Hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara (HASMIRA) Flipbook PDF


47 downloads 107 Views 63KB Size

Story Transcript

Hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara Ditulis Kembali ( Hasmira) Kelas: X TKJ Kisah ini menceritakan tentang contoh cerita hikayat singkat Abu Nawas. Di suatu pagi hari yang cerah, Sultan Harun al-Rasyid memanggil Abu Nawas untuk datang ke Istana. Sultan Harun ingin menguji kecerdasan Abu Nawas. Setelah sampai di hadapan Sultan, Abu Nawas memberikan penghormatan. Sultan berucap, “Wahai, Abu Nawas, aku menghendaki enam lembu dengan jenggot yang pandai berbicara. Bisakah kau mendatangkannya dalam kurun waktu seminggu?” Jika gagal, maka aku akan memenggal lehermu. “Baik, tuanku Syah Alam. Hamba akan menjunjung tinggi titah tuanku.” Seluruh punggawa istana pun berkata dalam hati, “Mampus kau Abu Nawas!” Abu Nawas memohon untuk undur diri dan pulang ke rumah. Begitu sampai di kediamannya, Abu Nawas duduk terdiam diri dan merenungkan kehendak sang Sultan. Satu hari ia tidak ke luar rumah hingga membuat para tetangga bertanya-tanya. Ia baru saja ke luar rumah usai seminggu kemudian. Tepatnya sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh Sultan Harun yang sudah tiba di depan mata. Abu Nawas segera pergi ke istana, lalu berkata, “Wahai orang-orang muda, hari apakah hari ini?” Orang yang berhasil menjawab benar akan dilepaskan, tapi orang yang menjawab salah akan ditahannya. Rupanya, tidak ada seseorang yang berhasil menjawab dengan benar. Tidak heran jika Abu Nawas menjadi marah-marah kepadanya.

“Menjawab begitu saja kalian tidak bisa. Jikalau begitu, marilah kita menghadap ke Sultan Harun Al-Rasyid untuk mencari jawaban yang sesungguhnya.” Esok hari kemudian, balairung istana Baghdad dipenuhi dengan warga yang ingin mengetahui kesanggupan Abu Nawas yang membawa enam ekor lembu yang berjenggot. Ketika tiba di hadapan Sultan Harun, ia pun melakukan sembah dan duduk dengan penuh khidmat. Lalu, Sultan berkata, “Hai Abu Nawas, di mana lembu yang memiliki jenggot dan lihai berbicara itu?”. Tanpa banyak berucap, Abu Nawas menunjuk keenam orang yang datang bersamanya itu, “Inilah mereka, wahai tuanku Syah Alam.” “Gerangan apakah yang hendak engkau tampakkan kepadaku, Wahai Abu Nawas?” “Tuanku, silakan untuk menanyakan kepada lembu-lembu ini tentang hari saat ini,” tutur Abu Nawas. Saat Sultan Harun bertanya, rupanya orang-orang yang hadir di balairung memberikan jawaban yang berbeda-beda. Maka Abu Nawas berujar, “Jikalau mereka manusia, tentu tahu bila hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku bertanya tentang hari lain, maka mereka akan tambah pusing.” “Apakah mereka manusia atau binatang?” “Wahai Tuanku, Inilah lembu jenggot yang pintar bercakap itu.” Sultan Harun sempat heran mengetahui Abu Nawas yang pandai dalam melepaskan diri dari hukuman yang mengancam. Maka, Sultan pun memberikannya hadiah sebanyak 5.000 dinar untuk Abu Nawas. Pesan moral yang terkandung dalam cerita hikayat tersebut adalah jangan suka menguji kecerdasan maupun kesabaran orang lain

sekalipun kamu memiliki kedudukan yang tinggi.Orang yang cerdas akan mengucapkan kata-kata yang baik karena segala ucapan adalah doa. Sebaliknya, orang yang bodoh akan mengucapkan hal yang tidak baik, sia-sia, dan tidak memiliki manfaat.Selain itu, nilai moral lain yang terkandung di dalam hikayat ini adalah setiap perbuatan pasti ada balasannya.Raja mengatakan bahwa ia akan memberikan hadiah berupa harta yang besar jika Abu Nawas berhasil menjawab tekatekinya.Sebaliknya, Raja akan membunuhnya jika Abu Nawas tidak mampu memberikan jawaban yang benar dan cerdas. Sumber: https://dongengkakrico.wordpress.com/pendongenghikayat/hikayat-abu-nawas-kisah-enam-ekor-lembu-yang-pandaibicara/ Di akses/unduh(Tanggal: 27 Februari 2023: senin/ waktu: 10; 03)

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.