Kumpulan Outline Flipbook PDF

Kumpulan Outline pendekatan Konseling

61 downloads 119 Views 16MB Size

Recommend Stories


DaVinci Pro User Manual Outline
Manual de usuario 1 DaVinci Pro User Manual Outline Enhorabuena por la compra de la Lupa-TV DaVinci Pro con OCR (Optical Character Recognition) de

MIDTERM EXAM OUTLINE & REVIEW:
Nombre _____________________________ Fecha ______________ Bloque ________ MIDTERM EXAM OUTLINE & REVIEW: Chapter 1 SER gender/number of nouns, adject

Outline Descendant Report for Aparicio Pena
Outline Descendant Report for Aparicio Pena ..... 1 Aparicio Pena ..... + Rosa Garcia D: Oct 15, 1800 ........... 2 Santiago Pena B: Abt. 1760, M: May

Story Transcript

OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A No Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Teori Pendekatan Psikoanalisis 2 Tokoh Pengembang teori Sigmun Freud 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan a. Freud memandang manusia sebagai makhluk yang deterministik, yaitu sebuah gagasan yang menyebut bahwa kegiatan manusia pada dasarnya ditentukan kekuatan irasional, kekuatan alam bawah sadar, dorongan biologis, dan insting pada saat berusia enam tahun pertama kehidupannya b. Dalam teori kepribadian Freud bahwa manusia terdiri dari tiga sistem/struktur/kepribadian, yaitu 1.Id (Das Es), 2. Ego ( Das Ich), dan 3. Super Ego (Das ueber Ich). Id (Das Es) adalah dorongan-dorongan, nafsu-nfsu terhadap sesuatu objek, dimana ia menuntut untuk dapat memenuhi dorongan-dorongan atau nafsunafsu tersebut. Ego berfungsi menyalurkan dorongan-dorongan Id ke ke alam nyata. Superego dianggap sebagai aspek moral kepribadian yang mempunyai fungsi pokok dalam menentukan baik dan buruk, sehingga individu menjunjung tinggi moralitas masyarakat. Tahapan-tahapan perkembangan menurut Sigmund Freud: (1) Masa oral (0-2 tahun),bayi merasakan rasa senang, rangsangan benda, dll; (2) Masa anal (2-4 tahun), bayi merasakan kesenangan ketika buang air besar; (3) Masa falik (4-6 tahun), anak merasa senang jika ada rangsangan atau sentuhan pada kelaminnya; (4) Masa Syaiful Hamali, 2018. Kepribadian Dalam Teori Sigmound Freud Dan Nafsiologi Dalam Islam. AlAdyan, Volume 13, No. 2. Dan Yuanita Wardianti, Dian Mayasari. 2016. Pengaruh Fase Oral Terhadap


latensi (6-12 tahun), dorongan seksual anak masih belum Nampak; (5) Masa genital (12 tahun sampai dewasa),merupakan masa kanak menjadi dewasa. Perkembangan Anak. Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia, (1), 2. 4 Proses Konseling (Tujuan & Tahapan umum) a. Tujuan konseling pendekatan psikoanalisa adalah untuk membentuk kembali struktur kepribadian konseli dengan jalan mengembalikan hal yang tidak disadari menjadi sadar kembali. b. Menurut Arlow (dalam Latipun, 2005). Tahapan psikoanalisis adalah: Pembukaan, Tahapan ini terjadi pada permulaan interview hingga masalah konseli dapat ditetapkan. Transferensi: perasaan konseli mulai ditunjukkan kepada konselor,konselor harus menjaga jangan sampai terjadi kontra transferens. Bekerja Melalui Transferensi. konselor berusaha memahami tentang dinamika konseli. Transferensi: Tujuan pada tahap ini adalah untuk memecahkan perilaku neurosis konseli yang ditunjukkan kepada konselor sepanjang melakukan hubungan konseling. Widya Astuti, 2017. Penerapan Konseling Psikoanalisis Klasik Untuk Mengatasi Penyesuaian Diri Siswa Introvert Kelas Viii Mts Negeri Bandar Tahun Pelajaran. Skripsi. 5 Peran dan Fungsi Konselor Konselor menyadarkan konseli dari ketidaksadaran menuju kesadaran atas dorongan– dorongan yang menyebabkan perilaku bermasalah. Menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuaian diri mereka sendiri. Membawa konseli dari dorongan – dorongan yang ditekan ketidaksadaran ) yang mengakibatkan kecemasan kearah perkembangan kesadaran intelektual. Menghidupkan kembali masa lalu konseli dengan menembus konflik yang direpres. Widya Astuti, 2017. Penerapan Konseling Psikoanalisis Klasik Untuk Mengatasi Penyesuaian


Diri Siswa Introvert Kelas Viii Mts Negeri Bandar Tahun Pelajaran. Skripsi. 6 Teknik Spesifik Asosiasi bebas: Metode ini adalah metoda pengungkapan pangalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu. Interpretasi: Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi. Analisis mimpi: Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalahmasalah yang belum terpecahkan. Resistensi: suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan Transferensi: muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain Widya Astuti, 2017. Penerapan Konseling Psikoanalisis Klasik Untuk Mengatasi Penyesuaian Diri Siswa Introvert Kelas Viii Mts Negeri Bandar Tahun Pelajaran. Skripsi 7 Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain a. Keunggulan & dibanding teori lain b. Kritik terhadap teori a. Menekankan efek pola-pola yang dibentuk pasa masa awal kehidupan pada perkembangan keprinbadian, berusaha memahami kekuatan tidak sadar, mempertimbangkan seks dan agresi sebagai dorongan motifasi dasar, mempertimbangkan mekanisme pertahanan sebagai aspek yang esensial dari kepribadian, mengasumsikan otak berkerja dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda. b. Kritik terhadap teori ini ialah: Seks bukan satu-satunya penentu kepribadian manusia. Manusia memiliki sejumlah kualitas insani seperti fitrah, kebebasan serta pertanggung jawaban yang memberikan kepadanya kesempatan untuk memilih dan berbuat menurut keyakinan beragama. Barakatu, A. R. (2007). Kritik Terhadap Pandangan Sigmund Freud: Agama dan Implikasinya


Manusia bukan korban dari dorongan libido seksual untuk menjalankan aktivitas keberagamaannya. Libido seksual tidak dapat dijadikan sebagai sumber motivasi beragama karena sifatnya yang liar, tidak terkendali dan hanya mengejar kenikmatan material dan mengabaikan hal-hal yang bersifat spiritual sebagai salah satu potensi dasar manusia. Terhadap Pendidikan. Lenter a Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 10(2), 153-172. 8 Teori/Pendekatan lain sebagai turunan teori asal: a. Nama pendekatan b. Konsep Dasar Ringkas a. Teori dan pendekatan lain sebagai turunan teori konseling psikoanalisis adalah Pendekatan Alferd Adler b. Konsep dasar ringkas Pandangan tentang sifat manusia, manusia dimotivasi terutama oleh dorongan-dorongan social. Adler menenkankan determinan social keperibadian, bukan determinan seksual. Pusat kepribadian adalah kesadaran,bukan ketaksadaran. Inferioritas dasar dan kompensasi, Tujuan hidup adalah kesempurnaan, bukan kesenangan. Menekankan bahwa setiap orang memiliki perasaan rendah diri. Individu mengatasi ketidakberdayaannya itu dengan berkompensasi, yakni mengembangkan gaya hidup yang memungkinkan tercapainya keberhasilan. Usaha untuk mencapai superioritas, Mengubah kelemahan dengan kekuatan atau mencoba mencapai keunggulan pada suatu bidang sebagai kompensasi bagi kekurangannya di bidang-bidang lain. Gaya hidup , gaya hidup individu dibentuk pada masa kanak-kanak sebagai kompensai bagi inferioritasnya dalam hal tertentu. pengalaman masa kanakkanak, susunan dalam keluarga bisa memperkuat perasaan rendah diri pada anak. Anak sulung, anak kedua, anak bungsu, dan anak tunggal. . Widya Astuti, 2017. Penerapan Konseling Psikoanalisis Klasik Untuk Mengatasi Penyesuaian Diri Siswa Introvert Kelas Viii Mts Negeri Bandar Tahun Pelajaran. Skripsi


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A No Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Neo-Psikoanalisis/Sosial Budaya (Psikologi Individu) 2 Tokoh Pengembang teori Alfred Adler 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan a) Menurut Adler manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidakberdayaan ini menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantung kepada orang lain. Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwanya. Manusia dimotivasi terutama oleh dorongan-dorongan sosial. Pria dan wanita adalah makhluk sosial dan masing-masing orang dalam berelasi dengan orang lain mengembangkan gaya hidup yang unik b) sependapat dengan Freud, Adler mengatakan bahwa kehidupan seseorang dipengaruhi oleh perkembangan empat atau lima tahun pertama. Konsep Perkembangan Kepribadian menurut Adler adalah untuk mengembangkan gaya hidup ada tiga konsep menurut Adler yaitu: self-deterministik, teleology dan holistik. Pengaruh masa anakanak yang menetap dalam suatu gaya hidup yang salah, yaitu perasaan rendah diri; Pemanjaan; Pengabaian. Pada tahap awal perkembangan, anak sudah mulai mengembangkan persepsi diri, pola tingkah laku, dan gaya hidup. Pada waktu ini juga individu mulai untuk memilih tujuan hidup, semua perilaku diarahkan. Adler Suhermanto Ja’far, 2015. Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi Dan Filsafat. Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol. 2, No. 2, Hal: 209 - 221


berpendapat bahwa ada manusia dalam kehidupan ini ada rasa rendah diri “inferiority“, perasaan inferiority ini menggerakkan seseorang untuk mencapai `superiority“. Terdapat 4 tipe kepribadian berdasarkan minat sosial, yaitu Tipe dominan-pengatur; Tipe bergantung-peminta; Tipe penghindar; Tipe yang bermanfaat secara sosial. 4 Proses Konseling (Tujuan & Tahapan umum) a) Tujuan Membina minat sosial dengan membantu klien terhubung dengan tanggung jawab merekakemampuan untuk komunitas mereka Membantu klien mengatasi perasaan putus asa dan rendah diri Memodifikasi gaya hidup klien ke arah yang lebih adaptif, fleksibel, dan sosial Mengubah motivasi yang salah Mendorong kesetaraan dan penerimaan diri sendiri dan orang lain Membantu orang untuk menjadi anggota dunia yang berkontribusi masyarakat b) Tahapan Membangun hubungan terapeutik yang tepat. Jelajahi dinamika psikologis yang beroperasi di klien (penilaian). Mendorong pengembangan pemahaman diri (wawasan ke dalam tujuan). Bantu klien membuat pilihan baru (reorientasi dan re-edukasi). Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, cetakan keenam. Bandung: PT Refika Aditama. 5 Peran dan Fungsi Konselor Tugas utama terapis adalah membuat penilaian komprehensif tentang fungsi klien. Terapis sering mengumpulkan informasi tentang gaya hidup individu melalui kuesioner tentang kondisi klienkonstelasi keluarga, yang meliputi orang tua, saudara kandung, dan orang lain yang tinggal di rumah, tugas hidup, dan ingatan awal. Selain itu, konselor bertugas membantu klien mengidentifikasi dan mengeksplorasi ketakutan inti mereka, seperti: merasa tidak sempurna, tidak disetujui, atau menderita penyesalan masa lalu Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, cetakan keenam. Bandung: PT Refika Aditama.


6 Teknik Spesifik a) konstelasi keluarga, termasuk evaluasi klien terhadap kondisi yang berlaku dalam keluarga ketika orang tersebut masih kecil (suasana keluarga), urutan kelahiran, hubungan orang tua dan nilai-nilai keluarga, serta keluarga besar dan budaya. b) Ingatan Awal. Ingatan awal adalah kejadian satu kali, biasanya sebelum usia 10 tahun, yang dapat digambarkan oleh klien dengan detail yang jelas. c) Integrasi dan Ringkasan. Setelah materi dikumpulkan dari wawancara subjektif dan objektif dengan klien, ringkasan data yang terintegrasi dikembangkan d) Proses mendorong. secara harfiah dorongan berarti "membangun keberanian." e) Perubahan dan Pencarian Kemungkinan Baru. Selama fase reorientasi konseling, klien membuat keputusan dan memodifikasi tujuan mereka. Mereka didorong untuk bertindakseolah-olahmereka adalah orang yang mereka inginkan, yang dapat berfungsi untuk menantang asumsi yang membatasi diri. Klien diminta untukmenangkap diri mereka sendiridalam proses mengulangi pola lama yang menyebabkan perilaku tidak efektif. f) Membuat Perbedaan. Terapis Adlerian berusaha membuat perbedaan dalam kehidupan klien mereka. Perbedaan itu dapat diwujudkan dengan perubahan perilaku atau sikap atau persepsi. Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, cetakan keenam. Bandung: PT Refika Aditama. 7 Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain a. Keunggulan & dibanding teori lain b. Kritik terhadap teori a) Teori ini memiliki kekuatan dalam hal memprediksi perilaku manusia melalui tujuan semu atau akhir dari perilaku yang diperbuatnya, sebagai tujuan akhir yang merupakan gambaran dari diri manusia tersebut. hal ini sangat menarik karena merupakan pandangan yang banyak di kira sangat positif dan futureristik, dan hal ini tentunya dapat membangkitkan semangat dan gaya hidup manusia dalam melakukan aktivitas. b) Menurut saya, teori psikologi individual Adler ini, lebih banyak berupaya menyadarkan manusia, bahwa ia merupakan mahluk yang berdaya dan memiliki rasa sosial yang dalam, sehingga itu pulalah ia dapat “survive” dalam menjalani hidup. Hal ini menarik bagi saya. Lutfi Sulaiman, 2017. Penerapan Konseling Pendekatan Adlerian Untuk Mengurangi Perilaku Membolos Siswa Ma Mujtahidin Kepung Kediri Tahun Ajaran 2017/2018


8 Teori/Pendekatan lain sebagai turunan teori asal: a. Nama pendekatan b. Konsep Dasar Ringkas Tidak ada Teori/Pendekatan lain sebagai turunan teori Adler. .


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A No Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Pendekatan Eksistensial-Humanistik 2 Tokoh Pengembang teori Carl Rogers 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan a) Humanistik memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupan dirinya. Manusia bebas untuk menjadi apa dan siapa sesuai keinginannya. Manusia adalah makhluk hidup yang menentukan sendiri apa yang ingin dia lakukan dan apa yang tidak ingin dia lakukan, karena manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab atas segala apa yang dilakukannya. Asumsi ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sadar, mandiri, aktif yang dapat menentukan (hampir) segalanya aktivitas kehidupannya. Manusia adalah makhluk dengan julukan “the self determining being” yang mampu sepenuhnya menentukan tujuan-tujuan yang paling diinginkannya dan cara-cara mencapai tujuan itu yang dianggapnya paling benar dan paling tepat tepat b) Kepribadian ● Kesadaran Diri : Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu Zulfikar, Rezki Hariko, Muwakhidah, dkk. 2017. Konseling Humanistik: Sebuah Tinjauan Filosofi. Jurnal Konseling Gusjigang Vol. 3 No. 1.


pada seseorang, maka akan semakin bear pula kebebasan yang ada pada orang itu. ● Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Kecemasan: Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing). ● Penciptaan Makna: Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian: manusia lahir ke dunia sendirian dan mati sendirian pula. Sungguhpun pada hakikatnya sendirian, manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. 4 Proses Konseling (Tujuan & Tahapan umum) a) Tujuan Menurut Gerald Corey (2010) ada beberapa tujuan konseling Eksistensial humanistik yaitu: ● Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Keotentikan sebagai “urusan utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik : Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, Memikul tanggung jawab untuk memilih. ● Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya. ● Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari Qawiyyan Fitri, Alimuddin Mahmud, Abdul Saman. 2019. Penerapan Pendekatan Konseling Eksistensial Humanistik untuk Mengurangi Perilaku Hedonis Siswa di SMAN 10 Makassar. PSYMPATHIC : Jurnal Ilmiah


sekadar korban kekuatankekuatan deterministic di luar dirinya. b) Tahapan Terdapat tiga langkah yang dilakukan dalam konseling eksistensial Corey (2013)antara lain: 1). Tahap pendahuluan, konseli mengklarifikasi asumsinya terhadap dunia dan pengalamannya yang dibantu oleh konselor. Konseli dituntun dalam mendefinisikan dan menanyakan tentang cara mereka memandang dan menjadikan eksistensi mereka bisa diterima; 2). Tahap pertengahan, konseli memaparkan lebih lanjut tentang nilai yang mereka anut dalam berperilaku dan menjalani hidup mereka; dan 3). Tahap pengakhiran, konseling berfokus pada menolong konseli untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri. Proses ini yang akan membuat remaja dapat menyadari baik dan buruknya suatu perilaku dan selanjutnya membentuk konsep diri yang positif, yang sesuai dengan aturan/ norma-norma yang ada dan pada akhirnya mampu menghargai dirinya. Psikologi Volume 6, Nomor 1: 41-52 5 Peran dan Fungsi Konselor ● Memahami dunia klien dan membantu klien untuk berfikir dan mengambil keputusan atas pilihannya yang sesuai dengan keadaan sekarang. ● Mengembangkan kesadaran, keinsafan tentang keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri. ● Konselor sebagai fasilitator memberi dorongan dan motivasi agar klien mampu memahami dirinya dan bertanggung jawab menghadapi reality. ● Membentuk kesempatan seluas luasnya kepada klien bahwa putusan akhir pilihannya terletak ditangan klien. Mutyyah, shiti. 2018. Pendekatan Konseling. Dikutip dari https://id.scribd.co m/document/37584 9242/PendekatanKonselingMultazam-Azhari1116500074 (di akses 27 Maret 2020). 6 Teknik Spesifik Tidak seperti kebanyakan pendekatan terapi, pendekatan eksistensial- humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur terapeutik bisa dipungut dari beberapa pendekatan terapi lainnya. Metode-metode yang berasal dari terapi Zulfikar, Rezki Hariko,


Gestalt dan Analisis Transaksional sering digunakan, dan sejumlah prinsip dan prosedur psikoanalisis bisa diintegrasikan ke dalam pendekatan eksistensial-humanistik. Buku The Search for Authenticity (1965) dari Bugental adalah sebuah karya lengkap yang mengemukakan konsep-konsep dan prosedur-prosedur psikoterapi eksistensial yang berlandaskan mode psikoanalitik. Bugental menunjukkan bahwa konsep inti psikoanalisis tentang resistensi dan transferensi bisa diterapkan pada filsafat dan praktek terapi eksistensial Muwakhidah, dkk. 2017. Konseling Humanistik: Sebuah Tinjauan Filosofi. Jurnal Konseling Gusjigang Vol. 3 No. 1. 7 Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain a. Keunggulan & dibanding teori lain b. Kritik terhadap teori a. Keunggulan ● Tidak mengecilkan manusia menjadi kumpulan naluri ataupun hasil pengkondisian, alih-alih ia menyajikan suatu filsafat yang menjadi landasan bagi praktek terapi Pendekatan eksistensial mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. ● Pendekatan eksistensial juga menunjukkan bahwa manusia selalu ada dalam proses pemenjadian dan bahwa manusia secara sinambung mengaktualkan dan memenuhi potensinya. ● Pendekatan eksistensial secara tajam berfokus pada fakta-fakta utama keberadaan manusia -kesadaran diri dan kebebasan yang konsisten. b) Kritik ● Tidak memiliki pernyataan yang sistematis mengenai prinsip-prinsip dan praktek-praktek psikoterapi. Pendekatan ini paling sering dikrik karena kelemahannya dalam metodologi. Sementara kritikus mengkritiknya karena bahasa dan konsepnya yang mistikal, kritikus lainnya menolaknya karena Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, cetakan keenam. Bandung: PT Refika Aditama.


menganggapnya sebagai gerakan sementara yang berlandaskan reaksi terhadap pendekatan ilmiah dan positivistik. Orang-orang yang menyukai praktek terapi yang berlandaskan penelitian menekankan bahwa konsep-konsep itu harus benar secara empiris, bahwa definisi-definisi harus dibuat operasional, dan bahwa hipotesis-hipotesis harus dapat diuji. 8 Teori/Pendekatan lain sebagai turunan teori asal: a. Nama pendekatan b. Konsep Dasar Ringkas Tidak ada Teori/Pendekatan lain sebagai turunan teori Adler. .


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A N o Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Client Centered Counseling 2 Tokoh Pengembang teori Carl Rogers 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan ● Rogers memiliki rasa percaya pada kemampuan klien untuk bergerak maju. Sesuai dengan filosofi psikologi humanistik, Rogers dengan tegas menyatakan bahwa manusia dapat dipercaya, akal, mampu memahami diri sendiri dan mengarahkan diri sendiri, mampu membuat perubahan yang positif, dan mampu menjalani kehidupan yang efektif dan produktif. Manusia pada dasarnya dapat dipercaya, bahwa mereka memiliki potensi besar untuk memahami diri mereka sendiri dan menyelesaikan masalah mereka sendiri tanpa intervensi langsung pada bagian terapis, dan bahwa mereka mampu tumbuh secara mandiri jika mereka terlibat dalam jenis hubungan terapeutik tertentu. ● Struktur Kepribadian 1) Organisme: Merupakan individu itu sendiri yang mencakup aspek fisik dan psikologis. Ulfa Danni Rosada, 2016. Model pendekatan konseling client centered dan penerapannya dalam praktik. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6 (1), 14-25.


2) Phenomenal Field: Pengalaman-pengalaman hidup yang bermakna bagi individu. 3) Self: Interaksi antara organisme dengan phenomenal field akan membentuk self yang merupakan kesadaran tentang self akan membantu seseorang membedakan dirinya dengan orang lain. 4 Proses Konseling (Tujuan & Tahapan umum) ● Menurut Komalasari (2011: 265) pendekatan client centered bertujuan membantu konseli menemukan konsep dirinya yang lebih positif lewat komunikasi konseling, konselor mendudukkan konseli sebagai orang yang berharga, orang yang penting, dan orang yang memiliki potensi positif dengan penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regard), yaitu menerima konseli apa adanya. ● Tahap-tahap konseling 1) Klien datang kepada terapis atas kemauannya sendiri atau atas saran orang lain. Apabila klien datang atas saran orang lain, maka terapis harus mampu menciptakan situasi yang nyaman dan permisif agar klien dapat menentukan untuk tetap mengikuti konseling daripada membatalkannya. 2) Situasi konseling sejak awal menjadi tanggung jawab klien, sehingga terapis berperan untuk mengarahkan klien. 3) Terapis mendorong klien untuk mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dengan menunjukkan keaslian, empati dan menerima klien apa adanya. 4) Terapis berupaya agar klien mampu menerima dirinya sendiri (self-acceptnce) 5) Klien menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil 6) Klien merealisasikan pilihannya. Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psycotherapy. Thomson Higher Education: USA


5 Peran dan Fungsi Konselor Peran konselor dalam model pendekatan konseling client centered adalah:(1) Konselor tidak memimpin, mengatur atau menentukan proses perkembangan konseling, tetapi hal tersebut dilakukan oleh klien itu sendiri.(2) Konselor merefleksikan perasaan-perasaan klien, sedangkan arah pembicaraan ditentukan oleh klien.(3) Konselor menerima klien dengan sepenuhnya dalam keadaan seperti apapun.(4) Konselor memberi kebebasan pada klien untuk mengeksperisikan perasaan-perasaan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psycotherapy. Thomson Higher Education: USA 6 Teknik Spesifik ● Mendengarkan aktif. ● Merefleksikan pengalaman. ● “Hadir” bagi klien dengan dukungan dan pemberian keyakinan. Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psycotherapy. Thomson Higher Education: USA 7 Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain a. Keunggulan & dibanding teori lain b. Kritik terhadap teori Kelebihan: ● Pemusatan pada klien dan bukan pada terapis ● Identifikasi dan hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian. ● Lebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik. ● Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif. ● Penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam terapi. ● Menawarkan perspektif yang lebih up-to-date danoptimis. Ulfa Danni Rosada, 2016. Model pendekatan konseling client centered dan penerapannya dalam praktik. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling 6 (1), 14-25. .


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A N o Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Pendekatan Gestalt 2 Tokoh Pengembang teori Frederick S. Pearls 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan ● Pendekatan Gestalt memandang manusia bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya. Hakikat manusia menurut teori gestalt lainnya adalah manusia sulit dipahami kecuali kita harus melihat dalam keseluruhan konteksnya. Sangat berpotensi untuk menyadari sepenuhnya emosi, persepsi, pemikiran, sensasi dalam hidupnya. Bebas memilih arah hidupnya dan bertanggung jawab atas pilihannya. Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif. Kholifatul Hasanah, 2016. Teori Konseling (suatu pendekatan konseling Gestalt) Al-Tazkiah: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam 5 (2), 108-123. .


● Pearls berpendapat bahwa manusia dikatakan sehat kepribadiannya apabila mereka dapat bertindak secara produktif dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan pemeliharaan, dan secara intuitif bergerak menuju pertumbuhan dan pemeliharaan diri (self-preservation). Setiap manusia dapat menangani dengan berhasil masalah dalam hidupnya jika mereka tahu siapa dirinya dan dapat mengorganisasikan (mengintegrasikan) semua kemampuannya ke dalam suatu rajutan tindakan-tindakan yang efektif kemudian individu memiliki kemampian untuk menuju keseimbangan dan meregulasi diri ketika menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya. Individu berkembang melalui interaksi dengan lingkungan dengan membuat relasi (kontak) untuk emmenuhi sebuah kebutuhan 4 Proses Konseling (Tujuan & Tahapan umum) Tujuan pendekatan konseling Gestalt ● Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik. ● Membantu konseli dalam mencapai kesadaran atas apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya. Kesadaran itu termasuk di dalamnya, insight, penerimaan diri, pengetahuan tentang lingkungan, tanggung jawab terhadap pilihannya. Tahapan pendekatan konseling gestalt ● Fase I, membentuk pola pertemuan terapeutik agar terjadi situasi yang memungkinkan perubahan perilaku klien. ● Fase II, pengawasan, yaitu usaha konselor untuk meyakinkan klien untuk mengikuti posedur konseling. Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning.


● Fase III, mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dan kecemasannya. ● Fase IV (terakhir), setelah terjadi pemahaman diri maka pada fase ini klien harus sudah memiliki kepribadian yang integral sebagai manusia individu yang unik 5 Peran dan Fungsi Konselor Apabila konseli berbicara tentang masa lalunya, maka konselor meminta konseli agar membawa masa lalunya ke sana sekarang dengan menjalaninya seolah-olah masa lalunya sedang terjadi pada saat sekarang. Terapi Gestalt sebenarnya berfokus pada keadaan sekarang yang harus dilakukan oleh konseli, maka tugas konselor selanjutnya adalah membuat konseli itu sadar bahwa apa yang dilakukan pada saat sekarang adalah wujud dari rasa sadarnya. Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning 6 Teknik Spesifik ● Permainan Dialog Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog, misalnya : kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak. ● Latihan Saya Bertanggung Jawab Teknik untuk membantu klien agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya itu kepada orang lain. ● Bermain Proyeksi Mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara memantulkannya kepada orang lain. ● Teknik Pembalikan Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya. Kholifatul Hasanah, 2016. Teori Konseling (suatu pendekatan konseling Gestalt) Al-Tazkiah: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam 5 (2), 108-123. .


● Tetap dengan Perasaan Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan dan ia sangat ingin menghindarinya. Konselor mendorong klien untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu. 7 Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain a. Keunggulan & dibanding teori lain b. Kritik terhadap teori Keunggulan pendekatan konseling gestalt ● Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang. ● Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh. ● Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah. ● Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri. ● Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah klien. Kritik untuk pendekatan konseling gestalt: menurut saya, terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain. Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning 8 Teori/Pendekatan lain sebagai turunan teori asal: a. Nama pendekatan b. Konsep Dasar Ringkas Pendekatan Realitas, pendekatan realitas dikembangkan oleh William Glasser, seorang psikolog dari California. Dalam pendekatan ini, konselor bertindak aktif, direktif, dan didaktif. Dalam konteks ini, konselor berperan sebagai guru dan model bagi konseli. Ciri yang sangat khas dari pendekatan ini adalah tidak terpaku pada kejadian – kejadian di masa lalu, tetapi lebih mendorong konseli untuk menghadapi realitas, yaitu melihat konseling sebagai proses rasional yang menekankan pada perilaku sekarang dan saat ini. Artinya, konseli ditekankan untuk melihat perilakunya yang dapat diamati daripada motif – motif bawah sadarnya. Dengan demikian, konseli dapat mengevaluasi apakah perilakunya tersebut cukup efektif dalam memenuhi kebutuhannya atau tidak. Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A N o Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Pendekatan Behaviorisme 2 Tokoh Pengembang teori Jhon B. Watson 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan ● Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek. Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat atau salah berdasarkan bekal keturunan dan lingkungan (nativisme dan empirisme), terbentuk pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas kepribadiannya. ● Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri, menangkap apa yang dilakukannya dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri. ● manusia diaggap sebagai sesuatu yang dapat dibentuk dan diprogram sesuai dengan keinginan lingkungan yang dibentuknya. Kepribadian menurut Watson dalam pendekatan behaviorisme adalah: Behavior berpandangan, pada hakikatnya kepribadian manusia adalah perilaku. Dimana perilaku tersebut merupakan hasil dari bentukan pengalaman interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Para ahli behavioristik memandang bahwa gangguan tingkah laku adalah akibat Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning.


dari proses belajar yang salah. Oleh karena itu, perilaku dapat diubah dengan mengubah lingkungan lebih positif sehingga perilaku menjadi positif pula. 4 Proses Konseling (Tujuan & Tahapan umum) Konseling behavioral diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat/mempertahankan tingkah laku yang diinginkan. Sedangkan menurut Corey (dalam Wiladantika, Dharsana, & Suranata, 2014) konseling. behavioral adalah teori yang menekankan tingkah laku manusia yang pada dasarnya dibentun dan ditentukan oleh lingkungan dan segenap tingkah lakunya itu dipelajari/diperoleh karena proses latihan. Tahapan: 1. Melakukan asesmen. menentukan apa yang dilakukan oleh konseli pada saat ini. Asesmen dilakukan adalah aktivitas nyata, perasaan dan pikiran konseli 2. Menentukan tujuan. menentukan tujuan konseling sesuai dengan kesepakatan bersama berdasarkan informasi yang telah disusun dan dianalisis 3. Mengimplementasikan teknik. konselor dan konseli menentukan strategi belajar yang terbaik untuk membantu konseli mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkan 4. Evaluasi dan mengakhiri konseling. Tingkah laku konseli digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas konselor dan efektivitas tertentu dari teknik yang digunakan Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning. 5 Peran dan Fungsi Konselor ● Konselor harus mengutamakan keseluruhan individual yang bertanggung jawab, yang dapat memenuhi kebutuhannya. ● Konselor harus kuat, yakin, dia harus dapat menahan tekanan dari permintaan klien untuk simpati atau membenarkan perilakunya tidak pernah menerima alasan-alasan Sigit Sanyata, 2012. Teori dan Aplikasi


dari perilaku irrasional klien. ● Konselor harus sensitif terhadap kemampuan untuk memahami perilaku orang lain. Pendekatan Behavioristik dalam Konseling. Jurnal Paradigma, No.14. 6 Teknik Spesifik Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam konseling behavioral diantaranya yaitu: 1. Latihan Asertif: Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. 2. Desensitisasi Sistematis: merupakan teknik konseling behavioral yang memfokukskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks. 3. Pengkondisian Aversi: Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. 4. Teknik Modeling: Model Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. 5. Covert Sensitization: Teknik ini dapat digunakan untuk merawat tingkah laku yang menyenangkan klien tapi menyimpang, seperti homosex, alcoholism. 6. Thought Stopping: Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang sangat cemas. Rahmah Winnit Mardhiyyah, Firawati Indiriani. 2018. Pendekatan Konseling Behavior untuk mengurangi perilaku PENDEKATAN prokraktinasi pada siswa SMA. Jurnal Focus, vol 1 (1). 7 Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain a. Keunggulan & dibanding teori lain b. Kritik terhadap teori ● Kelebihan: Telah mengembangkan konseling sebagai ilmu karena mengundang penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan kepada proses konseling. Mengembangkan perilaku spesifik sebagai hasil konseling yang dapat diukur. Memberikan ilustrasi bagaimana mengatasi keterbatasan lingkungan. Sigit Sanyata, 2012. Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik dalam Konseling.


● Kritik: konseling behavior hanya mengubah perilaku bukan mengubah perasaan, behavior therapy gagal menghubungkan faktor-faktor penting dalam terapi/konseling, behavior therapy tidak memberikan proses pemahaman. Jurnal Paradigma, No.14. 8 Teori/Pendekatan lain sebagai turunan teori asal: a. Nama pendekatan b. Konsep Dasar Ringkas .


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A N o Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Pendekatan Kognitif Behaviorisme 2 Tokoh Pengembang teori Dr. Aaron T Beck 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan ● Konseling kognitif behavioral mempunyai asumsi dasar bahwa “setiap tingkah laku dapat dipelajari, tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru dan manusia memiliki potensi untuk berperilaku baik dan buruk, tepat atau salah. Selain itu, manusia dipandang sebagai individu yang mampu melakukan refleksi atas tingkah lakunya sendiri, mengatur serta dapat mengontrol perilakunya, dan dapat belajar tingkah laku baru atau dapat mempengaruhi orang lain” ● Perilaku pada dasarnya meyakini pola pemikiran manusia terbentuk melalui proses Stimulus-Kognisi-Respon (SKR), yang saling berkaitan dan membentuk semacam jaringan SKR dalam otak manusia, di mana proses kognitif menjadi faktor penentu dalam menjelaskan bagaimana manusia berpikir, merasa dan bertindak.Sementara dengan adanya keyakinan bahwa manusia memiliki potensi untuk menyerap pemikiran yang realistis dan Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning.


tidak realistis, di mana pemikiran yang tidak realisti dapat menimbulkan gangguan emosi dan tingkah laku yang menyimpang. Menurut Latipun (2008: 135) menyatakan bahwa perilaku yang bermasalah dalam pandangan behavioris dapat dimaknai sebagai perilaku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau perilaku yang tidak tepat, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. 4 Proses Konseling (Tujuan& Tahapan umum Terapi kognitif behavioral bertujuan membantu klien agar dapat menjadi lebih sehat, memperoleh pengalaman yang memuaskan, dan dapat memenuhi gaya hidup tertentu, dengan cara memodifikasi pola pikir dan perilaku tertentu. Pendekatan terapi kognitif behavioral berusaha memfokuskan untuk menempatkan suatu pikiran, keyakinan, atasbentuk pembicaraan diri dan perilaku terhadap konsitensi terhadap diri. Tujuan dari Pendekatan konseling kognitif perilaku yaitu mengajak konseli untuk menentang pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentang masalah yang dihadapi. Konselor diharapkan mampu menolong konseli untuk mencari keyakinan yang sifatnya dogmatis dalam diri konseli dan secara kuat mencoba menguranginya Tahapan: Konseling kognitif behavioral adalah suatu proses untuk mengembangkan self autonomy dengan langkah-langkah sebagai berikut: ● mengidentifikasi perilaku, ● menganalisis perilaku, ● menyimpulkan perilaku, menyimpulkan indikator-indikator perilaku, ● mendiagnosa perilaku, melakukan prognosa perilaku, ● mentreatmen perilaku, ● mengevaluasi perilaku, ● merefleksi perilaku, ● memfollow-up perilaku. Ni made Diah, 2017. Pengaruh konseling kognitif behavioral model Aaron Beck dengan strategi manajemen diri terhadap self otonomy ditinjau dari urutan kelahiran siswa melalui lesson study. Jurnal ilmiah pendidikan dan pembelajaran 1(2).


5 Peran dan Fungsi Konselor Konselor harus mampu memahami maksud dan tujuan yang diharapkan konseli serta membantu konseli dalam mewujudkannya. Peranan konselor yaitu menjadi pendengar, pengajar, dan pemberi semangat. Konselor Pendekatan konseling kognitif perilaku tidak hanya mengajarkan apa yang harus dilakukan oleh konseli, tetapi bagaimana cara konseli melakukannya. Akhmad Syah Roni, 2019. Pendekatan Konseling Kognitif Perilaku. Jurnal Konseling Andi Matavala, 3(1). 6 Teknik Spesifik Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam konseling behavioral diantaranya yaitu: ● Menata keyakinan irasional. ● Bibliotherapy, menerima kondisi emosional internal sebagai sesuatu yang menarik ketimbang sesuatu yang menakutkan. ● Mengulang kembali penggunaan beragam Pernyataan diri dalam role play dengan konselor. ● Mencoba penggunaan berbagai pernyataan diri yang berbeda dalam situasi ril. ● Mengukur perasaan, misalnya dengan mengukur perasaan cemas yang dialami pada saat ini dengan skala 0-100. ● Menghentikan pikiran. Konseli belajar untuk menghentikan pikiran negatif dan mengubahnya menjadi pikiran positif. ● Desensitization systematic. Digantinya respons takut dan cemas dengan respon relaksasi dengan cara mengemukakan permasalahan secara berulang-ulang dan berurutan dari respon takut terberat sampai yang teringan untuk mengurangi intensitas emosional konseli. ● Pelatihan keterampilan sosial. Melatih konseli untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosialnya. ● Assertiveness skill training atau pelatihan keterampilan supaya bisa bertindak tegas. ● Penugasan rumah. Memperaktikan perilaku baru dan strategi kognitif antara sesi konseling. Ni made Diah, 2017. Pengaruh konseling kognitif behavioral model Aaron Beck dengan strategi manajemen diri terhadap self otonomy ditinjau dari urutan kelahiran siswa melalui lesson study. Jurnal ilmiah pendidikan dan pembelajaran 1(2).


● In vivo exposure. Mengatasi situasi yang menyebabkan masalah dengan memasuki situasi tersebut. ● Covert conditioning, upaya pengkondisian tersembunyi dengan menekankan kepada proses psikologis yang terjadi di dalam diri individu. Peranannya di dalam mengontrol perilaku berdasarkan kepada imajinasi, perasaan dan persepsi. 7 Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain a. Keunggulan & dibanding teori lain b. Kritik terhadap teori Jika dibandingkan dengan terapi lainnya, teknik CBT memiliki keunggulan sebagai berikut. ● Fokus pada satu masalah tertentu dalam hidup sehingga klien tidak akan dipusingkan masalah dan keluhan lainnya. ● Sangat terstruktur karena klien tidak perlu menjelaskan seluruh rincian hidup sejak masa lalu dan hanya perlu membahas satu masalah yang ingin diselesaikan. Kritik: Butuh komitmen dan motivasi diri yang kuat. Terapi ini tidak akan efektif jika klien menjalaninya dengan terpaksa. Dan pendekatan ini kurang efektif untuk membantu pasien yang mempunyai lebih dari satu masalah mental. Makalah kelompok 7 8 Teori/Pendekatan lain sebagai turunan teori asal: a. Nama pendekatan b. Konsep Dasar Ringkas .


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A N o Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Pendekatan Realitas 2 Tokoh Pengembang teori William Glasser 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan Pandangannya terhadap hakekat manusia, adalah sebagai berikut: ● Bahwa manusia mempunyai kebutuhan psikologis yang tunggal, yang hadir diseluruh hidupnya. Oleh karena adanya kebutuhan psikologis yang tunggal tersebut, menyebabkan individu atau seseorang tadi menjadi seseorang yang merasa dirinya mempunyai keunikan, berbeda dengan yang lain ● Ciri kepribadian yang khas itu,menimbulkan dinamika tingkah laku yang menjelma menjadi pola-pola yang tersendiri dari setiap individu. Secara universal ciri-ciri kepribadian individu tersebut ada pada seluruh kebudayaan manusia ● Tiap orang mempunyai kemampuan potensial untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan pola-polanya tertentu.kemampuan untuk tumbuh dan berkembang tersebut dapat Ali Daud, 2019. Penanganan Masalah Konseli Melalui Konseling Realitas. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami 5 (1), 80-91.


menjadi aktual,atas sebagian besar menurut usahanya yang dinyatakan melalui tingkah lakunya yang nyata Kepribadian disusun sebagai usaha-usaha individu untuk menemukan kebutuhan fisiologis dan psikologis. Kebutuhan yang paling penting adalah untuk mencintai dari dicintai dari merasa dirinya berharga serta orang lainpun berharga. Setiap orang belajar untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yang selan-jutnya akan mengembangkan tingkahlaku yang normal yaitu bertanggungjawab dan berorientasi pada realita serta mengidentifikasi diri sebagai individu yang behasil atau sukses. Individu yang sehat adalah individu dalam memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikolois harus mempelajari yang benar, bertingkah laku secara bertanggung jawab, dan memahami serta menghadapi kenyataan 4 Proses Konseling (Tujuan& Tahapan umum Adapun tujuan terapi konseling realitas, sebagai berikut: ● Menolong individu agar mampu mengurus dirinya sendiri, supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata. ● Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya. ● Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan: Konseling realitas memiliki langkah-langkah sebagai berikut: ● Keterlibatan. Kehangatan hubungan, perhatian, pemahaman, penghayatan dll. Penggunaan topik netral pada awal pertemuan yakni yang berhubungan dengan keberhasilan seorang konseli. ● Pemusatan Pada Tingkah Laku Sekarang, bukan Perasaan ● Pertimbangan Nilai. Konseli perlu dibantu menilai kualitas apa yang dilakukannya dan menentukan apakah tingkah laku tersebut bertanggung jawab atau tidak Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning.


● Perencanaan Tingkah Laku Bertanggung Jawab. Rencana perubahan tingkah tidak bertanggung jawab menjadi tingkah laku bertanggung jawab. ● Pembuatan Komitmen. Rencana akan bermanfaat jika konseli membuat suatu komitmen untuk melaksanakannya. Komitmen dapat secara lisan atau tertulis. ● Tidak Menerima Alasan Kegagalan. Konselor tidak boleh mengeksplorasi alasan-alasan mengapa konseli gagal dalam melaksanakan rencana. Konselor memusatkan perhatian kembali pada rencana baru yang lebih cocok. ● Peniadaan Hukuman. Pemberian hukuman pada konseli yang gagal melaksanakan rencana sebetulnya akan memperkuat identitas gagal konseli. ● Pantang Menyerah. Konselor berkeyakinan bahwa konseli memiliki kemampuan untuk berubah 5 Peran dan Fungsi Konselor Tugas utama konselor adalah menjadi terlibat dengan konselinya dan kemudian menghadapi konseli dengan mengusahakan agar konseli mengambil keputusan. Konselor bertuas melayani sebagai pembimbing untuk membantu konseli menaksir tingkahlaku mereka secara realistis. Terapis berfungsi sebagai guru dan model serta mengkonfrontasikan klien dengan cara-cara yang bisa membantu menghadapi kenyataan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. Inti terapi realitas adalah penerimaan tanggung jawab pribadi, yang dipersamakan dengan kesehatan mental. Ali Daud, 2019. Penanganan Masalah Konseli Melalui Konseling Realitas. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami 5 (1), 80-91. 6 Teknik Spesifik Pelaksanaan Konseling realita, menurut Corey (1982), ada beberapa teknik yang dapat dilaksanakan yaitu : ● Melakukan main peran dengan klien. ● Menggunakan humor ● Mengkonfrontasi klien dengan tidak memberikan ampunan atau tidak menerima dalih. ● Membantu klien merumuskan rencana perubahan. ● Melayani klien sebagai model peranan dan guru. Ali Daud, 2019. Penanganan Masalah Konseli Melalui Konseling Realitas. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan


● Menentukan batas-batas dan struktur konseling yang tepat dan jelas. ● Menggunakan verbal shock atau sarkasme yang tepat untuk menentang klien dengan tingkah lakunya yang tidak realistis. ● Terlibat dengan klien dalam mencari hidup yang lebih efektif Konseling Islami 5 (1), 80-91. 7 Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain a. Keunggulan & dibanding teori lain b. Kritik terhadap teori Kelebihan: ● Asumsi mengenai tingkah laku merupakan hasil belajar. ● Asumsi mengenai kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan dan kematangan. kelemahan: ● Teori ini mengabaikan tentang intelegensi manusia, perbedaan individu dan faktor genetic lain. ● Dalam konseling kurang menekan-kan hubungan baik antara konselor dan konseli, hanya sekedarnya. ● Pemberian reinforcement jika tidak tepat dapat mengakibatkan kecanduan ketergantungan Khayatun Nufus Akhsania, 2018. Pendidikan karakter prososial di era milenial dengan Pendekatan Konseling Realitas. Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) 2 (1). 8 Teori/Pendekatan lain sebagai turunan teori asal: a. Nama pe-ndekatan b. Konsep Dasar Ringkas .


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A N o Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Pendekatan Mindfulness 2 Tokoh Pengembang teori Kabat-Zinn, 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan ● Pandangannya terhadap hakekat manusia, adalah sebagai berikut: Filosofi mindfulness cenderung melihat potensi yang dimiliki manusia sebagai yang terbaik (positif) tidak melihat latar belakang manusia itu sendiri, mungkin contoh paling mendasar yang akan menyeimbangkanpenerimaan dan perubahan dalam hidup adalah menerima dalam diri kitadan orang lain tanpa syarat, apa yang tidak dapat kita ubah dan secara bersamaan berkomitmen mengambil tanggung jawab untuk mengoptimalkan kesejahteraan dalam diri individu.Ini konsisten dengan banyak hal pemikiran kontekstual post modern dan dengan biologi kontemporer bahwa kita bukanlah individu yang sepenuhnya terpisah dari lingkungan kita. Filosofi mindfulness juga cenderung untuk menunjukkan bahwa individualitas yang terisolasi tersebut, mungkin yang paling mendasar dari ssemua ilusi berasal dari identifikasi lebih pada bagian dan narasi dari pada keseluruhan dan konteks. Reza Novita, Suswanti Hendriani, Silvianetri. 2022. Efektivitas TEKNIK konseling mindfulness dalam meningkatkan regulasi emosi siswa di SMPN 6 Padang Panjang. Jurnal


● Konsep dasar mindfulness adalah bahwa setiap emosi dan pikiran dapat diterima serta dipersepsikan sebagai suatu hal yang baik. Saat seseorang sedang dalam keadaan mindful , ia tidak mudah terpancing emosi terhadap suatu peristiwa, terutama pada peristiwa buruk. Justru seseorang dapat melihat peristiwa dari sudut pandang lain dan mendapatkan pelajaran di balik peristiwa tersebut. Hasilnya ia dapat merasakan suatu emosi positif. Psikodidaktita, Vol 7 (1). 4 Proses Konseling (Tujuan& Tahapan umum Adapun tujuan terapi konseling realitas, sebagai berikut: Mindfulness bertujuan untuk membantu individu untuk mengurangi tekanan psikologis, meningkatkan kemampuan dalam mengontrol pikiran dan membantu dalam upaya menerima kenyataan yang ada. Dalam penelitian tersebut membuktikan keefektifan mindfulness untuk mengatasi masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, dan stress serta masalah fisik. Mindfulness juga memiliki hubungan positif terhadap afek menyenangkan, rasa optimis dan kepercayaan diri, serta ada hubungan negatif terhadap afek tidak menyenangkan, depresi, kecemasan. Terdapat lima tahapan mindfulness yaitu: ● Observing atau mengamati serta memberi perhatian pada berbagai stimulus yang di sekitarnya, yang hadir ke dalam diri; ● Describing, yaitu mampu mengungkapkan berbagai fenomena internal maupun eskternal dengan kata yang tepat; ● Acting with awareness, atau terlibat secara penuh dalam situasi saat ini tanpa membagi atensi dengan lainnya, ● Acceptance without judgement atau non-judging, yaitu menerima segala perasaan atau pikiran yang terjadi tanpa memberi penilaian/penghakiman, dan ● Non-reactivity, yaitu berusaha menerima, memahami, dan merasakan sepenuhnya dahulu mengenai apa yang terjadi sebelum kemudian melakukan tindakan tertentu. Reza Novita, Suswanti Hendriani, Silvianetri. 2022. Efektivitas TEKNIK konseling mindfulness dalam meningkatkan regulasi emosi siswa di SMPN 6 Padang Panjang. Jurnal Psikodidaktita, Vol 7 (1).


5 Peran dan Fungsi Konselor Tugas konselor yaitu untuk memfasilitasi peserta didik/konseli dalammencapai kemandirian, kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan dan merealisasikan diri secara bertanggungjawab yang menghasilkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidupny. 6 Teknik Spesifik Pelaksanaan Konseling realita, menurut Corey (1982), ada beberapa teknik yang dapat dilaksanakan yaitu : ● meditasi mindfulness ● Deep breathing ● Body scanin ● Teknik you have moments to live,dan ● Teknik attitudes and commitment. Ardianti Agustin,Starry Kireida Kusnadi 2019. Pendekatan mindfulness untuk meningkatkan kontrol diri anak berhadapan hukum (ABH). Jurnal Psikologi Volume 17, (2) 7 Diferensiasi dengan Teori/Pendekatan lain a. Keunggulan & dibanding teori lain b. Kritik terhadap teori Kelebihan: ● Melalui praktik mindfulness, individu akan memiliki sikap dan sifat ‘mindful’ atau berkesadaran ● Konseli menikmati dan menyadari setiap perasaan, pikiran, dan sensasi tanpa menghakimi momen tersebut. ● Bisa membantu konseli mengurangi depresi, kecemasan atau masalah kesehatan mental lainnya. kelemahan: ● Membawa perasaan bosan,kekosongan bahkan takut. ● Menyebabkan gangguan hubungan sosial. ● Menyebabkan Anda pasif. Ardianti Agustin,Starry Kireida Kusnadi 2019. Pendekatan mindfulness untuk meningkatkan kontrol diri anak berhadapan hukum (ABH). Jurnal Psikologi Volume 17, (2) .


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A N o Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Pendekatan POST MODERN SFBC 2 Tokoh Pengembang teori 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan ● SFBC mempunyai asumsi-asumsi bahwa manusia itu sehat, mampu (kompeten), memiliki kapasitas untuk membangun, merancang ataupun mengkonstruksikan solusi-solusi, sehingga individu tersebut tidak terus menerus berkutat dalam problem-problem yang sedang ia hadapi. Manusia tidak perlu terpaku pada masalah, namun ia lebih berfokus pada solusi, bertindak dan mewujudkan solusi yang ia inginkan ● Pribadi yang sehat adalah Pribadi yang mampu (kompeten), memiliki kapasitas untuk membangun, merancang ataupun mengkonstruksikan solusi-solusi, sehingga individu tersebut tidak terus menerus berkutat dalam problem-problem yang sedang ia hadapi. Sementara pribadi yang bermasalah adalah Individu menjadi bermasalah karena ketidakefektifannya dalam mencari dan menggunakan solusi yang dibuatnya. Individu menjadi bermasalah karena ia meyakini bahwa ketidakbahagiaan atau ketidaksejahteraan Sumarwiyah, Edris Zamroni, Richma Hidayati. 2015. Solution Foculed Brief Counseling (SFBC): Alternatif pendekatan dalam keluarga. Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No 2.


ini berpangkal pada dirinya. Individu yang membangun kelemahan diri. Dengan cara membangun cerita yang diberi label “masalah” dan meyakini bahwa ketidakbahagiaan berpangkal pada dirinya. Serta pribadi yang berkutat pada masalah dan merasa tidak mampu menggunakan solusi yang dibuatnya. 4 Proses Konseling (Tujuan& Tahapan umum Tujuan, yaitu Mengubah situasi atau kerangka acuan; mengubah perbuatan dalam situasi yang problematis, dan menekankan pada kekuatan konseli. Membantu konseli untuk mengadopsi sebuah sikap dan mengukur pergeseran dari membicarakan masalah-masalah pada membicarakan solusi. Mendorong konseli untuk terlibat dalam perubahan dan membicarakan solusi daripada membicarakan masalah. Adapun tahapan, yaitu: ● Membina hubungan, Pada tahap membina hubungan agar mencapai perubahan yang diharapkan, konselor dengan konseli diperlukan jalinan komunaksi yang baik dan kolaboratif. ● identifikasi masalah yang dipecahkan. Tahap ini merupakan salah satu langkah dalam proses konseling yang dapat mengembangkan tujuan dan intervensi yang dapat meningkatkan perubahan. Pertanyaan yang digunakan konselor sehingga membangun komunikasi yang optimis dengan harapan berubah. Teknik yang digunakan konselor pada tahap ini ialah acceptance, summarizing, klarifikation, open question, dan teknik-teknik dasar komunikasi konseling yang lain. Kondisi konseli dapat dipahami secara terperinci dan jelas. Scaling question dapat digunakan untuk mengetahui dasar dari kondisi konseli dan mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan serta kemajuan konseli saat proses konseling ● penetapan tujuan. Tahapan ini konselor mendorong konseli untuk merancang tujuan yang ingin dicapai oleh konseli. Konselor menggunakan teknik miracle question untuk mempromosikan perumusan tujuan dari konseli. Beberapa hal spesifik yang Reza Novita, Suswanti Hendriani, Silvianetri. 2022. Efektivitas TEKNIK konseling mindfulness dalam meningkatkan regulasi emosi siswa di SMPN 6 Padang Panjang. Jurnal Psikodidaktita, Vol 7 (1).


dilakukan konselor antara lain merubah apa yang dilakukan pada saat berada dalam situasi masalah, merubah sudut pandang permasalahan yang dihadapi atau kerangka pikir tentang situasi yang sedang dihadapi, dan mencari kelebihan yang dimiliki oleh konseli untuk memunculkan sumber solusi. ● merumuskan dan mengimplementasikan solusi. Pada tahap ini konselor merancang sebuah intervensi alternatif cara mereaksi masalah dari berbagai bentuk perilaku bermasalah. Startegi konseling digunakan konselor untuk memacu terjadinya perubahan sesuatu meskipun tidak begitu terlihat. Dalam tahap ini konseli diberi kesempatan untuk mengaplikasikan alternatif intervensi untuk menghadapi masalahnya sendiri antar sesi pertemuan dalam konseling ● evaluasi, terminasi, dan tindak lanjut. Teknik yang digunakan pada tahap ini ialah scaling question untuk melihat perubahan yang terjadi pada konseli berdasarkan dengan perbadingan yang terjadi di perubahan awal. Jika permasalahan konseli sudah terselesaikan secara lancer dan efektif maka proses konseling dapat diakhiri. Disini konseli didorong agar menjadi konselor untuk dirinya sedniri dengan harapan mampu menerapkan keterampilannya dalammemecahkan masalah yang dihadapi 5 Peran dan Fungsi Konselor Konselor berperan sebagai “facilitative a comfortable”, membantu klien melihat secara jelas dan objektif dirinya dan tindakan-tindakannya sendiri. Konselor menggunakan perlakuan atau treatment melalui setting peran interaksi.konselor memiliki keahlian dalam proses perubahan, tapi konseli adalah ahli pada apa yang mereka ingin berubah. Tugas konselor adalah menunjukkan klien dalam arah perubahan tanpa mendikte apa yang harus berubah. Sumarwiyah, Edris Zamroni, Richma Hidayati. 2015. Solution Foculed Brief Counseling (SFBC): Alternatif pendekatan dalam keluarga. Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No 2.


6 Teknik Spesifik Teknik: ● Pertanyaan pengecualian (Exception Question). Terapi SFBT menanyakan pertanyaan-pertanyaan exception untuk mengarahkan konseli pada waktu ketika masalah tersebut tidak ada. Exception merupakan pengalaman-pengalaman masa lalu dalam hidup konseli ketika pantas mempunyai beberapa harapan masalah tersebut terjadi, tetapi bagaimanapun juga tetap tidak terjadi. ● Pertanyaan Keajaiban (Miracle Question). Meminta konseli untuk mempertimbangkan bahwa suatu keajaiban membuka suatu tempat untuk kemungkinan-kemungkinan dimasa depan. Konseli di dorong untuk membiarkan dirinya sendiri bermimpi tentang suatu cara/jalan untuk mengidentifikasi jenis-jenis perubahan yang paling mereka inginkan. ● Pertanyaan Berskala (Scalling Question). Scalling Question Memungkinkan konseli untuk lebih memperhatikan apa yang mereka telah lakukan dan bagaimana meraka dapat mengambil langkah yang akan mengarahkan pada perubahan-perubahan yang mereka inginkan. ● Rumusan Tugas Sesi Pertama (Formula First Session Task/FFST). FFST adalah suatu format tugas yang diberikan oleh terapis kepada konseli untuk diselesaikan pada antara sesi pertama dan sesi kedua. Terapis dapat berkata : “ diantara saat ini dan pertemuan kita selanjutnya, saya berharap anda dapat mengamati sehingga anda dapat menjelaskan pada saya pada pertemuan yang akan datang, tentang apa yang terjadi pada (keluarga, hidup, pernikahan, hubungan) anda yang diharapkan terus terjadi” ● Umpan Balik (Feedback). Para praktisi SFBT pada umumnya mengambil waktu 5 sampai 10 menit pada akhir setiap sesi untuk menyusun suatu ringkasan pesan untuk konseli. Ardianti Agustin,Starry Kireida Kusnadi 2019. Pendekatan mindfulness untuk meningkatkan kontrol diri anak berhadapan hukum (ABH). Jurnal Psikologi Volume 17, (2) Diferensiasi dengan teori pendekatan lain Kelebihan dari pendekatan ini adalah Berfokus pada solusi. Treatment terfokus pada hal yang spesifik dan jelas. Penggunaan waktu yang efektif. Berorientasi pada di sini dan sekarang (here and now). Penggunaan teknik-teknik intervensi bersifat fleksibel dan praktis. Menekankan pada singkatnya waktu konseling Fleksibel dan mempunyai banyak riset yang membuktikan keefektifannya Kritik: Pendekatan ini hampir tidak memperhatikan riwayat konseli, sehingga kurang memfokuskan pencerahan.


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A N o Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Pendekatan POST MODERN Terapi Maratif 2 Tokoh Pengembang teori Michael White 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan ● Tetapi naratif memandang bahwa setiap individu adalah ahli mengenai masalah-masalah yang dialaminya. Menurut Ula Horwitch dalam Bagus Takwin (2007: 73) terapi naratif berasumsi bahwa orang memiliki banyak keterampilan, kompetensi, keyakinan, nilai, komitmen dan kemampuan yang membantu mereka mengurangi pengaruh dari masalah yang di alami dalam hidupnya. ● Pribadi Sehat dalam pendekatan Naratif adalah pribadi yang dapat membuat / menginterpretasikan makna yang positif dalam hidup mereka serta dapat membangun alur cerita yang berkembang dengan segala kemampuan dan potensi yang dimilikinya serta untuk mengatasi masalahnya. 1) pribadi sehat Mampu memahami pikiran dan kepercayaan yang bearasal dari ketenangan awal dan interaksi dalam kehidupan.2) Individu yang memahami kehidupan mereka yang tampaknya teratur didalam dan diluar. Yenni Elfira .2021.Terapi naratif: sebuah pendekatan dalam pelayanan bimbingan dan konseling kelompok. Journal of Counseling, Education and Society 2 (1).


3) Individu yang mampu mempromosikan interaksi keluaraga yang sehat dan memberikan pemahaman untuk pembangunan sosial makna dalam kehidupan pribadi. Sedangkan untuk pribadi yang bermasalah dalam pendekatan Narative Therapy adalah; 1) Individu yang tidak dapat mengeksplorasi ke dalam diri mereka sendiri. 2) Individu yang selalu di bayang-bayangi oleh keinginan atau harapan, aspirasi ketakutan dan luka emosional. 3) Individu yang tinggal sebagai akibat narasi pribadi penderitaan, ketakutan, atau tidak berharga. 4 Proses Konseling (Tujuan& Tahapan umum Konseling naratif memiliki tujuan membantu individu mengarang kembali cerita kisahnya, menerapkan kisah ini dalam lingkungan mereka dan menolong seseorang menyelesaikan transisi kehidupannya. Konseling naratif mampu menangani seseorang yang mengalami distressing combination pada kondisi pesimis hebat, keraguan atas dirinya, mudah marah, lalai, ketidak pedulian, gelisah, cemas dan beberapa perasaan yang menunjukan masalah depresi yang dialami. Tahap-tahap proses konseling konseling naratif menurut Wolter, dkk (2006:167) adalah sebagai berikut : ● Eksternalisasi masalah: Pemberian nama pada masalah, dan enggunakan eksternalisasi bahasa ● Memetakan pengaruh dari masalah dalam kehidupan seseorang: Pertanyaan pengaruh relatif ● Memetakan pengaruh kehidupan seseorang terhadap pengembangan masalah: Pertanyaan hasil unik, Pertanyaan akun unik, Pertanyaan deskripsi ulang yang unik, Pertanyaan kemungkinan unik, Pertanyaan sirkulasi unik, dan Pertanyaan historis hasil unik. Prias Hayu Purbaning Tyas. 2015. Pendekatan Naratif Dalam Konseling Rasional Emotif Behavior Terapi (REBT) untuk mengelola emosi. jurnal Fokus Konseling. vol 2 No 5. 5 Peran dan Fungsi Konselor Konselor pada pendekatan terapi naratif dipandang sebagai fasilitator aktif dengan penuh kepedulian, minat, rasa ingin tahu yang penuh hormat, keterbukaan, empati, kontak, dan bahkan Prias Hayu Purbaning Tyas.


daya tarik dipandang sebagai kebutuhan relasional. Konselor pada pendekatan terapi naratif mengasumsikan klien adalah ahli dalam hal apa yang dia inginkan dalam hidup (Corey 2012). Lebih lanjut konselor terapi naratif membangkitkan harapan klien dengan cara meninjau kembali asal-usul dari beberapa kejadian yang mungkin terlupakan baik sifatnya positif maupun yang menyakitkan dengan cara menulis kembali (Abels and Abels 2001). Konselor percaya bahwa klien memiliki kemampuan, bakat, niat positif, dan pengalaman hidup yang dapat menjadi katalis untuk kemungkinan tindakan baru. Konselor menunjukkan keyakinan bahwa kekuatan dan kompetensi ini dapat diidentifikasi, bahkan ketika klien mengalami kesulitan untuk melihatnya (Corey 2012). Pendekatan naratif memandang bahwa klien sebagai makhluk yang menilai dan menginternalisasikan diri sendiri dengan menciptakan cerita kehidupannya (Combs and Freedman 2012). 2015. Pendekatan Naratif Dalam Konseling Rasional Emotif Behavior Terapi (REBT) untuk mengelola emosi. jurnal Fokus Konseling. vol 2 No 5. 6 Teknik Spesifik Teknik: ● Eksternalisasi Masalah: Yaitu proses memisahkan klien dari identifikasi masalahnya, sehingga sumber-sumber daya klien dapat difokuskan kepada upaya untuk mengatasi situasi (seperti kekacauan). Perasaan (seperti depresi). Ketika klien memandang dirinya sebagai bagian dari masalah, maka dia mengalami keterbatasan dalam menemukan cara yang dapat mengatasi masalah tersebut secara efektif. Namun ketika klien memandang masalah tersebut berada diluar dirinya, maka dia dapat membangun hubungan dengan masalahnya secara rasional ● Predicting Setbacks: Yaitu memprediksi kemunduran, sehingga klien dapat memikirkan tentang apa yang dia akan lakukan jika dihadapkan kepada kesulitan/masalah ● Reauthoring: Yaitu menulis ulang cerita/kisah kehidupan. Klien dapat menjadi reauthor kehidupannya, dan konselor mengundang klien untuk menulis cerita kehidupan baru melalui unique outcomes, yaitu peristiwa yang tidak dapat diprediksi melalui masalah yang terjadi. ● Raising Dilemmas: Raising dilemmas yaitu memunculkan dilemma, sehingga klien dapat menguji aspek-aspek masalah yang mungkin terjadi sebelum kesulitannya meningkat. Makalah


Diferensiasi dengan teori pendekatan lain Pendekatan naratif telah banyak berkontribusi kepada peningkatan kualitas konseling, di antaranya adalah : ● Menghilangkan sikap menyalahkan dan membangun dialog dalam upaya memecahkan masalah ● Klien mengkreasi kisah baru dan kemungkinan berperilaku yang baru ● Klien dipersiapkan terlebih dahulu untuk menghadapi kemunduran atau dilemma melalui pertanyaan konselor. Disamping memiliki kekuatan/kelebihan seperti diatas, pendekatan konseling naratif memiliki keterbatasan sebagai berikut : ● Pendekatan ini kurang cocok bagi klien yang tingkat intelektualnya kurang memadai ● Tidak ada norma yang mengatur harus menjadi seperti apa kepribadian klien nantinya ● Pendekatan ini tidak membahas sejarah (latar belakang) masalah klien Makalah


OUTLINE TEORI & PENDEKATAN KONSELING PROGRAM STUDI S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS BENGKULU Nama Mahasiswa : Basranie Azhar NPM : Z1K022015 Kelas : 3A N o Aspek Deskripsi Referensi 1 Nama Teori & Pendekatan Konseling Pendekatan POST MODERN Terapi motivational interviewing 2 Tokoh Pengembang teori William R. Miller, Stephen Rollnick 3 Konsep Dasar: a. Hakikat manusia b. Konsep Kepribadian & Perkembangan ● Motivational interviewing menganggap manusia bersifat konstruktivis. Sehingga, proses konseling didasarkan pada asumsi bahwa manusia benar-benar ingin berubah dan perubahan tersebut tidak terelakkan. Menurut pandangan MI manusia memiliki kekuatan dan kemampuan yang dimaksud dengan motivasi intrinsik. ● Pribadi yang bermasalah dalam pendekatan motivational interviewing adalah ketika terjadi ambivalensi dalam diri mereka. Ambivalensi ini adalah perasaan ambigu yang ada dalam diri konseli, di mana di satu sisi ia menyukai perilakunya namun di sisi yang lain ia juga membenci perilakunya. Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning. 4 Proses Konseling (Tujuan& Tahapan umum Tujuan konseling MI adalah berusaha membangkitkan motivasi intrinsik dan keterlibatan individu dalam perilakunya. Melalui porses konseling diharapkan konseli dapat menginternalisasi motivasi intrinsik untuk melakukan per ubahan dengan mengubah tuntutan eksternal menjadi nilai atau Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of


tujuan pribadi. Inilah tujuan dari wawancara motivasi. Konselor akan mampu membangkitkan motivasi intrinsic individu dengan memunculkan verbalisasi tentang perubahan (change talk) sehingga perubahan yang terjadi berasal dari keinginan konseli pribadi bukan karena tuntutan eksternal. Adaoaun tahapan, yaitu: ● Pembinaan hubungan baik (Engaging). untuk tepat terlibat seseorang dalam interaksi konseling wawancara motivasional menggunakan gaya berpusat pada pribadi yang ramah, menerima, dan benar-benar fokus pada ingin memahami kekhawatiran klien atau masalah, serta nilai-nilai dan tujuan ● Rumuskan Tujuan SpesifikFoFocusing). Konseling wawancara motivasional merupakan bentuk pendekatan untuk mengubah perilaku, berfokus pada membantu klien membuat perubahan yang memecahkan masalah atau mengatasi masalah yang menyebabkan mereka untuk mencari layanan. Konseling wawancara motivasional melibatkan berfokus pada apa yang perlu perubahan-perubahan dan target. ● Memantik Alasan Untuk Berubah (Evoking). Membangkitkan melibatkan pemilihan sendiri motivasi untuk perubahan pada klien, hal ini terjadi ketika ada fokus pada perubahan tertentu dan memanfaatkan ide-ide klien sendiri dan perasaan tentang mengapa dan bagaimana mereka bisa melakukannya. ● Perencanaan (Planning). Ini adalah percakapan tentang tindakan yang dapat mencakup berbagai topik, dilakukan dengan tajam untuk memunculkan solusi klien sendiri, mempromosikan mereka otonomi pembuatan keputusan dan terus menimbulkan dan memperkuat perubahan bicara sebagai rencana yang muncul. Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning. 5 Peran dan Fungsi Konselor Konselor membangkitkan motivasi intrinsic individu dengan memunculkan verbalisasi tentang perubahan (change talk) sehingga perubahan yang terjadi berasal dari keinginan konseli pribadi bukan karena tuntutan eksternal.konselor menempatkan klien sebagai pihak yang bertanggung jawab atas masalahnya dan resistensi untuk mengatasi masalahnya. mendukung efikasi diri ini Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and


berarti konselor mendorong keyakianan klien, dan mendukung perubahan untuk memperbaiki kehidupan klien dan mendorong klien untuk berubah, dengan menggunakan motivasi-motivasi yang diberikan oleh konselor. Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning. 6 Teknik Spesifik Teknik: ● Pertanyaan Terbuka, Pertanyaan teerbuka ini mengundang elaborasi dan berpikir lebih dalam tentang masalah. Pertanyaan terbuka membantu Anda memahami sudut pandang klien Anda dan memunculkan perasaan mereka tentang topik atau situasi tertentu. ● Affirmation, adalah pernyataan yang mengakui kekuatan klien. Hal ini, membantu dalam membangun hubungan dan membantu klien melihat diri mereka menjadi lebih positif. Penggunaan afirmasi dapat membantu klien merasa bahwa perubahan itu mungkin bahkan ketika upaya sebelumnya telah gagal. ● keterampilan untuk melakukan refleks, mendengarkan mungkin keterampilan yang paling penting dalam motivational interview. Untuk dapat mengulang pernyataan klien, petugas harus mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan pasien. ● Rangkuman, kemampuan untuk meringkas secara berkala apa yang telah terjadi dalam sesi konseling. Meringkas terdiri dari pemilihan esensi dari apa yang telah diungkapkan klien dan mengkomunikasikannya kembali Corey, Gerald. 2017. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Tenth Edition. USA: Cengange learning. Diferensiasi dengan teori pendekatan lain Cenderung akan mendorong perubahan pada perilaku yang tahan lama serta berkelanjutan.Teknik konseling motivational interviewing juga sangat menekankan pada aspek kolaborasi antara konselor dan konseli karena selama proses konseling, konselor ataupun konseli tidak boleh ada yang saling menghakimi sehingga konselor cenderung sulit untuk mengendalikan diri dalam memberikan nasihat Makalah


Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.