Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Flipbook PDF

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

64 downloads 129 Views 6MB Size

Story Transcript

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Lita Ekaningtyas B.N., CGP Angkatan 5 SMAN 1 Ungaran Coaching untuk Supervisi Akademik


Apa itu proses coaching? Coaching adalah sebuah proses bimbingan dan bantuan untuk membantu seseorang untuk mencapai goal atau tujuan dalam penyelesaian permasalahan, baik sosial dan akademik


Paradigma berpikir coaching Fokus pada coachee/rekan yang 0 akan dikembangkan 1 Bersikap terbuka dan ingin tahu 02 Memiliki kesadaran diri yang kuat 03 Mampu melihat peluang baru dan 04 masa depan


Alur TIRTA dalam percakapan coaching Presence / Kehadiran penuh 01 Mendengarkan Aktif 02 Mengajukan Pertanyaan Berbobot 03 Mendengarkan Dengan Rasa 04


Paradigma coaching dapat digunakan dalam pelaksanaak supervisi akademik karena dapat menggali potensi yang dimiliki murid sebagai coachee dan guru sebagai coach, juga dapat digunakana pada saat proses supervisi akademik antara Kepala sekolah dan guru. Harapannya adalah baik coah dan coache dapat mengembangkan kompetensikompetensi yang mereka miliki lebih dalam lagi, serta memunculkan ide-ide mereka sendiri dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Penerapan Paradigma Coaching dalam supervisi Akademik


Perang Guru Sebagai Coach di Sekolah Didalam sebuah proses pembelajaran berdiferensiasi paradigma coaching dibutuhkan seorang guru untuk menggali informasi-informasi yang membuat murid terbuka kepada guru dan dapat mengungkapkan kebutuhan belajar mereka sehingga guru dapat menyusun strategi pembelajaran yang tepat dan penerapannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda. Coaching dan Pembelajaran Berdiferensiasi Paradigma coaching dan pembelajaran sosial dan emosional dibutuhkan dalam membimbing murid untuk mengenali diri mereka dengan kekuatankekuatan kompetensi sosial dan emosional yang mereka miliki untuk dipraktekkan dalam proses belajar mereka. Murid dan guru terlibat dalam percakapan alur TIRTA yang dapat membangun kepercayaan diri bagi murid pelaksanaan pembelajaran. Coaching dan Pembelajaran Sosial dan Emosional


Di lingkungan sekolah, saya menggunakan proses coaching kepada murid saya, sehingga mereka mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan belajar dan kodratnya. Mereka leluasa untuk menyampaikan ide serta gagasan mereka. Kompetensi sosial dan emosional murid saya juga dapat diasah dalam proses coaching dari bagaimana mereka merasa diberikan perhatian penuh atas kehadiran saya dan bagaimana saya dapat memahami posisi mereka sehingga dapat mendengarkan dengan rasa apa yang diungkapkan Coaching juga saya lakukan dengan sesama rekan guru baik dalam kegiatan supervisi akademik maupun yang lainnya. Disini seorang selain saya dapat mengasah kompetensi coaching yang saya miliki juga dapat membantu rekan guru untuk menggali potensi positif mereka dalam bidang akademik. Dari sebuah proses coaching , pengalaman dalam mengasah kepekaan emosi dan kemampuan kontrol diri didapatkan saat menerapkan alur TIRTA, bagaimana seorang coach dapat hadir sepenuhnya, mendengarkan aktif, memberikan pertanyaan berbobot dan dapat mendengarkan dengan rasa. Refleksi dari Pengalaman Belajar Coaching Hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi seorang coach harus selalu diasah melaluipraktek coaching, baik dengan murid maupun rekan sejawat agar kedepannya seorang guru dapat menjadi coach yang yang baik.


Analisis untuk Implementasi dalam Konteks CGP Bagaimana kompetensi coaching dapat menggali potensi guru dan murid setelah proses dilaksanakan dan dapat membantu meningkatkan kompetensi akademik serta kompetensi sosial dan emosional dimasa yang akan datang. Seorang guru penggerak harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran dan pengembangan sekolah. Setelah mempelajari materi dari Modul 1 sampai dengan Modul 2 maka CGP diharapkan sudah mulai untuk mempersiapkan diri sebagi pemimpin pembelajaran dan pengembangan sekolah. Bagi seorang guru penggerak, tantangan yang paling utama adalah bagaimana mengimplementasikan semua ilmu yang didapat dari setiap materi yang dipelajari. Hal tersebut dapat dimulai dari lingkungan terkecil di sekolah dengan membuat komunitas belajar pada MGMP tingkat sekolah, dimana GP dapat membagikan semua yang didapat selama pendidikan terutama budaya positif. Menerpakan ilmu yang didapat mulai dari prinsip pendidikan dari KHD yaitu pembelajaran yang menghamba pada murid, kesepakatan kelas, segitiga restitusi, pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional dalam kegiatan pembelajaran ataupun berinteraksi dengan murid.


Saat ini dari apa yang telah dipelajari praktik baik yang telah dilakukan adalah penerapan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan penerapan kesepakatan kelas dan pelaksanaan segitiga restitusi dalam menghadapi kesulitan dan permasalahan murid. Selain itu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional juga sudah mulai dilaksanakan sesuai dengan yang telah dipelajari dalam modul. Keterhubungan Kondisi Apa yang telah dialami dan dilakukan di masa lalu dapat dijadikan sebuah refleksi untuk melakukan perbaikan dengan menerapkan ilmu yang telah dipelajari baik untuk saat ini ataupun tetap dikembangkan dimasa depan. Sebagai anggota sebuah komunitas belajar, maka saya tidak hanya menerapkan dan mempraktekkan apa yang didapat dalam modul yang saya pelajari. Dari setiap kegiatan yang dilakukan, ilmu baru yang didapat baik dari nara sumber maupun teman sejawat juga dapat untuk dicoba diterapkan agar selalu up to date pada setiap perubahan yang ada disekitar.


Sebuah perubahan tidak akan pernah terjadi jika hanya diarsipkan tanpa eksekusi, Guru Penggerak: Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan pendidikan indonesia. Mari Bergerak Bersama, Karena Bersama Kita Bisa


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.