KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 Flipbook PDF

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3

42 downloads 101 Views 38MB Size

Story Transcript

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3

COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

NETTY AFRIMAYENI SMA N 1 TIGO NAGARI CGP ANGKATAN 5 KAB. PASAMAN

PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

1. MATERI PEMBELAJARAN YANG DI PEROLEH

Pengertian Coaching Coaching adalah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistemastis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri

dan pertumbuhan pribadi dari Coachee

Paradigma Berfilkir Coaching

Fokus pada coachee yang akan dikembangkan Bersikap terbuka dan ingin tahu Memiliki kesadaran diri yang kuat Mampu melihat peluang baru dan masa depan

PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

1. MATERI PEMBELAJARAN YANG DI PEROLEH

Prinsip Coaching Kemitraan. Dalam Coaching, posisi coach terhadap coacheenya adalah mitra. Itu berarti setara, tidak ada yang lebih tinggi maupun rendah

Proses KreatiF. Proses kreatif ini dilakukan melalui percakapan yang dua arah , memicu proses berfikir coachee, memetakan, dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru. Mamaksimalkan Potensi. Untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang di putuskan oleh rekan yang akan dikembangkan (Coachee)

PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

1. MATERI PEMBELAJARAN YANG DI PEROLEH

Kompetensi Inti Coaching Kehadiran Penuh (presence). Kemampuan untuk bisa hadir utuh terhadap coache, sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching.

Mendengarkan Aktif. Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara. Fokus dan pusat komunikasi adalah coachee, yakni mitra bicara Mengajukan pertanyaan Berbobot. Pertanyaan yang di ajukan dapat menggugah coachee untuk berfikir , menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal baru dan mengungkapkan emosi

Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA T Tujuan

I Identifikasi

Coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak di capai oleh coachee dari sesi coaching ini

Proses menggali

R

Ta

Rencana Aksi Coach membanru coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan di njadikan sebuah rancangan aksi

semua hal yang terjadi pada diri coachee

Tanggung Jawab

Komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

Supervisi akademik dengan Paradigma berpikir coaching Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni pembelajaran yang berpihak pada anak

Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berfikir coaching meliputi: Kemitraan, Konstruktif, Terencana, Reflektif, Objective, Berkesinambungan dan komprehensif

Siklus dalam percakapan Coaching pada umumnya meliputi 3 tahap yaitu : Praobservasi, Observasi dan Pasca-observasi

PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

2. EMOSI YANG DIRASAKAN TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

Tergugah untuk lebih giat lagi belajar, mendapatkan pemahaman yang baik tentang coaching untuk supervisi

akademik Tertantang untuk memperbanyak praktik coaching dengan murid dan rekan sejawat agar mendapatkan keterampilan yang coaching yang baik sehingga ke depannya bisa melakukan coaching untuk supervisi akademik

PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

3. Hal baik berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar adalah sudah mendapatkan pemahaman materi coaching dan sudah praktikkan 4. Yang perlu diperbaiki dalam proses belajar praktik coaching ini adalah terkait dengan kompetensi menjadi coach yang baik, terutama untuk mengajukan pertanyaan yang berbobot kepada coachee 5. Implikasi terhadap kompetensi diri adalah dengan menambah dan mengoptimalkan kekuatan diri sebagai seorang pendidik dan juga orang tua yang dapat menjadi coach bagi orang-orang di sekitar.

ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI DALAM KONTEKS CALON GURU PENGGERAK (cgp) Bagaimana penerapan coaching untuk supervisi akademik? Melalui supervisi akademik, kegiatan pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran, coaching dibutuhkan sebagai peningkatan motivasi atau komitmen diri seorang guru, sehingga kualitas pembelajaran meningkat seiring meningkatnya motivasi kerja para guru

COACHING SEBAGAI KOMPETENSI MEMBANGUN KEMITRAAN Kemitraan dalam proses coaching dapat terbangun dan membuka peluang akselarasi kesadaran yang mendorong tindakan aksi apabila dilandasi kepercayaan coachee terhadap Coach. Dalam prosesnya, kita tidak perlu memandang kesenjangan jabatan, karena dalam supervisi akademik, terjadi proses kolaboratif antara supervisor dan guru.

ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI DALAM KONTEKS CALON GURU PENGGERAK (cgp) TANTANGAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN COACHING DI SEKOLAH Seringkali supervisi akademik dilihat sebagai sebuah proses yang bersifat satu arah. Apalagi jika supervisi akademik ini terjadi satu tahun sekalimenjelang akhir tahun pelajaran. Supervisi menjadi sebuah tagihan atau kewajiban para pemimpin sekolah dalam tanggung jawabnya mengevaluasi para guru

ALTERNATIF SOLUSI UNTUK TANTANGAN YANG ADA Pada proses coaching, seorang coach lebih menekankan menjadi seorang pendenganr aktif dengan tidak mendominasi pembicaraan, coach hanya memberikan beberapa pertanyaan yang dapat merangsang ide melalui jawaban dari coachee. Dibutuhkan keterampilan berkomunikasi yang lebih untuk melakukan sebuah coaching sebab dalam coaching lebih menekankan temuan komitmen untuk menyelesaikan masalah

N A T I A K R E T E K

I R E T A M R A T AN Dengan pengalaman masa lalu (Materi 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi)



Dalam pembelajaran berdiferensiasi di adakan pemetan dengan 3 cara yaitu : Minat siswa dalam belajar, kebutuhan belajar siswa dan profil belajar siswa. Pemetaan ini di gunakan sebagai data dalam proses coaching, sehingga murid mampu mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya uintuk menemukan solusi terbaik

N A T I A K R E T E K

I R E T A M R A T AN Dengan pengalaman masa lalu (Materi 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional)



Dalam pembelajaran Sosial Emosional di kembangkan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan kep[utusan yang bertanggung jawab. KSE di gunakan seorang pendidik sebagai coach dalam proses coaching agar terjadi pengendalian diri dan emosi untuk coach dan coachee serta menimbulkan rasa empati dan rasa sosial serta bagaimana mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.

KONSEP / PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL LAIN YANG TELAH DI PELAJARI Didalam kompetensi coaching, dan TIRTA sebagai alur percakapan Coaching, mewajibkan kita sebagai coach untuk dapat melakukan kehadiran penuh, salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan STOP dan mindfull listening yang telah di pelajari di modul 2.2 Pembelajaran sdosial Emosional. Salah satu prinsip coaching adalah memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu di akhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang di putuskan oleh rekan yang dikembangkan. Karena potensi coachee beragam maka keterampilan sosial emosionalnya di perlukan untuk memaksimalkan potensi coachee.

iNFORMASI YANG DI DAPAT DARI SUMBER LAIN

Coaching adalah pembimbingan peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan melalui pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri dan profesional yang di milikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Coaching memiliki peranan yang sangat penting untuk menggali potensi dan mengembangkannya dengan berbagai strategi

TERIMA KASIH

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.