala yang mengkal, dikupas lalu dimakan. Buah pala ini memiliki rasa asam dan kelat sehingga dapat menghentikan dan menyembuhkan diare. c) Biji pala dan fulli pala juga dijadikan obat diare oleh masyarakat Tapaktuan, dengan cara direbus dengan air, lalu disaring dan kemudian diminum. Biji dan fulli pala yang telah diekstrak memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Gram negatif dan positif. Salah satu bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya oleh estrak fuli dan pala yaitu Escherichia coli.Bakteri Escherichia coli ini merupakan bakteri utama penyebabnya penyakit diare. Biji pala dan fulli pala yang sudah diekstrak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli karena pada ekstrak biji pala mengandung fenol, terpenoid, flavonoid, alkaloid, dan pada fuli pala mengandug flavonoid, fenol, saponin dan tannin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

12

g. Mulut terasa pahit Masyarakat Tapaktuan menjadikan buah pala sebagai obat untuk mengobati mulut yang terasa pahit setelah demam.Buah pala yang baru dipetik, dikupas lalu dimakan. Rasa yang terdapat pada buah pala tesebut membuat mulut yang pahit akan terasa kembali seperti semula. Manfaat kesehatan dari buah pala dapat dikaitkan dengan khasiat obatnya seperti perannya sebagai obat penenang, stimulan, anti-inflamasi, antiseptik, zat anti jamur, dan anti bakteri. Buah pala dapat mengobati masuk angin, menjaga kesehatan mulut dan meminimalkan asam lambung. h. Obat muntah dan mual Masyarakat Tapaktuan menjadikan buah pala sebagai obat muntah dan mual.Buah pala dikupas lalu dimakan, rasa dan aroma pada buah pala tersebut dapat meredakan rasa mual dan dapat juga dijadikan sebagai obat menghentikan muntah. Buah pala memiliki khasiat sebagai antifungal, anti peredangan dan antitrombotik. Berdasarkan khasiat tersebut buah pala sering digunakan untuk mangobati pencernaan yang terganggu dan mualmual saat hamil. 13

i. Obat masuk angin Masyarakat Tapaktuan menjadikan buah pala sebagai obat masuk angin. Pengobatannya dengan cara buah pala yang muda atau putik buah pala dimakan atau ditumbuk lalu di saring airnya kemudian diminum. Buah pala mengandung minyak atsiri yang mampu menghilangkan masuk angin dan menghangatkan badan. j. Obat sariawan Masyarakat Tapaktuan menjadikan buah pala muda sebagai obat sariawan.Buah pala yang masih hijau dan muda memiliki cairan yang disebut dengan getah. Masyarakat Tapaktuan menjadikan getah tersebut se bagai obat sariawan. Cara penggunaannya yaitu dengan cara mengoleskan getah buah pala yang baru dipetik, pada mulut yang terkena sariawan. Candida albicans dapat menimbulkan penyakit pada rongga mulut yaitu sariawan. Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) memiliki senyawa metabolit sekunder yang dapat berperan sebagai insektisidal, antibakteri, dan antifungi. Minyak atsiri daun pala (M. fragrans H) diketahui memiliki kandungan terpenoid sebagai antibakteri dan antifungi.Kandungan pada pala tersebut dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.

14

k. Obat menyegarkan tenggorokan Masyarakat Tapaktuan menggunakan pala sebagai obat untuk menyegarkan tenggorokan.Biasanya orang yang tidak enak badan, demam, batuk dan mengalami sakit tenggorokan ataupun gatal tenggorokan, biasanya memakan buah pala yang baru dipetik yang berguna untuk menyegarkan tenggorokan. Pada daging buah pala terdapat rasa pedas dan bauk yang khas, sehingga saat memakannya tenggorokan akan terasa segar. Biji pala mengandung senyawa fenol, terpenoid, dan flavonoid. Flavonoid merupakan golongan senyawa terbesar dari senyawa fenol.Senyawa fenol mempunyai sifat efektif menghambat pertumbuhan jamur, bakteri dan virus. l. Obat menghilangkan bau mulut Masyarakat Tapaktuan memakan buah pala segar untuk menghilangkan bau mulut. Buah pala memiliki harum yang sangat kuat, sehingga saat mengkonsumsinya dapat menghilangkan bau mulut. Pala memiliki khasiat luar biasa terhadap kesehatan mulut terutama untuk mengurangi dan menghilangkan bau mulut. hal ini dikarenakan sifat antibakteri yang terdapat pada dalam buah pala. 15

m. Obat batuk Masyarakat Tapaktuan menjadikan putik buah pala sebagai obat batuk.Cara pengobatannya terdapat 2 versi yaitu versi anak-anak dan versi dewasa. Pada versi anak-anak, cara pengobatannya yaitu putik buah pala biasanya ditumbuk atau direbus terlebih dahulu kemudian disaring airnya dan diminum oleh anak. Sedangkan pada versi dewasa yaitu putik buah pala yang baru petik dari pohonnya dimakan mentah. Komposisi kimia pada pala yaitu antara lain flavonoid 1,37%, oxalate 22,14 mg, saponin 49,32%, alkaloid 8,42% dan phyate 16,00%. Kandungan kimia yang terkandung pada pala tersebut dapat mengatasi insomnia, batuk belendir, penghilang kejang otot dan lainnya. n. Obat memar, terkilir dan bengkak Biji pala biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Tapaktuan sebagai obat memar, terkilir dan bengkak. Penyembuhannya dengan cara biji pala digiling atau diasah ke batu sampai halus, lalu ditambahkan air dan dioleskan di bagian badan yang memar. Cara mengoleskannya dengan cara, dari kanan ke kiri atau dari atas ke bawah yang dipercaya agar penyakitnya bisa turun atau hilang. 16

Pala mengandung minyak atsiri mulai berasal dari esensial seperti elemicin, eugenol, myristicin serta safrole.Minyak atsiri pada pala ini memiliki sifat anti inflamasi yang bermanfaat untuk mengobati nyeri otot, mengobati pembengkakan, dan nyeri sendi. o. Obat melahirkan Masyarakat Tapaktuan menggunakan biji pala untuk obat melahirkan. Pengobatannya dengan cara buah pala, biji pala dan tumbuhan obat lainnya dihaluskan dengan cara digiling kemudian dibungkus dengan daun pisang yang masih muda lalu dipanaskan setelah itu dioleskan diperut. Obat ini untuk memecahkan gumpulan darah, memperlancar jalannya darah dan mengempeskan bengkak diperut/mengecilkan perut. Ibu yang baru melahirkan akan mendapatkan perawatan pasca persalinan yang disebut dengan teknik pengobatan Madeung. Teknik pengobatan Madeung inidilakukan dengan membakur kayu yang dicampur dengan daun dan rempah-rempah khusus yang bermanfaat untuk kesehatan. Diantara tanaman yang digunakan sebagai obat Madeung antara lain “Oen Kuyun (daun jeruk nipis),“Oen Mee” (daun asam jawa) 17

“Oen Ranuep” (daun sirih), “Bak Rheu (batang serai), “Kuleet Maneh” (kayu manis), “Bungoeng Lawang” (bunga cengkeh), “Boh Pala” (biji pala), “Boh Langkueh” (lengkuas) dan “Oen Sekee Puloet (daun pandan). Proses Madeung ini memiliki banyak manfaat antara lain mampu menjadi alat KB tradisional, dapat mengeringkan peranakan, tubuh menjadi singset, dapat mengecilkan perut, mempercepat pengeluaran sisa darah persalinan yang dianggap kotor, dapat mengatur jarak kelahiran dan mendatangkan aroma harum pada tubuh. 2.) Obat-obatan modern a. Minyak pala Minyak pala adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan biji dan fulli pala.Minyak ini merupakan cairan, yang tidak berwarna (kalaupun berwarna hanya tampak kuning pucat), mempunyai bau dan rasa seperti buah pala. Kandungan zat-zat dalam minyak pala yaitu: Terpen 80% terdiri dari pinen dan kamfer, miristin 4%, Dipenten 8%, terpineol, egenol, iso-egenol, sofrol, linalool, borneol, garaniol, asam miristinat bebas atau sebagai ester. 18

Minyak pala dihasilkan dari biji pala yang diolah dengan cara disuling. Proses pengolahan pala adalah sebagai berikut : pertama, biji pala dan fulli (Arillus) yang membalut tempurung biji pala terpisahkan terlebih dahulu. Kemudian biji pala dan fulli (Arillus) dijemur hingga kering.Jika sudah kering, biji pala digiling kasar dengan menggunakan mesin penggiling. Setelah itu biji dan fulli dimasukkan kedalam kukusan lalu dipanaskan. Penyulingan dilakukan 24 jam selama 3-4 hari sampai minyaknya habis disuling. Biji pala lebih banyak mengasilkan minyak dari pada fulli, biasanya 75 kg fulli menghasilkan 25 kg minyak pala, sedangkan 75 kg biji menghasilkan 20 kg minyak pala.

Gambar 4.9 Minyak pala

19

Minyak atsiri pada buah pala mempunyai potensi sebagai stimulant, anti-inflamasi, anti jamur, antikrombotik, dan anti-platelet aggregation serta dapat digunakan untuk mengobati sakit perut, rematik, dan mual-mual pada wanita hamil.Minyak pala digunakan dalam industry obat-obatan sebagai obat sakit perut, diare, dan bronchitis.Minyak ini memilki kemampuan sebagai inteksidal, anti jamur (fungisidal) dan anti bakteri. Minyak pala ini tidak hanya dijadikan sebagai oleole tetapi juga digunakan sebagai obat-obatan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Tapaktuan karena memiliki khasiat untuk meringankan nyeri, mengurangi benjolan, mengeluarkan angin, menyembuhkan sakit tulang, menyembuhkan gigit serangga dan lain-lain. b. Balsem pala Balsem pala dibuat dengan jalan mengembangkan minyak pala.Produk olahan pala, selain manisan, sirup, minyak juga bisa diproduksi dalam bentuk balsem. Cara pembuatan balsem pala ini yaitu : pertamatama campurkan semua bahan didalam panci dan 20

ditambahkan minyak pala, lalu dimasak hingga mendidih. Setelah mendidih diam kan hingga dingin dan membentuk balsem. Masukkan balsem kedalam botol kecil, lalu ditusuk-tusuk bagian atas nya untuk dimasukkan lagi minyak pala, agar wangi pala nya kuat.Kemudian dikemas dengan rapi.

Gambar 4.8 Balsem pala Balsem pala ini berkhasiat untuk mengurangkan nyeri, mengeluarkan angin, menyembuhkan sakit gatal-gatal, dan menyembuhkan bagian tubuh yang bengkak.Berdasarkan wawancara banyak masyarakat yang menggunakan balsem pala untuk mengobati berbagai penyakit dan khususnya sangat digunakan oleh lansia sebagai obat oles yang bermanfaat untuk menghangatkan badan, meringankan sendi-sendi dan untuk menyembuhkan rematik. 21

2. Tumbuhan pala sebagai makanan

a. Bahan rempah masakan Secara tradisional, biji pala banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masak karena mempunyai aroma khas untuk menambah citra rasa masakan. Biji pala ini dijadikan bahan rempah masakan daging, yang dimasukkan saat memasak gulai, soup, rendang dan masakan daging lainnya, dimasukkan nya biji pala untuk menghasillkan harum dan melembutkan danging. Biji pala tersebut tidak bisa dijadikan bahan rempah masakan saat memasak ikan, dikarenakan jika biji pala dimasukkan saat memasak ikan, ikan nya akan hancur dan baunya akan maung atau tidak enak. Sehingga biji pala hanya cocok dimasakkan daging. Biji pala tidak boleh dikosumsi berlebihan, karena akan menimbulkan pengaruh halusinogenik apabila dikosumsi dengan dosis 5-8 mg atau setara dengan dua biji pala. b. Manisan pala Manisan pala merupakan salah satu olahan pala yang dibuat oleh masyarakat Tapaktuan.Buah pala dan fuli pala mengandung senyawa minyak folatil berupa myristicin dan elemicin yang bersifat racun dan narkotik.Penggunaan buah pala dalam jumlah banyak 22

dapat menyebabkan halusinasi. Proses pembuatannya dengan cara perendaman dengan air gula pasir, keadaan ini akan menghambat pertumbuhan mikroba perusak sehingga buah pala akan lebih tahan lama. Adapun cara membuat manisan pala secara detail sebagai berikut: Buah pala yang mengkal, dipetik dari pohonnya dan di rendam dengan air laut selama 2 malam. Direndam dengan air laut agar getah dan rasa asam nya hilang.Setelah itu, buah pala dikupas dan di bentuk sesuai selera. Kemudian buah pala dicuci, lalu di rebus dalam air mendidih selama 5 menit, lalu ditiriskan dan diperas airnya hingga kadar asamnya berkurang. Tambahkan gula pada buah pala dan diendapkan selama 2 malam.Bubuhkan gula pasir, lalu dijemur hingga pala benar-benar kering.Setelah kering manisan pala dikemas.

23

Gambar 4.4 Manisan pala Hal yang harus diperhatikan saat pembuatan manisan pala yaitu: petama, buah pala yang digunakan harus berukuran sedang tidak boleh terlalu muda maupun tua, jika palanya muda/tua akan menghasilkan warna daging merah sedangkan pala yang sedang warna nya putih bagus untuk manisan pala. Kedua, saat proses pembuatan manisan pala, tidak boleh terkena minyak sedikit pun, jika terkena minyak palanya akan lembek dan manisan nya tidak akan jadi.Manisan pala ini memiliki manfaat antara lain : membuat nyenyak tidur, meringankan badan, mengeluarkan angin, meringankan dan menghilangkan gatal di tenggorokan.

24

c. Kolak pala Kolak pala juga merupakan olahan yang dibuat oleh masyarakat Tapaktuan, pengolahannya juga hampir sama seperti manisan pala. Untuk kolak pala (kue pala basah), pala yang sudah diendapkan dengan gula selama 2 malam kemudian dimasak sampai berubah warna menjadi kecoklatan dan air gulanya mengental, setelah dingin manisan pala dikemas.

Gambar 4.5 Kolak pala Olahan pala ini tidak hanya dijadikan ole-ole saja, tetapi juga dikosumsi oleh masyarakat setempat.Karena pada olahan pala ini terdapat manfaat yang berguna bagi tubuh.Salah satu manfaatnya yaitu dapat menghangatkan tenggorokan.

25

a. Rujak pala Buah pala juga bisa diolah menjadi rujak pala oleh masyarakat Tapaktuan. Pengolahan rujak pala ini dengan cara sebagai berikut : buah pala yang baru dipetik dari pohonnya di rendam dengan air laut selama 2 malam yang berfungsi untuk menghilangkan getah dan rasa asamnya, setelah itu buah pala dikupas dan di bentuk sesuai ukuran, kemudian dicuci, lalu direbus dengan air mendidih selama 5 menit, lalu ditiriskan, ditambahkan gula, garam, cabe, kemudian dimasak sampai warna berubah kuning, setelah dingin rujak pala siap dikemas.

Gambar 4.6 Rujak pala

26

Rujak pala ini biasanya juga dijadikan ole-ole khas Tapaktuan. Tidak semua Masyarakat menyukai manisan pala karena rasanya yang manis dan mereka lebih menyukai rujak pala yang memiliki rasa manis, asin dan pedas. Rujak pala ini juga memiliki manfaat seperti menghangatkan tenggorokan dan mengeluarkan angin.

3. Tumbuhan pala sebagai minuman a. Air rebusan pala Masyarakat Tapaktuan menjadikan tummbuhan pala sebagai obat-obatan dengan cara meminum air rebusan tumbuhan pala tersebut. Bagian-bagian tumbuhan pala yang sering direbus adalah pucuk daun pala, bunga pala dan buah pala.dengan cara ambil bagian pala yang ingin direbus, lalu masukkan air, dimasak hingga mendidih, disaring air dengan ampasnya, dan air rebusan tersebut diminum. b. Sirup pala Sama seperti manisan pala, sirup pala juga merupakan salah satu olahan dari buah pala yang biasanya dijadikan minuman untuk menantiang tamu. Cara pembuatan sirup pala yang dilakukan oleh 27

masyarakat setempat adalah sebagai berikut : pertama-tama buah pala segar dikupas dan dipisahkan bijinya. Kemudian daging buah pala dipotong-potong dan dicuci bersih, lalu direbus dalam air mendidih lebih kurang selama 1 jam atau sampai daging buah pala menjadi empuk. Daging buah pala yang sudah empuk didinginkan dan di blender. Saring buah pala yang sudah di blender hingga tidak ada lagi ampas yang tersisa, lalu tambahkan gula secukupnya.Masak kembali air pala yang sudah disaring tersebut sampai bewarna coklat.Setelah itu, sirup pala disaring lagi agar benarbenar bersih dari ampas dan didinginkan.Selanjutnya sirup pala dikemas atau dimasukkan kedalam botol yang sudah steril, lalu di berikan lebel.

Gambar 4.7 Sirup pala 28

c. Bir pala Masyarakat Tapaktuan juga mengolah pala menjadi bir pala atau nama lainnya esmenen. esmenen atau bir pala adalah air sari pala yang sudah di rendam 1 malam, kemudian air rendaman itu di namakan esmenen. esmenen tersebut merupakan fermentasi buah pala. Nama dari esmenen dibuat oleh satu warga yang saat itu ingin pergi melaut dan membawa 1 botol ukuran 1 liter air sari pala, katanya air pala ini bisa untuk menghangatkan badan dan diberi nama oleh orang tersebut esmenen.

Gambar 6.8 Bir pala

30

Esmenen ini sama sekali tidak mengandung alkohol dan aman dikosumsi. Esmenen ini bermanfaat untuk menghangatkan tubuh, menghangatkan tenggorokan, meringankan badan dan mengurangi angin.Dan sekarang banyak yang mengolah esmenen yang dicampurkan oleh air kelapa atau dengan jeruk kasturi untuk diminum sehari-hari.Orang dari luar Aceh Selatan banyak juga yang memesan esmenen untuk dijadikan ole-ole dan untuk dijual di cafe-cafe daerah mereka seperti Langsa, Medan, Aceh Barat Daya dan sebagainya.

4. Tumbuhan pala sebagai upacara adat a. Kenduri pala Kenduri pala ini merupakan kenduri yang diadakan oleh masyarakat Gunung Kerambil yang bertujuan untuk memberikan ungkapan rasa terimakasih kepada tumbuhan pala yang telah memberikan kehidupan kepada mereka.Kenduri pala dilaksanakan setiap tahun pada satu bulan sebelum bulan puasa.Kenduri pala ini dilaksanakan di tengah-tengah kebun pala dengan membaca yasin, samakdiah, kenduri anak yatim dan berdoa bersama yang dipinpim oleh tuangku. Kenduri p 31

ala ini dilakukan digunung yang berada didesa gunung kerambil dengan nama lain gunung marak. Syarat pada upacara adat kenduri pala ini yaitu melakukan peusijuk 1 – 3 pohon dan meletakkan upih yang berisi makanan dimulut gua. Upih merupakan anyaman dari daun inang kuning yang dibentuk seperti talam/tempat besar yang didalamnya berisi makanan seperti ikan, ayam, telur, buah-buahan, sayur-sayuran dan nasi yang dibungkus oleh daun pisang dan segala sesuatu yang dimasak. Kemudian upih yang berisi makanan tersebut diletakkan dimulut gua oleh pemandu.Masyarakat setempat menyayangi dan merawat pala seperti menyayangi dan merawat anak sendiri, karena dengan hasil kebun pala ini mereka dapat menafkahi dan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Tradisi kenduri pala tersebut sudah hilang beberapa tahun yang lalu dikarenakan matinya tumbuhan pala.Berdasarkan wawancara dengan beberapa masyarakat didesa gunung kerambil mengenai berhentinya tradisi tersebut dikarenakan banyak nya masyarakat yang terlalu takabur dan sombong terhadap penghasilan yang mereka dapatkan dari tumbuhan pala. 32

b. Pernikahan Masyarakat Tapaktuan menggunakan buah pala sebagai upacara adat pernikahan yang dijadikan sebagai hantaran pernikahan.Buah pala tersebut dibuat manisan dengan berbagai bentuk seperti udang bingkaro (lobster), nenas, kopiah, ikan, ayam dan bebek.Hantaran pernikahan ini biasanya diberikan kepada calon mempulai atau anak daro yang berasal dari luar daerah aceh selatan.Upacara adat ini tidak semua masyarakat bisa menjalankannya hanya masyarakat-masyarakat tertentu saja yang memakai adat tersebut. Hantaran pernikahan memakai buah pala ini mengandung arti bahwa keluarga besan harus menghargai dan menghormati hasil bumi dari daerah Tapaktuan dan juga calon menantu diharapkan dapat meneruskan dan membudiyakan tumbuhan pala tersebut.

33

Gambar 4.10 Manisan pala bentuk burung

5. Tumbuhan pala sebagai kayu bakar

Bagian tumbuhan pala yang dijadikan kayu bakar oleh masyaraka Tapaktuan adalah batang pala yang sudah mati.Batang pala yang sudah mati tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kayu bakar.Batang pala tersebut tidak dapat dijadikan sebagai bahan perabot maupun kerajinan.Hal ini disebabkan karena batang pala bersifat lapuk sehingga tidak kuat bila dijadikan bahan kerajinan atau perabotan.

34

Glosarium Candida albicans : Spesies cendawan patogen dari golongan deuteromycota Etnobiologi : Evaluasi ilmiah terhadap pengetahuan penduduk tentang biologi, termasuk di dalamnya pengetahuan tentang hewan, tumbuhan dan lingkungan alam. Etnobotani : Ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan berbagai macam tumbuhan secara Ditradisional oleh masyarakat. Escherichia coli : Salah satu jenis spesies bakteri gram negatif Hermafrodit. : Tanaman yang memiliki alat kelamin dua yaitu jantan dan betina Minyak Astsiri : Senyawa yang di ekstrak dari bagian tumbuhan dan diperoleh melalui proses distilasi atau penyulingan Madeung : Teknik pengobatan bagi ibu yang baru melahirkan dengan cara tradisional Myristica fragrans: Tumbuhan pala

35

DAFTAR PUSTAKA Adi, T. 2006. Tanaman Obat dan Jus untuk Asam Urat dan Rematik. Jakarta : Agro Media Pustaka. Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Salemba Medika. Anggi Sulistiawati, dkk. 2018. “Uji Aktivitas Antifungi Minyak Atsiri Daun Pala (Myristica fragrans Houtt) terhadap Candida albicans secara In Vitro”. Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Vol.04. No.01. Drazat. 2007. Meraup Laba dari Pala. Jakarta Selatan : PT Agromedia Pustaka. Hasni Yati Husen. 2019. Skripsi : Pemanfaatan Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt) sebagai Bahan Baku Pembuatan Aroma Terapi Pala. Institut Agama Islam Negeri Ambon. Hesti Mulyani, dkk. 2016. “Tumbuhan Herbal Sebagai Jamu Pengobatan Tradisional Terhadap Penyakit dalam Serat Primbon Jampi Jawi Jilid I”. Jurnal Penelitian Humaniora. Vol.21. No.02. Hidayat, dkk. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta : Agriflo. Johan Iskandar. 2016. “Etnobiologi dan Keragaman Budaya di Indonesia”. Journal of Anthropology. Vol.01. No.01. 36

Jumiarni, W.O dan Komalasari,O. 2017. “Eksplorasi Jenis dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Muna di Permukiman Kota Wuna”. Traditional Medicine Journal. Vol.22. No.01. Lisna Rosalia Agaus dan Reski Vinalia Agaus. 2019. “Manfaat Kesehatan Tanaman Pala (Myristica fragrans)”. Jurnal Medula. Vol.06. No.01. Luchman Hakim. 2015. Rempah dan Herba KebunPekarangan Rumah Masyarakat : Keragaman, Sumber Fitokarma dan Wisata KesehatanKebugaran. Yogyakarta : Diandra Pustaka Indonesia. Okukpel, dkk. 2012 “Investigation of Phytohormonal Potential of Some Selected Tropical Plants”. Res J Med Plants. Vol.06. No.06. Rini Isromarina, dkk. 2020. “Aktivitas Anti Jamur Ekstrak Etanol Biji Pala (Myristica fragrans Houtt). Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi. Vol.01. No.01. Rukmana, R. 2004. Usaha Tani Pala. Semarang : CV Aneka Ilmu.

37

Rulie Gunadi. 2021. Karakteristik Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Deepublish. Sastrohamidjojo. 2004. Kimian Minyak Atsiri. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Susana Elya Sudrajat. 2017. “Pala Obat Tradisional ke Obat Modern” Jurnal Kedokteran Meditek. Vol.23. N0.62. Sutomo. 2015. Buah Pala Mengobati Gangguan Insomnia, Mual, dan Masuk Angin. Jakarta PT. Gramedia Purtaka. Suwarto, dkk. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta : Penebar Swadaya. Tanendri Arrizqiyani, dkk. 2017. Optimalisasi Potensi Tanaman Pala Sebagai Antibakteri Escherichia coli Menggunakan Metode Ekstraksi. Semarang : Unversitas Muhammadiyah. Tuti Marjan Fuadi. 2015. “Mengkontruksi Kearifan Lokal dalam Pengobatan Tradisional Reproduksi oleh Dukun Bayi di Aceh”. Prosiding Seminar Nasional Biotik.

38

BIOGRAFI PENULIS

Nama Nim Jenis kelamin Ttl Pekerjaan

: Dina unzila ananda : 180207086 : perempuan : singkil, 21 mei 2000 : mahasiswa S1 Pendidikan Biologi Uin Ar-Raniry Banda Aceh Riwayat pendidikan: Min Tapaktuan Smp 1 Tapaktuan Sma 1 Tapaktuan Hobi : Olah raga Dan memasak Agama : Islam

39

Nama Nidn Jenis kelamin Ttl Pekerjaan Pendidikan Alamat Agama

: Nurdin Amin, M. Pd : 201918601 : Laki-Laki : Kampung Sawah, 19 November 1986 : Dosen Pendidikan Biologi : Magister Pendidikan Biologi pada Program PascaSarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh : Kec. Kluet Tengah, Kab. Aceh Selatan : Islam

40

Nama Nidn Jenis kelamin Ttl Pekerjaan Pendidikan Agama

: Mulyadi, S. Pd, I., M. Pd : 2022128201 : Laki-Laki : Meuredu, 22 Desember 1982 : Dosen Pendidikan Biologi : Magister Pendidikan Biologi pada Program PascaSarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh : Islam

41

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.