Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Flipbook PDF

Keterampilan Coaching

47 downloads 119 Views 4MB Size

Story Transcript

Koneksi AntarMateri Modul 2.3 cOACHING & pembelajaran diferensiasi Oleh : Sugeng Riyanto, S.Pd


Filosofi KHD mengenai Pendidikan, yaitu tentang sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, hendaknya dipahami dan juga hidup pada hati seorang guru. Karena guru memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kenyamanan bagi murid dalam proses belajar, melalui keterampilan berkomunikasi yang baik. Komunikasi yang baik dan tulus dipercaya bisa menumbuhkan rasa empati, saling menyayangi, menghormati dan menghargai antara guru dan murid, dalam proses belajar baik saat di kelas maupun saat berinteraksi di sekolah. Pendahuluan


Semangat untuk menguatkan, menyemangati dan menjadi role model atau panutan tidak hanya ditampilkan ketika berhadapan dengan murid saja. Penting juga pribadi pada diri guru juga ditampilkan dan diejawantahkan kepada rekan sejawat. Sebagai seorang Guru (pendidik/pamong) dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara dalam melakukan pendekatan dan membangun hubungan positif dengan rekan sejawat sangat diperlukan. Dalam relasi guru dengan guru, seorang guru (apalagi guru penggerak) harus dapat berperan sebagai coach juga dapat membantu seorang coachee untuk menemukan kekuatan dirinya dalam pembelajaran.


Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara seorang coach dan coachee yang terjadi dalam kesetaraan untuk memecahkan sebuah pemecahan masalah tertentu. Coaching adalah proses pemecahan masalah yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan dilakukan secara sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan kompetensi, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee melalui pengajuan serangkaian pertanyaan-pertanyaan pemantik dalam suatu proses diskusi. Menurut Whitmore (2003) coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya, membantunya menemukan sendiri potensi dirinya untuk memecahkan masalahnya sendiri. Proses Coaching yang Memberdayakan


Guru sebagai pendidik perlu memiliki ketrampilan coaching sehingga dapat memaksimalkan potensi murid dengan memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik. Dalam proses coaching murid diberi kebebasan, namun pendidik sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar murid lebih terarah dalam belajarnya. Melalui proses coaching ini guru bisa membantu murid untuk mencapai tujuan belajarnya sendiri. Peran saya sebagai coach di sekolah, kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional antara lain: Sebagai Pemimpin Pembelajaran di Kelas Peran Saya


Guru sebagai coach akan selalu berupaya untuk menggali kebutuhan belajar murid dengan mendesain proses pembelajaran yang mampu memaksimalkan segala potensi yang dimiliki oleh murid-muridnya. Caranya tentu salah satunya melalui keterampilan komunikasi melalui coaching. Aspek berkomunikasi untuk mendukung praktik coaching yang baik yaitu: 1) Komunikasi assertif, 2) Pendengar yang aktif, 3) Bertanya reflektif, dan 4) Umpan balik positif Dalam proses coaching ada satu model yang biasa digunakan oleh seorang coach yaitu model TIRTA.


Melalui proses coaching, sebagai seorang guru saya merasa mampu membantu murid untuk menuntun segala kekuatan kodratnya yang ada pada dirinya melalui proses coaching. Melalui proses coaching, sebagai seorang guru saya merasa mampu membantu murid untuk dapat hidup sebagai individu dan bagian masyarakat, dan mampu menggali dan memaksimalkan segala potensi yang ada pada diri murid untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Melalui proses coaching, sebagai seorang guru saya berharap mampu menuntun murid untuk memperoleh kemerdekaan belajar di sekolah. 1. 2. 3. Refleksi Proses Coaching di Sekolah


Terimakasih!


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.