JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Anief Alfiani - SMA N 1 Cepu - CGP ANgkatan 5 - Kab. Blora

ASSALAMUALAIKUM WR WB... SALAM DAN BAHAGIA, BAPAK IBU GURU HEBAT! Saya Anief Alfiani dari SMA Negeri 1 Cepu, Calon Guru Penggerak Angkatan 5 dari Kabupaten Blora. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan refleksi dwi mingguan saya setelah mempelajari modul 3.1 pada Pendidikan Guru Penggerak angkatan 5 ini dengan menggunakan model 4 F (Facts, Feelings, Findings, Future).

FACTS Sesuai Surat Pemberitahuan dari BBGP Nomor 0747/B7.3/GT.01.00/2022 tentang Revisi Jadwal PGP Angkatan 4, 5 dan 6, pembelajaran modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin ini dilaksanakan mulai tanggal 12 Oktober sampai dengan 25 Oktober 2022.

FACTS Modul 3.1 ini sangat padat materi, di dalamnya berisi beberapa sub materi diantaranya: Sekolah sebagai institusi moral § Institusi Moral § Prinsi-prinsip etika § Keterampilan pengambilan keputusan Bujukan Moral dan Dilema Etika § Empat paradigma dilema etika § Kasus Dilema etika Tiga prinsip pengambilan keputusan § Tiga prinsip dilema etika Pengambilan dan pengujian keputusan § Proses pengambilan keputusan

FACTS Sedangkan tahapan belajar di modul 3.1 ini masih menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata). Pada tahapan Mulai dari diri CGP diberikan pertanyaan pemantik dan menjawab 10 kolom umpan balik di LMS terkait pemahaman diri sejauh mana saya memahami pengetahuan tentang pengambilan keputusan. Di dalamnya juga terdapat pengaaman dan pemikiran reflektif tentang peristiwa yang pernah saya alami dalam mengambil keputusan. Dan juga kami disediakan forum refleksi untuk mengunggah pemahaman diri terkait beberapa kasus yang diberikan.

FACTS Dilanjutkan tahap Eksplorasi Konsep, disini CGP juga diberikan 17 kolom umpan balik dan refleksi terkait materi-materi yang saya sampaikan di atas. Tahap ini benar-benar menuntut saya harus mempelajari teori dan memahami materi yang diberikan. Di dalam rangkaian eksplorasi konsep ini saya juga melakukan studi kasus pada kasus dilema etika yang diberikan untuk di analisa siapa yang sedang mengalami dilema, nilai apa saja yang saling bertentangan, paradigma apa yang ada pada kasus tersebut, dan prinsip apa yang diambil dalam pengambilan keputusan. Dengan studi kasus ini semakin membuka wawasan saya tentang bagaimana menganalisa sebuah masalah dilema etika, bagaimana mensikapi dan mengambil keputusan.

Pada tahap berikutnya yaitu Ruang Kolaborasi (Rukol), kami para CGP melakukan 2 kali Video Conference bersama fasilitator kami Bapak Saiful Anam dan Pengajar Praktik (kelompok saya ibu Wiwik Sulistyowati) melalui media google meet yang bisa kami akses link nya di LMS. Vicon hari pertama kami dikelompokkan dalam 3-4 orang untuk mendiskusikan sebuah kasus dilema etika yang kami angkat untuk di bahas dan dianalisa. Saya berkelompok dengan Ibu Chaerul Ana P dan bapak Rizka Dwijayanto mengangkat kasus di satu SMP dimana muridnya terlibat hubungan asmara hingga terjadi kehamilan. Aturan dari pihak dinas tidak membolehkan anak tersebut dikeluarkan, tetapi masyarakat sekitar yang telah mendengar kabar tersebut menuntut untuk mengeluarkan anak tersebut dari sekolah. Kasus dilema etika yang dialami Kepala SMP tersebut kami bahas hingga pada proses pengambilan keputusan berdasarkan 9 langkah pengambilan keputusan dan kami presentasikan di hari kedua Ruang Kolaborasi. Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisa kasus masing-masing dan kelompok lain menanggapi, bertanya dan memberikan masukan. Hasil diskusi kami jadikan sebagai bahan revisi presentasi kami untuk kemudian kami unggah di LMS.

FACTS Tahapan berikutnya adalah Demonstrasi kontekstual, pada tahap ini CGP mendapatkan tugas mewawancara 2-3 kepala sekolah berbeda terkait pengambilan keputusan yang pernah dialami untuk kasus dilema etika. Untuk menyelesaikan tugas ini saya melakukan wawan cara dengan 3 Kepala sekolah yaitu 1) Kepala SMA N 1 Cepu di wakili Wakil Kepala Bidang Humas Bp. Yanuar Andika, S.Pd dikarenakan Kepala Sekolah kami sedang tidak di tempat; 2) Ibu Wiwik Sulistyowati, S.Pd, M.A selaku Kepala SMP Negeri 1 Cepu sekaligus Pengajar Praktik saya; dan 3) Bapak Agus Ariyadi, S.Pd sebagai Kepala MTs Sunan Kalijaga Kapuan.

Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan terkait masalah dilema etika yang pernah dihadapi di sekolah masing-masing saya mendapatkan jawaban yang sangat bervariasi untuk amsingmasing Kepala Sekolah. Mereka punya gaya khas sendiri-sendiri dalam menyelesaikan masalah dilema etika yang dihadapi, sesuai dengan kondisi masalah dan sekolah masing-masing. Ketiga video dan hasil jawaban masing-masing kami kemas dalam video berdurasi 15 menit. Ini tantangan saya untuk mampu menggunakan aplikasi video editor dan mengkolaborasikan dengan aplikasi presentasi canva. Sehingga akhirnya saya dapat menyajikan rangkuman hasil wawancara 3 kepala sekolah beserta analisa hasil wawancara tanpa mengurangi esensi tujuan pembelajaran dari Demonstrasi Kontekstual modul 3.1 ini. Video berdurasi 15 menit ini lalu saya unggah di LMS dengan sebelumnya saya post di channel Youtube saya untuk dapat saya ambil link nya yang disematkan di LMS.

FACTS Dilanjutkan tahap Elaborasi Pemahaman yaitu tahap dimana CGP dapat bertatap maya dengan instruktur-instruktur hebat. Modul 3.1 ini menghadirkan kembali bapak BUDI SANTOSA dalam video conference Elaborasi Pemahaman pada tanggal 19 Oktober 2022 pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB. Pelaksanaan vicon ini berjalan lancar, antusias dan aktif melalui google meet. Instruktur memberikan penguatan kepada CGP terkait prinsip-prinsip pengambilan keputusan masalah dilema etika.

FACTS Selanjutnya di tahap Koneksi Antar Materi CGP diminta untuk mempu menghubungkan materi yang telah di pelajari mulai dari modul 1.1 hingga modul 3.1 ini. Dalam paparan koneksi antar materi ini keterhubungan antar modul dibuat sesuai dengan 14 panduan pertanyaan yang ada di LMS, sehingga kerangka nya sama antara CGP satu dan lainnya hanya berbeda isi atau jawabannya sesuai dengan pemahaman dan sudut pandang CGP. Saya menyajikan keterkaitan materi modul 3.1 ini dengan modul lain dalam paparan presentasi di aplikasi canva yang saya unggah di channel youtube saya, kemudian linknya saya sematkan di LMS.

Tiba di tahap akhir pembelajaran modul 3.1 yiatu Aksi Nyata. Kami para CGP tidak ditugaskan untuk melaporkan implementasinya melalui LMS. Tetapi kami diberi kesempatan untuk mendiskusikan pengalaman dan refleksi dari aksi nyata ini bersama pendamping pada saat pendampingan individu kelima bersama Pengajar Praktik masing-masing. Maka pada PI5 saya bersama ibu Wiwik Sulistyowati melakukan diskusi terkait pengalaman saya mewawancarai ketiga Kepala Sekolah dan melakukan refleksi dari apa yang sudah saya laksanakan. Pada kegiatan diskusi ini saya menyampaikan bagaimana perasaan saya bisa mewawancarai 3 Kepala Sekolah dan mendapatkan banyak pengalaman dan contoh dalam bersikap serta memutuskan sebuah masalah dilema etika. Ini merupakan bekal yang menguatkan saya jika nanti saya ada di posisi sebagai seorang pemimpin sebagai pengambil keputusan. Keputusan yang saya ambil haruslah berpihak pada murid, dan hasil akhirnya haruslah bermanfaat untuk banyak orang.

Di samping itu, Saya juga akan membagikan pengalaman dan pengetahuan yang saya dapat selama mempelajari modul ini melalui berbagai media, termasuk situs portofolio digital, agar jiwa dari pengambilan keputusan sebagai pemimpin bisa semakin kuat, dikenal, dipahami, serta dipraktikkan di banyak sekolah.

FEELINGS Modul 3.1 ini memberikan saya pemahaman dan pengalaman baru terkait prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Saya sangat merasa senang dan antusias mempelajari materi ini bersama dengan rekan-rekan CGP yang lain. Pengalaman menganalisa kasus hingga membuat keputusan terbaik sesuai 9 langkah pengambilan keputusan melatih saya memposisikan diri sebagai seorang pemimpin dimasa mendatang yang harus siap menghadapi berbagai masalah yang tak jarang kita dipertemukan dengan masalah yang tergolong dilema etika. Terlebih lagi setelah saya melakukan wawancara dengan pimpinan sekolah lain, ini tidak saja menambah wawasan saya dalam mengambil keputusan tapi juga kepercayaan diri saya dalam mensikapi suatu masalah dilema etika.

FEELINGS Saya berharap di masa mendatang jika saya ada di posisi sebagai pimpinan, saya mampu menjadi pemimpin ya keputusan-keputusannya bijaksasana, adil dan mampu bermanfaat untuk banyak pihak dan lebih utama keputusan yang saya ambil adalah keputusan yang berpihak pada murid. Saya juga berharap tidak pernah dipertemukan dengan masalah bujukan moral karena saya merasa hal itu sangat riskan dan berkaitan dengan hukum. Perasaan dan harapan ini saya bagikan pada sesama rekan CGP dan rekan sejawat lainnya untuk bisa saling support kedepannya.

FINDINGS Apa saja yang saya dapatkan setelah belajar modul 3.1 ini? Di paparan Facts sebagian telah saya sampaikan apa saja yang saya pelajari di modul ini. Di materi pengambilan keputusan ini saya menemukan banyak ilmu dan pemahaman baru. Dari serangkaian proses belajar MERDEKA saya menyadari sesungguhnya saya selama ini telah melakukan proses pengambilan keputusan dari masalah-masalah yang saya hadapi, baik masalah di sekolah maupun masalah pribadi saya. Hanya saja saat itu saya belum memahami konsep, prinsip dan langkah yang sistematis dalam pengambilan keputusan. Setelah saya bertemu dengan modul 3.1 barulah saya mengetahui ternyata selama ini saya sudah menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan meski belum lengkap dan runtut. Saya juga telah mengunakan prinsip-prinsip pengambilan keputusan, apakah berbasis hasil akhir, berbasis aturan ataukah rasa peduli.

DALAM MODUL INI PENGETAHUAN SAYA BERTAMBAH TENTANG:

1.

Sekolah sebagai institusi moral, bahwa sekolah adalah sebuah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah tentunya berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai institusi moral. 2. Prinsip-prinsip etika, yaitu prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang.

DALAM MODUL INI PENGETAHUAN SAYA BERTAMBAH TENTANG:

3. Keterampilan pegambilan keputusan, bahwa semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

DALAM MODUL INI PENGETAHUAN SAYA BERTAMBAH TENTANG:

4. Bujukan Moral dan Dilema Etika. Kasus bujukan moral kita harus membuat keputusan antara benar dan salah yangkaitannya denga hukum Sedangkan Kasus Dilema etika kita harus mengambil keputusan antara benar dan benar. 5. Empat paradigma dilema etika, yaitu 4 pemikiran yang dapat kita gunakan untuk mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi. Apakah individu lawan kelompok, keadilan lawan kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, ataukah jangka pendek lawan jangka panjang.

DALAM MODUL INI PENGETAHUAN SAYA BERTAMBAH TENTANG:

6. Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan, apakah berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (CareBased Thinking).

7. 9 langkah Pengambilan dan pengujian keputusan (mengenali nilai yang saling bertentangan, siapa saja yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, menguji benar-salah, menguji benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi Trilema, membuat keputusan, melihat kembali hasil keputusan dan merefleksi)

DALAM MODUL INI PENGETAHUAN SAYA BERTAMBAH TENTANG:

Dengan bertambahnya pengetahuan saya terkait materi pengambilan keputusan ini, maka bertambah pula keterampilan yang saya kuasai di modul ini diantaranya keterampilan mengambil keputusan itu sendiri, keterampilan berbicara dalam menyelesaikan masalah dianataranya dengan menerapkan teknik coaching, keterampilan mewawancara, dan keterampilan editing video. Selain pengetahuan dan keterampilan yang bertambah setelah belajar modul ini, maka ada perubahan sikap juga yang ada pada diri saya. Diantaranya adalah sikap saya sebagai seorang guru kepada murid saya. Segala keputusan yang saya ambil sekarang harus mempertimbangkan keberpihakan pada murid, sesuai nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan.

FUTURE Bertambahnya pemahaman dan terbukanya wawasan saya menciptakan rencana-rencana dalam pikiran saya. Setelah mempelajari modul 3.1 ini saya berharap dapat menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan dalam setiap masalah yang saya hadapi, dengan menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan sesuai nilai-nilai kebajikan. Dan kedepannya Segala keputusan yang saya ambil sekarang harus mempertimbangkan keberpihakan pada murid. Termasuk juga keputusan-keputusan yang saya ambil dalam mendesain pembelajaran di kelas, menyelesaikan masalah murid di kelas dan juga dalam pengambilan keputusan permasalahan di sekolah. Saya berharap apa yang sudah saya dapatkan di Pendidikan Guru Penggerak ini bisa saya terapkan bersama-sama dengan semua guru di sekolah saya, sehingga kami mampu mewujudkan suatu perubahan yang berarti khususnya perubahan dalam prinsip dan langkah pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang.

Demikianlah uraian jurnal dwi mingguan modul 3.1 saya, terima kasih wassalamualaikum wr wb. SALAM GURU PENGGERAK!!!... TERGERAK, BERGERAK, MENGERAKKAN !!!